Laporan Kasus EKG Dan Tensi Kel. 5

download Laporan Kasus EKG Dan Tensi Kel. 5

of 32

description

lapsus

Transcript of Laporan Kasus EKG Dan Tensi Kel. 5

LAPORAN KASUSEKG & TENSIKELOMPOK 5Fembriyana Tenny Utami (030.08.101)Agung Alit (030.09.004)Annisa Parasayu (030.09.026)Bellinda Paterasari (030.09.046)Devita Friska Santy (030.09.066)Febrian Tanjaya (030.09.084)Haryo Ganesa W (030.09.108)Katherine Rinova (030.09.128)Melissa Rosari Hartono (030.09.150)Ni Made Rai Wahyuni (030.09.170)Raden Roro Marina Rizky Utami (030.09.190)Rizky Fauzi (030.09.212)Senida Ayu Rahmadika (030.09.230)Tara Wandhita Usman (030.09.250)Yulius Nugroho (030.09.280)

Fakultas Kedokteran Universitas TrisaktiJakarta, 2010BAB IPENDAHULUANJantung merupakan organ terpenting dalam tubuh, karena jantunglah yang berperan dalam sirkulasi darah yang membawa hasil-hasil metabolisme dan nantinya akan menjadi tenaga kita untuk melangsungkan hidup. Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagai pompa sistem sirkulasi darah. Yang paling berperan adalah bilik (ventrikel), sedangkan serambi (atrium) sebenarnya berfungsi sebagai ruang menyimpan darah selama bilik memompa darah. Saat ventrikel berkontraksi, ventrikel kanan memompa darah menuju paru-paru dimana terjadi pertukaran gas O2 dan CO2, sedangkan ventrikel kiri memompa darah menuju ke aorta lalu masuk ke dalam system sirkulasi. Fase tersebut disebut juga sistole. Saat pengisian jantung dari vena cava ke atrium kanan dan paru-paru ke dalam atrium kiri disebut juga fase diastole. Kontraksi jantung inilah yang mendasari terjadinya serangkaian peristiwa elektrik dengan koordinasi yang baik. Aktivitas elektrik dalam keadaan normal berawal dari impuls yang dibentuk oleh pacemaker di simpul SinoAtrial (SA) kemudian melewati serabut otot atrial menuju simpul AtrioVentrikular (AV) lalu menuju ke berkas His dan terpisah menjadi dua melewati berkas kiri dan kanan dan berakhir pada serabut Purkinye yang mengaktifkan serabut otot ventrikel.(1)Peristiwa elektrik tersebut dapat direkam dengan sebuah alat, yaitu elektrokardiograf (EKG). EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang elektroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter atau ahli medis untuk menentukan kondisi jantung dari pasien, yakni untuk mengetahui hal-hal seperti frekuensi (rate) jantung, arrhytmia, infark miokard, pembesaran atrium, hipertrofi ventrikular, dll. Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas.(2)

BAB IILAPORAN KASUSDiskusi kasus I (Jumat, 11 Juni 2010)1. Buatlah gambar EKG normal, serta terangkan masing masing arti gelombangnya, interval, segmennya dan nilai normalnya2. Apa artinya V.A.T3. Apa arti titik J4. Ada berapa macam hantaran EKG, sebutkan masing-masing.5. Apabila R R interval 10 kotak kecil, berapakah frekuensi jantung tersebut.6. Apabila pada hantaranI: R = +5 sedang S = -3III: R = +5 sedang S = -2Maka vektor QRS terletak dimana.7. Apa syarat syarat untuk irama sinus.8. Apa yang disebut dengan sistole dan diastole.9. Apakah tekanan darah rata rata10. Berapakah tekanan darah normal. Apakah ada perbedaan tekanan darah berbaring, duduk, berdiri, dan olahragaDiskusi Kasus II (Selasa, 15 Juni 2010)1. Seorang laki laki umur 60 tahun berat badan 100 kg mempunyai EKG seperti dibawah ini. Diagnosa apa yang paling mendektai?a. Irama nodal A-Vb. Blok A-V derajat pertamac. Blok A-V derajat keduad. Blok A-V Derajat ketigae. Flutter Atrium

2. Seorang laki laki umur 55 tahun mengeluh kedokternya bahwa ia sering capai sewaktu mengerjakan pekerjaan rutin sekitar rumahnya. Hasil EKG-nya seperti dibawah ini. Berapakah axis orang ini?a. 170 derajatb. 20 derajatc. 0 derajatd. + 60 derajate. + 170 derajat

3. Pada gambar EKG diatas diagnose apa yang paling mendekati?a. Hipertrofi ventrikel kananb. Bundle branch block kanan komplitc. Stenosis katup pulmonald. Bundle branch block kanane. Hipertrofi ventrikel kiri4. Seorang laki laki umur 65 tahun mempunyai EKG seperti dibawah ini. Diagnosa apa yang paling mendekati ?a. Takikardia paroxysmal atriumb. Blok A-V derajat pertamac. Blok A-V derajat keduad. Blok A-V derajat ketigae. Flutter atrium

5. Seorang laki laki umur 62 tahun mempunyai EKG seperti dibawah ini, berapakah axisnya?a. 110 derajatb. 20 derajatc. + 90 derajatd. + 105 derajate. + 180 derajat

6. Seorang laki-laki umur 63 tahun mempunyai infark jantung pada umur 55 tahun. EKG Lead I seperti dibawah ini. Berapakah kecepatan jantungnya?a. 40 / menitb. 50 / menitc. 75 / menitd. 100 / menite. 150 / menit

7. Diagnosa apa pada orang diatas?a. Sinus takikardiab. Blok jantung derajat 1c. Blok jantung darajt 2d. S-T segmen depresie. Blok jantung derajat 38. Seorang laki-laki umur 80 tahun mempunyai EKG seperti dibawah ini. Berapakah kecepatan jantungnya?a. 105 / menitb. 95 / menitc. 85 / menitd. 75 / menite. 40 / menit

9. Diagnosa apa yang terdapat pada orang ini?a. Left bundle branch blockb. First degree A-V Blockc. Second degree A-V blockd. Electrical alternanse. Complete A-V BlockPertanyaan tambahan :10. Apa yang dimaksud dengan Mobitz type I dan Type II?11. Apa yang disebut dengan Sinus Tachycardia?12. Apa yang disebut dengan Sinus Bradhycardia?13. Berapa frekuensi atrial flutter?14. Berapa frekuensi atrial fibrillation?15. Apa yang disebut P mitrale?16. Apa yang disebut P Pulmonale?

BAB IIITINJAUAN PUSTAKAPada bab ini akan menerangkan Diskusi Kasus I No. 1 -4 dan 7-10 serta Diskusi Kasus II No. 11 17 berdasarkan referensi yang ada.Gambaran EKG normalArus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi menyebar ke jaringan disekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan-cairan tubuh. Sebagian kecil aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi menggunakan elektroda pencatat. Rekaman (catatan) yang dihasilkan adalah elektrogardiogram atau EKG. Sebenarnya istilah yang dipakai adalah EKG, karena teknik ini dikembangkan oleh seorang ilmuwan berbahasa Jerman, Wilian Einthoven, dan kardia adalah kata untuk jantung dalam bahasa Jerman.(3)Terdapat tiga pokok penting yang perlu diingat ketika mempertimbangkan apa yang sebenarnya diwakili oleh EKG: 1. EKG adalah suatu rekaman mengenai sebagian aktivitas listrik dicairan-cairan tubuh yang diinduksi oleh impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.2. EKG adalah rekaman kompleks yang menggambarkan penyebaran keseluruhan aktivitas di jantung selama repolarisasi dan depolarisasi. EKG bukan merupakan catatan mengenai sebuah potensial aksi di sebuah sel pada suatu saat. Pada setiap saat rekaman mewakili jumlah aktivitas listrik dimana semua sel otot jantung, yang sebagian mungkin sedang mengalami potensial aksi, sementara yang lain belum diaktifkan. Sebagai contoh, segera setelah nodus SA menghasilkan potensial aksi, sel-sel atrium sedang menjalani potensial aksi, sementara sel ventrikel masih dalam keadaan istirahat. Pada saat berikutnya, aktivitas listrik telah menyebar ke sel-sel ventrikel sementara sel-sel atrium mengalami repolarisasi. Dengan demikian, pola keseluruhan aktivitas listrik jantung bervariasi sesuai waktu seiring dengan perambatan impuls ke seluruh jantung.3. Rekaman mencerminkan perbandingan voltase yang terdeteksi oleh elektroda disuatu titik yang berbeda ditubuh. Sebagai contoh, EKG sama sekali tidak mencatat potensial ketika otot ventrikel mengalami depolarisasi atau repolarisasi sempurna; kedua elektroda mengamati potensial yang sama, sehingga tidak terdapat perbedaan potensial antara kedua elektroda yang direkam.Pola aktivitas listrik yang direkam dari permukaan tubuh bergantung pada orientasi elektroda pencatat. Elektroda secara bebas dapat dipandang sebagai mata yang melihat aktivitas listrik dan memindahkannya ke rekaman yang dapat dilihat, catatan EKG.Untuk menghasilkan perbandingan standar, rekaman EKG rutin terdiri dari 12 sistem elektroda konvensional atai lead. Sewaktu sebuah mesin elektrokardiogram dihubungkan dengan elektroda pencatat di dua titik tubuh, sususnan spesifik dari dari tiap-tiap pasangan koneksi itu disebut lead. Kedua belas lead tersebut masing-masing merekam aktivitas listrik dijantung dari lokasi yang berbeda- enam susunan listrik dari ekstremitas dan enam lead dada diberbagai tempat di sekitar jantung. Kedua belas lead tersebut digunakan secara rutin disemua rekaman EKG sebagai dasar untuk perbandingan dan untuk mengenali adanya deviasi dari normal.(3)Makna bentuk gelombang dan interval pada EKG adalah sebagai berikut:

Gelombang PGelombang P menggambarkan aktivitas depolarisasi atrium. Rangsangan normal untuk deplarisasi atrium berasal dari nodus SA. Namun besarnya arus listrik yang berhubungan dengan eksitasi nodus sinus terlalu kecil untuk dapat terlihat dalam EKG. Gelombang P dalam keadaan normal berbentuk melengkung dan arahnya ke atas pada kebanyakan hantaran.(4)Pembesaran atrium dapat meningkatkan amplitudo atau lebar gelombang P, serta mengubah bentuk gelombang P.Gelombang P yang normal memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Arah gelombang P normal selalu positif di II dan selalu negatif di aVR Tinggi kurang dari 3 mm (2,5 mm) Lebar kurang dari 3 mm (0,11 detik) Bervariasi di III, aVL, dan di sandapan dada lain.(5)Kepentingan:1. menandakan adanya aktivitas atrium2. menenjukan arah aktivitas atrium3. menunjukan tanda-tanda hipertrofi atriumkarena arah impuls gelombang P adalah sejajar dengan sumbu sandapan II, dan karena elektroda V1 terletak pling dekat dengan atrium kanan maka gelombang P dan perubahan-perubahannya paling jelas terlihat di sandapan 11 dan V1. Gelombang TaGelombang Ta menunjukan repolarisasi atrium, dan berlawanan arah dengan gelombang P. gelombang ini biasanya tidak tampak karena terlalu kecil dan tertutup oleh kompleks QRS. Gelombang ini bisa terlihat pada AV Block, dimana gelombang P tidak diikuti oleh gelombang QRS. (5)

Interval P-RInterval PR merupakan penjumlahan dari waktu depolarisasi atrium dan waktu perlambatan dari simpul AV. Adalah jarak antara permulaan gelombang P sampai permulaan kompleks QRS. Nilai normal interval PR ditentukan oleh frekuensi jantung, bila denyut jantung lambat maka interval PR akan menjadi lebih panjang. Batas normal interval PR adalah 0,12-0,20 detik.Kepentingan:1. Interval PR < 0,20 detik: terdapat pada keadaam hantaran dipercepat2. Interval PR > 0,20 detik: terdapat pada blok AV3. Interval PR berubah-ubah: terdapat pada keadaan Wandering pacemaker Kompleks QRSDepolarisasi ventrikel. Amplitudo gelombang ini besar karena banyak massa otot yang harus dilalui oleh impuls listrik. Namun, impuls menyebar cukup cepat; lebar normal rata-rata adalah 0,08 detik. Replarisasi atrium terjadi selama depolarisasi ventrikel. Tetapi besarnya kompleks QRS tersebut akan menutupi gambaran pada elektrokardiografi.(4) Segmen STAdalah bagian dari rekaman EKG diantara titik J sampai permulaan gelombang T. Normalnya isoelektris ( boleh berkisar antara -0,5 mm sampai +2 mm. Kepentingan:1. Elevasi segmen ST: Infark miokard Aneurisma Perikarditis2. Depresi segmen ST: Angina pectoris Efek digitalis Gelombang TMenggambarkan fase repolarisasi ventrikel, dalam keadaan normal gelombang T ini agak asimetris, melengkung dan ke atas pada kebanyakan sandapan. Arah normal gelombang ini adalah sesuai dengan arah gelombang utama kompleks QRS. Amplitudo normal dari gelombang QRS: < 10 m di sandapan dada, < 5mm di sandapan ekstremitas. Kepentingan gelimbang T adalah sebagai penanda adanya iskemik/infark, adanya kelainan elektrolit. Interval QTAdalah jarak antara permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang T, jadi menggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi danrepolarisasi ventrikel. Nilai interval QT dipengaruhi oleh frekuensi jantung. Gelombang UAsal usulnya tidak diketahui, dan paling jelas terlihat di sandapan dada V1-V4. Kepentingan: bila amplitudo U>T menandakan adanya hipokalemia, gelombang U yang terbalik terdapat pada iskemia dan hipertrofi.(4)V.A.T dan Titik JVAT (Ventricular Activation Time) adalah jarak antara permulaan gelombang Q ke puncak gelombang R, dan menggambarkan waktu yang diperlukan oleh impuls untuk menyebar dari permukaan dalam ventrikel (endokard) ke permukaan luar ventrikel (epikard).(6)Titik J adalah titik dimana kompleks QRS berakhir dan segmen ST dimulai.(6)Hantaran EKG(7)Aliran listrik jantung mempunyai besaran dan arah (vektor). Oleh karena tubuh merupakan konduktor listrik yang cukup baik, maka rekaman yang dilakukan melalui elektroda yang diletakkan di permukaan tubuh yang jauh letaknya dari jantung tetap dapat dilakukan. Oleh karena aliran listrik jantung merupakan vektor, maka rekaman perlu dilakukan dari berbagai sudut. Oleh karena itulah dibuat rekaman dari berbagai sandapan. Dikenal 12 sandapan EKG. Enam sandapan dinamakan sandapan ekstremitas yakni I, II, III, aVR, aVL, aVF. Sandapan-sandapan ini diperoleh dari rekaman dengan elektroda yang diletakkan di ekstremitas. Keenam sandapan ekstremitas dibagi lagi menjadi 2 subkelompok yakni sandapan ekstremitas bipolar (I, II, III) dan sandapan ekstremitas unipolar (aVR, aVL dan aVF).Enam sandapan lainnya adalah sandapan prekordial. Elektroda diletakkan di berbagai posisi di dinding dada.Sandapan Standard BipolerUntuk merekam sandapan ini semua, ekstremitas penderita dihubungkan melalui elktroda logam dengn kabel konektor ke mesin EKG. Kaki kanan hanya berfungsi sebagai electrical ground. Sebenarnya rangsangan listrik jantung diteruskan oleh tubuh ke ekstremitas. Oleh karena itu elektroda yang diletakkan di pergelangan tangan kanan sebenarnya merekam potensial listrik jantung di bahu kanan penderita, demikian pula elektroda yang diletakkan di pergelangan tangan kiri. Meletakkan elektroda di pergelangan tangan atau kaki semata-mata untuk kepraktisan. Jelaslah, pada penderita, demikian pula elektroda yang diletakkan di pergelangan tangan atau kaki semata-mata untuk kepraktisan. Jelaslah, pada penderita dengn ekstremitas yang puntung, elektroda dapat diletakkan pada bagian distal dari puntung ekstremitas.Sandapan bipolar disebut demikian oleh karena sandapan ini hanya merekam perbedaan tegangan dari 2 elektroda.Sandapan I merekam perbedaan tegangan antara lengan kiri dan lengan kanan. Sandapan II merekam perbedaan tegangan antara kaki kiri (LL = left leg) dengan lengan kanan ( RA right arm) dan sandapan III merekam perbedaan tegangan antara kaki kiri (LL) dengan lengan kiri (LA = left arm). Secara skematis, ketiga sandapan ini dapat digambarkan sebagai segitiga Einthoven.Sandapan I merupakan garis horizontal. Elektroda lengan kiri sebagai kutub positif dan elektroda lengan kanan sebagai kutub negatif, sehingga I = LA RA (potensial tangan kiri potensial tangan kanan). Sandapan II serong ke bawah. Kutub positif di kaki kiri, sedang kutubnegatif di tangan kanan. Oleh karena itu II = LL Ra (potensial kaki kiri tangan kanan). Sandapan III juga serong ke bawah. Kutub positif di kaki kiri sedang kutub negatif di tangan kiri, oleh karena itu III = LL LA. Hubungan antara ketiga sandapan itu sebagai berikut :Sandapan I + III = IIDengan kata lain, tegangan I ditambah tegangan III sama dengan tegangan II.I = LA RAIII = LL LA +

I + III = LL RA = II

Sandapan Ekstremitas UnipolerSandapan unipolar akan mengukur potensial listrik jantung dari satu tempat ke tempat lain yang mempunyai potensial nol. Tempat terakhir ini adalah dengan menghubungkan ketiga ekstremitas lain dengan terminal sentral. Sandapan aVR, aVL dan aVF adalah sandapan unipolar yang dimaksud. Hubungan antara ketiga sandapan tersebut adalah sebagai berikut :aVR + aVL + aVF = 0Hubungan antara keenam sandapan merupakan gambar dengan 6 garis yang membentuk sudut yang sama, masing-masing 30 derajat (heksadeksial). Berdasarkan bidang frontal ini, maka dengan melihat rekaman EKG kita dapat membuat perhitungan berapa sumbu masing-masing gelombang (P dan QRS).

Sandapan Dada UnipolerSandapan prekordial akan mencatat rangsang listrik jantung dengan bantuan elektroda yang ditempatkan di beberapa tempat di dinding dada. Sandapan ini adalah unipolar, artinya mengukur perbedaan potensial antara titik tersebut terhadap potensial nol. Pada sandapan V1, elektroda diletakkan di ruang interkostal empat garis parasternal kanan. Pada sandapan V2, elektroda diletakkan di runag interkostal empat, garis parasternal kiri, sedang pada sandapan V4, elektroda diletakkan di ruang interkostal lima garis midkalvikuler kiri. Pada sandapan V3, elektroda diletakkan antara V2 dan V4. pada sandapan V5 dan V6, elektroda diletakkan sejajar dengan elektroda V4. untuk sandapan V5, elektroda diletakkan di garis aksilaris anterior, sedang untuk sandapan V6 di garis aksilaris media.Menghitung frekwensi jantungFrekwensi jantung adalah jumlah denyut jantung per menit.Denyut yang dimaksud disini adalah aktivasi ventrikuler. Kecepatan laju kertas elektrokardiogram adalah 25 mm/s, berarti dalam setiap menit akan terlewat 60 x 25 = 1500 mm kertas EKG. Dengan mengukur jarak waktu RR dalam millimeter, kemudian nilai yang didapat itu dibagi dengan 1500, maka akan diperoleh frekwensi jantung per menit.(8)Menghitung sumbu elektris jantungYang dimaksud dengan sumbu elektris jantung adalah hasil penjumlahan dari vector-vektor pada bidang frontal dan ini menghasilkan suatu vector dengan arah dan besar tertentu. Vektor yang digunakan adalah penjumlahan aljabar dari vector pada sandapan I dan III. Dalam keadaan normal, letak sumbu elektris adalah diantara -30 dan +120. Bentuk tubuh dan usia mempunyai pengaruh pada letak jantung dalam rongga dada. Faktor lain yang mempengaruhi sumbu elektris seperti hipertrofi ventrikel, gangguan hantaran, kerusakan otot jantung dan penyakit paru-paru.(8)Syarat irama SinusPada irama sinus terdapat beberapa syarat yaitu laju QRS normal berkisar antara 60-100 kali/menit, gelombang P normal selalu diikuti oleh gelombang QRS dan T, Interval PR normal 0,12-0,20 detik, dan gelombang QRS normal 0,06-0,12 detik.(3)Sistole dan Diastole Systole: Periode Konstriksi (periode sistole)Periode konstriksi merupakan suatu keadaan dimana jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup. Katup bikus dan trikuspidalis dalam keadaan tertutup valvula semilinaris aorta dan valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka, sehingga darah dari ventrikel dekstra mengalir ke arteri pulmonalis masuk ke paru- paru kiri dan kanan, sedangkan darah dari ventrikel sinistra mengalir ke aorta kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.(3)

Periode dilatasi (periode diastole)Periode diastole merupakan suatu keadaan dimana jantung mengembang. Katup bikus dan trikuspidalis terbuka sehingga darah dari atrium sinistra masuk ke ventrikel sinistra dan darah dari atrium dekstra masuk ke ventrikel dekstra. Selanjutnya darah yang ada di paru-paru kiri dan kanan melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra dan darah dari seluruh tubuh melalui vena cava masuk ke atrium dekstra.(3)Tekanan darah rata-rata(3)Tekanan rata-rata yang bertanggung jawab mendorong darah maju ke jaringan selama siklus jantung. Dimana tekanan ini harus diatur karena beberapa alasan, yakni:1. Tekanan tersebut harus cukup tinggi karena untuk memberikan aliran darah yang adekuat kepada otot dan jaringan.2. Tekenan tersebut juga tidak boleh terlalu tinggi, karena menimbulkan beban kerja tambahan pada jantung sehingga dapat meningkatkan kerusakan pada pembuluh darah.Selain itu, tekanan arteri rata-rata di pantau secara konstan oleh Baroreseptor yaitu suatu sensor tekanan yang berada di dalam sistem sirkulasi. Dimana bila terjadi penyimpangan tekanan maka baroreseptor akan mendeteksinya untuk segera membuat respon refleks agar tekanan kembali normal.Tekanan arteri rata-rata dapat diukur dengan persamaan rumus sebagai berikut:Tekanan darah arteri rata-rata = tekanan diastolik X (1/3 tekanan sistolik)ATAUTekanan darah arteri rata-rata = curah jantung X resistensi perifer totalPerbedaan Tekanan darah(3)Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung pada arteri brachialis terbaik dilakukan sewaktu berbaring dikarenakan tinggi arteri brachialis sejajar dengan jantung (khususnya aorta) dan pengaruh tekanan gravitasi tidak sebesar ketika sedang berdiri yang menyebabkan hasil pengukuran tekanan darah menjadi lebih akurat.Pengukuran tekanan darah saat duduk juga baik dengan syarat tinggi a. brachialis pada lengan atas harus sejajar dengan aorta atau sama tinggi dengan jantung. Meskipun sedikit dipengaruhi oleh gravitasi tapi gravitasi tersebut tidak berpengaruh secra signifikan pada vena return sehingga perbedaan tekanan darah ketika berbaring dan duduk tidak begitu terlihat.Pengukuran darah ketika berdiri sangat dipengaruhi oleh gravitasi yang akan menyebabkan vena return meningkat dan menumpuk dibawah. Pada awalnya tubuh melakukan mekanisme kompensasi dengan kontraksi jantung yang bertambah cepat dan menyebabkan tekanan darah meningkat. Tapi ketika berdiri terlalu lama akan menyebabkan vena return meningkat dan tertahan dibawah oleh gravitasi sehingga menyebabkan tekanan darah lebih rendah.Ketika berolahraga atau melakukan aktivitas biasanya secara fisiologis tekanan darah lebih tinggi daripada ketika kita istirahat. Hal demikian disebakan karena ketika berolahraga tubuh membutuhkan oksigen lebih banyak dan akan memicu mekanisme kompensasi dimana heart rate dan cardiac output meningkat. Kenaikan heart rate dan cardiac output tersebut akan menghasilkan kenaikan tekanan darah. Tekanan darah yang meningkat juga dikarenakan adanya spasme atau kontraksi otot yang menekan arteri dan menyebabkan kontraksi pembuluh darah dan tekanan darah lebih tinggi dari normal.Mobitz Type I dan IIPada Mobiz tipe I pada EKG tampak interval PR yang bertambah panjang sampai terjadi dropped beat dan kemudian salah satu gelombang P tampak tidak lagi diikuti kompleks QRS. Siklus seperti ini terjadi secara terus-menerus. Blok tipe ini biasanya jinak dan bersifat sementara, sangat jarang berkembang menjadi blok AV derajat tiga yang berbahaya. Hambatan impuls pada Mobitz tipe I terjadi di proximal bundle HIS.(9)Pada Mobitz tipe II pada EKG tampak interval PR yang tetap dan tiba-tiba terdapat sebuah gelombang P yang tanpa diikuti kompleks QRS. Mobits tipe II menandakansuatu penyakit jantung yang serius yang sering berkembang menjadi blok AV derajat tiga atau henti jantung (cardiac arrest). Hambatan impuls pada mobits tipe II terjadi di daerah berkas HIS atau lebih distal dari nodus AV.(9)Sinus Tachycardia dan Sinus BradycardiaSinus takikardia adalah aritmia cepat dengan denyut jantung lebih dari 100 detak/menit. Sinus takikardia dapat merupakan respons fisiologis terhadap latihan atau stress namun automatisitas abnormal, baik dari SN atau fokus ektopik di atrium maupun ventrikel, atau mekanisme eksitasi re-entri dapat menyebabkan takikardia nonfisiologis. Pada sinus takikardia, irama tetap normal.(9)Sinus Bradikardia adalah aritmia lambat dengan denyut jantung kurang dari 60 detak/menit. Sinus bradikardia dapat terjadi pada Hipotermia, Hipotiroidisme, dan efek dari sebuah obat, seperti digitalis, beta blocker, dll. Karakterisitik EKG dari Sinus bradikardi adalah Ritme normal, Rate kurang dari 60x/mnt, P-R interval: 0,12-0,2 dtk, dan Kompleks QRS: 100 kali per menit.

No. 8 dan 9Nama : -Jenis Kelamin : Laki-lakiUmur : 80 tahunGambaran EKG :

Kecepatan EKG per menit = 60 x 25 mm/detik = 1500 mm/menitRR Interval = 8 kotak = 8 x 5 mm = 40 mmFrekuensi jantung = = 1500/40 = 37,5 / menitDiagnosa : Complete A-V blockMelalui hasil EKG terlihat adanya gambaran blok AV dimana setiap pembentukan gelombang P tidak diikuti oleh pembentukan gelombang QRS, yang menandakan kontraksi atrium normal tapi terjadi aritmia pola otot ventrikel jantung. Blok AV yang terjadi merupakan derajat III (Complete AV Block) dikarenakan pembentukan gelombang QRS sangat tidak teratur (perbandingan gelombang P:QRS=3:1, 2:1)

BAB VKESIMPULANElektrokardiogram (EKG) merupakan suatu alat yang digunakan untuk merekam potensial listrik yang dihasilkan oleh jantung. Biolistrik (potensial listrik) dihantarkan mulai dari nodus SA (Pace maker) yang akan memicu depolarisasi atrium yang merupakan awal dari pengaktifan otot jantung untuk berkontraksi yang pada EKG menunjukan gelombang P. Setelah itu, biolistrik akan dihantarkan menuju nodus AV dari kiri ke kanan menuju ke berkas Hyis dank e serabut Purkinje.Pada perangsangan nodus AV akan menyebabkan depolarisasi ventrikel yang pada EKG digambarkan dalam bentuk gelombang QRS dan repolarisasi atrium dalam bentuk gelombang Ta. Hal ini menyebabkan EKG dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan jantung.Jantung sebagai pemompa darah juga sangat berperan pada untuk memelihara tekanan darah baik itu normotensi, hipertensi, maupun hipotensi yang di atur melalui heart rate dan cardiac output.

DAFTAR PUSTAKA1. Institut Teknologi TELKOM. Elektrokadiogram [Online]. Available at: http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?option=com_content&view=article&id=323:-elektrokardiogram&catid=15:pemrosesan-sinyal&Itemid=15 . Updated November 19, 2008. Accessed June 15, 2010.2. David C. Electrocardiogram [Online]. Available at : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003868.htm. Updated February 5, 2009. Accessed June 15, 2010.3. Sherwood L. Fisiologi jantung. In: Santoso BI, editor. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2 ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001. p 256- 344.4. Dimattia ST. Prosedur Diagnostik Penyakit Kardiovaskular. In: Hartanto H, Susi N, Wulansari P, Mahanani D, editors. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6 ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006. p 547-75.5. Henry JLM. Complexes and intervals. In: Gardner JN, editor. Practical Electrocardiography. 8 ed. Maryland. Williams and Wilkins; 1987. p 16-326. Karim S, Kabo P. EKG dan Penanggulangan Beberapa Penyakit Jantung untuk Dokter Umum. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 20087. Rilantono LI, Baraas F, Karo SK, Roebiono P S. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1998.8. Meurs AAH, Arntzenius AC. In: Djojoadiesoeprapto H, editor. Elektrokardiografi Praktis. 2nd edition. Jakarta: Hipokrates; 2002.p. 14-5.9. Green JM, Chiaramida AJ. EKG 12-Sadapan Terpercaya : Penguasaan Selangkah Demi Selangkah. In : Jaya DP, Prawira J, editors. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2007.

2