Intan Laporan Ddpt 2
-
Upload
ebho-palimbong -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of Intan Laporan Ddpt 2
I. PENDAHULUAN1.1LatarBelakang
Untuk mengetahui gejala-gejala serangan pada tanaman yang ditimbulkan
oleh hama maka pada praktikum kali ini kita mempelajari tentang Pengenalan
Hama Penting pada tanaman di bidang pertanian dan perkebunan. Pembicaraan
mengenai cara merusak dan gejala merusak yang diakibatkan oleh serangan hama
khususnya dari serangga tidak dapat lepas dari pembicaraan mengenai morfologi
alat mulut serangga hama. Dengan tipe alat mulut tertentu, serangga hama dalam
merusak tanaman akan mengakibatkan gejala kerusakan yang khas pada tanaman
yang diserangnya. Karena itu, dengan mempelajari berbagai tipe gejala ataupun
tanda serangan akan dapat membantu dalam mengenali jenis-jenis hama penyebab
yang dijumpai di lapangan. Bahkan lebih jauh dari itu dapat pula digunakan untuk
menduga cara hidup ataupun untuk menaksir populasi hama yang bersangkutan.
Akhirnya pada praktikum leboratrium Dasar-Dasar Perlindunggan Tanaman
praktikan juga harus mengetahui morfologi serangga agar dapat menentukan jenis
serangga apa yang merusak tanaman dengan melihat gejala yang diakibatkan oleh
serangga tersebut.
Pada umumnya hama adalah suatu organisme yang merusak tanaman dan
dapat menimbulkan kerugian secara ekonomi. Dari berbagai jenis binatang yang
ada di muka bumi ini, serangga merupakan binatang yang paling banyak berperan
sebagai hama. Hama tanaman pangan merupakan hama yang menyerang tanaman
pangan baiksecara kualitas, sehingga menimbulkan kerugian ekonomis bagi
manusia. Serangga merupakan hama yang banyak jenisnya dan paling banyak
yang menyerang tanaman pertanian.
Serangga memiliki daya merusak yang terdiri dari berbagai macam cara, yaitu
menghisap, menggigit, menggerek, dan merusak titik tumbuh.
Serangan hama jika tidak dikelola dengan tepat maka akan mengakibatkan
ketidakseimbangan ekosistem. Selain dari itu, serangan hamaberdampak pada
prokduktifitas dan kualitas yang ada. Diantaranya adalah menurunkan rata-rata
pertumbuhan, kualitas hasil pertanian, menurunkan daya kecambah biji dan pada
dampak yang besar akan mempengaruhi pada kenampakan estetik pertanian
(zukifi, 2009).
Hama Gudang dapat mempelajari dan mengetahui morfologi dan gejala-
gejala serangan dari setiap hama tersebut. Adapun morfologi dari hama gudang
umumnya terdiri dari kepala, caput, tungkai depan, tungkai tengah, tungkai
belakang dan sayap.
Untuk mengetahui gejala-gejala yang di sebabkan oleh hama gudang maka
dalam praktikum ini kita mempelajari tentang pengenalan hama gudang dan
gejala-gejala serangannya. Penyimpanan hasil-hasil pertanian yang dilakukan
dengan tdak benar akan mengakibatkan penurunan kualitas hasil pertanian
tersebut, penurunan kualitas ini antara lain disebabkan oleh serangan jamur,
bakteri dan serangga. Jenis hama yang menyerang hasil-hasil pertanian di dalam
gudang di antaranya berbagai jenis kumbang. Salah satu cara dalam
mengendalikan hama gudang adalah dengan mengetahui jenis hama apa yang
menyerang dan bagaimana tersebut berkembang biak. Pada praktikum kali ini
lebih mengutamakan pada pengenalan jenis hama dan gejala serangannya.
Ada beberapa jenis serangga yang menjadi hama gudang dan dapat
menimbulkan kerugian secara ekonomis di antaranya kumbang beras
(sitphilus oryzae)kumbang tepung (Tribolium sp), kumbang kacang hijau
(Callosobruchus Chinensis), kumbang jagung (Sitophilus zeamays),kumbang
kopra(Necrobia rufifes)(Safri, 2008).
Hama merupakan semua binatang yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan
pada tanaman dan menimbulkan kerugian secara ekonomis. Salah satu jenis hama
yang menyerang tanaman adalah hama jenis serangga (Insekta). Jenis hama
serangga tidak hanya dijumpai di ladang ataupun di sawah, akan tetapi hama
serangga dapat pula di jumpai pada bahan-bahan simpanan di gudang.
(Anis, 2008).
Hama gudang hidup dalam ruang lingkup yang terbatas, yakni hidup dalam
bahan-bahan simpanan di gudang. Umumnya hama gudang yang sering dijumpai
adalah dari ordo Coleoptera (bangsa kumbang), seperti Tribolium sp.,
Sitophilus oryzae, Callocobruchus chinensis, Sitophilus zaemays,Necrobia rufipes
dan lain-lain.Coleoptera berasal dari bahasa Latin coleos (perisai), pteron (sayap),
yang berarti insekta bersayap perisai. memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap
depan dan sayap belakang. Sayap depan kerastebal dan memiliki permukaan luar
yang halus yang mengandung zat tanduk sehingga dinamakan elytra, sedangkan
sayap belakang lebih tipis seperti selaput dan lebih panjang dari pada sayap depan,
mengalami metamorfosis sempurna dan tipe mulut menggigit (hendra, 2008).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis Serangga
hama yang menyerang pada tanaman perkebunan dan hama gudang. Kegunaan
dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami gejala-gejala dari setiap
hama yang menyerang perkebunan dan gudang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella)
2.1.1 Klasifikasi dan morfologi
Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella) merupakan hama
yang paling merugikan bagi buah tanaman kakao (Theobroma cacao). Hama ini
termaksud dalam Kingdom Plantae, Filum Arthropoda, Kelas Insekta, Ordo
Lepidoptera, Famili Glacillaridae, Genus Conopomorpha, Spesies
Conopomorpha cramerella.
Imago dengan panjang 7 mm dan lebar 2 mm dengan warna dasar coklat dan
putih berpola zig-zag di sepanjang sayap depan, pada setiap ujungnya terdapat
bintik kuning dan sayap belakang berwarna hitam, memiliki antena yang lebih
panjang dari badannya serta runcing. Serangga dewasa ini hanya berumur
5 – 7 hari, setelah bertelur kemudian akan mati.Telur Penggerek Buah Kakao
(Conopomorpha cramerella) berwarna merah jingga dan diletakkanoleh induk
betina pada kulit buah, biasanya pada alur buah. Bentuk telurnya sulit
diidentifikasi karena berukuran terlalu kecil dan sukar dilihat dengan mata
telanjang. Telur berukuran panjang 0.5 mm dan lebar 0.3 mm.menjelang prapupa
berwarna kuning tua.Melalui benang tersebut, larva turun ke tanah dan
menggulung menjadi kepompong.Kepompong terlindung dalam anyaman kokon
berwarna kuning kotor, berbentuk oval. Panjang kokon antara 1,3-1,8 cm.
Kepompong berwarna coklat panjang 6-7 mm (Pracaya, 2006).
2.1.2 Daur hidup
sekurangnya dibutuhkan waktu 35 – 45 hari oleh hama PBK untuk
berkembang dari telur menjadi imago (serangga dewasa), sehingga wajar dalam
waktu yang cukup singkat perkembangan hama PBK ini sangat cepat. Siklus
hidup serangga PBK ini sama seperti umumnya serangga lain yaitu : telur, larva,
pupa dan imago. Telur berbentuk oval dengan panjang 0,45-0,50 mm,dan lebar
0,25-0,30 mm, pipih dan berwarna orange saat baru di letakkan, lama stadium
telur 2-7 hari, setelah itu berubah menjadi larva lama stadium larva yaitu 14-18
hari dan terdiri dari 4-6 instar setelah itu larva berubah menjadi kepompong,
kepompong berbentuk oval, berwarna kuning kotor, serta panjang 13-18 mm dan
lebar 6-9 mm, lama stadium kepompong 5-8 hari, dan perkembangan dari telur
sampai menjadi dewasa memerlukan waktu 27-34 hari (susianto, 2009).
2.1.3 Gejala serangan
Gejala serangan hama ini berupa biji buah cokelat menjadi busuk dan kering
serta berwarna cokelat kehitam-hitaman. Gejala masak awal, yaitu belang kuning
hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar larva.Pada saat
buah dibelah biji-biji saling melekat dan berwarna kehitaman, biji tidak
berkembang dan ukurannya menjadi lebih kecil. Selain itu buah jika digoyang
tidak berbunyi (Pracaya, 2006).
2.2 Kepik Penghisab Buah Kakao (Helopelthis sp.)
2.2.1 Klasifikasi dan morfologi
Kepik Penghisab Buah Kakao (Helopelthis sp.) memiliki klasifikasi yaitu
Kingdom Animalia, Phillum Arthropoda, Kelas Insekta, Ordo Hemiptera, Famili
Miridae, Genus Helopeltis, Spesies Helopeltis antonii (Arifin, 2010).
Helopeltis adalah semacam hama penghisap karena ia hidup dari
menghisap buah. Serangannya tidak hanya mematikan pentil buah kakao tetapi
juga pucuk daun kakao.
morfologi kaki dan sayap berkumpul di toraks (bagian badan di belakang
kepala).Terdapat tiang kecil dan terdapat bola diujungnya (seperti jarum
pentul ) ,mulut berbentuk seperti sedotan (Arifin, 2010).
2.2.2Daur hidup
Telur helopeltis diletakkan di dalam jaringan tanaman ,baik pada buah
maupun pada ujung-ujung ranting muda. Tetapi pada umumnya telur Helopeltissp
diletakkan pada buah. Telur diletakkan dengan alat peletak telurnya (ovipositor)
ke dalam jaringan tanaman sedalam kira-kira 2-3 m. Pada setiap tempat terdapat
2-3 telur . Tempat-tempat telur diletakkan berbekas noda coklat tua ,dan selain itu
juga di tandai dengan keluarnya sepasang benang halus berwarna putih yang
muncul dari setiap ujung telur. Masa inkubasi telur rata-rata 6,4 (6-7) hari. Setelah
menetas, nimfa segera menghisap cairan tanaman pada bagian tanaman yang
masih lunak , misalnya buah, ujung ranting muda, dan tunas-tunas muda.Pada
nimfa muda tidak diketemukan ciri khusus, yaitu beberapa tonjolan yang tumbuh
tegak lurus pada punggungnya. Ujung tonjolan tersebut membengkak seperti
gada. Beda antara serangan muda dan dewasa , selain dicirikan oleh tonjolan ,
juga belum bersayap. Gerakan nimfa lamban , dan jarang meninggalkan buah
tempat mereka makan.Rata-rata stadium nimfa berlangsung 11,7 (11-13) hari.
Nimfa mengalami lima kali pergantian kulit. Nimfa kurang menyukai cahaya
matahari langsung. Untuk itu mereka cenderung bersembunyi di bagian-bagian
buah dan tunas yang terlindung dan gelap.Pada Helopeltissp dewasa ditandai
dengan keluaranya sayap, dan sebuah tonjolan tumpul yang tumbuh tegak lurus
pada pungunggnya.Seluruh tubuhnya berwarna hitam, hanya pada bagian
abdomen (ekor) belakang di sebelah bawah yang terdapat warna putih.Serangga
terbang seperti nyamuk.Serangga jantan lebih ramping sedangkan yang betina
dicirikan oleh abdomen yang gemuk. Lama hidup serangga betina rata-rata 17,6
(11-28) hari , yang jantan rata-rata 22,1 (11-40) hari. Seekor Helopeltissp betina
dapat menghasilkan telur rata-rata 121,9 (67-229) butir. Lamanya periode dari
saat telur diletakkan sampai Helopeltissp dewasa siap meletakkan telurnya (siklus
hidup ) berlangsung 21-27 hari. Sebagaimana sifat mikung, indung juga
menghindari adanya cahaya matahari langsung (Heddy, 2005)
2.2.3 Gejala serangan
Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak cekung berwarna coklat
kehitaman dengan ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) dan letaknya cenderung di
ujung buah.Serangan pada buah muda menyebabkan buah kering dan mati, tetapi
jika buah tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan
bentuk.Bila serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan daun layu, gugur
kemudian ranting layu mengering dan meranggas (Pracaya, 2007).
2.3 Kumbang Kelapa (0ryctes rynoceros)
2.3.1 Klasifikasi dan morfologi
Kumbang Kelapa (Oryctes rynoceros) merupakan salah satu hama yang
sangat merugikan bagi tanaman Kelapa (Coconut nucifera) Hama ini termaksu
dalam Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera,
Famili Scarabaeidae, Genus Oryctes SpesiesOryctes rhinoceros dapat dilihat
bahwa kumbang kelapa.
Morfologi seperti terdapat caput, antenna, mata, thorax, tungkai depan,
tungkai tengah, tungkai belakang, abdomen dan sayap (Pracaya, 2007).
2.3.2 Daur hidup
Kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros) Merupakan serangga yang
mengalami metamorfosis sempurna yang melewati stadia telur, larva, pupa, dan
imago. Telur serangga ini berarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian
bulat dengan diameter kurang lebih 3 mm. Telur-telur ini diletakkan oleh serangga
betina pada tempat yang baik dan aman (misalnya dalam pohon kelapa yang
melapuk), setelah 2 minggu telur-telur ini menetas.Rata-rata fekunditas seekor
serangga betina berkisar antara 49-61 butir telur, sedangkan di Australia berkisar
51 butir telur, bahkan dapat mencapai 70 butir. Larva yang baru menetas
berwarna putih dan setelah dewasa berwarna putih kekuningan, warna bagian
ekornya agak gelap dengan panjang 7-10 cm.Larva dewasa berukuran panjang 12
mm dengan kepala berwarna merah kecoklatan. Tubuh bagian belakang lebih
besar dari bagian depan. Pada permukaan tubuh larva terdapat bulu-bulu pendek
dan pada bagian ekor bulu-bulu tersebut tumbuh lebih rapat.Ukuran pupa lebih
kecil dari larvanya, kerdil, bertanduk dan berwarna merah kecoklatan dengan
panjang 5-8 cm yang terbungkus kokon dari tanah yang berwarna kuning. Stadia
ini terdiri atas 2 fase:Fase I selama 1 bulan, merupakan perubahan bentuk dari
larva ke pupa.Fase II lamanya 3 minggu, merupakan perubahan bentuk dari pupa
menjadi imago, dan masih berdiam dalam kokon.Imago berwarna gelap sampai
hitam, sebesar biji durian, cembung pada bagian punggung dan bersisi lurus, pada
bagian kepala terdapat satu tanduk dan tedapat cekungan dangkal pada permukaan
punggung ruas dibelakang kepala (Suhadirman, 2005).
2.3.3 Gejala serangan
Kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros) menyerang tanaman kelapa yang
masih muda maupun yang sudah dewasa.Satu serangan kemungkinan bertambah
serangan berikutnya.Tanaman tertentu lebih sering diserang. Tanaman yang sama
dapat diserang oleh satu atau lebih kumbang sedangkan tanaman di dekatnya
mungkin tidak diserang.Dalam satu tanaman kadang-kadang ditemukan antara
5sampai 6 ekor kumbang.Kumbang dewasa terbang ke pucuk pada malam hari,
dan mulai bergerak ke bagian dalam melalui salah satu ketiak pelepah bagian atas
pucuk.Biasanya ketiak pelepah ketiga, keempat, kelima dari pucuk merupakan
tempat masuk yang paling disukai. Setelah kumbang menggerek kedalam batang
tanaman, kumbang akan memakan pelepah daun mudah yang sedang berkembang.
Karena kumbang memakan daun yang masih terlipat, maka bekas gigitan akan
menyebabkan daun seakan-akan tergunting (Suhadirman, 2005).
2.4 Larva Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros)
2.4.1 Klasifikasi dan morfologi
Larva kumbang kelapa yang nama ilmiahnya Oryctes rinoceros memiliki
klasifikasi yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo
Coleoptera, Famili Scarabaeidae, Genus Oryctes, Spesies Oryctes rhinoceros.
Morfologi larva kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros) larva dewasa ukuran
panjang 12 mm dengan kepala merah coklat. Tubuh bagian belakang lebih besar
dari pada bagian depan. Badan berbulu pendek dan bulu ekor tumbuh rapat serta
memiliki cirri morfologi caput, abdomen, kaki semu dan kaki toraksial
(Pracaya, 2005).
2.4.2 Daur hidup
Dalam penelitian tentang sensor fisiologi, seperti suhu, larva kumbang
kelapa (Oryctesrhinoceros) tertarik pada suhu 27-29 C dan menghindari suhu
yang lebih rendah.Tingkah laku larva didominasi oleh faktor cahaya, larva
bergerak dipengaruhi oleh cahaya yang muncul secara tiba-tiba.Di lingkungan
alami, jika larva ditempatkan pada permukaan medium perkembangbiakan larva
akan cepat bergerak turun menjauhi cahaya, larva bergerak mengikuti phototaktis
negatif, kemungkinan hal ini merupakan adaptasi untuk menghindar dari
pemangsa. Larva tertarik pada kelembaban yang rendah (85-95%) daripada
kelembaban tinggi.Mekanisme ini dapat berjalan tunggal atau kombinasi untuk
menuntun larva keluar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan untuk
pertumbuhan atau perkembangan (Pracaya, 2005).
2.4.3 Gejala serangan
Tanaman yang diserang oleh larva kumbang kelapa (Oryctesrhinoceros)
adalah kelapa biasa, kelapa sawit, Royal palm (Roestonea regia), Latanier palm
(Livistona chinensis), dan Raphia palm (Raphia roffia) (Bedford, 1980), selain itu
dapat juga menyerang tanaman sagu, tebu, nenas dan tanaman aloe.larva ini
menyerang tanaman kelapa terutama pada batangnya, apabila tidak cepat
penanganannya maka tanaman bisa akan mati (Suhadirman, 2005)
2.5 Belalang Pedang ( Sexava sp.)
2.5.1 Klasifikasi dan morfologi
Ciri morfologi belalang pedang (Sexava sp) yaitu nimfa berwarna hijau
muda dengan kuning cerah dan pada samping punggungnya ada bercak-bercak
kecoklatan.Antenna pada nimfa yang masih muda panjang sekali, ukurannya
kurang lebih kali dari panjang badan.Daur hidap belalang pedang (Sexava sp)
yaitu jika bertelur belalang betina terbang kebawah.Telur ada yang diletakkan
didalam tanah sedalam 1-5 cm diantara akar-akaran dipangkal batang tanaman
atau di dalam batang kayu yang telah busuk.Bentuk telur menyerupai butir gabah
yang ada celahnya. Telur jenis besar panjangnya sekitar 10-12 mm, sedangkang
yang kecil panjangnya sekitar 9-9,5 mm. Jumlah telur kurang lebih 58 butir.
(Ayya, 2009)
2.5.2 Daur hidup
Belalang pedang (Sexava sp) ini pada Daur hidap belalang pedang
(Sexava sp) yaitu jika bertelur belalang betina terbang kebawah.Telur ada yang
diletakkan didalam tanah sedalam 1-5 cm diantara akar-akaran dipangkal batang
tanaman atau di dalam batang kayu yang telah busuk.Bentuk telur menyerupai
butir gabah yang ada celahnya. Telur jenis besar panjangnya sekitar 10-12 mm,
sedangkang yang kecil panjangnya sekitar 9-9,5 mm. Jumlah telur kurang lebih
58butir. (Anis, 2008).
2.5.3 Gejala serangan
Gejala serangan belalang pedang (Sexava sp.) terutama merusak daun tua,
bila terpaksa daun muda juga kulit buah dan bunganya.Baik nimfa (larva) ataupun
imago sangat rakus pada serangan hebat daun kelapa tinggal lidinya. (Anis, 2008)
2.6 kumbang kacang hijau
Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensisL.) memiliki ukuran
tubuh yang relatif kecil dan berwarna coklat kehitaman, memiliki sayap yang
coklat kekuning-kuningan, panjang tubuhnya sekitar 5-6 mm. Selain itu juga
memiliki caput, mata, alat mulut, tungkai, femur, tibia, tersus, dada, perut, sayap
belakang tipis seperti membran (selaput), pada saat istirahat sayap itu seperti
terlipat. (Ayya, 2004).
2.6.1 Klasifikasi dan morfologi
Klasifikasidan morfologi pada kumbang kacang hijau
(Callosobruchus chinensis L.) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthopoda, Kelas
Insekta, Ordo Coleoptera, Famili Brochtdae, Gnus Callosobruchus, dan Spesies
Callosobruchus chinensis L.(Adrian, 2008).
2.6.2 Gejala Seranganya
Gejala serangan kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensisL.) yaitu
melubangi biji-biji kacang hijau sehingga biji tersebut lama-kelamaan menjadi
retak dan hancur (Adrian, 2008).
membasmi hama Callosobruchus chinensis L. yaitu dapat dilakukan dengan
melakukan fumigasi, menggunakan musuh alami hama ini, dan menggunakan
semut hitam.
2.7 Kumbang Kopra (Necrobia rufipes)
2.7.1 Klasifikasi dan morfologi
Klasifikasi dan morfologi pada kumbang kopra (Necrobia rufipes)yaitu
memiliki kingdom Animalia, Filum Arthopoda, Kelas insekta, Ordo
coleopteran, Famili cleridea, Genus Necrobia, dan Spesies Necrobia
rufipes(Nuni, 2009)
2.7.2Gejala Serangan
Gejala serangan yang disebabkan oleh kumbang kopra (Necrobia rufipes)
yaitu dengan caramelubangi biji-biji kopra dan membuat kopra menjadi busuk
serta mengeluarkan bau yang tak sedap ataupun tak enak (Nuni, 2009)
2.8 Kumbang Beras (Sitophilus oryzae L.)
2.8.1 Klasifikasi dan morfologi
Klsifikasi dan morfologi kumbang beras (Sitophilus oryzaeL.). yaitu
kingdom Animalia, Filum Arthopoda, Kelas Insekta, Ordo coleopteran, Famili
cuculionidae, Genus Sithophilus, dan Spesies Sitophilus oryzae L.(Udin,2007).
2.8.2 Daur hidup
Kumbang beras (Sitophilus oryzae L.) baik yang muda maupun dewasa
berwarna agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam.
Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, 2
bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanannya.
Panjang tubuh kumbang dewasa kurang lebih 3,5–5 mm. tergantung dari tempat
hidup larvanya. Larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan
ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat, pupa ini
tampak seperti kumbang dewasa. Kumbang betina dapat mencapai umur 3–5
bulan dan dapat menghasilkan telur 300–400 butir.Telurnya diletakkan pada
setiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu, lubang gerekan ini
biasanya dibuat sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang
tersebut dengan bantuan menggunakan moncongnya adalah telur yang berbentuk
lonjong. Stadia telur berlangsung selama 7 hari, larva yang telah menetas akan
langsung menggerek butiran beras yang menjadi tempat hidupnya, dan selama
beberapa waktu larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula
imagonya juga akan berada di dalam lubang selama 5 hari (Nuni, 2009).
2.8.3 Gejala serangan
Hama ini bersifat kosmopolit atau tersebar luas diberbagai tempat di dunia.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap
sebagai hama paling merugikan produk pepadian.Hama kumbang beras
(Sitophilus oryzae L.) bersifat polifag yaitu pemakan segala, selain dapat merusak
butiran beras, juga dapat merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek,
kopra, dan butiran lainnya. Akibat dari serangan hama ini, butir beras memjadi
berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan
menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti
tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang
bercampur dengan air liur hama (Udin, 2007)
2.9 Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays)
2.9.1 Klasifikasi dan Morfologi
Morfologi kumbang jagung (Sitophilus zeamays), yaitu memiliki ciri
panjangnya 2,5–4,5 mm, berwarna coklat, moncong sempit dan panjang,
mempunyai antena, larvanya putih dan gemuk serta tidak berkaki. Kadang-kadang
larvanya berkembang dalam satu butir jagung.Kumbang muda berwarna coklat
agak kemerahan, yang tua berwarna hitam.Terdapat bercak kuning agak
kemerahan pada sayap bagian depan, dua bercak pada sayap sebelah kiri dan dua
bercak sebelah kanan. Panjangnya tubuh kumbang dewasa kurang lebih 3,5–5
mm, tergantung dari tempat hidup larvanya (Yusnan, 2005).
2.9.2 Klasifikasi dan morfologi
Klasifikasi dan morfologi kumbang jagung (Sitophilus zeamays) yaitu
memiliki Kingdom Aniamalia, Filum Arthopoda, Kelas Insekta, Ordo Coleoptera,
Family Curculionidae, Genus Sitophilus, dan Spesies Sitophilus zeamays(Udin,
2007)
2.9.3Gejala Serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh hama ini yaitu menyerang jagung
sehingga berlubang, ukurannya lebih besar dari beras, jagung yang terserang
menjadi mudah pecah dan remuk, sehingga kualitas jagung menurun karena
bercampur dengan air liur hama (Udin, 2007)
2.10 Kumbang Tepung (Tribolium sp.)
2.10.1 Klasifikasi dan morfologi
Klasifikasi dan morfologi kumbang tepung (Tribolium sp.)yaitu kingdom
Animalia, Filum Arthopoda, Kelas insekta, Ordo celeoptera, Famili Tenebronidae,
Genus Tribolium, dan spesies (Tribolium sp). (udin, 2007)
2.10.2 Daur hidup
Kumbang dewasa berbentuk pipih, berwarna cokelat kemerahan, Telur
berwarna putih agak merah .Larva berwarna cokelat muda Pupa berwarna putih
kekuningan.Kumbang betina mampu bertelur hingga 450 butir sepanjang siklus
hidupnya. Telur diletakkan dalam tepung atau pada bahan lain yang sejenis yang
merupakan pecahan kecil (remah). Larva bergerak aktif karena memiliki 3 pasang
kaki thorakal. Larva akan mengalami pergantian kulit sebanyak 6-11 kali, tidak
jarang pula pergantian kulit ini hanya terjadi sebanyak 6-7 kali,Menjelang
terbentuknya pupa, larva kumbang akan muncul di permukaan material, tetapi
setelah menjadi imago akan kembali masuk ke dalam material. Seklus hidup dari
kumbang ± 35-42 hari (Yusnan, 2004).
2.10.3 Gejala Serangan
Gejala serangan kumbang tepung (Tribolium sp.) yaitu bahan yang terserang
warnanya menjadi kotor karena tercampur kotoran hama ini, terdapat lubang pada
biji yang kemudian biji menjadi tepung dan warnanya akan berubah (Udin, 2007).
III. METODE PRAKTEK
3.1 Tempat Dan Waktu
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman(DDPT),tentang Pengenalan
Hama Penting pada Tanamandilaksanakan di Laboratorium Hama Dan Penyakit
Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Pada hari Kamis,01
November 2011, pukul 14.00 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Alkohol 70%, papan bedah,
jarum pentul toples/glaas Aqua dan alat tulis menulis atau lembar kerja mahasiswa
(LKM).
Bahan yang digunakan yaitu kumbang beras(sitophilus oryzae L.) kumbang
tepung (tribolium sp) kumbang jagung(sitophilus zeamays) kumbang kacang hijau
(callosobruchus L.) kumbang kopra (necrobia rufipes) larva kumbang kelapa,
kumbang kelapa, kepik pengisap buah kakao, penggerek buah kakao, belalang
pedang.
Cara Kerja
Hal yang pertama dilakukan yaitu menyiapkan specimen yang akan diamati.
Kemudian ambil serangga hama dari berbagai jenis yang didasarkan pada gejala
serangannya da tumbuhan yaitu serannga pemakan, pengisap, penggerek dan lain
sebagainya, kemudian perhatikan morfologi dari serangga tersebut, setelah itu
gambar pada lembar kerja mahasiswa (LKM) dan berikan keterangannya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.11 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum, maka didapatkan hasil
sebagai berikut:
Keterangan
1. Caput
2. Toraks
3. Apdomen
Gambar 31.Morfologi Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella).
Keterangan 1.Buah coklat tampak
berlubang dan daun rusak.2.Biji berwarna kehitaman
dan melekat pada buah coklat.
Gambar 32.Gejala Serangan pada Buah Coklat (Theobroma cacao),
Keterangan
1 Antena2 Mata
3 Caput
4 Abdomen
5 Thoraks
6 Tungkai
Gambar 33.Morfologi Kepik Pengisap Buah Kakao (Helopelthis sp).
Keterangan
Gambar 34. Gejala Serangan Pengisap Buah Kakao (Theobroma cacao).
Keterangan1 Antena
2 Tungkai3 Mata4 Caput5 Abdomen6 Sayap7 Thoraks8 Mulut
Gambar 35. Moorfologi Kumbang Kelapa (Oryctes rynoceros).
Keterangan
Gambar 36. Gejala Serangan Kumbang Kelapa pada Daun Kelapa (Coconut nucifera).
Keterangan1 Caput2. Abdomen3. Kaki
Gambar 37. Morfologi Larva Kumbang Kelapa.
Keterangan1 Antena2 Caput3 Tungkai
Gambar 38. Morfologi Belalang Pedang (Sexava sp)..
KeteranganDaun kelapa berlubang karena
serangan belalang pada daun kelapa
Gambar 39. Gejala Serangan Belalang Pedang pada Daun Kelap(coconut nucifera).
Keterangan : 1. Kepala (Caput)2. Antena 3. Dada (Thoraks)4. Perut (Abdomen)5. Tungkai6. Sayap
Gambar 40. Morfologi Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis L.).
Keterangan : Tampak berlubang dan kehitaman
Gambar 41. Gejala Serangan Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis L.)pada Biji Kacang Hijau (Vigna radiata).
Keterangan :
1. Antena
2. Moncong
3. Alat mulut
4. Mata
5. Kepala (Caput)
6. Dada (Thoraks)
7. sayap
Gambar 42. Morfologi Kumbang Beras (Sitophilus oryzaeL.).
Keterangan : Tampak berongga dan berlubangkarena serangan kutu beras
Gambar 43.Gejala Serangan Kumbang Beras (Sitophilus oryzae L.) pada bulir beras (Oryzae).
Keterangan : 1. Antena2. Moncong3. Alat mulut4. Mata5. Kepala (Caput)6. sayap
Gambar 44. Morfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays).
Keterangan : Tampak berongga
Gambar 45.Gejala Serangan Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) pada biji jagung (Zeamays).
Keterangan : 1. Kepala (Caput)
2. Alat mulut
3. Mata
4. Dada (Thoraks)
5. Antena
Gambar 46. Morfologi Kumbang Tepung (Tribolium sp.).
Keterangan : 1. Antena2. Alat mulut3. Mata4. Kepala (Caput)5. Dada (Thoraks)6. Sayap7. Perut (Abdomen)
Gambar 48. Morfologi Kumbang Kopra (Necrobia rufipes).
Keterangan : Tampak berlubang
Gambar 49.Gejala Serangan Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) pada Kopra(Cocos nucifera).
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan morfologi pada kumbang biji atau kumbang kacang
hijau (Callosobruchus chinensis L.) bahwa kumbang ini terdiri atas antena,
moncong, alat mulut, mata, kepala (Caput), dada (Thoraks), tungkai depan,
tungkai tengah, tungkai belakang, sayap, dan perut (Abdomen).
Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensisL.) memiliki ukuran
tubuh yang relatif kecil dan berwarna coklat kehitaman, memiliki sayap yang
coklat kekuning-kuningan.Selain itu juga memiliki caput, mata, alat mulut,
tungkai, femur, tibia, tersus, dada, perut, sayap belakang tipis seperti membran
(selaput), pada saat istirahat sayap itu seperti terlipat (taufik, 2004).
Gejala serangan yang diamati, bahwa bulir kacang hijau (Vigna radiata)
yang terserang tampak berlubang.Gejala serangan kumbang kacang hijau
(Callosobruchus chinensisL.) yaitu melubangi biji-biji kacang hijau (Vigna
radiata) sehingga biji tersebut lama-kelamaan menjadi retak dan hancur (Adrian,
2009).
Dari hasil pengamatan morfologi kumbang beras (Sitophilus oryzae) bahwa
kumbang ini terdiri atas antena, moncong, alat mulut, mata, kepala (Caput), dada
(Thoraks), tungkai depan, tungkai tengah, tungkai belakang, dan sayap.
Kumbang beras (Sitophilus oryzae L.) baik yang muda maupun dewasa
berwarna agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam.
Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, 2
bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanannya.
Tergantung dari tempat hidup larvanya. Larva kumbang tidak berkaki, berwarna
putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan
agak membulat, pupa ini tampak seperti kumbang dewasa.Telurnya diletakkan
pada setiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu, lubang gerekan ini
biasanya dibuat sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang
tersebut dengan bantuan menggunakan moncongnya adalah telur yang berbentuk
lonjong. Stadia telur berlangsung selama 7 hari, larva yang telah menetas akan
langsung menggerek butiran beras yang menjadi tempat hidupnya, dan selama
beberapa waktu larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula
imagonya juga akan berada di dalam lubang selama 5 hari (haryanto, 2009).
Gejala serangan yang diamati bahwa bulir beras (Oryzae) tampak
berongga.Hama ini bersifat kosmopolit atau tersebar luas diberbagai tempat di
dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering
dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian. Menurut Udin
(2007), hama kumbang beras (Sitophilus oryzae L.) bersifat polifag yaitu pemakan
segala, selain dapat merusak butiran beras, juga dapat merusak simpanan jagung,
padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya. Akibat dari serangan
hama ini, butir beras memjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa
lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi
mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali
akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama.
Dari hasil pengamatan morfologi kumbang jagung (Sitophilus zeamays)
memiliki antena, moncong, alat mulut, mata, kepala (Caput), dada (Thoraks),
tungkai depan, tungkai tengah, tungkai belakang, dan sayap.
Morfologi kumbang jagung (Sitophilus zeamays), yaitu memiliki ciri,
berwarna coklat, moncong sempit dan panjang, mempunyai antena, larvanya putih
dan gemuk serta tidak berkaki.Kadang-kadang larvanya berkembang dalam satu
butir jagung.Kumbang muda berwarna coklat agak kemerahan, yang tua berwarna
hitam.Terdapat bercak kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, dua
bercak pada sayap sebelah kiri dan dua bercak sebelah kanan. (yusnan,2005).
Gejala serangan yang diamati bahwa biji jagung (Zeamays) tampak
berongga. Menurut Udin (2007), gejala serangan yang ditimbulkan oleh hama ini
yaitu menyerang jagung sehingga berlubang, ukurannya lebih besar dari beras,
jagung yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk, sehingga kualitas jagung
menurun karena bercampur dengan air liur hama.
Dari hasil pengamatan morfologi kumbang tepung (Tribolium sp.), bahwa
kumbang ini memiliki antena, alat mulut, mata, kepala (Caput), dada (Thoraks),
tungkai depan, tungkai tengah, tungkai belakang, dan sayap.
Kumbang dewasa berbentuk pipih, berwarna cokelat kemerahan, Telur
berwarna putih agak merah, Larva berwarna cokelat muda Pupa berwarna putih
kekuningan, Kumbang betina mampu bertelur hingga450 butir sepanjang siklus
hidupnya. Telur diletakkan dalam tepung atau pada bahan lain yang sejenis yang
merupakan pecahan kecil (remah). Larva bergerak aktif karena memiliki 3 pasang
kaki thorakal. Larva akan mengalami pergantian kulit sebanyak6-11 kali, tidak
jarang pula pergantian kulit ini hanya terjadi sebanyak 6-7 kali, Menjelang
terbentuknya pupa, larva kumbang akan muncul di permukaan material, tetapi
setelah menjadi imago akan kembali masuk ke dalam material. Seklus hidup dari
kumbang ± 35-42 hari (Budi, 2006).
Dari hasil pengamatan morfologi kumbang kopra (Necrobia rufipes), bahwa
kumbang ini memiliki antena, alat mulut, mata, kepala (Caput), dada (Thoraks),
tungkai depan, tungkai tengah, tungkai belakang, sayap, dan perut (Abdomen).
Kumbang kopra (Necrobia rufipes) memiliki morfologi seperti antena,
kepala (Caput), mata majemuk, perut (Abdomen), dada (Thoraks), tungkai
belakang, tungkai depan, dan sepasang sayap (susiyanto, 2009).
Gejala serangan yang diamati bahwa kopra (Cocos nucifera) tampak
berongga. Menurut Nuni (2009), gejala serangan yang disebabkan oleh kumbang
kopra (Necrobia rufipes) yaitu dengan caramelubangi biji-biji kopra dan membuat
kopra menjadi busuk serta mengeluarkan bau yang tak sedap ataupun tak enak.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1. Hama merupakan organisme yang mengganggu dan merusak tanaman
sehingga menurunkan produksi tanaman budidaya.
2. Serangga terbagi dalam beberapa bagian ordo, diantaranya yaitu ordo
Isopthera, ordo Coleoptera, ordo Hemiptera, ordo Homoptera, ordo
Lepidoptera, ordo Odonata, Ordo Archneida, dan ordo Roenida, dan masing-
masing memiliki ciri-ciri, peranan, tempat hidup yang berbeda-beda.
3. Serangga hama yang menyerang tanaman perkebunan dan hortikultura
memiliki morfologi seperti kepala, mata, badan, perut, dada, antena, kaki
semu, kaki toraksial, dan tungkai. Gejala serangan pada tanaman yang
diserang pada umumnya akan menimbulkan penurunan produktifitas sehingga
menyebabkan kerugian yang besar.
5.2Saran
Kami sebagai paktikan, ingin ada interaksi yang baik antara praktikan
maupun asisten itu sendiri, sehingga proses paktek dapat berjalan lancar
sebagaimana mestinya sehingga waktu yang di gunakan lebih efisien dan berjalan
lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Taufik,2008.ordo-ordo pada serangga.PT Tira Pustaka, hal. 15
susianto, 2009. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.
Udin,2007.Pengendalian Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Yusnan,B.2008. Cara Meningkatkan Budidaya Kubis :Analisis Kelayakan SecaraIntensif Jenis Kubis Putih. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
Nuni.2009. Masalah pengendalian hama kedelai di tingkat petani. Jakarta. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang, 8 – 10 Agustus 1991.
Pracaya, 2004.Morfologi Serangga Tanaman Hortikultura,http : // www.Morfologi Serangga Tanaman Hortikultura. Ac.id/kultifasi/art-806.pdf diaksestanggal 15 september 2010.
Suhadirman,2005 Morfologi kumbang kelapa Laboratorium hama perlindungan
tanaman