LAPORAN PRAKTIKUM Morfologi Dan Taksasi

18
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PERKEBUNAN (AGH 341) MORFOLOGI BUNGA DAN TAKSASI PRODUKSI KELAPA SAWIT Disusun oleh : Kelompok 18 Yustia Yulianti A24120103 Yusmadi A24130004 I Gusti Ayu Widyastiti A34120056 Fitri Munggarani I34120087 Yudiansyah Eka Saputra 134120165 Asisten : Ahmad Arif A24110138 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

description

hvvttyy

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM Morfologi Dan Taksasi

LAPORAN PRAKTIKUMILMU TANAMAN PERKEBUNAN (AGH 341)MORFOLOGI BUNGA DAN TAKSASI PRODUKSI KELAPA SAWIT

Disusun oleh :Kelompok 18Yustia Yulianti A24120103Yusmadi A24130004I Gusti Ayu Widyastiti A34120056Fitri Munggarani I34120087Yudiansyah Eka Saputra 134120165

Asisten :Ahmad Arif A24110138

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURAFAKULTAS PERTANIANINSTITUT PERTANIAN BOGOR2015PENDAHULUANLatar BelakangKelapa sawit merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Devisa negara yang dihasilkan melalui kelapa sawit cukup besar. Produksi kelapa sawit diharapkan terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan produksi CPO dapat dilakukan melalui peningkatan produksi buah kelapa sawit. Salah satu hal yang berhubungan dengan produksi kelapa sawit adalah panen. Panen merupakan serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan buah segar matang panen sesuai dengan kriteria matang panen, mengutip dan mengumpulkan berondolan, serta mengumpulkan di tempat penampungan hasil (TPH). Melalui panen akan terlihat bagaimana perawatan terhadap kelapa sawit dilakukan. Perawatan yang baik akan terlihat melalui hasil kelapa sawit yang baik. Kelapa sawit mulai berbunga pada umur sekitar 2 Tahun. Tanaman ini termasuk tanaman berumah satu, artinya pada satu tanaman terdapat Bungan jantan dan bunga betina. Bunga betina bertudung lebih bulat dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan bunga jantan. Seludang bunga pecah 15-30 hari sebelum reseptif (anthesis). Sex rasio adalah angka perbandingan jumlah bunga betina dan bunga jantan dibagi total jumlah bunga. Angka sex rasio akan menentukan jumlah produksi tandan buah yang akan dihasilkan.Produksi buah kelapa sawit dapat diperkirakan melalui taksasi. Taksasi yaitu kegiatan menghitung tandan buah atau bunga betina untuk memperkirakan besarnya produksi yang akan dicapai pada masa tertentu dan masa berikutnya dalam luasan tertentu. Melalui taksasi produksi, dapat ditentukan jumlah buah yang dapat dipanen pada kebun kelapa sawit. Hal ini penting untuk memperkirakan keefisienan penggunaan jumlah tenaga kerja pemanen, angkutan, dan pelaksanaan panen. Dalam pelaksanaan taksasi, kemampuan untuk mengenal dan mengetahui morfologi bunga buah sangat diperlukan. Taksasi dilakukan dengan melihat morfologi bunga buah. Untuk itu, pekerja yang malakukan taksasi harus mengetahui bagaimana ciri-ciri bunga dan buah pada fase dan umur tertentu. Bunga yang masih mengalami inisiasi dan bunga yang sudah diserbuki akan berbeda. Begitu pula buah pada umur 1 bulan akan berbeda dengan buah yang berumur 2 bulan.TujuanTujuan dari praktikum ini adalah:1. Melakukan taksasi produksi yang meliputi: taksasi untuk 6 bulan dan taksasi bulanan, taksasi untuk 3 bulan, taksasi untuk 1 bulan, dan taksasi panen.2. Menghitung perkiraan hasil panen3. Menghitung sex rasio.4. Menghitung kebutuhan tenaga kerja panen.

TINJAUAN PUSTAKAKelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monoecious). Artinya, pada satu batang terdapat bunga betina dan bunga jantan yang letaknya terpisah. Namun, seringkali terdapat pula tandan bunga betina yang mendukung bunga jantan (hermaprodit) (Setyamidjaja 2006). Rangkaian bunga jantan terpisah dengan bunga betina. Bentuk bunga jantan lonjong memanjang dengan ujung kelopak agak meruncing dan garis tengah bunga lebih kecil. Sementara itu, bentuk bunga betina agak bulat dengan ujung kelopak agak rata dan garis tengah lebih besar (Suwarto dan Octavianty, 2010).Tandan bunga jantan dibungkus oleh seludang bunga yang pecah ketika bunga tersebut menjelang matang. Bunga betina terletak dalam tandan yang muncul pada ketiak daun. Bunga jantan ataupun bunga betina biasanya terbka selama dua hari atau selama 3 5 hari pada satu tandan. Pada tanaman kelapa sawit muda, jumlah bunga jantan lebih sedikit disbanding bunga betina, (Setyamidjaja, 2006).Bunga betina setelah dibuahi akan berkembang menjadi buah. Buah yang terletak di sebelah dalam tandan berukuran lebih kecil dan bentuknya kurang sempurna dibandingkan dengan yang berada di luar tandan (Setyamidjaja, 2006). Warna buah pada tanaman kelapa sawit tergantung varietas dan umurnya. Secara anatomi, buah kelapa sawit terdari dua bagian. Bagian pertama adalah perikarpium yang terdiri dari epikarpium dan mesokarpium. Bagian kedua adalah biji yang terdiri dari endikarpium, endosperm, dan lembaga atau embrio (Suwarto dan Octavianty, 2010).Taksasi produksi merupakan kegiatan menghitung tandan buah atau bunga betina kelapa sawit yang dilakkukan untuk mrmbuat perkiraan produksi 6 bulan atau 3 bulan yang akan datang bahkan perkiraan produksi yang akan dipanen esok hari. Untuk dapat menyusun pragnosa produksi harus diketahui perkembangan bunga betina dan tandan kelapa sawit.Selama buah kelapa sawit masih muda, yaitu umur 3 4 bulan, buah kelapa sawit tersebut masih berwarna ungu (sesuai dengan varietas dan tipenya). Setelah itu, warna kulit buah berubah dari ungu berangsur-angsur menjadi merah kekuning-kuningan. Pada saat ini, terjadilah proses pembentukan minyak yang intensif pada daging buah (mesocarp). Butir-butir tersebut mengandung zat warna karoten yang berwarna jingga (Setyamidjaja, 2006).

BAHAN DAN METODE

Waktu dan TempatKegiatan praktikum dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada Rabu 15 Maret 2015 dimulai pukul 07.00 hingga 09.00.

Bahan dan AlatBahan yang digunakan dalam praktikum adalah 20 tanaman contoh TM 1 kelapa sawit yang diambil secara acak. Alat yang digunakan, yaitu lembar kerja praktikum dan alat tulis.

Metode KerjaSetiap kelompok mengamati 20 tanaman contoh TM kelapa sawit. Kondisi tandan buah dan tandan bunga seluruh tanaman contoh diamati dan dicatat untuk mengetahui taksasi produksi. Selain itu tandan bunga jantan dan tandan bunga betina juga diamati untuk mengetahui sex rasio. Data pengamatan diisi pada tabel pengamatan yang telah disediakan pada lembar kerja.

HASIL DAN PEMBAHASANTabel Hasil Pengamatan Taksasi ProduksiTanaman Contoh Tanaman dengan Umur Setelah Seludang Terbuka Bunga Betina Bunga Jantan

10 hari1 bulan2 bulan3 bulan4 bulan5 bulan

1---12-36

2---31155

3--234-92

4211563182

531-813163

6---33281

7211332127

8----5381

932213-1111

101---1-25

11---42173

12--112-49

13111551143

14223531164

15---34-73

16-----113

17-1221-63

18---72-91

193-383-176

20--343111-

Total1791966541918478

Jumlah Total Bunga Jantan dan Bunga Betina 262

Contoh perhitungan :Sex Ratio = = 184/262 = 0,70229 0,7Taksasi Produksi 6 Bulan = = = 5004,8 Kg = 5,0048 TonTaksasi Produksi 3 Bulan = = = 3780,8 Kg = 3,7808 TonTaksasi Produksi 1 Bulan = = = 516,8 Kg = 0,5168 Ton

Kebutuhan tenaga kerja panen 6136 pemanen per hari kerja. Waktu kerja: 43 menit = 0,72 JamPerhitungan HOK: 0,72 jam x 4 orang x (1 HOK/7 jam) = 0.41 HOK

Berdasarkan tabel dan perhitungan di atas, sex ratio merupakan perhitungan pembagian atrana jumlah bunga betina dengan jumlah total bunga. Sex ratio dapat menentukan produksi kelapa sawit. Semakin rendah sex ratio maka produksi kelapa sawit akan semakin menurun dan tidak efisien. Berdasarkan hasil pengamatan jumlah bunga betina pada 20 tanaman contoh kelapa sawit didapatkan hasil sex ratio sebesar 0,70229 atau 0,7, ini menunjukkan efisiensi produksi kelapa sawit masih cukup baik. Namun, nilai sex ratio yang tinggi tidak dapat menjamin bahwa produksi kelapa sawit tinggi karena ada faktor lain yang dapat memengaruhi produksi kelapa sawit, misalnya genetik, usia pohon, kondisi lingkungan, juga dipengaruhi oleh serapan hara terutama unsur Nitrogen. Sex ratio dapat mempengaruhi produktivitas kelapa sawit karena apabila jumlah bunga betina semakin banyak maka jumlah buah kelapa sawit yang dihasilkan juga akan semakin tinggi. Taksasi produksi pada kelapa sawit dilakukan untuk memperkirakan produksi 6 bulan, 3 bulan dan 1 bulan yang akan datang atau 1 hari sebelum panen. Dari taksasi produksi dapat diketahui berapa banyak tandan yang akan dipanen serta kapan dilakukan pemanenan. Sehingga kebutuhan sarana dan pra sarana untuk memanen menjadi efektif dan efisien. Dari perhitungan di atas untuk taksasi 6 bulan perkiraan produksinya yaitu sekitar 5 Ton, untuk taksasi 3 bulan perkiraan produksinya sekitar 3 Ton dan untuk taksasi 1 bulan sekitar 0,5 Ton.Lama selisih umur antara tandan bunga atau tandan buah yang satu dengan tandan bunga atau buah yang umurnya paling berdekatan adalah satu bulan. Hal ini disebabkan karena dalam satu bulan pembentukan bunga atau buah pada pangkal tandan kelapa sawit rentangnya adalah dari 1 sampai 2 buah/bunga. Kerapatan panen adalah sejumlah angka yang menunjukkan tingkat kerapatan pohon matang panen di dalam suatu areal. Tujuannya untuk mendapatkan satu tandan yang matang panen.Angka kerapatan panen didapat dengan menghitung jumlah janjang matang pada pokok yang dijadikan sampel kemudian dibagi jumlah total pokok yang diamati dan dikalikan persentase 100, maka akan didapatkan angka kerapatan panen pada blok tersebut (Nurmalisa, 2011). Proses pematangan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya. Buah akan berwarna merah jingga ketika masak. Pada praktikum ini didapatkan nilai AKP sebesar 95%. Setelah didapatkan angka kerapatan panen (AKP) maka dapat dihitung kebutuhan tenaga kerja panen kebun kelapa sawit, untuk hasil perhitungan pada praktikum ini didapatkan angka kebutuhan tenaga kerja panen pada satu blok kebun seluas 30 ha sebesar 6136 pemanen/hari kerja. Kegiatan praktikum yang meliputi; melakukan taksasi produksi, menghitung perkiraan hasil panen, menghitung seks rasio, dan menghitung kebutuhan tenaga kerja panen membutuhkan waktu 43 menit atau 0.72 jam sehingga HOK yang dibutuhkan untuk 20 pohon yang diamati adalah 0.41 HOK. Populasi dalam satu hektar berjumlah 136 tanaman sehingga HOK yang dibutuhkan untuk melakukan pengamatan satu hektar lahan adalah 2.788 HOK.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanTingginya produktivitas kelapa sawit dipengaruhi oleh tingginya nilai seks rasio. Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum panen dalam budidaya kelapa sawit adalah taksasi untuk memperkirakan produktivitas. Selanjutnya menghitung angka kerapatan panen untuk mengetahui jumlah tandan yang matang panen dan angka kerapatan panen juga dapat digunakan untuk memperkiran jumlah pekerja panen pada panen selanjutnya. SaranSecara keseluruhan praktikum sudah berjalan dengan cukup baik, hanya saja dalam pengamatan kriteria buah matang perlu penjelasan lebih lanjut, karena pengamatan kriteria matang panen sangat subjektif.

DAFTAR PUSTAKA

Nurmalisa, M. 2011. Pengelolaan panen tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate PT Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Setyamidjaja, djoehana. 2006. Kelapa Sawit: Teknik Budidaya, Panen, dan Pengolahan. Kanisus. Yogyakarta, Indonesia.Suwarto, Octavianty Y. 2010. Budidaya 12 Tanaman Perkebunan Unggulan. Penebar Swadaya. Jakarta, Indonesia.

LAMPIRAN

Gambar 1. Bunga jantanGambar 2. Bunga jantn yang terkena jamur

Gambar 3. Bunga berumur 10 hariGambar 4. Tandan berumur 4 bulan