Laporan Praktikum Sediaan Cair

24
LAPORAN RESMI TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI “SEDIAAN CAIR” KELOMPOK G. 1 FIDELIS APRI ANGKAT 17113241A RATNA TRISNA PRADEWI 17113242A FAKULTAS FARMASI

description

praktek sediaan semi padat

Transcript of Laporan Praktikum Sediaan Cair

Page 1: Laporan Praktikum Sediaan Cair

LAPORAN RESMI TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI

“SEDIAAN CAIR”

KELOMPOK G. 1

FIDELIS APRI ANGKAT 17113241A

RATNA TRISNA PRADEWI 17113242A

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA2012

Page 2: Laporan Praktikum Sediaan Cair

“SEDIAAN CAIR”

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Mengetahui dan menguasai pembuatan sediaan cair

II. DASAR TEORI

SOLUTIONES (LARUTAN)

Solutio adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.

Misal : Terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut

yang saling bercampur. kaerena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata,

maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan umumnya memberikan jaminan berupa

keseragaman dosis yang memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau

dicampur. Bentuk sediaan larutan ddigolongkan menurut pemberiannya, misalnya larutan

oral, larutan topikal atau digolongkan menurut cara pemberiannya didasarkan sistem

pelarut dan zat terlarut seperti spirit dan larutan air. Larutan yang diberikan secara parental

disebut injeksi.

Keuntungan solutio :

o campuran homogen

o dosis mudah diubah

o mudah memakainya, dapat dapat ditambah pemanis, pewarna dan pengaroma

o tidak mengiritasi lambung, dapaat dibuat lebih encer

o reaksinya cepat

Kerugian solutio :o banyak obat yang stabil/ rusak terurai

o bau dan rasa tidak enak, sukar dditutupi

o lebih besar volumenya

Persen dinyatakan dengan 4 cara sebagai berikut yaitu : b/b% adalah persen bobot per bobot, yaitu jumlah g zat dalam 100 g bahan atau hasil

akhir (larutan atau campuran). b/v% adalah persen bobot per volume, yaitu jumlah g zat dalam 100 ml bahan atau

hasil akhir (air atau pelrut lain). v/v% adalah persen volume per volume yaitu jumlah ml zat dalam 100 ml bahan atau

hasil akhir (larutan). v/b% adalah persen volume per bobot. Yaitu jumlah ml zat dalam 100 g bahan atau

hasil akhir.

Page 3: Laporan Praktikum Sediaan Cair

Istilah kelarutan1.      Sangat mudah larut     kurang dari 12.      Mudah larut                 1 sampai 103.      Larut                            10 sampai 304.      Agak sukar larut          30 sampai 1005.      Sukar larut                   100 sampai 10006.      Sangat sukar larut        1000 sampai 10.0007.      Praktis tidak larut        lebih dari 10.000

Contoh Sediaan farmasi yang berupa larutan1. Collutaria adalah larutan pekat dalam air yang mengandung bahan deodorant,

antiseptika, anestetika local atau astrigen. Disimpan dalam botol putih, bermulut kecil. Etiket harus ditulis : tidak boleh ditelan. Untuk cuci mulut dan disebut pula cara pengencerannya

2. Collyria adalah sediaan berupa steril, jernih, bebas partikel asing, isotonis dan digunakan untuk mencuci mata, dapat ditambahkan larutan dapar dan pengawet

3. Elixir adalah sediaan berupa larutan obat dengan zat tambahan seperti gula, zat pengawet, zat warna dan zat pengaroma. Sebagai pelarut utama digunakan alcohol 90 % dan dapat ditambahkan gliserol, propilenglikol dan sorbitol. Karena elixir bersifat hidroalkohol maka dapat menjaga obat baik yang larut dalam air dan etanol.

4. Gargarisma ialah sediaan berupa larutan. Umumnya pekat dan bila digunakan diencerkan dulu. Gargarisma digunakan sebagai pencegah atau pengobatan infeksi tenggorokan.

5. Potiones adalah cairan yang berupa cairan untuk diminum, dibuat sedemikian rupa hingga dapat digunakan sebagai dosis tunggal dalam volume yang besar umunya, 50 ml

6. Sirupi adalah larutan pekat dari gula yang ditambahkan obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis.Sediaan sirup adalah sediaan cair yang mengandung gula (sakarosa), dengan kadar tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66% dan berupa larutan. Sirupadalahsediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atautanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup yang mengandung bahan pemberi rasa tapi tidak mengandung zat-zat obat dinamakan pembawa bukan obat atau pembawa yang wangi/harum (sirup). Sirup bukan obat ini dimaksudkan sebagai pembawa yang memberikan rasa enak  pada zat obat yang ditambahkan kemudian, baik dalam peracikan mresep secara mendadak atau dalam pembuatan formula standar untuk sirup obat, yaitu sirup yang mengandung bahan terapeutik atau bahan obat. Sirup obat dalam perdagangan dibuat dari bahan-bahanawal; yaitu dengan menggabungkan masing-masing komponen tunggal dari sirup seperti sukrosa, air murni, bahan pemberi rasa, bahan pewarna, bahan terapeutik dan bahan-bahanlain yang perlu dan diinginkan. Sirup merupakan alat yang menyenangkan untuk pemberian suatu bentuk cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak. Sirup-sirup terutama efektif dalam pemberian obat untuk anak-anak, karena rasanya yang enak biasanya menghilangkan keengganan pada sebagian anak-anak untuk meminum obat. Sebagain besar sirup-sirup mengandung komponen-komponen berikut disampingair murni dan semua zat-zat obat yang ada: gula (biasanya sukrosa atau pengganti gulayang digunakan untuk memberikan rasa manis dan kental), pengawet antimikroba, pembaudan pewarna. Juga ada sirup yang mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan stabilisator.

Page 4: Laporan Praktikum Sediaan Cair

Ada3 macam sirup yaitu:  1.Sirup  SimpexMengandung  65%  gula  dalam  air  nipagin  0,25%  b/v2.Sirup  ObatMengandung  satu  atau  lebih  jenis  obat  dengan  atau  tanpa  zat  tambahan.3.Sirup PewangiMengandung  pewangi  atau  zat  pewangi  lain,  tidak  mengandung  obatContoh: sir thyamin.

Fungsi sirup Sebagai  Obat

Misalnya: Chlorfeniramini  maleatis  sirupus Sebagai Corigensia Saporis

Misalnya:  Sirupus  simplex Sebagai  Corigensia  Odoris

Misalnya:  Sirupus  aurantii Sebagai Corigensia  Coloris

Misalnya:  Sirupus  Rhoedos, sirupus rubi idaei Pengawet

Misalnya:  Sediaan  dengan  bahan  pembawa  sirup  karena  konsentrasi  gula  yang  tinggi mencegah  pertumbuhan  bakteri,

Keuntungan sirup Sesuai untuk pasien yang susah menelan (pasien usia lanjut, Parkinson, anak-

anak. Dapat meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak-anak karena

rasanya lebih enak dan warnanya lebih menarik. Sesuai untuk obat yang bersifat sangat higroskopis.

Kerugian sirup Tidak semua obat bentuk sediaan sirup ada di pasaran. Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran atau

kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak di butuhkan oleh pasien tersebut.

Tidak bias untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya di buat suspensi atau eliksir) eliksir kurang di sukai oleh dokter anak karena mengandung alkohol, suspensi stabilitasnya lebih rendah tergantung formulasi dan suspending agent yang di gunakan.

Tidak bias untuk bahan obat yang berbentuk minyak (minyak/oil biasanya di bentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi juga lebih rendah.

Tidak ssesuai untuk bahan obat yang tidak stabil. Harga relaatif mahal karena memerlukan khusus dan kemasan yang khusus pula.

7. Mixtura dan solution tidak ada perbedaan yang prinsip dalam pengerjaan, hanya dikatakan larutan (solution) apabila zat yang terlarut hanya satu atau disebut  mixture apabila zat yang terlarut adalah banyak. Contoh Solutio Citratis Magnesici dan Mixtura Bromoterum

8. Tetes telinga adalah cairan yang dibuat untuk digunakan membersihkan telinga atau melunakkan secret telinga sehingga mudah dikeluarkan.

Page 5: Laporan Praktikum Sediaan Cair

9. Larutan cuci hidung adalah cairan yang dibuat dalam jumlah yang banyak untuk digunakan membersihkan hidung

EMULSIEmulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain. Dikarenakan setiap bahan pangan memilki karakteristik masing-masing maka setiap bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi yang berbeda-beda. Salah satu dari zat cair tersebut tersebar berbentuk butiran-butiran kecil kedalam zat cair yang lain distabilkan dengan zat pengemulsi (emulgator/emulsifiying/surfactan)Emulsi tersusun atas tiga komponen utama, yaitu: Fase terdispersi (zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain (fase internal). Fase pendispersi (zat cair yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut (fase eksternal). Emulgator(zat yang digunakan dalam kestabilan emulsi).

Ada dua tipe emulsi, yaitu: Emulsi A/M yaitu butiran-butiran air terdispersi dalam minyak. Air berfungsi sebagai fase internal & minyak sebagai fase eksternal) Emulsi M/A yaitu butiran-butiran minyak terdispersi dalam air. Pada emulsi A/M, maka butiran-butiran air yang diskontinyu terbagi dalam minyak yang merupakan fase kontinyu, Sedangkan untuk emulsi M/A adalah sebaliknya. Kedua zat yang membentuk emulsi ini harus tidak atau sukar membentuk larutan dispersirenik.

Beberapa sifat emulsi yang penting: DemulsifikasiKestabilan emulsi cair dapat rusak apabila terjadi pemansan, proses sentrifugasi, pendinginan, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi. Krim atau creaming atau sedimentasi dapat terbentuk pada proses ini. Pembentukan krim dapat kita jumpai pada emulsi minyak dalam air, apabila kestabilan emulsi ini rusak,maka pertikel-partikel minyak akan naik ke atas membentuk krim. Sedangkan sedimentasi yang terjadi pada emulsi air dalam minyak; apabila kestabilan emulsi ini rusak, maka partikel-partikel air akan turun ke bawah. Contoh penggunaan proses ini adalah: penggunaan proses demulsifikasi dengan penmabahan elektrolit untukmemisahkan karet dalam lateks yang dilakukan dengan penambahan asam format (CHOOH) atau asam asetat (CH3COOH).

PengenceranDengan menambahkan sejumlah medium pendispersinya, emulsi dapat diencerkan. Sebaliknya, fase terdispersi yang dicampurkan akan dengan spontan membentuk lapisan terpisah. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan jenis emulsi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi, adalah: Tegangan antarmuka rendah Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka Tolakkan listrik double layer

Page 6: Laporan Praktikum Sediaan Cair

Relatifitas phase pendispersi kecilr Viskositas tinggi.

Aturan pemakaian obat dalam bentuk sediaan emulsi :“Shake well before use” atau bahasa latinnya “Agitatio ante conqusdum”, kocok dahulu sebelum diminum. Aturan ini tidak diberikan tanpa alasan, obat minum yang tampaknya tercampur rata ini sebenarnya terdiri dari berbagai macam zat aktif, mulai dari berbagai bahan obat itu sendiri, bahan pelarut, bahan pemanis,dan bahan penstabil. Bermacam bahan, baik yang padat, cair, maupun lemak ini kemudian akan tercampur dalam seuatu bentuk emulsi. Nah, agar emulsi ini tercampur dengan baik, sebelum mengkonsumsinya anda harus mengocoknya terlebih dahulu. Pengocokan tidak perlu dilakukan terlalu lama hingga obat berbuih. Cukup membolak-balik botol tempat obat sekitar 15 kali agar emulsi tersebut dapat tercampur sempurna.

Contoh obat dalam bentuk sediaan emulsi : Scott’s Emulsion Sakatonik ABC Curcuma plus   Organic

SUSPENSISuspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi

dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral.

2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.

3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.

4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.

5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.

6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.

Stabilitas SuspensiSalah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari pertikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabiltas suspensi adalah :1. Ukuran Partikel

Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antar luas penampang

Page 7: Laporan Praktikum Sediaan Cair

dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel maka semakin kecil luas penampangnya.

2. Kekentalan / ViskositasKekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil). Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum ” STOKES”

3. Jumlah Partikel / KonsentrasiApabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut.Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.

4. Sifat / Muatan PartikelDalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi.Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer, homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).

Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :1. Bahan pensuspensi dari alam.

Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah jenis gom / hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, PH, danproses fermentasi bakteri. Termasuk golongan gom, contohnya : Acasia ( Pulvis gummi arabici), Chondrus, Tragacanth, Algin. Golongan bukan gom, contohnya : Bentonit, Hectorit dan Veegum.

2. Bahan pensuspensi sintesis Derivat Selulosa Golongan organik polimer

Cara Mengerjakan Obat Dalam Suspensi1. Metode pembuatan suspensi, suspensi dapat dibuat dengan cara yaitu Metode Dispersi

dan Metode Precipitasi2. Sistem pembentukan suspensi yaitu Sistem flokulasi dan Sistem deflokulasi

Dalam system flokulasi, partikel terflokulasi adalah terikat lemah, cepat mengendap dan mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake. Sedangkan pada system Deflokulasi, partikel terdeflokulasi mengendap perlahan – lahan dan akhirnya akan membentuk sendimen dan terjadi agregasi dan selanjutnya cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.Secara umum sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi adalah :a. Deflokulasi

Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain. Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing patikel mengendap terpisah dan

ukuran partikel adalah minimal.

Page 8: Laporan Praktikum Sediaan Cair

Sediaan terbentuk lambat. Diakhir sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi

b. Flokulasi Partikel merupakan agregat yang basa Sedimentasi terjadi begitu cepat Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi

kembali seperti semula.

Keuntungan sediaan suspensi antara lain sebagai berikut : Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat

terlepasnya obat . Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena

rasa obat yang tergantung kelarutannya.

Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut : Rasa obat dalam larutan lebih jelas. Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres, tablet,

dan kapsul. Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan

dalam larutan di mana terdapat air sebagai katalisator .

Alasan Penggunaan Suspensi Dalam Farmasi         Zat berkhasiat tidak larut dalam air         Zat berkhasiat tidak enak atau pahit         Mengurangi proses penguraian zat aktif dalam air         Kontak zat padat dengan medium dispersi dipersingkat         Memperpanjang pelepasan obat menggunakan pembewa minyak

Contoh obat dalam bentuk sediaan suspensi yang ada di pasaran :   Obat maag cair ( Antasida Doen )   Obat maag cair ( Mylanta )   OBH combi plus   Mycostatin Suspensi   Amoxicillin   Proris ibuprofen   Combantrin  

III. ALAT DAN BAHAN

A. Alat :

1. Timbangan

2. Mortir

3. Stamfer

4. Cawan porselin

5. Ayakan mesh 60 dan 80

6. Batang pengaduk

7. Sendok tanduk

8. Gelas ukur

Page 9: Laporan Praktikum Sediaan Cair

B. Bahan :

1. Parasetamol2. Etanol 3. PG4. Sirup simplex5. Asam Benzoat6. CMC7. Pewarna8. Essence9. Aqua10. Minyak ikan11. PGA12. Sirup simplex

13. Amoksilin14. CMC 15. Na Benzoate16. Sukrosa17. Alkohol 96 %18. Asam Benzoat19. Asam Borat20. Oleum eucaliptus21. Menthol22. Metil salisilat23. Timol24. Na. Lauril sulfat

IV. PENIMBANGAN BAHAN DAN CARA KERJA

Formula Sediaan Cair Oral

A. Sirup Parasetamol

Penimbangan Bahan

Parasetamol605

x 120 = 1,4 g

Etanol 5 mlPG 5,5 mlSirup simplex 40 % 24 mlAsam Benzoat 0,1 % 60 mgCMC 1 % x 60 600 mgPewarna 1 % 600 mgEssence qsAqua ad 60 ml

Cara Kerja

R/ Parasetamol 120 mg/5 ml

Etanol 5 ml

PG 5,5 ml

Sirup simplex 40%

Asam Benzoat 0,1%

CMC 1%

Pewarna 1%

Essence qs

Aqua ad 60 ml

Page 10: Laporan Praktikum Sediaan Cair

1. Botol dikalibrasi 60 ml

2. Timbang semua bahan

3. Masukkan parasetamol + etanol dalam backer glass, aduk ad larut, + PG + asam

benzoat aduk ad larut

4. Taburkan CMC di atas air (20 x CMC = 12 ml), biarkan sampai mengembang,

kemudian aduk ad homogen

5. Tambahkan no. 3 + pewarna dan essence aduk ad homogen

6. Tambahkan air ad tanda kalibrasi

B. Emulsi Minyak Ikan

Penimbangan Bahan

Minyak ikan 20 ml

Air 10 ml

PGA 5 g

Sirup simplex 20 % x 100 = 20 g

Aqua ad 100

Cara Kerja

1. Pembuatan korpus emulsi dengan perbandingan M : A : PGA = 4 : 2 : 1

2. Masukkan minyak ikan ke dalam mortir + PGA aduk ad homogen, masukkan air

sekaligus aduk ad terjadi corpus emulsi

3. Tambahkan sirup simplex aduk ad homogen, masukkan botol

4. + air ad 100 g

C. Formula Suspensi (Dry Sirup/ Sirup Kering)

R/ Minyak ikan 20 ml

Air 10 ml

PGA 5

Sirup simplex 20 %

Aqua ad 100

Page 11: Laporan Praktikum Sediaan Cair

Penimbangan Bahan

Amoksilin605

x 125 = 1,5 g

CMC 0,5 % 300 mg

Na Benzoate 0,1 % x 60 60 mg

Sukrosa 20 % 12 g

Alkohol 96 % qs

Zat warna qs

Essence qs

Cara Kerja

1. Botol dikalibrasi 60 ml

2. Timbang semua bahan

3. Dalam mortir sukrosa dihaluskan, + asam benzoate, haluskan + zat warna dan

essence, aduk ad homogen dan halus

4. Kembangkan CMC dengan etanol secukupnya, tambahkan no 3, gerus ad

menjadi massa granul yang siap untuk diayak

5. Granul diayak dengan mesh 16, dan keringkan dalam oven

6. Setelah granul kering, ayak lagi dengan mesh 18

7. Masukkan mortir, campurkan dengan amoksilin, aduk ad homogen

8. Masukkan dalam botol yang sudah diberi tanda

R/ Amoksilin 125/5 ml

CMC 0,5 %

Na Benzoate 0,1 %

Sukrosa 20 %

Alkohol 96 % qs

Zat warna qs

Essence qs

Page 12: Laporan Praktikum Sediaan Cair

Formula Sediaan Cair Topikal

A. Mouthwash

Penimbangan Bahan

Etanol (90%) 21% 21 ml Asam Benzoat 0,028% 28 mg Asam Borat 2,35% 2,35 g Oleum eucaliptus 0,085% x 100 85 mg Menthol 0,042% 42 mg Metil salisilat 0,05% 50 mg Timol 0,064% 64 mg Na. Lauril sulfat qs Pewarna 0,1% x 60 = 100 mg Aqua ad 100 ml

Cara Kerja

1. Botol dikalibrasi 100 ml

2. Timbang semua bahan

3. Asam Benzoat, Asam Borat, Menthol, dan Timol dilarutkan dengan sebagian

alkohol dalam becker glass, aduk ad semua larut

4. Oleum eucaliptus, Metil salisilat, dan sisa alkohol dilarutkan dalam becker glass,

aduk ad homogen, + no 3 aduk ad homogen dan larut

5. Bila larutan keruh tambahkan Na. Lauril sulfat sedikit demi sedikit sambil diaduk

ad jernih

6. masukkan botol + air ad tanda kalibrasi

R/ Etanol (90%) 21%

Asam Benzoat 0,028%

Asam Borat 2,35%

Oleum eucaliptus 0,085%

Menthol 0,042%

Metil salisilat 0,05%

Timol 0,064%

Na. Lauril sulfat qs

Pewarna 0,1%

Aqua ad 100 ml

Page 13: Laporan Praktikum Sediaan Cair

V. PEMBAHASAN

Dalam praktek kali ini kami membuat sediaan cair yang berupa sirup, emulsi,

suspensi, dan mouthwash. Solutio adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih

zat kimia yang terlarut. Bentuk sediaan larutan ddigolongkan menurut pemberiannya,

misalnya larutan oral, larutan topikal atau digolongkan menurut cara pemberiannya

didasarkan sistem pelarut dan zat terlarut seperti spirit dan larutan air. Larutan yang

diberikan secara parental disebut injeksi.

Sirupi adalah larutan pekat dari gula yang ditambahkan obat atau zat pewangi

dan merupakan larutan jernih berasa manis. Sediaan sirup adalah sediaan cair yang

mengandung gula (sakarosa), dengan kadar tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari

66% dan berupa larutan. Sirup merupakan alat yang menyenangkan untuk pemberian

suatu bentuk cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak. Pada praktikum kali ini

kami membuat sediaan sirup parasetamol. Yang isinya adalah Parasetamol, Etanol, PG,

Sirup simplex, Asam Benzoat, CMC, Pewarna, Essence, dan Aqua. Dimana

parasetamol ini agak sukar larut dalam air. Kelarutannya adalah, parasetamol larut

dalam 70 bagian air, 7 bagian etanol, 13 bagian aseton, 40 bagian gliserol, 9 bagian PG,

dalam alkali hidroksida (KOH). Maka dalam resep ini parasetamol dilarutkan dengan

etanol dan PG. PG digunakan untuk menambah kelarutan agar kadar etanol tidak terlalu

besar. CMC dilarutkan dengan cara ditaburkan di atas air 20x nya dan dibiarkan

mengembang, baru kemudian dicampurkan dengan larutan parasetamol yang sudah

dicampur dengan asam benzoat. Setelah semuanya tercampur, baru kemudian

ditambahkan pewarna dan essence, aduk ad homogen, masukkan dalm botol, kemudian

tambahkan air sampai tanda kalibrasi dan jangan lupa diberi etiket warna putih.

Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase

terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran yang

terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa

yang lain, maka dapat distabilkan dengan zat pengemulsi (emulgator/ emulsifiying/

surfactan). Dalam praktikum kali ini kami membuat sediaan emulsi minyak ikan yang

isinya adalah Minyak ikan, Air, PGA, Sirup simplex, dan Aqua. Minyak ikan tidak

akan dapat bercampur dengan air, maka dibuat emulsi dengan cara menambahkan

emulgator yang berupa PGA dengan menggunakan perbandingan M : A : PGA = 4:2:1.

Minyak ikan dimasukkan terlebih dahulu ke dalam mortir, kemudian tambahkan PGA

aduk ad homogen, baru kemudian kita tambahkan air sekaligus dengan jumlah yang

sesuai dengan perbandingan tadi, aduk ad terjadi corpus emulsi. Setelah itu baru kita

Page 14: Laporan Praktikum Sediaan Cair

tambahkan sirup simplex sedikit demi sedikit gerus ad larut dan homogen, kemudian

kita masukkan dalam botol dan tambahkan aqua sampai 100 g, dan jangan lupa diberi

etiket warna putih.

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang

terdispersi dalam fase cair. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung

partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang

sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral. Dan kali ini kita membuat sediaan

suspensi dry sirup / sirup kering Amoksilin. Dengan resep yang isinya adalah

Amoksilin, CMC , Na Benzoate, Sukrosa, Alkohol 96 %, Zat warna, dan Essence.

Disini CMC berguna sebagai bahan pengikat, Na Benzoate sebagai bahan pengawet,

Sukrosa sebagai pemanis ataupun pengisi, Alkohol 96 % sebagai pelarutnya, Zat warna,

dan Essence digunakan agar obat terlihat menarik. Cara membuat CMC yaitu dengan

cara dikembangkan dengan menggunakan etanol secukupnya sekitar ± 3ml dalam

mortir kemudian gerus. Dalam mortir lain sukrosa dihaluskan, tambahkan asam

benzoate kemudian haluskan kembali, setelah itu tambahkan zat warna dan essence,

aduk ad homogen dan halus. Setelah itu masukkan kedalam mortir yang berisi CMC

tadi, kemudian gerus ad menjadi massa granul yang siap untuk diayak. Granul diayak

dengan mesh 16, dan keringkan dalam oven. Setelah granul kering, ayak lagi dengan

mesh 18, stelah terayak semua masukkan dalam mortir, kemudian campurkan dengan

amoksilin, aduk ad homogen dengan menggunakan sendok tanduk. Dry sirup harus

dibuat granul terlebih dahulu karena dengan membuat granul jika sudah ditambahkan

air, maka akan lebih cepat larut dibandingakan dengan yang tidak dibuat granul (serbuk

halus). Terakhir masukkan dalam botol yang sudah diberi tanda ad 60 ml dan beri etiket

berwarna putih.

Mouthwash adalah termasuk sedian cair topikal, yang cara penggunaanya

hanya untuk kumur-kumur saja dan tidak boleh ditelan. Dalam praktikum kali ini kami

membuat sediaan Mouthwash yang berisi Etanol (90%), Asam Benzoat, Asam Borat,

Oleum eucaliptus, Menthol, Metil salisilat, Timol, Na. Lauril sulfat, Pewarna, dan

Aqua. Asam Borat terdapat dua sediaan yaitu pulveratum dan kristalitatum. Pulveratum

biasanya digunakan untuk sediaan salep dan pulvis, sedangkan yang kristalitatum

biasanya digunakan untuk sediaan larutan, jadi kali ini kami menggunakan Asam Borat

yang berupa kristalitatum. Menthol, Metil salisilat, dan Timol masing-masing diambil

dengan sendok porselin dan ditimbang dengan kaca arloji. Pertama- tama botol

dikalibrasi 100 ml. Asam Benzoat, Asam Borat, Menthol, dan Timol dilarutkan dengan

Page 15: Laporan Praktikum Sediaan Cair

sebagian alkohol dalam becker glass, aduk ad semua larut. Oleum eucaliptus, Metil

salisilat, dan sisa alkohol dilarutkan dalam becker glass yang lain, aduk ad homogen,

kemudian tambahkan larutan Asam Benzoat, Asam Borat, Menthol, dan Timol tadi,

aduk ad homogen dan larut. Bila larutan keruh tambahkan Na. Lauril sulfat sedikit demi

sedikit sambil diaduk ad jernih. Na. Lauril sulfat adalah sabun yang berfungsi untuk

menjernihkan larutan yang keruh. Setelah larutan jernih masukkan botol, tambahkan air

ad tanda kalibrasi, dan beri etiket berwarna biru.

VI. KESIMPULAN

Dari data dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Solutio adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang

terlarut.

2. Sirupi adalah larutan pekat dari gula yang ditambahkan obat atau zat pewangi dan

merupakan larutan jernih berasa manis. Sediaan sirup adalah sediaan cair yang

mengandung gula (sakarosa), dengan kadar tidak kurang dari 64% dan tidak lebih

dari 66% dan berupa larutan.

3. Parasetamol dilarutkan dengan etanol dan PG. PG digunakan untuk menambah

kelarutan agar kadar etanol tidak terlalu besar.

4. CMC dilarutkan dengan cara ditaburkan di atas air 20x nya dan dibiarkan

mengembang.

5. Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi)

dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari

dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang

lain, maka dapat distabilkan dengan zat pengemulsi (emulgator/ emulsifiying/

surfactan).

6. Minyak ikan tidak akan dapat bercampur dengan air, maka dibuat emulsi dengan

cara menambahkan emulgator yang berupa PGA dengan menggunakan

perbandingan M : A : PGA = 4:2:1.

7. Korpus emulsi adalah inti dari pembuatan emulsi

8. Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang

terdispersi dalam fase cair. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung

partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang

sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral.

Page 16: Laporan Praktikum Sediaan Cair

9. Suspensi yang dibuat adalah sediaan dry sirup / sirup kering. Yang cara

pembuatannya dengan membuat granul terlebih dahulu, karena dengan membuat

granul jika sudah ditambahkan air, maka akan lebih cepat larut dibandingakan

dengan yang tidak dibuat granul (serbuk halus).

10. Mouthwash adalah termasuk sedian cair topikal, yang cara penggunaanya hanya

untuk kumur-kumur saja dan tidak boleh ditelan.

11. Asam Borat terdapat dua sediaan yaitu pulveratum dan kristalitatum. Pulveratum

biasanya digunakan untuk sediaan salep dan pulvis, sedangkan yang kristalitatum

biasanya digunakan untuk sediaan larutan, jadi kita menggunakan Asam Borat

yang berupa kristalitatum.

12. Menthol, Metil salisilat, dan Timol masing-masing diambil dengan sendok porselin

dan ditimbang dengan kaca arloji.

13. Na. Lauril sulfat adalah sabun yang berfungsi untuk menjernihkan larutan yang

keruh

14. Untuk obat dalam diberi etiket putih (Sirup Parasetamol, Emulsi Minyak Ikan, dan

Suspensi Dry Sirup Amoksilin)

15. Untuk obat luar diberi etiket biru (Mouthwash)

VII. DAFTAR PUSTAKA

Arief, M., 1999, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, Gajah Mada University Press,

Yogyakarta.

Depkes RI. Farmakope Indonesia Ed III.1979.Jakarta

tjay, Tan Hoan dan Rahardja, Kirana. Obat-Obat Penting. Edisi keenam. 2007. Jakarta;

Elex Media Komputindo

Kuncahyo, Ilham, 2011, Petunjuk Praktikum Teknologi sediaan Farmasi, Universitas Setia

Budi, Surakarta.