LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

download LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

of 21

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    1/21

    LAPORAN PRAKTIKUM

    KIMIA ANORGANIK

    PERCOBAAN II

    KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    NAMA : RESKY DWI CAHYATI

    NIM : H311 12 015

    KELOMPOK / REGU : IV (EMPAT) / IV (EMPAT)

    HARI / TANGGAL PERC. : SELASA / 4 MARET 2014

    ASISTEN : MUH. HASRIANDY

    LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2014

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    2/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangUnsur transisi sering didefinisikan sebagai kelompok, yang sebagai unsur

    mempunyai kulit-kulit ddanf yang terisi sebagian. Unsur transisi semuanya adalah

    logam, kebanyakan berupa logam keras yang menghantarkan panas dan listrik yang

    baik. Mereka membentuk banyak senyawaan berwarna dan paramagnetik, karena

    kulit-kulitnya yang terisi sebagian (Cotton dan Wilkinson, 1989).

    Sifat unsur transisi memiliki kecenderungan membentuk ion kompleks atau

    senyawa kompleks. Ion-ion dari unsur logam transisi memiliki orbital-orbital kosong

    yang dapat menerima pasangan elektron pada pembentukan ikatan dengan molekul

    atau anion tertentu membentuk ion kompleks.

    Pada senyawa kompleks, atom pusat terikat langsung dengan suatu senyawa

    yang disebut ligan. Ligan adalah senyawa atau ion yang terikat pada atom pusat

    yang memberi pasangan elektron. Ligan tersebut memiliki peran yang sangat penting

    dalam suatu senyawaan kompleks yang mana semakin kuat suatu ligan berikatan

    dengan suatu senyawa kompleks maka kompleks tersebut akan semakin stabil.

    Sifat magnetik dari ion kompleks yang mengandung ligan tergantung dari

    kuat lemahnya ligan yang terdapat dalam ion kompleks tersebut. Kuat [lemahnya

    ligan ini ditentukan dari jenis ligannya yang diurutkan berdasarkan

    deret spektrokimianya. Oleh karena itu, untuk melihat perbandingan

    kuat medan ligan antara amin dan air, serta menentukan panjang gelombang

    keduanya, maka percobaan ini dilakukan.

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    3/21

    1.2Maksud dan Tujuan Percobaan1.2.1 Maksud Percobaan

    Maksud dari percobaan ini adalah mengetahui kekuatan medan antara ligan

    amin dan air berdasarkan panjang gelombang maksimum.

    1.2.2 Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan ini yaitu :

    1. Menentukan panjang gelombang maksimum dari larutan ion logam Cu2+0,02M dalam pelarut air, campuran 1:1 antara air dan NH4OH 1 M, dan campuran

    3:1 antara air dan NH4OH 1 M dengan menggunakan spektrofotometer.

    2. Membandingkan kuat medan antara ligan amin dengan air dari ketiga larutanyang telah dibuat dengan melihat panjang gelombang maksimumnya.

    1.3Prinsip PercobaanPenentuan panjang gelombang maksimum dari larutan ion logam Cu

    2+

    0,02 M

    dalam pelarut air, campuran 1:1 antara air dan NH4OH 1 M, dan campuran 3:1 antara

    air dan NH4OH 1 M dilakukan dengan mengukur absorbansi larutan menggunakan

    spektronik 20 D+ pada rentang panjang gelombang 560-610 nm pada pelarut air,

    rentang panjang gelombang 480-540 nm pada campuran 1:1 antara air dan

    NH4OH 1 M dan rentang panjang gelombang 460-530 pada campuran 3:1 antara air

    dan NH4OH 1 M. Panjang gelombang maksimum ketiga larutan digunakan untuk

    membandingkan kuat medan ligan amin dan air.

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    4/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Selama beberapa tahun terakhir, telah terjadi banyak perkembangan aplikasi

    dalam katalisis homogen logam transisi kompleks yang mengandung donor nitrogen

    pengkelat ligan. Dari literatur, korelasi antara logam transisi dan sifat ligan

    tambahan muncul secara spontan, yaitu ligan dengan bagian siklopentadienil

    umumnya berikatan dengan logam transisi awal, sedangkan ligan donor non-karbon

    berikatan sempurna dengan logam transisi akhir (Hussain dkk, 2010).

    Pembentukan kompleks dalam analisis anorganik kuantitatif sering terlihat dan

    dipakai untuk pemisahan atau identifikasi. Fenomena yang paling umum yang

    muncul bila ion kompleks terbentuk adalah perubahan warna dalam larutan.

    Fenomena lain yang sering terlihat bila kompleks terbentuk adalah kenaikan

    kelarutan. Dalam pelaksanaan analisis anorganik banyak digunakan reaksi-reaksi

    yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion (molekul) kompleks terdiri

    dari satu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat dengan atom (ion) pusat

    itu. Jumlah relatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak

    mengikuti stoikiometri yang sangat tertentu, meskipun ini tak dapat ditafsirkan di

    dalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan

    koordinasi, suatu angka bulat yang menunjukkan jumlah ligan yang dapat

    membentuk kompleks yang stabil dengan dengan atom pusat (Svehla, 1985).

    Terdapat dua hal yang memisahkan studi mengenai struktur elektron

    senyawaan-senyawaan logam transisi, dan teori valensi lainnya yang tersisa. Yang

    pertama yaitu kulit-kulit ddan f yang tersisa sebagian. Hal ini menuju kepada tidak

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    5/21

    mungkinnya pengamatan eksperimen dalam kebanyakan kasus lain: keparamagnetan,

    spektra serapan tampak, dan tampaknya ada keragaman tidak teratur dalam sifat-sifat

    termodinamika serta struktur. Yang kedua ialah adanya pendekatan kasar namun

    efektif yang disebut teori medan kristal, yang menyediakan metode pemahaman yang

    ampuh namun sederhana, dan mengaitkan sekalian sifat yang timbul, terutama dari

    kehadiran-kehadiran kulit-kulit yang terisi sebagian. Teori medan kristal

    menyediakan cara penentuan melalui tinjauan elektrostatik yang sederhana,

    bagaimana energi dari orbital-orbital ion logam akan dipengaruhi oleh set atom atau

    ligan sekelilingnya. Teori itu bekerja baik bila simetri tinggi tetapi dengan usaha

    tambahan dapat diterapkan secara lebih umum (Cotton dan Wilkinson,1989).

    Reaksi dimana kompleks terbentuk dapat dianggap sebagai suatu reaksi asam

    basa Lewis dengan ligan bertindak sebagai basa, dengan menyumbangkan sepasang

    elektronnya kepada kation yang merupakan asamnya. Ikatan yang terbentuk antara

    atom logam pusat dan ligan sering bersifat kovalen, namun dalam beberapa kasus

    antaraksi itu dapat berupa tarik menarik Coulomb. Beberapa kompleks mengalami

    reaksi subtitusi dengan sangat cepat dan kompleks itu dikatakan labil (tidak mantap),

    suatu contoh adalah (Day dan Underwood, 1986) :

    Cu(H2O)42++ 4NH3 Cu(NH3)4

    2++ 4 H2O

    Reaksi mudah berjalan ke kanan dengan penambahan amonia kepada kompleks

    air, penambahan asam kuat yang menetralkan amonia menggeser kesetimbangan

    dengan cepat kembali ke kompleks airnya (Day dan Underwood, 1986).

    Kompleks dibentuk oleh reaksi suatu ion logam, suatu kation, dengan suatu

    anion atau molekul netral. Ion logam dalam kompleks itu disebut atom pusat

    dan gugus yang terikat pada atom pusat disebut ligan. Banyaknya ikatan yang

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    6/21

    dibentuk oleh atom logam pusat disebut bilangan koordinasi logam itu

    (Day dan Underwood, 1986).

    Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia sekitar atom

    atau ion pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi, yang masing-masingnya

    dapat dihuni satu ligan (monodentat). Susunan logam-logam sekitar ion pusat adalah

    simetris. Jadi, suatu kompleks dengan satu atom pusat dengan bilangan koordinasi 6,

    terdiri dari ion pusat, dipusat suatu oktahedron, sedang keenam ligannya menempati

    ruang-ruang yang dinyatakan oleh sudut-sudut oktahedron itu. Bilangan koordinasi 4

    biasanya menunjukkan suatu susunan simetris yang berbentuk tetrahedron, meskipun

    susunan yang datar atau hampir datar, dimana ion pusat berada dipusat suatu

    bujursangkar dan keempat ion menempati keempat sudut bujursangkar itu

    (Svehla, 1985).

    Ligan monodentateadalah salah satu yang melekat ke atom logam oleh ikatan

    dari hanya satu atom (donor atom) ligan. Ligan seperti F -, Cl-, O2-, PR3, H2O, CH3

    -,

    OR-, dan CO adalah monodentate. Ligan monodentate tersebut sering bertindak

    sebagai jembatan antara dua atau lebih atom-atom logam. Contohnya kompleks

    Fe2(CO)2, Au2Cl6, dan Cr2(OH)2(H2O)84+

    yang melibatkan jembatan ligan CO, Cl-,

    OH-, dan lain-lain (Jolly, 1976).

    Dalam teori medan kristal, senyawa kompleks dipandang sebagai satu molekul

    tunggal yang terisolasi. Dalam molekul kompleks tersebut, elektron-elektron atom

    logam pusat, khususnya yang beredar dalam orbital d yang belum terisi penuh,

    dipengaruhi oleh medan elektrostatik yang dibangkitkan oleh ligan-ligan

    disekitarnya. Meskipun penerapan teori medan kristal dapat dikenakan pada senyawa

    kompleks dimana degenerasi orbital f dianggap dipengaruhi oleh medan ligan,

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    7/21

    namun keberhasilan terbesar dan penerapan terluas dari teori ini telah dicapai untuk

    senyawa kompleks yang elektron sebelah luarnya bergerak dalam orbital d

    (Day dan Selbin, 1993).

    Dalam ion bebas, elektron d akan memiliki kemungkinan sama mengenai

    kehadirannya dalam salah satu dari lima orbital d dimana saja, karena semuanya

    setara. Namun, orbital-orbital d tidak semuanya setara. Beberapa terkonsentrasi

    dalam daerah ruang lebih dekat ke ion-ion negatif daripada yang lain, dan elektron

    jelas akan lebih menyukai berada dalam orbital, dimana elektron berada sejauh

    mungkin dari muatan negatif (Cotton dan Wilkinson, 1989).

    Elektron d dari ion logam jelas akan lebih suka untuk menempati kumpulan

    orbital t2g daripada kumpulan eg. Itu karena tingkat energi egterletak di atas tingkat

    energi t2g. Susunan oktahedral dari ligan negatif di sekitar ion logam sebidang

    dengan energi orbital d dari atom logam sebagai fungsi dari distribusi enam serangan

    yang negatif di kulit sekitar atom (Jolly, 1991).

    Kekurangan teori medan kristal pada dasarnya adalah karena teori ini tidak

    menyinggung efek ikatan kovalen. Dengan begitu kita bisa memodifikasi tanpa harus

    mengambil-alih model yang secara eksplisit menggunakan ikatan kovalen. Metode

    yang biasanya digunakan untuk memodifikasi teori medan kristal agar mampu

    menjelaskan paling tidak sebagian efek tumpang-tindih orbital adalah dengan jalan

    mengijinkan semua parameter antaraksi antar elektron menjadi variabel daripada

    menganggapnya sebagai tetap dan sama nilainya dengan parameter-parameter yang

    dimiliki oleh ion logam bebas. Jika orbital betul-betul mengalami tumpang-tindih

    maka pastilah elektron-elektron atom pusat tidak hanya dipengaruhi oleh medan

    elektrostatik dari muatan atau dwikutub ligan (Day dan Selbin, 1993).

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    8/21

    BAB III

    METODE PERCOBAAN

    3.1 Bahan Percobaan

    Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan

    CuSO40,1 M, larutan NH4OH 1 M, akuades, kertas label, sabun cair, dan tissue roll.

    3.2 Alat percobaan

    Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu gelas kimia 100 mL, gelas

    kimia 250 mL, spektronik 20D+, labu ukur 50 mL, pipet skala 10 mL, sikat tabung,

    pipet volume 10mL, bulb, labu semprot, batang pengaduk, sendok tanduk, dan kuvet.

    3.3Prosedur Percobaan3.3.1Pembuatan Larutan Ion Logam Cu2+0,02 M Dalam Pelarut Air

    Labu ukur 50 mL disediakan. Sebelum dipakai, dicuci terlebih dahulu dan

    dibilas dengan akuades. Selanjutnya bulb dipasang pada pipet skala 10 mL. Pipet

    skala dibilas terlebih dahulu dengan larutan ion logam Cu2+sebelum dipakai. Setelah

    itu, larutan ion logam Cu2+ 0,1 M dipipet sebanyak 10 mL ke dalam labu ukur

    50 mL. Diencerkan sampai tanda garis dan dihomogenkan. Diamati absorbansinya

    dengan menggunakan spektronik 20D+ pada rentang panjang gelombang

    460-520 nm dengan interval 20 nm. Digunakan air sebagai blanko.

    3.3.2Pembuatan Larutan Ion Logam Cu2+0,02 M Dalam Campuran 1 : 1 Airdan NH4OH 1 M

    Labu ukur 50 mL disediakan. Sebelum dipakai, dicuci terlebih dahulu dan

    dibilas dengan akuades. Selanjutnya bulb dipasang pada pipet skala 10 mL. Pipet

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    9/21

    skala dibilas terlebih dahulu dengan larutan ion logam Cu2+sebelum dipakai. Setelah

    itu, larutan ion logam Cu2+0,1 M dipindahkan sebanyak 10 mL ke dalam labu ukur

    50 mL. Lalu, ditambahkan 25 mL larutan NH4OH 1 M. Diencerkan dengan akuades

    sampai tanda batas dan dihomogenkan. Diamati absorbansi (A) dengan

    menggunakan spektronik 20D+ pada rentang panjang gelombang 560-640 nm

    dengan interval 20 nm. Digunakan air sebagai blanko.

    3.3.3Pembuatan Larutan Ion Logam Cu2+0,02 M Dalam Campuran 3 : 1 AirDan NH4OH 1 M

    Labu ukur 50 mL disediakan. Sebelum dipakai, dicuci terlebih dahulu dan

    dibilas dengan akuades. Selanjutnya bulb dipasang pada pipet skala 10 mL. Pipet

    skala dibilas terlebih dahulu dengan larutan ion logam Cu2+sebelum dipakai. Setelah

    itu, larutan ion logam Cu2+0,1 M dipindahkan sebanyak 10 mL ke dalam labu ukur

    50 mL. Lalu, ditambahkan 12,5 mL larutan NH4OH 1 M. Diencerkan dengan

    akuades sampai tanda batas dan dihomogenkan. Diamati absorbansi (A) dengan

    menggunakan spektronik 20D+ pada rentang panjang gelombang 560-640 nm

    dengan interval 20 nm. Digunakan air sebagai blanko.

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    10/21

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

    Dari percobaan yang dilakukan dengan menggunakan Spektronik 20D+ maka

    diperoleh data sebagai berikut :

    Pengukuran pada larutan ion logam Cu2+

    dalam pelarut

    Air Air-NH4OH 1:1 Air-NH4OH 3:1

    (nm) Absorbansi (nm) Absorbansi (nm) Absorbansi

    460

    480

    500

    520

    -0,034

    -0,032

    -0,044

    -0,046

    560

    580

    600

    620

    640

    0,860

    0,965

    1,010

    1,005

    0,965

    560

    580

    600

    640

    0,766

    0,875

    0,920

    0,830

    4.1 Tabel Data Pengamatan

    Reaksi-reaksi yang terjadi dalam percobaan ini adalah :

    [

    CuSO4 Cu2+

    + SO42-

    NH4OH NH3 + H2O

    Cu2+

    + SO42-

    + 4H2O [Cu(H2O)4]SO4

    Cu2+

    + SO42-

    + 3H2O + NH3 [Cu(NH3)(H2O)3]SO4

    Cu2+

    + SO42-

    + 2H2O + 2NH3 [Cu(NH3)2(H2O)2]SO4

    Cu2+

    + SO42-

    + H2O + 3NH3 [Cu(NH3)(H2O)3]SO4

    Cu2+

    + SO42-

    + 4NH3 [Cu(NH3)4]SO4

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    11/21

    Di bawah ini merupakan grafik hubungan antara panjang gelombang () dan

    absorbansi (A) :

    4.2 Grafik hubungan panjang gelombang () dan absorbansi (A)

    larutan ion logam Cu2+

    0,02 M dalam Pelarut Air

    4.3 Grafik hubungan panjang gelombang () dan absorbansi (A) larutan

    ion logam Cu2+

    0,02 M dalam campuran 1 : 1 air dan NH4OH 1 M

    4.4 Grafik hubungan panjang gelombang () dan absorbansi (A) larutan

    ion logam Cu2+

    0,02 M dalam campuran 3 : 1 air dan NH4OH 1 M

    -0.05

    -0.04

    -0.03

    -0.02

    -0.01

    0

    440 460 480 500 520 540

    Absorban

    Panjang Gelombang () nm

    0.85

    0.9

    0.95

    1

    1.05

    540 560 580 600 620 640 660

    Absorban

    Panjang Gelombang () nm

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    540 560 580 600 620 640 660

    Absorban

    Panjang Gelombang () nm

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    12/21

    Pengukuran larutan ion logam Cu2+ dalam pelarut air, panjang gelombang

    maksimum yang diperoleh yaitu pada 480 nm, yang memperoleh absorbansi [-0,032.

    Pada panjang gelombang 460 nm memperoleh absorbansi -0,032, pada panjang

    gelombang 500 nm, memperoleh absorbansi -0,044, serta pada panjang gelombang

    520 nm, memperoleh absorbansi -0,046.

    Pengukuran larutan ion logam Cu2+ dalam campuran 1:1 antara air dan

    NH4OH 0,1 M, panjang gelombang maksimum yang diperoleh yaitu pada 600 [nm

    yang memperoleh absobansi 1,010. Pada panjang gelombang 560 nm, memperoleh

    absorbansi 0,860, pada panjang gelombang 580 nm, memperoleh absorbansi 0,965,

    [

    pada panjang gelombang 620 nm, memperoleh absorbansi 1,005, serta pada panjang

    gelombang 640 nm, memperoleh absorbansi 0,965.

    Pengukuran larutan ion logam Cu2+ dalam campuran 3:1 antara air dan

    NH4OH 0,1 M, panjang gelombang maksimum yang diperoleh yaitu pada 600 nm,

    yang memperoleh absobansi 0,920. Pada panjang gelombang 560 nm, memperoleh

    absorbansi 0,766, pada panjang gelombang 580 nm, memperoleh absorbansi 0,875,

    serta pada panjang gelombang 640 nm, memperoleh absorbansi 0,830.

    Percobaan ini dilakukan untuk menentukan panjang gelombang ()

    maksimum dari larutan ion logam Cu2+

    0,02 M dalam pelarut air, campuran 1:1

    antara air dan NH4OH 1 M, dan campuran 3:1 antara air dan NH4OH 1 M dengan

    menggunakan spektrofotometer dan juga untuk membandingkan kuat medan [antara

    ligan amin dengan air dari ketiga larutan yang telah dibuat dengan melihat panjang

    gelombang maksimumnya. Digunakan tiga perbandingan larutan, ini bertujuan

    untuk melihat pengaruh penambahan pelarut amin terhadap panjang gelombang

    maksimum yang dapat diserap oleh senyawa yang terbentuk.

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    13/21

    Untuk melihat hubungan panjang gelombang dan kuat medan ligan kita dapat

    mengacu pada persamaan energi. Panjang gelombang berhubungan dengan energi

    pada persamaan E = h..c atau E = h.v, dimana E adalah energi, hadalah tetapan

    Planck, adalah panjanggelombang, c adalah kecepatan cahaya, dan v = frekuensi.

    Semakin pendek panjang gelombang maksimum yang diperoleh, makin kecil energi

    yang diserap, yang berarti bahwa makin besar kuat medan ligan pada ion pusat.

    Berdasarkan teori, panjang gelombang larutan ion logam Cu2+ 0,02 M dalam

    pelarut air lebih kecil dibandingkan dengan larutan Cu2+0,02 M dalam campuran 1:1

    antara air dengan NH4OH 1 M dan larutan ion logam Cu2+0,02 M dalam campuran

    3:1 antara air dengan NH4OH 1 M, dapat dilihat dari nilai absorbansi yang

    dihasilkan, pertambahan panjang gelombang berbanding lurus dengan pertambahan

    nilai absorbansi sampai pada titik maksimum, setelah itu nilai absorbansi akan

    menurun. Namun, dalam percobaan yang telah dilakukan terdapat kesalahan.

    Pada penentuan panjang gelombang maksimum menggunakan alat spektrofotometer,

    ion logam Cu2+0,02 M dalam pelarut air menunjukkan nilai negatif pada absorbansi,

    tetapi panjang gelombang maksimumnya dapat diketahui. Hasil negatif pada

    absorbansi mungkin disebabkan oleh dua faktor. Pertama, kesalahan pada saat

    pengerjaan, seperti pemipetan yang kurang akurat sehingga kadar total ion logam

    Cu2+

    dalam pelarut air yang rendah terbaca. Kedua, penyimpangan instrumental

    (karena polikromatis dan radiasi baur). Lampu baur adalah hasil dari hamburan dan

    refleksi dari permukaan kisi, lensa cermin bijih, filter, dan jendela. Lampu ini sering

    memiliki panjang gelombang yang berbeda dari radiasi utama untuk absorbansi dan

    mungkin tidak melewati sampel.

    Pengukuran absorbansi ketiga larutan tersebut menggunakan alat spektronik

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    14/21

    20D+, dengan rentang panjang gelombang untuk larutan ion logam Cu2+ 0,02 M

    dalam pelarut air adalah 460-520 nm, larutan ion logam Cu2+ 0,02 M dalam

    campuran 1:1 antara air dengan NH4OH 1 M adalah 560-640 nm dan larutan ion

    logam Cu2+

    0,02 M dalam campuran 3:1 antara air dengan NH4OH 1 M adalah

    560-640 nm. Absorbansi tiap larutan diukur dengan menaikkan panjang

    gelombangnnya (interval panjang gelombang) sebesar 20 nm. Serapan maksimum

    yang dapat dideteksi dari ketiga larutan pada suatu panjang gelombang,

    menunjukkan panjang gelombang maksimumnya.

    4.2 Perbandingan Kuat Medan Antara Ligan Amin dan Air

    Menurut teori menyatakan bahwa medan ligan amin lebih kuat dibandingkan

    dengan kuat medan ligan air. Karena semakin tinggi panjang gelombang maksimum

    maka semakin kecil kekuatan medan ligan tersebut. Pengecilan panjang gelombang

    ini disebabkan oleh tarikan elektrostatik antara ion logam bermuatan positif dan

    muatan negatif dari ligan. Apabila ligan adalah suatu molekul netral, maka ujung

    negatif dari dipol tertarik ke arah ion positif pusat.

    Dari percobaan yang dilakukan, data yang diperoleh menunjukkan bahwa ligan

    yang paling rendah kuat medannya, yaitu yang panjang gelombang maksimumnya

    paling tinggi, ialah pada larutan ion logam Cu2+

    pelarut campuran dengan

    perbandingan 3:1, dengan ion kompleks [Cu(NH3)(H2O)3]2+ kemudian pada larutan

    ion logam Cu2+pada pelarut campuran air dan amin dengan perbandingan 1:1 dengan

    ion kompleks berupa [Cu(NH3)2(H2O)2]2+dan yang paling kuat medannya ialah pada

    larutan ion logam Cu2+

    pelarut air, dengan ion kompleks [Cu(H2O)4]2+

    .

    Data ini tidak sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa dengan

    penambahan ligan amin, panjang gelombangnya semakin kecil, maka energi yang

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    15/21

    diserap semakin besar, berarti kuat medan ligannya semakin besar. Rumus yang

    menggambarkan hubungan panjang gelombang dengan energi ditunjukkan pada

    persamaan E=h..c, dimana E adalah energi, h adalah tetapan Planck, adalah

    panjang gelombang, dan c adalah kecepatan cahaya. Semakin pendek panjang

    gelombang maksimum yang diperoleh, makin kecil energi yang diserap, berarti

    makin besar kuat medan ligan pada ion pusat. Oleh karena itu, dapat ditarik

    kesimpulan bahwa kuat medan ligan amin lebih besar dari ligan air. Hal ini berbeda

    dengan hasil yang didapatkan saat percobaan di laboratorium.

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    16/21

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulakan bahwa :

    1. Panjang gelombang maksimum larutan ion logam Cu2+ 0,02 M dalam pelarutair adalah 480 nm, larutan ion logam Cu2+ 0,02 M dalam campuran 1:1

    antara air dan NH4OH 1 M adalah 600 nm, serta larutan ion logam Cu2+

    0,02

    M dalam campuran 3:1 antara air dan NH4OH 1 M adalah 600 nm.

    2. Kuat medan ligan amin lebih kecil daripada kuat medan ligan air. Hal initidak sesuai dengan teori.

    5.2 Saran

    5.2.1 Saran Untuk Percobaan

    Sebaiknya tidak hanya ligan amin dan air yang digunakan, tetapi juga ligan

    lain sebagai pembanding.

    5.2.2 Saran Untuk Laboratorium

    Alat pengukur absorbansi sebaiknya diperiksa terlebih dahulu sebelum

    praktikum dimulai, apakah itu masih layak pakai atau tidak.

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    17/21

    DAFTAR PUSTAKA

    Cotton, F.A., dan Wilkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar, UniversitasIndonesia, Jakarta.

    Day, M.C., dan Selbin, J., 1993, Kimia Anorganik Teori, diterjemahkan oleh Drs.

    Wisnu Susetyo, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

    Day, R.A., dan Underwood, A.L., 1986, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima,

    diterjemahkan oleh Alyosius Hadyana Pudjaatmaka, Erlangga, Jakarta.

    Hussain, R.A., Badshah, A., dan Asma, M., 2010, Synthesis, Chemical

    Characterization and Catalytic Activity of Transition Metal Complexes Having

    Imine Based Nitrogen Donor Ligand,Journal of the Korean Chemical Society,54(1), 23-26, (http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source

    =web&cd=1&ved=0CC0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fjournal.kcsnet.or.kr%

    2Fmain%2Fj_search%2Fj_download.htm%3Fcode%3DK100103&ei=d8cVU8

    HTLovI0AGz2IGQDA&usg=AFQjCNE9_7y5eqJN-w2p_ilSM6H6FXMfkQ&

    sig2=H-VXw7m6FNozGcMMoNE4AA&bvm=bv.62286460,d.dmQ, diakses

    pada tanggal 5 Maret 2014 pukul 07.30 WITA).

    Jolly, W.L., 1991, Modern Inorganic Chemistry Second Edition, McGraw-Hill, Inc,

    California.

    Jolly, W.L., 1976, The Principles Of Inorganic Chemistry, McGraw-Hill, Inc,California.

    Svehla, G., 1985, Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Makro dan Semimikro,

    diterjemahkan oleh Setiono, L., dan Pudjaatmaka, H.A., 1990, PT. Kalman

    Media Pustaka, Jakarta.

    http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&sourcehttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source
  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    18/21

    LEMBAR PENGESAHAN

    Makassar, 6 Maret 2014

    Asisten Praktikan

    Muh. Hasriandy Resky Dwi Cahyati

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    19/21

    Lampiran I

    Bagan Kerja

    1.Pembuatan Larutan Ion Logam Cu

    2+

    0,02M dalam Pelarut Air

    Dipipet 10 mL larutan ion logam Cu2+0,1 M Dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL Diencerkan dengan akuades sampai tanda batas Dihomogenkan Diukur absorbannya dengan menggunakan spektrotonik 20D+ pada

    rentang panjang gelombang 460-520 nm.

    2. Pembuatan larutan ion logamCu2+ 0,02 M dalam campuran 1:1 antara airdan NH4OH 1M

    Dipipet 10 mL larutan ion logam Cu2+0,1 M Dipindahkan ke dalam labu ukur 50 mL Ditambahkan 25 mL NH4OH 1M Diencerkan dengan akuades sampai tanda batas Dihomogenkan Diukur absorbannya dengan menggunakan spektrotonik 20D+pada

    rentang panjang gelombang 560-640 nm.

    Cu +0,1M

    Hasil

    Cu2+

    0,1M

    Hasil

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    20/21

    3. Pembuatan larutan ion logamCu2+ 0,02 M dalam campuran 3:1 antara airdan NH4OH 1M

    Dipipet 10 mL larutan ion logam Cu2+0,1 M Dipindahkan ke dalam labu ukur 50 mL Ditambahkan 12,5 mL NH4OH 1M Diencerkan dengan air sampai tanda batas Dihomogenkan Diukur absorbannya dengan menggunakan spektrotonik 20D+ pada

    rentang panjang gelombang 560-640 nm.

    Cu +0,1M

    Hasil

  • 7/22/2019 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK KUAT MEDAN ANTARA LIGAN AMIN-AIR

    21/21

    Lampiran II

    Gambar Hasil Percobaan

    Gambar 1. Dari kiri ke kanan, hasil pengenceran larutan ion logam Cu 0,1

    M dengan pelarut air, hasil pengenceran larutan Cu2++ NH4OH 1M dengan

    air yang perbandingannya 1:1 antara air dan NH4OH 0,1M, hasil

    pengenceran larutan Cu2+

    + NH4OH 1M dengan air yang perbandingannya

    3:1 antara air dan NH4OH 0,1M