Laporan Praktikum Anpang 1 Ok
-
Upload
alfin-ludviandri -
Category
Documents
-
view
70 -
download
1
description
Transcript of Laporan Praktikum Anpang 1 Ok
LAPORAN
PRAKTIKUM ANALISA PANGAN DAN PENGAWASAN MUTU
(Pengawasan Mutu Fisik, Uji Hedonik dan Uji Ranking)
Disusun Oleh:
Annisa Januarizki RismitantiAlfin LudviandriNadia Ariantika PutriMaria Andini
2010340006201034000820103400142010349017
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Laporan Praktikum Analisa Pangan dan Pengawasan Mutu ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Analisa Pangan dan Pengawasan Mutu di jurusan Teknologi Pangan,
Universitas Sahid Jakarta. Secara umum, laporan ini mengulas tentang uji hedonik, uji
ranking dan penilaian secara organoleptik pada produk kacang atom.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya dan tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan
laporan ini.
Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu diharapkan adanya saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan laporan ini di
masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengharapkan agar laporan ini dapat bermanfaat untuk
menambah wawasan pembaca dan menambah kemajuan ilmu pengetahuan pembaca
umumnya.
Jakarta, April 2013
Penulis
i
UJI HEDONIK
1
JUDUL PRAKTIKUM
Uji Hedonik pada Sampel Kacang Atom
WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM
Praktikum Uji Hedonik ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Maret 2013 di
Laboratorium Kimia Universitas Sahid Jakarta
PENDAHULUAN
Uji hedonik atau uji kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan. Dalam uji
ini panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya
ketidaksukaan, di samping itu mereka juga mengemukaan tingkat kesukaan/ketidaksukaan.
Tingkat-tingkat ketidaksukaan ini disebut orang sebagai skala hedonik, misalnya amat sangat
suka, sangat suka, suka, agak suka, netral, agak tidak suka, tidak suka, sangat tidak suka dan
amat sangat tidak suka.
Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut skala yang dikehendaki.
Dalam analisisnya skala hedonik ditransformasikan menjadi skala numerik dengan angka
menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan adanya skala hedonik ini secara tidak langsung uji
dapat digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan.
ORGANISASI PENGUJIAN
Jumlah panelis
Agak terlatih : 20-25 orang
Tidak terlatih : 80 orang ke atas
Jumlah contoh setiap penyajian
Contoh yang sulit dinilai : 1-6 contoh
Contoh yang mudah dinilai : 1-12 contoh
2
CARA PENYAJIAN CONTOH
Contoh uji hedonik disajikan secara acak dan dalam memberikan penilaian panelis
tidak boleh mengulang-ulang penilaian atau membanding-bandingkan contoh yang disajikan.
Sehingga untuk satu panelis yang tidak terlatih, sebaiknya contoh disajikan satu persatu
sehingga panelis tidak akan membanding-bandingkan satu contoh dengan lainnya.
CARA PENILAIAN
Penilaian terhadap uji hedonik harus dilakukan secara spontan. Untuk itu panelis
dapat mengisi formulir isian.
HASIL
a. Parameter: Warna
Dari output dapat diketahui bahwa Mean sampel 481 adalah 2.59, sampel 362 adalah
1.37 dan sampel 795 adalah 2.07. Mean Rank yang semakin besar berarti tingkat keputihan
dari sampel semakin tinggi. Yang memiliki intensitas putih yang tertinggi adalah sampel 481,
yang kedua adalah 795 dan yang terakhir adalah 362.
3
Output Test Statistik
1. Merumuskan hipotesis
Ho : Ketiga sampel memiliki tingkat keputihan yang sama yang dinilai oleh panelis
Ha : Ketiga sampel tidak memiliki tingkat keputihan yang sama yang dinilai oleh
panelis
2. Kriteria Pengujian:
- Jika Signifikansi <0,05, Maka Ho ditolak
- Jika Signifikansi >0,05, Maka Ho diterima
3. Membuat Kesimpulan.
Dari output dapat dilihat bahwa signifikansi (Asymp sig) adalah 0,002. Karena
Signifikansi <0,05, maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel
tidak memiliki tingkat keputihan yang sama pada taraf nyata 5% yang dinilai
oleh pengunjung.
b. Parameter: Rasa
Dari output dapat diketahui bahwa Mean sampel 481 adalah 2.10, sampel 362 adalah
2.00 dan sampel 795 adalah 1.90. Mean Rank yang semakin besar berarti tingkat kemanisan
dari sampel semakin tinggi. Yang memiliki intensitas manis yang tertinggi adalah sampel
481, yang kedua adalah 362 dan yang terakhir adalah 795.
4
Output Test Statistik
1. Merumuskan hipotesis
Ho : Ketiga sampel memiliki tingkat kemanisan yang sama yang dinilai oleh panelis
Ha : Ketiga sampel tidak memiliki tingkat kemanisan yang sama yang dinilai oleh
panelis
2. Kriteria Pengujian:
- Jika Signifikansi <0,05, Maka Ho ditolak
- Jika Signifikansi >0,05, Maka Ho diterima
3. Membuat Kesimpulan.
Dari output dapat dilihat bahwa signifikansi (Asymp sig) adalah 0,789. Karena
Signifikansi >0,05, maka Ho diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel
memiliki tingkat kemanisan yang sama pada taraf nyata 5% yang dinilai oleh
pengunjung.
c. Parameter: Tekstur
Dari output dapat diketahui bahwa Mean sampel 481 adalah 2.40, sampel 362 adalah
2.13 dan sampel 795 adalah 1.47. Mean Rank yang semakin besar berarti tingkat kerenyahan
dari sampel semakin tinggi. Yang memiliki intensitas renyah yang tertinggi adalah sampel
481, yang kedua adalah 795 dan yang terakhir adalah 362.
5
Output Test Statistik
1. Merumuskan hipotesis
Ho: Ketiga sampel memiliki tingkat kerenyahan yang sama yang dinilai oleh panelis
Ha: Ketiga sampel tidak memiliki tingkat kerenyahan yang sama yang dinilai oleh
panelis
2. Kriteria Pengujian:
- Jika Signifikansi <0,05, Maka Ho di tolak
- Jika Signifikansi >0,05, Maka Ho di terima
3. Membuat Kesimpulan
Dari output dapat dilihat bahwa signifikansi (Asymp sig) adalah 0,003. Karena
Signifikansi <0,05, maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel
tidak memiliki tingkat kerenyahan yang sama pada taraf nyata 5% yang dinilai
oleh panelis.
PEMBAHASAN
Banyak produk baru yang memiliki kesamaan sifat dengan produk yang sudah
dikenal. Kadang-kadang di antara produk tersebut ingin diketahui mana yang lebih disukai
oleh konsumen. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian penerimaan konsumen (preference
test ). Yang termasuk ke dalam uji penerimaan adalah uji kesukaan (hedonik). Uji
penerimaan menyangkut penilaian sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang
menyenanginya (Sofyan danHerliyani, 2011). Uji penerimaan tidak dapat untuk meramalkan
penerimaan dalam pemasaran. Jadi apabila sudah diperoleh hasil pengujian yang
meyakinkan, tidak dapat dipastikan bahwa produk akan laku keras di pasaran, sehingga harus
digunakan pengujian yang lain dalam tindak lanjutnya, misalnya uji konsumen (Sofyan dan
Herliyani 2011). Dalam penganalisisan, skala hedonik ditransformasi menjadi skala numerik
dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat dilakukan
analisis statistik. Dengan adanya skala hedonik ini sebenarnya uji hedonik secara tidak
langsung juga dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan. Karena hal ini, maka uji
hedonik paling sering digunakan untuk menilai komoditi sejenis atau pengembangan produk
secara organoleptik (Sofyan dan Herliyani 2011).
6
Adapun uji hedonik dilakukan dengan cara panelis diminta tanggapan pribadinya
tentang kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap komoditi yang dinilai, bahkan tanggapan
dengan tingkatan kesukaan atau tingkatan ketidaksukaannya dalam bentuk skala hedonik. Uji
hedonik merupakan salah satu jenis uji penerimaan atau dalam bahasa Inggrisnya
disebut acceptance test atau preference test.
Soekarto (1985)mengatakan bahwa uji hedonik menyangkut penilaian seseorang akan
suatu sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenanginya. Menurut Rahardjo (1998)
bahwa pada uji hedonik, panelis mengemukakan tanggapan pribadinya yaitu berupa kesan yang berhubungan
dengan kesukanan atau tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat sensori atau kualitas yang
dinilai.
Tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu produk berbeda-beda. Terhadap suatu
produk dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan produk yang telah beredar
dipasaran, pengujian ini dilakukan oleh panelis tidak terlatih dengan kriteria tertentu. Maka,
dapat diketahui produk baru disukai atau tidak oleh konsumen.
KESIMPULAN
Tujuan dari uji hedonik dalam praktikum Pengawasan Mutu ini adalah untuk
mengetahui tingkat kesukaan dari suatu atribut produk secara sendiri-sendiri atau secara
keseluruhan.
Uji hedonik diartikan sebagai skala yang berkaitan dengan kesukaan dan seringkali
hal ini seharusnya digunakan dalam kaitannya dengan skala dimana panelis mengekspresikan
tingkat kesenangan atau tidak senang terhadap produk tersebut. Skala hedonik direntangkan
atau diurutkan menurut rentangan skala yang dikehendaki. Panelis diminta memberikan
responnya secara spontan tanpa membandingkan dengan standar. Uji hedonik banyak di
gunakan untuk menilai hasil akhir produksi. Semakin tinggi skor yang di berikan panelis,
semakin tinggi pula tingkat penerimaan panelis terhadap produk.
Pengujian ini dipakai untuk menguji reaksi konsumen terhadap suatu bahan atau
mengetahui reaksi konsumen terhadap sampel yang diujikan. Seringkali seorang konsumen
dapat menjadi sebuah organisasi atau intuisi daripada seseorang, sehingga kenyamanan dan
kesukaannya sangat perlu diperhatikan. Pada uji hedonik ini ditentukan menurut skala yang
dikehendaki dan hal ini bersifat relatif, para panelis bebas menentukan skala kesukaannya
7
terhadap produk dan menentukan tingkat kesukaannya sehingga dapat diketahui berapa
banyak yang menyukai produk tersebut. Sehingga dalam perusahaan–perusahaan biasanya
terlebih dahulu melakukan uji hedonik sebelum produk tersebut dipasarkan ke konsumen.
Semakin tinggi tingkat kesukaan panelis terhadap produk tersebut maka dapat dinilai bahwa
mutu produk tersebut baik dan layak untuk dikonsumsi dan memiliki prospek yang bagus jika
dipasarkan ke konsumen.
Sampel yang memiliki intensitas putih yang tertinggi adalah sampel 481, yang kedua
adalah 795 dan yang terakhir adalah 362. Maka dinyatakan sampel tidak memiliki tingkat
keputihan yang sama pada taraf nyata 5%.
Sampel yang memiliki intensitas manis yang tertinggi adalah sampel 481, yang kedua
adalah 362 dan yang terakhir adalah 795. Maka dinyatakan sampel memiliki tingkat
kemanisan yang sama pada taraf nyata 5%.
Sampel yang memiliki intensitas renyah yang tertinggi adalah sampel 481, yang
kedua adalah 795 dan yang terakhir adalah 362. Maka dinyatakam sampel tidak memiliki
tingkat kerenyahan yang sama pada taraf nyata 5%
Dalam mengelompokkan sampel sesuai dengan bahan baku yang diuji sebaiknya tidak
hanya menggunakan indera pengecap saja, tetapi menggunakan indera penglihatan dan indera
penciuman juga sehingga hasil pengelompokan sampel yang diperoleh dapat lebih akurat.
Dan pemberitahuan tentang penetralan indera perasa ketika akan mencicipi antara satu
sampel ke sampel yang lan itu sangat penting dan lebih ditekankan lagi.
8
UJI RANKING
9
JUDUL PRAKTIKUM
Uji Ranking pada Sampel Kacang Atom
WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM
Praktikum Uji Ranking ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Maret 2013 di
Laboratorium Kimia Universitas Sahid Jakarta
PENDAHULUAN
Dalam industri pangan, perbaikan produk maupun pemilihan produk terbaik
merupakan salah satu alternatif penunjang pemasaran. Keinginan konsumen yang selalu
menghendaki produk dengan mutu terbaik harus dapat dipenuhi bila perusahaan tersebut
ingin menjaring keuntungan atas penjualan produk yang dihasilkan.
Uji Ranking dapat diterapkan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Dengan
penggunaan uji ini, perubahan mutu produk akibat perubahan atau perbaikan proses produksi
dapat diukur dan diketahui, apakah produk baru tersebut sama, lebih baik atau bahkan lebih
buruk daripada produk yang lama. Selain itu dapat pula ditentukan mutu produk yang terbaik
dan produk mana paling digemari oleh konsumen, sehingga untuk selanjutnya jenis dan
tingkat produk tersebut dapat digunakan sebagai standar proses pembuatan suatu produk.
Uji Ranking termasuk dalam uji skalar karena hasil pengujian panelis dinyatakan
dalam besaran kesan dengan jaralk/interval tertentu. Panelis diminta untuk mengurutkan
contoh yang diuji berdasarkan perbedaan tingkat mutu sensorik. Jarak atau interval antara
jenjang/ranking tidak harus sama untuk tiap tingkat, misal jenjang nomor 1 dan 2 boleh
berbeda dengan jenjang nomor 2 dan 3. Pada uji ini, komoditi diurutkan dengan pemberian
nomor urut, dimana urutan pertama selalu menyatakan tingkat mutu sensorik tertinggi dan
urutan selanjutnya merupakan tingkat yang makin rendah.
Angka atau nilai hasil uji ranking hanya berbentuk nomor urut dan tidak menyatakan
suatu besaran skalar. Di samping itu, uji ini juga tidak menyatakan contoh pembanding
sebagai komoditi yang paling tinggi nilainya, namun contoh tersebut hanya berfungsi sebagai
pedoman dalam membandingkan berbagai komoditi yang sama jenis tetapi berbeda mutunya.
10
ORGANISASI PENGUJIAN
Jumlah panelis
Terlatih : 5-15 orang
Agak terlatih : 15-25 orang
Tidak terlatih : 80 orang ke atas
Jumlah contoh setiap penyajian
Dua hingga tujuh contoh
HASIL
Uji Rangking
Dari output dapat diketahui bahwa Mean sample Rank 481 adalah 1.67 , sampel 362
adalah 1.80 dan sample 795 adalah 2.53 . Mean Rank yang semakin besar berarti tingkat
kesukaan dari sampel semakin rendahi. Yang memiliki intensitas kesukaan yang rendah
adalah sampel 795 yang kedua adalah 362 dan yang paling disukai adalah 362.
Output Test Statistik
1. Merumuskan hipotesis
Ho : Ketiga sample memiliki tingkat kerenyahan yang sama yang dinilai oleh panelis
Ha : Ketiga sample memiliki tingkat kerenyahan yang sama yang dinilai oleh panelis
11
2. Kriteria Pengujian:
- Jika Signifikansi <0,05, Maka Ho di tolak
- Jika Signifikansi >0,05, Maka Ho di terima
3. Membuat Kesimpulan.
Dari output dapat dilihat bahwa signifikansi (Asymp sig) adalah 0,036. Karna Signifikansi
<0,05, Maka Ho di tolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel tidak memiliki
tingkat kesukaan yang sama pada taraf nyata 5% yang dinilai oleh panelis.
PEMBAHASAN
Pada uji rangking, panelis diminta membuat urutan contoh-contoh yang diuji menurut
perbedaan tingkat mutu sensorik. Urutan pertama selalu menyatakan yang paling tinggi,
makin ke bawah nomor urut makin besar. Dalam uji rangking tidak disertakan contoh
pembanding.
KESIMPULAN
Tujuan dari uji ranking ini yaitu agar mahasiswa dapat memberikan tingkatan mutu
sensorik dan dapat membuat penjelasan dan mengetahui prinsip metode uji ranking. Uji
rangking dilakukan untuk menentukan sejumlah komoditi atau produk menurut perbedaan
intensitasnya, misalnya tingkat kemanisan atau kerenyahan karena sampel merupakan kacang
atom. Pada uji rangking panelis diminta untuk mengurutkan sampel yang diuji menurut
perbedaan tingkat mutu sensorik. Urutan pertama selalu menyatakan yang paling tinggi.
Pemberian nomor urut dimulai dari nomor satu yang paling tinggi, lalu nomor dua yang
mutunya lebih rendah.
12
PENGAWASAN MUTU KACANG ATOM
SECARA FISIK
13
JUDUL PRAKTIKUM
Pengawasan Mutu pada Sampel Kacang Atom Secara Fisik
WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM
Praktikum Pengawasan Mutu Secara Fisik ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Maret
2013 di Laboratorium Kimia Universitas Sahid Jakarta
HASIL PENILAIAN MUTU PRODUK
a. Kacang Atom Garuda Food (kode: 481)
Fisik : Butiran lonjong tidak seragam, permukaan kasar, tercium aroma
bawang putih yang cukup kuat, rasa asin, warna putih susu
Kemasan : Kemasan berisi angin dan tidak bocor
Mutu Produk : Baik
b. Kacang Sukro Dua Kelinci (kode: 362)
Fisik : Aroma bawang putih tidak terlalu kuat, warna putih kekuningan,
butiran bulat, permukaan halus
Kemasan : Kemasan berisi angin dan tidak bocor
Mutu Produk : Baik
c. Kacang Sukro Superindo (kode: 795)
Fisik : Warna putih kecokelatan, bentuk butiran cenderung bulat, aroma
tengik, permukaan kasar
Kemasan : Kemasan berbahan plastik bening tebal, tidak bocor dan tidak terisi
angin.
Mutu Produk : Kurang baik, karena aroma tengik
14
PEMBAHASAN
Kacang atom adalah kacang tanah yang dibalut dengan adonan tapioka kemudian
digoreng sampai kering dan garing.
KESIMPULAN
Dari uji pengawasan mutu kacang atom didapatkan penampakan mutu Kacang
Atom Garuda Food secara fisik adalah Butiran lonjong tidak seragam, permukaan
kasar, tercium aroma bawang putih yang cukup kuat, rasa asin, warna putih susu. Dari
segi kemasannya Kemasan berisi angin dan tidak bocor. Mutu Kacang Sukro Dua
Kelinci secara fisik adalah Aroma bawang putih tidak terlalu kuat, warna putih
kekuningan, butiran bulat, permukaan halus. Dari segi kemasannya Kemasan berisi
angin dan tidak bocor. Mutu Kacang Sukro Superindo secara fisik Kacang Sukro
Superindo Warna putih kecokelatan, bentuk butiran cenderung bulat, aroma tengik,
permukaan kasar. Dari segi kualitas kacang sukro dari dua kelinci memiliki kualitas
yang lebih baik dibanding dari garuda dan superindo.
15