(054104044) (ok)

13
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 1 PERENCANAAN PEMASANGAN LAMPU PENERANGAN DAN KEBUTUHAN DAYA LISTRIK Studi kasus : MESIN PRODUKSI III DAN IV PT. MANGUL JAYA BANTAR GEBANG BEKASI Oleh Yardolitos B. Purba 1 , Didik Notosudjono 2 , M. Hariansyah 3 Program Studi Teknik Elektro Universitas Pakuan Bogor Jln. Pakuan P.O.Box 452 Bogor Abstrak PT. Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi adalah suatu perusahaan yang mengkomsumsi tenaga listrik sangat besar, mendapat suplai tenaga listrik dari PLN dengan daya sebesar 1100 kVA, dan bilamana terjadi gangguan dari PLN maka tersedia genset sebagai system bac-kup dengan daya sebesar 550 kVA. Besar daya terpakai setiap hari mampu untuk pemenuhan lampu Penerangan, Komputer, AC (Air Conditioner), mesin-mesin produksi, dan untuk menggerakkan atau menjalankan peralatan listrik lainnya . Akan tetapi karena ada penambahan gedung baru maka perlu panambahan daya listrik yang harus disuplai oleh PLN, sebesar 1100 kVA. Dalam kajian berikut, dilakukan untuk melakukan evaluasi penambahan daya listrik di gedung baru PT. Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi dan perhitungan pemakaian beban-beban listrik dengan tujuan untuk mengoptimalkan energi listrik yang tersedia. Dengan adanya pemakaian rata-rata beban sebesar 1100 kVA, maka akan dilakukan penambahan daya terpasang untuk gedung baru menjadi 350 kVA, untuk itu perlu perhitungan kebutuhan daya listrik. Kata kata kunci : Klasifikasi listrik dan perkiraan beban, distribusi tenaga listrik, sistem instalasi listrik, daya listrik. 1. Pendahuluan PT. Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi yang bergerak dalam bidang industri pembuatan sepatu, berperan dalam sebuah pengemasan produk, sebelum didistribusikan kepada konsumen. Utuk kegiatannya memerlukan pemenuhan kebutuhan tenaga listrik sangat besar dan untuk jangka waktu yang lama. Daya listrik setiap hari digunakan untuk lampu penerangan, computer, AC, Cutting, Buffing, Stock Fitting, Assembly dan penggerak, atau menjalankan peralatan listrik lain. Perusahaan yang berdiri pada tanggal 24 april 1991, berkedudukan di desa Bantar Gebang Bekasi di atas lahan 10.000 m 2. saat ini sedang melakukan perluasan bangunan, termasuk, menambah sebuah mesin produksi IV baru dengan ukuran 30m x 40m, atau satu lantai. Bangunan baru direncanakan digunakan untuk mesin-mesin produksi III dan IV. Untuk itu diperlukan perencanaan menyeluruh khususnya dengan melakukan analisis sistem penerangan perancangan menyeluruh kebutuhan beban listrik terhadap bangunan yang telah ada dan yang sedang dibangun. Berdasarkan hasil pengukuran, pada bulan November 2012, kuat penerangan di dalam gedung mesin produksi I dan II, mencapai 63 lux. Mengacu pada aturan PUIL 2000, bahwa minimal kuat penerangan cahaya listrik di dalam gedung untuk industry antara

description

:)

Transcript of (054104044) (ok)

Page 1: (054104044) (ok)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 1

PERENCANAAN

PEMASANGAN LAMPU PENERANGAN DAN KEBUTUHAN DAYA LISTRIK

Studi kasus :

MESIN PRODUKSI III DAN IV PT. MANGUL JAYA BANTAR GEBANG BEKASI

Oleh

Yardolitos B. Purba1, Didik Notosudjono

2, M. Hariansyah

3

Program Studi Teknik Elektro Universitas Pakuan Bogor

Jln. Pakuan P.O.Box 452 Bogor

Abstrak

PT. Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi adalah suatu perusahaan yang mengkomsumsi tenaga

listrik sangat besar, mendapat suplai tenaga listrik dari PLN dengan daya sebesar 1100 kVA, dan

bilamana terjadi gangguan dari PLN maka tersedia genset sebagai system bac-kup dengan daya

sebesar 550 kVA.

Besar daya terpakai setiap hari mampu untuk pemenuhan lampu Penerangan, Komputer, AC (Air

Conditioner), mesin-mesin produksi, dan untuk menggerakkan atau menjalankan peralatan listrik

lainnya . Akan tetapi karena ada penambahan gedung baru maka perlu panambahan daya listrik

yang harus disuplai oleh PLN, sebesar 1100 kVA.

Dalam kajian berikut, dilakukan untuk melakukan evaluasi penambahan daya listrik di gedung

baru PT. Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi dan perhitungan pemakaian beban-beban listrik

dengan tujuan untuk mengoptimalkan energi listrik yang tersedia.

Dengan adanya pemakaian rata-rata beban sebesar 1100 kVA, maka akan dilakukan penambahan

daya terpasang untuk gedung baru menjadi 350 kVA, untuk itu perlu perhitungan kebutuhan daya

listrik.

Kata – kata kunci : Klasifikasi listrik dan perkiraan beban, distribusi tenaga listrik, sistem

instalasi listrik, daya listrik.

1. Pendahuluan

PT. Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi

yang bergerak dalam bidang industri

pembuatan sepatu, berperan dalam sebuah

pengemasan produk, sebelum didistribusikan

kepada konsumen. Utuk kegiatannya

memerlukan pemenuhan kebutuhan tenaga

listrik sangat besar dan untuk jangka waktu

yang lama.

Daya listrik setiap hari digunakan untuk

lampu penerangan, computer, AC, Cutting,

Buffing, Stock Fitting, Assembly dan

penggerak, atau menjalankan peralatan

listrik lain.

Perusahaan yang berdiri pada tanggal 24

april 1991, berkedudukan di desa Bantar

Gebang Bekasi di atas lahan 10.000 m2. saat

ini sedang melakukan perluasan bangunan,

termasuk, menambah sebuah mesin produksi

IV baru dengan ukuran 30m x 40m, atau

satu lantai.

Bangunan baru direncanakan digunakan

untuk mesin-mesin produksi III dan IV.

Untuk itu diperlukan perencanaan

menyeluruh khususnya dengan melakukan

analisis sistem penerangan perancangan

menyeluruh kebutuhan beban listrik

terhadap bangunan yang telah ada dan yang

sedang dibangun.

Berdasarkan hasil pengukuran, pada bulan

November 2012, kuat penerangan di dalam

gedung mesin produksi I dan II, mencapai

63 lux. Mengacu pada aturan PUIL 2000,

bahwa minimal kuat penerangan cahaya

listrik di dalam gedung untuk industry antara

Page 2: (054104044) (ok)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 2

200 hingga 500 lux. Sehingga perlu

direncanakan jumlah lampu dan jenis lampu

yang digunakan.

Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam

penulisan makaalah adalalah :

a) Melakukan analisis daya terpasang

untuk gedung PT. Mangul Jaya

Bantar Gebang Bekasi sebelum dan

sesudah penambahan gedung

produksi III dan IV

b) Menetukan jenis dan jumlah lampu

serta kuat penerangan untuk gedung

mesin produksi III dan mesin

produksi IV, sesuai standar PUIL

2000.

Untuk memperkecil penyimpangan sasaran

dan target uraian dan pembahasan, maka

materi penulisan dibatasi, yaitu khusus

”analisis kebutuhan daya listrik pada mesin

produksi III dan IV termasuk kelenkapan

penerangan dan peralatan-peralatan listrik

yang lain.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Beban

Seiring meningkatnya pembangunan di

bidang industri dan bertambahnya jumlah

penduduk maka kebutuhan daya listrik juga

meningkat tergantung dari daerah yang

bersangkutan kepadatan penduduk dan

standar kehidupan.

Rencana perkembangan sekarang dan masa

yang akan datang perlu diperhatikan. Untuk

itu dalam perhitungan akan kebutuhan daya

listrik harus memperhatikan tipe beban dan

sifat beban tersebut. Pada umumnya tipe-

tipe beban terbagi menjadi beberapa bagian :

(AS. Pabla. Ir. Abdul Hadi; 1994, 6-7)

Tabel 2.4. Faktor-Faktor Karakteristik Beban

Jenis

Beban

Daya

(kW)

Faktor-faktor Beban

Faktor

Kebutuhan

Faktor

Beban

Faktor

Diversitas

Domestik 0,4 s/d

1,5 70-100%

10-

15% 1,2-1,3

Komersial 0,5 s/d

2 90-100%

25-

30% 1,1-1,2

Industrial

Besar

100-

500 70-80%

60-

65% -

Industrial

berat >500 85-90%

70-

80% -

Sumber : AS. Pabla. Ir. Abdul Hadi; 1994, 6-7

2.2 Perkiraan Beban

Energi listrik yang dibangkitkan

(dihasilkan) tidak dapat disimpan, melainkan

langsung habis digunakan oleh konsumen.

Oleh karena itu, daya yang dibangkitkan

harus selalu sama dengan daya yang

digunakan.

Apabila pembangkitan daya tidak

mencukupi kebutuhan, atau ditandai dengan

turunnya frekuensi dalam sistem. terkait

kebutuhan daya oleh konsumen yang terus

berubah sepanjang waktu, maka untuk

mempertahankan frekuensi agar tetap 50

atau 60 Hertz, daya yang dibangkitkan di

pusat harus diubah-ubah untuk sewaktu-

waktu agar menyesuaikan dengan kebutuhan

konsumen dan frekuensi bisa konstan.

Pengaturan pembangkitan tenaga listrik

untuk mengikuti perubahan kebutuhan daya

dari konsumen, memerlukan perencanaan

operasi pembangkitan cukup rumit dan

menyangkut biaya bahan bakar yang tidak

kecil, dalam kondisi ini diperlukan perkiraan

beban atau perkiraan kebutuhan daya

konsumen sebagai dasar perencanaan

operasi. ( Djiteng Marsudi; 2005, 152)

2.3 Karakteristik Beban

Karakteristik beban diperlukan agar sistem

tegangan dan pengaruh thermos dari

pembebannan dapat dibuat analisis dengan

baik. Analisa tersebut dalam menentukan

keadaan awal yang akan diperoyeksikan

dalam perencanaan selanjutnya. Agar supaya

penggunaan karakteristik beban tersebut

dapat efisien, diperoyeksikan dalam

perencanaan selanjutnya. Agar supaya

penggunaan karakteristik beban tersebut

dapat efisien, harus memahami pengertian

dan pemakaian praktis dari karakteristik

beban tersebut. (Hasan Basri, 1997:6)

1). Faktor Kebutuhan (Demand Factor)

Faktor kebutuhan adalah perbandingan

antara kebutuhan maksimum (beban puncak)

terhadap total daya tersambung. Jumlah daya

tersambung adalah jumlah dari daya tersebut

dari seluruh beban dari setiap konsumen.

(Hasan Basri, 1997:12)

Page 3: (054104044) (ok)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 3

Faktor kebutuhan/demand

=kebutuhan maksimum

Jumlah daya terpasang………...………(2.1)

2). Faktor Beban (Load faktor)

Faktor beban adalah perbandingan antara

beban rata-rata dan beban puncak dalam

periode tertentu. Beban rata-rata dan beban

puncak dapat dinyatakan dalam kilowatt,

kilovolt-amper, amper, dan sebagainya tetapi

satuan kedianya harus sama. Faktor beban

dapat dihitung untuk periode tertentu

biasanya periode harian, bulanan, tahunan.

(Hasan Basri; 1997,12)

Faktor Beban =

Beban rata −rata periode tertentu

Beban puncak periode tertentu............(2.2)

menurut definisi faktor beban =

Prata −rata

Ppuncak =

Prata −rata

PpX

T

T ......................(2.3)

Dimana :

T = Periode waktu

Prata-rata = beban rata-rata dalam periode T

Pp = Beban puncak dalam periode T

pada selang waktu tertentu (15

menit atau 30 menit)

Kilo

wa

tt

1200

A

600

900

P rata-rata

0 02 04 06 08 10 12 14 16 18 20 22 24C

Beban rata-rata

Beban puncak = P puncak

Pp

T

Gambar 2.7 Kurva Beban Harian dan

Faktor Beban Sumber : (Hasan Basri; 1997,14)

3). Faktor Kapasitas

Faktor Kapasitas = Beban rata −rata

Beban terpasang ….(2.4)

Sedangkan untuk mengetahui beban rata-rata

dalam suatu kelompok beban listrik dapat

ditentukan berdasarkan definisi sebagai

berikut :

Beban rata-rata

= kWh yang digunakan satu periode

Jumlah jam dalam satu periode…….(2.5)

4). Faktor Diversitas

Faktor diversitas adalah perbandingan

antara jumlah beban puncak dari masing-

masing pelanggan dengan beban puncak dari

kelompok pelanggan tersebut, faktor

difersitas dapat ditulis : (Hasan Basri, 1997:

15)

Fd= 𝐷1 + 𝐷2 + 𝐷3+ …….. 𝐷𝑛

𝐷𝑘 …….………..(2.6)

Atau

Fd = 𝐷𝑖𝑛

𝑖=1

𝐷𝑘 …………………………….(2.7)

Dimana :

Di = beban puncak (kebutuhan maksimum)

dari masing-masing beban 1, yang

terjadi tidak pada waktu yang

bersamaan.

Dk = D1+2+3+………….n beban pucak dari n

kelompok beban.

Fd = factor diversitas, nilainya lebih besar

dari satu.

5). Faktor Kebersamaan

Faktor kebersamaan (waktu) dalam

perbandingan beban puncak (kebutuhan

maksimum) dari suatu kelompok pelanggan

(beban) dan beban puncak dari masing-

masing pelanggan dari kelompok

tersebut.Jadi faktor kebersamaan Fc adalah:

(Hasan Basri; 1997,16)

DnDDD

DKFc

...321.................(2.8)

Dari definisi diatas dapat diketahui :

Fc =1

𝐹𝑑................................................(2.9)

Dari persamaan (2.10) Faktor Kebutuhan

(Fk) adalah :

Fk =𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢 ℎ𝑎𝑛𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝐷𝑎𝑦𝑎𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 ...................(2.10)

Page 4: (054104044) (ok)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 4

Atau :

Kebutuhan Maksimum

= jumlah daya tersambung x Fk ..........(2.11)

Subtitusikan persamaan (2.19) ke dalam

persamaan (2.16), maka faktor diversitas

dapat juga dinyatakan sebagai (Hasan Basri;

1997,16):

Fd= 𝑇𝐷𝑇𝑖𝑥𝐹𝑑𝑑 𝑖

𝑛𝑖=1

𝐷𝑘................................(2.12)

Dimana :

TDTi = jumlah daya tersambung dari suatu

kelompok atau beban i,Fddi = kebutuhan

dari suatu kelompok atau beban IDk =

kebutuhan maksimum (puncak) tiap

kelompok beban.

2.3 Segi Tiga Daya

Persamaan (2.20) menunjukan daya semu

dengan daya aktif dan daya reaktif.

Hubungan ini dilihat pada gambar 2.12

Dari gambar 2.12 jelas bahwa :

S =22 QP ……………...……….(2.13)

Atau

P = S cos ; Q = S sin dan tan =P

Q

Pada gambar 2.13. digambarkan segitiga

daya yang terdiri dari dua beban, yang

pertama beban induktif dengan sudut fasa

1 (mengikut) yang terdiri dari P1, Q1 dan

S1 yang kedua beban kapasitif yang terdiri

dari P1, Q1 dan S2 dengan sudut fasa 2

(mendahului). Kedua beban yang paralel ini

menghasilkan segi tiga daya dengan sisi-

sisinya P1 + P2, Q1+ Q2 dan sisi miringnya SR.

sudut fasa antara tegangan dan arus yang

diberikan oleh beban gangguan ini adalah

R.

Gambar 2.12. Segitiga Daya

Sumber Ir. Hasan Basri; 1997,9

Gambar 2.13. Segi tiga daya untuk beban

gabungan

(Sumber : Hasan Basri; 1997,9)

2.5 Kapasitor Untuk Memperbaiki

Faktor Daya

Sebuah sumber listrik AC mengeluarkan

energi listrik dalam bentuk energi “aktif”

dan energi “reaktif”. Energi aktif

(dinyatakan dalam kW) adalah energi yang

diperlukan untuk ditrasnformasikan/diubah

ke bentuk energi yang lain, misalnya: energy

mekanik, panas, cahaya dan sebagainya.

Sedangkan energi reaktif ( dinyatakan dalam

kVAR) diperlukan oleh peralatan yang

bekerja dengan sistem elektromagnet, yaitu

untuk pembentukan medan magnetnya (

Panduan Aplikasi Teknis 92).

Peralatan yang demikian diantaranya: trafo,

motor, lampu pilar dan sebagainya. Kedua

energi di atas membentuk daya total yang

disebut dengan daya nyata (dinyatakan

dalam kVA). Daya ini merupakan

penjumlahan vector dari daya aktif dan daya

reaktif. Merupakan banyaknya perubahan

tenaga terhadap waktu besaran dan arus, dan

diketahui satuan daya adalah Watt. Dalam

keperluan analisis daya dibagi-bagi sesuai

tipe daya tersebut, yaitu : ( Sumber : Hasan

Basri : 1997,7)

Daya listrik umumnya yang dibangkitkan

oleh pusat tenaga listrik dibagi menjadi 3

(tiga) bagian, yaitu :

a). Daya aktif

Daya aktif merupakan daya listrik yang

terpakai yang dapat diubah menjadi daya

thermis dan mekanis yang lansung dapat

dipakai oleh konsumen yang membutuhkan.

Page 5: (054104044) (ok)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 5

Satuannya : watt ( W), kilowatt ( kW),

MegaWatt (MW), dan seterusnya.

CosIVP .. ..................................(2.14)

Atau

)15.2........(............3 CosIVP LL

)16.2(............................... CosSP

Dimana :

VL = Tegangan Fasa fasa

IL = Arus Jala FaktorDayaCos

b). Daya reaktif

Daya reaktif merupakan daya yang

diperlukan oleh rangkaian megnetisasi untuk

suatu peralatan listrik, dan tidak langsung

dipakai tetapai hanya untuk magnetisasi saja.

Satuannya :

Volt-ampere-reaktif (Var), kilo Volt-ampere-

reaktif (kVar), Mega Volt- ampere-rektif

(MVar).

Sedangakan daya reaktif ini terbagi menjadi

dua bagian, yaitu :

Daya reaktif induktif ( lagging)

Adalah daya listrik yang dibutuhkan

untuk menghasilkan medan magnet

yang diperlukan oleh alat-alat induksi

seperti motor induksi dan

transformator.

Daya reaktif kapasitif

Adalah daya yang dibutuhkan oleh

suatu kapasitor seperti kawat

transmisi tegangan tinggi dan

kapasitor shunt.

Daya reaktif dinyatakan dalam Q (

VAR)

( Sumber : Hasan Basri : 1997,8)

Untuk Sistem 1 Fasa :

)17.2........(...................... SinIVQ

Untuk Sistem 3 Fasa :

)18.2.........(............3 SinIVQ LL

)19.2.(............................... SinSQ

c). Daya semu

Daya semu untuk system fasa tunggal, sirkit

dua kawat adalah hasil perkalian secara arus

efektif dan beda tegangan efektif. ( Sumber :

Hasan Basri : 1997,8)

Jadi daya semu S dinyatakan oleh persamaan

:

S= │V│.│I│........................................(2.20)

Untuk Sistem tiga fasa daya semunya adalah

: Sumber :(Ir. Hasan Basri; 1997,8)

S = 3│V1│.I1│…... ............................(2.21)

Faktor daya pada dasarnya didefenisikan

sebagai perbandingan daya aktif dengan

daya semu, dan dinyatakan oleh persamaan:

(Sumber : Hasan Basri : 1997,28)

S

P

semuDaya

aktifDayaDayaFaktor

.(2.22)

Atau

S

PCosDayaFaktor ………(2.23)

Sudut adalah sudut fasanya; dimana arus

mengikut dengan tegangan dari beban yang

bersangkutan.Defenisi diatas tidak dapat

begitu saja di terapkan terhadap beban-

beban yang didistribusikan atau terhadap

sekelompok beban yang terdiri dari sejumlah

beban-beban individu yang setiap saat

bebannya berubah. Pada keadaan seperti ini,

faktor daya yang digunakan adalah pada

keadaan tertentu seperti pada keadaan beban

ringan atau pada beban puncaknya, bila

diperlukan mengetahui faktor daya dari

suatu beban individu pada satu titik, faktor

daya dari suatu beban individu pada suatu

beban individu pada suatu titik, faktor daya

dari kelompok beban ini dapat dianggap

sebagai faktor daya dari masing-masing

individu beban. Tentu saja asumsi seperti ini

terdapat kesalahannya karena komposisi dari

sekelompok beban disebabkan oleh beban

yang terbesar dari kelompok yang

bersangkutan. Pada keadaan seperti ini

faktor daya dari individu beban sudah tidak

lagi dianggap sama dengan faktor daya

kelompoknya.Untuk menggunakan faktor

daya kelompok sebagai faktor daya dari

beban individu, maka perlu diasumsikan

bahwa daya total ( daya aktif dan reaktifnya)

tersebar merata disepanjang penyulang

selanjutnya lebih baik lagi menentukan

faktor daya rata-rata dari faktor daya dari

Page 6: (054104044) (ok)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 6

keadaan beban tertentu.Semua peralatan

listrik, kecuali motor sinkron, tahanan

pemanas dan lampu pijar, mengkomsumsi

daya listrik pada faktor daya pengikut.

Faktor daya rata-rata dari beban beraneka

macam peralatan listrik adalah sebagai

berikut :Sumber :( Ir. Hasan Basri; 1997,28)

2.6 Daya Pasor ( Pashor Power )

Daya pasor untuk sirkuit tunggal, dan kawat

yang terbentuk gelombang arus dan

tahanannya sinussoidal adalah : V.I

Bila V dan I dinyatakan dalam bentuk

eksponensial; yaitu :

V =

)2(

21

..

..

j

maksmaks

j

maks

j

maks

eIVVI

kalihasilmaka

eIIdaneV

Gambar 2.5 Vektor arus dan tegangan

Sumber :( Ir. Hasan Basri; 1997,9)

Dimana dari hasilnya termasuk

penjumlahan kedua dari sudut fasanya,

terlihat pada gambar 2.11; yang diinginkan

sebenarnya adalah perbedaan sudut antara V

dan I, sehingga perkalian ini tidak betul.

Perbedaan sudut fasa diperoleh bila dipakai

sekawan (conyugate) dari arus maupun

tegangannya, bila diambil dari besar arus

sekawan maka hasilnya. Sumber : (Ir. Hasan

Basri;1997,9)

VI* = )21(2. VieIeeV jj

maks

VI* = VI ( cos + j sin ) = P + jQ...(2.25)

Atau bila diambil sekawan tegangannya,

hasilnya adalah :

V*I = VI (cos – j sin ) = P-jQ......(2.26)

Biasanya yang dipakai V.I*, maka daya

semu S adalah :

S = V. I* = P + jQ...............................(2.27)

Daya reaktif Q akan positif bila sudut fasa-

)( 21 , yaitu sudut antara tegangan dan

arus, positif; jadi positif bila, 21 ,

yang berarti arus mengikuti tegangannya. Ini

merupakan suatu perjanjian dimana Q positif

untuk beban yang reaktid-induktif.

2.7 Perbaikan Faktor Daya

Untuk mendukung optimalisasi daya listrik,

baik pada perumahan, fasilitas umum,

gedung-gedung perkantoran, dan industri

perlu dilakukan perbaikan faktor daya.

Perbaikan faktor daya ini dapat dilakukan

melalui pemasangan kapasitor bank secara

paralel pada sumber-sumber penyuplai

beban, baik daya suplai dari PLN maupun

dari generator set. Hal ini disebabkan pada

daya listrik yang rendah, peralatan listrik

akan banyak menarik daya reaktif induktif

sehingga perlu adanya daya reaktif kapasitif

agar faktor daya listrik dari peralatan

dimaksud menjadi lebih besar, dan

diharapkan faktor daya dapat mendekati

1.Untuk memperbaiki faktor daya dilakukan

melalui perbaikan faktor daya dengan daya

aktif dimana daya semu tetap. Cara yang

sudah umum dan banyak digunakan adalah

cara perbaikan faktor daya dengan daya aktif

tetap. Dengan cara ini yang akan mengalami

perubahan adalah daya semu sedangkan

daya aktif tetap.

Besarnya faktor daya sebelum memakai

kapasitor bank adalah S1, cos 1 ,

sedangkan P1 = P2, sehingga beban daya

reaktif yang disediakan oleh pembangkit

tenaga listrik adalah seperti persamaan

berikut ini :

Q2 = P1 x tan 1 ( KVAr)………..(2.28)

Sedangkan setelah memakai kapasitor bank,

besarnya daya reaktif ayang disediakan oleh

pembangkit tenaga listrik adalah seperti

persamaan berikut :

Q2 = P2 x tan 2 ( KVAr )............(2.29)

Basar kVAr kapasitor adalah selisih anatara

daya reaktif induktif sebelum dipasang

kapasitor bank ( kVAr ), sehingga besarrya

rating kapasitor bank yang dibutuhkan

adalah sebagai berikut :Sumber : ( Ir. Hasan

Basri; 1997 : 90 )

Qc = )2tan1tan( xP ( kVAr ).(2.30)

Dimana :

Qc = Besarnya kapasitas kapasitor bank

( kVAr )

P = Daya aktif ( kW )

1 = Sudut fasa mula-mula

2 = Sudut fasa yang diinginkan

Page 7: (054104044) (ok)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 7

2.8 Sistem Instalasi listrik

Sistem instalasi tenaga listrik adalah proses

penyaluran daya listrik yang dibangkitkan

dari sumber tenaga listrik ke alat-alat listrik

atau beban yang disesuaikan dengan

ketentuan yang telah ditetapkan dalam

peraturan dan standar listrik yang

ada,misalnya IEC (International Electro

technical Commission), PUIL (Persyaratan

Umum Instalasi Listrik), IEEE, SPLN dan

sebagainya.(PUIL,2000:8) Pada

perencanaan obyek instalasi modern

biasanya ditujukan untuk kelangsungan

suplai daya listrik bagi beban-beban yang

kritis (vital) misalnya untuk kelangsungan

suplai daya listrik pada telekomunikasi dan

sistem data-data komputer yang tidak boleh

padam. Sistem instalasi listrik pada

dasarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian:

a) Instalasi Tenaga Listrik

b) Instalasi Penerangan Listrik

c) Instalasi Dalam Gedung

d) Instalasi Diluar Gedung

e) Pipa Instalasi Listrik

f) Pengaman Instalasi Listrik

Perlengkapan-perlengkapan hubung untuk

penerangan dan tegangan harus dipisah

dengan jelas, pada instalasi lebih besar lagi

dipasang perlengkapan hubung bagi utama

yang memberi suplai kepada dua

perlengkapan hubung bagi utama lainnya,

satu untuk tenaga dan satu untuk

penerangan.

Dua perlengkapan hubung bagi utama yang

terakhir ini bila perlu dilengkapi dengan

sakelar utama, kemampuan hantar arus dari

sakelar utama sekurang-kurangnya harus

sama dengan kemampuan hantar arus

pengaman yang berada di depannya.

Ketentuan ini juga berlaku untuk sakelar

rangkain cabang dan sakelar rangkain akhir.

kemampuan Hantar Arus (KHA) pengaman

dan luas penampang yang diperlukan

tergantung pada beban yang dihubungkan.

Untuk menentukan hantar arus pengaman

dan luas penampang penghantar yang

diperlukan, pertama-tama harus ditentukan

arus yang dipakai berdasarkan daya beban

yang dihubungkan. Rumus yang digunakan

adalah: (P.Van Harten, 1992; 144)

Untuk arus searah

I = 𝑃(𝑤𝑎𝑡𝑡 )

𝑉(𝑣𝑜𝑙𝑡 ) [amper] ..............................(2.31)

Untuk Arus Bolak-Balik Satu Fasa

I = 𝑃(𝑤𝑎𝑡𝑡 )

𝑉 𝑣𝑜𝑙𝑡 .𝐶𝑜𝑠𝜑[amper] .......................(2.32)

Untuk Arus Bolak-Balik Tiga Fasa

IL =

𝑃(𝑤𝑎𝑡𝑡 )

3.𝑉𝐿−𝐿 𝑣𝑜𝑙𝑡 . 𝐶𝑜𝑠𝜑[amper] .............(2.33)

2.9 Penghantar Instalasi Listrik

Penetuan penghantar perlu diperhatikan,

baik jenis, diameter maupun penampangnya

setelah terlebih dahulu dihitung beban daya

sehingga diketahui besar arus sebagai

patokan dalam menentukan penampang dari

penghantar. Umumnya jenis penghantar atau

kabel yang dipakai untuk instalasi listrik dan

instalasi tenaga listrik adalah jenis

penghantar atau kabel NYY dan NYM. Luas

penampang penghantar yang digunakan

harus terlebih dahulu menentukan besar arus

yang diperlukan dan suhu sekeliling harus

diperhitungkan.

Selain itu juga harus diperhatikan rugi

tegangannya, rugi tegangan antara

perlengkapan hubung bagi utama, dan setiap

beban pada keadaan stasioner dengan beban

penuh, toleransi tegangan pelayanannya ±

(5-10%).

Untuk dapat menentukan luas

penampangnya sekurang-kurangnya sama

dengan luas penampang yang tercantum

pada tabel berikut. Sumber :(P.Van Harten,

E. Setiawan Ir1981;73)

Kalau berdasarkan rugi tegangan dan rapat

arus harus digunakan luas penampang yang

berbeda, harus dipilih luas penampang yang

lebih besar. Akan tetapi pengaman lebur

yang digunakan harus diamankan terhadap

beban lebih. Rumus yang dipergunakan

untuk dapat menentukan luas penampang

penghantar yang diperlukan berdasarkan

rugi tegangan ialah Sumber : (V.Pan harten,

1992;)

Untuk penampang s

uxy

xlxlA

2 mm2………..……(2.34)

Page 8: (054104044) (ok)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 8

Untuk penampang satu fasa

uxy

ixxlxA

cos2 mm2……..(2.35)

Untuk penampang tiga fasa

uxy

xlxlxA

cos3 mm2….…(2.36)

Dimana :

A= Luas penampang penghantar dalam mm2

y = Daya hantar jenis penghantar

U =Rugi tegangan penghantar dalam Volt

ℓ = Panjang penghantar dalam meter

I = Kuat arus dalam penghantar dalam

ampere

Cos 𝜑 = Faktor daya

2.10 Lampu Listrik

Bermacam-macam jenis lampu yang ada di

pasaran, seperti diperlihatkan pada Gambar

2.11, untuk lampu penerangan yang

digunakan pada pabrik umumnya

menggunakan lampu jenis hologen, dengan

daya bervariasi mulai 100 W, 150 W, 250,

500 Watt hingga 1000 Watt, tergantung

keperluan pengguna.

Gambar 2.10. Jenis-jenis lampu umum yang

ada dipasaran Sumber : http :// Dunia Listrik, Blogspot.com

Karakteristik masing-masing jenis lampu

diperlihatkan pada Tabel 2.3

Kebutuhan jumlah lampu yang digunakan

sangat ditentukan oleh kuat penerangan

cahaya. Berdasarkan standara (PUIL 2000)

kuat penerangan cahaya untuk pabrik

sebesar 100 hingga 250 lux. Mengacu kuat

penerangan cahaya tersebut, kemudian

dapat memilih jenis lampu yang akan

digunakan. Persamaan untuk menentukan

jumlah lampu:

)37.2.......(......................

.

ff LLUI

AEn

Dimana :

N : Jumlah lampu yang dibutuhkan ( unit )

E : Kebutuhan kuat penerangan cahaya

( Lux )

A : Luas area pabrik (m2)

I : Kuat penerangan cahaya ( lumen )

Uf:Faktor Utility ( dipengaruhi oleh

kondisi didalam ruangan, seperti warna

cat, tembok, lantai dan langit-langi).

Kuat intensitas penerang lampu di atas

permukaan lantai dengan ketinggian (d):

)31.2.....(..............................2d

IE

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan mulai tanggal 19

Oktober 2011 sampai dengan 19 November

2011. Dan dilakukan di PT. MANGUL

JAYA BANTAR GEBANG BEKASI.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Sumber Daya Listrik

Sumber daya listrik, PT. Mangul Jaya

Bekasi menggunkan 2 jenis sumber daya

listrik, yaitu:

Sumber daya listrik dari gardu

distribusi PLN,

Sumber daya listrik dari pembangkit

sendiri berupa genset.

3.2.2 Sumber Daya Listrik PLN

Sumber daya listrik PLN sebagai sumber

daya listrik utama dengan kapasitas daya

1100 KVA.penyalurannya dilakukan melalui

panel MV-MDP 20kV., dari tegangan 20

kV.Selanjutnya diturunkan menjadi 380/220

V dengan menggunakan satu (1) buah

transformator yang memiliki kapasitas 1100

KVA. data-data teknis dari transformator

tersebut dapat dilihat pada table 3.3 berikut:

LampuInduksi BMX Lampu TL Lampu LHE Lampu Hologen

Low pressure sodium

lamps

High pressure sodium

lamps

Mercury Vapour Light Emiting Diode

(LED)

Page 9: (054104044) (ok)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 9

Tabel 3.3 . Data Transformator di PT.

Mangul Jaya Bekasi

Sumber : PT. Mangul Jaya, Bekasi

3.2.3 Sumber Daya Listrik Generator Set

Disamping memperoleh suplai daya listrik

dari PLN, gedung PT. Mangul Jaya Bekasi

juga memperoleh sumber daya listrik dari

generator set dengan kapasitas 1100 kVA,

yang berfungsi sebagai system suplai back-

up daya apabila daya listrik dari PLN

padam.

Suplay daya dari generator set di gedung

PT. Mangul Jaya Bekasi dingunakan untuk

mensuplay seluruh beban yang dibutuhkan

pada gedung PT. Mangul Jaya Bekasi pada

saat suplai dari PLN padam. Sistem suplai

daya listrik dari generator set ini dilengkapi

dengan peralatan Automatis Start, yaitu

Automatic Main Failure (AMF) yang

disetting untuk delai 5 detik, setelah daya

listrik dari PLN padam.

Data spesifikasi dari generator set yang

digunakan di grdung PT. Mangul Jaya

Bekasi dapat dilihat pada table 3.4 dan

Gambar 3.1

Sumber : PT. Mangul Jaya Bekasi

Tabel 3.4. Data Generator Set yang

Digunakan Di Gedung PT. Mangul

Jaya Bekasi Data Generator Set

Merk Stamford

Type HC734E

Tegangan 380 V

Kapasitas 1100 KVA

Frekuensi 50 Hz

Putaran 1500 rpm

p.f 0,8

Phasa 3

Sumber : PT. Mangul Jaya, Bekasi

3.2.4 Sistem Distribusi Listrik Di Ge-

dung PT. Mangul Jaya Bekasi

Sistem distribusi listrik di gedung PT.

Mangul Jaya Bekasi diawali dengan Suplai

listrik dari PLN yang merupakan listrik

tegangan menengah 20 kV dan masuk ke

panel MV-MDP 20 kV (Medium Volt Min

Distribution Panel).

Setelah dari MV-MDP kemudian tegangan

diturunkan dengan trafo penurun tegangan

yang berkapasitas 1100 kVA, 220/380 Volt,

lalu diteruskan ke LV-MDB (Low Volt Main

Distribution Bar) dan setelah dari LVMDB

energy listrik sudah menjadi tegangan

rendah dan siap didistribusikan ke panel-

panel di tiap-tiap unit pada gedung PT.

Mangul Jaya Bekasi.Selain disuplai dari

PLN kebutuhan energy listrik pada gedung

PT. Mangul Jaya Bekasi menggunakan

sebuah generator set(genset) yang memiliki

kapasitas 1100 kV tipe HC 734E.

pemanfaatan genset ini diperlukan hanya

dalam keadaan darurat yaitu pada saat listrik

PLN padam. Prinsip pengoperasian antara

genset dengan suplai listrik dari PLN

dilakukan secara otomatis (automatical

switcher) yaitu jika arus listrik dari PLN

yang masuk ke LVMDB lebih kecil atau

tidak ada arus listrik dari PLN, maka genset

akan mati. Namun untuk tujuan dan pada

kondisi tertentu pengoperasiannya dapat

dilakukan secara manual. Pada saat peralih -

an 5 detik sampai generator stabil, untuk

daerah-daerah yang suplai daya listriknya

tidak boleh padam disuplai oleh UPS

(Uniteruptible Pawer Suplai).

Gambaran umum dari sitem distribusi daya

listrik di gedung PT. mangul Jaya Bekasi

dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut :

Data Transformator

Merk Unindo

Daya Nominal 1100 KVA

Frekuensi 50 Hz

Tegangan 20 kV/400 V

Arus 36-1,8 kA

Phase 3

Jlh.Berat 3110 Kg

Berat Minyak 230 Kg

Page 10: (054104044) (ok)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 10

Pusat Panel Kontrol

MDP

Trafo

20kV/380kVA

1100 kVA

PLNMCCB 2F

380 A

MCCB 2F

380 A

V

V

V

V

V

PP

PP

PP

PP

PP A

A

A

A

A

GENSET

550 KVA

3 X

3X

3X

3X

3X

COS θ

AP 100 A

COS θ

AP 125 A

COS θ

AP 830 A

COS θ

AP 380 A

COS θ

AP 380 A

FRST

FRST

FRST

FRST

FRST

V8S

V8S

V8S

V8S

V8S

SDP

SDP

SDP

SDP

SDP

MLDP

LAMPU LUAR

LAMPU IMLITY

LAMPU KANTIN

SPARE

TREATMENT

POMPA COMPRESOR

HEALASTING MACHICE

PENDINGINAN

BDB PROCRESING

FEED WATER PUMP

BLOWER

BURNER MOTOR

STOCK FITTING

MESIN PRODUKSI II

KOMPUTER &

AIR CONDITIONER

MESIN PRODUKSI I

MCB

Gambar 3.2 Diagram Segaris Sistem

Distribusi dari PLN ke gedung PT. Mangul

Jaya Bantar Gebang Bekasi

Sumber: PT. Mangul Jaya

Berdasarkan gambar 4.1 tersebut di atas,

terlihat penambahan gambar instalasi pada

gedung PT. Mangul Jaya Bekasi, yang baru

dibangun. Suplai daya melalui transformator

distribusi 20 kV/ 380 Volt, dengan kapasitas

daya 1100 kVA, dan Genset 550 kVA.

3.3 Jenis Beban Di Gedung PT.

Mangul Jaya Bekasi

Beban listrik yang terdapat di gedung PT.

Mangul Jaya Bekasi sepenuhnya disuplai

dari gardu distribusi PLN, dan menggunakan

genset sebagai back-up apabila terjadi

pemadaman atau masalah pada suplai daya

dari PLN.

Jenis beban listrik yang terdapat pada

gedung PT. Mangul Jaya Bekasi terbagi

dalam tiga jenis beban,yaitu :

Beban untuk penerangan

Beban mesin produksi

Beban untuk AC ( Air Conditioner)

Kapasitas beban terpasang untuk panel

utama (LV-MDB) adalah sebesar 1.100.000

VA. Berdasarkan diagram segaris sistem

distribusi daya listrik di gedung PT. Mangul

Jaya Bekasi, bahwa keseluruhan beban

masuk pada panel utama, artinya suplai daya

listrik bersumber dari PLN, dan sepenuhnya

di back-up oleh genset apabila terjadi

ganggguan pada sumber PLN.

3.3.1Beban Penerangan

Beban penerangan di dalam gedung PT.

mangul Jaya Bekasi ini terpasang di

dalamnya, yaitu : lampu TDL 3 x 36 W,

lampu 3 x 18 W, lampu down light 36 W,

lampu D-L halogen 60 W, Down light PL 11

W, lampu down light halogen 50 W, lampu

baret PL 2 x 11 W, lampu TDL 2 x 36

OUTBOW, lampu TDL 1 x 36 W BALK,

lampu TDL 1 x 18 W BALK, lampu TDL 1

x 36 CHUB, lampu sorot halogen 750 W.

4. ANALISA DAN BAHASAN

4.1 Diagram Segaris Sistem Distribusi

Daya Listrik.

Diagram segaris sistem distribusi daya

listrik digedung PT. Mangul Jaya Bantar

Gebang Bekasi, setelah penambahan Mesin

Produksi IV baru diperlihatkan pada gambar

4.1 berikut :

Pusat Panel Kontrol

MDP

Trafo

20kV/380kVA

1100 kVA

PLNMCCB 2F

380 A

MCCB 2F

380 A

V

V

V

V

V

PP

PP

PP

PP

PP A

A

A

A

A

GENSET

550 KVA

3 X

3X

3X

3X

3X

COS θ

AP 100 A

COS θ

AP 125 A

COS θ

AP 830 A

COS θ

AP 380 A

COS θ

AP 380 A

FRST

FRST

FRST

FRST

FRST

V8S

V8S

V8S

V8S

V8S

SDP

SDP

SDP

SDP

SDP

MLDP

LAMPU LUAR

LAMPU IMLITY

LAMPU KANTIN

SPARE

TREATMENT

POMPA COMPRESOR

HEALASTING MACHICE

PENDINGINAN

BDB PROCRESING

FEED WATER PUMP

BLOWER

BURNER MOTOR

STOCK FITTING

MESIN PRODUKSI II

KOMPUTER &

AIR CONDITIONER

MESIN PRODUKSI I

MCB

MESIN PRODUKSI III

COS θ

AP 380 A

V

3XV8S

PP A

FRST

SDP

BDB PROCRESING

FEED WATER PUMP

BLOWER

BURNER MOTOR

V8S

PP

FRST

3X

V

COS θ

AP 380 A

STOCK FITTING

MESIN PRODUKSI IV

KOMPUTER &

AIR CONDITIONER

Diagram Segaris Instalasi Gedung Baru

A

Gambar 4.1. Diagram segaris system

distribusi daya listrik gedung

PT. Mangul Jaya Bantar

Gebang Bekasi Sumber :PT. Mangul Jaya Bekasi

Page 11: (054104044) (ok)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 11

Berdasarkan gambar 4.1 tersebut di atas,

terlihat penambahan gambar instalasi pada

gedung PT. Mangul Jaya Bekasi, yang baru

dibangun. Suplai daya melalui transformator

distribusi 20 kV/ 380 Volt, dengan kapasitas

daya 1100 kVA, dan Genset 550 kVA.

4.2 Analisa Daya Gedung PT. Mangul

Jaya Bekasi

Berdasarkan persamaan (2.15) maka daya

pada PT. gedung Mangul Jaya Bekasi dapat

dibuat analisis. mengacu kepada hasil

perhitungan tabel 4.1 maka :

P = √3.V x I x Cos

SDP 1 : PT = √3[(VRV x IR x Cos ) + (VST

x IS x Cos ) + (VTR x IT x Cos

)]

=√3 x [(365 x 22 x 0,8) + (365 x

20 x 0,8) + (364 x 20 x 0,8)]

= √3x[ 6424 + 5840 + 58

= 22,79 kW

SDP 2: PT = √3[ (VRv x IR x Cos ) + (VST x

IS x Cos ) + (VTR x IT x Cos )]

= √3 [(365 x 12 x 0,8) + (365 x

20 x 0,8) + (366 x 12 x 0,8)]

= √3 x [3504 + 5840 + 3513,6]

= 15,42 kW

SDP 3 : PT = √3[ (VRS x IR x Cos ) + (VST

x IS x Cos ) + (VTR x IT x Cos

)]

= √3 [(365 x 10 x 0,8) + (365 x 20

x 0,8) + (366 x 10 x 0,8)]

= √3 x [2920 + 5840 + 2928]

= 13,82 kW

SDP 4 : PT = √3 x[(VRS x IR x Cos ) + (

VST x IS x Cos ) + (VTR x IT x

Cos )]

= √3 x [(368 x 10 x 0,8) + (365 x

20 x 0,8) + (366 x 10 x 0,8)]

= √3 x [2944 + 5840 + 2928]

= 13,86 kW

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat

pada tabel 4.1 diperoleh daya pada LDP 1=

22,79 kW, LDP 2 =15,42 kW, LDP 3 =

13,82 kW dan LDP 4 = 13,86 kW, sehingga

total daya yang digunakan di gedung PT.

Mangul Jaya Bekasi sebelum ada bangunan

baru sebesar 65,89 kW.Daya yang

disediakan oleh Transformator Distribusi

sebesar 1100 kVA, maka dari segi suplay

daya transformator masih sanggup untuk

mensuplay daya di Mesin Produksi IV baru

PT. Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi

pada saat beban puncak.

4.3 Analisis Kebutuhan Lampu

Kebutuhan jumlah lampu yang digunakan

sangat ditentukan oleh kuat penerangan

cahaya. Berdasarkan standara PUIL kuat

penerangan cahaya untuk pabrik sebesar 100

hingga 250 lux. Mengacu kuat penerangan

cahaya tersebut, kemudian dapat memilih

jenis lampu yang akan digunakan. Pemilihan

jenis lampu sebaiknya memperhatikan kuat

intensitas penerangan cahaya, faktor kerja

dan besar konsumsi energi listrik serta lama

usia lampu. Sebagai analisis diberikan

contoh sebagai berikut, kuat penerangan

cahaya (standar) : 100 lux hingga 250lux

jenis lampu yang digunakan BMX- HX-342

lampu Induksi, Spesifikasi

- Tegangan, Daya(P): 220 Volt, 150 Watt

- Kuat penerangan cahaya (I): 12.000 lu

men

- Umur lampu (t) : 26.000 jam

Lampu tersebut terdapat 3 pilihan daya, 80

watt, 120 watt dan 150 watt, dengan lumen

masing-masing berbeda.

4.4 Analisis Kuat Penerangan Cahaya

Pada Mesin Produksi III.

Sebagai asusmsi dasar kuat intensitas

penerangan gedung produksi III

direncanakan sama besarnya yaitu 250 lux,

ukuran mesin produksi III= ( 30x 24 x 9 ) m,

langkah analisis dilakukan menggunakan 1

unit lampu terlebih dahulu, dalam hal ini

dipilih 120 Watt untuk mesin produksi III,

lumen 9.500 ( sesuai spesifikasi lampu

BMX-342-120 W)., sehingga analisisnya.

Kuat intensitas penerang lampu diatas

permukaan lantai dengan ketinggian (d),

mengacu persamaan (2.31)

luxE

xE

d

IE

28,117

99

500.9

2

Page 12: (054104044) (ok)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 12

Kuat penerangan cahaya pada gedung

produksi III = 117,28 lux masih belum

memenuhi standar PUIL untuk pabrik,

sehingga kuat penerangan tersebut masih

perlu dinaikan, dengan jalan menambah

jumlah lampu dan memperhatikan lumenitas

dari lampu.

4.5 Analisis Kuat Penerangan Cahaya

Pada Gedung Produksi IV.

Sebagai asusmsi dasar kuat intensitas

penerangan gedung produksi IV

direncanakan sama besarnya yaitu 250 lux,

walaupun ukuran mesin produksi IV = ( 40 x

24 x 14) m . Langkah analisi dilakukan

menggunakan 1 unit lampu terlebih dahulu,

dalam hal ini dipilih 150 Watt untuk mesin

produksi III, lumen 12.000 (sesuai

spesifikasi lampu BMX-342-150 W).,

sehingga analisisnya kuat intensitas

penerangan lampu diatas permukaan lantai

dengan ketinggian (d), mengacu persamaan

(2.37)

luxE

xE

d

IE

22,61

1414

000.12

2

Kuat penerangan cahaya pada mesin

produksi III = 117,27 lux dan mesin

produksi IV= 61,22 lux masih belum

memenuhi standar PUIL untuk pabrik,

sehingga kuat penerangan tersebut masih

perlu dinaikan, dengan jalan menambah

jumlah lampu dan memperhatikan lumenitas

dari lampu.

4.6 Analisis Kebutuhan Jumlah Lam-

pu Pada Gedung Produksi III

Perencanaan menggunakan lampu BMX-

432, dengan daya 120 Watt dan lumen

mencapai 9.500. Jika mesin produksi III

ukuran = ( 30x 24 x 9 ) m diinginkan Kuat

intensitas cahaya (E) yang diperlukan, 250

lux, maka jumlah lampu yang dibutuhkan

mengacu persamaan (2.38) untuk

menentukan jumlah lampu:

ff LLUI

AEn

..

.

.

unitn

xxlumen

xluxn

21

1 9.0 500.9

)2430( 250

4.7 Analisis Kebutuhan Jumlah Lam-

pu Pada Gedung Produksi IV

Sebagai asusmsi dasar, kuat intensitas

penerangan gedung Produksi IV

direncanakan sama besarnya yaitu 250 lux,.

Ukuran gedung Produksi IV = ( 40 x 24 x

14) m. sehingga analisisnya : Kuat intensitas

penerangan lampu di atas permukaan lantai

dengan ketinggian (d), mengacu persamaan

(2.31). Kuat penerangan cahaya 63,22 lux

masih belum memenuhi standar PUIL untuk

pabrik, sehingga kuat penerangan tersebut

masih perlu dinaikkan. Jika Mesin Produksi

IV diinginkan kuat intensitas cahaya (E) =

250 lux, maka jumlah lampu yang

dibutuhkan mengacu persamaan (2.38)

untuk menentukan jumlah lampu:

ff LLUI

AEn

..

.

.

unitn

xxlumen

xluxn

82

0.8 9.0 000.12

)4024( 250

4.8 Pembagian Beban

Pembagian beban listrik yang digunakan

mengacu pada Gambar 7 tersebut di atas,

karena isi panel berupa MCB dan MCCB,

serta terminal penghubung. Ada dua panael

yang dibutuhkan. Masing-masing panel

dipasang dikedua sisi bangunan, hal tersebut

digunakan kemudahan untuk pemeliharaan

dan memperpendek jalur kabel. Bentuk

pemasangan masing-masing Panel

diperlihatkan pada Gambar 4.3 berikut:

Daya ( W) Jumlah

R S T

300

300

300

300

300

300

300

240

240

240

240

240

23.500 23.500 23.500

300

300

300

300

300

300

300

240

240

240

240

240

70.500

73.80024.700 24.640 24.460

Daya

( W )

R

S

T

MCCB 250 A

MCCB 125 A

MCB 4 A

MCCB 400 A

kWh 3Ø

Daya ( W) Jumlah

R S T

300

300

300

300

300

300

300

240

240

240

240

360

23.500 23.500 23.500

300

300

300

300

300

300

300

240

240

240

240

360

70.500

73.92024.700 24.640 24.520

Daya

( W )

R

S

T

MCCB 250 A

MCCB 125 A

MCB 4 A

Page 13: (054104044) (ok)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 13

O

N

O

N

O

F

F

O

N

O

N

O

N

O

FFON

O

N

O

FFON

O

N

O

FFON

O

N

O

FFON

O

N

O

FFON

O

N

O

FFON

O

N

O

FFON

O

N

O

FFON

O

N

O

FFON

O

N

O

FFON

O

N

O

FFON

O

N

O

FFON

ON

O

N

OF

F

ON ON

R S T N

MCCB 250

A

MCB 4

A

MCB 4

A

MCB 4

A

MCCB 125

A

Pemasangan MCCB

dan MCB

Panel 1

Sumber: PT. Mangul Jaya Bekasi

Gambar :

5. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dapat disimpulkan:

a) Daya yang terpasang digedung PT.

Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi,

sebelum ada penambahan gedung

mesin produksi III dan IV sebesar

95,88 kW, dan setelah penambahan

gedung produksi III dan IV menjadi

205 kW.

b) Jenis lampu yang digunakan tipe

induksi, dengan daya 150 Watt yang

dipasang pada gedung produksi III

sebanyak 21 unit lampu dan pada

gedung produksi IV daya yang

digunakan 80 watt dengan jumlah

lampu sebanyak 28 unit, sehingga

kuat penerangan cahaya didalam

gedung produksi III dan IV 250 lux.

DAFTAR PUSTAKA

1) Hasan Basri, 1997, Sistem

Distribusi Daya Listrik,ISTN.

2) AS Pabla, 1981, Electrik Power

Distribution, Jakarta.

3) AS Pabla, Abdul Kadir, 1986,

SistemDistribusi Daya Listrik,

Jakarta, 1986

4) P. Van Harten dan E. Setiawan,

Instalasi Listrik Arus Kuat “1”.

Penerbit BINACIPTA, Bandung

5) P. Van Harten dan E. Setiawan,

Instalasi Listrik Arus Kuat “3”.

Penerbit BINACIPTA, Bandung

6) Zuhal, 1995, Dasar Teknil Tenaga

Listrik, PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

7) Jiteng Marsudi, 2006, Operasi

Sistem Tenaga Listrik, Penerbit

Graha Ilmu, Jakarta.

8) http :// Dunia Listrik, Blogspo

Penulis :

1). Yardolitos B. Purba, Alumni (2013)

Program Studi Teknik Elektro FT-

Unpak.

2). Prof. DR. Ir.Didik Notosudjono M.sc

Staf Dosen Program Studi Teknik

Elektro FT-Unpak.

3). M.Hariansyah Ir.,MT Staf Dosen

Program Studi Teknik Elektro FT-

Unpak.