(054104044) (ok)
-
Upload
mohamad-bahtiar -
Category
Education
-
view
355 -
download
12
description
Transcript of (054104044) (ok)
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 1
PERENCANAAN
PEMASANGAN LAMPU PENERANGAN DAN KEBUTUHAN DAYA LISTRIK
Studi kasus :
MESIN PRODUKSI III DAN IV PT. MANGUL JAYA BANTAR GEBANG BEKASI
Oleh
Yardolitos B. Purba1, Didik Notosudjono
2, M. Hariansyah
3
Program Studi Teknik Elektro Universitas Pakuan Bogor
Jln. Pakuan P.O.Box 452 Bogor
Abstrak
PT. Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi adalah suatu perusahaan yang mengkomsumsi tenaga
listrik sangat besar, mendapat suplai tenaga listrik dari PLN dengan daya sebesar 1100 kVA, dan
bilamana terjadi gangguan dari PLN maka tersedia genset sebagai system bac-kup dengan daya
sebesar 550 kVA.
Besar daya terpakai setiap hari mampu untuk pemenuhan lampu Penerangan, Komputer, AC (Air
Conditioner), mesin-mesin produksi, dan untuk menggerakkan atau menjalankan peralatan listrik
lainnya . Akan tetapi karena ada penambahan gedung baru maka perlu panambahan daya listrik
yang harus disuplai oleh PLN, sebesar 1100 kVA.
Dalam kajian berikut, dilakukan untuk melakukan evaluasi penambahan daya listrik di gedung
baru PT. Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi dan perhitungan pemakaian beban-beban listrik
dengan tujuan untuk mengoptimalkan energi listrik yang tersedia.
Dengan adanya pemakaian rata-rata beban sebesar 1100 kVA, maka akan dilakukan penambahan
daya terpasang untuk gedung baru menjadi 350 kVA, untuk itu perlu perhitungan kebutuhan daya
listrik.
Kata – kata kunci : Klasifikasi listrik dan perkiraan beban, distribusi tenaga listrik, sistem
instalasi listrik, daya listrik.
1. Pendahuluan
PT. Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi
yang bergerak dalam bidang industri
pembuatan sepatu, berperan dalam sebuah
pengemasan produk, sebelum didistribusikan
kepada konsumen. Utuk kegiatannya
memerlukan pemenuhan kebutuhan tenaga
listrik sangat besar dan untuk jangka waktu
yang lama.
Daya listrik setiap hari digunakan untuk
lampu penerangan, computer, AC, Cutting,
Buffing, Stock Fitting, Assembly dan
penggerak, atau menjalankan peralatan
listrik lain.
Perusahaan yang berdiri pada tanggal 24
april 1991, berkedudukan di desa Bantar
Gebang Bekasi di atas lahan 10.000 m2. saat
ini sedang melakukan perluasan bangunan,
termasuk, menambah sebuah mesin produksi
IV baru dengan ukuran 30m x 40m, atau
satu lantai.
Bangunan baru direncanakan digunakan
untuk mesin-mesin produksi III dan IV.
Untuk itu diperlukan perencanaan
menyeluruh khususnya dengan melakukan
analisis sistem penerangan perancangan
menyeluruh kebutuhan beban listrik
terhadap bangunan yang telah ada dan yang
sedang dibangun.
Berdasarkan hasil pengukuran, pada bulan
November 2012, kuat penerangan di dalam
gedung mesin produksi I dan II, mencapai
63 lux. Mengacu pada aturan PUIL 2000,
bahwa minimal kuat penerangan cahaya
listrik di dalam gedung untuk industry antara
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 2
200 hingga 500 lux. Sehingga perlu
direncanakan jumlah lampu dan jenis lampu
yang digunakan.
Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makaalah adalalah :
a) Melakukan analisis daya terpasang
untuk gedung PT. Mangul Jaya
Bantar Gebang Bekasi sebelum dan
sesudah penambahan gedung
produksi III dan IV
b) Menetukan jenis dan jumlah lampu
serta kuat penerangan untuk gedung
mesin produksi III dan mesin
produksi IV, sesuai standar PUIL
2000.
Untuk memperkecil penyimpangan sasaran
dan target uraian dan pembahasan, maka
materi penulisan dibatasi, yaitu khusus
”analisis kebutuhan daya listrik pada mesin
produksi III dan IV termasuk kelenkapan
penerangan dan peralatan-peralatan listrik
yang lain.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Beban
Seiring meningkatnya pembangunan di
bidang industri dan bertambahnya jumlah
penduduk maka kebutuhan daya listrik juga
meningkat tergantung dari daerah yang
bersangkutan kepadatan penduduk dan
standar kehidupan.
Rencana perkembangan sekarang dan masa
yang akan datang perlu diperhatikan. Untuk
itu dalam perhitungan akan kebutuhan daya
listrik harus memperhatikan tipe beban dan
sifat beban tersebut. Pada umumnya tipe-
tipe beban terbagi menjadi beberapa bagian :
(AS. Pabla. Ir. Abdul Hadi; 1994, 6-7)
Tabel 2.4. Faktor-Faktor Karakteristik Beban
Jenis
Beban
Daya
(kW)
Faktor-faktor Beban
Faktor
Kebutuhan
Faktor
Beban
Faktor
Diversitas
Domestik 0,4 s/d
1,5 70-100%
10-
15% 1,2-1,3
Komersial 0,5 s/d
2 90-100%
25-
30% 1,1-1,2
Industrial
Besar
100-
500 70-80%
60-
65% -
Industrial
berat >500 85-90%
70-
80% -
Sumber : AS. Pabla. Ir. Abdul Hadi; 1994, 6-7
2.2 Perkiraan Beban
Energi listrik yang dibangkitkan
(dihasilkan) tidak dapat disimpan, melainkan
langsung habis digunakan oleh konsumen.
Oleh karena itu, daya yang dibangkitkan
harus selalu sama dengan daya yang
digunakan.
Apabila pembangkitan daya tidak
mencukupi kebutuhan, atau ditandai dengan
turunnya frekuensi dalam sistem. terkait
kebutuhan daya oleh konsumen yang terus
berubah sepanjang waktu, maka untuk
mempertahankan frekuensi agar tetap 50
atau 60 Hertz, daya yang dibangkitkan di
pusat harus diubah-ubah untuk sewaktu-
waktu agar menyesuaikan dengan kebutuhan
konsumen dan frekuensi bisa konstan.
Pengaturan pembangkitan tenaga listrik
untuk mengikuti perubahan kebutuhan daya
dari konsumen, memerlukan perencanaan
operasi pembangkitan cukup rumit dan
menyangkut biaya bahan bakar yang tidak
kecil, dalam kondisi ini diperlukan perkiraan
beban atau perkiraan kebutuhan daya
konsumen sebagai dasar perencanaan
operasi. ( Djiteng Marsudi; 2005, 152)
2.3 Karakteristik Beban
Karakteristik beban diperlukan agar sistem
tegangan dan pengaruh thermos dari
pembebannan dapat dibuat analisis dengan
baik. Analisa tersebut dalam menentukan
keadaan awal yang akan diperoyeksikan
dalam perencanaan selanjutnya. Agar supaya
penggunaan karakteristik beban tersebut
dapat efisien, diperoyeksikan dalam
perencanaan selanjutnya. Agar supaya
penggunaan karakteristik beban tersebut
dapat efisien, harus memahami pengertian
dan pemakaian praktis dari karakteristik
beban tersebut. (Hasan Basri, 1997:6)
1). Faktor Kebutuhan (Demand Factor)
Faktor kebutuhan adalah perbandingan
antara kebutuhan maksimum (beban puncak)
terhadap total daya tersambung. Jumlah daya
tersambung adalah jumlah dari daya tersebut
dari seluruh beban dari setiap konsumen.
(Hasan Basri, 1997:12)
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 3
Faktor kebutuhan/demand
=kebutuhan maksimum
Jumlah daya terpasang………...………(2.1)
2). Faktor Beban (Load faktor)
Faktor beban adalah perbandingan antara
beban rata-rata dan beban puncak dalam
periode tertentu. Beban rata-rata dan beban
puncak dapat dinyatakan dalam kilowatt,
kilovolt-amper, amper, dan sebagainya tetapi
satuan kedianya harus sama. Faktor beban
dapat dihitung untuk periode tertentu
biasanya periode harian, bulanan, tahunan.
(Hasan Basri; 1997,12)
Faktor Beban =
Beban rata −rata periode tertentu
Beban puncak periode tertentu............(2.2)
menurut definisi faktor beban =
Prata −rata
Ppuncak =
Prata −rata
PpX
T
T ......................(2.3)
Dimana :
T = Periode waktu
Prata-rata = beban rata-rata dalam periode T
Pp = Beban puncak dalam periode T
pada selang waktu tertentu (15
menit atau 30 menit)
Kilo
wa
tt
1200
A
600
900
P rata-rata
0 02 04 06 08 10 12 14 16 18 20 22 24C
Beban rata-rata
Beban puncak = P puncak
Pp
T
Gambar 2.7 Kurva Beban Harian dan
Faktor Beban Sumber : (Hasan Basri; 1997,14)
3). Faktor Kapasitas
Faktor Kapasitas = Beban rata −rata
Beban terpasang ….(2.4)
Sedangkan untuk mengetahui beban rata-rata
dalam suatu kelompok beban listrik dapat
ditentukan berdasarkan definisi sebagai
berikut :
Beban rata-rata
= kWh yang digunakan satu periode
Jumlah jam dalam satu periode…….(2.5)
4). Faktor Diversitas
Faktor diversitas adalah perbandingan
antara jumlah beban puncak dari masing-
masing pelanggan dengan beban puncak dari
kelompok pelanggan tersebut, faktor
difersitas dapat ditulis : (Hasan Basri, 1997:
15)
Fd= 𝐷1 + 𝐷2 + 𝐷3+ …….. 𝐷𝑛
𝐷𝑘 …….………..(2.6)
Atau
Fd = 𝐷𝑖𝑛
𝑖=1
𝐷𝑘 …………………………….(2.7)
Dimana :
Di = beban puncak (kebutuhan maksimum)
dari masing-masing beban 1, yang
terjadi tidak pada waktu yang
bersamaan.
Dk = D1+2+3+………….n beban pucak dari n
kelompok beban.
Fd = factor diversitas, nilainya lebih besar
dari satu.
5). Faktor Kebersamaan
Faktor kebersamaan (waktu) dalam
perbandingan beban puncak (kebutuhan
maksimum) dari suatu kelompok pelanggan
(beban) dan beban puncak dari masing-
masing pelanggan dari kelompok
tersebut.Jadi faktor kebersamaan Fc adalah:
(Hasan Basri; 1997,16)
DnDDD
DKFc
...321.................(2.8)
Dari definisi diatas dapat diketahui :
Fc =1
𝐹𝑑................................................(2.9)
Dari persamaan (2.10) Faktor Kebutuhan
(Fk) adalah :
Fk =𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢 ℎ𝑎𝑛𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝐷𝑎𝑦𝑎𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 ...................(2.10)
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 4
Atau :
Kebutuhan Maksimum
= jumlah daya tersambung x Fk ..........(2.11)
Subtitusikan persamaan (2.19) ke dalam
persamaan (2.16), maka faktor diversitas
dapat juga dinyatakan sebagai (Hasan Basri;
1997,16):
Fd= 𝑇𝐷𝑇𝑖𝑥𝐹𝑑𝑑 𝑖
𝑛𝑖=1
𝐷𝑘................................(2.12)
Dimana :
TDTi = jumlah daya tersambung dari suatu
kelompok atau beban i,Fddi = kebutuhan
dari suatu kelompok atau beban IDk =
kebutuhan maksimum (puncak) tiap
kelompok beban.
2.3 Segi Tiga Daya
Persamaan (2.20) menunjukan daya semu
dengan daya aktif dan daya reaktif.
Hubungan ini dilihat pada gambar 2.12
Dari gambar 2.12 jelas bahwa :
S =22 QP ……………...……….(2.13)
Atau
P = S cos ; Q = S sin dan tan =P
Q
Pada gambar 2.13. digambarkan segitiga
daya yang terdiri dari dua beban, yang
pertama beban induktif dengan sudut fasa
1 (mengikut) yang terdiri dari P1, Q1 dan
S1 yang kedua beban kapasitif yang terdiri
dari P1, Q1 dan S2 dengan sudut fasa 2
(mendahului). Kedua beban yang paralel ini
menghasilkan segi tiga daya dengan sisi-
sisinya P1 + P2, Q1+ Q2 dan sisi miringnya SR.
sudut fasa antara tegangan dan arus yang
diberikan oleh beban gangguan ini adalah
R.
Gambar 2.12. Segitiga Daya
Sumber Ir. Hasan Basri; 1997,9
Gambar 2.13. Segi tiga daya untuk beban
gabungan
(Sumber : Hasan Basri; 1997,9)
2.5 Kapasitor Untuk Memperbaiki
Faktor Daya
Sebuah sumber listrik AC mengeluarkan
energi listrik dalam bentuk energi “aktif”
dan energi “reaktif”. Energi aktif
(dinyatakan dalam kW) adalah energi yang
diperlukan untuk ditrasnformasikan/diubah
ke bentuk energi yang lain, misalnya: energy
mekanik, panas, cahaya dan sebagainya.
Sedangkan energi reaktif ( dinyatakan dalam
kVAR) diperlukan oleh peralatan yang
bekerja dengan sistem elektromagnet, yaitu
untuk pembentukan medan magnetnya (
Panduan Aplikasi Teknis 92).
Peralatan yang demikian diantaranya: trafo,
motor, lampu pilar dan sebagainya. Kedua
energi di atas membentuk daya total yang
disebut dengan daya nyata (dinyatakan
dalam kVA). Daya ini merupakan
penjumlahan vector dari daya aktif dan daya
reaktif. Merupakan banyaknya perubahan
tenaga terhadap waktu besaran dan arus, dan
diketahui satuan daya adalah Watt. Dalam
keperluan analisis daya dibagi-bagi sesuai
tipe daya tersebut, yaitu : ( Sumber : Hasan
Basri : 1997,7)
Daya listrik umumnya yang dibangkitkan
oleh pusat tenaga listrik dibagi menjadi 3
(tiga) bagian, yaitu :
a). Daya aktif
Daya aktif merupakan daya listrik yang
terpakai yang dapat diubah menjadi daya
thermis dan mekanis yang lansung dapat
dipakai oleh konsumen yang membutuhkan.
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 5
Satuannya : watt ( W), kilowatt ( kW),
MegaWatt (MW), dan seterusnya.
CosIVP .. ..................................(2.14)
Atau
)15.2........(............3 CosIVP LL
)16.2(............................... CosSP
Dimana :
VL = Tegangan Fasa fasa
IL = Arus Jala FaktorDayaCos
b). Daya reaktif
Daya reaktif merupakan daya yang
diperlukan oleh rangkaian megnetisasi untuk
suatu peralatan listrik, dan tidak langsung
dipakai tetapai hanya untuk magnetisasi saja.
Satuannya :
Volt-ampere-reaktif (Var), kilo Volt-ampere-
reaktif (kVar), Mega Volt- ampere-rektif
(MVar).
Sedangakan daya reaktif ini terbagi menjadi
dua bagian, yaitu :
Daya reaktif induktif ( lagging)
Adalah daya listrik yang dibutuhkan
untuk menghasilkan medan magnet
yang diperlukan oleh alat-alat induksi
seperti motor induksi dan
transformator.
Daya reaktif kapasitif
Adalah daya yang dibutuhkan oleh
suatu kapasitor seperti kawat
transmisi tegangan tinggi dan
kapasitor shunt.
Daya reaktif dinyatakan dalam Q (
VAR)
( Sumber : Hasan Basri : 1997,8)
Untuk Sistem 1 Fasa :
)17.2........(...................... SinIVQ
Untuk Sistem 3 Fasa :
)18.2.........(............3 SinIVQ LL
)19.2.(............................... SinSQ
c). Daya semu
Daya semu untuk system fasa tunggal, sirkit
dua kawat adalah hasil perkalian secara arus
efektif dan beda tegangan efektif. ( Sumber :
Hasan Basri : 1997,8)
Jadi daya semu S dinyatakan oleh persamaan
:
S= │V│.│I│........................................(2.20)
Untuk Sistem tiga fasa daya semunya adalah
: Sumber :(Ir. Hasan Basri; 1997,8)
S = 3│V1│.I1│…... ............................(2.21)
Faktor daya pada dasarnya didefenisikan
sebagai perbandingan daya aktif dengan
daya semu, dan dinyatakan oleh persamaan:
(Sumber : Hasan Basri : 1997,28)
S
P
semuDaya
aktifDayaDayaFaktor
.(2.22)
Atau
S
PCosDayaFaktor ………(2.23)
Sudut adalah sudut fasanya; dimana arus
mengikut dengan tegangan dari beban yang
bersangkutan.Defenisi diatas tidak dapat
begitu saja di terapkan terhadap beban-
beban yang didistribusikan atau terhadap
sekelompok beban yang terdiri dari sejumlah
beban-beban individu yang setiap saat
bebannya berubah. Pada keadaan seperti ini,
faktor daya yang digunakan adalah pada
keadaan tertentu seperti pada keadaan beban
ringan atau pada beban puncaknya, bila
diperlukan mengetahui faktor daya dari
suatu beban individu pada satu titik, faktor
daya dari suatu beban individu pada suatu
beban individu pada suatu titik, faktor daya
dari kelompok beban ini dapat dianggap
sebagai faktor daya dari masing-masing
individu beban. Tentu saja asumsi seperti ini
terdapat kesalahannya karena komposisi dari
sekelompok beban disebabkan oleh beban
yang terbesar dari kelompok yang
bersangkutan. Pada keadaan seperti ini
faktor daya dari individu beban sudah tidak
lagi dianggap sama dengan faktor daya
kelompoknya.Untuk menggunakan faktor
daya kelompok sebagai faktor daya dari
beban individu, maka perlu diasumsikan
bahwa daya total ( daya aktif dan reaktifnya)
tersebar merata disepanjang penyulang
selanjutnya lebih baik lagi menentukan
faktor daya rata-rata dari faktor daya dari
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 6
keadaan beban tertentu.Semua peralatan
listrik, kecuali motor sinkron, tahanan
pemanas dan lampu pijar, mengkomsumsi
daya listrik pada faktor daya pengikut.
Faktor daya rata-rata dari beban beraneka
macam peralatan listrik adalah sebagai
berikut :Sumber :( Ir. Hasan Basri; 1997,28)
2.6 Daya Pasor ( Pashor Power )
Daya pasor untuk sirkuit tunggal, dan kawat
yang terbentuk gelombang arus dan
tahanannya sinussoidal adalah : V.I
Bila V dan I dinyatakan dalam bentuk
eksponensial; yaitu :
V =
)2(
21
..
..
j
maksmaks
j
maks
j
maks
eIVVI
kalihasilmaka
eIIdaneV
Gambar 2.5 Vektor arus dan tegangan
Sumber :( Ir. Hasan Basri; 1997,9)
Dimana dari hasilnya termasuk
penjumlahan kedua dari sudut fasanya,
terlihat pada gambar 2.11; yang diinginkan
sebenarnya adalah perbedaan sudut antara V
dan I, sehingga perkalian ini tidak betul.
Perbedaan sudut fasa diperoleh bila dipakai
sekawan (conyugate) dari arus maupun
tegangannya, bila diambil dari besar arus
sekawan maka hasilnya. Sumber : (Ir. Hasan
Basri;1997,9)
VI* = )21(2. VieIeeV jj
maks
VI* = VI ( cos + j sin ) = P + jQ...(2.25)
Atau bila diambil sekawan tegangannya,
hasilnya adalah :
V*I = VI (cos – j sin ) = P-jQ......(2.26)
Biasanya yang dipakai V.I*, maka daya
semu S adalah :
S = V. I* = P + jQ...............................(2.27)
Daya reaktif Q akan positif bila sudut fasa-
)( 21 , yaitu sudut antara tegangan dan
arus, positif; jadi positif bila, 21 ,
yang berarti arus mengikuti tegangannya. Ini
merupakan suatu perjanjian dimana Q positif
untuk beban yang reaktid-induktif.
2.7 Perbaikan Faktor Daya
Untuk mendukung optimalisasi daya listrik,
baik pada perumahan, fasilitas umum,
gedung-gedung perkantoran, dan industri
perlu dilakukan perbaikan faktor daya.
Perbaikan faktor daya ini dapat dilakukan
melalui pemasangan kapasitor bank secara
paralel pada sumber-sumber penyuplai
beban, baik daya suplai dari PLN maupun
dari generator set. Hal ini disebabkan pada
daya listrik yang rendah, peralatan listrik
akan banyak menarik daya reaktif induktif
sehingga perlu adanya daya reaktif kapasitif
agar faktor daya listrik dari peralatan
dimaksud menjadi lebih besar, dan
diharapkan faktor daya dapat mendekati
1.Untuk memperbaiki faktor daya dilakukan
melalui perbaikan faktor daya dengan daya
aktif dimana daya semu tetap. Cara yang
sudah umum dan banyak digunakan adalah
cara perbaikan faktor daya dengan daya aktif
tetap. Dengan cara ini yang akan mengalami
perubahan adalah daya semu sedangkan
daya aktif tetap.
Besarnya faktor daya sebelum memakai
kapasitor bank adalah S1, cos 1 ,
sedangkan P1 = P2, sehingga beban daya
reaktif yang disediakan oleh pembangkit
tenaga listrik adalah seperti persamaan
berikut ini :
Q2 = P1 x tan 1 ( KVAr)………..(2.28)
Sedangkan setelah memakai kapasitor bank,
besarnya daya reaktif ayang disediakan oleh
pembangkit tenaga listrik adalah seperti
persamaan berikut :
Q2 = P2 x tan 2 ( KVAr )............(2.29)
Basar kVAr kapasitor adalah selisih anatara
daya reaktif induktif sebelum dipasang
kapasitor bank ( kVAr ), sehingga besarrya
rating kapasitor bank yang dibutuhkan
adalah sebagai berikut :Sumber : ( Ir. Hasan
Basri; 1997 : 90 )
Qc = )2tan1tan( xP ( kVAr ).(2.30)
Dimana :
Qc = Besarnya kapasitas kapasitor bank
( kVAr )
P = Daya aktif ( kW )
1 = Sudut fasa mula-mula
2 = Sudut fasa yang diinginkan
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 7
2.8 Sistem Instalasi listrik
Sistem instalasi tenaga listrik adalah proses
penyaluran daya listrik yang dibangkitkan
dari sumber tenaga listrik ke alat-alat listrik
atau beban yang disesuaikan dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam
peraturan dan standar listrik yang
ada,misalnya IEC (International Electro
technical Commission), PUIL (Persyaratan
Umum Instalasi Listrik), IEEE, SPLN dan
sebagainya.(PUIL,2000:8) Pada
perencanaan obyek instalasi modern
biasanya ditujukan untuk kelangsungan
suplai daya listrik bagi beban-beban yang
kritis (vital) misalnya untuk kelangsungan
suplai daya listrik pada telekomunikasi dan
sistem data-data komputer yang tidak boleh
padam. Sistem instalasi listrik pada
dasarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian:
a) Instalasi Tenaga Listrik
b) Instalasi Penerangan Listrik
c) Instalasi Dalam Gedung
d) Instalasi Diluar Gedung
e) Pipa Instalasi Listrik
f) Pengaman Instalasi Listrik
Perlengkapan-perlengkapan hubung untuk
penerangan dan tegangan harus dipisah
dengan jelas, pada instalasi lebih besar lagi
dipasang perlengkapan hubung bagi utama
yang memberi suplai kepada dua
perlengkapan hubung bagi utama lainnya,
satu untuk tenaga dan satu untuk
penerangan.
Dua perlengkapan hubung bagi utama yang
terakhir ini bila perlu dilengkapi dengan
sakelar utama, kemampuan hantar arus dari
sakelar utama sekurang-kurangnya harus
sama dengan kemampuan hantar arus
pengaman yang berada di depannya.
Ketentuan ini juga berlaku untuk sakelar
rangkain cabang dan sakelar rangkain akhir.
kemampuan Hantar Arus (KHA) pengaman
dan luas penampang yang diperlukan
tergantung pada beban yang dihubungkan.
Untuk menentukan hantar arus pengaman
dan luas penampang penghantar yang
diperlukan, pertama-tama harus ditentukan
arus yang dipakai berdasarkan daya beban
yang dihubungkan. Rumus yang digunakan
adalah: (P.Van Harten, 1992; 144)
Untuk arus searah
I = 𝑃(𝑤𝑎𝑡𝑡 )
𝑉(𝑣𝑜𝑙𝑡 ) [amper] ..............................(2.31)
Untuk Arus Bolak-Balik Satu Fasa
I = 𝑃(𝑤𝑎𝑡𝑡 )
𝑉 𝑣𝑜𝑙𝑡 .𝐶𝑜𝑠𝜑[amper] .......................(2.32)
Untuk Arus Bolak-Balik Tiga Fasa
IL =
𝑃(𝑤𝑎𝑡𝑡 )
3.𝑉𝐿−𝐿 𝑣𝑜𝑙𝑡 . 𝐶𝑜𝑠𝜑[amper] .............(2.33)
2.9 Penghantar Instalasi Listrik
Penetuan penghantar perlu diperhatikan,
baik jenis, diameter maupun penampangnya
setelah terlebih dahulu dihitung beban daya
sehingga diketahui besar arus sebagai
patokan dalam menentukan penampang dari
penghantar. Umumnya jenis penghantar atau
kabel yang dipakai untuk instalasi listrik dan
instalasi tenaga listrik adalah jenis
penghantar atau kabel NYY dan NYM. Luas
penampang penghantar yang digunakan
harus terlebih dahulu menentukan besar arus
yang diperlukan dan suhu sekeliling harus
diperhitungkan.
Selain itu juga harus diperhatikan rugi
tegangannya, rugi tegangan antara
perlengkapan hubung bagi utama, dan setiap
beban pada keadaan stasioner dengan beban
penuh, toleransi tegangan pelayanannya ±
(5-10%).
Untuk dapat menentukan luas
penampangnya sekurang-kurangnya sama
dengan luas penampang yang tercantum
pada tabel berikut. Sumber :(P.Van Harten,
E. Setiawan Ir1981;73)
Kalau berdasarkan rugi tegangan dan rapat
arus harus digunakan luas penampang yang
berbeda, harus dipilih luas penampang yang
lebih besar. Akan tetapi pengaman lebur
yang digunakan harus diamankan terhadap
beban lebih. Rumus yang dipergunakan
untuk dapat menentukan luas penampang
penghantar yang diperlukan berdasarkan
rugi tegangan ialah Sumber : (V.Pan harten,
1992;)
Untuk penampang s
uxy
xlxlA
2 mm2………..……(2.34)
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 8
Untuk penampang satu fasa
uxy
ixxlxA
cos2 mm2……..(2.35)
Untuk penampang tiga fasa
uxy
xlxlxA
cos3 mm2….…(2.36)
Dimana :
A= Luas penampang penghantar dalam mm2
y = Daya hantar jenis penghantar
U =Rugi tegangan penghantar dalam Volt
ℓ = Panjang penghantar dalam meter
I = Kuat arus dalam penghantar dalam
ampere
Cos 𝜑 = Faktor daya
2.10 Lampu Listrik
Bermacam-macam jenis lampu yang ada di
pasaran, seperti diperlihatkan pada Gambar
2.11, untuk lampu penerangan yang
digunakan pada pabrik umumnya
menggunakan lampu jenis hologen, dengan
daya bervariasi mulai 100 W, 150 W, 250,
500 Watt hingga 1000 Watt, tergantung
keperluan pengguna.
Gambar 2.10. Jenis-jenis lampu umum yang
ada dipasaran Sumber : http :// Dunia Listrik, Blogspot.com
Karakteristik masing-masing jenis lampu
diperlihatkan pada Tabel 2.3
Kebutuhan jumlah lampu yang digunakan
sangat ditentukan oleh kuat penerangan
cahaya. Berdasarkan standara (PUIL 2000)
kuat penerangan cahaya untuk pabrik
sebesar 100 hingga 250 lux. Mengacu kuat
penerangan cahaya tersebut, kemudian
dapat memilih jenis lampu yang akan
digunakan. Persamaan untuk menentukan
jumlah lampu:
)37.2.......(......................
.
ff LLUI
AEn
Dimana :
N : Jumlah lampu yang dibutuhkan ( unit )
E : Kebutuhan kuat penerangan cahaya
( Lux )
A : Luas area pabrik (m2)
I : Kuat penerangan cahaya ( lumen )
Uf:Faktor Utility ( dipengaruhi oleh
kondisi didalam ruangan, seperti warna
cat, tembok, lantai dan langit-langi).
Kuat intensitas penerang lampu di atas
permukaan lantai dengan ketinggian (d):
)31.2.....(..............................2d
IE
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan mulai tanggal 19
Oktober 2011 sampai dengan 19 November
2011. Dan dilakukan di PT. MANGUL
JAYA BANTAR GEBANG BEKASI.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1 Sumber Daya Listrik
Sumber daya listrik, PT. Mangul Jaya
Bekasi menggunkan 2 jenis sumber daya
listrik, yaitu:
Sumber daya listrik dari gardu
distribusi PLN,
Sumber daya listrik dari pembangkit
sendiri berupa genset.
3.2.2 Sumber Daya Listrik PLN
Sumber daya listrik PLN sebagai sumber
daya listrik utama dengan kapasitas daya
1100 KVA.penyalurannya dilakukan melalui
panel MV-MDP 20kV., dari tegangan 20
kV.Selanjutnya diturunkan menjadi 380/220
V dengan menggunakan satu (1) buah
transformator yang memiliki kapasitas 1100
KVA. data-data teknis dari transformator
tersebut dapat dilihat pada table 3.3 berikut:
LampuInduksi BMX Lampu TL Lampu LHE Lampu Hologen
Low pressure sodium
lamps
High pressure sodium
lamps
Mercury Vapour Light Emiting Diode
(LED)
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 9
Tabel 3.3 . Data Transformator di PT.
Mangul Jaya Bekasi
Sumber : PT. Mangul Jaya, Bekasi
3.2.3 Sumber Daya Listrik Generator Set
Disamping memperoleh suplai daya listrik
dari PLN, gedung PT. Mangul Jaya Bekasi
juga memperoleh sumber daya listrik dari
generator set dengan kapasitas 1100 kVA,
yang berfungsi sebagai system suplai back-
up daya apabila daya listrik dari PLN
padam.
Suplay daya dari generator set di gedung
PT. Mangul Jaya Bekasi dingunakan untuk
mensuplay seluruh beban yang dibutuhkan
pada gedung PT. Mangul Jaya Bekasi pada
saat suplai dari PLN padam. Sistem suplai
daya listrik dari generator set ini dilengkapi
dengan peralatan Automatis Start, yaitu
Automatic Main Failure (AMF) yang
disetting untuk delai 5 detik, setelah daya
listrik dari PLN padam.
Data spesifikasi dari generator set yang
digunakan di grdung PT. Mangul Jaya
Bekasi dapat dilihat pada table 3.4 dan
Gambar 3.1
Sumber : PT. Mangul Jaya Bekasi
Tabel 3.4. Data Generator Set yang
Digunakan Di Gedung PT. Mangul
Jaya Bekasi Data Generator Set
Merk Stamford
Type HC734E
Tegangan 380 V
Kapasitas 1100 KVA
Frekuensi 50 Hz
Putaran 1500 rpm
p.f 0,8
Phasa 3
Sumber : PT. Mangul Jaya, Bekasi
3.2.4 Sistem Distribusi Listrik Di Ge-
dung PT. Mangul Jaya Bekasi
Sistem distribusi listrik di gedung PT.
Mangul Jaya Bekasi diawali dengan Suplai
listrik dari PLN yang merupakan listrik
tegangan menengah 20 kV dan masuk ke
panel MV-MDP 20 kV (Medium Volt Min
Distribution Panel).
Setelah dari MV-MDP kemudian tegangan
diturunkan dengan trafo penurun tegangan
yang berkapasitas 1100 kVA, 220/380 Volt,
lalu diteruskan ke LV-MDB (Low Volt Main
Distribution Bar) dan setelah dari LVMDB
energy listrik sudah menjadi tegangan
rendah dan siap didistribusikan ke panel-
panel di tiap-tiap unit pada gedung PT.
Mangul Jaya Bekasi.Selain disuplai dari
PLN kebutuhan energy listrik pada gedung
PT. Mangul Jaya Bekasi menggunakan
sebuah generator set(genset) yang memiliki
kapasitas 1100 kV tipe HC 734E.
pemanfaatan genset ini diperlukan hanya
dalam keadaan darurat yaitu pada saat listrik
PLN padam. Prinsip pengoperasian antara
genset dengan suplai listrik dari PLN
dilakukan secara otomatis (automatical
switcher) yaitu jika arus listrik dari PLN
yang masuk ke LVMDB lebih kecil atau
tidak ada arus listrik dari PLN, maka genset
akan mati. Namun untuk tujuan dan pada
kondisi tertentu pengoperasiannya dapat
dilakukan secara manual. Pada saat peralih -
an 5 detik sampai generator stabil, untuk
daerah-daerah yang suplai daya listriknya
tidak boleh padam disuplai oleh UPS
(Uniteruptible Pawer Suplai).
Gambaran umum dari sitem distribusi daya
listrik di gedung PT. mangul Jaya Bekasi
dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut :
Data Transformator
Merk Unindo
Daya Nominal 1100 KVA
Frekuensi 50 Hz
Tegangan 20 kV/400 V
Arus 36-1,8 kA
Phase 3
Jlh.Berat 3110 Kg
Berat Minyak 230 Kg
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 10
Pusat Panel Kontrol
MDP
Trafo
20kV/380kVA
1100 kVA
PLNMCCB 2F
380 A
MCCB 2F
380 A
V
V
V
V
V
PP
PP
PP
PP
PP A
A
A
A
A
GENSET
550 KVA
3 X
3X
3X
3X
3X
COS θ
AP 100 A
COS θ
AP 125 A
COS θ
AP 830 A
COS θ
AP 380 A
COS θ
AP 380 A
FRST
FRST
FRST
FRST
FRST
V8S
V8S
V8S
V8S
V8S
SDP
SDP
SDP
SDP
SDP
MLDP
LAMPU LUAR
LAMPU IMLITY
LAMPU KANTIN
SPARE
TREATMENT
POMPA COMPRESOR
HEALASTING MACHICE
PENDINGINAN
BDB PROCRESING
FEED WATER PUMP
BLOWER
BURNER MOTOR
STOCK FITTING
MESIN PRODUKSI II
KOMPUTER &
AIR CONDITIONER
MESIN PRODUKSI I
MCB
Gambar 3.2 Diagram Segaris Sistem
Distribusi dari PLN ke gedung PT. Mangul
Jaya Bantar Gebang Bekasi
Sumber: PT. Mangul Jaya
Berdasarkan gambar 4.1 tersebut di atas,
terlihat penambahan gambar instalasi pada
gedung PT. Mangul Jaya Bekasi, yang baru
dibangun. Suplai daya melalui transformator
distribusi 20 kV/ 380 Volt, dengan kapasitas
daya 1100 kVA, dan Genset 550 kVA.
3.3 Jenis Beban Di Gedung PT.
Mangul Jaya Bekasi
Beban listrik yang terdapat di gedung PT.
Mangul Jaya Bekasi sepenuhnya disuplai
dari gardu distribusi PLN, dan menggunakan
genset sebagai back-up apabila terjadi
pemadaman atau masalah pada suplai daya
dari PLN.
Jenis beban listrik yang terdapat pada
gedung PT. Mangul Jaya Bekasi terbagi
dalam tiga jenis beban,yaitu :
Beban untuk penerangan
Beban mesin produksi
Beban untuk AC ( Air Conditioner)
Kapasitas beban terpasang untuk panel
utama (LV-MDB) adalah sebesar 1.100.000
VA. Berdasarkan diagram segaris sistem
distribusi daya listrik di gedung PT. Mangul
Jaya Bekasi, bahwa keseluruhan beban
masuk pada panel utama, artinya suplai daya
listrik bersumber dari PLN, dan sepenuhnya
di back-up oleh genset apabila terjadi
ganggguan pada sumber PLN.
3.3.1Beban Penerangan
Beban penerangan di dalam gedung PT.
mangul Jaya Bekasi ini terpasang di
dalamnya, yaitu : lampu TDL 3 x 36 W,
lampu 3 x 18 W, lampu down light 36 W,
lampu D-L halogen 60 W, Down light PL 11
W, lampu down light halogen 50 W, lampu
baret PL 2 x 11 W, lampu TDL 2 x 36
OUTBOW, lampu TDL 1 x 36 W BALK,
lampu TDL 1 x 18 W BALK, lampu TDL 1
x 36 CHUB, lampu sorot halogen 750 W.
4. ANALISA DAN BAHASAN
4.1 Diagram Segaris Sistem Distribusi
Daya Listrik.
Diagram segaris sistem distribusi daya
listrik digedung PT. Mangul Jaya Bantar
Gebang Bekasi, setelah penambahan Mesin
Produksi IV baru diperlihatkan pada gambar
4.1 berikut :
Pusat Panel Kontrol
MDP
Trafo
20kV/380kVA
1100 kVA
PLNMCCB 2F
380 A
MCCB 2F
380 A
V
V
V
V
V
PP
PP
PP
PP
PP A
A
A
A
A
GENSET
550 KVA
3 X
3X
3X
3X
3X
COS θ
AP 100 A
COS θ
AP 125 A
COS θ
AP 830 A
COS θ
AP 380 A
COS θ
AP 380 A
FRST
FRST
FRST
FRST
FRST
V8S
V8S
V8S
V8S
V8S
SDP
SDP
SDP
SDP
SDP
MLDP
LAMPU LUAR
LAMPU IMLITY
LAMPU KANTIN
SPARE
TREATMENT
POMPA COMPRESOR
HEALASTING MACHICE
PENDINGINAN
BDB PROCRESING
FEED WATER PUMP
BLOWER
BURNER MOTOR
STOCK FITTING
MESIN PRODUKSI II
KOMPUTER &
AIR CONDITIONER
MESIN PRODUKSI I
MCB
MESIN PRODUKSI III
COS θ
AP 380 A
V
3XV8S
PP A
FRST
SDP
BDB PROCRESING
FEED WATER PUMP
BLOWER
BURNER MOTOR
V8S
PP
FRST
3X
V
COS θ
AP 380 A
STOCK FITTING
MESIN PRODUKSI IV
KOMPUTER &
AIR CONDITIONER
Diagram Segaris Instalasi Gedung Baru
A
Gambar 4.1. Diagram segaris system
distribusi daya listrik gedung
PT. Mangul Jaya Bantar
Gebang Bekasi Sumber :PT. Mangul Jaya Bekasi
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 11
Berdasarkan gambar 4.1 tersebut di atas,
terlihat penambahan gambar instalasi pada
gedung PT. Mangul Jaya Bekasi, yang baru
dibangun. Suplai daya melalui transformator
distribusi 20 kV/ 380 Volt, dengan kapasitas
daya 1100 kVA, dan Genset 550 kVA.
4.2 Analisa Daya Gedung PT. Mangul
Jaya Bekasi
Berdasarkan persamaan (2.15) maka daya
pada PT. gedung Mangul Jaya Bekasi dapat
dibuat analisis. mengacu kepada hasil
perhitungan tabel 4.1 maka :
P = √3.V x I x Cos
SDP 1 : PT = √3[(VRV x IR x Cos ) + (VST
x IS x Cos ) + (VTR x IT x Cos
)]
=√3 x [(365 x 22 x 0,8) + (365 x
20 x 0,8) + (364 x 20 x 0,8)]
= √3x[ 6424 + 5840 + 58
= 22,79 kW
SDP 2: PT = √3[ (VRv x IR x Cos ) + (VST x
IS x Cos ) + (VTR x IT x Cos )]
= √3 [(365 x 12 x 0,8) + (365 x
20 x 0,8) + (366 x 12 x 0,8)]
= √3 x [3504 + 5840 + 3513,6]
= 15,42 kW
SDP 3 : PT = √3[ (VRS x IR x Cos ) + (VST
x IS x Cos ) + (VTR x IT x Cos
)]
= √3 [(365 x 10 x 0,8) + (365 x 20
x 0,8) + (366 x 10 x 0,8)]
= √3 x [2920 + 5840 + 2928]
= 13,82 kW
SDP 4 : PT = √3 x[(VRS x IR x Cos ) + (
VST x IS x Cos ) + (VTR x IT x
Cos )]
= √3 x [(368 x 10 x 0,8) + (365 x
20 x 0,8) + (366 x 10 x 0,8)]
= √3 x [2944 + 5840 + 2928]
= 13,86 kW
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat
pada tabel 4.1 diperoleh daya pada LDP 1=
22,79 kW, LDP 2 =15,42 kW, LDP 3 =
13,82 kW dan LDP 4 = 13,86 kW, sehingga
total daya yang digunakan di gedung PT.
Mangul Jaya Bekasi sebelum ada bangunan
baru sebesar 65,89 kW.Daya yang
disediakan oleh Transformator Distribusi
sebesar 1100 kVA, maka dari segi suplay
daya transformator masih sanggup untuk
mensuplay daya di Mesin Produksi IV baru
PT. Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi
pada saat beban puncak.
4.3 Analisis Kebutuhan Lampu
Kebutuhan jumlah lampu yang digunakan
sangat ditentukan oleh kuat penerangan
cahaya. Berdasarkan standara PUIL kuat
penerangan cahaya untuk pabrik sebesar 100
hingga 250 lux. Mengacu kuat penerangan
cahaya tersebut, kemudian dapat memilih
jenis lampu yang akan digunakan. Pemilihan
jenis lampu sebaiknya memperhatikan kuat
intensitas penerangan cahaya, faktor kerja
dan besar konsumsi energi listrik serta lama
usia lampu. Sebagai analisis diberikan
contoh sebagai berikut, kuat penerangan
cahaya (standar) : 100 lux hingga 250lux
jenis lampu yang digunakan BMX- HX-342
lampu Induksi, Spesifikasi
- Tegangan, Daya(P): 220 Volt, 150 Watt
- Kuat penerangan cahaya (I): 12.000 lu
men
- Umur lampu (t) : 26.000 jam
Lampu tersebut terdapat 3 pilihan daya, 80
watt, 120 watt dan 150 watt, dengan lumen
masing-masing berbeda.
4.4 Analisis Kuat Penerangan Cahaya
Pada Mesin Produksi III.
Sebagai asusmsi dasar kuat intensitas
penerangan gedung produksi III
direncanakan sama besarnya yaitu 250 lux,
ukuran mesin produksi III= ( 30x 24 x 9 ) m,
langkah analisis dilakukan menggunakan 1
unit lampu terlebih dahulu, dalam hal ini
dipilih 120 Watt untuk mesin produksi III,
lumen 9.500 ( sesuai spesifikasi lampu
BMX-342-120 W)., sehingga analisisnya.
Kuat intensitas penerang lampu diatas
permukaan lantai dengan ketinggian (d),
mengacu persamaan (2.31)
luxE
xE
d
IE
28,117
99
500.9
2
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 12
Kuat penerangan cahaya pada gedung
produksi III = 117,28 lux masih belum
memenuhi standar PUIL untuk pabrik,
sehingga kuat penerangan tersebut masih
perlu dinaikan, dengan jalan menambah
jumlah lampu dan memperhatikan lumenitas
dari lampu.
4.5 Analisis Kuat Penerangan Cahaya
Pada Gedung Produksi IV.
Sebagai asusmsi dasar kuat intensitas
penerangan gedung produksi IV
direncanakan sama besarnya yaitu 250 lux,
walaupun ukuran mesin produksi IV = ( 40 x
24 x 14) m . Langkah analisi dilakukan
menggunakan 1 unit lampu terlebih dahulu,
dalam hal ini dipilih 150 Watt untuk mesin
produksi III, lumen 12.000 (sesuai
spesifikasi lampu BMX-342-150 W).,
sehingga analisisnya kuat intensitas
penerangan lampu diatas permukaan lantai
dengan ketinggian (d), mengacu persamaan
(2.37)
luxE
xE
d
IE
22,61
1414
000.12
2
Kuat penerangan cahaya pada mesin
produksi III = 117,27 lux dan mesin
produksi IV= 61,22 lux masih belum
memenuhi standar PUIL untuk pabrik,
sehingga kuat penerangan tersebut masih
perlu dinaikan, dengan jalan menambah
jumlah lampu dan memperhatikan lumenitas
dari lampu.
4.6 Analisis Kebutuhan Jumlah Lam-
pu Pada Gedung Produksi III
Perencanaan menggunakan lampu BMX-
432, dengan daya 120 Watt dan lumen
mencapai 9.500. Jika mesin produksi III
ukuran = ( 30x 24 x 9 ) m diinginkan Kuat
intensitas cahaya (E) yang diperlukan, 250
lux, maka jumlah lampu yang dibutuhkan
mengacu persamaan (2.38) untuk
menentukan jumlah lampu:
ff LLUI
AEn
..
.
.
unitn
xxlumen
xluxn
21
1 9.0 500.9
)2430( 250
4.7 Analisis Kebutuhan Jumlah Lam-
pu Pada Gedung Produksi IV
Sebagai asusmsi dasar, kuat intensitas
penerangan gedung Produksi IV
direncanakan sama besarnya yaitu 250 lux,.
Ukuran gedung Produksi IV = ( 40 x 24 x
14) m. sehingga analisisnya : Kuat intensitas
penerangan lampu di atas permukaan lantai
dengan ketinggian (d), mengacu persamaan
(2.31). Kuat penerangan cahaya 63,22 lux
masih belum memenuhi standar PUIL untuk
pabrik, sehingga kuat penerangan tersebut
masih perlu dinaikkan. Jika Mesin Produksi
IV diinginkan kuat intensitas cahaya (E) =
250 lux, maka jumlah lampu yang
dibutuhkan mengacu persamaan (2.38)
untuk menentukan jumlah lampu:
ff LLUI
AEn
..
.
.
unitn
xxlumen
xluxn
82
0.8 9.0 000.12
)4024( 250
4.8 Pembagian Beban
Pembagian beban listrik yang digunakan
mengacu pada Gambar 7 tersebut di atas,
karena isi panel berupa MCB dan MCCB,
serta terminal penghubung. Ada dua panael
yang dibutuhkan. Masing-masing panel
dipasang dikedua sisi bangunan, hal tersebut
digunakan kemudahan untuk pemeliharaan
dan memperpendek jalur kabel. Bentuk
pemasangan masing-masing Panel
diperlihatkan pada Gambar 4.3 berikut:
Daya ( W) Jumlah
R S T
300
300
300
300
300
300
300
240
240
240
240
240
23.500 23.500 23.500
300
300
300
300
300
300
300
240
240
240
240
240
70.500
73.80024.700 24.640 24.460
Daya
( W )
R
S
T
MCCB 250 A
MCCB 125 A
MCB 4 A
MCCB 400 A
kWh 3Ø
Daya ( W) Jumlah
R S T
300
300
300
300
300
300
300
240
240
240
240
360
23.500 23.500 23.500
300
300
300
300
300
300
300
240
240
240
240
360
70.500
73.92024.700 24.640 24.520
Daya
( W )
R
S
T
MCCB 250 A
MCCB 125 A
MCB 4 A
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Page 13
O
N
O
N
O
F
F
O
N
O
N
O
N
O
FFON
O
N
O
FFON
O
N
O
FFON
O
N
O
FFON
O
N
O
FFON
O
N
O
FFON
O
N
O
FFON
O
N
O
FFON
O
N
O
FFON
O
N
O
FFON
O
N
O
FFON
O
N
O
FFON
ON
O
N
OF
F
ON ON
R S T N
MCCB 250
A
MCB 4
A
MCB 4
A
MCB 4
A
MCCB 125
A
Pemasangan MCCB
dan MCB
Panel 1
Sumber: PT. Mangul Jaya Bekasi
Gambar :
5. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dapat disimpulkan:
a) Daya yang terpasang digedung PT.
Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi,
sebelum ada penambahan gedung
mesin produksi III dan IV sebesar
95,88 kW, dan setelah penambahan
gedung produksi III dan IV menjadi
205 kW.
b) Jenis lampu yang digunakan tipe
induksi, dengan daya 150 Watt yang
dipasang pada gedung produksi III
sebanyak 21 unit lampu dan pada
gedung produksi IV daya yang
digunakan 80 watt dengan jumlah
lampu sebanyak 28 unit, sehingga
kuat penerangan cahaya didalam
gedung produksi III dan IV 250 lux.
DAFTAR PUSTAKA
1) Hasan Basri, 1997, Sistem
Distribusi Daya Listrik,ISTN.
2) AS Pabla, 1981, Electrik Power
Distribution, Jakarta.
3) AS Pabla, Abdul Kadir, 1986,
SistemDistribusi Daya Listrik,
Jakarta, 1986
4) P. Van Harten dan E. Setiawan,
Instalasi Listrik Arus Kuat “1”.
Penerbit BINACIPTA, Bandung
5) P. Van Harten dan E. Setiawan,
Instalasi Listrik Arus Kuat “3”.
Penerbit BINACIPTA, Bandung
6) Zuhal, 1995, Dasar Teknil Tenaga
Listrik, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
7) Jiteng Marsudi, 2006, Operasi
Sistem Tenaga Listrik, Penerbit
Graha Ilmu, Jakarta.
8) http :// Dunia Listrik, Blogspo
Penulis :
1). Yardolitos B. Purba, Alumni (2013)
Program Studi Teknik Elektro FT-
Unpak.
2). Prof. DR. Ir.Didik Notosudjono M.sc
Staf Dosen Program Studi Teknik
Elektro FT-Unpak.
3). M.Hariansyah Ir.,MT Staf Dosen
Program Studi Teknik Elektro FT-
Unpak.