laporan DDPT ordo serangga

35
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlindungan tanaman merupakan segala upaya untuk mencegah kerugian pada usaha budidaya tanaman, yang diakibatkan oleh pengganggu tanaman. Perlindungan tanaman dilakukan sejak dahulu, dimana manusia melakukan pengendalian hama, kerusakan pada tanaman bisa disebabkan oleh factor nonbiotis, seperti suhu, cahaya, oksigen, air dan tanah. Serangga merupakan golongan hewan yang dominan dimuka bumi sekarang ini, dalam jumlah mereka melebihi hewan melata daratan lainnya praktis mereka terdapat di mana-mana. Serangga yang berharga bagi manusia dan masyarakat tidak akan ada bentuknya sekarang ini tanpa mereka. Dengan aktivitas penyerbukan mereka, serangga tersebut memungkinkan produksi dari banyak hasil panen pertanian. Termasuk banyak buah dari kebun buah-buahan, sayur- sayuran dan lain-lain, serta menghasilkan madu dan sutra,

description

laporan

Transcript of laporan DDPT ordo serangga

Page 1: laporan DDPT ordo serangga

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perlindungan tanaman merupakan segala upaya untuk mencegah kerugian pada

usaha budidaya tanaman, yang diakibatkan oleh pengganggu tanaman. Perlindungan

tanaman dilakukan sejak dahulu, dimana manusia melakukan pengendalian hama,

kerusakan pada tanaman bisa disebabkan oleh factor nonbiotis, seperti suhu, cahaya,

oksigen, air dan tanah. Serangga merupakan golongan hewan yang dominan dimuka

bumi sekarang ini, dalam jumlah mereka melebihi hewan melata daratan lainnya

praktis mereka terdapat di mana-mana.

Serangga yang berharga bagi manusia dan masyarakat tidak akan ada bentuknya

sekarang ini tanpa mereka. Dengan aktivitas penyerbukan mereka, serangga tersebut

memungkinkan produksi dari banyak hasil panen pertanian. Termasuk banyak buah

dari kebun buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain, serta menghasilkan madu dan

sutra, serta barang atau produk perdagangan lainnya yang bernilai (Anonim, 2010).

Hama ialah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat dengan

mata. Hama tersebut dapat berupa binatang, dan dapat merusak tanaman secara

langsung maupun secara tidak langsung. Hama yang merusak secara langsung dapat

dilihat bekasnya, misalnya gerekan dan gigitan. Sedangkan ham yang merusak

tanaman secara tidak langsung biasanya melaluli penyakit. Pada umumnya, tanaman

yang sakit menunjukkan gejala dan tanda yang khas. Gejala ialah perubahan yang

ditunjukkan oleh tanaman itu sendiri akibat adanya serangan penyakit, penyakit

tanaman ialah penyebab kerusakan pada tanaman selain yang disebut oleh hama. Ilmu

yang mempelajari penyakit tanaman disebut pitopatologi (Joesi, 2002).

Page 2: laporan DDPT ordo serangga

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum pengenalan ordo-ordo serangga adalah untuk mengetahui

berbagai tipe serangga hama dari berbagai macam ordo beserta gejala serangan

terhadap tanaman.

Kegunaan dari peraktikum pengenalan ordo-ordo serangga adalah agar praktikan

dapat lebih menggetahui bagaimana spesifikasi morfologi dari serangga hama dari

berbagai ordo dan mengetahui perbedaan tiap ordo-ordo yang terdapat pada serannga

sehigga praktikan dapat memudahkan untuk mengklasifikasikan.

Page 3: laporan DDPT ordo serangga

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ordo Orthoptera

Orthoptera berasal dari bahasa Latin orthop (lurus), pteron (sayap) yang berarti

Insekta bersayap lurus. Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo orthoptera yaitu

memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap bagian

depan lurus, lebih tebal, dan kaku (perkamen), sedangkan sayap belakang tipis seperti

selaput, mengalami metamorfosis tidak sempurna. tipe mulut menggigit, kaki paling

belakang (kaki ketiga membesar).Contoh : Kecoa (Periplaneta sp) Jangkrik (Grillus

sp.). Belalang sembah (Tenodora sp.) (Anonim, 2010).

Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet,

sepasang antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga

pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat

suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan

alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus

dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen. Metamorfosis sederhana

(paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur – nimfa –

dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan

ukuran sayap serta ukuran tubuhnya. Beberapa jenis serangga anggota ordo

Orthoptera ini adalah, belalang sembah/mantis (Otomantis sp.), belalang kayu

(Valanga nigricornis). Berikut ini klasifikasi contoh hewan dari Ordo Orthoptera

yaitu Belalang kayu (Valanga nigricornis) yang termasuk dalam Kingdom Animalia,

Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Orthoptera, Famili Trydaecyloedae, dan

Genus Valanga, Spesies Valanga nigricornis (Oka, I.N. 2000).

Page 4: laporan DDPT ordo serangga

2.2 Ordo Coleoptera

Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga

yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua

pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan

disebut elytra. Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat

di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat

melipat di bawah sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya

mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku

Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan

kepala. Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya

melalui stadia telur kemudian larva kemudian kepompong (pupa) kemudian dewasa

(imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada

beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar

(istirahat) dan bertipe bebas/libera. Ada beberapa contoh anggotanya adalah

Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L) Kumbang jamur kelapa (Brontispa

longissima G) Kumbang buas (predator) (Coccinella sp) (Rioardi, 2010).

2.3 Ordo Homoptera

Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo

Hemiptera. Perbedaan pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi

sayap depan dan tempat pemunculan rostumnya. Sayap depan anggota ordo

Homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus

semua, sedang sayap belakang bersifat membranus. Alat mulut juga bertipe pencucuk

pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Alat-alat tambahan baik

Page 5: laporan DDPT ordo serangga

pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota Hemiptera. Tipe

metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya melalui stadia telur

nimfa dewasa. Baik nimfa maupun dewasa umumnya dapat bertindak sebagai hama

tanaman. Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan

kutu-kutuan, seperti wereng cokelat (Nilaparvata lugens), kutu putih daun kelapa

(Aleurodicus destructor) dan kutu loncat lamtoro (Heteropsylla sp.) (Rioardi,2010).

2.4 Ordo Hemiptera

Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang

berbentuk seperti jarum. Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk

jaringan dari makannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya. Hemiptera

sendiri adalah omnivora yang berarti mereka mengkonsumsi hampir segala jenis

makanan mulai dari cairan tumbuhan, biji-bijian, serangga lain, hingga hewan-hewan

kecil seperti ikan. Hemiptera tidak mengalami metamorfosis sempurna. Anakan

serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki penampilan yang

sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan

ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan

pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase

kepompong (Anonim, 2010).

Serangga anggota Hemiptera perlu melakukan perkawinan agar betinanya bisa

membuahi telurnya dan berkembang biak, namun kutu daun atau afid yang juga

merupakan anggota dari ordo Hemiptera bisa atau dapat melakukan partenogenesis

(melahirkan tanpa kawin) sehingga mereka tetap bisa berkembang biak tanpa harus

kawin lebih dulu. Hemiptera tersebar di seluruh dunia, kecuali di daerah-daerah yang

Page 6: laporan DDPT ordo serangga

terlampau dingin seperti wilayah kutub. Cara hidup mereka yang beragam membuat

persebaran mereka begitu luas. Beberapa anggota Hemiptera seperti walang sangit

dan tonggeret hidup pada tanaman dan menghisap sarinya. Kepik pembunuh juga

hidup di antara tanaman, namun mereka memburu hewan-hewan kecil. Sebagian

kecil dari Hemiptera seperti kutu busuk diketahui hidup sebagai parasit dan

menghisap darah hewan yang lebih besar. Anggota Hemiptera lainnya juga diketahui

hidup di air, misalnya anggang-anggang dan kepik air raksasa. Salah satu anggang-

anggang dari genus Halobes bahkan diketahui hidup di air asin (Anonim, 2010).

2.5 Ordo Diptera

Diptera merupakan artinya dua dan tera sayap. Serangga ini memiliki ukuran

tubuh kecil. Sayap satu pasang dan membraneus, sayap belakang tereduksi menjadi

halter yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pada saat terbang. Mata majemuk

besar dan metamorphosis sempurna. Serangga dewasa hidup di berbagai habitat,

biasa di temukan dekat dengan larva dan sering dijumpai di bunga. Larva di tera juga

dapat di temukan ada yang hidup di air, dan mempunyai tubuh yang halus dan di

namakan belatung. Beberapa sepsis dari ordo diptera ada yang menjadi hama

tanaman, sebagai pengisap dara manusia atau binatang. Ordo dipteral di bagi tiga

menjadi subordo. Subordo Nemacotera, lalat-lalat berantena panjang. Subordo

Brachycera, lalat-lalat berantena pendek. Subordo Cyclorrhapha (Moenandir, 1998).

Page 7: laporan DDPT ordo serangga

2.6 Ordo Odonata

Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang dan

bersifat membranus. Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada

kepala dijumpai adanya mata facet yang besar. Metamorfosis tidak sempurna

(Hemimetabola), pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang

dan hidup di dalam air. Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa

jenis serangga kecil yang termasuk hama, seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu

loncat serta ngengat penggerek batang padi. Berikut klasifikasi contoh hewan Ordo

Odonata yaitu capung (Isehnura cervula) yang termasuk dalam Kingdom Animalia,

Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Odonata, Famili Myrmeontidae, Genus

Isehnura, Spesies Isehnura cervula (Untung, 2000).

2.7 Ordo Lepidoptera

Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama,

namun beberapa diantaranya ada yang predator. Serangga dewasa umumnya sebagai

pemakan/pengisap madu atau nektar. Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan

tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni. Pada kepala dijumpai adanya alat

mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit. Pada

serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus maxillaris

dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna

Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu atau nektar. Sayap

terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni.

Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya

memiliki tipe penggigit. Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang

Page 8: laporan DDPT ordo serangga

disebut proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus

labialis berkembang sempurna. Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang

perkembangannya melalui stadia telur larvakepompongdewasa. Larva bertipe

polipoda, memiliki baik kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya bertipe

obtekta. Beberapa jenisnya antara lain adalah penggerek batang padi kuning

(Tryporiza incertulas) kupu gajah (Attacus atlas), dan ulat grayak pada

tembakau (Spodoptera litura) (Rioardi,2010).

2.8 Ordo Hymenoptera

Kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga

lain dan sebagian yang lain sebagai penyerbuk. Sayap terdiri dari dua pasang dan

membranus. Sayap depan umumnya lebih besar daripada sayap belakang. Pada

kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata facet dan occelli. Tipe alat mulut

penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat

pengisapnya. Metamorfose sempurna (Holometabola) yang melalui stadia : telur->

larva–> kepompong —> dewasa. Anggota famili Braconidae, Chalcididae,

Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal sebagai tabuhan parasit penting pada

hama tanaman. Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah (Trichogramma sp.)

(parasit telur penggerek tebu/padi). (Apanteles artonae Rohw). (tabuhan parasit ulat

Artona). (Tetratichus brontispae) Ferr. (parasit kumbang Brontispa).

Page 9: laporan DDPT ordo serangga

III. METODE PRAKTEK

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum mata kuliah Dasar–dasar Perlindungan Tanaman, modul satu tentang

Pengenalan Ordo-Ordo Hama bertempat di Laboratorium Hama dan Penyakit

Tanaman Fakultas pertanian, Universitas Tadulako. Pada hari jumat tanggal 2010

pada pukul 14.00 WITA sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu papan bedah, jarum pentul, toples/glass Aqua/plastik

yang transparan, alat tulis menulis dan buku gambar.

Bahan yang digunakan dalam praktikum Pengenalan Serangga Hama adalah

Belalang (Valanga nigricornis), Ulat bawang merah (Spodoptera exigua), Kumbang

helm (Coccinella arcuta), Lebah (Apix cerana), Semut merah Formica ruva, , Lalat

buah Drosophilla, Kumbang kelapa Oryctes rhinoceros, Undur-Undur Mymeleon sp,

Kutu putih Pseodococcus sp, Kutu busuk Cimex lectularius, Kutu daun Aphis

gossippi, Kepik hijau Nazera viridulla, Kecoa periplaneta sp. Capung Isehnura

cervula.

Page 10: laporan DDPT ordo serangga

3.3 Cara kerja

Cara kerja pada praktikum kali ini adalah, pertama tama memasukkan spesimen

serangga yang masih hidup kedalam alkohol 70%, setelah spesimen mati kemudian di

angkat dari toples yang berisi alkohol 70%, kemudian di letakkan di atas papan

bedah, lalu serangga di amati dengan teliti dan kemudian mengambarnya pada buku

gambar, setelah selesai menggambar kemudian memberi keterangan bagian- bagian

pada gambar seramngga tersebut.

Page 11: laporan DDPT ordo serangga

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari hasil Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul I tentang

Pengenalan Serangga Hama Tanaman Pangan di peroleh hasil :

Keterangan :

1. Caput

2. Thoraks

3. Abdomen

4. Mata

5. Antena

6. Tungkai Depan

7. Tungkai Tengah

8. Tungkai Belakang

9. Tiba

10. Kuku

11. Ovipasitor

Gambar 1. Morfologi Belalang (Valanga nigricornis)

Page 12: laporan DDPT ordo serangga

Keterangan :

1. Antena 2. Mata 3. Thoraks 4. Sayap 5. Abdomen 6. Kaki Getar

Gambar 2. Morfologi Kumbang Helem (Coccinela arcuta)

Keterangan : 1. Kepala 2. Mulut

3. Kaki semu

4. Belakang

Gambar 3. Morfologi Larva Kumbang Kelapa (Orytes rhinoceros)

Keterangan :

1. Antena 2. Mata 3. Thoraks 4. Sayap 5. Abdomen

6. TungkaiGambar 4. Morfologi Larva Kumbang Kelapa (Orytes rhinoceros)

Page 13: laporan DDPT ordo serangga

Keterangan:

1. Antena

2. Mulut

3. Kepala

4. Kaki

5. Dada (Thorax)

6. Perut (Abdomen)

Gambar 5. Morfologi Kepik Hijau (Nezera virudulla)

Keterangan:

1. Antena

2. Mulut

3. Kepala

4. Kaki

5. Dada (Thorax)

6. Perut (Abdomen)

Gambar 6. Morfologi Kutu Putih pada Daun Mangga (Pseudococus sp)

Keterangan: 1. Antena 2. Mulut 3. Kepala 4. Kaki 5. Dada (Thorax)

6. Perut (Abdomen)

Gambar 7. Morfologi Walang Sangit (Leptocoriza acuta)

Page 14: laporan DDPT ordo serangga

Keterangan: 1. Antena 2. Mulut 3. Kepala 4. Kaki 5. Dada (Thorax)

6. Perut (Abdomen) 7. Sayap

Gambar 8. Morfologi Lalat Buah (Dacus sp) keterangan :

1. Mata

2. Dada (Thoraks)

3. Sayap

4. Perut (Abdomen)

5. Kaki Getar

6. Ruas-ruas Perut

Gambar 9. Morfologi Capung (Isehnura cervula)

Keterangan : 1. Kepala 2. Mulut

3. Kaki semu

4. Belakang

Gambar 10. Morfologi Ulat Daun Bawang (Spodoptera exigua)

Page 15: laporan DDPT ordo serangga

Keterangan: 1. Antena 2. Mulut 3. Kepala 4. Kaki 5. Dada (Thorax)

6. Perut (Abdomen)

Gambar 11. Morfologi Kecoa (Periplaneta sp)

Keterangan: 1. Antena 2. Mulut 3. Kepala 4. Kaki 5. Dada (Thorax)

6. Perut (Abdomen)

Gambar 12. Morfologi Semut (Selenopsis geminata)

Page 16: laporan DDPT ordo serangga

4.2 Pembahasan

Pada pengamatan morfologi Belalang (Valanga nigricornis) merupakan

serangga yang termasuk tipe mulut menggigit dan mengunyah. Pada bagian belalang

(Valanga nigricornis) terlihat bagian tubuh terbagi atas tiga daerah yaitu caput,

thoraks, dan abdomen. Belalang ini memilki dua pasang sayap yaitu sayap deapn dan

sayap belakang, pada bagian kepala terlihat mata, dan antena.

Belalang (Valanga nigricornis) sangat merusak tanaman jagung jika menyerang

secara begerombol. Belalang (Valanga nigricornis) memiliki dua pasang sayap yaitu

sayap depan dan sayap belakang, dan pada bagian kepala terdapat sepasang mata

majemuk dan antena berfungsi menerima rangsangan. Sepasang antenanya ini

terlihat seperti benang memanjang, menerima rangsangan seperti bau, rasa dan raba.

Perkembanagan hidupnya yaitu telur nimfa imago, nimfa dan imago pengendaliannya

sangat sulit di lakukan, karena sangat aktiv dan tidak suka berdiam daagar telur-telur

belalang rusak. Pada satu pasang mata majemuk yang terletak di kiri kanan kepala

(Adisarwanto,T. 2000).

Pada pengamatan struktur morfologi kumbang helm (Coccinela arcuta) terdapat

sepasang antena, sepasang mata majemuk,kepala beserta dada (Thorax) tersambung,

dan bagian perut (Abdomen) yang tertutupi oleh sayap. Dapat kita amati juga tungkai

yang berurut yaitu tungksi depsn, tungksi tengsh fsn tungksi belakang.

Kumbang helm (Coccinella arcuta F.) disebut juga lembing memiliki bentuk

tubuh bulat, berwarna merah dengan bercak hitam pada bagian belakang. Pada larva

muda berwarna kelabu dan larva dewasa memiliki panjang 6 mm dan perutnya

meruncing ke belakang. Telur lembing berwarna kuning berbentuk oval dengan

panjang 0,5 mm (Samsudin, 2010).

Page 17: laporan DDPT ordo serangga

Serangga ini dapat bertelur sampai 800 butir. Telur-telur tersebut diletakkan

dalam kelompok 20-50 butir di bawah daun. Dalam 4-5 hari, telur-telur tersebut akan

menetas dan berbentuk larva. Pada waktu senja, larva tersebut bergerak kepermukaan

atas daun dengan memakan bgain tengah dan pangkal daun (Samsudin, 2010).

Pada pengamatan larva kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros) dapat terlihat

bagian kepala, mulut, dan kaki semu serta bagian belakang serangga tersebut. Larva

ini bergerak dengan menggunakan kaki semu. Kulit tubuhnya berwarna putih.

Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui

stadia : telur kemuudian larva kemuudian kepompong (pupa) kemuudian dewasa

(imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada

beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar

(istirahat) dan bertipe bebas/libera (Rioardi, 2010).

Pada pengamatan morfologi serangga kumbang kelapa (Orytes rhinoceros) dapat

kita amati kepala yang terpisah dari dada (Thorax) lalu bagian perut tersambung

dengan bagian dada. Terdapat antena, mulut pada bagian kepala. Tungkai terdapat

pada bagian Thorax dan Abdomen.

Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap depan

tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk sehingga disebut

elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput. Mengalami metamorphosis

sempurna dan tipe mulut menggigit (Anonim, 2010).

Pada hasil pengamatan kepik hijau (Nezara viridula) memiliki bentuk tubuh

lebar seperti perisai. Terdiri dari kepala (caput), antenna, mata, dada (thoraks),

sayap, kaki dan perut (abdomen). Mengeluarkan bau yang tidak enak dan menyerang

bulir padi.

Page 18: laporan DDPT ordo serangga

Kepik hijau menyerang tanaman tembakau dan tanaman padi. Kepik hijau

mengisap cairan padi, sehingga warna di sekitar tempat isapan tersebut menjadi

cokelat dengan tepi cokelat tua. Jika serangan yang banyak, ujung atau tepi daun

bagian tengahnya menjadi kering dan terkadang membujur (Pracaya, 2007).

Jumlah telur kepik hijau kurang lebih 1100 butir setiap bertelur. Telur tersebut

diletakkan berkelompok dan diletakkan pada daun dengan masing-masing berjumlah

10-90 butir. Pada perkembangan dewasa, telur kepik hijau berkembang sampai

dewasa kurang lebih 4-8 minggu, dengan jumlah berkembang kurang lebih 60-80

minggu, bentuk kepik seperti perisai, baunya busuk, warnanya bermacam-macam,

ada yang bewarna hitam, cokelat, hijau, kuning, dan lain-lain. Yang termasuk

keluarga ini selain merusak tanaman juga ada yang sebagai predator, bentuk telur

silindris dan warnanya muda kehijauan. Telur diletakkan berderet-deret dalam 2 atau

4 baris yang jumlahnya kurang lebih 30 butir pada permukaan daun atau pada ludang

tanaman padi atau pada rumput-rumputan (Oka, 2005).

Pada pengamatan morfologi kutu putih daun mangga (Pseudococus Sp) dapat

terlihat kepala, thorax, abdomen, tungkai, antenna.

Hama ini biasanya dijumpai pada permukaan bawah daun atau pada sudut

petiole. Pada populasi tinggi hama tersebut bergerombol seperti gumpalan kapas

dengan embun madu yang lengket sehingga merusak penampilan tanaman.

Disamping itu hama ini juga mengisap cairan tanaman sehingga pertumbuhan

tanaman terganggu. Pada populasi tinggi tanaman menjadi layu bahkan mati.

Pengendalian hama ini adalah dengan menggunakan benih yang sehat dan secara

mekanis memangkas bagian tanaman yang terserang dan dimusnahkan. Secara

biologis dengan memanfaatkan predator sejenis kumbang dari Famili Coccinellidae

Page 19: laporan DDPT ordo serangga

yaitu Cryptolaemus montrouzieri. Selain predator dapat juga memanfaatkan

parasitoid (Cocophagus gumeyi), (Tetracnemus pretiosus), (T. Peregrinus),

(Leptomastidae abnormis) dan (Anarhopus sydeyensis) (Anonim, 2010).

Dari hasil pengamatan walang sangit (Leptocorixa acuta) memiliki organ

morfologi yang terdiri dari kepala (caput), antenna, mata, dada (thoraks) dan perut

(abdomen). Memiliki bau yang tidak enak bila di ganggu dan menyerang tanaman

padi berupa bulir yang kosong.

Walang sangit dewasa berwarna cokelat dan berbentuk langsing. Kaki dan

antenanya panjang dan selalau terbang. Pada walang sangit yang masih muda

berwarna hijau. Telur walang sangit berbentuk bulat dan pipih serta berwarna cokelat

dan bertelur pada sore dan malam hari. Telur walang sangit diletakkan secara

berbaris dengan 12-16 butir dalam satu dua baris dengan perkembangan telur kurang

lebih 25 hari, gejala serangan yang ditimbulkan oleh walang sangit yaitu buah padi

yang matang disiap cairannya hingga bulir padi menjadi hampa dan kempes, sehingga

menyebabkan perkembangan bulir padi menjadi tidak baik. Padi yang diisap oleh

walang sangit biasanya terserang cendawan Helminthosporium yang ditandai dengan

bulir padi mula-mula berwarna putih pucat menjadi berwarna cokelat kehitaman

(Samino, 2000).

Dari hasil pengamatan lalat buah (Dacus sp.) memiliki organ morfologi yang

terdiri dari kepala (caput), antenna, mata, dada (thoraks) dan perut (abdomen), sayap,

tungkai depan, tengah, dan belakang, antena, sayap.

Serangga dewasa lalat familia Tephritidae (ordo: Diptera), meletakkan telur

dengan menyuntikkannya ke dalam buah, dan larvanya hidup dalam daging buah,

sehingga serangga ini dikenal sebagai lalat buah. Lalat buah banyak menyerang

Page 20: laporan DDPT ordo serangga

bebuahan komersial, sehingga sangat merugikan, dan di Indonesia merupakan

ancaman bagi sentra-sentra produksi buah yang tengah dikembangkan di beberapa

propinsi. Masalah hama lalat buah di Indonesia demikian serius, pada beberapa jenis

buah seperti belimbing dan cabai, sehingga bila tanpa pengendalian, serangannya

sering menimbulkan gagal panen (Kalshoven, 1981). Selain karena kerusakan

langsung, lalat buah juga merugikan secara tidak langsung karena menghambat

ekspor buah. Lalat buah merupakan hama karantina yang diwaspadai oleh negara-

negara pengimpor buah (Anonim,2010).

Dari hasil pengamatan morfologi capung (Isehnura cervula S.) memiliki ukuran

bentuk tubuh panjang, yang terdiri dari sepasang mata, sepasang sayap, kepala

(caput), kaki, dada (thoraks), perut (abdomen).

Capung (Isehnura cervula S.) memiliki tubuh yang panjang dan ramping,

memiliki sepasang sayap yang panjang yang sangat kasar. Saat istirahat

mengatupkan sayap di atas tubuh atau membentangkan sayap bersama-sama di atas

tubuh (Samsudin, 2006).

Secara umum, pemberantasan serangga hama pada tanaman pangan dapat

dilakukan dengan cara mekanis yaitu serangga hama yang menyerang diberantas

dengan menangkap langsung serangga tersebut atau memusnahkan telur-telur

serangga hama tersebut. Sedangkan pada cara kimia yaitu dengan menyemprotkan

bahan kimia seperti penggunaan insektisida untuk memusnahkan serangga tersebut

(Pracaya, 2007).

Dari hasil pengamatan morfologi ulat daun bawang (Spodoptera exigua) dapat

kita amati adanya kepala, kaki semu yag digunakan untuk bergerak, mata dan bagian

belakang dari serangga tersebut.

Page 21: laporan DDPT ordo serangga

Pada pengamatan morfologi serangga kecoa (Periplaneta) dapat kita amati

kepala yang terpisah dari dada (Thorax) lalu bagian perut tersambung dengan bagian

dada. Terdapat antena, mulut pada bagian kepala. Tungkai terdapat pada bagian

Thorax dan Abdomen.

Pada pengamatan morfologi serangga semut dapat kita amati kepala yang

terpisah dari dada (Thorax) lalu bagian perut tersambung dengan bagian dada.

Terdapat antena, mulut pada bagian kepala. Tungkai terdapat pada bagian Thorax

dan Abdomen.

Page 22: laporan DDPT ordo serangga

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

1. Hama ialah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat dengan

mata. Hama tersebut dapat berupa binatang, dan dapat merusak tanaman secara

langsung maupun secara tidak langsung.

2. Secara umum tubuh serangga terdiri dari kepala (caput), dada (thoraks) dan

perut (abdomen).

3. Sebagian besar serangga yang bertindak sebagai hama yaitu yang berasal dari

golongan serangga (Insecta).

5.2 Saran

Praktikum yang dilakukan sudah bagus, namun alangkah lebih bagusnya lagi jika

asisten juga bias member materi atau penjelasan tentang maksud dan tujuan

praktikum, apa saja manfaat yang didapatkan setelah praktikum, sehingga praktikan

dapat menambah wawasan dibidang perlindungan tanaman. Satu lagi kalau bias juga

praktikan dalam melakukan praktikaum disediakan kursi untuk duduk.

Page 23: laporan DDPT ordo serangga

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto,2000. Meningkatkan produksi kacang tanahs. Penebar Swdaya,malang

Anonim, 2010. Orthotera. http://id.wikipedia.org/wiki/ Orthoptera . Di akses pada tanggal 21 November 2010

______, 2010. Hemiptera. http://id.wikipedia.org/wiki/ Hemiptera Di akses pada tanggal 21 November 2010

______, 2010. Coleoptera. http://id.wikipedia.org/wiki/Coleoptera. Di akses pada tanggal 21 November 2010

______, 2010. Kutu putih. http://id.wikipedia.org/wiki/Kutu-putih Di akses pada tanggal 21 November 2010

Joesi Endah dkk, 2002. Pengantar Hama dan Penyakit Tanaman. PT. Agro Media Pustaka. Tangerang

Moenandir, 1998. Persaingan Tanaman Budidaya Dengan Gulma (ilmu gulma-buku III). RajaGrafindo Persada. Jakarta

Oka, I.N. 2000. Pengendalian Hama Terpadu Dan Implementasinya Di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Pracaya, 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rioardi, 2010. Ordo-Ordo Serangga. http://rioardi.wordpress.com. diakses pada Tanggal 21 November 2010

Samino, 2000. Pengenalan Hama Wereng Padi. Penebar Swadaya, Jakarta

Samsudin, 2010. Kumbang helm http://www.iptek.net.id/ind/teknologipangan/ . Di akses pada tanggal 21 November 2010

Untung, K. 2000. Konsep Pengendalian Hama Terpadu. Andi Offset, Yogyakarta.