LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

23
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE KOTA MAKASSAR, PROV SULAWESI SELATAN 17 - 21 DESEMBER 2020 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2020

Transcript of LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

Page 1: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI

KE KOTA MAKASSAR, PROV SULAWESI SELATAN

17 - 21 DESEMBER 2020

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

2020

Page 2: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

2

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI

KE PROVINSI SULAWESI SELATAN

Masa Persidangan II Tahun Sidang 2020-2021

Tanggal 17-21 Desember 2020

I. PENDAHULUAN

A. Dasar Kunjungan Kerja

Pasal 98 Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis

Permusyawaratan rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, sebagaimana yang telah diubah pertama dengan UU Nomor 42

Tahun 2014, dan kedua dengan UU Nomor 2 Tahun 2018 dan ketiga dengan

UU Nomor 13 Tahun 2019 dan Pasal 60 Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun

2020 tentang Tata Tertib mengatur bahwa Komisi dalam melaksanakan tugas

di bidang pengawasan dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, antara lain

dapat mengadakan kunjungan kerja spesifik dalam masa sidang, yang

hasilnya dilaporkan dalam rapat komisi untuk ditindaklanjuti.

Sejalan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut,

kunjungan kerja ini juga dilaksanakan atas Keputusan Pimpinan DPR RI

tentang Penugasan Anggota Komisi I-XI DPR RI untuk melakukan Kunjungan

Kerja dan Leputusan Rapat Intern Komisi VI DPR RI mengenai Sasaran dan

Objek Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI.

Selanjutnya, sesuai dengan Surat Tugas Nomor: ST/033/KOM.VI/DPR-

RI/11/2020 Tanggal 8 Desember 2020, Tentang penugasan Anggota Komisi

VI DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja pada Masa Reses Persidangan

II Tahun Sidang 2020-2021 ke Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Objek Kunjungan Kerja

Objek kunjungan kerja Komisi VI DPR RI adalah sebagai berikut:

1. Kementerian BUMN

2. Kementerian Perdagangan

3. Komisi Pengawas Persaingan Usaha

Page 3: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

3

4. Badan Standarisasi Nasional

5. PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

6. PT Semen Tonasa (Persero)

7. PT Industri Kapal Indonesia (Persero)

8. PT Wijaya Karya (Persero)

9. PT Virama Karya (Persero)

10. PT Angkasa Pura I (Persero)

C. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja

Secara umum maksud dan tujuan kunjungan kerja ini adalah untuk

memperoleh gambaran tentang realisasi pelaksanaan kegiatan yang telah

dilaksanakan dan rencana serta program pembangunan yang akan dilakukan,

terutama yang berkaitan dengan bidang tugas serta lingkup Komisi VI DPR

RI, yaitu Perindustrian, Perdagangan, Koperasi/Usaha Kecil dan Menengah

(UKM), BUMN, Investasi, dan persaingan usaha.

Secara khusus, kunjungan kerja Komisi VI DPR RI ini dimaksudkan untuk

mengetahui perkembangan dan permasalahan yang dihadapi oleh

Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan, Komisi Pengawas

Persaingan Usaha, Badan Standarisasi Nasional, PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero), PT Semen Tonasa (Persero), PT Industri Kapal Indonesia

(Persero), PT Wijaya Karya (Persero), PT Virama Karya (Persero), dan PT

Angkasa Pura I (Persero).

D. Anggota Tim Kunjungan Kerja

Anggota Tim dalam pelaksanaan kegiatan Kunker Komisi VI DPR RI ke

Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut:

Page 4: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

4

II. HASIL KUNJUNGAN KERJA

Hasil Komisi VI DPR RI ke Provinsi Sulawesi Selatan dalam agenda

pertemuan sebagai berikut:

Pertemuan Tim Kunker Komisi VI DPR RI dalam Rapat sesi I dengan Kementerian

BUMN, Kementerian Perdagangan, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Badan

Standarisasi Nasional, PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), PT Semen Tonasa

(Persero), dan PT Industri Kapal Indonesia (Persero)

Sesi I

A. Kementerian Perdagangan RI

Di masa pandemi Covid-19 ini, ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan I

masih mengalami pertumbuhan sebesar 3,07 persen (yoy). Sejalan

dengan tren perbaikan Global dan Nasional, ekonomi Sulawesi Selatan

pada triwulan III 2020 mengalami perbaikan meski masih dalam fase

kontraksi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Selatan

triwulan III 2020 mencapai Rp 133,02 triliun (atas dasar harga berlaku)

dan PDRB harga Konstan mencapai Rp. 86.34 triliun dengan

Perkembangan Laju inflasi bulan November sebesar 1,62 persen (yoy).

Periode Januari-Oktober 2020 ini Realisasi Nilai ekspor Sulawesi Selatan

masih mengalami pertumbuhan 5,16 persen (y on y) dengan total nilai

ekspor sebesar US$. 996,42 juta. Lima komoditas utama Ekspor Sulawesi

Selatan meliputi Nikel; Rumput Laut, Carragenan, Udang Segar dan Mete

Kupas Sebagian besar di ekspor ditujukan ke Negara Jepang, China,

Amerika Serikat, Malaysia, dan Vietnam.

Share Ekspor dari Sektor Pertanian Berkontribusi 19,78%, Sektor Industri

20.10% dan Sektor Tambang 60,13%. Neraca Perdagangan Sulawesi

Selatan periode Januari-Oktober 2020 Surplus Sebesar US$ 340,64 Juta

Page 5: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

5

setara dengan Rp. 4,83 Triliun (Kurs 1 dollar Rp.14.200) dengan Nilai

Ekspor sebesar US$ 996,42 Juta dan dengan dengan Nilai Impor Sebesar

US$ 655,78 Juta.

Sedangkan pada perdagangan dalam negeri, dimana perdagangan antar

pulau Sulawesi Selatan relatif stabil terutama untuk komoditi beras dan

beberapa barang pokok dan penting lainnya. Perdagangan antar pulau

Sulawesi Selatan lebih banyak dikirim ke Indonesia Bagian Timur, seperti

ke Maluku, Maluku Utara, NTB, NTT dan Papua dan Papua Barat.

Demikian juga dengan pengawasan lalu lintas barang yang keluar masuk

di Sulawesi Selatan, seperti barang dilarang, barang terbatas dan barang

bebas berjalan dengan baik. Disamping itu Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan melalui program Prioritas mendorong pembangunan pelabuhan-

pelabuhan ekspor, penumpang feeder untuk menunjang pusat-pusat

pertumbuhan ekonomi dan mengembangkan inter-konektifitas pulau-

pulau Sulawesi Selatan serta mengakselerasi pembangunan moda

transportasi kereta api yang aksesibel.

Dari sektor pasar di Sulawesi Selatan pada masa pandemi covid-19,

Kementerian Perdagangan memberikan bantuan

pembangunan/revitalisasi menggunakan dana Tugas Pembantuan (TP)

untuk 15 pasar rakyat, yang di saat bersamaan mampu memberikan

stimulus di saat pandemi ini berupa penyerapan tenaga kerja dan

penggunaan bahan baku bangunan lokal. Adanya surat edaran Menteri

Perdagangan Nomor 12 tahun 2020 yang mendorong pasar rakyat dapat

tetap beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan.

Di tengah pandemi covid-19, kebutuhan bahan pokok dan kondisi harga

juga harus tetap diperhatikan. Kebutuhan konsumsi gula di Sulsel kurang

lebih mencapai 200.000 ton per tahun. Sementara kemampuan produksi

gula di Sulsel baru bisa mencapai kurang lebih 30%. Namun demikian

kebutuhan gula di Sulawesi Selatan masih bisa ditopang dari pulau Jawa

dan Sumatra dan Impor yang dilakukan pemerintah. Harga gula di

Sulawesi Selatan untuk saat ini relatif stabil sesuai dengan Harga Eceran

Tertinggi (HET) yaitu Rp. 12.500 di retail modern sedangkan di pasar

tradisional rata-rata dijual Rp. 13.000. Pasokan gula telah mencukupi

untuk memenuhi kebutuhan sampai akhir tahun 2020.

Harga daging di Sulawesi Selatan sampai saat ini relatif stabil. Daging

segar di pasar tradisoinal dijual kisaran harga Rp. 100.000 s/d Rp.

110.000 per kg. Sedangkan harga daging beku di retail modern yaitu Rp.

80.000/kg sesuai HET. Harga beras di Sulawesi Selatan stabil. Harga

beras medium dijual kisaran harga Rp. 9.000/kg dengan HET Rp 9.450.

Beras premium dijual kisaran harga Rp. 12.000,- dengan HET Rp.

12.800,-. Persediaan beras lebih dari cukup.

Page 6: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

6

Untuk aktivitas ekonomi online, Aktivitas perdagangan online di provinsi

Sulawesi Selatan terus meningkat, terlihat dari data penduduk dengan

usia diatas 5 tahun yang pernah menggunakan internet dalam 3 (tiga)

bulan terakhir meningkat dari 30.35% di tahun 2017, kemudian 37,09%

ditahun 2018, menjadi 43,91% di tahun 2019 (sumber : BPS). Namun

angka ini masih di bawah rata-rata nasional yang berkisar pada angka

47,69% di tahun 2019. Sementara persentase usaha yang melakukan e-

commerce di Sulawesi Selatan sebesar 11,04 %. Secara volume, jumlah

transaksi e-commerce meningkat signifikan sebesar 77,5% (yoy)

mencapai 2,7 juta transaksi. Peningkatan transaksi e-commerce ini

didukung dengan adanya kebijakan PSBB sehingga kecenderungan

masyarakat untuk berbelanja online meningkat.

Di sisi lain, digitalisasi Pasar Rakyat merupakan salah satu alternatif

dalam menggerakkan perekonomian secara online di pasar rakyat,

bentuk digitalisasi diantaranya yaitu mengurangi pembelanjaan atau

transaksi secara tunai, pemesanan barang kebutuhan pokok melalui

aplikasi telekomunikasi yang dikoordinir oleh pedagang dan penggunaan

e-retribusi yang dapat memberikan transparansi pengelolaan Pasar

Rakyat. Disamping itu digitalisasi Pasar juga dapat berjalan bersama

dengan aktifitas pasar rakyat secara offline. Di Kota Makassar Provinsi

Sulawesi Selatan telah menggunakan layanan digitalisasi pasar yang

menggandeng marketplace berbasis platform yaitu Grab sebagai layanan

mitranya. Layanan ini diperoleh di salah satu Pasar yaitu Pasar Pabaeng

Baeng Kota Makassar. Dengan adanya kemudahan transaksi berbelanja

menggunakan aplikasi ini dapat membantu masyarakat memenuhi

kebutuhan sehari-harinya sehingga dapat mencegah penyebaran Covid

19 di klaster Pasar Rakyat.

B. Komisi Pengawas Persaingan Usaha

Perekonomian Sulawesi Sulatan juga tidak terlepas dari adanya

kompetisi usaha. Hadir nya Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

sangat diharapkan agar dapat mensosialisasikan persaingan usaha yang

sehat kepada pelaku ekonomi di Sulawesi Selatan. Pada dasarnya

Kondisi kompetisi di Sulawesi Selatan secara umum cukup sehat,

beberapa sektor menjadi atensi KPPU Kanwil VI Makassar yaitu sektor

pertanian, perikanan, logistik dan pengadaan barang dan jasa

pemerintah. Permasalahan pada sektor pertanian dan perikanan adalah

masih panjangnya rantai distribusi pada tata niaga komoditas tersebut,

sehingga terjadi harga yang rendah di sisi petani namun ketika sampai di

konsumen akhir haraga nya cukup tinggi. Terkait fenomena ini, sesuai

dengan tugas dan fungsi, KPPU fokus melihat apakah harga yang

terbentuk adalah harga kompetitif dan bukan merupakan harga yang

Page 7: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

7

disetel atau diatur oleh pelaku usaha di pasar. Dalam kegiatan penelitian,

KPPU melihat peranan middle man cukup besar dalam rantai distribusi

dari petani ke industri.

Sosialisasi merupakan salah satu sarana pencegahan yang dilakukan

oleh KPPU. Pada tahun ini, KPPU Kanwil VI Makassar telah

melaksanakan beberapa kali kegiatan sosialisasi yang mengundang

pelaku usaha dan pemerintah sebagai audiensnya, yaitu sebagai berikut:

a. Advokasi Kemitraan dalam Industri Ritel di Makassar (Audiens:

Pelaku Usaha dan Pemerintah) - Advokasi ini dilakukan oleh KPPU

bekerjasama dengan Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi

Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk internalisasi

prinsip kemitraan yang ideal kepada para pelaku usaha ritel di

Makassar. Kegiatan ini dilatarbelakangi adanya kemuhan dari

UMKM tentang sulitnya masuk ke jaringan ritel baik itu ritel modern

berjaringan nasional maupun lokal.

b. Excecutive Meeting: Competition Compliance Program sebagai

Langkah Awal Pencegahan Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha tidak Sehat (Audiens: Pimpinan Perusahaan) - Pelaksanaan

kegiatan ini mempunyai misi khsus yaitu mendorong para pelaku

usaha di Sulawesi Selatan mempunyai program kepatuhan terhadap

norma hukum persaingan usaha, sehingga audiens dalam kegiatan

ini adalah pimpinan perusahaan atau jabatan yang mampu

membuat kebijakan dalam perusahaan.

c. Webinar: Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dalam aspek

Persaingan Usaha Tidak Sehat dan Tindak Pidana Korupsi

(Audiens: Pemerintah (Pokja Pengadaan B/J)) - Pelaksanaan

kegiatan ini dilatarbelakangi dengan masih adanya laporan

masyarakat terhadap persaingan usaha tidak sehat dalam bentuk

persekongkolan tender.

d. Webinar: Kebijakan terhadap Pengaturan dan Penataan Toko

Modern dalam Mewujudkan Persaingan Usaha Sehat (Audiens:

Pemerintah) - Masih banyaknya gejolak sosial terhadap hadirnya

ritel modern berjenis minimarket berjaringan menjadi alasan

dilaksanakannya kegiatan ini.

e. Dialog Virtual: Peran Pemuda dan KPPU dalam Mendorong

Kemitraan yang Sehat untuk Terciptanya Ekonomi Berkeadilan dan

berkemajuan (Audiensi: UMKM di Lingkungan Pemuda

Muhamadiah) - Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan

Pimpinan Wilayah Pemuda Muhamadiah Sulsel yang mempunyai

anggota yang bergerak pada bidang usaha mikro, kecil dan

menengah. Dialog ini untuk memberikan pemahaman terkait dengan

hubungan kemitraan yang ideal antara pelaku usaha besar dengan

UMKM.

Page 8: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

8

Selain sosialisasi yang dijalankan, ada beberapa kasus yang ditangani

oleh KPPU dengan dampak dalam perekonomian di Sulawesi Selatan,

dengan adanya laporan yang masuk dan ditangani oleh KPPU Kanwil VI

Makassar antara lain terkait dengan pengadaan barang dan Jasa

pemerintah (tender), transportasi, dan pertanian. Tantangan yang

dihadapi tentunya terkait ratio sumber daya dan cakupan wilayah Kanwil

VI yang cukup luas yaitu meliputi 10 Provinsi. Dampak ke perekonomian

Provinsi Sulawesi Selatan, diharapkan dengan PBJ yang kompetitif akan

tercipta efisiensi anggaran. Selain itu masyarakat dapat menikmati pilihan

produk dan jasa yang lebih variatif dan tentunya menjaga

masyarakat/konsumen dari eksploitasi harga oleh pelaku usaha.

Solusinya dalam pencegahan beberapa kasus tersebut, KPPU

berkoordinasi dengan Satgas Pangan Polda Sulsel dalam melakukan

pemantauan gejolak bahan pokok di Makassar. KPPU bersama dengan

Polda dan Pemerintah Provinsi juga beberapa kali melakukan Sidak

bahan pokok di Pasar tradisional untuk mengetahui ketersediaan dan

fluktuasi harga. Selain itu, KPPU juga melakukan beberapa kali

koordinasi dengan Penyidik PNS pada Dinas Perdagangan Sulsel

berkaitan dengan keluhan UMKM terhadap sulit masuknya mengakses

Ritel Modern serta masih dikenakannya listing fee.

C. Badan Standarisasi Nasional

Badan Standarisasi Nasional merupakan Lembaga Pemerintah Non

Departemen dengan tugas pokok mengembangkan dan membina

kegiatan standarisasi di Indonesia. Dalam melaksanakan tugasnya, BSN

berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang

Standarisasi Nasional. Tugas dan Fungsi: Pengkajian dan penyusunan

kebijakan nasional di bidang standardisasi nasional; Pengkoordinasian

kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BSN; Pelancaran dan

pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang

standardisasi nasional; Penyelenggaraan kegiatan kerja sama dalam

negeri dan internasional di bidang standardisasi, Penyelenggaraan

pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan

umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian,

keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

Page 9: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

9

Khusus di Makassar, Sulawesi Selatan BSN telah memberikan

Pendampingan Penerapan SNI kepada UMKM, Organisasi, LPK, dan

Industri. Melalui Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN Sulawesi Selatan,

dengan tahapan pendampingan sebagai berikut:

a. Identifikasi awal;

b. Set up sistem;

c. Implementasi data dan Pendampingan Audit Internal;

d. Pengajuan Permohonan Sertifikasi oleh UMKM, Pendampingan

tindakan perbaikan; dan

e. Penyerahan Sertifikat SNI.

Berdiri sejak April 2017, berikut ini adalah capaian BSN melalui KLT BSN

Sulawesi Selatan dalam pendampingan Penerapan SNI, antara lain:

a. UMKM: Tahun 2017-2020 sudah 102 UMKM dibina dan 13 UMKM

mendapatkan sertifikasi.

b. Industri: Tahun 2017-2020 sudah 15 Industri dibina dan 1

mendapatkan sertifikasi.

c. Organisasi: Tahun 2017-2020 sudah 50 organisasi dibina dan 1

mendapatkan sertifikasi.

d. LPK: Tahun 2017-2020 sudah 95 LPK dibina dan 5 yang PRL.

Sementara untuk target BSN di Tahun 2020, BSN mentargetkan 1700

Stakeholders: 40 UMKM, & UMKM ber SNI dan Fasilitasi 10 Industri, 5

Organisasi ber SNI dan 650 SDM, 2 LPK Tambah Lingkup dan 4 KKN

Page 10: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

10

Tematik, 3 Pembina UMKM dan 150 SNI terjual, serta 1 RSNI dan 15

Peserta SNI Award.

Namun sejalan dengan target tersebut, capaian BSN Tahun 2020 sudah

mendekati target awal.

Di sisi lain, guna memperkenalkan manfaat produk yang tersertifikasi,

BSN melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang bertujuan

memberikan edukasi mengenai pentingnya dan manfaatnya jika produk

yang berada di pasaran sudah tersertifikasi. Salah satunya adalah

dengan pembuatan materi promosi dan edukasi dalam bentuk video role

model UMKM penerap SNI. Di tengah situasi Pandemi Covid-19, BSN

melakukan kegiatan edukasi SPK melalui webinar dengan tema kegiatan

masing-masing yang berbeda.

Terlepas dari hal di atas, langkah BSN di tengah Pandemi Covid-19

adalah menyediakan APD dan alat penunjang Kesehatan di Rumah Sakit

Daerah, antara lain:

1. Kerjasama dengan PT IAPMO U.S. menyalurkan bantuan APD ke

BBLK Makassar yang merupakan laboratorium rujukan pengujian

covid-19 secara nasional wilayah Indonesia Timur berupa baju hazmat,

masker medis dan sabun cuci tangan, selain itu juga memberikan

bantuan pembagian masker kain sebanak 1200 buah ke warga

kelurahan Untia dan tempat cuci tangan portable di kelurahan Untia

sebanyak 2 unit.

2. Mengadakan sosialisasi ke Rumah Sakit (RS Wahidin, RS Unhas, RS

Labuang baji, RS Haji) terkait penerapan SNI Manajemen Biorisk

Laboratorium untuk lab uji covid-19.

Page 11: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

11

3. Mengadakan sosialisasi ke POLDA Sulawesi Selatan terkait

penerapan SNI serta konsultasi dan menjadi tenaga ahli dalam

penindakan penerapan SNI wajib.

4. Memfasilitasi pelaku usaha produsen masker kain untuk SNI namun

masih tahap awal dengan PT. Amura Pratama.

D. Kementerian BUMN RI

Pada sektor BUMN di Sulawesi Selatan, kunjungan kerja reses Komisi VI

DPR RI berfokus pada transportasi laut yaitu PT Pelindo IV (Persero) dan

PT Industri Kapal Indonesia (Persero) serta PT Semen Tonasa.

1. PT Pelindo IV (Persero)

PT Pelindo IV (Persero) mengelola 24 Pelabuhan Komersial dan

beberapa Tersus/TUKS yang berada pada 11 Propinsi di Kawasan

Timur Indonesia, serta leader dari pelayanan jasa kepelabuhanan di

Kawasan Timur Indonesia. Segmen usaha dan kegiatan utamanya

adalah Pelayanan Jasa Kapal, Pelayanan Jasa Barang, Pelayanan

Penumpang, dan Jasa lainnya seperti pengusahaan tanah, bangunan

dan listrik, dan jasa terkait lainnya. Dari sisi perkembangan kegiatan

operasional PT Pelindo IV (Persero), Arus kunjungan kapal dalam 4

tahun terakhir mengalami pertumbuhan + 6,55 % dal Call dan 10,25

% dalam GT, kondisi ini dipengaruhi oleh semakin meningkatnya

kegiatan pelayanan kapal yang dilaksanakan oleh PT Pelindo IV

(Persero) pada Tersus/TUKS, sementara arus penumpang

mengalami pertumbuhan + 7,25 %, yang didominasi oleh kegiatan

penumpang dari dan KTI. Kemudian arus barang mengalami

pertumbuhan negative sebesar – 4,10% karena adanya peralihan dari

barang konvensional ke petikemas dan arus petikemas mengalami

pertumbuhan yang cukup baik yaitu + 6,29 % hal ini seiring dengan

semakin baiknya fasiltas kepelabuhanan pada PT Pelindo IV

(Persero).

Page 12: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

12

Di sisi lain, kondisi keuangan perusahaan secara khusus di Provinsi

Sulawesi Selatan dalam pandemi covid-19 masih cukup baik, sampai

dengan Triwulan III Tahun 2020 jumlah pendapatan yang diperoleh

Perseroan adalah sebesar Rp. 2,681 Triliun dengan total beban Rp.

2,490 Triliun, dengan jumlah laba sebelum pajak sebesar Rp. 190,213

Miliar. Diharapkan realisasi laba sebelum pajak tahun 2020 sebesar

Rp. 374,199 Miliar dapat tercapai. Jumlah kas seroan sampai dengan

Triwulan III Tahun 2020 adalah sebesar Rp. 694,813 Miliar, dan

diharapkan terus mengalami peningkatan sampai dengan akhir tahun.

Sedangkan untuk total aset pada 30 September 2020 mencapai Rp

11,35 T, tumbuh 11,75% atau meningkat Rp 1,19 Triliun jika

dibandingkan realisasi 30 September 2019.

Di tengah Pandemi Covid-19 PT Pelindo IV (Persero) tetap melayani

kebutuhan logistik masyarakat di seluruh wilayah kelolaannya

dikarenakan aktivitas konsumsi masyarakat justru meningkat di

tengah pandemi Covid-19 terutama untuk kebutuhan makan dan

minum, obat-obatan serta kebutuhan penunjang lainnya yang relatif

mengalami peningkatan, meski pemerintah daerah sedang

memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota

Makassar dan beberapa provinsi lainnya di Kawasan Timur Indonesia

(KTI) juga melakukan pembatasan karena pandemi Covid-19. Secara

umum terdapat penurunan di arus barang, baik yang yang melalui

petikemas maupun konvensional. Arus penumpang mengalami

penurunan yang cukup signifikan dikarenakan pada beberapa

Pemerintah Daerah di Kawasan Timur Indonesia belum mengijinkan

dilaksanakannya pelayanan penumpang kapal laut dan untuk saat ini

PT Pelindo IV (Persero) fokus mengembangkan pelayanan dengan

menggunakan Teknologi Informasi.

Page 13: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

13

Untuk mendukung perekonomian di Sulawesi Selatan saat ini PT

Pelindo IV (Persero) sedang melakukan pembangunan Makassar New

Port Tahap IB dan Tahap IC, progress pembangunanya sampai dengan

13 Desember 2020 sudah mencapai 61,70 % dan diharapkan pada akhir

tahun 2021 dapat selesai. Disamping itu juga berasarkan Peraturan

Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas

Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan

Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, terdapat 4 (empat) Proyeks

Strategis Nasional yang berada di bawah pengelolaan PT Pelindo IV

(Persero), yaitu sebagai berikut :

a. Pembangunan Makassar New Port

b. Pengembangan Pelabuhan Hub Internasional Bitung

c. Pengembangan Pelabuhan Sorong Eksisting dan Arar

d. Pengembangan Pelabuhan Teluk Palu (Pantoloan)

2. PT Industri Kapal Indonesia (Persero)

Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kinerja operasional

perusahaan PT Pelindo IV (Persero) namun juga pada PT Industri

Kapal Indonesia (Persero). Perseroan yang merupakan perusahaan

galangan kapal milik Pemerintah Indonesia, menjadi Pusat Industri

Maritim bagi Indonesia timur terutama untuk Kapal Perikanan, Kapal

Penumpang, Ferry (Ro-Ro), Cargo dan setiap industri proyek industri

terkait. Salah satu dari empat Harbours utama di Indonesia untuk

mendukung Pelabuhan Makassar adalah Yard Makassar. Sementara

halaman Bitung adalah untuk mendukung pengembangan sektor

perikanan untuk di bagian utara kepulauan Indonesia Timur (KTI).

Pandemi Covid-19 memberikan tantangan yang cukup berat terhadap

Industri Kapal Indonesia, namun tetap memiliki prospek besar untuk

lebih berkembang seperti China dan Korea Selatan, mengingat

Page 14: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

14

Indonesia memiliki kesempatan emas sebagai negara kepulauan/

negara maritim. Terlepas dari hal tersebut industri galangan kapal

nasional masih kesulitan untuk bersaing dengan perusahaan asing

dalam memproduksi kapal laut. Salah satunya lantaran mayoritas

bahan material industri masih sangat bergantung pada produk impor

dan biaya pengeluaran semakin membengkak akibat terkena bea

masuk. Pemerintah sejak 2016 sebenarnya telah mendorong

berkembangnya industri perkapalan Indonesia. Namun karena

adanya tumpang tindih kebijakan dari berbagai kementerian terkait,

ternyata hasilnya belum efisien dan efektif.

Dalam meningkatkan kinerja keuangan

perusahaan di Sulawesi Selatan, PT

Industri Kapal Indonesia (Persero) melalui

pasar industri memiliki kapasitas masing-

masing, seperti kapasitas IKI Makassar

dengan 170 kapal per tahun dan 16 kapal

per bulan, sedangkan kapasitas IKI Bitung

dengan 50 kapal per tahun dan 6 kapal per

bulan. Sehingga total kapasitas PT IKI

mencapai 220 kapal per tahunnya.

Page 15: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

15

Adapun tantangan PT Industri Kapal Indonesia (Persero) adalah

sebagai berikut:

1. PT. IKI harus memiliki performance untuk pencapaian delivery on

time.

2. Perbaikan & pengadaan Fasilitas & sarana Produksi secara

bertahap sesuai RJPP.

3. Kompetensi SDM terus ditingkatkan.

4. Penguatan Modal Kerja baik Reparasi & Bangunan Kapal Baru.

3. PT Semen Tonasa

PT Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan Timur

Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere,

Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep. Perseroan yang memiliki

kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai

empat unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, III, IV dan V. Keempat unit

pabrik tersebut menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-

masing 590.000 ton semen pertahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton

semen per tahun untuk Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit V.

Berdasarkan Anggaran Dasar, perseroan merupakan produsen semen

di Indonesia yang telah memproduksi serta menjual semen di dalam

negeri dan mancanegara sejak tahun 1968. Proses produksi bermula

dari kegiatan penambangan tanah liat dan batu kapur di kawasan

tambang tanah liat dan pegunungan batu kapur sekitar pabrik hingga

pengantongan semen zak di packing plant. Proses produksi secara terus

menerus dipantau oleh satuan Quality Control guna menjamin kualitas

produksi.

Page 16: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

16

Lokasi pabrik yang berada di Sulawesi Selatan merupakan daerah strategis untuk mengisi kebutuhan semen di daerah Indonesia Bagian Timur. Dengan didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh sembilan unit pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, telah menjadikan perseroan sebagai pemasok terbesar di kawasan tersebut. unit pengantongan semen berlokasi di Palu, Banjarmasin, Bitung, Kendari, Ambon dan Mamuju dengan kapasitas masing-masing 300.000 ton semen per tahun serta di Makassar, Bali, dan Samarinda dengan kapasitas masingmasing 600.000 ton semen per tahun. Pendapatan utama perseroan adalah hasil penjualan Semen Portland (OPC), Semen non OPC yaitu Tipe Komposit (PCC), tersebar di wilayah Sulawesi, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Didukung dengan merek yang sudah terkenal di Kawasan Timur Indonesia, perseroan berusaha secara terus menerus mempertahankan brand image produk dengan menjaga kestabilan pasokan produk di pasar. Selain itu, dukungan sistem distribusi yang optimal juga merupakan unsur kesuksesan penjualan semen. Disamping itu, penjualan ekspor juga dilakukan jika terjadi kelebihan produksi setelah pemenuhan pasar dalam negeri. Sektor semen dari sisi nasional masih over capacity, jika dilihat sampai bulan November 2020 semen nasional masih mengalami tekanan sekitar 10% dan di Kawasan Timur Indonesia yang merupakan daerah pasar Semen Tonasa dampak nasionalnya mengalami tekanan sekitar 3,1%. Sehingga secara langsung berdampak pada kondisi supply Perusahaan, namun ada beberapa strategi yang dilakukan perusahaan dimana pada saat ada penurunan permintaan domestik yang cukup tajam, perusahaan melakukan peningkatkan ekspor dan sampai bulan november pertumbuhan ekspor hingga 20%. Dengan kondisi peningkatan ekspor dari sisi utilisasi pabrik, perusahaan masih bisa berproses sekitar 85%. Sementara jika dilihat secara nasional, rata-rata utilisasi operasi pabrik sekitar 65-70%.

Page 17: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

17

Kondisi Covid-19 sangat besar dampaknya tetapi dengan formulasi strategi yang baik dan kerjasama dengan Kementerian BUMN market share perusahaan di Kawasan Timur Indonesia masih sebagai leader dengan 37,1%. Sementara untuk di Sulawesi Selatan mengalami kontraksi dari sisi ekonomi, meskipun lebih kecil dari kontraksi nasional tetapi berdampak juga dari sektor konstruksi yang jika lihat bahwa di Sulawesi Selatan dimana semen nasional mengalami penerunan sekitar 15% dan pemurunan ini cukup besar untuk di Provinsi Sulawesi Selatan, mengingat di Kawasan Timur, Sulawesi Selatan merupakan daerah yang paling tinggi permintaan semennya. namun PT Semen Tonasa (Persero) dari sisi supplier masih bisa meningkatkan Market Share dari 60% di tahun 2019 dan di tahun 2020 sampai dengan bulan November, perusahaan dapat masih dapat meningkatkan market share hingga 65% meskipun di tengah kondisi pandemic yang sulit. PT Semen Tonasa (Persero) masih bisa meningkatkan porsi market share yang menjadi sebuah representasi kinerja pemasaran. Dari sektor produksi, produksi semen Perusahaan juga masih relatif cukup baik, baik semen maupun klinker yang ditopang oleh peningkatan ekspor. Di tengah Pandemi Covid-19 PT Semen Tonasa (Persero) memiliki program-program untuk masyarakat, yang pertama adalah memberikan bantuan APD kemudian memberikan support sembako kepada Masyarakat yang dilakukan secara bertahap dengan beberapa cara untuk meminimalisir dampak ekonomi dari masyarakat.

Page 18: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

18

Sesi II

Pertemuan Tim Kunker Komisi VI DPR RI dengan PT Wijaya Karya (Persero), PT

Virama Karya (Persero), dan PT Angkasa Pura I (Persero)

Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin adalah bandar udara yang

melayani penerbangan domestik dan internasional untuk daerah

Makassar dan sekitarnya. Bandara ini terletak 30 km dari pusat Kota

Makassar, Sulawesi Selatan, dan mempunyai dua landasan pacu, yang

pertama seluas 3100 m x 45 m dan yang kedua seluas 2500 m x 45 m.

Bandara ini dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I. Seiring dengan

berjalannya waktu, Bandar Udara Sultan Hasanuddin perlu adanya

perbaikan, hal ini terwujud dengan ditunjuknya PT Wijaya Karya (Persero)

oleh PT Angkasa Pura I (Persero) untuk menggarap proyek

pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan,

Tahap I- Stage I- Paket I. Lingkup nya yakni main building, perluasan

terminal sisi selatan, gedung parkir, akses jalan utama terminal yakni

jembatan penghubung, fly over, dan ground road, revitalisasi terminal

exsisting, serta pembuatan halaman landscape mekanikal elektronika

bandara.

Pengembangan Paket 1 dikerjakan oleh WIKA dengan nilai Rp 2,6 triliun.

Adapun Paket 2 terdiri dari pekerjaan pembangunan apron selatan dan

apron timur beserta infrastruktur penunjang. Mitra kontraktor

pengembangan Paket 2 dengan nilai proyek sebesar Rp 464,2 miliar ini

masih dalam proses penetapan. Pada proyek pengembangan ini, terminal

eksisting akan diperluas dari yang saat ini hanya 51.815 meter persegi

dengan kapasitas 7 juta penumpang per tahun menjadi 144.480 meter

persegi dengan kapasitas 15,5 juta penumpang per tahun. Pada masa

Page 19: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

19

pandemi ini, proyek pengembangan bandara tetap dilakukan dengan

penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 yang

ketat. Hal ini merupakan wujud komitmen Angkasa Pura I mengatasi

masalah lack of capacity. Sejauh ini perkembangan proyek berjalan

dengan baik, dimana progress fisik paket I ini mencapai deviasi positif

sebesar 0,93% dan untuk paket II (Pekerjaan perluasan apron) saat ini

sudah terealisasi 100%. Adapun dampak dari hasil pengembangan

bandara terhadap pelayanan publik, sejauh ini masih dapat dikendalikan

dengan baik sesuai dengan target level of service yaitu tercapai 101.3 dari

target 100 dan ACI yaitu tercapai 4.97 dari target 4.96.

Dalam pembangunannya, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh PT

Angkasa Pura I, yaitu pelaksanaan proyek dilakukan pada bandra yang

sedang beroperasi sehingga diperlukan usaha yang komprehensif dalam

berkoordinasi dengan instansi terkait, kemudian pekerjaan proyek

dilaksanakan pada masa Pandemi Covid-19, namun progress pekerjaan

fisik harus sama dengan target yang ditetapkan,dan permasalahan lain

yang dihadapi di tengah Pandemi Covid-19 adalah turunnya pendapatan

AP I secara significant selama masa pandemic, berdampak pada kondisi

finansial untuk menyelesaikan proyek pembangunan dan pengembangan,

serta terhambatnya proses pendatangan SDM dan Material.

Meski begitu ada beberapa strategi PT Angkasa Pura I dalam

menyelesaikan permasalahan tersebut, antara lain dengan:

1. Pekerjaan tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol

kesehatan

2. Pengecekan kesehatan secara rutin bagi pekerja dan pegawai

3. Konsolidasi dengan maincon dan subcon terkait kedatangan

material (import) dan progres pekerjaan.

4. Pendampingan pekerjaan proyek oleh PPS Kejaksaan Agung dan

Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan.

5. Melakukan tahapan – tahapan pekerjaan proyek sehingga tidak

mengganggu pelayanan operasional bandara.

6. AP 1 mensiasati kondisi finansial dengan me-reschedule proyek2

pengembangan/pembangunan bandara sejalan dengan pulihnya

kemampuan finansial AP1, terkecuali PSN atau proyek penugasan

dari Pemerintah yang berkaitan dgn peningkatan ekonomi.

Page 20: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

20

Kunjungan ke lokasi proyek Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Sulsel pada

hari kedua Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI

Terlepas dari hal tersebut di atas, proyeksi terhadap kinerja keuangan

perusahaan dengan rampungnya pembangunan Bandara Internasional

Sultan Hasanuddin dengan nilai pembangunan yang kurang lebuh sekitar

3,5 T serta adanya dampal Pandemi Covid-19 yang sudah

diperhintungkan dalam RJPP tahun 2020-2024, maka kinerja Angkasa

Pura I baru akan pulih tahun 2022, sedangkan kinerja Bandara Sultan

Hasanuddin proyeknya akan selesai di Okt 2021 dengan selesai proyek

diharapkan pendapatan meningkat hingga 58.7% dari tahun 2019 secara

bertahap di tahun 2025, kemudian secara profitabilitas tidak meningkat

secara signifikan dikarenakan recoveri pasca covid dan Beban depresiasi

proyek estimasi Rp 100 M/ tahun serta tambahan beban operasional

dikarenkan alat produksi yang bertambah. Tetapi secara Laba/Rugi dari

tahun 2019 meningkat 27,2% di tahun 2025 dan apabila recovery ekonomi

pasca pandemic Covid-19 bisa lebih cepat, maka proyeksi profitabilitas

dapat meningkat lebih cepat.

Selanjutnya, pengembangan Tahap II akan dimulai pada 2024 di mana

pada tahap ini kapasitas penumpang akan bertambah menjadi 21 juta

penumpang per tahun dan kapasitas parking stand menjadi 47 parking

stand. Pengembangan Tahap III akan dimulai pada 2034 dengan

penambahan kapasitas terminal menjadi 30,8 juta penumpang per tahun

dengan 64 parking stand. Sementara pengembangan Tahap IV akan

dimulai pada 2044 dengan kapasitas ultimate terminal mencapai 40 juta

penumpang per tahun dengan 78 parking stand.

Kendati demikian, PT Wijaya karya (Persero) yang mendapatkan tugas

dari AP I juga memiliki beberapa kendala yang dihadapi di lapangan,

dalam pembangunan Bandar Udara Sultan Hasanuddin, sebagai berikut:

Page 21: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

21

Jalan Tol Layang A.P. Pettarani

Di lain sisi, PT Virama Karya (Persero) juga memiliki tugas yang sama

untuk membangun proyek jalan toll layang A.P. Pettarani (Ujung Pandang

Seksi 3) yang dapat menyambungkan antar pusat bisnis, infrastruktur dan

transportasi, serta dapat meningkatkan perekonomian dan efisiensi waktu

tempuh kendaraan, khususnya di Sulawesi Selatan. Pembangunan ini

mempunyai nilai investasi sebesar Rp2,243 Triliun dengan kontrak

penyelesaian Toll layang A.P. Pettarani hingga 30 September 2020,

sedangkan penyelesaian jalan Arteri A.P. Pettarani hingga 31 Desember

2020. Konstruksi jalan tol layang terdiri dari 74 pier pada jalan utama, 55

pier pada ramp dengan jumlah box girder sebanyak 2.752 unit dan 78 PCU

girder.

Hingga saat ini pekerjaan toll laying A.P. Pettarani (Atas) progresnya

sudah 100% sedangkan pekerjaan pengembalian kondisi jalan Arteri A.P.

Pettarani sudah mencapai 65%. Pengembalian kondisi Jalan A.P.

Pettarani berupa pengaspalan, pembersihan drainase, pembangunan

pedestrian dan penyediaan lajur sepeda. Khusus untuk Pekerjaan Jalan

Toll Layang A.P. Pettarani telah dilakukan uji laik jembatan serta uji laik

fungsi oleh Kementerian PUPR, kementerian Perhubungan dan Korlantas

Polri. Jalan tol yang juga disebut Jalan Tol Ujung Pandang Seksi 3 ini

dirancang sepanjang 4,3 kilometer dan Jalan tol yang akan menjadi ikon

baru masyarakat Sulawesi Selatan khususnya Kota Makassar ini akan

melengkapi ruas tol yang sebelumnya telah hadir di Kota Deang, yakni

Seksi I, 2 dan 4.

Page 22: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

22

Kunjungan Lapangan Tim Kunker Komisi VI DPR ke Tol Layang A.P. Pettarani tetap

dilakukan meski hujan turun.

Meski di tengah pandemi Covid-19, pengerjaan proyek Jalan Tol Layang

A.P. Pettarani terus dilakukan dengan tetap mematuhi standar Sistem

Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (SMK3) serta protokol

pencegahan Covid-19 yang diterapkan secara disiplin dan ketat.

Manajemen Perusahaan selalu memastikan penerapan prosedur mulai

dari tahapan pencegahan dan penanganan Covid-19 di seluruh unit kerja

proyek yang terus diperbarui seiring dengan perkembangan data kasus

terkini. Jalan Tol Layang A.P. Pettarani ini merupakan perpanjangan dari

Jalan Tol Seksi I dan II serta tidak ada penambahan gerbang tol baru.

Transaksi pembayaran tol akan dilakukan pada empat Gerbang Tol BMN

yang ada, yaitu Gerbang Tol Cambaya, Kalukubodoa, Parangloe dan Tallo

Timur. Saat dioperasikan pada bulan Oktober 2020 mendatang,

Manajemen masih memberlakukan tarif lama untuk ke-empat gerbang tol,

sebesar Rp4.000 bagi kendaraan golongan I. Pemberlakuan tarif ini

berlaku hingga Januari 2021. Pada Bulan Februari 2021, akan ada

penyesuaian tarif yang akan ditetapkan melalui keputusan Menteri PUPR

yang diestimasi menjadi Rp9.500.

Page 23: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VI DPR RI KE …

23

III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Komisi VI DPR RI menerima penjelasan dari Kementerian BUMN,

Kementerian Perdagangan, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Badan

Standarisasi Nasional, PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), PT Semen

Tonasa (Persero), PT Industri Kapal Indonesia (Persero), PT Wijaya Karya

(Persero), PT Virama Karya (Persero), dan PT Angkasa Pura I (Persero)

terkait kinerja perusahaan di tengah Pandemi Covid-19.

2. Komisi VI DPR RI meminta kepada Kementerian BUMN, Kementerian

Perdagangan, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Badan Standarisasi

Nasional, PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), PT Semen Tonasa

(Persero), PT Industri Kapal Indonesia (Persero), PT Wijaya Karya (Persero),

PT Virama Karya (Persero), dan PT Angkasa Pura I (Persero) untuk

meningkatkan sinergi dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dalam

mengembangkan usahanya di Provinsi Sulawesi Selatan

3. Komisi VI DPR RI menerima penjelasan dari PT Angkasa Pura I (Persero)

untuk memasukkan Pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar

sebagai Proyek Strategis Nasional, mengingat cukup besarnya nilai proyek

dengan kompleksitas pekerjaan yang tinggi serta melihat pentingnya

keberadaan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar dalam

mendukung perekonomian khususnya Provinsi Sulawesi Selatan dan

Kawasan Timur Indonesia.

4. Komisi VI DPR RI akan menyampaikan aspirasi dari Kementerian BUMN,

Kementerian Perdagangan, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Badan

Standarisasi Nasional, PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), PT Semen

Tonasa (Persero), PT Industri Kapal Indonesia (Persero), PT Wijaya Karya

(Persero), PT Virama Karya (Persero), dan PT Angkasa Pura I (Persero)

terkait kendala yang dihadapi perusahaan pada sat rapat kerja dengan

Menteri terkait yaitu Menteri BUMN.

IV. PENUTUP

Demikian laporan kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Provinsi Sulawesi

Selatan dalam rangka pengawasan kinerja operasional Perusahaan di tengah

pandemic Covid-19 dan peninjauan proyek-proyek pembangunan Jalan Toll

Layang A.P. Pettrani dan pembangunan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar

pada masa Persidangan II Tahun Sidang 2020-2021. Kami mengharapkan

berbagai data dan informasi yang diperoleh dalam laporan ini dapat menjadi

bahan pertimbangan serta ditindaklanjuti dalam rapat-rapat Komisi VI DPR RI.

Ketua Tim Kunker Reses Komisi VI DPR RI

Ke Provinsi Sulawesi Selatan

MOHAMAD HEKAL, MBA (A-103)