laporan resistansi kulit
description
Transcript of laporan resistansi kulit
MODUL 5 – RESISTANSI KULIT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Tujuan dari praktek ini adalah untuk mengetahui kebenaran mengenai
tahanan di dalam tubuh dan seberapa besar tahanan dalam tubuh tersebut jika
dilakukan dengan dengan pengukuran dari resistansi kulit setiap orang dengan
kadar ketahanan masing-masing yang dipengaruhi oleh suhu dari luar kulit
atau tubuh seseorang berdasarkan pengaruh aktivitas keringat dan emosional
terhadap reistansi kulit, mengetahui cara mengukur resistansi kulit,
memahami besaran listrik yang berkaitan dengan tubuh serta hubungannya.
Menggunakan sistem kelembaban kontrol aktif, kita akan mempelajari
bagaimana dinamika kelembaban mempengaruhi resistensi kulit, tingkat
ambang batas maksimal dan sensorik, dan jangkauan dinamis untuk stimulasi.
Sehingga hal ini seharusnya memperbolehkan teknik kontrol baru yang dapat
membedakan tingkat resistansi tiap orang dari hasil pengukuran yang
dilakukan.
1.2 Alat
1) Kit resitansi kulit
2) Elektroda Ag-AgCl dan jeli
3) Sumber arus DC ( baterai 1.5 Volt )
4) AVO meter
5) Air biasa, Air dingin, Air panas
6) Termometer
7) Stopwatch
[78]
MODUL 5 – RESISTANSI KULIT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PROSEDUR PENGERJAAN
1) Dirangkaikan alat Kit resitansi kulit seperti gambar di bawah ini!
2) Dipasangkan kedua elektroda seperti gambar dibawah ini,
[79]
+ -
A
+ -
Elektroda 1
Elektroda 2
MODUL 5 – RESISTANSI KULIT
3) Diukurlah tahanan pada salah satu tangan dalam kondisi kering, dengan
sebelumnya diberikan jeli secukupnya pada daerah tangan yang akan
dipasang elektroda.
4) Diulangi percobaan dengan mencelupkan tangan didalam air biasa selama
3 menit tanpa menggunakan jeli sewaktu pengukuran.
5) Dilakukan pula percobaan pada tangan yang direndam dalam air dingin
dan air panas selama 3 menit, lalu ukur tahanannya.
6) Dilakukan percobaan di atas pada orang lain, sedikitnya 2 (dua) orang.
7) Dicatat hasil pengukuran, amati, dan analisa.
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Data Percobaan
No Nama
Kondisi Kulit
Kering
B. Normal B. Hangat B. Dingin
Suhu
( °C )
Arus
( mA )
Suhu
( °C )
Arus
( mA )
Suhu
( °C )
Arus
( mA )
1 Supriyanto 14,5 27,8 11,5 32,8 7,2 19,4 8,0
2 Adi S 15,0 27,0 9,0 33,2 15,0 18,9 11
3 Diah 10,5 29 2,0 34,8 2,0 19,0 2,2
4 Anita N 12,5 28,6 5,5 34,4 4,0 21,5 3,5
5 Ahmad S 15,0 27,0 6,0 39,0 5,0 18,0 3,0
Ket : E = 1,5Volt
4.2 Analisa Matematis
[80]
MODUL 5 – RESISTANSI KULIT
No Nama
Kondisi Kulit
Kering B. Normal B. Hangat B. Dingin
I (A) R (Ω) I (A) R (Ω) I (A) R (Ω) I (A) R (Ω)
1 Supriyanto 0,0145 103,4483 0,0115 130,4348 0,0072 208,3333 0,0080 187,5000
2 Adi S 0,0150 100,0000 0,0090 166,6667 0,0150 100,0000 0,0110 136,3636
3 Diah 0,0105 142,8571 0,0020 750,0000 0,0020 750,0000 0,0022 681,8182
4 Anita N 0,0125 120,0000 0,0055 272,7273 0,0040 375,0000 0,0035 428,5714
5 Ahmad S 0,0150 100,0000 0,0060 250,0000 0,0050 300,0000 0,0030 500,0000
4.3 Analisa Teoritis
Grafik Hubungan Antara Suhu Dengan Arus
[81]
MODUL 5 – RESISTANSI KULIT
Keterangan : perbandingan grafik antara arus dengan suhu sengaja
satuannya tidak dirubah ke ampere melainkan miliampere supaya dari grafik
dapat terlihat jelas perbedaan bahwa intinya semakin rendah suhu maka
semakin tinggi arus yang dihasilkan.
[82]
MODUL 5 – RESISTANSI KULIT
Dari ketiga grafik diatas dapat dilihat bahwa resistansi setiap orang itu
tidak selalu sama, hal ini disebabkan karena tingkat resistansi setiap orng itu
tidak selalu sama karena banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi
tingakat resistansi baik faktor internal ataupun eksternal seperti : suhu dalam
tubuh, suhu lingkungan, kondisi psikologis, tingkat produktifitas keringat dan
yang lebih jelasnya kemungkinan ada kesalahan dari kami yang kurang teliti
dalam melaksanakan praktek ataupun karena masalah alat yang bisa saja
rusak sehingga bisa menyebabkan kesalahan pengukuran.
[83]
MODUL 5 – RESISTANSI KULIT
BAB V
TUGAS
5.1 Tugas Pendahuluan
1) Jelaskan bagaimana GSR dapat diaplikasikan untuk deteksi kebohongan.
2) Jika terjadi penurunan resistansi kulit, apakah yang terjadi dengan
temperatur kulit?
3) Mengapa GSR digunakan ditelapak tangan?
4) Apa yang terjadi jika resistansi kulit meningkat hingga 1MΩ?
5) Mengapa elektroda yang digunakan adalah Ag-AgCl?
6) Mengapa harus digunakan arus DC? Apakah yang terjadi jika diberikan
sumber arus AC?
7) Apaka yang dimaksud dengan metode peletakan elektroda bipolar dan
unipolar?
Jawaban :
1) Prinsip dari detektor kebohongan yanga diterapkan pada alat GSR
mungkin telah diketahui secara luas, dimana keadaaan emosi seseorang
tidak hanya ditandai dengan detak jantung yang lebih cepat, dan tangan
yang bergetar, tetapi juga dengan meningkatnya kadar air pada permukaan
kulit. Karena kulit menjadi berair, maka reistansinya akan lebih rendah dan
ini akan menyebabkan detektor kebohongan bereaksi. Detektor
kebohongan ini sesungguhnya memberikan dua pembacaan : satu untuk
orang percobaan ketika ditanyakan soal yang sulit dan satu lagi untuk
menunjukkan keadaan emosi umum dari seseorang.
2) Jika resistansi kulit menurun maka temperatur kulit akan meningkat.
3) GSR digunakan pada telapak tangan karena pada telapak tangan terdapat
kelenjar keringat dimana prinsip dari alat itu sendiri adalah untuk
mendeteksi aktifitas keringat diluar kulit serta penggunaannyapun lebih
[84]
MODUL 5 – RESISTANSI KULIT
mudah dan aman jika dibandingkan jika dibandingkan dengan penggunaan
pada kepala atau ketiak.
4) Jika resistansi kulit mencapai 1MΩ ini menunjukan bahwa aktivitas
keringat sedang terganggu mungkin hal ini disebabkan karena kondisi
tubuh seseorang sedang tidak normal atau penurunan suhu tubuh
seseorang.
5) Karena elektroda Ag-AgCl lebih sensitif terhadap perubahan temperatur.
6) Karena arus DC lebih stabil dalam mengalirkan arusnya dan arus DC
memiliki sedikit kemungkinan tersengat listrik dibandingkan dengan arus
AC. Jika digunakan arus AC kemungkinannya tubuh kita akan tersengat
oleh listrik karena arus dari AC memiliki tegangan yang sangat tinggi
sehingga dapat membahayakan tubuh kita.
7) Metoda peletakan elektroda bipolar adalah metode dimana elektroda yang
digunakan dalam menangkap resistansi kulit hanya menggunakan dua
buah elektroda saja sehingga pembacaan alat tersebut hanya berdasarkan
perbedaan beda potensial antara kedua elektroda tersebut. Sedangkan
metoda peletakan elektroda unipolar adalah metode dimana elektroda ynag
digunakan untuk menangkap resistansi kulit menggunakan lebih dari dua
buah sensor elektroda tergantung dari jenis pengukuran yang dilakukan,
sehingga pengukurannya lebih spesifik karena pengukuran dalam
pembacaannya beda potensial yang dihasilkan lebih banyak karena
elektroda yang digunakan mengasilkan beda potensial lebih variatif
dikarena elektroda yang digunakan juga lebih banyak.
5.2 Tugas Akhir
1) Hitunglah resistansi dari percobaan yang telah dilakukan!
2) Bandingkan perbedaan resistansi kulit dari masing – masing orang,
mengapa?
3) Jelaskan pengaruh dari suhu kulit ( suhu air ) dengan resistansi kulit!
4) Jelaskan timbulnya kelistrikan didalam tubuh
[85]
MODUL 5 – RESISTANSI KULIT
5) Sebutkan hal-hal apa saja yang mempengaruhi resistansi seseorang
berdasarkan percobaan yang telah dilakukan!
6) Jelaskan menurut pendapat anda apakah kuantitas jeli yang diberikan pada
elektroda akan mempengaruhi resistansi? Dan apakah jeli dapat
digantikan?
Jawaban :
1) Menghitung resistansi :
No Nama
Kondisi Kulit
Kering B. Normal B. Hangat B. Dingin
I (A) R (Ω) I (A) R (Ω) I (A) R (Ω) I (A) R (Ω)
1 Supriyanto 0,0145 103,4483 0,0115 130,4348 0,0072 208,3333 0,0080 187,5000
2 Adi S 0,0150 100,0000 0,0090 166,6667 0,0150 100,0000 0,0110 136,3636
3 Diah 0,0105 142,8571 0,0020 750,0000 0,0020 750,0000 0,0022 681,8182
4 Anita N 0,0125 120,0000 0,0055 272,7273 0,0040 375,0000 0,0035 428,5714
5 Ahmad S 0,0150 100,0000 0,0060 250,0000 0,0050 300,0000 0,0030 500,0000
2) Dari hasil percobaan resistansi kulit tiap orang yang diukur resistansi
kulitnya berbeda beda ini dikarenakan resistansi kulit tiap orang berbeda
juga hal ini terjadi karena resistansi kulit itu sendiri dipengaruhi oleh
faktor – faktor lain seperti suhu tubuh, kondisi kejiwaan, produktifitas
kelenjar keringat, serta banyak lagi faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi hasil dari resistansi kulit itu sendiri.
[86]
MODUL 5 – RESISTANSI KULIT
3) Pada dasarnya tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk
menyesuaikan suhu tubuhnya dengan lingkungan sekitarnya dimana kulit
adalah bagian dari tubuh yang sangat berpengaruh secara langsung dalam
penyesuaian suhu tersebut. Kulit berperan dalam menerima temperatur
suhu langsung dari luar dan didistribusikan langsung saraf pusat, dan saraf
pusat merintahkan badan untuk menyeimbangkan suhu dalam tubuh
dengan suhu lingkungannya dengan cara mengatur produktifitas keringat
yang dikeluarkan melalui jaringan – jaringan disepanjang permukaan kulit.
Jadi secara tidak langsung suhu dari luar yang diterima kulit dapat
mempengaruhi suhu dalam tubuh yang dapat membuat tubuh menaikan
atau menurunkan produktifitas keringat sehingga mempengaruhi resistansi
kulit seseorang tergantung seberapa jauh orang tersebut merespon suhu
dilingkungannya.
4) Tubuh manusia terdapat ion positif dan negatif, dimana ada sel yang
mempunyai kemampuan untuk dapat mengatur perpindahan ion-ion
tersebut dari satu sisi ke sisi lain sehingga dapat menyebabkan aktifitas
kelistrikan didalam tubuh.
5) Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa resistansi seseorang
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti : tingkat resistansi tiap
orang berbeda – beda, suhu dalam tubuh, suhu lingkungan, kondisi
psikologis, tingkat produktifitas keringat.
6) Pada dasarnya jeli yang digunakan dalam percobaan berfungsi sebagai
perantara penghantar arus yang dikeluarkan oleh elektroda. Dalam artian
Selama jumlah jeli tersebut cukup menutupi bagian kulit yang akan diukur
maka arus yang dihantarkan akan konstan sehingga pembacaan alat ukur
itupun akan stabil tergantung dari tingkat resistansi seseorang. Jeli dapat
digantikan jika ada bahan perantara lain yang dapat menghantarkan arus
lebih baik dan lebih stabil dari jeli tersebut.
[87]
MODUL 5 – RESISTANSI KULIT
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diatas secara garis besar penurunan resistansi kulit
mengidentifikasikan kenaikan aktivitas keringat, sementara kenaikan resistansi
kulit menunjukan penurunan aktivitas keringat. Selain itu dapat dilihat jelas juga
dari grafik yang saling menghubungkan antara arus, tegangan dan resistansi atau
tahanan sehingga dapat disimpulkan bahwa suhu berbanding terbalik dengan
resistansi dimana semakin rendah suhu maka resistansi akan semakin tinggi,
begitu juga sebaliknya. Sedangkan arus berbanding lurus dengan suhu dimana
semakin tinggi suhu maka semakin tinggi pula arus yang dihasilkan, begitu juga
sebaliknya. Namun arus berbanding terbalik dengan tahanan dimana semakin
rendah arus maka semakin tinggi tahanannya dan sebaliknya. Namun dari
percobaan tersebut terdapat suatu ganjalan dimana teori tidak selalu sama dengan
praktek, karena disini resistansi tiap orang itu bisa saja berbeda-beda dikarenakan
banyak faktor yang mempengaruhinya baik faktor eksternal maupun internal.
Secara garis besar kemungkinan faktor yang lebih berpengaruh tingkat resistansi
tiap orang berbeda – beda seperti : suhu dalam tubuh, suhu lingkungan, kondisi
psikologis, tingkat produktifitas keringat dan yang lebih jelasnya kemungkinan
ada kesalahan dari kami yang kurang teliti dalam melaksanakan praktek ataupun
karena masalah alat yang bisa saja rusak sehingga bisa menyebabkan pengukuran
yang kurang teliti.
[88]
MODUL 5 – RESISTANSI KULIT
DAFTAR PUSTAKA
F.MIPA,UNJANI.2010.Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Jurusan Kimia S-
1.Cimahi : Laboratorium Fisika Dasar.
Kackmarek, Kurt. 2005. Laporan Intensif dan Persepsi Electrotactile Kualitatif.
Wisconsin-Madison : University of Wisconsin-Madison.
Darussalam, Marzuki. 2008. Pendeteksi Taraf Ketegangan Manusia ( Online ), (
electroniclabmedis.blogspot.com/2008_08_01_archive.html, diakses
tanggal 11 juni 2011 20.10 ).
[89]