Laporan Revisi Pak Topo

137
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran Pembangunan MDG’s adalah hasil dari Deklarasi Milenium yang merupakan kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara perserikatan bangsa–bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000. Sasaran – sasaran yang harus dicapai ialah : 1. Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan 2. Mencapai pendidikan untuk semua 3.Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan 4. Menurunkan angka kematian anak 5. Meningkatkan kesehatan ibu 6.Mengurangi HIV / AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya 7. Memastikan kelestarian lingkungan 1

description

hvhjvhj

Transcript of Laporan Revisi Pak Topo

Page 1: Laporan Revisi Pak Topo

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sasaran Pembangunan MDG’s adalah hasil dari Deklarasi Milenium

yang merupakan kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189

negara perserikatan bangsa–bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada

September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun

2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan

masyarakat pada tahun 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam

pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan

diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala

pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)

Milenium di New York pada bulan September 2000. Sasaran – sasaran

yang harus dicapai ialah :

1. Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan

2. Mencapai pendidikan untuk semua

3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

4. Menurunkan angka kematian anak

5. Meningkatkan kesehatan ibu

6. Mengurangi HIV / AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya

7. Memastikan kelestarian lingkungan

8. Membangun kemitraan Global dalam pembangunan

Sasaran ke-5 dalam Milenium Development Goals yaitu

Meningkatkan derajat kesehatan ibu. Target dari sasaran yang ke-5 ini

adalah menurunkan angka kematian ibu yang besarnya mecapai tiga

perempatnya ditahun 1990 hingga tahun 2015. Seperti halnya angka

kematian balita, angka kematian ibu juga bisa dihitung berdasarkan data

yang dihasilkan pada sensus penduduk 2010 dengan menggunakan teknik

demografi. Dan untuk mengetahui peningkatan derajat kesehatan ibu ini

dapat dilihat sejauh mana pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

terlatih, dengan asumsi dimana pertolongan persalinan dengan tenaga

1

Page 2: Laporan Revisi Pak Topo

kesehatan terlatih lebih baik dibandingan dengan pertolongan dukun.

Termasuk dengan melakukan pendekatan dengan banyaknya yang

menggunakan alat kontrasepsi pada usia menikah 15–49 tahun dengan

asumsi bahwa memakai alat kontrasepsi itu lebih aman dibandingakan

dengan tidak memakai alat kontrasepsi.1

Kesehatan ibu sering didiskusikan bersamaan dengan kesehatan anak,

karena dua hal ini tidak dapat dipisahkan. Bila kita melihat MDGs butir

keempat yaitu bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB).

Target utama yang ingin dicapai adalah menurunkan AKB 2/3 pada tahun

20153. Angka kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi merupakan

indikator kuat untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan, karena

itu menjadi acuan dalam pencapaian MDGs. Keberhasilan sistem

kesehatan terletak pada ketersediaan tenaga kesehatan, fasilitas baik

sarana dan prasarana yang mudah diakses, terjangkau, dapat diterima,

mempunyai kualitas yang bagus serta tidak ada diskriminasi dalam memberi

layanan.2

Millennium Development Goals(MDGs) yang kelima adalah bertujuan

untuk meningkatkan kesehatan ibu. Terdapat dua target yang berhubungan

dengan MDGs butir kelima yaitu:

1. Menurunkan sampai 3/4 Angka Kematian Ibu (AKI) antara tahun

1990–2015.

2. Akses yang universal terhadap kesehatan reproduksi pada tahun

20151

Angka kematian dan angka kesakitan pada ibu adalah inti utama

ketidaksetaraan (inequity) pelayanan kesehatan baik antara yang kaya

dengan yang miskin, yang punya kuasa dan yang tidak, serta yang paling

penting adalah ketidaksetaraan gender, dimana perempuan tidak punya hak

yang sama dalam akses terhadap pelayanan kesehatan serta hak untuk

mengontrol pilihannya dalam kesehatan reproduksi.1

Kesehatan ibu sering didiskusikan bersamaan dengan kesehatan anak,

karena dua hal ini tidak dapat dipisahkan. Bila kita melihat MDGs butir

keempat yaitu bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB).

2

Page 3: Laporan Revisi Pak Topo

Target utama yang ingin dicapai adalah menurunkan AKB 2/3 pada tahun

2015.1

Berdasarkan laporan Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Jatibarang

dan bidan Desa Kramat serta hasil fasilitasi bersama stakeholder Desa

Kramat, ditemukan kasus anemia Fe pada ibu hamil yang dirasakan gawat

oleh masyarakat. Melalui Pengalaman Belajar Lapangan 2 ini, mahasiswa

dapat menyelesaikan masalah Kesehatan Ibu dan Anak terutama kasus

anemia Fe pada ibu hamil mulai dari : identifikasi masalah Kesehatan Ibu

dan Anak yang meliputi pengumpulan informasi yang berupa data, baik

sekunder maupun primer, pengolahan data beserta analisnya dan membuat

prioritasi masalah Kesehatan Ibu dan Anak, menelusuri dan menganalisis

penyebab anemia Fe pada ibu hamil, menginvestigasi faktor yang terkait

dengan permasalahan anemia Fe pada ibu hamil, melakukan identifikasi

alternatif solusi dan analisis kelayakan dengan force field terhadap

penyelesaian masalah anemia Fe pada ibu hamil, menyusun Plan of

Action(PoA) penyelesaian masalah anemia Fe pada ibu hamil,

mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan intervensi, melakukan

monitoring serta evaluasi hasil kegiatan intervensi penyelesaian masalah

anemia Fe pada ibu hamil.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Melakukan penyelesaian masalah Kesehatan Ibu dan Anak (Anemia Fe

pada ibu hamil) secara partisipatif di wilayah Desa Kramat, Kecamatan

Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan identifikasi, analisis dan prioritas masalah KIA berdasarkan

data sekunder serta melakukan fasilitasi tentang masalah Kesehatan

Ibu dan Anak pada representasi dari stakeholder di Desa Kramat,

Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

b. Melakukan identifikasi dan analisis penyebab masalah Anemia Fe

pada ibu hamil dengan melakukan penelusuran penyebab masalah

3

Page 4: Laporan Revisi Pak Topo

Riwayat Anemia Fe pada ibu hamil di Desa Kramat, Kecamatan

Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. dengan menggunakan

instrumen.

c. Melakukan Fasilitasi pertama tentang Anemia Fe kepada stakeholder

di Desa Kramat, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa

Tengah terhadap prioritas masalah dan penyebab masalah Anemia Fe

pada ibu hamil.

d. Mengidentifikasi, melakukan prioritasi dan menganalisis alternatif

solusi masalah Anemia Fe pada ibu hamil beserta kelayakannya

dengan melakukan fasilitasi kedua Desa Kramat, Kecamatan

Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

e. Menyusun rencana kegiatan atau Plan of Action intervensi melalui

kegiatan fasilitasi kedua Desa Kramat, Kecamatan Jatibarang,

Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

f. Melaksanakan intervensi penyelesaian masalah Anemia Fe pada ibu

hamil di Desa Kramat, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes,

Jawa Tengah

g. Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan intervensi

penyelesaian masalah Anemia Fe pada ibu hamil Desa Kramat,

Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

C. Manfaat

Dari kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan 2 (PBL-2) ini, diharapkan

dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Bagi masyarakat dan Desa Kramat

a. Mendapatkan informasi mengenai masalah Kesehatan Ibu dan

Anak(KIA) terutama masalah Anemia Fe pada ibu hamil yang ada di

Desa Kramat, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa

Tengah sehingga diharapkan adanya perubahan perilaku bagi

masyarakat khususnya ibu dan anak.

b. Agar masyarakat dapat lebih menyadari akan pentingnya hidup sehat

dan perilaku sehat bagi Kesehatan Ibu dan Anak terutama masalah

4

Page 5: Laporan Revisi Pak Topo

Anemia Fe pada ibu hamil dengan tindakan lebih lanjut dari pihak desa

dan kader posyandu untuk memberikan penyuluhan.

c. Pihak pamong/perangkat Desa Kramat, Kecamatan Jatibarang,

Kabupaten Brebes, Jawa Tengah dapat mengembangkan suatu

program pengembangan desa terutama dalam bidang Kesehatan Ibu

dan Anak terutama masalah Anemia Fe pada ibu hamil.

d. Masyarakat diharapkan dapat lebih memanfaatkan pelayanan

kesehatan yang ada.

2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

a. Mengenalkan eksistensi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Diponegoro kepada masyarakat di lingkungan Desa Kramat,

Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

b. Mendapatkan informasi tentang masalah kesehatan ibu dan anak di

Desa Kramat, Kecamatan Jatibarang, kabupaten Brebes.

3. Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan atau menambah pengalaman serta wawasan secara

aktif dan interaktif dengan masyarakat Desa Kramat, Kecamatan

Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mengenai penyelesaian

masalah Kesehatan Ibu dan Anak terutama masalah Anemia Fe pada

ibu hamil.

b. Meningkatkan dan melatih kemampuan serta keterampilan dalam

melakukan penyelesaian masalah Kesehatan Ibu dan Anak terutama

masalah Anemia Fe pada ibu hamil dan menulis laporan Pengalaman

Belajar Lapangan 2 (PBL-2).

c. Dengan berbagai tahap pemecahan masalah Kesehatan Ibu dan Anak

terutama masalah Anemia Fe pada ibu hamil, mampu melatih soft skill

mahasiswa, yaitu bersosialisasi dan berinteraksi dengan masyarakat

yang ada di Desa Kramat, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes,

Jawa Tengah.

5

Page 6: Laporan Revisi Pak Topo

4. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes

a. Memberikan gambaran informasi Kesehatan Ibu dan Anak terutama

masalah Anemia Fe pada ibu hamil di Desa Kramat, Kecamatan

Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

b. Membantu dalam penyelesaian masalah KIA terutama masalah

Anemia Fe pada ibu hamil yang ada di Desa Kramat, Kecamatan

Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

6

Page 7: Laporan Revisi Pak Topo

BAB II

METODE KEGIATAN PBL

A. Tahapan Problem Solving Cycle Masalah KIA

Problem solving cycle (siklus pemecahan masalah) adalah proses

yang melibatkan penemuan masalah, analisis masalah, dan pemecahan

masalah. Tujuan utama dari pemecahan masalah adalah untuk

mengatasi kendala dan mencari solusi yang terbaik dalam menyelesaikan

masalah. Problem solving merupakan gabungan dari alat, keterampilan

(skills) dan proses. Disebut alat karena dapat membantu dalam

memecahkan masalah, mendesak atau untuk mencapai tujuan, disebut

skills karena sekali mempelajarinya maka dapat menggunakannya

berulang kali, disebut proses karena melibatkan sejumlah langkah

Problem solving cycle merupakan proses yang terdiri dari langkah-

langkah berkesinambungan yang terdiri dari identifikasi analisis dan

prioritas masalah KIA, identifikasi analisis dan prioritas penyebab

masalah KIA, identifikasi prioritas dan analisis kelayakan solusi,

penyusunan plan of action untuk intervensi kegiatan, penyusunan

instrumen monev, implementasi intervensi, dan monitoring-evaluasi

kegiatan intervensi.

7

Page 8: Laporan Revisi Pak Topo

Gambar 2.1 Siklus Penyelesaian Masalah KIA dalam PBL 2 3

1. Identifikasi masalah Kesehatan Ibu dan Anak

a. Deskripsi

Langkah pertama dalam penyelesaian masalah Kesehatan Ibu dan

Anak(KIA) adalah melakukan identifikasi masalah KIA. Hasil dari

identifikasi masalah KIA perlu didiskusikan dan dikonfirmasi kepada

pemangku kepentingan (stakeholder), agar para stakeholder memahami

permasalahan yang ada di wilayahnya. Dengan demikian dalam

8

LATAR BELAKANG

Partisipasi-Bekerja sama

Evaluasi Program Intervensi

MONITORING-EVALUASI KEGIATAN INTERVENSI

IMPLEMENTASI INTERVENSI

PENYUSUNAN PoA UNTUK INTERVENSI

IDENTIFIKAS, PRIORITASI DAN ANALISIS KELAYAKAN SOLUSI

IDENTIFIKASI, ANALISIS DAN PRIORITAS MASALAH KIA

IDENTIFIKASI, ANALISIS DAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH KIA

Pengambilan data sekunder dan hasil PBL 1, analisis (deskriptif-analitik)-fasilitasi-advokasi

Pembuatan instrumen, survei dan analisis (kuantitatif-kualitatif; deskriptif-analitik)-fasilitasi-advokasi

Analisis solusi dan kelayakan –fasilitasi

Fasilitasi-partisipatif; pembagian tugas dan tanggung jawab

Penyusunan instrumen monev

Partisipasi-pengorganisasian, mobilisasi.

Page 9: Laporan Revisi Pak Topo

penyelesaian masalah KIA, para stakeholder sudah harus terlibat secara

dini. Keterlibatan tersebut akan memberikan dampak positif terhadap

kegiatan atau langkah selanjutnya, karena kita dapat mengoptimalkan

dukungan resources yang ada di masyarakat.

Representatifitas dari para stakeholder dapat diidentifikasi dari jajaran

pemerintah di tingkat desa atau kecamatan, termasuk provider

kesehatan. Demikian halnya keterwakilan dari pemangku kepentingan

yang lain, misalnya ketua Kepala desa, tokoh masyarakat, kader,

dimana semua pihak mendapat kesempatan mengemukakan situasi

Kesehatan Ibu dan Anak dari perspektif masing-masing.

Identifikasi masalah KIA membutuhkan informasi komprehensif yang

dapat diperoleh melalui berbagai cara, antara lain:

1) Menelaah data sekunder baik berupa data kuantitatif dan data

kualitatif (data sekunder terkini dari Puskesmas, bidan desa dan

Polindes).

2) Mendiskusikan (sharing dan konfirmasi) dengan pemangku

kepentingan (stakeholder) terkait.4

b. Tujuan

Mahasiswa mampu melakukan identifikasi masalah Kesehatan Ibu dan

Anak di wilayah Desa Kramat.

c. Tujuan khusus

1) Mahasiswa mampu mengumpulkan informasi(data, fakta), data

sekunder secara valid (data dari provider kesehatan terkini:

Puskesmas, bidan di desa, Polindes, kader).

2) Mahasiswa mampu mengolah dan menganalisis data sehingga

menjadi sebuah informasi yang akurat terhadap permasalahan

Kesehatan Ibu dan Anak.

3) Mahasiswa mampu melakukan identifikasi dan pemetaan

stakeholder potensial yang akan terlibat dalam penyelesaian

masalah.

4) Mahasiswa mampu meyakinkan para stakeholder terhadap

permasalahan Kesehatan Ibu dan Anak.

9

Page 10: Laporan Revisi Pak Topo

5) Mahasiswa bersama stakeholder (secara partisipatif) mampu

memprioritaskan permasalahan Kesehatan Ibu dan Anak

berdasarkan kriteria yang telah disepakati.

6) Mahasiswa mampu membuat narasi permasalahan Kesehatan Ibu

dan Anak di Desa Kramat.

d. Waktu

Kamis - Minggu, 7-17 November 2013.

e. Alat dan bahan

Alat tulis, kertas flipchart, kamera, lap top, materi seputar KIA.

f. Metode

Mendatangi langsung pusat pelayanan kesehatan(data based on health

services) untuk mendapatkan data terbaru, data laporan bulanan, buku,

laporan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA, data kohort

ibu/bayi/balita. Pusat pelayanan kesehatan antara lain: Puskesmas,

Polindes, dan bidan desa.

Metode dilakukan untuk melakukan identifikasi dan prioritas masalah

KIA adalah Fasilitasi yang melibatkan stakeholder terkait serta Ibu hamil.

g. Langkah persiapan

1) Pembagian tugas pada kelompok.

2) Membuat daftar dokumen atau informasi yang akan

dikumpulkan/didapatkan.

3) Membuat daftar calon stakeholder potensial yang akan diundang

dalam Fasilitasi identifikasi masalah Kesehatan Ibu dan Anak,

kemudian melakukan koordinasi dengan para stakeholder yang

akan terlibat.

4) Merancang Fasilitasi bagi para stakeholder untuk merumuskan

masalah Kesehatan Ibu dan Anak, serta menyiapkan Fasilitator, alat

tulis kantor, tempat, waktu, konsumsi, dan dokumen sekunder

tentang permasalahan kesehatan.

5) Membuat undangan untuk mengundang para calon stakeholder.

10

Page 11: Laporan Revisi Pak Topo

h. Langkah pelaksanaan

1) Mahasiswa menuju lapangan untuk mengambil data sekunder(data

laporan bulanan, buku register penyakit, laporan Pemantauan

Wilayah Setempat KIA, data kohort ibu/bayi/balita) beberapa bulan

terakhir dengan disertai identitas.

2) Mahasiswa mengumpulkan data masalah kesehatan, kebijakan

kesehatan mengenai Kesehatan Ibu dan Anak ditingkat kecamatan.

3) Menganalisis dan mereview data terbaru berdasarkan indikator

kasus KIA.

4) Mahasiswa membuat tabel mengenai daftar jenis dan jumlah kasus

KIA sesuai dengan indikator.

5) Mahasiswa melakukan konfirmasi dari jenis kasus dan urutan kasus

KIA kepada petugas kesehatan.

6) Mahasiswa menentukan urutan prioritas masalah Kesehatan Ibu

dan Anak dengan menggunakan metode MCUA berdasarkan

kriteria besar/banyaknya kasus, trend kasus dan resiko/gawatnya

kasus, dengan skoring dan pembobotan.

i. Langkah Fasilitasi

Fasilitasi 1 : Penentuan prioritas masalah serta penyebab masalah

secara umum

1) Pembawa acara melakukan salam pembuka, perkenalan dan

Fasilitator memandu pelaksanaan kontrak pertemuan serta tujuan

pertemuan. Panitia yang lain mencairkan suasana dengan

melakukan energizing.

2) Ketua PBL memaparkan pandangan tentang masalah KIA di Desa

Kramat.

3) Fasilitator beserta co-fasilitator memandu peserta untuk

menentukan masalah KIA di desa Kramat, setelah itu

memprioritaskan permasalahan Kesehatan Ibu dan Anak serta

penyebabnya secara umum, kemudian membuat deskripsi singkat

mengenai rumusan permasalahan Kesehatan Ibu dan Anak.

4) Pembawa acara menutup pertemuan ini.

11

Page 12: Laporan Revisi Pak Topo

Fasilitasi 2 : Pemaparan metaplan, penentuan alternatif solusi serta

perancangan PoA

1) Pembawa acara melakukan salam pembuka, perkenalan dan

Fasilitator memandu pelaksanaan kontrak pertemuan serta tujuan

pertemuan. Panitia yang lain mencairkan suasana dengan

melakukan energizing.

2) Fasilitator beserta co-fasilitator memandu peserta untuk

menentukan alternatif solusi masalah KIA desa Kramat, setelah itu

merancang PoA intervensi masalah Kesehatan Ibu dan Anak.

3) Pembawa acara menutup pertemuan ini.

2. Akar penyebab masalah Kesehatan Ibu dan Anak

a. Deskripsi

Masalah Kesehatan Ibu dan Anak telah didapatkan, namun penyebab

atau sumber dari masalah Kesehatan Ibu dan Anak itu sendiri

sebenarnya belum diketahui. Penyebab masalah merupakan berbagai

faktor yang terkait dengan masalah Kesehatan Ibu dan Anak. Faktor-

faktor resiko atau penyebab kasus KIA bisa berdiri sendiri dan atau

saling terkait dan baru menimbulkan permasalahan KIA atau outcome.

Untuk mengidentifikasi faktor resiko atau penyebab masalah KIA

diperlukan proses penelusuran akar penyebab masalah dengan cara

yang sistematis dan berdasar pada data atau fakta, teori atau konsep

yang digunakan yaitu konsep H.L. Blum.4

b. Tujuan

Mahasiswa mampu melakukan identifikasi dan analisis akar penyebab

atau faktor resiko dari masalah Kesehatan Ibu dan Anak dengan

menggunakan teknik survei kuesioner.

c. Waktu

Kamis, Jumat, selasa, Rabu , 21. 22. 26, 27 November 2013.

d. Alat dan Bahan

Alat tulis, lembar kuesioner, dan kamera.

12

Page 13: Laporan Revisi Pak Topo

e. Metode

Metode untuk mengidentifikasi dan menganalisis akar penyebab atau

faktor resiko dari masalah Kesehatan Ibu dan Anak dalam PBL 2 ini

dengan menggunakan teori H.L. Blum yang meliputi 4 faktor, yaitu :

1.)lingkungan, 2.)perilaku, 3.)pelayanan kesehatan, dan 4.)keturunan.

Dari H. L. Blum tersebut kemudian dibuat pertanyaan sebagai instrumen

kuesioner.

Wawancara dilakukan pada semua ibu hamil yang ada di desa Kramat.

Langkah wawancara

1) Membuat instrumen kuesioner dari teori H.L. Blum.

2) Menyamakan persepsi mengenai instrumen kuesioner.

3) Mendatangi responden di rumah masing-masing, kemudian

melakukan wawancara.

4) Menyalin hasil wawancara.

3. Alternatif penyelesaian masalah Kesehatan Ibu dan Anak

a. Deskripsi

Penyebab atau faktor resiko masalah Kesehatan Ibu dan Anak telah

teridentifikasi.Guna mencegah permasalahan Kesehatan ibu dan Anak

tersebut berlangsung, maka diperlukan alternatif penyelesaian (solusi)

masalah Kesehatan Ibu dan Anak. Dalam mengidentifikasi dan

menganalisis alternatif solusi, sebaiknya mempertimbangkan kondisi riil

yang ada di masyarakat atau lapangan. Disamping itu dalam

memberikan alternative solusi harus senantiasa melibatkan pihak lain

yang terkait (sesuai kebijakan yang ada, relevansi program,

ketersediaan sumberdaya, kecepatan mengatasi masalah, kemudahan

untuk diterapkan) sehingga diharapkan solusi yang diberikan sudah

mengakomodir kebutuhan dari berbagai pihak (stakeholder), sehingga

nantinya dapat berjalan langgeng. Metode yang dipergunakan untuk

mengidentifikas ialternatif solusi adalah dengan diagram how-how dan

diagram force field analysis dan penggunaan metaplan.5

13

Page 14: Laporan Revisi Pak Topo

b. Tujuan

Mahasiswa mampu melakukan identifikasi dan analisis berbagai

alternatif solusi dari penyebab atau faktor resiko masalah Kesehatan Ibu

dan Anak dengan menggunakan teknik identifikasi alternatif

penyelesaian masalah.

c. Tujuan khusus

1) Mahasiswa mampu membuat diagram identifikasi alternatif

penyelesaian masalah Kesehatan Ibu dan Anak.

2) Mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai alternatif solusi yang

terkait dengan akar penyebab atau faktor resiko masalah

Kesehatan Ibu dan Anak.

3) Mahasiswa mampu memprioritaskan solusi dari penyebab masalah

Kesehatan Ibu dan Anak.

d. Waktu

27 November 2013

e. Alatdan Bahan

Kertas flipchart, spidol besar, artikel ilmiah terkait masalah Kesehatan

Ibu dan Anak, dan data pendukung

f. Metode

Metode untuk mengidentifikasi dan menganalisis alternative solusi dari

masalah Kesehatan Ibu dan Anak dalam PBL 2 ini digunakan

brainstorming. Metode brainstorming digunakan untuk mengidentifikasi

alternatef solusi berdasarkan data/fakta, pengetahuan, dan pengalaman

praktis para peserta yang terlibat.Hasil dari brainstorming dituliskan pada

kertas flipchart. Pertimbangan dalam memprioritaskan penyelesaian

masalah kesehatan antara lain: kebijakan yang mendukung

program/alternative solusi tersebut; cara/teknologi/metode (yang cepat

dan tepat) untuk mengatasi penyebab masalah; kemudahan untuk

dilaksanakan/dikerjakan; ada yang mau dan mampu mengerjakan; dana;

serta relevansi dengan program kesehatan.

14

Page 15: Laporan Revisi Pak Topo

4. Analisis kelayakan penyelesaian masalah Kesehatan Ibu dan Anak

a. Deskripsi

Dalam menilai kelayakan solusi penyelesaian masalah Kesehatan Ibu

dan Anak digunakan metode force field analysis. Dengan demikian,

selain solusinya tepat, solusi tersebut akan dapat dikerjakan dengan

sumber daya yang tersedia.

b. Tujuan

Mahasiswa mampu melakukan identifikasi dan analisis kelayakan solusi

penyelesaian masalah Kesehatan Ibu dan Anak.

c. Tujuan khusus

1) Mahasiswa mampu membuat diagram kelayakan solusi.

2) Mahasiswa mampu menganalisis kelayakan alternatif penyelesaian

masalah Kesehatan Ibu dan Anak dengan pendekatan force field

analysis.

d. Waktu

28 November 2013

e. Alat dan Bahan

Flipchart, spidol besar dan buku terkait masalah Kesehatan Ibu dan

Anak.

f. Metode

Metode yang digunakan untuk menilai kelayakan solusi penyelesaian

masalah Kesehatan Ibu dan Anak adalah dengan pendekatan force field

analysis. Pertimbangan dalam memprioritaskan penyelesaian masalah

dengan metode force field adalah adanya faktor pendukung dan

penghambat.

g. Langkah persiapan

1) Mahasiswa menyiapkan dokumen/bahan prioritas solusi/penyelesaian

masalah.

2) Mahasiswa menyiapkan undangan (waktu dan tempat) untuk

stakeholder yang akan didatangkan pada kegiatan fasilitasi analisis

kelayakan masalah.

15

Page 16: Laporan Revisi Pak Topo

3) Mahasiswa merancang fasilitasi bagi para stakeholder untuk

merumuskan kelayakan solusi.

4) Mahasiswa melakukan koordinasi terhadap calon peserta dan internal

kelompok.

h. Langkah pelaksanaan

g. Langkah persiapan

1) Mahasiswa menyiapkan undangan untuk para stakeholder dan ibu

hamil desa Kramat yang akan hadir pada kegiatan fasilitasi

penyelesaian masalah.

2) Mahasiswa merancang fasilitasi bagi para stakeholder dan ibu hamil

untuk merumuskan masalah kesehatan Ibu dan Anak, ( mahasiswa

menyiapkan pembawa acara, fasilitator, co-fasilitator, alat tulis

kantor, kertas flipchart, tempat, waktu, konsumsi, serta

data/dokumen sekunder tentang prioritas penyebab permasalahan

kesehatan).

3) Mahasiswa melakukan koordinasi terhadap calon peserta dan

internal kelompok.

h. Langkah pelaksanaan

1) Pembawa acara memandu salam pembuka, Fasilitator beserta co-

fas memandu kontrak pertemuan dan tujuan pertemuan. Panitia

yang lain mencairkan suasana dengan energizing.

2) Fasilitator memandu melakukan review terhadap alternatif

penyelesaian masalah Kesehatan Ibu dan Anak.

3) Fasilitator memandu peserta membuat alternatif penyelesaian

masalah Kesehatan Ibu dan Anak.

1) Fasilitator memandu membuat diagram force field untuk

menganalisis kelayakan alternatif solusi, kemudian memandu

mengisi diagram force field (faktor penghambat dan pendukung).

2) Fasilitator memandu membuat deskripsi singkat mengenai diagram

force field, kemudian Fasilitator menutup sesi.

3) Pembawa acara menutup pertemuan.

16

Page 17: Laporan Revisi Pak Topo

5. Penyusunan rencana tindak lanjut (Plan of Action/PoA)

a. Deskripsi

Rencana aksi atau rencana tindak atau juga disebut Plan of Action

(PoA) merupakan suatu perencanaan kegiatan jangka pendek yang

ditujukan guna penyelesaian masalah Kesehatan Ibu dan Anak

berdasarkan pada penyelesaian masalah yang telah dipilih dan layak.

Untuk dapat membuat rencana tindak lanjut maka program hasil analisis

penyelesaian masalah Kesehatan Ibu dan Anak tersebut harus diurai

menjadi program/kegiatan-kegiatan yang diperlukan. Dalam melakukan

identifikasi dan analisis kegiatan serta sumber daya yang ada, maka

sebaiknya dilakukan dengan melihat program yang ada di pelayanan

kesehatan. Tujuan dari hal tersebut agar tidak terjadi overlapping

program dan atau kegiatan, namun tetap selaras dengan program

kesehatan yang ada di Puskesmas, dan jika dilakukan secara partisipatif

maka kegiatan dapat berjalan dengan baik dan berlanjut. Secara

sederhana, dalam membuat rencana aksi beberapa hal yang harus

masuk antara lain: jenis kegiatan, volume kegiatan, dana yang

diperlukan serta sumber dana, waktu pelaksanaan, oleh siapa kegiatan

tersebut dikerjakan, termasuk indikatornya.

b. Tujuan

Mahasiswa mampu melakukan identifikasi kegiatan yang diperlukan

guna melaksanakan penyelesaian masalah Kesehatan Ibu dan Anak.

c. Tujuan khusus

1) Mahasiswa mampu membuat matriks PoA.

2) Mahasiswa mampu mengidentifikasi kegiatan yang harus

dilaksanakan secara berurutan guna menyelesaikan masalah

Kesehatan Ibu dan Anak berdasarkan hasil analisis force field.

3) Mahasiswa mampu mengisi matriks tersebut.

d. Waktu

28 November 2013

17

Page 18: Laporan Revisi Pak Topo

e. Alat dan bahan

Kertas flipchart, spidol besar, dokumen prioritas penyelesaian masalah

Kesehatan Ibu dan Anak yang ada, dan dokumen program yang ada di

pelayanan kesehatan terkait.

f. Metode

Metode pendekatan yang dapat dipergunakan guna menyusun Plan of

Action adalah dengan matriks PoA, melalui pendekatan fasilitatif.

Dengan pendekatan fasilitatif, peserta melakukan brainstorming untuk

merumuskan rencana kegiatan dari solusi yang telah disepakati dan

layak dilaksanakan.

g. Langkah persiapan

1) Mahasiswa merancang Fasilitasi bagi para stakeholder untuk

merumuskan rencana aksi penyelesaian masalah Kesehatan Ibu

dan Anak.

2) Mahasiswa membuat undangan untuk mengundang stakeholder

yang akan terlibat dalam penyusunan PoA.

3) Mahasiswa melakukan koordinasi dengan para stakeholder yang

akan terlibat/dilibatkan dan internal kelompok.

h. Langkah Fasilitasi

1) Pembawa acara memandu peserta mengucapkan salam pembuka,

kemudian fasilitator bertugas mencairkan suasana, dan kontrak

pertemuan, kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan

pertemuan ini.

2) Fasilitator memandu membuat tabel Plan of Action, kemudian

mengisi tabel tersebut.

3) Fasilitator memandu membuat deskripsi singkat mengenai tabel

Plan of Action, kemudian menutup sesi.

18

Page 19: Laporan Revisi Pak Topo

6. Persiapan kegiatan intervensi

a. Deskripsi

Rencana kegiatan intervensi yang telah disusun harus dilaksanakan

guna menyelesaikan permasalahan kesehatan ibu dan anak yang ada.

Dalam rencana kegiatan intervensi tersebut telah dibuat apa yang harus

dikerjakan, berapa banyak dan besar kegiatan tersebut, berapa banyak

biaya yang dibutuhkan, hasil yang diharapkan, kapan dilaksanakan dan

siapa yang melaksanakan. Namun demikian hal tersebut belumlah

sepenuhnya selesai karena baru sebatas rencana, diperlukan persiapan

yang lebih matang agar kegiatan yang telah disusun dapat dilakukan

dan berjalan dengan lancar. Persiapan yang diperlukan menyangkut

mobilisasi sumber daya misalnya sarana dan prasarana yang

diperlukan, sasaran intervensi, metode yang digunakan untuk intervensi,

pihak yang terlibat dalam kegiatan intervensi, merancang kegiatan, serta

pelaksanaan kegiatan intervensi yang diperlukan.

b. Tujuan

Mahasiswa bersama masyarakat dan stakeholder terkait dapat

mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan dalam pelaksanaan

kegiatan intervensi penyelesaian masalah Kesehatan Ibu dan Anak.

c. Tujuan khusus

1) Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan

untuk intervensi.

2) Mahasiswa mampu melakukan identifikasi dan koordinasi dengan

sasaran dan pihak yang terlibat dalam intervensi.

3) Mahasiswa dapat merancang metode pelaksanaan kegiatan

intervensi dengan cermat.

d. Waktu

Jumat, 29 November 2013.

e. Personil Terlibat

Mahasiswa

f. Alat dan Bahan

19

Page 20: Laporan Revisi Pak Topo

Kertas flipchart, spidol besar, dokumen PoA yang ada, dokumen

program yang ada di pelayanan kesehatan terkait.

g. Metode

Metode pendekatan yang dapat dipergunakan guna menyusun

kebutuhan adalah dengan matriks persiapan kegiatan intervensi.

h. Langkah persiapan

1) Mahasiswa melakukan koordinasi internal kelompok.

2) Mahasiswa berkoordinasi dengan ibu bidan puskesmas, ibu bidan

desa dan kepala desa.

i. Langkah pelaksanaan

1) Ketua kelompok membuka agenda rapat

2) Ketua kelompok memandu pembentukan panitia.

3) Penanggung jawab acara membagi jobdesk masing-masing.

4) Ketua kelompok menutup agenda rapat

5) Masing-masing sie melaksanakan tugas sesuai jobdesk yang telah

dijelaskan.

6) Penanggungjawab acara berkoordinasi dengan bidan desa dan

bidan puskesmas.

7. Monitoring dan evaluasi kegiatan intervensi

a. Deskripsi

Kegiatan intervensi yang sudah dikerjakan perlu dilihat, apakah kegiatan

tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau bahkan tidak

berjalan sama sekali. Monitoring dilakukan mulai dari merencanakan

sampai dengan akhir pelaksanaan kegiatan intervensi, sehingga jika

terjadi kesalahan dapat dilakukan perbaikan segera(sebelum-saat-

setelah). Hal yang paling mudah untuk melakukan monitoring adalah

dengan cara membuat daftar pantau atau check list dari kegiatan

tersebut. Demikian halnya dengan kegiatan evaluasi yang ditujukan

untuk mengetahui apakah suatu kegiatan telah berhasil sesuai target

yang ditetapkan atau hasil yang diharapkan berdasarkan indikator yang

telah ditetapkan. Sedangkan untuk mengukur keberhasilan suatu

kegiatan(evaluasi) dapat dilakukan dengan metode yaitu dengan

20

Page 21: Laporan Revisi Pak Topo

membandingkan antara kegiatan yang dicapai dengan hasil yang

ditargetkan/diharpkan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.

b. Tujuan

Mahasiswa dapat melakukan kegiatan pemantauan dan penilaian dari

kegiatan intervensi penyelesainan masalah Kesehatan Ibu dan Anak

yang dilaksanakan.

c. Tujuan Khusus :

1) Mahasiswa mampu mebuat tabel/matriks monitoring kegiatan

intervensi.

2) Mahasiswa mampu mengidentifikasi hambatan dan atau kemajuan

yang ada pada setiap tahapan kegiatan intervensi, dan memberikan

keterangan.

3) Mahasiswa mampu membuat tabel/matriks evaluasi.

d. Mahasiswa dapat mengidentifikasi keberhasilan kegiatan intervensi

yang dikerjakan dengan membandingkan antara target dan

hasil/realitas.

e. Waktu

Jumat, 30 November 2012.

f. Personil terlibat

Mahasiswa.

g. Alat dan bahan

Alat tulis, dokumen kegiatan (matriks) yang ada.

h. Metode

Metode pendekatan yang dapat dipergunakan untuk menyusun

monitoring dan evaluasi adalah dengan matriks monitoring dan evaluasi.

i. Langkah

1) Mahasiswa membuat tabel monitoring, yang berisi tahapan kegiatan

intervensi, hambatan/kemajuan, sumber data, metode, petugas,

keterangan dan upaya perbaikan, kemudian mengisi tabel

monitoring.

2) Mahasiswa membuat tabel evaluasi yang terdiri dari tahap/kegiatan,

indikator, sumber data, target yang ditetapkan, hasil yang dicapai,

21

Page 22: Laporan Revisi Pak Topo

pencapaiaan (target dibanding hasil), keterangan, kemudian

mengisi tabel evaluasi

3) Mahasiswa membuat deskripsi dari tabel monitoring dan evaluasi

yang telah diisi.

B. Lokasi dan waktu pengambilan data

Pengambilan data sekunder dilakukan di Puskesmas dan di tempat

Bidan Desa Kramat pada tanggal 8-14 November 2013. Sedang untuk

pengambilan data primer diambil di masyarakat desa Kramat pada tanggal

21, 22, 26, 27 November 2013.

C. Pengolahan dan analisis data

a. Jenis dan Sumber Data

Sumber data utama dalam metode kuantitatif adalah data. Jenis data

yang dikumpulkan dalam Pengalaman Belajar Lapangan 2 ini adalah data

primer dan data sekunder. Adapun jenis data tersebut adalah sebagai

berikut :

a) Data Primer

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan

survey kuesioner pada responden dan observasi.

b) Data Sekunder

Data sekunder dimanfaatkan sebagai data penunjang dan pelengkap

dari data primer yang berhubungan dengan keperluan penelitian.

Petikan-petikan dokumen, surat, dan rekaman-rekaman lainnya dapat

dijaring dengan studi dokumentasi. Data sekunder dalam

Pengalaman Belajar Lapangan 2 (PBL-2) ini diperoleh dengan studi

dokumentasi yang berupa:

1) Data tertulis yang didapat dari Kepala Desa atau Lurah di Desa

Kramat, Kecamatan Jatibarang yang berupa profil Desa Kramat

tahun 2012.

1.) Data Laporan Bulanan Puskesmas Jatibarang

2.) Data Laporan Bulanan Bidan Desa Kramat.

22

Page 23: Laporan Revisi Pak Topo

3.) Kohort balita/ibu.

4.) PWS KIA di Desa Kramat.

5.) Buku Laporan Posyandu.

6.) Journal kesehatan.

7.) Sumber lain dari institusi yang terkait dengan penelitian.

b. Populasi dan Sampel

Populasi target adalah populasi seluruh ibu yang hamil. Populasi

studi adalah ibu hamil yang tinggal (memiliki KTP) di desa Kramat.

Sedang subjek penelitian adalah ibu hamil yang tinggal(memiliki KTP) di

desa Kramat baik yang mengalami Anemia Fe maupun yang tidak. Subjek

yang mengalami Anemia Fe dijadikan kasus dan yang tidak mengalami

Anemia Fe dijadikan kontrol. Sampel yang digunakan adalah total

populasi subjek penelitian agar mendapat hasil yang lebih bisa

menggambarkan semua populasi.

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam Pengalaman Belajar Lapangan 2 ini

yaitu:

1.) Survei kuesioner

Survei kuesioner dilakukan untuk menggali penyebab masalah yang

terjadi dengan menggunakan instrumen. Dalam Pengalaman Belajar

Lapangan 2 (PBL-2), survei kuesioner ini dipilih karena agar

mendapat kesimpulan yang dapat digeneralisir, instrumen yang

digunakan diperoleh dari mindmap penyebab masalah. Survei

kuesioner kepada ibu hamil dilakukan (sampel) dengan cara tinggal

di tempat PBL-2 atau di Desa Kramat. Tempat dan waktu wawancara

ditentukan berdasarkan kesepakatan antara mahasiswa tim PBL-2

dengan subjek penelitian dengan instrumen yang telah disiapkan

sebelumnya oleh mahasiswa tim PBL-2.

Penyusunan instrumen diawali dengan dibuatnya definisi operasional

untuk masing-masing variabel yang akan ditanyakan di instrumen.

Definisi operasional dibuat untuk menjaga agar jawaban dapat diolah

dengan statistik.

23

Page 24: Laporan Revisi Pak Topo

Tabel 2.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Kategori Cara

Pengukuran

Skala

Usia angka yang dinyatakan

dengan satuan tahun yang

dihitung berdasarkan

ulang tahun terakhir

kelahiran ibu hamil sampai

dengan saat wawancara

< 20 tahun

20-35 tahun

> 35 tahun

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden

Ordinal

Usia kehamilan Usia kehamilan sesuai

dengan K1, K2 dan K4

K1 : usia kehamilan 1-3

bulan

K2 : usia kehamilan 4-6

bulan

K4 : usia kehamilan 7-9

bulan

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden

Jarak kehamilan rentang waktu antara

kehamilan terakhir dengan

kelahiran anak

sebelumnya

beresiko : < 2 tahun

tidak beresiko : ≥ 2 tahun

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

Nominal

24

Page 25: Laporan Revisi Pak Topo

responden.

Pendidikan terakhir Pendidikan formal yang

ditempuh oleh responden

1. Tidak tamat SD

2. Tamat SD

3. Tamat SMP

4. Tamat SMA

5. Tamat Akademi/

Perguruan Tinggi

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden.

Pekerjaan suami Kegiatan suami yang

memberikan pemasukan

bagi keluarga

1. Swasta

2. Wiraswasta

3. Buruh

4. Tani

5. Lain-lain

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden.

Penghasilan keluarga Jumlah pemasukan

keluarga yang diperoleh

dengan bekerja dan

dinyatakan dengan rupiah

1. Tidak tahu

2. Di atas UMR

kabupaten

Brebes

(<850.000)

3. Di bawah UMR

kabupaten

Brebes

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden.

25

Page 26: Laporan Revisi Pak Topo

(>850.000)

Kadar hemoglobin (Hb) Hasil pengukuran kadar

hemoglobin ibu hamil

1. Belum periksa

2. Anemi : hasil

pengukuran

kadar Hb <11gr%

3. Normal : hasil

pengukuran

kadar Hb >=11gr

%

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden dan

di buktikan

dengan data

pada buku KIA.

Perilaku

Pengetahuan Pemahaman ibu tentang

tanda-tanda faktor risiko

kondisi kehamilan

Baik

Kurang

Diukur dengan

wawancara dan

dinilai

berdasarkan

jumlah jawaban

yang benar

Nominal

Sikap Respon tertutup terhadap

suatu objek

1. Kurang baik

2. Cukup baik

3. Baik

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

26

Page 27: Laporan Revisi Pak Topo

responden

Praktek Respon terbuka atau

tindakan nyata ibu hamil

1. Kurang baik

2. Cukup baik

3. Baik

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden

Frekuensi makan Jumlah makan ibu hamil

perhari

1. <3kali

2. 3kali

3. >3kali

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden

Frekuensi pemeriksaan

kadar Hb

Jumlah pemeriksaan

kadar Hb yang dilakukan

oleh ibu hamil

1. Tidak pernah

2. Kadang-kadang,

pemeriksaan

kadar Hb tidak

selalu dilakukan

setiap

pemeriksaan

kehamilan

3. Setiap periksa,

pemeriksaan

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden

27

Page 28: Laporan Revisi Pak Topo

kadar Hb

dilakukan setiap

pemeriksaan

kehamilan

Keteraturan konsumsi

tablet Fe

Jumlah tablet Fe yang

dikonsumsi selama

periode kehamilan

1. Tidak konsumsi

2. Tidak rutin,

mengkonsumsi

tablet Fe tidak

setiap hari

3. Rutin,

mengkonsumsi

tablet Fe rutin

setiap hari 1

tablet selama 9

hari

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden

Lingkungan

Lingkungan sosial

budaya

Pengaruh lingkungan luar

atau eksternal ibu hamil

dari masyarakat sekitar

meliputi norma. Nilai

1. kurang

mendukung

2. cukup

mendukung

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

28

Page 29: Laporan Revisi Pak Topo

3. mendukung responden

Pantangan makan Hal-hal yang tidak

diperbolehkan dikonsumsi

oleh ibu hamil

1. ada

2. tidak ada

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden

Intensitas tidur larut

malam

Jumlah tidur larut malam >

23.00 dalam waktu satu

pekan

1. tidak pernah

2. sering, dalam

satu pekan tidur

di atas jam 23.00

lebih dari 3 hari

3. tidak sering,

dalam satu pekan

tidur di atas jam

23.00 kurang dari

sama dengan 3

hari

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden

Partisipasi suami suami yang ikut merawat

kehamilan ibu

Kurang mendukung, jika

< 2 indikator

Cukup mendukung, jika

hanya 2 indikator saja.

Ditanyakan

pada saat

wawancara

29

Page 30: Laporan Revisi Pak Topo

mendukung, ada 3

indikator yaitu Jika

keluarga mengingatkan

minum tablet Fe,

makanan mengandung

Fe serta mengetahui

saat ibu hamil

memeriksakan

kandungannya ke bidan.

dengan

responden

Partisipasi keluarga anggota keluarga yang

ikut merawat kehamilan

ibu misalnya, ibu sendiri,

keluarga (nenek, kakek,

dll)

Kurang mendukung, jika

< 2 indikator

Cukup mendukung, jika

hanya 2 indikator saja.

mendukung, ada 3

indikator yaitu Jika

keluarga mengingatkan

minum tablet Fe,

makanan mengandung

Fe serta mengetahui

saat ibu hamil

memeriksakan

Ditanyakan

pada saat

wawancara

responden,

ditekankan pada

saat hamil

Nominal

30

Page 31: Laporan Revisi Pak Topo

kandungannya ke bidan.

Kondisi ekonomi Keadaan keluarga ibu

hamil berdasarkan jumlah

pendapatan yang

disesuaikan dengan UMR

kabupaten Brebes

1. bawah, keluarga

yang memiliki

pemasukan di

bawah UMR

2. menengah,

keluarga yang

memiliki

pemasukan

sesuai UMR

3. atas, keluarga

yang memiliki

pemasukan di

atas UMR

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden

Pelayanan Kesehatan Kepuasan ibu hamil

mengenai tempat

pemeriksaan yang

menjadi rujukan ibu hamil

untuk memeriksakan

1. kurang baik

2. cukup baik

3. baik

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

31

Page 32: Laporan Revisi Pak Topo

kehamilan responden

Penyuluhan anemia Kegiatan mengenai

pemberian edukasi bagi

ibu hamil mengenai

anemia

1. tidak tahu

2. tidak pernah

3. pernah

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden

Keteraturan mengikuti

penyuluhan

Intensitas ibu hamil dalam

mengikuti kegiatan

penyuluhan ibu hamil

1. tidak ada

penyuluhan

2. tidak rutin

3. rutin

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden

Keikutsertaan kelas ibu

hamil

Partisipasi ibu hamil dalam

menghadiri kegiatan Kelas

Ibu Hamil

1. tidak pernah

2. pernah

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden

Pemantauan konsumsi

tablet Fe

Kegiatan yang dilakukan

oleh bidan desa maupun

kader dalam upaya

mengingatkan ibu hamil

untuk mengkonsumsi

1. tidak ada

2. ada

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

32

Page 33: Laporan Revisi Pak Topo

tablet Fe responden

Biaya periksa

kehamilan

Biaya yang dikeluarkan

dalam satu kali

pemeriksaan kehamilan

1. >20.000

2. <=20.000

Ditanyakan

pada saat

wawancara

dengan

responden

33

Page 34: Laporan Revisi Pak Topo

d. Tahap Pengumpulan Data di Lapangan

Di dalam PBL-2 terdapat suatu langkah untuk mencari penyebab masalah

KIA yang menjadi prioritas dengan survei kuesioner terhadap ibu hamil.

Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

1.) Tahap Pra Lapangan (Minggu ke-2 bulan November)

Tahap persiapan dimulai dengan melakukan kegiatan meliputi:

a.) Mencari pustaka.

b.) Membuat mind map penyebab masalah.

c.) Koordinasi dengan Dosen pembimbing Lapangan.

2.) Tahap Pekerjaan Lapangan (Minggu ke-3 bulan November)

a.) Mendapatkan informasi mengenai responden dari data ibu bidan

dan menentukan sampel.

b.) Melakukan pendekatan dengan responden untuk menyatakan

kesediaan untuk diwawancarai.

c.) Melakukan wawancara pada sampel yang telah ditentukan.

d.) Menentukan jadwal pelaksanaan pengumpulan data.

e.) Pelaksanaan pengumpulan data.

37

Page 35: Laporan Revisi Pak Topo

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi PBL

1. Keadaan Geografi

Desa Kramat merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Brebes.

Desa Kramat memiliki luas wilayah 2.902.662 m2 yang terbagi dalam 4

RW dan 12 RT, dan mempunyai batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Kalipucang

Sebelah Timur : Desa Pedeslohor

Sebelah Selatan : Desa Pedeslohor/Tembelang

Sebelah Barat : Rengas Bandung

Desa Kramat termasuk dalam wilayah kecamatan Jatibarang. Kecamatan

Jatibarang yang merupakan keadaan Alamnya subur dan termasuk

dataran rendah, pengairanya cukup baik sehingga sangat potensial untuk

pertanian. Dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

sebagai petani atau bercocok tanam. Adapun keadaan prasarana

perhubunganya di Kecamatan Jatibarang adalah sudah baik dan lancar,

keadaan jalan yang menghubungkan antara desa yang satu dengan desa

yang lain sudah dapat di lewati dengan kendaraan, baik beroda empat

maupun beroda dua. Demikian juga antara pusat pemerintah Kecamatan

ke semua desa sehingga memudahkan komunikasi antar daerah yang

satu dengan daerah yang lainya, dan setiap gang atau trotoan di desa

telah di bangun dengan betonisasi, begitu dalam hal penerangan (PLN)

sejak tahun 1974 sudah ada.6

Adapun luas wilayah desa Kramat adalah 2.902.662 m2, yang terdiri atas :

a. Luas pemukiman : 332.540 m2

b. Luas persawahan : 2.558.160 m2

c. Luas kuburan : 10.636 m2

d. Perkantoran : 288 m2

e. Luas prasarana umum lainnya :1.048 m2

38

Page 36: Laporan Revisi Pak Topo

2. Keadaan Demografi

Desa Kramat Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes terdiri dari 1.462

Kepala Keluarga dan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 4.817 Jiwa,

dengan jumlah penduduk laki-laki 2.408 Jiwa sedangkan jumlah

penduduk perempuan 2.409 Jiwa.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.2 Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-keatas

141

134

139

200

255

276

281

237

157

139

119

113

217

157

156

153

218

235

257

261

200

159

125

92

135

267

298

290

292

418

490

533

542

437

316

264

211

248

484

Jumlah 2.408 2.409 4.817

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa komposisi penduduk menurut jenis

kelamin menunjukkan adanya perbandingan, dengan selisih antara laki-

laki dengan perempuan berkisar 1 jiwa. Dari 4.817 lebih banyak laki-laki

dan kelompok umur 30-34 termasuk paling banyak jumlahnya.

a. Mata Pencaharian Penduduk

Penduduk Desa Kramat mempunyai pencaharian beraneka

ragam. Tetapi mata pencaharian buruh tani menempati jumlah angka

tertinggi dibandingkan dengan mata pencaharian yang lainnya. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

39

Page 37: Laporan Revisi Pak Topo

Tabel 3.3 Jumlah penduduk Menurut Mata Pencaharian

b. Pendidikan

Masyarakat Desa Kramat sebagian besar adalah tamatan

Sekolah Dasar yakni mencapai 2.453, sedangkan yang tidak sekolah

sebanyak 254 serta yang belum pernah sekolah sebanyak 544 orang.

Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah Prosen

1

2

3

4

5

6

7

8

Tamat akademi

Tamat SLTA

Tamat SLTP

Belum tamat SD

Tamat SD

Tidak sekolah

Tidak tamat SLTP

Tidak tamat SLTA

17

252

431

659

2.453

544

27

11

0,4%

5,5%

9,4%

14,4%

53,8%

11,9%

0,6%

0,3%

40

No Mata Pencaharian Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Petani

Buruh tani

Buruh migran perempuan

Buruh migran laki-laki

Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Pengrajin industri rumah tangga

Pedagang keliling

Ternak

Montir

Pembantu rumah tangga

Pensiunan, PNS/TNI/Polri

Pengusaha kecil dan menengah

Karyawan perusahaan swasta

1.182

1.688

5

1

7

9

127

27

7

6

1

9

12

Jumlah 3.081

Page 38: Laporan Revisi Pak Topo

9

10

Play group/TK

Belum masuk TK

43

126

0,9%

2,8%

4.563 100,00%

41

Page 39: Laporan Revisi Pak Topo

Sebagaimana data yang di atas dapat menunjukan bahwa penduduk di

Kecamatan Jatibarang dalam hal suatu tingkat pendidikanya masih rendah.

c. Keagamaan

Masyarakat yang ada di Desa Kramat seluruhnya memeluk agama

Islam.

d. Prasarana Komunikasi dan Informasi

Tabel 3.5 Jumlah pesawat radio dan televisi yang ada di Desa Kramat

kecamatan Jatibarang sebagai berikut :

No Media Jumlah

1

2

Radio

Televisi

730

722

Jumlah 1.452

e. Prasarana Peribadatan

Tabel 3.6 Jumlah prasarana peribadatan yang ada di Desa Kramat Kecamatan

Jatibarang adalah sebagai berikut :

No Nama Prasarana Jumlah

1

2

Masjid

Mushola

3

11

Jumlah 14

f. Prasarana Kesehatan

Tabel 3.7 Prasarana Kesehatan

No Nama Prasarana Jumlah

1

2

Poliklinik/balai pengobatan

Posyandu

1

4

Jumlah 5

g. Sarana Kesehatan

42

Page 40: Laporan Revisi Pak Topo

Tabel 3.8 Sarana Kesehatan

No Nama Sarana Jumlah

1

2

Jumlah dukun bersalin terlatih

Bidan

2

1

Jumlah 3

B. Gambaran Umum Permasalahan KIA Desa Kramat

Derajat Kesehatan

Keadaan sehat adalah meliputi kesehatan badan, rohani (mental),

dan sosial bukan hanya keadaan yang bebas dari cacat dan kelemahan,

sehngga dapat hidup produktif secara sosial ekonomi (UU RI No. 23 tahun

1992).7

Empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan menurut HL

BLUM adalah lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatan/ pola penyakit, dan

status gizi masyarakat.7

a. Angka Kematian bayi, balita, ibu maternal

1) Angka Kematian Bayi

Jumlah angka kematian bayi yang dilaporkan tahun 2012 sebesar

15,9 per 1.000 kelahiran hidup atau sebanyak 22 kasus kematian bayi dari

1.018 kelahiran hidup.7

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi (0-12

bulan) per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. Angka

kematian bayi dapat menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

masyarakat yang berhubungan dengan faktor penyebab kematian bayi

diantaranya tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat

keberhasilan program KIA dan KB serta kondisi lingkungan dan sosial

ekonomi. Bila angka kematian bayi disuatu wilayah masih tinggi berarti

status kesehatan diwilayah tersebut masi rendah.7

2) Angka Kematian Balita

Kematian Balita adalah kematian yang terjadi pada balita (1 th – 5 th)

per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. Angka Kematian

Balita dapat menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak balita

yang dipengaruhi oleh tingkat pelayanan KIA/Posyandu dan kondisi sosial

ekonomi serta kondisi sanitasi lingkungan. Angka Kematian Balita yang

43

Page 41: Laporan Revisi Pak Topo

dilaporkan bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Jatibarang selama tahun

2012 sebesar 24 kasus.7

3) Angka kematian Ibu

Angka Kematian Ibu (AKI) mengambarkan resiko yang dihadapi ibu-

ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,

keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang tidak baik menjelang

kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran.

Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya

dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan

kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri. Berdasarkan laporan

bulanan bidan desa di wilayah Puskesmas Jatibarang, Angka Kematian Ibu

(AKI) untuk tahun 2012 sebesar 0 kasus dari total jumlah lahir hidup 1.018.7

b. Pelayanan KIA

1) Persalinan Yang Ditolong Tenaga Kesehatan

Pertolongan persalinan mempunyai peranan yang cukup besar dalam

penurunan angka kematian bayi dan kematian ibu. Jumlah ibu bersalin

ditentukan dengan data sasran berdasarkan estimasi sehingga didapatkan

jumlah ibu hamil sebanyak 1.106 orang, ibu bersalin 1.055 orang. Pada

kenyataanya diwilayah Puskesmas Jatibarang pada tahun 2012 persalinan

yang ditolong tenaga kesehatan sebanyak 1.007 persalinan dengan

prosentase sebanyak 95,5%.7

2) Persentase K4 dan Bumil Resti

Jumlah kunjungan ibu hamil dan mendapat pelayanan antenatal

dicatat dalam kunjungan K1 dan K4. Selama tahun 2012 ada 1.009 ibu

hamil, cakupan k4 ibu hamil sebanyak 91,2%. Jumlah ibu hamil resiko tinggi

(bumil resti) sebanyak 152 orang dan ibu hamil resiko tinggi (bumil resti)

yang ditangani sebanyak 104 orang.7

3) Bayi diberi ASI ekslusif

Bayi yang diberi ASI ekslusif adalah bayi yang haya mendapat ASI

saja sampai mencapai usia 6 bulan. Pada tahun 2012 di wilayah Puskesmas

Jatibarang jumlah bayi keseluruhan 89 bayi, yang mendapatkan ASI Ekslusif

sebanyak 33 bayi ( 37,1%).7

C. Hasil dan Pembahasan Sesuai Tahapan Problem Solving Cycle

44

Page 42: Laporan Revisi Pak Topo

1. Identifikasi dan prioritas masalah Kesehatan Ibu dan Anak(KIA)

a. Identifikasi masalah Kesehatan Ibu dan Anak

Berdasarkan data sekunder yang didapatkan dari Puskesmas

Jatibarang dan Bidan Desa yaitu berupa Laporan Data Kesehatan

Ibu dan Anak dalam satu tahun terakhir yaitu dari bulan oktober 2012

sampai Oktober 2013, dapat diidentifikasi beberapa masalah

Kesehatan Ibu dan Anak(KIA).

Masalah Kesehatan Anak meliputi rendahnya kunjungan bayi,

rendahnya kunjungan balita, dan BBLR. Kunjungan bayi target

MDG’sadalah 90% sedangkan capaian/realisasi baru mencapai

59,2% masih belum mencapai target. Begitu juga dengan kunjungan

balita, target MDG’s yaitu sebesar 90% sedangkan capaian/realisasi

baru mencapai 56,8% masih jauh dari harapan. Kasus BBLR pada

bulan Maret 2013 sebesar 1 kasus, pada bulan Mei 2013 sebesar 1

kasus, pada bulan september tahun 2013 mengalami peningkatan

yaitu sejumlah 2 kasus.

Sedangkan Masalah Kesehatan Ibu meliputi rendahnya k4, KF 3,

Resti umur < 20 tahun, resti umur > 35 tahun, KEK (indikator nya

adalah Lila), dan Hb rendah (Anemia). Kunjungan K4 dari target

MDG’s adalah 95% sedangkan cakupannya adalah 80,77%. Hal

tersebut menunnjukkan bahwa cakupan K4 di Desa Kramat masih

rendah, masih dibawah target. Sedangkan Kunjungan nifas(KF3) dari

target MDG’s yaitu 90% dan capaian baru mencapai 73,33%. Hal ini

menunjukkan bahwa cakupan KF3 masih rendah. Kasus KEK(Lila <

23,5) berjumlah 2 kasus. Resti umur > 35 tahun berjumlah 6 kasus.

Resti umur < 20 tahun berjumlah 3 kasus. Sedangkan kasus anemia

yaitu 4 kasus. Diantara masalah-masalah tersebut yang terbesar

adalah kasus Resti umur > 35 tahun.

Berdasarkan data di lapangan, dari program pendampingan ibu hamil

oleh mahasiswa, ditemukan fakta bahwa terdapat 7 kasus Hb rendah pada

45

Page 43: Laporan Revisi Pak Topo

ibu hamil berdasarkan data dari bidan. Pada saat pendampingan langsung ke

lapangan, ditemukan 4 kasus Hb rendah baru yang tidak terdeteksi oleh

bidan serta 7 ibu hamil yang belum pernah melaksanakan periksa Hb selama

kehamilan. Dari hasil data pendampingan, ditemukan 2 kasus yang

mengalami anemia berat, sehingga perlu adanya tindak lanjut. Hb rendah

(anemia) dianggap gawat karena jika tidak ditangani secara cepat dan tepat

akan membahayakan kehamilan, contohnya ketika ibu hamil menderita

anemia berat mempunyai resiko tinggi perdarahan saat melahirkan bahkan

bisa menyebabkan kematian serta keguguran pada janin.

b. Prioritasi Masalah KIA di Desa Kramat

Dari hasil fasilitasi pertama yang dihadiri oleh Kepala desa, Bidan Desa,

Kader Kesehatan, didapatkan tiga permasalahan KIA di Desa Kramat.

Untuk memprioritaskan ketiga permasalahan KIA serta penyebabnya di

Desa Kramat tersebut dilakukan analisis berdasarkan Brainstorming

kelompok2 yang terbentuk saat fasilitasi pertama.

Pada pertemuan fasilitasi pertama juga bertujuan untuk

meyakinkan semua stakeholder mengenai pentingnya masalah KIA yang

telah menjadi prioritas kelompok. Dalam pertemuan ini kami juga

mempersilahkan perangkat desa untuk menyampaikan pendapat terkait

permasalahan KIA di desa Kramat. Selain itu kami juga menunjuk

beberapa kader kesehatan untuk memaparkan tanggapannya mengenai

masalah KIA di Desa Kramat.

Beberapa masalah yang muncul dalam fasilitasi 1 yaitu Anemi,

BBLR, Lila, Gizi buruk, perdarahan. Dari semua pendapat, tanggapan dan

argumen stakeholder disepakati bahwa mereka menyetujui bahwa BBLR,

Hb rendah (anemia), resti umur > 35 tahun sebagai tiga prioritas utama

permasalahan KIA.

Tabel 3.9 Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi 1 (Identifikasi Masalah Kesehatan Ibu

dan Anak)

46

Page 44: Laporan Revisi Pak Topo

No Nama Kegiatan Waktu BiayaPenanggung

Jawab

1 Persiapan tempat, materi, konsumsi, undangan

16 – 17 November 2013

Peralatan :

Rp 61.000,00

Konsumsi :

Rp.157.500,00

Yulia, Astri

2 Pelaksanaan fasilitasi

18 November 2013

-

3 Rekap hasil fasilitasi

19 November 2013

- Nurtika, Dian

Berdasarkan data sekunder yang telah didapat dan adanya fasilitasi 1

dengan stakeholder terkait maka kami memperoleh informasi mengenai

masalah Kesehatan Ibu dan Anak yang dialami penduduk Desa Kramat

adalah sebagai berikut :

a. Gizi buruk

b. Hb rendah (anemia)

c. Hipertensi

d. Kehamilan pada umur > 35 tahun

e. Ibu hamil Resti

f. Perdarahan

Dari ke enam masalah tersebut akan dipilih 3 masalah yang menurut

masyarakat penting, yaitu Hb rendah, BBLR, dan kehamilan pada umur >

35 tahun. Dari ketiga masalah KIA yang ditemukan, akan di prioritaskan

menjadi satu masalah untuk dilakukan tindakan penyelesaiannya.

Diperlukan suatu kejelian dalam memilih masalah kesehatan yang betul-

betul dirasakan oleh masyarakat. Untuk menentukan prioritas masalah

tersebut, kami menggunakan metode Brainstorming (curah pendapat).

Dimana, peserta diminta untuk mengemukakan pendapatnya mengenai

alasan memilih masalah KIA tersebut. Dengan metode ini, kita bisa

menentukan satu masalah kesehatan masyarakat yang merupakan

47

Page 45: Laporan Revisi Pak Topo

prioritas. Selanjutnya Peserta dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok di

tentukan sesuai dengan kertas yang diterima pada saat registrasi. Setelah

diberi waktu selama 10-15 menit untuk menuliskan alasan memilih

masalah yang telah di tentukan. Kelompok Biru mendapat masalah

Hipertensi, kelompok merah adalah kehamilan > 35 tahun, dan kelompok

kuning mendapat masalah tentang Hb rendah (anemia). Kemudian

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Notulen menuliskan hasil presentasi di kertas, dan didapatkan satu

prioritas masalah. Masalah KIA yang terpilih adalah Hb rendah (anemia)

dengan menggunakan MCUA. Setelah itu dilanjutkan dengan

menentukan penyebab masalah anemia pada ibu hamil.

Tabel 3.10 Matriks Prioritas Masalah KIA di Desa Kramat 2013

2. Akar Penyebab Masalah Hb rendah

Metode untuk mengidentifikasi dan menganalisis akar penyebab

atau faktor risiko dari masalah kesehatan masyarakat dalam PBL 2 ini

kelompok XI menggunakan metode mind map (pemetaan) yang mengacu

pada konsep HL Blum. Metode ini dilakukan dengan brainstorming faktor

risiko utama menjadi akar penyebab atau faktor risiko yang lebih spesifik.

Langkah-langkah dalam membuat mind map yaitu meletakkan

masalah Kesehatan Ibu dan Anak tersebut yaitu Anemia Fe pada ibu

hamil ditengah dengan ukuran yang lebih besar dan selanjutnya tulis atau

48

Page 46: Laporan Revisi Pak Topo

letakkan pada kotak yang lebih kecil, penyebab atau faktor risiko pada

setiap sudut atau sekeliling masalah utama tersebut. Masing-masing

penyebab atau faktor risiko masih ada lagi dan tulis pada kotak atau

lingkaran yang lebih kecil lagi dan seterusnya.Tarik garis yang

menghubungkan antara kotak yang besar dengan kotak yang lebih kecil.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran mengenai mind map dari

kelompok XI. Dari mind map yang telah dibuat ini kemudian akan

dijadikan acuan dalam pembuatan instrumen(kuesioner).

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data

atau informasi yang diperlukan dalam suatu penelitian.Instrumen yang

digunakan kelompok XI berupa kuesioner. Kuesioner memuat

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan faktor resiko Anemia Fe

sesuai dengan konsep HL Blum. Sebelum kuesioner ditanyakan ke

masyarakat, kelompok XI melakukan uji kelayakan instrumen dengan

metode musyawarah mufakat. Dari hasil uji kelayakan tersebut diperoleh

kuesioner akhir yang akan digunakan untuk memperoleh data.

Total populasi adalah kumpulan atau keseluruhan anggota dari

objek penelitian dan memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan

dalam penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian yaitu jumlah

total ibu hamil pada kehamilan pertama dan seterusnya di Desa Kramat,

Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes yaitu sebanyak 27 jiwa.

49

Page 47: Laporan Revisi Pak Topo

Anemia Fe di Kelurahan Kramat, Kecamatan Jatibarang,

Kabupaten Brebes merupakan prioritas masalah kesehatan yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berhubungan. Setelah

prioritas masalah ditemukan, tahap selanjutnya adalah pengumpulan data

di lapangan. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengetahui penyebab

munculnya penyakit yang menjadi prioritas di tempat tersebut. Adapun

hasil pengumpulan data di lapangan adalah sebagai berikut:

50

Gambar 3.2 Mind map Akar Penyebab Masalah Anemia Fe

Page 48: Laporan Revisi Pak Topo

A. Karakteristik Responden

1. Usia

Tabel 3.11 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan usia

No Usia ibu hamil F %

1 <20/>35 tahun 6 22,2

2 21-35 tahun 21 77,8

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar ibu hamil responden (77,8%)

berusia antara 21-35 tahun.

2. Usia kehamilan

Tabel 3.12 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan usia kehamilan

NoUsia kehamilan

(bulan)F %

1 1-3 bulan 4 14,8

2 4-6 bulan 10 37,0

3 7-9 bulan 13 48,1

Jumlah 27 100

Tabel diatas menunjukkan sebesar 48,1% ibu hamil responden berada

pada usia kehamilan trimester ketiga, diikuti pada trimester kedua

sebesar 37,0%, dan sisanya trimester pertama sebesar 14,8%.

3. Jarak kehamilan

Tabel 3.13 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan jarak kehamilan

No Jarak kehamilan F %

1 Anak pertama 15 55,6

2 >2 tahun 12 44,4

51

Page 49: Laporan Revisi Pak Topo

3 <2 tahun 0 0

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel di atas, lebih dari separuh ibu hamil (55,6%) baru

mengalami kehamilan yang pertama sehingga belum ada jarak

kehamilan. Sedangkan sisanya rata-rata memiliki jarak kehamilan di atas

2 tahun (44,4%).

4. Pendidikan terakhir

Tabel 3.13 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan pendidikan terakhir

No Pendidikan terakhir F %

1 Tidak tamat SD 1 3,7

2 Tamat SD 7 25,9

3

4

5

Tamat SMP

Tamat SMA

Tamat Akademi/Perguruan Tinggi

18

1

0

66,7

3,7

0

Jumlah 27 100

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian ibu hamil responden

berpendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama) sebesar 66,7%. Tidak

ada ibu hamil yang berpendidikan sarjana (Akademi/Perguruan Tinggi).

Hal ini menunnjukkan bahwa pendidikan ibu hamil responden rendah.

5. Pekerjaan suami

Tabel 3.14 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan pekerjaan suami

No Pekerjaan suami F %

1 Swasta 2 7,4

2 Wiraswasta 14 51,9

3 Buruh 4 14,8

52

Page 50: Laporan Revisi Pak Topo

4

5

Petani

Lain-lain

2

5

7,4

18,5

Jumlah 27 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa karakteristik ibu hamil responden

ditinjau dari pekerjaan suami sebagian bekerja sebagai wiraswasta (51,9

%). Sedangkan yang lain bekerja sebagai buruh (14,8%), pegawai swasta

(7,4%), petani (7,4%), lain-lain (18,5%).

6. Penghasilan keluarga

Tabel 3.15 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan penghasilan keluarga per bulan

No Penghasilan keluarga F %

1 Tidak tahu 2 7,4

2 <Rp 859.000,- 10 37,0

3 >Rp 859.000,- 15 55,6

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa penghasilan keluarga

ibu hamil responden sebagian sudah di atas Upah Minimum Regional

(UMR) Kabupaten Brebes, yaitu Rp 859.000,00. Sedangkan yang masih

di bawah UMR sebesar 37,0%. Sebagian kecil ibu hamil (7,4%)

menyatakan dirinya tidak mengetahui nominal pasti penghasilan keluarga

mereka.

7. Kadar Hemoglobin (Hb): Status Responden

Tabel 3.16 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan kadar Hb

No Kadar Hb: Status responden F %

1 Belum periksa 7 25,9

2 <11 g% : Kasus 7 25,9

3 >=11 g% : Kontrol 13 48,1

53

Page 51: Laporan Revisi Pak Topo

Jumlah 27 100

Dilihat dari tabel diatas, bahwa sebesar 48,1% ibu hamil responden

memiliki kadar Hb normal yaitu >= 11 g%. Sedangkan ibu hamil yang

memiliki kadar Hb di bawah normal atau dapat dikatakan menderita

anemia sebanyak 7 responden (25,9%). Sebesar 25,9% ibu hamil

responden mengaku belum pernah melakukan pemeriksaan kadar Hb.

B. Perilaku

a. Pengetahuan

Tabel 3.17 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil

No Pengetahuan F %

1 Kurang 1 3,7

2 Cukup 10 37,0

3 Baik 16 59,3

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa lebih dari separuh ibu

hamil responden memiliki pengetahuan baik (59,3%). Hanya satu ibu

hamil responden yang memiliki pengetahuan kurang. Pertanyaan

pengetahuan yang diajukan kepada responden mengenai pengertian

anemia dan hal-hal yang berhubungan dengan anemia. Meskipun secara

umum responden berpengetahuan baik, namun pada poin pertanyaan

mengenai dampak anemia (88,9%), pemeriksaan kehamilan (92,6%),

makanan penambah darah (70,4%), cara konsumsi tablet Fe (59,3%),

dan program pemberian tablet Fe dari Puskesmas (63,0%). (tabel

distribusi frekuensi terlampir)

b. Sikap

54

Page 52: Laporan Revisi Pak Topo

Tabel 3.18 Distribusi frekuensi sikap ibu hamil

No Sikap F %

1 Kurang baik 1 3,7

2 Cukup baik 8 29,6

3 Baik 18 66,7

Jumlah 27 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar ibu hamil responden

memiliki sikap yang baik (66,7%). Hanya satu ibu hamil responden yang

memiliki sikap kurang baik. Pertanyaan sikap yang diajukan kepada

responden mengenai sikap terhadap anemia dan hal-hal yang

berhubungan dengan anemia.

c. Praktek

Tabel 3.19 Distribusi frekuensi praktek ibu hamil secara umum

No Praktek F %

1 Kurang baik 1 3,7

2 Cukup baik 6 22,2

3 Baik 20 74,1

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu

hamil responden memiliki praktek yang baik (74,1%). Hanya satu ibu

hamil responden yang memiliki praktek kurang baik. Pertanyaan praktek

yang diajukan kepada responden mengenai vonis anemia dan praktek

kesehatan yang berhubungan dengan anemia.

C. Lingkungan

55

Page 53: Laporan Revisi Pak Topo

a. Lingkungan sosial budaya

Tabel 3.20 Distribusi frekuensi lingkungan sosial budaya ibu hamil secara umum

No Lingkungan sosial budaya F %

1 Kurang mendukung 1 3,7

2 Cukup mendukung 21 77,8

3 Mendukung 5 18,5

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum

lingkungan sosial budaya ibu hamil responden cukup mendukung

(77,8%). Pertanyaan mengenai lingkungan sosial budaya meliputi

pantangan makan dan minum, pendidtribusian makanan dalam keluarga,

pekerjaan ibu hamil, kebiasaan tidur larut malam sebagai akibat dari

kondisi lingkungan.

b. Partisipasi suami

Tabel 3.21 Distribusi frekuensi partisipasi suami ibu hamil

No Partisipasi suami f %

1 Kurang mendukung 4 14,8

2 Cukup mendukung 13 48,1

3 Mendukung 10 37,0

Jumlah 27 100

Dilihat dari tabel diatas, partisipasi suami ibu hamil responden dalam

pencegahan anemia pada istri cukup mendukung (48,1%). Hanya empat

ibu hamil responden yang mengaku suaminya kurang mendukung

(14,8%), dilihat dari kebiasaan merokok suami yang dapat mengurangi

anggaran belanja rumah tangga, pengetahuan suami tentang anemia dan

kondisi anemia pada istrinya, pengetahuan suami tentang pemeriksaan

kehamilan istri, nasihat-nasihat untuk mengkonsumsi makanan

penambah darah dan tablet Fe.

56

Page 54: Laporan Revisi Pak Topo

c. Partisipasi keluarga

Tabel 3.22 Distribusi frekuensi partisipasi keluarga ibu hamil

No Praktek F %

1 Kurang mendukung 4 14,8

2 Cukup mendukung 12 44,4

3 Mendukung 11 40,7

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel di atas partisipasi keluarga ibu hamil responden dalam

pencegahan anemia pada ibu hamil cukup mendukung (44,4%). Hanya

empat ibu hamil responden yang mengaku keluarganya kurang

mendukung (14,8%), dilihat dari pengetahuan keluarga tentang anemia

dan kondisi anemia pada istrinya, pengetahuan keluarga tentang

pemeriksaan kehamilan istri, nasihat-nasihat untuk mengkonsumsi

makanan penambah darah dan tablet Fe.

d. Kondisi ekonomi

Tabel 3.23 Distribusi frekuensi kondisi ekonomi keluarga ibu hamil

No Kondisi ekonomi F %

1 Bawah 17 63,0

2 Menengah 2 7,4

3 Atas 8 29,6

Jumlah 27 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil responden

termasuk ke dalam kondisi ekonomi bawah yaitu sebesar 63,0%. Kondisi

ekonomi keluarga akan menggambarkan alokasi anggaran untuk belanja

makanan bergizi yang dibutuhkan ibu hamil.

D. Pelayanan Kesehatan

57

Page 55: Laporan Revisi Pak Topo

Tabel 3.24 Distribusi frekuensi pelayanan kesehatan yang dirasakan ibu hamil secara

umum

No Pelayanan kesehatan F %

1 Kurang baik 0 0

2 Cukup baik 22 81,5

3 Baik 5 18,5

Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum pelayanan

kesehatan yang dirasakan ibu hamil cukup baik (81,5%).

E. Kaitan Karakteristik Ibu Hamil dengan Status Anemia (Kadar Hb)

1. Usia Ibu Hamil dengan Status Anemia

Tabel 3.25 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara usia ibu hamil dengan

status anemia

NoUsia bumil(tahun)

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % F % F %

1 <20/>35 2 7,4 3 11,1 1 3,7

2 21-35 5 18,5 10 37,0 6 22,2

Tabel di atas menunjukkan bahwa anemia (kadar Hb <11 g%) lebih banyak

diderita oleh ibu hamil responden usia 21-35 tahun dengan persentase 18,5%.

2. Usia Kehamilan dengan Status Anemia

58

Page 56: Laporan Revisi Pak Topo

Tabel 3.26 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara usia kehamilan dengan

status anemia

NoUsia kehamilan (bulan)

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % F % F %

1 1-3 0 00,0 1 3,7 3 11,1

23

4-67-9

34

11,114,8

66

22,222,2

13

3,711,1

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa anemia lebih banyak diderita oleh

ibu hamil responden pada usia kehamilan trimester ketiga dengan persentase

14,8%, kemudian diikuti ibu hamil trimester kedua yaitu 11,1%.

3. Jarak Kehamilan dengan Status Anemia

Tabel 3.27 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara jarak kehamilan dengan

status anemia

NoJarak kehamilan

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % F % F %

1 Anak pertama 1 3,7 8 29,6 6 22,2

2 >2 tahun 6 22,2 5 18,5 1 3,7

Tabel di atas menunjukkan bahwa anemia lebih banyak diderita oleh ibu hamil

responden dengan jarak kehamilan >2 tahun yaitu sebesar 22,2%.

59

Page 57: Laporan Revisi Pak Topo

4. Pendidikan Terakhir dengan Status Anemia

Tabel 3.28 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara pendidikan terakhir dengan

status anemia

NoPendidikan terkahir

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % F %

1234

Tidak tamat SDTamat SDTamat SMPTamat SMA

0250

00,07,418,500,0

1561

3,718,522,23,7

0070

00,000,025,900,0

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa anemia lebih banyak diderita oleh

ibu hamil responden yang berpendidikan tamat SMP (Sekolah Menengah

Pertama) dengan persentase 18,5%.

5. Pekerjaan Suami dengan Status Anemia

Tabel 3.29 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara pekerjaan suami dengan

status anemia

No Pekerjaan suami

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % F %

23456

SwastaWiraswastaBuruhPetaniLain-lain

13201

3,711,17,400,03,7

16114

3,722,23,73,714,8

05110

00,018,53,73,700,0

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang suaminya bekerja sebagai

wiraswasta yaitu sebanyak 3 kasus (11,1%), dari seluruh ibu hamil responden.

sedangkan yang berprofesi sebagai buruh adalah sebanyak 2 kasus, swasta dan

lain-lain masing-masing sebanyak 1 kasus.

60

Page 58: Laporan Revisi Pak Topo

6. Penghasilan Keluarga dengan Status Anemia

Tabel 3.30 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara penghasilan keluarga

dengan status anemia

NoPenghasilan keluarga

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % F %

1

23

Tidak tahu/tidak pasti<Rp 859.000,->Rp 859.000,-

0

52

00,0

18,57,4

1

39

3,7

11,133,3

1

24

3,7

7,414,8

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang penghasilan keluarganya

<Rp 859.000,- (di bawah UMR Kabupaten Brebes) yaitu sebanyak 5 kasus

(18,5%), dari seluruh ibu hamil responden. Hal ini menunjukkan bahwa

penghasilan keluarga berkaitan dengan kejadian anemia ibu hamil di Desa

Kramat.

F. Kaitan Perilaku Ibu Hamil dengan Status Anemia

1. Pengetahuan Ibu Hamil dengan Status Anemia

Tabel 3.31 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara pengetahuan bumil dengan

status anemia

NoPengetahuan bumil

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % F %

123

KurangCukupBaik

106

3,700,022,2

067

00,022,225,9

043

00,014,811,1

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang pengetahuannya baik

yaitu sebanyak 6 kasus (22,2%), dari seluruh ibu hamil responden. Dapat

61

Page 59: Laporan Revisi Pak Topo

disimpulkan bahwa pengetahuan tidak berkaitan dengan kejadian anemia ibu

hamil di Desa Kramat.

2. Sikap Ibu Hamil dengan Status Anemia

Tabel 3.32 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara sikap bumil dengan status

anemia

No Sikap bumil

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % F %

123

Kurang baikCukup baikBaik

106

3,700,022,2

067

00,022,225,9

025

00,07,418,5

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang mempunyai sikap baik

yaitu sebanyak 6 kasus (22,2%), dari seluruh ibu hamil responden. Dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan tidak berkaitan dengan kejadian anemia ibu

hamil di Desa Kramat.

3. Praktek Ibu Hamil dengan Status Anemia

Tabel 3.33 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara praktek bumil secara

umum dengan status anemia

No Praktek bumil

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

F % f % F %

123

Kurang baikCukup baikBaik

025

00,07,418,5

1111

7,47,440,7

034

00,011,114,8

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang mempunyai praktek baik

yaitu sebanyak 5 kasus (18,5%), dari seluruh ibu hamil responden. Dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan tidak berkaitan dengan kejadian anemia ibu

hamil di Desa Kramat.

62

Page 60: Laporan Revisi Pak Topo

a. Frekuensi Makan Dalam Sehari dengan Status Anemia

Tabel 3.34 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara frekuensi makan

dengan status anemia

NoFrekuensi makan sehari

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % F % F %

123

< 3 kali3 kali> 3 kali

241

7,414,83,7

2101

7,437,03,7

151

3,718,53,7

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang frekuensi makannya yaitu

3 kali sehari sebanyak 4 kasus (14,8%), dari seluruh ibu hamil responden. Dapat

disimpulkan bahwa frekuensi makan tidak berkaitan dengan kejadian anemia ibu

hamil di Desa Kramat.

b. Frekuensi Makan Daging dengan Status Anemia

Tabel 3.35 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara frekuensi makan

daging dengan status anemia

NoFrekuensi makan daging

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % F %

12

3

Tidak pernah< 2 kali seminggu2 kali seminggu

32

1

11,17,4

3,7

28

1

7,429,6

3,7

15

1

3,718,5

3,7

63

Page 61: Laporan Revisi Pak Topo

4 > 2 kali seminggu 1 3,7 2 7,4 0 00,0

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang tidak pernah makan

daging yaitu sebanyak 3 kasus (11,1%), dari seluruh ibu hamil responden. Dapat

disimpulkan bahwa konsumsi daging berkaitan dengan kejadian anemia ibu

hamil di Desa Kramat.

c. Frekuensi Pemeriksaan Kadar Hb dengan Status Anemia

Tabel 3.36 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara frekuensi

pemeriksaan kadar Hb dengan status anemia

NoFrekuensi pemeriksaan kadar Hb

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % F %

12

Tidak pernahKadang-kadang

07

00,025,9

013

00,048,1

52

18,57,4

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang memeriksakan kadar Hb

nya kadang-kadang yaitu sebanyak 7 kasus (25,9%), yaitu keseluruhan dari ibu

hamil yang anemia dari semua ibu hamil responden. Dapat disimpulkan bahwa

frekuensi pemeriksaan kadar Hb berkaitan dengan kejadian anemia ibu hamil di

Desa Kramat.

d. Keteraturan Konsumsi Tablet Fe dengan Status Anemia

Tabel 3.37 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara keteraturan

konsumsi tablet Fe dengan status anemia

NoKeteraturan konsumsi tablet Fe

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % F %

64

Page 62: Laporan Revisi Pak Topo

123

Tidak konsumsiTidak rutinRutin

043

00,014,811,1

058

00,018,529,6

124

3,77,414,8

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang tidak rutin mengkonsumsi

tablet Fe yaitu sebanyak 4 kasus (14,8%), dari seluruh ibu hamil responden.

Dapat disimpulkan bahwa konsumsi tablet Fe berkaitan dengan kejadian anemia

ibu hamil di Desa Kramat.

G. Kaitan Lingkungan Ibu Hamil dengan Status Anemia

1. Lingkungan Sosial Budaya Ibu Hamil dengan Status Anemia

Tabel 3.38 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara lingkungan sosial budaya

bumil secara umum dengan status anemia

NoLingkungan sosial budaya

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % F %

1

23

Kurang mendukungCukup mendukungMendukung

0

70

00,0

25,900,0

1

84

3,7

29,614,8

0

61

00,0

22,23,7

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang lingkungan sosial budaya

nya cukup mendukung yaitu sebanyak 7 kasus (25,9%), yaitu keseluruhan dari

ibu hamil yang anemia dari seluruh ibu hamil responden. Dapat disimpulkan

bahwa lingkungan sosial budaya berkaitan dengan kejadian anemia ibu hamil di

Desa Kramat.

a. Pantangan Makan dengan Status Anemia

Tabel 3.39 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara pantangan makan

bumil dengan status anemia

65

Page 63: Laporan Revisi Pak Topo

NoPantangan makan

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % F %

12

AdaTidak ada

61

22,23,7

85

29,618,5

61

22,23,7

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang memiliki pantangan

makan yaitu sebanyak 6 kasus (22,2%), dari seluruh ibu hamil responden Dapat

disimpulkan bahwa pantangan makan berkaitan dengan kejadian anemia ibu

hamil di Desa Kramat.

b. Intensitas Tidur Larut Malam dengan Status Anemia

Tabel 3.40 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara intensitas tidur larut

malam dengan status anemia

NoIntensitas tidur larut malam

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % F %

123

Tidak pernahSeringTidak sering

430

14,811,100,0

832

29,611,17,4

601

22,200,03,7

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang tidak pernah tidur larut

malam yaitu sebanyak 4 kasus (14,8%), dari seluruh ibu hamil responden. Dapat

disimpulkan bahwa intensitas tidur larut malam tidak berkaitan dengan kejadian

anemia ibu hamil di Desa Kramat.

2. Partisipasi Suami Ibu Hamil dengan Status Anemia

Tabel 3.41 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara partisipasi bumil dengan

status anemia

66

Page 64: Laporan Revisi Pak Topo

No Partisipasi suami

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

F % f % F %

1

23

Kurang mendukungCukup mendukungMendukung

0

43

00,0

14,811,1

2

56

7,4

18,522,2

2

41

7,4

14,83,7

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang mendapat cukup

dukungan dari suami yaitu sebanyak 4 kasus (14,8%), dari seluruh ibu hamil

responden. Dapat disimpulkan bahwa partisipasi suami berkaitan dengan

kejadian anemia ibu hamil di Desa Kramat.

3. Partisipasi Keluarga Ibu Hamil dengan Status Anemia

Tabel 3.42 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara partisipasi bumil dengan

status anemia

NoPartisipasi keluarga

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

F % f % F %

1

23

Kurang mendukungCukup mendukungMendukung

0

25

00,0

7,418,5

3

64

11,1

22,214,8

1

42

3,7

14,87,4

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang keluarganya mendukung

yaitu sebanyak 5 kasus (18,5%), dari seluruh ibu hamil responden. Dapat

disimpulkan bahwa partisipasi keluarga tidak berkaitan dengan kejadian anemia

ibu hamil di Desa Kramat.

67

Page 65: Laporan Revisi Pak Topo

4. Kondisi Ekonomi dengan Status Anemia

Tabel 3.43 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara kondisi ekonomi dengan

status anemia

No Kondisi Ekonomi

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % F %

123

BawahMenengahAtas

511

18,53,73,7

715

25,93,718,5

502

18,500,07,4

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang kondisi ekonominya pada

tingkat bawah yaitu sebanyak 5 kasus (18,5%), dari seluruh ibu hamil responden.

Dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi berkaitan dengan kejadian anemia ibu

hamil di Desa Kramat.

H. Pelayanan Kesehatan dengan Status Anemia

Tabel 3.44 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara pelayanan kesehatan secara

umum dengan status anemia

NoPelayanan kesehatan

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % F %

12

CukupBaik

61

22,23,7

94

33,314,8

70

25,900,0

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada pelayanan kesehatannya pada tingkat

cukup yaitu sebanyak 6 kasus (22,2%), dari seluruh ibu hamil responden. Dapat

disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan berkaitan dengan kejadian anemia ibu

hamil di Desa Kramat.

1. `Penyuluhan tentang Anemia dengan Status Anemia

68

Page 66: Laporan Revisi Pak Topo

Tabel 3.45 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara penyuluhan dengan status

anemia

NoPenyuluhan anemia

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % f %

123

Tidak tahuTidak pernahPernah

043

00,014,811,1

184

3,729,614,8

151

3,718,53,7

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang tidak pernah mendapat

penyuluhan anemia yaitu sebanyak 4 kasus (14,8%), dari seluruh ibu hamil

responden. Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan anemia berkaitan dengan

kejadian anemia ibu hamil di Desa Kramat.

2. Keteraturan Mengikuti Penyuluhan dengan Status Anemia

Tabel 3.47 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara keikutsertaan mengikuti

penyuluhan dengan status anemia

NoKeteraturan mengikuti penyuluhan

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % f %

1

23

Tidak ada penyuluhanTidak rutinRutin

4

12

14,8

3,77,4

5

62

18,5

22,27,4

3

31

11,1

11,13,7

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang tidak pernah mengikuti

penyuluhan yaitu sebanyak 4 kasus (14,8%), dari seluruh ibu hamil responden.

Dapat disimpulkan bahwa keteraturan mengikuti penyuluhan berkaitan dengan

kejadian anemia ibu hamil di Desa Kramat.

69

Page 67: Laporan Revisi Pak Topo

3. Keikutsertaan Kelas Ibu Hamil dengan Status Anemia

Tabel 3.48 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara keikutsertaan dalam kelas

ibu hamil dengan status anemia

NoKeikutsertaan kelas ibu hamil

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % f %

12

Tidak pernahPernah

52

18,57,4

76

25,922,2

61

22,23,7

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang tidak pernah mengikuti

kelas ibu hamil yaitu sebanyak 5 kasus (18,5%), dari seluruh responden ibu

hamil, dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan kelas ibu hamil berkaitan dengan

kejadian anemia ibu hamil di Desa Kramat.

4. Pemantauan Konsumsi Tablet Fe oleh Bidan dengan Status Anemia

Tabel 3.49 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara pemantauan konsumsi

tablet Fe oleh bidan dengan status anemia

NoPemantauan oleh bidan

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % F % f %

12

Tidak adaAda

34

11,114,8

94

33,314,8

61

22,23,7

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang tidak pernah dipantau

oleh bidan yaitu sebanyak 4 kasus (14,8%), dari seluruh responden ibu hamil,

dapat disimpulkan bahwa pemantauan oleh bidan tidak berkaitan dengan

kejadian anemia ibu hamil di Desa Kramat.

70

Page 68: Laporan Revisi Pak Topo

5. Pemantauan Konsumsi Tablet Fe oleh Kader dengan Status Anemia

Tabel 3.50 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara pemantauan konsumsi

tablet Fe oleh kader dengan status anemia

NoPemantauan oleh kader

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

f % f % f %

12

Tidak adaAda

61

22,23,7

121

44,43,7

70

25,900,0

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang tidak pernah dipantau

oleh kader yaitu sebanyak 6 kasus (22,2%), dari seluruh responden ibu hamil,

dapat disimpulkan bahwa pemantauan oleh kader berkaitan dengan kejadian

anemia ibu hamil di Desa Kramat.

6. Biaya Periksa Kehamilan dengan Status Anemia

Tabel 3.51 Tabulasi silang (crosstabs) kaitan antara biaya periksa kehamilan

dengan status anemia

NoBiaya periksa kehamilan

Kadar Hb (g%)

<11 >=11 Belum periksa

F % f % f %

12

>Rp20.000,-<=Rp20.000,-

52

18,57,4

67

22,225,9

61

22,23,7

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah ibu hamil yang menderita

anemia (kadar Hb <11) terbanyak pada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan

kehamilan dengan biaya di atas Rp 20.000,00 yaitu sebanyak 5 kasus (18,5%),

dari seluruh ibu hamil responden. Dapat disimpulkan bahwa biaya periksa

kehamilan berkaitan dengan kejadian anemia ibu hamil di Desa Kramat.

71

Page 69: Laporan Revisi Pak Topo

Data hasil analisis SPSS menunjukkan bahwa penyebab tejadinya anemia

yang muncul yaitu: kondisi ekonomi, prktek konsumsi tablet Fe, pematauan

konsumsi tablet Fe oleh bidan, keikutsertaan kelas ibu hamil, dan penyuluhan

tentang anemia yang kurang. Dari penyebab masalah tersebut kemudian

dikategorikan menjadi 2 yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.

Penyebab langsung yaitu praktek konsumsi tablet Fe, sedangkan penyebab tidak

langsung yaitu: kondisi ekonomi, pemantauan konsumsi tablet Fe oleh bidan,

keikutsertaan kelas ibu hamil, dan penyuluhan tentang anemia.

Penyebab yang telah dikategorikan tersebut kemudian didiskusikan bersama

dan ditentukan penyebab mana yang harus diatasi terlebih dahulu. Dari hasil

brainstorming kelompok berdasarkan observasi pada saat wawancara dengan

responden, diputuskan bahwa penyebab masalah yang diatasi yaitu penyebab

langsung (praktek konsumsi tablet Fe). Praktek konsumsi tablet Fe disini lebih

kepada keteraturan konsumsi tablet Fe. Penyebab ini kemudian ditelusuri

kembali berdasarkan pada pertanyaan kuesioner dan dihasilkan data yang

dituangkan dalam bentuk metaplan sebagai berikut:

72

Page 70: Laporan Revisi Pak Topo

Gambar 3.3 Diagram Metaplan Anemia Fe pada Bumil

Setelah menentukan metaplan, kemudian kami menyusun alternatif penyelesaian

masalah Anemia Fe pada ibu hamil.

3. Alternatif Penyelesaian Masalah Anemia Fe Bumil

Pada diagram metaplan sebelumnya terdapat beberapa alternatif solusi

yaitu: peningkatan peran kader, peningkatan peran keluarga, meningkatkan

peghasilan, dan penyuluhan yang meliputi kelas ibu hamil dan kunjungan rumah

ibu hamil oleh bidan. Dari beberapa solusi tersebut kemudian diprioritaskan

menjadi 4 solusi dan dibuatlah how-how diagram sebagai berikut:

Gambar 3.4 Diagram how-how berdasarkan brainstorming bersama stakeholder

73

Tidak rutin konsumsi tablet Fe

peningkatan peran

keluarga

kelas ibu hamil

peningkatan peran kader

kunjungan rumah ibu hamil ole

bidan.

Page 71: Laporan Revisi Pak Topo

Langkah berikutnya setelah how-how diagram yaitu menentukan prioritas

solusi yang akan diimplementasikan. Penentuan prioritas penyelesaian masalah

dilakukan melalui fasilitasi 2 pada tanggal 28 November 2013 pukul 09.00 –

12.30 WIB bertempat di Balai Desa Kramat yang diikuti oleh kader kesehatan,

ibu hamil, dan stakeholder terkait. Berikut tabel rencana kegiatan fasilitasi 2.

Tabel 3.52 Rencana kegiatan Fasilitasi Tanggal 28 November 2013

Kegiatan Data dan

Sumber daya

yang dibutuhkan

Output/ hasil

yang ditargetkan

Waktu Penanggung

jawab

Fasilitasi kedua

tentang

Prioritas solusi

Analisis

kelayakan

solusi,

Penyusunan

PoA

Data hasil

kuesioner

Data ibu

hamil

Data kader

Data

perangkat

desa

Menemukan

solusi yang

layak

Tersusun

PoA

28

Novem

ber

2013

Mahasiswa

Tim PBL-2

Kramat

4. Analisis Kelayakan Penyelesaian Masalah Anemia Fe Bumil

Penentuan prioritas penyelesaian dalam fasilitasi menggunakan diagram

Force Field Analysis. Diagram ini digunakan untuk menilai kelayakan solusi

yang akan diambil dengan metode skoring. Untuk masing-masing point dari

faktor pendukung dan penghambat diberi skor (1-4). Jika skor besar pada

faktor pendukung, maka solusi tersebut layak untuk direkomendasikan

sedangkan jika skor lebih besar pada faktor penghambat berarti solusi

tersebut tidak layak/ kurang tepat untuk direalisasikan karena memiliki

hambatan tinggi.

Untuk pemberian kriteria skoring, pada faktor penghambat sebagai berikut :

Skor 1 = tidak menghambat

2 = tidak terlalu menghambat

3 = menghambat

4 = sangat menghambat

74

Page 72: Laporan Revisi Pak Topo

Sedangkan pada skor faktor pendukung adalah sebagai berikut :

Skor 1 = t idak mendukung

2 = tidak terlalu mendukung

3 = mendukung

4 = sangat mendukung

Berikut adalah diagram Force Field untuk masing-masing solusi

Tabel 3.53 Force Field Analysis untuk menilai kelayakan solusi Kunjungan

Rumah Ibu Hamil oleh Bidan

Faktor Penghambat Skor Faktor Pendukung Skor

Keterbatasan waktu

bidan

3 Pengetahuan bidan

luas

4

Biaya transport 1 Ketrampilan bidan

(kunjungan rumah)

1

Ketersediaan waktu

ibu hamil

1 Kepatuhan bidan

terhadap SOP

2

Jumlah 5 Jumlah 7

Faktor penghambat mempunyai skor 5 dan faktor pendukung mempunyai

skor 7. Hal ini menunjukkan bahwa solusi masalah kesehatan ibu dan anak

yaitu kunjungan rumah ibu hamil oleh bidan dapat dilakukan karena faktor

pendukungnya lebih banyak daripada faktor penghambatnya.

Tabel 3.54 Force Field analysis untuk menilai kelayakan solusi Kelas Ibu

Hamil

Faktor

Penghambat

Skor Faktor

Pendukung

Skor

Waktu bidan yang

kurang

1 SDM ada (bidan) 4

Dukungan

keluarga

3 Materi ada 4

Pendanaan yang

kurang

2 Peran kader 4

75

Page 73: Laporan Revisi Pak Topo

Waktu yang kurang

dari ibu hamil

1 Ketrampilan bidan

(kreatif dalam

Kelas Ibu Hamil)

3

Kesadaran ibu

hamil

3

Jumlah 10 Jumlah 15

Faktor penghambat mempunyai skor 10 dan faktor pendukung mempunyai

skor 15. Hal ini menunjukkan bahwa solusi masalah kesehatan ibu dan anak

yaitu kelas ibu hamil dapat dilakukan karena faktor pendukungnya lebih

banyak daripada faktor penghambatnya.

Tabel 3.55 Force Field analysis untuk menilai kelayakan solusi Peningkatan

Peran Keluarga

Faktor Penghambat Skor Faktor

Pendukung

Skor

Kesibukan keluarga 3 Keluarga lebih

dekat dengan ibu

hamil

2

Keterbatasan

pengetahuan

keluarga

4 Lebih dipercaya 2

Tidak ada pertemuan

khusus antara bidan

dan keluarga

4 Kepatuhan

terhadap nasehat

bidan

2

Bidan sulit memantau 3

Jumlah 14 Jumlah 6

Faktor penghambat mempunyai skor 14 dan faktor pendukung mempunyai

skor 6. Hal ini menunjukkan bahwa solusi masalah kesehatan ibu dan anak

yaitu peningkatan peran keluarga tidak dapat dilakukan karena faktor

penghambatnya lebih banyak daripada faktor pendukungnya.

76

Page 74: Laporan Revisi Pak Topo

Tabel 3.56 Force Field analysis untuk menilai kelayakan solusi Peningkatan

Peran Kader

Faktor Penghambat Skor Faktor Pendukung Skor

Waktu kader yang

kurang

1 Jumlah kader

cukup

4

Kesadaran kader 3 Dampak

berkelanjutan

2

Dana (insentif bagi

kader)

3 Ada perkumpulan

(PKK, Posyandu)

4

Pengetahuan kader 4 Sarana dan

prasarana di

Posyandu

1

Dukungan

stakeholder (Kepala

Desa dan

Perangkatnya)

3

Jumlah 11 Jumlah 14

Faktor penghambat mempunyai skor 11 dan faktor pendukung mempunyai

skor 14. Hal ini menunjukkan bahwa solusi masalah kesehatan ibu dan anak

yaitu peningkatanperan kader dapat dilakukan karena faktor pendukungnya

lebih banyak daripada faktor penghambatnya.

Berdasarkan Force Field Analysis tersebut yaitu Kunjungan rumah Ibu hamil

oleh bidan, kelas ibu hamil, peningkatan peran keluarga dan peningkatan

peran kader. Dihasilkan dua alternatif solusi yaitu kelas ibu hamil dan

peningkatan peran kader di desa Kramat.

5. Penyusunan Rencana Tindak lanjut (PoA) Intervensi

Setelah membuat analisis kelayakan penyelesaian masalah, maka

langkah selanjutnya adalah penyusunan rencana tindak lanjut(Plan of

Action/PoA). Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk merencanakan kegiatan-

kegiatan jangka pendek yang dilakukan sebagai upaya

penyelesaian/intervensi masalah Kesehatan Ibu dan Anak dari solusi yang

77

Page 75: Laporan Revisi Pak Topo

telah dipilih dan layak dilaksanakan. Pelaksanaan pembuatan PoA yaitu

pada saat fasilitasi II tanggal 28 November 2013 pukul 09.00-12.30 WIB

bertempat di Gedung Serbaguna Balai Desa Kramat.

Pada kegiatan ini, mahasiswa dan stakeholder merumuskan rencana

aksi penyelesaian masalah dengan cara membuat matriks PoA. Peserta

melakukan brainstorming untuk merumuskan rencana kegiatan dari solusi

yang telah disepakati dan layak dilaksanakan. Kemudian dari hasil

brainstorming tersebut, dituangkan dalam matriks PoA.

Tabel 3.57 Matriks Plan of Action (PoA)

KegiatanVol.

Kegiatan

Indikator

KegiatanDana

Penangg

ung

Jawab

Waktu,

Tempat

1. Kelas Ibu

Hamil

1 kali

Jumlah

peserta (ibu

hamil) 90%

hadir, Nilai

post test ibu

hamil

minimal 70

Mahasis

wa

Mahasis

wa, Bu

Lurah

(Ketua

PKK), Bu

Ida

(Ketua

koordinat

or kader)

Selasa, 3

November

2013 di Balai

Desa Kramat

2. Pengaktifan

Kader

1 Kali Jumlah

kader yang

hadir 90%,

Nilai post

test kader

minimal 70

Mahasis

wa

Mahasis

wa, Bu

Lurah

(Ketua

PKK), Bu

Ida

(Ketua

koordinat

or kader)

Senin, 2

November

2013 di Balai

Desa Kramat

6. Persiapan dan Pelaksanaan Kegiatan Intervensi

78

Page 76: Laporan Revisi Pak Topo

a. Kelas Ibu Hamil

Setelah membuat PoA (Plan of Action), maka langkah

selanjutnya adalah persiapan dan pelaksanaan kegiatan intervensi.

Tujuan dari kegiatan ini yaitu mahasiswa bersama stakeholder terkait

dapat mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan dalam pelaksanaan

kegiatan intervensi penyelesaian masalah KIA. Persiapan intervensi

dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan intervensi. Dalam

tahapan persiapan ini, dilakukan persiapan alat, bahan untuk

pelatihan, perizinan tempat, tembusan ke pembicara pelatihan, dan

penyebaran undangan untuk peserta sosialisasi.

Kegiatan Kelas Ibu Hamil dilakukan dengan cara mengundang

kepala desa beserta perangkat desa, bidan desa, perwakilan kader

posyandu setiap RW desa Kramat, kecamatan Jatibarang, kabupaten

Brebes.

Persiapan kegiatan Kelas Ibu Hamil dilakukan dengan

mempersiapkan materi, soal pre test dan post test, video senam hamil

beserta brosur tutorial, dan power point untuk materi seputar penyakit/

gangguan kehamilan khususnya anemia pada ibu hamil yang

merupakan masalah utama kehamilan di desa Kramat. Materi

mengenai anemia pada ibu hamil yang diberikan adalah tentang

pengertian anemia, penyebab anemia, dampak/ bahaya anemia pada

ibu hamil, serta pencegahan dan penanganan terhadap anemia pada

ibu hamil. Untuk tambahan pada materi kelas ibu hamil, ditambahkan

tentang cara memasak sayur yang benar, pentingnya peran

pendamping ibu hamil, tanda-tanda bahaya pada kehamilan, persiapan

kelahiran, MP-ASI, dan lain-lain. Pemberian materi tentang anemia

pada ibu hamil ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu

hamil dalam mengenal gejala dan tanda anemia serta cara menangani

anemia pada ibu hamil tersebut. Sebagai narasumber yang

menyampaikan materi tentang anemia pada ibu hamil adalah bidan

desa Kramat yaitu ibu Rizal Purnami.

Selain diberikan materi tentang anemia pada ibu hamil,

pemateri juga memberikan pengetahuan dan penyuluhan seputar

kehamilan yang sangat berguna bagi para ibu hamil yang hadir dalam

79

Page 77: Laporan Revisi Pak Topo

acara Kelas Ibu Hamil ini. Pada saat diberikan materi oleh bidan desa,

ibu-ibu hamil memperhatikan materi yang disampaikan dengan baik,

namun para ibu hamil yang hadir kurang antusias untuk mengetahui

lebih lanjut mengenai materi yang disampaikan oleh bidan desa. Hal ini

terlihat dari jumlah penanya pada sesi tanya jawab yang hanya dua

orang dan itu pun setelah ditawarkan berkali-kali untuk mengajukan

pertanyaan.

1. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan kelas ibu hamil dilaksanakan pada hari Selasa, 3

Desember 2013 pukul 08.30 WIB bertempat di Balai desa Kramat.

2. Peserta

Penyuluhan ini dihadiri oleh 20 orang yang terdiri dari ibu hamil dan

5 orang pendamping ibu hamil.

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain:

a. Soal Pre dan Post Test

b. LCD Proyektor

c. Brosur tentang cara melakukan senam hamil

d. Video Senam hamil

4. Proses Kegiatan

Pemateri: Ibu Rizal Purnami selaku bidan desa Kramat

Pada kegiatan Kelas Ibu Hamil kali ini, pertama-tama

dilakukan pre test untuk seluruh ibu hamil yang hadir di balai desa

Kramat untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan para ibu hamil

tentang anemia. Setelah pre test dilanjutkan dengan pemaparan

materi yang disampaikan oleh ibu Rizal Purnami mengenai anemia

pada ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil.

Setelah pemaparan materi selesai, acara dilanjutkan

dengan mengadakan post test bagi para ibu hamil untuk mencari

tahu sejauh mana pemahaman ibu hamil sesudah diberikan materi

mengenai anemia oleh bidan desa.

Dari keseluruhan proses tidak ditemukan hambatan berarti

yang mengganggu jalannya penyuluhan sampai selesai acara kelas

ibu hamil. Selama penyuluhan terjadi, dapat dilakukan monitoring

80

Page 78: Laporan Revisi Pak Topo

dan evaluasi terhadap para peserta yang hadir. Ibu hamil yang hadir

memperhatikan materi yang diberikan oleh bidan desa dengan

sungguh-sungguh. Akan tetapi ketika pemaparan selesai dan sesi

tanya jawab dimulai, ibu hamil kurang antusias dalam mengajukan

pertanyaan. Hal ini terbukti dari penanya yang hanya berjumlah dua

orang dan setelah ditawarkan untuk bertanya selama berulang kali.

81

Page 79: Laporan Revisi Pak Topo

b. Peningkatan peran kader

Setelah membuat PoA (Plan of Action), maka langkah

selanjutnya adalah persiapan dan pelaksanaan kegiatan intervensi.

Tujuan dari kegiatan ini yaitu mahasiswa bersama stakeholder terkait

dapat mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan dalam pelaksanaan

kegiatan intervensi penyelesaian masalah KIA. Persiapan intervensi

dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan intervensi. Dalam

tahapan persiapan ini, dilakukan persiapan alat, bahan untuk

pelatihan, perizinan tempat, tembusan ke pembicara pelatihan, dan

penyebaran undangan untuk peserta sosialisasi.

Kegiatan Peningkatan Peran Kader dilakukan dengan cara

mengundang ibu bidan desa, ibu-ibu kader posyandu setiap RW desa

Kramat, kecamatan Jatibarang, kabupaten Brebes.

Persiapan kegiatan Peningkatan Peran Kader dilakukan

dengan mempersiapkan materi, soal pre test dan post test, dan slide

untuk materi seputar Posyandu dan Pelatihan Kader Posyandu. Materi

yang diberikan adalah tentang Pengenalan dan Pelayanan Posyandu

serta tentang Peningkatan Peran Kader Posyandu. Penyuluhan ini

bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja kader Posyandu

khususnya dalam membantu bidan desa untuk menangani kegiatan

KIA pada level desa. Penyuluhan ini dibagi menjadi dua sesi materi

yang masing-masing materi disampaikan oleh seorang pembicara.

Materi tentang Pengenalan dan Pelayanan Posyandu disampaikan

oleh bidan desa Kramat yaitu Ibu Rizal Purnami, sedangkan materi

kedua yaitu Peningkatan Peran Kader Posyandu dilakukan oleh bapak

Agus dari bagian promosi kesehatan Puskesmas Jatibarang.

Materi pertama penyuluhan meliputi pengertian Posyandu,

kader Posyandu, tujuan penyelenggaraan Posyandu, Pengelola

Posyandu, kegiatan pokok Posyandu, sasaran Posyandu, serta peran

dan fungsi kader Posyandu. Dalam hal ini disampaikan pengertian

Posyandu yang dipaparkan dalam presentasi materi pertama, yaitu

82

Page 80: Laporan Revisi Pak Topo

sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan

program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan

terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan

atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan

masyarakat.

Tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah untuk mengurangi

AKI dan AKB, membudayakan NKKBS, serta meningkatkan peran

serta masyarakat dalam meningkatkan kegiatan kesehatan

masyarakat dan KB untuk menuju masyarakat sejahtera. Sedangkan

kegiatan pokok Posyandu meliputi : Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),

Keluarga Berencana (KB), pemberian Imunisasi dasar lengkap,

konseling gizi, dan penanggulangan diare.

Sasaran Posyandu meliputi : Bayi-Balita, Ibu hamil dan ibu

menyusui, serta wanita usia subur (WUS) dan pasangan usia subur

(PUS).

Sedangkan untuk materi mengenai peningkatan peran kader

Posyandu, diberikan pemaparan mengenai pengertian kader yaitu

tenaga sukarela dalam bidang kesehatan yang langsung dipilih oleh

dan dari para masyarakat yang tugasnya membantu dalam

pengembangan kesehatan masyarakat. Kader kesehatan disebut juga

sebagai promotor kesehatan desa atau disingkat Prokes. Peran serta

kader kesehatan sangat diperlukan untuk kelancaran terselenggaranya

pelayanan kesehatan ke masyarakat secara baik, karena kader adalah

perantara antara masyarakat dengan tenaga kesehatan (bidan

desa).

3. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan penyuluhan dilaksanakan pada hari Senin, 2

Desember 2013 pukul 09.00 WIB bertempat di Balai desa Kramat.

4. Peserta

Penyuluhan ini dihadiri oleh 15 orang yang kader kesehatan

Posyandu desa Kramat.

5. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain:

e. Soal Pre dan Post Test

83

Page 81: Laporan Revisi Pak Topo

f. LCD Proyektor

g. Kertas untuk tim lomba “Family 100”

6. Proses Kegiatan

Pemateri: Ibu Rizal Purnami dan bapak Agus S.

Pada kegiatan peningkatan peran kader ini dapat terlihat

tingginya antusias dan semangat para kader kesehatan yang aktif

berinteraksi dengan pemateri pada sesi tanya jawab dan juga

memberikan tanggapan-tanggapan mengenai paparan yang

disampaikan oleh pemateri. Pada kegiatan penyuluhan kali ini,

pertama-tama dilakukan pre test untuk seluruh kader yang hadir dib

alai desa Kramat untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan para

kader seputar KIA. Setelah itu dilanjutkan dengan pemaparan

materi yang disampaikan oleh bidan desa Kramat, ibu Rizal

Purnami dan juga oleh staff bagian promosi kesehatan Puskesmas

Jatibarang yaitu bapak Agus. Ibu Rizal menyampaikan materi

seputar Posyandu sedangkan bapak Agus menyampaikan materi

mengenai fungsi dan peran kader kesehatan di Posyandu.

Setelah pemaparan materi selesai, acara dilanjutkan

dengan mengadakan post test bagi para kader untuk mencari tahu

apakah terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah

diberikan materi.

Dari keseluruhan proses tidak ditemukan hambatan

signifikan yang mengganggu jalannya penyuluhan sampai selesai

sesi tanya jawab. Pada saat diberikan pemaparan materi oleh bidan

desa, sempat terjadi perdebatan antara bidan desa dengan para

kader, terutama kader dari RW III. Selama penyuluhan terjadi, dapat

dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap para peserta yang

hadir. Akan tetapi hal tersebut dapat diatasi dan sebagai solusinya

akan diadakan musyawarah internal antara kader RW III dengan

bidan desa. Dari segi antusiasme perserta terlihat dari cara mereka

menyimak pemaparan yang disampaikan dan memberikan

tanggapan serta pertanyaan seputar materi yang disampaikan oleh

pemateri, baik oleh ibu Rizal maupun bapak Agus.

84

Page 82: Laporan Revisi Pak Topo

Tabel 3.58 Rencana Operasional PoA Kegiatan Kelas Ibu Hamil

85

Page 83: Laporan Revisi Pak Topo

86

No Kegiatan Sasaran Target Kebutuhan Pihak

terlibat

Metode Diskripsi Metode

1 Pertemuan/

Koordinasi

internal dan

identifikasi

Kebutuhan

pelaksanaan

Mahasiswa Semua

mahasiswa;

daftar jenis

dan

kebutuhan

ATK, tempat,

agenda/

rencana

kegiatan

Mahasiswa Pertemuan

– paparan

dan diskusi

Masing-masing peserta

dibagi dan

menyumbangkan ide

untuk identifikasi jenis

kebutuhan

2 Perancangan

konsep

intervensi

Mahasiswa

dan ibu

bidan desa

Perwakilan

mahasiswa

dan bidan

desa

Alat tulis,

kertas

Mahasiswa

dan bidan

desa

Pertemuan Diskusi

3 Pembuatan

Term of

Reference

mahasiswa Mahasiswa Alat tulis,

kertas dan

laptop

Mahasiswa Rapat Diskusi

4 Penyampaian

PoA kepada

stakeholder

desa

Mahasiswa

dan kepala

desa

Perwakilan

mahasiswa

dan kepala

desa

Alat tulis,

kertas,

kamera

Mahasiswa

dan kepala

desa

Pertemuan Diskusi

5 Pembagian

undangan

Ibu kader,

ibu kepala

desa, serta

bidan desa

dan bagian

promkes

Puskesmas

sebagai

pembicara

15 ibu kader,

ibu kepala

desa dan

bidan desa

Sepeda

motor, surat

undangan

Mahasiswa Dari pintu

ke pintu

Mahasiswa

mengantarkan surat

undangan ke sasaran

dan menanyakan

kesediaan kehadiran.

6 Gladi resik Mahasiswa Mahasiswa Ruangan,

audio, materi,

alat tulis,

laptop,lcd,

Mahasiswa Latihan Simulais intervensi

Page 84: Laporan Revisi Pak Topo

Tabel 3.59 Rencana Operasional PoA Kegiatan Peningkatan Peran Kader

No Kegiatan Sasaran Target Kebutuhan Pihak

terlibat

Metode Diskripsi Metode

1 Pertemuan/

Koordinasi

internal dan

identifikasi

Kebutuhan

pelaksanaan

Mahasiswa Semua

mahasiswa;

daftar jenis

dan

kebutuhan

ATK, tempat,

agenda/

rencana

kegiatan

Mahasiswa Pertemuan

– paparan

dan diskusi

Masing-masing peserta

dibagi dan

menyumbangkan ide

untuk identifikasi jenis

kebutuhan

2 Perancangan

konsep

intervensi

Mahasiswa

dan ibu

bidan desa

Perwakilan

mahasiswa

dan bidan

desa

Alat tulis,

kertas

Mahasiswa

dan bidan

desa

Pertemuan Diskusi

3 Pembuatan

Term of

Reference

mahasiswa Mahasiswa Alat tulis,

kertas dan

laptop

Mahasiswa Rapat Diskusi

87

Page 85: Laporan Revisi Pak Topo

4 Penyampaian

PoA kepada

stakeholder

desa

Mahasiswa

dan kepala

desa

Perwakilan

mahasiswa

dan kepala

desa

Alat tulis,

kertas,

kamera

Mahasiswa

dan kepala

desa

Pertemuan Diskusi

5 Pembagian

undangan

Ibu kader,

ibu kepala

desa, serta

bidan desa

dan bagian

promkes

Puskesmas

sebagai

pembicara

15 ibu kader,

ibu kepala

desa dan

bidan desa

Sepeda

motor, surat

undangan

Mahasiswa Dari pintu

ke pintu

Mahasiswa

mengantarkan surat

undangan ke sasaran

dan menanyakan

kesediaan kehadiran.

6 Gladi resik Mahasiswa Mahasiswa Ruangan,

audio, materi,

alat tulis,

laptop,lcd,

konsumsi,dll

Mahasiswa Latihan Simulais intervensi

88

Page 86: Laporan Revisi Pak Topo

Tabel 3.60 Intervensi Berbasis Masyarakat

No.

Tahapan

Kegiatan

Ketersediaan

Sumber daya

Hambatan/

kemajuan

Sumber

data

Metode/ cara

Monitor

Waktu Petugas Keterangan dan Upaya

Perbaikan

1 Persiapan

Kelas Ibu

Hamil.

Materi

penyuluhan,

narasumber,

laptop, alat audio

visual, tempat,

agenda,

transport,contact

person, peserta,

kamera, alat tulis

Mengantark

an surat

dari pintu ke

pintu rumah

ibu hamil

Daftar

logistik

persiap

an (alat-

bahan)

Lihat data

daftar nama

ibu hamil

pada kohort

ibu.

H-2 Semua

mahasis

wa

Surat diantarkan dari pintu ke

pintu rumah ibu hamil untuk

memberitahukan perihal

kelas ibu hamil sembari

menjalin silaturrahim

Koordinasi Peserta,

narasumber,alat

komunikasi, surat

undangan

- - - H-1 Semua -

Pelaksanaan

Kelas Ibu

Hamil.

Pemateri , modul,

alat tulis, audio

visual, gambar,

peserta, ruang,

kamera

Peserta

yang hadir

20 ibu hamil

dan 5 orang

pendampin

Presens

i

Observasi

langsung

Hari H Semua Peserta ibu hamil belum

memenuhi target karena ada

yang lupa atau memiliki

kepentingan lain.

89

Page 87: Laporan Revisi Pak Topo

g dari 27

undangan.

Tabel 3.61 Intervensi Berbasis Masyarakat

90

Page 88: Laporan Revisi Pak Topo

No.

Tahapan

Kegiatan

Ketersediaan

Sumber daya

Hambatan/

Kemajuan

Sumber

data

Metode/ cara

Monitor

Waktu Petugas Keterangan dan

Upaya Perbaikan

1 Persiapan

Penyuluhan

peningkatan

peran kader

kesehatan.

Materi

penyuluhan,

narasumber,

laptop, alat audio

visual, tempat,

agenda,

transport,contact

person, peserta,

kamera, alat tulis

Contact

person para

kader

Daftar

logistik

persiap

an (alat-

bahan)

Lihat data

daftar nama

kader tiap

Posyandu

H-2 Pawit Contact person

kader kesehatan

belum terekap, perlu

pj untuk merekap

data

2 Koordinasi Peserta,

narasumber,alat

komunikasi, surat

undangan

- - - H-1 Astri -

3 Pelaksanaan

penyuluhan

peningkatan

peran kader.

Pemateri , modul,

alat tulis, audio

visual, gambar,

peserta, ruang,

kamera

Peserta

yang hadir

15 kader

dari 20

kader yang

diundang.

Presens

i

Observasi

langsung

Hari H Semua Peserta kader belum

memenuhi target

karena ada yang

sakit, dan

mempunyai

kepentingan lain

91

Page 89: Laporan Revisi Pak Topo

yang tidak bisa

ditinggalkan.

92

Page 90: Laporan Revisi Pak Topo

93

Page 91: Laporan Revisi Pak Topo

7. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Intervensi

Setelah persiapan dan pelaksanaan kegiatan intervensi, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan

intervensi. Tujuan dari kegiatan ini adalah mahasiswa dan atau bersama

stakeholder yang terkait dapat melakukan kegiatan pemantauan dan

penilaian dari kegiatan intervensi penyelesaian masalah Kesehatan Ibu

dan Anak yang dilaksanakan.

94

Page 92: Laporan Revisi Pak Topo

Tabel 3.61 Evaluasi Kegiatan Intervensi

N

o

Tahapan

Kegiatan

Indikator Sumber

data

Target Hasil/

Realitas

Mulai Selesai Keterangan Evaluasi

1 Sosialisasi

Kelas Ibu

Hamil

Jumlah

peserta

yang

datang, pre-

post tes

Laporan

hasil

sosialisasi,

hasil pre-

post tes

27

bumil,

4 kader

20 bumil

(74%),

2 kader

(50%)

Hari

Selasa,

03/12/2

013

Hari

Selasa,

03/12/2

013

Sebanyak

26% bumil

dan 50%

kaader

perlu

dievaluasi

lagi ,

mengapa

tidak hadir

Waktu yang seharusnya dimulai

pukul 08.30 menjadi pukul 09.30

Peserta bumil yang ditargetkan

sejumlah 27 peserta namun

peserta yang datang sejumlah

20 peserta.

Terdapat 2 peserta yang datang

terlambat sehingga tidak

mendapatkan keseluruhan

materi yang disampaikan di

awal.

Kader yang ditargetkan

sejumlah 4 orang, namun yang

bisa hadir hanya dua orang.

Waktu yang seharusnya selesai

pukul 12.00 menjadi pukul

12.30.

2 Pembagian Brosur Laporan 4 4 Hari Hari - Pembagian brosur petunjuk

95

Page 93: Laporan Revisi Pak Topo

Brosur

petunjuk

melakukan

senam

hamil.

terdistribusi

seluruhnya.

hasil

pembagian

brosur

posyan

du

posyandu Selasa,

03/12/

2013

Selasa

03/12/

2013

pelaksanaan senam hamil

dilakukan pada saat ibu hamil

melakukan registrasi pada awal

kehadiran.

96

Page 94: Laporan Revisi Pak Topo

Berdasarkan data hasil analisis yang telah dilakukan, pada 19 responden

intervensi kelas ibu hamil yaitu:

Tabel Hasil Pretest dan Postest Kelas Ibu Hamil

Nilai rata-rata pretest

dan postest kelas ibu

hamil

Nilai Pretest Nilai Postest Peningkatan

8,21 9,26 1,05

Berdasarkan data tabel di atas, dapat dilihat peningkatan hasil intervensi kelas

ibu hamil pada kegiatan post test adalah sebesar 1,05 point. Untuk lebih

jelasnya, akan menjabarkan lebih terperinci pada tabel hasil nilai pre test dan

post test sosialisasi kelas ibu hamil dengan menggunakan aplikasi SPSS 16

metode uji peringkat bertanda Wilcoxon.

Tabel Peringkat Hasil PreTest dan PostTest Responden Intervensi Kelas Ibu

Hamil

Ranks

N Mean Rank

Sum of

Ranks

Nilai Post Test - Nilai

Pre Test

Negative

Ranks2a 4.50 9.00

Positive Ranks 12b 8.00 96.00

Ties 5c

Total 19

a. Nilai Post Test < Nilai Pre Test

b. Nilai Post Test > Nilai Pre Test

c. Nilai Post Test = Nilai Pre Test

Pada tabel peringkat hasil pre test dan post test intervensi tersebut dapat

diketahui jumlah responden yang memiliki nilai post test lebih besar dari pada

nilai pre test berjumlah 12 (dua belas) responden dan responden yang tidak

3797

Page 95: Laporan Revisi Pak Topo

memiliki perubahan nilai berjumlah 5 (lima) orang, dan sebanyak 2 (dua) orang

mengalami penurunan nilai. Untuk mendukung akurasi hasil penelitian ini, penulis

melakukan uji peringkat bertanda Wilcoxon. Pada uji peringkat bertanda

Wilcoxon ini terdapat dua hipotesis, yaitu :

1. Hipotesis nol (H0), tidak ada perbedaan hasil nilai pre test dan post test para

responden kelas ibu hamil

2. Hipotesis alternatif (H1) ada perbedaan hasil nilai pre test dan post test para

responden kelas ibu hamil

Test Statistics

Nilai Post

Test - Nilai

Pre Test

Z -2.804a

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

Monte Carlo Sig. (2-

tailed)

Sig. .004

99% Confidence

Interval

Lower Bound .002

Upper Bound .005

Monte Carlo Sig. (1-

tailed)

99% Confidence

Interval

Lower Bound .001

Upper Bound .003

Sig. .002

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

c. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.

Pada tabel hasil uji statistik bertanda Wilcoxon di atas, diperoleh tingkat

signifikansi (α) sebesar 0,005. Karena 0,005 < 0,05 maka sesuai dengan

hipotesis yang telah ditetapkan maka H0 akan ditolak dan H1 akan diterima. Hasil

uji Wilcoxon ini telah diketahui bahwa hasil post test para responden lebih besar

daripada hasil pre test mereka. Dengan kata lain, kelas ibu hamil menjadi salah

satu media yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan responden (ibu hamil).

3898

Page 96: Laporan Revisi Pak Topo

Tabel 3.61 Evaluasi Kegiatan Intervensi Peningkatan Peran Kader

N

o

Tahapan

Kegiatan

Indikator Sumber

data

Target Hasil/

Realitas

Mulai Selesai Keterangan Evaluasi

Penyuluhan

Peningkata

n Peran

kader

Jumlah

peserta

yang

datang, pre-

post tes

Laporan

hasil

penyuluhan,

hasil pre-

post tes

20

peserta

15

peserta

(75 %)

Hari

Senin,

02/12/

2013

Hari

Senin,

02/12/2

013

Sebanyak

25% perlu

dievaluasi

lagi ,

mengapa

tidak hadir

Waktu yang seharusnya selesai

pukul 11.30 menjadi pukul 12.30

Peserta yang ditargetkan

sejumlah 20 peserta namun

peserta yang datang sejumlah 15

peserta.

Pada saat penyampaian materi

oleh bidan desa, sempat terjadi

perdebatan antara kader dengan

bidan desa karena terdapat

penyampaian materi yang kurang

disepakati oleh para kader.

3799

Page 97: Laporan Revisi Pak Topo

Berdasarkan data hasil analisis yang telah dilakukan, pada 15 responden

intervensi Workshop Peningkatan Peran Kader yaitu:

Tabel 3.62 Hasil Pretest dan Postest Workshop Peningkatan Peran Kader

Nilai rata-rata pretest

dan posttest workshop

peningkatan peran

kader

Nilai Pretest Nilai Postest Peningkatan

5,33 7,27 1,94

Berdasarkan data tabel di atas, dapat dilihat peningkatan hasil intervensi

Workshop Peningkatan Peran Kader pada kegiatan post test adalah sebesar

1,94 point. Untuk lebih jelasnya, akan menjabarkan lebih terperinci pada tabel

hasil nilai pre test dan post test Workshop Peningkatan Peran Kader dengan

menggunakan aplikasi SPSS 16 metode uji peringkat bertanda Wilcoxon.

Tabel Peringkat Hasil PreTest dan PostTest Responden Intervensi Workshop

Peningkatan Peran Kader

Ranks

N Mean Rank

Sum of

Ranks

Nilai Post Test - Nilai

Pre Test

Negative

Ranks0a .00 .00

Positive Ranks 13b 7.00 91.00

Ties 2c

Total 15

a. Nilai Post Test < Nilai Pre Test

b. Nilai Post Test > Nilai Pre Test

c. Nilai Post Test = Nilai Pre Test

Pada tabel peringkat hasil pre test dan post test intervensi tersebut dapat

diketahui jumlah responden yang memiliki nilai post test lebih besar dari pada

nilai pre test berjumlah 13 (tiga belas) responden dan responden yang tidak

memiliki perubahan nilai berjumlah 2 (dua) orang, dan tidak ada responden yang

mengalami penurunan nilai. Untuk mendukung akurasi hasil penelitian ini, penulis

38

100

Page 98: Laporan Revisi Pak Topo

melakukan uji peringkat bertanda Wilcoxon. Pada uji peringkat bertanda

Wilcoxon ini terdapat dua hipotesis, yaitu :

1. Hipotesis nol (H0), tidak ada perbedaan hasil nilai pre test dan post test para

responden kelas ibu hamil

2. Hipotesis alternatif (H1) ada perbedaan hasil nilai pre test dan post test para

responden kelas ibu hamil

Test Statistics

Nilai Post

Test - Nilai

Pre Test

Z -3.222a

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

Monte Carlo Sig. (2-

tailed)

Sig. .000

99% Confidence

Interval

Lower Bound .000

Upper Bound .000

Monte Carlo Sig. (1-

tailed)

99% Confidence

Interval

Lower Bound .000

Upper Bound .000

Sig. .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

c. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.

Pada tabel hasil uji statistik bertanda Wilcoxon di atas, diperoleh tingkat

signifikansi (α) sebesar 0,001. Karena 0,001 < 0,05 maka sesuai dengan

hipotesis yang telah ditetapkan maka H0 akan ditolak dan H1 akan diterima. Hasil

uji Wilcoxon ini telah diketahui bahwa hasil post test para responden lebih besar

daripada hasil pre test mereka. Dengan kata lain, Workshop Peningkatan Peran

Kader menjadi salah satu media yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan

responden (kader).

39101

Page 99: Laporan Revisi Pak Topo

BAB IV

A. Kesimpulan

1. Prioritas masalah KIA di desa Kramat adalah Anemia Fe pada Ibu hamil.

2. Penyebab Anemia Fe pada ibu hamil di desa kramat digambarkan

dengan menggunakan mind map yaitu berdasarkan teori HL.Blum,

meliputi Lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik

3. Analisis Alternatif solusi masalah anemia Fe pada ibu hamil dilakukan

dengan menggunakan diagram force field melalui fasilitasi kedua.

11 (WHO (2008), Global Health Observatory Data Repository, Available

fromhttp://apps.who.int/ghodata/?vid=240)22 Abdul Bari, S. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan. Neonatal. Jakarta: YBP-SP

3 Tim Lab-Kesmas Kesmas FKM UNDIP. Buku Pedoman PBL-2.Semarang:FKM Undip, 2013.

4 Budiyono, M.Arie Wuryanto, Anneke Suparwati, Nurjazuli, dan Yusniar Hanani D. Problem Solving Cycle Masalah Kesehatan Ibu dan Anak dalam Mendukung Pencapaian Target MDG’s Tahun 2015. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.

5 Budiyono,dkk.Diagnosis Komunitas Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam mendukung Pencapaian Target MDG’s 2015. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.

6 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan. Menteri Dalam Negeri.

7 Profil Puskesmas Jatibarang 2012

40

Page 100: Laporan Revisi Pak Topo

4. Menyusun rencana kegiatan intervensi yaitu untuk merencanakan

kegiatan-kegiatan jangka pendek melalui fasilitasi kedua pada tanggal 28

November 2013

5. intervensi yang dilakukan terhadap permasalahan anemia pada ibu hamil

adalah kelas ibu hamil dan peningkatan peran kader.

6. Monitoring dan evaluasi dari kegiatan kelas ibu hamil dan peningkatan

peran kader, yaitu melalui analisis pre-test dan post-test. Dimana

diperoleh bahwa ada perbedaan hasil nilai pre test dan post test para

responden kelas ibu hamil dan responden peningkatan peran kader.

B. Saran

1. Diharapkan masyarakat Desa Kramat khususnya ibu hamil lebih

antusias dalam mengikuti serangkaian kegiatan yang kami lakukan, salah

satunya adalah kelas ibu hamil.

2. Diharapkan Kader lebih antusias dalam mengikuti kelas ibu hamil.

3. Meskipun tim PBL 2 kramat sudah tidak ada di Desa Kramat lagi,

diharapkan kegiatan kelas ibu hamil dan peningkatan peran kader tetap

dilaksanakan secara rutin.

4. Para stakeholder, seperti kepala desa, Bidan, Kader diharapkan

dapat membantu dan mendikung pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil

dan peningkatan peran kader. Sehingga kegiatan tersebut tetap

berkesinambungan.

DAFTAR PUSTAKA

41

102

103