Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI
-
Upload
syarif-hidayat-amrullah -
Category
Documents
-
view
489 -
download
3
Transcript of Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Perkembangan Hewan Unit VI dengan judul
“Perkembangan Embrio Katak” disusun oleh :
Nama : Syarif Hidayat A.
Nim : 071 404 092
Kelas/Kelompok : B/VII
setelah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten maka dinyatakan diterima.
Makassar, Desember 2008
Koordinator asisten Asisten
Hermayanti, S.Pd. Irwan Wardi Nim: 061404003
MengetahuiDosen Penanggung Jawab
Drs. Adnan, M.SNIP: 131 722 271
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah
kita rasakan sekarang ini. Tidak hanya dalam hal kebutuhan hidup sehari-hari,
teknologi telah banyak membantu manusia dalam melakukan aktivitasnya setiap hari.
Semua jadi serba mudah jika kita mampu memanfaatkan teknologi tersebut. Selain
itu, teknologi juga telah merambat sampai pada hal-hal yang bersifat dasar, yakni
pada sistem reproduksi atau pada proses memperbanyak dan mengubah organisme.
Contohnya adalah rekayasa genetika, mutasi, perubahan bentuk dan model wajah,
perubahan atau transformasi alat kelamin dan yang tak kalah hebohnya adalah
teknologi bayi tabung dan fenomena reproduksi dengan proses kloning.
Walaupun telah disadari bahwa untuk dapat mempertahankan jenisnya, maka
setiap organisme harus berkembangbiak atau bereproduksi. Dimana reproduksi ini
melibatkan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Tapi karena perkembangan
bioteknologi, proses reproduksi tidak harus melibatkan kedua sel kelamin tersebut,
contohnya pada reproduksi dengan proses kloning, di mana sel sperma atau sel
kelamin jantan tidak diperlukan lagi. Cukup dengan sel telur dan seorang wanita saja
seorang ahli kloning bisa memperbanyak organisme dan menghasilkan keturunan
baru yang persis sama dengan induknya.
Dalam suatu kehidupan, dimulai dari tahap embrio yang merupakan
penyatuan dari dua zigot atau sel kelamin, yakni sel kelamin jantan (sperma) dan sel
kelami betina (ovum). Kemudian embrio ini berkembang dan terus berkembang
sampai pada akhirnya mencapai bentuk yang sama dengan induknya. Pada manusia,
bayi yang lahir langsung menyerupai induknya. Namun lain halnya pada katak
(amphibi). Setelah terjadi pembuahan akan terbentuk telur dan pada saat menetas,
individu baru yang keluar berupa berudu (kecebong). Perlu waktu yang cukup lama
untuk menjadi sama dengan induknya, baik itu dari struktur morfologi, anatomi
maupun fisiologisnya.
Hal inilah yang melatar belakangi sehingga kami melakukan praktikum
tentang perkembangan embrio katak.
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk:
1. Mempelajari perkembangan embrio katak mulai zigot sampai bentuk larva.
2. Mempelajari tipe dan pola pembelahan embrio katak.
3. Mempelajari pembentukan bakal organ katak yang berasal dari setiap lapisan
embrional.
C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai
sumber pengetahuan untuk mahasiswa tentang tahap-tahap metamorfosis pada hewan
dan menjadi bahan perbandingan antara perkembangan embrio katak dan manusia.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan embrio adalah rangkaian kejadian yang sangat kompleks yang
harus terkoordinasi sebagaimana mestinya. Komunikasi tingkat tinggi harus terjadi di
antara sel untuk memungkinkan perkembangan jaringan, organ dan sistem. Beberapa
konsep umum perkembangan adalah diferensiasi, determinasi dan induksi, di mana
induksi adalah proses ketika sebuah mediator kimia yang dilepaskan dari salah satu
bagian embrio memberikan pengaruh morfogenik spesifik di bagian lain dengan
menginduksi alur perkembangan khusus. Akibat dari induksi, bersamaan dengan sel
di dekatnya, jaringan dan akhirnya organ dapat terbentuk (Bresnick, 2003).
Sebelum embrio yang masih sangat muda menjadi jantan atau menjai betina,
dalam tubuh embrio terdapat sepasang calon gonad. Calon gonad ini sering pula
disebut “anlage” atau primordium dari kelenjar gonad. Tempat calon gonad ini ada di
lereng medial dari peronephros kelamin, kira-kira ada di bawah calon ginjal.
Pembentukan gonad dimulai dari hyperplasia epitel coelom. Jumlah epitel yang
megalami hyperplasia bertambah, daerahnya meluas dan memanjang. Selanjutnya
bidang yang menebal ini disebut bidang benih (Patrodihardjo, 1987).
Pembelahan nucleus di gamet dilakukan oleh meiosis, dengan hanya separuh
set informasi genetik (yaitu jumlah kromosom yang haploid) yang diberikan ke empat
sel anak baru. Selama meiosis, sel germinativum diploid khusus mengalami satu
replikasi kromosom diikuti oleh dua pembelahan nucleus. Pada pembelahan meiosis
pertama, kromosom yang telah bereplikasi tidak memisah menjai dua kromosom
identik tetapi tetap bersama. Kromosom-kromosom ganda tersebut mengatur diri
mereka sendiri menjadi pasangan-pasangan homolog, dan pasangan-pasangan
tersebut memisah sehingga tiap-tiap dari dua sel anak menerima separuh set
kromosom ganda. Selama pembelahan meiosis kedua, kromosom ganda di dalam
setiap sel anak berpisah dan terdistribusi ke dalam dua sel, sehingga tercipta empat
sel anak yang masing-masing memiliki separuh set kromosom (Sherwood, 2001).
Adapun perkembangan katak dari telur menjadi dewasa adalah mengikuti
urutan berikut. Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur
tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak akan menjadi
berudu dan pada umur 2 hari, berudu memiliki insang luar yang berbulu untuk
bernafas. Setelah berumur 3 minggu, insang berudu akan terbentuk kemudian
membesar ketika kaki belakang mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya
mulai terbentuk, ekornya jadi pendek serta bernafas dengan paru-paru. Setelah
pertumbuhan anggota badannya sempurna, maka katak tersebut menjadi katak
dewasa (Anonim, 2008).
Pada katak ternyata spermatozoa masuk sedikit di bawah puncak kutub
animal. Jalan masuk spermatozoa ke dalam sitoplasma dapat dijajaki karena
tersisihnya pigment dan ditempat itu jadi terang dan kelabu. Daerah itu disebut sabit
kelabu atau gray crescent, karena berbentuk sabit. Bidang yang membelah sabit
kelabu jadi dua belahan kiri dan kanan adalah yang akan menjadi bidang median
embrio. Pada amphioxus tempat masuk spermatozoa ialah di daerah kutub vegetal.
Tapi bagi kebanyakan Vertebrata, tempat masuk spermatozoa itu ialah di daerah
samping kutub animal (Yatim, 1994).
Pembelahan pada embrio katak dan salamander merupakan pembelahan radial
holoblastik. Telur katak mengandung jumlah yolk yang relative banyak dan
terkonsentrasi pada kutub vegetatif. Pembelahan pertama dimulai pada kutub anima
dan secara perlahan bergerak menuju daerah vegetatif dan membagi dua sabit kelabu
(gray crencent). Pembelahan kedua juga dimulai pada kutub anima, tegak lurus
pembelahan pertama. Bidang pembelahan ketiga adalah horizontal, melintas dekat
kutub anima dan membelah blastomer menjadi empat blastomer kecil kea rah
hemisphere anima, dan 4 blastomer besar pada kutub vegetatif. Pembelahan keempat
adalah meridional simultan dan pembelahan kelima adalah ekuatorial atau horizontal
(Adnan, 2008).
Pembelahan telur katak (typical): Rana sp dan Bufo sp; type telur telolecithal,
bidang pembelahan I meridional yang alur bidang pembelahan itu mulai terjadi di
polus animalis meluas ke polus vegetativus. Bidang pembelahan I ini membelah
menjadi dua blastomere yang simetris bilateral. Bidang pembelahan II yang
meridional memotong bidang pembelahan I tegak lurus. Kedua blastomere tidak
mengandung belahan gray crescent. Bidang pembelahan III longitudinal, bidang
pembelahan IV permulaan hanya di polus animalis, lambat sekali meluas ke polus
vegetativus. Pembelahan V mikromere membelah lebih cepa dari pada makromere
(Gadjahnata, 1989).
Gastrula dibentuk dari serangkaian proses gerakan sel, dengan hasil akhir
berupa 3 lapisan embrional, yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Dengan
adanya gerakan sel ini, sel-sel yang awalnya berada di permukaan akan berpindah ke
bagian dalam dari blastula. Pelekukan terjadi di daerah batasan antara mikromer dan
makromer, yang selanjutnya menjadi bibir dorsal blastoporus (merupakan tahapan
yang menuju tahap gastrula awal) dan berakibat terjadi invaginasi sehingga sel-sel
yang berada di luar bermigrasi ke dalam (Adnan, 2008).
BAB IIIMETODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Jumat/12 Desember 2008
Waktu : Pukul 15.50 s/d 17.30 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Barat FMIPA UNM.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Cawan petri 5 buah
b. Kaca pembesar (lup)
c. Mikroskop cahaya
d. Toples kecil
e. Kaca objek dan kaca penutup
2. Bahan
a. Telur katak
b. Berudu
c. Berudu berkaki belakang
d. Berudu berkaki depan belakang
e. Katak muda berekor
f. Katak muda
g. Katak dewasa
C. Prosedur Kerja
a. Mengambil semua bahan yang telah disediakan dan masing-masing ditaruh ke
dalam cawan petri, kecuali katak muda dan katak dewasa di taruh ke dalam
toples kecil.
b. Mengamati objek pengamatan dengan kaca pembesar atau dengan mikroskop
cahaya.
c. Pada telur katak diamati pada fase apakah telur itu berada (fase yang di alami
oleh telur tersebut).
d. Menggambar setiap objek pengamatan dari telur sampai pada katak dewasa.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tahap-Tahap Pembelahan Yang Berlangsung Pada Embrio Katak
(A)(B)(C)(D)(E)(F)(G)(H)
Keterangan:
Daerah pembelahan
Gray crescent
Blastocoel
Perkembangan embrio katak dari telur hingga menjadi katak dewasa
Telur Katak Berudu berekor kecil Berudu berekor besar
Berudu berkaki depan belakang Berudu berkaki belakang
Katak muda Katak dewasa
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada embrio katak terjadi
pembelahan secara radial holoblastik. Telur katak juga mengandung banyak yolk
yang terkonsentrasi pada kutub vegetative. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa
pembelahan pada embrio katak dan salamander merupakan pembelahan radial
holoblastik. Telur katak mengandung jumlah yolk yang relative banyak dan
terkonsentrasi pada kutub anima dan secara perlahan berkonsentrasi pada kutub
vegetative.
Pembelahan pertama pada katak dimulai pada kutub anima dan secara
perlahan bergerak menuju daerah vegetative dan membagi dua sabit kelabu.
Pembelahan ke dua juga dimulai pada kutub anima, tegak lurus pem belahan pertama.
Bidang pembelahan ke tiga adalah horizontal, melintas dekat kutub anima, dan 4
balstomer besar pada kutub vegetatif. Pembelahan ke empat meridional simultan, dan
pembelahan ke lima adalah aquatorial atau horizontal (Adnan,2006).
Hal ini juga dikuatkan oleh Gadjahnata dalam bukunya bahwa: pembelahan
telur katak (typical): Rana sp dan Bufo sp; type telur telolecithal, bidang pembelahan
I meridional yang alur bidang pembelahan itu mulai terjadi di polus animalis meluas
ke polus vegetativus. Bidang pembelahan I ini membelah menjadi dua blastomere
yang simetris bilateral. Bidang pembelahan II yang meridional memotong bidang
pembelahan I tegak lurus. Kedua blastomere tidak mengandung belahan gray
crescent. Bidang pembelahan III longitudinal, bidang pembelahan IV permulaan
hanya di polus animalis, lambat sekali meluas ke polus vegetativus. Pembelahan V
mikromere membelah lebih cepa dari pada makromere.
Gastrulasi pada katak melalui tiga gerakan morfogenik utama, seperti yang
dipaparkan oleh Adnan (2006) bahwa gastrulasi pada embrio katak dapat di
interprektasi dengan berbagai cara. Pembentukan lapisan lembaga pada katak terjadi
melalui tiga gerakan morfogenik utama, yaitu: epiboli, invaginasi dan involusi.
Setelah menetas telur katak akan menjadi berudu yang hidup berenang di air
tawar dan bernafas dengan insang. Berudu ini mengalami metamorphosis. Pada hari
ke-29, sepasang kaki tumbuh pada bagian belakang dekat ekor, kemudian hari ke-31
menjadi 2 pasang kaki, yakni bagian depan kiri dan kanan dan bagian belakang kiri
dan kanan. Dan pada hari ke-33 berubah menjadi katak muda yang hidup sebagai
amphibi dan bernafas dengan paru-paru sebelum berkembang menjadi katak dewasa.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasaran hasil pengamatan yang kami lakukan dalam praktikum, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Embrio katak mengalami pembelahan yang merupakan pembelahan radial
holoblastik. Telurnya mengandung jumlah yolk yang relative banyak dan
terkonsentrasi pada kutub vegetatif. Setelah beberapa hari telur tersebut akan
menetas dan menghasilkan larva atau berudu.
2. Tipe dan pola pembelahan pada embrio katak merupakan pembelahan radial
holoblastik.
3. Pembelahan embrio katak terdiri dari lima tahap pembelahan, kemudian diikuti
oleh gastrulasi dan tahap pembentukan neural.
B. Saran
Diharapkan kepada setiap praktikum agar lebih cermat dalam mengamati tipe
pembelahan yang sedang dialami oleh telur katak dan bagaimana struktur morfologi
dari katak mulai dari embrio sampai pada tahap dewasanya.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Adnan, Pagarra, dan A.A. Azis. 2008. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Anonim. 2008. Metamorfosis Katak. http://id.answer-yahoo.com/. Diakses pada tanggal 14 Desember 2008.
Bresnick, Stepehen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokrates.
Gadjahnata, K.H.O. 1989. Biologi Kedokteran I. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Partodihardjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi & Embryologi. Bandung: Tarsito.
LampiranJawaban Evaluasi
1. Pada telur katak terdapat daerah kelabu yang merupakan salah satu ciri telur yang
telah difertilisasi. Daerah kelabu yang berbentuk bulan sabit ini terbentuk akibat
adanya penetrasi sperma, sehingga pigmen di tempat yang berlawanan bergeser
ke arah asuknya sperma.
2. Gastrula awal ditandai dengan adanya proses gerakan sel yang awalnya berada
pada permukaan akan berpindah ke bagian dalam, terjadi pelekukan di daerah
batasan mikromer dan makromer lalu menjadi bibir dorsal blastoporus sehingga
terjadi invaginasi. Sedangkan pada gastrula akhir ditandai dengan rongga
arkenteron semakin membesar sehingga mendesak blastosoel yang semakin lama
rongganya mengecil.
3. Mengenali wilayah otak, bakal mata, dan bakal hidung karena pada
Wilayah otak ditemukan:
1) Spinal cord
2) Somite
3) Notochord
4) Pronephros
5) Somatic mesoderm
6) Splanchnic mesoderm
7) Midgut
8) Yolk endoderm
9) Coelom
10) Lateral plata mesoderm
Bakal mata ditemukan:
1) Mesechepalon
2) Prosenchepalon
3) Lens placode
4) Optic cup
5) Optic stalk
6) Hypophysis
7) Oral evagination
8) Mandibular arch
9) Adhesive gland
10) Stomodeum
Bakal hidung ditemukan:
1) Epidermis
2) Prosenchepalon
3) Olfactory pit
METAMORFOSIS
Hormon yang Mengontrol Perubahan-Perubahan Metamorfosis Katak
http://id.answer-yahoo.com/question/index?qid=200081218000032AAAF4lu
Kontrol homon pada metamorfosis amphibi dilakukan oleh tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. T3 sekarang dipercaya sebagai hormon aktif yang menyebabkan perubahan bentuk pada thryoidectomized berudu pada konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan T4. Kontrol metamorfosis oleh hormon tiroid ditunjukkan oleh Gudernatsch (1912) dalam Soeminto et.al. (2000), yang menemukan bahwa berudu berubah bentuk secara premature yang dipengaruhi oleh kelenjar tiroid. Allen (1916) dan Hoskins (1917) dalam Soeminto et.al. (2000), menemukan bahwa ketika mereka menghilangkan kelenjar tiroid yang mengalami rudimentasi pada berudu awal. Larva itu tidak pernah mengalami metamorfosis, sebagai gantinya berudu tersebut berubah menjadi berudu besar. (Gilbert dan Susan, 2000).
Faktor-faktor yang mempengaruhi metamorfosis adalah adanya hormon tiroid, yang telah ditunjukkan oleh Gudernatsch (1912). Hasil-hasil penelitian sementara menyimpulkan bahwa hormon tiroid menyebabkan inti mensintesis atau menginduksi aktivitas enzim hidrolitik, yaitu enzim yang menyebabkan jaringan atau sel menjadi lisis atau pecah. Faktor eksternal mempegaruhi metmorfosis adalah ada tidaknya sumber makanan dan ada tidaknya pemangsa.
Adapun perkembangan katak dari telur menjadi dewasa adalah mengikuti urutan berikut. Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak akan menjadi berudu dan pada umur 2 hari, berudu memiliki insang luar yang berbulu untuk bernafas. Setelah berumur 3 minggu, insang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki belakang mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai terbentuk, ekornya jadi pendek serta bernafas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, maka katak tersebut menjadi katak dewasa.