RESES MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG …€¦ · laporan kunjungan kerja komisi vii dpr ri ke...

23
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI SULAWESI UTARA RESES MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2016-2017 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2017

Transcript of RESES MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG …€¦ · laporan kunjungan kerja komisi vii dpr ri ke...

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VII DPR RI

KE PROVINSI SULAWESI UTARA

RESES MASA PERSIDANGAN IV

TAHUN SIDANG 2016-2017

KOMISI VII

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2017

BAB I

PENDAHULAN

A. LATAR BELAKANG

Provinsi Sulawesi Utara Provinsi yang memiliki sumber daya alam melimpah

sehingga sektor pertanian, perkebunan, kehutangan, dan pertambangan berkembang

cukup baik.

Sektor pertambangan di Sulawesi Utara mencapai luasan sekitar 517.825,38

hektar atau setara dengan 33 persen luas wilayah Sulawesi Utara yaitu 1.527.216

hektar. Kegiatan usaha pertambangan yang dominan di Sulawesi Utara adalah

pertambangan emas, pasir besi, bijih besi, mangan, nikel, dan batuan galian C.

Penguasaan wilayah pertambangan terbesar berada di Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara seluas 83.058,97 hektar, disusul Kabupaten Minahasa Selatan

48.841,30 hektar, Kabupaten Kepulauan Talaud 47.918 hektar, dan Bolaang

Mongondow Timur seluas 36.648,32 hektar. Kabupaten Minahasa 31.585,99 hektar,

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 31.150,72 hektar, Kabupaten Minahasa

Tenggara 26.965,81 hektar, serta Kabupaten Bolaang Mongondow 13.598,64 Ha.

Dari 144 IUP yang dikeluarkan Pemerintah Kota/Kabupaten di Sulawesi Utara, 62

di antaranya merupakan IUP untuk produksi emas. Sisanya 19 IUP untuk Pasir besi,

56 IUP batuan, 1 Nikel dan 1, Bijih besi. Saat ini perusahaan tambang yang berstatus

Clear and Clean sebanyak 46 IUP dan ada 6 perusahaan pemegang kontrak karya.

Luas wilayah usaha pertambangan yang mencapai 33% berpengaruh

signifikan terhadap lingkungan. Ini terjadi di Pulau Bangka, pulau kecil yang luasnya

hanya 4.800 Ha dimana di pulau itu beroperasi perusahaan tambang PT Mikgro Metal

Perdana (MMP) dengan wilayah usaha pertambangan menapai 2000 ha telah

mengganggu kehidupan warga pulau kecil tersebut. Dampak negatif dari opeasi PT

MMP yaitu, hilangnya Sumber pendapatan masyarakat di laut dan darat, hilangnya

sumber air bersih, dan kerusakan hutan mangrove.

Selain pertambangan mineral Sulawesi Utara menyimpan potensi panas

bumi. Potensi panas bumi di Provinsi Sulawesi Utara tersebar di beberapa

Kabupaten/Kota antara lain Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung, Kota Tomohon,

KabupatenMinahasa, Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kota Kotamobagu. Energi

panas bumi di Sulawesi Utara cukup besar. Cadang terbukti mencapai 578 MWE dan

kapasitas terpasang sebesar 580 MWE.

PT Pertamina Hulu Energy mengoperasikan PLTP Lahendong 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. total

kapasitas PLTPB Lahendong 120 MW, yang mana setara untuk memenuhi kebutuhan

listrik untuk sekitar 240.000 keluarga di Minahasa, Sulawesi Utara. PLTP ini dibangun

dengan total investasi 282,07 juta dollar AS dengan pendanaan Subsidiary Loan

Agreement (SLA) dari Bank Dunia (World Bank) melalui pemerintah Indonesia. Listrik

yang dihasilkan dari PLTP Lahendong akan masuk ke dalam sistem grid

SULUTENGGO (Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo) yang daya mampunya

mencapai 320 MW dan kebutuhan listrik sebesar 340 MW.

Kelistrikan di Sulawesi Utara diwarnai dengan pencabutan subsidi untuk

147.762 pelanggan R1/900 volt terhitung sejak tahun 2017. penyesuaian tarif listrik

bagi pelanggan 900 watt dilakukan berdasarkan pemadanan data yang dilakukan Tim

Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dengan PT PLN

(Persero) sepanjang tahun 2016. Penyesuaian tarif listrik bagi pelanggan 900 watt

dilakukan berdasarkan pemadanan data yang dilakukan Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dengan PT PLN (Persero) sepanjang tahun

2016.Namun demikian sampai saat ini di Sulawesi Utara masih ada 30.131 pelanggan

R1/900 volt ampere di Sulut yang menikmati tarif listrik yang disubsidi pemerintah

Angka ini setara dengan 16,93 persen dari total pelanggan R1/900 volt ampere yang

ada di Sulawesi Utara.

Masalah kelistrikan lainnya adalah Masalah utang penerangan jalan umum

(PJU) Pemerintah Kabupaten Minahasa terhadap Perusahaan Listrik Negara (PLN)

Suluttenggo. Menurut informasi yang diperoleh Komisi VII DPR RI, utang tersebut

sudah bertambah menjadi Rp 8,1 Miliar sejak tahun 2014, dan dampaknya PLN

memutuskan aliran listrik PJU di beberapa titik.

Masalah lingkungan di Sulawesi Utara juga perlu mendapatkan perhatian.

permasalahan banjir yang terjadi di Kota Manado disebabkan pendangkalan Danau

Tondano, alihfungsi lahan di sekitar DAS Tondano, kurangnya kesadaran masyarakat

untuk membuang sampah pada tempatnya, reklamasi pantai dan masalah wilayah

resapan air yang semakin berkurang. Selain itu Tata kelola lingkungan di Bitung perlu

mendapat perhatin. Pada awal tahun 2017 Banjir bandang menerjang empat

kecamatan yang ada di Kota tersebut, padahal kejadian serupa baru terjadi

pertengahan Januari 2017 lalu menerjang empat kecamatan.

Permasalahan yang lain adalah penolakan warga di desa Tiberias Kabupaten

Bolaang Mongondow Sulawesi Utara terhadap perusahaan sawit PT Malisya

Sejahtera karena menurut mereka operasi perusahaan tersebut menimbulkan

dampak pencemaran lingkungan juga menghilangkan pekerjaan warga sebagai

petani. Selain itu PT Malisya Sejahtera ingin menguasai sekitar 177,7 HA lahan tanah

milik negara untuk kebun sawit.

Masalah yang hampir dialami oleh semua daerah adalah distribusi gas elpiji 3

kg. Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara merasakan kelangkaan elpiji dimulai di

awal tahun 2017. Menurut Pemerintah Daerah

Di awal tahun ini kelangkaan elpiji mulai dirasakan warga Minahasa Utara. Makanya,

Pemkab Minut sangat menyayangkan sikap Pertamina yang dinilai kurang

berkoordinasi dengan pemerintah daerah, sehingga kelangkaan elpiji ukuran 3

kilogram (kg) masih saja terjadi. Untuk mengawasi ketersediaan elpiji di agen hingga

pangkalan supaya tidak terjadi kelangkaan, perlu dilaksanakan penertiban

penggunaan tabung gas ukuran 3 Kg.

Di Minahasa Utarasendiri memiliki 4 agen elpiji bersubsidi yakni PT Anugrah Lestari

(146 pangkalan), PT Elpiji Kawan Sejahtera (36 pangkalan), PT Tonsea Jaya Gas (74

pangkalan) dan PT Anita Kumajas sebanyak (53 pangkalan). Adapun penyaluran

tabung elpiji di Minut yang tersebar di pangkalan setiap minggunya berjumlah 40.320

tabung dengan penyaluran tiap bulan 201.600 tabung. Untuk mengatasi kelangkaan

gas rumah tangga PT Pertamina (Persero) terus memperluas penyebaran tabung

Bright Gas 5,5 kg di pasar Sulawesi Utara. Sepanjang 2017, Pertamina menargetkan

penjualan hingga 150 ribu tabung baru, untuk meningkatkan penetrasi bahan bakar

gas nonsubsidi ini ke masyarakat.

B. DASAR HUKUM

Dasar Hukum pelaksanaan kunjungan Komisi VII DPR RI adalah:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan

Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah.

2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014

tentang Tata Tertib.

3. Keputusan Rapat Intern Komisi VII DPR RI tentang Agenda Kerja Masa

Persidangan IV Tahun Sidang 2015-2016.

B. MAKSUD DAN TUJUAN KUNJUNGAN KERJA

Maksud diadakannya Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi Sulawesi

Utara adalah dalam rangka menyerap aspirasi dan melihat secara langsung

perkembangan di daerah khususnya pengelolaan energi dan sumber daya

mineral, lingkungan hidup serta riset dan teknologi.

Adapun tujuan kunjungan kerja ini adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan informasi dan melihat secara langsung perkembangan sektor

energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup serta riset dan teknologi;

2. Mengetahui berbagai persoalan dan masalah yang dihadapi di Provinsi

Sulawesi Utara khususnya di sektor energi dan sumber daya mineral,

lingkungan hidup serta riset dan teknologi;

3. Mengetahui tingkat efektivitas peran yang dilakukan oleh Pemerintah dan

pemerintah daerah dalam mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi oleh

masyarakat di daerah.

4. Secara khusus, fokus perhatian kunjungan kerja ke Provinsi Sulawesi Utara

pada kesempatan ini pada sektor penyediaan energi dan masalah kelisitrikan,

pertambangan emas, dan pengelolaan lingkungan.

C. WAKTU, LOKASI KUNJUNGAN DAN AGENDA KEGIATAN

Kegiatan kunjungan kerja Komisi VII DPR RI direncanakan akan dilaksanakan

pada tanggal 14 sampai dengan 17 Mei 2017 dengan lokasi tujuan kunjungan ke

Provinsi Sulawesi Utara.

Sedangkan agenda kegiatan Kunjungan Kerja adalah melakukan pertemuan

dengan pihak yang terkait di daerah dan meninjau langsung ke lokasi, dengan

agenda sebagai berikut:

1. Pertemuan dengan Gubernur dan DPRD Prov Sulawesi Utara beserta

jajarannya, Bupati dan Walikota di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi

Utara, Dirjen Migas, Dirjen Minerba, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian

ESDM, BLH Kementerian LHK, Kementerian Ristek & Dikti, PT Pertamina

(Persero).

2. Pertemuan dengan Direksi PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Geaothermal

Energy dan jajaranya terkait dengan Peninjauan PLTP Lahendong .

3. Pertemuan dengan PT J. Resources Bolang Mongondow. PT Meares Soputan

Mining, dan PT Tambang Tondano Nusajaya, Pemda terkait, Dirjen Minerba

KESDM, Deput KLHK.

D. SASARAN DAN HASIL KEGIATAN

Sasaran dari kegiatan kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi Sulaesi Utara

adalah melihat langsung untuk memperoleh informasi terkait dengan bidang Energi

dan Sumberdaya Mineral (ESDM), Lingkungan Hidup (LH), serta Riset dan

Teknologi (RISTEK) serta ketenagalistrikan.

Hasil kegiatan kunjungan Komisi VII DPR RI diharapkan bisa menjadi rekomendasi

untuk ditindaklanjuti dalam rapat-rapat Komisi VII DPR RI dengan mitra terkait,

khususnya dalam melaksanakan fungsi legislasi, pengawasan dan anggaran.

E. METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan kunjungan lapangan Komisi VII DPR RI dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan (menghimpun data dan informasi awal sebagai informasi sekunder,

koordinasi dengan pihak terkait, dan persiapan administrasi kegiatan)

2. Pelaksanaan kegiatan, dilakukan pertemuan dengan berbagai instansi dan

melihat langsung objek kunjungan.

3. Pelaporan, berisi seluruh rangkaian kegiatan dan hasil kegiatan beserta

rekomendasinya.

4. Pembahasan dan tindaklanjut hasil-hasil kunjungan lapangan pada rapat-rapat

Komisi VII DPR RI.

F. ANGGOTA TIM KUNJUNGAN LAPANGAN

Kunjungan kerja ini diikuti oleh Anggota Komisi VII DPR RI, yang merupakan

representasi dari tiap-tiap fraksi, sebagai berikut:

No Nama No.

Angg

Fraksi Jabatan

1 Ir. H. Mulyadi A-403 P.Demokrat Ketua Tim

2 Ir. S.W. Yudha, M.Sc A-290 P. Golkar Wk K Tim

3 Ir. H. Daryatmo Mardiyanto A-170 PDIP Anggota

4 Mercy Chriesty Barends, ST A-228 PDIP Anggota

5 Tony Wardoyo A-231 PDIP Anggota

6 Falah Amru A-203 PDIP Anggota

7 Nazarudin Kiemas A-134 PDIP Anggota

8 Yulian Gunhar A-136 PDIP Anggota

9 Eni Maulani Saragih A-291 P. Golkar Anggota

10 Ir. Harry Poernomo A-358 P. Gerindra Anggota

11 Aryo P.S Djojohadikusumo A-342 P. Gerindra Anggota

12 Muhammad Nasir A-405 P.Demokrat Anggota

13 H. Mat Nasir S.Sos A-438 P.Demokrat Anggota

14 H. Totok Daryanto, SE A-489 PAN Anggota

15 Bara K. Hasibuan A-500 PAN Anggota

16 Peggi Patricia Pattipi A-83 PKB Anggota

17 Zulkifliemansyah A-116 PAN Anggota

18 Kurtubi A-26

P.Nasdem Anggota

19 Muhammad Farid Al Fauzi A-555 P. Hanura Anggota

BAB II

LOKASI KUNJUNGAN KERJA

Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi Sulawesi Utara terletak di jazirah

utara Pulau Sulawesi dan merupakan salah satu dari tiga provinsi di Indonesia yang

terletak di sebelah utara garis khatulistiwa. Dua provinsi lainnya adalah Provinsi

Sumatera Utara dan Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Dilihat dari letak geografis

Provinsi Sulawesi Utara terletak pada 0°LU – 3°LU dan 123°BT – 126° BT.

Sulawesi Utara merupakan sebuah provinsi yang beribukota Manado,

mempunyai 15 Kabupaten/kota yakni Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten

Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten

Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan

Siau Tagulandang Biaro, Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Minahasa,

Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa

Utara, Kota Bitung, Kota Kotamobagu, Kota Manado dan Kota Tomohon. Provinsi

Sulawesi Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi, Republik Philipina dan Laut

Pasifik disebelah utara serta Laut Maluku di sebelah timur. Batas sebelah selatan dan

barat masing-masing adalah Teluk Tomini dan Provinsi Gorontalo. Luas Wilayah

Sulawesi Utara tercatat 15.273 km2 yang terbagi atas 11 kabupaten dan empat kota.

Peta Provinsi Sulawesi Utara

BAB III

PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA

Pelaksanaan kunjunga kerja Komisi VII DPR RI reses masa persidangan IV

tahun sidang 2016 – 2017 diselenggarakan antara tanggal 14 – 17 Mei 2017 dengan

agenda pertemuan sebagai berikut:

3.1. Pertemuan dengan Gubernur Sulawesi Utaraa dan jajarannya

Pertemuan dengan Gubernur Provinsi Sulawesi Utara, Bupati dan walikota di

lingkunga provinsi Sulawesi Utara, Bapedalda, PT Pertamina (Persero). Kementerian

ESDM, Dirjen Minerba, Dirjen Migas, Dirjen Pegelolaan Sampah, Limbah & B3

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kementerian Ristek & Dikti.

Gubernur Sulawesi Utara mengungkapkan permasalahan yang ada di Provinsi

Sulawesi Utara.

Tentang pertambangan pasir besi di pulau Bangka yang bermasalah akibat

dari beroperasinya kegiatan petambangan PT Mikgro Metal Perdana (PT

MMP). Selain itu juga operasi pabrik semen yang belum memenuhi ijin dari

pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.

Operasi Pabrik Semen yang tidak berijin Ini terkait dengan kegiatan PT.Conch

North Sulawesi bekerjasama dengan PT.Sulenco mendirikan pabrik semen di

desa Solog Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong)

pabrik tersebut telah beroperasi memproduksi semen padahal sampai saat ini

perusahaan tersebut belum mendapatkan izin resmi dari pemprov Sulut.

Keinginan Pemerintah Sulawesi Utara untuk dilibatkan dalam pengelolaan

taman nasional Bunaken, agar taman laut tersebut bersih dari sampah. Karena

di teluk Bunaken terdapat arus laut yang membawa sampah dan menumpuk

di Kawasan taman laut ini, akibatnya mengganggu keindahan taman laut.

Sementara anggaran dari Pemerintah Pusat untuk mengelola teluk Bunaken

sangat terbatas.

3.2. Kunjungan ke PLTP Lahendong Tomohon

PLTP Lahendong adalah pembangkit listrik yang dimilki oleh PT. Pertamina

Geothermal Energy (PGE). Perusahaan ini didirikan pada tahun 2006 dan

merupakan Anak Perusahaan PT. Pertamina (Persero), BUMN energi terbesar di

Indonesia dimana 90% sahamnya dimiliki oleh PT Pertamina dan 10% oleh PDV

10%.

Gambar 3.1.

Area Geothermal Lahendong

Saat ini di Lahendong telah dibor 36 sumur uap dengan 10 cluster. 14 sumur telah

berproduksi, 5 direinjeksi, 14 sumur dalam proses monitoring termasuk sumur baru,

dan 3 sumur yang ditutup.

Kapasitas terpasang PLTP Lahendong saat ini 120 MW dengan proyeksi

menjadi 170 MW pada tahun 2021. Sejak Desember 2011 PLTP Lahendong mulai

menjual listrik, sebelumnya hanya menjual uap.

Produksi setara listrik PLTP Lahendong rata-rata menunjukkan tren

kenaikan. Produksi tertinggi dicapai pada tahun 2015 sebesar 590 GWh. Penurunan

produksi terjadi pada tahun 2011 akibat PLTP Unit 3 milik PLN tidak beroperasi mulai

tanggal 27 Juli 2011 akibat sumur LHD 23 ditutup karena alasan keamanan

pembangkitan dimulai lagi setelah 21 Oktober 2011 dengan menggunakan uap unit

4. Tahun 2014 PLTP Unit 3 milik PLN mengalami gangguan MCW System.

Kelistrikan Sulawesi Utraa terdiri dari sistem interkoneksi 150 kv dan 70 kv

disebut sistem MInahasa dan sistem kelistrikan 20 kv isolated. Kemampuan sistem

kelistrikan Provinsi Sulawesi Utara pada saat ini sekitar 346 MW yang meliputi

pembangkit sistem interkoneksi 150/70 kv sebesar 318 MW dan sistem 20 kv listrik

sebesar 30% di sistem interkoneksi 150/70 kV. Namun demikian, sistem kelistrikan

Sulaewsi Bagian Utara saat ini berada dalam kondisi surplus sekitar 40 MW sehingga

di jam jam tertentu PLN melakukan derating terhadap PLP AG Lahendong. PLTP

Lahendong memiliki kontribusi sebesar 25% dari total pendapatan PT Pertamina

Geothermal Energy.

Permasalahan yang dihadapi di area Lahendong adalah dukungan Pemda

(Pemerintah) dalam bentuk perizinan, masalah pembebasan lahan, pemilik lahan

meminta harga tinggi di atas hasil penilaian, jalur melintasi kawasan hutan/cagar

alam, dan pemilik tanah tidak diketahui. Selain itu masalah sosial kemasyarakatan

dimana kurangnya pemahaman masyarakat terhadap Industri Geothermal dan

permintaan lapangan kerja oleh masyarakat yang melampaui Batas kebutuhan

Tenaga kerja perusahaan.

Permasalahan lainnya yaitu terkait pengembangan PLTP adalah

menyangkut harga jual ke PT. PLN (Persero) yang tidak sesuai dengan harga

keekonomian. Harga jual untuk PLTP Lahendong 5&6 sebesar 8,25 sen US$/kWh

dianggap masih sangat rendah padahal berdasarkan hasil kajian lembaga

independent dari Norwegia pada 12 Desember 2013 idealnya harga jual sebesar

16,70 sen US$/kWh. Sedangkan harga jual berdasarkan Permen ESDM No 12 Tahun

2014 tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTP dan Uap Panas Bumi untuk PLTP

oleh PT. PLN (Persero) ditetapakan secara bervariasi dimana untuk PLTP yang

berada di wilayah II, PLTP Lahendong 5 yang COD pada tahun 2016 diberikan harga

patokan tertinggi sebesar 17,6 sen US$/kWh. Dan PLTP Lahendong 6 yang akan

COD pada tahun 2017 diberikan harga patokan tertinggi sebesar 18,2 sen US$/kWh.

Sulitnya penyesuaian harga tersebut mengakibatkan PLTP sulit berkembang.

3.3. Pertemuan dengan PT PLN membahas tentang Kelistrikan di Sulawesi

Utara

Sitem kelistrikan di Suluttenggo terbagai dua yaitu sistem sulut-gorontalo

dengan daya 409,67 W, beban puncak 358,28 MW. Surplus 51,19MW. Sistem

Sulawesi Teangah dgnan daya 163,57 MW, beban puncak 130,08 MW. Surplus 33,49

MW/. Sistem Sulteng sudah terinterkoneksi dngan sistem sulbagsel. Sistem Sulut

sudah terkonoksi dengan sistem Gorontalo.

Rasio elektrifikasi di Provinsi Sulut telah mencapai 90,43%, Gorontalo

83,24%, dan Sulawesi Tengah 75,80%. Total rasio elektriikasi Suluttenggo 82,83%.

Rata-rata kenaikan beban puncak di Provinsi Sulut seesar 5,7%. Rata-rata kenaikan

penjualan tenaga listrik sebesar 6,6%. Gap atara harga jual rata-rata degnan beaya

pokok produksi di sistem Sulut sebesar Rp 1022/KWh. Pada akhir tahun 2016 terjadi

penurunan beaya pokok produksi sebesar 10% atau setara degnan Rp 224/KWh.

Pelanggan listrik Provinsi Sulawesi Utara didominasi oleh pelanggan

rumahtangga yaitu 10% dan pelanggan kedua terbesar adalah kelompok bisnis .

Total pelanggan listrik PLN sebesar 607.624 sedangkan pelanggan prabayar 265,516

atau 43,70% dari total pelanggan.

Bauran energi listrik di Sulawesi Utara cukup bagus dimana panas bumi

37,83%, HSD 35,66%, Air 17,64%, batuara 12,86%. Listrik perdesaan di Sulawesi

Utara relative baik. Di kawasan Manado jumlah desa 889 teraliri listrik 889. Area Kota

Mobagu ada 520 desa tealiri listrik 516. Area Tahuna 413 desa teraliri listrik 388 yang

belum teraliri listrik 25. Total desa di Sulawesi Utara ada 1822 yang sudah teraliri

listrik 1793 dan yang belum 29 desa. Untuk tahun 2016 diusulkan 1 desa terliri listarik,

2017 6 desa dan usulan 2018 22 desa. Diharapkan tahun 2018 semua desa di

Sulawesi Utara sudah teraliri listrik.

3.4. Pertemuan degnan PT Pertamina (Persero) MOR VII

Terminal BBM dan Lembaga Penyalur di Sulawesi Utara ada dua

yaituterminal BBM Bitung. Kapasias tamping TBBM tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Daya tampung TBBM Bitung dan TBBM Tahuna

Produk TBBM Bitung

(KL)

TBBM Tahuna

(KL)

1 Premium 1.446,5 27,03

2 Kerosene 76,16 20,87

3. Solar 1.244,17 40,79

4 Pertamax 276,65 -

5 BioFame 53,19 -

6 Avtur 150 -

7 Pertalite 455,82 -

8 Biosolar - 40,79

Distribusi BBM di Sulut saat ini didukung degnan 58 SPBU, 9 APMS, 9 SPDN,

5 AMT dan 3 agen industry. Sedangkan untuk penyaluran LPG da 3 SPPBEPSO, 1

SPPEK, 34 agen PSO, 4 Agen NPSO dan 2.953 pangkalan.

Distribusi BBM Non PSO menunjukkan kecenderungan yang menurun untuk

kerosene, sejak 2016 terjadi penurunan untuk premium, solar dan kerosen kecuali

untuk LPG.

Distribusi BBM PSO dan LPG

Tahun Premium Solar Kerosene LPG

2012 310 94 36 17.6

2013 327 104 25 29,1

2014 335 108 19 42.4

2015 346 95 16 52,4

2016 274 86 16 60

Untuk program BBM satu harga di Provinsi Sulawesi Utara ada 6 lokasi. 2

lokasi sudah siap operasi yaitu di Kabaruan dan di Melonguane, Kabupaten Talaud.

Sedangkan masih dalam proses survai yaitu di Essang, Miangas, Nanusa semuanya

di Kabupaten Talaud, danTagulgandang di Kab. Kepula8an Sitaro.

3.5. Pertemuan dengan P J Reources Bolaang Mongondwo, PT Meares

Soputang Mining

Di Sulawesi Utara perusahaan yang sudah memiliki IUP CNC sebanyak 46

IUP yang tersebar di beberapa kabupaten antara lain : Kota Tomohon, Kabupaten

Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Utara,

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan

Kabupaten Bolaang Mongondow.

Perusahaan Kontrak Karya (KK) sebanyak 6 KK yang tersebar di

Kabupaten/Kota antara lain : Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa

Tenggara, Kota Bitung, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan

Talaud, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur,

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara.

Komisi VII DPR RI dalam rangka melakukan fungsi pengawasan mengundang

dua perusahaan pemegang kontrak karta yaitu PT J Resourcds Bolaang Mongondow

dan PT Meares Soputan Mining.

3.5.1. PT Meares Soputan Mining

PT. Meares Soputan Mining (MSM): Pemegang KK Generasi IV Tahun 1986.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan tersebuh telah memegang

sejumlah perizinan.

- AMDAL, SK. KLH Nomor: 523 Tahun 2009

- Adendum Amdal, SKLH SK Gub Sulut No. 140 tahun 2015

- Izin Lingkungan, SK Gub Sulut No. 146 tahun 2015

- Operasi Produksi, SK. ESDM Nomor : 937.K/30/DJB/2011

- Penetapan Jaminan Reklamasi 2011-2015, KepDirjenMinerba No.

2737/30/DJB/2012

- Penetapan Jaminan Reklamasi 2016-2017, KepDirjenMinerba No.

195/30/DJB/2016

- Persetujuan Pascatambang, KepdirjenMinerba No. 2177/30/DJB/2014

- Izin Penimbunan Tailing di TSF, SK-MenLH No. 09.06.09 Tahun 2014

- Izin Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3, KepBupMinut No. 231

Tahun 2014

- Izin Pembuangan Air Limbah di DP01 dan DP02, SK BupMinut No 51 dan 52

Tahun 2014

- Izin Penyimpanan Sementara LB3, Kep-KPPT No. 07/LB3/KPPT/III/2016

- Kelayakan LH Adendum ANDAL, RKL & RPL, SK Gub SULUT No 138 Tahun

2017

- Izin Lingkungan, SK Gub SULUT No 139 Tahun 2017

Perusahaan tersebut memiliki kapasitas produksi mill feed 2.250.000 jut

ton/tahun) dengan wilaya kerja seluas 8.969 Ha (KW.97PK0355). Produksi emas PT

Meares Soputan Mining adalah sebagai berikut:

Dari operasi perusahaan, negara mendapatkan pendapatan pajak dan non

pajak sebagai berikut:

Tahun Pendapatan Pajak & Non Pajak (Rp)

2012 144,376,183,922

2013 419,777,610,715

2014 278,794,642,541

2015 215,735,543,522

2016 215,735,543,522

PT Meaares Soputan Mining dalam mengelola lingkungan cukup baik. Ini

ditunjukkan dengan adanya beberapa penghargaan.

• Tidak pernah terjadi kasus lingkungan

• PROPER BIRU dari Kementerian Lingkungan Hidup, 3 tahun berturut-turut

(2013, 2014 dan 2015), Kandidat Hijau 2016

• Aditama (EMAS) dari Kementerian ESDM, 2 tahun berturut-turut (2014 dan

2015).

• Sistem Manajemen Lingkungan - Implementasi dan Sertifikasi ISO

14001:2015 untuk MSM/TTN

3.5.2. PT J Resources

PT J Resources Bolaang Mongondow merupakan Perubahan PT. Avocet

Bolaang Mongondow menjadi PT. J Resources Bolaang Mongondow melalui

persetujuan Direktur Jenderal Mineral Batubara an. Menteri ESDM melalui surat

No.3366/87/DJB/2011 tanggal 27 September 2011 dan Kepala Badan Koordinasi

Penanaman Modal melalui surat No.2406/A.8/2011 tanggal 29 September 2011.

Sesuai dengan Surat Presiden Republik Indonesia No.B.143/Pres/3/1997 tertanggal

17 Maret 1997, PT. J Resouces Bolaang Mongondow adalah pemegang Kontrak

Karya (KK) Generasi VI

PT J Resources memiliki areal kerja seluas 58.150 Ha dengan beberapa blok

pertambangan. Blok Bakan berlokasi di Kecamatan Pinolosian Timur, Kabupaten

Bolaang Mongondow Selatan dan Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang

Mongondow. Sedangkan lokasi Blok Lanut di Kecamatan Nuangan, Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur, Propinsi Sulawesi Utara.

Cadangan Emas PT J Resource

Lanut Category Tonnes (t) Au Grade

(g/t) Contain Au (Oz)

Riska

Measured 2,300,000 1.18 90,000

Indicated 3,800,000 1.37 170,000

Inferred 1,100,000 1.9 70,000

Effendi

Measured 800,000 1.03 28,000

Indicated 1,900,000 0.91 57,000

Inferred 600,000 0.98 16,000

Talugon

Measured

Indicated 1,100,000 0.81 29,000

Inferred 2,400,000 0.72 55,000

Total M+I+I 14,100,000 1.13 515,000

Perusahaan tersebut dalam laporannya telah memberikan royalty kepada

pemerintah sepanjang 2016 sampai dengan 2017 US$ 330.957,60.

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi Sulawesi Utara

diperoleh kesimpulan dan rekomensasi sebagai berikut:

Untuk menjaga kinerja yang tinggi PLTP Lahendong diperlukan dukungan

Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang terkait dengan perizinan, membantu

menyelesaiakan masalah pembebasan lahan untuk jalur distribusi dan

transmisi yang melintasi kawasan hutan/cagar alam, dan pemilik tanah tidak

diketahui.

Perlunya Pemerintah untuk mengatasi persoalan yang terkait dengan

pengembangan PLTP yaitu yang berhubungan dengan keekonomian usaha.

Harga jual listrik ke PT. PLN (Persero) yang tidak sesuai dengan harga

keekonomian. Harga jual untuk PLTP Lahendong 5&6 sebesar 8,25 sen

US$/kWh dianggap masih sangat rendah padahal berdasarkan hasil kajian

lembaga independent dari Norwegia pada 12 Desember 2013 idealnya harga

jual sebesar 16,70 sen US$/kWh. Sedangkan harga jual berdasarkan Permen

ESDM No 12 Tahun 2014 tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTP dan

Uap Panas Bumi untuk PLTP oleh PT. PLN (Persero) ditetapakan secara

bervariasi dimana untuk PLTP yang berada di wilayah II, PLTP Lahendong 5

yang COD pada tahun 2016 diberikan harga patokan tertinggi sebesar 17,6

sen US$/kWh. Dan PLTP Lahendong 6 yang akan COD pada tahun 2017

diberikan harga patokan tertinggi sebesar 18,2 sen US$/kWh. Sulitnya

penyesuaian harga tersebut mengakibatkan PLTP sulit berkembang.

Untuk menjawab persoalan yang terkait dengan sering matinya listrik di

Sulawesi Utara padahal terjadi surplus, PLN diminta untuk lebih sering

melakukan operasi lapangan guna mencegah terjadinya gangguan terutama

dalam musim hujan yang diakibatkan oleh pohon tumbang.

Hasil pertemuan dengan dua perusahaan tambang PT J Resources dan PT

Meares Soputan Mining diperoleh temuan bahwa kedua perusahaan tersebut

telah melaksanakan tata kelola pertambangan yang cukup baik. Tetapi

mengingat provinsi Sulawesi Utara 33% wilayahnya diperuntukkan untuk

kegiatan pertambangan perlu kiranya dilakukan audit lingkungan

pertambangan di Provinsi Sulawesi Utara.

Provinsi Sulawesi Utara memiliki 6 lokasi untuk program BBM satu harga

dimana baru 2 yang siap operasi. Oleh karena itu Tim Kunjungan Komisi VII

DPR RI meminta Pertamina dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk

bersinergi agar program BBM satu harga segera bisa direalisasikan.

Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI memahami bahwa PT Pertamina (Persero)

memiliki tanggung jawab melakukan pendistribusian BBM ke seluruh NKRI,

namun dengan adanya program nasional BBM satu harga berpotensi

mengalami defisit ratusan milliar. Oleh karena itu, Tim kunjungan Kerja Komisi

VII DPR RI merekomendasikan diperlukan konsolidasi biaya-biaya

pendistribusian BBM ke seluruh NKRI dengan satu harga.

Tim kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI merekomendasikan untuk menjaga

keamanan dari tindakan penyalahgunaan dari pelaku usaha yang

memanfaatkan program BBM satu harga. Karena adanya disparitas harga

yang tinggi tentu akan memunculkan potensi penyalahguanan tersebut. Oleh

karena itu, tim kunjungan kerja Komisi VII DPR RI meminta agar PT. Pertamina

(Persero) untuk melakukan kerjasama dengan aparat keamanan.

Tim kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI akan mengagendakan Rapat Kerja

dengan topik Implementasi Program Nasional BBM satu harga.

Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI akan mengagendakan Rapat Dengar

Pendapat dengan Dirjen Minerba, Kementerian LHK dan Asosiasi

Penambang Emas Indoensia untuk mendapatkan informasi tentang tata kelola

pertambangan emas di Indonesia.

BAB V PENUTUP

Demikian Laporan Kegiatan Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke

Provinsi Maluku Utara pada tanggal 14-17 Mei 2017, sebagai bahan masukan dan

pertimbangan untuk ditindaklanjuti oleh Komisi VII DPR RI dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya khususnya fungsi pengawasan.

Manado, 17 Mei 2017

Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI

Ketua Tim,

Ir. H. Mulyadi