Teori Praktikum kimia
-
Upload
debbierose -
Category
Documents
-
view
1.746 -
download
8
Transcript of Teori Praktikum kimia
Teori Praktikum kimia
By : Dra. Rita Dewi MSi
Karbohidrat
Pengertian: Karbohidrat adalah suatu senyawaan polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton.
Senyawaan karbohidrat dapat dibagi menjadi : > monosakarida > disakarida > oligosakarida > Polisakarida Monosakarida adalah karbohidrat yang paling
sederhana, dan tidak dapat dihidrolisa menjadi karbohidrat yang lain.
Monosakarida dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : a) aldosa ( yang mempunyai gugus aldehida) b) ketosa ( yang mempunyai gugus keton ).
Lanjutan….
Beberapa mono sakarida a.l.: C
C OH
CHO
C OH
C OH
CH2OH
OH CH2OH
C O
CHO
C OH
C OH
CH2OH
C
C OH
CHO
C
C OH
CH2OH
OH C
C
CHO
C OH
C OH
CH2OH
OH
HO
HO
D-glukosa D-fruktosa D-galaktosa D-manosa
C
C OH
C
C OH
CH2OH
OH
OH
CH2OH
C O
C
C OH
CH2OH
OH
C
C
C
C OH
CH2OH
OH
OH
C
C OH
C
C OH
CH2OH
OH
HO
HO
D-ribosa D-ribolusa D-arabinosa D-silosa
Lanjutan… Disakarida : ialah karbohidrat yang terdiri atas 2 molekul mono
sakarida. Disakarida dapat dihidrolisa (dengan asam) dan menghasilkan 2 monosakarida sejenis atau berlainan. Yang termasuk disakarida antara lain :
CC OHCHOC OHCCH2OH
O
CH2OHCCHOC OHCCH2OH
O
O
CC OHCHOC OHCCH2OH
CCCHOCCCH2OH
OHOH
OO
CC OHCHOCCCH2OH
CCCHOCCCH2OH
OHOH
OO O
HO
Sukrosa = Maltosa=
Laktosa =
D-glukopiranosil - D-fruktofuranosida 4-O- D-glukopiranosil- D-glukopiranosa
4-O- D-galaktopiranosil- D-glukopiranosa
Lanjutan…
Oligosakarida ialah karbohidrat yang terdiri dari 3 sampai 6 molekul monosakarida, contohnya : Rafinosa , yang terdiri dari 3 molekul monosakarida, yaitu : D-galaktosa, D-glukosa dan D-fruktosa. Namanya yang rinci ialah : D-galaktopiranosil (1,6)--D-glukopiranosil (1,2) -D-fruktofuranosida .
Polisakarida ialah karbohidrat yang terdiri dari banyak molekul monosakarida, contohnya : amilum yang mempunyai rumus bangun :
Lanjutan….
Amilum
O O O OCH2OH
OHO
CH2OH CH2OH CH2OH
OH OH OH
OHOHOHOHOOOO
Cara menulis rumus karbohidrat dan memberi nama Ada 3 cara menulis rumus karbohidrat, yaitu1. rumus terbuka2. rumus hemi asetala siklik3. rumus Haword
Lanjutan…
GlukosaC
C OH
CHO
C OH
C OH
CH2OH
O
HC
C
CHO
C OH
C
CH2OH
OH
OH
O
C
C
CHO
C OH
C
CH2OH
OH
O
HO OCH2OH
OHOH
OHOH
OCH2OH
OHOH
OH
(1) (2) (2)
D-glukosa -D-glukopiranosa -D-glukopiranosa
(3) : D-glukopiranosa
(3):D- glukopiranosaOH
O
CH2OH
OH
OH
OH
OH1
5
6
4
3 2
Rumus Haword
Lanjutan…. Fruktosa : dalam hemiasetala siklik dijumpai dalam
furanosa, jadi rumusnya:
CH2OH
C O
CHO
C OH
C OH
CH2OH
CH2OH
C
CHO
C OH
C
CH2OH
HO
O
CH2OH
C
CHO
C OH
C
CH2OH
OH
O
D-fruktosa -fruktofuranosa -D-fruktofuranosa
O
OH
OHOH
CH2OHCH2OH O
OH
OHCH2OH
OHCH2OH
-D-fruktofuranosa -D-fruktofuranosa
Lanjutan….
KARBOHIDRAT I : TEST MOLISCH Test Molisch untuk menunjukkan ( mengindentifikasi
/adanya karbohidrat ) terbentuk senyawa komplek berwarna ungu berbentuk cincin, yang merupakan hasil reaksi : karbohidrat + H2SO4 pekat + alpha Naftol
Dasar reaksi tes Molisch adalah pembentukan furfural. Agar terbentuk cincin ungu yang baik penambahan asam
sulfat dilakukan sbb:
B. Pipet berisi H2SO4 (p)
A . Tabung reaksi berisi sample pereaksi molisch
Tegakkan tabung A perlahan-lahan
KARBOHIDRAT II: TEST TROMMER Test Trommer I bertujuan untuk mengetahui apakah zat
yang diperiksa mengandung banyak gugus OH Jika merupakan senyawa polihidroksi alkohol, zat yang diperiksa + Larutan NaOH + Lar CuSO4 dan dikocok akan terbentuk larutan berwarna biru tua.
Tes Trommer II bertujuan untuk mengetahui apakah zat yang diperiksa bersifat pereduksi/bukan (punya gugus aldehid/dapat dioksidasi) yang ditandai dengan terbentuknya endapan hijau/kuning /Merah bata Cu2O.
Cu++SO4= + 2Na+ OH- Cu-( OH)2 + 2Na+ + SO=
4
Cu++ ( OH )-2
C OHH
C OHHC OH
C OHCu++
CO H
CO H
Komplek Berwarna Biru Tua
Karena terbentuk Senyawa Komplek+
Lanjutan trommer…
Tes trommer II
C H
HC
HC
OH
OH
O
C H
HC
HC
OH
OH
O
+ Cu2O(merah)
Cu++ (OH)2+
KARBOHIDRAT III : TEST OSAZON Test Ozason bertujuan untuk menentukan (
mengidentifikasi/jenis/ macam gula-gula) Mono dan disakarida ( kecuali sukrosa ) dengan fenil hidrasin ,
dipanaskan , dapat membentuk gula yang berbentuk kristal berwarna kuning.
Bentuk kristal Ozason berbagai gula berbeda (karena rumus strukturnya berbeda misalnya rumus struktur) dan waktu pembentukannya pun berbeda-beda , monosakarida lebih cepat terbentuk kristal Osazon dari pada disakarida
C
C
CH
HC
HO
HC
OH
OH
CH2OH
N
N
N
N
C
HC
CH
CH
HO
CH
CH2OH
HC
C
CH
CH
HO
C OH
CH2OH
N
N
N
N
HO
OH
H
OO
Glukosazon Laktosazon
Tes osazon…
Tapi kristal osazon dari glukosa, fruktosa dan manosa bentuk kristalnya sama, karena rumus strukturnya sama.
Reaksi osazon dari karbohidrat hanya dapat berlangsung jika karbohidrat tersebut mengandung gugus -OH laktol bebas dan berlangsung pada atom C1 dan C2
C
HC OH
CH
HC
HO
HC
OH
OH
CH2OH
HO
C
CH
CH
HC
HO
HC
OH
OH
CH2OH
C
C N
CH
HC
HO
HC
OH
OH
CH2OH
CH2OH
C O
CH
HC
HO
HC
OH
OH
CH2OH
O
H
OH N
HN
HN
N NHH H
Glukosa Manosa Fruktosa Glukosazon
KARBOHIDRAT IV: TEST BENEDICT
test Benedict bertujuan untuk mengetahui / mengidentifikasi / adanya gula-gula pereduksi ( =
mengandung gugus aldehid = dapat dioksidasi ). Dasar reaksinya adalah oksidasi Cu++ dalam suasana
basa. Contoh: oksidasi glukosa asam glukonat
C
HC OH
C
HC
HO H
HC
OH
OH
CH2OH
HO
C
HC OH
C
HC
HO H
HC
OH
OH
CH2OH
OHO
Cu ++ + OH- + Cu2O + H2O +
Glukosa Glukonat
(endapan Merah )
KARBOHIDRAT V : TEST BARFOED
Test barfoed bertujuan untuk mengetahui / mengidentifikasi adanya monosakarida, bila mengandung monosakarida maka akan terbentuk Larutan berwarna biru tua.
Dasar reaksinya adalah oksidasi Cu++ dalan suasana asam lemah.
Untuk melakukan test barfoed harus dipenuhi syarat-syarat : konsentrasi zat diperiksa harus encer pemanasan harus tepat 3 menit dalam keadaan
mendidih pemakaian blanko
KARBOHIDRAT VI: TEST SELLIWANOFF Test Seliwanoff bertujuan untuk menunjukkan adanya
ketosa. Dasar reaksinya adalah pembentukan furfural oleh HCl
yang akan bereaksi dengan resorsinol dalam HCl pekat yang ada dalam pereaksi Benedict membentuk larutan berwarna merah anggur.
Sukrosa walaupun bukan ketosa akan terhidrolisis menjadi fruktosa dan glukosa oleh adanya asam dan pemanasan .
Test seliwanoff spesifik untuk ketosa, jadi dapat dipakai
untuk membedakan ketosa dengan aldosa.
KARBOHIDRAT VII : TES BIAL Tes Bial bertujuan untuk menunjukkan adanya pentosa /
pentosan. Pentosa/pentosan dengan HCl pekat (dalam pereaksi
bial) akan membentuk furfural yang kemudian akan bereksi dengan orsinol dan membentuk larutan berwarna campuran biru hijau.
PROTEIN PROTEIN I : TEST BIURET Reagen pereaksi Biuret adalah larutan CuSO4 dan
larutan NaOH. Test ini untuk menunjukkan adanya ikatan petida ( dipeptida atau polipeptida , protein )
Adanya ikatan peptida , Cu++ akan membentuk
komplek dengan peptida tersebut yang berwarna ungu O
C O
Cu++
HC N
O
RH
C
O
CN
RH
--
PROTEIN II : TEST NINHIDRIN Test ini untuk menentukkan adanya asam amino, yang
akan membentuk larutan berwarna ungu. Tapi tes ini
tidak bersifat spesifik hanya untuk asam amino saja.
O
O
OH
OH+ C
H
R
C
O
OH3N+
-CO2 + NH3 + R-CHO +
OH
+
O
OH
Ninhidrinasam amino
aldehidNinhidrin yang tereduksi
O
O
OH
OH+ N-H + HO
H
H
HO
O
O
O O
OH
N
Senyawa berwarna unggu
Tes ninhidrin (2) Protein dengan ninhidrin memberikan warna ungu
karena protein terdiri dari asam-asam amino. Semua asam amino dengan test ninhidrin menghasilkan warna ungu atau biru, kecuali asam amino prolin dan hidroksi prolin, yang menghasilkan warna kuning.
Dalam test ninhidrin pada asam amino, akan terjadi
reaksi oksidasi, de-aminasi dan de-karboksilasi.
PROTEIN III : TEST KSANTO PROTEIN Test Ksantoprotein untuk mengidentifikasi asam-asam
amino yang mempunyai inti benzena atau gugus fenil yaitu asam-asam amino aromatik, protein yang
mengandung residu asam amino tersebut :
N
CH2 CH
NH3+
C
O
O-CH2 CH
NH3+
C
O
O
CH2 CH
NH3+
C
O
O-
HO
( Triptopan )(Fenilalanin)
( Tirosin )
Tes Ksantoprotein (2)..
Reaksi ini berdasarkan penitroan pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein ( = inti benzena akan mengikat gugus –NO2( =gugus nitro ) menghasilkan gumpalan berwarna putih , bila dipanaskan gumpalan menjadi kuning , bila ditambah larutan NaOH 10% akan terbentuk larutan berwarna jingga.
PROTEIN IV : TEST MILLON Test Millon untuk mengidentifikasi asam amino yang
mempunyai gugus hidroksifenil (asam amino yang mengandung mono fenol) yakni asam amino tirosin, atau protein yang mengandung residu asam amino tersebut.
Endapan warna merah yang terbentuk disebabkan garam dari hasil penitroan tyrosin.
OH
( Gugus Hidroksifenil )
CH2HO CH
NH3+
C
O
C
(Tirosin )
PROTEIN V : TEST HOPKIN’S COLE Test Hopkins-cole untuk mengidentifikasi asam amino
triptopan atau protein yang mengandung residu asam
amino tersebut . Pereaksi hopkins cole mengandung asam glioksilat (CHO-COOH). Triptopan dengan asam glioksilat dan H2SO4 ( p) menghasilkan senyawa berbentuk cicncin berwarna ungu .
Cara mengerjakan test ini seperti test Mollisch.
PROTEIN VI: TEST PENGARUH ALKOHOL
TERHADAP PROTEIN Alkohol dapat mengendapkan protein tapi tidak seluruh jenis protein
dapat diendapkan alkohol . Untuk melihat terjadi endapan penambahan alkohol kepada protein , jangan dikocok keruh atau awan putih sudah menunjukkan terjadinya endapan.
Larutan albumin merupakan larutan koloid yang stabil, ini mungkin karena faktor : adanya gerak Brown adanya muatan listrik adanya mantel air
Apabila salah satu faktor dari mantel ini rusak, maka protein akan mengendap.
Alkohol merupakan zat penarik air, maka bila larutan albumin ditambahkan alkohol, maka air akan ditarik oleh alkohol, sehingga mantel air akan rusak dan albumin akan mengendap.
LIPID
LIPID-1 : DAYA LARUT Percobaan daya larut lipid ( dalam hal ini dipakai
minyak ) diperbandingkan dengan daya larut gliserol ( suatu trihroksi alkohol ) dalam beberapa pelarut.
Pelarut digolongkan kedalam : Pelarut yang kepolarannya tinggi : air Pelarut yang kepolarannya sedang: alkohol ,aseton Pelarut yang kepolarannya rendah : eter ,benzena ,
sikloheksana, toluen, cloroform.
Tes Daya Larut (2)..
Kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut tergantung kepada kepolaran dari zat tersebut dan pelarutnya. zat yang kepolarannya tinggi larut dalam pelarut yang kepolarannya tinggi ( misalnya garam-garam anorganik larut dalam air ).
Zat yang kepolarannya rendah larut baik dalam pelarut yang kepolarannya rendah ( misalkan minyak dalam eter).
Makin besar perbedaan kepolaraan zat yang hendak di larutkan dengan pelarutnya, makin sukar zat tersebut larut.
LIPID II : TEST IKATAN TAK JENUH Test Huble bertujuan untuk mengetahui ketidak
jenuhan/kejenuhan suatu lipid. Pereaksi Huble adalah larutan I2 dalam HgCl2 , I2 dalam
larutan tersebut berwarna merah coklat . Ikatan rangkap dapat bereaksi dengan I2 ( reaksi adisi) , sedangkan ikatan jenuh tidak dapat . Jadi bila ada ikatan rangkap terjadi reaksi adisi, I2 akan diikat sehingga warna I2
(merah coklat) akan lunturlipid tak jenuh ). Sebagai pembanding buatlah blanko yaitu kedalam 2 ml
pelarut kloroform tambahkan 5 tetes pereaksi Huble ( dikocok), bila warna merah tabung percobaan tidak sama dibanding tabung blanko berarti terjadi reaksi adisi , berati ada ikatan rangkap ( lipid tak jenuh ).