Laporan Praktikum Bab i

34
BAB I PENDAHULUAN 1. Umum Pada saat ini sebagian besar bangunan yang kiranya lebih baik murah dari pada baja, tidak memerlukan biaya perawatan seperti baja dan tahan lama, tidak busuk atau tidak berkarat. Pada umumnya masyarakat akan memilih beton. Beton merupakan bahan bangunan yang di hasilkan dari campuran semen portland, pasir, kerikil, dan air beton ini biasanya didalam praktek dipasang bersama batang baja, sehingga disebut beton bertulang. Akan tetapi beton yang sepertinya mudah dibuat, bila tidak dikerjakan atau direncanakan dengan teliti menghasilkan bahan yang kurang baik atau kurang kuat. Oleh karena itu cara – cara membuat beton dipelajari dengan baik. Bahan dasar beton yaitu : 1. Air Pengaruh air dalam adukan beton ialah pembentukan pasta semen yaitu mudah dalam pengerjaan (workability) adukan, kuat susut dan keawetan beton untuk waktu yang ditentukan. Perawatan beton untuk menjamin pengerasan yang sempurna. Air biasa digunakan sebagai

Transcript of Laporan Praktikum Bab i

Page 1: Laporan Praktikum Bab i

BAB IPENDAHULUAN

1. Umum

Pada saat ini sebagian besar bangunan yang kiranya lebih baik murah dari pada baja, tidak

memerlukan biaya perawatan seperti baja dan tahan lama, tidak busuk atau tidak berkarat. Pada

umumnya masyarakat akan memilih beton. Beton merupakan bahan bangunan yang di hasilkan

dari campuran semen portland, pasir, kerikil, dan air beton ini biasanya didalam praktek dipasang

bersama batang baja, sehingga disebut beton bertulang. Akan tetapi beton yang sepertinya mudah

dibuat, bila tidak dikerjakan atau direncanakan dengan teliti menghasilkan bahan yang kurang

baik atau kurang kuat. Oleh karena itu cara – cara membuat beton dipelajari dengan baik. Bahan

dasar beton yaitu :

1. Air

Pengaruh air dalam adukan beton ialah pembentukan pasta semen yaitu mudah dalam

pengerjaan (workability) adukan, kuat susut dan keawetan beton untuk waktu yang ditentukan.

Perawatan beton untuk menjamin pengerasan yang sempurna. Air biasa digunakan sebagai bahan

dasar pembuatan beton jika air tersebut tidak boleh mengandung minyak asam, alkali, garam,

bahan organik dan bahan – bahan lain yang dapat merusak beton maupun tulanganya. Selain itu

air tersebut juga harus yang bersih, tidak berbau, dan tidak keruh.

2. Semen portland

Semen portland merupakan semen hidrolik, artinya bahan yang mengeras bila bereaksi

dengan air. Komponen utama semen portland yaitu batu kapur yang mengandung CaO, lempung

Page 2: Laporan Praktikum Bab i

yang mengandung S1 O2 (silika), Al2O3 (alumina), Fe2O3 (oksida besi). Jika semen

portland di campur air akan terjadi dua periode reaksi. Pertama pengikatan yaitu penambahan

kekuatan setelah pengikatan selesai. Tipe atau jenis semen ada 5 yaitu :

Jenis 1

Jenis 1 disebut pula PC standar. Jenis semenini digunakan untuk penggunaan umum yang tidak

memerlukan persyaratan khusus, seperti beton yang dibuat pada lingkungan yang sangat korosif.

Jenis II

Jenis ini digunakan untuk bangunan yang menggunakan pembetonan secara masal seperti dam

dan pilar – pilar jembatan. Panas hidrasi tertahan dalam bangunan untuk jangka waktu lama.

Pada saat pendinginan timbul tegangan – tegangan akibat perubahan panas yang dapat

mengakibatkan retak – retak pada bangunan.

Jenis III

PC cepat mengeras, cocok digunakan untuk beton pada suhu rendah. Pada PVC ini mengandung

kadar C3S dan C3A sangat tinggi.

Jenis IV

PC ini menimbulkan panas hidrasi rendah prosentase maksimum untuk C3S 35%, C3A 3% dan

C2S minmum 40%.

Jenis V

Page 3: Laporan Praktikum Bab i

PC ini tahan terhadap serangan sulfat mengeluarkan panas.

3. Agregat

Agregat merupakan mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dan mengurangi

penyusutan beton. Agregat menempati ± 70% volume beton. Agregat batuan terdapat dua

golongan, golongan pertama adalah pasir (agregat halus) dengan ukuran maksimum 4,96 mm

(tertahan oleh saringan nomor 4). Pasir yang palin baik dalam pembuatan beton adalah pasir

sungai (kandungan lumpurnya < 5% bisa dikatakan baik), jika pasir laut sebaiknya tidak

digunakan karenamengandung garam yang dapat menyerap kandungan airdari udara. Ciri – ciri

pasir laut yaitu pasir selalu basah dan pengembangan pada struktur beton. Kedua butir dengan

ukuran butir > 4,76 mm, agregat kasar terbagi menjadi dua yaitu krikil dan batu pecah. Krikil

terjadi desintregasi alami dan pengausan batu karang/hasil pemecahan gumpalan batu

(conglomerate) yang ikatanya lemah, sedangkan batu pecah diperoleh dengan memecah batu

besar. Bila dicampur menjadi satu akan menghasilkan suatu campuran yang plastis sehingga

dapat dituangkan kedalam cetakan. Semen portland dan air setelah bertemu akan bereaksi, butir

– butir semen portland bereaksi dengan air akan menjadi gel dalam beberapa hari menjadi keras

dan saling melekat. Agregat (yaitu pasir dan krikil) tidak mengalami proses kimia melaikan

hanya sebagai pengisi saja yaitu bahan yang diletakan.

2. Sifat Beton

Beton yang baik beton mempunyai kuat tekan tinggi, kuat lekat tinggi, rapat air, tahan

ausan, tahan cuaca (panas, dingin, sinar matahari dan hujan), susutan pengerasanya kecil,

elastisitas dalam keadaan tinggi dan sebagainya.

Page 4: Laporan Praktikum Bab i

Oleh karena itu umumnya pada pengerjaan beton sederhana misalnya gedung kecil tidak

bertingkat, eton hanya kuat tekannya bisa untuk membedakan klasifikasinya, misalnya fc = 17

Mpa, fc = 20 Mpa.

3. Kekuatan Beton

Sifat paling penting dari beton pada umumnya ialah kuat tekan. Kuat tekan beton biasanya

berhubungan dengan sifat – sifat lain. Maksudnya bila kuat tekannya tinggi, sifat – sifat yang

lain akan baik. Pengukuran kuat tekan beton dilakukan dengan mambuat benda uji pada saat

pengadukan beton berlangsung. Benda uji berupa silinder beton ukuran diameter 150 mm dan

tinggi 300 mm, benda uji ini kemudian ditekan sampai pecah. Beban takan maksimum yang

memecahkan itu dibagi dengan luas penampang silinder dan diperoleh kuat tekan. Nilai kuat

tekan dinyatakan dalam Mpa atau Kg/cm. selain faktor – faktor yang lain tidak begitu besar, kuat

tekan beton juga tergantung pada f.a.s (faktor air semen) umur beton dan sifat dari agregat.

1. Faktor Air Semen (f.a.s)

Faktor air semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen didalam campuran

adukan beton. Kekuatan beton sangat dipengaruhi oleh f.a.s dan kekuatan beton dapat ditulis

menurut Duff Abrams (1919) aebagai berikut

Fc= AB.1,5.XDengan keterangan sebagai berikut

Fc = kuat tekan beton pada umur tertentu

X = perbandingan antara berat air dengan semen

A dan B = konstanta

Page 5: Laporan Praktikum Bab i

2. Umur Beton

Kekuatan beton beretambah tinggi dengan bertambahnya umur. Kenaikan beton mula – mula

cepat, akan tetapi makin lama laju kenaikan beton itu makin lambat. Oleh karena itu, sebagai

standar kekuatan sudah ditetapkan umur beton selama 28 hari. Bila karena suatu hal (misalnya

tergesah – gesah) ingin mengetahui beton pada umur kurang dari 28 hari, boleh dilakukan

pengujian kuat tekan beton pada umur 7 hari misalny maka hasilnya dibagi dengan faktor

tertentu untuk mendapatkan perkiraan kuat tekan beton pada umur 28 hari.

3. Pengaruh Agregat

Pengaruh agregat terhadap kekuatan beton terutama ialah bentuk, tekstur permukaan, dan ukuran

maksimumnya. Pengaruh kekuatan agregat sendiri terhadap kuat tekan beton tidak begitu besar,

karena umunya kekuatan agregat lebih tinggi dari kekuatan pasta semennya kecuali pada beton

dengan agregat ringan atau beton dengan kuat tekan tinggi.

Penggunaan ukuran butir maksimum agregat dipengaruhi oleh kuat tekan beton dengan berbagai

cara. Jika dipakai ukuran agregat maksimum lebih besar maka luas permukaan butir lebih kecil,

sehingga letakan antara pasta dan permukaan agregat lebih lemah, akibatnya kekuatan beton

lebih rendah. Lagi pula butir agregat yang besar menyebabkan tertahanya proses susutan pada

pastanya, yang berarti menimbulkan adanya tegangan internal dalam pasta, sehingga mengurangi

kekuatan betonya. Pada struktur betonnya yang ringan umunya dipakai ukuran agregat

maksimum 40 mm, namun beton dengan mutu lebih tinggi dipakai ukuran maksimum 20 mm.

4. Kuat Tekan Beton Yang Di Isyarakan

Page 6: Laporan Praktikum Bab i

Kuat tekan beton pada umumnya merupakan faktor penting dalam hitungan rancangan

kekuatan struktur. Misalnya untuk menghitung kekuatan balok jembatan terhadap beban

kendaraan yang lewat. Kuat tekan beton yang diisyaratkan, misalnya fc’ 17 Mpa, 20 Mpa, 30

Mpa. Mengiatkan resiko yang terjadi jika syarat itu tidak dipenuhi, maka orang tidak akan berani

membuat beton dengan kuat tekan yang diisyarakan. Hal ini disebabkan karena kuat tekan

betonyang diperoleh tidak dapat tetap, melainkan selalu berfariasi (naik turun). Menurut

pengalaman, kuat tekan beton dalam suatu proyek bangunan berfariasi menurut distribusi normal

sebagaimana terlihat pada gambar. Menurut ilmu statika, kurva distribusi normal tersebut

menyebar dari titik nol sampai tak terhingga. Sehingga tidak ada nilai maksimum yang dapat

ditetapkan.

Oleh karena itu definisi fc’ = 20 Mpa tidak boleh ditulis beton dengan kuat tekan

minimmum 20 Mpa, karena kemungkuinan terjadi nilai kuat tekan dibawah nilai kuat tekan

minimmum tersebut selalu ada. Dalam pedoman beton agar tidak menyalahi ilmu statistika maka

kuat tekan beton minimum 20 Mpa tersebut ditulis dengan kata – kata kuat tekan beton yang

diisyaratkan f’c 20 Mpa dan didefinisikan sebagai beton dengan kualitas sedemikian hingga jika

diambil contohnya dalam jumlah yang banyak, kemungkinan kuat tekan pada benda ujinya yang

dibawah kuat tekan karakteristik tersebut hanya banyak 5%. Perlu diingatkan disini bahwa istilah

kemungkinan menurut ilmu statistika bukanlah angka pasti. Karena dalam suatu angka

pengerjaan beton penyebaran hasil kuat tekanya tidak selalu berupa kurva distribusi normal yang

baik, oleh karenanya 5% itu tidak betul jika dipakai untuk mengevaluasi hasil suatu pekerjaan

beton. Nilai statistika sebesar 5% tersebut hanya dipakai dalam perhitungan perancangan

campuran adukan beton saja, sebagai pedoman kasar dalam menetapkan nilai rata – rata kuat

tekan beton yang ditargetkan atau dirancang.

Page 7: Laporan Praktikum Bab i

F’c = f max

fcF’c = f min

1,64 sd

5. Pengendalian Kualitas

Untuk memperoleh kualitas beton sesuai dengan kuat tekan yang diisyaratkan maka kita

tidak akan dapat membuat beton yang kuat tekan rata – rata sama dengan yang diisyaratkan.

Oleh karena itu kuat tekan rata – rata beton yang kita buat harus sedikit diatas dari kuat tekan

yang diisyaratkan. Walaupun menurut perhitungan tampaknya beton yang dibuat sudah ideal,

artinya disatu sisi dapat memenuhi persyaratan dan disisi lain tidak terlalu mahal, namun kontrol

terhadap kualitas beton yang benar – benar dibuat di lapangan selama pekerjaan membuat beton

berlangsung harus selalu dilakukan pengujian terhadap contoh beton yang diambil dari adukan

beton yang dibuat sebelum dituang harus berbentuk ssilinder (diameter 150 mm dan tingi 300

mm), namun jika tidak ada cetakan silinder boleh dibuat dengan bentuk kubus sisi 150 mm. cara

– cara pengambilan contoh, pembuatan, perawatan, harus dilakukan secara cepat tepat. 

 

BAB IIPELAKSANAAN PERCOBAAN

1. Pemeriksaan Kandungan Lumpur Dalam Pasir

Pasir yang mengandung kadar lumpur yang banyak akan mengandung atau menghasilkan

beton yang kualitasnya rendah. Karena akan mengurangi daya ikat antara bahan pengisi beton.

Page 8: Laporan Praktikum Bab i

Jika kandungan lumpur dalam pasir yang sudah dikocok dan dioven mencapai kurang dari 5%

maka pasir tersebut bisa dikatakan baik dan jika lebih dari 5% maka kandungan lumpur harus

dijadikan kurang dari 5% dengan cara mencuci atau diayak dengan ayakan ukuran 0,3 pasir yang

digunakan dalam pengujian ini adalah pasir yang berasal dari sungai.

A. Tujuan Percobaan

Menentukan kandungan lumpur dalam air.

B. Bahan – bahan percobaan

1. Pasir kering tungku, berat 100gr

2. Air bersih dari sumur atau PDAM

C. Alat – alat yang digunakan

1. Gelas ukur ukuran 1000cc

2. Timbangan dengan ketelitian halus

3. Oven suhu dibuat antara 1050-1100 C

4. Piring alumunium

5. Desikator (alat pendingin

D. Pelaksanaan percobaan

1. Gelas ukur diisi pasir yang sudah dikeringkan dalam oven sebanyak 100gr, kemudian

diisi air setinggi ±12 cm dari permukaan pasir, dikocok selama ±1 menit kemudian

didiamkan selama ±1 menit supaya pasir turun/mengendap. Air dalam gelas dibuang, bila

Page 9: Laporan Praktikum Bab i

air masih keruh, diberi air lagi dan dikocok. Demikian seterusnya hingga 5 kali ganti air

(sampai air sudah jernih).

2. Pasir dikeluarkan dari gelas ukur dan diletakan kedalam piring yang telah ditimbang

bertnya, kemudian diangin – anginkan.

3. Setelah pasir agak kering, dimasukan kedalam oven yang suhunya dibuat antara 1050- 1100C selam 36jam. Pasir beserta piring kemudian dimasukan desikator (pendingin)

selama 1jam, kemudian ditimbang.

E. Hasil percobaan

a. Bahan – bahan yang dipakai

Pasir kering tungku asal sungai dengan berat 100gr

Air jernih berasal dari PDAM

b. Alat –alat yang digunakan

Gelas ukur ukuran 1000cc

Timbangan halus

Oven, suhu dibuat 1050 - 1100C

Air mencapai kejernihan setelah 6 kali pengocokan

Piring alumunium

Desikator, setelah di keluarkan dari desikator pasir kemudian ditimbang.

Hitungan :

Page 10: Laporan Praktikum Bab i

Berat pasir mula – mula = 100 gram

Berat pasir + piring setelah keluar dari oven = 172,52 gram

Berat piring kosong = 79,06 gram

Berat pasir setelah keluar oven = 93,46 gram

Kandungan lumpur = 100 – 93.46100 x 100%

= 6,54 %

2. Percobaan Campuran Adukan Beton

Kekentalan ( konsistensi ) adukan beton sangat tergantung pada berbagai hal, antara lain

jumlah dan jenis semen, nilai faktor air semen, jenis dan susunan butir dari agregat serta

penggunaan bahan – bahan pembantu.

Kekentalan campuran beton dalam praktek sering menimbulkan perbedaan pendapat.

Apakah campuran tersebut cukup kental atau sangat encer. Agar perbedaan pendapat itu menjadi

suatu kesepakatan maka dilaksanakan suatu pengujian dengan sample untuk menilai kekentalan

suatu campuran beton, pengujian ini disebut pengujian slump.

A. Tujuan percobaan

Menentukan campuran adukan beton untuk mutu beton yang direncanakan dengan nilai slump

tertentu.

B. Bahan – bahan

Semen

Pasir

Split

Air bersih (sumur/ledeng)

Page 11: Laporan Praktikum Bab i

C. Alat – alat yang digunakan

Untuk menentukan SSD pasir

a. Corong kerucut kecil, diameter atas 1,5”diameter 3,5”dan tinggi 3”

b. Alat tumbuk berat 343,5 gram

Untuk mencetak beton

a. Cetakan kubus p=15cm ,l=15cm,t=15cm dan berat=8,1kg

Untuk membuat semen

a. Alat lumat

b. Tempat pasta semen

c. Cetok

D. Pelaksanaan

1. Pasir dan split dibuat SSD dengan cara

a. Pasir dan split direndam selama 24 jam, supaya jenuh air

b. Permukaan split dibersihkan

2. Semen portland,pasir dan split ditimbang sesuai dengan kebutuhannya (yang telah

dihitung dalam rancangan adukan), air disiapkan sesuai dengan faktor air semen (f.a.s)

nya.

3. Bahan campur kering (pasir,split,semen) dicampur sampai merata.

4. Ditambahkan air sedikit,lalu diaduk sampai plastis.

5. Dikontrol nilai Slumpnya dengan cara:

a. Adukan beton plastis dimasukkan kedalam kerucut Abrams hingga ± 1/3 tinggi kerucut,

lalu ditumbuk dengan alat penumbuk sebanyak ± 25 kali.

Page 12: Laporan Praktikum Bab i

b. Adukan beton ditambah hingga mencapai 2/3 tinggi kerucut, ditumbuk ± 25 kali.

Kemudian kerucut diisi hingga penuh, ditusuk seperti halnya diatas. Diisi lagi sampai

permukaannya rata setinggi kerucut.

c. Sisa – sisa beton disekitar kerucut dibersihkan, kerucut diangkat vertikal perlahan adukan

beton mengalami penurunan.

d. Penurunan permukaan beton diukur dari puncak kerucut besarnya penurunan lebih

kurang sama dengan nilai slump yang dikehendaki.

6. Silinder dan kubus yang berisi adukan beton masing – masing ditimbang (sebelumnya

silinder dan kubus kosong ditimbang terlebih dahulu).

7. Maka beton dalam kubus dilapisi dengan pasta semen dan kemudian dilapisi minyak

pelumas.

8. Setelah lebih kurang 24 jam, beton dikeluarkankan dari cetakan dan disimpan dalam

udara lembab atau dalam air.

9. Setelah berumur 28 hari beton diuji kekuatan tekannya dengan alat tekan beton.

E. Hasil percobaan

1. Bahan – bahan yang dipakai :

a. Semen Portland, berat : 312,5 kg/m3= C

b. Pasir asal sungai, berat : 541,2441 kg/m3= D

c. Krecak/krikil, berat : 1347,25 kg/m3= E

d. Air asal PDAM, volume : 800 ml

e. Perbandindingan volume : PC : PS : KR = C/C : D/C : E/C

f. Perbandingan berat : 1 : 1,731 : 4,31

Jumlah = 1+1,731+4.31

           = 7.04

2. Alat – alat yang digunakan :

Page 13: Laporan Praktikum Bab i

a. Corong kerucut Abrams dengan diameter atas 10 cm, diameter dibawah 20 cm dan

tingginya 30 cm.

b. Alat penumbuk dengan diameter 16 mm dan panjang 60 cm.

c. Cetok dan tempat mengaduk.

3. Hasil :

Nilai slump = 10 cm, faktor air semen (f.a.s) = 0,6

1. Pengujian Kuat Desak Beton

A. Tujuan percobaan

Menetapkan kuat desak beton dengan mesin desak dan berat tiap meter kubik beton.

B. Benda uji dan alat – alat

1. Beton kubus

2. Alat desak beton

3. Kaliper

4. Timbangan

C. Pelaksanaan

1. Satu persatu benda diuji tekanannya dengan mesin desak

2. Pembebanan dihentikan apabila jarum pada mesin kembali ke nol

D. Hasil percobaan

1. Jenis/asal bahan susun

2. Tanggal pembuatan : 14 – 12 – 2009

3. Tanggal pengujian : 11 – 01 – 2010

4. Mesin yang dipakai

5. Ukuran Kubus rata – rata ditengah :0,75

Page 14: Laporan Praktikum Bab i

6. Tinggi kubus :15

7. Berat Kubus :10 kg

8. Berat jenis Kubus :2400 kg/m39. Umur : 28 hari

10. Beban maksimum hasil bacaan mesin :

11. Kekuatan perkiraan pada 28 hari :

E. Hasil percobaan

Umur beton (hari) 3 7 14 21 28

Semen biasa

Semen kekuatan awal tinggi

BAB III

ANALISIS PERCOBAAN

1. Analisa Percobaan Kandungan Dalam Lumpur

1. Berat pasir mula – mula = 100 gram

2. Berat pasir + piring setelah dioven = 172,52 gram…..(a)

3. Berat piring kosong = 79,06 gram………(b)

4. Berat pasir = a – b

= 172,52 gr – 79,06 gr

= 93,46 gram………(c)

5. Kandungan lumpur = 100-C100 × 100 %

=100-93,46100 × 100 %

= 6,54 %

Page 15: Laporan Praktikum Bab i

6. Karena kandungan dalam pasir mencapai 6,54 % maka pasir tersebut dapat dikatakan

kurang baik sehingga harus dilakukan pencucian agar kandungan lumpur dalam pasair

tidak lebih dari 5 %.

No UraianTabel Grafik / perhitungan

Nilai

1 Kuat tekan karakterisitiks Ditetapkan 25 N/mm3(28hari)

2 Devisiasi standar ( s ) Ditentukan tabel 1 (lamp) atau PBI 71

Tabel 4.5.16,5 N/mm3

3 Nilai tambah ( Margin ) 1,64 × σ 10,66 N/mm34 Kuat tekan rata – rata yang hendak

dicapai1. + (3)

(PBI 71 NI-2)

35,66 N/mm35 Jenis semen Ditetapkan S 475/biasa

6 jenis agregat - Kasar- Halus

DitetapkanDitetapkan

Batu pecah alami

7 faktor air semen bebas Tabel 2 lamp & Grafik lamp.

0,56

8 Faktor air semen maksimium Tabel 3 lamp atau PBI 71 NI-2 tabel

4.3.4

0,6

9 Slump Ditetapkan tabel 4 lamp atau PBI 71 NI-

2 tabel 4.4.1100 mm

10 Diameter agregat maksimum Ditetapkanatau PBI 71

40 mm

11 Kadar air bebas Tabel 5 lamp 175 : 0,56

175 kg/m312 Kadar semen (11) : (7) 321,5 kg/m313 Kadar semen minimum Tqbel 3 lqmp. atau

PBI 71 tabel 4.3.4275 kg/m3

Page 16: Laporan Praktikum Bab i

14 Faktor air semen yang disesuaikan Dipilih dari langkah 12 dan 13 yang paling

besar nilainya.

312,5 kg/m315 Susunan besar butir agregat halus Grafik 3.a – grafik 3.c Zona 2

16 Persen bahan lebih halus 4,8 mm Tabel 7 lamp 28,66%

17 Persen Krikil Tabel 7 lamp 1,3%

18 Brrat jenis relatif agregat ( kering permukaan )

Dihitung 2,6

19 berat jenis beton Grafik 2 lamp 2376 kg/m320 Kadar Agregat gabungan (19) – (12) – (11) 1888,5 kg/m321 Kadar Agregat hakus (16) – (20) 541,2441 kg/m322 Kadar Agregat kasar (20) – (21) 1347,25 kg/m3

1. Analisa Percobaan Pengujian Kuat Desak Beton

Untuk 1 m3 beton (berta betonnya 10 kg) dibutuhkan perbandingan berat antara semen,

pasir dan kerikil, yaitu :

Semen (C) : pasir (D) : kerikil (E)

312,5 kg/m3 541,2441 kg/m3 1347,25 kg/m3 PC : PS : KR

C/C : D/C : E/C

312,5312,5 : 541,2441312,5 : 1347,25312,51 : 1,731 : 4,31

Jumlah = 1 + 1,731 + 4,31

= 7,04

Untuk berat masing – masing agregat

Page 17: Laporan Praktikum Bab i

a. Semen = [11+1,731+4,31]×10kg

= [17,04]× 10kg

= 1,42 kg

b. Pasir = [1,7311+1,731+4,31]× 10kg

=[1,7317,04]× 10kg

=2,45 kg

c. Kerikil = [4,311+1,731+4,31]× 10kg

=[4,317,04]× 10kg

= 6,12 kg

d. Air = f.a.s × berat semen

= 0,56 × 1,42

= 0,79 liter

BAB IV

KESIMPULAN

Dalam hasil percobaan maka kami dapat sampaikan beberapa kesimpulan hal yaitu, sebagai

berikut :

Dalam campuran beton, agregat (pasir, kerikil) harus dalam keadaan SSD agar agregat

tidak menyerap air campuran, sehingga faktor air semen (f.a.s) tidak berpengaruh.

Jika selisih tinggi pasir, kerikil pada pengujian SSD kurang dari ¼ tingi kerucut, maka

pasir atau kerikil dalam keadaan basah/terlalu basah sehingga bila ditambah air pada

adukan tersebut dapat menjadikan adukan bertambah encer. Hal ini kurang baik

dilaksanakan karena pasir akan mengendap dan terpisah dari pastanya yang menyebabkan

daya ikatantara bahan – bahan kurang kuat.

Page 18: Laporan Praktikum Bab i

Jika selisih tingi pasir, kerikil pada pengujian SSD kurang dari 1/3 tinggi kerucut, berarti

bahan bantuan terlalu kering sehingga dapat menghisap air, akibatnya adukan beton

terlalu kental. Hal ini kurang baik karena dalam proses pembentukan beton dibutuhkan

air yang labih banyak.

Kandungan lumpur terhadap pasir akan mempengaruhi daya rekat semen terhadap

agregat.

Apabila dikoreksi dengan syarat ayakan PBI 71 maka pasir tersebut memenuhi syarat.

Air untuk membuat beton dan perawatan beton bertulang harus terhindar dari bahan atau

senyawa kimia yang dapat merusak beton maupun tulangan.

Perbandingan berat air, semen, pasir berat kerikil perlu diperhatikan pada saat pembuatan

beton karena (f.a.s) sangat berpengaruh terhadap sifat – sifat beton.

TUGAS PRAKTIKUM

TEKNIK BAHAN KONSTRUKSI

Laporan Ini Di Susun Untuk Memenuhi

Tugas Praktikum Teknik Bahan Konstruksi

Pengampu :

ARIF KURNIAWAN SUKMONO, ST. MT

Page 19: Laporan Praktikum Bab i

Disusun Oleh :

Nama : TRI BAGUS WIDODONim : 0603010003

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2010

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTOFAKULTAS TEKNIK

Jl. Raya Dukuhwaluh PO Box 202 Purwokerto 53182Tlp. (0281) 636751, 630463 Pesawat 130, Fax (0281) 637239

LEMBAR ASISTENSI

Diberikan kepada,

Nama mahasiswa : Tri Bagus Widodo

Nim : 0603010003

Hari/Tanggal Keterangan Paraf

Page 20: Laporan Praktikum Bab i

Purwokerto, Januari 2010

Arif Kurniawan Sukmono, ST.

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK BAHAN KONSTRUKSI

Dengan ini menyatakan bahwa laporan praktikum irigasi yang disusun oleh:

Nama : Tri Bagus Widodo

Nim : 0603010003

Jur/Prodi : Teknik Sipil

Fakultas : Teknik

Telah telah disetujui dan telah memenuhi syarat untuk digunakan dalam melaksanakan

laporan praktikum irigasi dan bangunan air ini.

Page 21: Laporan Praktikum Bab i

Purwokerto, Januari 2010

Diperiksa oleh

Pembimbing

Arif Kurniawan Sukmono, ST.

Page 22: Laporan Praktikum Bab i

KATA PENGANTAR

Syukur alkhamdulilah kami panjatkan kehadirat allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan

praktikum Teknik Bahan Konstruksi yang telah kami laksanakan melalui bimbingan dan

pembelajaran dari pengampu bersangkutan.

Setelah kami melaksanakan dan menyelesaikan praktikum Teknik Bahan Konstruksi

yang meliputi pemeriksaan kandungan lumpur dalam pasir, analisa saringan, percobaan

campuran adukan beton, pengujian Slump, maka kami dapat menyusun laporan

praktikum tersebut meskipun dengan keterbatasan – keterbatasan yang ada.

Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak mendapatkan bantuan, kerja sama dan

dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami sampaikan trimakasih kepada :

1. Bpk Arif Kurniawan Sukomo, ST. Selaku dosen pengampu, pembimbing, dosen

praktikum Teknik Bahan Konstruksi.

2. Bpk Lili selaku pembimbing didalam pengerjaan, penyelesaian praktikum teknik

bahan konstruksi.

3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan ini, semoga allah

SWT memberikan taufik dan hidayahNya kepada kita semua. Dikarenakan

keterbatasan kami, mungkin laporan ini jauh dari sempurna dan masih banyak

kekurangannya. Untuk itu kami selaku penulis mohon maaf yang sebesar –

besarnya dan kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun atau

memperbaikinya supaya lebih baik lagi menyusun laporan praktikum kedepannya.

Purwokerto, 10 Januari 2010

Page 23: Laporan Praktikum Bab i

Penyusun

Page 24: Laporan Praktikum Bab i

DAFTAR ISI

Halaman Judu i

Lembar Asistensi ii

Lembar Pengesahan……………………………………………………………….. iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

BAB I PENDAHULUAN

1. Umum 1

2. Sifat Beton 3

3. Kuat Tekan Beton 4

4. Kuat Tekan Beton Yang Di Isyaratkan 6

5. Pengendalian Kualitas 7

BAB II PELAKSAAN PERCOBAAN

1. Pemeriksaan Kandungan Lumpur Dalam Pasir 8

2. Percobaan Campuran Adukan 10

BAB III ANALISIS PERCOBAAN

1. Analisis Percobaan Kandungan Dalam Lumpur 14

2. Analisa Percobaan Pengujian Kuat Desak 16

BAB IV KESIMPULAN 17

Lampiran - lampiran

5.

Page 25: Laporan Praktikum Bab i

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Diposkan oleh Tri Bagus Widodo di 06:30 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Sleek Calendar

Penayangan bulan lalu

81

Mengenai Saya

Tri Bagus Widodo Melangkah dengan penuh percaya diri dengan ridho allah S.W.T

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

Page 26: Laporan Praktikum Bab i

April (1) Desember (3) November (1)

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh centauria. Diberdayakan oleh Blogger.