Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

25
LAPORAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI ACARA V & VI ANGIN DAN KEAWANAN Oleh Nama : Shinta Rebecca Naibaho NPM : E1B012004 Prodi : Kehutanan Coass : Rian Ferry Andreas LABORATORIUM AGROKLIMAT FAKULTAS PERTANIAN

description

Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 "Angin & Keawanan"

Transcript of Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

Page 1: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

LAPORAN PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI

ACARA V & VI

ANGIN DAN KEAWANAN

Oleh

Nama : Shinta Rebecca Naibaho

NPM : E1B012004

Prodi : Kehutanan

Coass : Rian Ferry Andreas

LABORATORIUM AGROKLIMAT

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2013

Page 2: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.1.1. Angin

Angin merupakan sumber daya alam yang tidak dapat habis yang

bergerak kapan saja apa bila massa udara di permukaan bumi memilki tekanan

yang berbeda-beda oleh karena factor tekanan yang bersuhu tinggi dengan

tekanan yang bersuhu rendah.

Pentingnya angin bagi kehidupan manusia membuat para ilmuwan dan

pelajar mempelajari serta mengamati pergerakan angin dan danpaknya bagi

aktifitas manusia kehususnya bagi para petani. dalam klimatologi angin

diamati dalam kecepatan dan arahnya. Kecepatan angin adalah jarak tempuh

massa udara yang bergerak tersebut dalam waktu tertentu; jadi satuannya

adalah jarak perwaktu seperti meter per detik, kilometer per jam. sedang arah

angin merupakan arah datangnya angin. Misalnya angin barat adalah yang

bertiup dari barat.

1.1.2. Keawanan

Awan adalah kumpulan titik-titik air dan atau es yang melayang-layang

di atmosfer sebagai hasil proses kondensasi yang terdapat pada ketinggian

tertentu yang disebabkan karena naiknya udara secara vertikal karena proses

pendinginan udara secara adiabatik di atmosfer. Awan bersifat mengabsorsi

dan merefleksikan radisi surya dan radiasi dari bumi dapat memanaskan atau

mendinginkan suhuudara. Bentuk awan dengan kharateristiknya juga

mencerminkan potensi hujan disuatu daerah di permukaan bumi.

Dalam proses pembentukan awan tidak terlepas dari proses kondensasi

yaitu perubahan dari uap air menjadi butir-butir atau es, dan kondensasi ini

terjadi karena pendinginan udara. Jika udara mengalami pendinginan maka

kapasitasnya untuk menampung uap air menurun dan paada suatu titik

Page 3: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

penurunan suhu udara ini menyebabkan udara kenyang atau jenuh (RH =

100%). Suhu pada saat kenyang disebut suhu titik embun.

Jika suhu udara turun hingga di bawah titik embun maka udara tidak

mampu menampung uap air keluar sebagai titik air dan atau es.Jadi

pengembunan sangat ditentukan oleh RH dan suhu. Jika RH tinggi diperlukan

sedikit penurunan suhu hingga terjadi penurunan suhu hingga terjadi

pengembunan, sebaliknya RH rendah diperlukan banyak penurunan suhu

udara untuk terjadinya pengembunan.

1.2. Tujuan

1.2.1. Angin

Memberikan pengertian tentang pergerakan massa udara pada berbagai

tempat.

1.2.2. Keawanan

- Untuk megetahui macam – macam bentuk awan.

- Untuk memberikan pengertian tentang kemungkinan terjadinya hujan

dengan melihat kondisi cuaca beberapa waktu sebelumnya.

Page 4: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.3. Angin

1.3.1. Pengertian Angin

Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan

juga karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan

rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan

tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara

yang tinggi. http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html

Meskipun pada kenyataan angin tidak dapat dilihat bagaimana

wujudnya, namun masih dapat diketahui keberadaannya melalui efek yang

ditimbulkan pada benda – benda yang mendapat hembusan angin. Seperti

ketika kita melihat dahan – dahan pohon bergerak atau bendera yang berkibar

kita tahu bahwa ada angin yang berhembus. Dari mana angin bertiup dan

berapa kecepatannya dapat diketahui dengan menggunakan alat – alat

pengukur angin.

1.3.2. Sifat Angin

Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi

lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena

udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang

bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke

tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran

naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.

http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html

1.3.3. Terjadinya Angin

Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan

suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya

energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu

Page 5: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan

mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung

lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah

yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit

menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah

tersebut.

Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena

daerahyang terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang

lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain di

sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat

disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya

untuk bergerak ke tempat lain.

Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai

dari yang sederhana hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita

ciptakan sendiri dengan menggunakan telapak tangan, kipas sate, koran,

majalah, dan lain sebagainya dengan cara dikibaskan. Sedangkan secara rumit

angin dapat kita buat dengan kipas angin listrik, pengering tangan, hair dryer,

pompa ban, dan lain sebagainya. Secara alami kita bisa menggunakan mulut,

hidung, lubang dubur, dan sebagainya untuk menciptakan angin.

http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html

Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat

membawa bau atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang

tidak sedap di hidung kita. Bau masakan, bau amis, bau laut, bau sampah, bau

bensin, bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan lain sebagainya adalah beberapa

contoh bau yang dapat dibawa angin. http://organisasi.org/blog-gratis-

bahasa-indonesia-untuk-anda-ngeblog-yuk

1.3.4. Alat – alat untuk Mengukur Angin

Anemometer, adalah alat yang mengukur kecepatan angin.

Wind vane, adalah alat untuk mengetahui arah angin.

Windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan

memperkirakan besar kecepatan angin. Yang biasanya banyaditemukan

di bandara – bandara.

Page 6: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

1.3.5. Jenis Angin

Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin lokal dan

angin musim.

Angin lokal 3 macam yaitu :

Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai.

Angin laut terjadi pada siang hari daratan lebih cepat

menerima panas dibandingkan dengan lautan. Angin bertiup

dari laut ke darat. Sebaliknya, angin darat terjadu pada malam

hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan

dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan

bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut.

Angin lembah dan angin gunung

Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada

dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di

puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara

mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah.

Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke

lembah menjadi angin gunung.

Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panas

Angin Fohn atau Angin jatuh ialah angin jatuh

bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng pegunungan

Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan

nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin

Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di

Sulawesi Selatan).

Angin musim ada 5 macam yaitu :

Angin Passat

Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun

dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa).

Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi

Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi

Selatan. Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu.

Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa

Page 7: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah

pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah

Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan

temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini,

wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya

daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).

Angin Anti Passat

Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah

kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan

angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti

Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin

Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 20o - 30o

LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal

sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air

di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di

muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara

(Afrika), dan gurun di Australia.

Di daerah Subtropik (30o – 40o LU/LS) terdapat daerah

“teduh subtropik” yang udaranya tenang, turun dari atas, dan

tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10o LU –

10o LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah “teduh

ekuator” atau “daerah doldrum”

Angin Barat

Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum

subtropis Utara dan Selatan mengalir ke daerah sedang Utara

dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin

Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena

hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin

Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60o LS. Di

sini bertiup angin Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-

pelaut disebut roaring forties.

Angin Timur

Page 8: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat

daerah dengan tekanan udara maksimum. Dari daerah ini

mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60o LU/LS).

Angin ini disebut angin Timur. Angin timur ini bersifat dingin

karena berasal dari daerah kutub.

Angin Muson (Monsun)

Angin muson adalah angin yang berhembus secara

periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan

yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara

berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah

tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah

tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Pada bulan

Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan,

sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan

matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat

tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat

pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini

menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia.

Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di

belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi

Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan

Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada

umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan. (Busri dan

Syamsu, 2000)

Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja

persebarannya tidak merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang

karena kandungan uap airnya makin sedikit.

Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara,

sehingga benua asi lebih panas daripada benua australia. Akibatnya, di asia

terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat

pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari

australia menuju asi. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi

selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh kerena tidak

Page 9: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh

karena itu pada umumnya di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai

barat sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian jaya. Antara kedua

musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu :

Musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim

kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke

musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa

panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu

singkat dan lebat. http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html

1.4. Keawanan

1.4.1. Pembentukan awan

Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi

titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua

cara:

Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara

karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini

akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih

rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul

titik air yang tak terhingga banyaknya.

Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara

makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.

Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi

semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan

daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-

titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.

Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu

akan menguap dan hilanglah awan itu. Inilah yang menyebabkan itu awan

selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih

berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang

ada awan yang tidak membawa hujan. http://www.wikimediafoundation.org/

1.4.2. Bentuk – bentuk Awan

Page 10: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

Bentuk awan bermacam macam tergantung dari keadaan cuaca dan

ketinggiannya. Tapi bentuk utamanya ada tiga jenis yaitu, yang berlapis-lapis

dalam bahasa latin disebut stratus, yang bentuknya berserat-serat disebut

cirrus, dan yang bergumpal-gumpal disebut cumulus (ejaan Indonesia:

stratus, sirus, dan kumulus).

Di daerah rendah (kurang dari 3.000 m) yang terendah, awan stratus

menutupi puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah rendah tengah,

awan berbentuk strato-kumulus, dan yang dekat ketinggian 3.000 m awan

berbentuk kumulus. Awan besar dan tebal di daerah rendah disebut kumulo-

nimbus berpotensi menjadi hujan, menyebabkan terjadinya guruh dan petir.

Bagaimana dengan awan di daerah tinggi (di atas 6.000 m)? Di sana

terbentuk awan siro-stratus yang tampak sebagai teja di sekitar matahari atau

bulan. Juga terbentuk awan siro-kumulus yang bentuknya berkeping keping

terhampar luas. Juga dapat terbentuk awan sirus yang tipis bertebar seperti

asap. mailto:[email protected]

1.4.3. Jenis – jenis Awan

a) Stratus

Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi dan

menghasilkan hujan gerimis salju.

b) Kumulus

Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian dasarnya

berwarna hitam dan di atasnya putih. Awan ini biasanya menghasilkan

hujan

c) Stratokumulus

Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan. Bentuknya

bergelombang dan tidak membawa hujan

d) Kumulonimbus

Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa

badai.

e) Nimbosratus

Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap, lapisannya pekat, bagian bawah

bergerigi serta membawa hujan atau salju.

f) Altostratus

Page 11: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

Ketinggian sedang, awan berwarna keabu-abuan, tipis, mengandung

hujan.

g) Altokumulus

Ketinggian sedang, putih atau abu-abu, bergulung-gulung atau

melingkar seperti makaroni.

h) Sirus

Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis, bergaris-

garis

i) Sirostratus

Tinggi, putih seperti cadar, bisa juga seperi untaian, luas menutupi

langit

j) Sirokumulus

Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es kecil.

1.4.4. Ketinggian Awan

Berikut ini adalah ketinggian jenis awan utama yang diukur dari

bagian dasar :

Stratus, di bawah 450 m

  Kumulus, Stratokumulus dan Kumulonimbus berada di ketinggian

450 - 2000 m

Nimbostratus, 900 - 3000 m

  Altostratus dan Altokumulus berada di ketinggian 2000 - 7000m

  Sirus, Sirostratus dan Sirokumulus berada di ketinggian 5000 –

13.500

Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak

pegunungan Jaya Wijaya di Irian yang tingginya antara 4.000-5.000 m,

bahkan selalu diliputi salju. Demikian juga Gunung Fuji (3.776 m) puncaknya

selalu diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada ketinggian menengah

ini dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, dan

alto-sirus. http://id.wikipedia.org/wiki/awan

BAB III

Page 12: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

3.1.1. Angin

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 21 November 2013 pukul

16.00 WIB sampai selesai di dalam dan sekitar Laboratorium

Agroklimatologi Universitas Bengkulu.

3.1.2. Keawanan

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 21 November 2013 pukul

16.00 WIB sampai selesai di dalam dan sekitar Laboratorium

Agroklimatologi Universitas Bengkulu.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Angin

- Skala Beaufort

- Alat tulis

3.2.2. Keawanan

- Alat tulis

3.3. Prosedur kerja

3.3.1. Angin

o Siapkan alat dan bawa ke lokasi yang telah ditentukan

o Catat perubahan angin selama 20 menit, dilakukan 4 kali perhitungan

( 5 menit sekali).

o Catat arah angin datang.

o Lihat keterangan angin di tabel skala beaufort.

3.3.2. Keawanan

o Amati keadaan keawanan di lokasi yang telah ditentukan.

o Pengamatan dilakukan oleh mahasiswa secara berkelompok

o Catat hasil yang didapat di buku kerja atau laporan sementara.

Page 13: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Angin

No.

WaktuSkala

BeaufortKecepatan Angin

Deskripsi Kondisi Daratan Arah Anginkm/h m/s

117.00 WIB

3  12 - 19  3,4-5,4Desir

Ringan

daun dan ranting kecil Utara ke

Selatanbergerak konstan

217.15 WIB

0  0  0-0,2 Tenangdatar, asap

membubung Utara ke Selatan

vertikal

317.20 WIB

2  7 - 11  1,6-3,3Sepoi Desir

angin terasa pada kulit, Utara ke

Selatandaun bergoyang

417.25 WIB

3 0   0-0,2 Tenangdatar, asap

membubung Utara ke Selatan

vertikal

4.1.1 Keawanan

No. Awan

1 Stratus

2 Stratus

3 Stratus

4 Stratus

Page 14: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

4.2 Pembahasan

4.2.1 Angin

Angin merupakan hal terpenting dalam bidang pertanian, sebab angin sangat

mempengaruhi musim. Angin juga dapat membantu proses perkawinan yaitu dimana

serbuksari akan diterbangkan kekepala putik. Proses terjadinya pergerakan angin

dipengaruhi oleh karena adanya tekanan udara yang berbeda, yaitu antara suhu udara

yang tinggi bergerak ke suhu yang lebih rendah. Angin juga dapat menentukan kapan

terjadinya hujan dan juga mengumpulkan awan-awan yang ada menjadi sebuah awan

yang bergumpal (padat) atau pergerakan angin seiring dengan pergerakan awan. Angin

merupakan udara yang bergerak secara horizontal dari suatu daerah bertekanan tinggi

ke daerah bertekanan rendah. Udara yang bergerak secara vertikal biasanya tidak

disebut angin melainkan gerakan udara sedangkan udara bergerak berputar disebut

turbulensi. Penyebab utama perbedaan tekanan udara adalah perbedaan pemanas dan

pendingin atau suhu pada tempat-tempat di permukaan bumi.

Angin berfungsi sebagai : pemindahan panas, pemindahan uap air, awan dan

pemindahan bahan-bahan atau partikel yang ada di udara seperti debu, spora, tepung

sari dll. Angin mempunyai energi, oleh karena itu dapat dimanfaatkan untuk

pelayaran, pergerakan kipas dll. Ada kalanya angin berkecepatan tinggi disebut badai

dapat menimbulkan kerusakan bangunan, tumbangnya pohon-pohon, erosi,

mengganggu pelayaran dan penebangan. pada praktikum kali ini penulis diajak untuk 

memahami siklus udara dan proses terbentuknya udara serta manfaatnya bagi

manusia .  Selain itu penulis juga merenungkan bahwa sempurnanya keuasa Tuhan

yang menciptakan alam dan prangkatnya semua disusun secara sitemamatis menjadi

sumber kebutuhan manusia.

4.2.2 Keawanan

Terbentuknya awan adalah pada saat penyinaran panjang matahari

kepermukaan bumi yang menyebabkan terjadinya pengupan disekitar permukaan bumi

yang membentuk partikel-pertikel kecil yang akan naik keudara membentuk awan.

Awan sifatnya tidak tetap, awan akan bergerak kemana saja seiring dengan pergerakan

angin. Karenan pengaruh angin maka terbentuklah jenis-jenis awan menerut bentuk

yang diciptakan oleh angin. Oleh sebab itu angin sangat berperan aktip untuk

Page 15: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

menentukan apakah akan terjadi hujan atau tidak, sebab awan dikatakan akan hujan

bila awan membentuk gumpala-gumpalan besar yang disusun atau yang dipertemukan

oleh angin dari awan yang satu dengan awan yang lain.  Perlu diketahui bahwa

Penyebaran awan biasanya identik dengan penyebaran hujan yaitu kawasan yang

tinggi terjadi di ekuator karena merupakan wilayah konvergensi udara dan kuatnya

radiasi surya dan terendah di wilayh subtropika sekitar 20o -30o lintang bumi karena

merupakan wilayah disvergensi. Keawanan maksimum biasanya siang hingga sore

hari minimum malam hari ketika udara stabil. Keawanan ini terjadi pada pagi hari

ketika kabut naik yang banyak terjadi di daerah yang lembab dan danau. Keawanan 

terbesar terdapat diwilayah sekitar lintang  60o lintang bumi (lintang pertengahan)

karena wilayah ini merupakn pertemuan massa udara yang hangat dan lembab dari

lintang rendah dengan massa udara dingin dari wilayah kutub.

Awan juga dapat membentuk energy petir. Energy petir terjadi ketika

terjadinya gesekan hebat antara awan yang satu dengan awan yang lain karena factor

perbedaan tekanan udara. Selain hujan yang dihasilkan oleh awan, awan juga dapat

menghasilkan butiran-butiran halus es atau yang disebut dengan salju. Salju dapat

terjadi ketika suhu udara dibawa 0 .

Page 16: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

5.1.1. Angin

Angin dikatakan bergerak apabila tekanan udara berbeda dalam

artian suhu udara dipermukaan bumi adalah yang menentukan

terjadinya pergerakan awan.

Pergerakan angin berubah-ubah setiap waktunya dalam artian

tidak semua kecepatan angin sama atau bisa saja sama kecepatan apa

bila tidak di pengaruihi oleh perbedaan suhu panas dan suhu dingin.

Kecepatan angin dapat kita perhatikan dengan fenomena alam

yaitu seperti pergerakan ranting pohon dan burung di udara.

Kecepatan angin dapat membantu manusia untuk menentukan

terjadinya hujan, atau biasanya angin yang kencang dapat membawa

partikel-pertikel dari suatu tempat ketempat lain.

5.1.2. Keawanan

Awan terbentuk karena terjadinya pengupan dipermukaan bumi

yang membentuk molekul-molekul kecil, karena pengaruh massa jenis

lebih rendah maka naik ke permukaan atmosfir membentuk gumpalan

yaitu awan.

Terjadinya hujan dipengaruhi oleh pergerakan angin serta suhu

udara disekitar permukaan bumi.

Pergerakan awan seiring dengan pergarakan angin, karena factor

cepat lambatnya pergerakan angin maka terbentuklah jenis-jenis awan

menurut gerak angin.

Page 17: Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 Shinta Rebecaa Naibaho

DAFTAR PUSTAKA

Daldjuni.1993.Pokok – pokok klimatologi.penerbit Alumni.Bandung

Hasan .U.M.1970. Dasar–dasar Meterologi Pertanian.Pt.soeroengan.Jakarta

Handoko,1993,Klimatologi Dasar,Institut Pertanian Bogor,Bogor.

Nur Muin, S. 2013. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Laboratorium Agroklimat

Fakultas Pertanian. UNIB. Bengkulu.

Saleh,B dan Nur,M.S, 2000, Bahan Ajar Perkuliahan Dasar-Dasar Klimatologi  Universitas

Bengkulu,Bengkulu

http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html

http://organisasi.org/blog-gratis-bahasa-indonesia-untuk-anda-ngeblog-yuk

http://www.wikimediafoundation.org/

http://id.wikipedia.org/wiki/awan

mailto:[email protected]

http://bodopaya4ever.blogspot.com/2011/03/contoh-laporan-klomatologi-angim-dan.html