LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat...

45
LAPORAN TAHUNAN 2018 INSPEKTORAT II BADAN POM JL PERCETAKAAN NEGARA NO 23 JAKARTA PUSAT

Transcript of LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat...

Page 1: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

LAPORAN TAHUNAN

2018

INSPEKTORAT II BADAN POM JL PERCETAKAAN NEGARA NO 23 JAKARTA PUSAT

Page 2: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan
Page 3: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

1

13

18

37

DAFTAR ISI

B A B I P E N D A H U L U A N

Latar Belakang 1 / Tugas Pokok dan Fungsi 2 / Struktur

Organisasi 3 / Pernyataan Visi , Misi dan Tujuan 4 /

Budaya Organisasi 7 / Komitmen Inspektorat II Badan

POM 10 / Dasar Hukum 10 / Kegiatan Pengawasan 11

B A B I I S U M B E R D A Y A P E N G A W A S A N

Sumber Daya Manusia 13 / Sarana 15 / Anggaran 15

B A B I I I H A S I L K E G I A T A N I N S P E K T O R A T I I

Kegiatan Utama 18 / Meningkatnya Pengawasan Intern

yang Efektif dan Efisien 18 / Meningkatkan Tindak Lanjut

Hasil Pengawasan 24 / Implementasi Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah 26 / Implementasi Bidang Penguatan

Pengawasan 29 / Implementasi Reformasi Birokrasi 31 /

Kegiatan Penunjang 33 / Implementasi QMS 33 /

Pengelolaan Human Capital Management (HCM) 35 /

Dukungan Manajemen Terhadap Pengawasan Intern 36

B A B I V K E S I M P U L A N D A N S A R A N Kesimpulan dan Saran 40

Page 4: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

1

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Sebagai bagian dari Badan POM,

Inspektorat sepenuhnya

memberikan dukungan bagi Badan

POM dalam menjalankan peran

strategisnya, melalui implementasi

core business Inspektorat dengan

melaksanakan peran pengawasan

intern yang optimal.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai dukungan pemerintah dalam upaya perlindungan dan peningkatan kualitas

hidup masyarakat Indonesia dan mendukung daya saing nasional maka dilakukan

penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk

meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan melalui Peraturan Presiden

Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan

Pengawas Obat dan Makanan. Salah

satu perubahan yang ada pada

Peraturan tersebut adalah

transformasi fungsi pengawasan

internal serta perubahan organisasi

dan tata kerja Inspektorat menjadi

Inspektorat Utama.

Untuk melaksanakan ketentuan Pasal

53 Peraturan Presiden Nomor 80

Tahun 2017 tentang Badan Pengawas

Obat dan Makanan dan berdasarkan

surat persetujuan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

B/598/M.KT.01/2017 tanggal 20 November 2017 maka ditetapkan Peraturan Badan

Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan. Dengan adanya peraturan tersebut maka

dibentuk Inspektorat I dan Inspektorat II dengan perbedaan pada cakupan wilayah

pengawasan.

Selanjutnya dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan tentang

keuangan dan sistem anggaran berbasis kinerja yang selalu diperbaharui secara

dinamis melalui adanya Peraturan Pemerintah mengharuskan Instansi Pemerintah,

termasuk Badan POM, menyusun Rencana Strategis (Renstra) dan Laporan Kinerja

pada akhir tahun, serta menyusun Laporan Tahunan sebagai dasar dan bahan

pertimbangan dalam menyusun perencanaan kegiatan tahun anggaran berikutnya.

Laporan Tahunan 2018 Inspektorat II Badan POM adalah sarana komunikasi dan

informasi bentuk pertanggungjawaban administratif yang dibuat setahun sekali di akhir

tahun anggaran. Laporan tahunan tahun 2018 ini mencerminkan alur kegiatan yang

dilaksanakan oleh Inspektorat II dalam mengawal tugas dan fungsi Badan POM.

Dalam proses pelaksanaan tugas yang diemban, Inspektorat II terbuka terhadap

masukan dan saran dari seluruh anggota organisasi maupun pihak terkait untuk

kesempurnaan kinerja.

Page 5: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

2

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

B. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 80 tahun 2017 tentang Badan Pengawas

Obat dan Makanan, sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden nomor 80 tahun 2017

diterbitkanlah Peraturan Badan POM nomor 26 tahun 2017 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Badan POM, dalam pasal 361 s/d 377 dijelaskan tentang Organisasi dan

Tata Kerja Inspektorat Utama Badan POM, mengatur perubahan Inspektorat yang

secara struktural menjadi Inspektorat Utama. Sesuai peraturan tersebut, Inspektorat

Utama terdiri dari 2 (dua) unit kerja Eselon II yaitu Inspektorat I dan Inspektorat II.

Sesuai Peraturan Badan POM nomor 26 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Badan POM; tugas Inspektorat II Badan POM adalah melaksanakan

penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan pengawasan intern serta penyusunan

laporan hasil pengawasan di lingkup Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional,

Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan,

Deputi Bidang Penindakan, Inspektorat I, dan Unit Pelaksana Teknis BPOM di wilayah

Provinsi Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta,

Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Maluku,

Maluku Utara, Papua, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera

Barat, dan Sumatera Utara.

Sedangkan fungsi Inspektorat II Badan POM adalah sebagai berikut:

a) Penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan pengawasan intern di lingkup

Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan

Kosmetik, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan, Deputi Bidang

Penindakan, Inspektorat I, dan Unit Pelaksana Teknis BPOM di wilayah Provinsi

Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa

Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Maluku, Maluku

Utara, Papua, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera

Barat, dan Sumatera Utara;

b) Penyusunan rencana program pengawasan intern di lingkup Deputi Bidang

Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik, Deputi

Bidang Pengawasan Pangan Olahan, Deputi Bidang Penindakan, Inspektorat I,

dan Unit Pelaksana Teknis BPOM di wilayah Provinsi Bali, Bangka Belitung,

Banten, Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan

Barat, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Maluku, Maluku Utara, Papua,

Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, dan

Sumatera Utara;

c) Pengawasan intern terhadap keuangan dan kinerja melalui audit, reviu, evaluasi,

pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya di lingkup Deputi Bidang

Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik, Deputi

Bidang Pengawasan Pangan Olahan, Deputi Bidang Penindakan, Inspektorat I,

Page 6: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

3

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

dan Unit Pelaksana Teknis BPOM di wilayah Provinsi Bali, Bangka Belitung,

Banten, Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan

Barat, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Maluku, Maluku Utara, Papua,

Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, dan

Sumatera Utara;

d) Pelaporan hasil pengawasan; dan

e) Pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat II.

C. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Badan POM nomor 26 tahun 2017 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Badan POM, Inspektorat II Badan POM secara struktural berada di bawah

dan bertanggungjawab kepada Inspektorat Utama Badan POM dan dalam

pelaksanaan tugas sehari-hari dibina oleh Inspektur Utama Badan POM.

Bagan 1. Struktur Organisasi Inspektorat Utama Badan POM

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut dan berdasarkan

Peraturan Badan POM nomor 26 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Badan POM, Struktur organisasi Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

terdiri dari Inspektur, Sub Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional.

SDM Inspektorat II Badan POM terdiri dari 20 orang pegawai dan 4 orang Pegawai

Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dengan uraian sebagai berikut:

Page 7: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

4

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Dengan memperhitungkan beban kerja yang sangat meningkat, dirasa penting untuk

melakukan penambahan SDM khususnya auditor.

D. Pernyataan Visi, Misi Dan Tujuan Inspektorat II Badan POM

Renstra Inspektorat II Badan POM 2018–2019 disusun dalam koridor Renstra Badan

POM 2015–2019 untuk memenuhi tugas pokok dan fungsi Badan POM. Dengan

memperhatikan Renstra Badan POM, Inspektorat II Badan POM menyusun Rencana

Strategis yang diawali dengan penyusunan visi dan misi Inspektorat II Badan POM.

Dengan ditetapkannya visi dan misi Inspektorat II Badan POM dalam koridor tersebut,

maka pemenuhan tugas pokok dan fungsi Inspektorat II Badan POM dapat dilakukan

secara lebih terarah dan terkendali serta senantiasa secara dinamis

mengakomodasikan dan mengantisipasi perubahan internal dan eksternal yang

terjadi. Tahap akhir dari proses adalah diformulasikannya program dan kegiatan yang

sepenuhnya mendukung pencapaian

Visi dan Misi Inspektorat II Badan

POM.

Pernyataan Visi

Dalam menjalankan tugas dan

fungsinya, Inspektorat mempunyai

komitmen bersama mulai dari unsur

pimpinan sampai unsur pelaksana

untuk mendukung terwujudnya visi

Badan POM yaitu Obat dan

Makanan aman meningkatkan

Bagan 2. Struktur Organisasi Inspektorat II Badan POM

Visi Inspektorat II Badan POM adalah

rumusan umum mengenai keadaan yang

ingin dicapai oleh Inspektorat II Badan

POM pada akhir periode perencanaan. Visi

memberikan gambaran konsistensi

kinerja selama 5 (lima) tahun mendatang

serta gambaran menyeluruh mengenai

peranan dan fungsi Inspektorat II Badan

POM.

Page 8: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

5

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

• Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makananberbasis risiko untuk melindungi masyarakat1

• Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikanjaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuatkemitraan dengan pemangku kepentingan

2

• Meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan Pengawas Obatdan Makanan3

kesehatan masyarakat dan daya saing bangsa. Dukungan tersebut

diimplementasikan melalui pelaksanaan pengawasan fungsional yang mampu

mendorong peningkatan kinerja Badan POM yang transparan dan akuntabel,

sehingga ditetapkanlah visi Inspektorat sebagai berikut:

Pernyataan Misi

Sebagai bentuk nyata dari visi

tersebut, maka ditetapkanlah misi

yang menggambarkan hal yang

seharusnya terlaksana, sehingga

hal yang masih terlihat abstrak

pada visi tampak lebih nyata pada

misi tersebut. Inspektorat II

menetapkan misi sebagai berikut:

Inspektorat II sebagai APIP yang memiliki fungsi pengawasan dalam manajemen

Badan POM memberikan jaminan penyelenggaraan pemerintahan yang memenuhi

prinsip-prinsip good governance dan terhindar dari tuntutan hukum administrasi,

perdata dan pidana sehingga tercapai tata kelola pemerintahan yang baik pada setiap

jenjang dan struktur organisasi di lingkungan Badan POM, serta mendorong

penguatan akuntabilitas kinerja Badan POM. Dengan demikian diharapkan semua unit

kerja di lingkungan Badan POM akan tumbuh budaya untuk transparansi,

berpartisipasi, dan berakuntabilitas.

Misi Inspektorat II Badan POM adalah

rumusan umum mengenai upaya-upaya

yang akan dilaksanakan untuk

mewujudkan visi Inspektorat II Badan POM.

Misi adalah suatu yang harus dilaksanakan

oleh Inspektorat dan tidak menyimpang

dari visi yang ditetapkan agar tujuan

organisasi dapat terlaksana dan berhasil

dengan baik.

Page 9: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

6

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Inspektorat II secara sadar patuh pada suatu standar dan etika profesi dan meyakini

bahwa keberadaannya lebih kepada upaya penciptaan proses tata kelola

pemerintahan yang baik dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dan

penerapan sistem pengendalian manajemen, guna mendukung pencapaian visi dan

misi Badan POM.

Pernyataan Tujuan Strategis

Dalam rangka mencapai visi dan misi Inspektorat II Badan POM, maka visi dan misi

tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional

berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) organisasi. Tujuan merupakan

implementasi dari pernyataan misi organisasi yang ingin dicapai pada periode Renstra

dalam kurun waktu satu sampai dengan lima tahun. Tujuan yang ditetapkan

Inspektorat II Badan POM adalah sebagai berikut:

Bagan 3. Tujuan dan Indikator Tujuan

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Inspektorat II melaksanakan tugas dan

fungsinya sebagai aparat pengawas internal secara optimal sehingga terselenggara

pengawasan internal yang efektif dan efisien. Inspektorat II memiliki peranan penting

dalam upaya penciptaan proses tata kelola pemerintahan yang baik dan bebas dari

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) melalui pengawalan terhadap implementasi

Reformasi Birokrasi dan penerapan sistem pengendalian manajemen, guna

mendukung pencapaian visi dan misi Badan POM.

Page 10: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

7

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Pernyataan Sasaran Strategis

Sasaran Inspektorat II merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan

secara lebih spesifik dan terukur, yang menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan

dalam kurun waktu 2 (dua) tahun dan dialokasikan dalam 2 (dua) periode secara

tahunan melalui kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana

Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk

memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi

dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap-tiap tahun dalam kurun waktu 2 (dua)

tahun.

Sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian tujuan strategis yang

terkait. Dengan demikian, apabila sasaran yang ditetapkan telah dicapai diharapkan

bahwa tujuan juga telah dapat dicapai.

Rincian sasaran sebagai berikut:

Tabel 5. Sasaran Strategis

1. Meningkatnya capaian RB

BPOM program penguatan sistem

pengawasan sesuai Roadmap RB

BPOM 2015-2019 di lingkup

wilayah Inspektorat II

5. Tata kelola, Manajemen Risiko dan

Pengendalian Intern BPOM yang

andal di lingkup wilayah Inspektorat II

2. Meningkatnya peran Inspektorat II

sebagai Trusted Advisor

6. Terjaminnya laporan keuangan

BPOM yang sesuai SAP di lingkup

wilayah Inspektorat II

3. Meningkatnya birokrasi BPOM yang

berkualitas, bersih dan bebas dari

KKN

7. Terwujudnya RB Inspektorat II sesuai

Roadmap RB BPOM 2015 - 2019

4. Terlaksananya rencana aksi RB

BPOM program penguatan sistem

pengawasan di lingkup wilayah

Inspektorat II

8. Meningkatnya kapabilitas

pengawasan intern

Inspektorat II dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya senantiasa

berusaha merumuskan paradigma baru pengawasan yang berupa perubahan

sikap auditan yang tidak menginginkan pengawasan internal menjadi diperlukan,

menjadi solusi atas keluhan dan hambatan pencapaian kinerja serta berusaha

menjadi agent of change bagi organisasi Badan POM.

E. Budaya Organisasi

Budaya kerja Inspektorat II mengadopsi budaya kerja Badan POM yang merupakan

nilai-nilai luhur yang diyakini dan harus dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota

organisasi dalam melaksanakan tugas.

Page 11: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

8

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh kembang dalam organisasi menjadi semangat

bagi seluruh anggota organisasi dalam berkarsa dan berkarya.

Bagan 4. Budaya Kerja

PROFESIONAL, menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas,

ketekunan dan komitmen yang tinggi.

INTEGRITAS, konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung

tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

KREDIBILITAS, dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan

internasional.

KERJASAMA TIM, mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi

yang baik.

INOVATIF, mampu melakukan pembaruan dan inovasi-inovasi sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi terkini.

RESPONSIF/CEPAT TANGGAP, antisipatif dan responsif dalam mengatasi

masalah.

Di samping budaya kerja, Inspektorat II Badan POM sebagai unit yang melaksanakan

fungsi pengawasan internal memiliki slogan yang diharapkan dapat diinternalisasikan

dalam mengemban pelaksanaan penugasan.

PROFESIONAL

INTEGRITAS

KREDIBILITAS

KERJASAMA

TIM

INOVATIF

RESPONSIF/

CEPAT

TANGGAP

BUDAYA

KERJA

INSPEKTORAT

II

Page 12: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

9

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Slogan Inspektorat II: PASTI

Bagan 5. Slogan Inspektorat “PASTI”

1. Profesional, auditor harus:

- Menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due

professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan.

- Mampu mengambil keputusan sesuai dengan pertimbangan profesionalisme

audit (professional judgement).

2. Aktif, auditor harus berperan aktif dalam pencapaian kinerja.

3. Setia, auditor harus setia terhadap bukti audit dan kebenaran.

- Menunjukkan kesetiaan dalam segala hal yang berkaitan dengan profesi dan

organisasi dalam melaksanakan tugas.

- Mengumpulkan bukti yang cukup, kompeten, dan relevan.

- Menguji bukti audit yang dikumpulkan untuk memperoleh kebenaran.

- Pengambilan keputusan berdasarkan atas bukti audit yang rekocuma (relevan,

kompeten, cukup dan material).

4. Talenta, auditor harus memiliki pengetahuan (knowledge), keahlian (expert),

pengalaman dan keterampilan (skill) yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.

Talenta/kompetensi dibangun dengan upaya sistemik melalui peningkatan

kapasitas sumber daya manusia dengan pola karir dan kompetensi yang tepat dan

sesuai dengan tuntutan penugasan.

5. Independen, auditor memperhatikan aspek:

- Tidak memihak, independen dalam kenyataan dan dalam penampilan

- Secara hati-hati menggunakan dan menjaga segala informasi yang diperoleh

dalam audit.

Page 13: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

10

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

- Tidak akan menggunakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan

pribadi/golongan di luar kepentingan negara atau dengan cara yang

bertentangan dengan peraturan perundangan.

F. Komitmen Inspektorat II Badan POM

Inspektorat II Badan POM berkomitmen untuk terus-menerus meningkatkan serta

memelihara standar audit untuk:

Menjadi unit kerja yang mampu mengawal akuntabilitas kinerja.

Memberikan solusi atas permasalahan.

Menjadi inisiator perubahan.

G. Dasar Hukum

Dasar hukum dari kegiatan Inspektorat II adalah peraturan-peraturan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah

4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri

Sipil;

6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 4 Tahun 2015;

7. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah;

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

9. Peraturan Badan POM nomor 26 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Badan POM

10. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor

HK.04.1.6.09.15.4338 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala

Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.04.1.23.07.11.6690 Tahun 2011

tentang Pedoman Evaluasi Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Badan Pengawas

Obat dan Makanan.

11. Keputusan Dewan Pengurus Nasional Asosiasi Auditor Intern Pemerintah

Indonesia (DPN AAIPI) Nomor KEP-005/AAIPI/DPN/2014 Tahun 2014 tentang

Pemberlakuan Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia, Standar Audit

Intern Pemerintah Indonesia, dan Pedoman Telaah Sejawat Auditor Intern

Pemerintah Indonesia;

Page 14: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

11

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Inspektorat II melalui implementasi core

business dengan peran pengawasan

berusaha untuk membantu manajemen

Badan POM dalam meningkatkan internal

kontrol, mendeteksi risiko pencapaian

tujuan dan berupaya untuk meningkatkan

tata kelola Badan POM yang baik dan

bersih.

H. Kegiatan Pengawasan

Sebagai bagian integral Badan POM, Inspektorat II sepenuhnya mendukung Badan

POM dalam menjalankan tugas dan fungsinya mewujudkan obat dan makanan yang

aman guna meningkatkan kesehatan masyarakat dan daya saing bangsa melalui

fungsi pengawasan intern.

Inspektorat II memanifestasikan fungsi pengawasan internal tersebut selaras dengan

paradigma pengawasan intern yang baru. Inspektorat II memperluas peran

pengawasan yang telah diembannya melalui 2 (dua) kegiatan besar yaitu fungsi

assurance (penjaminan mutu) dan fungsi consulting (konsultasi)

1) Memberikan fungsi assurance (penjaminan mutu).

Pola-pola pengawasan konvensional seperti audit operasional, audit investigatif

dan audit kinerja tidak ditinggalkan, melainkan memperluasnya dengan kegiatan

penjaminan mutu seperti reviu, evaluasi, pemantauan; dan

2) Fungsi consulting (konsultasi)

kepada manajemen.

APIP dapat memberikan masukan

kepada pembuat kebijakan

mengenai upaya preventif yang

perlu dipertimbangkan agar

pembuat kebijakan tidak terkait

dalam kasus pelanggaran hukum.

Kedua fungsi ini pada gilirannya akan

menurunkan penyimpangan dan

sekaligus meningkatkan akuntabilitas

organisasi.

Page 15: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

12

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

2 (dua) fungsi tersebut akan dirinci dalam kegiatan-kegiatan yang tergambarkan

dalam bagan-bagan berikut ini:

Pengawasan Internal

Assurance

Audit Evaluasi ReviuPenjaminan

Quality

Implemen-tasi SPIP dan WBK

Pengawasan

lainnya

Consulting

Bimtek/ asistensi

Workshop

Pengembangan Kapasitas

Diklat

•Audit Operasional.

•Klarifikasi/audit dengan tujuan tertentu/audit investigasi.

•Penelusuran pengaduan masyarakat yangberkadar pengawasan

Audit

•Evaluasi sistem akuntabilitas instansipemerintah (SAKIP).

Evaluasi

•Reviu Laporan Keuangan BPOM

•Reviu RKAKL BPOMReviu

•Diseminasi hasil audit internal QMS BadanPOM.

•Audit surveilance QMS ISO 9001:2015

•Audit internal QMS ISO 9001:2015

•Tinjauan Manajemen unit kerja Inspektorat

Penjaminan Mutu

•Pemantauan/ evaluasi SPIP/ RB diLingkungan Badan POM.

•Koordinasi Implementasi SPIP

•Promosi program anti korupsi

•Sosialisasi program anti korupsi BPOM(gratifikasi, benturan kepentingan, danwhistleblowing, dan saber pungli)

• Intervensi pemenuhan indikator WBK danWBBM

•Rapat penyusunan aksi pencegahan danpemberantasan korupsi

Implementasi SPIP dan Program pencegahan dan pemberantasan

korupsi

•Survei kepuasan masyarakat terkaitpelayanan publik.

•FGD Badan POM bersama stakeholder

•Pembahasan hasil tindak lanjut dengan unitutama

•Pemantauan/evaluasi tindak lanjut hasilpengawasan

•Rapat evaluasi dan penyelesaian tuntutanganti rugi

•Pembahasan peraturan/keputusan/petunjukpelaksanaan di bidang pengawasan intern

•Pendampingan dalam rangka KajianPerizinan dan Pengawasan Obat JKN diBadan POM oleh KPK

Pengawasan lainnya

Sosialisasi dan bimtek atas pelaksanaan anggaran dan

kegiatan

Bimtek tindak lanjut hasil pengawasan

Sosialisasi/Bimtek PMPRB

FGD penilaian lembar kerja evaluasi RB &

konsensus

Pembinaan satuan kerja

PMPRB

Penguatan peran tim konsultasi pengadaan

barang/jasa

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program

reformasi birokrasi BPOM

Probity audit

Pembinaan, koordinasi dan konsultasi pengawasan

Workshop auditor internal QMS Badan POM

peningkatan kompetensi SDM penunjang

Pendidikan dan pelatihan internal dan eksternal

pengawasan

Benchmarking

Pelatihan di kantor sendiri

Pembinaan administrasi kepegawaian

Rekruitmen SDM pengawasan

Page 16: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

13

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

BAB II

SUMBER DAYA PENGAWASAN

A. SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk mendukung tugas-tugas Inspektorat II sesuai dengan peran dan fungsinya,

diperlukan SDM yang memiliki keahlian dan kompetensi yang baik. SDM Inspektorat II

Badan POM per Desember tahun 2018 terdiri dari 24 orang pegawai, sebagaimana

terlihat pada bagan di bawah ini:

JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

AUDITOR MADYA Ir. Noviana Susanti Agus Sulisno,S.Si.,Apt

AUDITOR MUDA Moh. Nur Herman Syah, S.Farm., Apt Farizka Dhian Widyartanti, S.H. Mahardhika Hestiningtyas, S.Farm., Apt

AUDITOR PERTAMA Wikan Yogi Pratomo,S.E. Fadhila Nurfida Hanif, S. Farm, Apt Brigitta Melati I. O., S. Farm, Apt Elida Sari Silalahi, SE Istiqomah, S.Si Dedi Gunawan, S.TP

PNS CALON AUDITOR Ardianto Nugroho, S.Farm, Apt

CPNS CALON AUDITOR Indra Ramadhani, S.E. Yahya Rikaro Utomo S.A.P Ardhian Triwiratno, S.E. Achmad Bagus Yustiawan, S.E. Fernando Nainggolan, S.E.

PFM Madya Atiek Supardiati Eka S S.Si, Apt, MKM

Ka.Sub Bagian TU

Mochammad Fachrul Rizal,S.H.

INSPEKTUR II

Dra. Zulaimah, Apt., M.Si

Bagan 6. Struktur Organisasi Inspektorat II Badan POM

Pramubakti Suci Rachmayani, S.Kom Ina Karlina, S.E. Dodo Saputra, S.Kom Abimanyu Sidhikoro

Page 17: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

14

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Sumber Daya Manusia (SDM) tahun 2018 berdasarkan jabatan, golongan dan

pendidikan adalah sebagai berikut:

1. SDM Inspektorat II Berdasarkan Jabatan

JABATAN JUMLAH

Eselon II 1 Orang

Eselon IV 1 Orang

Jabatan Fungsional Auditor

Auditor Madya 2 Orang

Auditor Muda 3 Orang

Auditor Pertama 6 Orang

Jabatan Fungsional Umum

7 Orang

Jumlah 20 Orang

2. SDM Inspektorat II Berdasarkan Golongan

GOLONGAN JUMLAH

Golongan III 16 Orang Golongan IV 4 Orang

Jumlah 20 Orang

3. SDM Inspektorat II Berdasarkan Pendidikan

PENDIDIKAN JUMLAH

Magister 2 Orang Profesi Apoteker 6 Orang Ekonomi Hukum Kimia Komputer Administrasi Publik

6 Orang 2 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang

Teknologi Pangan

1 Orang

Jumlah 20 Orang

4. Perkembangan Kualifikasi Tenaga Pengawas

Selama tahun 2018 Inspektorat II mendapatkan 5 (lima) orang CPNS untuk

Jabatan Fungsional Auditor (JFA) jenjang auditor pertama melalui proses

rekrutmen eksternal, sehingga jumlah fungsional auditor sampai dengan tanggal

31 Desember 2018 sejumlah 17 orang auditor. Selain itu, Inspektorat II juga

mendapatkan 1 (satu) orang Pengawas Farmasi Makanan (PFM) Madya.

No

KUALIFIKASI 2018

1 Auditor Madya 2

2 PFM Madya 1

3 Auditor Muda 3

4 Auditor Pertama 6

5 Belum diangkat JFA 1

6 CPNS 5

Jumlah 18

Tabel 1. Tenaga Pengawas Inspektorat II

Page 18: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

15

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

B. SARANA

Inspektorat II Badan POM menempati ruangan yang berlokasi di gedung I lantai 2

yang terdiri dari 4 ruang yaitu Ruang Inspektur, Ruang Sub Bagian Tata Usaha dan

Ruang Auditor Madya, Ruang Auditor, serta Ruang Rapat. Sarana untuk mendukung

kegiatan di Inspektorat II sebagian besar merupakan sarana yang dikelola Inspektorat

Utama, terdiri dari peralatan pengolah data, meubelair, perangkat dan sistem

teknologi informasi yang mendukung pelaksanaan aktivitas assurance, consulting dan

administrasi, serta kelengkapan lainnya. Sarana kerja pada Inspektorat II dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Sarana Kerja Inspektorat II Tahun 2018

C. ANGGARAN

Pada tahun 2018 Inspektorat II Badan POM melaksanakan kegiatan yang dibiayai

DIPA tahun 2018 senilai Rp 5.753.768.718,00 (Lima milyar tujuh ratus lima puluh tiga

juta tujuh ratus enam puluh delapan ribu tujuh ratus delapan belas rupiah). Rincian

anggaran dan realisasi sebelum maupun setelah pemotongan anggaran dapat dilihat

pada tabel 3.

Nama Kegiatan

Biaya

Pagu Realisasi Persentase Realisasi

4115 Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur II

4115.001 Pengawasan Intern Pada Mitra Inspektorat II

051 Pelaksanaan pengawasan internal 1,067,585,000 1,054,700,402 96.58%

A Audit 788,375,000 785,715,248 99.66%

B Reviu 59,960,000 54,729,100 91.28%

C Evaluasi Lapkin Inspektorat II 108,050,000 103,715,900 95.99%

D Bimbingan Teknis Inspektorat II 111,200,000 110,540,154 99.41%

052 Pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan

318,525,000 291,946,497 90.27%

A Pemantauan dan monitoring evaluasi 136,170,000 126,371,937 92.80%

B Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor Bidang Pengawasan dan Antar K/L

10,220,000 8,890,660 86.99%

C Diseminasi Analisis Tren Temuan Audit 172,135,000 156,683,900 91.02%

054 Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

1,265,897,000 1,165,755,253 93.21%

NO NAMA BARANG 2018

1 Alat Pengolah Data 35 unit

2 Meubelair 2 unit

3 Kendaraan Bermotor Roda 2 4 unit

4 Aplikasi 2 unit

Page 19: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

16

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Nama Kegiatan

Biaya

Pagu Realisasi Persentase Realisasi

A Implementasi dan Benchmarking IACM 121,830,000 110,436,500 90.65%

B Penilaian Risiko dan Pemantauan SPIP 64,600,000 64,534,500 99.90%

C Diseminasi Hasil Evaluasi Implementasi SPIP, Manrisk, dan Program Anti Korupsi

65,280,000 62,145,000 95.20%

E

Pertemuan Nasional Peningkatan Kompetensi dan Fungsi Three Lines of Defance dalam Implementasi Manajemen Risiko yang Terintegritas dengan ISO 9001:2015

589,492,000 582,613,400 98.83%

F

Pertemuan Nasional Penguatan Pelaksanaan RB dan Budaya Anti Korupsi Untuk Mewujudkan Aparatur yang Berkinerja dan Berintegritas

424,695,000 346,025,853 81.48%

055 Implementasi Bidang Penguatan Pengawasan

1,098,255,000 941,682,390 87.79%

A Rapat Evaluasi Pelaksanaan Pelaporan LHKPN, Gratifikasi dan Benturan Kepentingan

134,635,000 124,891,780 92.76%

C Intervensi Pemenuhan Indikator WBK dan WBBM

123,000,000 122,194,750 99.35%

D Rapat Finalisasi Usulan WBK/WBBM BPOM

40,870,000 32,896,910 80.49%

E Kajian/Pedoman/Peraturan Inspektorat II 14,860,000 12,427,000 83.63%

F Rapat Evaluasi dan Perencanaan Strategis Ittama

784,890,000 649,271,950 82.72%

056 Implementasi Reformasi Birokrasi 193,570,000 178,301,368 91.69%

A Rapat Evaluasi Implementasi RB dan Program Anti Korupsi

64,380,000 62,780,800 97.52%

B Monitoring dan Evaluasi (MONEV) Pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi BPOM

78,400,000 71,951,268 91.77%

C Evaluasi Pelaksanaan RB Oleh KemenPAN RB

50,790,000 43,569,300 85.78%

057 Implementasi Quality Management System

134,805,000 132,311,515 98.03%

A Diseminasi Pra Audit Internal ISO 9001:2015

76,065,000 75,287,499 98.98%

B Audit Internal/Surveilan QMS/RTM Inspektorat II ISO 9001:2015

58,740,000 57,024,016 97.08%

058 Pengelolaan Human Capital Management (HCM)

940,380,000 901,022,474 96.02%

A Pelatihan Sertifikasi Auditor 32,950,000 30,960,000 93.96%

B Pelatihan/Workshop/Meeting Auditor 143,910,000 119,612,041 83.12%

C Workshop Internal Auditor(SNIA) 21,136,000 21,135,000 100.00%

D Pelatihan Workshop Pegawai TU 100,400,000 87,501,633 87.15%

E Pelatihan Kantor Sendiri 7,200,000 7,200,000 100.00%

F Penyusunan Majalah Infowas 225,000 225,000 100.00%

Page 20: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

17

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Nama Kegiatan

Biaya

Pagu Realisasi Persentase Realisasi

G Diklat Investigasi/ Intelijen 206,340,000 206,339,500 100.00%

H Rapat Evaluasi Ittama dan Workshop Peningkatan Kompetensi Three Line of Defance di Belitung

198,539,000 198,489,300 99.97%

I Inhouse CRMO 229,680,000 229,560,000 99.95%

059 Dukungan manajemen terhadap pengawasan intern - Subbag II

265,430,000 247,072,319 79.49%

A Administrasi Kegiatan 249,310,000 238,452,719 95.65%

B Administrasi Keuangan 3,000,000 3,000,000 100.00%

C Penyusunan Laporan Akuntabilitas, Laporan Tahunan, Laporan Pengawasan (Inspektorat II)

13,120,000 5,619,600 42.83%

4116.951 Layanan Internal (Overhead)

007 Peralatan dan Mesin 845,440,000 840,976,500 98.33%

A Pengadaan Alat Pengolah Data 475,678,000 473,815,500 99.61%

B Pengadaan Meubelair 29,439,000 28,000,000 95.11%

C Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda 2 80,000,000 79,781,000 99.73%

D Pengadaan Aplikasi 226,380,000 226,380,000 100.00%

E Pengadaan Meubelair 33,943,000 33,000,000 97.22%

TOTAL 6,129,887,000 5,753,768,718 93.86%

Tabel 3. Rincian Anggaran dan Realisasi Inspektorat II Tahun 2018

Page 21: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

18

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

BAB III

HASIL KEGIATAN INSPEKTORAT II

Pengawasan intern yang dilaksanakan APIP sebagai assurance yaitu dengan

memberikan penilaian/pendapat objektif terkait suatu entitas, operasi, fungsi, proses,

sistem, atau subjek lainnya. Dalam standar audit APIP, kegiatan assurance terbagi

dalam kegiatan audit, reviu, pemantauan, dan evaluasi. Pada tahun 2018 kegiatan

peningkatan pengawasan sebagai assurance menyerap anggaran sebesar

Rp1.054.700.402,00 atau 98,79% dari alokasi anggaran sebesar Rp1.067.585.000,00,

dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

1. Audit Operasional dan/atau Keuangan

Audit Operasional dan/atau Keuangan merupakan kegiatan pengawasan yang dalam

pelaksanaannya mencakup sebagian besar sumber daya yang dimiliki Inspektorat.

Audit ini mencakup pemeriksaan pertanggungjawaban keuangan, kesesuaian

pelaksanaan pengadaan barang dan jasa terhadap peraturan perundang-undangan

dan pelaksanaan kegiatan pengawasan obat dan makanan.

Meningkatkan Pengawasan Intern yang Efektif dan Efisien

KEGIATAN UTAMA

Tugas pokok dan fungsi APIP berupa pengawasan intern yang meliputi audit,

reviu, diagnostic assessment dan evaluasi implementasi pengendalian intern

melalui manajemen risiko sehingga diharapkan dapat memberikan keyakinan

(assurance) yang memadai atas kegiatan yang dilaksanakan oleh auditan

sehingga pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai peraturan perundang-undangan.

Untuk menyelaraskan kegiatan assurance, APIP juga memberikan consulting

berupa bimbingan teknis atau konsultasi atas pelaksanaan anggaran maupun

kegiatan pengadaan barang/jasa.

Sebagai salah satu bentuk pengawasan, pada tahun 2018 Inspektorat II Badan POM

melaksanakan Audit Kinerja pada Unit Kerja Pusat dan Balai Besar/Balai POM. Audit

kinerja tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kinerja

organisasi.

A. KEGIATAN PENGAWASAN

PENGAWASAN

Page 22: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

19

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Dalam implementasi audit, Inspektorat juga

telah melakukan perubahan pola audit

sehingga tidak hanya bersifat post audit,

namun juga dilaksanakan terhadap

kegiatan yang sedang berjalan (ongoing

audit) sehingga potensi penyimpangan

dapat dideteksi dan perbaikan dapat

dilaksanakan sedini mungkin.

Audit Operasional dan/atau Keuangan bertujuan menilai kinerja

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang didanai DIPA Badan

POM, serta memberikan rekomendasi untuk membantu manajemen atau

pimpinan unit kerja dalam

meningkatkan kinerjanya.

Saran/rekomendasi temuan Audit

Operasional dan/atau Keuangan

tersebut antara lain dapat berupa

perbaikan maupun yang bersifat

penyempurnaan sistem

pengendalian intern agar

pengendalian kegiatan menjadi

lebih efektif dan efisien sehingga

temuan kejadian penyimpangan

atau ketidaktaatan tidak

berulang. Selain itu,

saran/rekomendasi juga dapat ditujukan untuk mengurangi dampak kerugian

akibat adanya penyimpangan atau ketidaktaatan dalam pelaksanaan anggaran,

melalui penyetoran ke kas negara.

Pada tahun 2018 audit Operasional dan/atau Keuangan direncanakan

dilaksanakan pada 17 Balai/Balai Besar POM dan seluruhnya telah terealisasi.

No. Objek Audit Keterangan

1 BBPOM di Semarang Terlaksana

2 BPOM di Sofifi Terlaksana

3 BBPOM di Medan Terlaksana

4 BBPOM di Padang Terlaksana

5 BBPOM di Denpasar Terlaksana

6 BPOM di Serang Terlaksana

7 BBPOM di Pontianak Terlaksana

8 BPOM di Pangkalpinang Terlaksana

9 BPOM di Ambon Terlaksana

10 BBPOM di Jayapura Terlaksana

11 BBPOM di Manado Terlaksana

12 BPOM di Batam Terlaksana

13 BPOM di Kendari Terlaksana

14 BPOM di Bengkulu Terlaksana

15 BBPOM di Banjarmasin Terlaksana

16 BPOM di Mamuju Terlaksana

17 BBPOM di Yogyakarta Terlaksana

Tabel 4. Pelaksanaan Audit Operasional dan/atau Keuangan Tahun 2018

Page 23: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

20

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Pada tahun 2018 Inspektorat II Badan POM juga melaksanakan join audit

pengadaan barang dan jasa dengan BPKP perwakilan di Mamuju dalam rangka

menilai pelaksanaan Pembangunan Gedung Balai POM di Mamuju.

2. Audit Kinerja

Pada tahun 2018 disamping telah dilaksanakan audit operasional/audit keuangan

juga dilaksanakan audit kinerja. Audit kinerja bertujuan untuk menilai aspek ekonomi,

efisienai dan efektivitas serta ketaatan pada peraturan yang mencakup pelaksanaan

tugas dan fungsi Badan Pengawas Obat dan Makanan. Audit kinerja juga

dilaksanakan untuk menilai keberhasilan program yang dilaksanakan.

Pelaksanaan audit kinerja pada tahun 2018 dilaksanakan pada Satuan kerja pusat

yang kemudian dilakukan sampling ke Balai Besar/Balai POM untuk menilai kinerja

Kedeputian terkait.

A. Audit kinerja pada Deputi Bidang Penindakan

Audit dilaksanakan untuk menilai pelaksanaan kinerja pada masing-masing

Direktorat yaitu Direktorat Penyidikan Obat dan Makanan, Direktorat Intelijen

Obat dan Makanan dan Direktorat Pengamanan dikaitkan dengan pelaksanaan

pada Balai Besar/Balai POM. Audit dilaksanakan dengan sampel audit 8 Balai

Besar/Balai POM, yaitu:

1. Balai Besar POM di Semarang

2. Balai Besar POM di Medan

3. Balai Besar POM di Banjarmasin

4. Balai Besar POM di Pontianak

5. Balai Besar POM di Jayapura

6. Balai POM di Sofifi

7. Balai POM di Serang

8. Balai POM di Kendari

B. Audit kinerja pada Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan

Audit dilaksanakan pada Direktorat Pengawasan Pangan Olahan Risiko Tinggi

dan Teknologi Baru, Direktorat Pengawasan Pangan Olahan Risiko Rendah dan

Sedang dan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha. Untuk

menilai efektifitas, efisiensi dan keberhasilan program, audit dilaksanakan pula

pada 6 Balai Besar/ Balai POM sebagai sampel audit, yaitu:

1. Balai Besar POM di Manado

2. Balai Besar POM di Denpasar

3. Balai Besar POM di Padang

4. Balai POM di Ambon

5. Balai POM di Batam

6. Balai POM di Mamuju

Page 24: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

21

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Reviu Laporan Keuangan ditujukan untuk

memberikan keyakinan terbatas mengenai

akurasi, keandalan, dan keabsahan

informasi serta kesesuaian pengukuran,

pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi

dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

C. Audit kinerja pada Direktorat Standardisasi Obat Tradisional, Suplemen

Kesehatan, dan Kosmetik.

Audit dilaksanakan dalam rangka menilai capaian kinerja pada Direktorat

Standardisasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik TA 2018.

3. Klarifikasi/Audit dengan Tujuan Tertentu/Audit Investigasi

Pelaksanaan Klarifikasi/Audit dengan Tujuan Tertentu/Audit Investigasi bersifat

tentatif bergantung kepada disposisi unsur pimpinan Badan POM maupun

penugasan yang dipandang perlu oleh Inspektur Utama Badan POM, yaitu apabila

terdapat indikasi kuat adanya unsur-unsur ketidaktaatan terhadap peraturan, disiplin

pegawai, dan penanganan pengaduan.

Kegiatan Klarifikasi/Audit dengan Tujuan Tertentu/Audit Investigasi pada tahun 2018

dilaksanakan sebanyak 8 kali pada 4 Balai Besar/Balai POM dan 4 unit eselon II

pusat dengan rincian sebagai berikut:

1. Balai Besar POM di Jayapura;

2. Balai Besar POM di Banjarmasin;

3. Balai POM di Bengkulu;

4. Balai POM di Batam;

5. Biro Umum/ULP;

6. Direktorat Registrasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik; dan

7. Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan.

Kegiatan Audit yang terdiri atas audit operasional dan/atau keuangan, audit kinerja

serta audit dengan tujuan tertentu menyerap anggaran sebesar Rp785.715.248,00

(99.66%) dari alokasi anggaran yang direncanakan sebesar Rp788.375.000,00

dengan realisasi kegiatan 106,25%.

4. Reviu

A. Reviu Laporan Keuangan

Badan POM

Kewajiban Reviu Laporan

Keuangan oleh APIP

dinyatakan dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun

2006 tentang Laporan

Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah dan PMK Nomor

255/PMK.09/2015 tentang

Standar Reviu atas Laporan

Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

Ruang lingkup reviu adalah penelahaan atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA),

Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan

Page 25: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

22

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Melalui kegiatan Reviu RKAKL diharapkan

akan menekan inefisiensi belanja

(pemborosan) sebagai akibat adanya

mark-up harga, program yang tidak efektif,

dan ketidakkonsistenan dengan program

pembangunan nasional yang selama ini

terjadi.

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) serta proses pelaporan keuangan. Hasil

dari kegiatan ini berupa pernyataan telah direviu oleh Inspektur atas Laporan

Keuangan Badan POM.

Kegiatan Reviu Laporan Keuangan tahun 2018 dilaksanakan oleh tim reviu

laporan keuangan Badan POM yang terdiri dari auditor Inspektorat dan petugas

dari unit terkait lainnya yang berkompeten dan dilaksanakan sebanyak 3 (tiga)

kali, yaitu pada bulan Januari 2018 untuk finalisasi Reviu Laporan Keuangan

tahun 2017, bulan Juli 2018 untuk Reviu Laporan Keuangan Badan POM

Semester I tahun 2018 dan bulan Oktober 2018 untuk Reviu Laporan Keuangan

Triwulan III tahun 2018.

Selain pelaksanaan reviu Laporan Keuangan, dilaksanakan pula asistensi

terhadap penyusunan laporan keuangan pada Balai Besar/Balai POM, yaitu

Balai POM di Batam.

B. Reviu Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-K/L) Badan POM

Sebagai unit yang bertugas melakukan pengawasan, Aparat Pengawasan

Internal (APIP) dituntut untuk memahami prosedur penyusunan dan penelaahan

RKA-K/L, sehingga dapat memaksimalkan perannya dalam mengawal pada

tahap perencanaan dan penganggaran. Peran ini semakin diperkuat dengan

adanya Surat Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

kepada Menteri Keuangan NomorB/2362/M.PAN-RB/2012 tanggal 23 Agustus

2012 perihal Kebijakan Menteri Keuangan tentang Reviu RKA-K/L oleh APIP K/L

dan Surat Edaran Men PAN-RB Nomor 7 tahun 2013 tentang Peningkatan

Pengawasan dalam rangka Penghematan Penggunaan Belanja Barang dan

Belanja Pegawai di lingkungan Aparatur Negara, antara lain menyatakan bahwa

pimpinan instansi memberi tugas APIP K/L untuk melakukan peningkatan

pengawasan dalam rangka penyusunan rencana kerja anggaran K/L, sehingga

mendorong meningkatnya perencanaan anggaran yang patuh pada kaidah-

kaidah penganggaran serta

terbitnya sebuah Peraturan

Menteri Keuangan Nomor

142/PMK.02/2018 tentang

Petunjuk Penyusunan dan

Penelaahan Rencana Kerja dan

Anggaran Kementrian/Lembaga

dan Pengesahan DIPA.

Berdasarkan penugasan

tersebut, Inspektorat Badan

POM telah melaksanakan

kegiatan Reviu RKA-KL

sebanyak 3 kali, yakni pada bulan Mei 2018 untuk Reviu RKA/KL dalam rangka

Organisasi dan Tata Kerja Badan POM baru, bulan Agustus 2018 Reviu

Page 26: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

23

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Evaluasi SAKIP bertujuan untuk

memperoleh informasi tentang

implementasi Sistem AKIP, menilai

akuntabilitas kinerja, dan memberikan

saran perbaikan untuk peningkatan kinerja

dan penguatan akuntabilitas pada Unit

Kerja Eselon I , Unit Eselon II dan Unit

Mandiri Badan POM.

RKA/KL pagu anggaran dan bulan Oktober 2018 Reviu RKA/KL alokasi

anggaran.

Realisasi kegiatan Reviu yang terdiri dari Reviu Laporan Keuangan dan Reviu

Rencana Kerja dan Anggaran Badan POM sebesar 100% serta menyerap

anggaran Rp54.729.100,00 (91,28%) dari alokasi anggaran yang direncanakan

sebesar Rp59.960.000,00.

5. Evaluasi SAKIP

Pelaksanaan evaluasi SAKIP

berpedoman pada Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi

nomor 12 tahun 2015 tentang

Pedoman Evaluasi atas

Implementasi Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah serta Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Evaluasi atas

Implementasi SAKIP di

Lingkungan Badan POM.

Kegiatan evaluasi SAKIP telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2018. Evaluasi

SAKIP dilakukan dengan mengevaluasi dokumen perencanaan, pelaksanaan dan

Laporan kinerja. Evaluasi SAKIP Unit Kerja Pusat dilakukan melalui kegiatan desk

evaluasi SAKIP, sedangkan evaluasi SAKIP Balai besar/Balai POM dilakukan

dengan mengevaluasi dokumen yang disampaikan. Selain itu dilaksanakan Evaluasi

SAKIP pada Balai Besar/Balai POM sebanyak 4 (empat kali) antara lain pada Balai

Besar POM di Banjarmasin, Balai Besar POM di Manado, Balai POM di Bengkulu

dan Balai POM di Sofifi. Realisasi kegiatan Evaluasi LAKIP menyerap anggaran

sebesar Rp103.715.900,00 (95,99%) dari alokasi anggaran yang direncanakan

sebesar Rp108.050.000,00.

6. Pembinaan Satuan Kerja melalui Supervisi dan Bimbingan Teknis

Pembinaan Satuan Kerja yang dilaksanakan melalui bimbingan teknis merupakan

upaya untuk meminimalisir penyimpangan pelaksanaan kegiatan serta melakukan

pendampingan pada Balai Besar/Balai POM di daerah. Pada tahun 2018 Pembinaan

Satuan Kerja dilaksanakan pada 10 Balai/Balai Besar POM, antara lain sebagai

berikut:

1. Balai Besar POM di Bandung;

2. Balai Besar POM di Banjarmasin;

3. Balai Besar POM di Manado;

4. Balai Besar POM di Denpasar;

5. Balai Besar POM di Pekanbaru;

6. Balai Besar POM di Samarinda;

Page 27: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

24

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

7. Balai Besar POM di Semarang;

8. Balai Besar POM di Yogyakarta;

9. Balai POM di Bengkulu; dan

10. Balai POM di Ambon

Pembinaan tersebut dilaksanakan dalam rangka Bimtek pembanguan ZI menuju

WBK/WBBM, Bimtek persiapan evaluasi WBK/WBBM, Intervensi pemenuhan

indikator WBK/WBBM dan Bimtek pelaksanaan kegiatan dan anggaran pada Balai

Besar/Balai POM. Kegiatan ini menyerap anggaran sebesar Rp110.540.154,00

(99,41%) dari alokasi anggaran yang telah direncanakan sebesar

Rp111.200.000,00.

Kegiatan ini berupa kegiatan pemantauan dan evaluasi yang bertujuan untuk

memastikan kegiatan lintas sektor Bidang Pengawasan dan antar K/L terkait, baik

Kementerian PAN dan RB, BPKP, maupun BPK telah dilaksanakan dengan baik, serta

melakukan percepatan penyelesaian tindak lanjut atas laporan hasil pemeriksaan

eksternal dan internal.

1. Pemantauan dan Monitoring Evaluasi Tindak Lanjut atas Laporan Hasil Pemeriksaaan Eksternal dan Internal

Salah satu peran Inspektorat yaitu membantu manajemen mendeteksi risiko

kegagalan pencapaian kinerja, menyampaikan rekomendasi untuk meningkatkan

internal kontrol dan membantu manajemen untuk mencapai tata kelola

pemerintahan yang baik dan bersih. Setiap pemeriksaan yang dilaksanakan oleh

BPK, BPKP dan Inspektorat Badan POM pada akhirnya sebagai wujud peran

pengawasan yang dilaksanakan auditor atas pelaksanaan program dan kegiatan

Badan POM.

Monitoring tindak lanjut hasil pengawasan dilaksanakan berusaha untuk

membantu manajemen dalam mempercepat dan meningkatkan efektifitas

penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan. Tahapan pelaksanaan terdiri dari

rapat persiapan dan perjalanan dinas dilaksanakan sebagai pelaksanaan verifikasi

faktual atas data yang disajikan sebagai tindak lanjut hasil pemeriksaan. Pada

tahun 2018 monitoring tindak lanjut hasil temuan dilaksanakan pada Balai

Besar/Balai POM yaitu Balai POM di Batam, Balai POM di Pangkalpinang dan

Balai POM di Kendari.

Meningkatkan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

Page 28: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

25

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Kegiatan monitoring tindak lanjut hasil pengawasan dari total anggaran yang

dialokasikan sebesar Rp136.170.000,00 terealisasi sebesar Rp126.371.937,00

(92.80%).

2. Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor Bidang Pengawasan

Kerjasama lintas program dan lintas sektor bidang pengawasan dilaksanakan

dengan melakukan koordinasi dengan Kementerian PAN dan RB , KPK serta

BPKP selaku pembina APIP. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan

kesepahaman tentang pelaksanaan sejumlah program/kegiatan yang menjadi

tanggung jawab Inspektorat II Badan POM. Kerjasama dengan Kementerian PAN

dan RB yaitu evaluasi Reformasi Birokrasi Badan POM, sedangkan kerjasama

dengan KPK yaitu implementasi program anti korupsi, gratifikasi serta

pemantauan pelaporan LHKPN pegawai Badan POM.

Disamping itu, kerjasama dengan BPKP meliputi evaluasi penerapan JFA pada

Inspektorat, peningkatan kapasitas kelembagaan model Internal Audit Capability

Model (IA-CM). Peningkatan kapabilitas merupakan upaya terstruktur untuk

memperkuat, meningkatkan, mengembangkan kelembagaan, tata laksana/proses

bisnis/manajemen dan sumber daya manusia APIP agar dapat melaksanakan

peran dan fungsi APIP yang efektif. Berdasarkan hasil evaluasi BPKP tahun 2018

perihal kapabilitas Inspektorat Badan POM, Inspektorat Badan POM telah berada

pada level 3.

Total anggaran kegiatan Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor Bidang

Pengawasan dan Antar K/L yaitu Rp10.220.000,00 dan terealisasi sebesar

Rp8.890.660 (86,99%).

3. Diseminasi Analisis Tren Temuan Audit

Pelaksanaan pengawasan oleh Inspektorat

II tidak lepas dari peran serta unit kerja

terkait di Badan POM. Untuk menunjang

pengawasan dalam rangka memperbaiki

kinerja dan meningkatkan akuntabilitas,

diperlukan upaya perbaikan dalam berbagai

hal, salah satunya yaitu persamaan

persepsi dengan unit kerja terkait.

Pada tahun 2018 Inspektorat II melaksanakan diseminasi analisis tren temuan di

Bogor dengan dihadiri oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP), P3OMN, Biro

Perencanaan dan Keuangan, dan Biro Umum. Dalam pertemuan ini disampaikan

kendala-kendala pelaksanaan kegiatan yang pada umumnya dilaksanakan pada

Balai Besar/Balai POM dan belum sesuai dengan ketentuan Perundang-

Page 29: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

26

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

undangan. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan perbaikan melalui

pembinaan dan pemberian informasi yang cukup pada Balai Besar/Balai POM

sebagai pelaksana kegiatan.

Foto Diseminasi Analisis Tren Temuan Audit

Kegiatan Diseminasi analisis tren temuan menyerap anggaran sebesar

Rp156.683.900,00 (91,02) dari total anggaran Rp172.135.000,00.

1. Implementasi dan Benchmarking IACM

Sebagai Auditor Internal, Inspektorat harus selalu meningkatkan kapabilitasnya,

peningkatan kapasitas kelembagaan atau yang biasa disebut Internal Audit

Capability Model (IA-CM). Peningkatan kapabilitas merupakan upaya untuk

memperkuat, meningkatkan, mengembangkan kelembagaan, tata laksana/proses

bisnis/manajemen dan sumber daya manusia APIP agar dapat melaksanakan

peran dan fungsi APIP yang efektif.

Pada tahun 2018 Inspektorat Badan POM melaksanakan benchmark IACM ke

Inspektorat Daerah Gunung Kidul, Inspektorat Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta dan BPKP perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan

ini menyerap anggaran sebesar Rp110.436.500,00 (90,65%) dari total anggaran

Rp121.830.000,00.

2. Penilaian Risiko dan Pemantauan SPIP

Dalam rangka penerapan manajemen risiko di lingkungan Badan POM Sesuai

dengan modul identifikasi risiko, analisis risiko, dan monitoring risiko sesuai dengan

modul yang telah disusun dan diberlakukannya Keputusan Kepala Badan POM

Nomor HK.04.01.1.23.08.17.3896 Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penyelenggaraan Manajemen Risiko di Lingkungan Badan POM, maka Inspektorat

II melakukan penyusunan daftar risiko, identifikasi risiko, analisis risiko dan

Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Page 30: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

27

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

monitoring risiko. Selain itu Inspektorat II juga mengkoordinir penyusunan daftar

risiko, identifikasi risiko, analisis risiko dan monitoring risiko pada seluruh unit kerja

sebagai salah satu wujud penerapan manajemen risiko.

Pada tahun 2018 implementasi SPIP Badan POM meliputi pembangunan

infrastruktur dan internalisasi SPIP yang dalam pelaksanaan kegiatannya

dijalankan bersamaan dengan kegiatan implementasi Quality Management

System dan Reformasi Birokrasi. Kegiatan monitoring implementasi SPIP

dimaksudkan untuk memastikan bahwa kegiatan implementasi SPIP telah

dilaksanakan dan efektif dalam mencapai tujuan-tujuan penerapan SPIP.

Total anggaran kegiatan penilaian risiko dan pemantauan SPIP yaitu

Rp64.600.000,00 dengan realisasi sebesar Rp64.534.500,00 (99,90%)

3. Diseminasi Hasil Evaluasi Implementasi SPIP, Manrisk dan Program Anti

Korupsi

Untuk mengetahui sejauh mana implementasi SPIP, manajemen risiko dan

program anti korupsi maka dilakukan evaluasi terhadap ketiga elemen tersebut.

Melalui evaluasi ini diharapkan dapat diidentifikasi kekurangan dan rencana

perbaikannya. Evaluasi ini dilakukan melalui rapat pembahasan internal.

Realisasi kegiatan evaluasi implementasi SPIP, manajemen risiko dan program

anti korupsi di Lingkungan Badan POM sebesar Rp62.145.000,00 atau sebesar

95.20% dari alokasi anggaran yang direncanakan sebesar Rp65.280.000,00.

4. Pertemuan Nasional Peningkatan Kompetensi dan Fungsi Three Lines of

Defence

Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan

POM Nomor HK.04.01.1.23.08.17.3896

Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penyelenggaraan Manajemen Risiko di

Lingkungan Badan POM, pada bulan

November 2018 dilaksanakan pertemuan

nasional peningkatan kompetensi dan

fungsi three lines of defence di Belitung

yang diselenggarakan Inspektorat Utama

dan diikuti oleh seluruh unit kerja Badan POM. Pada kegiatan ini dilakukan

peningkatan pemahaman tentang manajemen risiko oleh narasumber dan

dilaksanakan desk manajemen risiko yang dilakukan auditor Inspektorat Utama.

Berdasarkan hasil desk masih banyak penyusunan identifikasi risiko,analisis risiko

dan monitoring risiko dari unit kerja yang kurang komperehensif dan dilakukan

perbaikan.

Page 31: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

28

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Kegiatan Pertemuan Nasional Peningkatan Kompetensi dan Fungsi Three Lines of

Defence pada Inspektorat II menyerap anggaran sebesar Rp582.613.400,00(98,83)

dari total anggaran Rp 589.492.000,00.

Foto Pertemuan Nasional Peningkatan Kompetensi dan Fungsi Three Lines of Defence

5. Pertemuan Nasional Penguatan Pelaksanaan RB dan Budaya Anti Korupsi

Pada tahun 2018 telah dilaksanakan

Pertemuan Nasional Penguatan

Pelaksanaan RB dan Budaya Anti

Korupsi dengan peserta seluruh unit

kerja di lingkungan Badan POM.

Kegiatan ini bertujuan untuk penguatan

dan peningkatan pemahaman tentang

pelaksanaan RB dan budaya anti

korupsi di Lingkungan Badan POM

dengan menghadirkan narasumber dari KPK, Kementerian PAN dan RB, POLRI

dan BPKP.

Kegiatan Pertemuan Nasional Penguatan Pelaksanaan RB dan Budaya Anti

Korupsi menyerap anggaran sebesar Rp346.025.853,00 atau sebesar 81,48% dari

alokasi anggaran yang direncanakan sebesar Rp424.695.000,00.

Foto Pertemuan Nasional Penguatan Pelaksanaan RB dan Budaya Anti Korupsi

Page 32: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

29

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Kegiatan Implementasi Bidang Penguatan Pengawasan meliputi Pelaporan LHKPN,

Gratifikasi, Benturan Kepentingan, Penetapan WBK/WBBM, dan Penyusunan

Kajian/Pedoman dan Peraturan terkait Inspektorat II. Kegiatan implementasi bidang

peguatan pengawasan menyerap anggaran Rp941.682.390,00 atau sebesar 85,74%

dari alokasi anggaran sebesar Rp1.098.255.000,00.

1. Rapat Evaluasi Pelaksanaan Pelaporan LHKPN, Gratifikasi dan Benturan

Kepentingan

Keberhasilan pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia tergantung

pada pencapaian pelaksanaan aksi-aksi yang dikembangkan berdasarkan enam

strategi, yaitu pencegahan, penegakan hukum, harmonisasi peraturan perundang-

undangan, budaya anti korupsi, serta mekanisme pelaporan pelaksanaan

pemberantasan korupsi. Pelaksanaan sosialisasi program anti korupsi yang

dilaksanakan Inspektorat II yaitu berupa Sosialisasi tentang pelaporan LHKPN

dan pengendalian serta pelaporan gratifikasi.

Salah satu bentuk penguatan pengawasan yang dilakukan oleh APIP yaitu

pemantauan LHKPN di lingkungan Badan POM. Kegiatan ini bertujuan untuk

memonitor pelaporan LHKPN yang dilaksanakan oleh wajib lapor. Selain itu juga

dilaksanakan pemantauan pelaporan gratifikasi serta benturan kepentingan. Hal

ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa seluruh entitas Badan POM bersih dari

tindakan maupun potensi terjadinya korupsi dan penyalahgunaan wewenang.

Pada tahun 2018, realisasi anggaran kegiatan rapat evaluasi pelaksanaan

pelaporan LHKPN, Gratifikasi dan Benturan Kepentingan sebesar Rp124.891.780

(92,76%). Dari total anggaran Rp134.635.000,00.

2. Intervensi Pemenuhan Indikator WBK dan WBBM

Sebagai upaya untuk menerapkan budaya anti korupsi dan meningkatkan

pelayanan publik di Badan POM, dilakukan penetapan Wilayah Bebas Korupsi

(WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Untuk mengawal

penetapan tersebut Inspektorat melaksanakan intervensi pemenuhan indikator

WBK dan WBBM pada tahun 2018 pada beberapa Balai Besar/Balai POM, yaitu:

1. Balai Besar POM di Bandung;

2. Balai Besar POM di Denpasar;

3. Balai Besar POM di Pekanbaru;

4. Balai Besar POM di Samarinda;

Implementasi Bidang Penguatan Pengawasan

Page 33: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

30

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

5. Balai Besar POM di Semarang;

6. Balai Besar POM di Yogyakarta; dan

7. Balai POM di Bengkulu.

Realisasi kegiatan ini menyerap anggaran sebesar Rp122.194.750,00 (99,35%)

dari alokasi anggaran yang direncanakan sebesar Rp123.000.000,00.

3. Rapat Finalisasi Usulan WBK/WBBM BPOM

Rapat finalisasi usulan WBK/WBBM dilaksanakan untuk menetapkan Unit Kerja

yang akan diusulkan sebagai WBK/WBBM. Unit kerja yang diusulkan harus

memenuhi indikator yang dipersyaratkan dan dapat memenuhi data dukung.

Kegiatan ini dilaksanakan melalui rapat internal dan RDK dengan melibatkan unit

kerja terkait.

Kegiatan rapat finalisasi usulan WBK/WBBM menyerap anggaran sebesar

Rp32.896.910,00 atau 80,49 % dari alokasi anggaran sebesar Rp40.870.000,00

4. Kajian/Pedoman/Peraturan Inspektorat II

Pembahasan pedoman dan petunjuk pelaksanaan di bidang pengawasan intern

bertujuan untuk mereviu sejumlah pedoman dan petunjuk di bidang pengawasan

intern dan menyusun peraturan di bidang pengawasan intern. Kegiatan ini

menyerap anggaran sebesar Rp12.427.000,00 atau sebesar 83,63% dari alokasi

anggaran sebesar Rp14.860.000,00.

5. Rapat Evaluasi dan Perencanaan Strategis Ittama

Rapat Evaluasi dan Perencanaan Strategis

Inspektorat Utama dilaksanakan untuk

evaluasi kinerja dan kegiatan Inspektorat

Utama pada tahun 2018 serta membahas

perencanaan strategis tahun 2019.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pegawai

Inspektorat pada bulan Desember 2018.

Pada kegiatan ini dibahas capaian kinerja

Ittama serta kendala/hambatan pada saat

pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan hasil

evaluasi diharapkan pelaksanaan kegiatan

Inspektorat Utama pada tahun 2019 lebih

baik dengan meminimalisir kendala/hambatan yang ada.

Realisasi kegiatan ini menyerap anggaran sebesar Rp649.271.950,00 atau sebesar

82,72% dari alokasi anggaran sebesar Rp784.890.000,00

Page 34: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

31

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Foto Rapat Evaluasi dan Perencanaan Strategis Ittama

Inspektorat memiliki peran dalam mendukung reformasi birokrasi Badan POM melalui

monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan program reformasi birokrasi BPOM dan

pendampingan evaluasi pelaksanaan RB oleh KemenPAN dan RB.

1. Rapat Evaluasi Implementasi RB dan Program Anti Korupsi

Salah satu peran Inspektorat dalam mendukung reformasi birokrasi yaitu dengan

melaksanakan pendampingan dalam hal ini rapat evaluasi implementasi reformasi

birokrasi. Rapat evaluasi ini diikuti oleh assessor tim RB dari masing-masing area

perubahan. Rapat evaluasi dilaksanakan dalam rangka persiapan PMPRB

dengam tujuan untuk memberikan panduan dalam melakukan langkah teknis dan

melakukan penilaian objektif atas pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan

Badan POM.

Kegiatan ini menyerap anggaran sebesar Rp62.780.800,00 atau sebesar 97,52%

dari alokasi anggaran yang direncanakan sebesar Rp64.380.000,00.

2. Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi

BPOM

Monev pelaksanaan reformasi birokrasi dilaksanakan dengan membandingkan

kesesuaian antara tools dari Kementerian PAN dan RB dengan implementasi di

Badan POM pada PMPRB. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

(PMPRB) merupakan alat untuk menilai mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi.

PMPRB akan semakin baik jika lembaga dapat menunjukkan proses menuju

target reformasi birokrasi dan juga mengidentifikasi kekurangan yang ada.

PMPRB merupakan tahapan monitoring dan evaluasi dalam satu siklus

Implementasi Reformasi Birokrasi

Page 35: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

32

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

pelaksanaan Reformasi Birokrasi di sebuah K/L. Diharapkan dengan pelaksanaan

PMPRB Badan POM dapat mengidentifikasi kekurangan yang ada dalam

pelaksanaan RB dan kemudian dapat membuat langkah korektif dan antisipasif

sebagai perbaikan di masa mendatang.

Kegiatan Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program reformasi birokrasi

menyerap anggaran sebesar 71.951.268,00 atau sebesar 91,77% dari alokasi

anggaran sebesar Rp78.400.000,00.

3. Evaluasi Pelaksanaan RB oleh KemenPAN RB

Evaluasi pelaksanaan reformasi

birokrasi dilakukan untuk menilai

kemajuan pelaksanaan reformasi

birokrasi secara keseluruhan termasuk

tindak lanjut hasil monitoring yang

dilakukan pada saat pelaksanaan

kegiatan.

Sebelum dilaksanakan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi telah

dilaksanakan konsensus yang melibatkan para Asesor RB dari Unit Kerja Eselon

II Badan POM. Pencapaian konsensus dalam penilaian PMPRB diperoleh antara

Tim Pelaksana RB dan Tim Asesor RB. Kesepakatan tersebut akan diusulkan

kepada Pimpinan Badan POM yang tertuang dalam penandatanganan berita

acara konsensus PMPRB yang ditandatangani oleh Kepala Badan POM dan

Pejabat Eselon I.

Foto Penandatanganan Konsensus PMPRB

Tim Verifikator dari Kementerian PAN dan RB memverifikasi pelaksanaan

reformasi birokrasi yan telah dilaksanakan Badan POM. Verifikasi akan memilah

dan meneliti kelengkapan data dukung yang telah disiapkan oleh tim pelaksana

RB, Koordinator dan Sub Sekretaris Tim Pelaksana RB Badan POM. Hasil

Page 36: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

33

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

verifikasi tim Menpan dan RB merupakan hasil final penilaian reformasi birokrasi

Badan POM.

Foto Evaluasi Pelaksanaan RB oleh KemenPAN RB

Evaluasi pelaksanaan RB oleh KemenPAN RB dilaksanakan pada bulan

September 2018 dan menyerap anggaran sebesar Rp43.569.300,00 (85,78%)

dari total anggaran sebesar Rp 50.790.000,00.

1. Diseminasi Pra Audit Internal ISO 9001:2015

Sebelum pelaksanaan audit internal ISO

9001:2015, dilakukan rapat persiapan

yang diprakarsai oleh Inspektorat II

selaku Koordinator Auditor Internal Badan

POM. Diseminasi Pra Audit Internal tahun

2018 dilaksanakan pada bulan Juli

dengan peserta auditor internal unit kerja

pusat dan Balai Besar/Balai POM.

Pelaksanaan rapat membahas antara lain

jangka waktu pelaksanaan audit, ruang lingkup audit, dan formulir yang digunakan

dalam pelaksanaan audit internal. Pada rapat ini juga dipaparkan tentang

manajemen risiko dan implementasinya di Badan POM.

Implementasi QMS

KEGIATAN PENUNJANG

Page 37: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

34

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Foto Diseminasi Pra Audit Internal ISO 9001:2015

Realisasi anggaran kegiatan ini sebesar Rp75.287.499,00 (98,98%) dari alokasi

anggaran Rp76.065.000,00.

2. Audit Internal/Surveilan QMS/RTM ISO 9001:2015

Audit internal merupakan upaya yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk

meningkatkan kinerja organisasi organisasi secara berkesinambungan melalui

upaya corrective action dan preventif action (CAPA). Audit internal bertujuan untuk

meyakinkan manajemen bahwa standar operasional baku telah dijalankan dengan

benar dan bertujuan pula untuk membantu manajemen agar mampu meningkatkan

kinerja organisasi melalui serangkaian saran perbaikan. Audit internal dilaksanakan

sebelum audit surveilan.

Audit surveilan dilakukan oleh auditor eksternal sebagai upaya untuk meyakinkan

bahwa pelaksanaan program dan kegiatan telah berjalan sesuai dengan SOP yang

berlaku. Audit survailance bertujuan untuk:

Meningkatkan kinerja organisasi dalam pencapaian tujuannya.

Meyakini bahwa SOP telah dilaksanakan dengan benar.

Pada tahun 2018, audit surveilan dilaksanakan oleh TUV-SUD sebagai auditor

eksternal.

Audit surveilan pada Inspektorat II dilaksanakan pada bulan Oktober 2018.

Realisasi kegiatan Audit Internal/Surveilan/RTM QMS ISO 9001:2015 di Inspektorat

II Badan POM menyerap anggaran sebesar Rp57.024.016,00 (97,08%) dari alokasi

anggaran yang direncanakan sebesar Rp58.740.000,00.

Page 38: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

35

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM dilaksanakan dalam rangka meningkatkan

kompetensi, pengetahuan, keterampilan, kapabilitas, profesionalisme dan jumlah

SDM. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di Inspektorat dilaksanakan melalui

kegiatan diklat, workshop maupun seminar serta rekruitmen SDM pengawasan.

Kegiatan peningkatan human capital management (HCM) menyerap anggaran

sebesar 95,81% dengan nilai Rp901.022.474,00 dari alokasi anggaran yang

direncanakan sebesar Rp940.380.000,00.

1. Pelatihan/Sertifikasi/Workshop Auditor

Auditor internal yang memiliki kompetensi dan profesionalitas yang tinggi

sangatlah dibutuhkan demi mewujudkan tata kelola instansi yang baik. Untuk

menunjang kompetensi dan profesionalitas auditor internal, dibutuhkan

pemahaman yang menyeluruh terhadap standar audit internal, metode

pelaksanaan penugasan audit internal, dan pengetahuan mengenai organisasi

lainnya. Oleh karena itu, pada tahun 2018 telah dilakukan

pelatihan/sertifikasi/workshop auditor pada Inspektorat II bekerja sama dengan

berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan yaitu:

No Nama Diklat Penyelenggara Jumlah

Peserta

1 Certified Risk Management Officer

(CRMO) PPM Manajemen 2

2 Bimbingan Teknis Nasional Probity

Audit Pengadaan Barang/Jasa LIM-SDMI 2

3 Continous Auditing YPIA 5

4 Pengadaan Barang/Jasa PPM Manajemen 7

5

Teknik Wawancara, Permintaan

Keterangan dan Pembuatan Berita

Acara dalam Audit Investigatif

LPFA 3

6 Cascading Balance Scorecard Cognos 1

7 Pelatihan Fraud Auditing 1 (FA-1) LPFA 4

8 Pelatihan Fraud Auditing 2 (FA-2) LPFA 1

9 Pelatihan ISO 9001:2015 PPSDM Badan

POM 2

10 Interpersonal Softskills PPM Manajemen 5

Selain itu juga dilakukan peningkatan kompetensi pegawai Sub Bagian Tata

Usaha Inspektorat II untuk menunjang dan meningkatkan kinerja, yaitu:

Pengelolaan Human Capital Management (HCM)

Page 39: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

36

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

No Nama Diklat Penyelenggara Jumlah

Peserta

1 Penilaian Angka Kredit JFA di

Lingkungan APIP Pusdiklatwas BPKP 1

2 Pengadaan barang dan Jasa PPM Manajemen 1

3 Management for Professional Secretary PPM Manajemen 1

4 Time Management PPM Manajemen 2

Dalam perkembangannya auditor perlu meningkatkan kompetensi salah satunya

yaitu dalam bidang intelijen. Inspektorat menyelenggarakan diklat

investigasi/intelijen yang diikuti oleh auditor Inspektorat, pejabat struktural serta

peserta dari BBPOM di Bandung dan BBPOM di Jakarta. Selain itu juga

dilaksanakan Diklat CRMO yang diikuti oleh Manajemen Representatif di masing-

masing unit pusat di Badan POM. Diklat ini bertujuan untuk meningkatkan

pemahaman tentang manajemen risiko dan implementasinya di lingkungan kerja

masing-masing.

2. Pelatihan Kantor Sendiri

Pelatihan di kantor sendiri merupakan salah satu kegiatan pengembangan profesi

yang dilaksanakan di unit Inspektorat Badan POM yang merupakan wujud

mentoring dan transfer pengetahuan secara mandiri diantara para pegawai

Inspektorat. Pada tahun 2018 Inspektorat II melaksanakan PKS dengan materi:

No Nama PKS Waktu

1 Konsep Dasar Pemeriksaan Kinerja 15 Januari 2018

2 E-Audit 19 Januari 2018

3 Gambaran Umum dan Kerangka

Implementasi FCP pada Instansi

Pemerintah

2 April 2018

1. Administrasi Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan perkantoran sangat ditentukan oleh ketersediaan sarana

prasarana, anggaran untuk operasional kantor, dan alat pendukung operasional

kantor. Kegiatan ini dilaksanakan secara periodik setiap bulan untuk menunjang

operasional pelaksanaan kegiatan Inspektorat Badan POM. Realisasi kegiatan

Dukungan Manajemen Terhadap Pengawasan Intern

Page 40: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

37

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

tersebut menyerap anggaran 95,65% dengan nilai Rp 238.452.719,00 dari alokasi

anggaran yang direncanakan sebesar Rp 249.310.000,00.

2. Administrasi Keuangan

Pelaksanaan tugas pengawasan perlu didukung oleh administrasi keuangan yang

memadai sehingga pengelolaan dilakukan dengan akuntabel. Hal ini juga

dipengaruhi oleh tersedianya sarana prasarana serta rekonsiliasi data antara

pengelola keuangan. Dalam rangka monitoring dan evaluasi pencapaian kegiatan

dan anggaran maka Inspektorat II secara bulanan melaksanakan koordinasi atas

pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran. Kegiatan dilaksanakan secara

internal dalam bentuk rapat di dalam kantor. Kegiatan ini dilaksanakan setiap

bulan dengan realisasi kegiatan Rp3.000.000,00 (100%) dari total anggaran

Rp3.000.000,00.

3. Penyusunan Laporan Akuntabilitas dan Laporan Tahunan

a. Penyusunan Laporan Kinerja

Inspektorat II Badan POM sebagai salah satu bagian dari sebuah instansi

pemerintah juga mempunyai kewajiban untuk melaksanakan seluruh kegiatan

sesuai dengan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) serta

mempertanggung-jawabakan hasil kegiatannya yang dituangkan dalam

sebuah Laporan Kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Inspektorat Badan

POM adalah salah satu wujud kegiatan dalam rangka pelaksanaan

monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pengawasan. Penyusunan Laporan

Kinerja dilaksanakan pada bulan Januari 2018.

b. Penyusunan Laporan Tahunan

Penyusunan laporan tahunan adalah salah satu rangkaian kegiatan yang

harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk manifestasi

dari evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun

anggaran, baik kegiatan yang berupa tugas-tugas fungsional, tugas struktural,

pembangunan dan lain-lain. Kesemuanya harus terangkum dalam laporan

tahunan, selain sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang telah

dicanangkan pada awal tahun anggaran juga sebagai bahan pijakan dalam

menyusun langkah-langkah pada tahun berikutnya. Penyusunan laporan

tahunan dilaksanakan pada awal tahun 2018.

c. Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan

Sebagai bukti pelaksanaan dan pertanggungjawaban seluruh kegiatan yang

telah dilaksanakan maka unit kerja berkewajiban menyusun laporan hasil

kegiatan dalam hal ini Inspektorat membuat laporan hasil pengawasan.

Laporan hasil pengawasan disusun setiap semester dan dilaporkan kepada

Kementerin PAN dan RB.

Page 41: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

38

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

Finalisasi Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah, Laporan

Tahunan dan Laporan Hasil Pengawasan dilaksanakan di kantor, laporan

dicetak dan diserahkan kepada pemangku kepentingan Inspektorat Badan

POM. Total anggaran yang digunakan adalah Rp5.619.600,00 (42,83%) dari

alokasi anggaran sebesar Rp13.120.000,00.

II. Pengadaan

Dalam rangka memenuhi sarana dan prasana yang dibutuhkan dalam menunjang

pelaksanaan tugas fungsi, pada tahun 2018 Inspektorat Badan POM

melaksanakan Pengadaan barang dan jasa, yaitu:

1. Pengadaan Alat Pengolah Data

Sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) yang saat ini mulai diterapkan pada seluruh aspek kegiatan

perkantoran, Inspektorat Badan POM berusaha memenuhi kebutuhan

pegawainya dalam segi sarana dan prasarana penunjang TIK. Realisasi

kegiatan tersebut menyerap anggaran sebesar 99,61% dengan nilai

Rp473.815.500,00 dari alokasi anggaran sebesar Rp475.678.000,00.

2. Pengadaan Meubelair

Sebagai komponen operasional/penunjang pelaksanaan kegiatan

Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur pada Inspektorat Badan

POM, maka dilakukan pengadaan meubelair. Hal ini berkaitan dengan adanya

pegawai baru dan susunan OTK baru di Inspektorat sehingga dibutuhkan

meubelair untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan. Realisasi pengadaan

meubelair tahun 2018 yaitu Rp28.000.000,00 (95,11%) dari total anggaran

Rp29.439.000,00

3. Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda 2

Tersedianya kendaraan bermotor roda dua sangat diperlukan untuk

kelancaran dan mobilitas tugas Inspektorat Badan POM. Pengadaan

kendaraan bermotor roda 2 terealisasi sebesar Rp79.781.000,00 (99,73%)

dari total anggaram Rp80.000.000,00

4. Pengadaan Aplikasi

Untuk menunjang pelaksanaan tugas pengawasan Inspektorat, pada tahun

2018 dibangun 2 aplikasi yaitu:

a. Aplikasi Simolek Desi Berkinerja (Sistem Monitoring Secara Elektronik

dan Dashboard Evaluasi Kinerja)

Aplikasi ini digunakan untuk monitoring kinerja dan integritas aparatur

Badan POM. Melalui aplikasi ini diharapkan pelaksanaan pengawasan

intern menjadi lebih efisien. Aplikasi ini memuat data unit kerja meliputi

data pengaduan masyarakat, reviu RKAKL, reviu laporan keuangan, reviu

Page 42: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

39

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

TEPRA, evaluasi SAKIP, survey pelayanan publik, audit internal, PM-

EPITE, WBK WBBM, benturan kepentingan dan survey kepemimpinan.

b. Aplikasi GIAT (Gerbang Input Angka Kredit)

Aplikasi ini digunakan untuk mengisi angka kredit secara periodik,

sehingga penyusunan dan penilaian DUPAK diharapkan dapat lebih

terstruktur.

Pengadaan Aplikasi Inspektorat Utama pada tahun 2018 terealisasi senilai

Rp226.380.000,00 (100%) dari total anggaran sebesar Rp226.380.000,00

Page 43: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

40

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pemerintah mendukung penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat

dan Makanan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan

melalui Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat

dan Makanan. Salah satu perubahan yang ada pada Peraturan tersebut adalah

transformasi fungsi pengawasan internal serta perubahan organisasi dan

tata kerja Inspektorat menjadi Inspektorat Utama.

sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden nomor 80 tahun 2017 diterbitkanlah

Peraturan Badan POM nomor 26 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Badan POM, dalam pasal 361 s/d 377 dijelaskan tentang Organisasi dan Tata

Kerja Inspektorat Utama Badan POM, mengatur perubahan Inspektorat yang

secara struktural menjadi Inspektorat Utama. Sesuai peraturan tersebut,

Inspektorat Utama terdiri dari 2 (dua) unit kerja Eselon II yaitu Inspektorat I dan

Inspektorat II.

Seiring dengan peningkatan upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerja

aparatur negara maka tugas-tugas yang diamanatkan kepada Inspektorat II juga

semakin meningkat dan kompleks. Walaupun demikian, Inspektorat II Badan POM

telah berupaya untuk melaksanakan program dan kegiatan secara transparan

serta akuntabel dengan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki secara

efektif dan efisien.

Pelaksanaan kegiatan tahun 2018, sendiri masih memiliki beberapa kendala yang

dapat dijabarkan sebagai berikut:

Internal

a. Ruang kerja Inspektorat belum memadai, salah satunya belum mempunyai

ruang penyimpanan arsip.

b. Keterbatasan jumlah SDM Auditor dengan beban kerja yang semakin

meningkat.

Eksternal

a. Adanya perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan POM sehingga

dilakukan perombakan kebijakan, personil, tugas dan anggaran. Akibatnya

beberapa kegiatan menumpuk pada bulan-bulan akhir tahun 2018.

b. Pelaksanaan evaluasi/audit oleh pihak eksternal yang waktunya saling

berdekatan sehingga menunda pelaksanaan kegiatan utama Inspektorat II.

Page 44: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan

41

LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan

B. Saran

Berbasis pada uraian yang telah disebutkan dalam pembahasan di Laporan

Tahunan ini, Inspektorat II Badan POM berusaha melaksanakan program dan

kegiatan secara transparan dan akuntabel. Untuk lebih meningkatkan kemampuan

Inspektorat II, dalam upaya menghadapi kompleksitas tantangan di tahun-tahun

mendatang, perlu disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Penambahan personil untuk Auditor maupun Sub Bagian Tata Usaha

mengingat semakin kompleksnya tugas yang diemban oleh Inspektorat II.

2. Pengembangan insitusi Inspektorat II melalui cara-cara sebagai berikut:

a. Perangkat keras pengawasan berupa peningkatan sarana pendukung,

pemutakhiran ketentuan peraturan perundang-undangan, dan kebijakan;

b. Pengembangan perangkat lunak pengawasan berupa Simolekdesi

(Sistem Informasi Monitoring Secara Elektronik dan Dashboard Evaluasi

Kinerja) dan GIAT (Gerbang Input Angka Kredit);

c. Kebijakan penambahan jumlah auditor; dan

d. Peningkatan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan yang

berkesinambungan baik soft maupun hard competency.

3. Peningkatan kerjasama Inspektorat II Badan POM dengan instansi lainnya,

seperti BPKP, Kementerian Keuangan, Kementerian PAN dan RB,

Ombudsman dan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam berbagai aspek

dalam rangka peningkatan kualitas pengawasan internal.

4. Meningkatkan keterlibatan seluruh satuan kerja dalam membangun budaya

pengendalian internal yang handal untuk mencapai transparasi dan

akuntabilitas.

Page 45: LAPORAN TAHUNAN 2018 - ppid.pom.go.idppid.pom.go.id/file/laporan_tahunan/pusat/Inspektorat II.pdf · penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk meningkatkan