LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf ·...

21
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU PADA KOMODITAS KACANG TANAH DI DESA CARANG PULANG Oleh; Rani Farida A24062237 Restiana A24070145 Aminudi A34070003 Ida Parida A34070038 Irma Utami Siagian A34070057 Dosen Dr. Ir. I Wayan Winasa, Msi Dr. Ir. Abdul Munif, Msi Dr. Ir. Yayi Munara, Msi Dr. Ir. Widodo, Msc Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 2010

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf ·...

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG

PENGENDALIAN HAMA TERPADU

PADA KOMODITAS KACANG TANAH

DI DESA CARANG PULANG

Oleh;

Rani Farida A24062237

Restiana A24070145

Aminudi A34070003

Ida Parida A34070038

Irma Utami Siagian A34070057

Dosen

Dr. Ir. I Wayan Winasa, Msi

Dr. Ir. Abdul Munif, Msi

Dr. Ir. Yayi Munara, Msi

Dr. Ir. Widodo, Msc

Departemen Proteksi Tanaman

Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

2010

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) merupakan tanaman pangan yang

mendapatkan prioritas kedua untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya

setelah padi. Hal ini didorong dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan pangan,

bahan baku industri dan pakan ternak. Produktivitas kacang tanah di Indonesia baru

mencapai 1.20 ton/ha, jauh lebih rendah dibandingkan potensi hasilnya yang dapat

mencapai 2,5 ton/ha. Kacang tanah bagi masyarakat indonesia merupakan sumber

protein nabati kedua terbesar setelah kedelai. Namun, produksi kacang tanah di

indonesia belum optimal karena teknik produksi yang belum memadai dan minimnya

penggunaan benih unggul. Dampaknya kebutuhan dalam negeri yang meningkat tidak

bisa dipenuhi sehingga volume impor kacang tanah menjadi tinggi.

Faktor biotis merupakan salah satu penyebab penurunan produksi kacang

tanah. Faktor biotis adalah makhluk hidup yang menimbulkan kerusakan pada

tanaman, seperti manusia, hewan/binatang, serangga, jasad mikro ataupun submikro

dan lain sebagainya. Hama penting kacang tanah adalah pengisap daun (Empoasca),

pengorok daun (Stomopteryx subsecivella), ulat jengkal (Plusia chalcites), ulat

grayak (Spodoptera litura), kumbang daun (Phaedonia inclusa). Sedangkan Penyakit

utama pada kacang tanah antara lain layu bakteri (Ralstonia solanacearum), bercak

daun, karat (Puccinia arachidis), dan busuk daun.

Konsep Pengendalian hama terpadu (PHT) dengan pemanfaatan musuh alami

sebagai agens hayati dalam mengendalikan hama dan penyakit perlu dikedepankan

dalam menekan penggunaan pestisida kimia yang berlebihan. Agens hayati

merupakan bagian dari suatu ekosistem yang sangat penting peranannya dalam

mengatur keseimbangan ekosistem tersebut. Secara alamiah, agens hayati merupakan

komponen utama dalam pengendalian alami yang dapat mempertahankan semua

organisme pada ekosistem tersebut berada dalam keadaan seimbang.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

Tujuan

Praktikun ini bertujuan mengetahui jenis hama dan penyakit di ekosistem

pertanaman, mengetahui kelimpahan antropoda yang menghuni pertanaman dan

mengelompokannya berdasarkan perannya, menerapkan teknik sampeling dan teknik

pengamatan pada beberapa ekosistem pertanaman, menganalisis kelimpahan

antropoda yang menghuni ekosistem pertanaman dan kaitannya dengan intensitas

kerusakan dan praktek budidaya, dan untuk mengetahui tingkat kejadian dan

keparahan penyakit dan kaitannya dengan praktek budidaya.

BAB II BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Petakan lahan kacang tanah dengan unit contoh tanaman sebanyak 50

tanaman. Formalin untuk membantu membunuh dan mengawetkan artropoda yang

terperangkap dalam trap yang diletakan sejajar permuakaan tanah. Jaring untuk

menangkap dan mengamati serangga yang berada dipertanaman. Sekop, seng, gelas

bekas air mineral untuk membuat lubang perangkap (pitfall traps). Mikroskop stereo,

buku penunjang, cawan petri dan keperluannya lainnya utuk identifikasi artropoda

yang tertangkap.

Metode

Menemukan petak pertanaman kacang tanah yang diakan diamati. petak

tanaman yang representative untuk dilakukan pengamatan selama 5 minggu. Selanjut

dari petakan tersebut dipilih secara acak 50 tanaman sebagai unit tanaman contoh

dan cukup mewakili dari tanaman yang ada. Tanaman contoh diberi tanda berupa ajir

yang diberi nomor dan ditancapkan disebelah tanaman tersebut dilakukan saat

tanaman berumur 6 MST. Pengamatan unit tanaman meliputi tajuk tanaman berupa

gejala serangan hama dan penyakit, intensitas kerusakan hama, kejadian dan

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

keparahan penyakit. Pengamatan dilakukan sebanyak 5 kali dan dilakukan setiap

minggu sekali yaitu saat berumur 7 MST, 8 MST, 9 MST, 10 MST dan 11 MST.

Pengamatan dengan menggunakan lubang perangkap (pitfall traps) dilakukan

dengan membuat lubang perangkap sebanyak 5 lubang dengan menggunakan skop

tanah. Lubang yang telah dibuat kemudian diletakkan gelas bekas air mineral 240ml.

Gelas tersebut diisi dengan formalin 2% sekitar 60ml. Selanjutnya gelas dimasukkan

dan permukaan atas gelas diratakan dengan permukaan tanah. Gelas diberi atap agar

terhindar dari hujan. Perangkap dipasang selama 24 jam kemudian diangkat dan

dimasukkan kedalam kantong plastik dan diberi label. Pemasangan perangkap pada

kacang tanah diletakkan diareal pertanaman dengan jarak antar satu perangkap

dengan yang lain tidak ditentukan. lubang diharapkan merata pada areal pertanaman

kacang tanah. Pengamatan dengan menggunakan pitfall traps sebanyak 5 kali dalam

5 minggu dan setiap 1 kali pengamatan terdapat 5 kai ulangan. Pengamatan dimulai

dari tanaman berumur 6 MST sampai 10 MST.

Pengamatan menggunakan jaring serangga. Metode yang digunakan yaitu

dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima ayunan di bagian atas tajuk tanaman.

Waktu pengmatan dilaksanakan setiap seminggu sekali di pagi hari. Pengamatan

dilakukan sebanyak lima kali, dan setiap pengamatan dilakukan sebanyak lima

ulangan, dengan pola huruf “x” di dalam petak lahan. Hasil tangkapan dimasukkan

kedalam plastik untuk diidentifikasi dan dihitung jumlahnya. Pengamatan dimulai

dari tanaman berumur 6 MST sampai 10 MST.

Data hasil pengamatan 50 unti tanaman diolah dengan menggunakan rumus:

KP = (n/N )x 100%

Keterangan

KP = Kejadian Penyakit

N = Jumlah tanaman yang diamati

n = Jumlah tanaman yang terserang

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

Keparahan penyakit atau Intensitas kerusakan hama=((εnxv):(NxV))x100%

Keterangan

n = jumlah tanaman yang tergolong kedalam suatu kategori serangan

v = skor pada setiap kategori serangan

N = jumlah tanaman yang diamati

V = skor untuk kategori serangan terberat

Skor skala kerusakan

0 = Luas gejala 0 % (tidak ada gejala)

1 = Luas gejala 1-5%

2 = Luas gejala 6-10%

3 = Luas gejala 11-25%

4 = Luas gejala 26-40%

5 = Luas gejala 41-65%

6 = Luas gejala 66-100%

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Kacang tanah (Arachis hypogea) merupakan tanaman pangan berupa semak

dan termasuk kedalam ordo Leguminase, Famili Papilionaceae, Genus Arachis. Jenis

tanaman yang ada di Indonesia ada 2 ( dua ) tipe yaitu : Tipe tegak, jenis kacang ini

tumbuh lurus atau sedikit miring keatas, buahnya terdapat pada ruas-ruas dekat

rumpun, umumnya pendek ( genjah ) dan kemasakan buahnya serempak. Tipe

menjalar, jenis ini tumbuh kearah samping, batang utama berukuran panjang, buah

terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan umumnya berumur

panjang (Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, 2000).

Tanaman kacang tanah bisa dipanen antara umur 100 - 110 hari, dengan tanda

tanda : kulit polong mengeras dan berwarna kehitaman, polong berisi penuh, kulit biji

tipis mengkilat dan tidak berair serta sebagian besar daun telah rontok (Liptan, 2000).

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi MIG Corp menyatakan bahwa Curah hujan yang sesuai

untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Suhu udara minimal untuk

tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–32 oC. Kelembaban udara untuk tanaman kacang

tanah berkisar antara 65-75 %. Penyinaran sinar matahari secara penuh amat

dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan

besarnya kacang. Jenis tanah yang sesuai yaitu gembur/bertekstur ringan dan subur

dan pH antara 6,0–6,5. Tanah berdrainase dan berserasi baik atau lahan yang tidak

terlalu becek dan tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah.

Ketinggian tempat yang ideal antara 500 m dpl. Beberapa jenis penyakit yang dapat

ditemui pada pertanaman kacang tanah menurut Infotech25 (2005) yaitu:

1. Penyakit Bercak Daun

Penyebab penyakit ini adalah cendawan Cercospora arachidicola, mulai

menyerang tanaman pada saat berumur 3 minggu. Gejala serangan timbul bercak-

bercak bulat tidak teratur berwarna coklat dikelilingi lingkaran berwarna kuning.

Pengendaliannya dengan cara: (a) rotasi tanaman lain yang bukan merupakan

inang jamur bercak daun, (b) membakar sisa-sisa tanaman sakit dan membajak

lebih dalam, (d) menanam kacang tanah yang tahan penyakit tersebut, dan (e)

menyemprot dengan fungisida kloro takonil, metil tifronat pada umur 7 dan 9

minggu setelah tanam.

2. Penyakit Karat

Penyakit ini sering menyerang bersama-sama bercak daun. Gejala serangan,

timbul bercak kecil berwarna orange seperti karat berukuran 0,5-1 mm, serangan

berat daun menjadi kuning, tetapi tidak rontok. Pengendaliannya dengan cara: (a)

melakukan rotasi dengan tanaman lain, (b) mencabut, membakar atau

membenamkan tanaman sakit, (c) menanam varietas tahan atau toleran, dan (d)

menyemprot dengan fungisida markozeb, kloro takonil.

3. Penyakit Busuk Daun

Penyebab penyakit ini adalah cendawan Rhizoctonia solani atau Sclerotium

rolfsii, gejala serangannya kecambah roboh, busuk akar pada tanaman muda dan

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

busuk batang serta hawar daun pada tanaman dewasa. Pengendaliannya dengan

cara : (a) mencabut dan membakar tanaman sakit, (b) memperlancar drainase, (c)

menanam benih tidak terlalu dalam, dan (d) memberikan perlakuan pada benih

dengan fungisida thiram (tetra methyl thiuroma disulfide).

4. Penyakit Bakteri

Penyebab penyakit ini adalah Pseudomonas solanaccearum, gelala serangan pada

tanaman muda menjadi layu secara mendadak dengan daun tetap hijau dan diikuti

tanaman mati. Serangan pada tanaman lebih tua, proses kelayuan secara bertahap

dan kadang-kadang hanya sebagaian yang layu, kemudian perakaran dan polong

menjadi busuk berwarna coklat. Pengendaliannya dengan cara : (a) menanam

varietas tahan, (b) melakukan rotasi dengan tanaman bukan inang bakteri layu, (c)

mencabut tanaman sakit dan membakar, dan (d) menggunakan benih sehat.

5. Penyakit Virus

Penyakit virus yang umum menyerang dan merugikan adalah virus belang yang

disebabkan oleh Peanut Mottle Virus (PMoV) dan Peanut Stripe Virus (PStV).

Gejala serangan pada tanaman muda adalah timbulnya bercak-bercak klorotik

melingkar yang selanjutnya berkembang menjadi belang-belang berwama hijau

dan daun yang sakit berwarna lebih pucat. Pengendaliannya dengan cara: (a)

mencabut dan membakar tanaman sakit, dan (b) mengendalikan vektor dengan

insektisida.

Menurut Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan

Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi MIG Corp beberapa teknik

pengendalian pada penyakit yang menyerang tanaman kacang tanah antara lain:

Penyakit layu dengan cara pengendalian: penyemprotan Streptonycin atau

Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400

liter/ha. Penyakit sapu setan dengan cara pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan

dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan). Penyakit

bercak daun dengan cara engendalian: penyemprotan dengan bubur Bardeaux 1 %

atau Dithane M 45, atau Deconil pada tanaman selesai berbunga, dengan interval

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

penyemprotan 1 minggu atau 10 hari sekali. Penyakit mozaik dengan cara

engendalian: penyemprotan dengan fungisida secara rutin 5-10 hari sekali sejak

tanaman itu baru tumbuh. Penyakit karat dengan cara engendalian: tanaman yang

terserang dicabut dan dibakar serta semua vektor penularan harus dibasmi.

Hama yang biasa menyerang tanaman kacang tanah menurut Kantor Deputi

Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi MIG Corp diantaranya:

1. Uret

Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman layu

dan mati. Pengendalian: menanam serempak, penyiangan intensif, tanaman

terserang dicabut dan uret dimusnahkan.

2. Ulat berwarna

Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian:

penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C, Sevin 85 S atau Sevin 5 D. c) Ulat

grayak Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok.

Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2)

penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C.

3. Ulat jengkal

Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan insektisida

Basudin 60 EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85 S.

4. Sikada

Gejala: menghisap cairan daun. Pengendalian: (1) penanaman serempak,

pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate 25 WP, Lebaycid 500

EC, Sevin 5D, Sevin 85 S, Supraciden 40 EC.

5. Kumbang daun

Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga.

Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan Agnotion 50 EC,

Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

Menurut Darwis (2001) empat prinsip PHT, yaitu (1) budi daya tanaman

sehat, (2) pelestarian dan pemanfaatan musuh alami, (3) pengamatan periodik atau

secara berkala, dan (4) petani mampu menjadi manajer dalam usaha tani. McKenzie

dan Schneider (2006) menyatakan bahwa PHT menggabungkan berbagai macam cara

pengendalian hama, untuk: Mencegah kemungkinan terjadinya permasalahan hama,

mengurangi jumlah permasalahan hama jika sudah terjadi dan menggunakan

pengendalian alami untuk mengatasi permasalahan yang sudah terjadi. Sistem

pengendalian hama terpadu ini lebih dikaitkan dengan konsep ekosistem. Setiap

bagian dalam ekosistem saling berkaitan erat dan saling mempengaruhi. Berhasilnya

konsep PHT haruslah memahami bagaimana setiap bagian dalam sistem bekerja dan

bagaimana mereka saling bekerjasama. (Misalnya, tanah, serangga, tanaman dan

pepohonan, burung, binatang, air, manusia, teknologi).

Sistem PHT akan membantu untuk: Mengurangi penggunaan sumber daya

dan produk yang mahal, karena lahan akan “merawat” dirinya sendiri secara terus-

menerus, serta sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak berasal dari sumber daya

local, memperbaiki kualitas tanah, tumbuhan dan lingkungan, meningkatkan produksi

dari tanah secara keseluruhan, meningkatkan keanekaragaman dan daya tahan

terhadap hama, penyakit dan cuaca ekstrim dan meningkatkan kualitas kesehatan

masyarakat sekitarnya

Pengelolaan tanaman yang baik, meliputi:

- Rotasi tanaman – Mengisi unsur hara dalam tanah

- Pola-pola alami untuk berbagai macam bentuk kebun - Mencegah serangan hama

- Tanaman campuran, bukan monokultur - Mengurangi jumlah perkembangan

hama

- Tanaman penghambat hama - Memperlambat serangan berbagai macam hama

- Penanaman berpasangan – Tanaman akan saling membantu satu sama lain

- Membuat & menggunakan umpan serta perangkap – Menjaga rendahnya jumlah

hama

- Menggunakan binatang untuk mengontrol hama – Metode yang efektif dan efisien

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

untuk mengontrol hama

- Membuat & menggunakan pestisida alami – Mendukung lingkungan yang lebih

sehat

- Kontrol biologis – Mekanisme pengontrolan hama alami dalam skala yang lebih

luas

Kejadian penyakit pada kacang tanah diamati melalui penghitungan melalui

pengambilan sampel secara acak minimal 10% dari populasi tanaman (Temaja et al.,

2007). Kelimpahan populasi serangga pada suatu habitat ditentukan oleh adanya

keanekaragaman dan kelimpahan sumber pakan maupun sumber daya lain yang

tersedia pada habitat tersebut. Berdasarkan hasil tangkapan diperoleh berbagai

serangga dengan fungsi ekologi yang berbeda. Ada beberapa serangga yang berfungsi

sebagai hama, ataupun musuh alami seperti predator mamupun parasitoid.

Keanekaragaman fungsi tersebut bermanfaat dalam menjaga keseimbangan ekosistem

pada pertanaman. Sehingga memudahkan dalam pengendalian hama secara alami.

Menurut Sosromarsono (1977) parasitoid adalah salah satu musuh alami yang umum

digunakan dan merupakan faktor utama dalam mengendalikan populasi hama di

alam. Peningkatan indeks keanekaragaman parasitoid yang relatif kecil seiring

dengan peningkatan indeks keanekaragaman tumbuhan (Pathak, 2001).

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1 Kerapatan Artropoda yang Tertangkap Lubang Perangkap

Ordo/Famili

Jumlah seranga (ekor) pada saat umur

tanaman minggu ke (MST) Peranan

6 7 8 9 10

Hymenoptera/Formicidae 6 5 5 4 1 pengurai

Collembola 2 0 0 0 0 Pengurai

Orthoptera/Gryllidae 0 10 5 4 1 Predator

Coleoptera/Carabidae 0 3 0 5 0 Predator

Orthoptra/Acrididae 0 2 0 2 0 Hama

Araneidae/Laba-laba 0 0 1 1 0 Predator

Tabel 2 Kerapatan Serangga yang Tertangkap Jaring Serangga

Ordo/Famili Jumlah serangga (ekor) yang tertangkap

jaring saat tanaman berumur ke (MST) Peranan 6 7 8 9 10

Hemiptera/Empoasca 12 17 18 40 38 Hama

Orthoptera/Gryllidae 3 0 0 0 0 Predator

Orthoptera/Acrididae 1 2 1 1 0 Hama

Hemitera/Pentatomidae 1 0 0 0 0 Hama

Diptera/Agromyzidae 2 4 1 3 11 Hama

Dipteral/Asilidae 0 7 0 0 0 Predator

Hemiptera/Coreidae 0 1 0 0 0 Hama

Araneidae/Laba-laba 0 1 2 2 7 Predator

Hymenoptera/Formicidae 0 1 1 0 0 Pengurai

Hymenoptera 6 6 17 3 0 Parasitoid

Lepidoptera 0 0 1 2 1 Hama

Thysanoptera/Thripidae 0 0 0 0 2 Hama

Hemiptera/Alydidae 0 0 0 4 0 Hama

Hemiptera/Cicadellidae 0 0 0 0 2 Hama

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

Tabel 3 Intensitas Kerusakan Hama pada Kacang Tanah

Jenis serangga Intensitas kerusakan hama pada pengamatan ke (MST)

7 8 9 10 11

Biloba subsecivella 1 0,33 0,33 0 0

Spodoftera litura 2,33 7,3 13 18 20

Oxya sp. 5,33 14,33 7,67 22,33 36,67

Lamprosema indicata 2 0,33 0,33 0,33 0

Tabel 4 Kejadian Penyakit pada Kacang Tanah

Umur Tanaman (MST) Kejadian Penyakit (%)

Bercak daun Penyakit belang Penyakit sapu

7 58 0 0

8 90 2 2

9 90 6 4

10 92 6 4

11 94 6 6

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

Tabel 5 Keparahan Penyakit Pada Kacang Tanah

Umur tanaman (MST) Keparahan penyakit (%)

Bercak daun Penyakit belang Penyakit sapu

7 12.3 0 0

8 23.6 2 2

9 38 6 4

10 44.3 6 4

11 50.6 6 6

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

Tabel 6 Kelimpahan Artropoda Berdasarkan Peranannya

Umur Tanaman

(MST)

Pesentase Artropoda

Hama Predator Parasitoid Pengurai

6 15 6 21 32

7 22 42 21 24

8 17 16 59 24

9 2 2 0 16

10 45 16 0 4

Rata-rata 20.2 20 20.2 20

Tabel 7 Hasil Wawancara Mengenai Karakteristik Petani

Nama Petani Ahmad Bastari Paiman Jamsari Haji Uming

Alamat Desa Carang

Pulang

Desa Carang

Pulang

Desa Carang

Pulang

Desa Carang

Pulang

Pendidikan

Terakhir

SMA SMA SD Tidak sekolah

Umur 45 tahun 55 tahun 54 tahun 93 tahun

Kepemilikan

lahan

Sendiri Sendiri Sendiri Sendiri

Luas Lahan 10.000 m2

1000m2 1200m

2 30.000m

2

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

Tabel 8 Hasil Wawancara Mengenai Aspek Budidaya

Jenis pertanyaan Ahmad Bastari Paiman Jamsari Hai Uming

Varietas Singa - - Kijang

Asal Benih Pemerintah Sendiri Sendiri Sendiri

Jarak Tanam 20-25 cm 20 cm x 40 cm 20cm x 40cm Sendiri

Pupuk yang

digunakan

Pupukkandang,

NPK

Pupuk kandang,

Urea, TSP

Pupuk

kandang, NPK

Pupuk kandang,

kompos

Waktu

pemupukan

30 HST 15 HST 30 HST Saat tanamn

Waktu

Penyiangan

30 HST 15 HST 30 HST Awal tanam

Umur Panen 45-100 HST 85-100 HST 100 HST 90-100 HST

Rotasi tanam Padi-Ubi jalar Padi-Ubi jalar-

jagung

Ubi jalar-

jagung

Padi

Tanaman

disekitar tanaman

kacang tanah

Ubi jalar,

singkong, Jagung,

Padi

Ubi jalar,

singkong,

Jagung, Padi

Ubi jalar,

singkong,

Jagung, Padi

Ubi jalar,

singkong,

Jagung, Padi

Hasil panen 4000 Kg 270 Kg 500 Kg 15 000 Kg

Penjualan hasil

panen

Pasar anyar Pakan burung Pedagang

pengumpul

pasar

Harga Basah 3000/Kg,

Benih 15000/Kg

- 3500/Kg 3500/Kg

Tabel 9 Hasil Wawancara Mengenail Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah

Nama Petani Gejala Jenis Hama Jenis

Penyakit

Jenis

Pestisida

Cara

Aplikasi

Dosis Pengetahuan

Mengenai

PHT

Ahmad bastari Daun kriting, layu, polong

tidak berisi,

Daun terdapat bercak

ulat Sapu setan, karat daun

Furadan, Decis

Tabor, Semprot

1 kaleng untuk 1000

m2

Cukup memahami

Paiman Daun kriting,

layu, polong

tidak berisi, Daun terdapat

bercak

Wereng,

ulat

Sapu setan,

karat daun

decis semprot 5 tutup/ 1

tangki

swallow

Kurang

memahami

Jamsari polong tidak

berisi, Daun terdapat

bercak, kerdil

Ulat, Karat daun,

sapu setan

Decis

Semprot

1 tutup botol

dicampur dengan 5

liter air

Tidak

memahami

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

Haji Uming Daun kriting,

layu, polong tidak berisi,

Daun terdapat

bercak

ulat karat daun,

sapu setan

Kurang

memehami

Pembahasan

Penggunaan pitfall traps berfungsi sebagai perangkap bagi serangga yang

aktif menjalankan aktifitasnya ditanah. Data artropoda terperangkap yang didapat

selama 5 minggu, dari 6 MST sampai 10 MST disajikan dalam grafik 1. Hasilnya

yaitu perangkap pada pertanaman kacang tanah lebih banyak menangkap famili

Gryllidae dan paling sedikit menangkap Araneidae (laba-laba) serta famili

Formicidae. Famili Gryllidae lebih banyak terperangkap dari pada Collembola,

walapupun keduanya aktif didalam tanah. Penyebabnya mungkin populasi Gryllidae

lebih banyak dan lebih muda terperangkap serta mudah tertarik perangkap. Perangkap

selain menangkap predator dan pengurai juga menangkap hama yaitu famili

Acrididae. Predator yang tertangkap yaitu famili Gryllidae, Carabidae dan Araneidae.

Sedangkan pengurai yang tertangkap yaitu ordo Collembola dan famili Formicidae.

Artopoda yang tertangkap dari yang terbanyak sampai yang paling sedikit yaitu

Gryllidae, Formicidae, Carabidae, Acrididae, Araneidae dan Collembola. Pertanaman

kacang tanah yang diamati berada pada areal pertanaman bambu, sehingga dapat

diperkirakan banyaknya formicidae berasal dari pertanaman bambu yang tumbuh

secara liar. Peranan Formicidae dan Collembola dalam tanah dipertanaman kacang

tanah dapat berfungsi sebagai pengurai atau penggembur tanah karena aktivitasnya

didalam tanah dan memakan serangga-serangga mati.

Serangga yang tertangkap jaring cukup beragam. Serangganya ada yang

bersifat hama, predator, pengurai dan parasitoid. Serangga hama yang tertangkap

yaitu Empoasca, Acrididae, Pentatomidae, Agromyzidae, Coreidae, Alydidae,

Cicadellidae dan Thripidae. Family Empoasca merupakan yang banyak tertangkap

dengan jumlah 125 ekor, famili ini berwarna hijau dan berukuran kecil. Famili

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

Pentatomidae yang tertangkap hanya 1 ekor yaitu pada saat tanaman berumur 6 MST.

Serangga predator yang tertangkap berasal dari famili Gryllidae dan Laba-laba.

Serangga pengurainya yaitu dari famili Formicidae sedangkan Parasitoid yang

ditemukan berasal dari ordo Hymenoptera.

Tanaman berumur 6 MST dengan populasi serangga (artropoda) hama yang

mulai meningkat diimbangi dengan peningkatan populasi serangga (artropoda)

predator dan parasitoid, dapat dilihat pada grafik 4. Tapi populasi predator pada 8

MST dan populasi parasitoid pada 9 MST mulai menurun. Populasi hama pada umur

tanaman 10 MST meningkat sedangkan populasi predator dan parasitoid terus

menurun. Hal ini bisa disebabkan banyak predator dan parasitoid mati karena

umumnya berumur pendek dan menghasilkan keturunan lebih sedikit dibandingkan

serangga hama.

Kerusakan hama dapat berupa gejala korokan yang disebabkan Biloba

subsecivella (Lepidoptera:Gelechiidae), daun menggulung yang disebabkan

Lamprosem indicate (Lepidoptera:Pyralidae), Grigitan yang disebabkan Oxya sp.

(Orthoptera:Acrididae) dan daun menggulung yang disebabkan Spodoftera litura

(Lepidoptera:Noctuidae). Intensitas kerusakan hama tersebut pada grafik memiliki

pola yang beragam. Ada yang polanya meningkat seiring bertambahnya umur

tanaman, ada yang pola grafiknya naik turun dan pola grafiknya menurun dai 7 MST

sampai 11 MST. Kerusakan karena serangan Biloba subsecivella meningkat dari

umur tanaman 7 MST ke 8 MST dan turun pada umur 10 MST dan selanjutnya

serangan meningkat kembali sampai umur 11 MST. Intensitas kerusakan yang turun

tersebut disebabkan perbedaan nilai scoring saat pengamatan, munculnya daun baru,

terjadi kerontokan daun yang terserang hama dan tanaman contoh hilang yang diganti

dengan tanaman lainnya. Gejala kerusakan daun berlubang-lubang karena serangan

Spodoptera litura meningkat sampai dengan umur 11 MST.

Keparahan penyakit pada tabel 5 menunjukkan penyakit yang paling banyak

meyerang tanamana kacang tanah yaitu bercak. Gejala ini sebenarnya terdiri dari 2

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

penyakit yaitu penyakit karat dan Bercak Cercospora. Penyatuan ini disebabkan

karena awal pengamatan sampai selesai kita menduga gejala tersebut disebabkan

karat. Tapi setelah diteliti lagi ternyata kacang tanah tersebut juga terserang bercak

cercospora. Jadi seharusnya penyakit yang ditemukan pada kacang tanah ada 4 yaitu

penyakit karat disebabkan Puccinia arachidicola, Bercak cercospora disebabkan

Cercospora sp., Penyakit sapu ole fitoplasma dan penyakit belang disebabkan mottle

mosaik virus. Semua penyakit tersebut memiliki pola grafik yang keparahan penyakit

meningkat dari umur 7 MST sampai 11 MST. Tapi peningkatan paling tajam dan

jelas yaitu yang memiliki gejala bercak. Gejala ini banyak ditemukan pada daun-daun

yang paling bawah. Hal ini mungkin dipengaruhi kelembaban pada tanaman.

Kejadian penyakit paling tinggi ke rendah yaitu dari bercak, penyakit belang dan

penyakit sapu.

Wawancara dilakukan di Carang Pulang dengan 4 petani yang bernama pak

Ahmad bastari, pak Paiman, pak Jamsari, dan pak Haji Uming. Umur paling muda 45

tahun dan paling tua 93 tahun. Petani memiliki lahan sendiri, ada yang dikelola

sendiri dan menpekerjakan orang lain. Varietas kacang tanah yang digunakan adalah

variaetas singa, kijang dan ada 2 petani yang tidak mengetahui varietas yang

digunakannya. Benih kacang tanah diperoleh dari pemerintah, dibeli sendiri dan

diproduksi sendiri dari panen sebelumnya. Jarak tanamnya umumnya 20cm x 40cm

dan pupuknya dalah pupuk kandang, Npk, Urea, TSP, dan kompos. Pupuk kandang

ada yang diproduksi sendiri karena ada petani yang memiliki ternak seperti sapi.

Umur panen kacang tanah bervariasi, untuk benih biasanya panennya lebih lama yaitu

kurang lebih 100 HST, sedangkan untuk sayur pada umur 85 HST sudah dipanen.

Rotasi yang dilakukan yaitu dengan padi, ubi jalar dan jagung. Hasil panennya ada

yang dijual sendiri ke pasar, dijual kepengumpul yang ada didesa dan ada yang

menjadi pemasok bagi penamgkaran burung untuk dijadikan pakan burung.

Hama dan penyakit yang menyerang pertanaman kacang tanah menurut petani

Carang Pulang yaitu Penyakit Sapu, Karat, dan ulat. Penyakit Sapu oleh petani

dikendalikan dengan cara dicabut. Pengendalian dengan pestisida dilakukan jika

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

petani menemukan hama yang menyerang pertanaman. Sebagai contoh tanaman

terserang ulat maka petani melakukan penyemprotan yang aplikasinya biasanya pada

pagi hari. Petani di desa Carang Pulang yang diwawancarai, 3 diantaranya mengikuti

kegiatan kelompok tani. Petani tersebut pernah mendengar pengendalian hama

terpadu tapi penerapannya dilapangan belum terlalu maksimal. Pak Ahmad Bastari

merupakan ketua kelompok tani di Carang Pulang. Beliau menjelaskan salah satu

pengendalian hama terpadu dengan sistem legowo pada tanaman padi. System

legowo dilakukan agar sinar matahari masuk diantara pertanaman, selain itu adalh

pengeringan lahan untuk mengatasi masalah keong mas.

BAB V KESIMPULAN

Pengambilan sampel unit tanaman sebanyak 50 tanaman seacra acak dipetak

pengamatan. Penjaringan serangga dan peletakan trap membentuk huruf X. Hama

yang menyerang kacang tanah dari intensitas kerusakan tinggi sampai rendah yaitu

Oxya sp (Orthoptera:Acridadae), Spodoftera litura (Lepidoptera:Noctuidae),

Lamprosema indicate (Lepidoptera:Pyraliade), dan Biloba Subsecivella

(Lepidoptera:Gelechiidae). Penyakit yang menyerang pertanaman dari keparahan dan

kejadian penyakit yang paling tinggi ke rendah yaitu Penyakit bercak dan karat,

Penyakit Belang dan Penyakit Sapu. Serangga yang tertangkap jaring paling banyak

famili Empoasca dan berperanan sebagai hama. Artropoda yang tertangkap

perangkap yaitu dari famili Formicidae dan berperan sebagai pengurai. Populasi

hama yang meningkat tidak terimbangi populasi predator dan parasitoid (grafik 5).

Petani yang diwawancarai sudah pernah mendengar konsep PHT tapi belum terlalu

memahami dan belum sepenuhnya menjalankan konsep tersebut.

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima

DAFTAR PUSTAKA

Darwis, V. 2001. Penerapan empat prinsip PHT oleh petani teh. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.Bogor. 18 hal.

Dinas pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul. 2001. Budidaya Kacang Tanah

(Arachis hypogea L.). http://www.warintekjogja.com/. [27 November 2010].

Infotech25. 2005. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Kacang Tanah (2).

http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/. [27 November

2010].

Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi MIG Corp. tt. Budidaya kacang tanah.

http://migroplus.com/. [27 November 2010].

Liptan. 2000. Paket Teknologi Anjuran Budidaya Kacang Tanah. Instalasi Penelitian

dan Pengkajian teknologi Pertanian Mataram.

McKenzie, L. dan P. Schneider. 2006. Buku Pedoman Pelatih untuk Pelatihan

Permakultur. Yayasan IDEP. 138 hal.

Pathak, V.N.2001. Diseases of fruit Crops. Oxford and IBH Publ.Co., New Delhi,

309 hal.345

Sosromarsono, 1977. http://tumoutou.net/3_sem1_012/trizelia.htm, diakses tanggal

12 Mei 2009.

Temaja, IG.R.M, G. Suastika, SH. Hidayat, dan U. Kartosuwondo. 2007. Deteksi

Chrysanthemum B Carlavirus (CVB) pada Tanaman Krisan di Indonesia.

AGRITOP 26(1): 6-12.

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG PENGENDALIAN …irmau07.student.ipb.ac.id/files/2011/02/laporan1.pdf · Mikroskop stereo, buku penunjang ... dengan cara mengayunkan jaring sebanyak lima