LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

42
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira- kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume darah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. 1

description

tensi

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan

interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-

unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter.

Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel

darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume darah yang

dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47.

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada

pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota

tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan

biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120)

menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan

disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan

saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat

yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan

dalam keadaan duduk atau berbaring.

Di waktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu

diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan.Tekanan

darah arterial ialah kekuatan darah ke dinding pembuluh darah yang

menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahap siklus jantung.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi

dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah

daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana

akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika

beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu

pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

1

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

2. TUJUAN

1. Mempelajari cara-cara pengukuran tekanan darah dan denyut nadi

2. Mengetahui perbedaan penggunaan sphygmomanometer terbuka dan

tertutup

3. Mempelajari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah

dan denyut nadi secara fisiologis

2

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tekanan Darah

1.1 Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding

arteri. Tekanan puncakterjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut

tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi

saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai

rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa

normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah

normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001).

Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi

di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan

penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang

menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah

yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat. Sementara

itu Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan

milimeter air raksa (mmHg)

1.2 Pengukuran Tekanan Darah

Untuk mengukur tekanan darah maka perlu dilakukan

pengukuran tekanan darah secara rutin. Pengukuran tekanan darah dapat

dilakukan dengan 2 metode yaitu :

a. Langsung : menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan

kedalam pembuluh darah untuk dihubungkan dengan manometer.

Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi metode pengukuran

ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan

lain (Smeltzer & Bare, 2001). Menurut Nursecerdas (2009),

bahaya yang dapat ditimbulkan saat pemasangan kateter arteri

yaitu nyeri inflamasi pada lokasi penusukkan, bekuan darah

3

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

karena tertekuknya kateter, perdarahan: ekimosis bila jarum lepas

dan tromboplebitis.

b. Tidak langsung : Dilakukan dengan menggunakan

sphygmomanometer baik terbuka maupun tertutup.

Sphgmomanometer tersusun atas manset yang dapat

dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang berhubungan

dengan ringga dalam manset. Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa

sehingga tekanan yang terbaca pada manometer seseuai dengan

tekanan dalam milimeter air raksa yang dihantarkan oleh arteri

brakialis (Smeltzer & Bare, 2001).

Teknik pengukuran tekanan ada 2 cara :

1. Cara Palpasi

Segala bentuk pakaian harus dilepas dari lengan atas dan

manset dipasang ketat dan sempurna pada lengan. Bila

manset tidak terpasang dengan ketat maka dapat diperoleh

pembacaan yang abnormal tinggi. Saluran karet dari manset

kemudian dihubungkan dengan manometer. Sekarang rabalah

arteri radialis pada pergelangan tangan orang coba dan

tekanan dalam manset dinaikkan dengan memompa sampai

denyut nadi menghilang. Tekanan dalam manset kemudian

diturunkan dengan memutar tombol pada pompa perlahan-

lahan yaitu dengan memutar tombol pada pompa perlahan-

lahan yaitu dengan kecepatan kira-kira 3 mm/dt. Saat dimana

denyut arteri radialis teraba kembali menunjukkan tekanan

darah sistolis. Metode palpasi harus dilakukan sebelum

melakukan auskultasi untuk menentukan tinggi tekanan yang

diharapkan.

2. Cara Auskultasi

Kedua tekanan sistolis dan diastolis dapat diukur dengan

metoda ini, dengan cara mendengar (auskultasi) bunyi yang

timbul pada arteri brachialis yang disebut bunyi Korotkoff.

4

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

Bunyi ini timbul akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri

tersebut.

Dalam cara auskultasi ini harus diperhatikan bahwa

terdapat suatu jarak yang paling sedikit 5 cm, antara manset

dan tepat meletakkan stetoskop. Mula-mula rabalah arteri

brachialis untuk menentukan tempat meletakkan stetoskop.

Kemudian pompalah manset sehingga tekanannya melebihi

tekanan diastolis. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan

sambil meletakkan stetoskop diatas arteri brachialis pada

siku. Mula-mula tidak terdengar suatu bunyi kemudian akan

terdengar bunyi mengetuk yaitu ketika darah mulai melewati

arteri yang tertekan oleh manset sehingga terjadilah

turbulensi. Bunyi yang terdengar disebut bunyi Korotkoff dan

dapat dibagi dalam 5 fase yang berbeda. Permulaan dari fase

I yaitu dimana bunyi mula-mula terdengar merupakan

tekanan sistole. Permulaan fase IV atau fase V merupakan

tekanan diastole, dengan perbedaan sebagai berikut : Fase IV

terjadi pada tekanan 7-10 mmHg lebih tinggi daripada

tekanan diastolis intra arterial yang diukur secara langsung.

Fase V terjadi pada tekanan yang sangat mendekati tekanan

diastole intra anterial pada keadaan istirahat. Pada keadaan

latihan otot atau keadaan yang meningkat aliran darah, maka

fase V jauh lebih rendah dari tekanan diastolis yang

sebenarnya. Pada anak-anak, fase IV lebih tepat digunakan

sebagai indeks tekanan diastole.

1.3 Mekanisme Pemeliharaan Tekanan Darah

Tekanan darah dikontrol oleh otak, sistem saraf otonom, ginjal,

beberapa kelenjar endokrin, arteri dan jantung. Otak adalah pusat

pengontrol tekanan darah di dalam tubuh. Serabut saraf adalah bagian

sistem saraf otonom yang membawa isyarat dari semua bagian tubuh

5

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

untuk menginformasikan kepada otak perihal tekanan darah, volume

darah dan kebutuhan khusus semua organ. Semua informasi ini diproses

oleh otak dan keputusan dikirim melalui saraf menuju organ-organ tubuh

termasuk pembuluh darah, isyaratnya ditandai dengan mengempis atau

mengembangnya pembuluh darah. Saraf-saraf ini dapat berfungsi secara

otomatis (Hayens, 2003). Ginjal adalah organ yang berfungsi mengatur

fluida (campuran cairan dan gas) di dalam tubuh. Ginjal juga

memproduksi hormon yang disebut renin. Renin dari ginjal merangsang

pembentukan angiotensin yang menyebabkan pembuluh darah kontriksi

sehingga tekanan darah meningkat. Sedangkan hormon dari beberapa

organ juga dapat mempengaruhi pembuluh darah seperti kelenjar adrenal

pada ginjal yang mensekresikan beberapa hormon seperti adrenalin

aldosteron juga ovari yang mensekresikan estrogen yang dapat

meningkatkan tekanan darah. Kelenjar tiroid atau hormon tiroksin, yang

juga berperan penting dalam pengontrolan tekanan darah (Hayens, 2003).

Pada akhirnya tekanan darah dikontrol oleh berbagai proses fisiologis

yang bekerja bersamaan. Serangkaian mekanisme inilah yang

memastikan darah mengalir di sirkulasi dan memungkinkan jaringan

mendapatkan nutrisi agar dapat berfungsi dengan baik. Jika salah satu

mekanisme mengalami gangguan, maka dapat terjadi tekanan darah

tingggi.

2. Hipertensi

2.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah tinggi

persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan

diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2001). Wiryowidagdo

(2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan

darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi tekanan di

atas dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus

menerus pada tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor

6

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan

tekanan darah secara normal (Hayens, 2003). Hipertensi dapat

dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu hipertensi esensial

(primer) dan hipertensi skunder. Hipertensi esensial (primer) merupakan

tipe yang hampir sering terjadi 95 persen dari kasus terjadinya hipertensi.

Hipertensi esensial (primer) dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya

hidup seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Sedangkan

hipertensi sekunder berkisar 5 persen dari kasus hipertensi. Hipertensi

sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain (misalnya penyakit jantung)

atau reaksi terhadap obat-obatan tertentu (Palmer, 2007).

3. Hipotensi

Hipotensi atau yang biasa disebut tekanan darah rendah adah suatu keadaan

dimana tekanan darah lebih rendah atau turun di bawah angka normal hingga

90/60 mmHg. 

4. Klasifikasi Tekanan Darah

Kategori Sistole Diastole

Hipotensi < 90 mmHg < 60 mmHg

Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg

Normal < 130 mmHg < 85 mmHg

Normal tinggi 130 -139 mmHg 85 – 89 mmHg

Stadium 1

(hipertensi ringan)

140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

Stadium 2

(hipertensi sedang)

160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg

Stadium 3

(hipertensi berat)

180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg

Stadium 4

(hipertensi maligna)

≥210 mmHg ≥120 mmHg

7

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

5. Faktor- faktor Fisiologis yang Dapat Mempengaruhi Tekanan Darah

a) Pengembalian darah melalui vena/jumlah darah yang kembali ke jantung

melalui vena. Jika darah yang kembali menurun, otot jantung tidak akan

terdistensi, kekuatan ventrikular pada fase sistolik akan menurun dan

tekanan darah akan menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh perdarahan

berat. Pada keadaan tidur atau berbaring dimana tubuh dalam keadaan

posisi horizontal, pengembalian darah ke jantung melalui vena bisa

dipertahankan dengan mudah. Tapi, ketika berdiri aliran darah vena

kembali ke jantung mengalami tahanan lain, yaitu gravitasi. Tedapat tiga

mekanisme membantu pengembalian darah melalui vena, yakni

konstriksi vena, pompa otot rangka, dan pompa respirasi.

b) Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung. Secara umum, apabila

frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung meningkat, tekanan darah ikut

meningkat. Inilah yang terjadi saat exercise. Akan tetapi, apabila jantung

berdetak terlalu kencang, ventrikel tidak akan terisi sepenuhnya diantara

detakan, sehingga curah jantung dan tekanan darah akan menurun.

c) Resistensi perifer. Yaitu resisitensi dari pembuluh darah bagi aliran

darah. Arteri dan vena biasanya sedikit terkonstriksi, sehingga tekanan

darah diastol normal.

d) Elastisitas arteri besar. Saat ventrikel kanan berkontraksi, darah yang

memasuki arteri besar akan membuat dinding arteri berdistensi. Dinding

arteri bersifat elastis dan dapat menyerap sebagain gaya yang dihasilkan

aliran darah. Elastisitas ini menyebabkan tekanan diastol yang meningkat

dan sistol yang menurun. Saat ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri

juga akan kembali ke ukuran awal, sehingga tekanan diastol tetap berada

di batas normal.

e) Viskositas darah. Viskositas darah normal bergantung pada keberadaan

sel darah merah dan protein plasma, terutama albumin. Kadar sel darah

merah yang terlalu tinggi pada seseorang, sehingga menyebabkan

peningkatan viskositas darah dan tekanan darah, sangatlah jarang, akan

tetapi masih dapat terjadi pada kondisi polisitemia vena dan perokok

8

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

berat. Kekurangan sel darah merah, seperti pada kondisi anemia, akan

menyebabkan kondisi berbalik dari sebelumnya. Pada saat kekurangan,

mekanisme penjaga tekanan darah seperti vasokonstriksi akan terjadi

untuk mempertahankan tekanan darah normal.

f) Kehilangan darah. Kehilangan darah dalam jumlah kecil, seperti saat

donor darah, akan menyebabkan penurunan tekanan darah sementara,

yang akan langsung dikompensasi dengan peningkatan tekanan darah

dan peningkatan vasokonstriksi. Akan tetapi, setelah perdarahan berat,

mekanisme kompensasi ini takkan cukup untuk mempertahankan

tekanan darah normal dan aliran darah ke otak. Walaupun seseorang

dapat selamat dari kehilangan 50% dari total darah tubuh, kemungkinan

terjadinya cedera otak meningkat karena banyaknya darah yang hilang

dan tidak dapat diganti segera.

g) Hormon. Beberapa hormon memiliki efek terhadap tekanan darah.

Contohnya, pada saat stress, medula kelenjar adrenal akan

menyekresikan norepinefrin dan epinefrin, yang keduanya akan

menyebabkan vasokonstriksi sehingga meningkatkan tekanan darah.

Selain dari vasokonstriksi, epinefrin juga berfungsi meningkatkan heart

ratedan gaya kontraksi. Hormon lain yang berperan adalah ADH yang

disekresikan oleh kelenjar hipofisis posterior saat tubuh mengalami

kekurangan cairan. ADH akan meningkatkan reabsorpsi cairan pada

ginjal sehingga tekanan darah tidak akan semakin turun. Hormon lain,

aldosteron, memiliki efek serupa pada ginjal, dimana aldosteron akan

mempromosikan reabsorpsi Na+, lalu air akan mengikuti ion Na+ ke

darah.

6. Denyut nadi

Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung

seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara

palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau

merasakan struktur dengan ujung-ujung jari; sedangkan pemeriksaan dikatakan

9

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara

alami yang diproduksi dalam tubuh (Saladin, 2003). Pada umumnya,

pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis,

arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis,

arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior (Michael,

2006).

Pulsa denyut nadi terbentuk seiring dengan didorongnya darah melalui

arteri. Untuk membantu sirkulasi, arteri berkontraksi dan berelaksasi secara

periodik; kontraksi dan relaksasi arteri bertepatan dengan kontraksi dan relaksasi

jantung seiring dengan dipompanya darah menuju arteri dan vena. Dengan

demikian, pulse rate juga dapat mewakili detak jantung per menit atau yang

dikenal dengan heart rate (Quan, 2006). PMI, atau Point of Maximal Impulse,

dapat ditemukan pada sisi kiri dada, kurang lebih 2 inci ke kiri dari ujung

sternum. Titik ini dapat dipalpasi dengan mudah; dan pada titik ini pula biasanya

apical pulse diperiksa secara auskultasi dengan menggunakan stetoskop.

Denyut nadi ini dapat meningkat saat berolah raga, sakit, trauma dan

emosi. Wanita berumur 12 tahun keatas pada umumnya memiliki denyut nadi

yang lebih cepat dari pada laki-laki.

10

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan :

1. Stetoskop

2. Metronom

3. Stop watch

4. Bangku step-test harvard (wanita 17 inci, laki-laki 19 inci)

5. Bak untuk tempat es

6. Sphygmomanometer / tensimeter air raksa, aneroid dan digital

2. Prosedur Percobaan

Pemasangan manset dilakukan pada lengan kanan dengan pipa keluar

menghadap ke distal anggota badan. Pemasangan manset ini diletakkan di atas

fovea cubiti, setinggi letak jantung. Jika menggunakan tensimeter harus

diperhatikan letak manset. Maset dapat diletakkan di pergelangan kaki, lengan, jari

telunjuk tergantung pada jenis alatnya.

Pada cara palpasi perabaan dapat dilakukan pada A.radialis dan A. Brachialis, A.

Karotis, A. Femoralis, sedang pada cara auskultasi dengan bantuan tensimeter air

raksa/aneroid, stetoskop diletakkan tepat di atas ujung distal A.brachialis dekat

manset. Pada cara aukultasi, praktikan harus menerima kelima fase dari korotkoff,

yaitu :

1. Saat mulai terdengar bising nadi (K-1 = Tekanan sistole)

2. Saat bising nadi agak melemah dan memanjang (K-2)

3. Saat bising nadi mengeras kembali (K-3)

4. Saat bising nadi terdengar menjauh (K-4 = Tekanan diastole)

5. Saat bising nadi menghilang (K-5)

Lakukan pemeriksaan pada pecatatan tekanan darah secara bergantian pada

semua anggota kelompok. Lakukan pemeriksaan pad posisi berbaring, duduk atau

berdiri. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan Tensimeter /

11

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

sphygmomanometer air raksa, tensimeter pegas/aneroid dan digital/electronic

tensimeter.

2.1 Pengukuran Tekanan Darah

Tahap pemeriksaan :

1. Istirahatkan dulu orang coba selama 5 menit

2. Lakukan pengukuran tekanan darah 2 kali dengan sphymomanometer terbuka.

Jika berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah terdapat selisih tekanan darah

>10 mmHg pada pengukuran ke-1 dan ke-2 pada sistolik atau pada diastolik,

lakukan pengukuran ke-3.

3. Naikkan tekanan sampai kira-kira 20 mmHg di atas tekanan sistole normal, jaga

sampai nadi A.brachialis di lengan kanan tidak teraba pada cara palpasi atau

hilangnya suara pada cara auskultasi.

4. Ukurlah tekanan sistole dan diastole dengan cara palpasi dan auskultasi.

Turunkan tekanan menset dengan membuka klep pompa secara perlahan.

Perhatikan dengan seksama suara bising nadi (K-1) dan tentukan tingkat-tingkat

suara dari korotkoff sampai suara melemah/menghilang (K-4 / K-5)

5. Catat hasil percobaan anda.

2.2 Pengukuran Tekanan Darah pada Lengan Kiri

1. Ulangi percobaan butir 1 sampai 4 pada 2.3.1 diatas dengan lengan tangan kiri.

2. Catat hasil percobaan anda

2.3 Pengukuran Tekanan Darah dengan Berbagai Tensimeter

1. Ulangi percobaan butir 1 sampai 4 menggunakan tensimeter aneroid dan digital

(pada lengan kanan)

2. Catat hasil percobaan anda.

2.4 Pengaruh Posisi Tubuh pada Tekanan Darah dan Denyut Nadi

Setiap anggota kelompok memilih satu orang untuk percobaan ini, sesuai dengan

urutan tahap pemeriksaan di atas.

12

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

1. Berbaring terlentang

Ukurlah secara palpasi dan auskultasi tekanan darah dan denyut nadi orang coba

sampai 3 kali berturut-turut dan ambillah nilai rata-ratanya.

2. Duduk

Perintahkah orang coba duduk tenang selama 5 menit, kemudian ukurlah secara

palpasi dan auskultasi tekanan darah dan denyut nadinya 3 kali berturut-turut

dan ambillah nilai rata-ratanya.

3. Berdiri

Perintahkan orang coba berdiri dengan tenang dalam sikap “bersiap” selama 5

menit, kemudian ukurlah tekanan darah dan denyut nadinya 3 kali berturu-turut

dan ambillah nilai rata-ratanya.

4. Masukkan hasil yang diperoleh ke dalam tabel berikut yang meliputi tekanan

sistole, diastole dan denyut nadi.

2.5 Pengaruh Latihan pada Tekanan Darah dan Denyut Nadi

Pilih salah satu orang coba untuk masing-masing kelompok

1. Manset tensimeter aneroid dipasang dan tekanan darahnya diukur dalam

keadaan duduk dan mencatat denyut nadinya dengan tensimeter aneroid.

2. Dengan menset tetap terpasang, orang coba melakukan aktivitas naik turun

bangku dengan kecepatan 10 kali per menit selama 2 menit

3. Segera setelah naik turun bangku berakhir, ukur tekanan darah dan catat

frekuensi nadinya

4. Teruskan mengukur tekanan darah dengan interval 5 menit sampai menjadi

normal kembali

5. Ukur tekanan darah dan denyut nadi sebelum dilakukan percobaan berikutnya

6. Dengan manset tetap terpasang, orang coba melakukan aktivitas naik turun

bangku dengan kecepatan 15 kali per menit selama 2 menit.

7. Segera setelah naik turun bangku berakhir, ukur dan catat tekanan darah denyut

nadinya kembali

8. Teruskan mengukur tekanan darah dengan interval 5 menit sampai menjadi

normal kembali

13

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

9. Dengan manset tetap terpasang, orang coba melakukan aktivitas naik turun

bangku dengan kecepatan 20 kali per menit selama 2 menit.

10. Masukkan hasil yang diperoleh ke dalam tabel berikut yang meliputi tekanan

sistole dan diastole

11. Lakukan percobaan 1-10 dengan termometer aneroid dan digital

12. Masukkan hasil yang diperoleh ke dalam tabel berikut yang meliputi tekanan

sistole dan diastole dan denyut nadi

13. Gambarkan dalam kertas milimeter grafik hasil pengukuran frekuensi nadi

dengar tekanan sistole dan diastole, masing-masing pada absis dan ordinat

2.6 Pengaruh Stress :Cold Pressure Test

Masukkan satu tangan ke dalam panci selama waktu tertentu, maka akan terlhat

bahwa suhu berpengaruh terhadap tekanan darah dan denyut nadi. Test ini merupakan

test yang baik untuk menentukan labilitas tekanan darah.

Pilih orang coba untuk masing-masing kelompok.

1. Perintahkan orang coba untuk duduk tenang selama 5 menit, kemudian ukur

tekanan darah dan denyut nadinya dengan tensimeter air raksa sampai

didapatkan hasil yang sama 3 kali berturut-turut.

2. Perintahkan orang coba memasukkan tangan kirinya ke dalam bak air es (40C)

sampai 15 cm diatas fovea decubitus, selama 60 detik.

3. Ukurlah tekanan darah pada detik ke-60 di dalam air es

4. Ukurlah tekanan darah dan denyut nadi setelah perendaman dengan interval 2

menit sampai tekanan darah dan denyut nadi menjadi kembali normal.

5. Catat hasilnya.

14

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

3. HASIL PENGUKURAN

Pengukuran Tekanan Darah

Orang Parameter

Sphyomanometer Aneroid Digital

I II III rerata I II IIIrerat

aI II III rerata

Ke-1Tangan

Kanan

120

/60

12

0/6

0

12

0/6

0

120/

60

100/

60

100/

60

110/

60

103/

60

10

2/7

2

99/

51

115/

87

105/

72

Tangan

Kiri

100

/50

11

0/6

0

11

0/5

0

106/

53

100/

60

100/

70

100/

70

100/

66

91/

64

96/

69

97/6

0

94/

64

Ke-2Tangan

Kanan

80/

60

80/

60

80/

6080/60

90/

60

90/

60

90/

60

90/

60

90/

58

90/

59

90/

5990/58

Tangan

Kiri

80/

60

80/

60

80/

6080/60

90/

60

90/

60

90/

70

90/

60

94/

51

10

0/5

8

89/

61

89/

61

Pengukuran Posisi Tubuh

Orang ParameterSphyomanometer

I II III rerata

Ke-1

(Wanita)Berbaring 98/70 98/72 90/70 95/70

Duduk 90/70 90/70 100/70 93/70

Berdiri 110/74 110/75 110/75 110/74

Ke-2

(Pria)Berbaring 113/64 116/65 105/63 114/64

Duduk 104/74 112/59 114/58 108/58

Berdiri 114/74 112/72 115/73 113/71

Pengaruh Latihan

15

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

Pria

Orang ParameterNadi

(kali/mnt)

Sistole

(mmHg)

Diastole

(mmHg)

Ke-1

(10

kali/mnt)

Pre latihan 83 117 69

Post 89 123 79

5 menit 77 109 71

10 menit 74 117 67

Ke-2

(15

kali/mnt)

Pre latihan 80 117 71

Post 136 146 87

5 menit 83 119 74

10 menit 83 100 69

Wanita

Orang ParameterNadi

(kali/mnt)

Sistole

(mmHg)

Diastole

(mmHg)

Ke-1

(10

kali/mnt)

Pre latihan 94 107 71

Post 105 120 86

5 menit 100 105 85

10 menit 101 108 70

Ke-2

(15

Pre latihan 94 107 71

16

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

kali/mnt)

Post 117 130 86

5 menit 102 112 78

10 menit 111 114 70

Pengaruh Stress : Cold Pressure Test

Orang ParameterSistole

(mmHg)

Diastole

(mmHg)

Ke-1

(wanita)Pra-stress dingin 110 60

Post 120 90

2 menit 120 80

4 menit 120 80

Sampai kembali Normal 110 60

Ke-2

(pria)Pre latihan 102 68

2 menit 116 74

4 menit 97 62

Sampai kembali Normal 99 63

BAB IV

17

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

PEMBAHASAN

1. Pembahasan Hasil Pengukuran

Denyut nadi dan tekanan darah adalah dua dari lima tanda vital (vital

signs), yang dapat memberikan gambaran mengenai kondisi fungsi kinerja

tubuh. Dalam hal ini, denyut nadi dan tekanan darah mampu memberikan suatu

pandangan mengenai kondisi sistem kardiovaskuler seseorang. Faktor yang

mempengaruhi diantaranya adalah posisi tubuh (posture) dan aktivitas fisik;

dimana dengan mempelajari perubahan kedua faktor tersebut dan akibatnya

terhadap denyut nadi dan tekanan darah, maka tingkat kesehatan kardiovaskuler

pun dapat diketahui. Selain faktor posisi tubuh dan aktivitas fisik, ada juga

faktor lain yaitu penggunaan berbagai sphygmomanometer, letak pengukuran

serta tekanan suhu (cold pressure)

Praktikum kali difokuskan pada pengaruh letak pengukuran, penggunaan

sphygmomanometer, posisi tubuh, aktivitas fisik serta suhu terhadap tekanan

darah dan denyut nadi. Pada praktikum kali ini menggunakan 8 orang coba yang

terdiri dari 4 laki – laki dan 4 perempuan. Tujuan kami disini adalah untuk

mengetahui perbedaan besarnya tekanan darah antara laki – laki dan perempuan.

Pada pengukuran tekanan darah yang dilakukan pada pria dan wanita

menggunakan metode tidak langsung yaitu menggunakan tensimeter aneroid dan

pengukuran pada lengan kanan atas menunjukkan hasil bahwa rata-rata wanita

memiliki tekanan darah yang lebih rendah daripada pria. Hal ini disebabkan oleh

pada wanita komposisi tubuhnya lebih banyak mengandung lemak sehingga

membutuhkan oksigen yang lebih untuk pembakaran

Pada pengukuran tekanan darah dengan menggunakan berbagai macam

tensimeter yaitu terbuka dan tertutup dan dilakukan pada lengan kanan atas

menunjukkan hasil berbeda karena pengukuran menggunakan air raksa dan

aneroid membutuhkan indera manusia sedangkan digital secara otomatis dan

rata-rata pengukuran menggunakan digital lebih akurat.

Pada pengukuran tekanan darah pada lengan kanan dan kiri

menggunakan tensimeter aneroid menunjukkan hasil bahwa pada tangan kanan

18

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

tekanan darah lebih tinggi dibandingkan tangan kiri, hal ini disebabkan karena

aktivitas yang dilakukan lebih dominan menggunakan tangan kanan.

Pada pengukuran posisi tubuh menggunakan metode tidak langsung

yaitu menggunakan tensimeter aneroid dan pengukuran pada lengan atas

menunjukkan rata-rata pada saat berbaring 95/70 mmHg, saat duduk rata-ratanya

93/70 mmHg, saat berdiri rata-ratanya 110/74 mmHg. Perbedaan tekanan darah

ini menunjukkan bahwa posisi tubuh berpengaruh terhadap tekanan darah.

Dimana saat pergantian posisi tubuh tekanan darah ikut mengalami perubahan.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada saat berbaring keadaan

tekanan darah cenderung normal, namun ketika posisi berdiri tekanan darah

naik. Peningkatan tekanan darah terjadi karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi,

jantung harus memompa lebih keras untuk melawan gaya gravitasi. Berbeda

pada saat berbaring letak ekstremitas atas dan bawah sejajar dengan jantung

sehingga kecepatan aliran darah standar. Tapi bila dalam keadaan berdiri bagian

ekstremitas atas dan kepala lebih tinggi dari jantung sehingga untuk memenuhi

kebutuhan pada tempat yang dituju, maka diperlukan tekanan pompa yang besar

sehingga curah jantung meningkatkan tekanan darah.

Pada pengukuran ketika sedang melakukan aktivitas fisik menggunakan

metode tidak langsung yaitu menggunakan tensimeter digital dan pengukuran

pada lengan atas yaitu 10 kali per menit ketika pre latihan tekanan darah

menunjukkan 117/69 mmHg dan denyut nadi 83. Ketika post tekanan darah naik

menjadi 123/79 mmHg dan denyut nadi 89, namun setelah istirahat interval 5

menit dan 10 menit, tekanan darah mulai turun menjadi 121/71 mmHg dan

109/67 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan darah dipengaruhi oleh

aktivitas fisik. Apabila dibandingkan dengan hasil pengukuran saat beristirahat

dan setelah beraktivitas, ternyata tekanan darah setelah beraktivitas cenderung

lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi aktivitas yang dilakukan

maka akan semakin tinggi pula aktivitas dari kerja jantung yang harus

mengeluarkan tenaga yang tinggi sesuai tekanannya. Pada saat beraktivitas, sel

tubuh membutuhkan pasokan O2 yang banyak akibat dari metabolisme sel yang

bekerja semakin cepat pula dalam menghasilkan energi. Sehingga peredaran

19

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

darah akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan akan semakin besar.

Akibat adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka serta vasokontriksi

arteriol yang menyebabkan arteriol menyempit dan kerja jantung tiap satuan

waktupun bertambah sehingga volume darah pada arteriol akan meningkat dan

tekanannyapun meningkat. Dapat dikatakan bahwa volume darah yang masuk

dari arteri ke jantung meningkat. Pada organ-organ tersebut dan menyebabkan

aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal berkurang. Presemtase darah yang

dialirkan ke organ-organ tersebut untuk menunjang peningkatan aktivitas

metabolik keduanya. Kerja jantung juga akan semakin cepat dalam memompa

darah.

Pada pengukuran pengaruh stress (cold pressure test) menggunakan

metode tidak langsung yaitu menggunakan tensimeter air raksa dan pengukuran

pada lengan atas menunjukkan bahwa ketika tangan dimasukkan ke dalam air es

tekanan darah naik, pada orang coba tekanan darah saat pra stress yaitu 110/60

mmHg namun ketika interval 2 menit tekanan darah naik menjadi 120/80

mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan tekanan darah dapat

dipengaruhi oleh suhu dan sesuai dengan mekanisme homeostatis tubuh

manusia. Saat tubuh manusia berada pada temperatur yang relatif lebih rendah,

pembuluh-pembuluh darah akan menyempit (vasokonstriksi), terutama

pembuluh darah perifer. Tujuan vasokonstriksi tersebut adalah untuk menjaga

panas tubuh agar tidak keluar. Vasokonstriksi tersebut berdampak pada naiknya

tekanan darah sistole dan diastole. Kemungkinan lain yang menyebababkan

tekanan darah praktikan naik adalah sebelum orang coba memasukkan tangan ke

dalam air es atau sebelum melakukan percobaan, orang coba merasa takut atau

grogi akan dinginnya es yang akan melingkupi tangannya sehingga tekanan

darah orang coba meningkat. Di samping itu, adanya respon stress yang

ditimbulkan tubuh saat tangan orang coba dimasukkan ke dalam es dengan suhu

40C juga dapat menjadi penyebab naiknya tekanan darah orang coba. Suhu yang

sangat dingin ini akan menyebabkan tubuh tidak mampu mempertahankan

kondisi homeositasis, sehingga menimbulkan respon stress. Respon stress ini

20

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

akan memacu disekresinya hormon adrenalin yang memacu peningkatan

aktivitas kardiovaskuler termasuk peningkatan tekanan darah.

2. Diskusi

Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter

konvensional dan digital?

- Ada

2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan kanan

dan kiri?

- Ada

3. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter

konvensional dan digital?

- Ada

4. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A.radialis dan A.brachialis?

- Ada

5. Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan posisi?

Jelaskan mengapa?

- Ada. Karena peningkatan tekanan darah terjadi karena dipengaruhi oleh

gaya gravitasi, jantung harus memompa lebih keras untuk melawan gaya

gravitasi. Saat berbaring letak ekstremitas atas dan bawah sejajar dengan

jantung sehingga kecepatan aliran darah standar. Tapi bila dalam

keadaan berdiri bagian ekstremitas atas dan kepala lebih tinggi dari

jantung sehingga untuk memenuhi kebutuhan pada tempat yang dituju,

maka diperlukan tekanan pompa yang besar sehingga curah jantung

meningkatkan tekanan darah.

6. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah?

- Faktor fisiologis :

a. Kelenturan dinding arteri

b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi

tekanan darah

21

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

c. Kekuatan gerak jantung

d. Viskositas darah, semakin besar viskositas maka semakin besar

resistensi terhadap aliran.

e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah

meningkat.

f. Kapasitas pembuluh darah, semakin besar kapasitas pembuluh darah

maka semakin tinggi tekanan darah

- Faktor Patologis

a. Posisi tubuh : baroreseptor akan merespon saat tekanan darah turun

dan berusaha menstabilkan tekanan darah

b. Aktivitas fisik : aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh

aliran yang lebih cepat untuk suplai oksigen dan nutrisi (tekanan

darah meningkat)

c. Temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin –

vasokontriksi perifer.

d. Usia : semakin bertambah umur maka semakin tinggi tekanan darah

(berkurangnya elastisitas pembuluh darah)

e. Jenis kelamin : wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah

karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh

oksigen lebih untuk pembakaran

f. Emosi : emosi akan menaikkan tekanan darah karena pusat pengatur

emosi akan menset baroresepsor untuk menaikkan tekanan darah.

7. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi jika

pada penderita tidak dilakukan tanda-tanda vital lebih dahulu?

- Jika tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu

kemungkinan adalah pasien mengalami hipertensi yang pada keadaan

tekanan darah tinggi gigi tidak boleh dicabut karena saat tekanan darah

sedang tinggi, maka tekanan yang dihasilkan pembuluh darah juga

besar. Jika dilakukan cabut gigi, maka bisa terjadi pendaharan atau darah

akan sulit dihentikan.

22

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

8. Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi sebelum

melakukan tindakan operatif?

- Karena pada saat anestesi denyut nadi pasien harus normal dan dengan

melakukan pemeriksaan denyut nadi terlebih dahulu dapat mengetahui

apakah normal atau tidak. Sebab pada pasien yang memiliki denyut nadi

tinggi dapat menyebabkan bekuan darah yang sudah terbentuk terdorong

sehingga terjadi pendarahan.

9. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi?

- Jenis kelamin, jenis aktivitas, usia, berat badan, keaadaan emosi atau

psikis.

10. Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh?

Jelaskan mengapa!

- Ada, karena adanya perbedaan gaya gravitasi. pada sat berbaring denyut

nadinya akan lebih rendah dibandingkan saat duduk atau berdiri, karena

efek gravitasi tubuh akan berkurang yang membuat darah lebih banyak

mengalir kembali ke jantung. Yang berarti denyut nadi yang diperlukan

lebih sedikit. Sedangkan pada posisi berdiri, denyut nadinya akan

meningkat karena darah yang kembali ke jantung lebih sedikit sehingga

menyebabkan peningkatan detak jantung. Pada posisi duduk denyut nadi

cenderung stabil karena jumlah darah yang tersedia bagi jantunguntuk

dipompa menjadi meningkat.

11. Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat?

- Karena saat bekerja otot bekontraksi, sehingga otot perlu suplai oksigen

lebih banyak. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, jantung memompa

darah lebih cepat agar aliran darah ke otot meningkat sehingga denyut

nadi dan tekanan darah juga meningkat

12. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal?

- Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang dapat

dilakukan pada saat melakukan aktivitas maksimal.untuk menentukan

denyut nadi maksimal digunakan rumus 220-umur. Denyut jantung yang

optimal untuk setiap individu berbeda-beda tergantung pada kapan

23

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

waktu mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau setelah

berolahraga). Variasi dalam detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen

yang diperlukan oleh tubuh saat itu. 

BAB V

24

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dari praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan

digital, sphygmomanometer, arenoid. Yang dapat dilakukan di di arteri

brachialis, karotis, dan fascialis.

2. Pengukuran tekanan darah dapat menggunakan metode palpasi dan auskultasi

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, aktivitas fisik, jenis

kelamin, suhu, posisi.

Lampiran

25

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

GRAFIK PRIA (10 KALI PER MENIT)

pre post 5 menit 10 menit0

20

40

60

80

100

120

140

denyut nadisistolediastole

GRAFIK PRIA (15 KALI PER MENIT)

pre post 5 menit 10 menit0

20

40

60

80

100

120

140

160

denyut nadisistolediastole

GRAFIK WANITA (10 KALI PER MENIT)

26

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

pre post 5 menit 10 menit0

20

40

60

80

100

120

140

denyut nadisistolediastole

GRAFIK WANITA (15 KALI PER MENIT)

pre post 5 menit 10 menit 0

20

40

60

80

100

120

140

denyut nadisistolediastole

DAFTAR PUSTAKA

27

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM TENSI

Pearce, Evelyn.2008.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.PT Gramedia : Jakarta

Guyton,Arthur C dan Hall, John E.2007.Buku ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta

Ganong, WF .2005. Review of Medical Physiology. 22nd Edtion., Appleton & Lange A

Simon & Schuster Co., Los Altos, California.

Guyton AC, and JE Hall. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th Edition.

Philadelphia: Elsevier Saunders.

28