Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

32
PENUNTUN PRAKTIKUM PEMBUATAN BENTUK SEDIAAN OBAT Oleh : Ertati Suarni, M.Farm, Apt Blok VI (Homeostasis, stres dan adaptasi) 0

Transcript of Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

Page 1: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

PENUNTUN PRAKTIKUMPEMBUATAN BENTUK SEDIAAN OBAT

Oleh :Ertati Suarni, M.Farm, Apt

Blok VI (Homeostasis, stres dan adaptasi)

0

Page 2: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

Tahun 2013PENUNTUN PRAKTIKUM

PEMBUATAN BENTUK SEDIAAN OBAT

A. TUJUAN PRAKTIKUM1. Mahasiswa mengetahui berbagai bentuk sediaan obat dan cara/rute

pemberiannya2. Mengetahui format resep dokter yang lengkap 3. Mengetahui alat dan perlengkapan meracik bentuk sediaan obat tertentu4. Praktek meracik bentuk sediaan obat berdasar resep dokter dan

pengelolaannya/ penyerahan ke pasien

B. RINGKASAN TEORI

1. BENTUK SEDIAAN OBAT

Obat dibuat dalam berbagai bentuk sediaan dengan maksud ketepatan penggunaan kenyamanan, efisiensi, keamanan dan optimalisasi stabilitas sediaan obat.

1. Ketepatan penggunaan : suppositoria untuk obat wasir, sirup untuk anak-anak2. Kenyamanan : capsul untuk bahan obat yang rasanya sangat pahit, cream

untuk pemakaian pada kulit wajah, tablet salut gula (dragee).3. Efisiensi : BSO yang sederhana dan ekonomis dalam pembuatan, Tablet lepas

lambat (prolonged-action tablet)4. Keamanan dan stabilitas bahan aktif : Sirup kering, Capsul

Tujuan utama dibuat dalam bentuk sediaan obat tertentu adalah obat dapat mencapai tempat aksi. Setelah itu obat dapat memberikan respon biologis setelah diberikan melalui berbagai rute pemberian. Rute pemberian sesuai dengan bentuk sediaan obatnya.

2. MACAM BENTUK SEDIAAN OBAT1. BSO Padat : pulveres, pulvis, kapsul, tablet2. BSO Setengah Padat : unguentum, cream, gel, pasta

BSO setengah padat bentuk khusus: Suppositoria, ovula3. BSO Cair: Solutio, lotio, suspensi, emulsi, eliksir

BSO cair bentuk khusus: injeksi, aerosol/inhalasi, spray

(catatan: URAIAN lengkap tentang BSO dijelaskan dalam perkuliahan intergratif. )

1

Page 3: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

3. BAHAN-BAHAN DALAM PEMBUATAN BSOBentuk sediaan obat mengandung bahan-bahan (komponen) yang memiliki fungsi:

1. Bahan aktif obat misalnya : erythromycin berkhasiat antibiotika, acidum benzoicum, acidum salicylicum sebagai antiseptik.

2. Bahan tambahan terdiri dari antara lain:- Bahan pengisi: lactosum sebagai penambah massa pulveres- Bahan Basis: bahan dasar pembuatan BSO salep misalnya Vaselin, cera

flava, dan adeps lanae ; bahan basis cream misalnya campuran emulgide, TEA, poliglikol dan sorbitan ; oleum cacao untuk basis pembuatan suppositoria

- Bahan pembasah: gliserin dalam pembuatan lotio, granul, tablet, pilulae- Bahan pelarut: air, etanol, gliserin, sorbitol, propilenglikol- Bahan pengemulsi (emulgator): tween, span, gummi arabicum, tragacanth

untuk pembuatan BSO emulsi- Bahan pensuspensi (suspending agent): CMC, gummi arabicum,

tragacanth.- Bahan pengental (penambah viskositas): Natrium alginat dalam BSO Gel

(jelly), bentonit untuk lotion - Bahan perbaikan tampilan: (corrigentia)

Bahan antioksidan: vitamin C (asam askorbat) dalam preparat injeksi

Bahan corrigent saporis: untuk memperbaiki rasa misal sirup simpleks

Bahan corrigent odoris: untuk memperbaiki bau, menutupi bau tidak enak misal oleum rosarum, oelum lavandulae

Bahan corrigent coloris: untuk memperbaiki warna misal carminum untuk pulveres, caramel untuk sirup

Masih banyak bahan tambahan lain yang digunakan. sesuai dengan fungsi bahan dan jenis bentuk sediaan obat yang dibuat. Syarat utama bahan tambahan yang digunakan adalah harus inert (netral). Tidak mempengaruhi sifat bahan aktif obat. Sebaiknya dapat memperbaiki sifat bahan aktif (bahan tambahan penunjang/adjuvantia).

4. PENGENALAN ALAT-ALAT KERJA

Pada dasarnya alat-alat meracik obat resep dokter, di apotek atau dipelayanan kesehatan lainnya terdiri dari:Alat Kerja:

1. 2 set Timbangan (gram kasar dan gram halus) ; Batu timbangan

2. 2 set Lumpang + penumbuknya (mortir + stamper)

3. 2 buah Labu Erlenmeyer kolf (100 cc dan 250 cc)

2

Page 4: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

4. Gelas pengukur (Maat glass)

5. Gelas piala (Beaker glass)

6. Cawan penguap (Uitdampsehaal) dari porselin, digunakan untuk wadah menimbang, untuk menguapkan atau mengeringkan cairan, melebur atau mencampur lebih dari satu bahan

7. Gelas /kaca Arloji bertutup (Morloge glass)

8. Botol timbang (dan gelas arloji untuk menimbang bahan yang mudah menguap, menyublim, dan cairan yang tidak boleh ditimbang dengan kertas perkamen)

9. Penyudip (dari lembar plastik mika tebal, elastis) 8x6cm (Spatel) ; dari film/mika dipakai untuk menyatukan, membersihkan serbuk atau salep dan memasukkan dalam wadah.

10. Sendok tanduk/plastik inert

11. Batang pengaduk

12. Erlenmeyer dipakai untuk melarutkan bahan dengan digoyang atau dikocokdan digunakan untuk alat pengukur (tingkat ketelitian kurang).

13. Pengayak (untuk mengayak bahan sesuai dengan derajat halus serbuk)

14. Penara (menara agar beban seimbang)

15. Pinset, gunting kecil, serbet, lem, selotip

16. Corong

Alat pengemas obat: 17. Kertas perkamen18. Dus/plastik klip 19. Pot salep dan pot kapsul20. Kertas saring21. Botol untuk sediaan cairan22. Etiket warna putih23. Etiket warna biru24. Label “Kocok Dulu” dan “ulangan seijin dokter”

Timbangan Obat :

Timbangan obat ada 3 jenis yaitu timbangan obat gram kasar, timbangan obat gram halus, dan timbangan obat milligram.

Timbangan obat gram kasar, daya beban antara 250 g dan 1000 g. kepekaan 200 mg.

Timbangan obat gram halus, daya beban antara 100 g dan 250 g. kepekaan 50 mg.

Timbangan obat milligram , daya beban antara 10 g dan 50 g. kepekaan 5 mg.

3

Page 5: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

Gambar timbangan gram :

Tertib menimbang.

1. Timbangan dibuka dengan tangan kiri.2. Tiap akan menimbang harus diperiksa terlebih dulu, apakah timbangan dalam keadaan seimbang

dan dalam posisi horizontal.3. Timbangan gram dipegang dengan tangan kiri, sedangkan batu timbangan milligram dipegang

dengan pinset.4. Timbangan milligram ditimbang semua bahan-bahan yang beratnya kurang dari <1000 mg dan

diatas >50 mg. Diatas timbangan gram ditimbang bahan yang beratnya >1 g dibawah <1 kg.

5. Di atas daun-daun neraca ditaruh kertas perkamen yang bersih.

6. Batu timbangan diletakan diatas daun neraca sebelah kiri : Sedangkan bahan yang akan ditimbang disebelah kanan

7. Penimbangan bahan obat yang bobotnya kurang dari 50 mg = tentu harus membuat pengencerannya dengan zat tambahan yang cocok (lactosum, Vaselin, Air dsb).

8. Janganlah Sekali-kali menggunakan anak timbangan sebagai penara, tetapi pakailah selalu alat penara /lempengan yang mudah digunting atau dipotong-potong kecil.

9. Untuk mencegah bahan-bahan obat dikotori oleh udara, ditiup angin dan sebagainya, maka timbanglah bahan obat itu segera, sewaktu akan dicampur atau diaduk.

10. Semua bahan (kecuali diatas) ditimbang diatas kertas perkamen yang bersih. Bahan-bahan yang akan ditimbang tidak boleh disentuh dengan jari-jari tangan. Bila bahan berupa gumpalan besar, sebaiknya di haluskan atau dipotong terlebih dahulu. Bahan yang higroskopis dan bereaksi dengan zat organis (kertas perkamen) ditimbang diatas gelas arloji.

Anak Timbangan

- Tempatkan dalam kotak anak timbangan atau sebuah pot plastik, letakkan tempat anak timbangan disebelah kiri.

- Gunakan pincet untuk mengambil anak timbangan milligram.

Cara penimbangan bahan-bahan :

a) Bahan padat seperti serbuk, lilin, dll ditimbang diatas kertas perkamen.

b) Bahan ½ padat seperti vaselin, adeps, ditimbang diatas kertas perkamen atau diatas cawan penguap.

c) Bahan cair dapat ditimbang diatas kaca arloji, cawan penguap atau langsung dalam botol atau wadah.

4

Keterangan :1.Papan landasan timbangan2.Tombol pengatur tegak berdirinya timbangan3.Anting penunjuk tegaknya timbangan (waterpas)4.Jarum timbangan5.Skala6.Tuas penyagga timbangan7.Pisau tengah/pisau pusat8.Pisau tangan9.Tangan timbangan10.Tombol/mur pengatur keseimbangan11.Piring timbangan

Page 6: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

d) Bahan cairan kental seperti ekstak belladon dan ekstrak hiosiami langsung ditimbang, sedangkan untuk ichtiol ditimbang dikertas perkamen yang sebelumnya diolesi dengan parafin cair/vaselin

e) Bahan oksidator (kalii permanganas, iodium, argenti nitras) ditimbang pada gelas timbang atau pada gelas arloji yang ditutup

f) Bahan yang bobotnya kurang dari 50 mg dilakukan pengenceran.

Menggunakan lumpang (mortir) dan alu (stamfer)

- Mulut dari lumpang (mortir) senantiasa mengarah ke kiri.

- Maksudnya agar ketika alu dibersihkan alu senantiasa tetap pada mulut mortar.

- Bersihkan permukaan alu dengan cara memutarnya, sementara sudip tetap berada di kepala alu (stamper).

- Mortir ditaruh diatas meja Praktek dialasi dengan lap pada waktu kita mengerus bahan-bahan obat.

- Bila kita akan meletakkan alu (stamper), letakanlah selalu disebelah kanan dan dialasi dengan kertas, kepala stamper harus mengarah kepada kita.

- Stamper dipegang seperti memegang pulpen.

- Putarlah stamper berlawanan dengan arah jarum jam.

- Gerakan tangan sebatas pergelangan, sambil setelah stamper dibersihkan dengan menggunakan sudip.

- Bersihkan permukaan stamper dengan cara memutarnya sementara sudip tetap berada dikepala stamper.

- Ulangi beberapa kali sampai serbuk halus.

- Sediakan dua buah serbet :

1) Digunakan untuk membersihkan alat-alat setelah dicuci, membersihkan alat-alat lain.2) Digunakan untuk alas mortar.

Sebelum praktek meracik BSO dikerjakan, mahasiswa diwajibkan membuat jurnal (catatan kerja) untuk resep yang bersangkutan, dengan urutan sebagai berikut:

1) Kelengkapan resep BACA formula resep lalu buat dibuku jurnal resep dokter yang lengkap ; bila perlu beri catatan-catatan

2) Keterangan Bahan: Fungsi masing-masing bahan, sifat fisika, kelarutan, organoleptis/pemerian, khasiat (sumber dari Farmakope Indonesia; USP; Martindale)

3) Perhitungan dosis (semua dianggap dosis tidak melebih DM)

4) Penimbangan masing-masing bahan

5) Cara pembuatan dan peracikan sediaan obat

6) Pengemas, Etiket, label

5

Page 7: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

5. RESEP Resep didefinisikan menurut SK Menkes No.922/Men.Kes/Per/X/1993 yakni:

permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada Apoteker Pengelola Apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita. Artinya bahwa resep merupakan sarana komunikasi tertulis profesional antara dokter (penulis resep) dengan Apoteker Pengelola Apotek (penyedia/pembuat obat) dan penderita (pasien yang menggunakan obat).Resep ditulis dokter dalam upaya memesan obat bagi pengobatan pasien, maka isi resep harus benar/rasional.

Contoh resep dan kelengkapan resep:dr. Leo Iqbal, Sp.PD

SIK : 19/DINKES/2009JL Raya Talang Banten no 98

Palembang

Palembang, ...........2013

Pro : Anissa (15 ½ th)Alamat: Jl. Musi 3 Plg

Inscriptio (alamat identitas) = berisi: - Kop (Nama dokter, No Izin Praktek, Alamat Praktek)- Tempat dan tanggal penulisan resep-Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan (invocatio); R/ singkatan Recipe

Praescriptio (perintah/pesanan)=-terdiri dari: nama obat; jumlah obat; cara pembuatan BSO

Signatura = tanda; Aturan pemakaian Subscriptio =Tanda tangan atau paraf dokter

Subsriptio= Identitas Pasien (Nama, umur, alamat)

Latihan: Tulislah pada sebuah buku jurnal BSO mahasiswa, resep-resep dalam buku ini dengan memenuhi syarat kelengkapan sebuah resep !

(Penulisan resep yang rasional, pemilihan P-Drug dan sebagainya akan dipelajari pada blok-blok yang akan datang)

Bahasa Latin dalam Resep

6

Page 8: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

Bahasa yang digunakan dalam resep adalah bahasa latin, sebagai bahasa yang baku dalam penulisan Resep (mengapa?)Beberapa aturan resep antara lain:

Resep-resep yang mengandung Narkotik harus ditulis tersendiri, tidak boleh ada pengulangan (iterasi), harus ada alamat pasien, dan aturan pakai yang jelas. (obat narkotika: codein tab, codipront cap/sir, morphin inj, pethidin inj)

Untuk pasien yang harus segera memerlukan obat pada kanan atas ditulis cito/p.i.m (periculum in mora = bahaya bila ditunda).

Jika Dokter tidak ingin resep-nya diulang tanpa sepengetahuannya, maka dituliskan tanda n.i (ne iterator = tidak boleh diulang).

 Resep untuk orang tidak mampu ditulis tanda Resep p.p (Resep pro paupere)

Contoh beberapa singkatan bahasa Latin dalam resep:Umum dipergunakan :

R/ Recipe : ambillah, serahkanm.f.l.a misce fac lege artis = campurlah buatlah sesuai dengan senis.t.d.d signa ter de die : tandai tiga kali seharid.t.d da tales doseS.n.s                   si necesse sit = jika perluS.u.s                   signa usus notus = tahu pakaiS.u.e signa usus externul = tandai untuk pemakaian luarS.u.c                   signa usus cognitus = tandai cara pakai sudah tahuS.p.r.n                 signa   pro renatera = tandai jika perluSusp SuspensiSup                     suppositoriaTab vag              tablet vaginalIter                     iterati = diulangCit-o                   cito = segeraCol.Or                Collutio oris = kumur – kumurLit.Or                 litus oris = cairan untuk dioleskan di muluti.m.m in manus medici = ke tangan dokterS.m                     signa mane = tandai pagiS.v                      signa vespere = tandai soreS.n                      signa nocte = tandai malama.c                       ante coenam = sebelum makanp.c                       post coenam = setelah makanad                        adde = tambahkanhaust                   haustus = sekali minumungt.                    Unguentum = salepcr                        cream = krim

(selanjutnya LIHAT TABEL LAMPIRAN)

SATUAN YANG BIASA DIGUNAKAN DALAM FARMASI & RESEPSatuan berat=

1 gram = 1 g (tanpa huruf r ) = 1 Gm = 1000 mg1 kg = 1000 g1 gram = 15 grain = 15 gr (dengan huruf r )1 Gm = 15 gr = ½ ounce = ½ oz1 oz = 30 Gm

Satuan Isi= 1 Liter = 1 L = 1000 ml = 1000 cc100 cc = 100 ml

7

Page 9: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

Satuan Unit = 1 IU ( UI) = 1 International Unit

Penulisan jumlah obat dengan satuan biji menggunakan angka Romawi.

Misal: - Novalgin tab no. X

- Tab Stesolid 5 mg no. X (decem) - m.f.l.a.pulv. dt.d.no. X Penulisan alat penakar:

Dalam singkatan bahasa latin dikenal: c. = cochlear ( sendok makan) (=volume 15 ml) cth. = sendok teh (volume 5 ml)Gtt. = guttae (1 tetes = 0,05 ml)

Catatan: Hindari penggunaan sendok teh dan sendok makan rumah tangga karena volumenya tidak selalu 15 ml untuk sendok makan dan 5 ml untuk sendok teh. Gunakan sendok plastik (5 ml) atau alat lain ( volume 5, 10, 15 ml) yang disertakan dalam sediaaan cair paten.

Arti prosentase (%)0,5% (b/b) = persen bobot/bobot = 0,5 gram dalam 100 gram sediaan0,5% (b/v) = persen bobot/volume= 0,5 gram dalam 100 ml sediaan0,5% (v/v) =persen volume/volume = 0,5 ml dalam 100 ml sediaan

Penulisan kekuatan obat dalam sediaan obat jadi (generik/paten) yang beredar di pasaran dengan beberapa kekuatan, maka kekuatan yang diminta harus ditulis, misalkan Tab. Primperan 5 mg atau Tab. Primperan 10 mg Penulisan volume obat minum dan berat sediaan topikal dalam tube dari sediaan jadi/paten yang tersedia beberapa kemasan, maka harus ditulis, misal:

- Allerin exp. Yang diminta volume 60 ml atau yang 120 ml- Garamycin cream yang 5 mg/tube atau 15mg/tube

Penulisan bentuk sediaan obat (merupakan bagian subscriptio) dituliskan tidak hanya untuk formula magistralis, tetapi juga untuk formula officinalis dan spesialistis

Susunan (Formula suatu resep)Resep dokter ditulis berdasarkan tiga formula.

1. Formula Magistralis2. Formula Spesialistis3. Formula Officinalis

1. Formula MagistralisAdalah formula/resep yang komposisi obatnya disusun sendiri oleh dokter penulis resep.

- Untuk dapat menyusun formula ini dokter harus memenuhi syarat-syarat a.l : memahami sifat obat (sifat farmakologi dan sifat kimia fisika); mengetahui obat tak tercampurkan dan menghindari formula ini; terampil menentukan dosis terapi; terampil menentukan pilihan bentuk sediaan obat yang tepat; terampil dalam menentukan waktu dan cara penggunaan obat; menulis resep dengan jelas dan terbaca.

8

Page 10: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

- Bahan obat tunggal; harga relatif murah; jenis obat dan dosis dapat ditentukan sesuai kebutuhan penderita secara tepat

- Tidak semua BSO dapat dibuat/diracik di apotek, hanya pulvis, pulverse, capsul, potio, solutio, salep, emulsi sederhana. Sedang BSO tablet, injeksi. Suppositoria dan lain-lain harus dibuat secara manufacture

2. Formula SpesialistisAdalah formula/resep dimana obatnya adalah produk suatu industri (manufacture) farmasi atau komposisinya telah ditentukan oelh industri. Obat ini disebut Specialite = obat dengan Nama dagang (ND) = obat paten/ trade mark.

- Untuk dapat menyusun formula ini dokter harus memenuhi syarat-syarat a.l : memahami isi/kompoisisi seta khasiat dan dosis masing-masing; mengetahui obat tak tercampurkan dan menghindari formula ini; terampil menentukan dosis terapi; terampil menentukan pilihan bentuk sediaan obat yang tepat; terampil dalam menentukan waktu dan cara penggunaan obat; menulis resep dengan jelas dan terbaca; bila obat boleh diganti dengan ND yang lain atau nama generik maka ditulis ‘loco” dibelakang ND ; loco=penggantiannya

- Sudah tersedia sebagai obat jadi, hanya tinggal mengyerahkan/menggunakan tanpa diracik, pelayanan dapat lebih cepat.

- Semua BSO tersedia dan dokter memilih sesuai kebutuhan cara (rute) pemberian obat yang tepat ke penderita

- Harga relatif mahal, bahan aktif obat yang terdapat dalam komposisi tidak belum tentu dibutuhkan penderita, sehingga menjadi kelebihan obat.

- Dokter wajib mengetahui isi setiap komposisi dan mengerti efek/khasiat masing-masing; sehingga tidak terjadi interaksi yang merugikan dan bila ada dosis rangkap (adisi/sumasi dosis) maka perlu dihitung DR (dosis rangkap/sinergisnya)

3. Formula OfficinalisAdalah formula/resep dimana obatnya komposisinya telah tercantum dalam buku resmi farmasi. Buku Resmi di Indonesia yang mencantumkan formula officinalis resep (obat standar) adalah: Farmakope Belanda ed.V ; FMS; FI; FI; FMN; FN ed.II dan CMN

- Untuk dapat menyusun formula ini dokter harus mengetahui macam buku resmi di Indonesia dan mengetahui formula-formula didalamnya

- menulis resep dengan jelas dan terbaca;- memahami penulisan obat standar yaitu menulis nama obatnya; (bukan

komposisinya). Ditulis nama buku resminya akan lebih baik. Dapat pula mengambil dari buku resmi negara lain asal ditulis dengan jelas sumbernya.

- Obatnya baik tunggal maupun komposisi merupakan obat efektif atau kombinasi yang terpercaya/ideal.

- Perkembangan zaman, buku resmi relatif lama dan tertinggal.

9

Page 11: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

I. PRAKTEK MERACIK OBAT

Resep yang akan diracik obatnya dan akan diserahkan ke pasien, ditinjau dahulu mengenai:

1. Perhitungan dosis2. Jumlah penimbangan bahan-bahan3. Cara pembuatan yang baik4. Kemasan yang cocok5. Warna Etiket, penulisan etiket, etiket tambahan6. Penyerahan ke pasien

Perhitungan dosis (akan lebih diperdalam pada saat mempelajari Penulisan Resep pada blok yang akan datang). Dalam praktek Pembuatan BSO ini hanya akan diberikan dosis terapi yang tidak melampaui dosis maksimum (DM). Daftar dosis maksimum (DM) dan Dosis Lazim terapi dapat dilihat pada indeks dosis pada buku Farmakope Indonesia setiap edisi. Atau dapat juga merujuk pada buku pharmacopea lain (BF, USP, dll). Tetapi DM untuk anak dihitung menggunakan rumus berdasarkan luas permukaan tubuh, berat badan atau umur anak. Dibandingkan dengan DM dewasa.

Rumus perhitungan dosis

1. Rumus Clark : DM anak = W70

xDM dewasa

2. Rumus Young : DM anak =n

n+20x DM dewasa

3. Rumus Dilling : DM anak = n

20xDM dewasa

4. Rumus Cowling : DM anak =n+124

x DM dewasa

5. Rumus Fried : DM anak = m20

xDM dewasa

Keterangan :w = berat badan anak dalam kilogramn = umur anak dalam tahunm = umur anak dalam bulan

10

Page 12: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

CARi Uraian Masing-Bahan di Farmakope Indonesi (FI), USP dllJumlah Penimbangan:250 mg x 10 = 2500 mg= 2,5 g50 mg x 10 = 500 mg = 0,5 gq.s = secukupnya = 0,5 g/10 bungkus

m.f. pulv. d.t.d No.X artinya: Berikan sebanyak dosis tersebut (sepuluh bungkus)S.3 d.d.Pulv. I artinya: tandai 3xsehari 1 bungkus ; etiket putih (khasiat: Analgetik )

CARA pembuatan: Timbang bahan; gerus cofein (tambah pewarna carmin 50 mg) +kan paracetamol sedikit demi sedikit +kan lactosa gerus sampai homogen bagi 10 puyer sama rata kemas beri etiket, teliti lagi; serahkan

BUAT dan LENGKAPI resep dalam jurnal !BERAPA Jumlah Penimbangan ?Alat pengemasan yang digunakan ?

................................................................

................................................................

CARi Uraian masing-masing Bahan di FI Edisi IV; USP, BF dan pustaka farmakologi yang sesuai

Apa arti da in cap ?Apa warna etiket? Tulis isi etiket lengkap !Apa khasiat obat ? berapa ukuran kapsul yang digunakan?

CARA pembuatan: Timbang bahan; gerus halus bagi menjadi 20 bagian sama rata diatas kertas perkamen masukkan dalam capsul kemas beri etiket, teliti lagi; serahkan

Apabila terdapat dua atau lebih obatnya memiliki kerja/aksi yang sama(analog) maka harus dihitung dosis sinergis (dosis rangkap)

Resep-resep dalam buku ini disusun sesuai dengan tiga formula resep yang ditulis.

A. Resep Formula MagistralisPeracikan resep:

Resep Nomor 1. BSO Pulveres: dr. ........................

SIK : ............................JL .............................................

Palembang

Palembang,.....2013

R/ Paracetamol 250 mg Cofein 50 mg

Lactosa q.sm.f. pulv. d.t.d No. X

S.3 d.d.Pulv. I

Pro : Anissa (15 ½ th) Alamat: Jl. Musi 3 Plg

Resep Nomor 2. BSO Kapsul

R/ Cephadroxil monohidrat 250 mg m.f. pulv. d.t.d No. XX da in cap S.3 d.d. Cap. I

Pro : ( th) Alamat:

Untuk R/ No.2 :

11

Page 13: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

Jumlah Penimbangan:OBP (obat batuk putih = potio alba contra tussim) ambil saja yang telah tersedia. Berapa cc OBP yang digunakan ?

R/ no 4. m.f. potio artinya: buatlah larutan untuk obat minum (sirup antibatuk)ad ml 60 Artinya Hingga 60 ml

Volume Cth.= sendok teh = 5 ml Berapa hari pasien akan menghabiskan resepnya?

Etiket putih; 3xsehari 1 sendok teh Ada obat narkotika ? bagaimana tandanya ? Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut !

Resep Nomor 3. BSO Pulvis:

R/ Calamin 10% Zn Oksida 2% Camphora 0,05% Menthol 0,01% Talc. Venet ad 20 g m.f. pulvis S. serbuk tabur

Pro : ( th) Alamat:

Untuk R/ No. 3 :

Resep Nomor 4. BSO Solutio :

R/ Codein HCl mg 96 Ephedrin HCl mg 120 Sir. Thymi ml 15 OBP Sir ad ml 60 m.f. potio S.3 d.d. Cth. I

Pro : ( Th) Alamat:

12

Apa kemasan yang digunakan ?Berapa Jumlah Penimbangan bahan?

- Lengkapi resep pada jurnal kerja !

- Apakah kegunaan/ khasiat serbuk tabur diatas?

- Apa fungsi Talkum di R/ ini ?- Cari Uraian masing-masing - apa warna etiket dan tandanya ?

CARA pembuatan: Timbang bahan; Menthol + camphora tetesi dengan alkohol 70% gerus halus + Talc sedikit gerus + ZnO gerus homogen tambah calamin gerus + sisa talcum gerus samapi homogen kemas dalam wadah yang tepat ; beri etiket, teliti lagi; serahkan

Page 14: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

R/ no. 5:Apa kemasan yang digunakan ?Bagaimana cara pembuatan ?Bila berat jenis dianggap satu (1) berapa total formula resep?Satuan g diubah menjadi mg, lalu hitungBerapa Jumlah penimbangan masing-masing bahan?

Lengkapi resep pada jurnal kerja !Apakah kegunaan/ khasiat solutio diatas?Apa fungsi alkohol dilutus (70%) di R/ ini ?apa warna etiket dan tandanya ?

Resep Nomor 5. BSO Solutio :

R/ tiap ml komposisi : Camphora 0,03 g Menthol 0,005 g Acid salicyl 0,04 g Alkohol dil. 0,925 g m.f. sol. 30 ml S. u. e

Pro : ( th) Alamat:

Untuk R/ No. 5 :

B. Resep Formula Spesialistis ( Resep obat paten/ ND)

Resep Nomor 6. BSO Tablet

13

R/ no 6 Untuk pasien penderita penyakit apa ?Berapa hari pasien akan menghabiskan resepnya? Berapa obat dikemas dan diserahkan?Apa warna etiket dan tandanya?

Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut !Cari Komposisi obat dan berapa kadar masing-masing;Pabrik apa yang memproduksi? Kapan waktu kadaluarsa obat?

R/ Dextral tab No. X S.3 d.d.tab.I

Pro : ( th) Alamat:

Page 15: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

R/ no. 8Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut !Apa masalah yang ada dalam resep?Apa arti signa s.u.c ? Apa kegunaan kasa steril dalam resep ini ?Apa khasiat obat nya?Apa warna etiket?

Resep Nomor 7. BSO Oculenta

R/ Erlamicetin eye.oint No. I S.3 d.d. oleskan Ocul.dext. et sin.

Pro : . ( th) Alamat:

Resep Nomor 8. BSO Solutio

R/ Rivanol comp. fl. I Kasa steril No. I S.u.c

Pro : ( th) Alamat:

Resep Nomor 9. BSO Suppositoria

R/ Dulcolax 5mg Supp. No. III S.u.c

Pro : Jeanette 4 th) Alamat: jl. Hangtuah 9 Solo Tlp. 0811234xxxx

Resep Nomor 10. BSO Injeksi

14

R/ No. 7 :1. Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut !2. Apa warna etiket dan bagaimana tandanya?3. Apa syarat Sediaan Oculenta (eye ointment) ?4. Cari Komposisi obat dan berapa kadar nya?5. Pabrik apa yang memproduksi? 6. Kapan waktu kadaluarsa obat?

Ocul.dext et sin. kepanjangan dari oculo dexter et sinester artinya: mata kanan dan kiri

Apa kelebihan dan kekurangan sediaan salep mata?

Bagaimana bila resep diminta dalam bentuk tetes mata? Apa yang harus diubah dari resep ini?

R/ no. 91. Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut ! 2. Pabrik yang memproduksi? Komposisi ?3. Apa khasiat obat nya?4. Apa masalah yang ada dalam resep?5. Bagaimana cara menggunakan obat

tersebut ? 6. Apa warna etiket? dan tanda apa yang

sebaiknya ditambahkan dalam etiket

Page 16: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

Isi dalam buku Form.Nas. ed.IITiap 10 g mengandung:Acidum salicylicum 200 mgSulfur 400 mgVaselinum album hingga 10 g3-4 kali sehari, dioleskan

Jadi : berapa penimbangan masing-masing bahan dari resep ini?

R/ no 11:Apa nama lain resep ini?Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut ! Apa warna etiket?

CARA pembuatan: Timbang bahan; gerus assam salisilat, beri sedikit vaselin +kan Sulfur gerus homogen +kan sisa vaselin sedikit demi sedikit gerus sampai homogen masukkan dalam pot salep kemas beri etiket, teliti lagi; serahkan

R/ Baralgin M Inj.amp No.II S.pro inj. da in m.m

Pro : ( th) Alamat:

C. Resep Formula Officinalis

Resep Nomor 11. BSO Unguentum

R/ Salep 24 (FN) 10 g m.f.l.a. ungt S. u. e

Pro : Tn Jaka Alamat: Tlg Banten Plg

Resep Nomor 12. BSO Lotio

15

R/ no. 101. Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut ! 2. Pabrik yang memproduksi? Komposisi ? Apa khasiat obat nya? 3. Apa masalah yang ada dalam resep?4. Bagaimana cara menggunakan obat tersebut ? 5. Apa kepanjangan da in m.m ? 6. warna etiket? dan tanda apa yang sebaiknya ditambahkan dalam etiket

Page 17: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

Isi formula dalam buku Form.Nas. ed.IITiap 100 ml mengandung:Camphorae 10 gAcetonum 450 mgAlkohol 70% hingga 100 ml

Jadi : berapa penimbangan masing-masing bahan dari resep ini? Bagaimana cara membuat resep ini?

R/ no 13:Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut ! Apa warna etiket?apa khasiat obat ini ?

R/ Liquor Faberi 100 ml Menthol 1 m.f.l.a. d.i.d S . u. e Pro : ( th) Alamat:

Resep Nomor 13. BSO Solutiones

R/ Kamferspiritus 100 ml m.f. sol S.u. e (obat kompres)

Pro : ( th) Alamat:

Resep Nomor 14. BSO Pulvis

16

Isi formula dalam buku Form.Nas. ed.IITiap 100 ml mengandung:Acidum Salicylicum 500 mgTalcum 5 gZinc oxydum 5 gAmylum manihot 5 gAethanolum 90% hingga 100 ml

Jadi : berapa penimbangan masing-masing bahan dari resep ini?

R/ no 12:1) Apa nama lain resep ini?2) Buat Jurnal dan lengkapi

resep tersebut ! 3) Apa warna etiket?4) m.f.l.a. d.i.d singkatan

dari ? artinya ?5) apa khasiat obat ini ?

CARA pembuatan: Timbang bahan; gerus asam salisilat, tetesi alkohol 90% sambil digerus sampai larut +kan sedikit demi sedikit serbuk yang lain sambil gerus sampai homogen tambahkan alkohol sedikit demi sedikit gerus sampai menjadi lotio tambahkan sisa alkohol dan gerus homogen masukkan dalam botol lotio kemas beri etiket, teliti lagi; serahkan

Page 18: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

CARA pembuatan: ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Cara Pemakaian :------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Isi formula dalam buku Form.Nas. ed.IITiap bungkus mengandung:Natrii Chloridum 3,4 gKalii Chloridum 1,4 gNatrii Subcarbonas 2,4 gGlucosum 22,5 g(untul dilarutkan dalam air 1 liter)

Jadi : berapa penimbangan masing-masing bahan dari resep ini?Bagaimana cara membuat resep ini ?Penjelasan apa lagi yang harus ditambahkan pada etiket ?

R/ no 14:Apa nama lain resep ini?Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut ! Apa warna etiket?S. ad.libit singkatan dari ? artinya ?apa khasiat obat ini ?

Isi formula dalam buku Form.Nas. ed.IITiap 100 ml mengandung:Paraffinum liquidum 50 mlGummi arabicum 12,5 mgSirupus simplex 10 mlVanillinum 4 mgAethanolum 90% 6 mlAqua destilata hingga 100 ml

Jadi : berapa penimbangan masing-masing bahan dari resep ini?Bagaimana cara membuat resep ini ?

R/ no 15:Buat Jurnal dan lengkapi resep tersebut ! apa khasiat obat ini ? Cara pembuatan :

Buat sirup simpleks, dibantu pemanasan dan penyaringan.Buat mucilago gummi arab dengan penambahan air 1 ½ kali berat Gum arab. Tambahkan parafin liq ke mortir berisi mucilago gummi arab, aduk cepat sampai terbentuk emulsi putih Tambah sirup aduk tambah sisa air aduk sampai menjadi emulsi kemas, beri etiket Sirupus Simplex:

Saccharum album 65 bagianMetil paraben 0,1%Aqua destilata ad 100 bagian

R/ Glukonakali Pulvis No. V m.f. pulv. No. V S. ad. libit.

Pro : Dedek (3 ½ th) Alamat: Jl. Antasari 34 Plg

Resep Nomor 15. BSO Emulsi

R/ Paraffini Emuls FN 60 ml m.f. emuls 60 ml S.3 d.d.Cth. II

Pro : ( th) Alamat:

II. PRAKTEK PERAGAAN BERBAGAI BENTUK SEDIAAN OBATTujuan :

1) Peragaan berbagai bentuk sediaan obat dan kemasan obat 2) Demonstrasi/simulasi cara penggunaan obat dengan alat kemasan khusus

17

Page 19: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

Bentuk Sediaan Obat yang dapat diperagakan:1. BSO pulveres (Serbuk Bagi) dan BSO Pulvis (serbuk tabur)2. Capsul keras dan Capsul lunak3. Berbagai macam Tablet4. Sirup dan eliksir5. Suspensi dan emulsi6. Suppositoria, rectal tube dan vaginal tablet dengan aplikator7. Injeksi kemasan Ampul (dosis tunggal) dan Vial (dosis ganda)8. Sediaan kering untuk didispensing (Sirup kering, serbuk pro Injeksi,

Dispensing tablet, serbuk/granul drops) 9. Salep, krim, gel, pasta10. Tetes mata, tetes telinga, Tetes hidung, tutul mulut11. Aerosol (inhaler, turbuhaler, nasal spray)

Tugas Praktikan:1. Amati berbagai macam BSO, tipe dan karakteristik sediaan obat serta cara

penggunaan2. Catatlah nama obat (=Nama Dagang, ND, nama paten) komposisi, kadar,

bentuk sediaan, isi kemasan, nama pabrik, tanggal ED3. Lengkapi laporan praktek dengan mengisi dan mencatat isi label dari obat

yang diperagakan

Resep yang dipraktekkan Blok VINomor resep Formula Bentuk Sediaan Obat

SUSUNLAH LAPORAN PRAKTIKUM DALAM BENTUK KOLOM (LEMBAR LANDSCAPE) dengan urutan isi seperti contoh tabel:

Nomor RESEP

Resep Lengkap

(BUATLAH

Jumlah penimbangan disertai

Urutan mmbua

t/

BSO diserahka

Untuk terapi

/

Warna etiket ;

Tulisan

18

Page 20: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

SESUAI NAMA MHS

dan ALAMAT)

cara menghitung (satuan)

meracik

(skema: dst)

n;Kemasan;

Jumlah yang

dibuat

Khasiat pemakaian ; etiket

tambahan

PUSTAKA

Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IVDepkes RI, 1978, Formularium Nasional Edisi keduaAnsel, H.C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat, BandungCollet D.M, & Aulton M.E, 1990, Pharmaceutical Practice, Churchill L, LondonDepkes Diknakes, 1994, Buku Penuntun Praktek ResepLestari C.S dkk, 2002, Seni Menulis Resep Teori & Praktek, PT Perca JakartaBuku ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia, PT ISFI

BEBERAPA SINGKATAN DALAM RESEP

SINGKATAN KEPANJANGAN ARTI

aa, aaa Ana Sama banyak

a.c Ante coenam Sebelum makan

ad Ad Sampai

ad lib./ad libit. Ad libitus Sesuka hati

ad part. dolent Ad partes dolentes Pada bagian-bagian yang sakit

add. Adde Tambahkan

alt. dieb. Alternis diebus Setiap dua hari

alt. hor.Alternis horis/altera

horaSetiap dua jam

a.m. Ante meridiem Sebelum tengah hari

a.n. Ante noctern Sebelum malam hari

applic. Applicatio Penggunaan, pemakaian

a.u.e (ad. us. ext) Ad usum externum Untuk obat luar

u.p. Sum proprium Dipakai sendiri

19

Page 21: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

m.i. Mihi ipsi Dipakai sendiri

aq.dest Aqua destilata Air suling

b.d / b/i/d bis die : 2x sehari bis in die : 2x seharibis 2 kalibol bolus Sebanyak dosis tunggal

b.i.n. bis in noctus2x semalam

c. Cum Dengan

C. Cochlear, cibarium Sendok makan (15 ml)

C.th Cochlear theae Sendok teh (5 ml)

c.c. Centrimetrum cubicum Senti meter kubik

caut. Caute Hati-hati

comp. Compositus Obat campuran

conc. Concentratus Konsentrasi

cr. Cremor Krim

d. i. d Da in dimidio Berikan setengahnya

da ad lag. Da ad lagenam Berikan dalam botol

da ad vitr. Da ad vitrum Berikan dalam botol

da ad oll. Da ad ollam Berikan dalam pot

da In oll. Da in ollam Berikan dalam pot

d.c. Durante coenam Sedang makan

d.c. form. Da cum formula Tuliskan dengan resepnya

dur.dol. Durante dolore Selagi sakit

d. d. De die Sehari, setiap hari

s.d.d. Smel de die Sekali sehari

b.d.d.(b.i.d) Bis de/in die Dua kali sehari

t.d.d.(t.i.d) Ter de/ in die Tiga kali sehari

q.d.d (q.i.d) Quarter de/in die Empat kali sehari

dext.et sin. Dexter et sinister Kanan dan kiri

o.d./o.s. Oculus dexter et

oculus sinister

Mata kanan dan mata kiri

dil. Dilutus Encer

d.t.d Da tales doses Berikan sebanyak dosis

tersebut

epith. Epithema Obat kompres

extend. Extende oleskan

extend. cr. Extende crass oleskan tebal-tebal

(0,6 mm)

extende ter. Extende termiter oleskan tipis-tipis (0.2 mm)

ext. s. alut Extende supra alutam oleskan di atas kulit lunak

ext. s. cor Extende supra corium oleskan di atas kulit kaku

f. Fac, fiat buat, harap dibuat

feb. dur. Febri durante sewaktu demam

fom. Fomentum, fomenti obat kompres (panas)

l.a. Lege artis cara semestinya(sesuai aturan)

filtr. Filtra, filtretur saring, harap disaring

20

Page 22: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

g.,gm. Gramma gram

gi.arab. Gummi, arabicum gom arab (=acacia)

garg. Gargarisma obat kumur

gtt. Guttae tetes

gtt. ad aur. Guttae ad aures obat tetes telinga

gtt. auric. Guttaeauriculares obat tetes telinga

gtt. nasal. Guttae nasals obat tetes hidung

gtt. ophth Guttae ophthalmicae obat tetes mata

h. Hora jam

h.m. Hora matutina pagi hari

h.s. Hora somni sebelum tidur

h.v. Hora vespertina pada sore hari

haust. Haustus teguk sekaligus

i.m.m. In manus medici berikan ke tangan dokter

i.c. Inter cibos antar dua waktu makan

inf. Infusum air rebusan

Inj. Injectio obat suntik

Iter. Iteretur harap diulang

Iter 1x. Iteretur 1X harap diulang 1X

l.a. Lege artis cara semestinya

lc. Loco pengganti

lit.or. Litus oris cairan untuk dioleskan di mulut

loc.dol. Locos dolens tempat yang terasa sakit

lot. Lotio lotio (obat cair utuk obat luar)

Liq. liquidus cair

m. mane pagi

m.et v. mane et vespere pagi dan sore

merid. meridie tengah hari

m. misce, misceatur campurlah, harap dicampur

m.J. misce Jac campur dan buatlah

m.J.l.a. misce Jac lege artis campur dan buatlah menurut cara

semestinya

mg., mgm. milligrama milligram

mixt. mixtura campuran

m.i. mihi ipsi dipakai sendiri

muc.gi.arab. mucilago gummi

arabbici

lender dari acacia

n. noctum malam

N.l. ne iteretur harap jangan diulang

Non. Rep. non reperetur harap jangan diulang

Non in lag.orig. non in lagenam original jangan dalam botol asli

o.h. omni hora tiap jam

o.b.h. omni bihora tiap 2 jam

o.t.h omni tri hora tiap 3 jam

o.4h. omni quarter hora tiap 4 jam

o.m. omni mane tiap pagi

21

Page 23: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

o.n. omni nocte tiap malam

p.c. post coenam sesudah makan

PIM periculum in mora berbahaya jika ditunda

p.r.n. pro re nata kalau perlu minum

/cairan yang

digunakan

pot. potio untuk obat dalam

pulv. pulvis serbuk tunggal

pulv. pulveres serbuk terbagi (puyer)

pulv.adsp. pulvis adspersorius serbuk tabur

pulv.dentifr. pulvis dentrificius tepung / serbuk gosok gigi

q.s. quantum satis/sulficit secukupnya

R/ recipe ambilah

rec.par. recentus paratus dibuat baru

s. signa tandailah, tulislah

sol. solutio larutan

spir. spiritus spiritus

steril. sterilisatus yang disterilkan

supp. supposituria suposituria

supp.rect. supposituria rectal suposituria rektum

syr. syrup sirop

tab. tabulae tablet

tct. (tinct.) tinctura tinctuur

tuss. tussis batuk

tuss. urg. tussi urgente jika batuknya amat mengganggu

u.c. usus cognitus aturan pakai diketahui

u.n. usus notus aturan pakai diketahui

u.e. usus externus obat luar

u.p. usum proprium dipakai sendiri

u.v. usus veterinarius guna kedokteran hewan

ungt. unguentum salep

ungt.ophth. unguentum ophthalmicae salep mata

vesp. vespere senja hari

I unus satu

II duo dua

III tres tiga

IV quattour empat

V quinque lima

VI sex enam

VII september tujuh

VIII october delapan

Ix novem sembilan

x december sepuluh

xI uno decemb sebelas

22

Page 24: Penuntun Praktikum Bentuk Sediaan Obat

xII duodecim duabelas

xx viginti duapuluh

xxx triginti tigapuluh

L quinquaginta lima puluh

c centum seratus

D quingenti limaratus

M mille seribu

23