Laporan Praktikum Kimia 5

download Laporan Praktikum Kimia 5

of 7

Transcript of Laporan Praktikum Kimia 5

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Disusun Oleh :Nama : Yusti Ari Daniel NababanNPM : E1C015095Prodi : Peternakan Kelompok : 5 (Lima)Hari/jam : Kamis/ 12.00Tanggal : 19 November 2015Ko-Ass : Lortina Sitanggang Dosen : Drs. Syafnil M.SiObjek praktikum : IDENTIFIKASI SENYAWAORGANIK

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU2015

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSenyawa organik tersebut dapat diperoleh dari hasil suatu reaksi maupun isolasi bahan-bahan alam. Dalam melakukan identifikasi senyawa organik yang belum diketahui perlu dilakukan pemisahan dan pemurnian komponen-komponen penyusun campuran. Semua metode pemisahan didasarkan pada perbedaan sifat fisika dari komponen- komponen penyusun campuran. Teknik pemisahan seperti ekstraksi, yang didasarkan pada perbedaan kelarutan, destilasi fraksinasi dan destilasi uap, yang didasarkan pada perbedaan tekanan uap. Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen penting dalam biokimia. Senyawa organik penting untuk di identifikasi karena untuk mengetahui apakah senyawa tersebut termaksud dalam senyawa polar atau nonpolar. Selain itu, juga untuk mengetahui sifatnya termaksud asam atau basa. Apabila kita mengetahui sifat dari senyawa organik tersebut maka kita juga lebih memahami cara penanggulangan apabila terjadi ketumpahan senyawa organik tersebut pada organ tubuh kita saat bekerja dilaboratorium. 1.2 Tujuan Praktikum Mahasiswa mampu mengidentifikasikan senyawa organik ( alkohol, fenol, aldehid, keton, dan asam karboksilat).

BAB IITINJAUAN PUSTAKA Langkah pertama dalam menentukan struktur suatu senyawa organik adalah menentukan rumus molekulnya. Sebelum sampai pada rumus molekul, terlebih dahulu di tentukan rumus empiris di mana rumus empiris yaitu perbandingan relatif unsur-unsur penyusunnya. Untuk menentukan banyaknya karbon dan hydrogen di lakukan dengan mengoksidasi senyawa organik tersebut, dan kemudian zat hasil oksidasi tersebut di selediki. Alkana yaitu senyawa non polar sehingga gaya tarik antara molekul lemah. Alkena mudah larut dalam pelarut zat-zat organic non polar. Misalnya benzene, karbon tetra klorida, eter dan kloroform tidak larut dalam air dan zat-zat pelarut polar (Respati , 1986). Metanol dahulu dibuat dari kayu melalui pendinginan dan kadang-kadang dinamakan alkohol. Umumnya metanol digunakan sebagai bahan baku pembuatan formaldehida dan bahan baku kimia lain, dan juga digunakan sebagai pelarut anti beku. Dengan berkurangnya minyak bumi, metanol dapat digunakan sebagai bahan bakar motor. Keuntungannya adalah rendahnya pencemaran udara yang diakibatkan oleh hasil pembakarannya (Hart, 1987). Alkohol memiliki gugus fungsi -OH yang melekat pada rantai alkil. Alkohol yang paling sederhana adalah metanol dan alkohol yang lebih tinggi lagi adalah etanol. Baik metanol maupun etanol banyak digunakan sebagai pelarut dan sebagai zat antara untuk sintesis kimia lebih lanjut. Nama sistematik alkohol diperoleh dengan mengganti akhiran -ana dari alkana bersangkutan dengan -anol dan menggunakan awalan numerik, bila perlu untuk mengidentifikasi atom karbon yang dilekati oleh gugus -OH (Oxtoby, 1998). Alkohol merupakan senyawa yang memiliki gugus hidroksil yang terikat pada atom jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH, dimana R merupakan alkil, alkil tersubtitusi hidrokarbonsiklik. Alkohol disini tidak memiliki gugus fenol (gugus hidroksil berikatan dengan aromatik), enol (gugus hidroksil berikatan dengan karbon vinilik) karena sifat-sifatnya berbeda. Alkohol diklasifikasikan menjadi 3 kelompok alkohol primer, sekunder dan tersier (Riswayanto, 2009).BAB IIIMETODELOGI 3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan: 1. Botol Semprot2. Gelas Piala 3. Gelas Ukur 4. Pipet Tetes 5. Erlemeyer 6. Tabung Reaksi dan rak 7. Penjepit tabung reaksi 8. Pipet volume yang 5 Ml9. Batang pengaduk Bahan yang digunakan: 1. Sample 2. 2,4 dinitrofenil hidrazin 3. FeCl3 4. Asam kromat 5. Etanol 95%6. NaOH 10% 7. Amonium hidroksida encer 8. Aseton 9. Aquadest 3.2 Prosedur kerja A.Test 2,4-dinitrofenil hidrazin(test karakteristik aldehid dan keton)Diambil tabung reaksi dan dimasukkan 2 ml etanol 95%.Ditambahkan 3 tetes sample yang akan diuji kedalam tabung reaksi tersebut.Kedalam tabung reaksi ini dimasukkan 1ml larutan 2,4-dinitrofenil hidrazin dan dilakukan pengocokankuat-kuat.Jika tidak dihasilkan endapan panaskan larutan tersebut dengan pemanas air selama 1 menit dan selanjutnya ditambah 5 tetes air. Jika terbentuk endapan kuning sampai merah orange, menunjukkan tes positif untuk adanya ada gugus karbonil dan keton atau aldehid.

B.Test FeCl3(test karakteristik untuk fenol)Siapkan tabung reaksi lalu masukkan sample yang akan diuji.Tambahkan 5 tetes larutan FeCl3dan dilakukan pengocokan.Jika tidak terbentuk warna menunjukkan bahwa senyawa tersebut bukan senyawa fenol.

C.Test asam kromat(test karakteristik alkohol)Siapkan tabung reaksi dan masukkan 2 ml sample yang akan diujikan kedalamnya.Tambahkan 1 tetes asam kromat.Warna orange dari asam kromat akan berubah menjadi biru kehijauan atau terbentuk endapan jika yang ditambahkan berupa alkohol primer atau sekunder.

D.Test Pereaksi tollens(test untuk membedakan aldehid dan keton)Didalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml larutan perak nitrat 5% selanjutnya ditambahkan 1 tetes NaOH 10% dan di kocok.Tambahkan kedalam campuran tersebut larutan encer ammonium hidroksida hingga endapan perak hidroksida melarut(hindari penggunaan larutan ammonium berlebihan).Tambahkan 2 tetes larutan yang akan diuji.Kocok dan biarkan selama 10 menit panaskan tabung reaksi diatas pemanas air selama 5 menit.Reaksi positif akan ditunjukkan dengan terbentuknya cermin perak pada dinding atau endapan metalik.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Pengamatan NoSamplePercobaanHasil pengamatanKeterangan

1.EtanolTest 2,4 dinitrofenil hidrazin--

2.EtanolTest FeCl3+Mengandung tenol

3.EtanolTest asam kromat-Tidak mengandung alkohol

4.EtanolTest pereaksi tollens+Mengandung reaksi tollens

4.2 Pembahasan Pada percobaan pertama yaitu test FeCl3 hasil yang didapati adalah positif.Pada percobaan ini yang ditambahkan 5 tetes larutan FeCl3 bertujuan agar larutan tersebut tercampur merata sehingga diperoleh hasilyang sesuai.Dan pada praktikum kali ini test FeCl3 mengandung tenolPada percobaan kedua yaitu test asam kromat.Pada percobaan ini kami melakukannya dengan 2 ml sample yang akan diuji .Warna orange dari asam kromat tersebut tidak berubah menjadi biru kehijauan atau membentuk endapan karena pada hasil yang kami peroleh bahwa pada test asam kromat kali ini hasilnya adalah tidak mengandung alkohol dan bernilai negatif. Percobaan ketiga yaitu dengan test pereaksi tollens.Didalam tabung reaksi yang telah dimasukkan 1 ml larutan perak nitrat 5% Pada praktikun ini reaksi positiflah yang terjadi.Berarti hal tersebut menunjukkan bahwa larutan yang kami amati dalah mengandung reaksi tollens.

BAB VPENUTUP5.1 Kesimpulan Berdasarkan serangkaian percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sampel etanol(FeCl) merupakan senyawa yang mengandung tenol.Pada percobaan kedua dapat disimpulkan bahwa sampel etanol(test asam kromat) senyawa tersebut tidak mengandung alkohol.Dan pada percobaan ketiga dapat di simpulkan bahwa sampel etanol(test pereaksi tollens) senyawa tersebut mengandung reaksi tollens. 5.2 Saran Saran yang dapat saya berikan pada percobaan kali ini yaitu pada percobaan selanjutnya agar digunakan juga pelarut yang lainnya agar praktikan lebih paham lagi dan lebih banyak pengetahuan. Setiap praktikan juga diharapkan agar lebih kondusif dan ko-ass diharapkan mampu menertibkan para praktikann.

DAFTAR PUSTAKA

Antony, C.W. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB. Bandung Hart.

David.W., dkk. 1998. Kimia Modern Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta

Harold. 1987. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam. Erlangga: Jakarta. Oxtoby.

Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik. Jilid I. Aksara Baru. Jakarta.

Riswayanto, 2009. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.