Laporan Praktikum DDPT

28
Laporan Praktikum Dasar – Dasar Perlindungan Tanaman Kacang Tanah Arachis hypogaea L. Oleh : Eka Ayu Dharma Yanti Giri

description

Dasar Dasar Perlindungan Tanaman

Transcript of Laporan Praktikum DDPT

Page 1: Laporan Praktikum DDPT

Laporan Praktikum

Dasar – Dasar Perlindungan Tanaman

Kacang Tanah

Arachis hypogaea L.

Oleh :

Eka Ayu Dharma Yanti Giri

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN / AGRIBISNIS

PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2008

BAB I

Page 2: Laporan Praktikum DDPT

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Sampai saat ini ketergantungan pangan masih didominasi oleh beras. Dari total

kalori yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, hampir 60 % dicukupi oleh beras.

Kondisi ini sangat tidak menguntungkan bagi pola ketahanan pangan nasional.

Penganekaragaman tanaman pangan selain padi, harus dilakukan jika ketahanan

pangan nasional tetap ingin dijaga. Beberapa pilihan tanaman yang bisa

dikembangkan, diantaranya : jagung, ubi kayu, ubi jalar, talas, kacang tanah, kacang

kedelai, dan kacang hijau. Alasan pemilihan komoditas tersebut adalah peranannya

sebagai sumber karbohidrat dan sumber protein bagi sebagian besar masyarakat

Indonesia sehingga disebut panganan makan utama.

Keberhasilan usaha budidaya tanaman atau pengembangan tanaman, tergantung

dari panca usaha pertanian, seperti : penggunaan bibit unggul dan tahan terhadap

hama dan penyakit, pemupukan yang baik dan berimbang, pengairan atau irigasi yang

baik, praktek budidaya yang baik dan usaha pengendalian hama dan penyakit

tumbuhan yang tepat.

II. Permasalahan

Dalam setiap tidakan yang dilakukan untuk membudidayakan tanaman

kadangkala kita sering menemukan berbagai hambatan. Baik itu gangguan dari dalam

tanaman itu sendiri atau pun berasal dari luar yang mengakibatkan penurunan hasil

produksi budidaya tanaman. Untuk menyelamatkan produksi tanaman budidaya dari

penurunan, baik secara kualitas maupun kuantitas, mulai dari saat tanam hingga

produksi siap di konsumsi, sangat diperlukan langkah perlindungan tanaman. Oleh

sebab itulah, maka penanganan usaha komoditas apapun membutuhkan pengetahuan

dasar-dasar perlindungan tanaman guna menyelamatkan hasil produksi dari berbagai

gangguan baik itu yang bertipe biotik maupun abiotik, tak terkecuali dengan

pembudidayaan pada tanaman leguminoceae khususnya pada tanaman Arachis

hypogaea L atau lebih dikenal dengan nama kacang tanah.

Gangguan yang dihadapi tanaman dapat berupa tipe pengganggu biotik seperti :

hama ( serangga, tikus, tungau, nematode, burung, dan sebagainya), patogen ( jamur,

bakteri, virus, mikoplasma, reketsia, dan sebagainya) dan gulma. Sedangkan dari

faktor abiotik dapat dibagi dua yakni klimaterik dan adaptik. Klimaterik terdiri dari

faktor cuaca ( weather factors ) seperti : suhu, kelembaban, cahaya, kecepatan angin,

embun, lama daun basah dan curah hujan. Sedangkan faktor adaptik seperti unsur

Page 3: Laporan Praktikum DDPT

hara tanah ( unsur makro dan mikro), pH tanah, aerasi tanah, drainase tanah, sifat

fisik dan kimia tanah, bahan organik tanah dan sebagainya.

III. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah :

Untuk mengaplikasikan secara langsung pengetahuan yang diperoleh dengan

membudidayakan salah satu komoditi pertanian, mulai dari tanam hingga

panen. Sehingga mahasiswa dapat lebih memahami praktek nyata

pembudidayaan pemeliharaan, serta perlindungan tanaman.

IV. Metode Penulisan

Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

Studi langsung atau melakukan pengamatan secara langsung dilapangan.

Studi pustaka maksudnya mencari informasi seputar pembudidayaan dan

perlindungan kacang tanah dari buku.

V. Waktu dan tempat

Untuk mendukung bukti tentang penulisan laporan praktikum ini penulis

melakukan praktik secara langsung, yang dilakukan pada :

Hari dan Tanggal : Selasa, 26 Februari 2008

Tempat : Kebun Percobaan Pertanian Udayana, Pegok

BAB II

Page 4: Laporan Praktikum DDPT

ISI

I. Tinjauan Pustaka

Kacang tanah termasuk kedalam famili leguminoceae, dengan nama latin

Arachis hypogaea L dan memiliki nama asing groundnut atau peanut. Disetiap daerah

kacang tanah meimiliki banyak julukan, diantaranya : daerah Aceh menyebutnya

dengan aneu kacang, Manado ( kacang jawa ), minangkabau ( kacang goreng ),

Ternate ( bonci ).

Pada laporan praktikum ini, kacang tanah akan dibahas dalam berbagai sudut,

dimulai dari asal usul, jenis-jenis, hingga hama dan penyakit tanaman yang sering

menggangu pertumbuhan kacang tanah.

Asal Usul

Kacang tanah yang ada di Indonesia semula berasal dari Benua Amerika.

Pertama kali kacang tanah masuk ke Indonesia diperkirakan di bawa oleh pedagang

Spanyol sewaktu melakukan pelayaran dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597.

dan pada tahun 1863, Holle memasukkan kacang tanah dari Inggris, dan pada tahun

1864 Scheffer ikut memasukkan pula kacang tanah dari Mesir ke Indonesia. Hingga

berkembanglah pembudidayaan kacang tanah di Indonesia.

Jenis dan Varietas Unggul

Jenis tanaman kacang tanah yang ada di Indonesia ada 2 ( dua ) tipe, yaitu

tipe tegak dan tipe menjalar. Kacang tanah tipe tegak adalah jenis kacang tanah yang

tumbuh lurus atau sedikit miring ke atas, dan memiliki buah yang terdapat pada ruas-

ruas dekat rumpun. Pada umumnya kacang tanah jenis ini berbentuk pendek (genjah),

dan kemasakan buahnya serempak. Sedangkan kacang tanah tipe menjalar adalah

jenis kacang tanah yang tumbuh ke arah menyamping, batang utama berukuran

panjang, buahnya terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah, dan pada

umumnya berumur panjang.

Kacang tanah berkembang sejalan dengan meningkatnya industri makanan

berbahan baku kacang tanah. Varietas yang paling lama dikenal adalah Gajah dan

Banteng. Beberapa varietas yang saat ini banyak ditanam, antara lain Kelinci,

Jerapah, Anoa, Tapir, Panter, Kacang Garuda Tiga, dan Kacang Garuda Dua. Berikut

keunggulan dari beberapa varietas unggul tersebut :

Varietas Keunggulan

Page 5: Laporan Praktikum DDPT

Banteng Umur panen 100-110 hari dan produksi 1,2-1,8 ton/ha

GajahUmur panen 100-110 hari, produksi 1,2-1,8 ton/ha, dan tahan

layu

KidangUmur panen 100-110 hari, produksi 1,2-1,8 ton/ha, dan tahan

layu

Macan Umur panen 100-110 hari, produksi 1,2-1,8 ton/ha, dan tahan

layu

Anoa Umur panen 100-110 hari, produksi 1,2-1,8 ton/ha, dan tahan

layu, tahan karat daun, dan tahan bercak cokelat daun

Tapir Umur panen 95-100 hari, produksi 1,2-1,8 ton/ha, tahan layu

Kacang Garuda

Tiga

Umur panen 85-90 hari, potensi hasil 2,25 ton/ha, dan toleran

layu

Kacang Garuda

DuaUmur panen 85-90 hari, potensi hasil 2,3 ton/ha, dan toleran layu

Bison

Umur panen 90-95 hari, potensi hasil 3,6 ton/ha, agak tahan

A.Flafus, agak tahan karat, agak tahan bercak daun, toleran

penaungan intensitas 25%, toleran kahat Fe, dan adaptif di

alfisol alkalis

Domba

Umur panen 90-95 hari, potensi hasil 3,6 ton/ha, agak tahan

A.Flafus, agak tahan karat, agak tahan bercak daun, toleran

kahat Fe, dan adaptif di alfisol alkalis

Deskripsi

Perakaran kacang tanah banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat

mencapai 2 m. Daun kacang tanah beranak empat helai daun. Setelah terjadi

penyerbukan, ginofor akan tumbuh dari dasar bunga. Ginofor ini akan terus tumbuh

secara geotropisme (menuju tanah). Setelah menembus tanah dan mencapai

kedalaman 2-7 cm, ginofor tumbuh mendatar, membengkak dan membentuk polong.

Panjang ginofor tergantung pada letak / jarak bunga dengan permukaan tanah.

Biasanya jika panjangnya lebih dari 15 cm, ginofor akan berhenti tumbuh.

Agroekologi

Kacang tanah menyukai tanah gembur dengan drainase yang baik. Tanah

gembur memudahkan dan mempercepat pembentukan polong yang terjadi di dalam

tanah. Meskipun kacang tanah toleran terhadap kering dan tanah masam (pH tanah

4,5), kondisi tersebut akan berpengaruh pada banyaknya polong yang terisi. Untuk

Page 6: Laporan Praktikum DDPT

pembentukan polong, diperlukan kalsium. Oleh karena itu, penting untuk

menyediakan kalsium yang cukup di sekitar tanaman. Sentra produksi kacang tanah

di Indonesia meliputi propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Barat

dan Sulawesi Selatan.

Perbanyakan dan Penanaman

Untuk keperluan benih, kacang tanah disimpan dalam bentuk polong kering

agar tidak rusak. Pada saat akan ditanam barulah polong dikupas dan bijinya

digunakan untuk benih. Benih kacang tanah tidak memiliki masa dormasi sehingga

mudah tumbuh jika terlambat dipanen.

Tanaman kacang tanah berbuah dalam tanah sehingga pengolahan tanah

sangat berperan penting dalam budidaya kacang tanah. Selain tanah yang gembur,

polong kacang tanah sangat membutuhkan unsur Ca yang cukup dalam tanah. Oleh

karena itu, tanah yang ideal untuk tanaman kacang tanah adalah tanah dengan

kandungan Ca tinggi. Berikut langkah dalam penanaman kacang tanah :

1. Pemilihan Benih, benih yang digunakan haruslah baik, tidak rusak atau terbelah, serta

bebas serangan hama dan cendawan. Kebutuhan benih untuk kacang tanah berkisar 90-

135 kg/ha atau 100-150 kg dalam bentuk polong kering per ha. Benih dikupas sesaat

menjelang tanam agar tidak rusak secara fisik.

2. Penyiapan Lahan, tanah untuk penanaman kacang tanah perlu gembur dan tidak terlalu

padat agar tanaman membentuk perakaran yang cukup dalam. Tanah yang gembur

juga memudahkan ginofor menembus tanah dan membengkak membentuk polong.

Penanaman pada tanah masam yang belum pernah dikapur sebaiknya diberi kaptan

satu bulan sebelum tanam. Tujuannya untuk menaikkan pH dan ketersediaan hara.

3. Cara Tanam, jarak tanam dapat menggunakan 20 cm x 20 cm dengan satu sampai dua

benih per lubang tanam. Benih dimasukkan ke dalam lubang bersamaan dengan

insektisida karbofuran atau karbosulfan sebanyak 20-30 kg/ha bersama benih, agar

tanaman terlindung di awal pertumbuhannya.

4. Pemeliharaan, pertumbuhan kacang tanah relative lambat. Penutupan tajuk tanaman

kacang tanah terjadi sekitar 8 minggu sejak tanam.oleh karena itu, sebaiknya gulma

dikendalikan agar persaingan tanaman dengan gulma dalam perolehan unsur hara

seminimum mungkin. Salah satu bentuk pengendaliannya dengan penyiangan.

Penyiangan dilakukan minimal 2 kali, yaitu saat tanaman berumur 2 minggu dan 4

minggu. Gulma yang tumbuh lebih dari 10 MST tidak banyak mempengaruhi hasil.

Tanaman juga perlu sedikit dibumbun untuk mempercepat dan mempermudah ginofor

cepat mencapai tanah. Kacang tanah dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium,

tetapi tidak sebaik kedelai sehingga perlu tambahan pupuk N sebanyak 50-100 kg

Page 7: Laporan Praktikum DDPT

urea/ha. Pupuk urea ini beserta 100 kg SP-36 dan 75 kg KCL diberikan saat tanam.

Kacang tanah membutuhkan hara kalsium yang cukup untuk pembentukan polong dan

pengisian biji. Oleh karena itu, kaptan atau dolomit perlu ditambahkan. Pemberiannya

dilakukan pada saat tanaman umur 3-4 MST bersamaan dengan penyiangan kedua atau

paling lambat saat tanaman mulai berbunga. Kacang tanah lebih tahan kekeringan.

Namun, jika kekeringan terjadi saat awal pertumbuhan, pembungaan serta

pembentukan dan pengisian polong terjadi kekeringan, akan sangat mempengaruhi

hasil. Ada beberapa penyakit yang dapat menyerang kacang tanah, misalnya bercak

daun, karat dan busuk batang. Selain itu, ada juga gangguan hama. Untuk memutus

siklus hama dan penyakit kacang tanah, sebaiknya lahan dirotasi dengan tanaman lain

yang tidak termasuk tanaman kacangan.

Panen dan Pasca Panen

Kacang tanah dipanen jika 70% polong telah mengeras, bewarna agak gelap,

kulit polong terlihat berurat, dan pada bagian dalam polong bewarna agak gelap.

Waktu panen perlu diperhatikan, jika terlalu cepat akan terlalu banyak polong yang

belum terisi. Sebaliknya, panen yang terlalu lambat akan banyak polong terlepas dari

tanaman karena tangkai ginofor hanya berumur 10-12 minggu.

Pemanenan dilakukan dengan cara dicabut atau dibantu denga garpu. Setelah

dicabut, bagian atas tanaman dipotong dan disisakan sekitar 10 cm. sisa brangkasan

sebaiknya dikembalikan kelahan sebagai pupuk hijau. Polong yang bernas dilepas

satu persatu. Kemudian polong dicuci untuk menghilangkan sisa tanah yang melekat

di kulit polong. Setelah bersih, dilakukan pemilahan. Selanjutnya polong segera

dikeringkan untuk mengurangi serangan jamur Aspergilus sp.

Polong dikeringkan dengan cara dijemur atau menggunakan mesin pengering.

Jika polong berbunyi saat diguncang-guncang artinya polong telah cukup kering

(kadar air 12-14 %). Kacang tanah yang telah ditaburi kapur tohor aman disimpan

dalam jangka waktu lama tanpa banyak mengalami penurunan mutu atau daya

kecambah.

Mencegah dan Mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman

Sepanjang hidupnya tanaman budidaya akan mendapat gangguan dari

organisme lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksinya. Gangguan

ini dikelompokkan kedalam gangguan hama, penyakit dan gulma. Agar gangguan

dari organisme ini tidak banyak merugikan produksi tanaman, perlu diupayakan

perlakuan tertentu yang mampu mengendalikannya. Pengendalian dilakukan sedini

mungkin dengan pertimbangan batas ambang ekonomis, yaitu tingkat populasi

Page 8: Laporan Praktikum DDPT

organisme dan atau intensitas serangan yang merugikan pertumbuhan dan produksi

tanaman.

Strategi pengendalian hama dan penyakit tanaman sebaiknya mendahulukan

pengendalian preventif (pencegahan) daripada pengendalian kuratif yang umum

dikenal sebagai pengendalian hama penyakit terpadu (PHT). Strategi PHT penting

dilakukan untuk mencegah terjadinya ledakan hama dan penyakit yang tidak

diinginkan. Strategi pengendalian tersebut meliputi penggunaan varietas tahan

penyakit dan penanaman benih / bibit yang sehat. Selain itu, dilakukan pengendalian

hama dan penyakit secara teknik budidaya, mekanik, fisik, maupun dengan

penggunaan pestisida.

a) Pengendalian dari aspek budidaya, yaitu :

Pola tanam yang tepat

Pergiliran tanaman atau varietas

Kebersihan / sanitasi lapangan

Waktu tanam yang tepat

Pemupukan yang tepat

Pengelolaan tanah dan irigasi

Pengamatan populasi dan intensitas serangan di lapangan secara berkala

Pemanfaatan musuh alami

b) Pengendalian secara mekanik, seperti :

Diambil langsung dengan tangan

Menggunakan pagar

Menggunakan perangkap

c) Pengendalian secara fisik, seperti :

Menggunakan lampu perangkap

d) Penggunaan pestisida

Penggunaan pestisida hanya jika diperlukan dan atas rekomendasi pengamat

lapangan atau penyuluh pertanian. Penggunaan pestisida perlu dilakukan

dengan bijaksana untuk mengurangi resiko pencemaran.

HAMA

Kerugian yang diakibatkan oleh serangan hama dapat bersifat langsung

maupun tidak langsung. Kerugian yang bersifat langsung mengakibatkan kerusakan

pada sebagian atau seluruh bagian tanaman, seperti bekas gerekan di daun, batang

berlubang, dan polong atau biji berlubang. Kerugian yang tidak langsung terjadi

akibat serangan sekunder dari penyakit yang dibawa oleh hama pembawa atau vector

Page 9: Laporan Praktikum DDPT

penyakit. Serangan sekunder ini biasanya lebih merugikan daripada serangan hama

itu sendiri.

Berdasarkan caranya merusak, hama tanaman terbagi ke dalam hama

pemakan, hama penggerek, dan hama penusuk-pengisap. Hama pemakan seperti ulat

dan belalang. Hama penggerek, contohnya penggerek batang dan tongkol jagung,

sedangkan contoh hama penusuk-pengisap adalah wereng dan walang sangit.

Hama pada jenis tanaman kacang-kacangan seperti kacang tanah biasanya

sudah dapat diditurunkan tingkat serangannya bila pengolahan tanah dilakukan

dengan baik dan lahan yangbersih dari gulma. Dengan demikian, pestisida jarang

digunakan pada pertanaman kacang-kacangan seperti kacang tanah.

Secara umum, pengendalian pada daerah yang sering terjadi serangan hama

dengan penggunaan insektisida 3-4 kali. Insektisida yang digunakan mengandung zat

aktif carofuran, misalnya Marshall 25 ST dan Furadan 3G. Penggunaan Marshall 25

ST dengan cara dicampurkan pada benih sebelum tanam, sedangkan Furadan 3G

disebar pada lubang tanam. Adapun waktu pemberian insektisida, yaitu saat

perawatan benih sebelum tanam. Jika perlu, penyemprotan dilakukan pada umur 4,6

dan 8 MST. Hanya perlu diingat, benih yang telah dicampur dengan carbofuran tidak

dapat dicampur lagi dengan inokulan bakteri pengikat N karena insektisida

mengurangi kerja bakteri dalam membentuk bintil akar.

Macam – macam hama yang sering mengakibatkan masalah pada

pertumbuhan kacang tanah adalah :

a) Lalat kacang atau lalat bibit (Ophiomya phaseoli)

Larva menggerek keeping bifid yang baru muncul di atas tanah dan daun pertama.

Larva kemudian menetap pada pangkal batang membentuk pupa. Tanaman yang

terserang pada umur 4-10 hari akan mati. Penyebabnya pangkal batang atau akar

tersumbat sehingga tanaman kekurangan suplai air dan hara. Penggunaan jerami padi

sebagai penutup tanah dapat mengurangi populasi dan tingkat serangan lalat bibit ini.

Pengendalian dengan menggunakan insektisida, seperti Marshall 25 ST dan Furadan

3G, juga dapat menekan serangan hama ini. Pada daerah endemic, penyemprotan

insektisida disarankan pada saat tanaman berumur 7-9 hari setelah berkecambah.

b) Kutu kebul (Bemisia tabacci)

Serangga dewasa (imago) dan serangga muda (nimfa) kutu kebul menusuk dan

mengisap cairan tanaman. Hama ini juga menghasilkan embun madu yang merupakan

media tumbuh bagi cendawan jelaga. Cendawan ini akan menutup permukaan daun

dengan spora bewarna hitam sehingga mengganggu proses fotosintesis. Kutu kebul

juga merupakan vector bagi berbagai vector.penggunaan insektisida yang ditunjukkan

untuk lalat bibit dapat pula digunakan untuk mengendalikan hama ini.

Page 10: Laporan Praktikum DDPT

c) Ulat grayak (Spodoptera litura)

Serangan ulat grayak dapat menghabiskan seluruh daun sehingga hanya tersisa tulang

daun saja. Pada siang hari, larva bersembunyi di dalam tanah. Penggemburan tanah

atau pengolahan tanah dapat digunakan untuk mengurangi intensitas serangan hama

ini, selain pemanfaatan musuh alami.

Penyakit

Penyakit pada tanaman disebabkan oleh beberapa macam pathogen, yaitu

bakteri, cendawan (fungi), virus, dan mikoplasma. Pathogen ini ada yang disebabkan

dengan bantuan angina dan terbawa air. Selain itu, ada juga pathogen yang memang

terdapat didalam tanah. Penyakit yang menyerang tanaman kacang tanah , yaitu :

a) Penyakit layu

penyebabnya adalah bakteri Pseudomonas solanacearum dan cendawan

Sclerotium rolfsii. Tanaman yang terserang terlihat layu, daun mongering, bahkan

tanaman bisa mati. Hal ini disebabkan sumbatan massa bakteri pada pangkal batang

sehingga tanaman tidak mendapat suplai air dan hara. Tanaman yang terserang

cendawan sclerotium terlihat adanya bercak bewarna kuning kecoklatan dipangkal

batang, batang membusuk, dan akhirnya mati. Penggunaan varietas yang tahan

serangan bakteri Pseudomonas merupakan salah satu cara pengendaliannya.

Pengendalian lainnya adalah dengan mencabut tanaman yang terinfeksi dan

langsung membakarnya serta memperbaiki drainase.

b) Penyakit sapu setan

Penyakit sapu setan meyerang kacang tanah. Penyakit ini disebabkan oleh

mycoplasma like organism (MLO). Tanaman yang terserang sapu setan terlihat

tumbuh kerdil kekuningan, daun daun mengecil, bertunas banyak, dan ginofor

berubah bentuk menjadi seperti kait, membelok keatas tidak masuk kedalam tanah.

Pengendalian penyakit ini dengan cara mencabut tanaman terserang, melakukan

rotasi tanaman, dan memupuk tanaman secara seimbang.

c) Bercak Daun Cercospora

Penyebab penyakit bercak daun Cercospora yang menyerang kacang tanah,

yaitu cendawan Cercospora personatum dan C.archidicola. bercak yang dihasilkan

berbentuk bulat dan menutupi seluruh permukaan daun sehingga mengganggu

proses fotosintesis. Serangan biasanya terjadi pada saat tanaman telah tua (fase

bunga dan pengisian polong). Pengendalian penyakit ini dengan menanam varietas

tahan, rotasi tanaman, dan sanitasi lapangan. Jika terjadi serangan berat,

pemberantasannya dengan menggunakan fungisida.

Page 11: Laporan Praktikum DDPT

d) Karat

Penyakit karat menyerang daun kacang tanah. Penyakit ini disebabkan oleh

cendawan Phakopspora pachyrizi. Serangan penyakit ini menyebabkan daun

berbercak coklat dan mudah rontok. Bercak paling banyak terdapat di bawah daun.

Serangan penyakit ini terjadi saat musim hujan. Pengendaliaan karat dengan

penanaman serempak, penggunaan varietas tahan karat, serta pemberian fungisida

jika terlihat serangan meluas (30% populasi terserang)

e) Hawar daun bakteri

Penyakit hawar daun bakteri menyebabkan bercak pada daun, kadang

terdapat bercak pada batang dan polong. Patogennya adalah Pseudomonas syringae.

Biji dapat terinfeksi. Jika terbawa ke ruang simpan, Biji terinfeksi tersebut dapat

menulari Biji / benih yang lain. Pencegahannya dengan menanam benih yang bebas

pathogen, melakukan rotasi tanaman, dan menimbun sisa-sisa tanaman setelah

panen.

f) Berbagai macam virus

Gejala tanaman yang terserang virus berbeda-beda, tergantung jenis virus

yang menyerang. Tanaman kacang-kacangan yang terserang menunjukkan gejala

daun menebal, keriting seperti kerupuk, warna daunbelang-belang seperti mosaic,

serta tanaman kerdil kekuningan. Penyakit virus ini dapat ditularkan melalui benih

atau disebarkan oleh hama kutu aphid. Pengendaliannya dengan mencabut tanaman

yang terserang berat, menggunakan varietas tahan virus, menanam benih yang sehat,

menyiangi gulma, dan menggunakan insektisida untuk menekan populasi vector

aphid.

Gulma

Berdasarkan bentuk morfologinya, gulma digolongkan menjadi gulma

golongan rumput, gulma teki dan gulma berdaun lebar. Gulma golongan rumput

dicirikan dengan batangnya yang bulat berongga dan berbuku, daun tersusun secara

alternate pada buku-buku tersebut, serta tulang daun sempit memanjang. Gulma

golongan teki dicirikan dengan batang bentuk segitiga padat, daun rosette, dan tulang

daun sempit memanjang. Gulma daun lebar dicirikan dengan daun yang lebar dan

tulang daun menyebar, seperti jala.

Saat periode kritis, kehadiran gulma akan menyebabkan kerugian besar.

Periode kritis ini terjadi saat kanopi tanaman budidaya belum menutup seluruh

permukaan tanah, kira-kira sepertiga umur tanaman. Kehadiran gulma setelah periode

kritis tidak akan meyebabkan penurunan hasil yang berarti. Dengan demikian,

penyiangan gulma tidak harus dilakukan selama masa pertanaman cukup saat-saat

tertentu, terutama saat periode kritis.

Page 12: Laporan Praktikum DDPT

Untuk mengendalikan gulma, ada berbagai metode yang dapat digunakan, di

antaranya sebagai berikut :

1. Teknik Budidaya

Pengolahan tanah sedalam 15-20 cm disertai penanganan dapat melindungi

tanaman dari persaingan gulma.

2. Cara Manual

Pengendalian gulma dengan cara manual, diantaranya penyiangan dan

pendangiran. Penyiangan gulma dapat dilakukan dengan kored, sabit, dicabut dengan

tangan. Penyiangan banyak dilakukan petani saat tanaman telah tumbuh dan berumur

di atas 2-3 minggu. Pengendalian dengan cara ini efektif menekan serangan gulma,

tetapi mahal karena membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan waktu yang lama.

3. Cara Kimia

Pengendalian gulma secara kimia, yaitu dengan penggunaan herbisida.

Pengendalian ini lebih mudah dan efisien dalam penggunaan tenaga kerja. Namun,

perlu diingat penggunaan herbisida perlu cermat dan bijaksana agar tidak merusak

lingkungan.

Berdasarkan cara kerjanya, herbisida terbagi ke dalam herbisida kontak dan

sistemik. Herbisida kontak hanya mematikan bagian gulma yang terkena larutan,

sedangkan bagian yang berada dibawah tanah tidak mati. Herbisida yang bekerja

secara sistemik (masuk kedalam jaringan tanaman) efektif untuk mengurangi

serangan gulma yang mempunyai stolon, rimpang, atau umbi yang terpendam

didalam tanah. Contoh herbisida kontak adalah paraquat, sedangkan herbisida

sistemik adalah glyphosate.

Ada 3 jenis herbisida berdasarkan waktu pengunaanya, seperti herbisida

pratanam, pratumbuh, dan pasca tumbuh. Herbisida pratanam digunakan sebelum

tanaman ditanam untuk mematikan gulma di lahan. Herbisida pratumbuh digunakan

saat tanaman dan gulma belum berkecambah. Herbisida pascatumbuh digunakan saat

tanaman dasn gulma telah berkecambah. Penggunaan herbisida pascatumbuh harus

selektif, tergantung jenis tanaman budidaya yang ditanam dan jenis gulma yang

dikendalikan.

II.Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai

berikut :

Alat

a. Ember dengan ukuran tinggi 30 cm, dan diameter minimal 30 cm.

b. Penggaris atau meteran.

Page 13: Laporan Praktikum DDPT

c. Bambu sebagai ajir dan bambu berlobang untuk penyiraman

( panjang ± 20 cm sebanyak dua buah)

d. Cangkul dan skop untuk mencampur tanah.

Bahan

a. Campuran tanah sebanyak 1 : 2 : 1 ( kompos : tanah : dedak kasar ).

b. Benih : Jagung, kacang tanah, dan kacang kedelai ( masing-masing 10

gram ).

c. Pupuk NPK, sewaktu – waktu diberikan setelah tanaman berukur satu

bulan.

d. Air secukupnya untuk penyiraman.

III.Cara Kerja

Adapun prosedur atau cara kerja pelaksanaan praktikum ini, antara lain :

a. Siapkan ember, yang didalamnya sudah terdapat campuran tanah 1 : 2

: 1 (kompos : tanah : dedak kasar). Media ini agar dicampur secara

merata.

b. Masukkan 5 biji benih yang dipilih ( jagung / kedelai / kacang tanah ),

khusus kedelai 10 biji, kemudian tutup kembali dengan tanah ± 10

cm.

c. Pasang bambu berlubang yang panjangnya ± 20 cm, sebagai tempat

penyiraman ( agar tanah tidak mengental dan air langsung mencapai

akar pertanaman ).

d. Lakukan penyiraman tiap hari, tergantung tanah apakah kering atau

masih lembab.

e. Ember sebaiknya dibagian bawah di lubangi agar tetap terjaga airasi

tanah.

f. Amati perkembangan tanaman setiap minggu sampai selesai

praktikum (tanaman siap dipanen).

IV.Hasil Pengamatan Dan Diskusi

Pengamatan terhadap perkembangan dan pertumbuhan kacang tanah ini

dilakukan setiap seminggu sekali. Dan hasil pengamatan ini berdasarkan rata-rata

perkembangan tanaman kacang tanah. Adapun dari hasil pengamatan tersebut

didapatkan data-data sebagai berikut :

Page 14: Laporan Praktikum DDPT

Tinggi Tanaman

No. Tanggal Pengamatan Tinggi Tanaman (cm)

1 26 Februari 2008 0 cm

2 5 Maret 2008 7 cm

3 16 Maret 2008 11 cm

4 12 April 2008 35 cm

5 19 April 2008 38 cm

6 26 April 2008 39 cm

Jumlah Daun

No. Tanggal Pengamatan Jumlah Daun (helai)

1 26 Februari 2008 0 helai

2 5 Maret 2008 16 helai

3 16 Maret 2008 60 helai

4 12 April 2008 148 helai

5 19 April 2008 150 helai

6 26 April 2008 158 helai

Gangguan Yang Muncul Pada Tanaman

No. Tanggal Pengamatan Jenis Gangguan

1 26 Februari 2008 Tidak ada gangguan

2 5 Maret 2008 Ada gulma

3 16 Maret 2008 Salah satu daun kering

4 12 April 2008 Daun bolong dimakan serangga

5 19 April 2008 Daun bolong dimakan serangga

6 26 April 2008 Daun bolong dimakan serangga

Biji atau buah yang dihasilkan setelah dikeringkan rata-rata mempunyai berat

0,4 atau 0,5 gr

Page 15: Laporan Praktikum DDPT

Grafik perkembangan tinggi kacang tanah

Tinggi Tanaman

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

-26-Feb08

-4-Mar08

-11-Mar08

-18-Mar08

-25-Mar08

-1-Apr08

-8-Apr08

-15-Apr08

-22-Apr08

Tanggal Pengamatan

Tin

gg

i Tan

aman

( c

m )

tinggi tanaman

Jumlah Daun

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Tanggal Pengamatan

Jum

lah

dau

n (

hel

ai )

jumlah daun

Page 16: Laporan Praktikum DDPT

Dari hasil pengamatan dapat di lihat bahwa tanaman kacang tanah ini selalu

mengalami perkembangan yang sangat pesat, tetapi pada tanggal 19 april 2008 dan 26 april

2008 perkembangan tanaman kacang tanah tidak begitu pesat.

Dari sisi gangguan pada tanaman, dapat dilihat bahwa gejala gangguan yang timbul

berbeda-beda. Pada minggu pertama tidak terlihat gangguan karena pada minggu pertama

baru dimulai penanaman tanaman kacang tanah. Baru pada minggu kedua terlihat areal pot

tanaman kacang ditumbuhi gulma, tetapi hanya dalam jumlah yang sedikit, dan

penanggulangan yang dilakukan adalah dengan mencabut gulma tersebut. Tetapi gulma ini

hanya ada pada minggu kedua, pada minggu berikutnya gulma tidak Nampak. Hanya saja

pada minggu ketiga gangguan yang muncul berupa gangguan pada beberapa daun, dimana

terlihat ada beberapa daun yang terlihat kering, penanganan yang dilakukan dengan mencabut

daun yang kering tersebut. Sama halnya dengan daun kering, daun yang bolong karena

dimakan serangga juga di cabut.

Page 17: Laporan Praktikum DDPT

BAB III

PENUTUP

I.KESIMPULAN

Kacang tanah termasuk kedalam famili leguminoceae, dengan nama latin Arachis

hypogaea L dan memiliki nama asing groundnut atau peanut Tanaman kacang tanah berbuah

dalam tanah sehingga pengolahan tanah sangat berperan penting dalam budidaya kacang

tanah. Selain tanah yang gembur, polong kacang tanah sangat membutuhkan unsure Ca yang

cukup dalam tanah. Oleh karena itu, tanah yang ideal untuk tanaman kacang tanah adalah

tanah dengan kandungan Ca tinggi

Strategi pengendalian hama dan penyakit tanaman sebaiknya mendahulukan

pengendalian preventif (pencegahan) daripada pengendalian kuratif yang umum dikenal

sebagai pengendalian hama penyakit terpadu (PHT). Strategi PHT penting dilakukan untuk

mencegah terjadinya ledakan hama dan penyakit yang tidak diinginkan. Strategi pengendalian

tersebut meliputi penggunaan varietas tahan penyakit dan penanaman benih / bibit yang sehat.

Selain itu, dilakukan pengendalian hama dan penyakit secara teknik budidaya, mekanik

II.SARAN

Dari hasil penelitian kacang tanah ini, khususnya dalam hal mencegah dan

mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman ini hendaknya dari mulai masa

tanam hingga akhirnya kacang tanah berproduksi, kacang tanah dijaga dan dirawat

agar apa yang ingin di dapatkan dari hasil penelitian ini dapat terwujud dengan baik.

Dan juga hendaknya cara perlindungan dan mengendalikan hama dan penyakit

pada tanaman ini dapat juga di ketahui oleh setiap mahasiswa pada jenis gangguan

hama dan penyakit pada tanaman yang lain, tidak hanya kacang tanah.

Page 18: Laporan Praktikum DDPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, , karena

atas rahmat-Nya laporan hasil praktikum dasar-dasar perlindungan tanaman ini dapat

terselesaikan.

Masalah penyakit tumbuhan dan hama pada tumbuhan akan selalu muncul

sepanjang manusia mengusahakan tanaman tersebut sebagai tanaman budidaya di

lahan pertaniannya, tak terkecuali pada tanaman kacang tanah. Untuk itu maka

laporan hasil praktikum ini dibuat untuk mengetahui jenis gangguan apa saja yang

dapat menyerang tanaman kacang tanah ini.

Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu penulisan

laporan hasil praktikum ini. Penulis berharap agar laporan hasil praktikum ini dapat

bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa serta pihak-pihak yang berkepentingan.

Untuk kesempurnaan penulisan laporan hasil praktikum yang akan datang,

kiranya saran dan pendapat yang konstruktif yang dapat membangun dari pembaca

amat penulis harapkan.

Penulis

Page 19: Laporan Praktikum DDPT

DAFTAR PUSTAKA

- Purwono dan Purnamawati, heny. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.

Penebar Swadaya. Jakarta.

- Yudiarti, Turrini. 2007. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

-Groundnut or Arachis hypogaea L. Tersedia di : <URL :

http: //Www.icrisat.org.html>, tanggal akses 15 mei 2008.

-Yield Performance of Several Groundnut Promising Lines on Acid Sulphate Soils and

Swamp Areas. Tersedia di : < URL: http: //Www.ipb.ac.id.html>, tanggal akses 15 mei

2008.

-Peanut , tersedia di : <URL: http: < Www.wikipedia.org . html>, tanggal akses 15

mei 2008