141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

24
0 PENUNTUN PRAKTIKUM PEMBUATAN BENTUK SEDIAAN OBAT Oleh : Ertati Suarni, M.Farm, Apt Blok VI (Homeostasis, stres dan adaptasi)

description

sediaan obat

Transcript of 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

Page 1: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

0

PENUNTUN PRAKTIKUM

PEMBUATAN BENTUK SEDIAAN OBAT

Oleh :

Ertati Suarni, M.Farm, Apt

Blok VI

(Homeostasis, stres dan adaptasi)

Page 2: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

1

Tahun 2013

PENUNTUN PRAKTIKUM

PEMBUATAN BENTUK SEDIAAN OBAT

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa mengetahui berbagai bentuk sediaan obat dan cara/rute

pemberiannya

2. Mengetahui format resep dokter yang lengkap

3. Mengetahui alat dan perlengkapan meracik bentuk sediaan obat tertentu

4. Praktek meracik bentuk sediaan obat berdasar resep dokter dan

pengelolaannya/ penyerahan ke pasien

B. RINGKASAN TEORI

1. BENTUK SEDIAAN OBAT

Obat dibuat dalam berbagai bentuk sediaan dengan maksud ketepatan penggunaan

kenyamanan, efisiensi, keamanan dan optimalisasi stabilitas sediaan obat.

1. Ketepatan penggunaan : suppositoria untuk obat wasir, sirup untuk anak-anak

2. Kenyamanan : capsul untuk bahan obat yang rasanya sangat pahit, cream

untuk pemakaian pada kulit wajah, tablet salut gula (dragee).

3. Efisiensi : BSO yang sederhana dan ekonomis dalam pembuatan, Tablet lepas

lambat (prolonged-action tablet)

4. Keamanan dan stabilitas bahan aktif : Sirup kering, Capsul

Tujuan utama dibuat dalam bentuk sediaan obat tertentu adalah obat dapat mencapai

tempat aksi. Setelah itu obat dapat memberikan respon biologis setelah diberikan

melalui berbagai rute pemberian. Rute pemberian sesuai dengan bentuk sediaan

obatnya.

2. MACAM BENTUK SEDIAAN OBAT

1. BSO Padat : pulveres, pulvis, kapsul, tablet

2. BSO Setengah Padat : unguentum, cream, gel, pasta

BSO setengah padat bentuk khusus: Suppositoria, ovula

3. BSO Cair: Solutio, lotio, suspensi, emulsi, eliksir

BSO cair bentuk khusus: injeksi, aerosol/inhalasi, spray

(catatan: URAIAN lengkap tentang BSO dijelaskan dalam perkuliahan intergratif. )

Page 3: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

2

3. BAHAN-BAHAN DALAM PEMBUATAN BSO

Bentuk sediaan obat mengandung bahan-bahan (komponen) yang memiliki fungsi:

1. Bahan aktif obat misalnya : erythromycin berkhasiat antibiotika, acidum

benzoicum, acidum salicylicum sebagai antiseptik.

2. Bahan tambahan terdiri dari antara lain:

- Bahan pengisi: lactosum sebagai penambah massa pulveres

- Bahan Basis: bahan dasar pembuatan BSO salep misalnya Vaselin, cera

flava, dan adeps lanae ; bahan basis cream misalnya campuran emulgide,

TEA, poliglikol dan sorbitan ; oleum cacao untuk basis pembuatan

suppositoria

- Bahan pembasah: gliserin dalam pembuatan lotio, granul, tablet, pilulae

- Bahan pelarut: air, etanol, gliserin, sorbitol, propilenglikol

- Bahan pengemulsi (emulgator): tween, span, gummi arabicum, tragacanth

untuk pembuatan BSO emulsi

- Bahan pensuspensi (suspending agent): CMC, gummi arabicum,

tragacanth.

- Bahan pengental (penambah viskositas): Natrium alginat dalam BSO Gel

(jelly), bentonit untuk lotion

- Bahan perbaikan tampilan: (corrigentia)

Bahan antioksidan: vitamin C (asam askorbat) dalam preparat

injeksi

Bahan corrigent saporis: untuk memperbaiki rasa misal sirup

simpleks

Bahan corrigent odoris: untuk memperbaiki bau, menutupi bau

tidak enak misal oleum rosarum, oelum lavandulae

Bahan corrigent coloris: untuk memperbaiki warna misal

carminum untuk pulveres, caramel untuk sirup

Masih banyak bahan tambahan lain yang digunakan. sesuai dengan fungsi bahan dan

jenis bentuk sediaan obat yang dibuat. Syarat utama bahan tambahan yang digunakan

adalah harus inert (netral). Tidak mempengaruhi sifat bahan aktif obat. Sebaiknya

dapat memperbaiki sifat bahan aktif (bahan tambahan penunjang/adjuvantia).

4. PENGENALAN ALAT-ALAT KERJA

Pada dasarnya alat-alat meracik obat resep dokter, di apotek atau dipelayanan

kesehatan lainnya terdiri dari:

Alat Kerja:

1. 2 set Timbangan (gram kasar dan gram halus) ; Batu timbangan

2. 2 set Lumpang + penumbuknya (mortir + stamper)

3. 2 buah Labu Erlenmeyer kolf (100 cc dan 250 cc)

Page 4: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

3

4. Gelas pengukur (Maat glass)

5. Gelas piala (Beaker glass)

6. Cawan penguap (Uitdampsehaal) dari porselin, digunakan untuk wadah

menimbang, untuk menguapkan atau mengeringkan cairan, melebur atau

mencampur lebih dari satu bahan

7. Gelas /kaca Arloji bertutup (Morloge glass)

8. Botol timbang (dan gelas arloji untuk menimbang bahan yang mudah menguap,

menyublim, dan cairan yang tidak boleh ditimbang dengan kertas perkamen)

9. Penyudip (dari lembar plastik mika tebal, elastis) 8x6cm (Spatel) ; dari

film/mika dipakai untuk menyatukan, membersihkan serbuk atau salep dan

memasukkan dalam wadah.

10. Sendok tanduk/plastik inert

11. Batang pengaduk

12. Erlenmeyer dipakai untuk melarutkan bahan dengan digoyang atau dikocokdan

digunakan untuk alat pengukur (tingkat ketelitian kurang).

13. Pengayak (untuk mengayak bahan sesuai dengan derajat halus serbuk)

14. Penara (menara agar beban seimbang)

15. Pinset, gunting kecil, serbet, lem, selotip

16. Corong

Alat pengemas obat:

17. Kertas perkamen

18. Dus/plastik klip

19. Pot salep dan pot kapsul

20. Kertas saring

21. Botol untuk sediaan cairan

22. Etiket warna putih

23. Etiket warna biru

24. Label “Kocok Dulu” dan “ulangan seijin dokter”

Timbangan Obat :

Timbangan obat ada 3 jenis yaitu timbangan obat gram kasar, timbangan obat gram

halus, dan timbangan obat milligram.

Timbangan obat gram kasar, daya beban antara 250 g dan 1000 g. kepekaan 200 mg.

Timbangan obat gram halus, daya beban antara 100 g dan 250 g. kepekaan 50 mg.

Timbangan obat milligram , daya beban antara 10 g dan 50 g. kepekaan 5 mg.

Page 5: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

4

Gambar timbangan gram :

Tertib menimbang.

1. Timbangan dibuka dengan tangan kiri.

2. Tiap akan menimbang harus diperiksa terlebih dulu, apakah timbangan dalam keadaan seimbang

dan dalam posisi horizontal.

3. Timbangan gram dipegang dengan tangan kiri, sedangkan batu timbangan milligram dipegang

dengan pinset.

4. Timbangan milligram ditimbang semua bahan-bahan yang beratnya kurang dari <1000 mg dan

diatas >50 mg. Diatas timbangan gram ditimbang bahan yang beratnya >1 g dibawah <1 kg.

5. Di atas daun-daun neraca ditaruh kertas perkamen yang bersih.

6. Batu timbangan diletakan diatas daun neraca sebelah kiri : Sedangkan bahan yang akan ditimbang

disebelah kanan

7. Penimbangan bahan obat yang bobotnya kurang dari 50 mg = tentu harus membuat

pengencerannya dengan zat tambahan yang cocok (lactosum, Vaselin, Air dsb).

8. Janganlah Sekali-kali menggunakan anak timbangan sebagai penara, tetapi pakailah selalu alat

penara /lempengan yang mudah digunting atau dipotong-potong kecil.

9. Untuk mencegah bahan-bahan obat dikotori oleh udara, ditiup angin dan sebagainya, maka

timbanglah bahan obat itu segera, sewaktu akan dicampur atau diaduk.

10. Semua bahan (kecuali diatas) ditimbang diatas kertas perkamen yang bersih. Bahan-bahan yang

akan ditimbang tidak boleh disentuh dengan jari-jari tangan. Bila bahan berupa gumpalan besar,

sebaiknya di haluskan atau dipotong terlebih dahulu. Bahan yang higroskopis dan bereaksi dengan

zat organis (kertas perkamen) ditimbang diatas gelas arloji.

Anak Timbangan

- Tempatkan dalam kotak anak timbangan atau sebuah pot plastik, letakkan tempat anak timbangan

disebelah kiri.

- Gunakan pincet untuk mengambil anak timbangan milligram.

Cara penimbangan bahan-bahan :

a) Bahan padat seperti serbuk, lilin, dll ditimbang diatas kertas perkamen.

b) Bahan ½ padat seperti vaselin, adeps, ditimbang diatas kertas perkamen atau

diatas cawan penguap.

c) Bahan cair dapat ditimbang diatas kaca arloji, cawan penguap atau langsung

dalam botol atau wadah.

Keterangan :

1.Papan landasan timbangan

2.Tombol pengatur tegak berdirinya

timbangan

3.Anting penunjuk tegaknya timbangan

(waterpas)

4.Jarum timbangan

5.Skala

6.Tuas penyagga timbangan

7.Pisau tengah/pisau pusat

8.Pisau tangan

9.Tangan timbangan

10.Tombol/mur pengatur keseimbangan

11.Piring timbangan

Page 6: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

5

d) Bahan cairan kental seperti ekstak belladon dan ekstrak hiosiami langsung

ditimbang, sedangkan untuk ichtiol ditimbang dikertas perkamen yang

sebelumnya diolesi dengan parafin cair/vaselin

e) Bahan oksidator (kalii permanganas, iodium, argenti nitras) ditimbang pada

gelas timbang atau pada gelas arloji yang ditutup

f) Bahan yang bobotnya kurang dari 50 mg dilakukan pengenceran.

Menggunakan lumpang (mortir) dan alu (stamfer)

- Mulut dari lumpang (mortir) senantiasa mengarah ke kiri.

- Maksudnya agar ketika alu dibersihkan alu senantiasa tetap pada mulut mortar.

- Bersihkan permukaan alu dengan cara memutarnya, sementara sudip tetap berada di kepala alu

(stamper).

- Mortir ditaruh diatas meja Praktek dialasi dengan lap pada waktu kita mengerus bahan-bahan

obat.

- Bila kita akan meletakkan alu (stamper), letakanlah selalu disebelah kanan dan dialasi dengan

kertas, kepala stamper harus mengarah kepada kita.

- Stamper dipegang seperti memegang pulpen.

- Putarlah stamper berlawanan dengan arah jarum jam.

- Gerakan tangan sebatas pergelangan, sambil setelah stamper dibersihkan dengan menggunakan

sudip.

- Bersihkan permukaan stamper dengan cara memutarnya sementara sudip tetap berada dikepala

stamper.

- Ulangi beberapa kali sampai serbuk halus.

- Sediakan dua buah serbet : 1) Digunakan untuk membersihkan alat-alat setelah dicuci, membersihkan alat-alat lain. 2) Digunakan untuk alas mortar.

Sebelum praktek meracik BSO dikerjakan, mahasiswa diwajibkan membuat

jurnal (catatan kerja) untuk resep yang bersangkutan, dengan urutan sebagai berikut:

1) Kelengkapan resep BACA formula resep lalu buat dibuku

jurnal resep dokter yang lengkap ; bila perlu beri catatan-catatan

2) Keterangan Bahan: Fungsi masing-masing bahan, sifat fisika,

kelarutan, organoleptis/pemerian, khasiat (sumber dari

Farmakope Indonesia; USP; Martindale)

3) Perhitungan dosis (semua dianggap dosis tidak melebih DM)

4) Penimbangan masing-masing bahan

5) Cara pembuatan dan peracikan sediaan obat

6) Pengemas, Etiket, label

Page 7: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

6

5. RESEP

Resep didefinisikan menurut SK Menkes No.922/Men.Kes/Per/X/1993 yakni:

permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada Apoteker Pengelola

Apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita.

Artinya bahwa resep merupakan sarana komunikasi tertulis profesional antara dokter

(penulis resep) dengan Apoteker Pengelola Apotek (penyedia/pembuat obat) dan

penderita (pasien yang menggunakan obat).

Resep ditulis dokter dalam upaya memesan obat bagi pengobatan pasien, maka isi

resep harus benar/rasional.

Contoh resep dan kelengkapan resep: dr. Leo Iqbal, Sp.PD

SIK : 19/DINKES/2009

JL Raya Talang Banten no 98

Palembang

Palembang, ...........2013

Pro : Anissa (15 ½ th)

Alamat: Jl. Musi 3 Plg

Inscriptio (alamat identitas) =

berisi:

- Kop (Nama dokter, No Izin Praktek, Alamat

Praktek)

- Tempat dan tanggal penulisan resep

-Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan (invocatio);

R/ singkatan Recipe

Praescriptio (perintah/pesanan)=

-terdiri dari: nama obat; jumlah obat; cara

pembuatan BSO

Signatura = tanda; Aturan pemakaian

Subscriptio =Tanda tangan atau paraf

dokter

Subsriptio= Identitas Pasien (Nama,

umur, alamat)

Latihan: Tulislah pada sebuah buku jurnal BSO mahasiswa, resep-resep dalam buku

ini dengan memenuhi syarat kelengkapan sebuah resep !

(Penulisan resep yang rasional, pemilihan P-Drug dan sebagainya akan dipelajari pada

blok-blok yang akan datang)

Bahasa Latin dalam Resep

Bahasa yang digunakan dalam resep adalah bahasa latin, sebagai bahasa yang baku

dalam penulisan Resep (mengapa?)

Beberapa aturan resep antara lain:

Resep-resep yang mengandung Narkotik harus ditulis tersendiri, tidak boleh

ada pengulangan (iterasi), harus ada alamat pasien, dan aturan pakai yang

jelas. (obat narkotika: codein tab, codipront cap/sir, morphin inj, pethidin inj)

Page 8: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

7

Untuk pasien yang harus segera memerlukan obat pada kanan atas ditulis

cito/p.i.m (periculum in mora = bahaya bila ditunda).

Jika Dokter tidak ingin resep-nya diulang tanpa sepengetahuannya, maka

dituliskan tanda n.i (ne iterator = tidak boleh diulang).

Resep untuk orang tidak mampu ditulis tanda Resep p.p (Resep pro paupere)

Contoh beberapa singkatan bahasa Latin dalam resep:

Umum dipergunakan :

R/ Recipe : ambillah, serahkan

m.f.l.a misce fac lege artis = campurlah buatlah sesuai dengan seni

s.t.d.d signa ter de die : tandai tiga kali sehari

d.t.d da tales dose

S.n.s si necesse sit = jika perlu

S.u.s signa usus notus = tahu pakai

S.u.e signa usus externul = tandai untuk pemakaian luar

S.u.c signa usus cognitus = tandai cara pakai sudah tahu

S.p.r.n signa pro renatera = tandai jika perlu

Susp Suspensi

Sup suppositoria

Tab vag tablet vaginal

Iter iterati = diulang

Cit-o cito = segera

Col.Or Collutio oris = kumur – kumur

Lit.Or litus oris = cairan untuk dioleskan di mulut

i.m.m in manus medici = ke tangan dokter

S.m signa mane = tandai pagi

S.v signa vespere = tandai sore

S.n signa nocte = tandai malam

a.c ante coenam = sebelum makan

p.c post coenam = setelah makan

ad adde = tambahkan

haust haustus = sekali minum

ungt. Unguentum = salep

cr cream = krim

(selanjutnya LIHAT TABEL LAMPIRAN)

SATUAN YANG BIASA DIGUNAKAN DALAM FARMASI & RESEP

Satuan berat=

1 gram = 1 g (tanpa huruf r ) = 1 Gm = 1000 mg

1 kg = 1000 g

1 gram = 15 grain = 15 gr (dengan huruf r )

1 Gm = 15 gr = ½ ounce = ½ oz

1 oz = 30 Gm

Satuan Isi=

1 Liter = 1 L = 1000 ml = 1000 cc

100 cc = 100 ml

Satuan Unit =

1 IU ( UI) = 1 International Unit

Penulisan jumlah obat dengan satuan biji menggunakan angka Romawi.

Misal: - Novalgin tab no. X

- Tab Stesolid 5 mg no. X (decem) - m.f.l.a.pulv. dt.d.no. X

Page 9: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

8

Penulisan alat penakar:

Dalam singkatan bahasa latin dikenal:

c. = cochlear ( sendok makan) (=volume 15 ml)

cth. = sendok teh (volume 5 ml)

Gtt. = guttae (1 tetes = 0,05 ml)

Catatan: Hindari penggunaan sendok teh dan sendok makan rumah tangga karena volumenya tidak

selalu 15 ml untuk sendok makan dan 5 ml untuk sendok teh. Gunakan sendok plastik (5 ml) atau alat

lain ( volume 5, 10, 15 ml) yang disertakan dalam sediaaan cair paten.

Arti prosentase (%)

0,5% (b/b) = persen bobot/bobot = 0,5 gram dalam 100 gram sediaan

0,5% (b/v) = persen bobot/volume= 0,5 gram dalam 100 ml sediaan

0,5% (v/v) =persen volume/volume = 0,5 ml dalam 100 ml sediaan

Penulisan kekuatan obat dalam sediaan obat jadi (generik/paten) yang beredar di pasaran dengan

beberapa kekuatan, maka kekuatan yang diminta harus ditulis, misalkan Tab. Primperan 5 mg atau

Tab. Primperan 10 mg

Penulisan volume obat minum dan berat sediaan topikal dalam tube dari sediaan jadi/paten yang

tersedia beberapa kemasan, maka harus ditulis, misal:

- Allerin exp. Yang diminta volume 60 ml atau yang 120 ml

- Garamycin cream yang 5 mg/tube atau 15mg/tube

Penulisan bentuk sediaan obat (merupakan bagian subscriptio) dituliskan tidak hanya

untuk formula magistralis, tetapi juga untuk formula officinalis dan spesialistis

Susunan (Formula suatu resep)

Resep dokter ditulis berdasarkan tiga formula.

1. Formula Magistralis

2. Formula Spesialistis

3. Formula Officinalis

1. Formula Magistralis

Adalah formula/resep yang komposisi obatnya disusun sendiri oleh dokter

penulis resep.

- Untuk dapat menyusun formula ini dokter harus memenuhi syarat-syarat a.l :

memahami sifat obat (sifat farmakologi dan sifat kimia fisika); mengetahui

obat tak tercampurkan dan menghindari formula ini; terampil menentukan

dosis terapi; terampil menentukan pilihan bentuk sediaan obat yang tepat;

terampil dalam menentukan waktu dan cara penggunaan obat; menulis resep

dengan jelas dan terbaca.

- Bahan obat tunggal; harga relatif murah; jenis obat dan dosis dapat ditentukan

sesuai kebutuhan penderita secara tepat

- Tidak semua BSO dapat dibuat/diracik di apotek, hanya pulvis, pulverse,

capsul, potio, solutio, salep, emulsi sederhana. Sedang BSO tablet, injeksi.

Suppositoria dan lain-lain harus dibuat secara manufacture

Page 10: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

9

2. Formula Spesialistis

Adalah formula/resep dimana obatnya adalah produk suatu industri (manufacture)

farmasi atau komposisinya telah ditentukan oelh industri. Obat ini disebut

Specialite = obat dengan Nama dagang (ND) = obat paten/ trade mark.

- Untuk dapat menyusun formula ini dokter harus memenuhi syarat-syarat a.l :

memahami isi/kompoisisi seta khasiat dan dosis masing-masing; mengetahui

obat tak tercampurkan dan menghindari formula ini; terampil menentukan

dosis terapi; terampil menentukan pilihan bentuk sediaan obat yang tepat;

terampil dalam menentukan waktu dan cara penggunaan obat; menulis resep

dengan jelas dan terbaca; bila obat boleh diganti dengan ND yang lain atau

nama generik maka ditulis „loco” dibelakang ND ; loco=penggantiannya

- Sudah tersedia sebagai obat jadi, hanya tinggal mengyerahkan/menggunakan

tanpa diracik, pelayanan dapat lebih cepat.

- Semua BSO tersedia dan dokter memilih sesuai kebutuhan cara (rute)

pemberian obat yang tepat ke penderita

- Harga relatif mahal, bahan aktif obat yang terdapat dalam komposisi tidak

belum tentu dibutuhkan penderita, sehingga menjadi kelebihan obat.

- Dokter wajib mengetahui isi setiap komposisi dan mengerti efek/khasiat

masing-masing; sehingga tidak terjadi interaksi yang merugikan dan bila ada

dosis rangkap (adisi/sumasi dosis) maka perlu dihitung DR (dosis

rangkap/sinergisnya)

3. Formula Officinalis

Adalah formula/resep dimana obatnya komposisinya telah tercantum dalam buku

resmi farmasi. Buku Resmi di Indonesia yang mencantumkan formula officinalis

resep (obat standar) adalah:

Farmakope Belanda ed.V ; FMS; FI; FI; FMN; FN ed.II dan CMN

- Untuk dapat menyusun formula ini dokter harus mengetahui macam buku

resmi di Indonesia dan mengetahui formula-formula didalamnya

- menulis resep dengan jelas dan terbaca;

- memahami penulisan obat standar yaitu menulis nama obatnya; (bukan

komposisinya). Ditulis nama buku resminya akan lebih baik. Dapat pula

mengambil dari buku resmi negara lain asal ditulis dengan jelas sumbernya.

- Obatnya baik tunggal maupun komposisi merupakan obat efektif atau

kombinasi yang terpercaya/ideal.

- Perkembangan zaman, buku resmi relatif lama dan tertinggal.

Page 11: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

10

I. PRAKTEK MERACIK OBAT

Resep yang akan diracik obatnya dan akan diserahkan ke pasien, ditinjau dahulu

mengenai:

1. Perhitungan dosis

2. Jumlah penimbangan bahan-bahan

3. Cara pembuatan yang baik

4. Kemasan yang cocok

5. Warna Etiket, penulisan etiket, etiket tambahan

6. Penyerahan ke pasien

Perhitungan dosis (akan lebih diperdalam pada saat mempelajari Penulisan

Resep pada blok yang akan datang).

Dalam praktek Pembuatan BSO ini hanya akan diberikan dosis terapi yang tidak

melampaui dosis maksimum (DM). Daftar dosis maksimum (DM) dan Dosis Lazim

terapi dapat dilihat pada indeks dosis pada buku Farmakope Indonesia setiap edisi.

Atau dapat juga merujuk pada buku pharmacopea lain (BF, USP, dll). Tetapi DM

untuk anak dihitung menggunakan rumus berdasarkan luas permukaan tubuh, berat

badan atau umur anak. Dibandingkan dengan DM dewasa.

Rumus perhitungan dosis

1. Rumus Clark : DM anak =

2. Rumus Young : DM anak =

3. Rumus Dilling : DM anak =

4. Rumus Cowling : DM anak =

5. Rumus Fried : DM anak =

Keterangan :

w = berat badan anak dalam kilogram

n = umur anak dalam tahun

m = umur anak dalam bulan

Apabila terdapat dua atau lebih obatnya memiliki kerja/aksi yang sama(analog)

maka harus dihitung dosis sinergis (dosis rangkap)

Resep-resep dalam buku ini disusun sesuai dengan tiga formula resep yang ditulis.

Page 12: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

11

A. Resep Formula Magistralis

Peracikan resep:

Resep Nomor 1. BSO Pulveres: dr. ........................

SIK : ............................ JL .............................................

Palembang

Palembang,.....2013

R/ Paracetamol 250 mg

Cofein 50 mg

Lactosa q.s

m.f. pulv. d.t.d No. X

S.3 d.d.Pulv. I

Pro : Anissa (15 ½ th)

Alamat: Jl. Musi 3 Plg

Resep Nomor 2. BSO Kapsul

R/ Cephadroxil monohidrat 250 mg

m.f. pulv. d.t.d No. XX

da in cap

S.3 d.d. Cap. I

Pro : ( th)

Alamat:

Untuk R/ No.2 :

Resep Nomor 3. BSO Pulvis:

BUAT dan LENGKAPI resep dalam jurnal !

BERAPA Jumlah Penimbangan ?

Alat pengemasan yang digunakan ?

................................................................

................................................................

CARi Uraian masing-masing Bahan di FI Edisi

IV; USP, BF dan pustaka farmakologi yang

sesuai

1. Apa arti da in cap ?

2. Apa warna etiket? Tulis isi etiket

lengkap !

3. Apa khasiat obat ? berapa ukuran

kapsul yang digunakan?

CARA pembuatan:

Timbang bahan; gerus halus bagi menjadi

20 bagian sama rata diatas kertas perkamen

masukkan dalam capsul kemas beri etiket,

teliti lagi; serahkan

CARi Uraian Masing-Bahan di Farmakope Indonesi (FI), USP dll

Jumlah Penimbangan:

250 mg x 10 = 2500 mg= 2,5 g

50 mg x 10 = 500 mg = 0,5 g

q.s = secukupnya = 0,5 g/10 bungkus

m.f. pulv. d.t.d No.X artinya: Berikan sebanyak dosis

tersebut (sepuluh bungkus)

S.3 d.d.Pulv. I artinya: tandai 3xsehari 1

bungkus ; etiket putih (khasiat: Analgetik )

CARA pembuatan:

Timbang bahan; gerus cofein (tambah pewarna

carmin 50 mg) +kan paracetamol sedikit demi

sedikit +kan lactosa gerus sampai homogen

bagi 10 puyer sama rata kemas beri etiket,

teliti lagi; serahkan

Apa kemasan yang digunakan ?

Berapa Jumlah Penimbangan bahan?

Page 13: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

12

R/ Calamin 10%

Zn Oksida 2%

Camphora 0,05%

Menthol 0,01%

Talc. Venet ad 20 g

m.f. pulvis

S. serbuk tabur

Pro : ( th)

Alamat:

Untuk R/ No. 3 :

Resep Nomor 4. BSO Solutio :

R/ Codein HCl mg 96

Ephedrin HCl mg 120

Sir. Thymi ml 15

OBP Sir ad ml 60

m.f. potio

S.3 d.d. Cth. I

Pro : ( Th)

Alamat:

Resep Nomor 5. BSO Solutio :

R/ no. 5:

1. Apa kemasan yang digunakan ?

2. Bagaimana cara pembuatan ?

3. Bila berat jenis dianggap satu (1) berapa

total formula resep?

4. Satuan g diubah menjadi mg, lalu hitung

- Lengkapi resep pada jurnal

kerja !

- Apakah kegunaan/ khasiat

serbuk tabur diatas?

- Apa fungsi Talkum di R/ ini ?

- Cari Uraian masing-masing

- apa warna etiket dan tandanya ?

CARA pembuatan:

Timbang bahan;

Menthol + camphora tetesi dengan alkohol

70% gerus halus + Talc sedikit gerus + ZnO

gerus homogen tambah calamin gerus + sisa

talcum gerus samapi homogen kemas dalam

wadah yang tepat ; beri etiket, teliti lagi;

serahkan

Jumlah Penimbangan:

OBP (obat batuk putih = potio alba contra tussim)

ambil saja yang telah tersedia.

Berapa cc OBP yang digunakan ?

R/ no 4.

m.f. potio artinya: buatlah larutan untuk obat

minum (sirup antibatuk)

ad ml 60 Artinya Hingga 60 ml

Volume Cth.= sendok teh = 5 ml

Berapa hari pasien akan menghabiskan resepnya?

Etiket putih; 3xsehari 1 sendok teh

Ada obat narkotika ? bagaimana tandanya ?

Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut !

Page 14: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

13

R/ tiap ml komposisi :

Camphora 0,03 g

Menthol 0,005 g

Acid salicyl 0,04 g

Alkohol dil. 0,925 g

m.f. sol. 30 ml

S. u. e

Pro : ( th)

Alamat:

Untuk R/ No. 5 :

B. Resep Formula Spesialistis ( Resep obat paten/ ND)

Resep Nomor 6. BSO Tablet

Resep Nomor 7. BSO Oculenta

R/ Dextral tab No. X

S.3 d.d.tab.I

Pro : ( th)

Alamat:

Ocul.dext et sin. kepanjangan dari oculo dexter

et sinester artinya: mata kanan dan kiri

Apa kelebihan dan kekurangan sediaan salep

mata?

Bagaimana bila resep diminta dalam bentuk

tetes mata? Apa yang harus diubah dari resep

ini?

R/ no 6

Untuk pasien penderita penyakit apa ?

Berapa hari pasien akan menghabiskan

resepnya?

Berapa obat dikemas dan diserahkan?

Apa warna etiket dan tandanya?

Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut !

Cari Komposisi obat dan berapa kadar

masing-masing;

Pabrik apa yang memproduksi?

Kapan waktu kadaluarsa obat?

Page 15: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

14

R/ Erlamicetin eye.oint No. I

S.3 d.d. oleskan

Ocul.dext. et sin.

Pro : . ( th)

Alamat:

Resep Nomor 8. BSO Solutio

R/ Rivanol comp. fl. I

Kasa steril No. I

S.u.c

Pro : ( th)

Alamat:

Resep Nomor 9. BSO Suppositoria

R/ Dulcolax 5mg Supp. No. III

S.u.c

Pro : Jeanette 4 th)

Alamat: jl. Hangtuah 9 Solo

Tlp. 0811234xxxx

Resep Nomor 10. BSO Injeksi

R/ No. 7 :

1. Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut !

2. Apa warna etiket dan bagaimana tandanya?

3. Apa syarat Sediaan Oculenta (eye ointment) ?

4. Cari Komposisi obat dan berapa kadar nya?

5. Pabrik apa yang memproduksi?

6. Kapan waktu kadaluarsa obat?

R/ no. 9

1. Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut !

2. Pabrik yang memproduksi? Komposisi ?

3. Apa khasiat obat nya?

4. Apa masalah yang ada dalam resep?

5. Bagaimana cara menggunakan obat

tersebut ?

6. Apa warna etiket? dan tanda apa yang

sebaiknya ditambahkan dalam etiket

R/ no. 8

1. Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut !

2. Apa masalah yang ada dalam resep?

3. Apa arti signa s.u.c ?

4. Apa kegunaan kasa steril dalam resep ini ?

5. Apa khasiat obat nya?

6. Apa warna etiket?

Page 16: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

15

R/ Baralgin M Inj.amp No.II

S.pro inj.

da in m.m

Pro : ( th)

Alamat:

C. Resep Formula Officinalis

Resep Nomor 11. BSO Unguentum

R/ Salep 24 (FN) 10 g

m.f.l.a. ungt

S. u. e

Pro : Tn Jaka

Alamat: Tlg Banten Plg

Resep Nomor 12. BSO Lotio

R/ Liquor Faberi 100 ml

R/ no. 10

1. Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut !

2. Pabrik yang memproduksi? Komposisi ? Apa khasiat obat nya?

3. Apa masalah yang ada dalam resep?

4. Bagaimana cara menggunakan obat tersebut ?

5. Apa kepanjangan da in m.m ?

6. warna etiket? dan tanda apa yang sebaiknya ditambahkan dalam etiket

Isi dalam buku Form.Nas. ed.II

Tiap 10 g mengandung:

Acidum salicylicum 200 mg

Sulfur 400 mg

Vaselinum album hingga 10 g

3-4 kali sehari, dioleskan

Jadi : berapa penimbangan masing-masing

bahan dari resep ini?

R/ no 11:

1. Apa nama lain resep ini?

2. Buat Jurnal dan lengkapi

resep tersebut !

3. Apa warna etiket?

CARA pembuatan:

Timbang bahan; gerus assam salisilat, beri

sedikit vaselin +kan Sulfur gerus homogen

+kan sisa vaselin sedikit demi sedikit

gerus sampai homogen masukkan dalam

pot salep kemas beri etiket, teliti lagi;

serahkan

Isi formula dalam buku Form.Nas. ed.II

Tiap 100 ml mengandung:

Acidum Salicylicum 500 mg

Talcum 5 g

Zinc oxydum 5 g

Amylum manihot 5 g

Aethanolum 90% hingga 100 ml

Jadi : berapa penimbangan masing-masing

bahan dari resep ini?

Page 17: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

16

Menthol 1

m.f.l.a. d.i.d

S . u. e

Pro : ( th)

Alamat:

Resep Nomor 13. BSO Solutiones

.......

R/ Kamferspiritus 100 ml

m.f. sol

S.u. e (obat kompres)

Pro : ( th)

Alamat:

Resep Nomor 14. BSO Pulvis

R/ Glukonakali Pulvis No. V

R/ no 12:

1) Apa nama lain resep ini?

2) Buat Jurnal dan lengkapi

resep tersebut !

3) Apa warna etiket?

4) m.f.l.a. d.i.d singkatan

dari ? artinya ?

5) apa khasiat obat ini ?

CARA pembuatan:

Timbang bahan; gerus asam salisilat, tetesi

alkohol 90% sambil digerus sampai larut

+kan sedikit demi sedikit serbuk yang lain

sambil gerus sampai homogen tambahkan

alkohol sedikit demi sedikit gerus sampai

menjadi lotio tambahkan sisa alkohol dan

gerus homogen masukkan dalam botol lotio

kemas beri etiket, teliti lagi; serahkan

Isi formula dalam buku Form.Nas. ed.II

Tiap 100 ml mengandung:

Camphorae 10 g

Acetonum 450 mg

Alkohol 70% hingga 100 ml

Jadi : berapa penimbangan masing-masing

bahan dari resep ini?

Bagaimana cara membuat resep ini?

R/ no 13:

1) Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut !

2) Apa warna etiket?

3) apa khasiat obat ini ?

Isi formula dalam buku Form.Nas. ed.II

Tiap bungkus mengandung:

Natrii Chloridum 3,4 g

Kalii Chloridum 1,4 g

Natrii Subcarbonas 2,4 g

Glucosum 22,5 g

(untul dilarutkan dalam air 1 liter)

Jadi : berapa penimbangan masing-masing

bahan dari resep ini?

Bagaimana cara membuat resep ini ?

Penjelasan apa lagi yang harus

Page 18: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

17

m.f. pulv. No. V

S. ad. libit.

Pro : Dedek (3 ½ th)

Alamat: Jl. Antasari 34 Plg

Resep Nomor 15. BSO Emulsi

R/ Paraffini Emuls FN 60 ml

m.f. emuls 60 ml

S.3 d.d.Cth. II

Pro : ( th)

Alamat:

II. PRAKTEK PERAGAAN BERBAGAI BENTUK SEDIAAN OBAT

Tujuan :

1) Peragaan berbagai bentuk sediaan obat dan kemasan obat

2) Demonstrasi/simulasi cara penggunaan obat dengan alat kemasan khusus

Bentuk Sediaan Obat yang dapat diperagakan:

1. BSO pulveres (Serbuk Bagi) dan BSO Pulvis (serbuk tabur)

Isi formula dalam buku Form.Nas. ed.II

Tiap 100 ml mengandung:

Paraffinum liquidum 50 ml

Gummi arabicum 12,5 mg

Sirupus simplex 10 ml

Vanillinum 4 mg

Aethanolum 90% 6 ml

Aqua destilata hingga 100 ml

Jadi : berapa penimbangan masing-masing

bahan dari resep ini?

Bagaimana cara membuat resep ini ?

R/ no 15:

1) Buat Jurnal dan lengkapi

resep tersebut !

2) apa khasiat obat ini ?

Cara pembuatan : 1) Buat sirup simpleks, dibantu pemanasan dan

penyaringan.

2) Buat mucilago gummi arab dengan penambahan air

1 ½ kali berat Gum arab.

3) Tambahkan parafin liq ke mortir berisi mucilago

gummi arab, aduk cepat sampai terbentuk emulsi

putih Tambah sirup aduk tambah sisa air

aduk sampai menjadi emulsi kemas, beri etiket

Sirupus Simplex:

Saccharum album 65 bagian

Metil paraben 0,1%

Aqua destilata ad 100 bagian

Page 19: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

18

2. Capsul keras dan Capsul lunak

3. Berbagai macam Tablet

4. Sirup dan eliksir

5. Suspensi dan emulsi

6. Suppositoria, rectal tube dan vaginal tablet dengan aplikator

7. Injeksi kemasan Ampul (dosis tunggal) dan Vial (dosis ganda)

8. Sediaan kering untuk didispensing (Sirup kering, serbuk pro Injeksi,

Dispensing tablet, serbuk/granul drops)

9. Salep, krim, gel, pasta

10. Tetes mata, tetes telinga, Tetes hidung, tutul mulut

11. Aerosol (inhaler, turbuhaler, nasal spray)

Tugas Praktikan:

1. Amati berbagai macam BSO, tipe dan karakteristik sediaan obat serta cara

penggunaan

2. Catatlah nama obat (=Nama Dagang, ND, nama paten) komposisi, kadar,

bentuk sediaan, isi kemasan, nama pabrik, tanggal ED

3. Lengkapi laporan praktek dengan mengisi dan mencatat isi label dari obat

yang diperagakan

Resep yang dipraktekkan Blok VI

Nomor resep Formula Bentuk Sediaan Obat

SUSUNLAH LAPORAN PRAKTIKUM DALAM BENTUK KOLOM

(LEMBAR LANDSCAPE) dengan urutan isi seperti contoh tabel: Nomor RESEP

Resep Lengkap (BUATLAH

SESUAI NAMA MHS dan ALAMAT)

Jumlah penimbangan disertai cara menghitung

(satuan)

Urutan mmbuat/ meracik (skema:

dst)

BSO diserahkan; Kemasan;

Jumlah yang dibuat

Untuk terapi

/Khasiat

Warna etiket ; Tulisan

pemakaian ; etiket tambahan

Page 20: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

19

PUSTAKA

Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV

Depkes RI, 1978, Formularium Nasional Edisi kedua

Ansel, H.C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat, Bandung

Collet D.M, & Aulton M.E, 1990, Pharmaceutical Practice, Churchill L, London

Depkes Diknakes, 1994, Buku Penuntun Praktek Resep

Lestari C.S dkk, 2002, Seni Menulis Resep Teori & Praktek, PT Perca Jakarta

Buku ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia, PT ISFI

BEBERAPA SINGKATAN DALAM RESEP

SINGKATAN KEPANJANGAN ARTI

aa, aaa Ana Sama banyak

a.c Ante coenam Sebelum makan

ad Ad Sampai

ad lib./ad libit. Ad libitus Sesuka hati

ad part. dolent Ad partes dolentes Pada bagian-bagian yang sakit

add. Adde Tambahkan

alt. dieb. Alternis diebus Setiap dua hari

alt. hor. Alternis horis/altera

hora Setiap dua jam

a.m. Ante meridiem Sebelum tengah hari

a.n. Ante noctern Sebelum malam hari

applic. Applicatio Penggunaan, pemakaian

a.u.e (ad. us. ext) Ad usum externum Untuk obat luar

u.p. Sum proprium Dipakai sendiri

m.i. Mihi ipsi Dipakai sendiri

aq.dest Aqua destilata Air suling

b.d / b/i/d bis die : 2x sehari bis in die : 2x sehari

bis 2 kali

bol bolus Sebanyak dosis tunggal

b.i.n. bis in noctus 2x semalam

Page 21: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

20

c. Cum Dengan

C. Cochlear, cibarium Sendok makan (15 ml)

C.th Cochlear theae Sendok teh (5 ml)

c.c. Centrimetrum cubicum Senti meter kubik

caut. Caute Hati-hati

comp. Compositus Obat campuran

conc. Concentratus Konsentrasi

cr. Cremor Krim

d. i. d Da in dimidio Berikan setengahnya

da ad lag. Da ad lagenam Berikan dalam botol

da ad vitr. Da ad vitrum Berikan dalam botol

da ad oll. Da ad ollam Berikan dalam pot

da In oll. Da in ollam Berikan dalam pot

d.c. Durante coenam Sedang makan

d.c. form. Da cum formula Tuliskan dengan resepnya

dur.dol. Durante dolore Selagi sakit

d. d. De die Sehari, setiap hari

s.d.d. Smel de die Sekali sehari

b.d.d.(b.i.d) Bis de/in die Dua kali sehari

t.d.d.(t.i.d) Ter de/ in die Tiga kali sehari

q.d.d (q.i.d) Quarter de/in die Empat kali sehari

dext.et sin. Dexter et sinister Kanan dan kiri

o.d./o.s. Oculus dexter et

oculus sinister

Mata kanan dan mata kiri

dil. Dilutus Encer

d.t.d Da tales doses Berikan sebanyak dosis

tersebut

epith. Epithema Obat kompres

extend. Extende oleskan

extend. cr. Extende crass oleskan tebal-tebal

(0,6 mm)

extende ter. Extende termiter oleskan tipis-tipis (0.2 mm)

ext. s. alut Extende supra alutam oleskan di atas kulit lunak

ext. s. cor Extende supra corium oleskan di atas kulit kaku

f. Fac, fiat buat, harap dibuat

feb. dur. Febri durante sewaktu demam

fom. Fomentum, fomenti obat kompres (panas)

l.a. Lege artis cara semestinya

(sesuai aturan)

filtr. Filtra, filtretur saring, harap disaring

g.,gm. Gramma gram

gi.arab. Gummi, arabicum gom arab (=acacia)

garg. Gargarisma obat kumur

gtt. Guttae tetes

gtt. ad aur. Guttae ad aures obat tetes telinga

gtt. auric. Guttaeauriculares obat tetes telinga

Page 22: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

21

gtt. nasal. Guttae nasals obat tetes hidung

gtt. ophth Guttae ophthalmicae obat tetes mata

h. Hora jam

h.m. Hora matutina pagi hari

h.s. Hora somni sebelum tidur

h.v. Hora vespertina pada sore hari

haust. Haustus teguk sekaligus

i.m.m. In manus medici berikan ke tangan dokter

i.c. Inter cibos antar dua waktu makan

inf. Infusum air rebusan

Inj. Injectio obat suntik

Iter. Iteretur harap diulang

Iter 1x. Iteretur 1X harap diulang 1X

l.a. Lege artis cara semestinya

lc. Loco pengganti

lit.or. Litus oris cairan untuk dioleskan di mulut

loc.dol. Locos dolens tempat yang terasa sakit

lot. Lotio lotio (obat cair utuk obat luar)

Liq. liquidus cair

m. mane pagi

m.et v. mane et vespere pagi dan sore

merid. meridie tengah hari

m. misce, misceatur campurlah, harap dicampur

m.J. misce Jac campur dan buatlah

m.J.l.a. misce Jac lege artis campur dan buatlah menurut cara

semestinya

mg., mgm. milligrama milligram

mixt. mixtura campuran

m.i. mihi ipsi dipakai sendiri

muc.gi.arab. mucilago gummi

arabbici

lender dari acacia

n. noctum malam

N.l. ne iteretur harap jangan diulang

Non. Rep. non reperetur harap jangan diulang

Non in lag.orig. non in lagenam original jangan dalam botol asli

o.h. omni hora tiap jam

o.b.h. omni bihora tiap 2 jam

o.t.h omni tri hora tiap 3 jam

o.4h. omni quarter hora tiap 4 jam

o.m. omni mane tiap pagi

o.n. omni nocte tiap malam

p.c. post coenam sesudah makan

PIM periculum in mora berbahaya jika ditunda

p.r.n. pro re nata kalau perlu minum

/cairan yang

Page 23: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

22

digunakan

pot. potio untuk obat dalam

pulv. pulvis serbuk tunggal

pulv. pulveres serbuk terbagi (puyer)

pulv.adsp. pulvis adspersorius serbuk tabur

pulv.dentifr. pulvis dentrificius tepung / serbuk gosok gigi

q.s. quantum satis/sulficit secukupnya

R/ recipe ambilah

rec.par. recentus paratus dibuat baru

s. signa tandailah, tulislah

sol. solutio larutan

spir. spiritus spiritus

steril. sterilisatus yang disterilkan

supp. supposituria suposituria

supp.rect. supposituria rectal suposituria rektum

syr. syrup sirop

tab. tabulae tablet

tct. (tinct.) tinctura tinctuur

tuss. tussis batuk

tuss. urg. tussi urgente jika batuknya amat mengganggu

u.c. usus cognitus aturan pakai diketahui

u.n. usus notus aturan pakai diketahui

u.e. usus externus obat luar

u.p. usum proprium dipakai sendiri

u.v. usus veterinarius guna kedokteran hewan

ungt. unguentum salep

ungt.ophth. unguentum ophthalmicae salep mata

vesp. vespere senja hari

I unus satu

II duo dua

III tres tiga

IV quattour empat

V quinque lima

VI sex enam

VII september tujuh

VIII october delapan

Ix novem sembilan

x december sepuluh

xI uno decemb sebelas

xII duodecim duabelas

xx viginti duapuluh

xxx triginti tigapuluh

L quinquaginta lima puluh

c centum seratus

D quingenti limaratus

Page 24: 141165587 Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

23

M mille seribu