Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

24
HALAMAN PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Perkembangan Hewan Unit VI dengan judul “Perkembangan Embrio Katak” disusun oleh : Nama : Syarif Hidayat A. Nim : 071 404 092 Kelas/Kelompok : B/VII setelah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten maka dinyatakan diterima. Makassar, Desember 2008 Koordinator asisten Asisten Hermayanti, S.Pd. Irwan Wardi Nim: 061404003 Mengetahui Dosen Penanggung Jawab

Transcript of Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

Page 1: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Perkembangan Hewan Unit VI dengan judul

“Perkembangan Embrio Katak” disusun oleh :

Nama : Syarif Hidayat A.

Nim : 071 404 092

Kelas/Kelompok : B/VII

setelah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten maka dinyatakan diterima.

Makassar, Desember 2008

Koordinator asisten Asisten

Hermayanti, S.Pd. Irwan Wardi Nim: 061404003

MengetahuiDosen Penanggung Jawab

Drs. Adnan, M.SNIP: 131 722 271

Page 2: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah

kita rasakan sekarang ini. Tidak hanya dalam hal kebutuhan hidup sehari-hari,

teknologi telah banyak membantu manusia dalam melakukan aktivitasnya setiap hari.

Semua jadi serba mudah jika kita mampu memanfaatkan teknologi tersebut. Selain

itu, teknologi juga telah merambat sampai pada hal-hal yang bersifat dasar, yakni

pada sistem reproduksi atau pada proses memperbanyak dan mengubah organisme.

Contohnya adalah rekayasa genetika, mutasi, perubahan bentuk dan model wajah,

perubahan atau transformasi alat kelamin dan yang tak kalah hebohnya adalah

teknologi bayi tabung dan fenomena reproduksi dengan proses kloning.

Walaupun telah disadari bahwa untuk dapat mempertahankan jenisnya, maka

setiap organisme harus berkembangbiak atau bereproduksi. Dimana reproduksi ini

melibatkan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Tapi karena perkembangan

bioteknologi, proses reproduksi tidak harus melibatkan kedua sel kelamin tersebut,

contohnya pada reproduksi dengan proses kloning, di mana sel sperma atau sel

kelamin jantan tidak diperlukan lagi. Cukup dengan sel telur dan seorang wanita saja

seorang ahli kloning bisa memperbanyak organisme dan menghasilkan keturunan

baru yang persis sama dengan induknya.

Dalam suatu kehidupan, dimulai dari tahap embrio yang merupakan

penyatuan dari dua zigot atau sel kelamin, yakni sel kelamin jantan (sperma) dan sel

kelami betina (ovum). Kemudian embrio ini berkembang dan terus berkembang

sampai pada akhirnya mencapai bentuk yang sama dengan induknya. Pada manusia,

bayi yang lahir langsung menyerupai induknya. Namun lain halnya pada katak

(amphibi). Setelah terjadi pembuahan akan terbentuk telur dan pada saat menetas,

individu baru yang keluar berupa berudu (kecebong). Perlu waktu yang cukup lama

Page 3: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

untuk menjadi sama dengan induknya, baik itu dari struktur morfologi, anatomi

maupun fisiologisnya.

Hal inilah yang melatar belakangi sehingga kami melakukan praktikum

tentang perkembangan embrio katak.

B. Tujuan Praktikum

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Mempelajari perkembangan embrio katak mulai zigot sampai bentuk larva.

2. Mempelajari tipe dan pola pembelahan embrio katak.

3. Mempelajari pembentukan bakal organ katak yang berasal dari setiap lapisan

embrional.

C. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai

sumber pengetahuan untuk mahasiswa tentang tahap-tahap metamorfosis pada hewan

dan menjadi bahan perbandingan antara perkembangan embrio katak dan manusia.

Page 4: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan embrio adalah rangkaian kejadian yang sangat kompleks yang

harus terkoordinasi sebagaimana mestinya. Komunikasi tingkat tinggi harus terjadi di

antara sel untuk memungkinkan perkembangan jaringan, organ dan sistem. Beberapa

konsep umum perkembangan adalah diferensiasi, determinasi dan induksi, di mana

induksi adalah proses ketika sebuah mediator kimia yang dilepaskan dari salah satu

bagian embrio memberikan pengaruh morfogenik spesifik di bagian lain dengan

menginduksi alur perkembangan khusus. Akibat dari induksi, bersamaan dengan sel

di dekatnya, jaringan dan akhirnya organ dapat terbentuk (Bresnick, 2003).

Sebelum embrio yang masih sangat muda menjadi jantan atau menjai betina,

dalam tubuh embrio terdapat sepasang calon gonad. Calon gonad ini sering pula

disebut “anlage” atau primordium dari kelenjar gonad. Tempat calon gonad ini ada di

lereng medial dari peronephros kelamin, kira-kira ada di bawah calon ginjal.

Pembentukan gonad dimulai dari hyperplasia epitel coelom. Jumlah epitel yang

megalami hyperplasia bertambah, daerahnya meluas dan memanjang. Selanjutnya

bidang yang menebal ini disebut bidang benih (Patrodihardjo, 1987).

Pembelahan nucleus di gamet dilakukan oleh meiosis, dengan hanya separuh

set informasi genetik (yaitu jumlah kromosom yang haploid) yang diberikan ke empat

sel anak baru. Selama meiosis, sel germinativum diploid khusus mengalami satu

replikasi kromosom diikuti oleh dua pembelahan nucleus. Pada pembelahan meiosis

pertama, kromosom yang telah bereplikasi tidak memisah menjai dua kromosom

identik tetapi tetap bersama. Kromosom-kromosom ganda tersebut mengatur diri

mereka sendiri menjadi pasangan-pasangan homolog, dan pasangan-pasangan

tersebut memisah sehingga tiap-tiap dari dua sel anak menerima separuh set

kromosom ganda. Selama pembelahan meiosis kedua, kromosom ganda di dalam

Page 5: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

setiap sel anak berpisah dan terdistribusi ke dalam dua sel, sehingga tercipta empat

sel anak yang masing-masing memiliki separuh set kromosom (Sherwood, 2001).

Adapun perkembangan katak dari telur menjadi dewasa adalah mengikuti

urutan berikut. Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur

tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak akan menjadi

berudu dan pada umur 2 hari, berudu memiliki insang luar yang berbulu untuk

bernafas. Setelah berumur 3 minggu, insang berudu akan terbentuk kemudian

membesar ketika kaki belakang mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya

mulai terbentuk, ekornya jadi pendek serta bernafas dengan paru-paru. Setelah

pertumbuhan anggota badannya sempurna, maka katak tersebut menjadi katak

dewasa (Anonim, 2008).

Pada katak ternyata spermatozoa masuk sedikit di bawah puncak kutub

animal. Jalan masuk spermatozoa ke dalam sitoplasma dapat dijajaki karena

tersisihnya pigment dan ditempat itu jadi terang dan kelabu. Daerah itu disebut sabit

kelabu atau gray crescent, karena berbentuk sabit. Bidang yang membelah sabit

kelabu jadi dua belahan kiri dan kanan adalah yang akan menjadi bidang median

embrio. Pada amphioxus tempat masuk spermatozoa ialah di daerah kutub vegetal.

Tapi bagi kebanyakan Vertebrata, tempat masuk spermatozoa itu ialah di daerah

samping kutub animal (Yatim, 1994).

Pembelahan pada embrio katak dan salamander merupakan pembelahan radial

holoblastik. Telur katak mengandung jumlah yolk yang relative banyak dan

terkonsentrasi pada kutub vegetatif. Pembelahan pertama dimulai pada kutub anima

dan secara perlahan bergerak menuju daerah vegetatif dan membagi dua sabit kelabu

(gray crencent). Pembelahan kedua juga dimulai pada kutub anima, tegak lurus

pembelahan pertama. Bidang pembelahan ketiga adalah horizontal, melintas dekat

kutub anima dan membelah blastomer menjadi empat blastomer kecil kea rah

hemisphere anima, dan 4 blastomer besar pada kutub vegetatif. Pembelahan keempat

adalah meridional simultan dan pembelahan kelima adalah ekuatorial atau horizontal

(Adnan, 2008).

Page 6: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

Pembelahan telur katak (typical): Rana sp dan Bufo sp; type telur telolecithal,

bidang pembelahan I meridional yang alur bidang pembelahan itu mulai terjadi di

polus animalis meluas ke polus vegetativus. Bidang pembelahan I ini membelah

menjadi dua blastomere yang simetris bilateral. Bidang pembelahan II yang

meridional memotong bidang pembelahan I tegak lurus. Kedua blastomere tidak

mengandung belahan gray crescent. Bidang pembelahan III longitudinal, bidang

pembelahan IV permulaan hanya di polus animalis, lambat sekali meluas ke polus

vegetativus. Pembelahan V mikromere membelah lebih cepa dari pada makromere

(Gadjahnata, 1989).

Gastrula dibentuk dari serangkaian proses gerakan sel, dengan hasil akhir

berupa 3 lapisan embrional, yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Dengan

adanya gerakan sel ini, sel-sel yang awalnya berada di permukaan akan berpindah ke

bagian dalam dari blastula. Pelekukan terjadi di daerah batasan antara mikromer dan

makromer, yang selanjutnya menjadi bibir dorsal blastoporus (merupakan tahapan

yang menuju tahap gastrula awal) dan berakibat terjadi invaginasi sehingga sel-sel

yang berada di luar bermigrasi ke dalam (Adnan, 2008).

Page 7: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Jumat/12 Desember 2008

Waktu : Pukul 15.50 s/d 17.30 WITA

Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Barat FMIPA UNM.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Cawan petri 5 buah

b. Kaca pembesar (lup)

c. Mikroskop cahaya

d. Toples kecil

e. Kaca objek dan kaca penutup

2. Bahan

a. Telur katak

b. Berudu

c. Berudu berkaki belakang

d. Berudu berkaki depan belakang

e. Katak muda berekor

f. Katak muda

g. Katak dewasa

C. Prosedur Kerja

a. Mengambil semua bahan yang telah disediakan dan masing-masing ditaruh ke

dalam cawan petri, kecuali katak muda dan katak dewasa di taruh ke dalam

toples kecil.

Page 8: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

b. Mengamati objek pengamatan dengan kaca pembesar atau dengan mikroskop

cahaya.

c. Pada telur katak diamati pada fase apakah telur itu berada (fase yang di alami

oleh telur tersebut).

d. Menggambar setiap objek pengamatan dari telur sampai pada katak dewasa.

Page 9: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tahap-Tahap Pembelahan Yang Berlangsung Pada Embrio Katak

(A)(B)(C)(D)(E)(F)(G)(H)

Keterangan:

Daerah pembelahan

Gray crescent

Blastocoel

Page 10: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

Perkembangan embrio katak dari telur hingga menjadi katak dewasa

Telur Katak Berudu berekor kecil Berudu berekor besar

Berudu berkaki depan belakang Berudu berkaki belakang

Katak muda Katak dewasa

Page 11: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada embrio katak terjadi

pembelahan secara radial holoblastik. Telur katak juga mengandung banyak yolk

yang terkonsentrasi pada kutub vegetative. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa

pembelahan pada embrio katak dan salamander merupakan pembelahan radial

holoblastik. Telur katak mengandung jumlah yolk yang relative banyak dan

terkonsentrasi pada kutub anima dan secara perlahan berkonsentrasi pada kutub

vegetative.

Pembelahan pertama pada katak dimulai pada kutub anima dan secara

perlahan bergerak menuju daerah vegetative dan membagi dua sabit kelabu.

Pembelahan ke dua juga dimulai pada kutub anima, tegak lurus pem belahan pertama.

Bidang pembelahan ke tiga adalah horizontal, melintas dekat kutub anima, dan 4

balstomer besar pada kutub vegetatif. Pembelahan ke empat meridional simultan, dan

pembelahan ke lima adalah aquatorial atau horizontal (Adnan,2006).

Hal ini juga dikuatkan oleh Gadjahnata dalam bukunya bahwa: pembelahan

telur katak (typical): Rana sp dan Bufo sp; type telur telolecithal, bidang pembelahan

I meridional yang alur bidang pembelahan itu mulai terjadi di polus animalis meluas

ke polus vegetativus. Bidang pembelahan I ini membelah menjadi dua blastomere

yang simetris bilateral. Bidang pembelahan II yang meridional memotong bidang

pembelahan I tegak lurus. Kedua blastomere tidak mengandung belahan gray

crescent. Bidang pembelahan III longitudinal, bidang pembelahan IV permulaan

hanya di polus animalis, lambat sekali meluas ke polus vegetativus. Pembelahan V

mikromere membelah lebih cepa dari pada makromere.

Gastrulasi pada katak melalui tiga gerakan morfogenik utama, seperti yang

dipaparkan oleh Adnan (2006) bahwa gastrulasi pada embrio katak dapat di

interprektasi dengan berbagai cara. Pembentukan lapisan lembaga pada katak terjadi

melalui tiga gerakan morfogenik utama, yaitu: epiboli, invaginasi dan involusi.

Page 12: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

Setelah menetas telur katak akan menjadi berudu yang hidup berenang di air

tawar dan bernafas dengan insang. Berudu ini mengalami metamorphosis. Pada hari

ke-29, sepasang kaki tumbuh pada bagian belakang dekat ekor, kemudian hari ke-31

menjadi 2 pasang kaki, yakni bagian depan kiri dan kanan dan bagian belakang kiri

dan kanan. Dan pada hari ke-33 berubah menjadi katak muda yang hidup sebagai

amphibi dan bernafas dengan paru-paru sebelum berkembang menjadi katak dewasa.

Page 13: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasaran hasil pengamatan yang kami lakukan dalam praktikum, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Embrio katak mengalami pembelahan yang merupakan pembelahan radial

holoblastik. Telurnya mengandung jumlah yolk yang relative banyak dan

terkonsentrasi pada kutub vegetatif. Setelah beberapa hari telur tersebut akan

menetas dan menghasilkan larva atau berudu.

2. Tipe dan pola pembelahan pada embrio katak merupakan pembelahan radial

holoblastik.

3. Pembelahan embrio katak terdiri dari lima tahap pembelahan, kemudian diikuti

oleh gastrulasi dan tahap pembentukan neural.

B. Saran

Diharapkan kepada setiap praktikum agar lebih cermat dalam mengamati tipe

pembelahan yang sedang dialami oleh telur katak dan bagaimana struktur morfologi

dari katak mulai dari embrio sampai pada tahap dewasanya.

Page 14: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Adnan, Pagarra, dan A.A. Azis. 2008. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Anonim. 2008. Metamorfosis Katak. http://id.answer-yahoo.com/. Diakses pada tanggal 14 Desember 2008.

Bresnick, Stepehen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokrates.

Gadjahnata, K.H.O. 1989. Biologi Kedokteran I. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Partodihardjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi & Embryologi. Bandung: Tarsito.

Page 15: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

LampiranJawaban Evaluasi

1. Pada telur katak terdapat daerah kelabu yang merupakan salah satu ciri telur yang

telah difertilisasi. Daerah kelabu yang berbentuk bulan sabit ini terbentuk akibat

adanya penetrasi sperma, sehingga pigmen di tempat yang berlawanan bergeser

ke arah asuknya sperma.

2. Gastrula awal ditandai dengan adanya proses gerakan sel yang awalnya berada

pada permukaan akan berpindah ke bagian dalam, terjadi pelekukan di daerah

batasan mikromer dan makromer lalu menjadi bibir dorsal blastoporus sehingga

terjadi invaginasi. Sedangkan pada gastrula akhir ditandai dengan rongga

arkenteron semakin membesar sehingga mendesak blastosoel yang semakin lama

rongganya mengecil.

3. Mengenali wilayah otak, bakal mata, dan bakal hidung karena pada

Wilayah otak ditemukan:

1) Spinal cord

2) Somite

3) Notochord

4) Pronephros

5) Somatic mesoderm

6) Splanchnic mesoderm

7) Midgut

8) Yolk endoderm

9) Coelom

10) Lateral plata mesoderm

Bakal mata ditemukan:

1) Mesechepalon

2) Prosenchepalon

3) Lens placode

Page 16: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

4) Optic cup

5) Optic stalk

6) Hypophysis

7) Oral evagination

8) Mandibular arch

9) Adhesive gland

10) Stomodeum

Bakal hidung ditemukan:

1) Epidermis

2) Prosenchepalon

3) Olfactory pit

Page 17: Laporan Perkembangan Hewan - UNIT VI

METAMORFOSIS

Hormon yang Mengontrol Perubahan-Perubahan Metamorfosis Katak

http://id.answer-yahoo.com/question/index?qid=200081218000032AAAF4lu

Kontrol homon pada metamorfosis amphibi dilakukan oleh tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. T3 sekarang dipercaya sebagai hormon aktif yang menyebabkan perubahan bentuk pada thryoidectomized berudu pada konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan T4. Kontrol metamorfosis oleh hormon tiroid ditunjukkan oleh Gudernatsch (1912) dalam Soeminto et.al. (2000), yang menemukan bahwa berudu berubah bentuk secara premature yang dipengaruhi oleh kelenjar tiroid. Allen (1916) dan Hoskins (1917) dalam Soeminto et.al. (2000), menemukan bahwa ketika mereka menghilangkan kelenjar tiroid yang mengalami rudimentasi pada berudu awal. Larva itu tidak pernah mengalami metamorfosis, sebagai gantinya berudu tersebut berubah menjadi berudu besar. (Gilbert dan Susan, 2000).

Faktor-faktor yang mempengaruhi metamorfosis adalah adanya hormon tiroid, yang telah ditunjukkan oleh Gudernatsch (1912). Hasil-hasil penelitian sementara menyimpulkan bahwa hormon tiroid menyebabkan inti mensintesis atau menginduksi aktivitas enzim hidrolitik, yaitu enzim yang menyebabkan jaringan atau sel menjadi lisis atau pecah. Faktor eksternal mempegaruhi metmorfosis adalah ada tidaknya sumber makanan dan ada tidaknya pemangsa.

Adapun perkembangan katak dari telur menjadi dewasa adalah mengikuti urutan berikut. Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak akan menjadi berudu dan pada umur 2 hari, berudu memiliki insang luar yang berbulu untuk bernafas. Setelah berumur 3 minggu, insang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki belakang mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai terbentuk, ekornya jadi pendek serta bernafas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, maka katak tersebut menjadi katak dewasa.