LAPORAN SKILLAB konser
-
Upload
intan-permata-asti -
Category
Documents
-
view
48 -
download
5
description
Transcript of LAPORAN SKILLAB konser
LAPORAN SKILLAB
BLOK ORAL DIAGNOSA & RENCANA
PERAWATAN PENYAKIT DENTOMAKSILOFASIAL
“Konservasi”
OLEH:
KELOMPOK TUTORIAL 1
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2013
KELOMPOK TUTORIAL 1
ANGGOTA :
1. SELVIA MAGDALENA (111610101001)
2. FATHIMATUS ZAHRO (111610101002)
3. RIRIA HENDARTO PUTRI (111610101006)
4. LUBNA (111610101008)
5. RHANIFDA AMVITASARI (111610101009)
6. VANANDA DUANTA (111610101011)
7. BIMBI VIRGAMANTYA (111610101047)
8. STEFANUS CHRISTIAN (111610101051)
9. DANANG DEWANTARA (111610101062)
10. REDO SETYAWAN (111610101068)
11. SARIWIWiT INTAN P.A. (111610101087)
12. INNEKE A.S. (111610101089)
13. CINDY USWATUN (111610101095)
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Skill Lab “Konservasi” pada Blok
Oral Diagnosa dan Rencana Perawatan Penyakit Dentomaksilofasial.
Penyusunan laporan ini tidak lepas oleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. drg. Sri Lestari, M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan
membimbing, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan makalah ini mungkin masih ada beberapa bagian yang
tidaklah sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangatlah
diharapkan untuk perbaikan kesempurnaan laporan ini. Demikian, penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Jember, 22 Maret 2013
Penulis
PEMBAHASAN
A. Diagnosa Pasien
Berdasarkan pemeriksaan subjectif dan objectif didapatkan hasil diagnosa
pasien yaitu pulpitis hiperplastis kronis pada gigi molar kedua kiri rahang bawah
(37).Hal ini didapat berdasarkan :
1. Keluhan Pasien
Pasien merasa giginya sakit saat terkena rangsang dingin apabila
rangsang dihilangkan maka rasa sakit tersebut akan hilang.Pasien
merasakan giginya mulai sakit sejak ± 3 tahun yang lalu.Keadaan saat ini
gigi tersebut mudah berdarah juka digunakan untuk sikat gigi dan tidak
pernah digunakan untuk mengunyah.Saat pasien datang keadaannya tidak
sakit dan pada saat ini sudah tidak pernah merasa sakit kembali apabila
terkena rangsang dingin.Jika gigi tersebut sakit tidak pernah diberi obat
dan perawatn untuk meredakan rasa sakit.
2. Keadaan Umum Pasien
Pasien pernah sakit tifus dan demam berdarah dongue dan masuk
rumah sakit 10 tahun yang lalu.Pasien tidak pernah alergi dengan obat
apapun dan bahan yang digunakan untuk perawatan dan anastesi.
3. Gejala Subjectif
Pasien merasa sakit saat minum dingin dan panas.Rasa sakit tajam
seakan terkena tusukan,linu,serta kemeng.Rasa sakit tersebut terasa selama
tiga detik .
4. Pemeriksaan Objectif
Pada pemeriksaan objectif diperoleh hasil :
a. Pembengkakan Ekstra Oral : Pada pemeriksaan pembengkakan ekstra
oral,diperiksa pada kelenjar limfe submandibula dan
submental.Pemeriksaan pada submandibula tidak teraba,konsistensinya
lunak dan tidak tersa sakit.Begitu juga pada pemriksaan submental.
b. Pemeriksaan Intra Oral : Pada pemeriksaan ini,diperiksa pada gingiva
dan regio intra oral yang mengalami pembengkakan.Hasil yang
didapat,tidak ada pembengkakan sehingga tidak dijumpai fistula.
c. Gigi Karies : Pada pemerikasaan gigi karies diperoleh hasil bahwa gigi
37 tersebut karies profunda pada sisi mesio oklusal.Hasil pemeriksaan
ini diperoleh kedalaman karies 5mm saat dilakukan pemeriksaan
menggunakan probe karena gigi 37 memiliki ketebalan enamel 1mm
dan dentin 3-4mm .
d. Perforasi : Hasil pemeriksaan klinis tidak ditemukan perforasi oleh
karena gigi tersebut tidak dapat dimasuki jarum miller.Hal ini
disebabkan adanya jaringan gingiva yang menagalami hiperplasi
sehingga masuk kedalam kavitas.Namun,hasil foto rontgen
menunjukkan bahwa gigi tersebut sudah perforasi oleh karena karies.
e. Tekanan dan Perkusi : Pemeriksaan perkusi dan tekanan dilakukan
untuk mengetahui adanya keradanagn pada jaringan periapikal dan
periodontal.Dilakukan dengan menggunakan handle instrumen dengan
menekan atau menggigit dan mengetuk pada oklusal dari berbagai
sisi.Hasil pemeriksaan pasien tidak merasakan sakit.
f. Kegoyangan Gigi : Diperoleh hasil kegoyangan derajat 1 yang dapat
dikatakan keadaan normal .
g. Gingiva Sekitar Gigi : Hasil pemeriksaan menunjukkan kemerahan
pada sekitar margin gingiva .
h. Polip : hasil pemeriksaan secara klinis diperoleh bahwa pasien
menunjukkan polip gingiva oleh karena adanya hiperplasi gingiva
yang masuk kedalam cavitas yang mengalami karies yang melibatkan
servikal gigi.Dari hasil pemeriksaan juga diduga adanya polip pulpa
karena pada saat pembersihan cavitas keluar darah.
i. Tes Vitalitas : Dilakukan dengan tes termal panas menggunakan gutta
percha yang dipanaskan namun tidak menimbulkan reaksi.Tes termal
dingin dengan menggunakan chlor etil yang disemprotkan pada cotton
palate hingga menimbulkan bunga es dan menunjukkan hasil dimana
pasien merasakan rangsangan dingin sehingga dapat disimpulkan gigi
masih vital.
5. Gambaran Radiografi
Diperoleh dari hasil foto rontgen pada gigi 37 dengan teknik periapikal
(gambar 1.).Hasil menunjukkan bahwa :
a. Ruang pulpa atau saluran akar normal,tidak terjadi atrofi atau
pengecilan,tidak terjadi ramifikasi atau adanya saluran-saluran akar
tambahan,tidak ada obliterasi yaitu penutupan saluran akar dan tidak
terjadi kalsifikasi.
b. Akar gigi normal pada akar distal sedangkan akar mesial
bengkok.Tidak terlihat adanya fraktur dan hipersementosis.
c. Resopsi eksternal dilihat dari resopsi akar sebelah luar dan hasilnya
tidak terjadi resopsi eksternal.
d. Resopsi internal dilihat dari adanya resopsi pada dentin di dalam akar
gigi,hasil menunjukkan tidak adanya resopsi internal.
e. Lamina Dura menunjukkan hasil yang normal ,karena garis lamina
dura dan tidak terlihat terputus
f. Membran periodontal menunjukkan hasil yang normal,dan tidak
terlihat penebalan.
g. Daerah periapikal menunjukkan tidak adanya gambaran radiopaque
dan radiolusensi sehingga dapat diketahui gigi tersebut dapat
dipertahankan bila dilakukan perawatan.
B. Rencana Perawatan
Rencana perawatan pada pulpitis hiperplasi kronis pada kasus ini yaitu
dilakukan perawatan endodontik yaitu pulpektomi,karena karies sudah melibatkan
jaringan pulpa dan gigi masih vital sehingga masih dapat dipertahankan dan dapat
dilakukan restorasi.Pertimbangan lain pada gambaran radiografi juga tidak terlihat
adanya resobsi interna dan eksterna,tidak ada ramifikasi,tidak ada obliterasi dan
tidak ada fraktur .Juga tidak ada kelainan pada jaringan periapikal dan
periodontal.Restorasi yang digunakan berupa rigid onlay karena karies telah
melibatkan 1 cusp mesio-oklusal yang hilang. Prognosis baik jika pasien
kooperatif dalam artian pasien sadar untuk merawatkan giginya dan memahami
edukasi yang diberikan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan subjektif ,objektif dan penunjang
didapatkan diagnosa pasien mengalami pulpitis hiperplastis kronis karena adanya
keries profunda perforasi yang melibatkan 1 cusp mesio-oklusal dengan rencana
perawatan yang akan dilakukan yaitu pulpektomi dan restorasi rigid onlay.
LAMPIRAN
Gambar 1. Foto rontgen periapikal. Pada pasien perempuan umur 19 tahun,
dengan karies profunda perforasi