Laporan Praktikum Fisika Dasar I

24
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR (Pengukuran Dasar Pada Benda Padat) Disusun oleh Nama : Alfredo Matheus NPM : 240210120076 Kelompok : Hari/Tanggal : Waktu : Asisten : Fredy Agil Raynaldo LABORATORIUM FISIKA DASAR

description

laporan praktikum

Transcript of Laporan Praktikum Fisika Dasar I

Page 1: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

(Pengukuran Dasar Pada Benda Padat)

Disusun oleh

Nama : Alfredo Matheus

NPM : 240210120076

Kelompok :

Hari/Tanggal :

Waktu :

Asisten : Fredy Agil Raynaldo

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2012

Page 2: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa tujuan didakannya praktikum ini

adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa. Dalam

praktikum fisika dasar ini mahasiswa diajak mampu untuk bekerja sama dengan

anggota kelompok masing-masing, mampu mengamati, menganalisa, dan

menyimpulkan apa yang mereka dapatkan selama melaksanakan praktikum.

Di praktikum ini mahasiswa akan melakukan suatu pengukuran terhadap

beberapa benda. Setiap benda tentu memilki ukuran yang berbeda. Praktikum ini

akan melakukan pengukuran pada benda padat yaitu plat besi. Pengukuran ini

dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang panjang, lebar, diameter dan

ketebalan serta volume dari benda-benda padat tersebut. Untuk melakukan

pengukuran ini dibutuhkan beberapa alat yakni; jangka sorong dan mikrometer

sekrup. Para mahasiswa juga dituntut untuk mempelajari bagaimana cara

menggunakan alat-alat ukur dasar ini.

Melakukan praktikum pengukuran ini akan melatih ketelitian mahasiswa

dalam membaca alat ukur, cara penulisan angka-angka dan melakukan suatu

perhitungan. Setelah dilakukan pengukuran, mahasiswa dapat melakukan suatu

perhitungan,

1.2 Tujuan

1. Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dasar seperti jangka sorong dan

mikrometer sekrup

2. Menuliskan dengan benar angka-angka penting dan hasil pengukuran atau

perhitungan

3. Menghitung besaran lain berdasarkan ukuran-ukuran dasar

Page 3: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Angka penting adalah angka hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti

(eksak) dan angka taksiran. Angka pasti diperoleh dari penghitungan skala alat

ukur, sedangkan angka taksiran diperoleh dari setengah skala terkecil. Aturan

penulisan angka penting :

1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.

2. Angka nol dibelakang angka bukan nol adalah bukan angka penting,

kecuali diberi tanda khusus misal garis bawah.

3. Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol adalah angka

penting.

4. Angka nol di depan angka bukan nol adalah bukan angka penting.

5. Angka nol dibelakang tanda desimal dan mengikuti angka bukan nol

adalah angka penting.

Contoh

No Angka Jumlah Angka Penting Menurut aturan1

2

3

4

5

6

2356

250

3000

303

0,020

2,00

4

2

4

3

2

3

Nomor 1

Nomor 2

Nomor 2

Nomor 3

Nomor 4

Nomor 5

Jangka sorong adalah alat ukur yang dapat di gunakan untuk mengukur

panjang, lebar, diameter dalam, dan diameter luar suatu benda. Jangka sorong

terdiri dari dua rahang, yaitu rahang tetap yang tertera skala utama dimana 10

skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang

saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan 10 skala nonius memilki panjang 0,9

Page 4: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm.

Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm-0,09 cm = 0,01

cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau

0,01cm. Ketelitian jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil yang berarti

Dx = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm atau 0,05 mm.

Cara menggunakan jangka sorong yaitu, geser rahang geser jangka sorong

kekanan sehingga benda dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser

dna rahan tetap). Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.

Kemudian geser rahang kekiri sehingga benda yang diukur terjepit oleh rahang.

Lalu baca skalanya.

Cara membaca jangka sorong yaitu baca skala utama yang berimpit atau

skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonius. Kemudian bacalah skala nonius

yang tepat berimpit dengan skala utama. Jumlahkan skala utama dan skala nonius.

Mikrometer sekrup adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur

kedalaman, ketebalan suatu benda, serta diameter kawat kecil. Mikrometer terbagi

menjadi 3 diantaranya, mikrometer luar atau mikrometer caliper, mikrometer

dalam, mikrometer kedalaman. Mikrometer sekrup yang digunakan dalam

praktikum kali ini yaitu mikrometer luar atau mikrometer caliper. Mikrometer

caliper digunakan untuk mengukur ketebalan plat, ketebalan batang, dan diameter

kawat kecil.

Mikrometer sekrup memilki dua skala, skala utama dan skala nonius.

Skala utama mikrometer sekrup terdapat pada selubung kecil sedangkan skala

nonius terdapat pada selubung luar yang berputar maju dan mundur. 1 putaran

lengkap skala utama maju atau mundur 0,5 mm karena selubung luar terdiri 50

skala maka 1 skala selubung luar = 0.5 mm

50 = 0,01 mm. Jadi skala terkecil

mikrometer sekrup adalah 0,01 mm. Ketelitian mikrometer sekrup adalah ( ½ x

0,01 mm ) = 0,005 mm atau 0,0005 cm.

Mikrometer sekrup terdiri dari bingkai, landasan, gelendong, pengunci,

sleeve, timble, dan ratchet knob. Bingkai mikrometer sekrup berbentuk huruf C

terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta dibuat agak tebal dan kuat.

Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan pengerutan yang

mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai dilapisi plastik untuk meminimalkan

Page 5: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

transfer panas dari tangan ketika pengukuran karena jika memegang bingkai agak

lama, bingkai memanas sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan

memanjang sebesar 1/100 mm.

Selanjutnya landasan atau anvil, landasan ini berfungsi sebagai penahan

ketika benda diletakan dan diantara anvil dan spindle. Gelendong atau spindle,

merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan. Kemudian pengunci,

pengunci berfungsi sebagai penahan gelendong agar tidak bergerak ketika

mengukur benda. Lalu bagian mikrometer yang selanjutnya adalah sleeve, slevee

adalah tempat skala utama. Sedangkan tempat skala nonius yaitu thimble.

Terakhir yaitu ratchet knob, ratchet knob berfungsi untuk memajukan atau

memundurkan gelendong agar sisi benda yang akan diukur tepat berada diantara

spindle dan anvil.

Cara menggunakan mikrometer skrup yaitu membuka pengunci

mikrometer skrup kemudian membuka celah antara spindle dan anvil sedikit lebih

besar dari benda yang akan diukur dengan cara memutar ratchet knob. Kemudian

masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil. Geserkan spindle ke

arah benda dengan cara memutar ratchet knob sampai terdengar bunyi klik.

Jangan sampai terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh saja. Selanjutnya

kunci mikrometer sekrup agar spindle tidak bergerak. Keluarkan benda dari

mikrometer skrup dan baca skalanya.

Cara membaca mikrometer sekrup yaitu pertama posisikan mikrometer

sekrup tegak lurus dengan arah pandangan. Kemudian baca skala utama pada

mikrometer skrup. Garis bagian atas menunjukan angka bulat dalam mm

contohnya 1 mm, 2 mm, 3 mm, dst. Sedangan garis skala bagian bawah

menunjukan bilangan 0,5. Selanjutnya baca skala nonius yaitu garis yang tepat

segaris dengan garis pembagi pada skala utama. Setiap satu garis pada skala

nonius menunjukan 0,01 mm. Jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama

dengan hasil pengukuran dari skala nonius.

Page 6: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat

1. Jangka sorong (sekmat)

2. Mikrometer sekrup

3.2 Bahan

Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah plat besi bujur

sangkar (112,9 gram), plat besi persegi panjang (32 gram), dan plat besi lingkaran

(88 gram).

3.3 Prosedur

1. Mengukur panjang dan lebar dari plat besi persegi menggunakan jangka

sorong. Melakukan pengukuran sebanyak 10 kali.

2. Mencatat semua hasil pengukuran.

3. Mengukur tebal dari plat besi persegi dengan menggunakan mikrometer

sekrup. Melakukan pengukuran sebanyak 10 kali.

4. Mencatat semua hasil pengukuran.

5. Mengukur panjang dan lebar dari plat besi bujur sangkar menggunakan

jangka sorong. Melakukan pengkuran sebanyak 10 kali.

6. Mencatat semua hasil pengukuran.

7. Mengukur tebal dari plat besi bujur sangkar dengan menggunakan

mikrometer sekrup. Melakukan pengukuran sebanyak 10 kali.

8. Mencatat semua hasil pengukuran.

9. Mengukur diameter dari plat besi lingkaran menggunakan jangka sorong.

Mekakukan pengkuran sebanyak 10 kali.

10. Mencatat semua hasil pengukuran.

11. Mengukur tebal dari plat besi lingkaran menggunakan mikrometer sekrup.

Melakukan pengukuran sebanyak 10 kali.

12. Mencatat semua hasil pengukuran.

Page 7: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

4.1.1 Tabel Hasil Percobaan Bujur Sangkar

No Panjang (p ± ∆p) Lebar (l ± ∆l) Tebal (t ± ∆t)

1 12,02 cm 12,01 cm 0,98 mm

2 12,04 cm 12,03 cm 0,99 mm

3 12,03 cm 12,04 cm 0,96 mm

4 11,97 cm 11,96 cm 0,98 mm

5 12,00 cm 12,01 cm 1,02 mm

6 12,08 cm 12,07 cm 1,01 mm

7 12,06 cm 12,05 cm 1,06 mm

8 12,02 cm 12,01 cm 0,98 mm

9 12,05 cm 12,06 cm 0,98 mm

10 12,00 cm 12,01 cm 0,97 mm

Rata-rata 12,027 cm 12,025 cm 0,993 mm

Massa ± ∆massa = 112 gram ± 0,0005 gram

Hasil perhitungan :

Volume bujur sangkar

V=p × l× tV=12,027 × 12,025 ×0,0993V=14,36123023 cm3V=14,4 cm3

∆ p=1n √n

(∑ p2 )−(∑ p )2

n−1∆ p= 1

10 √10(1446,4967 )−(14464,8729 )

10−1

∆ p= 110 √ 14464,4967−14464,8729

9∆ p= 1

10 √ 0,09419

∆ p= 110

√0.0104555

∆ p= 110

∙ 0,102252411∆ p=0,0102252411cm∆ p=0,010cm

∆ l=1n √n

(∑ l2 )−(∑ l )2

n−1∆ l= 1

10 √10(1446,0155 )−(14460,0625 )

10−1

∆ l= 110 √ (14460,155 )− (14460,0625 )

9∆ l= 1

10 √ 0,09259

∆ l= 110

√0,01027777

∆ l= 110

∙0,101379375∆ l=0,0101379375 cm∆ l=0,010 cm

Page 8: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

∆ t=1n √n

(∑ t 2 )−(∑ t )2

n−1∆ t= 1

10 √10(9,8683 )−( 98,6049 )

10−1

∆ t= 110 √ (98,683 )− (98,6049 )

9∆ t= 1

10 √ 0,07819

∆ t= 110

√0.00867

∆ t= 110

∙ 0,09315459

∆ t=0,009315459 mm

∆ t=0,0093 mm

∆ t=0,00093 cm

∆ v=√ ⟨ ( l ∙ t )2 ( ∆ p )2 ⟩+ ⟨( p ∙ t )2 (∆ l )2 ⟩+⟨ ( p ∙ l )2 (∆ t )2 ⟩

∆ v=√ ⟨ (12,025 ∙0,0993 )2 (0,010 )2 ⟩+ ⟨(12,027 ∙ 0,0993 )2 (0,010 )2 ⟩+⟨ (12,027 ∙12,025 )2 (0,00093 )2 ⟩∆ v=√ ⟨ (1,425833017 ) (0,0001 ) ⟩+ ⟨ (1,426307346 ) (0,0001 ) ⟩+ ⟨ (20916,29662 ) (0,0000008649 ) ⟩

∆ v=√0,000142583+0,000142630+0,018090504∆ v=√0,018375717

∆ v=0,135557061 cm3

∆ v=0,13 cm3

∴V ± ∆ v=14,4 ± 0,13 cm3

Masa Jenis

ρ=mv

ρ=112,9 gram

14,4 cm3

ρ=7,84027778gram

cm3

ρ=7,84gram

cm3

∆ ρ=√( 1v )

2

( 23

∆ m)2

+( m

v2 )2

(∆ v )2∆ ρ=√( 114,4 )

2

(23

0,0005)2

+( 112,9

14,42 )2

(0,13 )2

∆ ρ=√( 1207,36 )(1,111×10−7 )+(0,296440758 ) (0,0169 )

∆ ρ=√0,000000535 ×10−3+5,00984881 ×10−3∆ ρ=√5,009849345× 10−3

∆ ρ=0,070780289gram

cm3

Page 9: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

∆ ρ=0,070gram

cm3

∴ ρ ± ∆ ρ=7,84gram

cm3± 0,070

gram

cm3

4.1.2 Tabel Hasil Percobaan Persegi Panjang

No Panjang (p ± ∆p) Lebar (l ± ∆l) Tebal (t ± ∆t)

1 12,13 cm 5,93 cm 0,51 mm

2 12,17 cm 5,95 cm 0,53 mm

3 12,13 cm 5,94 cm 0,54 mm

4 12,15 cm 5,99 cm 0,52 mm

5 12,15 cm 5,92 cm 0,52 mm

6 12,14 cm 5,95 cm 0,53 mm

7 12,15 cm 5,93 cm 0,54 mm

8 12,16 cm 6,00 cm 0,53 mm

9 12,15 cm 5,96 cm 0,52 mm

10 12,14 cm 5,97 cm 0,51 mm

Rata-rata 12,147 cm 5,954 cm 0,528 mm

Massa ± ∆massa = 32 gram ± 0,0005 gram

Hasil perhitungan :

Volume persegi panjang

V=p × l× tV=12,147 × 5,954 × 0,0528V=3,818666966 cm3V=3,81cm3

∆ p=1n √n

(∑ p2 )−(∑ p )2

n−1∆ p= 1

10 √10(1475,4975 )− (14754,9609 )

10−1

∆ p= 110 √ 14754,975−14754,9609

9∆ p= 1

10 √ 0,01419

∆ p= 110

√0,001566666667

∆ p= 110

∙ 0,03958114∆ p=0,003958114 cm∆ p=0,039 cm

Page 10: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

∆ l=1n √n

(∑ l2 )−(∑ l )2

n−1∆ l= 1

10 √10(354,5074 )−(3545,0116 )

10−1

∆ l= 110 √ (3545,074 )−(3545,0116 )

9∆ l= 1

10 √ 0,06249

∆ l= 110

√0,006933333333

∆ l= 110

∙0,083266639∆ l=0,0083266639 cm∆ l=0,0083 cm

∆ t=1n √n

(∑ t 2 )−(∑ t )2

n−1∆ t= 1

10 √10(2,7888 )−(27,8784 )

10−1

∆ t= 110 √ (27,888 )−(27,8784 )

9∆ t= 1

10 √ 0,00969

∆ t= 110

√0.001066666667

∆ t= 110

∙ 0,0032659863

∆ t=0,00032659863 mm

∆ t=0,00032mm

∆ t=0,000032cm

∆ v=√ ⟨ ( l ∙ t )2 ( ∆ p )2 ⟩+ ⟨( p ∙ t )2 (∆ l )2 ⟩+⟨ ( p ∙ l )2 (∆ t )2 ⟩

∆ v=√ ⟨ (5,954 ∙0,0528 )2 (0,0039 )2 ⟩+ ⟨ (12,147 ∙0,0528 )2 (0,0083 )2 ⟩+ ⟨(12,147 ∙5,954 )2 (0,000032 )2 ⟩∆ v=√ ⟨ (0,098829251 ) (0,00001521 ) ⟩+ ⟨ (0,411344702 ) ( 0,00006889 ) ⟩+ ⟨ (5230,650755 ) (0,000000001024 ) ⟩

∆ v=√0,000001503+0,000028337+0,00000535∆ v=√0,00003519

∆ v=0,005932115 cm3

∆ v=0,0059 cm3

∴V ± ∆ v=3,81 cm3± 0,0059 cm3

Masa Jenis

ρ=mv

ρ=32 gram

3,81 cm3

ρ=8,398950131gram

cm3

ρ=8,3gram

cm3

Page 11: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

∆ ρ=√( 1v )

2

( 23

∆ m)2

+( m

v2 )2

(∆ v )2∆ ρ=√( 13,81 )

2

( 23

0,0005)2

+( 32

3,812 )2

(0,0059 )2

∆ ρ=√( 114,5161 ) (1,111× 10−7 )+( 4,859594747 ) (0,00003481 )

∆ ρ=√0,000076453 ×10−4+1,691624931× 10− 4∆ ρ=√1,691701474 ×10−4

∆ ρ=0,013006542gram

cm3

∆ ρ=0,013gram

cm3

∴ ρ ± ∆ ρ=8,3gram

cm3± 0,013

gram

cm3

4.1.3 Tabel Hasil Percobaan Lingkaran

No Diameter (d ± ∆d) Tebal (t±∆t)

1 11,97 cm 0,99 mm

2 11,77 cm 0,97 mm

3 11,97 cm 1,1 mm

4 11,96 cm 0,98 mm

5 11,97 cm 1,1 mm

6 11,96 cm 0,98 mm

7 11,98 cm 0,99 mm

8 11,99 cm 0,98 mm

9 11,97 cm 0,96 mm

10 11,97 cm 1,1 mm

Rata-rata 11,951 cm 1,015 mm

Massa ± ∆massa = 88 gram ± 0,0005gram

Hasil perhitungan :

Volume Lingkaran

V= 14

π d2 t

V= 14

∙ 3,14 (11,951 )2 ∙ 0,1015V= 14

∙ 3,14 (142,826401 ) ∙0,1015

V= 14

∙ 3,14 ∙ 14,4968797V= 14

∙ 45,52020226V=11,38005057 cm3V=11,4 cm3

Page 12: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

∆ D=1n √ [n (∑ D 2) ]−(∑ D )

2∆ D= 1

10 √ [10 (1428,3011 ) ]−(14282,6401 )

∆ D= 110

√14283,011−14282,6401∆ D= 110

√0,3709∆ D= 110

∙0,609015599

∆ D=0,0609015599 cm∆ D=0,061 cm

∆ t=1n √n

(∑ t 2 )−(∑ t )2

n−1∆ t= 1

10 √10(10,3339 )−(103,0225 )

10−1

∆ t= 110 √ (103,339 )−(103,0225 )

9∆ t= 1

10 √ 0,31659

∆ t= 110

√0,035166666

∆ t= 110

∙ 0,187527775

∆ t=0,0187527775 mm

∆ t=0,018 mm

∆ t=0,0018 cm

∆ v=√( 12

π d t)2

(∆ D )2+( 14

π d2)2

(∆ t )2

∆ v=√( 12

∙ 3,14 ∙ 11,951 ∙ 0,1015)2

(0,061 )2+( 14

∙ 3,14 ∙ 0,0612)2

(0,0018 )2

∆ v=√ (3,626935916 ) (0,003721 )+(0,000008532 ) (0,00000324 )

∆ v=√0.013495828+2,764368 × 10−11∆ v=√0,013495828∆ v=0,116171548 cm3

∆ v=0,11 cm3

∴V ± ∆ v=11,4 cm3± 0,11cm3

Masa Jenis

ρ=mv

ρ=88 gram

11,4 cm3

ρ=7,719298246gram

cm3

ρ=7,7gram

cm3

Page 13: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

∆ ρ=√( 1v )

2

( 23

∆ m)2

+( m

v2 )2

(∆ v )2∆ ρ=√( 111,4 )

2

( 23

0,0005)2

+( 88

11,42 )2

(0,11)2

∆ ρ=√( 1129,96 ) (1,111×10−7 )+ (0,458506966 ) (0,0121 )

∆ ρ=√0,000008548 ×10−3+5,547934289 ×10−3∆ ρ=√5,548019769× 10−3

∆ ρ=0,07448503gram

cm3

∆ ρ=0,074gram

cm3

∴ ρ ± ∆ ρ=7,7gram

cm3± 0,074

gram

cm3

4.2 Pembahasan

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur jangka sorong dan

mikrometer sekrup. Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang, lebar,

atau diameter. Sedangkan ketebalan diukur menggunakan mikrometer sekrup

karena mikrometer memiliki ketelitian 10 kali lebih teliti dari pada jangka sorong.

Berdasarkan hasil perhitungan volume dari plat besi bujur sangkar yang

didapatkan adalah 14,4 cm3. Sedangkan delta volumenya adalah 0,13 cm3. Untuk

volume plat besi persegi panjang adalah 3,81cm3 dan delta volumenya 0,0059cm3.

Kemudian pada plat besi lingkaran memiliki volume 11,4 cm3 serta delta

volumenya yaitu 0,11 cm3.

Volume didapatkan dari mengalikan panjang rata-rata, lebar rata-rata, dan

tebal rata-rata yang sebelumnya disamakan dulu satuannya menjadi cm. Besarnya

volume suatu benda tergantung dari ukuran benda tersebut. Volume juga bisa

didapatkan dengan memasukan benda yang akan diukur volumenya ke suatu

wadah yang berisi air. Kemudian hitung jumlah air setelah benda dimasukan dan

sebelum benda dimasukan. Namun, cara ini kurang teliti dibanding mengukur

Page 14: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

menggunakan alat ukur karena setiap alat ukur memiliki ketelitian masing-

masing.

Panjang rata-rata, lebar rata-rata, dan tebal rata-rata didapatkan dengan

cara menjumlahkan seluruh hasil pengukuran kemudian dibagi dengan banyaknya

pengukuran yang dilakukan. Dalam hal ini melakukan pengukuran sebanyak 10

kali, sehingga seluruh hasil pengukuran dibagi dengan 10.

Pada perhitungan kali ini juga menghitung massa jenis dari plat besi.

Massa jenis plat besi bujur sangkar adalah 7,84gram

cm3 sedangkan delta massa

jenisnya adalah 70,070gram

cm3 . Untuk massa jenis plat besi persegi panjang yaitu

8,3gram

cm3 dan delta massa jenisnya yaitu 0,013gram

cm3 . Kemudian massa jenis plat

besi lingkaran adalah 7,7gram

cm3 serta memiliki delta massa jenis yaitu 0,074gram

cm3 .

Sebagaimana kita ketahui massa jenis besi adalah 7,9gram

cm3 . Massa jenis

memiliki sifat intensif yaitu tidak bergantung dengan jumlah suatu zat. Jadi

seharusnya massa jenis plat besi bujur sangkar, persegi panjang, maupun

lingkaran adalah 7,9 gram

cm3 . Banyak faktor yang menyebabkan hasil perhitungan

massa jenis tidak sesuai dengan massa jenis sebenarnya, diantaranya kekurang

telitian dalam menghitung skala pada alat ukur. Kemudian kerusakan alat,

penggunaan angka berarti yang tidak tepat dalam perhitungan serta tidak ada

pengukuran yang benar-benar tepat karen setiap pengkuran memiliki

ketidakpastian.

Page 15: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Jangka Sorong dan Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengkur

benda padat.

2. Penggunaan angka berarti akan menentukan hasil akhir suatu perhitungan.

3. Setiap pengukuran memiliki ketidakpastian.

4. Setiap alat ukur memiliki ketelitian masing-masing.

5.2 Saran

1. Semakin banyak melakukan pengukuran maka akan memberikan hasil

pengukuran yang semakin baik.

2. Penggunaan angka penting yang tepat akan menentukan hasil perhitungan.

Page 16: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 1998. Fisika Edisi ke 5Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Rusydi, Febdian. 2008. Angka Penting. http://diary.febdian.net diakses pada

tanggal 3 Oktober 2011, pukul 22.46 WIB.

Sugandi, Eka. 2008. Menghitung Diameter Benda Luar.

http://basicsphysics.blogspot.com/2008/11/jangka-sorong.html diakses

pada tanggal 29 September 2011, pukul 10.26 WIB.

Suhendar. Endar. 2011. Pengukuran Besaran Panjang. http://fisikasma-

online.blogspot.com diakses pada tanggal 29 September 2011, pukul 10.42

WIB.

Warsito, Adi. 2009. Alat Ukur Besaran dan Ketelitiannya.

http://adiwarsito.wordpress.com diakses pada tanggal 29 September 2011,

pukul 10.35 WIB.

Page 17: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

LAMPIRAN

Gambar Mikrometer sekrup

Page 18: Laporan Praktikum Fisika Dasar I

Gambar Jangka Sorong