LPJ DIKJUT RC ANNIS.docx

LAPORAN PERJALANAN PENDIDIKAN LANJUTAN UNIT KEGIATAN MAHASISWA PECINTA ALAM

MAMIRA LA GRANDE VOLATA

JURUSAN MIPA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Mahasiswa MIPA ramah alam (MAMIRA LGV) adalah suatu organisasi atau wadah yang

bergerak di dalam bidang kepecintaalaman.

Pecinta alambukan hanya bergerak dalam menjaga dan melestarikan alam saja.Tetapi banyak

kegatan yang dilakukan oleh mahasiswa pecinta alam.Kegiatan yang di lakukan semata untuk

mengembangkan kreativitas,minat,dan bakat para mahasiswa MIPA yang mengikuti

organisasi kepecinta alaman ini.

Kegiatan yang dilakukan saat ini adalah pendidikan lanjutan untuk anggota muda MAMIRA

LGV.Kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam ilmu yang sudah di dapat ketika pendidikan

dasar dan mengaplikasikannya langsung.Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah pendidikan

lanjutan gunung hutan yang di dalamnya terdapat berbagai pelajaran yang harus di

aplikasikan langsung seperti:manajemen perjalanan,navigasi darat,survival,dan konservasi.

Kegiatan ini juga merupakan suatu persyaratan untuk anggota muda MAMIRA LGV untuk

menjadi anggota penuh.

Sekretariat: Sekretariat UKM Mamira LGV Kampus MIPA UNSOED, Jalan Dr. Soeparno Nomor 61 Purwokerto 53123

Email: [email protected]



JURUSAN MIPA



A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Mahasiswa MIPA ramah alam (MAMIRA LGV) adalah suatu organisasi atau wadah yang

bergerak di dalam bidang kepecintaalaman.

Pecinta alambukan hanya bergerak dalam menjaga dan melestarikan alam saja.Tetapi banyak

kegatan yang dilakukan oleh mahasiswa pecinta alam.Kegiatan yang di lakukan semata untuk

mengembangkan kreativitas,minat,dan bakat para mahasiswa MIPA yang mengikuti

organisasi kepecinta alaman ini.

Kegiatan yang dilakukan saat ini adalah pendidikan lanjutan untuk anggota muda MAMIRA

LGV.Kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam ilmu yang sudah di dapat ketika pendidikan

dasar dan mengaplikasikannya langsung.Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah pendidikan

lanjutan gunung hutan yang di dalamnya terdapat berbagai pelajaran yang harus di

aplikasikan langsung seperti:manajemen perjalanan,navigasi darat,survival,dan konservasi.

Kegiatan ini juga merupakan suatu persyaratan untuk anggota muda MAMIRA LGV untuk

menjadi anggota penuh.





JURUSAN MIPA



2. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk:

Memperdalam ilmu yang telah diberikan ketika pendidikan dasar dan

mengaplikasikannya langsung.

Memberikan kesadaran kepada para anggota muda MAMIRA LGV betapa

pentingnya menjaga alam dan lingkungannya.

Melatih rasa kekeluargaan atau rasa tanggung jawab terhadap diri

sendiri,orang lain dan organisasi.

3. Manfaat

Manfaat dari kegiatan pendidikan lanjut ini untuk anggota muda MAMIRA

LGV adalah untuk membantu para anggota muda MAMIRA LGV untuk

mengaplikasikan ilmu-ilmu yang sudah di dapat selama menjadi anggota

muda MAMIRA LGV dan mengajarkan para anggota muda akan rasa

kekeluargaan dan loyalitas terhadap orgnisasi





JURUSAN MIPA







JURUSAN MIPA



B. LANDAAN TEORI

ROCK CLIMBING

Pada dasarnya Panjat Tebing adalah suatu olahraga yang mengutamakan kelenturan dan kekuatan tubuh, kecerdikan serta keterampilan baik menggunakan Peralatan maupun tidak dalam menyiasati tebing itu sendiri dengan memanfaatkan cacat batuan.

Alat-alat Rock Climbing

Alat-alat yang diguanakan dalam pemanatan artificial1. Tali carmentelBiasanya yang digunakan adalah tali yang memiliki tingkat kelenturan atau biasa disebut dynamic rope. Secara umun tali di bagi menjadi dua macam yaitu :- Static adalah tali yang mempunyai daya lentur 6% – 9%, digunakan untuk tali fixed rope yang digunakan untuk ascending atau descending. Standart yang digunakan adalah 10,5 mm.

- Dynamic adalah tali yang mempunyai daya lentur hingga 25%, digunakan sebagai tali utama yang menghubungkan pemanjat dengan pengaman pada titik tertinggi.



http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/tali-static.jpg



JURUSAN MIPA



2. Harnest adalah alat pengikat di tubuh sebagai pengaman yg nantinya dihubungkan dengan tali.

3. Carabiner adalah cincin kait yg terbuat dari alumunium alloy sebagai pengait dan dikaitkan dgn alat lainnya.- Karabiner Skrup/carabiner srew gate



http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/tali-dinamic-srt.jpg

http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/harness.jpg

http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/carabiner-skrup.jpg



JURUSAN MIPA



- Karabiner Snap/carabiner non screw gate

4. Helmet adalah pelindung kepala yg melindungi kepala dari benturan dari benda-benda yang terjatuh dari atas.

5. Webbing, peralatan panjat yg berbentuk pipih tidak terlalu kaku dan lentur, biasa digunakan sebagai harnest

6. Prusik, merupakan jenis tali carmentel yg berdiameter 5-6 mm, biasanya digunkan sbg pengganti sling runner dan juga dpt digunakan untuk meniti tali keatas dengan menggunakan simpul prusik, seperti pada SRT.



http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/carabiner-snap.jpg

http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/helmet.jpg

http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/webbing.jpg



JURUSAN MIPA



7. Sepatu Panjat, sbg pelindung kaki dan mempunyai daya friksi yg tinggi sehingga dpt melekat di tebing. Jenisnya sendiri yang sering digunakan adalah soft (lentur/fleksibel) dan hard (keras)

8. Chock bag/Calk bag, sebagai tempat MgCo3 (Magnesium Carbonat) yg berfungsi agar tangan tdk licin karena berkeringat sehingga akan membantu dalam pemanjatan.

9. Descender, peralatan yg digunakan untuk meniti tali kebawah serta mengamankan leader disaat membuat jalur, biasanya yg sering digunakan adalah figure of eight dan auto stop.



http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/frusik.jpg

http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/sepatu-panjat.jpg

http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/chock-bag.jpg

http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/descender.png



JURUSAN MIPA



10. Ascender, peralatan yg digunakan untuk meniti tali ke atas dan secara otomatis akan mengunci bila dibebani. Jenis yang digunakan biasanya jumar dan croll

11. Grigri, alat ini digunakan untuk membelay, alat ini mempunyai tingkat keamanan yg paling tinggi karena dapat membelay dengan sendirinya.

12. Hammer, berfungsi untuk menanamkan pengaman dan melepaskan kembali, biasanya yg diapakai jenisnya ringan dan mempunyai kekuatan tinggi dan ujungnya berfungsi mengencangkan mur pada saat memasang hanger.

13. Pulley, mirip katrol, kecil dan ringan tetapi memiliki kemampuan dalam beban yg berat. Digunakan untuk perlengkapan evakuasi.



http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/ascender.png

http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/grigri.jpg

http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/hammer.png



JURUSAN MIPA



14. Handdrill, merupakan media untuk mengebor tebing secara manual, yg berfungsi untuk menempatkan pengaman berupa bolt serta hanger.



http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/pulay.jpg

http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/hand-drill.jpg



JURUSAN MIPA



4. SIMPUL YANG DIGUNAKAN DALAM PEMANJATAN

Simpul – simpul yang digunakan dalam pemanjatan1. Simpul Delapan GandaUntuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman utama yang dihubungkan dengan tubuh atau harnest. Toleransi 55% – 59%.

2. Simpul Delapan TunggalUntuk pengaman utama dalam penambatan dan pengaman utama yang dihubungkan dengan tubuh atau harnest apabila carabiner tidak ada Toleransi 55% – 59%.



http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/delapan-ganda.gif



JURUSAN MIPA



3. Simpul PangkalUntuk mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 45%.



http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/delapan-tunggal.jpg



JURUSAN MIPA



4. Simpul JangkarUntuk mengikat tali pada penambat yg fungsinya sebagai pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural dsb. Toleransi terhadap kekuatan tali akan berkurang sebesar 45%.



http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/pangkal1.gif



JURUSAN MIPA





http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/jangkar.jpg



JURUSAN MIPA



5. Simpul Kambing / bowline knotUntuk pengaman utama dalam penambatan atau pengaman utama yang dihubungkan dengan penambat atau harnest. Toleransi 52%.





JURUSAN MIPA



5 . BAGIAN – BAGIAN TEBING - Poin : Bagian Pada Tebing yang bias dijadikan tempat Pegangan dan Pijakan- Rekahan : Bagian Tebing Yang retak membentuk rekahan- Rock : Bagian/ Poin tebing yang terjatuh kedasar tebing- Roof : Bagian Tebing yang berbentuk Kursi terbalik.

6. JENIS ANCOR

- Natural Ancor/ Penambat Alami adalah penambat alamiah yang tersedia oleh alam,Contoh : Batang pohon, Akar pohon, Batu besar yang dijamin kuat- Artificial Ancor/ Penambat Buatan adalah Alat yang didesain secara khusus untuk digunakan sebagai penambat, contoh : Piton, sky hook, Brigbo, ramset, hunger, stoper,Contoh – contoh Artificial ancor:1) Paku PitonMerupakan pengaman sisipan yg berguna sebagai pasak.2) Stopper



http://infowanapal.files.wordpress.com/2012/02/kambing.gif



JURUSAN MIPA



Digunakan untuk celah vertical yg menyempit kebawah dengan prinsip kerja menjepit celah membentuk sudut atau menyempi3) Sky HookSebagai pengaman sementara dengan prinsip kerja menyisipkan ujung sky hook pada celah bebatuan dan harus terbebani, usahakan meminimalkan gerak.4) Ramset dan HangerSatu set peralatan dalam artificial climbing yg berfungsi untuk menanamkan bolt dan kemudian digabungkan dengan hanger sehingga menjadi pengaman tetap.5) FriendPengaman yg diselipkan pada celah batu dengan bermacam ukuran. Friend ada 2 macam :- Regular FriendTerbuat dari allumunium alloy dan mempunyai kelemahan yaitu berbentuk static/tidak mempunyai kelenturan. Alat ini bekerja dengan baik dicelah overhang.- Fleksibel FriendBentuknya sama dengan regular friend hnya mempunyai kelebihan terbuat dari kawat baja yg menjadikan friend ini sangat fleksibel, dan dapat dipasang disemua celah dan segala posisi.6) HexaPrinsip kerja sama dengan stopper hanya berbeda pada bentuk round (bulat) dan hexagonal (segi enam).7) ChockerAlat bantu yg berfungsi untuk melepaskan hexa atau stopper yg terkait di celah batu.8) Etrier/tangga gantung &daisy chaino Etrier : alat yg terbuat dari webbing yg menyerupai tangga untuk membantu menambah ketinggian.o Daisy chain : terbuat dari webbing, berfungsi untuk menambah ketinggian serta menjaga apabila etrier jatuh.

7. KODE – KODE YANG DIGUNAKAN DALAM PEMANJATAN

Kode – kode pemanjatan adalah sebagai berikut :1. Climb : Pemanjat Menginstrusi kepada Pembilay bahwa pemanjat siap memanjat2. Climbing : Pembilay Memberitahukan kepada pemanjat bhw dia siap mengamankanpemanjat3. On Belay : Pemanjat Menginstrusi kepada pembilay bahwa pemanjat memulaimemanjat





JURUSAN MIPA



4. Belay On : Pembilay Memberitahukan kepada pemanjat bhw dia telah mengamankanpemanjat5. Full : Pemanjat Menginstrusi kepada pembilay agar tali dikencangkan6. Slack : Pemanjat Menginstrusi kepada pembilay agar tali dikendorkan7. Rock : Pemanjat Memberitahukan kepada orang yang berada dibawah bahwa adabatuan tebing yang jatuh8. Top : Pemanjat Memberitahukan bahwa dia telah sampai pada puncak9. Belay of : Pemanjat Menginstrusi kepada pembilay bahwa dia tidak membutuhkanlagi pengamanan10. Of Belay : Pembilay Menginstrusi kepada pemanjat bahwa dia tidak mengamankanlagi

H. JENIS PEGANGAN

1. Open Grip : Pegangan pada pemanjatan yang dilakukan dengan posisi tanganterbuka,biasanya digunakan pada tebing – tebing datar2. Cling Grip : Pegangan pada pemanjatan yang dilakukan degan menggunakan seluruhjari tangan dan dan agak mirip mencubit biasanya digunakan pada tebingyang permukaannya banyak tonjolan,3. Pinch Grip : Pegangan pada pemanjatan yang mirip dengan mencubit,danmengandalkan kekuatan jempol dan telunjuk yang biasa digunakan untukmemegang poin – poin kecil pada tebing4. Poket Grip : Pegangan pada pemanjatan dilakukan dengan cara memasukkan jari – jarikedalam celahan/ lobang tebing, biasanya digunakan pada tebinglimenstone ( kapur ) yang banyak memiliki poin lobang.5. Vertikal Grip : Pegangan pada pemanjatan yang bertumpu pada poin tebing denganmenggunakan kekuatan lengan untuk bertumpu dan menaikkan badan.

I. JENIS PIJAKAN

1. Frinction Steep : Pijakan dalam pemanjatan yang bertumpu pada kaki bagian depandan mengandalkan gesekan karet sepatu.2. Eadging : Pijakan dalam pemanjatan yang menggunakan sisi luar kaki.3. Mearing : Pijakan dalam pemanjatan yang menggunakan seluruh alas kaki(Pijakan Biasa)4. Hel Hooking : Pijakan dalam pemanjatan yang dilakukan untuk mengantisipasi





JURUSAN MIPA



poin2 yang menggantung dengan menggunakan kekuatan kakiuntuk mengangkat badan keatas untuk menggapai poin selanjutnya.

J. JENIS – JENIS/ TEKHNIK PEMANJATAN

1. Artificial ClimbingAdalah olahraga yang dilakukan pada tebing-tebing dengan tingkat kesulitan yang tinggi dengan bermodalkan alat yang diselipkan pada celah-celah batu atau memanfaatkan pengaman alam (natural anchor).Artificial climbing ini dimana alat benar-benar digunakan sebagai penambah ketinggian disampin sebagai pengaman pemanjatan.2. SoloingAdalah Pemanjatan yang dilakukan dengan mengandalkan kekuatan tubuh untuk langsung mencapai top tanpa menggunakan pengaman, biasanya dilakukan oleh pemanjat profesional karna sangat berbahaya.

3. BolderingPemanjatan yang dilakukan untuk melatih kekuatan dan kelenturan badan yang biasanya dilakukan secara enyamping pada tebing – tebing pendek atau tebing buatan.4. Free ClimbingPada prinsipnya hampir sama dengan pemanjatan artificial hanya dalam free climbing alat digunakan hanya sebagai pengaman saja sedangkan untuk menambah ketinggian menggunakan pegangan tangan dan friksi (gaya gesek) kaki sebagai pijakan.5. Runer to runerPemanjatan yang dilakukan tahap demi tahap,dilakukan pada pemanjatan yang sudah memiliki jalur yang berupa ancor/penambat, biasa juga diperlombakan pada wall buatan.

K. SISTEM PEMANJATAN PEMANJATAN

1. Alphine Tactis (Alpine Push)Adalah system pemnjatan yang mana pemanjat melakukan pemanjatan sampai puncak tanpa turun ke basecamp, jadi pemanjat selalu berada di tebing saat tidur sekalipun (tidur gantung/hanging bivouak).Didalam system pemanjatan ini segala aktifitas di luar pemanjatan akan dilakukan di tebing, untuk ini segala peralatan dan perbekalan harus benar-benar diperhitungkan, misal kebutuhan makan, minum dan lain-lain. Penggunaan sistem ini juga harus memperhitungkan personil





JURUSAN MIPA



yang bertugas untuk mengangkat barang-barang yang banyak tersebut dengan teknik load carry sehingga membutuhkan personil minimal tiga orang (1 orang leader, 1 orang bellayer dan 1 orang load carry).2. Himalayan Tactic (Siege Tactic / Himalayan Style)Adalah Pemanjatan hanya dilakukan hingga sore hari, kemudian pemanjat turun ke camp dasar dan pemanjatan dilanjutkan keesokan harinya.Tali yang digunakan sampai picht terakhir ditinggal untuk melanjutkan pemanjatan, Jadi sebelum melanjutkan pemanjatan leader dan bellayer jumaring sampai picht terakhir, baru kemudian melanjutkan pemanjatan. Kelebihan-kelebihan system ini adalah dalam pemanjatan cukup dibutuhkan dua personil untuk membuka jalur (leader dan bellayer), tidak diperlukan load carry dan hanging bivoak, walaupun hanya satu personel yang mencapai puncak pemanjatan sudah dianggap berhasil, yang terakhir pemanjat dapat melakukan istirahat dengan nyaman dibase camp. Kekurangan nya ialah membutuhkan banyak peralatan terutama tali, Panjang tali disesuaikan dengan panjang lintasan yang akan dilakukan dalam pemanjatan, pemanjatan yang menggunakan system ini membutuhkan waktu lebih lama.

L. MACAM – MACAM TEBING

Beberapa batuan yang sering dijumpai yang terutama lokasi dimana sering dijadikan ajang pemanjatan di Indonesia.1. Batuan Limenstone Batuan yang banyak memiliki lobang – lobang dan berwarna putih.2. Batuan Beku- Andersit,berwarna hitam keabu-abuan massif dan kompak- Lava Andersit,seperti andersit dan biasanya dijumpai lubang-lubang kecil bekas keluarnya gas dan dijumpai dengan kesan berlapis- Breksi lava,menyerupai batu breksi pada umumnya- Granit,berwarna terang dengan warna dasar putih3. Batuan Sedimen- Batu Gamping,berwarna putih kekuningan,kompak,banyak dijumpai retakan atau lubang,dan biasanya berlapis.- Breksi Sedimen,seperti halnya breksi lava tapi batu ini biasanya berupa batu pasir.4. Batu MetamorfHampir sama dengan batu gamping tapi disini sudah mengalami rekristalisasi dan warnanya sangat beragam.





JURUSAN MIPA



C. METODE PELAKSANAANWaktu Dan Tempat

a. Indoor

Hari,tanggal : Jum’at, 2 Mei 2014

Waktu : 16.00-21.45 WIB

Tempat : Sekretariat Mamira LGV dan Ruang 2.1 Kampus MIPA UNSOED

b. Try Out

Hari,tanggal : Minggu, 4 Mei 2014

Waktu : 07.00-16.00 WIB

Tempat : Tebing Hest, Ajibarang

c. Outdoor

Hari,tanggal : Jum’at-Minggu, 9-11 Mei 2014

Waktu : 17.00-17.00 WIB

Tempat : Tebing Putih, Gombong

Peserta pada kegiatan pendidikan lanjutan Rock Climbing ini terdiri dari 4 anggota muda dan 13 anggota penuh MAMIRA LGV sebagai berikut:

Hanna Hilyati Aulia (AM-XII/1301/MLGV)

Bekti Aris Mawan (AM-XII/1302/MLGV)

Mairezi Rahmitasari (AM-XII/1304/MLGV)

Annis Puji Tri Astuti (AM-XII/1305/MLGV)

Putri Dwi Utami (AM-XI/1201/MLGV)

Annisa Sri Mulyatini (AM-XI/1204/MLGV)

Sih Wahyunita (AM-XI/1206/MLGV)





JURUSAN MIPA



Noor Hidayah (AM-XI/1207/MLGV)

Dwi Mei Puji Rahayu (AM-XI/1208/MLGV)

Sandi Winaryo (NIM-VII/0858/MLGV)

Ari Sutrisno (NIM-VIII/0962/MLGV)

Effa Marta Rimadhani (NIM-IX/1174/MLGV)

Gita Septian Ashari (NIM-X/1180/MLGV)

Tri Puji Sulistyoningrum (NIM-X/1182/MLGV)

Hisyam Afilluddin (NIM-IX/1175/MLGV)

Muhammad Nasikun (NIM-VIII/1070/MLGV)

Septiyani Budi Suprihatin (AM-X/1104/MLGV)

Abdullah Said (NIM-VIII/1178/MLGV)

D. HASIL DAN PEMBAHASANA. Cara menuju lokasi: untuk menuju lokasi kami menggunakan motor dan jalan kaki

Letak : Tebing Putih,GombongLetak Geografis : 8⁰06’ LS dan 55’ BT

B. Peta Jalur Pemanjatan:C. Waktu Perjalanan

Try Out :Minggu 4 Mei 2014Waktu Tempat Keterangan06.15 Sekre Briefing07.48 Sekre Perjalanan menuju Ajibarang08.50 Ajibarang Sampai dipenitipan motor09.07 Tebing Sampai ditebing hest, langsung

bongkar alat09.17 Tebing Selesai bongkar langsung

pemanasan09.30 Tebing Selesai pemanasan, persiapan





JURUSAN MIPA



dengan pakai webing09.45 Tebing Coba –coba tebing, ormed09.55-10.15 Tebing Pemanjat 1: Bekti , belay : Noor10.22-10.30 Tebing Pemanjat 2 : Hanna, belay : Mita10.35-10.43 Tebing Pemanjat 3 : Annis, belay : Bekti10.49-10.59 Tebing Pemanjat 4 : Mita, belay : Hanna11.05-11.48 Tebing Pemanjat 5 : Bekti, belay : Annis11.50 Tebing Ishoma13.00-13.21 Tebing Pemanjat 6 : Hanna, belay : Mita13.28-13.41 Tebing Pemanjat 7 : Annis, belay : Mita13.47-13.57 Tebing Pemanjat 8: Mita, belay : Hanna.

Sebagian topo tebing, 10 menit kemudian semua topo tebing

14.43 Tebing Cleaning Runner : Bekti, belay : Mita. Sebagian beres-beres alat

15.17 Tebing Bekti Masi ditebing, tidak bisa turun cleaning

15.32 Tebing Bekti anjlok ke runner 115.40 Tebing Bekti turun15.43 Tebing Cleaning runner 116.05 Tebing Selesai cleaning, packing dan

turun ke penitipan motor16.15 Ajibarang Samapai dipenitipan motor,

pulang16.32 Ajibarang Sholat di Masjid17.00 Ajibarang Go to Mas Wawan17.07 Rumah Mas

WawanPulang ke sekre

19.12 Sekre Sampai sekre langsung bongkar alat

19.55 Sekre Selesai bongkar dan checklist pulang ke kosan masing-masing

20.25 SekreKamis, 8 Mei 2014Waktu Tempat Keterangan 20.00-23.25 Sekre Check list dan Packing alatJum’at, 9 Mei 2014Waktu Tempat Keterangan07.00-08.36 Pasar Wage Belanja konsumsi11.30-14.00 Sekre Packing konsumsi





JURUSAN MIPA



15.37-17.00 Sekre Briefing17.00-18.00 Sekre Doa, keberangkatan18.00-18.25 Pom Istirahat, sholat maghrib18.25 Pom Melanjutkan perjalanan19.00 Jalan, pertigaan Mba nita dan mba noor jatuh di

pertigaan plang goa petruk19.35-20.25 Basecamp Sampai di Basecamp, langsung

ishoma20.25-20.55 Basecamp Briefing untuk Sport Climbing20.55-21.53 Basecamp Bongkar alat, check list dan

packing21.35-04.02 Basecamp Selesai packing langsung tidurSabtu, 10 Mei 2014Waktu Tempat Keterangan 04.02-06.04 Basecamp Bangun, masak, mandi, sholat06.04-06.35 Basecamp Sarapan bersama06.35-07.00 Basecamp Streching 07.00-07.08 Basecamp Perjalanan menuju tebing07.08-07.15 Tebing Tiba di tebing, ormed tebing07.15-07.30 Tebing Bongkar alat07.30-08.25 Tebing Topo Tebing08.25-08.32 Tebing Persiapan pemanjatan08.32-08.51 Tebing Pemanjat pertama : Hanna,

belay : Bekti08.56-09.21 Tebing Pemanjat kedua : Mita, belay :

Annis09.28-10.05 Tebing Pemanjat ketiga : Bekti, belay :

Hanna10.11-10.40 Tebing Pemanjat keempat : Annis, belay :

Mita10.45-11.20 Tebing Pemanjat kelima : Hanna,

belay : Mita11.30-12.05 Tebing Pemanjat keenam : Bekti,

belay : Annis12.20-12.35 Tebing Pemanjat ketujuh : Mita,

belay : Hanna, sebagian topo jalur

12.38-13.00 Tebing Pemanjat kedelapan : Annis, belay : Hanna

13.00-14.00 Basecamp Istirahat, makan





JURUSAN MIPA



14.04-14.14 Basecamp Perjalanan ke tebing14.14-14.32 Tebing Sampai di tebing, istirahat

sebentar14.32-14.45 Tebing Pemindahan alat karena panas14.45-15.10 Tebing Pemanjat kesembilan : Mita,

belay : Hanna15.11-15.40 Tebing Pemanjat kesepuluh : Annis,

belay : Bekti15.48-16.09 Tebing Pemanjat kesebelas : Hanna,

belay : Mita16.17-16.30 Tebing Pemanjat kedua belas sekaligus

cleaning : Bekti, belay : Annis16.32 Tebing Kak ikun memanjat16.40-16.55 Tebing Survei tebing artifisial17.00-17.20 Tebing Packing 17.20-17.28 Tebing OTW basecamp17.28-19.45 Basecamp Sampai basecamp, sholat,

MCK, dll.19.45-21.35 Basecamp Evaluasi, briefing untuk

pemanjatan artifisial21.35-22.15 Basecamp Packing untuk pemanjatan

artifisial22.45 Basecamp Tidur Minggu, 11 Mei 201404.00-07.18 Basecamp Bangun, masak, MCK, sholat

07.18-07.40

Basecamp Streching

07.40-07.56 Basecamp Perjalanan ke tebing08.49-09.27 Tebing Pemanjat pertama : Annis,

belay : Mita. Hasil : 3 pengaman (2 sling, 1 chock)

09.37-10.20 Tebing Pemanjat kedua : Hanna, belay : Bekti. Hasil : 2 pengaman,tapi yang satu friksi (2 sling)

10.41-12.05 Tebing Pemanjat ketiga : Mita, belay : Annis. Hasil : 1 pengaman dan





JURUSAN MIPA



membetulkan yang friksi ( 2 sling)

12.20-13.50 Tebing Pemanjat keempat sekaligus cleaning : Bekti, belay : Hanna. Mita dan Annis topo jalur. Hasil : 3 pengaman (2 sling 1 chock)

13.50-14.13 Tebing Packing alat14.13-14.20 Tebing Turun ke basecamp14.20-14.35 Basecamp Sampai di basecamp, Ishoma14.35-15.30 Basecamp Checklist alat dan packing alat15.30-16.40 Basecamp Packing seluruh alat pribadi

dan logistik, sholat16.40-19.20 Basecamp Perjalanan pulang ke sekre19.20-19.42 Sekre Sampai sekre, bongkar dan

checklist alat19.42 Sekre Pulang ke kosan masing-

masing

D. PEMBAHASAN(TRY OUT)





JURUSAN MIPA







JURUSAN MIPA



PEMBAHASAN

(TRY OUT)

Minggu,04 Mei 2014

Setelah tiba di ajibarang,kami langsung pergi menuju tebing.Lalu setelah itu kami mengeluarkan alat-alat yang akan di gunakan pada saat pemanjatan.Setelah itu kami melakukan orientasi medan.Setelah itu kami melakukan pemanasan bersama sama.Setelah itu di lakukan pemanjatan pertama.Semua peserta memanjat bergantian.Tetapi semua peserta hanya dapat memanjat sampai hanger 1 pada pemanjaatan pertama.Setelah semua peserta memaanjat,kami beristirahat untuk melakuan solat dzuhur dan makan siang.Sehabis istirahat kami melakukan pemanjatan yang kedua.Padapemanjatan kedua saya tetap hanya mendapat 1 hanger.Dan pada pemanjatan kedua ini yang tertinggi adalah Bekti dengan mendapat 3 hanger.Sementara Hanna dan Mita sama-sama mendapat 2 hanger.Ketika pemanjatan kedua sebagian dari kami ada yang melakukan topo jalur.Tetapi pada saat itu kita tidak menggunakan klino tetapi mengguanakan busur.Dan data yang di peroleh adalah garis tengahnya 60° (kompas),dan hanger 1 (55° kompasdan 12° busur/klino),pegangan 1 (65° kompasdan 12° busur/klino),pegangan 2 (70° kompasdan 15° busur/klino),pegangan 3 (60° kompasdan 25° busur/klino),pegangan 4 (65° kompasdan 28° busur/klino),pegagan 5 (57° kompasdan 27° busur/klino),pegangan 6 (56° kompasdan 35° busur/klino),hanger 2 (53° kompasdan 30° busur/klino).Kemudian setelah di lakukan topo tebing kami packing untuk persiapan pulang ke sekre.Setelah sampai di sekre kami mengecek alat lalu memasukkannya kedalam lemari.





JURUSAN MIPA



Pembahasan

(Dikjut RC)

Pada hari pertama kami sampai di gombong pada malam hari jadi kami tidak bisa melakukan

pemanjatan Kami langsung menuju base camp untuk persiapan besok dan beristirahat.Di

basecamp kami packing alat yang akan di bawa esok hari.Setelah selesai packing alat-alat

yang akan dibawa esok kami istirahat

Pada hari kedua kami bersiap siap menuju tempat pemanjatan.Sebelum menuju tempat

pemanjatan kami melakukan pemanasan terlebih dahulu di depan base camp.Setelah

melakukan pemanasan kami langsung menuju tempat pemanjatan.Setelah sampai disana kami

segera mempersiapkan alat yang akan di gunakan untuk pemanjatan .Kemudian sebelum

melakukan pemanjatan,kami melakukan topo tebing.Data yang di dapat ketika topo tebing

adalah:

Klinometer(º) Kompas(º)

Hanger 1 38 75

Hanger 2 24 77

Hanger 3 53 78

Hanger 4 58 80

Point 1 24 80

Point 2 31 77

Point 3 36 77

Point 4 41 80

Point 5 42 78





JURUSAN MIPA



Point 6 45 81

Point 7 48 81

Point 8 59 80

Point 9 78 81

Setelah itu kami melakukan pemanjatan sesi pertama.Pada pemanjatan ini dilakukan secara

bergantian,padap pemanjatan ini saya menjadi pemanjat ke empat dengan mita sebagai

belayernya.Saya hanya mencapai hanger pertama saja.Pada sikedua saya manjadi pemanjat

keempat lagi dan pada pemanjatan yang ini saya juga hanya mencapai hanger pertama

karena kesulitan untuk memegang hanger kedua.Setelah itu kami melakukan topo jalur di

tengah-tengah pemanjatan.Setelah selesai semuanya,kami turun ke base camp untuk solat

dzuhur dan makan siang.Setelah selesai semuanya,kami kembali lagi ketebing untuk

melakukan pemanjatan sesi ketiga.Ketika sampai di tebing kami memindahkan alat-alat agar

tidak terlalu panas.Kemudian kami melakukan pemanjatan bergantian seperti sesi pertama

dan kedua.Pada pemanjatan sesi ketiga saya sebagai pemanjat kedua dan bekti sebagai

belayernya.Setelah semua selesai memanjat lalu kita pergi ke tebing artivisial untuk survey

lalu setelah itu kami packing alat-alat dan langsung pulang ke base camp.Setelah sampai di

base camp,kami melakukan MCK dan isoma.Pada malam harinya kami melakukan evaluasi

bersama panitia dan setelah evaluasi kami di breafing oleh panitia.Setelah selesai breafing

dan evaluasi,kami mempersiapkan alat yang akan di bawa esok hari lalu setelah itu kami

istirahat untuk mempersiapkan kegiatan besok.

Pada hari ketiga,kami bersiap-siap untuk melakukan pemanjatan artivisial.Sebelum berangkat

ke tebing,kami melakukan pemanasan terlebih dahulu di depan basecamp dan memakai

sebagian alat-alat di basecamp.kemudian setelah pemanasan,kami langsung menuju tebing





JURUSAN MIPA



untuk pemanjatan artivisial.Disana kami langsung mempersiapkan alat-alat yang akan

digunakan.Pada pemanjatan ini hanya dilakukan sekali saja dan saya menjadi pemanjat

pertama.Di pemanjatan ini,saya memasang 3 pengaman saja saya memasang 2 sling prusik

pada lubang tembus dan 1 chock pada lubang tembus juga.Kemudian dilanjutkan oleh

pemanjat kedua yaitu hanna.Hanna memasang 2 pengaman yaitu sling prusik dua-

duanya.Pada pemanjat ketiga yaitu mita,memasang 1 pengaman dan membenarkan pengaman

yang di pasang oleh hanna karena sling yang di pasang oleh hanna terlalu pendek sehingga

menyebabkan friksi.Dan yang terakhir adalah bekti,dia memasang 3 pengaman.Pada saat

bekti memanjat,kami melakukan topo tebing dan topo jalur.Data yang di dapat pada saat topo

tebing dan topo jalur adalah sebagai berikut:

Point/Panama Klino Kompas Tinggi (meter) Lebar

(meter)

Pijakan 1 14° 45° 1.05 0.7

Pijakan 2 19° 45° 1.46 0.7

Pegangan 1 23° 45° 1.79 0.7

Pegangan 2 26° 50° 2.06 0.3

Pijakan 3 29° 35° 2.34 1.5

Pijakan 4 32° 55° 2.6 0.3

Pijakan 5 35° 50° 2.9 .3

Pijakan 6 35° 40° 2.9 1.1

Pijakan 7 40° 45° 3.55 0.7

Pijakan 8 45° 60° 4.23 0.3

Pijakan 9 40° 55° 3.55 0





JURUSAN MIPA



Pijakan 10 40° 40° 3.55 1.1

Pijakan 11 40° 50° 3.55 0.3

Pijakan 12 45° 20° 4.23 2.96

Pijakan 13 50° 60° 5.04 0.3

Pijakan 14 55° 25° 6.04 2.4

Pijakan 15 58° 60° 6.77 0.3

Pijakan 16 62° 35° 7.95 1.5

Pijakan 17 65° 30° 9.0 2.9

Pengaman dari atas 1 66° 50° 9.5 0.3

Pengaman dari atas 2 64° 55° 8.7 0







Rincian Biaya

(Terlampir)





JURUSAN MIPA







JURUSAN MIPA



E. KESIMPULAN DAN SARAN1. KESIMPULANRock Climbing adalah salah satu olah raga ala bebas yang memanfaatkan cacat batuan pada tebing.Olah raga ini cukup memiliki resiko yang tinggi atau cukup bahaya.Keamanan harus selalu di perhatikan untuk siapa saja yang ingin melakukan olah raga ini.Komunikasi juga harus berjalan dengan baik antara pemanjat dengan belayer.Karena,jika antara belayer dengna pemanjat kurang dalam berkomunikasi maka dikhawatirkan berakibat pada keamanan keduanya.2. SARAN

Saran untuk kegiatan pendidikan lanjutan Rock Climbing selanjutnya:1. Agar peserta lebih mempersiapkan mental dan fisiknya.2. Lebih memperhatikan resiko yang akan di dapat jika tidak memperhatikan

keselamatan.3. Menejemen peserta lebih di tingkatkan.





JURUSAN MIPA







JURUSAN MIPA



F. PENUTUPSekian laporan perjalanan pendidikan lanjutan yang sayabuat.Semoga bermanfaat dan dapar menjadi kaca perbandingan untuk anggota muda MAMIRA LGV selanjutnya.Setelah menjalani pendidikan lanjutan ini banyak pelajaran yang saya dapat dan pengalaman dalam mengaplikasikan pelajaran-pelajaran yang sudah di dapat ketika pendidikan dasar.Terima kasih untuk kakak-kakak atas dukungan dan bantuannya.

Purwokerto,15 Juni 2014

Penulis

ANNIS PUJI SRI ASTUTI

(AM-XII/1305/MLGV)





JURUSAN MIPA





LPJ DIKJUT RC ANNIS.docx

Documents

Transcript of LPJ DIKJUT RC ANNIS.docx