LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

50
i ANALISIS KUANTITATIF ASAM CUKA DAN NaOH, SERTA SIFAT-SIFAT KUALITATIF KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR Disusun Oleh: Kelompok VIII C Bintang Aditiyo Nugroho 23010112140121 Mohammad Ridwan Setiyono 23010112130140 Aulina Latifa Puspitasari 23010112130158 Syifi Ulfah 23010112130163 Amelia Fardani Fitri 23010112130167 FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012

description

Silahkan masteran laporan ini digunakan sebaik-baiknya. Jangan digunakan untuk hal yang negatif. Mohon diedit sekreatif mungkin.

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

i

ANALISIS KUANTITATIF ASAM CUKA DAN NaOH, SERTA

SIFAT-SIFAT KUALITATIF KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Disusun Oleh:

Kelompok VIIIC

Bintang Aditiyo Nugroho 23010112140121

Mohammad Ridwan Setiyono 23010112130140

Aulina Latifa Puspitasari 23010112130158

Syifi Ulfah 23010112130163

Amelia Fardani Fitri 23010112130167

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Kelompok : VIIIC (DELAPAN C)

Tanggal Pengesahan : November 2012

Menyetujui,

Koordinator Umum Asisten Praktikum Asisten Pembimbing

Kimia Dasar

Landung Dwi Cahyono Ganang Setyo Nugroho

NIM. H2A 009 028 NIM. H2A 009 042

Mengetahui,

Koordinator Praktikum Kimia Dasar

Dr. Ir. Isroli, M.P.

NIP. 19580502 1986031 1 002

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

iii

RINGKASAN

Kelompok VIIIc. 2012. Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar. (Asisten:

Ganang Setyo Nugroho).

Praktikum Kimia Dasar dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 27 Oktober

2012 pukul 07.00-09.30 WIB dengan materi Analisa Kuantitatif dan Karbohidrat

serta hari Minggu tanggal 11 November 2012 pukul 16.30-18.30 WIB dengan

materi Protein dan Lemak di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak

Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.

Praktikum Kimia Dasar dengan materi Analisa Kuantitatif, alat yang

digunakan adalah buret, statif, erlenmeyer 100 ml, labu ukur, pipet volume 10ml

dan pipet tetes. Bahan yang digunakan adalah Asam Oksalat (H2C2O4), NaOH

0,1N, Fenolftalein (PP) 1% dan Asam Cuka. Metode yang digunakan adalah

Standarisasi NaOH dengan Larutan Asam Oksalat Standar dan Penetapan Kadar

Asam Cuka. Praktikum Kimia Dasar dengan materi Karbohidrat, alat yang

digunakan adalah pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung, kaki tiga, penjepit, spirtus

dan gelas beker 250 ml. Bahan yang digunakan adalah glukosa, fruktosa, laktosa,

manosa, sukrosa, madu, sirup, Fehling A, Fehling B, pereaksi Benedict, Asam

Pikrat dan aquades. Metode yang digunakan adalah Uji Kelarutan, Uji Fehling,

Uji Benedict dan Uji Asam Pikrat. Praktikum Kimia Dasar dengan materi Protein,

alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet tetes dan penjepit. Bahan yang

digunakan adalah telur, susu, FeCl3, CuSO4 0,5%, HgCl2 dan NaOH 10%. Metode

yang digunakan adalah Uji Biuret dan Presipirasi dengan Larutan Garam Logam

Berat. Praktikum Kimia Dasar dengan materi Lemak, alat yang digunakan adalah

tabung reaksi, pipet tetes dan rak tabung. Bahan yang digunakan adalah minyak

kelapa, lemak (gajeh), margarin, mentega, Na2CO3, alkohol, eter, kloroform, air

dan air sabun. Metode yang digunakan adalah Uji Fisik, Kekentalan, dan Bau, Uji

Kekentalan dan Uji Emulsi.

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa Analisa Kuantitatif

adalah penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Metode

yang dilakukan adalah metode volumetri, yaitu suatu analisa kuantitatif yang

dilakukan dengan jalan mengukur volume larutan yang konsentrasinya telah

diketahui dengan teliti. Percobaan Karbohidrat dapat disimpulkan bahwa

Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh

manusia. Ada beberapa pengujian dalam karbohidrat, diantaranya Uji Kelarutan,

Uji Fehling, Uji Benedict dan Uji Asam Pikrat yang masing-masing memiliki

perubahan reaksi yang berbeda-beda. Percobaan Protein dan Lemak dapat

disimpulkan bahwa Protein dan Lemak merupakan sumber energi dan cadangan

makanan yang ada dalam tubuh. Pada percobaan Protein dan Lemak membahas

tentang sifat umum dan sifat khusus dari protein dan lemak.

Kata Kunci: Analisa Kuantitatif, Karbohidrat, Protein dan Lemak

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan

Rahmat, taufik, dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Kimia Dasar ini dengan sebaik-baiknya.

Penulis ucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Isroli, M.P. selaku

Koordinator Praktikum Kimia Dasar, Landung Dwi Cahyono selaku Koordinator

Umum Asisten Praktikum Kimia Dasar, dan Ganang Setyo Nugroho selaku

asisten pembimbing yang telah membimbing dan membantu penulis selama

praktikum berlangsung sampai penyusunan laporan praktikum Kimia Dasar ini

selesai. Harapan penulis semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Demikian kata pengantar dari penulis, penulis menyampaikan terima kasih

atas perhatian dan koreksi dari berbagai pihak.

Semarang, November 2012

Penulis

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii

RINGKASAN ............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 2

2.1. Analisa Kuantitatif ................................................................ 2

2.2. . Karbohidrat ............................................................................ 2

2.3. . Protein ................................................................................... 3

2.4. . Lemak .................................................................................... 4

BAB III MATERI DAN METODE ........................................................... 6

3.1. Materi .................................................................................... 6

3.2. Metode ................................................................................... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 11

4.1. Analisa Kuantitatif ................................................................. 11

4.2. Karbohidrat ............................................................................ 13

4.3. Protein .................................................................................... 17

4.4. Lemak ..................................................................................... 19

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 25

5.1. Simpulan ............................................................................... 25

5.2. Saran ..................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 27

LAMPIRAN................................................................................................. 29

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Standarisasi NaOH dengan Larutan Asam Oksalat Standar .... 11

2. Hasil Pengamatan Penetapan Kadar Asam Cuka .............................. 12

3. Hasil Pengamatan Uji Kelarutan ................................................... ... 13

4. Hasil Pengamatan Uji Fehling .......................................................... 14

5. Hasil Pengamatan Uji Benedict ........................................................ 15

6. Hasil Pengamatan Uji Asam Pikrat .................................................. 16

7. Hasil Pengamatan Uji Biuret ............................................................ 17

8. Hasil Presipitasi dengan Larutan Garam Logam Berat (Putih Telur).. 18

9. Hasil Presipitasi dengan Larutan Garam Logam Berat (Protein Susu) 19

10. Hasil Pengamatan Sifat Fisik, Kekentalan dan Bau ......................... 19

11. Hasil Pengamatan Uji Kelarutan Lipid (Minyak Kelapa) ................ 20

12. Hasil Pengamatan Uji Kelarutan Lipid (Margarine) ........................ 21

13. Hasil Pengamatan Uji Kelarutan Lipid (Mentega) ........................... 21

14. Hasil Pengamatan Pembentukan Emulsi (Minyak Kelapa) ............. 22

15. Hasil Pengamatan Pembentukan Emulsi (Margarin) ....................... 23

16. Hasil Pengamatan Pembentukan Emulsi (Mentega) ........................ 23

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Alat-alat Percobaan Analisa Kuantitatif ....................................... 29

2. Perhitungan Analisa Kuantitatif ................................................... 31

3. Fotocopy Laporan Sementara Praktikum Analisa Kuantitatif ..... 33

4. Menjawab Pertanyaan Karbohidrat .............................................. 34

5. Fotocopy Laporan Sementara Praktikum Karbohidrat ................. 37

6. Menjawab Pertanyaan Protein ...................................................... 39

7. Fotocopy Laporan Sementara Praktikum Protein ........................ 40

8. Menjawab Pertanyaan Lemak ...................................................... 41

9. Fotocopy Laporan Sementara Praktikum Lemak ......................... 42

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

1

BAB I

PENDAHULUAN

Analisa kuantitatif adalah suatu pendekatan sains untuk dipergunakan dalam

proses pengambilan keputusan. Pendekatan ini menggunakan data yang diolah

untuk pengambilan keputusan. Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat

menentukan kandungan suatu zat dalam contoh bahan praktikum (kadar asam

cuka).

Karbohidrat tersusun oleh karbon, hidrogen dan oksigen yang berfungsi

utama sebagai sumber energi bagi tubuh. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk

menguji kandungan karbohidrat dengan berbagai macam alat uji yang tentu

tujuannya untuk mengetahui ada-tidaknya kandungan karbohidrat pada suatu

bahan makanan atau bahan lainnya. Manfaat praktikum ini adalah mengetahui

bahan-bahan yang mengandung karbohidrat serta sifat senyawa tersebut.

Protein adalah senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan

susunannya sangat kompleks serta merupakan polimer dari alfa asam-asam amino.

Lemak adalah lipid sederhana, yaitu ester antara gliserol dan asam lemak,

umumnya dibedakan berdasarkan sifat fisiknya yaitu lemak (gajeh) berupa

padatan dan minyak berupa zat cair. Tujuan praktikum protein dan lemak adalah

untuk mengetahui beberapa sifat umum dan khusus dari protein dan lemak serta

mampu melakukan analisa kuantitatif dari protein dan lemak. Manfaat dari

praktikum ini adalah mahasiswa mampu mengetahui lebih dekat mengenai protein

dan lemak mulai dari sifatnya dan klasifikasinya.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui

kadar suatu zat. Analisa kuantitatif berkaitan dengan penetapan beberapa banyak

suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan

tersebut, yang sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun

sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang danalisis (Day dan Underwood,

2002).

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang

terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat memiliki rumus empiris CH2O

misalnya, rumus molekul glukosa ialah C6H12O6 (enam kali CH2O). Senyawa ini

pernah disangka hidrat dari karbon, sehingga disebut karbohidrat. Dalam tahun

1880-an disadari bahwa gagasan hidrat dari karbon merupakan gagasan yang

salah dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi aldehida dan keton atau

turunan mereka (Fessenden,1997). Karbohidrat hanya mengandung karbon,

hidrogen dan oksigen. Dinamakan karbohidrat karena rasio hidrogen terhadap

oksigen adalah 2 : 1 yang sama dengan rasio pada air (Jamees etal, 2002).

Protein terdapat didalam semua sistem kehidupan dan merupakan suatu

komponen seluler utama yang menyusun sekitar setegah dari berat sel kering.

Istilah protein, yang dikemukakan pertama kali oleh pakar kimia Belanda, G.J.

Mulder pada tahun 1939, berasal dari bahasa Yunani ‘proteios’. Proteios sendiri

mempunyai arti “yang pertama” atau “yang paling utama”. Protein ternyata

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

3

memegang peran yang sangat penting pada organisme, yaitu dalam struktur,

fungsi, dan reproduksi (Sumardjo, 2009).

Asam-asam amino yang merupakan penyusun dasar protein berikatan

membentuk polimer dan menghasilkan ikatan yang kovalen disebut ikatan

peptida. Pada salah satu ujung rantai polipeptida terdapat satu gugus amino bebas

dan urutan atom-atom yang berwarna ungu (Champbell, et al., 2002).

Terjadi secara heteropolar atau elektrovalen yaitu ikatan antar ion-ion yang

bermuatan berlawanan dengan suatu molekul. Disebabkan oleh gaya

Elektrostatika. Ikatan ini terjadi antara radikal karbonil bebas berdekatan dengan

radikal amino bebas (Klanertelter, 1991).

Konformasi protein juga bergantung pada kondisi fisik dan kimiawi

lingkungannya. Jika pH, konsentrasi garam, atau aspek lain dari lingkungannya

diubah, protein tersebut bisa terbuka dan kehilangan konformasinya, suatu

perubahan yang disebut denaturasi (Champbell, et al., 2002).

Peran penting protein bisa dilihat dari namanya, yang berasal dari bahasa

Yunani proteis, yang artinya “tempat pertama”. Protein meliputi lebih dari 50%

bobot kering sebagian besar sel, dan molekul ini sangat berguna sebagai alat bantu

dalam hampir setiap hal yang dilakukan oleh organisme. Protein digunakan untuk

dukungan struktural, penyimpanan, trasnpor substansi lain, pengiriman sinyal dari

satu bagian organisme ke bagian lain, pergerakan, dan pertahanan melawan

substansi asing. Selain itu, sebagai enzim, protein juga mengatur metabolisme

secara selektif mempercepat reaksi kimiawi dalam sel (Champbell, et al., 2002).

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

4

Lipid adalah salah satu kategori molekul biologis yang besar yang tidak

mencakup polimer. Meskipun lemak bukan merupakan polimer, senyawa ini

adalah molekul besar dan terbentuk dari molekul yang lebih kecil melalui reaksi

dehidrasi. Lemak disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil yaitu gliserol

dan asam lemak. Gliserol adalah sejenis alkohol yang memiliki tiga karbon, yang

masing mengandung sebuah gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka

karbon yang pangjang, umumnya 16 sampai 18 atom karbon panjangnya

(Champbell, et al., 2002).

Asam lemak, tidak lain adalah asam monokarboksilat, yang rantai

karbonnya tidak bercabang, dan radikal karboksilnya berasa di ujung rantai

karbon tersebut (Sumardjo, 2009).

Lemak jenuh dan lemak tak jenuh, dalam hidrogen, pada kondisi tertentu

dapat mengalami proses hidrogenolisis. Pada proses hidrogenolisis, lemak akan

mengalami pemecahan menjadi gliserol dan alkohol alifatik (Sumardjo, 2009).

Ketengikan, yang dalam bahasa asingnya dikenal sebagai rancidityi, adalah

perubahan kimiawiyang dialami oleh lemak atau minyak sehingga timbul bau

tidak enak atau bau tengik.reaksi kimia yang dapat menyebabkan rasa dan bau

tidak enak ini adalah reaksi hidrolisis atau reaksi oksidasi (Sumardjo, 2009).

Sebagian besar lemak hewani merupakan zat padat karena unit penyusunnya

asam lemak jenuh rantai panjang. Asam lemak jenuh tidak mempunyai ikatan

rangkap dalam struktur kimianya dan pada umumnya asam lemak jenuh tidak

dapat larut dalam air (Sumardjo, 2009).

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

5

Lemak nabati merupakan zat cair, karena pada umumnya mengandung satu

atau lebih asam lemak tak jenuh sebagai unit penyusunnya. Dibandingkan dengan

asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh mempunyai titik lebur yang lebih rendah

dan lebih mudah larut (Sumardjo, 2009).

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

6

BAB III

MATERI DAN METODE

Praktikum Kimia Dasar dengan materi Pengenalan Analisa Kuantitatif dan

Karbohidrat dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 27 Oktober 2012 pukul 07.00-

09.30 WIB, materi Protein dan Lemak dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 11

November 2012 pukul 16.30-18.30 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia

Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

3.1. Materi

Materi yang digunakan dalam praktikum kimia dasar dengan materi

analisa kuantitatif, karbohidrat, protein dan lemak adalah buret yang berfungsi

untuk melakukan titrasi (sebagai wadah untuk zat yang dipakai untuk menitrasi),

statif yang berfungsi sebagai alat untuk menyangga buret saat melakukan titrasi,

erlenmeyer 100 ml sebagai tempat untuk menampung zat yang akan dititrasi, labu

ukur yang digunakan untuk membuat larutan standar dengan volume tertentu

secara tepat, pipet volume 10 ml yang digunakan untuk mengambil larutan dengan

volume tertentu, pipet tetes yang berfungsi untuk mengambil larutan dalam

jumlah kecil, tabung reaksi yang berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan

bahan kimia, rak tabung sebagai tempat meletakkan tabung reaksi, kaki tiga untuk

penyangga spirtus, penjepit untuk menjepit tabung reaksi, gelas beker 250 ml

yang diisikan dengan aquades untuk mendinginkan larutan dalam tabung reaksi

setelah dipanaskan. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

7

Asam Oksalat (H2C2O4), NaOH 0,1N, Fenolftalein (PP) 1%, Asam Cuka, glukosa,

fruktosa, laktosa, manosa, sukrosa, madu, sirup, Fehling A, Fehling B, pereaksi

Benedict, Asam Pikrat, aquades, putih telur, susu murni, NaOH 10%, CuSO4

0,5%, FeCl3, HgCl2, mentega, margarin, minyak kelapa, lemak (gajeh), Na2CO3,

alkohol, eter, kloroform dan air sabun.

3.2. Metode

3.2.1. Analisa kuantitatif

3.2.1.1.Standarisasi NaOH dengan larutan asam oksalat standar, Metode

yang dilakukan dalam praktikum adalah dengan cara Standarisasi NaOH dengan

Larutan Asam Oksalat Standar dan Penetapan Kadar Asam Cuka. Pada

standarisasi NaOH dengan larutan asam oksalat standar, metode yang dilakukan

adalah dengan cara menimbang dengan tepat 0,63 gram asam oksalat

(H2C2O4.2H2O), kemudian melarutkannya ke dalam aquades dan

mengencerkannya menjadi 100 ml dengan labu takar. Mengisikan larutan asam

oksalat ke dalam buret. Memipetkan 10 ml NaOH dan memasukkannya ke dalam

erlenmeyer 100 ml, kemudian menambahkan 3 tetes indikator Fenolftalein.

Kemudian menitrasi larutan tersebut dengan asam oksalat standar sampai warna

merah indikator tepat hilang. Mencatat volume asam oksalat yang diperlukan.

Melakukan titrasi sebanyak 2 kali dan menghitung konsentrasi NaOH yang

sesungguhnya.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

8

3.2.1.2.Penetapan kadar asam cuka, Metode yang digunakan adalah dengan

cara mengisikan larutan NaOH yang telah diketahui konsentrasinya ke dalan

buret. Mengambil 10 ml asam cuka perdagangan dan mengencerkannya menjadi

250 ml dengan labu takar. Memipetkan 10 ml asam cuka yang telah diencerkan

dan memasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian menambahkan 3 tetes indikator

Fenolftalein. Menitrasikan larutan tersebut dengan larutan NaOH sampai timbul

warna merah muda yang tetap. Mengulangi titrasi sebanyak 2 kali untuk

erlenmeyer yang lain. Mencatat volume NaOH yang diperlukan dan menghitung

kadar asam cuka.

3.2.2. Karbohidrat

3.2.2.1.Uji kelarutan, Metode yang dilakukan dalam praktikum adalah dengan

cara menyiapkan 7 tabung reaksi yang masing-masing diisikan dengan glukosa,

fruktosa, laktosa, maltosa, sukrosa, madu dan sirup. Meneteskan 10 tetes aquades

ke setiap tabung reaksi dan menutupnya dengan ibu jari dan menggojognya

dengan baik. Mengamati perubahan pada masing-masing tabung reaksi (adanya

endapan atau tidak) dan mencatat hasilnya dalam lembar pengamatan.

3.2.2.2.Uji fehling, Metode yang dilakukan dalam praktikum adalah dengan cara

menyiapkan 7 tabung reaksi yang masing-masing diisikan dengan 5 tetes larutan

glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, sukrosa, madu dan sirup. Kemudian

meneteskan larutan Fehling A dan Fehling B masing-masing 5 tetes ke setiap

tabung reaksi dan menggojognya. Menempatkan tabung reaksi tersebut dalam

penangas air mendidih dan mengamati perubahan warna yang terjadi.

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

9

3.2.2.3.Uji benedict, Metode yang dilakukan dalam praktikum adalah dengan

cara menyiapkan 7 tabung reaksi yang masing-masing diisikan dengan 5 tetes

larutab glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, sukrosa, madu dan sirup. Kemudian

meneteskan 10 tetes larutan Benedict ke masing-masing tabung reaksi dan

menggojognya. Memanaskan setiap tabung reaksi dengan spirtus dan mengamati

perubahan yang terjadi.

3.2.2.4.Uji asam pikrat, Metode yang dilakukan dalam praktikum adalah dengan

cara menyiapkan 7 tabung reaksi yang masing-masing diisikan dengan 5 tetes

larutan glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, sukrosa, madu dan sirup. Kemudian

meneteskan larutan asam pikrat dan iodium karbonat masing-masing 5 tetes ke

setiap tabung dan menggojognya. Menempatkan tabung reaksi tersebut dalam

penangas air mendidih dan mengamati perubahan warna yang terjadi.

3.2.3. Protein

3.2.3.1.Uji biuret, Metode yang dilakukan dalam praktikum adalah dengan cara

menyiapkan 2 tabung reaksi, memasukkan 10 tetes putih telur dan susu ke dalam

tabung reaksi. Campurkan 2 larutan tersebut dengan 10 tetes NaOH 10%.

Tambahkan 2 tetes larutan CuSO4 0,5% dan gojog dengan baik. Mengamati

perubahan warna larutan dan mencatatnya ke dalam tabel pengamatan. Reaksi

positif apabila terbentuk warna ungu atau merah muda pada larutan.

3.2.3.2.Presipitasi dengan larutan garam logam berat, Metode yang dilakukan

dalam praktikum adalah dengan cara menyediakan 3 tabung reaksi, memasukkan

10 tetes putih telur secara berturut-turut. Lalu pada tabung reaksi pertama

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

10

ditambahkan 15 tetes FeCl3, pada tabung reaksi kedua ditambahkan 15 tetes

larutan CuSO4 0,5% dan pada tabung reaksi ketiga ditambahkan 15 tetes HgCl2.

Kemudian mengamati larutan setelah digojog dengan baik. Mencatat perubahan

warna yang terjadi pada larutan di tabel pengamatan. Mengulangi langkah yang

sama dengan mengganti putih telur dengan larutan protein susu.

3.2.4. Lemak

3.2.4.1.Uji fisik, kekentalan dan bau, Metode yang dilakukan dalam praktikum

adalah dengan cara mengamati kekentalan, bau dan sifat fisik pada lemak (gajeh)

dan minyak kelapa, dan kemudian mencatat hasil pengamatan.

3.2.4.2.Uji kelarutan, Metode yang dilakukan dalam praktikum adalah dengan

cara menyiapkan 5 tabung reaksi dan mengisi secara berurutan dengan air,

Na2CO3, alkohol, eter, kloroform sebanyak sepuluh tetes. Kemudian

menambahkan sepuluh tetes minyak kelapa ke setiap tabung reaksi dan

menggojognya. Mengamati perubahan yang terjadi dan mencatat hasilnya.

Megulangi percobaan denga menggunakan margarin dan mentega.

3.2.4.3.Uji emulsi, Metode yang dilakukan dalam praktikum adalah dengan cara

menyiapkan 3 buah tabung reaksi dan mengisikan 2 ml air ke masing-masing

tabung reaksi. Memberi masing-masing secara urut minyak kelapa, satu tetes

Na2CO3 dan minyak kelapa, air sabun dan minyak kelapa pada setiap tabung.

Menggojog masing-masing tabung dan mengamati perubahan yang terjadi.

Mengulangi percobaan dengan menggunakan mentega dan margarin.

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Standarisasi NaOH dengan Larutan Asam Oksalat Standar

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai

berikut :

Tabel 1. Standarisasi Larutan NaOH

Titrasi Volume asam oksalat (ml)

Titrasi I 11,3 ml

Titrasi II 10,5 ml

Rata-rata 10,9 ml

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Berdasarkan hasil pada praktikum diperoleh hasil perhitungan normalitas

NaOH adalah sebesar 0,09 N. Hasil itu diperoleh dari perhitungan yang

menggunakan volume titran asam oksalat yang digunakan dalam menstandarisasi

larutan NaOH. Pada titrasi pertama dibutuhkan asam oksalat sebanyak 9 ml, dan

pada titrasi kedua dibutuhkan asam oksalat sebanyak 9 ml sehingga diperoleh

rata-rata sebesar 9 ml. Pada saat NaOH ditetesi dengan indikator fenolftalein (PP)

sebanyak 3 tetes, larutan NaOH mengalami perubahan warna dari bening menjadi

merah muda yang menunjukkan bahwa NaOH merupakan larutan basa. Hal ini

sesuai dengan pendapat Underwood (1999) bahwa indikator PP memberi warna

merah muda yang menunjukkan bahwa NaOH termasuk larutan basa. Sedangkan

pada hasil akhir perhitungan NaOH, didapatkan konsentrasi NaOH sebesar 0,09

N, hampir mendekati konsentrasi NaOH sesungguhnya yaitu 0,1 N. Hal sesuai

dengan pendapat Nelly (2008) bahwa konsentrasi pada NaOH adalah 0,1 N.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

12

4.2. Penetapan Kadar Asam Cuka

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai

berikut :

Tabel 2. Penetapan Kadar Asam Cuka

Titrasi Volume NaOH (ml)

Titrasi I 7,2 ml

Titrasi II 7 ml

Rata-rata 7,1 ml

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Berdasarkan hasil praktikum pengukuran kadar asam cuka, didapatkan

bahwa titrasi I volume NaOH yang dibutuhkan adalah 7,2 ml dan pada titrasi II

volume NaOH yang dibutuhkan yaitu 7 ml. Sehingga didapatkan rata-rata volume

NaOH yang dibutuhkan,yaitu 7,1 ml. Pada saat larutan asam cuka ditetesi dengan

3 tetes indikator PP, ternyata warna larutan tetap bening. Hal ini menunjukkan

bahwa larutan asam cuka bersifat asam. Sesuai dengan pendapat Underwood

(1999) bahwa indikator PP jika diteteskan ke dalam larutan asam cuka yang

bersifat asam tidak mengalami perubahan warna yaitu warna asam cuka tetap

berwarna bening. Saat dilakukan titrasi dengan lrutan NaOH, larutan asam cuka

yang telah ditetesi indikator PP perlahan-lahan warna berning berubah menjadi

warna merah muda yang tetap. Sesuai dengan pendapat Oxtoby (1999) bahwa titik

akhir titrasi dengan larutan NaOH, ditetapkan dengan perubahan warna yang

tetap. Warna merah muda tersebut terjadi karena adanya penetralan asam cuka

dengan larutan NaOH. Sesuai dengan pendapat Goldberg (2004) bahwa ketika

asam cuka dititrasi dengan larutan NaOH, larutannya berubah warna menjadi

warna merah muda dikarenakan terjadi penetralan asam cuka dengan larutan basa

NaOH. Hasil Akhir perhitungan kadar asam cuka sebenarnya, didapatkan hasil

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

13

9,585%, hampir mendekati kadar asam cuka yang tertera pada kemasan asam cuka

perdagangan yaitu 10%.

4.3. Uji Kelarutan

Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3. Kelarutan

Sampel Warna Bentuk Keterangan

Glukosa Bening Tidak ada Larut

Fruktosa Bening Tidak ada Larut

Laktosa Bening Tidak ada Larut

Maltosa Bening Tidak ada Larut

Madu Bening Tidak ada Larut

Sukrosa Bening Tidak ada Larut

Sirup Merah Muda Tidak ada Larut

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Berdasarkan percobaan uji kelarutan diperoleh hasil bahwa glukosa,

fruktosa, laktosa, maltosa, madu, sukrosa dan sirup jika ditambah aquades yang

tadinya larutan diatas tidak larut akan menjadi larut dan bercampur dengan

aquades dan tidak adanya endapan ini menandakan bahwa sampel-sampel tersebut

adalah monosakarida. Hal ini sesuai dengan pendapat Yazid dan Nursanti (2006)

yang menyatakan bahwa monosakarida tidak dapat dihidrolisis menjadi

karbohidrat lain. Monosakarida mudah larut dalam air karena monosakarida

tersebut mempunyai gugus OH yang bebas sehingga karbohidrat-karbohidrat

tersebut mudah larut dalam air. Hal ini sesuai dengan pendapat Iswari dan

Yuniastuti (2006) yang menyatakan bahwa karbohidrat merupakan zat padat

berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organik, tetapi larut dalam air

(kecuali beberapa polisakarida).

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

14

4.4. Uji Fehling

Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4. Uji Fehling

Sampel Reaksi (+/-) Keterangan perubahan warna

Glukosa + Coklat kekuningan

Fruktosa + Coklat kemerahan

Maltosa + Coklat kemerahan

Laktosa + Merah kebiruan

Sirup + Coklat

Sukrosa + Biru

Madu + Coklat

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Berdasarkan percobaan uji Fehling diperoleh hasil bahwa pada larutan-

larutan yang diujikan bereaksi positif pada penambahan Fehling A dan B. Hal ini

terjadi karena pereaksi Fehling akan tereduksi dari Cu2+

menjadi Cu+ yang dalam

suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O yang menghasilkan warna merah

bata. Hal ini sesuai dengan pendapat Yazid dan Nursanti (2006) yang menyatakan

bahwa kebanyakan disakarida dan monosarida adalah gula pereduksi. Sifat

mereduksi disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam

molekulnya. Pada sukrosa bereaksi positif dengan penambahan Fehling A dan B,

hal itu dikarenakan kurang ketelitian dalam mengamati ada tidaknya endapan dan

kurang sterilnya peralatan yang digunakan. Glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa,

madu dan sirup termasuk gula peredusi sedangkan sukrosa adalah gula

nonpereduksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumardjo (2006) yang menyatakan

bahwa kebanyakan polisakarida adalah nonpereduksi.

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

15

4.5. Uji Benedict

Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 5. Uji Benedict

Sampel Reaksi (+/-) Keterangan

Glukosa + Orange kecoklatan

Fruktosa + Orange

Maltosa + Orange

Laktosa + Orange kehitaman

Sirup + Orange kecoklatan

Sukrosa + Orange

Madu + Orange kekuningan

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Berdasarkan percobaan uji Benedict glukosa,laktosa, fruktosa, maltosa,

sukrosa, madu dan sirup bereaksi positif terhadap pereaksi Benedict. Semua

larutan yang awalnya berwarna bening ataupun merah muda setelah ditambahkan

pereaksi Benedict dan dipanaskan akan menghasilkan endapan merah bata atau

orange. Hal ini sesuai dengan pendapat Bintang (2010) yang menyatakan bahwa

pada suasana basa, reduksi ion Cu2+

dari CuSO4 oleh gula pereduksi akan

berlangsung dengan cepat dan membentuk Cu2O yang merupakan endapan merah

bata. Perubahan warna pada uji Benedict saat dipanaskan yaitu biru, hijau, kuning,

merah bata. Perubahan warna menjadi merah bata tersebut setelah direndam

dalam aquades supaya dingin. Hal ini sesuai dengan Sumardjo (2006) yang

menyatakan bahwa pemanasan karbohidrat pereduksi dengan pereaksi Benedict

akan terjadi perubahan warna dari biru hijau kuning kemerah-

merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata kupro oksida apabila

konsentasi karbohidrat pereduksi cukup tinggi. Glukosa, laktosa, fruktosa,

maltosa, madu, sukrosa dan sirup termasuk gula pereduksi.

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

16

4.6. Uji Asam Pikrat

Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 6. Uji Asam Pikrat

Sampel Reaksi (+/-) Keterangan perubahan warna

Glukosa + Orange kemerahan

Fruktosa + Merah

Maltosa + Orange kemerahan

Laktosa + Orange kemerahan

Madu + Merah

Sukrosa + Merah

Sirup + Merah tua

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Berdasarkan percobaan uji asam pikrat glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa,

madu, sukrosa dan sirup jika ditambahkan Asam Pikrat dan sodium karbonat akan

menghasilkan reaksi positif berupa warna merah karena teroksidasi menjadi asam

glukonat dan asam pikrat menjadi asam pikrominat dan asam inilah yang

berwarna merah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumardjo (2006) bahwa reaksi

yang terjadi pada uji ini adalah oksidasi karbohidrat pereduksi menjadi asam onat

dan reduksi asam pikrat yang berwarna kuning menjadi asam pikramat yang

berwarna merah. Ditambahkan oleh Sumardjo (2006) yang menyatakan bahwa

pada pemanasan uji asam pikrat terjadi perubahan warna dari kuning menjadi

merah. Hal ini diperkuat oleh pendapat Riswiyanto (2009) yang menyatakan

bahwa reaksi positif mengandung karbohidrat jika terbentuk warna merah karena

asam pikrat jenuh dalam suasana basa dapat digunakan untuk menunjukkan

adanya karbohidrat pereduksi. Glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa, madu, sukrosa

dan sirup termasuk gula pereduksi karena menghasilkan warna merah setelah

ditambahkan asam pikrat dan sodium karbonat.

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

17

4.7. Uji Biuret

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 7. Uji Biuret

Sampel Reaksi (+/-) Keterangan

Putih telur + Terjadi perubahan warna menjadi ungu

Susu + Terjadi perubahan warna menjadi biru keunguan

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Berdasarkan hasil praktikum di dapatkan bahwa putih telur menghasilkan

reaksi positif dengan adanya perubahan warna menjadi ungu. Perubahan warna

ungu menandakan bahwa putih telur mengandung protein. Uji biuret dilakukan

untuk mengetahui ada tidaknya ikatan peptida . Hal ini ditunjukkan adanya

perubahan warna sampel dari bening menjadi ungu, ini menunjukkan bahwa

sampel memiliki ikatan peptida. Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell (2002)

bahwa asam-asam amino merupakan senyawa protei nberikatan membentuk

polimer dan membentuk ikatan kovalen disebut ikatan peptida. Pada salah satu

ujung reaksi polopepdtida terdapat suatu gugus amino bebas dan urutan atom-

atom yang berwarna ungu. Perubahan warna bening menjadi ungu pada sampel

putih telur ini sesuai dengan pendapat Poedjiadi (1994)yang mengatakan bahwa

larutan bereaksi positif terhadap uji biuret. Sedangkan pada sampel kedua yaitu

pada susu dihasilkan warna biru keunguan. Hal ini menunjukkan bahwa

kandungan protein tersebut sedikit atau tidak sebanyak yang terdapat pada putih

telur. Sehingga warna yang dihasilkan bukanlah warna ungu sempurna melainkan

warna biru keunguan.

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

18

4.8. Presipitasi dengan Larutan Garam Logam Berat (Putih Telur)

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 8. Presipitasi dengan Larutan Garam Logam Berat (Putih Telur)

Reagen Reaksi ( + / - ) Keterangan

FeCl3 ( + ) Warna merah bata + endapan

CuSO4 ( + ) Warna biru muda + endapan

HgCl2 ( - ) Warna putih + endapan

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa putih telur positif

dengan reaksi pada saat ditambahi dengan FeCl3, CuSO4, dan HgCl2. Reaksi

positif ditandai dengan adanya endapan pada ketiga larutan. Timbulnya endapan

pada uji ini menandakan bahwa telah terjadi denaturasi protein oleh reagen larutan

logam berat yang ditambahkan pada sampel. Hasil percobaan ini sesuai dengan

pendapat Magilvery dan Goldstein (1996) yang menyatakan bahwa reagen rantai

polipeptida terletak berdampingan dan terbentuk menyerupai lembaran atau

lipatan karena adanya ikatan hidrogen. Karena pengaruh lain ikatan tersebut bisa

lepas dan membuka lipatan molekul protein (denaturasi). Hasil ini diperkuat oleh

pendapat Yazid (2006) bahwa protein dapat mengalami denaturasi ireversible

dengan adanya logam-logam berat seperti Cu2+

, Hg2+

, atau Pb2+

, sehingga mudah

untuk mengendap. Dapat dilihat ketika putih telur ditambahkan reagen FeCl3

terbentuk endapan merah bata, putih telur ditambah reagen CuSO4 terbentuk

endapan biru muda, dan putih telurditambah reagen HgCl2, terbentuk endapan

warna putih.

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

19

4.9. Presipitasi dengan Larutan Garam Logam Berat (Susu)

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 9. Presipitasi dengan Larutan Garam Logam Berat (Susu)

Reagen Reaksi ( + / - ) Keterangan

FeCl3 ( + ) Warna kuning pucat + endapan

CuSO4 ( + ) Warna biru muda + endapan

HgCl2 ( - ) Warna putih + endapan

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa ketika larutan garam

logam berat (protein susu) menghasilkan reaksi positif dengan warna kuning pucat

dari reaksi FeCl3, warna biru muda dari reaksi CuSO4, dan menghasilkan reaksi

negatif dengan warna putihdari reaksi HgCl2. Bahwa zat penyebab pengendapan

selain panas yakni asam kuat, basa kuat, alkoho, dan garam-garam logam berat.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sumardjo (1997) bahwa penyebab terjadinya

endapan protein adalah panas dan rasiasi UV, asam dan basa kuat, serta garam-

garam logam berat. Terdapat endapan dan perubahan warna menandakan bahwa

molekul protein dalam susu tersebut telah terdenaturasi karena pengaruh larutan

garam logam berat. Hal ini sesuai dengan pendapat Yazid (2006) yang

menyatakan bahwa sebagian protein depat diendapkan dengan penambahan

logam-logam berat seperti Cu2+

,Hg2+

, atau Pb2+

, melalui proses denaturasi.

4.10. Sifat Fisik, Kekentalan dan Bau

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 10. Uji Fisik, Kekentalan dan Bau

Sampel Kekentalan Bau Sifat Fisik

Minyak kelapa Cairan Bau khas Cair

Lemak (gajeh) Padatan Amis gajeh Padat

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

20

Sampel yang diujikan pada percobaan ini adalah minyak kelapa dan

lemak (gajeh) yang masing-masing memiliki sifat fisik yang berbeda-beda.

Kekentalan yang ada pada gajeh menyebabkan bentuk gajeh yaitu padat,

sedangkan pada minyak kelapa berupa cairan kental. Bentuk padat pada gajeh

diakibatkan karena adanya hidrolisis yang dibiarkan terlalu lama dan akan

menghasilkan asam lemak bebas. Disamping itu dapat juga terjadi oksidasi

terhadap asam lemak tak jenuh yang akan menghasilkan bau dan rasa yang tidak

enak, seperti halnya bau yang dihasilkan dari lemak. Hal ini sesuai dengan

pendapat Winarno (1991) yang menyatakan bahwa lemak hewani (gajeh)

mengandung banyak sterol sehingga berbentuk padat sedangkan lemak nabati

(minyak kelapa) mengandung fitosterol sehingga umumnya berbentuk cair. Hal

yang sama juga dikemukakan oleh Poedjiadi dab Supriyanti (2006) bahwa sifat

fisik lemak adalah berupa zat padat dan zat cair.

4.11. Uji Kelarutan (Minyak Kelapa)

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 11. Uji Kelarutan (Minyak Kelapa)

Sampel Kelarutan

Air Tidak larut

Na2CO3 Tidak larut

Alkohol Tidak larut

Eter Larut

Kloroform Larut

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Berdasarkan praktikum, pada minyak kelapa diketahui bahwa air,

Na2CO3, dan alkohol tidak larut didalamnya tetapi larut pada eter dan kloroform.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hawab (2004) bahwa lemak tidak larut dalam air

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

21

dan larut pada eter dan kloroform. Sesuai juga dengan pendapat Hertog (1992)

bahwa lipid adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam

pelarut organik non polar seperti eter.

4.12. Uji Kelarutan (Margarin)

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 12. Uji Kelarutan (Margarin)

Sampel Kelarutan

Air Tidak larut

Na2CO3 Sedikit larut

Alkohol Tidak larut

Eter Larut

Kloroform Larut

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Berdasarkan praktikum, pada margarin diketahui bahwa air, Na2CO3, dan

alkohol tidak larut didalamnya tetapi larut pada eter dan kloroform. Hal ini sesuai

dengan pendapat Hawab (2004) bahwa lemak tidak larut dalam air dan larut pada

eter dan kloroform. Sesuai juga dengan pendapat Hertog (1992) bahwa lipid

adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut

organik non polar seperti eter.

4.13. Uji Kelarutan (Mentega)

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 13. Uji Kelarutan (Mentega)

Sampel Kelarutan

Air Tidak larut

Na2CO3 Sedikit larut

Alkohol Tidak larut

Eter Larut

Kloroform Larut

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

22

Berdasarkan praktikum, pada mentega diketahui bahwa air, Na2CO3, dan

alkohol tidak larut didalamnya tetapi larut pada eter dan kloroform. Hal ini sesuai

dengan pendapat Hawab (2004) bahwa lemak tidak larut dalam air dan larut pada

eter dan kloroform. Sesuai juga dengan pendapat Hertog (1992) bahwa lipid

adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut

organik non polar seperti eter.

4.14. Uji Emulsi (Minyak Kelapa)

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 14. Uji Emulsi (Minyak Kelapa)

Sampel Emulsi

Air Tidak ada emulsi

Na2CO3 Ada emulsi

Air sabun Ada emulsi

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Berdasarkan pada praktikum, dari sampel minyak kelapa diketahui tidak

teremulsi dengan air, namun larutan teremulsi pada sampel Na2CO3 dan air sabun.

Hal ini menandakan bahwa dalam Na2CO3 dan air sabun termasuk dalam

emulsifier. Akan tetapi air sendiri tidak bersifat emulsifier. Sesuai dengan

pendapat Martoharsono (2006) menyatakan bahwa detergen (air sabun)

merupakan senyawa yang dapat mengemulsikan butiran lemak yang besar

menjadi kecil dan dalam jumlah yang sangat banyak. Iswari (2006) menambahkan

bahwa emulsi ialah proses tersusunnya lemak dalam partikel halus dalam

lingkungan cair.

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

23

4.15. Uji Emulsi (Margarin)

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 15. Uji Emulsi (Margarin)

Sampel Emulsi

Air Tidak ada emulsi

Na2CO3 Ada emulsi

Air sabun Ada emulsi

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Berdasarkan pada praktikum, dari sampel margarin diketahui tidak

teremulsi dengan air, namun larutan teremulsi pada sampel Na2CO3 dan air sabun.

Hal ini menandakan bahwa dalam Na2CO3 dan air sabun termasuk dalam

emulsifier. Akan tetapi air sendiri tidak bersifat emulsifier. Sesuai dengan

pendapat Martoharsono (2006) menyatakan bahwa detergen (air sabun)

merupakan senyawa yang dapat mengemulsikan butiran lemak yang besar

menjadi kecil dan dalam jumlah yang sangat banyak. Iswari (2006) menambahkan

bahwa emulsi ialah proses tersusunnya lemak dalam partikel halus dalam

lingkungan cair.

4.16. Uji Emulsi (Mentega)

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 16. Uji Emulsi (Mentega)

Sampel Emulsi

Air Tidak ada emulsi

Na2CO3 Ada emulsi

Air sabun Ada emulsi

Sumber : Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Berdasarkan pada praktikum, dari sampel mentega diketahui tidak

teremulsi dengan air, namun larutan teremulsi pada sampel Na2CO3 dan air sabun.

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

24

Hal ini menandakan bahwa dalam Na2CO3 dan air sabun termasuk dalam

emulsifier. Akan tetapi air sendiri tidak bersifat emulsifier. Sesuai dengan

pendapat Martoharsono (2006) menyatakan bahwa detergen (air sabun)

merupakan senyawa yang dapat mengemulsikan butiran lemak yang besar

menjadi kecil dan dalam jumlah yang sangat banyak. Iswari (2006) menambahkan

bahwa emulsi ialah proses tersusunnya lemak dalam partikel halus dalam

lingkungan cair.

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

25

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Simpulan pada praktikum analisa kuantitatif adalah proses titrasi

dipengaruhi oleh larutan standar, indikator, dan saat pencapaian ekuivalen yang

menetukan ketepatan titik akhir titrasi. Hasil perhitungan normalitas NaOH

sebesar 0,09 N berbeda dengan harga normalitas NaOH yang sesungguhnya yaitu

0,1 N. Hal itu disebabkan kesalahan pada saat titrasi. Pada penentuan kadar asam

cuka diperoleh kadar cuka sukasari sebesar 9,585%, hasil ini berbeda dengan

kadar asam cuka yang tertera di kemasan. Kesalahan pada saat titrasi

menyebabkan perbedaan kadar asam cuka sukasari. Pada uji kelarutan semua

sampel karbohidrat memiliki sifat larut terhadap air. Semua sampel karbohidrat

memiliki sifat mereduksi pereaksi Fehling, Benedict dan asam pikrat, kecuali

sampel sukrosa yang tidak dapat mereduksi pereaksi Fehling. Struktur protein

putih telur dan susu mengandung ikatan peptida yang dibuktikan dengan

terjadinya reaksi positif terhadap biuret. Protein juga mudah terdenaturasi oleh

larutan garam logam berat. Faktor yang menyebabkan denaturasi adalah suhu

tinggi, pH ekstrem, konsentrasi tinggi suatu senyawa dan detergen. Sampel lemak

gajeh dan minyak memiliki sifat fisik cair dan padatan dengan memiliki bau khas.

Sampel lemak memiliki kelarutan pada pelarut eter, alkohol dan kloroform,

namun tidak larut pada air dan Na2CO3. Semua sampel lemak dapat membentuk

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

26

emulsi pada campuran pelarut air, Na2CO3, dan air sabun. Namun tidak

membentuk emulsi pada pelarut air.

5.2. Saran

Metode yang digunakan pada praktikum sudah baik, namun praktikan

diharapkan untuk bisa lebih teliti dalam melakukan praktikum agar tidak terjadi

kesalahan pada hasil akhir praktikum. Diharapkan agar alat yang dipakai pada

praktikum sangat steril agar hasilnya benar dan baik.

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

27

DAFTAR PUSTAKA

Alfauzi.2008.Bioteknologi Fermentasi.Jakarta: PPTK

Bintang, M. 2010. BIOKIMIA Ternak Penelitian. Erlangga, Jakarta

Campbell,N.A.,J.B.Reeil,L.G.Mitchel.2002.Biologi.Jakarta: Erlangga

Day, R. A. dan A. L. Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga:

Jakarta.

Fressenden, R.J. 1999. Kimia Organik. Erlangga: Jakarta.

Goldberg, David. 2004. Kimia Untuk Pemula.Erlangga: Jakarta

Harold, Hart. 2003. Kimia Oganik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga: Jakarta.

Hawab.2004.Pengantar Biokimia.Banyu media,Malang

Iswari, SR. Yuniastuti, A. 2006. BIOKIMIA. Graha Ilmu, Yogyakarta

Kimball.1992.Biologi Edisi kelima Jilid 3.Jakarta:Erlangga

Leswara, Nelly Devita. 2008. Buku Ajar Kimia Dasar. Universitas Indonesia:

Jakarta

Martoharsono, Soeharsono. 2006. Biokimia 1. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta.

Martoharsono.2006.Biokimia Teknik Penelitian.Erlangga,Jakarta

Mc Gilvery, R.W, Goldstein, G.W. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan. Surabaya:

Erlangga.

Oxtoby, D.W. 1999. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi 4 Jilid 1. Erlangga:

Jakarta

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

28

Riswiyanto.2009. Kimia Organik. Erlangga, Jakarta

Sastrohamidjojo, Hardjono. 1994. Kimia Organik. Gadjah Mada University Press:

Yogyakarta

Sumardjo, D. 2006. Pengantar Kimia. Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Yazid, E dan Nursanti, L.2006. Penentuan Praktikum BIOKIMIA untuk

Mahasiswa Analis. Andi Yogyakarta, Yogyakarta

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

29

LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar alat dan fungsinya

Gambar 1. Labu Takar

Fungsi= Untuk mengukur volume

larutan

Gambar 2. Erlemeyer

Fungsi= Sebagai wadah larutan

dengan jumlah volume tertentu

Gambar 3. Pipet Volume

Fungsi= untuk mengambil larutan

dalam jumlah tertentu.

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

30

Lampiran 1. (lanjutan)

Gambar 4. Pipet Tetes

Fungsi= untuk mengambil larutan

dalam jumlah kecil.

Gambar 5. Buret

Fungsi= Sebagai tempat Asam

Oksalat yang telah diencerkan.

Gambar 6. Klem dan Statis

Fungsi = Sebagai pengapit buret.

Gambar 8. Corong

Fungsi= Untuk mempermudah

memasukkan larutan ke dalam mulut

Buret.

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

31

Lampiran 2. Perhitungan Normalitas NaOH dan Penetapan Kadar Asam

Cuka

1. Perhitungan Normalitas NaOH

Diketahui : V1 = 10

V2 = 9

N2 = 0,1

Ditanya : N1 = ?

Jawab :

Rata-rata = 9 + 9/2 = 9

N1 x V1 = N2 x V2

N1 x 10 = 0,1 x 9

10 N1 = 0,9

N1 = 0,09

Keterangan :

V1 : Volume NaOH

V2 : Volume rata-rata titrasi asam oksalat

N1 : Normalitas NaOH

N2 : Normalitas asam oksalat

2. Perhitungan Kadar Asam Cuka

Diketahui : V1 = 7,1

V2 = 10

N = 0,09

B = 60

P = 25

Ditanya : kadar asam cuka?

Jawab :

kadar asam cuka = (V1 x N x B x P x 100%) / V2 x 1000

= (7,1 x 0,09 x 60 x 25 x 100%) / 10 x 10000

Page 39: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

32

= (958,5 x 100%) / 10000

= 9,585%

Keterangan :

N = Normalitas NaOH

B = Bobot molekul asam cuka (60)

P = Pengencer

V1 = Rata-rata titrasi NaOH

V2 = Volume asam cuka yang dititrasi

Page 40: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

33

Lampiran 3. Fotocopy Laporan Sementara Analisa Kuantitatif

Page 41: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

34

Lampiran 4. Menjawab Pertanyaan Karbohidrat

Pertanyaan Uji Fehling:

1. Mengapa ada dua karbohidrat yang gagal terhadap uji Fehling?

Jawab : Karena kedua larutan itu (sukrosa dan kanji) bukan merupakan

monosakarida .

2. Apakah madu menghasilkan uji Fehling yang positif?

Jawab : Ya, karena madu warnanya berubah menjadi coklat dan

terdapat endapan.

3. Tuliskan nama struktur karbohidrat yang menyebabkan uji ini positif!

Jawab :

O

CHO H-C-Na

H-C-OH OH-C-H

OH-C-H+ +Cu2+

+NaOH+H2O→ OH-C-H + Cu20 ↓ +H+

H-C-OH H-C-OH

H-C-OH H-C-OH

CH2O CH2OH

(Glukosa)

4. Apakah sirup yang saudara uji positif terhadap uji fehling?

Page 42: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

35

Lampiran 4. (lanjutan)

Jawab : Ya, karena terjadi perubahan warna merah bata.

Pertanyaan Uji Benedict

1. Tulis reaksi untuk pengujian larutan maltosa dan laktosa.

Jawab : Maltosa = maltosa + Benedict kemudian dipanaskan

menghasilkan endapan merah bata.

Laktosa = laktosa + Benedict kemudian dipanaskan

menghasilkan endapan merah bata.

2. Apakah penyusun reaksi Benedict?

Jawab : Cu2+

dan H2O

3. Kesimpulan apa yang dapat saudara ambil dari percobaan diatas.

Jawab : Larutan Benedict mengandung unsur Cu (tembaga), hal ini

dapat diidentifikasi dengan adanya endapan berwarna merah bata pada

larutan yang diujikan. Endapan itu merupakan zat sisa dari sebuah

reaksi. Endapan akan terbentuk apabila kedua senyawa yang

direaksikan memiliki keterkaitan antar molekul lewat gugus

fungsionalnya.

4. Apa yang terjadi baik glukosa yang banyak dan sedikit pereaksi

Benedict dipanaskan.

Jawab : Tetap akan terbentuk endapan berwarna merah bata, hanya

saja tingkat kepekatan pereaksi yang lebih banyak itu lebih tinggi dan

laju reaksi berjalan dengan cepat.

Page 43: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

36

Lampiran 4. (lanjutan)

Pertanyaan Uji Asam Pikrat

1. Tuliskan reaksi untuk masing-masing pengujian diatas.

Jawab :

(Glukosa) (Asam Pikrat) (Asam Glukorat) (Asam Pikronat)

(Fruktosa) (Asam Pikrat) (Asam Fruktonat) (Asam Pikronat)

2. Kesimpulan apa yang dapat saudara ambil dari percobaan ini?

Jawab : Karbohidrat apabila ditambahkan asam pikrat akan

menghasilkan warna merah.

CHO

|

H – C – OH

|

OH – C – H +

|

H – C – OH

|

H – C – OH

|

CH2OH

COOH

|

H – C – OH

|

OH – C – H +

|

H – C – OH

|

H – C – OH

|

CH2OH

CH2OH

|

C = O

|

OH – C – H +

|

H – C – OH

|

H – C – OH

|

CH2OH

COOH

|

C = OH

|

OH – C – H +

|

H – C – OH

|

H – C – OH

|

CH2OH

Page 44: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

37

Lampiran 5. Fotocopy Laporan Sementara Karbohidrat

Page 45: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

38

Lampiran 5. (lanjutan)

Page 46: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

39

Lampiran 6. Menjawab Pertanyaan Protein

Pertanyaan Uji Biuret:

1. Tuliskan struktur kimia yang memberi hasil terhadap uji biuret!

Jawab : Protein CCOH + CuSO4 + NaOH

Protein CCOONa + CuSO4 + Protein CHCOONaNH2

Pertanyaan Presipitasi dengan Larutan Garam Logam Berat

1. Bersifat sebagai apakah protein dan logam-logam berat dalam reaksi

ini?

Jawab : Sebagai pereaksi

2. Apakah warna masing-masing endapan yang terbentuk, dan tulis

masing-masing reaksi?

Jawab : Larutan putih telur + FeCl3 terbentuk endapan berwarna

oranye

Larutan putih telur + CuSO4 terbentuk endapan berwarna biru

Larutan putih telur + HgCl terbentuk endapan berwarna putih

Larutan protein susu + FeCl3 terbentuk endapan kuning

Larutan protein susu + CuSO4 erbentuk endapan biru muda

Larutan protein susu + HgCl terbentuk endapan putih

3. Sebutkan garam-garam logam berat lain yang saudara ketahui!

Jawab : MgCl, NaCl, KCl, CaCl

Page 47: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

40

Lampiran 7. Fotocopy Laporan Sementara Protein

Page 48: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

41

Lampiran 8. Menjawab Pertanyaan Lemak

1. Senyawa manakah yang merupakan steroid murni!

Jawab : lemak (gajeh) dan minyak kelapa.

2. Senyawa manakah yang mempunyai bau paling enak!

Jawab : susu, margarin dan mentega.

Page 49: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

42

Lampiran 9. Fotocopy Laporan Sementara Lemak

Page 50: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

43

Lampiran 9. (lanjutan)