LAPORAN RESMI depan

i

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II

MATERI :

PANAS PELARUTAN DAN KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

Disusun Oleh :

Kelompok : 3 / Kamis Pagi

Anggota :

A. Ambarsari 21030112130120

B. Arkhei Benoid Gindi 21030112130061

C. Egananta Santoso 21030112130046

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013


Laboratorium Dasar Teknik Kimia II ii

HALAMAN PENGESAHAN

I. Judul Praktikum : PANAS PELARUTAN DAN KELARUTAN

SEBAGAI FUNGSI SUHU

II. Anggota

1. Nama Lengkap : Ambarsari

NIM : 21030112130120

Jurusan : Teknik Kimia

Universitas : Universitas Diponegoro Semarang

2. Nama Lengkap : Arkhei Benoid Gindi

NIM : 21030112130061



3. Nama Lengkap : Egananta Santoso

NIM : 21030112130046



Semarang, Juni 2013

Asisten Laboratorium PDTK 2

Guntur Takana Yasis

NIM. 21030111140072


Laboratorium Dasar Teknik Kimia II iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan

berjudul Panas Pelarutan dan Kesetimbangan Sebagai Fungsi Suhu. Laporan ini

disusun sebagai kelengkapan tugas mata kuliah Praktikum Dasar Teknik Kimia 2.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari

berbagai pihak maka laporan ini tidak akan dapat terselesaikan. Oleh karena itu

dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ir. C. Sri Budiati, M.T. Selaku Dosen penanggung jawab Laboratorium

Dasar Teknik Kimia II

2. Seluruh Dosen Pengampu Materi Praktikum Dasar Teknik Kimia II

3. Semua laboran Praktikum Dasar Teknik Kimia 2

4. Saudara Guntur Takana Yasis selaku asisten pembimbing penyusunan

laporan resmi materi Panas Pelarutan dan Kesetimbangan Sebagai Fungsi

Suhu.

5. Segenap asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia II

6. Seluruh Civitas Akademika Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro

7. Seluruh pihak yang tak bisa kami sebutkan satu persatu

Penyusun memohon maaf jika dalam penyusunan laporan ini masih

terdapat kekeliruan. Untuk itu, kritik dan saran sangat diharapkan oleh penyusun

agar ke depannya bisa lebih baik lagi. Terakhir, semoga laporan resmi ini bisa

bermanfaat bagi segala pihak

Semarang, 8 Juni 2013

Penyusun


Laboratorium Dasar Teknik Kimia II iv

DAFTAR ISI

COVER i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

PANAS PELARUTAN

INTISARI vii

SUMMARY viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan Percobaan 1

C. Manfaat Percobaan 1

BAB II TINJAUAN PUTAKA

A. Landasan Teori Yang Mendukung 2

BAB III METODE PERCOBAAN

A. Bahan dan Alat yang Digunakan 4

B. Gambar Alat 4

C. Variabel Proses 4

D. Cara Kerja 5

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan 6


Laboratorium Dasar Teknik Kimia II v

B. Pembahasan 7

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 17

B. Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

LAMPIRAN

A. Lembar Perhitungan A-1

B. Lembat Perhitungan Grafik B-1

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

INTISARI xi

SUMMARY xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 19

B. Tujuan Percobaan 19

C. Manfaat Percobaan 19

BAB II TINJAUAN PUTAKA

A. Landasan Teori Yang Mendukung 20

BAB III METODE PERCOBAAN

A. Bahan dan Alat yang Digunakan 22

B. Gambar Alat 22

C. Variabel Proses 22

D. Cara Kerja 22

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan 24

B. Pembahasan 25


Laboratorium Dasar Teknik Kimia II vi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 29

B. Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN

A. Lembar Perhitungan A-6

B. Lembar Perhitungan Grafik B-7

C. Lembar Data Hasil Percobaan C-1

D. Lembar Kuantitas Reagen D-1

REFERENSI

LEMBAR ASISTENSI


Laboratorium Dasar Teknik Kimia II vii

DAFTAR TABEL

A. Tabel 1. Solute Standar = NH4Cl 4 gram 6

B. Table 2. Solute Variabel = NaCl 6

C. Tabel 3. Solute Variabel = MgCl2.6H2O 6

D. Tabel 4. Solute Variabel = Na2S2O3.5H2O 7

E. Tabel 5. Penurunan Suhu 24

F. Tabel 6. Kenaikan Suhu 24


Laboratorium Dasar Teknik Kimia II viii

DAFTAR GAMBAR

A. Gambar 1. Kalorimeter 4

B. Gambar 2. Hubungan t (menit) VS T (0C) pada 4 gram NH4Cl 7

C. Gambar 3. Hubungan t (menit) VS T (0C) pada 1,8 gram NaCl 8

D. Gambar 4. Hubungan t (menit) VS T (0C) pada 3,6 gram NaCl 8

E. Gambar 5. Hubungan t (menit) VS T (0C) pada 5,4 gram NaCl 8

F. Gambar 6. Hubungan t (menit) VS T (0C) pada 7,2 gram NaCl 9

G. Gambar 7. Hubungan t (menit) VS T pada 1,8 gram MgCl2.6H2O 10

H. Gambar 8. Hubungan t (menit) VS T pada 3,6 gram MgCl2.6H2O 10

I. Gambar 9. Hubungan t (menit) VS T pada 5,4 gram MgCl2.6H2O 10

J. Gambar 10. Hubungan t (menit) VS T pada 7,2 gram MgCl2.6H2O 11

K. Gambar 11. Hubungan t (menit) VS T pada 1,8 gram Na2S2O3.5H2O 11

L. Gambar 12. Hubungan t (menit) VS T pada 3,6 gram Na2S2O3.5H2O 12

M. Gambar 13. Hubungan t (menit) VS T pada 5,4 gram Na2S2O3.5H2O 12

N. Gambar 14. Hubungan t (menit) VS T pada 7,2 gram Na2S2O3.5H2O 12

O. Gambar 15. Hubungan M vs H pada NaCl 13

P. Gambar 16. Hubungan M vs H pada MgCl2.6H2O 14

Q. Gambar 17. Hubungan M vs H pada Na2S2O3.5H2O 15

R. Gambar 18. Rangkaian Alat Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu 22

S. Gambar 19. Hubungan Log S vs 1/T pada penurunan suhu 25

T. Gambar 20. Hubungan Log S vs 1/T pada kenaikan suhu 26

U. Grafik 21. Hubungan V NaOH vs T pada penurunan suhu 27

V. Gambar 22. Hubungan V NaOH vs T pada penurunan Suhu 28


Laboratorium Dasar Teknik Kimia II ix

INTISARI

Panas pelarutan didefinisikan sebagai penambahan 1 mol zat yang

dilarutkan dalam n mol solven pada temperatur dan tekanan yang sama. Hal ini

disebabkan adanya ikatan kimia baru dari atom-atom. Tujuan percobaan ini

adalah untuk menentukan panas pelarutan dari zat, membuat grafik hubungan

antara panas pelarutan dengan M dan suhu, serta suhu dan waktu. Manfaatnya

agar mahasiswa dapat menentukan panas pelarutan, membuat grafik hubungan

antara panas pelarutan dengan M dan suhu serta hubungan dengan waktu.

Alat yang digunakan adalah thermometer, gelas ukur, kalorimeter,

erlenmeyer, pipet tetes, pipet volume, dan kompor listrik. Bahan yang digunakan

adalah aquadest, NH4Cl, NaCl, MgCl2.6H2O, dan Na2S2O3.5H2O. Percobaan

dilakukan dengan menimbang solute standar NH4Cl 4 gram dan memanaskan

aquadest 87 ml 87oC, lalu masukkan ke dalam calorimeter dan catat suhu tiap 3,2

menit sampai 3 kali konstan. Lalu panaskan aquadest 87 ml 87oC dan masukkan

ke dalam kaorimeter bersama dengan solute variable yaitu NaCl, MgCl2.6H2O,

dan Na2S2O3.5H2O (1,8 gr ; 3,6 gr ; 5,4 gr ; 7,2 gr ) serta catat suhunya tiap 3,2

menit sampai 3 kali konstan.

Dari percobaan didapat tetapan kalorimeter (c) sebesar 552,904 kalo/mol

K. Pada solute standar NH4Cl dan solute variable NaCl, semakin lama suhu akan

turun dan konstan karena reaksi melepas panas. Semua reaksi berlangsung

endoterm (H Negatif). Hubungan molaritas dengan H adalah berbanding terbalik. Dalam percobaan, solute standar digunakan dahulu untuk mencari

tetapan kalorimeter untuk menghitung H pada solute variable. Saran dalam percobaan ini adalah kalorimeter harus terturup rapat, tidak ada pengotor pada

zat yang masuk, thermometer tidak menyentuh dasar kalorimeter, masukkan

solute tanpa ada yang menempel pada dinding kalorimeter, dan teliti dalam

mengamati suhu konstan.


Laboratorium Dasar Teknik Kimia II x

SUMMARY

Heat dissolution is defined as the addition of 1 mole substance that is

dissolved on n mole solvent in the same temperature and same pressure. This

happen because there is a new chemical bond between the atoms. The purpose of

this experiment is to define the heat dissolution of the substance, create a graphic

between heat dissolution with M and temperature, and between temperature and

time so that student can learn about that.

The equipment for the experiment is thermometer, measuring cylinder,

calorimeter, Erlenmeyer, pipette, volume pipette, and electric stove. The materials

are aquadest, NH4Cl, NaCl, MgCl2.6H2O, and Na2S2O3.5H2O. The experiment is

to weigh the standard solute NH4Cl 4 gram and heat aquadest 87 ml 870C, and

then put it on calorimeter and note the temperature for each 3,2 minutes until 3

times constant. Then heat aquadest 87 ml 870C, and then put it on calorimeter

with NaCl, MgCl2.6H2O, and Na2S2O3.5H2O (1,8 gr ; 3,6 gr ; 5,4 gr ; 7,2 gr ) and

note the temperature for each 3,2 minutes.

From the experiment, we get the calorimeter constant value (C) 552,904

kalo/mol K and the purpose is to count the H on variable solute. In standard solute NH4Cl and variable solute NaCl, the temperature decreases and then

constant because the reaction releases heat. Every reaction is endoterm (negative

H). The connection between molarity and H is an inverse. Some tips for this experiment is the calorimeter must be closed tight, thermometer should not touch

the base of the calorimeter, put solute into calorimeter without having any sticked

to the wall, and keen in observing the constant temperature.


Laboratorium Dasar Teknik Kimia II xi

INTISARI

Jika kelarutan suhu suatu zat kimia dalam kesetimbangan dengan

padatan, cairan, atau gas yang lain pada suhu tertentu, maka larutan disebut

jenuh. Larutan jenuh adalah larutan yang kandungan solutenya sudah mencapai

sehingga penambahan solute lebih lanjut tidak dapat larut. Tujuan percobaan

adalah memahami pengertian kelarutan sebagai fungsi suhu, membuat grafik

hubunagn antara log S vs 1/T dan membuat grafik hubungan antara volume titran NaOH vs T. Manfaatnya adalah mahasiswa dapat memahami pengertian

kelarutan sebagai fungsi suhu, membuat grafik hubungan antara V NaOH vs T.

Percobaan dilakukan dengan membuat asam boraks jenuh yang

selanjutnya akan dimasukkan dalam tabung reaksi besar. Tabung reaksi

dimasukkan dalam panci berisi es batu dan garam. Thermometer dimasukkan

kedalam tabung reaksi. Larutan diambil tiap 4 ml tiap penurunan suhu yaitu

72oC, 64

oC, 56

oC, 48

oC, 40

oC, 32

oC, 24

oC. Titrasi dengan NaOH dan tambahkan

indikator PP 3 tetes. Tabung reaksi dikeluarkan lalu diambil 4 ml tiap kenaikan

suhu yaitu 24oC, 32

oC, 40

oC, 48

oC, 56

oC, 64

oC. Tambahkan indikator PP 3 tetes

lalu titrasi dengan NaOH dan catat kebutuhan NaOH.

Hasil percobaan yang diperoleh adalah pada hubungan antara log S vs 1/T menunjukkan semakin tinggi suhunya, maka kelarutan H3BO3 akan semakin

besar, begitu pula sebaliknya. Pada hubungan V NaOH vs T, menunjukkan makin

tinggi suhu, volume NaOH yang dibutuhkan semakin besar, karena bertambahnya

kelarutan. Titrasi pada percobaan adalah titrasi alkalimetri yaitu asam boraks

dititrasi dengan basa kuat yaitu NaOH. Kesimpulan dari percobaan ini adalah

makin tinggi suhu, kelarutan makin besar, makin besar volume NaOH yang

dibutuhkan. Saran untu percobaan ini adalah teliti saat titrasi dalam menentukan

TAT.


Laboratorium Dasar Teknik Kimia II xii

SUMMARY

If the solubility of a chemical is in a balance with the other solid, liquid, or

other gas in a specific temperature, it is called a saturated solution. Saturated

solution is a solution which the composition of the solute is already in a balanced

state so if we add another solute, it cannot mixed with the solution. The purpose

of this experiment is to know the definition of solubility as a function of

temperature, make a graphic of - log S vs 1/T, and between titrant volume

(NaOH) vs Temperature. The benefit of this experiment is to make student know

more about the definition of solubility as a function of temperature, make a

graphic of - log S vs 1/T, and between titrant volume (NaOH) vs Temperature.

This experiment was started with making the saturated borax acid and put

it into the test tube, and then put it on a big beaker glass, which is already filled

with ice and salt. Then we put thermometer in the beaker glass to measure the

temperature. Take 4 ml of the solution every decreasing temperature: 720C, 64

0C,

560C, 48

0C, 40

0C, 32

0C, 24

0C. Do a titration with NaOH and add PP indicator 3

drops. And then take the reaction tube, and take 4 ml each when there is an

increasing in the temperature 240C, 32

0C, 40

0C, 48

0C, 56

0C, 64

0C. Add 3 droplets

of PP and then do a titration with NaOH. Note the amount of NaOH that is used

for titration.

The result shows that there is a connection between -log S vs 1/T, when the

temperature increase, the solubility of H3BO3 will become bigger, and vice versa.

In the graphic V NaOH vs T, when the temperature increases, the volume of

NaOH needed become bigger because of the increasing of in solubility. The

titration in this experiment is alcalimetric titration when borax acid is titrated

with NaOH. The conclusion of this experiment is the higher the temperature, the

solubility become bigger, and the volume of NaOH needed for titration become

bigger also. The tip is to be keen on titration when we decide when the titration is

ended.

LAPORAN RESMI depan

Documents

Transcript of LAPORAN RESMI depan