Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

45
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGUKURAN DASAR KODE : PFU – 01 Oleh : NAMA : FACHRUN NISA’ TATIMMA NIM : 130210102118 KELOMPOK : FI-1327 HARI, TANGGAL :SENIN, 18 NOVEMBER 2013 ASISTEN : ERLYN YULIA LABORATORIUM FISIKA DASAR PENDIDIKAN FISIKA – PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

description

pengukuran dasar, fisika dasar 1

Transcript of Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

Page 1: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PENGUKURAN DASAR

KODE : PFU – 01

Oleh :

NAMA : FACHRUN NISA’ TATIMMA

NIM : 130210102118

KELOMPOK : FI-1327

HARI, TANGGAL :SENIN, 18 NOVEMBER 2013

ASISTEN : ERLYN YULIA

LABORATORIUM FISIKA DASAR

PENDIDIKAN FISIKA – PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Aktivitas

mengukur menjadi sangat penting untuk selalu dilakukan dalam mempelajari berbagai

fenomena yang sedang dipelajari. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk

mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif. Dan jika dikaitkan

dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran

menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya.

Pengamatan suatu gejala secara umum tidak lengkap apabila tidak ada data yang

didapat dari hasil pengukuran. Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yaitu

kuantitas atau nilai dan satuan. Sesuatu yang memiliki kuantitas dan satuan dinamakan

besaran.

Untuk mengukur setiap besaran telah diciptakan alat ukurnya masing-masing.

Sehubungan dengan persoalan diatas, maka untuk lebih mengetahui cara menggunakan

dan menentukan hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukurnya masing-masing

maka diadakanlah percobaan “Pengukuran Dasar”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana cara menggunakan jangka sorong?

1.2.2 Bagaimana cara menggunakan mikrometer sekrup?

1.2.3 Bagaimana cara menggunakan neraca Ohauss tiga lengan?

1.2.4 Bagaimana cara menggunakan spherometer?

1.2.5 Bagaimana cara menggunakan piknometer?

1.2.6 Apa yang menentukan ketidakpastian pada pengukuran berulang?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mahasiswa mampu menggunakan jangka sorong.

1.3.2 Mahasiswa mampu menggunakan mikrometer sekrup.

1.3.3 Mahasiswa mampu menggunakan neraca Ohauss tiga lengan.

1.3.4 Mahasiswa mampu menggunakan spherometer.

1.3.5 Mahasiswa mampu menggunakan piknometer.

1.3.6 Mahasiswa mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran berulang.

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 3: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Fisika pada dasarnya selalu berhubungan dengan pengukuran, baik pengukuran secara

langsung seperti mengukur panjang, jarak, luas, dll. Ataupun secara tidak langsung seperti

mengukur energi, gaya, kecepatan, massa, dll. Sistem cara atau aturan untuk menyatakan

sebuah besaran fisika ke dalam angka dinamakan sistem satuan. Sistem satuan juga

menunjukkan bagaimana sebuah besaran diukur atau dibandingkan dengan besaran sejenis

lain (Ishaq, 2007:2).

Untuk mendiskripsikan sebuah besaran fisika, kita mendefinisikan dahulu suatu satuan

yaitu ukuran besaran yang didefinisikan bernilai persis 1,0. Kemudian kita mendefinisikan

suatu standar, yaitu suatu acuan yang berfungsi sebagai patokan pembanding bagi semua

contoh lain dari besaran yang bersangkutan. Kemudian kita mendefinisikan semua besaran

fisika lainnya dalam pertalian dengan besaran-besaran dasar ini dan standar-standar mereka

(Halliday, 2005:132).

Besaran panjang yang merupakan jarak anatara 2 titik dapat diukur dengan alat ukur

seperti mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup (Supriyanto, 2004:19).

Mengukur dengan Menggunakan Mistar

Pada pengukurn dengan menggunakan mistar yang diperhatikan adalah titik nol mistar

harus tepat pada salah satu ujung benda yang diukur. Pembacaan skala pada mistar harus

tegak lurus pada skala yang ditunjuk, agar tidak terjadi kesalahan.

Mistar biasanya digunakan untuk mengukur benda yang panjangnya kurang dari 50

cm atau 100 cm. tingkat ketelitiannya 0,5 mm (1/2 x 1 mm). Satuan yang tercantum dalam

mistar adalah cm, mm, inchi (Wasis, 2004).

Mengukur dengan Menggunakan Jangka Sorong

Setiap jangka sorong memiliki skala utama (SU) dan skala bantu atau skala nonius

(SN). Pada umumnya, nilai skala utama = 1 mm, dan banyaknya skala nonius tidak selalu

sama antara satu jangka sorong dengan jangka sorong lainnya. Sebuah jangka sorong baru

dapat digunakan jika nilai skala terkecilnya (NST) telah diketahui, yaitu dengan

menggunakan persamaan (Kristanta, 2009).

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 4: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

Jangka sorong dapat digunakan untuk menentukan dimensi dalam, luar dan kedalaman

dari benda uji. Skala nonius dalam jangka sorong meningkatkan akurasi pengukuran hingga ½

mm (Hikmah, 2005).

Mengukur dengan Menggunakan Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup memiliki dua bagian skala mendatar (SM) sebagai skala utama dan

skala putar (SP) sebagai skala nonius. NST mikrometer sekrup dapat ditentukan dengan cara

yang sama prinsipnya dengan jangka sorong. Hasil pengukuran dari suatu mikrometer dapat

ditentukan dengan cara membaca penujukkan bagian ujung skala putar terhadap skala utama

dan garis horisontal (yang membagi dua skala utama menjadi skala bagian atas dan bawah)

terhadap skala putar. Pada umumnya mikrometer sekrup memiliki NST skala mendatar (skala

utama) 0,5 mm dan jumlah skala putar (nonius) sebanyak 50 skala (Anshar, 2009).

Mengukur dengan Menggunakan Neraca

Setiap benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam masing-

masing benda disebut massa benda. Dalam SI, massa menggunakan satuan dasar kilogram

(kg). Massa benda diukur dengan neraca lengan, salah satu jenis neraca lengan yaitu neraca

lengan Ohauss tipe 311 gram.

Neraca tipe ini mempunyai 4 lengan, masing-masing lengan mempunyai batas ukur

dan NST yang berbeda-beda. Untuk menggunakan neraca ini terlebih dahulu ditentukan NST

masing-masing kemudian dijumlahkan dengan penunjukkan lengan neraca yang digunakan

(Retno, 2004).

Mengukur dengan Menggunakan Spherometer

Alat ini digunakan untuk mengukur kelengkungan permukaan sferis. Ketelitian

spheromter bisa mencapai 0,01 mm.

Adapun bagian dari spherometer sebagai berikut.

a. Tiga kaki luar

b. Satu kaki tengah

c. Skala utama

d. Skala nonius yang terletak pada piringan

e. Sekrup pemutar

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 5: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

Jika jarak antara kaki luar (a), maka jarak kaki luar dan kaki tengah (r) yang

memenuhi r = ( a

√3 ). Jika kaki tengah menggeser sejauh h dari posisi 0, maka jari-jari

R = r2+h2

2 h.

Mengukur dengan Menggunakan Piknometer

Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca, bentuknya menyerupai botol parfum

atau sejenisnya yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida.

Biasanya ukuran volume piknometer yang banyak digunakan adalah 10 mL dan 25 mL.

Bagian-bagian piknometer, yaitu:

a. Tutup piknometer, untuk mempertahankan suhu di dalam piknometer

b. Lubang

c. Gelas atau tabung ukur, untuk mengukur volume cairan yang dimasukkan dalam

piknometer.

Setiap pengukuran pasti dihinggapi ketidakpastian. Adapun sebab-sebab antara lain:

1. Adanya nilai skala terkecil (“least count”) yang ditimbulkan oleh keterbatasan alat

ukur tersebut.

2. Adanya ketidakpastian bersistem, diantaranya: kesalahan kalibrasi kesalahan titik nol,

kesalahan pegas, gesekan paa alat-alat yang bergerak, dan kesalahan paralaks.

3. Adanya ketidakpastian acak, misalnya terganggunya operasional alat-alat listrik

karena fluktuasi tegangan jaringan listrik (Tim Fisika Dasar, 2013).

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 6: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Mistar, untuk mengukur panjang

2. Jangka sorong, mengukur diameter luar, diameter dalam, dan kedalaman

3. Mikrometer sekrup, mengukur panjang benda yang memiliki ukuran

maksimal 2,5 cm

4. Neraca Ohauss, mengukur massa benda

5. Spherometer, mengukur kelengkungan kaca sferis

6. Piknometer, mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida

7. Busur derajat, mengukur kemiringan sudut

8. Thermometer, mengukur suhu

9. Neraca pegas, mengukur berat suatu benda

10. Stopwatch , mengukur lamanya waktu

3.1.2 Bahan

1. Balok besi

2. Pipa berongga

3. Kaca sferis

4. Bola-bola besi

5. Air

3.2 Cara Kerja

Catatan: cek terlebih dahulu kesalahan titik nol pada alat ukur sebelum melakukan

pengukuran.

3.2.1 Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong

a) Mengukur panjang, lebar, dan tinggi balok

1. Letakkan balok di antara rahang pengukur diameter luar

2. Ukur panjang, lebar, dan tinggi balok

3. Ulangi langkah a sebanyak 3 kali

b) Mengukur diameter luar pipa

1. Letakkan pipa di bagian dalam rahang pengukur diameter luar

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 7: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

2. Geser rahang sehingga berimpit dengan pipa

3. Baca skala

4. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali

c) Mengukur diameter dalam pipa

1. Masukkan rahang ukur diameter dalam ke bagian dalam pipa

2. Geser rahang sehingga berimpit dengan pipa

3. Baca skala

4. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali

d) Mengukur kedalaman pipa

1. Masukkan tangkai pengukur ke dalam bagian dalam pipa

2. Pastikan ketinggian ujung benda berimpit dengan badan skala utama

3. Baca skala

4. Ulangi percobaan sebanyak 3 kali

3.2.2 Pengukuran Menggunakan Mikrometer Sekrup

a) Letakkan bola besi di antara rahang

b) Putar sekrup pemutar sehingga rahang berimpit dengan bola besi

c) Baca skala

d) Ulangi percobaan sebanyak 3 kali

3.2.3 Pengukuran Menggunakan Neraca Ohauss

a) Atur posisi anting logam sehingga jarum penunjuk pada posisi nol

b) Letakkan benda di piring neraca

c) Atur posisianting logam hingga posisi seimbang

d) Baca skala

e) Ulangi percobaan sebanyak 3 kali

3.2.4 Pengukuran Menggunakan Spherometer

a) Letakkan spherometer di tempat (alas) rata dan keempat kakinya

menyentuh alas ini

b) Letakkan kaca sferis di atas alas

c) Leakkan spherometer di atas kaca sferis

d) Atur kepala sekrup sehingga ujung keempat kaki spherometer mengenai

kaca sferis yang diukur

e) Baca skala yang ditunjukkan oleh skala utama dan skala pada piringan

3.2.5 Pengukuran Menggunakan Piknometer

a) Lihatlah volume tertera pada piknometer

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 8: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

b) Timbang piknometer dalam keadaan kosong (diperoleh mp kosong)

c) Masukkan air yang akan diukur massa jenisnya ke dalam piknometer

tersebut (diperoleh Vair)

d) Tutup piknometer apabila volume yang diisikan sudah tepat

e) Timbang massa piknometer yang berisi fluida tersebut (diperoleh mpikno+air)

f) Hitung massa air

g) Hitung massa jenis fluida (ρair)

h) Bersihkan dan keringkan piknometer

3.3 Skema Kerja

3.3.1 Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong

a) Mengukur panjang, lebar, dan tinggi balok

Metakkan balok di antara rahang pengukur diameter luar

Mengukur panjang, lebar, dan tinggi balok

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

b) Mengukur diameter luar pipa

Meletakkan pipa di bagian dalam rahang pengukur diameter luar

Menggeser rahang sehingga berimpit dengan pipa

Membaca skala

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

c) Mengukur diameter dalam pipa

Memasukkan rahang ukur diameter dalam ke bagian dalam pipa

Menggeser rahang sehingga berimpit dengan pipa

Membaca skala

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 9: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

d) Mengukur kedalaman pipa

Memasukkan tangkai pengukur ke dalam bagian dalam pipa

Memastikan ketinggian ujung benda berimpit dengan badan skala utama

Membaca skala

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

3.3.2 Pengukuran Menggunakan Mikrometer Sekrup

Meletakkan bola besi di antara rahang

Memutar sekrup pemutar sehingga rahang berimpit dengan bola besi

Membaca skala

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

3.3.3 Pengukuran Menggunakan Neraca Ohauss

Mengatur posisi anting logam sehingga jarum penunjuk pada posisi nol

Meletakkan benda di piring neraca

Mengatur posisi anting logam hingga posisi seimbang

Membaca skala

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

3.3.4 Pengukuran Menggunakan Spherometer

Meletakkan spherometer di tempat (alas) rata dan keempat kakinya menyentuh

alas ini

Meletakkan kaca sferis di atas alas

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 10: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

Meletakkan spherometer di atas kaca sferis

Mengatur kepala sekrup sehingga ujung keempat kaki spherometer mengenai

kaca sferis yang diukur

Membaca skala yang ditunjukkan oleh skala utama dan skala pada piringan

3.3.5 Pengukuran Menggunakan Piknometer

Melihat volume tertera pada piknometer

Menimbang piknometer dalam keadaan kosong (diperoleh mp kosong)

Memasukkan air yang akan diukur massa jenisnya ke dalam piknometer

tersebut (diperoleh Vair)

Menutup piknometer apabila volume yang diisikan sudah tepat

Menimbang massa piknometer yang berisi fluida tersebut (diperoleh mpikno+air)

Menghitung massa air

Menghitung massa jenis fluida ( ρair)

Membersihkan dan keringkan piknometer

3.4 Gambar Kerja

Gb.1 Mengukur panjang,lebar, dan

tinggi balok

Gb.2 Mengukur diameter luar pipa

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 11: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

Gb.3 Mengukur diameter dalam pipa Gb.4 Mengukur kedalaman pipa

Gb.5 Mengukur diameter bola besiGb.6 Mengukur massa balok

Gb.7 Mengukur kelengkungan kaca

sferis

Gb.8 Mengukur massa piknometer

3.5 Metode Analisis Data

o Pengukuran tunggal atau 1 kali pengukuran (dengan nst)

1. Jangka sorong

Kubus

Panjang, lebar, tinggi

∆ x=12

× nst

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

Balok

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 12: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

Panjang balok (p)

∆ x=12

× nst

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

Lebar balok (l)

∆ x=12

× nst

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

Tinggi balok (t)

∆ x=12

× nst

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

Pipa

Diameter luar pipa

∆ x=12

× nst

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 13: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

Diameter dalam pipa

∆ x=12

× nst

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

2. Mikrometer sekrup

Diameter bola 1

∆ x=12

× nst

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

Diameter bola 2

∆ x=12

× nst

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 14: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

HP= {x ± ∆ x }satuan x

3. Neraca Ohauss

Massa kubus

∆ x=12

× nst

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

Massa balok

∆ x=12

× nst

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

4. Spherometer

Kaca sferis (h)

∆ x=12

× nst

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

Jarak kaki (a)

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 15: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

∆ x=12

× nst

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

5. Piknometer

mp kosong

∆ x=12

× nst

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

mp isi

∆ x=12

× nst

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

o Pengukuran berulang atau n kali pengukuran (dengan standar deviasi)

1. Jangka sorong

Diameter dalam pipa

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 16: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

x=∑ x

n

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

Diameter luar pipa

x=∑ x

n

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

N

Ox x−x ( x−x )2

1.

2.

3.

N

Ox x−x ( x−x )2

1.

2.

3.

Page 17: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

2. Mikrometer sekrup

Diameter bola 1

x=∑ x

n

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

Diameter bola 2

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

N

Ox x−x ( x−x )2

1.

2.

3.

Page 18: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

x=∑ x

n

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

3. Neraca Ohauss

Massa kubus

x=∑ x

n

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

N

Ox x−x ( x−x )2

1.

2.

3.

N

Ox x−x ( x−x )2

1.

2.

3.

Page 19: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

Massa balok

x=∑ x

n

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

4. Spherometer

Kaca sferis (h)

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

N

Ox x−x ( x−x )2

1.

2.

3.

Page 20: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

x=∑ x

n

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

Jarak kaki (a)

x=∑ x

n

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

N

Ox x−x ( x−x )2

1.

2.

3.

N

Ox x−x ( x−x )2

1.

2.

3.

Page 21: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

5. Piknometer

mp kosong

x=∑ x

n

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

mp isi

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

N

Ox x−x ( x−x )2

1.

2.

3.

Page 22: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

x=∑ x

n

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )

I=∆ xx

×100 %

K=100 %−I

HP= {x ± ∆ x }satuan x

BAB 4

HASIL DAN ANALISIS DATA

4.1 Hasil

1. Menentukan nilai skala terkecil

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

N

Ox x−x ( x−x )2

1.

2.

3.

Page 23: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

NO NAMA ALAT UKUR NST1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

MISTAR

JANGKA SORONG

MIKROMETER SEKRUP

NERACA OHAUSS

SPHEROMETER

PIKNOMETER

BUSUR DERAJAT

TERMOMETER

NERACA PEGAS

STOPWATCH

0,1 cm

0,1 mm

0,01 mm

0,1 g

0,01 mm

-

1o

1oC

?

0,1 detik

2. Pengukuran dengan menggunakan NST (tunggal)

N

O

ALAT UKUR OBJEK p l t

1.JANGKA

SORONG

KUBUS 2 2 2

BALOK 5 2,4

6

2,46

NO ALAT UKUR OBJEK DIAMETER

DALAM

DIAMETER

LUAR

2. JANGKA SORONG PIPA 1,7 2,2

NO ALAT UKUR OBJEK DIAMETER

DALAM

DIAMETER

LUAR

3. MIKROMETER SEKRUP

BOLA BESI 8,415 6,01

NO ALAT UKUR OBJEK MASSA

4. NERACA

OHAUSS

KUBUS 90,6

BALOK 259,5

N ALAT UKUR OBJEK H a r R

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 24: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

O

5. SPHEROMETER KACA SFERIS 1,98 2,9 1,7 1,72

NO ALAT UKUR V(mL) mp kosong mp isi ρ

6. PIKNOMETER 50 29 78,9 0,998

3. Pengukuran dengan menggunakan standar deviasi

N

O

ALAT UKUR OBJEK DIAMETER

DALAM

DIAMETER

LUAR

1. JANGKA

SORONG

PIPA 1,7

1,71

1,71

2,2

2,21

2,21

NO ALAT UKUR OBJEK DIAMETER

I

DIAMETER

II

2. JANGKA

SORONG

BOLA

BESI

8,415

8,41

8,42

6,01

5,49

5,59

N

O

ALAT UKUR OBJEK MASSA

3. NERACA

OHAUSS

KUBUS 90,6

90,8

90,9

BALOK 259,5

259,5

259

N

O

ALAT UKUR OBJEK H a r R

4. SPHEROMETER KACA

SFERIS

1,98

1,98

2,9

2,9

1,7

1,7

1,72

1,72

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 25: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

1,98 2,9 1,7 1,72

4.2 Analisis Data

o Pengukuran tunggal atau 1 kali pengukuran (dengan nst)

1. Jangka sorong

Kubus (x=2 cm ¿

Panjang, lebar, tinggi

∆ x=12

× ns t=0,005 cm

I=∆ xx

×100 %=0,25 %

K=100 %−I=99,75 %

HP= {2 ± 0,005 }cm

Balok

Panjang balok (p) ¿5 cm

∆ x=12

× nst=0,005 cm

I=∆ xx

×100 %=0,1 %

K=100 %−I=99,9 %

HP= {5 ± 0,005 }cm

Lebar balok (l) (x=2,46 cm)

∆ x=12

× nst=0,005 cm

I=∆ xx

×100 %=0,2 %

K=100 %−I=99,8 %

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 26: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

HP= {2,46 ± 0,005 }cm

Tinggi balok (t) = 2,46 cm

∆ x=12

× ns t=0,005 cm

I=∆ xx

×100 %=0,2 %

K=100 %−I=99,8 %

HP= {2,46 ± 0,005 }cm

Pipa

Diameter luar pipa (x=1,7cm)

∆ x=12

× ns t=0,005 cm

I=∆ xx

×100 %=0,29 %

K=100 %−I=99,71 %

HP= {1,7 ± 0,005 }cm

Diameter dalam pipa (x=2,2cm)

∆ x=12

× nst=0,005 cm

I=∆ xx

×100 %=1,1 %

K=100 %−I=98,9 %

HP= {2,2 ± 0,005 }cm

2. Mikrometer sekrup

Diameter bola 1 (x=8,415 mm)

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 27: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

∆ x=12

× nst=0,005 mm

I=∆ xx

×100 %=0,06 %

K=100 %−I=99,94 %

HP= {8,415 ± 0,005 }mm

Diameter bola 2 (x=6,01mm)

∆ x=12

× nst=0,005 mm

I=∆ xx

×100 %=0,083 %

K=100 %−I=99,917 %

HP= {6,01 ± 0,005 }mm

3. Neraca Ohauss

Massa kubus (x=90,6 g)

∆ x=12

× ns t=0,05 g

I=∆ xx

×100 %=0,055 %

K=100 %−I=99,945 %

HP= {90,6 ± 0,05 }g

Massa balok (x=259,5 g)

∆ x=12

× ns t=0,05 g

I=∆ xx

×100 %=0,019 %

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 28: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

K=100 %−I=99,981 %

HP= {259,5 ± 0,05 }g

4. Spherometer

Kaca sferis (h) = 1,98 cm

∆ x=12

× nst=0,005 cm

I=∆ xx

×100 %=0,25 %

K=100 %−I=99,75 %

HP= {1,98 ± 0,005 }cm

Jarak kaki (a) ¿2,9 cm

∆ x=12

× ns t=0,005 cm

I=∆ xx

×100 %=0,17 %

K=100 %−I=99,83 %

HP= {2,9 ± 0,005 }cm

5. Piknometer

mp kosong (x=29 g)

∆ x=12

× ns t=0,05 g

I=∆ xx

×100 %=0,17 %

K=100 %−I=99,83 %

HP= {29 ± 0,05 }g

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 29: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

mp isi (x=78,9 g)

∆ x=12

× nst=0,05 g

I=∆ xx

×100 %=0,063 %

K=100 %−I=99,937 %

HP= {78,9 ± 0,05 }g

o Pengukuran berulang atau n kali pengukuran (dengan standar deviasi)

1. Jangka sorong

Diameter dalam pipa

x=∑ x

n=1,706

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )=0,0033

I=∆ xx

×100 %=0,195 %

K=100 %−I=99,805 %

HP= {1,706 ± 0,0033 }cm

Diameter luar pipa

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

N

Ox x−x ( x−x )2

1. 1,7 - 0,0067 4,44 ×10−5

2. 1,71 0,0033 1,11×10−5

3. 1,71 0,0033 1,11×10−5

∑ 5,21 6,66 ×10−5

Page 30: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

x=∑ x

n=2,203

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )=0,0033

I=∆ xx

×100 %=0,151 %

K=100 %−I=99,849 %

HP= {2,203 ± 0,0033 }cm

2. Mikrometer sekrup

Diameter bola 1

x=∑ x

n=8,455

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

N

Ox x−x ( x−x )2

1. 2,2 - 0,0033 1,11×10−5

2. 2,2 - 0,0033 1,11×10−5

3. 2,21 0,0067 4,44 ×10−5

∑ 6,61 6,66 ×10−5

N

Ox x−x ( x−x )2

1. 8,415 0 0

2. 8,41 - 0,005 2,5 ×10−5

3. 8,42 0,005 2,5 ×10−5

∑ 25,245 5 ×10−5

Page 31: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )=0,00289

I=∆ xx

×100 %=0,034 %

K=100 %−I=99,966 %

HP= {8,455 ± 0,00289 }mm

Diameter bola 2

x=∑ x

n=5,663

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )=0,173

I=∆ xx

×100 %=3,601 %

K=100 %−I=96,939 %

HP= {5,663 ± 0,173 }mm

3. Neraca Ohauss

Massa kubus

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

N

Ox x−x ( x−x )2

1. 6,01 0,35 0,12

2. 5,49 - 0,17 0,03

3. 5,49 - 0,17 0,03

∑ 16,99 0,18

Page 32: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

x=∑ x

n=90,7

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )=0,088

I=∆ xx

×100 %=0,097 %

K=100 %−I=99,903 %

HP= {90,7 ± 0,088 }g

Massa balok

x=∑ x

n=259,33

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )=0,1667

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

N

Ox x−x ( x−x )2

1. 90,6 - 0,17 0,0278

2. 90,8 0,03 0,0011

3. 90,9 0,13 0,0178

∑ 272,3 0,0467

N

Ox x−x ( x−x )2

1. 259,5 0,17 0,0278

2. 259,5 0,17 0,0278

3. 259 - 0,33 0,1111

∑ 778 0,1667

Page 33: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

I=∆ xx

×100 %=0,064 %

K=100 %−I=99,936 %

HP= {259,33 ± 0,1667 }g

4. Spherometer

Kaca sferis (h)

x=∑ x

n=1,98

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )=0

I=∆ xx

×100 %=0 %

K=100 %−I=100 %

HP= {1,98 ± 0 }cm

Jarak kaki (a)

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

N

Ox x−x ( x−x )2

1. 1,98 0 0

2. 1,98 0 0

3. 1,98 0 0

∑ 5,94 0

N

Ox x−x ( x−x )2

1. 2,9 0 0

2. 2,9 0 0

3. 2,9 0 0

∑ 8,7 0

Page 34: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

x=∑ x

n=2,9

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )=0

I=∆ xx

×100 %=0 %

K=100 %−I=100 %

HP= {2,9 ± 0 }cm

5. Piknometer

mp kosong

x=∑ x

n=29

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )=0

I=∆ xx

×100 %=0 %

K=100 %−I=100 %

HP= {29 ± 0 }g

mp isi

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

N

Ox x−x ( x−x )2

1. 29 0 0

2. 29 0 0

3. 29 0 0

∑ 87 0

N

Ox x−x ( x−x )2

1. 78,9 0 0

2. 78,9 0 0

3. 78,9 0 0

∑ 236,7 0

Page 35: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

x=∑ x

n=78,9

∆ x=√∑ ( x−x )2

n (n−1 )=0

I=∆ xx

×100 %=0 %

K=100 %−I=100 %

HP= {78,9 ± 0 }g

BAB 5

PEMBAHASAN

Pengukuran adalah suatu kegiatan yang membandingkan dari benda yang diukur

langsung dengan beberapa skala asli pada alat ukur. Setiap pengukuran selalu dihinggapi oleh

ketidakpastian. Sumber ketidakpastian disebabkan adanya nilai skala terkecil (nst) alat ukur,

adanya ketidakpastian bersistem, dan keterbatasan pada pengamat.

Tanpa memberikan ketidakpastian suatu hasil pengukuran tidak banyak memberikan

informasi mengenai besaran yang diukur, mutu alat ukur dan ketelitian pengukuran.

Ketidakpastian suatu hasil pengukuran bisa memberikan informasi mengenai tingkat

kebenaran akan hasil pengukuran, mutu alat yang digunakan dan ketelitian pengukuran

tersebut.

Alat yang dapat digunakan dalam percobaan pengukuran dasar ini adalah alat ukur

jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca Ohauss tiga lengan, spherometer, dan piknometer.

Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur panjang, diameter dalam, diameter luar, dan

kedalaman. Jangka sorong umumnya terdiri dari batang pengukur yang terbuat dari baja anti

karat yang dikeraskan, mempunyai rahang ukur tetap pada salah satu ujungnya dan bagian

yang bergerak mempunyai rahang ukur dan skala nonius. Umumnya ada dua macam skala

dibuat dalam batang, satuan dalam mm dan lainnya inchi. Perbedaan antara skala utama dan

skala nonius mempunyai tujuan untuk memungkinkan mengukur benda dengan lebih teliti

lagi. Mikrometer sekrup merupakan alat untuk mengukur ketebalan suatu benda yang

maksimal 2,5 cm. Mikrometer sekrup dapat mengukur dengan ketelitian 0,01 mm sampai

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 36: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

0,002 mm daripada jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm. Mikrometer sekrup terdiri dari

bentuk dasar bingkai U dengan landasan tetap, pada cabangnya terdapat batang pengukur dan

pada ujungnya terdapat rahang bergerak. Tingkatan ukuran pada bidal pengukur dan pada

skala dapat dibaca sebagai jarak antara dua permukaan yang diukur. Gigi geser menjamin

meratanya tekanan dan menyebabkan pengukuran bebas dari sentuhan.

Neraca Ohauss tiga lengan merupakan alat untuk mengukur massa benda. Lengan-

lengan neraca memiliki skala yang berbeda. Lengan depan nilai skala 1 g, lengan tengah

sebesar 100 g, dan lengan belakang dengan skala 10 g. prinsip kerjanya adalah keseimbangan

kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda yang diukur dengan anak timbangan

yang digunakan. Ketelitian dari neraca ini yaitu 0,1 g. Spherometer adalah alat yang

digunakan untuk mengukur kelengkungan kaca sferis. Adapun bagian dari spherometer sebgai

berikut, yaitu tiga kaki luar, satu kaki tengah, skala utama, skala nonius yang terletak pada

penggang, dan sekrup permukaan. Dengan ketelitian 0,01 mm. piknometer adalah suatu alat

yang terbuat dari kaca yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis. Untuk menghitung

massa jenis dalam percobaan ini mengukur massa botol piknometer dengan neraca Ohauss.

Percobaan dengan menggunakan jangka sorong pengukuran tunggal mengukur balok

besi dengan nst 0,01 cm. Pengukuran pada balok pertama (kubus) didapatkan kesalahan relatif

0,25 %, presentase keberhasilan 99,75 %. Pada balok kedua menghitung masing-masing sisi

balok, panjang balok 5 cm, kesalahan relatif 0,1 %, dan keberhasilan 99,9 %, lebar balok

diperoleh 2,46 cm dan tinggi balok juga 2,46 cm menghasilkan kesalahan relatif 0,2 %

sehingga keberhasilan mencapai 99,8 %. Kemudian mengukur diameter luar dan diameter

dalam menggunakan rahang atas jangka sorong. Pada diameter luar diperoleh 2,2 cm,

kesalahan relatif 1,1 %, keberhasilan 98,9 %. Diameter dalam pipa diperoleh 1,7 cm,

kesalahan relatif 0,29 %, keberhasilan 99,71 %.

Percobaan menggunakan mikrometer sekrup dengan mengukur ketebalan bola besi.

Bola pertama diperoleh 8,415 mm dengan ketelitian alat ukur 0,01 mm, kesalahan relatif 0,06

% dan keberhasilan 99,94 %. Bola kedua diperoleh ketebalan 6,01 mm, kesalahan relatif

0,083 % dan keberhasilan 99,917 %.

Percobaan menggunakan neraca Ohauss dengan ketelitian 0,1 gram. Percobaan ini

mengukur massa balok dan kubus. Massa kubus diperoleh 90,6 g, kesalahan 0,055 % dan

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 37: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

keberhasilan 99,945 %. Dan massa balok diperoleh 259,5 g dengan kesalahan relatif 0,019 %

dan keberhasilan 99,981 %.

Percobaan dengan spherometer menghitung kelengkungan kaca sferis dengan

ketelitian 0,01 mm. Diperoleh 198 cm dengan kesalahan relatif 0,25 % dan keberhasilan 99,75

%. Pada percobaan terakhir digunakan untuk mengukur massa piknometer yang berisi air

untuk menghitung massa jenis air menggunakan neraca Ohauss. Diperoleh massa air sebesar

49,9 gram. Sehingga diperoleh massa jenis air 0,998 g/cm3. Dapat kita simpulkan dalam

teorinya massa jenis air 1 g/cm3 sehingga keberhasilan pengukuran mendekati 100 %.

Pada setiap pengukuran masing-masing alat ukur dilakukan pengukuran berulang

sebanyak tiga kali. Alat ukur menggunakan jangka sorong, mikrometer sekrup, dan neraca

Ohauss diperoleh harga yang berbeda-beda tiap mengamati skala. Sedangkan alat ukur

spherometer dan piknometer diperoleh harga yang sama. Dari percobaan lima alat ukur yang

berbeda-beda diperoleh prosentase keberhasilan antara 98 % sampai dengan 100 %. Dapat

kita tarik kesimpulan bahwa percobaan pengukuran dasar cukup berhasil dengan baik.

Ketidakpastian percobaan didapatkan dari proses pengamatan praktikan dalam membaca

skala, kualitas alat ukur yang baik, dan jumlah pengukuran yang berulang.

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 38: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengukuran merupakan suatu kegiatan yang membandingkan dari benda yang

diukur langsung dengan beberapa skala asli pada alat ukur.

2. Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur ukuran luar, dalam,

dan mengukur kedalaman dalam satuan mm dan inchi.

3. Mikrometer sekrup merupakan alat untuk mengukur ketebalan suatu benda dalam

satuan mm.

4. Neraca Ohauss tiga lengan untuk mengukur massa benda yang setiap lengannya

memiliki skala yang berbeda.

5. Spherometer adalah alat untuk mengukur kelengkungan permukaan sferis.

6. Piknometer digunakan untuk mengukur nilai massa jenis fluida.

6.2 Saran

1. Pengukuran harus dilakukan dengan kecermatan yang tinggi dan dilakukan dengan

alat yang sesuai agar hasil pengukuran meminimalisirkan kesalahan.

2. Sebelum melakukan pengukuran sebaiknya praktikan memahami betul dalam

membaca skala alat ukur agar data yang didapat akurat.

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 39: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

DAFTAR PUSTAKA

Anshar, Romadhon. 2009. Jangka Sorong dan Mikrometer.

http://www.romadhonssite.blogspot.com (diakses tanggal 22 November

2013).

Halliday. 2005. Dasar-Dasar Fisika Jilid 1. Tangerang: Binarupa Aksara.

Hikmah, Muhammad dkk. 2005. Eksperimen Fisika Dasar untuk Perguruan Tinggi.

Jakarta: Pranada Media.

Ishaq, M. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Limu.

Kristanta, Arif. 2009. Asyiknya Belajar Fisika SMP.

http://www.Blogat.wordpress.com (diakses tanggal 22 November 2013).

Retno, Hasanah. 2004. Modul Fisika 01 Sistem Satuan dan Pengukuran. Jakarta:

BPPK.

Supriyanto. 2004. Fisika SMA untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Team Fisika Dasar. 2013. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember: Laboratorium

Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Jember.

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013

Page 40: Laporan Praktikum Fisika Dasar 1

LAMPIRAN

1. LEMBAR PENGAMATAN (2 HAL) ACC

2. LEMBAR PERHITUNGAN (9 LBR)

Laporan Praktikum Fisika Dasar – Fachrun Nisa’ Tatimma - 2013