Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
-
Upload
shinta-r-naibaho -
Category
Education
-
view
4.310 -
download
7
description
Transcript of Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
LAPORAN PRAKTIKUM
KLIMATOLOGI
ACARA I
Pengenalan Stasiun dan Peralatan di Stasiun
Oleh
Nama : Shinta Rebecca Naibaho
NPM : E1B012004
Prodi : Kehutanan
Coass : Rian Ferry Andreas
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia hidup di Bumi pasti tidak akan terpisah dengan lingkungan. Dalam
lingkungan itu sendiri terdapat unsur yang penting yaitu iklimatau cuaca. Dikatakan
iklim jika terbentuk dalam jangka waktu yang panjang dan dikatakan cuaca jika
terbentuk dalam jangka waktu yang singkat. Pada setipa tempat tentunya memiliki
iklim atau cuaca yang berbeda tergantung dengan tofografi dan sebagainya.
Kita bisa merasakan keadaan udara sekitar hanya dengan menggunakan indera.
Tapi yang dirasakan oleh indera adalah sangat subjektif. Karena seseorang dapat
merasakan keadaan udara pada suatu saat adalah panas sekali akan tetapi orang lain
hanya merasakan panas biasa saja. Untuk menghilangkan subjektivitas ini kemudian
digunakan alat-alat pengamatan.
Tonggak pertama dalam perkembangan pertanian meteorologi adalah ketika
Galileo menemukan termometer (1593) dan Toricelli menemukan barometer (1643).
Tetapi penyempurnaan peralatan tersebut harus dilakukan baik dalam prinsip dn
meknismenya maupun ketelitian alat-alat pengamat komponen cuaca.
Kekeliruan yang sering dilakukan manusia bisa menyebabkan data yang
dikumpulkan menjadi tidak valid, sehingga dengan perkembangan teknologi akhirnya
diciptakanlah stasiun cuaca otomatis (AWS). Ini dapat memudahkan bagi lembaga
masyarakat, instansi pemerinta maupun swasta terkait dalam melakukan kegiatan
pengamatan cuaca. Akan tetapi harganya yang masih relatif mahal membuat kalangan
tertentu manjadi sulit untuk memperolehnya. Oleh karena itu stasiun cuaca
otomatis yang murah, akurat dan mudah dioperasikan menjadi pilihan dimasa-masa
sekarang ini.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal stasiun cuaca atau iklim dan
sistem peralatannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer bumi khususnya untuk keperluan
prakiraan cuaca. Kata ini berasal dari bahasa Yunani meteoros atau ruang atas (atmosfer), dan
logos atau ilmu. Meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas
gejala perubahan cuaca yang berlangsung di atmosfer.
Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di muka bumi
yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Unsur utama cuaca dan iklim meliputi suhu
udara, kelembapan udara, curah hujan, tekanan udara, angin, intensitas cahaya matahari serta
unsur iklim lainnya. Faktor yang mempengaruhi unsur iklim sehingga dapat membedakan
iklim di suatu tempat dengan iklim di tempat lain disebut dengan kendali iklim. Iklim
membatasi pertumbuhan tanaman di muka bumi, pada umumnya tanaman dan ternak
mempunyai kondisi iklim optimumnya masing-masing, namun perlu juga memperhatikan
faktor lain, seperti tanah, penyakit, dan fasilitas transfortasi yang dapat mrngubah keseraasian
suatu daerah untuk jenis khusus pertanian dan peternakan.
Stasiun Meteorologi atau Klimatologi adalah suatu tempat yang mengadakan
pengamatan secara terus – menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta
pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lainnya. Dalam
persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim
selama 10 tahun berturut – turut hingga akan mendapatkan gambaran umum tentang rerata
keadaan iklimnya, batas – batas ekstrim dan juga pola siklusnya. Stasiun Meteorologi atau
Klimatologi merupakan lapangan datar berumput dengan luas sesuai dengan banyak dan
macam alat yang ada di dalamnya.
Ada bermacam-macam kelas stasiun dengan tingkat kelengkapan macam data unsur-
unsur cuaca atau iklim yang diamati. Macam-macam stasiun tersebut adalah :
Stasiun Klimatologi Kelas I
Stasiun Klimatologi Kelas II
Stasiun Klimatologi Kelas III
Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus (SPMK)
Stasiun Hujan
Stasiun iklim atau cuaca didirikan dengan tujuan antara lain agar ketepatan dan
keamanan data yang diperoleh terjamin. Unsur-unsur yang diamati diharapkan
menggambarkan keadaan umum iklim atau cuaca setempat. Untuk itu, stasiun dibangun pada
lokasi yang dapat mewakili keadaan sekitarnya secara luas dengan mmenghindari lokasi yang
ekstrim.
Agar kebenaran dan keterwakilan data terhadap sekitar dapat dipenuhi serta keamanan
peralatan dapat terjamin, maka suatu stasiun harus memenuhi beberapa persyaratan. Syarat-
syarat tersebut antara lain :
1. Mewakili keadaan iklim seluas mungkin kawasan wilayah yang diinginkan.
2. Stasiun dibuat pada sebidang lahan datar dengan ditanami rumput seragam
setinggi sekitar 5 cm.
3. Stasiun harus bebas dari penghalang. Jika ada penghalang, maka haruslah tak
akan mengganggu pengamatan yang membuat pendataan menjadi keliru.
4. Untuk menghindari gangguan, stasiun doberi pagar cukup kokoh.
5. Ukuran luas stasiun beragam, mulai dari 2m x 2m hingga ukuran 50m x 50m.
6. Mengetahui koordinat (lintang dan bujur) dan tinggi dari permukaan laut (dpl)
stasiun tersebut.
Menurut WMO (World Meteorology Organization) dalam penempatan stasiun
klimatologi pertanian diutamakan di stasiun percobaan Agronomi, Hortikultura, Peternakan,
Kehutanan, hidrologi, lembaga penelitian tanah, Kebun raya ataupun cagar alam serta daerah
yang perubahan cuacanya sering menyebabkan kerugian terhadap produksi pertanian.
Alat – alat yang ada antara lain Campbel Stokes, Solarimeter Gun Bellani, Solarigraf,
Solatimeter Tabung, Termometer Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum,
Hygrometer, Termometer Bola Basah dan Bola Kering, Termohygrograf, Anemometer,
Evaporimeter, Ombrometer, Ombrograf dan Sangkar Cuaca.
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2013 pukul 16.00 WIB
sampai selesai di Laboratorium Agroklimatologi dan Stasiun di Universitas Bengkulu.
3.2. Alat dan Bahan
Stasiun iklim
Seluruh peralatan pengukuran unsur cuaca atau iklim yang ada di
laboratorium dan di stasiun.
3.3. Prosedur kerja
Pengenalan Stasiun
1. Mendatangi stasiun klimatologi, kemudian lihat ukuran stasiun, penutupan
tanah pada stasiun dan tata letak alat-alat di dalam stasiun.
2. Memperhatikan lingkungan stasiun, bagaimana keadaan bangunan, pohon
dan penghalang lainnya. Berapa kira-kira jaraknya.
Pengenalan Alat
1. Mengamati setiap alat yang diperagakan, baik yang di dalam stasiun
maupun yang terdapat di dalam laboratorium.
2. Mencatat nama setiap alat, apa sensornya dan bagaimana cara kerjanya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengukur Radiasi Surya
1. Campbell Stokes
Alat ini terdiri dari dua bagian utama,
yaitu bola kaca kristal dan kerangka
besi penyangga. Bola kristal berfungsi
sebagai lensa pengumpul cahaya.
Sedangkan kerangka besi selain untuk
Menyangga bola kaca juga berfungsi
Untuk menempatkan kertas pias. Alat
ini biasanya diletakkan di atas dudukan
bertiang setinggi 120 cm dari permukaan
tanah.
Kertas pias terbagi atas 3, yaitu kertas pias lurus, lengkung panjang, dan lengkung
pendek.
Cara Kerja Campbell Stokes :
Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan
(memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari
tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan
pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat
dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa
terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang
konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika
matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak
pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka
jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-
bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari.
B. Pengukur Suhu
1. Termometer Biasa
Digunakan untuk mengukur suhu
udara sesuai dengan naik turunnya
cairan atau perubahan sensor logam
yang dapat dibaca teraannya.
Ada 2 jenis Termometer yang sering
digunakan yaitu Termometer Raksa (kiri)
dan Termometer Alkohol (kanan)
2. Termometer Maksimum dan Minimum
- Termometer Maksimum
Ciri khas dari termometer ini adalah
terdapat penyempitan pada pipa kapiler di
dekat reservoir.
Air raksa dapat melalui bagian yang sempit
ini pada suhu naik dan pada suhu turun air
raksa tak bisa kembali ke reservoir, sehingga
air raksa tetap berada posisi sama dengan
suhu tertinggi. Setelah dibaca posisi ujung
air raksa tertinggi, air raksa dapat
dikembalikan ke reservoir dengan
perlakuan khusus (diayun-ayunkan).
Termometer maksimum diletakkan pada
posisi hampir mendatar, agar mudah
terjadi pemuaian . Pengamatan sekali dalam 24 jam.
- Termometer Minimum
Mengukur suhu udara ekstrim rendah. Zat cair dalam kapiler gelas adalah
alkohol yang bening. Pada bagian ujung atas alkohol yang memuai atau
menyusut terdapat indeks. Indeks ini hanya dapat didorong ke bawah pada
suhu rendah oleh tegangan permukaan bagian ujung kapiler alkohol. Bila suhu
naik alkohol memuai, indeks tetap menunjukkan posisi suhu terendah.
Prinsip kerja thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah
penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan
menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka
indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan thermometer harus
miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah.
Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik
kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum).
3. Termometer Tanah
Termometer tanah adalah
sebuah termometer yang
khusus dirancang untuk
mengukur suhu tanah.
Alat ini berguna pada
Perencanaan penanaman dan
juga digunakan oleh para
ilmuwan iklim, petani dan
ilmuwan tanah. Suhu tanah
dapat memberikan banyak informasi yang bermanfaat, terutama pemetaan dari
waktu ke waktu. Ciri-ciri dari termometer ini adalah pada bagian skala
dilengkungkan, namun ada juga yang tidak dilengkungkan. Hal ini dibuat untuk
memudahkan dalam pembacaan temometer dan menghindari kesalahan paralaks.
Prinsip kerja termometer ini hampir sama dengan termometer biasa, hanya bentuk
dan panjang berbeda. Pengukuran suhu tanah lebih teliti dari suhu udara.
Perubahannya lambat sesuai dengan sifat kerapatan tanah yang lebih besar dari
udara.
C. Pengukur Kelembabab Nisbi
1. Hair – Hygrometer
Hair-Hygrometer menggunakan prinsip
pemuaian bila benda terkena basahan
air. Alat ini menggunakan rambut
manusia, karena perubahan panjang
rambut mudah diukur. Higrometer yang
akan digunakan di pasang di dalam
sangkar stevenson.
Rambut menunjukkan perubahan
dimensi jika kelembaban udara
berubah-ubah. Perubahan dimensi
dapat dipakai sebagai indikasi
kelembaban nisbi udara. Satuan meteorologi dari kelembaban udara adalah persen.
Higrometer yang akan digunakan di pasang di dalam sangkar stevenson.
Hygrometer rambut ada yang bersifat Non recording dan recording (Hygrograph).
Cara kerja dan prinsip dari Higrometer rambut adalah bila udara lembap, rambut akan
mengembang, menggerakan engsel, kemudian diteruskan ke tangkai pena. Akibatnya,
tangkai pena naik. Begitu juga jika udara kering, rambut akan munyusut, menggerakan
engsel kemudian diteruskan ke tangkai pena. Akibatnya tangkai pena turun.
2. Thermohygrograf
Alat ini untuk mengukur suhu dan kelembaban secara
mekanis. Alat ini dipasang didalam sangkar agar tidak
terkena sinar matahari atau hujan dan angin secara
langsung. Terdapat sensor rambut yang dapat
mengembang untuk mengetahui temperatur dengan
mencatat otomatis. Jika temperatur naik, sensor
rambut akan menggerakkan tangkai pena keatas, dan
sebaliknya. Sensor rambut pada alat ini juga sebagai
indikasi kelembaban nisbi udara. Bila udara lembab
rambut mengembang, menggerakkan engsel, diteruskan ketangkai pena sehingga tangkai
pena naik. Begitu juga sebaliknya.
3. Psychrometer Putar (Whirling)
Disebut juga sebagai
Psychrometer Sling/ Whirling.
Alat ini terdiri dari 2
Thermometer yang dipasang
pada kerangka yang dapat
diputar melalui sumbu yang
tegak lurus pada panjangnya.
Sebelum pemutaran bola basah
dibasahi dengan air murni.
Psychrometer diputar cepat-cepat (3 putaran/ detik). Selama + 2 menit, dihentikan
dan dibaca cepat-cepat. Kemudian diputar lagi, dihentikan dan dibaca seterusnya
sampai diperoleh 3 data. Data yang diambil adalah suhu bola basah terendah. Jika
ada 2 suhu bola basah terendah yang diambil suhu bola kering.
Keuntungan : bentuknya yang portable dan kemurahan harganya
dibandingkan dengan Psychrometer Assmann.
Kerugian :
a. Karena harus diputar diluar sangkar, kedua Thermometernya
dipengaruhi radiasi dan dari badan si pengamat.
b. Waktu hujan tetesan air hujan bias melekat sehingga merendahkan
pembacaan.
c. Kecepatan udara (ventilasi) mungkin terlalu kecil.
D. Pengukur Angin
1. Cup Anemometer
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan
meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots
(Skala Beaufort. Sedangkan satuan meteorologi dari arah
angin adalah 0o – 360o dan arah mata angin. Anemometer
harus ditempatkandi daerah terbuka.
Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak
sesuai arah angin. Di dalamanemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung
kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat, kemudian dicocokkan
dengan Skala Beaufort.
Selain menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita dapat
menggunakan bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin akan
menunjukkan ke arahmana angin bertiup. Cara lainnya dengan membuat kantong angin
dan diletakkan di tempat terbuka.
E. Pengukur Penguapan
1. Evaporimeter Jenis Piche
Alat ini digunakan sebagai pengukur penguapan secara relatif.
Maksudnya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung
evaporasi ataupun evapotranspirasi yang sesungguhnya terjadi.
Hasil pembacaannya sangat tergantung terhadap angin, iklim
dan debu. Pada prinsipnya Piche evaporimeter terdiri dari:
- Pipa gelas yang panjangnya + 20 Cm dan garis tengahnya
+ 1,5 cm. Pada pipa gelas terdapat skala yang menyatakan
volume air dalam cm3 atau persepuluhnya. Ujung bawah
pipa gelas terbuka dan ujung atasnya tertutup dan
dilengkapi dengan tempat menggantungkan alat tersebut.
- Piringan kertas filter berbentuk bulat. Kertas ini berpori-pori banyak sehingga
mudah menyerap air. Kertas filter dipasang pada mulut pipa terbuka.
- Penjepit logam yang berbentuk lengkungan seperti lembaran per. Per ujung
yang melekat disekeliling pipa dan ujung lainnya berbentuk sama dengan
diameter pipa.
F. Pengukur Hujan
1. Ombrometer
Satuan dalam mengukur curah hujan = milimeter jumlah curah hujan 1 mm =
menunjukkan tinggi air hujan yg menutupi permukaan sebesar 1 mmjika air
tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosefer.
Pengukuran curah hujan harian sedapat mungkin dibaca/dilaporkan dalam skala
ukur 0.2 mm (apabila memungkinkan menggunakan resolusi 0.1 mm).Untuk
perekaman jumlah curah hujan mingguan/bulanan, sedapat mungkin
dibaca/dilaporkan dalam skala 1 mm (atau kurang).
Curah hujan merupakan butiran air di atmosfer yang jatuh sampai dii permukaan
tanah. Satuan pengukuran curah hujan adalah milimeter (mm). Dengan denikian
curah hujan 1 mm adalah tinggi air yang jatuh di permukaan tanah seluas 1 m2
selama periode waktu tertentu dengan asumsi tidak terjadi penguapan dan
peresapan. Disamping intensitasnya, di dalam klimatologi juga dicatat pula hari
hujannya. Satu hari hujan diperhitungkan jika intensitas curah hujan selama
periode 24 jam (dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 07.00 hari berikutnya).
Cara pengamatan Penakar Hujan tipe Obs.
1. Buka Kunci gembok dan letakkan gelas penakar
hujan di bawah kran , kemudian.kran dibuka.
2. Baca dan catat besarnya curah hujan yang
tertampung pada gelas penakar.
3. Jika curah hujan diperkirakan melebihi isi gelas
penakar,kran ditutup dahulu, lakukan pembacaan
dan catat pada kertas tersendiri. Airnya tidak boleh
dibuang tetapi harus disimpan dahulu pada tempat
lain, hal ini guna mencegah kekeliruan menghitung.
Takar sampai air dalam penakar hujan habis.
4. Sesudah pengukuran kran dikunci kembali.
G. AWS (Automatic Weather Station)
Alat pengukur cuaca otomatis (Automatic Weather Station / AWS) merupakan alat yang
terdiri dari beberapa sensor terintegrasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran tekanan
udara, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, radiasi matahari, serta curah hujan yang
di rekam secara otomatis.
Perangkat AWS
Secara umum perangkat atau komponen yang di butuh kan untuk membangun
AWS di bagi menjadi beberapa bagian utama yaitu :
1. Sensor
Sensor digunakan pada AWS adalah jantung dan jiwa dari sistem. Oleh karena
itu banyak perawatan harus dilakukan ketika memilih sensor yang tepat untuk
kebutuhan pengguna.AWS standar Biro menggunakan sensor untuk memantau
temperature, kelembaban, kecepatan angin dan arah, tekanan dan curah hujan.
Sensor lanjutan lainnya yang tersedia untuk aplikasi khusus. Sensor ini dapat
memantau ketinggian awan (ceilometer), visibilitas, cuaca saat ini, badai, suhu
tanah (pada kisaran kedalaman) dan suhu terestrial. Biro ini juga menyelidiki jenis
lain dari sistem seperti penguapan otomatis.
Beberapa jenis sensor yang terdapat pada Automatic Weather Station
(AWS) antara lain adalah :
a. Sensor Arah Angin
fungsi untuk mengukur arah angin dalam rentang ukurantara 0 - 360
derajat. Terdapat aneka merk dari beragam produsenbaik dari luar maupun
dalam negeri.
b. Sensor Kecepatan Angin
Sensor ini mengukur kecepatan angin, biasanya menggunakan tiga
buah piringan (cup) yang bergerak memutar tiang cup yang menghasilkan
frekuensi berubah-ubah yang proporsional dengan kecepatan angin.
c. Sensor Kelembaban Udara
Kelembaban Udara diukur menggunakan suatu sensor kapasitor tipis.
Sinyal dari sensor kemudian diubah menjadi dua keluaran sinyal voltase.
d. Sensor Curah Hujan
Volume atau jumlah hujan yang jatuh diukur menggunakan sensor jenis
Tipping Bucket. Di pasaran terdapat beragam merk Sensor Curah Hujan seperti
Global Water, AllWeather, Vaisala, Casella dan lain-lain.
e. Sensor Radiasi Matahari
2. Data Logger
Data logger adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi mencatat data
dari waktu ke waktu baik yang terintegrasi dengan sensor dan instrumen
didalamnya maupun ekternal sensor dan instrumen.
Produk luar : CampbellSci, Seba, dll
Produk lokal : Smartdatalogger
3. Catu Daya
Catu Daya berasal dari battery dan solar panel yang berfingsi memberi
tenaga kepada AWS agar bisa bekerja secara terus menerus.
4. Penangkal Petir
Berfungsi untuk menetralisir arus bertegangan tinggi dan mengamankan
peralatan AWS baik sensor maupun peralatan lainnya.
Diantaranya : Kurn (Lokal), Neoflash, Leader (Prancis), Leitai (Cina)
5. Sistem Akuisisi Data
Merupakan sebuah sistem pengukuran penomena fisik atau listrik seperti
tegangan, arus, temperatur dari sensor AWS oleh perangkat akuisisi data yang
diteruskan ke komputer untuk diolah dan ditampilkan dalam bentuk tabel atau
grafik.
6. Sistem Komunikasi Data
Terdiri dari modem komuniksi GSM (Global System for Mobile
communication) dan Software Sistem maupun Software Aplikasi yang berfingsi
menyimpan dan mengirim data pengamatan.
7. Sarana Penunjang
Berupa tiang, pagar,komputer untuk AWS portable biasa menggunakan
trimpot yang bisa di pindah.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Stasiun Meteorologi atau Klimatologi adalah suatu tempat yang mengadakan
pengamatan secara terus – menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer)
serta pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lainnya.
Stasiun meteorologi sangat diperlukan untuk mengetahui atau mengidentifikasi
keadaan iklim dan cuaca pada suatu tempat. Stasiun meteorologi pertanian adalah
suatu tempat untuk mengadakan pengamatan secara terus menerus kedadaan
lingkungan (atmosfer).
Alat – alat yang ada antara lain Campbel Stokes, Solarimeter Gun Bellani,
Solarigraf, Solatimeter Tabung, Termometer Biasa, Termometer Maksimum,
Termometer Minimum, Hygrometer, Termometer Bola Basah dan Bola Kering,
Termohygrograf, Anemometer, Evaporimeter, Ombrometer, Ombrograf dan Sangkar
Cuaca. Setiap alat memiliki prinsip kerja, kelebihan dan kekurangan yang berbeda.
Setiap alat juga memiiki ketelitian yang berbeda, ada yang teliti seperti AWS dan ada
yang kurang teliti.
Sifat umum alat meteorologi antara lain harus seteliti mungkin (akurat) harus
peka agar diperoleh ketelitian yg tinggi,harus kuat & tahan lama agar dpt memberikan,
pelayanan dlm jangka pjg, harus mudah dipakai & sederhana serta biasanya harganya
murah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2012) http://stanlysk.blogspot.com/2012/06/authomatic-weather-stations-bagian-2.html
(diunduh pada 3 November 2013)
Anonim (2013) http://andy7730.blogspot.com/2013/01/klimatologipengenalan-stasiun.html (diunduh
pada 3 November 2013)
Anonim (2013) http://cabeping.blogspot.com/2013/10/pengenalan-alatalat-distasiun_3665.html
(diunduh pada 3 November 2013)
Anonim (2013) http://worldofnaveezha.wordpress.com/2013/04/07/laporan-praktikum-
klimatologi-pengenalan-alat-alat-pengukur-cuaca/ (diunduh pada 3 November
2013)
Nur Muin, S. 2013. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Laboratorium Agroklimat
Fakultas Pertanian. UNIB. Bengkulu.
Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
http://staklimkarangploso.info/bmkg/index.php/10-peralataklimatologi#axzz2jai7guvw