Intan Laporan Ddpt 2

43
I. PENDAHULUAN 1.1LatarBelakang Untuk mengetahui gejala-gejala serangan pada tanaman yang ditimbulkan oleh hama maka pada praktikum kali ini kita mempelajari tentang Pengenalan Hama Penting pada tanaman di bidang pertanian dan perkebunan. Pembicaraan mengenai cara merusak dan gejala merusak yang diakibatkan oleh serangan hama khususnya dari serangga tidak dapat lepas dari pembicaraan mengenai morfologi alat mulut serangga hama. Dengan tipe alat mulut tertentu, serangga hama dalam merusak tanaman akan mengakibatkan gejala kerusakan yang khas pada tanaman yang diserangnya. Karena itu, dengan mempelajari berbagai tipe gejala ataupun tanda serangan akan dapat membantu dalam mengenali jenis-jenis hama penyebab yang dijumpai di lapangan. Bahkan lebih jauh dari itu dapat pula digunakan untuk menduga cara hidup ataupun untuk menaksir populasi hama yang bersangkutan. Akhirnya pada praktikum leboratrium Dasar-Dasar Perlindunggan Tanaman praktikan juga harus mengetahui morfologi serangga agar dapat menentukan jenis serangga apa yang

Transcript of Intan Laporan Ddpt 2

Page 1: Intan Laporan Ddpt 2

I. PENDAHULUAN1.1LatarBelakang

Untuk mengetahui gejala-gejala serangan pada tanaman yang ditimbulkan

oleh hama maka pada praktikum kali ini kita mempelajari tentang Pengenalan

Hama Penting pada tanaman di bidang pertanian dan perkebunan. Pembicaraan

mengenai cara merusak dan gejala merusak yang diakibatkan oleh serangan hama

khususnya dari serangga tidak dapat lepas dari pembicaraan mengenai morfologi

alat mulut serangga hama. Dengan tipe alat mulut tertentu, serangga hama dalam

merusak tanaman akan mengakibatkan gejala kerusakan yang khas pada tanaman

yang diserangnya. Karena itu, dengan mempelajari berbagai tipe gejala ataupun

tanda serangan akan dapat membantu dalam mengenali jenis-jenis hama penyebab

yang dijumpai di lapangan. Bahkan lebih jauh dari itu dapat pula digunakan untuk

menduga cara hidup ataupun untuk menaksir populasi hama yang bersangkutan.

Akhirnya pada praktikum leboratrium Dasar-Dasar Perlindunggan Tanaman

praktikan juga harus mengetahui morfologi serangga agar dapat menentukan jenis

serangga apa yang merusak tanaman dengan melihat gejala yang diakibatkan oleh

serangga tersebut.

Pada umumnya hama adalah suatu organisme yang merusak tanaman dan

dapat menimbulkan kerugian secara ekonomi. Dari berbagai jenis binatang yang

ada di muka bumi ini, serangga merupakan binatang yang paling banyak berperan

sebagai hama. Hama tanaman pangan merupakan hama yang menyerang tanaman

pangan baiksecara kualitas, sehingga menimbulkan kerugian ekonomis bagi

Page 2: Intan Laporan Ddpt 2

manusia. Serangga merupakan hama yang banyak jenisnya dan paling banyak

yang menyerang tanaman pertanian.

Serangga memiliki daya merusak yang terdiri dari berbagai macam cara, yaitu

menghisap, menggigit, menggerek, dan merusak titik tumbuh.

Serangan hama jika tidak dikelola dengan tepat maka akan mengakibatkan

ketidakseimbangan ekosistem. Selain dari itu, serangan hamaberdampak pada

prokduktifitas dan kualitas yang ada. Diantaranya adalah menurunkan rata-rata

pertumbuhan, kualitas hasil pertanian, menurunkan daya kecambah biji dan pada

dampak yang besar akan mempengaruhi pada kenampakan estetik pertanian

(zukifi, 2009).

Hama Gudang dapat mempelajari dan mengetahui morfologi dan gejala-

gejala serangan dari setiap hama tersebut. Adapun morfologi dari hama gudang

umumnya terdiri dari kepala, caput, tungkai depan, tungkai tengah, tungkai

belakang dan sayap.

Untuk mengetahui gejala-gejala yang di sebabkan oleh hama gudang maka

dalam praktikum ini kita mempelajari tentang pengenalan hama gudang dan

gejala-gejala serangannya. Penyimpanan hasil-hasil pertanian yang dilakukan

dengan tdak benar akan mengakibatkan penurunan kualitas hasil pertanian

tersebut, penurunan kualitas ini antara lain disebabkan oleh serangan jamur,

bakteri dan serangga. Jenis hama yang menyerang hasil-hasil pertanian di dalam

gudang di antaranya berbagai jenis kumbang. Salah satu cara dalam

mengendalikan hama gudang adalah dengan mengetahui jenis hama apa yang

Page 3: Intan Laporan Ddpt 2

menyerang dan bagaimana tersebut berkembang biak. Pada praktikum kali ini

lebih mengutamakan pada pengenalan jenis hama dan gejala serangannya.

Ada beberapa jenis serangga yang menjadi hama gudang dan dapat

menimbulkan kerugian secara ekonomis di antaranya kumbang beras

(sitphilus oryzae)kumbang tepung (Tribolium sp), kumbang kacang hijau

(Callosobruchus Chinensis), kumbang jagung (Sitophilus zeamays),kumbang

kopra(Necrobia rufifes)(Safri, 2008).

Hama merupakan semua binatang yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan

pada tanaman dan menimbulkan kerugian secara ekonomis. Salah satu jenis hama

yang menyerang tanaman adalah hama jenis serangga (Insekta). Jenis hama

serangga tidak hanya dijumpai di ladang ataupun di sawah, akan tetapi hama

serangga dapat pula di jumpai pada bahan-bahan simpanan di gudang.

(Anis, 2008).

Hama gudang hidup dalam ruang lingkup yang terbatas, yakni hidup dalam

bahan-bahan simpanan di gudang. Umumnya hama gudang yang sering dijumpai

adalah dari ordo Coleoptera (bangsa kumbang), seperti Tribolium sp.,

Sitophilus oryzae, Callocobruchus chinensis, Sitophilus zaemays,Necrobia rufipes

dan lain-lain.Coleoptera berasal dari bahasa Latin coleos (perisai), pteron (sayap),

yang berarti insekta bersayap perisai. memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap

depan dan sayap belakang. Sayap depan kerastebal dan memiliki permukaan luar

yang halus yang mengandung zat tanduk sehingga dinamakan elytra, sedangkan

Page 4: Intan Laporan Ddpt 2

sayap belakang lebih tipis seperti selaput dan lebih panjang dari pada sayap depan,

mengalami metamorfosis sempurna dan tipe mulut menggigit (hendra, 2008).

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis Serangga

hama yang menyerang pada tanaman perkebunan dan hama gudang. Kegunaan

dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami gejala-gejala dari setiap

hama yang menyerang perkebunan dan gudang.

Page 5: Intan Laporan Ddpt 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella)

2.1.1 Klasifikasi dan morfologi

Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella) merupakan hama

yang paling merugikan bagi buah tanaman kakao (Theobroma cacao). Hama ini

termaksud dalam Kingdom Plantae, Filum Arthropoda, Kelas Insekta, Ordo

Lepidoptera, Famili Glacillaridae, Genus Conopomorpha, Spesies

Conopomorpha cramerella.

Imago dengan panjang 7 mm dan lebar 2 mm dengan warna dasar coklat  dan

putih berpola zig-zag di sepanjang sayap depan, pada setiap ujungnya terdapat

bintik kuning dan sayap belakang berwarna hitam, memiliki antena yang lebih

panjang dari badannya serta runcing. Serangga dewasa ini hanya berumur

5 – 7 hari, setelah bertelur kemudian akan mati.Telur Penggerek Buah Kakao

(Conopomorpha cramerella) berwarna merah jingga dan diletakkanoleh induk

betina pada kulit buah, biasanya pada   alur buah. Bentuk telurnya  sulit

diidentifikasi karena berukuran terlalu kecil dan sukar dilihat dengan mata

telanjang. Telur berukuran panjang 0.5 mm dan lebar 0.3 mm.menjelang prapupa

berwarna kuning tua.Melalui benang tersebut, larva turun ke tanah dan

menggulung menjadi kepompong.Kepompong terlindung dalam anyaman kokon

Page 6: Intan Laporan Ddpt 2

berwarna kuning kotor, berbentuk oval. Panjang kokon antara 1,3-1,8 cm.

Kepompong berwarna coklat panjang 6-7 mm (Pracaya, 2006).

2.1.2 Daur hidup

sekurangnya dibutuhkan waktu 35 – 45 hari oleh hama PBK untuk

berkembang dari telur menjadi imago (serangga dewasa), sehingga wajar dalam

waktu yang cukup singkat perkembangan hama PBK ini sangat cepat. Siklus

hidup serangga PBK ini sama seperti umumnya serangga lain yaitu : telur, larva,

pupa dan imago. Telur berbentuk oval dengan panjang 0,45-0,50 mm,dan lebar

0,25-0,30 mm, pipih dan berwarna orange saat baru di letakkan, lama stadium

telur 2-7 hari, setelah itu berubah menjadi larva lama stadium larva yaitu 14-18

hari dan terdiri dari 4-6 instar setelah itu larva berubah menjadi kepompong,

kepompong berbentuk oval, berwarna kuning kotor, serta panjang 13-18 mm dan

lebar 6-9 mm, lama stadium kepompong 5-8 hari, dan perkembangan dari telur

sampai menjadi dewasa memerlukan waktu 27-34 hari (susianto, 2009).

2.1.3 Gejala serangan

Gejala serangan hama ini berupa biji buah cokelat menjadi busuk dan kering

serta berwarna cokelat kehitam-hitaman. Gejala masak awal, yaitu belang kuning

hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar larva.Pada saat

buah dibelah biji-biji saling melekat dan berwarna kehitaman, biji tidak

berkembang dan ukurannya menjadi lebih kecil. Selain itu buah jika digoyang

tidak berbunyi (Pracaya, 2006).

Page 7: Intan Laporan Ddpt 2

2.2 Kepik Penghisab Buah Kakao (Helopelthis sp.)

2.2.1 Klasifikasi dan morfologi

Kepik Penghisab Buah Kakao (Helopelthis sp.) memiliki klasifikasi yaitu

Kingdom Animalia, Phillum Arthropoda, Kelas Insekta, Ordo Hemiptera, Famili

Miridae, Genus Helopeltis, Spesies Helopeltis antonii (Arifin, 2010).

Helopeltis adalah semacam hama penghisap karena ia hidup dari

menghisap buah. Serangannya tidak hanya mematikan pentil buah kakao tetapi

juga pucuk daun kakao.

morfologi kaki dan sayap berkumpul di toraks (bagian badan di belakang

kepala).Terdapat tiang kecil dan terdapat bola diujungnya (seperti jarum

pentul ) ,mulut berbentuk seperti sedotan (Arifin, 2010).

2.2.2Daur hidup

            Telur helopeltis diletakkan di dalam jaringan tanaman ,baik pada buah

maupun pada ujung-ujung ranting muda. Tetapi pada umumnya telur Helopeltissp

diletakkan pada buah. Telur diletakkan  dengan alat peletak telurnya (ovipositor)

ke dalam jaringan tanaman sedalam kira-kira 2-3 m. Pada setiap tempat terdapat

2-3 telur . Tempat-tempat telur diletakkan berbekas noda coklat tua ,dan selain itu

juga  di tandai dengan keluarnya sepasang benang halus berwarna putih yang

muncul dari setiap ujung telur. Masa inkubasi telur rata-rata 6,4 (6-7) hari. Setelah

Page 8: Intan Laporan Ddpt 2

menetas, nimfa segera menghisap cairan tanaman pada bagian tanaman yang

masih lunak , misalnya buah, ujung ranting muda, dan tunas-tunas muda.Pada

nimfa muda tidak diketemukan ciri khusus, yaitu beberapa tonjolan yang tumbuh 

tegak lurus pada punggungnya. Ujung tonjolan tersebut membengkak seperti

gada. Beda antara serangan muda dan dewasa , selain dicirikan oleh tonjolan ,

juga belum bersayap. Gerakan nimfa lamban , dan jarang  meninggalkan buah

tempat mereka makan.Rata-rata stadium nimfa berlangsung  11,7 (11-13) hari.

Nimfa mengalami lima kali pergantian kulit. Nimfa kurang menyukai  cahaya

matahari langsung. Untuk  itu mereka cenderung bersembunyi di bagian-bagian

buah dan tunas yang terlindung dan gelap.Pada Helopeltissp dewasa ditandai

dengan keluaranya sayap, dan sebuah tonjolan tumpul yang tumbuh tegak lurus

pada pungunggnya.Seluruh tubuhnya berwarna hitam, hanya pada bagian

abdomen (ekor) belakang di sebelah bawah yang terdapat warna putih.Serangga

terbang seperti nyamuk.Serangga jantan lebih ramping sedangkan yang betina

dicirikan oleh abdomen yang gemuk. Lama hidup serangga betina rata-rata 17,6 

(11-28) hari , yang jantan rata-rata 22,1 (11-40) hari. Seekor Helopeltissp betina

dapat menghasilkan telur rata-rata 121,9 (67-229) butir. Lamanya periode dari

saat telur diletakkan sampai Helopeltissp dewasa siap meletakkan telurnya (siklus

hidup ) berlangsung  21-27 hari. Sebagaimana sifat mikung, indung juga

menghindari adanya cahaya matahari langsung (Heddy, 2005)

Page 9: Intan Laporan Ddpt 2

2.2.3 Gejala serangan

Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak cekung berwarna coklat

kehitaman dengan ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) dan letaknya cenderung di

ujung buah.Serangan pada buah muda menyebabkan buah kering dan mati, tetapi

jika buah tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan

bentuk.Bila serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan daun layu, gugur

kemudian ranting layu mengering dan meranggas (Pracaya, 2007).

2.3 Kumbang Kelapa (0ryctes rynoceros)

2.3.1 Klasifikasi dan morfologi

Kumbang Kelapa (Oryctes rynoceros) merupakan salah satu hama yang

sangat merugikan bagi tanaman Kelapa (Coconut nucifera) Hama ini termaksu

dalam Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera,

Famili Scarabaeidae, Genus Oryctes SpesiesOryctes rhinoceros dapat dilihat

bahwa kumbang kelapa.

Morfologi seperti terdapat caput, antenna, mata, thorax, tungkai depan,

tungkai tengah, tungkai belakang, abdomen dan sayap (Pracaya, 2007).

Page 10: Intan Laporan Ddpt 2

2.3.2 Daur hidup

Kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros) Merupakan serangga yang

mengalami metamorfosis sempurna yang melewati stadia telur, larva, pupa, dan

imago. Telur serangga ini berarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

bulat dengan diameter kurang lebih 3 mm. Telur-telur ini diletakkan oleh serangga

betina pada tempat yang baik dan aman (misalnya dalam pohon kelapa yang

melapuk), setelah 2 minggu telur-telur ini menetas.Rata-rata fekunditas seekor

serangga betina berkisar antara 49-61 butir telur, sedangkan di Australia berkisar

51 butir telur, bahkan dapat mencapai 70 butir. Larva yang baru menetas

berwarna putih dan setelah dewasa berwarna putih kekuningan, warna bagian

ekornya agak gelap dengan panjang 7-10 cm.Larva dewasa berukuran panjang 12

mm dengan kepala berwarna merah kecoklatan. Tubuh bagian belakang lebih

besar dari bagian depan. Pada permukaan tubuh larva terdapat bulu-bulu pendek

dan pada bagian ekor bulu-bulu tersebut tumbuh lebih rapat.Ukuran pupa lebih

kecil dari larvanya, kerdil, bertanduk dan berwarna merah kecoklatan dengan

panjang 5-8 cm yang terbungkus kokon dari tanah yang berwarna kuning. Stadia

ini terdiri atas 2 fase:Fase I selama 1 bulan, merupakan perubahan bentuk dari

larva ke pupa.Fase II lamanya 3 minggu, merupakan perubahan bentuk dari pupa

menjadi imago, dan masih berdiam dalam kokon.Imago berwarna gelap sampai

hitam, sebesar biji durian, cembung pada bagian punggung dan bersisi lurus, pada

bagian kepala terdapat satu tanduk dan tedapat cekungan dangkal pada permukaan

punggung ruas dibelakang kepala (Suhadirman, 2005).

Page 11: Intan Laporan Ddpt 2

2.3.3 Gejala serangan

Kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros) menyerang tanaman kelapa yang

masih muda maupun yang sudah dewasa.Satu serangan kemungkinan bertambah

serangan berikutnya.Tanaman tertentu lebih sering diserang. Tanaman yang sama

dapat diserang oleh satu atau lebih kumbang sedangkan tanaman di dekatnya

mungkin tidak diserang.Dalam satu tanaman kadang-kadang ditemukan antara

5sampai 6 ekor kumbang.Kumbang dewasa terbang ke pucuk pada malam hari,

dan mulai bergerak ke bagian dalam melalui salah satu ketiak pelepah bagian atas

pucuk.Biasanya ketiak pelepah ketiga, keempat, kelima dari pucuk merupakan

tempat masuk yang paling disukai. Setelah kumbang menggerek kedalam batang

tanaman, kumbang akan memakan pelepah daun mudah yang sedang berkembang.

Karena kumbang memakan daun yang masih terlipat, maka bekas gigitan akan

menyebabkan daun seakan-akan tergunting (Suhadirman, 2005).

2.4 Larva Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros)

2.4.1 Klasifikasi dan morfologi

Larva kumbang kelapa yang nama ilmiahnya Oryctes rinoceros memiliki

klasifikasi yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo

Coleoptera, Famili Scarabaeidae, Genus Oryctes, Spesies Oryctes rhinoceros.

Morfologi larva kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros) larva dewasa ukuran

panjang 12 mm dengan kepala merah coklat. Tubuh bagian belakang lebih besar

dari pada bagian depan. Badan berbulu pendek dan bulu ekor tumbuh rapat serta

Page 12: Intan Laporan Ddpt 2

memiliki cirri morfologi caput, abdomen, kaki semu dan kaki toraksial

(Pracaya, 2005).

2.4.2 Daur hidup

Dalam penelitian tentang sensor fisiologi, seperti suhu, larva kumbang

kelapa (Oryctesrhinoceros) tertarik pada suhu 27-29 C dan menghindari suhu

yang lebih rendah.Tingkah laku larva didominasi oleh faktor cahaya, larva

bergerak dipengaruhi oleh cahaya yang muncul secara tiba-tiba.Di lingkungan

alami, jika larva ditempatkan pada permukaan medium perkembangbiakan larva

akan cepat bergerak turun menjauhi cahaya, larva bergerak mengikuti phototaktis

negatif, kemungkinan hal ini merupakan adaptasi untuk menghindar dari

pemangsa. Larva tertarik pada kelembaban yang rendah (85-95%) daripada

kelembaban tinggi.Mekanisme ini dapat berjalan tunggal atau kombinasi untuk

menuntun larva keluar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan untuk

pertumbuhan atau perkembangan (Pracaya, 2005).

2.4.3 Gejala serangan

Tanaman yang diserang oleh larva kumbang kelapa (Oryctesrhinoceros)

adalah kelapa biasa, kelapa sawit, Royal palm (Roestonea regia), Latanier palm

(Livistona chinensis), dan Raphia palm (Raphia roffia) (Bedford, 1980), selain itu

dapat juga menyerang tanaman sagu, tebu, nenas dan tanaman aloe.larva ini

menyerang tanaman kelapa terutama pada batangnya, apabila tidak cepat

penanganannya maka tanaman bisa akan mati (Suhadirman, 2005)

Page 13: Intan Laporan Ddpt 2

2.5 Belalang Pedang ( Sexava sp.)

2.5.1 Klasifikasi dan morfologi

Ciri morfologi belalang pedang (Sexava sp) yaitu nimfa berwarna hijau

muda dengan kuning cerah dan pada samping punggungnya ada bercak-bercak

kecoklatan.Antenna pada nimfa yang masih muda panjang sekali, ukurannya

kurang lebih kali dari panjang badan.Daur hidap belalang pedang (Sexava sp)

yaitu jika bertelur belalang betina terbang kebawah.Telur ada yang diletakkan

didalam tanah sedalam 1-5 cm diantara akar-akaran dipangkal batang tanaman

atau di dalam batang kayu yang telah busuk.Bentuk telur menyerupai butir gabah

yang ada celahnya. Telur jenis besar panjangnya sekitar 10-12 mm, sedangkang

yang kecil panjangnya sekitar 9-9,5 mm. Jumlah telur kurang lebih 58 butir.

(Ayya, 2009)

2.5.2 Daur hidup

Belalang pedang (Sexava sp) ini pada Daur hidap belalang pedang

(Sexava sp) yaitu jika bertelur belalang betina terbang kebawah.Telur ada yang

diletakkan didalam tanah sedalam 1-5 cm diantara akar-akaran dipangkal batang

tanaman atau di dalam batang kayu yang telah busuk.Bentuk telur menyerupai

butir gabah yang ada celahnya. Telur jenis besar panjangnya sekitar 10-12 mm,

sedangkang yang kecil panjangnya sekitar 9-9,5 mm. Jumlah telur kurang lebih

58butir. (Anis, 2008).

Page 14: Intan Laporan Ddpt 2

2.5.3 Gejala serangan

Gejala serangan belalang pedang (Sexava sp.) terutama merusak daun tua,

bila terpaksa daun muda juga kulit buah dan bunganya.Baik nimfa (larva) ataupun

imago sangat rakus pada serangan hebat daun kelapa tinggal lidinya. (Anis, 2008)

2.6 kumbang kacang hijau

Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensisL.) memiliki ukuran

tubuh yang relatif kecil dan berwarna coklat kehitaman, memiliki sayap yang

coklat kekuning-kuningan, panjang tubuhnya sekitar 5-6 mm. Selain itu juga

memiliki caput, mata, alat mulut, tungkai, femur, tibia, tersus, dada, perut, sayap

belakang tipis seperti membran (selaput), pada saat istirahat sayap itu seperti

terlipat. (Ayya, 2004).

2.6.1 Klasifikasi dan morfologi

Klasifikasidan morfologi pada kumbang kacang hijau

(Callosobruchus chinensis L.) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthopoda, Kelas

Insekta, Ordo Coleoptera, Famili Brochtdae, Gnus Callosobruchus, dan Spesies

Callosobruchus chinensis L.(Adrian, 2008).

Page 15: Intan Laporan Ddpt 2

2.6.2 Gejala Seranganya

Gejala serangan kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensisL.) yaitu

melubangi biji-biji kacang hijau sehingga biji tersebut lama-kelamaan menjadi

retak dan hancur (Adrian, 2008).

membasmi hama Callosobruchus chinensis L. yaitu dapat dilakukan dengan

melakukan fumigasi, menggunakan musuh alami hama ini, dan menggunakan

semut hitam.

2.7 Kumbang Kopra (Necrobia rufipes)

2.7.1 Klasifikasi dan morfologi

Klasifikasi dan morfologi pada kumbang kopra (Necrobia rufipes)yaitu

memiliki kingdom Animalia, Filum Arthopoda, Kelas insekta, Ordo

coleopteran, Famili cleridea, Genus Necrobia, dan Spesies Necrobia

rufipes(Nuni, 2009)

2.7.2Gejala Serangan

Gejala serangan yang disebabkan oleh kumbang kopra (Necrobia rufipes)

yaitu dengan caramelubangi biji-biji kopra dan membuat kopra menjadi busuk

serta mengeluarkan bau yang tak sedap ataupun tak enak (Nuni, 2009)

Page 16: Intan Laporan Ddpt 2

2.8 Kumbang Beras (Sitophilus oryzae L.)

2.8.1 Klasifikasi dan morfologi

Klsifikasi dan morfologi kumbang beras (Sitophilus oryzaeL.). yaitu

kingdom Animalia, Filum Arthopoda, Kelas Insekta, Ordo coleopteran, Famili

cuculionidae, Genus Sithophilus, dan Spesies Sitophilus oryzae L.(Udin,2007).

2.8.2 Daur hidup

Kumbang beras (Sitophilus oryzae L.) baik yang muda maupun dewasa

berwarna agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam.

Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, 2

bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanannya.

Panjang tubuh kumbang dewasa kurang lebih 3,5–5 mm. tergantung dari tempat

hidup larvanya. Larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan

ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat, pupa ini

tampak seperti kumbang dewasa. Kumbang betina dapat mencapai umur 3–5

bulan dan dapat menghasilkan telur 300–400 butir.Telurnya diletakkan pada

setiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu, lubang gerekan ini

biasanya dibuat sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang

tersebut dengan bantuan menggunakan moncongnya adalah telur yang berbentuk

lonjong. Stadia telur berlangsung selama 7 hari, larva yang telah menetas akan

langsung menggerek butiran beras yang menjadi tempat hidupnya, dan selama

beberapa waktu larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula

imagonya juga akan berada di dalam lubang selama 5 hari (Nuni, 2009).

Page 17: Intan Laporan Ddpt 2

2.8.3 Gejala serangan

Hama ini bersifat kosmopolit atau tersebar luas diberbagai tempat di dunia.

Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap

sebagai hama paling merugikan produk pepadian.Hama kumbang beras

(Sitophilus oryzae L.) bersifat polifag yaitu pemakan segala, selain dapat merusak

butiran beras, juga dapat merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek,

kopra, dan butiran lainnya. Akibat dari serangan hama ini, butir beras memjadi

berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan

menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti

tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang

bercampur dengan air liur hama (Udin, 2007)

2.9 Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays)

2.9.1 Klasifikasi dan Morfologi

Morfologi kumbang jagung (Sitophilus zeamays), yaitu memiliki ciri

panjangnya 2,5–4,5 mm, berwarna coklat, moncong sempit dan panjang,

mempunyai antena, larvanya putih dan gemuk serta tidak berkaki. Kadang-kadang

larvanya berkembang dalam satu butir jagung.Kumbang muda berwarna coklat

agak kemerahan, yang tua berwarna hitam.Terdapat bercak kuning agak

kemerahan pada sayap bagian depan, dua bercak pada sayap sebelah kiri dan dua

bercak sebelah kanan. Panjangnya tubuh kumbang dewasa kurang lebih 3,5–5

mm, tergantung dari tempat hidup larvanya (Yusnan, 2005).

2.9.2 Klasifikasi dan morfologi

Page 18: Intan Laporan Ddpt 2

Klasifikasi dan morfologi kumbang jagung (Sitophilus zeamays) yaitu

memiliki Kingdom Aniamalia, Filum Arthopoda, Kelas Insekta, Ordo Coleoptera,

Family Curculionidae, Genus Sitophilus, dan Spesies Sitophilus zeamays(Udin,

2007)

2.9.3Gejala Serangan

Gejala serangan yang ditimbulkan oleh hama ini yaitu menyerang jagung

sehingga berlubang, ukurannya lebih besar dari beras, jagung yang terserang

menjadi mudah pecah dan remuk, sehingga kualitas jagung menurun karena

bercampur dengan air liur hama (Udin, 2007)

2.10 Kumbang Tepung (Tribolium sp.)

2.10.1 Klasifikasi dan morfologi

Klasifikasi dan morfologi kumbang tepung (Tribolium sp.)yaitu kingdom

Animalia, Filum Arthopoda, Kelas insekta, Ordo celeoptera, Famili Tenebronidae,

Genus Tribolium, dan spesies (Tribolium sp). (udin, 2007)

2.10.2 Daur hidup

Kumbang dewasa berbentuk pipih, berwarna cokelat kemerahan, Telur

berwarna putih agak merah .Larva berwarna cokelat muda Pupa berwarna putih

kekuningan.Kumbang betina mampu bertelur hingga 450 butir sepanjang siklus

hidupnya. Telur diletakkan dalam tepung atau pada bahan lain yang sejenis yang

merupakan pecahan kecil (remah). Larva bergerak aktif karena memiliki 3 pasang

kaki thorakal. Larva akan mengalami pergantian kulit sebanyak 6-11 kali, tidak

jarang pula pergantian kulit ini hanya terjadi sebanyak 6-7 kali,Menjelang

Page 19: Intan Laporan Ddpt 2

terbentuknya pupa, larva kumbang akan muncul di permukaan material, tetapi

setelah menjadi imago akan kembali masuk ke dalam material. Seklus hidup dari

kumbang ± 35-42 hari (Yusnan, 2004).

2.10.3 Gejala Serangan

Gejala serangan kumbang tepung (Tribolium sp.) yaitu bahan yang terserang

warnanya menjadi kotor karena tercampur kotoran hama ini, terdapat lubang pada

biji yang kemudian biji menjadi tepung dan warnanya akan berubah (Udin, 2007).

III. METODE PRAKTEK

3.1 Tempat Dan Waktu

Page 20: Intan Laporan Ddpt 2

Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman(DDPT),tentang Pengenalan

Hama Penting pada Tanamandilaksanakan di Laboratorium Hama Dan Penyakit

Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Pada hari Kamis,01

November 2011, pukul 14.00 WITA sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Alkohol 70%, papan bedah,

jarum pentul toples/glaas Aqua dan alat tulis menulis atau lembar kerja mahasiswa

(LKM).

Bahan yang digunakan yaitu kumbang beras(sitophilus oryzae L.) kumbang

tepung (tribolium sp) kumbang jagung(sitophilus zeamays) kumbang kacang hijau

(callosobruchus L.) kumbang kopra (necrobia rufipes) larva kumbang kelapa,

kumbang kelapa, kepik pengisap buah kakao, penggerek buah kakao, belalang

pedang.

Cara Kerja

Hal yang pertama dilakukan yaitu menyiapkan specimen yang akan diamati.

Kemudian ambil serangga hama dari berbagai jenis yang didasarkan pada gejala

serangannya da tumbuhan yaitu serannga pemakan, pengisap, penggerek dan lain

sebagainya, kemudian perhatikan morfologi dari serangga tersebut, setelah itu

gambar pada lembar kerja mahasiswa (LKM) dan berikan keterangannya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.11 Hasil

Page 21: Intan Laporan Ddpt 2

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum, maka didapatkan hasil

sebagai berikut:

Keterangan

1. Caput

2. Toraks

3. Apdomen

Gambar 31.Morfologi Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella).

Keterangan 1.Buah coklat tampak

berlubang dan daun rusak.2.Biji berwarna kehitaman

dan melekat pada buah coklat.

Gambar 32.Gejala Serangan pada Buah Coklat (Theobroma cacao),

Keterangan

1 Antena2 Mata

3 Caput

4 Abdomen

5 Thoraks

6 Tungkai

Page 22: Intan Laporan Ddpt 2

Gambar 33.Morfologi Kepik Pengisap Buah Kakao (Helopelthis sp).

Keterangan

Gambar 34. Gejala Serangan Pengisap Buah Kakao (Theobroma cacao).

Keterangan1 Antena

2 Tungkai3 Mata4 Caput5 Abdomen6 Sayap7 Thoraks8 Mulut

Gambar 35. Moorfologi Kumbang Kelapa (Oryctes rynoceros).

Page 23: Intan Laporan Ddpt 2

Keterangan

Gambar 36. Gejala Serangan Kumbang Kelapa pada Daun Kelapa (Coconut nucifera).

Keterangan1 Caput2. Abdomen3. Kaki

Gambar 37. Morfologi Larva Kumbang Kelapa.

Page 24: Intan Laporan Ddpt 2

Keterangan1 Antena2 Caput3 Tungkai

Gambar 38. Morfologi Belalang Pedang (Sexava sp)..

KeteranganDaun kelapa berlubang karena

serangan belalang pada daun kelapa

Gambar 39. Gejala Serangan Belalang Pedang pada Daun Kelap(coconut nucifera).

Keterangan : 1. Kepala (Caput)2. Antena 3. Dada (Thoraks)4. Perut (Abdomen)5. Tungkai6. Sayap

Gambar 40. Morfologi Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis L.).

Page 25: Intan Laporan Ddpt 2

Keterangan : Tampak berlubang dan kehitaman

Gambar 41. Gejala Serangan Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis L.)pada Biji Kacang Hijau (Vigna radiata).

Keterangan :

1. Antena

2. Moncong

3. Alat mulut

4. Mata

5. Kepala (Caput)

6. Dada (Thoraks)

7. sayap

Gambar 42. Morfologi Kumbang Beras (Sitophilus oryzaeL.).

Page 26: Intan Laporan Ddpt 2

Keterangan : Tampak berongga dan berlubangkarena serangan kutu beras

Gambar 43.Gejala Serangan Kumbang Beras (Sitophilus oryzae L.) pada bulir beras (Oryzae).

Keterangan : 1. Antena2. Moncong3. Alat mulut4. Mata5. Kepala (Caput)6. sayap

Gambar 44. Morfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays).

Keterangan : Tampak berongga

Page 27: Intan Laporan Ddpt 2

Gambar 45.Gejala Serangan Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) pada biji jagung (Zeamays).

Keterangan : 1. Kepala (Caput)

2. Alat mulut

3. Mata

4. Dada (Thoraks)

5. Antena

Gambar 46. Morfologi Kumbang Tepung (Tribolium sp.).

Keterangan : 1. Antena2. Alat mulut3. Mata4. Kepala (Caput)5. Dada (Thoraks)6. Sayap7. Perut (Abdomen)

Gambar 48. Morfologi Kumbang Kopra (Necrobia rufipes).

Keterangan : Tampak berlubang

Page 28: Intan Laporan Ddpt 2

Gambar 49.Gejala Serangan Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) pada Kopra(Cocos nucifera).

4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan morfologi pada kumbang biji atau kumbang kacang

hijau (Callosobruchus chinensis L.) bahwa kumbang ini terdiri atas antena,

moncong, alat mulut, mata, kepala (Caput), dada (Thoraks), tungkai depan,

tungkai tengah, tungkai belakang, sayap, dan perut (Abdomen).

Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensisL.) memiliki ukuran

tubuh yang relatif kecil dan berwarna coklat kehitaman, memiliki sayap yang

coklat kekuning-kuningan.Selain itu juga memiliki caput, mata, alat mulut,

tungkai, femur, tibia, tersus, dada, perut, sayap belakang tipis seperti membran

(selaput), pada saat istirahat sayap itu seperti terlipat (taufik, 2004).

Gejala serangan yang diamati, bahwa bulir kacang hijau (Vigna radiata)

yang terserang tampak berlubang.Gejala serangan kumbang kacang hijau

(Callosobruchus chinensisL.) yaitu melubangi biji-biji kacang hijau (Vigna

radiata) sehingga biji tersebut lama-kelamaan menjadi retak dan hancur (Adrian,

2009).

Page 29: Intan Laporan Ddpt 2

Dari hasil pengamatan morfologi kumbang beras (Sitophilus oryzae) bahwa

kumbang ini terdiri atas antena, moncong, alat mulut, mata, kepala (Caput), dada

(Thoraks), tungkai depan, tungkai tengah, tungkai belakang, dan sayap.

Kumbang beras (Sitophilus oryzae L.) baik yang muda maupun dewasa

berwarna agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam.

Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, 2

bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanannya.

Tergantung dari tempat hidup larvanya. Larva kumbang tidak berkaki, berwarna

putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan

agak membulat, pupa ini tampak seperti kumbang dewasa.Telurnya diletakkan

pada setiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu, lubang gerekan ini

biasanya dibuat sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang

tersebut dengan bantuan menggunakan moncongnya adalah telur yang berbentuk

lonjong. Stadia telur berlangsung selama 7 hari, larva yang telah menetas akan

langsung menggerek butiran beras yang menjadi tempat hidupnya, dan selama

beberapa waktu larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula

imagonya juga akan berada di dalam lubang selama 5 hari (haryanto, 2009).

Page 30: Intan Laporan Ddpt 2

Gejala serangan yang diamati bahwa bulir beras (Oryzae) tampak

berongga.Hama ini bersifat kosmopolit atau tersebar luas diberbagai tempat di

dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering

dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian. Menurut Udin

(2007), hama kumbang beras (Sitophilus oryzae L.) bersifat polifag yaitu pemakan

segala, selain dapat merusak butiran beras, juga dapat merusak simpanan jagung,

padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya. Akibat dari serangan

hama ini, butir beras memjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa

lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi

mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali

akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama.

Dari hasil pengamatan morfologi kumbang jagung (Sitophilus zeamays)

memiliki antena, moncong, alat mulut, mata, kepala (Caput), dada (Thoraks),

tungkai depan, tungkai tengah, tungkai belakang, dan sayap.

Morfologi kumbang jagung (Sitophilus zeamays), yaitu memiliki ciri,

berwarna coklat, moncong sempit dan panjang, mempunyai antena, larvanya putih

dan gemuk serta tidak berkaki.Kadang-kadang larvanya berkembang dalam satu

butir jagung.Kumbang muda berwarna coklat agak kemerahan, yang tua berwarna

Page 31: Intan Laporan Ddpt 2

hitam.Terdapat bercak kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, dua

bercak pada sayap sebelah kiri dan dua bercak sebelah kanan. (yusnan,2005).

Gejala serangan yang diamati bahwa biji jagung (Zeamays) tampak

berongga. Menurut Udin (2007), gejala serangan yang ditimbulkan oleh hama ini

yaitu menyerang jagung sehingga berlubang, ukurannya lebih besar dari beras,

jagung yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk, sehingga kualitas jagung

menurun karena bercampur dengan air liur hama.

Dari hasil pengamatan morfologi kumbang tepung (Tribolium sp.), bahwa

kumbang ini memiliki antena, alat mulut, mata, kepala (Caput), dada (Thoraks),

tungkai depan, tungkai tengah, tungkai belakang, dan sayap.

Kumbang dewasa berbentuk pipih, berwarna cokelat kemerahan, Telur

berwarna putih agak merah, Larva berwarna cokelat muda Pupa berwarna putih

kekuningan, Kumbang betina mampu bertelur hingga450 butir sepanjang siklus

hidupnya. Telur diletakkan dalam tepung atau pada bahan lain yang sejenis yang

merupakan pecahan kecil (remah). Larva bergerak aktif karena memiliki 3 pasang

kaki thorakal. Larva akan mengalami pergantian kulit sebanyak6-11 kali, tidak

jarang pula pergantian kulit ini hanya terjadi sebanyak 6-7 kali, Menjelang

terbentuknya pupa, larva kumbang akan muncul di permukaan material, tetapi

Page 32: Intan Laporan Ddpt 2

setelah menjadi imago akan kembali masuk ke dalam material. Seklus hidup dari

kumbang ± 35-42 hari (Budi, 2006).

Dari hasil pengamatan morfologi kumbang kopra (Necrobia rufipes), bahwa

kumbang ini memiliki antena, alat mulut, mata, kepala (Caput), dada (Thoraks),

tungkai depan, tungkai tengah, tungkai belakang, sayap, dan perut (Abdomen).

Kumbang kopra (Necrobia rufipes) memiliki morfologi seperti antena,

kepala (Caput), mata majemuk, perut (Abdomen), dada (Thoraks), tungkai

belakang, tungkai depan, dan sepasang sayap (susiyanto, 2009).

Gejala serangan yang diamati bahwa kopra (Cocos nucifera) tampak

berongga. Menurut Nuni (2009), gejala serangan yang disebabkan oleh kumbang

kopra (Necrobia rufipes) yaitu dengan caramelubangi biji-biji kopra dan membuat

kopra menjadi busuk serta mengeluarkan bau yang tak sedap ataupun tak enak.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 33: Intan Laporan Ddpt 2

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, dapat ditarik kesimpulan

bahwa :

1. Hama merupakan organisme yang mengganggu dan merusak tanaman

sehingga menurunkan produksi tanaman budidaya.

2. Serangga terbagi dalam beberapa bagian ordo, diantaranya yaitu ordo

Isopthera, ordo Coleoptera, ordo Hemiptera, ordo Homoptera, ordo

Lepidoptera, ordo Odonata, Ordo Archneida, dan ordo Roenida, dan masing-

masing memiliki ciri-ciri, peranan, tempat hidup yang berbeda-beda.

3. Serangga hama yang menyerang tanaman perkebunan dan hortikultura

memiliki morfologi seperti kepala, mata, badan, perut, dada, antena, kaki

semu, kaki toraksial, dan tungkai. Gejala serangan pada tanaman yang

diserang pada umumnya akan menimbulkan penurunan produktifitas sehingga

menyebabkan kerugian yang besar.

5.2Saran

Kami sebagai paktikan, ingin ada interaksi yang baik antara praktikan

maupun asisten itu sendiri, sehingga proses paktek dapat berjalan lancar

sebagaimana mestinya sehingga waktu yang di gunakan lebih efisien dan berjalan

lebih cepat.

Page 34: Intan Laporan Ddpt 2

DAFTAR PUSTAKA

Taufik,2008.ordo-ordo pada serangga.PT Tira Pustaka, hal. 15

susianto, 2009. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.

Udin,2007.Pengendalian Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Yusnan,B.2008. Cara Meningkatkan Budidaya Kubis :Analisis Kelayakan SecaraIntensif Jenis Kubis Putih. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Nuni.2009. Masalah pengendalian hama kedelai di tingkat petani. Jakarta. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang, 8 – 10 Agustus 1991.

Pracaya, 2004.Morfologi Serangga Tanaman Hortikultura,http : // www.Morfologi Serangga Tanaman Hortikultura. Ac.id/kultifasi/art-806.pdf diaksestanggal 15 september 2010.

Suhadirman,2005 Morfologi kumbang kelapa Laboratorium hama perlindungan

tanaman