Laporan Praktikum Fisika Dasar I
-
Upload
nurul-fitria -
Category
Documents
-
view
78 -
download
1
description
Transcript of Laporan Praktikum Fisika Dasar I
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR
(Pengukuran Dasar Pada Benda Padat)
Disusun oleh
Nama : Alfredo Matheus
NPM : 240210120076
Kelompok :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Asisten : Fredy Agil Raynaldo
LABORATORIUM FISIKA DASAR
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa tujuan didakannya praktikum ini
adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa. Dalam
praktikum fisika dasar ini mahasiswa diajak mampu untuk bekerja sama dengan
anggota kelompok masing-masing, mampu mengamati, menganalisa, dan
menyimpulkan apa yang mereka dapatkan selama melaksanakan praktikum.
Di praktikum ini mahasiswa akan melakukan suatu pengukuran terhadap
beberapa benda. Setiap benda tentu memilki ukuran yang berbeda. Praktikum ini
akan melakukan pengukuran pada benda padat yaitu plat besi. Pengukuran ini
dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang panjang, lebar, diameter dan
ketebalan serta volume dari benda-benda padat tersebut. Untuk melakukan
pengukuran ini dibutuhkan beberapa alat yakni; jangka sorong dan mikrometer
sekrup. Para mahasiswa juga dituntut untuk mempelajari bagaimana cara
menggunakan alat-alat ukur dasar ini.
Melakukan praktikum pengukuran ini akan melatih ketelitian mahasiswa
dalam membaca alat ukur, cara penulisan angka-angka dan melakukan suatu
perhitungan. Setelah dilakukan pengukuran, mahasiswa dapat melakukan suatu
perhitungan,
1.2 Tujuan
1. Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dasar seperti jangka sorong dan
mikrometer sekrup
2. Menuliskan dengan benar angka-angka penting dan hasil pengukuran atau
perhitungan
3. Menghitung besaran lain berdasarkan ukuran-ukuran dasar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Angka penting adalah angka hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti
(eksak) dan angka taksiran. Angka pasti diperoleh dari penghitungan skala alat
ukur, sedangkan angka taksiran diperoleh dari setengah skala terkecil. Aturan
penulisan angka penting :
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
2. Angka nol dibelakang angka bukan nol adalah bukan angka penting,
kecuali diberi tanda khusus misal garis bawah.
3. Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol adalah angka
penting.
4. Angka nol di depan angka bukan nol adalah bukan angka penting.
5. Angka nol dibelakang tanda desimal dan mengikuti angka bukan nol
adalah angka penting.
Contoh
No Angka Jumlah Angka Penting Menurut aturan1
2
3
4
5
6
2356
250
3000
303
0,020
2,00
4
2
4
3
2
3
Nomor 1
Nomor 2
Nomor 2
Nomor 3
Nomor 4
Nomor 5
Jangka sorong adalah alat ukur yang dapat di gunakan untuk mengukur
panjang, lebar, diameter dalam, dan diameter luar suatu benda. Jangka sorong
terdiri dari dua rahang, yaitu rahang tetap yang tertera skala utama dimana 10
skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang
saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan 10 skala nonius memilki panjang 0,9
cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm.
Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm-0,09 cm = 0,01
cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau
0,01cm. Ketelitian jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil yang berarti
Dx = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm atau 0,05 mm.
Cara menggunakan jangka sorong yaitu, geser rahang geser jangka sorong
kekanan sehingga benda dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser
dna rahan tetap). Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
Kemudian geser rahang kekiri sehingga benda yang diukur terjepit oleh rahang.
Lalu baca skalanya.
Cara membaca jangka sorong yaitu baca skala utama yang berimpit atau
skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonius. Kemudian bacalah skala nonius
yang tepat berimpit dengan skala utama. Jumlahkan skala utama dan skala nonius.
Mikrometer sekrup adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
kedalaman, ketebalan suatu benda, serta diameter kawat kecil. Mikrometer terbagi
menjadi 3 diantaranya, mikrometer luar atau mikrometer caliper, mikrometer
dalam, mikrometer kedalaman. Mikrometer sekrup yang digunakan dalam
praktikum kali ini yaitu mikrometer luar atau mikrometer caliper. Mikrometer
caliper digunakan untuk mengukur ketebalan plat, ketebalan batang, dan diameter
kawat kecil.
Mikrometer sekrup memilki dua skala, skala utama dan skala nonius.
Skala utama mikrometer sekrup terdapat pada selubung kecil sedangkan skala
nonius terdapat pada selubung luar yang berputar maju dan mundur. 1 putaran
lengkap skala utama maju atau mundur 0,5 mm karena selubung luar terdiri 50
skala maka 1 skala selubung luar = 0.5 mm
50 = 0,01 mm. Jadi skala terkecil
mikrometer sekrup adalah 0,01 mm. Ketelitian mikrometer sekrup adalah ( ½ x
0,01 mm ) = 0,005 mm atau 0,0005 cm.
Mikrometer sekrup terdiri dari bingkai, landasan, gelendong, pengunci,
sleeve, timble, dan ratchet knob. Bingkai mikrometer sekrup berbentuk huruf C
terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta dibuat agak tebal dan kuat.
Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan pengerutan yang
mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai dilapisi plastik untuk meminimalkan
transfer panas dari tangan ketika pengukuran karena jika memegang bingkai agak
lama, bingkai memanas sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan
memanjang sebesar 1/100 mm.
Selanjutnya landasan atau anvil, landasan ini berfungsi sebagai penahan
ketika benda diletakan dan diantara anvil dan spindle. Gelendong atau spindle,
merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan. Kemudian pengunci,
pengunci berfungsi sebagai penahan gelendong agar tidak bergerak ketika
mengukur benda. Lalu bagian mikrometer yang selanjutnya adalah sleeve, slevee
adalah tempat skala utama. Sedangkan tempat skala nonius yaitu thimble.
Terakhir yaitu ratchet knob, ratchet knob berfungsi untuk memajukan atau
memundurkan gelendong agar sisi benda yang akan diukur tepat berada diantara
spindle dan anvil.
Cara menggunakan mikrometer skrup yaitu membuka pengunci
mikrometer skrup kemudian membuka celah antara spindle dan anvil sedikit lebih
besar dari benda yang akan diukur dengan cara memutar ratchet knob. Kemudian
masukan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil. Geserkan spindle ke
arah benda dengan cara memutar ratchet knob sampai terdengar bunyi klik.
Jangan sampai terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh saja. Selanjutnya
kunci mikrometer sekrup agar spindle tidak bergerak. Keluarkan benda dari
mikrometer skrup dan baca skalanya.
Cara membaca mikrometer sekrup yaitu pertama posisikan mikrometer
sekrup tegak lurus dengan arah pandangan. Kemudian baca skala utama pada
mikrometer skrup. Garis bagian atas menunjukan angka bulat dalam mm
contohnya 1 mm, 2 mm, 3 mm, dst. Sedangan garis skala bagian bawah
menunjukan bilangan 0,5. Selanjutnya baca skala nonius yaitu garis yang tepat
segaris dengan garis pembagi pada skala utama. Setiap satu garis pada skala
nonius menunjukan 0,01 mm. Jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama
dengan hasil pengukuran dari skala nonius.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat
1. Jangka sorong (sekmat)
2. Mikrometer sekrup
3.2 Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah plat besi bujur
sangkar (112,9 gram), plat besi persegi panjang (32 gram), dan plat besi lingkaran
(88 gram).
3.3 Prosedur
1. Mengukur panjang dan lebar dari plat besi persegi menggunakan jangka
sorong. Melakukan pengukuran sebanyak 10 kali.
2. Mencatat semua hasil pengukuran.
3. Mengukur tebal dari plat besi persegi dengan menggunakan mikrometer
sekrup. Melakukan pengukuran sebanyak 10 kali.
4. Mencatat semua hasil pengukuran.
5. Mengukur panjang dan lebar dari plat besi bujur sangkar menggunakan
jangka sorong. Melakukan pengkuran sebanyak 10 kali.
6. Mencatat semua hasil pengukuran.
7. Mengukur tebal dari plat besi bujur sangkar dengan menggunakan
mikrometer sekrup. Melakukan pengukuran sebanyak 10 kali.
8. Mencatat semua hasil pengukuran.
9. Mengukur diameter dari plat besi lingkaran menggunakan jangka sorong.
Mekakukan pengkuran sebanyak 10 kali.
10. Mencatat semua hasil pengukuran.
11. Mengukur tebal dari plat besi lingkaran menggunakan mikrometer sekrup.
Melakukan pengukuran sebanyak 10 kali.
12. Mencatat semua hasil pengukuran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
4.1.1 Tabel Hasil Percobaan Bujur Sangkar
No Panjang (p ± ∆p) Lebar (l ± ∆l) Tebal (t ± ∆t)
1 12,02 cm 12,01 cm 0,98 mm
2 12,04 cm 12,03 cm 0,99 mm
3 12,03 cm 12,04 cm 0,96 mm
4 11,97 cm 11,96 cm 0,98 mm
5 12,00 cm 12,01 cm 1,02 mm
6 12,08 cm 12,07 cm 1,01 mm
7 12,06 cm 12,05 cm 1,06 mm
8 12,02 cm 12,01 cm 0,98 mm
9 12,05 cm 12,06 cm 0,98 mm
10 12,00 cm 12,01 cm 0,97 mm
Rata-rata 12,027 cm 12,025 cm 0,993 mm
Massa ± ∆massa = 112 gram ± 0,0005 gram
Hasil perhitungan :
Volume bujur sangkar
V=p × l× tV=12,027 × 12,025 ×0,0993V=14,36123023 cm3V=14,4 cm3
∆ p=1n √n
(∑ p2 )−(∑ p )2
n−1∆ p= 1
10 √10(1446,4967 )−(14464,8729 )
10−1
∆ p= 110 √ 14464,4967−14464,8729
9∆ p= 1
10 √ 0,09419
∆ p= 110
√0.0104555
∆ p= 110
∙ 0,102252411∆ p=0,0102252411cm∆ p=0,010cm
∆ l=1n √n
(∑ l2 )−(∑ l )2
n−1∆ l= 1
10 √10(1446,0155 )−(14460,0625 )
10−1
∆ l= 110 √ (14460,155 )− (14460,0625 )
9∆ l= 1
10 √ 0,09259
∆ l= 110
√0,01027777
∆ l= 110
∙0,101379375∆ l=0,0101379375 cm∆ l=0,010 cm
∆ t=1n √n
(∑ t 2 )−(∑ t )2
n−1∆ t= 1
10 √10(9,8683 )−( 98,6049 )
10−1
∆ t= 110 √ (98,683 )− (98,6049 )
9∆ t= 1
10 √ 0,07819
∆ t= 110
√0.00867
∆ t= 110
∙ 0,09315459
∆ t=0,009315459 mm
∆ t=0,0093 mm
∆ t=0,00093 cm
∆ v=√ ⟨ ( l ∙ t )2 ( ∆ p )2 ⟩+ ⟨( p ∙ t )2 (∆ l )2 ⟩+⟨ ( p ∙ l )2 (∆ t )2 ⟩
∆ v=√ ⟨ (12,025 ∙0,0993 )2 (0,010 )2 ⟩+ ⟨(12,027 ∙ 0,0993 )2 (0,010 )2 ⟩+⟨ (12,027 ∙12,025 )2 (0,00093 )2 ⟩∆ v=√ ⟨ (1,425833017 ) (0,0001 ) ⟩+ ⟨ (1,426307346 ) (0,0001 ) ⟩+ ⟨ (20916,29662 ) (0,0000008649 ) ⟩
∆ v=√0,000142583+0,000142630+0,018090504∆ v=√0,018375717
∆ v=0,135557061 cm3
∆ v=0,13 cm3
∴V ± ∆ v=14,4 ± 0,13 cm3
Masa Jenis
ρ=mv
ρ=112,9 gram
14,4 cm3
ρ=7,84027778gram
cm3
ρ=7,84gram
cm3
∆ ρ=√( 1v )
2
( 23
∆ m)2
+( m
v2 )2
(∆ v )2∆ ρ=√( 114,4 )
2
(23
0,0005)2
+( 112,9
14,42 )2
(0,13 )2
∆ ρ=√( 1207,36 )(1,111×10−7 )+(0,296440758 ) (0,0169 )
∆ ρ=√0,000000535 ×10−3+5,00984881 ×10−3∆ ρ=√5,009849345× 10−3
∆ ρ=0,070780289gram
cm3
∆ ρ=0,070gram
cm3
∴ ρ ± ∆ ρ=7,84gram
cm3± 0,070
gram
cm3
4.1.2 Tabel Hasil Percobaan Persegi Panjang
No Panjang (p ± ∆p) Lebar (l ± ∆l) Tebal (t ± ∆t)
1 12,13 cm 5,93 cm 0,51 mm
2 12,17 cm 5,95 cm 0,53 mm
3 12,13 cm 5,94 cm 0,54 mm
4 12,15 cm 5,99 cm 0,52 mm
5 12,15 cm 5,92 cm 0,52 mm
6 12,14 cm 5,95 cm 0,53 mm
7 12,15 cm 5,93 cm 0,54 mm
8 12,16 cm 6,00 cm 0,53 mm
9 12,15 cm 5,96 cm 0,52 mm
10 12,14 cm 5,97 cm 0,51 mm
Rata-rata 12,147 cm 5,954 cm 0,528 mm
Massa ± ∆massa = 32 gram ± 0,0005 gram
Hasil perhitungan :
Volume persegi panjang
V=p × l× tV=12,147 × 5,954 × 0,0528V=3,818666966 cm3V=3,81cm3
∆ p=1n √n
(∑ p2 )−(∑ p )2
n−1∆ p= 1
10 √10(1475,4975 )− (14754,9609 )
10−1
∆ p= 110 √ 14754,975−14754,9609
9∆ p= 1
10 √ 0,01419
∆ p= 110
√0,001566666667
∆ p= 110
∙ 0,03958114∆ p=0,003958114 cm∆ p=0,039 cm
∆ l=1n √n
(∑ l2 )−(∑ l )2
n−1∆ l= 1
10 √10(354,5074 )−(3545,0116 )
10−1
∆ l= 110 √ (3545,074 )−(3545,0116 )
9∆ l= 1
10 √ 0,06249
∆ l= 110
√0,006933333333
∆ l= 110
∙0,083266639∆ l=0,0083266639 cm∆ l=0,0083 cm
∆ t=1n √n
(∑ t 2 )−(∑ t )2
n−1∆ t= 1
10 √10(2,7888 )−(27,8784 )
10−1
∆ t= 110 √ (27,888 )−(27,8784 )
9∆ t= 1
10 √ 0,00969
∆ t= 110
√0.001066666667
∆ t= 110
∙ 0,0032659863
∆ t=0,00032659863 mm
∆ t=0,00032mm
∆ t=0,000032cm
∆ v=√ ⟨ ( l ∙ t )2 ( ∆ p )2 ⟩+ ⟨( p ∙ t )2 (∆ l )2 ⟩+⟨ ( p ∙ l )2 (∆ t )2 ⟩
∆ v=√ ⟨ (5,954 ∙0,0528 )2 (0,0039 )2 ⟩+ ⟨ (12,147 ∙0,0528 )2 (0,0083 )2 ⟩+ ⟨(12,147 ∙5,954 )2 (0,000032 )2 ⟩∆ v=√ ⟨ (0,098829251 ) (0,00001521 ) ⟩+ ⟨ (0,411344702 ) ( 0,00006889 ) ⟩+ ⟨ (5230,650755 ) (0,000000001024 ) ⟩
∆ v=√0,000001503+0,000028337+0,00000535∆ v=√0,00003519
∆ v=0,005932115 cm3
∆ v=0,0059 cm3
∴V ± ∆ v=3,81 cm3± 0,0059 cm3
Masa Jenis
ρ=mv
ρ=32 gram
3,81 cm3
ρ=8,398950131gram
cm3
ρ=8,3gram
cm3
∆ ρ=√( 1v )
2
( 23
∆ m)2
+( m
v2 )2
(∆ v )2∆ ρ=√( 13,81 )
2
( 23
0,0005)2
+( 32
3,812 )2
(0,0059 )2
∆ ρ=√( 114,5161 ) (1,111× 10−7 )+( 4,859594747 ) (0,00003481 )
∆ ρ=√0,000076453 ×10−4+1,691624931× 10− 4∆ ρ=√1,691701474 ×10−4
∆ ρ=0,013006542gram
cm3
∆ ρ=0,013gram
cm3
∴ ρ ± ∆ ρ=8,3gram
cm3± 0,013
gram
cm3
4.1.3 Tabel Hasil Percobaan Lingkaran
No Diameter (d ± ∆d) Tebal (t±∆t)
1 11,97 cm 0,99 mm
2 11,77 cm 0,97 mm
3 11,97 cm 1,1 mm
4 11,96 cm 0,98 mm
5 11,97 cm 1,1 mm
6 11,96 cm 0,98 mm
7 11,98 cm 0,99 mm
8 11,99 cm 0,98 mm
9 11,97 cm 0,96 mm
10 11,97 cm 1,1 mm
Rata-rata 11,951 cm 1,015 mm
Massa ± ∆massa = 88 gram ± 0,0005gram
Hasil perhitungan :
Volume Lingkaran
V= 14
π d2 t
V= 14
∙ 3,14 (11,951 )2 ∙ 0,1015V= 14
∙ 3,14 (142,826401 ) ∙0,1015
V= 14
∙ 3,14 ∙ 14,4968797V= 14
∙ 45,52020226V=11,38005057 cm3V=11,4 cm3
∆ D=1n √ [n (∑ D 2) ]−(∑ D )
2∆ D= 1
10 √ [10 (1428,3011 ) ]−(14282,6401 )
∆ D= 110
√14283,011−14282,6401∆ D= 110
√0,3709∆ D= 110
∙0,609015599
∆ D=0,0609015599 cm∆ D=0,061 cm
∆ t=1n √n
(∑ t 2 )−(∑ t )2
n−1∆ t= 1
10 √10(10,3339 )−(103,0225 )
10−1
∆ t= 110 √ (103,339 )−(103,0225 )
9∆ t= 1
10 √ 0,31659
∆ t= 110
√0,035166666
∆ t= 110
∙ 0,187527775
∆ t=0,0187527775 mm
∆ t=0,018 mm
∆ t=0,0018 cm
∆ v=√( 12
π d t)2
(∆ D )2+( 14
π d2)2
(∆ t )2
∆ v=√( 12
∙ 3,14 ∙ 11,951 ∙ 0,1015)2
(0,061 )2+( 14
∙ 3,14 ∙ 0,0612)2
(0,0018 )2
∆ v=√ (3,626935916 ) (0,003721 )+(0,000008532 ) (0,00000324 )
∆ v=√0.013495828+2,764368 × 10−11∆ v=√0,013495828∆ v=0,116171548 cm3
∆ v=0,11 cm3
∴V ± ∆ v=11,4 cm3± 0,11cm3
Masa Jenis
ρ=mv
ρ=88 gram
11,4 cm3
ρ=7,719298246gram
cm3
ρ=7,7gram
cm3
∆ ρ=√( 1v )
2
( 23
∆ m)2
+( m
v2 )2
(∆ v )2∆ ρ=√( 111,4 )
2
( 23
0,0005)2
+( 88
11,42 )2
(0,11)2
∆ ρ=√( 1129,96 ) (1,111×10−7 )+ (0,458506966 ) (0,0121 )
∆ ρ=√0,000008548 ×10−3+5,547934289 ×10−3∆ ρ=√5,548019769× 10−3
∆ ρ=0,07448503gram
cm3
∆ ρ=0,074gram
cm3
∴ ρ ± ∆ ρ=7,7gram
cm3± 0,074
gram
cm3
4.2 Pembahasan
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur jangka sorong dan
mikrometer sekrup. Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang, lebar,
atau diameter. Sedangkan ketebalan diukur menggunakan mikrometer sekrup
karena mikrometer memiliki ketelitian 10 kali lebih teliti dari pada jangka sorong.
Berdasarkan hasil perhitungan volume dari plat besi bujur sangkar yang
didapatkan adalah 14,4 cm3. Sedangkan delta volumenya adalah 0,13 cm3. Untuk
volume plat besi persegi panjang adalah 3,81cm3 dan delta volumenya 0,0059cm3.
Kemudian pada plat besi lingkaran memiliki volume 11,4 cm3 serta delta
volumenya yaitu 0,11 cm3.
Volume didapatkan dari mengalikan panjang rata-rata, lebar rata-rata, dan
tebal rata-rata yang sebelumnya disamakan dulu satuannya menjadi cm. Besarnya
volume suatu benda tergantung dari ukuran benda tersebut. Volume juga bisa
didapatkan dengan memasukan benda yang akan diukur volumenya ke suatu
wadah yang berisi air. Kemudian hitung jumlah air setelah benda dimasukan dan
sebelum benda dimasukan. Namun, cara ini kurang teliti dibanding mengukur
menggunakan alat ukur karena setiap alat ukur memiliki ketelitian masing-
masing.
Panjang rata-rata, lebar rata-rata, dan tebal rata-rata didapatkan dengan
cara menjumlahkan seluruh hasil pengukuran kemudian dibagi dengan banyaknya
pengukuran yang dilakukan. Dalam hal ini melakukan pengukuran sebanyak 10
kali, sehingga seluruh hasil pengukuran dibagi dengan 10.
Pada perhitungan kali ini juga menghitung massa jenis dari plat besi.
Massa jenis plat besi bujur sangkar adalah 7,84gram
cm3 sedangkan delta massa
jenisnya adalah 70,070gram
cm3 . Untuk massa jenis plat besi persegi panjang yaitu
8,3gram
cm3 dan delta massa jenisnya yaitu 0,013gram
cm3 . Kemudian massa jenis plat
besi lingkaran adalah 7,7gram
cm3 serta memiliki delta massa jenis yaitu 0,074gram
cm3 .
Sebagaimana kita ketahui massa jenis besi adalah 7,9gram
cm3 . Massa jenis
memiliki sifat intensif yaitu tidak bergantung dengan jumlah suatu zat. Jadi
seharusnya massa jenis plat besi bujur sangkar, persegi panjang, maupun
lingkaran adalah 7,9 gram
cm3 . Banyak faktor yang menyebabkan hasil perhitungan
massa jenis tidak sesuai dengan massa jenis sebenarnya, diantaranya kekurang
telitian dalam menghitung skala pada alat ukur. Kemudian kerusakan alat,
penggunaan angka berarti yang tidak tepat dalam perhitungan serta tidak ada
pengukuran yang benar-benar tepat karen setiap pengkuran memiliki
ketidakpastian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Jangka Sorong dan Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengkur
benda padat.
2. Penggunaan angka berarti akan menentukan hasil akhir suatu perhitungan.
3. Setiap pengukuran memiliki ketidakpastian.
4. Setiap alat ukur memiliki ketelitian masing-masing.
5.2 Saran
1. Semakin banyak melakukan pengukuran maka akan memberikan hasil
pengukuran yang semakin baik.
2. Penggunaan angka penting yang tepat akan menentukan hasil perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 1998. Fisika Edisi ke 5Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Rusydi, Febdian. 2008. Angka Penting. http://diary.febdian.net diakses pada
tanggal 3 Oktober 2011, pukul 22.46 WIB.
Sugandi, Eka. 2008. Menghitung Diameter Benda Luar.
http://basicsphysics.blogspot.com/2008/11/jangka-sorong.html diakses
pada tanggal 29 September 2011, pukul 10.26 WIB.
Suhendar. Endar. 2011. Pengukuran Besaran Panjang. http://fisikasma-
online.blogspot.com diakses pada tanggal 29 September 2011, pukul 10.42
WIB.
Warsito, Adi. 2009. Alat Ukur Besaran dan Ketelitiannya.
http://adiwarsito.wordpress.com diakses pada tanggal 29 September 2011,
pukul 10.35 WIB.
LAMPIRAN
Gambar Mikrometer sekrup
Gambar Jangka Sorong