Laporan Rangkaian Penapis Rc

download Laporan Rangkaian Penapis Rc

of 29

Transcript of Laporan Rangkaian Penapis Rc

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Di zaman yang modern, sudah banyak sekali para ilmuwan yang telah berhasil menemukan dan menciptakan robot-robot yang bias membantu untuk mempermudah pekerjaan manusia. Ada banyak skali contoh robot yang sangat di butuhkan oleh manusia, baik itu untuk kebutuhan industri maupun untuk kebutuhan rumah tangga. Namun dengan seiring berjalanya waktu, lama-kelamaan para ilmuwan pun berusaha untuk menciptakan robot atau suatu alat yang berfungsi untuk membantu manusia dalam mempermudah dalam suatu permainan. Dengan alat ini akan menghemat tenaga. Pada sebuah permainan tidak perlu lagi mengocok dadu dalam tabung Oleh karena itu kami sekarang ini berusaha untuk suatu alat yang berfungsi dalam kehidupan manusia sehari-hari. Oleh karena itu kami ingi membuat suatu alat yang kami beri nama dadu elektronok. 2. Tujuan Mempelajari dan mengetahui prinsip kerja alat Dadu Eletronik. Membuat rancangan bangian alat Dadu Eletronik. Untuk memenuhi tugas Realisasi Rancangan Elektronika.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Catu Daya Catu daya merupakan blok terpenting dalam suatu perancangan alat elektronik. Suatu hasil perancangan harus disesuaikan dengan catu daya yang digunakan. Kestabilan catu daya akan memberikan hasil yang diharapkan. Rangkaian elektronika biasanya membutuhkan tegangan DC dengan tegangan yang lebih rendahdibanding dengan tegangan sambungan listrik yang telah tersedia yaitu 220 Vdc. Sedangkan teganagan yang dipakai dalam rangkaian elektronik biasanya hanya sekita 3-50 Vdc. Tegangan tersebut dapat diperoleh dari baterai, tetapi pengunaan baterai sebagai sumber daya jauh lebih mahal dibandingkan dengan menggunakan sumber daya listrik PLN. Untuk itu diperlukan satu alat yang dapat mengubah daya teganagan AC menjadi teganagan DC sebesar tegangan yang dibutuhkan. Jenis catu daya yang memenuhi keperluan tersebut yaitu catu daya dengan regulasi switching (switching regulated power supply). Maksud dari catu daya adalah menyedikan daya dan merubahnya menjadi suatu tegangan tertentu yang diperlukan sistem atau instrument. Catu daya pada prinsipnya terdiri dari empat bagian yaitu trafo, penyearah, rectifier, penapis (filter), dan regulasi.

Transformator

Penyearah (rectifier)

Penapis (Filter)

Regulator

Beban

Gambar 1 Blok Diagram Rangkaian Catu Daya 2.2 Transformator Transformator dipergunakan untuk mentransformasikan tegangan AC dari 220 V menjadi lebih kecil sehingga dapat dikelola oleh rangkaian regulasi linier. Sebuah transformator pada dasarnya terdiri dari dua kumparan yang digulung diatas sebuah bahan inti besi yang membentuk suatu sirkuit megnetis tertutup. Kumparan pertama disebut kumparan primier dan kumparan kedua disebut kumparan sekunder. Rumus : VP = NS = IP NP VS IS

Gambar 2 Simbol Transformator 2.3 Penyearah Penyeararah adalah pengubah tegangan masuk AC menjadi DC yang berdenyut, dengan arti lain selalum mempunyai tegangan kutup positif dan negative yang mengeluarkan arus searah (DC). Penyearah jembatan (Bridge Rectifier) Penyearah jembatan biasa disebut juga Brigde Rictifier yang merupakan rangkaian penyearah paling luas penggunaannya karena memakai empat diode seperti pada gambar dibawah ini :

Vp Vout

Vdc

2 3 4

Gambar 3 Tegangan keluaran penyearah jembatan Tegangan beban DC yang bersangkutan ditentukan oleh rumus : Vdc = 0.0636 x Vout (peak) 2.4 Penapis (Filter) Filter berfungsi untuk mengeliminasi gangguan-gangguan yang dapat mempengaruhi ouput. Pada bahasan kali ini filter terletak setelah rangkaian penyearah. Filter yang digunakan : Filter Input Choke / Induktor Berinti Besi Digunakan untuk mengeliminasi komponen AC yang keluar dari penyearah agar tegangan DC yang dihasilkan konstan.

Penyearah 1 atau 1/2 Gelombang

Gambar 4 Rangkaian Filter Input Choke / Induktor Berinti Besi Output penyearah menghasilkan dua komponen output : Komponen AC (tidak diperlukan) Komponen DC Filter mengizinkan komponen DC untuk mengalir menuju RL karena XL = 0 untuk arus DC. Sedangkan komponen AC dapat mengalir karena XL bernilai tinggi. Jika ada yang dapat mengalir maka akan mengalir melalui kapasitor (XL kecil) daripada menuju RL. Hal ini membuktikan tejadi pembagian tegangan yang berarti pelemahan komponen AC. Output DC

Vdc = RL x Vdc R + RL Ket : Vdc = Vdc pada beban Vdc = Vdc pada penyearah R = Rdc pada choke RL = R pada beban Ripple Output

Vr XC x Vr XL Ket : Vr = Ripple Output Efektif Vr = Ripple Input Efektif Faktor Ripple

r = Vr x 100% Vdc Induktansi kritis : nilai induktansi minimum agar dapat terjadi proses filter. L kritis RL 1000 Filter Input Kapasitor D

Penyearah 1 atau 1/2 Gelombang

igunakan untukmengeliminasi komponen AC yang keluar dari penyearah agar tegangan DC yang dihasilkan konstan.

Gambar 5 Rangkaian Filter Input Kapasitor

Filter Input Kapasitor berdasarkan asa kerja kapasitor (pengisian/pengosongan muatan). Pada rangkaian ini input bagi kapasitor adalah tegangan DC dari penyearah. Kapasitor melakukan pengisian muatan sampai pada tegangan puncak dari penyearah, kemudian melakukan pengosongan muatan, dan pengisian lagi.. Proses ini berlangsung sesuai dengan input yang ada. Hal ini dapat disimpulkan, filter input kapasitor merupakan deteksi puncak. Vout

Vp

Vdc

2 3 4

Gambar 6 Tegangan Keluaran dari Filter Input Kapasitor

Filter R-C Digunakan untuk mengeliminasi Ripple/Riak yang besar akibat cepatnya waktu pengosongan dari kapasitor yang disusun secara parallel terhadap penyearah.

Penyearah 1 atau Gelombang

Gambar 7 Rangkaian Filter R-C Nilai R lebih besar dari Xc, sehingga rangkaian Filter diatas befungsi sebagai rangkaian pembagi tegangan. Dengan nilai R lebih besar, maka

Ripple output lebih kecil dibanding Ripple input. Dengan kata lain terjadi pelemahan dengan faktor pelemahan sebesar 10 untuk tiap bagian. Dalam prakteknya, filter ini dapat dipakai sebanyak 3 bagian, dengan pelemahan sebanyak : Satu bagian : 10 kali pelemahan Dua bagian : 100 kali pelemahan Tiga bagian : 1000 kali pelemahan Kelemahan filter ini adalah tidak digunakan untuk arus beban yang besar, karena dengan R yang besar menyebabkan hilangnya tegangan DC yang besar.

Filter L-C Digunakan untuk mengeliminasi Ripple/Riak yang besar akibat cepatnya waktu pengosongan dari kapasitor yang disusun secara paralel terhadap penyearah..

Penyearah 1 atau Gelombang

Gambar 8 Rangkaian Filter L-C Filter ini digunakan jika arus bebanya besar dengan nilai XL lebi besar disbandingkan Xc. Maka terjadi pelemahan dengan faktor pelemahan : 10 (sam seperti filter R-C). Dalam prakteknya, dapat juga dipakai sebanyak 3 bagian denga besar pelemahan sama seperti Filter R-C.

2.5 IC Tegangan Regulator Tegangan yang didapat dari rangkaian penyearah dan penapis sebelum rata dan belum stabil sehingga masih terdapat tegangan riak. Rangkaian regulasi digunakan untuk dapat tegangan sehingga teganan riak hilang dan keluar tidak lagi tergantung arus yang mengalir.

Karena regulasi tegangan untuk catu daya sering dibutuhkan maka tersidia berbagai IC yang memenuhi kebutuhan ini, jenis IC yang digunakan penulis dalam rangkian catu daya adalah LM 78XX (tegangan positif) dan 79XX (tegangan negatif) dimana XX menunjukan tegangan keluaran IC tersebut. Dalam IC ini terdapat rangkaian pengaman yang melindungi IC dari arus atau daya yang terlalu tinggi. Terdapat pembatasan arus yang mengurangi tegangan pada IC sehingga arus maksimal lebih kecil bila selisih tegangan antara Vin dan Vout lebih besar. Juga terdapat pengukuran suhu yang mengurangi arus maksimal bila suhu IC menjadi terlalu tinggi. Dengan 2x pengamanan in IC terlindungi dari kerusakan yang terlalu besar.

Gambar 9 Rangkaian IC 78XX Gambar diatas merupakan dari IC 78XX. D2 adalah dioda zener yang menyediakan tegangan referensi. Arus untuk D2 terdapat dari sumber arus konstan II, karena arus dari sumber arus maka tegangan sumber terhadap arus dalam diode zener kecil. Tegangan referensi dariD2 masuk dalam penguat diferensial yang dibentuk oleh T3, T4, dan T7. Keluaran dari penguat differensial tersambung dengan pembagi tegangan R2 dan R1 dan tegangan pada R1 disambungkan dengan basis dari T4 sebagai masukan membalik dari penguat diferensial. Berarti tegangan pada R1 selalu dibandingkan dengan tegangan referensi dan jika tegangan keluaran terlalu tinggi maka pada tegangan R1 juga terlalu tinggi sehingga keluaran menjadi berkurang.

R3 dirangkai dalam jalur arus keluar sehingga tegangan R1 sebanding dengan arus keluar. Jika tegangan pada R3 lebih besar dari 0,6 V dan transistor ini akan membuka sehingga tegangan basis dari T1 berkurang dan tegangan juga. Jadi tegangan R3 dan T2 terdapat pembatasan arus yang membatasi arus keluaran sebesar Iout/max. Dioda D1 adalah diode zener dan ketika selisih tegangan antara emitor dan keloktor dari T1 melebihi tegangan zener dari D1. Maka ada arus yang melebihi R5 dan R4. Ketika ada arus dalam R4, maka terdapat tegangan pada R4 dimana R5 dirangkai seri pada R3 dan R4 menjadi lebih besar dari 0,6 V. dengan cara ini pembatas arus akan mulai berfungsi ketika tegangan pada R3 masih lebih kecil dari 0,6 V. yang berarti batas arus untuk keluaran menjadi lebih kecil ketika selisih tegangan antara masukandan keluaran IC sudah melebihi tegangan zener dari D1. Semakin besar tegangan tersebut semakin kecil batas arus. Transistor Transistor merupakan komponen elektronika yang mempunyai 3 elektroda yaitu : basis, emitor dan kolektor. Transistor terdiri dari bermacam-macam, diantaranya yang sering kita kenal, yaitujenis NPN dan PNP. Transistor berfungsi sebagai penguat sinyal listrik, sebagai saklar elektronik atau pemakaian lain. Tetapi transistor bekerja jika diberi bias yang benar. Syaratnya, pada transistor basis-emitor mendapat bias maju sedangkan kolektor-basis harus diberi bias mundur.

2.6 Kapasitor Kapasitor ialah komponen elektronik yang berfungsi menampung muuatan listrik dalam waktu tertentu dan mengeluarkan kembali pada sat diperlukan. Kemampuan menampung muatan listrik ini di namakan kapasitas. Satuan kapasitas kapasitor adalah farad. Satuan farad dengan symbol F sangat besar bagi keperluan alat elektronik. Satuan ini dibagi lagi atas satuan yang lebih kecil lagi, yaitu: 1F = 1000000 F 1F = 1000000000 nF 1F = 1000000000000 pF Adapun prinsip dari kapasitor adalah terdiri atas 2 lembar plat logam yang dipisahkan oleh suatu isolator. Zat isolator ini dinamakan di elekttrik dan kapasitor diberi nama sesuai dengan jenis di eliktriknya

Seperti halnyahambatan dengan nilai hambatan, kapasitas kapasitor pun ada yang yang tetap dan ada pula yang dapat diatur, jadi kapasitor ini dapat pula dibedan atas : kapsitor tetap (fixa kapasitor) kapasitor variable (varco) kapasitor tetap ialah kapasitor yang kasitasnya tetap, sedangkan kapasitor yang tidak tetap ialah kapasitor yang kapasitasnya dapat di atur. Kapasitas tidak tetap dapat dibedakan lagi atas : 1. varco : cara mengatur kapsitasnya dengan memutar porosnya 2. trimmer : cara mengatur kapasitasnya dengan obeng. Ada pun kapasitas kapasitor ditentukan oleh : Luasnya plat pyang saling berhadapan, tipisnya bahan electrika, tegangan yang bervariasi pada kapasitor tersebut. Makin luas plat logam yang saling berhadapan makin besar kapasitas tersebut. Namun jika sangat luas maka bentuknya menjadibesar, makain tipis bahan elektriknya maka semakin besar kapasitas tersebut. Namun jika terlalu tipis maka akan tembus oleh tegangan listrik, makin besar tegangan yang beroperasi pada kapasitor tersebut maka makin besar kapasitas kapasitor tersebut. Ketiga hal ini harus diperhatikan saat merencanakan pembuatan kapasitor tersebut. Ketiga sifat baik buruknya harus benar-benar dipertimbangkan dari hal ini menghasilkan pemikiran ; luas plat memadai, tebal bahan elektrik memadai dan tegangan yang beroperasi juga harus memadai. Untuk itu dalam kapasitor selalu dicantumkan nilai tegangan kerja disingkat dengan WV (warking voltage). Besarnya WV ini ditunjukan dari nilai tegangan tembus yaitu dengan tegangan terbesar diman bahan elektriknya tembus. Sedangkan tegangan kerja ialah tegangan tertinggi yang diizinkan untuk dihubungkan dengan sebuah kapasitor. Besarnya WV ini adalah 250 Volt, besarnya kurang lebih 1 kali tegangan tembus (Break Voltage).

2.7 Resistor

Resistor adalah sebuah komponen listrik yang memiliki resistansi, sedangkan resistansi = perlawanan = penghambatan = penahanan adalah suatu kemampuan untuk menantang atau melawan atau menghamabat atau menahan aliran listrik. Symbol untuk resistansi adalah R. satuan dasarnya adalah Ohm, disimbolkan oleh . Untuk menerapkan resistor kedalam rangkaian listrik atau elektronika maka selain harga reistansinya yang harus diperhatikan juga rating dayanya yang dinyatakan dalam Watt (W). Serta harga toleransi kerja terhadap peyimpanan dari harga resistansi itu yang dinyatakan dalam %.. kegunaan resistor sebagai pembatas arus yang kecil/besar. Pada rangkaian yang kita rangkai pada percobaan ini menggunakan resistor tetap (Fixed Resistor).

Gambar 10 Symbol Resistor Reistor jenis ini dapat dibedakan atas : 1. carbon composition resistor 2. carbon film resistor 3. metal film resistor 4. wive wound resistor (resistor yang memiliki rating daya yang besar) 5. chip resistor Kode warna Susunan kode warna pada suatu resistor tetap disusun seperti gambar ini :

ABCD Gambar 11 Kode Warna Resistor (a) Keterangan : A merupakan angka signifikan pertama

B merupakan angka signifikan kedua C merupakan faktor pengali D merupakan toleransi ( longgaran )

Tabel 1 Daftar hambatan yang disandikan dengan kode warna 4 gelang. Warna Hitam Coklat Merah Jingga Kuning Hijau Biru Ungu Abu-abu Putih Emas Perak Tanpa warna A 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 10-1 10-2 5% 10 % 20 % 0,5 % 0,25% 0,1 % 1% 2% D

Adakalanya suatu resistor menggunakan lima gelang warna, seperti digambarkan di bawah ini :

ABCDE Gambar 12 Kode Warna Resistor 5 (b) Keterangan : A merupakan angka signifikan pertama B merupakan angka signifikan kedua C merupakan angka signifikan ketiga D merupakan faktor pengali E merupakan toleransi ( longgaran )

Table 2 Daftar hambatan yang disandikan menggunakan 5 gelang warna Warna Angka signifikan A Perak Emas Hitam Coklat Merah Jingga Kuning Hijau 0 1 2 3 4 5 B 0 1 2 3 4 5 C 0 1 2 3 4 5 Pengali D 10-2 10-1 100 101 102 103 104 105 Toleransi E 10 % 5% 1% 2% 0,5 %

Biru Ungu Kelabu Putih Tanpa warna

6 7 8 9 -

6 7 8 9 -

6 7 8 9 -

106 107 108 109 -

0,25 % 0,1 % 20 %

2.8 IC 4017B IC 4017B merupakan sirkuit terpadu yang telah dirancang untuk penghitungan pulse. Ia memiliki 16 pin dan 16 pin tersebut terhubung dalam satu sirkuit terpadu. Mereka dapat digunakan dalam waktu sirkuit dan sering digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan LED atau motor atau sirkuit lain. Mereka juga serbaguna dan relatif mudah untuk merangkum semuanya.

Gambar 13 Gambar IC CMOS 4017B

Counter seperti 4017B yang murah dan tetap mengherankan dan juga sangat berguna. IC 4017B adalah jenis IC yang memiliki banyak kegunaan. Terlebih lagi jika IC ini dikombinasikan dengan IC yang bias mengatur waktu (timer) seperti yang berbasis pada sirkuit IC 555. Dimana detak nadi dari IC555 adalah waktu yang dapat digunakan untuk mengaktifkan 4017B sirkuit. Contoh yang baik adalah dilihat di bawah ini. A 555 astable sirkuit digunakan untuk berdebar-debar 4017B yang secara berkala.

Gambar 14 Pengkombinasian Dengan IC 4017B

Bias dilihat dari gambar rangkaian diatas, dimana detak nadi dari IC 555 dihasilkan dari pin 3. Dari sirkuit diatas, pin 3 dari IC 555 terhubung ke pin 14 dari IC 4017B (disebut 'di jam'). Bila ini terjadi pin 'A' dari 4017B dihubungkan dengan lampu LED. Berikutnya keluaran dari IC 555 hasil di pin 'B' dari 40178B IC emitting saat ini dan dengan lampu LED. Terus pulsing oleh 555 IC hasil yang LEDs dari 4017B mengaktifkan dan menonaktifkan berurutan, membuat efek gelombang. Di sirkuit ini beralih ulang yang telah ditambahkan. Ketika ditekan, akan dihitung mulai lagi di pin 'A' dari IC 4017B. Yang kawat dari baterai membentak dan juga yang beralih dari Toggle diberikan melalui lubang kecil di PCB. Ini memastikan bahwa mereka tidak dapat sengaja dicabut off sirkuit dengan mudah. Sejumlah 4017B sirkuit IC dapat terhubung bersama-sama dengan menghubungkan pin 10 (pin bagi dengan 10) untuk input pada IC 4017B berikutnya. Keluaran akan mengubah kesepuluh di satu kecepatan pertama 4017B IC. Menghubungkan 4017B ICS bersama dengan cara ini memungkinkan untuk interval waktu lama untuk dilakukan.

BAB III PERANCANG SISTEM DADU ELEKTRONIK

Perancangan adalah tahap terpenting dari seluruh proses pembuatan alat. Tahap pertama yang paling penting dalam perancanggan adalah membuat blok diagram rangkaian., kemudian memilih komponen dengan karekteristik yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk pemilihan komponen ini diperlukan data book serta petunjuk lain yang dapat membantu sehingga komponen yang didapat merupakan pillihan yang tepat bagi alat yang akan dibuat. Tahap perancangan ini dimulai dari ppembuatan diagram blok rangkaian, pemilihan komponen, pengaturan tata letak komponenpembuatan (lay-out), pemasangan komponen sampai dengan pemasangan alat serta finishing touch.

3.1 Tujuan perancangan Perancangan alat ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan hasil akhir yang baik seperti yang diharapkan, dengan memperhatikan penggunaan komponen yang murah serta mudah didapatkan dipasaran. Selain itu, dengan adanya perancangan tersebut akan mempermudah kita mencari dan memperbaiki kerusakan peralatan atau rangkaian tersebut. Dengan adanya perancangan yang baik, maka akan didapatkan suatu alat yang sesuai dangan keinginan dari perancang alat itu sendiri.

3.2 Langkah-Langkah Perancangan Bagian ini meliputi semua tahapan perancangan adalah perancanngan pembuatan bagian elektronik dan pembuatan atau pemasagnan bagian mekanik. Adapun perancangan pembuatan bagian elektronik meliputi pembuatan layout PCB proses perakitan pada PCB dan pengopersian alat. Sedangkan pada bagian mekanik ialah pemasangan sensor yang tepat agar berfungsi sesuai dengan yang direncakan.

3.3 Blok Diagram Dalam perancangan dan pembuatan alat ini penulis membagi menjadi beberapa bagian. Bagian-bagian ini dapat dilaihat pada blok diagram berikut ini :

Gambar 15 Diagram Blok Dadu Elektronik

Secara elektrolit, dadu elektronik merupakan alatcara kerja sederhana, dikarnakan prinsip kerja yang mudah dibuat ke bentuk objek, hanya dengan menggunakan ic cmos 4047 dan ic cmos 4017 sebagai penggerak rangkain untuk menyalakan dadu elektronik. Bila S1 dan S2 menyala IC 4017 akan menghasilkan pulsa siku dengan kecepatan sekitar 4500 per detik. IC 4017 mempunyai 10 keluaran (output). Untuk mengetahui pulsa dari IC 4017 ini kita harus memperhatikan kaki (pin) IC dimana saja letak-letak bilangan untuk menyalakan dadu tersebut. Dalam IC tersebut arus yang masuk akan dikeluarkan, tujuannya agar pada saat rangkaian ini bekerja ic sesudah atau sebelumnya akan mendapatkan arus yang cukup. Lalu keluaran dari IC 4047 ini masuk ke IC 4017 sebagai pembangkit pulsa dengan diatur oleh kapasitor, maka lama detaknya pulsa yang keluar dapat diatur. Dan IC 4017 dapat mengaktifkan led, sehingga dadu dapat menyala dengan sempurna. Selanjutnya dirancang pembuatan layout di PCB. PCB atau papan rangkaian tercetak merupakan jalur hubungan rangkaian elektonika yang terpasang pada suatu papan alas. Penggunaan PCB ini, selain untuk memberikan konstruksi rangkaian yanh kuat, bentuk yang rapi,juga dapat memberikan umur yang lebih lama pada komponen dalam suatu rangkain. Banyak cara untuk membuat layout PCB, antara lain dengan pembuatan system fotografik dan tata letak langsung. Secara fotografik di lakukan dengan cara pembuatan film dari layout rangkain terlebih dahulu kemudian di lakukan percetekan gambar ke PCB. Pada proses tata letak langsung, setelah layout di buat, gambar langsung di pindahkan ke PCB secara manual dengan menggunakan rugos dan spidol. Hal yang penting untuk menjadi faktor pertimbangan dalam menggunakan cara yang akan di pakai adalah : 1. Kerumitan rangkaian 2. Biaya dan waktu 3. Kemudahan dalam memproses Di dalam rancangan pola rangkaian ada beberapa factor yang perlu di perhatikan, antara lain : 1. Hubungan antara komponen sedekat mungkin 2. Ukur$an komponen 3. Pengaruh dari komponen 4. Kerapian dari tata letak komponen 5. Jarak antara jalur pola dan besar kecilnya jalur yang akan berpengaruh langsung pada arus, frekuensi dan tegangan

4. Skema Rangkaian 4. 5. 2. 3. 4. 3.4.1 Skema Rangkaian Dadu Elektronik Gambar 16 Skema Rangkaian Dadu Elektronik Keterangan : IC 1 : IC CMOS 4047B IC 2 : IC CMOS 4017B C1 : Kapasitor F R1 : Resistor R2 : Resistor R3 : Resistor R4 : Resistor R5 : Resistor R6 : Resistor R7 : Resistor

5. Prosedur Pembuatan Alat

1. Bagian Elektronik Pada bagian ini, akan dibahas mengenai rangkaian dan proses pembuatan layout pada PCB dan bagian mekanik.

1. Pembuatan Layout Pada PCB

PCB merupakan tempat dimana komponen elektronika seperti resistor, kapasitor, transistor, dan sebagainya diletakkan dan dihubungkan dengan menggunakan jalur tembaga yang telah didesain dan untuk menghubungkannya dengan jalur tembaga tersebut digunakan timah patri yang dilelehkan dengan solder yang panas. 1. Peralatan dan Bahan Yang diperlukan

Papan PCB polos Rugos Elektro Larutan FeCl3 Air Timah Patri Solder Amplas Halus Bor 1 mm, 1.5 mm, 2 mm

2. Perancangan PCB Banyak cara untuk membuat layout PCB, antara lain dengan cara pembuatan system fotografik dan tata letak secara langsung. Secara fotografik dilakukan dengan cara pembuatan film dari layout rangkaian terlebih dahulu kemudian dilakukan proses percetakan gamabar langsung dipindahkan ke PCB secara manual dengan menggunakan rugos atau spidol dengan tinta permanent. Hal yang terpenting untuk menjadi factor pertimbangan dalam menggunakan cara yang akan dipakai adalah : 1. Kerumitan rangkaian. 2. Biaya dan waktu yang tersedia. 3. Kemudahan dalam pemprosesan. Didalam merancang pola rangkaian ada beberapa factor yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Hubungan antar komponen sependek mungkin. 2. Ukuran komponen. 3. Pengaruh dari tata letak komponen. 4. Kerapian dari tata letak komponen.

5. Jarak antar jalur-jalur pola dan besar kecilnya jalur yang akan berpengaruh langsung pada arus, frkuensi, dan tegangan. Langkah-langkah perancangan PCb adalah : 1. Membersihkan permukaan tembaga PCb polos dengan menggunakan amplas. 2. Membuat konsep jalur PCB dan konsep tat letak komponen diatas permukaan tembaga polos dengan menggunaka rugos. Pastikan dalam pembuatan jalur rugos harus benar-benar lengket dan rapi, serta tidak ada jalur yang berdinggungan atau terhubung singkat.3. Malarutkan FeCl3 dengan air secukupnya, sehingga menjadi larutan yang

cukup pekat dan diletakkan dalam wadah plastik. 4. memasukkanPCB tersebut ke dalam larutan dan goyangan hingga lapisan yang tidak tertutup rugos benar-benar larut. 5. Angkat lempenga PCB tersebut lalu bersihkan dengan air. Kemudian bersikan permukaan jalur tercetak dari rugos yang masih menempel. 6. Lakukan pengeboran pada lubang-lubang untuk kaki-kaki komponen. 7. Jagalah permukaan tembaga PCB tersebut agar tetap selalu bersih, agar pada saat proses penyolderan timah mudah untuk menenmpel pada permukaan. 3. Tata letak komponen Setelah proses pembuatan jalur PCB dan pengeboran selesai di lakukan, maka langkah selanjutnya ialah memasang komponen yang telah di siapgan sesuai dengan tata letak komponen. Hal hal yang perlu di perhatikan dalam pemasangan komponen adalah : 1. melakukan pemasangan komponen dengan benar dan rapi, seryta sesuai dengan letak kaki komponen yang telah di tentukan. 2. melakukan penyolderan dengan baik dan tidak terlalu panas akan merusak komponen maupun jalur PCB. Gunakan lotfet yang digunakan untuk mengurangi panas yang timbul dari solder. 3. memeriksa dan memperhatikan apakah tidak ada jalur yang terhubung singkat.

2. Bagian Mekanik Perancangan bagian mekanikmerupakan bagian dari proses pembuatan box atu kotak, penempatan modul PCB serta agia lain seperti lubang untuk jumper. Bagian mekanik ini juga

meliputi semua bagian yang berhubunga dengan pengerjaan dan pembuatanbox dari awal hingga selesai. Alat dan Bahan yang diperlukan 1. Plat besi atau Alumunium setebal 1 mm 2. Rancangan Box 3. Penggores atau penitik 4. Palu besi atau Palu plastic 5. Bor dan mata bor diameter 3 mm 6. Kikir intrumen 7. Cat semprot Perancangan Box

Stelah pembuatan rangkaian tercetak serta mengetahui komponen-komponen apa yang dipergunakan berikut perlengkapannya maka barulah dapat direncanakan pembuatan box, ada beberapa pertimbangan pokok yang perlu diperhatikan, antara lain: 1. Berat Komponen. 2. Ukuran PCB. 3. Kondisi kerja rangkaian, misalnya pengaruh rangkaian terhadap suhu dan frekuensi. 4. Kemudahan dalam pemakaian. Hal yang berhubungan dengan tata letak komponen yang ada dalam box, yaitu : 1. Bentuk dan ukuran box. 2. Bahan yang dipergunakan. 3. Susunan panel depan dan belakang. Pemotong

Dalam melakukan pemotongan hendaknya harus sesuai dengan yang diinginkan dan direncanakan. Plat diukur dan digaris atau ditindi dengan penggores. Kemudian plat dipotong dengan mesin potong sesusai dengan ukuran yang diinginkan. Pembendingan

Pembendingan atau penekukan plet menggunakan alat pembending dengan mengikuti garisgaris penandaan yang telah dibuat. Biasanya sudut pelipatan sesuai dengan perencanaan.

Pengeboran

Pengeboran dilakukan untuk memebuat panel-panel pada plat yang mempunyai fungsi untuk penempatan. Dalam melakukan pengeboran yang disesuaikan ukuran dan bentuk yang telah direncanakan. Pengeboran ini dilakukan setelah pemotongan plat. Penghalusan Sebelum dilakukan pengecatan, box yang masih kasar harus dihaluskan dengan menggunakan kikir halus dengan amplas agar cat dapat menempel dengan kuat. Penyambungan

Kotak bagian atas dan bagian lainnya yang sudah dibentuk akan digabung dengan menggunakan baut dan sekrub. Pengecatan

Bagian box yang telah selesai kemudian diamplas dapat dicat dengan menggunakan cat semprot. Pengecatan ini sebaiknya dilakukan pada tempat yang tidak telalu kuat hembusan anginnya agar cat tidak terlalu banyak terbuang. Usahakan pengecatan dilakukan pada tempat yang cukup sinar matahari agar cat cepat kering dan diperoleh hasil baik. Setelah kering dan merata hasilnya, barulah bagian yang berfungsi sebagai tempat tombola tau penampilan ditandai dengan menggunakan huruf tempel. Perakitan

Perakitan merupakan langkah atau tahap akhir dari seluruh proses pembuatan suatu alat. Proses dari perakitan ini berguna untuk mewujudkan alat menjadi suatu kesatuan dan pengerjaannya dilakukan setelah setelah bagian dari rancangan elektronikan dan bagian rancangan mekanik selesai. Perakitan ini meliputi pemasangan modul PCB, dan bagian lainnya pada kotak agar dapat terlindungi, lebih rapid an mudah dioperasikan. Setelah selesai proses berkaiatan kemudian alat tersebut diuji kembali sehingga dapat bekerja sebagaiman mestinya. Sampe Disini Dulu baru sambung lagi ke bab kemudian

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1. Prosedur Pengujian alat 4.1.1. Alat dan Bahan Multimeter

4.1.2. Skema Gambar Pengujian .. Gambar 16 Skema Gambar Rangkaian 4.2. Tabel Hasil Pengujian Tabel Hasil Pengujian No

4.3. Analisa 4.3.1. Analisa Rangkaian . 4.3.2. Analisa Hasil Pengukuran Sampe Disini Dulu baru sambung lagi ke bab kemudian

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan perakitan dan pengujian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Rangkaian Dadu Eletronik merupakan alat alternatif dan ll

5.2 Saran

STRUKTUR PERSONALIA Struktur personalia kelompok 1 yaitu terdiri dari 4 orang anggota yaitu sebagai berikut : Ketua kelompok : Hengky Pratama Nim. 0607 3032 09 Nama Anggota : 1. Abdul Zaid Mey Yupi Nim.0607 3032 090 2. Angga Syahrian Nim. 0607 3032 0906 3. Eka Pramita Nim. 0607 3032 09

LAMPIRAN

24

v