LAPoran resmi sppk

76
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Integrated system BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam era perkembangan teknologi sekarang ini akan mempengaruhi kemajuan dibidang bangunan gedung. Salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan bangunan termasuk rumah dan gedung adalah pengamanan terhadap bahaya kebakaran. Realisasi tindakan pengamanan ini umumnya diwujudkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Tindakan pengamanan ini dilakukan dengan penyediaan atau pemasangan sarana pemadam kebakaran seperti alat pemadam api ringan (APAR), Hidran, Springkler, detektor, Integrated System dan lain sebagainya. Tetapi didalam kenyataannya masih banyak juga yang belum menerapkan sistem pemadaman kebakaran, padahal kebanyakan juga sudah mengetahui bahaya dari api kalau sudah menjadi besar atau menjadi kebakaran. Meskipun tingkat kesadaran akan pentingnya sistem proteksi kebakaran semakin meningkat, namun masih banyak dijumpai bangunan-bangunan yang tidak dilindungi dengan sarana proteksi kebakaran, atau sarana yang terpasang tidak memenuhi persyaratan atau sarana yang terpasang tidak memenuhi persyaratan. Dari pengamatan kasus-kasus kebakaran selama ini, Diketahui bahwa dari 1121 kasus kebakaran, 76,1 % terjadi di tempat kerja, Budi Handoyo (6509040047) Page

description

yhj

Transcript of LAPoran resmi sppk

Page 1: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dalam era perkembangan teknologi sekarang ini akan mempengaruhi

kemajuan dibidang bangunan gedung. Salah satu aspek penting dalam

penyelenggaraan bangunan termasuk rumah dan gedung adalah pengamanan

terhadap bahaya kebakaran. Realisasi tindakan pengamanan ini umumnya

diwujudkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Tindakan

pengamanan ini dilakukan dengan penyediaan atau pemasangan sarana pemadam

kebakaran seperti alat pemadam api ringan (APAR), Hidran, Springkler, detektor,

Integrated System dan lain sebagainya. Tetapi didalam kenyataannya masih

banyak juga yang belum menerapkan sistem pemadaman kebakaran, padahal

kebanyakan juga sudah mengetahui bahaya dari api kalau sudah menjadi besar

atau menjadi kebakaran.

Meskipun tingkat kesadaran akan pentingnya sistem proteksi kebakaran

semakin meningkat, namun masih banyak dijumpai bangunan-bangunan yang

tidak dilindungi dengan sarana proteksi kebakaran, atau sarana yang terpasang

tidak memenuhi persyaratan atau sarana yang terpasang tidak memenuhi

persyaratan. Dari pengamatan kasus-kasus kebakaran selama ini, Diketahui bahwa

dari 1121 kasus kebakaran, 76,1 % terjadi di tempat kerja, dari sejumlah kasus

tersebut diketahui bahwa api terbuka penyebab paling banyak pertama dengan

jumlah kasus 415 kasus, penyebab paling banyak kedua yaitu listrik dengan

jumlah 297 kasus (Laboratorium Forensik Mabes Polri tahun 2005 sampai 2010).

Selain itu, diketahui bahwa listrik menjadi penyebab paling banyak kedua setelah

api terbuka dengan perbandingan 31 % berbanding 34 % (Disnaker Propinsi

Jawa Timur).

Dari data kasus kebakaran selama ini maka ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, antara lain adalah bahwa sistem proteksi kebakaran tidaklah cukup

hanya dengan penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) atau hidran saja yang

disebut sebagai sistem proteksi aktif. Diperlukan saran proteksi lainnya yakni

sprinkler dan Fire integrated system untuk mendukung mobilitas APAR dan

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 2: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

hidran sebagai sistem proteksi aktif. Oleh karena itu berbagai langkah dan upaya

penanggulangan bahaya kebakaran merupakan hal yang penting diterapkan dan

dilaksanakan guna mencegah terjadinya bahaya kebakaran. Pada umumnya

kebakaran terjadinya diawali dengan api yang kecil. Bila sejak dini dapat

diatasi/dipadamkan, maka kebakaran yang dapat menimbulkan berbagai macam

kerugian dapat dihindarkan, misalnya dengan pemasangan Fire Integrated System

pada gedung.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tentang perancangan integrated system di atas,

maka umusan masalah pada tugas pencegahan dan penanggulangan kebakaran ini

adalah :

1. Bagaimana merencanakan integrated system untuk pencegahan kebakaran

pada suatu bangunan?

2. Bagaimana memahami teori tentang sistem perencanaan integrated system

dan tata cara pemasangannya ?

I.3. Tujuan

Maksud dan tujuan pada makalah ini adalah :

1. Mampu merencanakan sistem integrated system untuk pencegahan

kebakaran pada bangunan kejaksaan tinggi negeri surabaya.

2. Dapat memahami teori tentang sistem perencanaan integrated system dan

tata cara kerja alat tersebut integrated system pada gedung kejaksaan

tinggi negeri surabaya.

1.4. Manfaat

Pada tugas perencanaan dan penanggulangan kebakaran ini memiliki

manfaat, di antaranya,

A. Bagi Mahasiswa :

1. untuk mengembangkan ilmu mengenai kebakaran khususnya merancang

sistem pemadam otomatis.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 3: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

2. dapat mengembangkan teori dengan langsung membuat sistem

penanggulangan dan penanggulangan kebakaran.

3. dapat mengetahui dan mempraktekkan dasar hukum mengenai sistem

pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

4. hasil dari pengerjaan tugas akhir ini dapat digunakan sebagai alat bantu

dalam proses belajar-mengajar, khususnya mengenai kebakaran.

B. Bagi Management Gedung

1. dapat dijadikan masukan dan analisa ulang apabila terjadi kesalahan pada

sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada gedung kejaksaan

tinggi negeri surabaya.

I.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian tentang tata cara perencanaan sistem integrated

system untuk pencegahan pada bangunan kejaksaan tinggi negeri surabaya

adalah :

1. Dasar teori tentang tata cara merencanakan integrated system untuk

pencegahan kebakaran pada bangunan dalam SNI 03-3989-2000 dan

PERMEN 02/MEN/1983.

2. Dasar teori sistem integrated system untuk pencegahan kebakaran.

3. Perencanaan sistem integrated system pada kejaksaam tinggi negeri yang

beralamatkan di jalan Ahmad Yani no.64-66 surabaya.

4. Estimasi biaya perancangan dan pemasangan integrated system.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 4: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Integrated System

Integrated System adalah suatu sistem yang terdiri dari sistem deteksi,

sistem alarm, dan sistem pemadam secara otomatis. Sistem tersebut digabung

atau diintegrasikan menjadi 1 sistem secara utuh. Aplikasi dari sistem

tersebuta dibagi menjadi dua metode yakni, Total Floading System dan Local

Protection System.

a. Total floading system adalah sistem yang didesign bekerja serentak

memancarkan media pemadam memalui seluruh nozzle kedalam ruangan

dengan konsentrasi tertentu.

b. Lokal protection system adalah sistem pemadam yang didesign dengan

mengarahkan pancaran pada objek yang dilindungi.

Komponen integrated sistem adalah sistem deteksi, kontrol panel alarm,

storage system, media pemadam, dan sistem distribusi yang terdiri dari

perpipaan, katup, dan nozzle yang dipilih berdasarkan tekanannya.

Media pemadam hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut, yaitu :

1. Efektifitasnya

2. Pengaruh fisik terahadap material yang dilindungi, merusak atau

tidak merusak

3. Pengaruh kimia terhadap barang yang dilindungi

4. Pengaruh kadar racun dan perusakan terhadap lingkungan

5. Bentuk bangunan

(depnakertrans RI, 2000)

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 5: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Gambar 2.1. Skematik Diagram Integrated Sistem(Sumber : Depnaker, 2000)

II.1.1 Komponen Sistem

Perlengkapan sistem instalasi pemadam otomatik integrated sistem

terdiri dari bagian pokok yaitu :

1. Sistem Deteksi, biasanya menggunakan 2 kelompok alarm (cross

zone) dengan menggunakan jenis detektor yang berbeda. Misalnya

detektor yang digunakan adalah Detektor asap(smoke detector),

detektor panas dan lain-lain.

2. Kontrol Panel, berfungsi sebagai peralatan pengendali untuk

memproses sinyal yang datang dari detektordan meneruskan /

mengaktifkan alarm 1 dan panel pemadam.

3. Panel Pemadam, berfungsi mengaktifkan alarm 2 (discharge alarm).

Dan mengaktifkan katup pemadam setelah mengalami penundaan

waktu tertentu. Panel pemadam akan bekerja bila dua kelompok alarm

telah aktif atau kebakaran benar benar terjadi.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Discharge Nozzle

Alarm II

Alarm I

Storage Tank

Katup pemadam

Panel Pemadam

Panel kontrol

Detektor

Page 6: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

4. Storage System, yaitu persedian media pemadam yang dikemas dalam

silinder baja bertekanan.

5. Media Pemadam yaitu bahan yang digunakan dan dipilih paling cocok

berdasarkan pertimbangan pertimbangan antara lain :

Efektivitasnya

Pengaruh fisik terhadap material yang dilindungi, merusak atau

tidak.

Pengaruh kimia terhadap bahan dan peralatan yang dilindungi.

Pengaruh kadar racun dan perusakan terhadap lingkungan.

Bentuk bangunan

6. Sistem distribusi yang terdiri pemipaan, katup-katup dan nozle-nozle

yang dipilih berdasarkan tekanannya.

II.2. Jenis Instalasi Pemadam Kebakaran Otomatik Integrated Sistem

Pada dasarnya bahan yang bersifat non flammable dapat digunakan

sebagai media pemadam. Secara spesifik media pemadam dibagi menjadi 3

jenis yaitu cair, gas dan padat.

II.4.1. Media Pemadam Jenis CO2

Karbondioksidaadalah gas yangberwarna, tidak berbau,

elektriknonconductivegas yanglembamyang cocok

untuk mediamemadamkan api. Gas karbondioksida1,5kali lebih

beratdaripada udara.Karbondioksidamemadamkan apidengan

mengurangikonsentrasioksigen.Aplikasi Penerapan sistem pemadam CO2

dipergunakan untuk pengamanan bengkel, ruangan telekomunikasi, garasi,

ruang trafo, pabrik, dll. Sifat CO2 sebagai media pemadam yaitu :

Tidak terjadi perubahan secara kimiawi terhadap minyak, logam,

instalasi listrik

Bersifat mendinginkan dan mengisolasi / memisahkan dengan udara

bebas.

CO2 dapat memasuki celah-celah sempit / pori-pori hingga mampu

untuk pemadaman api sampai bagian dalam atau api sekam.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 7: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Tidak merusak dan menimbulkan kotoran sehingga peralatan yang

diamankan dapat langsung digunakan.

Merupakan bahan isolator yang baik untuk kebakaran listrik, sehingga

mampu mencegah terjadinya percikan api listrik.

Mampu digunakan dalam kondisi suhu rendah dan tinggi.

1. Penerapan Metode Pemadaman(b) Sistem Pembanjiran Total(Total Floading System)

Adalah sistem pemadaman dengan cara menyemprotkan gas CO2

melalui kepala pemancar memasuki ruangan tertutup yang

dilengkapi dengan peralatan otomatik yang dapat mentutup lubang –

lubang yaitu pintu masuk dan jendela – jendela. Sistem ini dibagi

menjadi dua bagian yaitu, pada kebakaran permukaan (bahan padat

dan cair), dan api sekam (misal kertas, buku, karton, dll).

(c) Sistem Pemadaman Setempat(Local Protection System)

CO2 disemprotkan langsung pada sasaran yang terbakar , biasanya di

ruangan yang besar atau banyak lubang-lubangnya. Pemadaman

setempat dibagi menjadi beberapa pertimbangan, yaitu berdasarkan

luas permukaan dan berdasarkan isi barang dalam suatu ruangan.

Gambar 2.2. pengoperasian carbon dioxide total flooding(Sumber : Ginting, 2010)

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 8: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Penjelasan Komponen Sistem :

a. Unit Tabung CO2 adalah kumpulan tabung-tabung , pipa koneksi, pipa

penghubung, peralatan pembuka otomatis, kerangka, klam pemegang

tabung, dsb.

Kapasitas Tabung Karbondioksida = 45.5 Kg

Tekanan Uji = 155 bar pada suhu 550C

Klem valve Menahan karbondioksida tidak release dari Tabung

Tekanan untuk mendorong piston pada klem valve = 23 bar

Gambar 2.3. Klem Valve(Sumber : Ginting, 2010)

Gambar 2.4. Valve Actuator Pada Klem Valve(Sumber : Ginting, 2010)

b. Starter Solenoid yaitu kompnen elektrik yang mendapat isyarat dari panel

pengontrol CO2 akan langsung memecahkan alat penutup pengeluaran air

dari tabung starter CO2 secara otomatis.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 9: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

c. Tabung CO2 memilki startet yang membuka kran kran pemilih dan

rangkaian tabung-tabung CO2.

Gambar 2.5. Ukuran Tabung CO2

(Sumber : Ginting, 2010)

d. Kran keselamatan berfungsi mambuang tekanan gas yang mungkin masih

ada karena kebocoran atau bekas pakai.

Gambar 2.6. Actuator (Safety & Reset Pin, Solenoid Actuator, dll)(Sumber : Ginting, 2010)

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 10: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

e. Box operasi yang terpasang di tembok beserta pengaman dan lampu yang

menyala sebagai tanda adanya arus listrik atau baterei dan lampu

penyemprotan CO2 yang sedang berlangsung. Di dalamnya terdapat

tombol tekan starter manual dan tombol tekan stop yang berfungsi untuk

menghentikan sistem secara darurat bila ada alarm yang salah dalam 20

detik.

f. Lampu Tanda Bahaya yaitu berupa sensor yang dipasang diatas pintu

ruangan yang diberi pengamanan bila sistem CO2 bekerja lampu akan

menyala sehingga orang orang di luar akan mengetahui dan tidak

memasuki ruangan tersebut.

Gambar 2.7. Visual Alarm Dengan Audible Sound(Sumber : Andrew Furness & Martin Muckett, 2007)

g. Panel Kontrol CO2 yaitu panel yang menunjukkan adanya perubahan

sinyal yang diberikan detektor api melalui panel kontrol alarm. Memberi

tanda bahaya dengan lampu , sirine atau bell yang kemudian akan

mematikan AC dan ventilasi kemudian menyemprotkan gas CO2 ke

ruangan yang terbakar. Dilengkapi dengan penunjuk zone (lokasi) dengan

lampu. Penunjuk penyemprotan (dengan lampu) tanda adanya arus sumber

tenaga (listrik atau baterei) voltmeter. Switch untuk meriset kembali.

Switch untuk merubah otomatik menjadi normal atau sebaliknya, timer

otomatik, starter solenoid, tanda bahaya penyemprotan, sistem otomatik

interlooking untul pintu, AC, penutup pintu dan lain sebagainya.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 11: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Gambar 2.8. Fire Alarm Panel(Sumber : Andrew Furness & Martin Muckett, 2007)

h. Sumber tenaga listrik darurat yang berfungsi bilamana ada listrik mati ,

maka sumber tenaga akan langsung berganti secara otomatik ke sumber

listrik baterei yang senantiasa siaga penuh karena dilengkapi sistem

pengisian (charging) otomatis, dan bila sumber listrik hidup lagi, maka

secara otomatis akan kembali ke sumber listrik, hal ini dikerjakan dengan

sistem solenoid.

i. Pipa-pipa dan sambungan jenis galvanized steel sch 80, sambungan

sambungan dari carbon steel forings dan pipa tembaga.

Gambar 2.9. Pipa Manifold Yang menggunakan Flexible Loop & Pilot Loop

(Sumber : Ginting, 2010)

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 12: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Gambar 2.10. Flexible Loop(Sumber : Ginting, 2010)

Gambar 2.11. Pilot Loop(Sumber : Ginting, 2010)

j. Kran pemilih yang bergungsi untuk membagi arah aliran isi media

pemadam CO2 apabila sistem pemadaman dipergunakan untuk lebih dari 1

ruangan yang diberi pengamanan. Peralatan ini bekerja secara otomatik

maupun manual.

k. Switch tekanan yang aktif secara otomatis jika tekanan dalam pipa

melebihi 1,1 kg/m2 sewaktu gas CO2 dipancarkan dan switch akan

menyalakan tanda lampu bahaya pada ruangan yang terbakar. Alat ini

dilengkapi tombol tekan untuk meriset kembali.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 13: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

3. Dasar-dasar untuk perencanaanSistem Pemadaman CO2 untuk kebakaran permukaan

Faktor Isi

Dipergunakan untuk dasar perhitungan jumlah gas CO2 yang

diperlukan untuk mengamankan sebuah objek kebakaran dengan

konsentrasi gas sampai dengan 34%, harus mengikuti standar tabel

dibawah ini :

Tabel 2.1. Faktor Pembanjiran CO2

Volume

Ruangan

(m3)

Faktor Isi

Jumlah

CO2

(Kg

CO2/m2)

Faktor Adanya

Lubang

Terbuka

(Kg CO2/m2)

Perhitungan

Tidak

Kurang Dari

(Kg)

< 3,96 1,15 5 0

3,97 – 4,15 1,07 5 4,5

14,16 – 45,28 1,01 5 15,1

45,29 – 127,35 0,90 5 45,1

127,36 – 1415 0,8 5 113,5

>1415 0,77 5 1135

(Sumber : Depnaker, 2000)

Faktor Konversi Material

Bila material atau bahan bakar diperlukan konsentrasi gas CO2>

34%, maka dasar perhitungann untuk jumlah gas CO2 yang

diperlukan mengikuti jumlah perkalian dari nilai tabel faktor isi

dikalikan dengan faktor konversi.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 14: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Gambar 2.12. Convertion Factor CO2

(Sumber : Ginting, 2010)

Tabel 2.2. Floading Factor CO2

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 15: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

(Sumber : Ginting, 2010)

Keadaan Khusus

Penambahan jumlah CO2 harus diadakan untuk mengadakan

kompensaasi terhadap keadaan khusus yang berpengaruh terhadap

efisiensi pemadaman. Contohnya, lubang yang tidak dapat ditutup

harus diberikan kompensasi dengan jumlah CO2 yang diperkirakan

akan hilang terbuang selama waktu 1 menit. Untuk saluran ventilasi

yang tidak dapat ditutup jumlah CO2 harus ditambahkan untuk isi,

ruangan ducting.

CO2 untuk pemadaman api sekam

Faktor Isi

Faktor pembanjiran adalah dijabarkan sesuai dengan hasil hasil

percobaan, seperti tabel di bawah ini, untuk ruangan, kamar, dan

gudang-gudang.

Tabel 2.3. Faktor Pembanjiran CO2 untuk bahaya Khusus

Bahaya

Khusus

Konsentrasi

Design

(%)

Faktor Isi

(Kg CO2/m3)

Faktor Lubang

Terbuka

(Kg/CO2/m2)

Listrik-listrik

dengan

50 1,33 10,0

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 16: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

bahaya isolasi

listrik > 90

Kg

Kabel-kabel

listrik untuk

mesin listrik

kecil < 50,60

m2

50 1,60 10,0

Gulungan

kertas plastik,

tekstil, dsb

65 2,0 15,0

Gudang woll,

tumpukan

penyedot

debu, karet,

dsb

75 2,66 20,0

(Sumber : Depnaker, 2000)

Keadaan Khusus

Penambahan jumlah CO2 diperlukan untuk kompensasi terhadap

keadaan khusus yang mungkin mempengaruhi efektifitas

pemadaman. Semua lubang yang tidak tertutup waktu pemadaman

harus diberi kompensasi dengan cara menambah jumlah CO2 sama

dengan isi yang mungkin terbuang keluar. Tambahan CO2 untuk

lubang lubang dapat diambil dari tabel yang ada.

Desain pemipaan harus dipertimbangkan berdasarkan kapasistas

aliran yang masuk di tiap-tiap jenis pipa tertentu.

Desain Kepala Pemancar

Tabel dibawah menunjukkan kapasitas dari pancaran CO2 melalui

beberapa ukuran kepala pemancar.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 17: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Tabel 2.4. Desain Kepala Pemancar CO2 Pada Tekanan 25 Kg/m2

Kapasitas

(Kg/menit)

Ukuran Kepala Pemancar

4 mm – 6

mm3/8” ½” ¾” 1” 1 ¼”

5,0 17,0 40,0 85,0 155,0 300,0

(Sumber : Depnaker, 2000)

Perancangan Media Pemadam CO2Fire Integrated System

Melalui langkah-langkah dibawah ini :

Hazard Volume = Volume kosong ruangan – Total volume peralatan

Kebutuhan CO2 = Hazard Volume / Floading Factor

Total kebutuhan CO2 (Melalui Tabel Material Convertion Factor)

Jumlah Tabung CO2 = Total kebutuhan CO2 / Kapasitas tabung CO2

Flow rate Karbondioksida (Qf) = Total kebutuhan CO2 / 1,4 .

Discharge Duration

Gambar 2.13. Instalasi Integrated System CO2 pada Suatu Ruangan(Sumber : Ginting, 2010)

II.2.2. Media Pemadam Jenis FM 200

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 18: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

FM-200 System adalah sistem suatu sistem proteksi kebakaran

otomatis dalam suatu ruangan yang tertutup yang aman terhadap peralatan

elektronik dan aman bagi manusia. FM-200 merupakan Clean Agent,

adalah gas pemadam api yang ramah lingkungan.FM 200 merupakan clean

agent, dalam pemadamannya FM 200 berfungsi untuk mengencerkan dan

memanpatkan kadar O2 di udara sehingga api dapat dipadamkan.

Cara kerja : Ketika Smoke Detector mendeteksi adanya asap, maka Siren

dan Alarm Bell sert Sign Lamp Evacuate Area akan aktif yang

menandakan segera meninggalkan ruangan. 30 detik atau 60 detik

(tergantung settingan delay time) kemudian akan mengaktifkan Lever &

Pressure Control Head untuk membuka Valve Tabung Gas FM-200. Gas

akan keluar melalui pipa instalasi yang diarahkan oleh Gas Nozzle.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 19: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Gambar 2.15. instalasi integrated system media FM 200http://alatpemadamapi.net/instalasi-fire-alarm-system-gedung/instalasifm200

II.2.3. Media Pemadam Halon 1301

Peralatan sistem pemadaman haloon 1301 aplikasinya untuk proteksi

ruangan seperti garasi, bengkel mobil, ruangan komputer, trafo listrik,

gudang penyimpanan / pabrik, ruangan yang mudah terbakar, dll.

Prinsip Pemadaman Haloon 1301

Sifat yang menonjol adalah pemadaman yang cepat dengan pemutusan

reaksi rantai kimia kebakaran, dan daya campur serta mengalir yang

cepat ke seluruh ruangan.

Nomor Haloon

Menunjukkan beberapa jenis unsur kimia dan jumlah atom untuk

mempermudah pengenalan, dibanding rumus kimia yang biasanya sulit

untuk dihafalkan.

Haloon 1301 atau (CF3Br) BTM :

1 jumlah atom carbon (C)

3 jumlah atm flourine (F)

0 jumlah atom chlorine (Cl)

1 jumlah atom bromine (Br)

Haloon 1301 diklasifikasikan sebagai gas yang paling kecil sifat

racunnya, dan menurut UL (Under Writer Laboratory) diberi kualifikasi

golongan 6 sama dengan CO2.

Sifat Haloon 1301

1. Tidak mempengaruhi secara kimiawi terhadap bahan seperti minyak,

logam, insulasi listrik, dll karena gas sangat kekal dan stabil.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 20: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

2. Tekanan yang tinggi (42 kg/cm2) pada temperatur 200C

memungkinkan untuk membuat desain dalam pemilikan ruangan

serta pemipaanya.

3. Pemadaman secara menyeluruh sampai ke bagian yang paling

dalamdan sudah dicapai dapat dilaksanakan, karena sifat gas yang

mudah membaur dan memasuki ruangan-ruangan atau pecahan-

pecahan kecil sekalipun.

4. Setelah pemadaman, keadaan bahan-bahan tetap bersih dan tidak

ternoda.

5. Dapat digunakan untuk kebakaran karena listrik, karena halon 1301

termasuk jenis isolator yang baik.

6. Kualitas halon 1301 tidak berubah, secara kimiawi, karena bahan

kimianya stabil.

7. Juga dapat dipergunakan di tempat-tempat yang sangat dingin

temperaturnya.

Teori Pemadaman

Halon 1301 melakukan proses pemadaman secara kimiawi diman unsur

halogen bereaksi dengan unsur-unsur yang menghasilkan pembakaran

yang menimbulkan kebakaran hebat. Reaksi ini menghentikan

pembakaran hingga api padam.

Teori ini berdasarkan proses radikal bebas, dimana radikal bromine

yang pertama dihasilkan dari uraian haloon 1301 bila terkena panas.

C Br F2 > C F2 + Br

Radikal Br bereaksi dalam bahan bakar menjadi hidrogen bromine

R – H + Br > R + H Br

Hidrogen Brominne yang berbentuk kemudian bereaksi dengan radikal

hidrogen yang masih aktif.

H Br + OH > H2O + Br

Radikal bromine kemudian dapat mengulang lagi reaksi dengan

mengurangi jumlah radikal yang aktif dari bahan bakar dan api.

Teori lain menyatakan bahwa unsur O2 harus diaktifkan dahulu dengan

menghisap elektron bebas, sebelum bereaksi dengan bahan bakar.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 21: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Dalam hal ini atom bromine merupakan sasaran yang besar untuk

menangkap elektron-elektron daripada O2, sehingga mengurangi

kemungkinan O2 menjadi aktif.

Dalam kedua teori dinyatakan bahwa rantai reaksi kebakaran

dipatahkan, dengan jumlah bahan haloon 1301 yang sedikit saja.

Sifat Umum Haloon 1301

Gas haloon adalah gas yang tidak berwarna, gas yang dicairkan dalam

tekanan dan mempunyai berat jenis yang tinggi , serta viscosity yang

rendah.

Rumus Kimia CBrF3

Berat Molekul 148,9

Titik Didih - 57,80C

Titik Beku - 168,00C

Temperatur Kritis 67,00C

Tekanan Kritis 39,6 kg/cm

Berat Jenis, cairang, uap kenyang 1574 kg/m3

Panas Penguapan Pada Titik Didih 11,1 X 104 J/Kg

Sifat Keracunan

Dalam keadaan tidak terurai haloon 1301 mempunyai ambang

keselamatan sebagai berikut :

Konsentrasi Dalam Isi Lama Ketahanan Manusia

7% atau Kurang 5 menit

7 – 10 % 1 menit

Karena kebakaran biasanya dapat cepat dipadamkan pada konsentrasi

kurang dari 7%, uap dan gas yang tertinggal tidak berbahaya atau hanya

sedikit saja bahayanya. Seseorang biasanya masih tahan untuk

menghirup udara ini dalam waktu 5 menit tanpa berpengaruh ada

kesehatannya.

Akan tetapi, bahan-bahan yang terbakar mengeluarkan zat yang dapat

membahayakan kesehatan pada jaringan syaraf dan paru-paru.

Hasil Uraian Gas Halon 1301

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 22: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Bila gas Halon 1301 terkena panas sampai suhu 5100C, maka haloon

beruarai secar kimiawi, dan membentuk gas hidrogen bromide (HBr),

hidrogen flouride (HF) dan sedikit bekas bromine (Br2). Carbonyl

halide, carbonyl flouride, (COF2) dan carbonyl bromide (COBr2).

Gas Phosgene yang dihasilkan BCF tidak terdapat pada haloon 1301,

karena tidak adanya unsur chlorine. Gas-gas ini bila terlalu lama dihisap

akan berbahaya.

Cara-cara pemadaman

Cara pemadaman dengan gas halon 1301 ada 2 macam yaitu :

1. Pembanjiran secara total

Dalam hal ini, gas dipancarkan keseluruh ruangan yang terbakar

yang dikelilingi tembok-tembok, lantai dasar dan plafon atau atap,

dengan disertai dengan penutupan secara automatic, pintu-pintu,

cendela-cendela, lubang-lubang, A/C dan lainnya.

Cara ini dapat dipergunakan 2 hal :

1) Kebakaran dipermukaan

Kebakaran ini meliputi kebakran benda cair, serta benda-benda

padat yang keras dan besar.penggunaan sistem pemadaman

halon 1301, harus secara tepat dalam waktu 30 detik, bahan ini

sudah harus digunakan.

2) Kebakaran dalam atau sekam

Kebakaran dalam ini terjadi misalnya ditumpukan-tumpukan

buku, kertas-kertas, textil dan lainnya.

2. Pemadaman setempat

Dalam hal ini diartikan pancaran halon 1301 hanya ditujukan pada

tempat-tempat yang diperkirakan akan terbakar. Hal ini

dilaksanakan karena kemungkinan tempatnya diarea terbuka atau

ruangan terlalu besaruntuk diberikan pengamanan secara

keseluruhan.

Pemadaman setempat dibagi menjadi 2 sistem tergantung dari

bentuk dan bahan yang diberikan sistem pengamanan.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 23: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

1) Metode luas permukaan

Dalam hal ini diperhitungkan luas permukaan bahan yang

terbakar

2) Metode isi

Unutk api 3 dimensi, maka jumlah halon 1301 yang diperlukan

untuk pemadaman tergantung dari isi benda yang diberi

pengamanan.

Menentukan jumlah halon 1301 untuk pemadaman

Halon 1301 dihitung dengan berat (kg), yaitu mengalikan isi ruangan

kali konsentrasi halon 1301, kali berat jenis halon 1301 dalam keadaan

super heated. Jumlah halon 1301 yang diperlukan untuk design

pemadaman dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

. . . . . . . . . . persamaan 2.1

Dimana :

W = berat halon 1301 yang diperlukan unutk pemadaman (Kg)

C = konsentrasi halon 1301 untuk pemadaman %

V = isi ruangan yang diberi proteksi

S = isi spesifik dari superheated halon 1301 dalam m3/Kg

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 24: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Gambar 2.16. instalasi integrated system dengan media haloon 1301(Sumber : http://castleol.blogspot.com/&usg)

II.2.4. Sistem Pemadam Busa Otomatik

Aplikasi pemadaman busa otomatik dipasang secara permanaen

untuk memproteksi bahan-bahan yang mudah terbakar. Pada dasarnya

dibagi menjadi dua, yaitu busa pengembangan tinggi dan busa

pengembangan rendah. Aplikasi sistem busa pengembangan rendah yaitu

memadamkan bahan cair dengan cara menutup permukaan bahan cair yang

terbakar dari udara. Aplikasi sistem busa pemadaman tinggi yaitu untuk

melindungi bahan padat maupun cair yang mudah terbakar dalam suatu

ruangan tertutup.

Komponen Sistem

Sistem instalasi busa otomatik menggunakan komponen-komponen

sebagai berikut :

1. Sistem Deteksi

2. Panel kontrol Alarm

3. Pompa Kebakaran

4. Sumber Air

5. Enduktor Proportioner

6. Pembangkit Busa

Budi Handoyo (6509040047) Page

Cairan Busa

Pemancar

Busa

Enductor

Proportioner

Sumber Air

Pompa

AlarmPanel Alarm

Deteksi

Page 25: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Gambar 2.17. Skematik Diagram Foam Integrated System(Sumber : Depnaker, 2000)

Gambar 2.18. instalasi foam integrated system(http://www.rosenbauer.com)

Cara Kerja Foam Integrated System yakni :

a. Sistem deteksi, panel alarm kerjanya sama dengan sistem pemadam

integrated system sebelumnya.

b. Pompa alarm bekerja secara otomatis bila detektor aktif.

c. Enduction Proportioner adalah alat yang berguna untuk

menginduksikan cairan busa bersama aliran air dan untuk mengatur

presentase busa antara 3% - 6%. Enduction Proportioner untuk

injeksi dari bawah tanki dilengkapi lobangudara yang akan menarik

udara sehingga berbentuk campuran air, cairan busa, dan udara.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 26: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

d. Pemancar pembangkit busa adalah pemancar yang secara mekanik

akan mengubah bentuk kombinasi air + campuran busa + udara

menjadi busa.

Standar Instalasi Foam Integrated System :

Sistem pemadaman jenis ini banyak dipakai untuk landasan helkopter

diatas atap genting, dan juga bengkel-bengkel atau gudang-gudang yang

menyimpan bahan yang mudah terbakar dari jenis kebakaran B.

a. Pemancar busa diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :

1. Untuk busa dengan rasio pengemnagan 20 kali atau kurang

disebut juga busa pengembangan rendah. Dipergunakan kepala

busa.

2. Untuk busa dengan rasio pengembangan 80-100 kali disebut

busa pengembangan tinggi. Dipergunakan pembangkit busa

pengembangan tinggi.

b. Pemancar busa harus dipasang sedmikian rupa sehingga seluruh

permukaan benda atau barang-barang yang direncanakan dapat

terjangkau dan tertutup busa, dengan luasan daerah maksimum satu

pemancar busa untuk tiap 8m2 luas lantai.

c. Kapasitas pemancaran busa harus dalam volume yang tertera pada

tabel berikut :

Tabel 2.5. Kapasitas pemancaran busa

Jenis Lokasi

Bangunan

Tipe Dari Bahan

Pemadam Busa

Jumlah Pancaran

Busa Yang

Dikeluarkan per-m2

luas lantai

Ruangan Untuk

bengkel dan Parkir

Protein Foam 6,5 liter/m2

Synthetic Surface

Active Agent

8,0 liter/m2

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 27: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

KendaraanHydrogenous Foam 3,7 liter/m2

Ruangan Yang

Berisi Bahan Mudah

Terbakar, kayu dan

karet

Prootein Foam 6,5 liter/m2

Synthetic Surface

Active Agent6,5 liter/m2

Hydrogenous Foam 6,5 liter/m2

(Sumber : Depnaker, 2000)

d. Untuk pembangkit busa pengembangan tinggi harus sedemikian rupa

sehingga jumlah aliran dapat mengikuti ketinggian 0,5 m diatas

permukaan bahan yang diamankan. Pintu-pintu harus dibuat dari

pintu tahan api dan dapat menutup secara otomatis.

1. Berikut ini adalah daftar kapasitas aliran busa yang diperlukan

untuk sasaran pemadaman

Tabel 2.6. Kapasitas Aliran Busa Yang Diperlukan Untuk PemadamanBangunan /

Ruangan Yang

Diamankan

Tipe Pancaran BusaDebit Aliran Busa

per-m3 / menit

Ruangan yang berisi

bahan-bahan yang

diletakkan diatas rak-

rak yang bersusun

Busa Type I dengan

pengembangan 80 –

250 kali

2,0 liter / menit

Busa Type II dengan

pengembangan 250 –

500 kali

0,50 liter / menit

Busa Type III dengan

pengembangan 500 –

1000 kali

0,29 liter / menit

Ruangan bengkel dan

parkir kendaraan

Type II 1,11 liter / menit

Type II 0,28 liter / menit

Type III 0,16 liter / menit

Ruangan berisi

gergajian kayu,

serpihan plastik dan

karet

Type II 0,25 liter / menit

Type II 0,31 liter / menit

Type III 0,18 liter / menit

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 28: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Ruangan berisi bahan

spesial yang mudah

terbakar

Type II 1,25 liter / menit

(Sumber : Depnaker, 2000)

2. Pemancar busa harus dipasang satu atau dua buah pada tiap-tiap

lantai, dengan luas 500 m2.

3. Pemancar busa harus dipasang lebih tinggi dari ketinggian

barang yang diamankan.

4. Bila ada kemungkinan api menjalar dari sasaran yang satu le

sasaran lain, maka pemancar harus dipasang dengan tujuan

pemadaman total yaitu sasaran-sasaran dikelompokkan menjadi

satu kelompok untuk tujuan pengamanan.

5. Kapasitas pemancaran busa pengembangan tinggi untuk

pemancar busa yang tetap harus diperhitungkan sesuai berikut :

Untuk raungan yang berisi potongan-potongan kayu,

plastik, dan benda karet lainnya. Kapasitas pemancaran

busa 3 liter / menit / m2 luas permukaan.

Untuk bahan-bahan mudah terbakar lainnya kapasitas

pemancaran busa 2 liter / menit / m2 luas permukaan.

6. Jumlah kapasitas sumber air dan busa harus cukup untuk

dipancarkan dengan debit tersebut diatas dalam jangka waktu 10

menit.

II.2.5. Sistem Pemadam Dry Chemical Powder

Serbuk kimia kering sangat cocok untuk kebakaran kelas B dan C.

Dalam sistem ini diharapkan pemadaman dapat cepat berlangsung, oleh

karena itu pemadaman ini daat digunakan untuk pemadaman tanki

pencelup yang berisi bahan-bahan kimia yang flammable, atau gedung-

gedung yang berisi bahan bakar cair dan tempat dimana tumpahan minyak

dapat terjadi, pompa-pompa minyak dan gas.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 29: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Karena sifat dari serbuk kimia kering yang tidak menghantarkan

arus listrik, maka sistem ini juga baik dipergunakan dalam pemadaman-

pemadaman transformer-transformer listrik yang berisi minnyak, atau

peralatan pemutus aliran yang berisi minyak.

Desain Sistem Serbuk Kimia Kering

Komponen yang dipakai dalam desain sistem serbuk kimia kering

adalah :

1. Gas pendorong N2

2. Tanki serbuk kimia kering

3. Sistem perpipaan

4. Pemancar yang mengarahkan serbuk kimia kering ke arah daerah

yang dipancarkan.

5. Peralatan deteksi api.

6. Peralatan otomatis yang menjalankan sistem dan mekanik dari

mesin-mesin.

Jumlah Serbuk Kimia Kering

Untuk dasar perhitungan dapat menggunakan rumus-rumus sebagai

berikut :

Berat serbuk kimia kering yang diperlukan dalam pemadaman adalah

0,635 Kg/m3. Artinya untuk isi ruangan 1 m3 minimum diperlukan

serbuk kimia kering sebanyak 0,635 Kg.

Untuk ruangan – 4m3 – konsentrasi serbuk 0,48 kg/m3

6 m3 – 0,48 kg/m3

10 m3 – 0,41 kg/m3

20 m3 – 0,38 kg/m3

30 m3 – 0,36 kg/m3

40 m3 – 0,34 kg/m3

50 m3 lebih – 0,4 kg/m3

Perhitungan tersebut berdasarkan percobaan dengan YAMATO - Dry

Chemical Powder.

Tabel 2.7. Spesifikasi Tanki Serbuk Kimia Kering

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 30: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Keteranga

n (YDA)200 350 500 750

100

0

120

0

150

0

200

0

300

0

Tinggi

(mm)

140

0

130

0

140

0

150

0

137

0

151

0

175

0

170

0

178

0

Tinggi

(mm)362 512 512 618 874 874 874

102

0

122

8

Diameter

(mm)700

100

0

100

0760

124

5

126

0

126

0

140

0

163

5

Isi (l) 90 163 223 340 502 607 758100

5

152

3

Berat Isi

(kg)80 140 200 300 450 550 700 900

130

0

Isi SerbukAB

C

AB

C

AB

C

AB

C

AB

C

AB

C

AB

C

AB

C

AB

C

Berat

Botol (kg)118 170 195 280 470 520 600 810

135

0

(Sumber : Depnaker, 2000)

Ukuran Pipa Untuk Sistem Pemadaman Serbuk Kimia Kering

Serbaguna

Jarak antar tankiserbuk kimmia kering, dengan nozzle tidak lebih dari

100 meter.

Tabel 2.8. Ukuran Pipa Pemadaman Dry Chemical Powder

Ukuran Pipa Jumlah Aliran

Dalam Serbuk

(Kg/detik)Mm Inch

15 A1/2“ 0,56 – 1.07

20 A 3/4” 1,07 – 2,02

25 A 1” 1,82 – 3,45

32 A 1 1/4” 3,15 – 6,05

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 31: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

40 A 1 1/2” 4,40 – 8,40

50 A 2” 7,40 – 14,00

65 A 2 1/2” 12,80 – 24,00

80 A 3” 18,50 – 35,00

90 A 3 1/2” 25,50 – 48,20

100 A 4” 32,80 – 63,00

125 A 5” 52,80 – 100,00

150 A 6” 76,50 – 145,00

(Sumber : Depnaker, 2000)

BAB III

METODOLOGI PERANCANGAN

II.1. Metodologi Perancangan

Budi Handoyo (6509040047) Page

MULAI

RUMUSAN MASALAH

PENGUMPULAN DATA

STUDI LITERATUR1. PERMEN

02/MEN/1983.2. NFPA 11, 11A, 12,

12A, 16, 17, 25, dan 2001.

3.

DATA PRIMER1. Dokumentasi

Bangunan2. Hasil Wawancara3. Survei Harga

DATA SEKUNDER1. Denah Bangunan

Page 32: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Perancangan

III.2. Prosedur Perencanaan

Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam perancangan instalasi integrated system pada Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya

diantaranya yaitu:1. Perumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas perancangan ini

yaitu bagaimana merancang Integrated systemsesuai dengan fungsinya dan tata cara pemasangan berdasar dua regulasi yang berbeda yaitu SNI 03-3989-2000 dan PERMEN 02/MEN/1983 serta berdasarkan NFPA 11, 11A, 12, 12A, 16, 17, 25.

2. Melakukan pengumpulan data yang diantaranya dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari dokumentasi bangunan, wawancara dan survei harga komponen integrated system. Serta data sekunder yaitu denah bangunan yang

Budi Handoyo (6509040047) Page

PERANCANGAN INTEGRATED SYSTEM

1. Penentuan Jenis Klasifikasi Bangunan

2. Pengukuran Luas Bangunan3. Estimasi Biaya

ANALISA DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

AKHIR

Page 33: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

akan dirancang. Sementara studi literatur akan terfokus pada PERMEN 02/MEN/1983 dan NFPA sesuai bahaya hunian.

3. Melakukan perancangan integrated system yang terdiri dari penentuan jenis klasifikasi bangunan, penentuan media pemadam serat komponen-komponen perancangan instalasi integrated system, pengukuran luas bangunan, dan estimasi biaya.

4. Melakukan analisa dan pembahasan perbandingan antara perancangan berdasarkan PERMEN 02/MEN/1983 dan NFPA sesuai bahaya hunian.Dari perbandingan ini akan didapatkan sebuah pembahasan yang berbeda dan dapat ditarik kesimpulan.

5. Menganalisis hasil rancangan apakah sudah layak atau tidak.6. Hasil dari perancangan instalasi integrated sistem maka dapat ditarik

kesimpulan.

III.3. Alat Dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan perancangan

integrated sistem di Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabayadiantaranya

yaitu :

1. Denah Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya

2. Software komputer yaitu, Microsoft Word 2007, Microsoft Excel 2007, Adobe PhotoshopX4, AutoCAD 2007.

III.4. Gambaran Umum

Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya memiliki 8 lantai. Gedung ini

juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas baik itu fasilitas kantor maupun

fasilitas kesehatan dan keselamatan yang telah dipasang didalam gedung.

Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya ini termasuk dalam hunian

bahaya kebakaran ringan menurut Depnaker 2000 dan menurut kepmenaker

186/MEN/1999 termasuk klasifikasi bahaya ringan karena nilai kemudahan

terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah,

serta menjalarnya api lambat.

Bangunan yang akan dirancang Sistem Pencegahan dan Penanggulangan

Kebakarannya adalah Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya, tepatnya

berada di Jln. Ahmad Yani no.54-56. memiliki luas bangunan 9136,8 m2

dengan luas bangunan 7200 m2, yang direncanakan oleh ISOPLAN

Consultant dan dilaksanakan oleh PT. Widya Satria selaku kontraktor, akan

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 34: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

direncanakan ulang untuk ukuran atau dimensi pada komponen strukturnya

baik utama maupun sekunder tanpa ada modofikasi pada denah atau tampak

bangunan. gedung yang merupakan gedung kejati termegah di di Indonesia

ini mulai dibangun pada tahun 2007 dan selesai penuh pada Desember 2009

dengan dilengkapi sarana dan prasarana yang modern. Sarana yang tersedia

meliputi pos penjagaan, front office/piket, ruang tunggu, ruang rapat, ruang

posko pemilu, ballroom, kantin kejujuran, koperasi, ruang barang bukti,

ruang tahanan, masjid, danpoliklinik.Fasilitas yang tersedia meliputi tempat

parkir di luar dan di dalam gedung, lift, tangga darurat, perlengkapan

pemadam kebakaran, tangga untuk handicap, kamera CCTV, AC central,

TV LCD, generator pembangkit, telepon umum, toilet di setiap lantai,

menara pemancar, dan lain-lain.

Gambar 3.2 gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya(Sumber : pengambilan langsung, 2011)

BAB IV

PERANCANGAN INTEGRATED SYSTEM

4.1 Uraian Perancangan

Berdasarkan identifikasi lapangan dan studi literatur yang telah

dilakukan, didapatkan hasil bahwa untuk peletakan komponen integrated

systemdilakukan pada ruangan tertentu yaitu dispesifikasikan pada

ruangan yang mempunyai resiko kebakaran yang lebih besar dan

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 35: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar, sehingga untuk Toilet atau

Kamar mandi tidak perlu dilakukan pemasangan komponennya .

Tabel 4.1 Daftar ruangan pada setiap lantai

No

.

Lantai Ruangan yang

tersedia

Luas

(m2)

Jenis Kebakaran

1. Lantai 1 1. Ruang rapat,

hall,

2. Ruang sub sie

staff

3. Ruang staff

4. Ruang pengkaji

5. Rruang

sekretaris

6. Ruang asisten

intel

7. Pantry

8. Toilet

9. Ruang tunggu

10. Ruang sandi

11. Ruang staff

fungsional

12. Lift,

13. Tangga darurat.

870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C

2. Lantai 2 1. Ruang rapat

2. Ruang sub bag

kamdal

3. Pantry

4. Toilet

5. Ruang tunggu

6. Lift

870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 36: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

7. Tangga darurat

8. Ruang tunggu,

9. Ruang kajati,

ajudan dan

sekretaris,

10. Musholla

11. Ruang wakajati

dan sekretaris

12. Ruang protokol

13. Ruang semkari

14. Ruang kabag tu

3. Lantai 3 1. Ruang arsip

berkas

2. Ruang

komputer

3. Ruang staff

4. Ruang pengkaji

5. Ruang

sekretaris

6. Toilet

7. Pantry

8. Ruang rapat

dan

pemeriksaan

9. Tangga darurat

10. Lift

11. Ruang sub sie

12. Ruang staff

13. Ruang sie

14. Ruang staff

fungsional

870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 37: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

15. Ruang tunggu,

16. Ruang asisten

4. Lantai 4 1. Ruang arsip

berkas

2. Ruang komputer

3. Ruang staff

4. Ruang pengkaji,

5. Ruang sekretaris,

6. Toilet

7. Pantry

8. Ruang rapat dan

pemeriksaan,

9. Tangga darurat

10. Lift

11. Ruang sub sie

12. Ruang staff

13. Ruang sie

14. Ruang staff

fungsional,

15. Ruang tunggu,

16. Ruang asisten

870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C

5. Lantai 5 1. Pantry

2. Tangga darurat

3. Ruang asisten

4. Ruang

sekretaris

5. Ruang

komputer

6. Ruang pengkaji

7. Ruang sub bag

8. Ruang rapat &

pemeriksaan, ur

870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 38: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

sub bag

9. Ruang

perpusatakaan,

10. Ruang ka ur

mutasi

11. Ruang

bendahara

12. Ruang sub bag

kepegawaian,

staff

13. Ruang dosier

kepegawaian

6. Lantai 6 1. Toilet

2. Pantry

3. Tangga darurat

4. Lift

5. Ruang sie

6. Ruang staff

7. Ruang

sekretaris

8. Ruang asisten

9. Ruang ur sub

bag

10. Ruang rapat

11. Ruang

pemeriksa

12. Ruang staff

pemeriksa

870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C

7. Lantai 7 1. Pantry

2. Toilet

3. Tangga darurat

4. Ruang

870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 39: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

sekretaris

5. Ruang asisten

6. Ruang rapat &

pemeriksaan

7. Ruang staff

8. Ruang tunggu

9. Ruang sub sie

10. Ruang

komputer

11. Ruang sie

12. Ruang staff

fungsional

8. Lantai 8 1. Pantry

2. Tangga darurat

3. Mushola

4. Lift

5. Ruang

Pertemuan 1

6. Ruang

Pertemuan 2

7. Ruang

Pertemuan 3

8. Ruang Rehat

9. Ruang Kontrol

870 Kelas A, Kelas B dan Kelas C

(Hasil Pengamatan,2011)

Tidak semua ruangan pada tiap lantai akan menggunakan sistem instalasi

integrated sistem, hal itu berdasarkan pertimbangan tentang isi ruangan yang akan

di cover. Penggunaan media pemadaman integrated sistem hanya untuk ruangan

yang tidak dapat di cover oleh media pemadam air milik springkler (selain kelas

A).Sesuai dengan kondisi ruangan di ruang Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya,

maka ruangan yang perlu menggunakan media pemadam integrated sistem pada

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 40: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

lantai dasar adalah ruang pantry (kelas B dan C), ruang komputer (kelas C), ruang

arsip bekas.

No Nama Ruangan Jumlah Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)

1 Ruang komputer 2 6,31 2,86 18

IV.2. Penentuan Jenis Media Pemadaman

Penggunaan media pemadam yang dipakai adalah media pemadam CO2

dikarenakan CO2 adalah bahan pemadam yang efektif dipakai untuk

memadamkan kebakaran kelas B (bahan cair dan gas) dan C (instalsai listrik

bertegangan) prinsip pemadaman yang digunakan adalah total floading

system yakni pembanjiran total seluruh ruangan yang dilindungi.

Langkah-langkah dalam memnentukan jumlah konsentrasi media pemadam

yang diperlukan untuk instalasi integrated sistem adalah :

Hazard Volume = Volume kosong ruangan (m3)

Yaitu volume ruangan yang dilindungi dalam keadaan kosong tanpa

dikurangi volume benda seisi ruangan tersebut (volume perkakas

diabaikan).

Kebutuhan Volume CO2 = Hazard Volume / Floading Factor

Dimana hazard volume (m3) penentuan foading factor dapat dilihat

pada tabel floading dactor for specific hazard (m3 / Kg.CO2)

Total kebutuhan CO2 (Melalui Tabel Material Convertion Factor)

Dimana kebutuhan CO2 adalah perkalian antara kebutuhan volume

CO2 dengan faktor konversinya.

Jumlah Tabung CO2 = Total kebutuhan CO2 / Kapasitas tabung

CO2

Penentuan jumlah tabung dapat bervariasi nilainya meskipun dengan

total kebutuhan CO2 yang sama dikarenakan penggunaan kapasitas

tiap tabung yang berbeda-beda kapasitasnya (besar / kecilnya tabung).

Pada perhitungan ini saya menggunakan kapasitas tanki CO2 sebesar

45,5 Kg.

CO2 Quantity = Kebutuhan Volume CO2 X 30% Concentration

Dimana 30% konsentrasi CO2 nilainya adalah 0,688

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 41: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Minimal Flow Rate = CO2 Quantity / 2 menit

Dimana CO2 quantity = kuantitas 30% tabung CO2 (kg / 2 menit.m3)

Discharge Release = k / MFR

Adalah waktu yang dibutuhkan suatu sistem untuk mampu melakukan

pemadaman.

Dimana k = konstanta (181,45 Kg)

MFR = minimal laju pancaran (Kg / Menit)

*)CATATAN : Waktu minimal yang efektif untuk mempu mencapai

total floading yaitu 30 detik – 7 menit.

a) Ruang computerPada lantai 3, 4, dan 5 memiliki ukuran ruang komputer karena memiliki luas ruangan yang sama maka perhitungannya juga sama.Hazard volume = P × l × t

= 6,31 × 2,86 × 4 = 72,18 m³

b) Kebutuhan Co2Konsentrasi CO2 = 50% (Kabel-kabel listrik untuk mesin listrik

kecil < 50,60 m2).

Floading Factor = 0,62 Kg.CO2/m3 (Tabel Floading Factor for

Specific Hazard)

Kebutuh anCO 2= HazardVolumeFloadingFactor

¿¿

¿ 72,18 m ³0,62 m ³ / Kg. Co 2

¿116,4 Kg. Co 2

Konsentrasi CO2 = 50% Convertion Factor = 1,6

TotalKebutu h anC O2=Kebutuh anC O2 . ConvertionFactor

¿116,4 Kg. C O2 .1,6

¿186,24 Kg . C O2

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 42: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Peralatan dalam integrated system :

Jumlah Tabung CO2

JumlahTabungCO 2=TotalKebutu h anC O2

KapasitasTabungC O2

¿186,24 Kg .C O2

45,5 Kg

¿4=4 tabung

Pada lantai 3 memerlukan 4 tabung canbondioksida (CO2) dan

untuk mengcover lantai 3, 4 dan 5 maka dibutuhkan tabung CO2 sebanyak

12 tabung.

CO2 Quantity

C O2 Quantity=Kebutuh anVolumeC O2. 30 %Consentration

¿186,24 Kg . C O2.0,688

¿128,13 Kg .C O2

Minimal Flow Rate

MFR= Wf1,4 .Tl

¿186,24 Kg .C O2

1,4 .7 menit

¿19Kg . C O2

Menit

Dischage Release

DR= kMFR

¿ 181,45 Kg

19Kg .C O 2

Menit

¿9,55 menit

Jumlah Noozle

Jumlah Nozzle= MFRMaksimumFlowRateCO 2(1atm)

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 43: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

¿ 19 Kg .CO 2/ Menit19,3 Kg . CO2/menit

¿0,98 nozzle

= 1 nozzle

Nozzle

Gambar 4.1 ruang komputer(sumber : denah Kejati, autocad 2007)

Gambar 4.2 instalasi integrated system

Budi Handoyo (6509040047) Page

6,31 m

2,86 m

Page 44: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

(sumber : desain paint)

Jumlah nozzle tiap ruangan komputer berjumlah 1. Jadi jumlah

nozzle 3 lantai adalah 3 buah. Kemudian untuk jarak penempatan

berdasarkan pada SNI 03-3985-2000 jarak detektor tidak boleh melebihi

12 meter. Dan panjang ruang komputer masing-masing lantai adalah ada

6,31 m

Setelah melakukan pengelompokkan lebih lanjut tentang ruangan

yang perlu di cover oleh media pemadam instalasi integrated sistem, ruang

komputer merupakan ruangan yang mempunyai potensi kebakaran paling

berbahaya dan dikategorikan sebagai potensi bahaya tinggi (kelas C)

sehingga prioritas utama pemasangan instalasi integrated sistem adalah di

ruangan panel kontrol. Untuk penempatan tabungnya kita bagi 2 tempat

sesuai jarak maksimal pancaran. Pengambilan keputusan ini lebih di

karenakan faktor ekonomis dengan maksud menekan biaya pengeluaran

yang dibutuhkan untuk melakukan desain perancangan integrated sistem

yang mana komponen.

Pengambilan keputusan ini diambil atas dasar perhitugan jumlah media

pemadam yang dibutuhkan seperti pada perhitungan pada sub bab

sebelumnya.

IV.4. PERHITUNGAN PERPIPAAN

Sistem perpipaan

Flow rate karbondioksida = 19 Kg/min

Jenis pipa = Galvanized steel (ASTM A 53)

Nominal pipa = ¾ in schedule number 40

Diameter luar pipa = 26.67 mm

Diameter dalam = 23.8 mm

Panjang pipa tegak = 5,33 m

Panjang pipa utama = 3,15 m

Sambungan Perpipaan

Elbow 900 ¾ in

o Dimensi

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 45: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

A= 1 5/16 in B = ¾ in

C= 9/16 in D = 11/2 in

Cross ¾ in

o Dimensi

A= 1 1/2 in C = ¾ in

B = 9/16 in D = 1 5/16 in

Tee ¾ in

o Dimensi

A = 1 5/16 in B = ¾ in E = 1

½ in

C = 9/16 in D = 1 ½ in

Cap ¾ in

o Dimensi

A= 1 ½ in B = 9/16 in

Gambar 4.3. Sambungan Perpipaan Yang Dipakai

(Sumber : Tugas Akhir Prima Imanta Ginting, 2010)

Penurunan Tekanan (Pressure Drop)

Diketahui nominal size = ¾ in

Diameter = 26.67 mm : 0.02667 m

Debit CO2 yang digunakan = 19 Kg/min = 1,22 × 10-3m3/s

Tekanan awal (P1) = 750 psia (5171 kPa)

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 46: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Massa jenis karbondioksida (ρ) = 1977 Kg/m3

Gas constant(karbondioksida) = 35.1 ft/0R = 19.3 m/K

Luas permukaan pipa

A=14

∏ D2

¿ 14

.3,14 . 0,026672

¿5,58 .10−4 m2

Spesifik Massa

(γ) = ρ.g

= 1977 Kg/m3 x 10 m/s2

= 19770 Nm3

= 19.77 kN/m3

Kecepatan aliran Fluida

V=QA

¿ 1,22×1 0−3m3/ s5,58 .1 0−4 m2

¿2,18 m /s

Kekasaran relatif (Ɛ galvanized iron =0.15 mm)

f = ƐD

¿ 0,15 X 10−3 m0,02667 m

¿5,62 X 10−3

Kecepatan rata - rata berat karbondioksdia

G=γ . A .V

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 47: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

¿19.77 .5,58.10−4 .2,18

¿2,4 .1 0−2 kN/s

Penurunan tekanan dihitung dari pipa manifold sampai nozzle terjauh

P 12−P 22=G2 R Tg A2 [ f L

D+2 ln

P1P 2

]

(5171 kPa)2−P 22=¿¿¿

P2 = 7046kPa

Jadi Penurunan tekanan karbondioksida sampai nozzle terjauh adalah :

P 1−P 2=7046 kPa−5171 kPa

¿1875 kPa

¿18,75 ¿̄

BAB V

ESTIMASI BIAYA

V.1. Biaya Media Pemadam CO2

Berdasarkan perhitungan total kebutuhan CO2yang dilakukandibutuhkan

288,97 KgCO2per ruangan dikalikan dengan 3 lantai ruang komputer yang

akan diproteksi. Jadi total kebutuhan CO2yang diperlukan yakni 866,91

KgCO2. Dengan mempertimbangkan kondisi teknis, maka perlu

ditambahkan kebutuhan CO2yang akan dipakai yakni 185 Kg. CO2.

Berdasarkan sumber yang diperoleh pada (http://alatpemadamapi.net/) harga

media pemadam CO2 yaitu 29.000/kg. Dapat disimpulkan bahwa total biaya

yang dibutuhkan untuk pembelian media pemadam CO2sebesar Rp.

25.140.000,-

V.2. Biaya Tabung CO2 kapasitas 45,5 Kg

Tabung pemadam berfungsi untuk media penyimpanan gas CO2 yang

terintegrasi dengan sistem panel kontrol dan perpipaan. Berdasarkan

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 48: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

perhitungan yang dilakukan dibutuhkan jumlah total tabung CO2 yang

dibutuhkan untuk tiap lantai yakni 4 tabung dengan kapasitas 45,5 Kg. Jadi

total keseluruhan tabung yang dibutuhkan adalah 12 tabung. Berdasarkan

literatur http://www.docstoc.com/docs/JUALDANISIULANG--ALAT-

PEMADAM-KEBAKARAN--|-ALAT PEMADAM-API) harga tabung

pemadam jenis CO2 dengan spesifikasiModel AT-400P kapasitas 45,5 Kg

adalah Rp. 8.750.000 ,- per tabungnya. Tabung CO2 ini sudah terintegrasi

dengan pemasangan Nitrogen loop, flexible loop dan pilot loop yang

terpasang pada pipa manifol. Jadi total biaya yang dibutuhkan untuk

membeli tabung CO2 yakni sebesar Rp. 105.000.000,-

V.3. Biaya Perpipaan

Sistem perpipaan berperan penting dalam perancangan integrated sistem

sebab sistem perpipaan berfungsi mendistribusikan jalannya media

pemadam ke masing masing nozzle yand dipasang pada sistem ini.

Berdasarkan perhitungan didapatkan dibutuhkan pipa tipe galvanized

pipedengan panjang pipa total yang diperlukan 12 m untuk pipa tegak dan

9,465 m dari total ketiga lantai untuk pipa utama (horizontal sampai corong

nozzle). Jadi panjang pipa galvanis yang dibutuhkan yakni 21,465 m (22

m). Berdasarkan refensi yang diperoleh pada

(http://abadimetalutama.indonetwork.co.id/2926484/pipa-pipe.htm) harga

Pipa Galvanis Spindodengan spesifikasi 1 Inch Tipe Bsa A adalah Rp

128.000,- per meternya. Jadi kebutuhan total untuk biaya pembelian pipa

galvanis adalah sebesar Rp. 2.816.000,-

Selain pipa diperlukan flange pipe / threatened pipe, fitting, dll. Komponen

tersebut berfungsi untuk menyambungkan satu pipa dengan pipa lain bila

ada perubahan arah pipa (belokan, dsb). Berdasarkan perhitungan yang

dilakukan dibutuhkan fitting tee sebanyak 5 buah fitting tee (2 buah untuk

percabangan pipa tegak di lantai dasar dan lantai 1, sedangkan 3 buah untuk

percabangan pipa manifold dengan tabung CO2). Harga fitting tee adalah

Rp. 109.500,- jadi biaya total fitting tee adalah Rp. 547.500,-. Harga

Belokan 90oRp. 64.500,- per buahnya. Total kebutuhan belokan 90o adalah 6

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 49: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

buah (1 buah di percabangan pipa tegak pada lantai 3, 2 buah di ujung pipa

manifold dan 3 buah di masing-masing nozzle pemancar). Jadi biaya yang

dikeluarkan untuk belokan 90o adalah Rp. 387.000,- . Fitting cross

digunakan untuk menghubungkan pipa manifol, tabung, dan pipa tegak

dibutuhkan 1 buat fitting cross dengan harga Rp. 125.500,- . cap digunakan

intu masing-masing nozzle dengan harga tiap cap adalah Rp. 54.000,- maka

biaya total untuk membeli cap adalah Rp. 162.000,-. Semua data diatas

diperoleh dari sumber http://www.amazon.com.

Jadi total keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk instalasi perpipaan

perancangan integrated sistem ini adalah Rp. 3.270.000,-

V.4. Biaya Nozzle

Total nozzle yang dibutuhkan adalah 3 buah multijet nozzle yang masing

masing harganya adalah Rp. 980.000,- . Maka total biaya yang dibutuhkan

untuk membeli 3 buah multijet nozzle adalah Rp. 2.940.000,-

V.5. Biaya Operasional Teknisi

Asumsi biaya operasional untuk para teknisi yang bekerja untuk merancang

instalasi integrated sistem ini yaitu Rp. 5.000.000,-

V.6. Total Biaya Keseluruhan

Total biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan instalasi integrated sistem

RSUD Gambiran Kediri Ruangan Rawat Inap VIP adalah :

Biaya Media Pemadam CO2 : Rp. 25.140.000,-

Biaya Tabung CO2 : Rp. 105.000.000,-

Biaya Perpipaan : Rp. 3.270.000,-

Biaya Nozzle : Rp. 2.940.000,-

Biaya Operasional : Rp. 5.000.000,- +

Total Biaya Keseluruhan : Rp. 141.350.000,-

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 50: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

BAB 6

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari perancangan tugas perencanaan sistem pencegahan dan

penanggulangan kebakaran tentang instalasi integrated sistem pada

gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Instalasipemadam kebakaran integrated sistem bekerja secara

otomatik yang diaktifkan oleh kontrol panel yang didesain

menjadi satu dengan sistem deteksi otomatik.

2. Persyaratan umum yang harus digunakan untuk media pemadam

CO2 pada perancangan instalasi integrated sistem baik pada

bangunan atau kapal harus mengacu pada peraturan NFPA 12

Standard on Carbon Dioxide Extinguish Systems.

3. Perencanaan perancangan instalasi integrated sistem memiliki

urutan yaitu, perencanaan pemilihan ruangan yang hendak

diproteksi, melakukan pemilihan jenis media pemadam yang

sesuai pada ruangan tersebut, kemudian melakukan perhitungan

kebutuhan medaia pemadam yang sesuai dengan perhitungan

didasarkan standard NFPA 12, kemudian melakukan desain

peletakkan seluruh perangkat komponen instalasi yang diperlukan

seperti perhitungan dan peletakan sistem perpipaan serta jumlah

nozle yang dibituhkan, kemudian yang terakhir adalah melakukan

perhitungan estimasi biaya yang akandikeluarkan.

4. Pemilihan media pemadam CO2pada perancangan instalasi

integrated sistem ini berdasarkan klasifikasi kelas kebakaran pada

ruang komputer di Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya merupakan

kelas C yangdapat dipadamkan secara efektif dengan

menggunakan media pemadam CO2.

5. Dalam perancangan integrated sistem pada ruang komputer

dengan tinggi 4 m sebanyak 3 lantai membutuhkan Media

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 51: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

Pemadam CO2 sebanyak 288,97 Kg CO2, 4 buah tabung gas CO2,

3 buah multijet nozzle, 22 m pipa galvanis dilengkapi dengan 5

buah fitting tee, 6 buah elbow 90o, dan masing-masing 1 buah

fitting cross dan cap untuk menjadi satu instalasi integrated sistem

yang diharapkan mampu mengurangi tingkat resiko bahaya

kebakaran di ruangan tersebut.

6. Biaya yang dibutuhkan untuk seluruh pembelian,peralatan instalasi

dan pemasangan instalasi untuk 3 lantai adalah Rp. 141.350.000,-

6.2. Saran

pada tugas perencanaan integrated sistem untuk pencegahan

dan penanggulangan bahaya kebakaran pada gedung Kejaksaan Tinggi

Negeri Surabaya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Dalam melakukan perencanaan instalasi integrated sistem harus

mempertimbangkan mengenai jenis media pemadam yang sesuai

untuk menyesuaikan klasifikasi jenis bahan, peralatan atau

instalasi yang terdapat di dalam ruangan yang akan di proteksi.

2. Dalam melakukan perencanaan instalasi integrated sistem tingkat

ketelitian harus lebih ditingkatkan karena ketelitian dalam

melakukan perhitungan terutama pada luas ruangan. karena hal ini

berguna untuk menentukan kebutuhan media pemadam yang

diperlukan.

3. Penggunaan standard yang relevan harus diperhatikan dalam

pertimbangan penggunaan tabel. Rumus, dll harus mengacu pada

standar yang ditetapkan (dalam perancangan ini menggunakan

standar NFPA 12).

4. Untuk tugas perencanaan instalasi integrated sistem selanjutnya

dapat dilakuakan perhitungan pada penempatan perangkat media

pemadam (tabung gas, dll) pada tempat yang mana ruangan yang

diproteksi terletak saling berjauhan sehingga tidak memungkinkan

untuk menggunakan 1 panel kontrol yang mengatur operasi

integrated sistem.

Budi Handoyo (6509040047) Page

Page 52: LAPoran resmi sppk

Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system

DAFTAR PUSTAKA

Depnakertrans, 2000. “Training Material Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Bidang Penanggulangan Kebakaran”, Jakarta. Indonesia

NFPA 12 2000 about Standard on Carbon Dioxide Extinguishing System,

diunduh pada tanggal 25 Desember 2011

http://abadimetalutama.indonetwork.co.id/2926484/pipa-pipe.htm

http://www.docstoc.com/JUALDANISIULANGREFILL--ALAT-

PEMADAM-KEBAKARAN-ALAT PEMADAM-API. Diunduh

tanggal desember 2011

http://alatpemadamapi.net. Diunduh tanggal 27 desember 2011

http://www.rosenbauer.com. Diunduh tanggal 15 oktober 2011

Ginting Prima Imanta, 2010, “Perancangan Fire Integrated System

Menggunakan Carbon Dioxide Total Flooding Di Ruangan Trafo

Tegangan Menengah Studi Kasus Pt.Samator Gas Bambe – Gresik”.

Tugas Akhir. PPNS-Surabaya

Budi Handoyo (6509040047) Page