LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 vi K...

117
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI GORONTALO

Transcript of LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO · LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 vi K...

LAPORAN PEREKONOMIAN

PROVINSI GORONTALO

MEI 2019

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI GORONTALO

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 ii

Publikasi ini dan publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada : www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/gorontalo

Salinan publikasi ini dapat diperoleh dengan menghubungi :

Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Jl. By Pass Kel. Tamalate, Kec. Kota Timur Gorontalo 96113, Indonesia

Telepon : 0435-824444 Faksimili : 0435-827993

iii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Visi Bank Indonesia :

Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan

terbaik diantara negara emerging markets.

Misi Bank Indonesia : 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan

bauran kebijakan Bank Indonesia.

2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial

Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.

3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem

pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis

lain.

4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi

struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.

5. Memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi, termasuk

infrastruktur, melalui akselerasi pendalaman pasar keuangan.

6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di

tingkat daerah.

7. Memperkuat peran internasional, organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem

informasi Bank Indonesia.

Nilai-Nilai Strategis : Nilai-nilai strategis Bank Indonesia adalah: (i) kejujuran dan integritas (trust and integrity); (ii)

profesionalisme (professionalism); (iii) keunggulan (excellence); (iv) mengutamakan kepentingan

umum (public interest); dan (v) koordinasi dan kerja sama tim (coordination and teamwork)

yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 iv

DEWAN REDAKSI

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI

GORONTALO

Penanggung jawab : Ricky P. Gozali

(Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo)

Pemimpin Redaksi : Gunawan Purbowo

(Deputi Kepala Perwakilan / Kepala Tim Advisory dan

Pengembangan Ekonomi

Mitra Bestari : Ronny Widijarto Purubaskoro

(Deputi Direktur/ KPwBI Provinsi Sulawesi Selatan)

Penyunting : Rangga Pratama

(Analis / Manajer Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Penulis : Rangga Pratama

(Analis / Manajer Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Rahmi Mabrury

(Asisten Analis / Asisten Manajer Fungsi Koordinasi dan

Komunikasi Kebijakan)

M. Asep Zaenal Ansory

(Asisten Analis / Asisten Manajer Fungsi Pelaksana

Pengembangan UMKM)

Yudist Admiral N

(Asisten Analis / Asisten Manajer Fungsi Data Statistik Ekonomi

dan Keuangan)

Kontributor : Abdul Haris Masi

(Pelaksana Yunior Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan

Keuangan)

v LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Laporan Perekonomian Provinsi Gorontalo merupakan publikasi triwulanan oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo yang membahas mengenai kondisi Pertumbuhan

Ekonomi Daerah, Keuangan Pemerintah, Inflasi Daerah, Stabilitas Sistem Keuangan,

Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan

Pengelolaan Uang Rupiah, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan, serta Prospek Perekonomian.

Buku Laporan Perekonomian Provinsi Gorontalo diterbitkan setiap periode Februari, Mei,

Agustus, dan November setiap tahunnya. Publikasi ini berfungsi sebagai media advisory Bank

Indonesia kepada pemangku kepentingan di daerah mengenai perkembangan kondisi terkini,

prospek perekonomian, dan isu yang berkembang di masyarakat.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Jalan Bypass Tamalate Kota Timur

Gorontalo 96135

T 0435-824444

F 0435-827993

Salinan elektronis publikasi ini dapat diunduh melalui situs https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/gorontalo/Default.aspx Untuk mendapatkan salinan elektronis publikasi ini pada kesempatan pertama, silahkan mengirimkan surel ke [email protected] Laporan Perekonomian

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga

penyusunan Laporan Perekonomian Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan baik. Kajian

ini disusun dan disajikan setiap triwulan meliputi aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan

pemerintah, inflasi, sistem keuangan dan pengembangan akses keuangan, sistem pembayaran

dan pengelolaan uang, ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat, serta prospek ekonomi

ke depan.

Melalui kajian ini, peranan strategis Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Gorontalo diharapkan dapat tercapai yaitu sebagai economic intelligent and research unit yang

diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat,

menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan stakeholders di daerah dan di pusat dalam

pengambilan kebijakan.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah

berkontribusi baik berupa pemikiran maupun penyediaan data atau informasi, baik secara

langsung maupun melaui survei dan Liaison. Saran dan masukan dari berbagai pihak sangat

kami harapkan demi kualitas kajian dan peranan yang lebih baik ke depan.

Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal, terutama bagi

pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.

Gorontalo, Mei 2019 Kepala Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Gorontalo

vii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Halaman ini sengaja dikosongkan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 viii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. vi

1 BAB 1: PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ............................................................................ 1

1.1 SISI PENGGUNAAN ................................................................................................... 2

1.2 SISI PENGGUNAAN ................................................................................................... 4

1.2.1 KONSUMSI ................................................................................................ 4

1.2.2 INVESTASI................................................................................................ 10

1.2.3 EKSPOR – IMPOR .................................................................................... 12

1.3 SISI PENAWARAN (LAPANGAN USAHA UTAMA) .................................................... 14

1.3.1 LAPANGAN USAHA PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN ........... 15

1.3.2 LAPANGAN USAHA PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI

MOBIL DAN SEPEDA MOTOR .................................................................. 17

1.3.3 LAPANGAN USAHA KONSTRUKSI ............................................................ 18

2 BAB 2: KEUANGAN PEMERINTAH .......................................................................................... 21

2.1 GAMBARAN UMUM ............................................................................................... 21

2.2 APBD PROVINSI GORONTALO ................................................................................ 26

2.2.1 PAGU ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO ........... 26

2.2.2 REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO .... 27

2.2.3 REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) ........................................ 27

2.2.4 Realisasi Dana Perimbangan ................................................................... 29

2.2.5 PAGU ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO ................... 30

2.2.6 REALISASI ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO............. 30

2.3 REALISASI BELANJA APBN DI PROVINSI GORONTALO ............................................ 32

3 BAB 3: INFLASI DAERAH ......................................................................................................... 35

3.1 INFLASI UMUM ....................................................................................................... 35

3.2 PERKEMBANGAN DISAGREGASI INFLASI ................................................................ 36

3.3 PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN ..................................................................... 40

3.3.1 Inflasi Bulan Januari 2019 ....................................................................... 40

3.3.2 Inflasi Bulan Februari 2019 ..................................................................... 41

ix LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

3.3.3 Inflasi Bulan Maret 2019 ......................................................................... 42

3.4 INFLASI KELOMPOK BARANG DAN JASA ................................................................ 43

3.5 PERBANDINGAN INFLASI ANTAR PROVINSI/KOTA DI SULAWESI ........................... 48

3.6 PENGENDALIAN INFLASI ......................................................................................... 48

4 BAB 4: STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM,

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

................................................................................................................................ 51

4.1 PERKEMBANGAN PERBANKAN GORONTALO......................................................... 51

4.1.1 Aset Perbankan ....................................................................................... 53

4.1.2 Intermediasi Perbankan Konvensional ................................................... 53

4.1.3 Pertumbuhan Kredit Perbankan ............................................................. 53

4.1.4 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga .......................................................... 55

4.1.5 DPK Perseorangan .................................................................................. 56

4.1.6 Akses Keuangan kepada UMKM ............................................................. 57

4.2 STABILITAS KEUANGAN DAERAH ........................................................................... 59

4.2.1 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA ...................................................... 59

4.2.2 ASESMEN SEKTOR KORPORASI ............................................................... 60

4.3 SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH .................................. 62

4.3.1 SISTEM PEMBAYARAN ............................................................................ 62

4.3.2 PENGELOLAAN UANG RUPIAH ................................................................ 63

5 BAB 5 : KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN .............................................................. 67

5.1 KETENAGAKERJAAN ............................................................................................... 67

5.1.1 PENGANGGURAN .................................................................................... 69

5.2 KESEJAHTERAAN..................................................................................................... 70

5.2.1 DAYA BELI MASYARAKAT ........................................................................ 70

5.2.2 NILAI TUKAR PETANI ............................................................................... 71

5.2.3 KEMISKINAN ........................................................................................... 72

5.2.4 KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN (RASIO INDEKS GINI) ........... 74

6 BAB 6: PROSPEK PEREKONOMIAN ........................................................................................ 79

6.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI ..................................................................... 80

6.2 PROSPEK INFLASI .................................................................................................... 82

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Gorontalo (%, yoy) ................................................................... 3

Grafik 1.2 tingkat pertumbuhan konsumsi rumah tangga (%, yoy) ....................................................... 6

Grafik 1.3 Perkembangantingkat penghasilan dan konsumsi RT ........................................................... 6

Grafik 1.4 Perkembangan tingkat penghasilan dan konsumsi RT .......................................................... 6

Grafik 1.5 Kredit Konsumsi ..................................................................................................................... 6

Grafik 1.6 Level IKE Triwulanan .............................................................................................................. 7

Grafik 1.7 Ekspektasi Konsumen Ke Depan............................................................................................ 7

Grafik 1.8 Ekspektasi Konsumen Ke Depan............................................................................................ 7

Grafik 1.9 Ekspektasi Konsumen Ke Depan............................................................................................ 7

Grafik 1.10 Perkembangan Realisasi belanja Bansos APBD Pemda Gorontalo ...................................... 8

Grafik 1.11 Perkembangan Realisasi Belanja Pegawai APBD Pemda Gorontalo .................................... 8

Grafik 1.12 Perkembangan Realisasi Belanja APBNPemda Gorontalo ................................................... 8

Grafik 1.13 Perkembangan Realisasi ....................................................................................................... 8

Grafik 1.14 Belanja bansos pemda Gorontalo APBD ............................................................................. 9

Grafik 1.15 Belanja Bansos Pemda Gorontalo APBN .............................................................................. 9

Grafik 1.16 Pertumbuhan Pengeluaran LNPRT Pemda Gorontalo ....................................................... 10

Grafik 1.17 Realisasi Belanja Modal APBD ............................................................................................ 11

Grafik 1.18 Perkembangan Kredit Investasi .......................................................................................... 11

Grafik 1.19 Perkembangan Realisasi PMA ............................................................................................ 12

Grafik 1.20 Perkembangan Realisasi PMDN ......................................................................................... 12

Grafik 1.21 Perkembangan Muat Barang Pelabuhan Gorontalo .......................................................... 13

Grafik 1.22 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri Gorontalo ........................................................... 13

Grafik 1.23 Perkembangan Nilai Impor Gorontalo ............................................................................... 13

Grafik 1.24 Perkembangan Bongkar Barang Pelabuhan di Gorontalo .................................................. 13

Grafik 1.25 Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo per Kelompok Komoditas .......................... 16

Grafik 1.26 Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo per Kelompok Komoditas .......................... 16

Grafik 1.27 Kredit Pertanian Gorontalo ............................................................................................... 16

Grafik 1.28 Kondisi Curah Hujan dan Kecepatan Angin Perairan Gorontalo .................................... 16

Grafik 1.29 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perdagangan ........................................................... 17

Grafik 1.30 Perkembangan Kondisi Usaha Perdagangan Ekspektasi SBT ............................................ 17

Grafik 1.31 PerkembanganBongkar dan Muat Pelabuhan ................................................................... 18

Grafik 1.32 Perkembangan Kredit Konstruksi ....................................................................................... 19

Grafik 1.33 Perkembangan Impor Barang Modal ................................................................................. 19

Grafik 2.1 Pangsa realisasi PDRB triwulan I 2018 dan 2019 ................................................................. 22

Grafik 2.2. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah.............................................. 23

Grafik 2.3. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah.............................................. 23

Grafik 2.4. Rasio Pengelolaan Belanja Provinsi Gorontalo 2018........................................................... 24

Grafik 2.5. Rasio Pengelolaan Belanja Kabupaten/Kota 2018 .............................................................. 24

Grafik 2.6. Gambaran kondisi Keuangan SecaraSpasial ........................................................................ 24

Grafik 2.7. Gambaran kondisi Keuangan Pemda Gorontalo ................................................................. 24

Grafik 2.8. Rasio Kemandirian Fiskal Pemerintah Provinsi Gorontalo .................................................. 25

Grafik 2.9. Kapasitas Fiskal Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun 2019 ............................................. 25

Grafik 2.10. Rasio Kemandirian Fiskal Provinsi Gorontalo .................................................................... 26

Grafik 2.11. Rasio Kemandirian Fiskal Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo .................................... 26

Grafik 2.12. Pangsa PAD APBD Provinsi Gorontalo 2018 ...................................................................... 29

Grafik 2.13 Dana Perimbangan APBD Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2017 & 2018 ........................... 29

xi LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Grafik 2.14. Pangsa Belanja Operasional dan Non Operasional terhadap Anggaran Belanja .............. 30

Grafik 2.15. Pangsa Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2018 ....................................... 33

Grafik 2.16. Perbandingan Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo per Kota / Kabupaten ..................... 33

Grafik 3.1 Tingkat Inflasi Tahun Kalender Provinsi Gorontalo (ytd)..................................................... 36

Grafik 3.2 Inflasi Provinsi Gorontalo dan Nasional (yoy) ...................................................................... 36

Grafik 3.3 Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi ............................. 36

Grafik 3.4 Sumbangan Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi ......... 36

Grafik 3.5 Inflasi Bulanan Kelompok Volatile food ............................................................................... 38

Grafik 3.6 Inflasi Angkutan Udara ......................................................................................................... 38

Grafik 3.7 Pola Inflasi/Deflasi Administered prices ............................................................................... 38

Grafik 3.8 Inflasi Angkutan Udara ......................................................................................................... 39

Grafik 3.9 Pola Inflasi/Deflasi Administered prices ............................................................................... 39

Grafik 4.1 Proporsi Kredit per Jenis Penggunaan.................................................................................. 54

Grafik 4.2 Proporsi DPK di Gorontalo Triwulan IV 2018 ....................................................................... 56

Grafik 4.3 Proporsi DPK di Gorontalo Triwulan I 2019 .......................................................................... 56

Grafik 4.4 Proporsi DPK Gorontalo ....................................................................................................... 57

Grafik 4.5.Perkembangan dan Laju Pertumbuhan DPK ........................................................................ 57

Grafik 4.6. Perkembangan DPK perseorangan Gorontalo .................................................................... 57

Grafik 4.7. Pertumbuhan Kredit UMKM Gorontalo .............................................................................. 58

Grafik 4.8. Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit ....................................................................... 58

Grafik 4.9. Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Nominal ....................................................................... 58

Grafik 4.10. Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Kota/Kabupaten ........................................................ 58

Grafik 4.11 Kontribusi Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga ........................................................... 59

Grafik 4.12 Pangsa Konsumsi RT terhadap PDRB ................................................................................. 59

Grafik 4.13 Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi Saat Ini .......................................................... 60

Grafik 4.14 Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi 6 Bulan Mendatang ..................................... 60

Grafik 4.15 Pertumbuhan Kredit Korporasi di Gorontalo ..................................................................... 61

Grafik 4.16 Proporsi Kredit Sektoral Korporasi .................................................................................... 61

Grafik 4.17 Non Performing Loan Korporasi menurut jenis penggunaan ............................................ 62

Grafik 4.18 Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Provinsi Gorontalo .............................................. 63

Grafik 4.19 Perkembangan Inflow – Outflow ....................................................................................... 64

Grafik 4.20 Data Temuan Uang Palsu Gorontalo .................................................................................. 64

Grafik 5.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Gorontalo ....................................................... 68

Grafik 5.2 Perkembangan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Tenaga Kerja Hasil Surbei Konsumen ..... 68

Grafik 5.3 Indeks Ketenagakerjaan dan Penghasilan Saat ini ............................................................... 70

Grafik 5.4 SBT Jumlah Karyawan Dunia Usaha Gorontalo .................................................................... 70

Grafik 5.5 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Menurut Variabel Pembentuknya .................................. 71

Grafik 5.6 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di Sulawesi ...................................................................... 71

Grafik 5.7 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo ............................................................................... 72

Grafik 5.8 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo per Subsektor ....................................................... 72

Grafik 5.9 Perkembangan Rasio Gini Gorontalo ................................................................................... 74

Grafik 5.10 Perkembangan Kemiskinan Gorontalo ............................................................................... 74

Grafik 5.11 Porsi Distribusi Pendapatan Gorontalo .............................................................................. 75

Grafik 5.12 Kurva Lorenz Gorontalo ..................................................................................................... 75

Grafik 5.13 Porsi Distribusi Pendapatan Pedesaan Gorontalo (% thd total) ........................................ 76

Grafik 5.14 Kurva Lorenz Pedesaan Gorontalo ..................................................................................... 76

Grafik 5.15 Porsi Distribusi Pendapatan Perkotaan Gorontalo (% thd total) ....................................... 76

Grafik 5.16 Kurva Lorenz Perkotaan Gorontalo .................................................................................... 76

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%, yoy) ...................................... 3

Tabel 1.2 Informasi proyek pengadaan Dinas PUPR Provinsi Gorontalo .............................................. 11

Tabel 1.3 Realisasi PMDN dan PMA per Lapangan Usaha di Provinsi Gorontalo ................................. 12

Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Gorontalo (%, yoy) ............................................. 14

Tabel 2.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan I 2018 dan 2019 ...................... 27

Tabel 2.2. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2018 dan 2019 ................................... 31

Tabel 2.3. Pangsa Belanja Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2018 dan tahun 2019 ............................ 32

Tabel 3.1 Pertumbuhan dan Andil Disagregasi IHK Provinsi Gorontalo Triwulan I 2019...................... 37

Tabel 3.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulan Januari 2019 ................................................. 40

Tabel 3.3 Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Bulan Januari 2019 ................................................ 40

Tabel 3.4 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulan Februari 2019 ............................................... 41

Tabel 3.5 Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Bulan Februari 2019 .............................................. 41

Tabel 3.6 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulan Maret 2019 ................................................... 42

Tabel 3.7 Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Bulan Maret 2019 .................................................. 42

Tabel 3.8 Tingkat Inflasi dan Sumbangan Inflasi Tahunan menurut Kelompok .................................... 44

Tabel 3.9. Inflasi Kelompok Bahan Makanan ........................................................................................ 45

Tabel 3.10. Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga ........................................................ 45

Tabel 3.11 Inflasi Kelompok Sandang ................................................................................................... 46

Tabel 3.12 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar ........................................ 46

Tabel 3.13 Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau.................................... 46

Tabel 3.14 Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan ......................................... 47

Tabel 3.15. Inflasi Kelompok Kesehatan ............................................................................................... 47

Tabel 3.16. Tingkat Inflasi Provinsi di Sulawesi ..................................................................................... 48

Tabel 4.1 Indikator Perbankan Provinsi Gorontalo ............................................................................... 52

Tabel 4.2 Data Kredit per Penggunaan dan Sektoral ........................................................................... 54

Tabel 4.3. Komposisi dan Jumlah Rekening Kredit Perseorangan di Gorontalo ................................... 55

Tabel 5.1. Klasifikasi Pekerjaan Provinsi Gorontalo .............................................................................. 69

Tabel 5.2 Nilai Tukar Petani Provinsi Gorontalo ................................................................................... 72

Tabel 5.3 Garis Kemiskinan Gorontalo Tahun 2018 (dalam rupiah) ..................................................... 73

Tabel 5.4 Perkembangan Kemiskinan Gorontalo .................................................................................. 73

Tabel 5.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Gorontalo .................................................................. 77

xiii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

RINGKASAN EKSEKUTIF

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Sesuai dengan siklusnya,

pertumbuhan ekonomi

Gorontalo pada triwulan I

2019 tumbuh sebesar

6,72% (yoy) menurun

dibandingkan triwulan IV

2018 yang tercatat sebesar

7,22% (yoy)

Dari sisi pengeluaran,

perlambatan terutama

disebabkan oleh konsumsi

pemerintah yang

terkontraksi sebesar -

8,40% (yoy) dibandingkan

triwulan sebelumnya

sebesar 1,85% (yoy)

Dari sisi sektoral, mayoritas

lapangan usaha utama

seperti pertanian,

perdagangan dan

transportasi cenderung

melambat

Sesuai dengan siklusnya, pertumbuhan ekonomi Gorontalo

pada triwulan I 2019 tumbuh sebesar 6,72% (yoy) menurun

dibandingkan triwulan IV 2018 yang tercatat sebesar 7,22% (yoy).

Melambatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo disebabkan oleh

melambatnya sektor eksternal di tengah permintaan domestik yang

sedikit meningkat. Namun demikian pertumbuhan tersebut masih

lebih baik dari pertumbuhan secara nasional yang mencapai 5,07%

(yoy) dan dari periode yang sama tahun 2018 sebesar 6,12% (yoy).

Dari sisi pengeluaran, perlambatan terutama disebabkan oleh

konsumsi pemerintah yang terkontraksi sebesar -8,40% (yoy)

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,85% (yoy). Penurunan

konsumsi pemerintah tersebut disebabkan oleh belum optimalnya

kinerja realisasi anggaran pemerintah di awal tahun. Di sisi lain,

konsumsi Rumah Tangga (RT) dan konsumsi Lembaga Non Profit

Rumah Tangga (LNPRT) terpantau meningkat menjadi sebesar

7,50% (yoy) dan 11,36% (yoy) dari 7,29% (yoy) dan 5,43% (yoy)

pada triwulan IV 2018. Peningkatan tersebut terutama didorong

oleh peningkatan upah di tahun 2019 dan pelaksanaan kampanye

Pilpres dan Pileg 2019. Selain itu, PMTB juga mengalami

peningkatan dari 2,95% (yoy) menjadi 3,98% (yoy) didorong oleh

mulai dilaksanakannya Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan

Bone. Dari sisi ekstenal, seiring dengan siklusnya ekspor mengalami

penurunan yang signifikan dari 48,60% (yoy) pada triwulan IV 2018

menjadi 6,93% (yoy) di triwulan I 2019. Sementara itu, impor juga

menurun dari 18,01% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 0,64%

(yoy) pada triwulan I 2019.

Dari sisi sektoral, mayoritas lapangan usaha utama seperti

pertanian, perdagangan dan transportasi cenderung melambat.

Lapangan Usaha (LU) Pertanian pada triwulan I 2019 cenderung

melambat yakni dari 7,05% (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi

5,35% (yoy). Perlambatan tersebut terutama disebabkan oleh

adanya isu alih fungsi lahan. Selain itu, kinerja subsektor perikanan

juga tidak optimal seiring dengan meningkatnya curah hujan dan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 xiv

Ke depan, pada triwulan II

2019 pertumbuhan

ekonomi Gorontalo

diperkirakan akan

meningkat dibandingkan

triwulan I 2019.

angin kencang. LU perdagangan dan LU transportasi juga terpantau

melambat dari masing-masing sebesar 18,35% (yoy) dan 8,00%

(yoy) di triwulan IV 2018 menjadi 16,95% (yoy) dan 7,43% (yoy) di

triwulan I 2019. Perlambatan tersebut terutama disebabkan oleh

penurunan perdagangan dalam dan luar negeri. Selain itu, harga

tiket pesawat yang masih tinggi juga menekan perlambatan LU

transportasi lebih lanjut. Di sisi lain, peningkatan pertumbuhan LU

konstruksi menahan perlambatan ekonomi yang lebih dalam. Pada

triwulan I 2019, LU konstruksi tumbuh sebesar 4,80% (yoy) lebih

tinggi dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 2,44% (yoy) seiring

dengan mulai dilaksanakannya PSN Bendungan Bone dan masih

berlangsungnya proyek multiyear seperti Jalan GORR dan Rumah

Sakit H. Ainun Habibie.

Ke depan, pada triwulan II 2019 pertumbuhan ekonomi

Gorontalo diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan I

2019. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2019 diperkirakan

akan berada pada kisaran 7,3-7,7% (yoy) didorong oleh permintaan

domestik seiring dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres)

dan Anggota Legislatif (Pileg) 2019 serta perayaan Idul Fitri.

Perayaan Idul Fitri akan meningkatkan aktivitas konsumsi rumah

tangga sedangkan pelaksanaan Pilpres dan Pileg akan meningkatkan

konsumsi LNPRT. Sementara itu, telah selesainya proses pengadaan

juga akan meningkatkan realisasi anggaran pemerintah sehingga

akan mendorong konsumsi dan investasi pemerintah. Di sisi

eksternal, kinerja ekspor diperkirakan akan meningkat sementara itu

kegiatan impor terkontraksi seiring dengan pola seasonalnya di

tengah perekonomian global yang diperkirakan akan melambat.

Total pagu anggaran APBN

dan APBD Provinsi

Gorontalo pada tahun 2019

tercatat sebesar Rp 12

triliun yang terdiri atas

APBD Provinsi dengan

pangsa 16,3% (Rp1,9

triliun), APBD

Kabupaten/Kota 52,1% (Rp

6,3 triliun), dan APBN

KEUANGAN PEMERINTAH

Total pagu anggaran APBN dan APBD Provinsi Gorontalo

pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp 12 triliun yang terdiri atas

APBD Provinsi dengan pangsa 16,3% (Rp1,9 triliun), APBD

Kabupaten/Kota 52,1% (Rp 6,3 triliun), dan APBN 31,6% (Rp 3,7

triliun). Nilai Pagu pada tahun ini apabila dibandingkan dengan

tahun 2018 turun sebesar -4,2% atau sebesar Rp 524,9 miliar dari

Rp 12,5 triliun. Penurunan pagu anggaran bersumber dari

penurunan pagu angaran APBN sebesar -8,33% dibandingkan tahun

xv LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

31,6% (Rp 3,7 triliun.)

Kinerja realisasi pendapatan

dan belanja pemerintah

daerah sampai dengan

triwulan I 2019 mengalami

perbaikan dibandingkan

periode yang sama di 2018.

Terjadinya peningkatan

kinerja keuangan pemda

sejalan dengan perbaikan

tata kelola keuangan dan

pola seasonal untuk

mencapai target

pembangunan untuk

mewujudkan pertumbuhan

ekonomi.

sebelumnya, namun pagu anggaran tersebut tetap senantiasa turut

mendorong perbaikan capaian realisasi fisik dan keuangan

pemerintah melalui tata kelola dan perbaikan strategi realisasi.

Kinerja realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah

sampai dengan triwulan I 2019 mengalami perbaikan dibandingkan

periode yang sama di 2018 . Lebih dalam mengenai tingkat realisasi

belanja APBD pemerintah daerah Gorontalo hingga triwulan I 2019

tercatat sebesar Rp 1,04 triliun atau 12,8% dari total pagu 2019.

Capaian ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp

976 miliar atau 12,6% dari pagu 2018. Di sisi lain, kinerja realisasi

belanja dari pendanaan APBN hingga triwulan I 2019 naik sebesar

13,36% (Rp 506 miliar) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar

12,69% (Rp 525 miliar).Realisasi belanja tersebut seiring dengan

adanya keberlanjutan pelaksanaan PSN di Gorontalo.

Terjadinya peningkatan kinerja keuangan pemda sejalan

dengan perbaikan tata kelola keuangan dan pola seasonal untuk

mencapai target pembangunan untuk mewujudkan pertumbuhan

ekonomi. Hal ini untuk menjamin tercapainya visi dan misi

pembangunan sejalan dengan target pemerintah daerah untuk

memperbaiki tingkat ketimpangan sosial, tingkat kemiskinan, tingkat

pengangguran terbuka dan IPM di Provinsi Gorontalo.

Melambatnya

pertumbuhan ekonomi

Gorontalo pada triwulan I

2019 juga turut disertai

dengan penurunan

tekanan inflasi, dari 2,15%

menjadi 1,56% (yoy).

Berdasarkan

disagregasinya, penurunan

tekanan inflasi Gorontalo

pada triwulan I 2019

terutama didorong oleh

deflasi kelompok volatile

INFLASI DAERAH

Melambatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada

triwulan I 2019 juga turut disertai dengan penurunan tekanan

inflasi, dari 2,15% menjadi 1,56% (yoy). Capaian tersebut juga

berada di bawah inflasi nasional yang mencapai 2,48% (yoy).

Sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2017 pada periode

yang sama, terjadi penurunan yang cukup signifikan dari tingkat

inflasi sebesar 2,73% (yoy). Tingkat inflasi yang cukup terjaga

ditopang oleh membaiknya pasokan pangan sehingga mendorong

normalisasi harga pangan dibandingkan tahun 2018.

Berdasarkan disagregasinya, penurunan tekanan inflasi

Gorontalo pada triwulan I 2019 terutama didorong oleh deflasi

kelompok volatile food dimana pada triwulan I 2019 tercatat deflasi

sebesar -5,26% (yoy) turun dari triwulan IV 2018 sebesar -1,15%

(yoy). Sementara itu, tekanan inflasi kelompok inti dan administered

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 xvi

food

Pada triwulan II 2019

inflasi diperkirakan akan

mengalami peningkatan

dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya

seiring dengan perayaan

Idul Fitri

Ke depan, seiring dengan

risiko peningkatan tekanan

inflasi yang akan semakin

besar, sinergi seluruh

stakeholder dalam

melakukan upaya

monitoring pasokan dan

harga bahan harus

ditingkatkan guna

memonitor tingkat inflasi

di Gorontalo

prices pada triwulan I 2019 terpantau meningkat yakni dari masing-

masing sebesar 2,85% (yoy) dan 3,94% (yoy) pada triwulan IV 2018

menjadi sebesar 3,20% (yoy) dan 4,67% (yoy).

Pada triwulan II 2019 inflasi diperkirakan akan mengalami

peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya seiring

dengan perayaan Idul Fitri. Peningkatan inflasi diperkirakan akan

terjadi di seluruh komponen inflasi. Inflasi inti diperkirakan akan

meningkat seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat akan

komoditas makanan jadi, sandang dan papan. Namun demikian,

stabilnya nilai tukar rupiah dan penurunan harga komoditas global

diperkirakan akan menekan peningkatan tekanan inflasi lebih lanjut.

Sementara itu, inflasi volatile food dan administered prices juga

diperkirakan akan meningkat sesuai dengan pola seasonal lebaran.

Ke depan, seiring dengan risiko peningkatan tekanan inflasi

yang akan semakin besar, sinergi seluruh stakeholder dalam

melakukan upaya monitoring pasokan dan harga bahan harus

ditingkatkan guna memonitor tingkat inflasi di Gorontalo. Upaya

stabilisasi harga melalui berbagai kegiatan seperti peningkatan

produksi dan pasokan barang, serta pelaksanaan operasi pasar harus

dijalankan dengan lebih efektif. Strategi pengendalian inflasi sesuai

dengan roadmap pengendalian inflasi melalui koordinasi antar

instansi melalui rapat TPID perlu terus dilaksanakan untuk mencapai

target inflasi nasional sebesar 3,5% ± 1% (yoy).

Di tengah pertumbuhan

ekonomi yang melambat,

kondisi stabilitas keuangan

Gorontalo pada triwulan I

2019 membaik

Stabilitas keuangan juga

didukung oleh ketahanan

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES

KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM

PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat, kondisi

stabilitas keuangan Gorontalo pada triwulan I 2019 membaik.

Kinerja perbankan Gorontalo yang baik dan optimal tercermin dari

peningkatan kinerja intermediasi dimana volume aset, penyaluran

kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan relatif

meningkat. Namun demikian, risiko kredit (NPL) mengalami

peningkatan dari triwulan IV 2018 sebesar 2,55% menjadi sebesar

3,18% pada periode laporan.

Stabilitas keuangan juga didukung oleh ketahanan sektor

xvii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

sektor korporasi seiring

dengan membaiknya

penjualan dan rentabilitas

sektor korporasi

Sementara itu, pada

triwulan I 2019, seiring

dengan pertumbuhan

ekonomi yang melambat

transaksi pembayaran baik

tunai maupun nontunai

mengalami penurunan

dibandingkan triwulan IV

2018

korporasi seiring dengan membaiknya penjualan dan rentabilitas

sektor korporasi. Pada triwulan I 2019, risiko rentabilitas, solvabilitas,

dan interest service coverage ratio masih terjaga. Di sisi lain, tingkat

risiko likuiditas, turn over aset dan persediaan dari korporasi relatif

stabil dibandingkan periode sebelumnya. Masih terjaganya kinerja

korporasi pada triwulan I 2019 didorong oleh perbaikan kinerja

korporasi pada triwulan sebelumnya dan adanya strategi mitigasi

risiko kredit dan likuiditas oleh korporasi di tengah kinerja

perekonomian yang melambat.

Sementara itu, pada triwulan I 2019, seiring dengan

pertumbuhan ekonomi yang melambat transaksi pembayaran baik

tunai maupun nontunai mengalami penurunan dibandingkan

triwulan IV 2018. Selain itu, berdasarkan Survei Konsumen Bank

Indonesia pada triwulan I 2019, penurunan juga disebabkan oleh

peningkatan kecenderungan menabung sektor rumah tangga dalam

rangka persiapan menghadapi bulan suci Ramadhan serta Hari Raya

Idul Fitri. Hal tersebut juga tercermin dari, kondisi net-intflow

pengelolaan uang Rupiah seiring dengan banyaknya dana yang

masuk dibandingkan dengan dana yang keluar.

Kondisi ketenagakerjaan

Gorontalo pada periode

Februari 2019 mengalami

perbaikan dibandingkan

periode Agustus 2018

Dari sisi kesejahteraan

masyarakat, pada triwulan

I 2019 daya beli

masyarakat terpantau

masih solid tercermin dari

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan Gorontalo pada periode Februari

2019 mengalami perbaikan dibandingkan periode Agustus 2018.

Terjadinya perbaikan kondisi ketenagakerjaan tercermin dari

Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan peningkatan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPT pada Februari 2019

sebesar 3,47% menurun signifikan dibandingkan Agustus 2018

sebesar 4,03%, sedangkan TPAK mengalami peningkatan menjadi

72,43% dibandingkan Agustus 2018 sebesar 67,34%. Kondisi

perbaikan ketenagakerjaan didorong oleh membaiknya Lapangan

Usaha (LU) konstruksi sejalan keberlanjutan pelaksanaan Proyek

Strategis Nasional (PSN) seperti Jalan GORR, RS Habibie Ainun dan

pembangunan PSN baru Bendungan Bolango Ulu.

Dari sisi kesejahteraan masyarakat, pada triwulan I 2019

daya beli masyarakat terpantau masih solid tercermin dari Indeks

Tendensi Konsumen (ITK) yang tercatat sebesar 105,63. Meskipun

lebih rendah dari triwulan sebelumnya, optimisme konsumsi

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 xviii

Indeks Tendensi Konsumen

Sejalan dengan hal

tersebut, jumlah penduduk

miskin di Provinsi

Gorontalo hingga

September 2018

mengalami penurunan

menjadi sebanyak 188,3

ribu jiwa

Namun demikian,

perbaikan tingkat

kemiskinan Gorontalo

pada periode September

2018, belum diiringi

dengan perbaikan kondisi

ketimpangan pendapatan

masyarakat masih tetap terjaga seiring nilai ITK-nya yang masih

bernilai di atas 100.

Sejalan dengan hal tersebut, jumlah penduduk miskin di

Provinsi Gorontalo hingga September 2018 mengalami penurunan

menjadi sebanyak 188,3 ribu jiwa (15,83%) dari 198,51 ribu jiwa

(16,81%) pada bulan Maret 2018. Penurunan penduduk miskin

tersebut terjadi baik di pedesaan maupun perkotaan seiring semakin

gencarnya program bantuan sosial pemerintah dalam pengentasan

kemiskinan. Selain itu, inflasi yang rendah dan stabil hingga periode

September 2019 juga turut mendorong perbaikan tersebut.

Namun demikian, perbaikan tingkat kemiskinan Gorontalo

pada periode September 2018, belum diiringi dengan perbaikan

kondisi ketimpangan pendapatan. Rasio gini Gorontalo pada

September 2018 tercatat sebesar 0,42 atau meningkat dari 0,40

pada Maret 2018. Peningkatan tingkat ketimpangan tersebut

mengindikasikan kualitas pembangunan yang belum merata.

PROSPEK PEREKONOMIAN

Perekonomian Gorontalo

pada triwulan III 2019

diperkirakan akan tumbuh

pada kisaran 6,0-6,4%

(yoy) tau melambat

dibandingkan triwulan

sebelumnya.

Secara keseluruhan tahun,

kinerja perekonomian

Gorontalo di 2019

Perekonomian Gorontalo pada triwulan III 2019 diperkirakan

akan tumbuh pada kisaran 6,0-6,4% (yoy) tau melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya. Sumber pertumbuhan ekonomi

diperkirakan akan ditopang oleh permintaan domestik seiring

dengan realisasi anggaran pemerintah yang semakin meningkat.

Peningkatan belanja pemerintah tersebut didorong oleh

rampungnya proses pengadaan dan lelang sehingga belanja

terutama modal dan infrastuktur dapat terealisir secara optimal.

Sementara itu, konsumsi masyarakat diperkirakan akan lebih rendah

dari triwulan sebelumnya seiring dengan berakhirnya puncak

aktivitas konsumsi masyarakat saat bulan Ramadhan dan perayaan

hari raya Idul Fitri. Di sisi eksternal, kinerja ekspor terutama

perdagangan antar daerah diperkirakan akan melambat karena

faktor seasonal pasca Lebaran. Namun, ekspor luar negeri

diperkirakan akan meningkat seiring dengan dimulainya ekspor

beberapa komoditas baru seperti minyak kelapa (VCO).

Secara keseluruhan tahun, kinerja perekonomian Gorontalo

di 2019 diperkirakan akan lebih baik dari tahun 2018 dan berada

dalam kisaran 6,7%-7,1% (yoy). Perbaikan tersebut terutama

xix LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

diperkirakan akan lebih

baik dari tahun 2018 dan

berada dalam kisaran

6,7%-7,1% (yoy)

Tekanan inflasi pada

triwulan III 2019

diperkirakan mengalami

penurunan dan berada

pada batas target inflasi

nasional sebesar 3,5%±1%

(yoy)

Secara keseluruhan, inflasi

Gorontalo tahun 2019

diperkirakan akan

terjangkar pada target

inflasi nasional yakni

3,5±1%

didorong oleh peningkatan konsumsi pemerintah dan LNPRT seiring

dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Legislatif tahun 2019.

Sejalan dengan hal tersebut, belanja pemerintah khususnya belanja

barang dan modal diperkirakan akan meningkat. Selain itu,

pembangunan infrastruktur strategis juga akan terus berlanjut di

tahun 2019. Namun demikian, net ekspor diperkirakan akan

melambat karena ekspor yang melambat, sementara impor masih

meningkat. Ekspor diperkirakan menurun seiring dengan

perekonomian global yang diperkirakan akan melambat, sedangkan

impor diperkirakan meningkat seiring peningkatan konsumsi dan

investasi. Dari sektortal, lapangan usaha yang diperkirakan akan

meningkat adalah lapangan usaha pertanian, lapangan usaha

perdagangan dan lapangan usaha konstruksi.

Tekanan inflasi pada triwulan III 2019 diperkirakan

mengalami penurunan dan berada pada batas target inflasi nasional

sebesar 3,5%±1% (yoy). Penurunan ini disebabkan kembali

normalnya permintaan masyarakat pasca bulan Ramadhan dan Idul

Fitri pada triwulan II 2019. Koreksi harga diperkirakan akan terjadi

pada komoditas pangan strategis seperti daging ayam ras, ayam

hidup, telur ayam ras dan juga ikan segar. Selain itu, dari sisi supply,

berlangsungnya aktivitas panen gadu di triwulan III juga akan

mendorong penurunan tekanan inflasi. Namun, akan terdapat

tekanan pada inflasi inti seiring adanya tahun ajaran baru di awal

triwulan III 2019.

Secara keseluruhan, inflasi Gorontalo tahun 2019

diperkirakan akan terjangkar pada target inflasi nasional yakni

3,5±1%. Namun demikian risiko peningkatan tekanan inflasi masih

cukup tinggi. Potensi peningkatan inflasi tahun 2019 diperkirakan

berasal dari sisi volatile food dan administered prices. Kembali

normalnya harga komoditas volatile food setelah rendahnya di tahun

lalu akan mendorong tekanan dari inflasi volatile food. Di sisi lain,

inflasi administered prices akan dipengaruhi oleh inflasi tiket

pesawat terbang dimana sampai dengan bulan April sudah

mencapai 27,82% (ytd). Selain itu, pergerakan harga minyak mentah

dunia yang berfluktuasi perlu diwaspadai sebagai potensi risiko

kenaikan harga BBM ke depan. Oleh karena itu, sinergi seluruh

stakeholder dalam melakukan upaya monitoring pasokan dan harga

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 xx

bahan harus terus ditingkatkan guna memonitor tingkat inflasi di

Gorontalo. Upaya stabilisasi harga melalui berbagai kegiatan seperti

peningkatan produksi dan pasokan barang, serta pelaksanaan

operasi pasar harus dijalankan dengan lebih efektif. Strategi

pengendalian inflasi sesuai dengan roadmap pengendalian inflasi

melalui koordinasi antar instansi melalui rapat TPID perlu terus

dilaksanakan untuk mencapai target inflasi nasional sebesar 3,5% ±

1% (yoy)

xxi LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

TABEL INDIKATOR EKONOMI

PROVINSI GORONTALO

Indikator 2016 2017 2018 2019

IV IV I II III IV I

Ekonomi Makro Regional

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Rp Triliun)

8,07 8,88 9,16 9,23 9,61 9,73 9,97

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Rp Triliun)

5,93 6,39 6,53 6,55 6,79 6,79 6,59

Ekspor

- Nilai Ekspor Non Migas (US$ Juta) 1,13 1,58 5,02 1,83 1,61 1,50 1,21

Impor

- Nilai Impor Non Migas (US$ Juta) 0,94 2,67 - - 2,67 2,70 1,02

Laju Inflasi Tahunan (%, yoy) 1,30 4,34 2,83 1,88 1,79 2,15 1,56

Perbankan*

Dana Pihak Ketiga (Rp Triliun) 4,45 4,63 5,02 4,67 5,30 4,69 5,10

- Giro 0,58 0,52 1,14 0,90 1,23 0,64 1,01

- Tabungan 2,68 2,91 2,52 2,60 2,62 1,08 1,42

- Deposito 1,19 1,20 1,35 1,17 1,44 2,99 2,67

Kredit (Rp Triliun) 11,20 13,71 13,58 13,69 14,31 14,55 14,73

- Modal Kerja 3,05 3,69 3,64 3,71 4,08 4,23 4,20

- Investasi 1,37 1,94 1,94 1,99 2,08 2,11 2,31

- Konsumsi 6,78 8,08 8,00 7,98 8,14 8,22 8,21

Kredit UMKM (Rp Triliun) 3,04 3,38 3,93 4,01 4,30 3,98 4,09

- Modal Kerja 2,41 2,56 2,88 3,71 3,23 3,15 3,10

- Investasi 0,63 0,83 1,05 1,99 1,07 0,83 0,99

Loan to Deposit Ratio (%) 251,96 296,22 270,60 292,98 270,00 309,96 288,52

NPL Gross (%) 3,06 2,78 2,13 2,92 2,08 2,55 2,85

Sistem Pembayaran

Inflow/Outflow

- Inflow (miliar) 366 117 516 363 444 397 476

- Outflow (miliar) 422 268 354 417 216 606 275

Transaksi Kliring

- Volume Transaksi 17.025 3.618 10.303 8.655 9.668 11.625 8.583

- Nominal Transaksi (Rp Miliar) 436 100 256 396 279 302 236

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, LBU Bank Indonesia, dan SKNBI

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 1

1 BAB 1: PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH Sesuai dengan siklusnya, pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan I 2019

tumbuh sebesar 6,72% (yoy) menurun dibandingkan triwulan IV 2018 yang tercatat sebesar

7,22% (yoy). Melambatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo disebabkan oleh melambatnya

sektor eksternal di tengah permintaan domestik yang sedikit meningkat. Namun demikian

pertumbuhan tersebut masih lebih baik dari pertumbuhan secara nasional yang mencapai

5,07% (yoy) dan dari periode yang sama tahun 2018 sebesar 6,12% (yoy).

Dari sisi pengeluaran, perlambatan terutama disebabkan oleh konsumsi pemerintah

yang terkontraksi sebesar -8,40% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,85% (yoy).

Penurunan konsumsi pemerintah tersebut disebabkan oleh belum optimalnya kinerja realisasi

anggaran pemerintah di awal tahun. Di sisi lain, konsumsi Rumah Tangga (RT) dan konsumsi

Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) terpantau meningkat menjadi sebesar 7,50% (yoy)

dan 11,36% (yoy) dari 7,29% (yoy) dan 5,43% (yoy) pada triwulan IV 2018. Peningkatan

tersebut terutama didorong oleh peningkatan upah di tahun 2019 dan pelaksanaan kampanye

Pilpres dan Pileg 2019. Selain itu, PMTB juga mengalami peningkatan dari 2,95% (yoy) menjadi

3,98% (yoy) didorong oleh mulai dilaksanakannya Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan

Bone. Dari sisi ekstenal, seiring dengan siklusnya ekspor mengalami penurunan yang signifikan

dari 48,60% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 6,93% (yoy) di triwulan I 2019. Sementara

itu, impor juga menurun dari 18,01% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 0,64% (yoy) pada

triwulan I 2019.

Dari sisi sektoral, mayoritas lapangan usaha utama seperti pertanian, perdagangan dan

transportasi cenderung melambat. Lapangan Usaha (LU) Pertanian pada triwulan I 2019

cenderung melambat yakni dari 7,05% (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi 5,35% (yoy).

Perlambatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya isu alih fungsi lahan. Selain itu, kinerja

subsektor perikanan juga tidak optimal seiring dengan meningkatnya curah hujan dan angin

kencang. LU perdagangan dan LU transportasi juga terpantau melambat dari masing-masing

sebesar 18,35% (yoy) dan 8,00% (yoy) di triwulan IV 2018 menjadi 16,95% (yoy) dan 7,43%

(yoy) di triwulan I 2019. Perlambatan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan

perdagangan dalam dan luar negeri. Selain itu, harga tiket pesawat yang masih tinggi juga

menekan perlambatan LU transportasi lebih lanjut. Di sisi lain, peningkatan pertumbuhan LU

konstruksi menahan perlambatan ekonomi yang lebih dalam. Pada triwulan I 2019, LU

konstruksi tumbuh sebesar 4,80% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar

2,44% (yoy) seiring dengan mulai dilaksanakannya PSN Bendungan Bone dan masih

berlangsungnya proyek multiyear seperti Jalan GORR dan Rumah Sakit H. Ainun Habibie.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

2 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Ke depan, pada triwulan II 2019 pertumbuhan ekonomi Gorontalo diperkirakan akan

meningkat dibandingkan triwulan I 2019. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2019

diperkirakan akan berada pada kisaran 7,3-7,7% (yoy) didorong oleh permintaan domestik

seiring dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Anggota Legislatif (Pileg) 2019

serta perayaan Idul Fitri. Perayaan Idul Fitri akan meningkatkan aktivitas konsumsi rumah tangga

sedangkan pelaksanaan Pilpres dan Pileg akan meningkatkan konsumsi LNPRT. Sementara itu,

telah selesainya proses pengadaan juga akan meningkatkan realisasi anggaran pemerintah

sehingga akan mendorong konsumsi dan investasi pemerintah. Di sisi eksternal, kinerja ekspor

diperkirakan akan meningkat sementara itu kegiatan impor terkontraksi seiring dengan pola

seasonalnya di tengah perekonomian global yang diperkirakan akan melambat.

1.1 SISI PENGGUNAAN

Tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo pada triwulan I 2019 tercatat sebesar

6,72% (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2018 sebesar 7,25% (yoy). Capaian

pertumbuhan ekonomi di Gorontalo pada triwulan laporan tercatat lebih tinggi dibandingkan

dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,07% (yoy).Terjadinya perlambatan tingkat

pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2019 berdasarkan sisi pengeluaran didorong oleh

perlambatan sisi konsumsi dan perlambatan akitvitas ekspor daerah. Pertumbuhan konsumsi

yang melambat di triwulan I 2019 sebesar 4,41% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar

5,74% (yoy) akibat dari perlambatan pada konsumsi pemerintah meskipun perlambatan lebih

lanjut tertahan akibat pertumbuhan pada konsumsi RT dan LNPRT. Kontraksi konsumsi

pemerintah di triwulan I sebesar -8,40% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2018 yang tumbuh

sebesar 2,26% (yoy) disebabkan oleh terhambatnya kegiatan pembangunan pemda karena

masih berada pada tahap pengadaan dan pemilihan rekanan kerja. Sementara itu pertumbuhan

kinerja ekspor yang melambat di triwulan laporan sebesar 6,93% (yoy) dibandingkan triulan IV

2018 sebesar 48,22% (yoy) didorong oleh belum adanya kontrak ekspor jagung dengan negara

importir seperti Filipina dan Singapura disamping meningkatnya aktivitas perdagangan jagung

di pasar domestik.

Sejalan dengan itu, terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi di triwulan laporan

dari sisi lapangan usaha didorong oleh perlambatan pada lapangan usaha utama di Gorontalo

baik LU Pertanian, maupun LU Transportasi dan Pergudangan. Perlambatan LU Pertanian

disebabkan oleh masih berlanjutnya periode tanam pertanian hingga akhir Triwulan I 2019

terutama untuk komoditas padi dan jagung sehingga terjadi penurunan hasil panen tanaman

pangan secara umum. Di sisi lain, perlambatan pada LU Transportasi dan Pergudangan

disebabkan oleh penurunan kegiatan distribusi kebutuhan pasca peningkatan pasokan Hari

Besar Keagamaan Nasional (HBKN) menjelang di akhir tahun 2018.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 3

Sementara itu perlambatan pertumbuhan lebih lanjut tertahan oleh masih baiknya

kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi LNPRT, dan investasi di daerah di awal tahun 2019.

Kinerja pertumbuhan RT dan konsumsi LNPRT pada triwulan I 2019 tumbuh masing-masing

sebesar 7,50% (yoy) dan 11,36% (yoy) didorong oleh masih tingginya daya beli masyarakat

pasca HKBN di akhir tahun 2018 dan peningkatan aktivitas konsumsi LNPRT menjelang periode

tahun politik. Sementara itu, kinerja investasi yang baik diawal tahun didorong oleh Penanaman

Modal Asing (PMA) yang membaik dan cukup terjaganya Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN). Sesuai dengan hal tersebut, sisi lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan yang

lebih baik di triwulan laporan adalah LU Konstruksi dan LU Industri Pengolahan masing masing

sebesar 4,80% (yoy) dan 10,77% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 2,44% (yoy) dan

3,53% (yoy). Pertumbuhan tersebut sejalan dengan peningkatan akitivtias investasi swasta

untuk penyediaan faktor produksi perusahaan.

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Gorontalo (%, yoy)

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%, yoy)

No Komponen 2017 2018 2019

Total Tw I Tw II Tw III Tw IV Total Tw I

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6,88 6,30 6,96 7,16 7,26 6,90 7,50

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 9,00 10,90 10,59 7,61 5,43 8,56 11,36

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4,62 1,26 3,63 9,41 2,26 4,15 -8,40

4 Investasi (PMTB+ Perubahan Inventori) 3,35 4,61 4,22 6,36 3,08 4,56 5,43

4.b. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 3,06 4,89 3,92 5,99 2,95 4,16 3,98

4.a. Perubahan Inventori 9,10 2,12 11,31 14,76 0,00 7,22 18,86

5 Ekspor Barang dan Jasa 5,74 4,59 -18,95 3,43 48,22 13,83 6,93

6 Impor Barang dan Jasa -202,28 -201,94 -21,92 -209,52 18,01 8,14 0,64

P D R B 6,73 6,12 7,45 5,25 7,25 6,51 6,72 Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

5.94

7.71

8.20

4.75

6.65

5.86

7.67

6.61

5.40

6.98 7.02 7.29

6.64

5.28

7.82

6.19

7.45

5.24

7.25

6.72

4.00

4.50

5.00

5.50

6.00

6.50

7.00

7.50

8.00

8.50

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019

PDRB

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

4 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Ke depan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2019 diproyeksikan akan mengalami

lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2018. Peningkatan tersebut terutama akan diproyeksikan

meningkat oleh permintaan domestik seiring dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres)

dan Anggota Legislatif (Pileg) 2019 serta perayaan Idul Fitri. Perayaan Idul Fitri akan

meningkatkan aktivitas konsumsi rumah tangga sedangkan pelaksanaan Pilpres dan Pileg akan

meningkatkan konsumsi LNPRT. Sementara itu, telah selesainya proses pengadaan juga akan

meningkatkan realisasi anggaran pemerintah sehingga akan mendorong konsumsi dan investasi

pemerintah. Di sisi eksternal, kinerja ekspor diperkirakan akan meningkat sering dengan pola

seasonalnya di tengah perekonomian global yang diperkirakan akan melambat. Dari sisi

lapangan usaha, ke empat lapangan usaha utama yakni pertanian, perdagangan, konstruksi

dan trasnportasi juga diperkirakan akan meningkat. Masuknya periode panen raya pada

triwulan II 2019 diperkirakan akan mendorong kinerja LU pertanian. Sementara itu, LU

pedagangan dan LU transportasi juga diperkirakan akan meningkat seiring periode lebaran

2019. Di sisi lain, meningkatnya belanja pemerintah diperkirakan akan mendongkrak LU

konstruksi.

1.2 SISI PENGGUNAAN

1.2.1 KONSUMSI

Pada triwulan I 2019 kinerja konsumsi mengalami pertumbuhan melambat sebesar

4,41% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,74% (yoy) sesuai dengan pola

musiman di awal tahun. Sumber utama perlambatan sisi konsumsi secara umum adalah kinerja

konsumsi pemerintah yang menurun sebesar -8,40% (yoy) dibandingkan triwulan lalu sebesar

2,26% (yoy). Perlambatan kinerja konsumsi pemerintah sejalan dengan realisasi pembangunan

yang belum optimal karena masih pada tahap pengadaan dan penunjukkan pemenang

pelaksana proyek. Tingginya ketergantungan pertumbuhan terhadap konsumsi pemerintah

terlihat dari pangsa belanja pemerintah terhadap total PDRB mencapai 20,18%, dan 26,18%

dari belanja pemerintah berbentuk belanja barang dan jasa. Sejalan dengan itu, berdasarkan

pada realisasi anggaran belanja pemda yang bersumber dari pendanaan APBD, tingkat realisasi

belanja pemda di triwulan I 2019 tumbuh melambat sebesar 6,08% (yoy) dibandingkan

triwulan lalu sebesar 14,14% (yoy).

Sementara itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi lebih lanjut dari konsumsi tertahan

oleh pertumbuhan pada konsumsi RT dan konsumsi LNPRTmasing-masing sebesar 7,50% (yoy)

dan 11,36% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,26% (yoy) dan 5,43% (yoy).

Terjadinya pertumbuhan pada konsumsi rumah tangga akibat dari terjaganya daya beli RT,

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 5

perbaikan pendapatan akibat kenaikan UMP sebesar 8,27% (yoy) dengan tingkat inflasi yang

rendah dan stabil. Sementara itu pertumbuhan pada konsumsi LNPRT di triwulan laporan

sebagai dampak dari adanya tahun politik Pilpres dan Pileg yang sudah terasa sejak awal tahun

2019 terutama untuk pengeluaran parpol menjelang kampanye.

Memasuki triwulan II 2019, kinerja konsumsi diperkirakan akan semakin meningkat

sejalan dengan jatuhnya periode Idul Fitri yang akan mendorong peningkatan semua komponen

konsumsi baik dari RT, pemerintah maupun LNPRT. Peningkatan konsumsi RT akibat periode

Idul Fitri disebabkan karena adanya kecenderungan peningkatan daya beli untuk pemenuhan

konsumsi di awal periode bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran. Sementara itu konsumsi

pemerintah akan naik sejalan dengan adanya realisasi THR ASN dan pegawai swasta yang akan

direalisasikan pada pertengahan/akhir triwulan II 2019. Selain itu memasuki periode liburan di

akhir triwulan II 2019 juga akan berpotensi mendorong peningkatan belanja untuk kebutuhan

tersier berupa aktivitas leisure/ wisata penduduk.

KONSUMSI RUMAH TANGGA

Capaian pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2019 sebesar 7,50%

(yoy) tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 7,26% (yoy). Terjadinya

peningkatan konsumsi rumah tangga didorong masih terjaganya daya beli masyarakat akibat

tingkat pendapatan yang meningkat sementara pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan

hidup naik tidak signifikan. Terjadinya peningkatan pendapatan akibat dari pemberlakuan

kenaikan UMR Gorontalo sebesar 8,27% menjadi Rp2,350,000, yang berlaku sejak awal tahun

2019. Sementara itu biaya pengeluaran sehari-hari terjaga dengan tingkat inflasi yang rendah

dan stabil.

Baiknya kinerja konsumsi pembelian barang masyarakat terekam dari level pembelian

barang konsumsi hasil survei konsumen Bank Indonesia yang meningkat menjadi 114,57

dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 111,83. Terjadinya peningkatan pembelian barang

konsumsi ditengah tingkat harga yang terjaga dan ketersediaan pasokan komoditas di pasar

yang juga mencukupi kebutuhan. Indeks Pendapatan Saat Ini dan Indeks Ketersediaan

Lapangan Kerja hasil dari Survei Konsumen di Bulan Maret 2019 juga menunjukkan adanya tren

peningkatan dibandingkan triwulan IV 2018 seiring dengan tingkat pendapatan masyarakat

yang baik di triwulan I 2019 untuk mendukung kegiatan konsumsi RT.

Peningkatan pertumbuhan konsumsi juga terlihat dari pertumbuhan penyaluran kredit

konsumsi perbankan di triwulan I 2019 sebesar 6,00% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2018

sebesar 5,88% (yoy). Terjadinya pertumbuhan kredit sejalan dengan pertumbuhan pendapatan

secara umum dengan NPL yang terjaga cukup stabil.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

6 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Grafik 1.2 tingkat pertumbuhan konsumsi rumah tangga (%, yoy)

Sumber: SK Bank Indonesia

Grafik 1.3 Perkembangantingkat penghasilan dan konsumsi RT

Sumber: SK bank Indonesia

Grafik 1.4 Perkembangan tingkat penghasilan dan konsumsi RT

Grafik 1.5 Kredit Konsumsi

Sumber : Liaison Bank Indonesia Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Dari sisi penerimaan, terjadinya peningkatan konsumsi RT juga tercermin dari terjaganya

pendapatan RT yang sebagian besar memiliki jenis mata pencaharian petani dilihat dari nilai NTP

sebesar 103,59 pada Maret 2019 dibandingkan Desember 2018 sebesar 103,91. Dilihat

berdasarkan jenisnya, subkelompok pertanian yang mendorong terjaganya NTP pada triwulan I

2019 adalah kelompok holtikultura dengan NTP sebesar 113,04 dibandingkan triwulan IV 2018

sebesar 111,32, sedangkan kelompok lainnya cenderung stabil.

6.30

6.96

7.16 7.26

7.50

5.60

5.80

6.00

6.20

6.40

6.60

6.80

7.00

7.20

7.40

7.60

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2018 2019

100

120

140

160

180

200

Sep

No

v

Jan

Mar

May Ju

l

Sep

No

v

Jan

Mar

May Ju

l

Sep

No

v

Jan

Mar

2017 2018 2019

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

125.46

98.70

114.57

90.00

110.00

130.00

150.00

170.00

190.00

210.00

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019

Penghasilan Saat Ini

Ketersediaan Lapangan Kerja

Pembelian Barang Konsumsi

-5

0

5

10

15

20

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*

2015 2016 2017 2018 2019

%, y

oy

Rp

, Tri

liun

Kredit Konsumsi Growth - Rhs

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 7

Grafik 1.6 Level IKE Triwulanan

Grafik 1.7 Ekspektasi Konsumen Ke Depan

Sumber: SK Bank Indonesia, diolah Sumber: SK Bank Indonesia, diolah

Memasuki triwulan II 2019, kinerja konsumsi RT diperkirakan akan mengalami

pertumbuhan dibandingkan triwulan I 2019 sejalan dengan pola musiman menyambut periode

lebaran, liburan, dan tahun politik berupa Pilpres dan Pileg 2019. Hal ini sejalan dengan hasil

dari kegiatan survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada periode Maret 2019

menunjukkan peningkatan Indeks Ekspektasi Ekonomi (IEK) pada Triwulan II 2019 menjadi

sebesar 142,58 dibandingkan Maret 2018 sebesar 138,92. Dilihat berdasarkan komponen

pembentuk Indeks Ekspektasi Konsumen di triwulan II 2019, diperkirakan akan terjadi

peningkatan tingkat penghasilan, ketersediaan lapangan kerja dan kondisi ekonomi ke depan.

Grafik 1.8 Ekspektasi Konsumen Ke Depan

Sumber: SK Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.9 Ekspektasi Konsumen Ke Depan

Sumber: SK Bank Indonesia, diolah

KONSUMSI PEMERINTAH

Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan I 2019 mengalami perlambatan yang cukup

dalam sebesar 8,40% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2018 yang menurun 2,26% (yoy).

Terjadinya perlambatan konsumsi pemerintah sesuai dengan pola musiman di awal tahun

akibat belum ekfektifnya kegiatan pemerintahan.

90

95

100

105

110

115

120

125

130

135

140

II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Indeks yang Diterima (It) Petani

Indeks yang Dibayar (Ib)

NTP (rhs)

85

105

125

145

165

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019

Tanaman Padi dan palawija

Holtikultura

Tanaman Perkebunan Rakyat

Peternakan

Perikanan

138.92 142.58

90

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

90

110

130

150

170

190

Jan

Feb

Mar

Ap

r

May Jun

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

Dec Jan

Feb

Mar

Ap

r

2018 2019

Ekspektasi penghasilan 6 bulan yadKetersediaan lapangan kerja 6 bulan yadKondisi ekonomi 6 bulan yad

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

8 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Perlambatan pertumbuhan konsumsi pemerintah dari sumber APBD pada triwulan ini

terlihat dari realisasi belanja operasi yang merupakan komponen belanja terbesar (pangsa

68,73% terhadap total belanja) dimana pada triwulan I 2019 tumbuh sebesar sebesar 6,23%

(yoy), melambat dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 44,47% (yoy). Dilihat berdasarkan

komponennya, penurunan pertumbuhan belanja operasi yang melambat paling tinggi adalah

aktivitas belanja pegawai pada triwulan berjalan tumbuh sebesar 3,17% (yoy) dibandingkan

triwulan lalu sebesar 7,05% (yoy). Selain itu, kinerja belanja bansos yang berasal dari

pendanaan APBD melambat seiring dengan tidak adanya perayaan keagamaan, maupun

kondisi lingkungan yang aman dari kejadian bencana alam. Pada triwulan laporan, belanja

bansos APBD pemda Gorontalo terkontraksi sebesar -5,18% (yoy) dibandingkan triwulan IV

2018 yang tumbuh 104,7% (yoy).

Grafik 1.10 Perkembangan Realisasi belanja Bansos APBD Pemda Gorontalo

Grafik 1.11 Perkembangan Realisasi Belanja Pegawai APBD Pemda Gorontalo

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi

Grafik 1.12 Perkembangan Realisasi Belanja APBNPemda Gorontalo

Grafik 1.13 Perkembangan Realisasi Belanja Barang/Jasa APBN pemda Gorontalo

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi

-200

0

200

400

600

800

1000

1200

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2016 2017 2018 2019

%

Rp

mili

yar Belanja Bansos APBD

gBelanja Bansos APBD

-50

0

50

100

150

200

250

300

-

500.00

1,000.00

1,500.00

2,000.00

2,500.00

3,000.00

3,500.00

4,000.00

Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2016 2017 2018 2019

%

Rp

mili

yar Belanja Pegawai

gBelanja Pegawai

-60

-40

-20

0

20

40

60

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

45000

Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2016 2017 2018 2019

%

Rp

mili

yar

x 10

00

000

00

belanja APBN

gBelanja APBN

-1

-0.8

-0.6

-0.4

-0.2

0

0.2

0.4

0.6

0.8

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2016 2017 2018 2019

%

Rp

mili

yar

x 10

00

000

00

(sisi kanan)

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 9

Berdasarkan pada data realisasi belanja bantuan sosial pemerintah daerah dari sumber

pendanaan APBN pada triwulan ini mengalami pertumbuhan sebesar 18,26% (yoy)

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar -7,45% (yoy). Namun, pertumbuhan bansos

tersebut tertahan oleh perlambatan belanja bansos pemda dari pendanaan APBD yang

terkoreksi pada triwulan I 2019 sebesar -5,18% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar

104,70% (yoy).

Grafik 1.14 Belanja bansos pemda Gorontalo APBD

Grafik 1.15 Belanja Bansos Pemda Gorontalo APBN

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo

Ke depan, konsumsi pemerintah ada triwulan II 2019 diperkirakan akan mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan I 2019. Peningkatan kinerja konsumsi pemerintah akan

didorong oleh masuknya periode Idul Fitri dimana akan terealisasinya belanja pegawai untuk

pembayaran gaji ke 13 dan 14 untuk ASN. Di sisi lain, aktivitas belanja barang/jasa dan belanja

modal juga diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sejalan dengan akan dimulainya

kegiatan pembangunan proyek pemda untuk berbagai nilai paket pengadaan setelah

penetapan pemenang pelaksana dan keberlanjutan kegiatan pemeliharaan rutin berbagai

sarana.

KONSUMSI LEMBAGA NON PROFIT RUMAH TANGGA (LNPRT)

Tingkat konsumsi LNPRT Provinsi Gorontalo pada triwulan I 2019 terekam mengalami

pertumbuhan signifikan sebesar 11,36% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 5,43%

(yoy). Peningkatan aktivitas konsumsi LNPRT tersebut terutama didorong oleh pengeluaran

parpol di tahun 2019. Adanya aktivitas kampanye yang dilakukan menjelang tahun pemilihan

kursi eksekutif dan kursi legistaltif yang dilakukan serentak mendorong peningkatan

pembiayaan. Selain itu, peningkatan aktivitas sosial yang dilakukan oleh lembaga non

pemerintah seperti LSM, swasta, dan organisasi dalam rangka persiapan bulan Ramadhan telah

mendorong peningkatan konsumsi LNPRT.

-200

0

200

400

600

800

1000

1200

0

20

40

60

80

100

Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2016 2017 2018 2019

%

Rp

mili

yar Belanja Bansos APBD

gBelanja Bansos APBD

-50

0

50

100

150

0

5

10

15

20

25

30

Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2016 2017 2018 2019

%

Rp

mili

yar Belanja Bansos APBN

gBelanja Bansos APBN

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

10 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Grafik 1.16 Pertumbuhan Pengeluaran LNPRT Pemda Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Memasuki triwulan II 2019, realisasi kinerja konsumsi LNPRT akan mengalami

peningkatan sejalan dengan adanya pola musiman menjelang rangkaian tahun politik di awal

triwulan II 2019 dan Ramadhan di akhir triwulan II 2019. Pencairan dana bansos juga akan

dipengaruhi oleh realisasi belanja pemerintah daerah dimana secara siklikal akan meningkat

pada triwulan II 2019.

1.2.2 INVESTASI

Kinerja investasi Provinsi Gorontalo pada triwulan I 2019 tumbuh sebesar 5,34% (yoy)

lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 3,08% (yoy), sebagaimana tercermin dari

agregat Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan perubahan persediaan. Peningkatan

investasi terjadi didorong oleh aktivitas investasi swasta melalui perbaikan kondisi usaha secara

umum di Gorontalo berupa adanya pertumbuhan pada aktivitas kredit investasi perbankan.

Sementara itu pertumbuhan investasi lain didorong oleh mulai dilaksanakannya PSN Bendungan

Bolango Ulu di Kab. Bone Bolango yang di rencanakan untuk dilaksanakan di tahun ini,

maupun realisasi bebagai proyek pemeliharaan fasilitas.

Kinerja investasi swasta yang tercermin dari pertumbuhan penyaluran kredit investasi

perbankan sampai dengan Maret 2019 mengalami pertumbuhan sebesar 19,27% (yoy)

dibandingkan Desember 2018 sebesar 8,5% (yoy). Terjadinya perbaikan kredit investasi sudah

terjadi sejak awal tahun 2019 dimana pangsa kredit investasi perbankan naik menjadi 15,7%

pada Maret 2019 dibandingkan pada Desember sebesar 14,48%. Selain itu, terjadinya

peningkatan kredit investasi di Gorontalo juga sejalan dengan pertumbuhan kredit investasi

nasional yang didorong oleh kegiatan pembangunan Proyek Listrik, Gas dan Air (LGA) dan

proyek pertanian.

10.90 10.59

7.61

5.43

11.36

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2018 2019

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 11

a

Grafik 1.17 Realisasi Belanja Modal APBD

Grafik 1.18 Perkembangan Kredit Investasi

Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo Sumber: LBU, Bank Indonesia

Tabel 1.2 Informasi proyek pengadaan Dinas PUPR Provinsi Gorontalo

No Bidang Paket Terkontrak Paket Belum Terkontrak

1 Sumber Daya Air 5 0

2 Bina Marga 19

3 Cipta Karya 12 58

4 Penataan Ruang 15

5 Sekretariat 7 1

6 UPTD Lab 6 4

7 UPTD Tpa Talumelito 3 8

8 DAK SDA 2 0

9 DAKBina Marga 3 0

TOTAL 38 105

Sumber: Dinas PUPR Provinsi Gorontalo

Kinerja investasi masih didominasi oleh kegiatan pembangunan pemerintah yang

mengalami meningkat akibat dari investasi sektor swasta. Kegiatan investasi PMA pada triwulan

laporan tumbuh paling signifikan dibandingkan kinerja Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN), pertumbuhan investasi PMA sebesar 4111,4% (yoy) terutama untuk sektor

petambangan, sektor Listrik, Gas, dan Air (LGA) serta sektor Transportasi, Gudang dan

Telekomunikasi. Sementara itu, kinerja Penanaman modal dalam negeri (PMDN) terekam

tumbuh melambat dibandingkan triwulan lalu dengan nilai investasi yang tinggi pada sektor

industri olahan kayu dan LGA. Tingginya minat investasi sektor LGA baik PMA maupun PMDN

seiring dengan adanya aktivitas peningkatan kapasitas kelistrikan dari beberapa perusahaan

penghasil listrik untuk pemenuhan kebutuhan pasokan harian.

-100

-50

0

50

100

150

-

200.00

400.00

600.00

800.00

1,000.00

1,200.00

1,400.00

1,600.00

Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2016 2017 2018 2019

%

Rp

mili

yar Belanja Modal APBD

gBelanja Modal APBD

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

0.00

500000.00

1000000.00

1500000.00

2000000.00

2500000.00

IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019

% Rp, Juta Kredit Investasi gKredit Investasi

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

12 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Grafik 1.19 Perkembangan Realisasi PMA

Grafik 1.20 Perkembangan Realisasi PMDN

Sumber: Dinas PNM, ESDM dan Transmigrasi Prov. Gorontalo Sumber Dinas PNM, ESDM dan Transmigrasi Prov. Gorontalo

Tabel 1.3 Realisasi PMDN dan PMA per Lapangan Usaha di Provinsi Gorontalo

Sumber : Dinas PNM, ESDM dan Transmigrasi Prov. Gorontalo

Ke depan, pada triwulan II 2019, kinerja investasi diperkirakan mengalami pertumbuhan

sejalan dengan realisasi berbagai proyek pemerintah maupun swasta yang akan semakin

banyak. Kinerja pembangunan pemerintah sebagai pendorong utama kegiatan investasi akan

semakin meningkat untuk mengejar target pembangunan daerah. Sejalan dengan itu, kinerja

investasi swasta diperkirakan akan tumbuh meningkat di triwulan II 2019 setelah selesainya

pemilihan presiden dan kondisi perekonomian yang semakin kondusif.

1.2.3 EKSPOR IMPOR

Kinerja ekspor pada triwulan I 2019 tercatat sebesar 6,93% (yoy) atau melambat

dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 48,22% (yoy). Perlambatan tersebut terutama

disebabkan oleh masih rendahnya aktivitas perdagangan luar negeri karena belum terdapatnya

3 7 6 10 0

16 6 2

-2000.0

0.0

2000.0

4000.0

6000.0

II III IV I II III IV I

2018 2019

-1

49

99Jmlh Project PMAPMA (US$ Juta)(g) PMA (%, Rhs)

6

15

7

1 2 0

8 6

12

-1000

0

1000

2000

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

-1

9

19Jmlh Project PMDNPMDN (Rp, miliar) - Rhs(g) PMDN (%, Rhs)

ProyekInvestasi

(US$. Ribu)Proyek

Investasi

(US$. Ribu)

Tanaman Pangan dan

Perkebunan

Peternakan 1

Kehutanan

Perikanan

Pertambangan 4 16.2 2 87,785.8

Total 4. 16.2 2. 87,786.8

Industri Makanan

Industi Kayu

Industri Karet, Barang

dari karet dan Plastik 1.

Industri Logam Dasar,

Barang Logam, Mesin

dan Elektronik

Total 0. 0. 0. 1.

Listrik, Gas dan Air 6 2,068.4 2

Perdagangan dan

Reparasi

Hotel dan Restoran

Transportasi, Gudang

dan Telekomunikasi 1

Jasa Lainnya

Total 6 2,068 0 3

2018

1

PRIMER

SEKUNDER

TERSIER

PMA

2019

1

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 13

kontrak ekspor dengan negara importir. Komoditas unggulan asal Provinsi Gorontalo adalah

gula tetes, dan jagung pipilan yang masih terekam nihil. Perlambatan kinerja ekspor didorong

oleh tingginya permintaan jagung yang berasal dari kebutuhan pasar domestik di awal tahun

dan relatif kompetitifnya harga jagung domestik. Penurunan kinerja ekspor juga tercermin dari

terkontraksinya pertumbuhan muat barang pelabuhan di Gorontalo pada triwulan I 2019 yakni

sebesar -8,62% (yoy) dibandingkan triwulan lalu 40,43% (yoy).

Sejalan dengan perlambatan kinerja ekspor, kinerja impor pada triwulan I 2019 juga

tumbuh melambat yakni sebesar 0,64% (yoy) dibandingkan triwulan lalu sebesar 18,01% (yoy).

Faktor pendorong perlambatan impor tersebut adalah masih rendahnya kinerja konsumsi

pemerintah di awal tahun yang menyebabkan masih rendahnya impor barang modal dan

material untuk pemenuhan pembangunan berbagai proyek. Penurunan impor Gorontalo pada

triwulan berjalan juga tercermin dari perlambatan aktivitas bongkar pelabuhan di Gorontalo. d

Grafik 1.21 Perkembangan Muat Barang Pelabuhan Gorontalo

Grafik 1.22 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Grafik 1.23 Perkembangan Nilai Impor Gorontalo Grafik 1.24 Perkembangan Bongkar Barang Pelabuhan di Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Memasuki triwulan II 2019, sesuai dengan pola seasonalnya kinerja ekspor dan impor

diperkirakan akan meningkat. Pertumbuhan kinerja ekspor didorong oleh perdagangan antar

daerah dan ekspor luar negeri. Pada triwulan II 2019 diperkirakan sudah tersedianya kontrak

-100

-50

0

50

100

150

-

5,000.00

10,000.00

15,000.00

20,000.00

25,000.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2018 2019

% US$ ribu NILAI EKSPOR (US$ ribu)gNILAI EKSPOR (right…

(20.00)

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2017 2018 2019

Rib

u T

on

MUAT BARANG gMUAT BARANG (yoy) (right hand side)

%

-150.00

-100.00

-50.00

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

0

1

2

3

4

5

6

Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2017 2018 2019

%

USD

Ju

ta

NILAI IMPOR (US$ juta)

-40

-20

0

20

40

60

80

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2017 2018 2018

Rib

u T

on

Bongkar Barang%

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

14 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

ekspor jagung pipilan dengan negara importir seperti Filipina, Singapura dan negara ASEAN

dengan pasokan yang memadai pasca panen. Masuknya periode Idul Fitri di triwulan II 2019

akan mendorong aktivitas perdagangan antar daerah untuk pemenuhan kebutuhan akibat

peningkatan daya beli di kota mitra dagang terutama untuk komoditas strategis seperti Barito,

daging ayam dan telur ayam ras.

1.3 SISI PENAWARAN (LAPANGAN USAHA UTAMA)

Dari sisi sektoral, mayoritas lapangan usaha utama seperti pertanian, perdagangan dan

transportasi cenderung melambat. Lapangan usaha pertanian pada triwulan I 2019 cenderung

melambat yakni dari 7,05% (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi 5,35% (yoy). Perlambatan

tersebut terutama disebabkan oleh penurunan produktivitas lahan pertanian dari 5,2 ton/ha di

2017 menjadi 4,7 ton/ha di 2018. Beberapa faktor penyebab terjadinya perlambatan kegiatan

LU pertanian adalah kendala penurunan kualitas lahan dan tata cara teknik pertanian yang

belum efektif. Selain itu, kinerja subsektor perikanan juga tidak optimal seiring dengan

meningkatnya curah hujan dan angin kencang. LU perdagangan dan LU transportasi juga

terpantau melambat dari masing-masing sebesar 18,35% (yoy) dan 8,00% (yoy) di triwulan IV

2018 menjadi 16,95% (yoy) dan 7,43% (yoy) di triwulan I 2019. Perlambatan tersebut terutama

disebabkan oleh penurunan perdagangan dalam dan luar negeri. Selain itu, harga tiket pesawat

yang masih tinggi juga menekan perlambatan LU transportasi lebih lanjut. Di sisi lain,

peningkatan pertumbuhan LU konstruksi menahan perlambatan ekonomi yang lebih dalam.

Pada triwulan I 2019, LU konstruksi tumbuh sebesar 4,80% (yoy) lebih tinggi dibandingkan

triwulan IV 2018 sebesar 2,44% (yoy) seiring dengan mulai mulai dilaksanakannya PSN

Bendungan Bone dan masih berlangsungnya proyek multiyear seperti Jalan GORR dan Rumah

Sakit H. Ainun Habibie.

Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Gorontalo (%, yoy)

a

Uraian

2015 2016 2017 2018 2019

Total Total Total I II III IV Total I

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,24 6,43 9,09 4,24 14,18 6,42 7,12 7,64 5,35

Pertambangan dan Penggalian 3,95 0,08 4,71 4,12 2,69 0,42 5,54 3,24 3,52

Industri Pengolahan 4,67 6,58 3,46 10,01 8,42 5,49 3,53 6,74 10,77

Pengadaan Listrik dan Gas 1,72 12,04 8,48 9,19 10,63 12,23 4,83 9,11 3,82

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

2,46 14,92 16,28 13,73 14,64 -1,13 19,71 12,90 21,86

Konstruksi 9,77 5,10 2,48 4,79 0,53 2,03 2,44 2,46 4,80

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

5,73 9,91 9,59 10,62 3,79 5,66 18,35 10,06 16,95

Transportasi dan Pergudangan 9,67 6,47 5,32 7,71 0,88 2,27 8,00 4,66 7,43

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 15

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,05 8,71 10,62 8,80 1,60 5,37 14,77 7,64 10,69

Informasi dan Komunikasi 9,80 10,23 10,57 6,32 3,27 9,96 19,53 9,82 10,84

Jasa Keuangan dan Asuransi 10,15 18,45 9,87 13,48 10,76 0,03 -6,24 4,11 -6,39

Real Estate 8,22 8,31 5,32 4,61 3,36 4,51 9,79 5,62 8,80

Jasa Perusahaan 5,57 5,91 5,51 5,83 5,20 2,72 8,43 5,63 4,49

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

3,76 -0,10 0,09 1,87 0,10 5,02 0,11 1,91 -0,01

Jasa Pendidikan 7,14 3,78 6,21 9,52 9,16 9,55 9,24 9,37 9,38

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,64 8,48 4,94 10,18 9,57 7,90 6,77 8,53 9,81

Jasa lainnya 4,92 3,54 3,54 4,13 1,78 0,01 8,99 3,85 9,80

PDRB 6,22 6,52 6,74 6,19 7,45 5,24 7,25 6,51 6,72

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Memasuki triwulan II 2019, perbaikan kinerja ekonomi akan ditopang oleh peningkatan

kinerja perekonomian LU utama baik LU Pertanian, LU Perdagangan Besar dan Eceran (PBE),

dan LU Konstruksi. Peningkatan LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan didorong oleh

masuknya periode panen pertanian tanaman pangan komoditas padi dan jagung di beberapa

sentra produksi utama. Di sisi lain, perayaan Idul Fitri 2019 akan mendorong peningkatan daya

beli masyarakat yang akan berdampak pada pertumbuhan LU PBE. Aktivitas pembangunan juga

diperkirakan akan semakin tinggi baik dari sisi pemerintahan untuk mengejar target realisasi

pembangunan, dan dari sisi swasta untuk sejalan dengan potensi investasi Lapangan usaha.

1.3.1 LAPANGAN USAHA PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN

Pada triwulan I 2019, kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan

tumbuh melambat sebesar 5,35% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar

7,12% (yoy). Sesuai dengan pola musimannya, lebih rendahnya kinerja LU pertanian,

kehutanan dan perikanan disebabkan kesesuaian dengan periode tanam pertanian tanaman

pangan. Sejalan dengan hal tersebut, level NTP pertanian pada triwulan I 2019 juga terekam

melambat dengan besar 103,59 dibandingkan triwulan IV 2019 sebesar 103,91. Level NTP yang

sedikit melambat disebabkan oleh penurunan indeks yang diterima petani mejadi 136,54

dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 137,36 yang mengindikasikan kelangkaan hasil

pertanian yang disebabkan penurunan hasil pertanian. Berdasarkan pada komponennya,

hampir semua kelompok NTP mengalami penurunan seperti NTP tanaman padi dan palawija,

NTP Tanaman Perkebunan Rakyat, NTP Peternakan, dan NTP Perikanan.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

16 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Grafik 1.25 Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo per Kelompok Komoditas

Grafik 1.26 Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo per Kelompok Komoditas

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Melambatnya LU pertanian didorong oleh penurunan hasil panen pertanian di triwulan I

2019 karena masuknya musim tanam. Sejalan dengan itu kinerja kredit pertanian perbankan

tumbuh akibat adanya kebutuhan petani untuk memenuhi kebutuhan pembeliaan saprodi

(sarana produksi pertanian) dan alsitan (alat produksi pertanian). Memasuki periode tanam

pertanian tanaman pangan juga terlihat dari data informasi curah hujan rata-rata yang

terpantau tinggi terutama di periode awal triwulan laporan. Besarnya rata-rata curah hujan

pada triwulan I 2019 adalah sebesar 3,64 mm dengan curah hujan tertinggi sebesar 45,6 mm.

Grafik 1.27 Kredit Pertanian Gorontalo

Grafik 1.28 Kondisi Curah Hujan dan Kecepatan Angin Perairan Gorontalo

Sumber : LBU Bank Indonesia Sumber : BMKG

Pada triwulan II 2019, kinerja lapangan usaha pertanian diperkirakan akan mengalami

peningkatan seiring dengan jatuhnya musim panen. Selain itu, kondisi cuaca pada triwulan I

2019 dengan curah hujan yang meningkat dan pasokan air yang melimpah untuk pertumbuhan

tanaman. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong peningkatan produksi

pertanian, khususnya komoditas jagung dan padi dengan memberikan pengaruh yang

90

95

100

105

110

115

120

125

130

135

140

II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Indeks yang Diterima (It) Petani

Indeks yang Dibayar (Ib)

NTP (rhs)

85

105

125

145

165

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019

Tanaman Padi dan palawija

Holtikultura

Tanaman Perkebunan Rakyat

Peternakan

Perikanan

-200

0

200

400

600

800

1000

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*

2015 2016 2017 2018 2019

%, y

oy

Rp

, Mili

ar

Kredit Pertanian Growth - Rhs

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

26

/08

/20

18

16

/10

/20

18

21

/10

/20

18

26

/10

/20

18

31

/10

/20

18

07

/11

/20

18

15

/11

/20

18

25

/11

/20

18

03

/12

/20

18

08

/12

/20

18

13

/12

/20

18

18

/12

/20

18

23

/12

/20

18

29

/12

/20

18

05

/01

/20

19

11

/01

/20

19

17

/01

/20

19

23

/01

/20

19

30

/01

/20

19

09

-02-

201

9

19

-02-

201

9

Knot mm Curah Hujan Kecepatan Angin Rata-rata (Rhs)

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 17

signifikan terhadap peningkatan produksi pertanian secara umum melalui metode off-farm

maupun on-farm.

1.3.2 LAPANGAN USAHA PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI

MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

Kinerja LU perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor pada

triwulan I 2019 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 16,95% (yoy) lebih lambat

dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 18,35% (yoy). Perlambatan tersebut disebabkan oleh

melambatnya perdagangan antar daerah dan luar negeri. Melambatnya ekonomi provinsi mitra

dagang utama seperti Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah menyebabkan penurunan

perdagangan antar daerah dari Gorontalo. Perlambatan kinerja lapangan usaha perdagangan

tersebut terkonfirmasi dengan hasil liason yang dilakukan Bank Indonesia dimana terjadi

penurunan penjualan domestik. Level likert scale permintaan domestik pada triwulan I 2019

tercatat sebesar 1,0 menurun dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 1,1 seiring permintaan

yang melambat.

Berdasarkan pada hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank

Indonesia menunjukkan bahwa Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kondisi usaha perdagangan pada

triwulan I 2019 menurun menjadi -6,38% dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 4,55% (yoy).

Sejalan dengan hal tersebut, kinerja bongkar dan muat barang di pelabuhan, pada triwulan I

2019 juga mengalami kontraksi masing-masing sebesar -8,62% (yoy) dan -0,75% (yoy), yang

mengindikasikan penurunan aktivitas distribusi pasokan pada triwulan laporan.

Grafik 1.29 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perdagangan

Sumber : LBU BI diolah

Grafik 1.30 Perkembangan Kondisi Usaha Perdagangan Ekspektasi SBT

Sumber : SKDU Bank Indonesia

-1.00

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017 2018 2019

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

SBT Perdagangan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

18 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Grafik 1.31 PerkembanganBongkar dan Muat Pelabuhan

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Sementara itu, dari sisi pemerintah, masih rendahnya realisasi belanja khususnya belanja

barang juga telah menahan laju pertumbuhan sektor perdagangan. Realisasi belanja barang

APBD Gorontalo secara akumulasi pada triwulan I 2019 hanya mencapai 3,0% dari pagu

belanja APBD 2019 dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai 5,0%. Masih

berlangsungnya proses pengadaan disinyalir menyebabkan rendahnya realisasi belanja pada

triwulan I 2019 tersebut sehingga turut menyebabkan capaian kinerja sektor perdagangan tidak

optimal.

Memasuki triwulan II 2019, aktivitas perdagangan diperkirakan akan terus meningkat

seiring dengan masuknya bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri. Sesuai dengan pola

musimannya aktivitas konsumsi masyarakat pada bulan Ramadhan akan meningkat signifikan

sehingga diharapkan akan meningkatnya kinerja sektor perdagangan.

1.3.3 LAPANGAN USAHA KONSTRUKSI

LU konstruksi Gorontalo pada triwulan I 2019 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar

4,88% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 2,44% (yoy). Perbaikan kinerja

lapangan usaha konstruksi tersebut terutama didorong masih berlanjutnya pembangunan

beberapa PSN multiyears yang ada di Gorontalo diantaranya proyek pembangunan Jalan GORR,

Bendungan Bone, dan aktivitas pemeliharaan rutin fasilitas jalan, jembatan serta saluran irigasi.

Dari sisi perbankan, pertumbuhan penyaluran kredit untuk LU konstruksi pada triwulan I

2019 tumbuh sebesar 2,48% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan IV 2018 yang

terkontraksi sebesar -18,02% (yoy). Perbaikan penyaluran kredit LU konstruksi sejalan dengan

perbaikan NPL secara umum memberikan ruang penyaluran kredit lebih luas dari perbankan.

Pertumbuhan sektor konstruksi juga terlihat dari pertumbuhan impor aspal pada triwulan I

2019 terekam mengalami peningkatan dengan nilai impor mencapai USD 1.020 ribu

dibandingkan tahun lalu yang terekam nihil.

(50.00)

-

50.00

100.00

150.00

200.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2017 2018 2018

gMUAT BARANG (yoy) gBONGKAR BARANG

%

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 19

Grafik 1.32 Perkembangan Kredit Konstruksi

Grafik 1.33 Perkembangan Impor Barang Modal

Sumber : LBU BI, diolah Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Pada triwulan II 2019, lapangan usaha konstruksi diperkirakan akan mengalami

pertumbuhan lebih lanjut sejalan dengan adanya realisasi pembangunan untuk mencapai target

pembangunan pemerintah. Di sisi lain, kinerja investasi pembangunan swasta juga diperkirakan

akan terus berlanjut seiring dengan kondisi perekonomian yang baik dan stabil menjamin

keamanan berinvestasi.

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

%, y

oy

Rp

, Tri

liun

kredit Investasi Growth - Rhs

-150

-100

-50

0

50

100

150

200

250

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

3,500,000

4,000,000

IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019

% Rp, Juta Impor Aspal (g) Impor Aspal

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

20 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 21

2 BAB 2: KEUANGAN PEMERINTAH Total pagu anggaran APBN dan APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2019 tercatat

sebesar Rp 12 triliun yang terdiri atas APBD Provinsi dengan pangsa 16,3% (Rp1,9 triliun), APBD

Kabupaten/Kota 52,1% (Rp 6,3 triliun), dan APBN 31,6% (Rp 3,7 triliun).Nilai Pagu pada tahun

ini apabila dibandingkan dengan tahun 2018 turun sebesar -4,2% atau sebesar Rp 524,9 miliar

dari Rp 12,5 triliun. Penurunan pagu anggaran bersumber dari penurunan pagu angaran APBN

sebesar -8,33% dibandingkan tahun sebelumnya, namun pagu anggaran tersebut tetap

senantiasa turut mendorong perbaikan capaian realisasi fisik dan keuangan pemerintah melalui

tata kelola dan perbaikan strategi realisasi.

Kinerja realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah sampai dengan triwulan I

2019 mengalami perbaikan dibandingkan periode yang sama di 2018 . Lebih dalam mengenai

tingkat realisasi belanja APBD pemerintah daerah Gorontalo hingga triwulan I 2019 tercatat

sebesar Rp 1,04 triliun atau 12,8% dari total pagu 2019. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan

tahun sebelumnya sebesar Rp 976 miliar atau 12,6% dari pagu 2018. Di sisi lain, kinerja

realisasi belanja dari pendanaan APBN hingga triwulan I 2019 naik sebesar 13,36% (Rp 506

miliar) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 12,69% (Rp 525 miliar).Realisasi belanja

tersebut seiring dengan adanya keberlanjutan pelaksanaan PSN di Gorontalo.

Terjadinya peningkatan kinerja keuangan pemda sejalan dengan perbaikan tata kelola

keuangan dan pola seasonal untuk mencapai target pembangunan untuk mewujudkan

pertumbuhan ekonomi. Hal ini untuk menjamin tercapainya visi dan misi pembangunan sejalan

dengan target pemerintah daerah untuk memperbaiki tingkat ketimpangan sosial, tingkat

kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka dan IPM di Provinsi Gorontalo.

2.1 GAMBARAN UMUM

Besar total pagu anggaran belanja yang bersumber dari pembiayaan APBN dan APBD

Pemerintah Daerah (pemda) Gorontalo tahun 2019 adalah sebesar Rp 12,0 triliun atau turun

sebesar -4,2% (yoy) dibandingkan tahun 2018. Pangsa pagu belanja pemerintah yang berasal

dari APBN sebesar 31,6% (Rp 3,7 triliun), diikuti APBD Provinsi Gorontalo sebesar 16,3% (Rp

1,9 triliun), dan APBD pemerintah Kabupaten/Kota 52,1% (Rp 6,3 triliun). Secara umum

anggaran belanja tahun 2019 menurun disebabkan oleh penurunan anggaran belanja

pemerintah Kabupaten/Kota dan APBN sebesar -4,84% (yoy) dan -8,33% (yoy) meskipun

anggaran belanja pemerintah Provinsi mengalami kenaikan sebesar 7,6% (yoy). Penurunan

anggaran belanja APBD Kab/Kota sejalan dengan penurunan pagu belanja modal sebesar -19%

(yoy). Di sisi lain, kinerja peningkatan APBD Provinsi Gorontalo tahun 2019 didorong oleh

peningkatan belanja barang dan jasa, dan belanja pegawai pemda dengan besar 29,63% dan

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

22 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

7,43%. Lebih dalam peningkatan pagu anggaran belanja pemda diharapkan sejalan dengan

strategi pembangunan yang mulai terdesentralisasi dan berdampak positif terhadap

perekonomian Gorontalo.

Grafik 2.1 Pangsa realisasi PDRB triwulan I 2018 dan 2019

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

Dari sisi penyerapan anggaran, tingkat realisasi belanja pemda Gorontalo tahun 2018

meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Terjadinya peningkatan

serapan belanja pemerintah sejalan dengan pemerataan pembangunan di daerah untuk

mengejar target akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Peningkatan

realisasi belanja tercermin dari serapan belanja APBD Provinsi di triwulan laporan 15,2% (Rp

297 miliar) dibandingkan periode di tahun lalu 14,1% (Rp 257 miliar), dan kinerja penyerapan

APBN sebesar 13,8% (Rp 525 miliar). Namun terdapat penurunan tingkat realisasi belanja yang

berasal dari APBD Kabupaten/Kota pemda yang hingga triwulan I 2019 adalah sebesar 11,89%

(Rp743 miliar), turun dibandingkan periode yang sama di 2018 sebesar 12,43% (Rp 816 miliar).

Kinerja belanja pemda yang meningkat dibandingkan tahun lalu sejalan dengan tingkat

realisasi pendapatan pemda yang juga cenderung meningkat (grafik 2.2). Pada triwulan

laporan, level Rasio Indeks Kemampuan Rutin (IKR) adalah sebesar 28,88% sedikit lebih rendah

dibandingkan tahun 2018 sebesar 29,3% yang didorong oleh realisasi belanja yang lebih besar

dari realisasi peningkatan pendapatan. Sesuai pola musimannya, peningkatan belanja yang

tumbuh lebih besar sebesar 7,4% (yoy) dibandingkan pendapatan sebesar 2% (yoy) pada

triwulan I sejalan dengan kegiatan pembangunan pemda untuk mengejar realisasi fisik dan

keuangan yang belum terselesaikan di tahun 2018..

Sementara itu tingkat IKR pemerintah Kabupaten/Kota secara keseluruhan masih berada

dalam kategori kurang dan belum mencapai level minimum IKR 60%. Adapun kinerja IKR

terbaik dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Gorontalo sebesar 20,78% akibat level PAD

Kabupaten Gorontalo yang cukup tinggi sebesar Rp 16,4 miliar dan realisasi belanja operasi

sebesar Rp 79 miliar (grafik 2.3). Lebih dalam tingkat PAD Kabupaten Gorontalo yang tinggi

33.0

14.5

52.5

31.6

16.3

52.1

APBN

APBD Provinsi

APBD Kab/Kota

2019

2018

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 23

berasal dari pendapatan pajak, dan pendapatan lain-lain yang sah dengan pangsa masing-

masing 87% dan 10%.

Grafik 2.2. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah

Grafik 2.3. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah) Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo

(diolah)

Peningkatan realisasi belanja di awal tahun yang selalu lebih tinggi dari realisasi

pendapatan mendorong penurunan level rasio pengelolaan belanja pemda Gorontalo.

Peningkatan belanja pemda didorong oleh strategi pemda untuk menyelesaikan target

pembangunan dan fisik daerah yang sudah dikerjakan pada tahun anggaran 2018 dari

komponen belanja barang dan jasa mencapai 20,7% (yoy). Sedangkan komponen belanja

bansos mengalami penurunan sebesar -5,2% (yoy) dikarenakan realisasi belanja bansos baru

akan dilakukan pada triwulan selanjutnya setelah berlangsungnya Pemilu 2019 di triwulan I.

Sementara itu, kinerja pertumbuhan PAD dari APBD Provinsi, Kabupaten dan Kota Gorontalo

terekam turun -64% (yoy) didorong oleh penurunan pendapatan dari Pendapatan Lain-Lain

sebesar -53,7% dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan sebesar -24,7%. Namun

penurunan tersebut ditahan oleh pertumbuhan pendapatan pajak daerah yang mencapai

37,1%. Tingkat rasio pengelolaan belanja pada triwulan I 2019 berdasarkan pada wilayah kerja

paling tinggi dimiliki oleh Kabupaten Gorontalo sebesar 246,32% (grafik 2.5), mengindikasikan

tata kelola belanja yang sudah baik dengan memperhatikan tingkat pendapatan daerah.

32.84

29.20 28

27.91

27.57 28.88

24

26

28

30

32

34

0

500

1000

1500

2000

2014 2015 2016 2017 2018 2019

%

Rp

, Mili

ar

Belanja OperasiTotal PendapatanRasio Indeks Kemampuan Rutin

8.84

20.78

6.77 6.32

16.71 15.03

0

10

20

30

40

50

-10

10

30

50

70

90

110

130

150

KotaGorontalo

Kab.Gorontalo

Kab.Boalemo

Kab. Gorut Kab. BoneBolango

Kab.Pohuwato

%

Rp

, Mili

ar

Belanja Operasi

PAD

Rasio Indeks Kemampuan Rutin - Rhs

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

24 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Grafik 2.4. Rasio Pengelolaan Belanja Provinsi Gorontalo 2018

Sumber : Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo

(diolah)

Grafik 2.5. Rasio Pengelolaan Belanja Kabupaten/Kota 2018

Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo

(diolah)

Kinerja kemampuan keuangan daerah Pemda Gorontalo hingga triwulan I 2019 tercatat

sebesar Rp 305,18 miliar, naik sebesar 6,7% (yoy) dibanding periode yang sama tahun 2018

sebesar Rp286,05 miliar (grafik 2.6). Terjadinya kenaikan kemampuan keuangan pemda sejalan

dengan penurunan aktivitas belanja pegawai yang lebih rendah dari pertumbuhan PAD.

Grafik 2.6. Gambaran kondisi Keuangan SecaraSpasial

Grafik 2.7. Gambaran kondisi Keuangan Pemda Gorontalo

Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

Kinerja Kemandirian Pemprov Gorontalo terhadap dana transfer pemerintah pusat

hingga triwulan I 2019 mengalami peningkatan sebesar 16,98% dibandingkan pada tahun

2018 sebesar 16,25%. Rasio kemandirian fiskal dibawah 25% menunjukkan pola hubungan

instruktif antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Gorontalo yang disertai dengan

perbaikan kemampuan daerah untuk pembiayaan pembangunannya sendiri. Peningkatan PAD

100.38 91.36 100.20 109.72 98.66

167.24

-100

-50

0

50

100

150

200

0

500

1000

1500

2000

2014 2015 2016 2017 2018 2019

% Rp, Miliar Tot. Pendapatan

Tot. Belanja

Rasio Pengelolaan Belanja (Rhs)

104.84

100.57 97.91 99.13 101.79 99.93

50

70

90

110

130

150

170

190

-100

100

300

500

700

900

1100

1300

1500

1700

KotaGorontalo

Kab.Gorontalo

Kab.Boalemo

Kab.Gorut

Kab. BoneBolango

Kab.Pohuwato

% Rp, Miliar Tot. PendapatanTot. Belanja

150.91

121.12 125.69

113.77 110.35 119.42

15.05 17.28 8.22 7.39 9.85

18.97

140.95

74.12

89.97 105.17

106.82

67.83

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

KotaGorontalo

Kab.Gorontalo

Kab.Boalemo

Kab. Gorut Kab. BoneBolango

Kab.Pohuwato

Rp, Miliar Kemampuan Keuangan Daerah

Kapasitas Fiskal

Kemampuan Fiskal Daerah

747.57

934.30 885.52

820.02

305.18 294.45 353.64 365.37

404.18

76.27

625.94

937.54

1,042.40

795.60

505.07

0

200

400

600

800

1000

1200

2015 2016 2017 2018 2019

Rp, Miliar

Kemampuan Keuangan Daerah Kapasitas FiskalKemampuan Fiskal Daerah

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 25

Provinsi pada triwulan I 2019 menjadi Rp72,17 miliar dibandingkan pada tahun 2018 sebesar

Rp68,19 miliar akibat dari perbaikan penerimaan pajak, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Grafik 2.8. Rasio Kemandirian Fiskal Pemerintah Provinsi Gorontalo

Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

Di sisi lain, kinerja kemandirian fiskal pemda Kabupaten/kota pada triwulan I 2019 juga

terekam mengalami perbaikan dengan kemampuan fiskal daerah menjadi Rp 76,27 miliar

dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 73,63 miliar (grafik 2.9). Kinerja

Kemampuan Keuangan Daerah tertinggi dimiliki oleh Kota Gorontalo sebesar 150,91%

mencerminkan kondisi pelaksanaan desentralisasi pembangunan yang baik dibandingkan

kab/kota lain. Sementara itu, kinerja kapasitas fiskal tertinggi secara spasial pada triwulan I

2019 adalah Kabupaten Pohuwato dengan nilai mencapai Rp 18,97 miliar.

Grafik 2.9. Kapasitas Fiskal Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun 2019

Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019

% Rp, Miliar PAD Pendapatan Lain Lain

Dana Perimbangan Rasio Kemandirian Fiskal

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019

Rp, Miliar Kemampuan Keuangan Daerah Kapasitas Fiskal

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

26 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Di sisi lain, perbaikan pada tingkat pendapatan pemerintah daerah Gorontalo terjadi

akibat dari penurunan ketergantungan terhadap Keuangan Pemerintah Pusat (transfer Dana

Perimbangan) meskipun dari rasio kemandirian fiskal mengalami penurunan dari 19,85% pada

2018 menjadi sebesar 15,34% pada 2019 (grafik 2.10). Kabupaten/kota yang mempunyai rasio

kemandirian yang tertinggi adalah Kabupaten Gorontalo tercatat sebesar 8,35% (grafik 2.11).

Kabupaten Gorontalo memiliki level Rasio Kemandirian Fiskal tertinggi mengindikasikan

kemampuan keuangan yang lebih kuat dalam menghasilkan pendapatan yang bersumber dari

daerahnya sendiri dibandingkan Kabupaten dan Kota lainnya di Gorontalo.

Grafik 2.10. Rasio Kemandirian Fiskal Provinsi Gorontalo

Grafik 2.11. Rasio Kemandirian Fiskal Kabupaten/Kota di

Provinsi Gorontalo

Sumber : Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo

(diolah)

Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo

(diolah)

2.2 APBD PROVINSI GORONTALO

2.2.1 PAGU ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO

Nilai pagu anggaran pendapatan APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2019 ditargetkan

mencapai Rp 1,9 triliun lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp 1,5 triliun atau

naik sebesar 30% (yoy). Faktor utama pendorong terjadinya kenaikan pagu anggaran

pendapatan tahun 2019 adalah peningkatan pagu pendapatan transfer sebesar 36% yang

berasal dari Dana Perimbangan menjadi Rp 1,531 triliun (pangsa 78,3%) dari sebelumnya Rp

1,1 triliun. Sementara itu, pangsa PAD Provinsi Gorontalo cenderung meningkat menjadi Rp

411,5 miliar atau sebesar 13,5% dari pagu tahun lalu.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0

5

10

15

20

25

30

2015 2016 2017 2018 2019

Rp, Miliar % PADPAD + DBH% Rasio Kemandirian ((PAD + DBH) / Pendapatan)% Rasio Kemandirian (PAD / Pendapatan)

4.27

8.80

3.66 3.19

5.12

8.60

3.76

8.35

3.34 2.61

4.75

7.54

0

4

8

12

16

20

0

2

4

6

8

10

KotaGorontalo

Kab.Gorontalo

Kab.Boalemo

Kab. Gorut Kab. BoneBolango

Kab.Pohuwato

tw 1 2019

Rp, Miliar %

PAD

% Rasio Kemandirian ((PAD + DBH) / Pendapatan)

% Rasio Kemandirian (PAD / Pendapatan)

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 27

Tabel 2.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan I 2018 dan 2019

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

2.2.2 REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO

Realisasi pendapatan APBD Provinsi Gorontalo hingga triwulan I 2019 mencapai

25,16% atau sebesar Rp 492 miliar dari total nilai pagu yang dianggarkan pemerintah sebesar

Rp 1,9 triliun. Lebih dalam faktor utama pendorong tercapainya tingkat realisasi tersebut adalah

capaian pendapatan PAD, dan pendapatan transfer pemprov Gorontalo yang masing-masing

sebesar 17,54% dan 27,4%, lebih rendah dari capaian realisasi pada tahun 2018 namun secara

nominal mengalami kenaikan dari sebelumnya sebesar Rp 68,2 miliar dan Rp 410,9 miliar

menjadi Rp 72,2 miliar dan Rp 419,8 miliar di tahun 2019. Pada komponen PAD, hampir semua

sudah mulai melakukan realisasi anggaran khususnya untuk pajak daerah, retribusi daerah, dan

pendapatan lain-lain, sejalan dengan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, peningkatan

aktivitas ekonomi daerah dan pendapatan dari pengelolaan sarana publik. Sedangkan

pendapatan hasil pengelolaan kekayaan belum terdapat realisasi hingga saat ini. Di sisi lain,

capaian Pendapatan Transfer daerah juga terekam melebihi pagu anggaran, yang didorong oleh

tingkat realisasi komponen Dana perimbangan untuk Dana Alokasi Khusus sebesar 14,86%

sedangkan komponen DAU memiliki realisasi sebesar 33,3%. Pertumbuhan realisasi DAK

didorong oleh penganggaran pemprov kepada SKPD untuk pembangunan sektor pendidikan,

kesehatan, dan infrastruktur jalan. Terjadinya perbaikan realisasi pendapatan akan memberikan

ruang fiskal pemerintah untuk kegiatan pembangunan ekonomi, infrastruktur dan perbaikan

perekonomian.

2.2.3 REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

Tingkat realisasi PAD Provinsi Gorontalo hingga triwulan I 2019 mencapai 17,54% atau

sebesar Rp 72,17 miliar, secara persentase tumbuh lebih rendah dibandingkan periode sama

yang mencapai 18,81% namun dengan capaian nominal yang lebih baik dibanding periode

yang sama sebelumnya hanya sebesar Rp 68,2 miliar. Capaian ini mengindikasikan kondisi

Realisasi

(Rp miliar)% Realisasi thd APBD

Realisasi

(Rp miliar)% Realisasi thd APBD

I Pendapatan Asli Daerah (PAD) 362.6 68.2 18.81% 411.53 72.17 17.54%

a. Pajak Daerah 330.8 59.8 18.07% 357.22 70.63 19.77%

b. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 7.3 1.0 14.15% 2.60 0.00 0.00%

c. Retribusi Daerah 2.4 4.3 179.44% 13.00 0.20 1.51%

d. Lain-lain PAD 22.0 3.0 13.67% 38.71 1.35 3.48%

II Dana Perimbangan 1122.1 410.9 36.62% 1531.63 419.74 27.40%

a. Bagi Hasil Pajak 28.0 5.4 19.44% 26.32 4.10 15.57%

b. Dana Alokasi Umum 1006.9 335.6 33.33% 1043.13 347.71 33.33%

c. Dana Alokasi Khusus 82.5 69.1 83.79% 455.90 67.75 14.86%

III Lain-lain Pendapatan 0.8 0.1 13.60% 2.22 0.12 5.57%

1,485.43 479.22 32.26% 1,955.67 492.03 25.16%

APBD 2019

(Rp miliar)No Uraian

APBD 2018

(Rp miliar)

Triwulan I 2019

Total Pendapatan

Triwulan I 2018

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

28 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

ekonomi daerah yang baik sehingga mampu mendorong pertumbuhan pendapatan yang

bersumber dari kemampuan daerah. Tingginya realisasi pendapatan daerah didorong oleh

kinerja baik dari semua komponen PAD baik dari Penerimaan Pajak, Retribusi Daerah, dan

Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan. Berdasarkan pangsanya, Pajak Daerah

merupakan penyumbang PAD terbesar yaitu sebesar 97,9%, disusul oleh lain-lain PAD sebesar

1,9%, dan retribusi daerah sebesar 0,27%.

Pendapatan daerah yang berasal dari pajak pemerintah provinsi tumbuh sejalan dengan

meningkatnya pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), BBNKB, PBBKB, Pajak Air

Permukaan, dan Pajak Rokok. Meningkatnya pendapatan dari pajak kendaraan akibat dari

strategi pemerintah yang memberlakukan tax holiday untuk kendaraan mutasi dari luar Provinsi

Gorontalo pada tahun pertama. Sementara itu, peningkatan penggunaan pajak air dan rokok

sejalan dengan peningkatan konsumsi dari kegiatan usaha maupun rumah tangga di Gorontalo.

Di sisi lain, strategi pemda untuk melakukan reformasi kemudahan pembayaran pajak online

yang bekerja sama dengan perbankan, retail dan e-payment dan kebijakan lintas stakeholder

seperti pembayaran pajak STNK online yang bekerjasama dengan kepolisian dan perbankan

daerah.

Selain itu, realisasi yang berasal dari hasil retribusi daerah baru sebesar 1,51% atau Rp

0,2 miliar juga masih perlu dioptimalkan dan didorong oleh perbaikan perolehan dari pungutan

dan perizinan daerah. Penerimaan pos retribusi berasal dari penerimaan pungutan daerah untuk

pembayaran jasa umum, jasa usaha maupun perizinan tertentu seperti Izin Perpanjangan IMTA.

Di sisi lain, kinerja penerimaan dari Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan yang juga

merupakan salah satu pendorong peningkatan PAD masih belum optimal jika dibandingkan

tahun 2018 di periode yang sama mencapai sebesar 14,15% atau Rp 1 miliar. Adapun potensi

sumber dari Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan berupa pembagian laba atas penyertaan

modal dari perusahaan BUMN di Gorontalo seperti PT Pelindo IV maupun BUMD milik Provinsi

Gorontalo, kondisi ini tentu seharusnya dapat menjadi perhatian dari Pemerintah Provinsi

Gorontalo untuk meksimalkan potensi pendapatan daerah.

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 29

Grafik 2.12. Pangsa PAD APBD Provinsi Gorontalo 2018

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

2.2.4 Realisasi Dana Perimbangan

Capaian realisasi Dana Perimbangan hingga triwulan I 2019 Provinsi Gorontalo adalah

sebesar 27,4%, turun dibandingkan periode yang sama di tahun 2018 sebesar 36,6%.

Meskipun secara persentase mengalami penurunan, namun secara nominal mengalami

kenaikan sebesar 2,14% (yoy). Semakin tingginya perolehan dana perimbangan sejalan dengan

kinerja komponen Penerimaan DAU dan DAK dengan besar realisasi masing-masing 33,3% dan

14,5% pada triwulan I 2019 sehingga mengalami kenaikan sebesar 3,6% (yoy) dibandingkan

pada tahun sebelumnya di periode yang sama. Peningkatan realisasi DAK Pemerintah Provinsi

yang tinggi sejalan dengan strategi pembangunan pemerintah untuk aktivitas pembangunan

jalan yang menjadi fokus pemerintah untuk meningkatkan konektivitas wilayah, selain itu juga

alokasi DAK untuk sektor pendidikan dan kesehatan seperti berbagai proyek pembangunan

berupa pembangunan RS Habibie Ainun, Jalan GORR, dan lainnya. Berdasarkan pangsanya,

Dana Alokasi Umum memiliki porsi paling besar dalam komponen Dana Perimbangan (82,8%),

disusul dengan DAK (16,2%) dan DBH (1%).

Grafik 2.13 Dana Perimbangan APBD Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2017 & 2018

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

Pajak Daerah

98%

Lain-lain PAD Yang Sah 2%

-

100.00

200.00

300.00

400.00

a. Bagi Hasil Pajak b. Dana AlokasiUmum

c. Dana AlokasiKhusus

Bill

ion

s

2018 2019

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

30 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

2.2.5 PAGU ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO

Tingkat pagu Belanja APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2019 tercatat mengalami

kenaikan dengan nilai pagu belanja APBD Provinsi Gorontalo tercatat sebesar Rp 1,95 triliun,

naik sebesar 8% (yoy) dibandingkan tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp 1,8 triliun. Kenaikan

pagu anggaran belanja di tahun 2019 utamanya didorong oleh kenaikan pagu anggaran

Belanja Operasi dan Bagi Hasil sebesar 11,2% (yoy) dan 10,8% (yoy). Disisi lain, terjadi

penurunan pagu anggaran Belanja Modal pada triwulan I 2019 yakni sebesar 8,52% (yoy) yang

didorong oleh Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar 25,2% (yoy) dan Belanja Bangunan

Gedung sebesar 18% (yoy).

Peningkatan belanja operasi didorong oleh adanya peningkatan pagu Realisasi belanja

pegawai, dan belanja barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah provinsi. Besar

peningkatan belanja pegawai dan belanja barang dan jasa masing-masing sebesar 7,4%(yoy)

dan 29,6% (yoy). Adapun jenis belanja pegawai yang dilakukan adalah pelaksanan kegiatan

perekrutan CPNS periode tahun 2019 serentak di Indonesia termasuk di Provinsi Gorontalo.

Grafik 2.14. Pangsa Belanja Operasional dan Non Operasional terhadap Anggaran Belanja

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

2.2.6 REALISASI ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO

Tingkat realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo hingga triwulan I 2019 adalah 15,2%

(Rp 297 miliar) meningkat dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang mencapai 14,2% (Rp

257 miliar). Faktor utama pendorong peningkatan realisasi belanja adalah capaian realisasi

belanja operasi pemerintah yang mencapai 16,95%. Kinerja realisasi belanja operasi yang

meningkat terutama didorong oleh realisasi belanja barang, belanja pegawai, dan belanja

hibah. Tingginya realisasi belanja barang terutama didorong oleh strategi pemerintah untuk

mencapai target penyelesaian pembangunan seperti bendungan Bolango Ulu, pembangunan

jalan Gorontalo Outer Ring Road Tahap III, preservasi dan pelebaran jalan serta pembangunan

Bandara Pohuwato, serta proyek lainnya. Selain itu, adanya penambahan kebutuhan PNS di

-

50

100

150

200

250

300

BelanjaOperasi

Belanja Modal Belanja TidakTerduga

Belanja BagiHasil

Bill

ion

s

TW I 2018 TW I 2019

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 31

lingkungan Provinsi hasil dari pelaksanaan perekrutan PNS serentak pada akhir tahun 2018

turut mendorong tingginya kontribusi belanja operasi.

Berdasarkan jenisnya, realisasi Belanja Operasi Provinsi Gorontalo hingga triwulan I 2019

tercatat sebesar 17% atau sebesar Rp 250,0 miliar turun dibandingkan tahun sebelumnya yang

mencapai 17,5% atau sebesar Rp 232,7 miliar. Penurunan Belanja Operasi didorong oleh

turunnya realisasi belanja bantuan sosial sebesar 1% jika dibandingkan dengan tahun 2018

yang sebesar 13,2% pada periode yang sama. Namun untuk realisasi belanja barang

mengalami peningkatan realisasi sebesar 16,9% (yoy) dari anggaran Provinsi Gorontalo sejalan

dengan upaya pemda untuk mengejar target pembangunan fisik daerah. Di sisi lain, realisasi

belanja pegawai pada triwulan I 2019 turun sebesar 17% (yoy) dibandingkan dengan tahun

2018 yang mencapai 19%. Meski mengalami sedikit penurunan, belanja pegawai memiliki

kontribusi sebesar 47,5% dari komposisi belanja operasi. Hal ini didorong oleh peningkatan

pengeluaran pemerintah untuk tanggungan gaji guru SMA/SMK, Pengawas Ketenagakerjaan

dan ASN Kehutanan yang beralih ke anggaran Pemprov dan penambahan Pegawai di Instansi

SKPD Pemerintahan yang berasal dari hasil seleksi CPNS 2018.

Sementara itu, realisasi tertinggi dari komponen belanja selanjutnya adalah kegiatan

Transfer sebesar 19,38% atau Rp 32,9 miliar, meningkat signifikan dibandingkan tahun

sebelumnya yang mencapai 13,04% atau Rp 19,9 miliar. Perbaikan realisasi Transfer di tahun

2019 tersebut didorong oleh peningkatan signifikan dari komponen Transfer Bagi Hasil Pajak

sebesar 64,7%. Peningkatan Transfer Bagi Hasil Pajak didorong oleh strategi pemprov untuk

mendorong realisasi pembangunan yang dilakukan oleh Pemkot maupun Pemkab di Gorontalo.

Tabel 2.2. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2018 dan 2019

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

Pagu APBD

(Rp miliar)

Realisasi

(Rp miliar)% Realisasi thd APBD

Pagu APBD

(Rp miliar)

Realisasi

(Rp miliar)% Realisasi thd APBD

I Belanja Operasi 1,325.91 232.73 17.55% 1474.8 249.9 16.95%

a. Belanja Pegawai 648.50 123.23 19.00% 696.7 118.8 17.05%

b. Belanja Barang dan Jasa 421.80 61.59 14.60% 546.8 92.4 16.91%

c. Belanja Bunga - - - 0.0 0.0 -

d. Belanja Subsidi - - - 0.0 0.0 -

e. Belanja Hibah 197.63 40.24 20.36% 197.6 38.4 19.41%

f. Belanja Bantuan Sosial 57.98 7.67 13.22% 33.7 0.3 1.03%

g. Belanja Bantuan Keuangan 0.97 - 0.00% 2.0 0.0 0.00%

II Belanja Modal 332.50 4.32 1.30% 304.2 14.1 4.65%

III Belanja Tidak Terduga 5.00 0.62 12.46% 5.0 0.3 6.20%

IV Belanja Bagi Hasil 153.18 19.97 13.04% 169.8 32.9 19.38%

1,816.58 257.64 14.18% 1,953.70 297.28 15.22%

2018 2019

Total Belanja

No Uraian

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

32 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Tabel 2.3. Pangsa Belanja Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2018 dan tahun 2019

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

2.3 REALISASI BELANJA APBN DI PROVINSI GORONTALO

Sejalan dengan membaiknya realisasi belanja dan pendapatan APBD, capaian realisasi

belanja APBN selama triwulan I 2019 sebesar 12,5% atau Rp 104 miliar, membaik

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 11,6% atau sebesar Rp 94 miliar. Komponen realisasi

belanja APBN yang paling tinggi adalah belanja barang dan jasa sebesar 22,2% (Rp 53,5 miliar),

diikuti belanja pegawai pemerintah sebesar 19,9% (Rp 40,7 miliar). Tingginya realisasi belanja

barang dan jasa didorong oleh aktivitas pemprov untuk persiapan pelaksanaan Pemilu serentak

2019. Sementara itu, realisasi belanja pegawai yang terekam mengalami peningkatan sejalan

dengan adanya penganggaran gaji SMK dari anggaran pemkot/pemkab menjadi anggaran

pemprov sekaligus penambahan PNS di lingkungan pemprov.

Sementara itu, realisasi belanja modal tercatat sebesar 10,3% dari pagu anggaran atau

sebesar Rp 10,3 miliar tumbuh dibandingkan tahun 2018 sebesar 5,3% atau Rp 8,5 miliar.

Salah satu komponen belanja modal yang terekam mengalami peningkatan adalah belanja

tanah untuk kepentingan pembebasan lahan pembangunan Jalan GORR tahap III dan fasilitas

umum lainnya. Beberapa kegiatan pembangunan yang diperkirakan akan meningkatkan

realisasi pembangunan adalah berbagai proyek strategis provinsi.

I Belanja Operasi 90.33 84.07

a. Belanja Pegawai 47.83 39.96 b. Belanja Barang dan Jasa 23.91 31.09

c. Belanja Bunga - -

d. Belanja Subsidi - -

e. Belanja Hibah 15.62 12.90

f. Belanja Bantuan Sosial 2.98 0.12

g. Belanja Bantuan Keuangan - -

II Belanja Modal 1.68 4.76

IV Belanja Tidak Terduga 0.24 0.10

IV Belanja Bagi Hasil 7.75 11.07

100.00 100.00

Uraian2018

(%)

2019

(%)

Total Belanja

No

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 33

Grafik 2.15. Pangsa Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2018

Grafik 2.16. Perbandingan Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo per Kota / Kabupaten

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo

(diolah) Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo

(diolah)

Realisasi belanja pemerintah provinsi perlu untuk terus ditingkatkan sebagai salah satu

indikator yang mencerminkan keseriusan daerah dalam pengelolaan keuangannya. Kedepan

Pemerintah Provinsi Gorontalo dapat meningkatkan kinerja penyerapan anggaran pada setiap

satuan kerja wilayah. Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo

perlu untuk dilakukan dalam monitoring realisasi anggaran secara intensif. Pencapaian target

realisasi berupa visi dan misi pembangunan sejalan dengan target pemerintah daerah untuk

memperbaiki parameter output yang masih rendah seperti tingkat ketimpangan sosial, tingkat

kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka dan IPM di Provinsi Gorontalo. Perbaikan tingkat

realisasi pembangunan infrastruktur di Gorontalo sebagai penggerak roda perekonomian dalam

perbaikan daya saing Provinsi Gorontalo dimata investor, baik domestik maupun mancanegara.

98,50 % 94,31% 85,20% 92,50%

1,50%

5,69%

14,20%

7,50%

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

Belanja Pegawai Belanja Barang &Jasa

Belanja Modal Belanja BantuanSosial

Rp, Miliar Realisasi Pagu yang belum terealisasi

63,37% 66,13% 67,02 63,90% 66,40% 44,62% 53,73%

36,63%

33,87% 32,98% 36,10% 33,60% 55,38%

46,27%

-100

400

900

1400

1900

2400

Prov.Gorontalo

Kab.Gorontalo

Kab.Boalemo

Kab.Pohuwato

Kab. BoneBolango

Kab.Gorontalo

Utara

KotaGorontalo

Rp. Miliar

Realisasi Pagu yang belum terealisasi

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

34 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB 3 INFLASI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 35

3 BAB 3: INFLASI DAERAH Melambatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan I 2019 juga turut disertai

dengan penurunan tekanan inflasi, dari 2,15% menjadi 1,56% (yoy). Capaian tersebut juga

berada di bawah inflasi nasional yang mencapai 2,48% (yoy). Sedangkan jika dibandingkan

dengan tahun 2017 pada periode yang sama, terjadi penurunan yang cukup signifikan dari

tingkat inflasi sebesar 2,73% (yoy). Tingkat inflasi yang cukup terjaga ditopang oleh

membaiknya pasokan pangan sehingga mendorong normalisasi harga pangan dibandingkan

tahun 2018.

Berdasarkan disagregasinya, penurunan tekanan inflasi Gorontalo pada triwulan I 2019

terutama didorong oleh deflasi kelompok volatile food dimana pada triwulan I 2019 tercatat

deflasi sebesar -5,26% (yoy) turun dari triwulan IV 2018 sebesar -1,15% (yoy). Sementara itu,

tekanan inflasi kelompok inti dan administered prices pada triwulan I 2019 terpantau

meningkat yakni dari masing-masing sebesar 2,85% (yoy) dan 3,94% (yoy) pada triwulan IV

2018 menjadi sebesar 3,20% (yoy) dan 4,67% (yoy).

Pada triwulan II 2019 inflasi diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya seiring dengan perayaan Idul Fitri. Peningkatan inflasi diperkirakan

akan terjadi di seluruh komponen inflasi. Inflasi inti diperkirakan akan meningkat seiring dengan

peningkatan permintaan masyarakat akan komoditas makanan jadi, sandang dan papan.

Namun demikian, stabilnya nilai tukar rupiah dan penurunan harga komoditas global

diperkirakan akan menekan peningkatan tekanan inflasi lebih lanjut. Sementara itu, inflasi

volatile food dan administered prices juga diperkirakan akan meningkat sesuai dengan pola

seasonal lebaran.

Ke depan, seiring dengan risiko peningkatan tekanan inflasi yang akan semakin besar,

sinergi seluruh stakeholder dalam melakukan upaya monitoring pasokan dan harga bahan

harus ditingkatkan guna memonitor tingkat inflasi di Gorontalo. Upaya stabilisasi harga melalui

berbagai kegiatan seperti peningkatan produksi dan pasokan barang, serta pelaksanaan operasi

pasar harus dijalankan dengan lebih efektif. Strategi pengendalian inflasi sesuai dengan

roadmap pengendalian inflasi melalui koordinasi antar instansi melalui rapat TPID perlu terus

dilaksanakan untuk mencapai target inflasi nasional sebesar 3,5% ± 1% (yoy).

3.1 INFLASI UMUM

Melambatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan I 2019 turut disertai

dengan penurunan tekanan inflasi yakni dari 2,15% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi

1,56% (yoy). Capaian tersebut juga lebih rendah dari rerata inflasi pada triwulan I selama 3

tahun terakhir yang mencapai 3,77% (yoy) dan berada di bawah inflasi nasional yang mencapai

2,48% (yoy). Terjaganya inflasi di Provinsi Gorontalo ditopang oleh membaiknya pasokan

BAB 3 INFLASI DAERAH

36 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

pangan sehingga mendorong normalisasi harga pangan dibandingkan tahun 2018. Dengan

perkembangan tersebut, sampai dengan triwulan I 2019 inflasi tahun kalender Gorontalo baru

mencapai 1,74% (ytd) atau berada di bawah pada kisaran sasaran inflasi 3,5±1%.

Grafik 3.1 Tingkat Inflasi Tahun Kalender Provinsi Gorontalo (ytd)

Grafik 3.2 Inflasi Provinsi Gorontalo dan Nasional (yoy)

Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah

Berdasarkan disagregasinya, penurunan tekanan inflasi Gorontalo pada triwulan I 2019

terutama didorong oleh deflasi kelompok volatile food dimana pada triwulan I 2019 tercatat

deflasi sebesar -5,26% (yoy) turun dari triwulan IV 2018 sebesar -1,15% (yoy). Sementara itu,

tekanan inflasi kelompok inti dan administered prices pada triwulan I 2019 terpantau

meningkat yakni dari masing-masing sebesar 2,85% (yoy) dan 3,94% (yoy) pada triwulan IV

2018 menjadi sebesar 3,20% (yoy) dan 4,67% (yoy).

Grafik 3.3 Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi

Grafik 3.4 Sumbangan Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi

Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah

3.2 PERKEMBANGAN DISAGREGASI INFLASI

Penurunan tekanan inflasi volatile food menjadi mendorong utama menurunnya

tekanan inflasi pada triwulan I 2019. Kelompok volatile food pada triwulan I 2019 tercatat

mengalami deflasi sebesar -5,26% (yoy), menurun signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar -1,15% (yoy). Adanya panen raya komoditas hortikultura dan

melimpahnya pasokan menjadi pendorong utama penurunan tekanan inflasi volatile food.

BAB 3 INFLASI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 37

Inflasi bahan makanan pada triwulan I 2019 tercatat mengalami deflasi mencapai sebesar -

4,52% (yoy), menurun dari triwulan sebelumnya sebesar -0,52% (yoy).

Tabel 3.1 Pertumbuhan dan Andil Disagregasi IHK Provinsi Gorontalo Triwulan I 2019

Disagregasi % (mtm) % (yoy)

Inflasi/Deflasi Andil Inflasi/Deflasi Andil

IHK 0.09 0.09 1.56 1.56

Inti 0.03 0.02 3.20 1.92

Volatile food 0.03 0.01 -5.26 -1.10

Adm. Prices 0.35 0.07 4.68 0.88

Menurunnya tekanan inflasi kelompok volatile food juga ditopang oleh tingginya deflasi

subkelompok sayur-sayuran. Inflasi sayur-sayuran pada triwulan I 2019 menurun drastis dari

yang mengalami inflasi sebesar 14,13% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi -13,96% (yoy).

Penurunan tekanan inflasi tersebut terjadi pada hampir seluruh jenis sayur-sayuran. Selanjutnya,

Penurunan harga juga terjadi pada komoditas ikan yang turun lebih dalam lagi dengan deflasi

sebesar -17,27% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang juga mengalami deflasi sebesar -9,57%

(yoy) sejalan dengan cuaca yang mendukung penangkapan ikan oleh nelayan. Sementara itu,

kondisi tekanan inflasi yang menurun cukup tertahan dengan adanya peningkatan tekanan

inflasi subkelompok telur dan susu serta buah-buahan dan bumbu-bumbuan. Pada triwulan I

2019 subkelompok telur dan susu mengalami peningkatan tekanan inflasi mencapai sebesar

5,25% (yoy) meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 0,82% (yoy).

Memasuki triwulan II 2019, tekanan inflasi volatile food diperkirakan akan mengalami

peningkatan dibandingkan dengan triwulan IV 2018. Peningkatan tersebut terutama didorong

oleh permintaan masyarakat yang diprediksi akan meningkat seiring adanya bulan suci

Ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri khususnya sub kelompok bahan makanan yang

diperkirakan akan meningkat cukup signifikan. Namun demikian, kondisi cuaca yang baik

diperkirakan akan tetap menjaga pemenuhan pasokan bahan makanan dan ikan bagi

masyarakat Gorontalo.

BAB 3 INFLASI DAERAH

38 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Grafik 3.5 Inflasi Bulanan Kelompok Volatile food

Sumber: BPS, data diolah

Grafik 3.6 Inflasi Angkutan Udara

Sumber: BPS, data diolah

Grafik 3.7 Pola Inflasi/Deflasi Administered prices

Sumber: BPS, data diolah

Menurunnya tekanan inflasi tertahan dengan adanya peningkatan tekanan inflasi

administered prices. Kelompok administered price pada triwulan I 2019 tercatat mengalami

inflasi mencapai sebesar 4,68% (yoy), cukup meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 3,94% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi administered prices tersebut

terutama didorong oleh lebih tingginya tarif angkatan udara serta tarif angkutan antarkota.

Inflasi tarif angkutan udara pada triwulan I 2019 tercatat mengalami inflasi sebesar 38,41%

(yoy), lebih tinggi dari triwulan IV 2018 sebesar 7,49% (yoy). Di sisi lain, inflasi angkutan

antarkota tercatat masih mengalami inflasi yang sama dengan triwulan sebelumnya sebesar

14,28% (yoy).

BAB 3 INFLASI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 39

Grafik 3.8 Inflasi Angkutan Udara

Grafik 3.9 Pola Inflasi/Deflasi Administered prices

Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah

Selain itu, adanya peningkatan tarif cukai rokok tahun 2019 khususnya untuk jenis

rokok kretek filter dengan andil inflasi sebesar 0,34% mengalami peningkatan tekanan inflasi

menjadi sebesar 10,48% (yoy) pada triwulan I 2019 dari 9,27% (yoy) pada triwulan IV 2018.

Hal ini diperkirakan akan berlanjut pada triwulan II 2019, dimana kebijakan kenaikan tarif cukai

rokok diimplementasikan bertahap selama tahun 2019.

Ke depan, pada triwulan II 2019 inflasi administered prices diperkirakan akan meningkat

didorong peningkatan inflasi angkutan udara dan angkutan antar provinsi seiring dengan

meningkatnya permintaan saat arus mudik Idul Fitri 2019.

Sementara itu, tekanan inflasi kelompok inti pada triwulan I 2019 terpantau meningkat

yakni dari 2,85% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi sebesar 3,20% (yoy). Peningkatan

tersebut terutama didorong oleh komoditas ayam goreng dengan andil mencapai 0,41% (andil

yoy) dimana pada triwulan I 2019 tercatat mengalami inflasi sebesar 45,66% (yoy), meningkat

tajam dari triwulan IV 2018 sebesar 7,66% (yoy). Kenaikan tersebut terutama didorong

kenaikan bahan bakunya seperti ayam hidup, daging ayam ras dan minyak goreng.

Sementara itu, kenaikan inflasi inti juga didorong oleh penyesuaian harga yang terjadi

setiap awal tahunnya untuk biaya jaringan saluran TV dan tarif pulsa ponsel dimana pada

triwulan I 2019 mengalami inflasi masing-masing sebesar 33,33% (yoy) dan 10,89% (yoy).

Selain itu, penyesuaian biaya juga terjadi untuk sekolah menengah pertama dan

akademi/perguruan tinggi dimana masing-masing mengalami inflasi sebesar 22,63% (yoy) dan

6,23% (yoy). Dari biaya perumahan, upah pembantu rumah tangga juga terpantau mengalami

inflasi sebesar 6,05% (yoy) seiring dengan penyesuaian UMR tahun 2019.

Memasuki triwulan II 2019, Inflasi inti diperkirakan akan meningkat seiring dengan

peningkatan permintaan masyarakat akan komoditas makanan jadi, sandang dan papan.

Namun demikian, stabilnya nilai tukar Rupiah dan penurunan harga komoditas global

diperkirakan akan menekan peningkatan tekanan inflasi lebih lanjut.

BAB 3 INFLASI DAERAH

40 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Secara keseluruhan, pada triwulan II 2019 tekanan inflasi diperkirakan akan meningkat.

Oleh karena itu, sinergi seluruh stakeholder dalam melakukan upaya monitoring pasokan dan

harga bahan harus terus ditingkatkan guna memonitor tingkat inflasi di Gorontalo. Upaya

stabilisasi harga melalui berbagai kegiatan seperti peningkatan produksi dan pasokan barang,

serta pelaksanaan operasi pasar harus dijalankan dengan lebih efektif. Strategi pengendalian

inflasi sesuai dengan roadmap pengendalian inflasi melalui koordinasi antar instansi melalui

rapat TPID perlu terus dilaksanakan untuk mencapai target inflasi nasional sebesar 3,5% ± 1%

(yoy).

3.3 PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN

Secara bulanan, tingkat inflasi bulanan Gorontalo sepanjang triwulan I 2019 lebih

rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi triwulan sebelumnya. Pada bulan Januari 2019

Gorontalo mencatatkan inflasi 0,18% (mtm), selanjutnya bulan Februari tercatat deflasi sebesar

-0,68% (mtm) dan Maret 2019 tercatat inflasi sebesar 0,09% (mtm).

3.3.1 Inflasi Bulan Januari 2019

Di awal tahun 2019 tekanan inflasi Gorontalo tetap terkendali. Inflasi IHK Gorontalo di

Januari 2019 tercatat 0,18% (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (0,32% mtm)

dan rata-rata historis inflasi bulan Januari dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (0,48% mtm).

Penurunan inflasi tersebut terjadi seluruh komponen inflasi baik inflasi inti, volatile food

maupun administered prices.

Tabel 3.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulan Januari 2019

(10 komoditas berkontribusi terbesar) (mtm)

Tabel 3.3 Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Bulan Januari 2019

(10 komoditas berkontribusi terbesar) (mtm)

Sumber inflasi bulan ini terutama berasal dari kelompok volatile food yang tercatat

mengalami inflasi sebesar 0,35% (mtm). Namun realisasi tersebut lebih rendah dari bulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 1,43% (mtm). Penurunan tersebut terutama didorong oleh

deflasi subkelompok daging sebesar -1,62% (mtm) seiring dengan deflasi komoditas daging

No. KomoditasKontribusi

(%, mtm)

Inflasi

(%,

mtm)

Inflasi

1 Ekor Kuning 0,13 11,11

2 Selar/Tude 0,11 5,98

3 Angkutan Udara 0,06 6,17

4 Cabai Rawit 0,03 4,67

5 Sewa Rumah 0,03 0,78

6 Bawang Merah 0,02 3,45

7 Wortel 0,02 38,16

8 Bubara 0,01 9,08

9 Sofa 0,01 8,58

10 Malalugis/Sohiri 0,01 2,36

No. KomoditasKontribusi

(%, mtm)

Inflasi

(%,

mtm)

Deflasi

1 Bensin -0,04 -0,97

2 Daging Ayam Ras -0,03 -3,65

3 Cakalang/Sisik -0,03 -3,00

4 Pisang -0,03 -8,45

5 Kangkung -0,03 -6,16

6 Tomat Sayur -0,03 -3,36

7 Daun Bawang -0,01 -12,74

8 Cabai Merah -0,01 -10,46

9 Kentang -0,01 -4,08

10 Kembung/Gembung/Banyar/Gembolo/Aso-Aso-0,01 -5,59

BAB 3 INFLASI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 41

ayam kampung dan ras sebesar -6,47% (mtm) dan -1,62% (mtm). Namun demikian, inflasi

subkelompok ikan segar dan bumbu-bumbuan yang mencapai 2,86% (mtm) dan 1,84% (mtm).

Sementara itu, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,13% (mtm),

lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,67% (mtm).

Penurunan tersebut didorong oleh penurunan harga bahan bakar non subsidi seiring

penurunan harga minyak dunia. Inflasi inti juga tercatat mengalami penurunan dari 0,24%

(mtm) pada Desember 2018 menjadi 0,14% (mtm). Penurunan tersebut didorong oleh

komoditas utama inflasi inti yakni komoditas sandang, minyak goreng dan semen yang masing-

masing mengalami deflasi sebesar -2,81% (mtm), -0,48% (mtm) dan -0,09% (mtm).

3.3.2 Inflasi Bulan Februari 2019

IHK Gorontalo di Februari 2019 tercatat mengalami deflasi sebesar -0,68% (mtm), jauh

lebih rendah dibandingkan nasional yang juga mengalami deflasi -0,08% (mtm) dan rata-rata

historis inflasi bulan Januari dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (0,05% mtm). Deflasi tersebut

terutama didorong oleh deflasi pada kelompok volatile food di tengah peningkatan inflasi inti

dan administered prices.

Tabel 3.4 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulan Februari 2019

(10 komoditas berkontribusi terbesar) (mtm)

Sumber: BPS, diolah

Tabel 3.5 Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Bulan Februari 2019

(10 komoditas berkontribusi terbesar) (mtm)

Pasokan yang melimpah mendorong kelompok volatile food sebagai faktor utama deflasi

di Februari 2019, yang mencapai -4,06% (mtm). Penurunan harga terutama terjadi pada

komoditas ikan yang turun sebesar -12,03% (mtm) sejalan dengan cuaca yang mendukung

penangkapan ikan oleh nelayan. Selain itu, komoditas utama bumbu-bumbuan juga mengalami

deflasi dimana bawang merah dan cabai merah mengalami deflasi sebesar -14,31% (mtm) dan

-5,63% (mtm) seiring dengan masuknya musim panen raya untuk komoditas tanaman

hortikultura di beberapa sentra produksi.

1 Ayam Goreng 0,414 45,66

2 Angkutan Udara 0,309 28,30

3 Rokok Kretek Filter 0,298 8,03

4 Biaya Jaringan Saluran TV 0,190 33,33

5 Tarip Pulsa Ponsel 0,176 10,89

6 Nike 0,169 66,67

7 Angkutan Antar Kota 0,128 14,28

8 Ayam Hidup 0,127 10,92

9 Kue Kering Berminyak 0,104 9,31

10 Daging Ayam Ras 0,096 11,76

No. KomoditasKontribusi

(%, yoy)

Inflasi

(%, yoy)

Inflasi

1 Layang/Benggol -0,335 -33,75

2 Selar/Tude -0,259 -17,53

3 Cakalang/Sisik -0,143 -16,13

4 Ekor Kuning -0,121 -12,06

5 Malalugis/Sohiri -0,083 -32,35

6 Kacang Panjang -0,049 -32,81

7 Daging Sapi -0,042 -5,86

8 Beras -0,030 -0,56

9 Apel -0,026 -12,50

10 Semen -0,022 -1,06

No. KomoditasKontribusi

(%, yoy)

Inflasi

(%, yoy)

Deflasi

BAB 3 INFLASI DAERAH

42 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Di sisi lain, Inflasi inti tercatat mengalami peningkatan dari 0,14% (mtm) pada Januari

2019 menjadi 0,27% (mtm). Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kenaikan makanan

jadi terutama ayam goreng yang mengalami inflasi sebesar 35,29% (mtm) seiring peningkatan

harga daging ayam kampung dan minyak goreng. Peningkatan tekanan inflasi inti juga

didorong oleh kenaikan upah pembantu rumah tangga dan sewa rumah yang tercatat inflasi

sebesar 0,47% (mtm) dan 0,33% (mtm) seiring dengan penyesuaian harga yang terjadi di

setiap awal tahun. Selain itu, komoditas lain yang mendorong inflasi inti adalah mie instan dan

gula pasir yang mengalami inflasi sebesar 2,61% (mtm) dan 0,76% (mtm).

Kelompok administered prices juga mencatat inflasi sebesar 0,25% (mtm), lebih tinggi

dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,13% (mtm). Peningkatan

tersebut terutama didorong oleh tarif angkutan udara yang mengalami inflasi sebesar 4,43%

(mtm). Kelompok komoditas tembakau juga mengalami inflasi sebesar 1,79% (mtm) didorong

kenaikan cukai rokok tahun 2019. Sementara itu, komoditas bensin tercatat mengalami deflasi

sebesar -0,23% (mtm) seiring dengan penurunan harga bahan bakar non subsidi.

3.3.3 Inflasi Bulan Maret 2019

IHK Gorontalo di bulan Maret 2019 tercatat inflasi sebesar 0,09% (mtm) atau

meningkat dibanding bulan Februari 2019 yang tercatat deflasi sebesar -0,68% (mtm). Namun

Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi nasional dan rata-rata historisnya dalam 3

tahun terakhir yang mencapai 0,11% (mtm) dan 0,18% (mtm). Peningkatan inflasi tersebut

terutama didorong oleh peningkatan inflasi volatile food dan administered prices, sedangkan

tekanan inflasi inti cenderung mereda.

Tabel 3.6 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulan Maret 2019

(10 komoditas berkontribusi terbesar) (mtm)

Sumber: BPS, diolah

Tabel 3.7 Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Bulan Maret 2019

(10 komoditas berkontribusi terbesar) (mtm)

No. KomoditasKontribusi

(%, mtm)

Inflasi

(%,

mtm)

Inflasi

1 Cabai Rawit 0.12 17.56

2 Cakalang/Sisik 0.07 7.69

3 Daging Ayam Ras 0.06 7.21

4 Pisang 0.06 16.67

5 Bawang Merah 0.05 8.20

6 Angkutan Udara 0.05 4.15

7 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.03 1.91

8 Upah Pembantu RT 0.03 2.23

9 Daging Ayam Kampung 0.02 7.29

10 Tuna 0.01 2.86

No. KomoditasKontribusi

(%, mtm)

Inflasi

(%,

mtm)

Deflasi

1 Tomat Sayur -0.10 -15.39

2 Layang/Benggol -0.08 -9.43

3 Selar/Tude -0.04 -3.12

4 Ekor Kuning -0.03 -2.86

5 Telur Ayam Ras -0.02 -6.17

6 Kangkung -0.02 -4.01

7 Kol Putih/Kubis -0.01 -19.97

8 Tarip Listrik -0.01 -0.32

9 Malalugis/Sohiri -0.01 -4.35

10 Kentang -0.01 -5.32

BAB 3 INFLASI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 43

Meningkatnya inflasi pada bulan Maret 2019 terutama didorong oleh peningkatan

harga beberapa komoditas utama volatile food yakni cabai rawit, ikan dan daging ayam. volatile

food pada bulan Maret 2019 tercatat Inflasi sebesar 0,03% (mtm), meningkat dibandingkan

bulan Februari yang mengalami deflasi sebesar -4,06% (mtm). Terbatasnya pasokan dari

Sulawesi Selatan dan cuaca buruk mendorong peningkatan harga komoditas cabai rawit, ikan

kakap merah dan cakalang dimana masing-masing mengalami inflasi sebesar 17,56% (mtm),

10,09% (mtm) dan 7,69% (mtm). Selain itu, peningkatan inflasi volatile food juga didorong

oleh peningkatan harga bawang merah dan bawang putih yang masing-masing tercatat

sebesar 8,20% (mtm) dan 8,00% (mtm) seiring dengan berkurangnya pasokan karena

berakhirnya panen di sentra produksi wilayah Sulawesi (bawang merah) dan pasokan impor

yang menurun (bawang putih). Komoditas daging ayam baik ayam kampung maupun ayam ras

pada Maret 2019 tercatat mengalami inflasi masing-masing sebesar 7,29% (mtm) dan 7,21%

(mtm) seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat seiring substitusi daging sapi yang

harganya masih berada pada level yang cukup tinggi yakni Rp110.000/kg dibandingkan 2 bulan

lalu yang hanya Rp80.000/kg (harga daging sapi bulog).

Inflasi kelompok administered prices pada Maret 2019 juga terpantau meningkat

menjadi sebesar 0,35% (mtm) dibandingkan dengan bulan Februari 2019 sebesar 0,25%

(mtm). Tekanan inflasi administered prices terutama didorong oleh inflasi angkutan udara

sebesar 4,15% (mtm). Inflasi angkutan udara di Gorontalo tersebut lebih besar dibandingkan

inflasi angkutan udara nasional yang tercatat sebesar 2,27% (mtm). Sampai dengan Maret

2019 inflasi angkutan udara mencapai 24,12% (ytd) dengan andil mencapai 0,27%. Namun

demikian, laju peningkatan inflasi AP tertahan oleh deflasi pada tarif listrik sebesar -0,32%

(mtm) seiring dengan pemberian diskon Rp52/kWh bagi pelanggan Rumah Tangga Mampu 900

VA mulai 1 Maret 2019.

Sementara itu, tekanan inflasi inti cenderung mereda dimana pada bulan Maret 2019

tercatat sebesar 0,03% (mtm) lebih rendah dibandingkan bulan Februari 2019 sebesar 0,27%

(mtm). Penurunan tersebut terutama didorong oleh menurunnya harga bahan bangunan seperti

seng, besi beton dan semen yang mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,55% (mtm), -

2,95% (mtm) dan -0,15% (mtm). Selain itu komoditas utama inflasi inti lainnya yakni minyak

goreng dan gula pasir juga mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,18% (mtm) dan -

0,38% (mtm) seiring dengan penurunan harga yang terjadi secara nasional.

3.4 INFLASI KELOMPOK BARANG DAN JASA1

Berdasarkan kelompok barang dan jasa, meredanya tekanan inflasi pada triwulan I 2019

didorong oleh deflasi pada kelompok bahan makanan dan menurunnya tekanan inflasi pada

1 Terdapat 7 (tujuh) kelompok barang dan jasa dalam perhitungan inflasi (lihat tabel 3.1)

BAB 3 INFLASI DAERAH

44 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

kelompok pendidikan, kelompok sandang dan kelompok perumahan. Di sisi lain, inflasi

kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau, kelompok transportasi dan komunikasi serta

kelompok kesehatan terpantau meningkat. Sementara itu, kelompok lainnya cenderung stabil.

Tabel 3.8 Tingkat Inflasi dan Sumbangan Inflasi Tahunan menurut Kelompok

Sumber: BPS, data diolah

Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan menjadi pendorong utama meredanya inflasi di triwulan I

2019 dimana tercatat mengalami deflasi sebesar -4,52% (yoy) dari sebelumnya sebesar -0,52%

(yoy) pada triwulan IV 2019. Penurunan tersebut terutama terjadi pada subkelompok sayur-

sayuran, ikan segar dan daging.

Deflasi tertinggi terjadi pada subkelompok ikan segar dimana Subkelompok ini

mengalami deflasi sebesar -17,27% (yoy), lebih rendah dari deflasi triwulan IV 2018 sebesar -

9,57% (yoy). Peningkatan pasokan seiring baiknya kondisi cuaca yang mendukung nelayan

untuk melaut di tengah penurunan permintaan mendorong penurunan inflasi ikan mendorong

deflasi tajam subkelompok ini pada triwulan I 2019. Penurunan inflasi pada subkelompok ikan

segar terjadi pada hampir seluruh jenis ikan utama diantaranya ikan tuna, selar/tude, ekor

kuning dan layang/benggol. Dengan perkembangan tersebut secara keseluruhan subkelompok

ikan segar memberikan andil -1,10%.

Subkelompok sayur-sayuran memberikan andil -0,27% terhadap deflasi triwulan I 2019

dimana mencatatkan deflasi sebesar -13,96% (yoy), menurun dari triwulan IV 2018 sebesar

14,13% (yoy). Penurunan tersebut didorong oleh komoditas tomat sayur (andil -0,22%) yang

mengalami deflasi sebesar -32,19% (yoy) seiring dengan panen di beberapa sentra produksi.

Selain itu bayam dan daun bawang juga mengalami deflasi masing-masing sebesar -32,60%

(yoy) dan -13,52% (yoy).

Penurunan tekanan inflasi juga terjadi pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya

dimana menurun dari 8,95% (yoy) menjadi 7,73% (yoy) pada triwulan I 2019. Penurunan ini

terutama didorong oleh deflasi daging sapi yang lebih dalam dari -7,86% (yoy) dari -4,11%

(yoy) pada triwulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pola musimannya dimana kembali

2019 2019

I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I

` 2.73 3.69 4.41 4.34 2.83 1.88 1.79 2.15 1.56 2.73 3.69 4.41 4.34 2.83 1.88 1.79 2.15 1.56

1 Bahan Makanan 4.99 4.94 7.12 6.49 3.61 1.80 -0.61 -0.52 -3.14 1.23 1.23 1.75 1.61 0.89 0.45 -0.15 -0.13 -1.05

2 Mamin, Rokok dan Tembakau 3.08 1.78 2.20 2.48 1.52 2.54 4.08 4.26 6.28 0.49 0.28 0.35 0.39 0.24 0.41 0.66 0.69 1.04

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 2.32 4.53 4.50 4.56 3.23 1.19 1.55 1.68 1.59 0.62 1.22 1.21 1.23 0.87 0.32 0.42 0.45 0.43

4 Sandang 2.76 2.32 2.32 2.45 2.22 2.97 2.42 3.02 2.78 0.14 0.11 0.11 0.12 0.11 0.15 0.12 0.15 0.14

5 Kesehatan 4.33 5.04 4.89 5.87 3.78 2.86 1.95 0.75 1.31 0.18 0.21 0.21 0.25 0.16 0.12 0.08 0.03 0.06

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 1.13 0.84 2.72 2.72 3.37 3.37 8.45 8.42 7.54 0.05 0.04 0.13 0.13 0.16 0.16 0.43 0.42 0.38

7 Transportasi dan Komunikasi 0.22 3.28 3.62 3.42 2.14 1.52 1.44 3.09 3.80 0.04 0.61 0.67 0.63 0.40 0.28 0.27 0.58 0.72

Kelompok Pengeluaran

Inflasi (yoy) Sumbangan Inflasi (yoy)

2017 20182017 2018

Umum

BAB 3 INFLASI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 45

normalnya permintaan masyarakat akan bahan makanan pasca periode Hari Raya Natal dan

tahun baru.

Tabel 3.9. Inflasi Kelompok Bahan Makanan

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tercatat mengalami peurunan inflasi dari

8,42% (yoy) menjadi 7,54% (yoy). Penurunan inflasi subkelompok ini didorong oleh penurunan

biaya kursus dan pelatihan, peralatan pendidikan dan perlengkapan olahraga. Biaya kursus yang

mengalami penurunan signifikan adalah kursus komputer dimana pada triwulan IV 2018

tercatat inflasi sebesar 56,56% (yoy) menjadi 0,00% di triwulan I 2019. Sementara itu inflasi

peralatan pendidikan relatif menurun dari 5,10% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi

1,25% (yoy) seiring dengan masih belum masuknya tahun ajaran baru. Selain itu, penurunan

inflasi subkelompok olah raga terutama didorong oleh turunnya tarif sewa lapangan futsal dari

4,81% (yoy) menjadi 0,00% (yoy).

Tabel 3.10. Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Sandang

Pada triwulan I 2019 inflasi kelompok sandang menurun dari 3,02% (yoy) menjadi

2,78% (yoy). Penurunan tersebut terjadi karena kembali normalnya permintaan masyarakat

pasca Hari Raya Natal dan tahun baru. Selain itu, masyarakat juga disinyalir menunda pembelian

sandang jelang Hari Raya Idul Fitri yang akan jatuh pada triwulan II 2019. Komponen

I II III IV I II II IV I

Bahan Makanan 4.99 4.94 7.12 6.49 3.61 1.80 -0.61 -0.52 -4.52

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya -1.52 0.10 -2.05 -1.99 -1.40 -0.99 1.06 0.65 -0.07

Daging dan Hasil-hasilnya 2.10 -2.30 7.19 4.13 12.44 15.46 1.41 8.95 7.73

Ikan Segar -1.57 -4.81 8.20 21.88 17.54 3.86 0.23 -9.57 -17.27

Ikan Diawetkan -0.25 5.91 9.36 5.74 1.36 2.82 -5.37 -0.32 -5.40

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya -4.39 -4.77 0.71 5.73 1.23 3.70 5.23 0.82 5.25

Sayur-sayuran 47.02 56.30 30.29 -5.15 4.87 -2.10 -9.08 14.13 -13.96

Kacang - kacangan 4.76 4.20 12.30 10.48 10.91 10.33 1.66 3.18 1.53

Buah - buahan -16.88 -4.20 2.84 -3.67 4.66 -0.27 -4.41 4.62 7.02

Bumbu - bumbuan 36.25 42.43 23.58 3.15 -27.19 -8.87 -4.30 1.76 11.36

2017 2018Kelompok Arah

2019

I II III IV I II II IV I

Pendidikan % yoy 0.36 0.00 3.81 3.81 3.81 3.81 7.70 7.70 7.70

Kursus-Kursus / Pelatihan % yoy 1.80 1.80 1.80 0.60 10.54 10.54 10.54 9.88 0.00

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan % yoy 4.99 4.31 0.92 1.13 3.86 4.15 4.92 5.10 1.25

Rekreasi % yoy 0.55 0.59 1.48 1.60 1.21 1.13 12.60 12.43 12.67

Olahraga % yoy 0.20 0.81 2.52 1.97 2.90 1.68 0.40 0.40 0.00

ArahKelompok2017 2018 2019

BAB 3 INFLASI DAERAH

46 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

subkelompok yang mengalami penurunan yakni sandang anak-anak dan barang pribadi dan

sandang lainnya, sedangkan sandang laki-laki dan wanita cenderung meningkat.

Tabel 3.11 Inflasi Kelompok Sandang

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Tekanan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menurun dari

1,68% (yoy) menjadi 1,59% (yoy). Hal ini terutama didorong oleh penurunan inflasi

subkelompok biaya tempat tinggal dari 2,22% (yoy) menjadi 1,63% (yoy) seiring dengan

penurunan inflasi semen, besi beton dan seng. Di sisi lain inflasi subkelompok penyelenggaraan

rumah tangga meningkat didorong oleh peningkatan upah pembantu rumah tangga.

Sementara itu, peningkatan subkelompok perlengkapan rumah tangga disebabkan oleh

kenaikan harga kasur dan sofa.

Tabel 3.12 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Peningkatan harga bahan baku dan cukai rokok telah mendorong peningkatan inflasi

kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dari 4,26% (yoy) menjadi 6,28%

(yoy). Peningkatan terjadi hampir diseluruh komponen subkelompok ini yakni makanan jadi dan

minuman yang tidak beralkohol yang masing-masing menjadi 6,08% (yoy) dan 3,04% (yoy)

dari 2,61% (yoy) dan 0,59% (yoy).

Tabel 3.13 Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

I II III IV I II II IV I

Sandang % yoy 2.76 2.32 2.32 2.45 2.22 2.97 2.42 3.02 2.78

Sandang Laki-Laki % yoy 4.06 3.98 3.65 2.37 1.09 1.97 2.78 4.15 3.92

Sandang Wanita % yoy 1.41 0.40 0.86 1.69 1.27 3.02 0.67 0.47 0.83

Sandang Anak-Anak % yoy 2.57 2.94 3.07 3.63 2.69 2.92 2.67 2.86 2.79

Barang Pribadi dan Sandang Lain % yoy 3.13 1.63 1.19 2.08 5.51 4.95 4.48 5.74 4.06

Kelompok2017 2018

Arah2019

I II III IV I II II IV I

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar% yoy 2.32 4.53 4.50 4.56 3.23 1.19 1.55 1.68 1.59

Biaya Tempat Tinggal % yoy 0.79 1.32 1.60 1.72 1.91 1.38 1.92 2.22 1.63

Bahan Bakar, Penerangan dan Air % yoy 8.19 18.09 16.45 15.60 8.75 0.15 0.16 0.05 0.42

Perlengkapan Rumah Tangga % yoy 1.09 1.12 1.28 0.89 0.08 0.18 0.70 1.01 1.57

Penyelenggaraan Rumah Tangga % yoy 0.63 -1.17 -0.24 1.83 1.47 3.64 3.43 2.87 4.74

Kelompok Arah2017 2018 2019

I II III IV I II II IV I

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 3.08 1.78 2.20 2.48 1.52 2.54 4.08 4.26 6.28

Makanan Jadi 1.18 2.05 2.00 2.27 1.59 1.68 2.82 2.61 6.08

Minuman yang Tidak Beralkohol 2.56 -10.65 -8.75 -6.54 -4.58 -0.37 0.41 0.59 3.04

Tembakau dan Minuman Beralkohol 7.24 9.98 10.19 8.83 5.11 5.76 8.53 9.41 8.45

Kelompok Arah2017 2018 2019

BAB 3 INFLASI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 47

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Pada triwulan I 2019, inflasi kelompok transportasi komunikasi dan jasa keuangan

memberikan andil yang cukup tinggi terhadap inflasi Gorontalo yakni mencapai 0,72% dimana

mengalami peningkatan inflasi dari sebesar 3,09% (yoy) menjadi 3,80% (yoy). Kenaikan

tekanan inflasi tersebut didorong oleh kenaikan mayoritas subkelompok dibandingkan dengan

tingkat inflasi triwulan IV 2018. Adapun kenaikan terbesar terjadi pada subkelompok

Transportasi mencapai sebesar 3,42% (yoy) dari 2,53% (yoy). Besarnya kenaikan inflasi tarif

angkutan udara dan angkutan antar kota pada triwulan I 2019 tercatat masing-masing

mengalami kenaikan inflasi mencapai sebesar 38,41% (yoy) dan 14,28% (yoy) dari triwulan III

2018 masing-masing sebesar 7,49% (yoy) dan 0,00% (yoy), Sementara itu, subkelompok

komunikasi juga meningkat dari 7,28% (yoy) menjadi 7,47% (yoy). Peningkatan tersebut

didorong oleh penyesuaian tarif pulsa ponsel di awal tahun dan peningkatan harga ekspedisi

merespons harga angkutan udara yang meningkat.

Tabel 3.14 Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Kesehatan

Tekanan inflasi kelompok kesehatan pada triwulan I 2019 meningkat dari 0,75% (yoy)

menjadi 1,31% (yoy). Peningkatan terutama terjadi pada harga obat-obatan yang tercatat

mengalami inflasi sebesar 2,45% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang mengalami deflasi

sebesar -0,50% (yoy). Peningkatan harga obat-obatan tersebut disinyalir disebabkan oleh biaya

distribusi yang meningkat seiring dengan kenaikan tarif ekspedisi.

Tabel 3.15. Inflasi Kelompok Kesehatan

I II III IV I II II IV I

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan % yoy 0.22 3.28 3.62 3.42 2.14 1.52 1.44 3.09 3.80

Transpor % yoy -1.13 2.79 3.69 3.44 2.60 1.78 0.60 2.53 3.42

Komunikasi dan Pengiriman % yoy 6.17 4.98 2.07 2.08 0.14 0.36 6.57 7.28 7.47

Sarana dan Penunjang Transpor % yoy 10.33 10.94 10.94 10.66 1.01 1.18 2.90 3.13 2.55

Jasa Keuangan % yoy 0.00 0.00 0.23 0.23 0.23 0.23 0.00 0.00 0.00

Kelompok2017 2018

Arah2019

I II III IV I II II IV I

Kesehatan % yoy 4.33 5.04 4.89 5.87 3.78 2.86 1.95 0.75 1.31

Jasa Kesehatan % yoy 0.02 1.71 1.71 1.69 1.69 0.00 0.00 0.00 0.00

Obat-obatan % yoy 6.06 6.47 7.94 11.14 3.67 2.43 1.93 -0.50 2.45

Jasa Perawatan Jasmani % yoy 0.30 5.26 8.28 8.28 8.28 3.14 0.35 0.35 0.35

Perawatan Jasmani dan Kosmetika % yoy 6.76 6.18 4.48 5.11 4.10 4.58 3.33 1.85 1.64

Kelompok2017 2018

Arah2019

BAB 3 INFLASI DAERAH

48 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

3.5 PERBANDINGAN INFLASI ANTAR PROVINSI/KOTA DI SULAWESI

Provinsi Gorontalo menjadi provinsi dengan inflasi kedua terendah setelah Provinsi

Sulawesi Barat yang tercatat inflasi sebesar 0,98% (yoy). Sementara itu, provinsi Sulawesi

Tengah merupakan provinsi dengan inflasi tertinggi di Pulau Sulawesi dengan inflasi mencapai

5,6% (yoy).

Tabel 3.16. Tingkat Inflasi Provinsi di Sulawesi

Sumber: BPS, diolah

3.6 PENGENDALIAN INFLASI

Sesuai dengan roadmap TPID, dalam melakukan sinergi upaya pengendalian inflasi pada

triwulan I 2019, TPID di Provinsi Gorontalo memiliki fokus dalam 1) menjaga kenaikan harga

bahan makanan strategis seperti barito, BBM, Listrik, LPG; 2) mengendalikan pasokan

komoditas pangan strategis yang sangat berpengaruh pada peningkatan tekanan inflasi; dan, 3)

melakukan intervensi dalam distribusi komoditas.

Strategi stabilisasi harga komoditas pangan strategis pada triwulan I 2019 dibuat dengan

mempertimbangkan terjadinya risiko peningkatan inflasi yang harus diwaspadai yakni: (i) dari

sisi administered price, terdapat risiko kenaikan harga BBM non subsidi akibat tren kenaikan

harga minyak dunia, serta adanya kenaikan tarif angkutan udara ; (ii) Dari sisi inflasi inti,

terdapat risiko passthrough kenaikan harga komoditas, khususnya terhadap bahan pangan; (iii)

dari sisi volatile food, menjamin ketersediaan komoditas utama yakni bawang, cabai, dan tomat

(barito).

Masih tingginya risiko tekanan inflasi tersebut membutuhkan upaya pengendalian inflasi

melalui beberapa kegiatan antara lain:

1. Penguatan database di masing-masing TPID dari setiap pihak terkait konsumsi, produksi,

dan distribusi sehingga dapat diketahui kondisi surplus/defisit komoditas pangan strategis

di daerah.

2. Melakukan koordinasi dan komunikasi bersama dengan Badan Ketahanan Pangan, Dinas

Pertanian, Dinas Pangan, PPI dan aparatur penegak hukum untuk melakukan monitoring,

pengumpulan informasi kondisi terkini pasokan dan perkembangan harga komoditas

No Provinsi Inflasi (yoy)

1 Sulawesi Barat 0,96%

2 Gorontalo 1,56%

3 Sulawesi Utara 2,5%

4 Sulawesi Tenggara 2,6%

5 Sulawesi Selatan 3,1%

6 Sulawesi Tengah 5,6%

BAB 3 INFLASI DAERAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 49

pangan di setiap daerah dan pasar-pasar baik pasar tradisional maupun pasar modern

serta isu-isu terkini;

3. Mendorong peningkatan pasokan komoditas pangan strategis seperti bawang merah,

cabai rawit, tomat, telur ayam ras dan daging ayam ras dari beberapa produsen baik di

lokal Gorontalo maupun daerah mitra dagang;

4. Memperkuat cadangan pangan pemerintah dan tata kelola operasi pasar oleh Bulog;

5. Mendorong Penganekaragaman konsumsi pangan lokal melalui konsep kelompok

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yaitu pemberdayaan kelompok wanita tani di

kabupaten/kota;

6. Melakukan peningkatan upaya penanaman cabai rawit dan tomat sayur di tingkat rumah

tangga bekerja sama dengan PKK, khususnya di Kota Gorontalo dan Kabupaten

Gorontalo, dengan tujuan meningkatkan pasokan di tingkat rumah tangga;

7. Melakukan sidak terhadap pelaku perdagangan dan tata niaga komoditas pangan

strategis oleh TPID, Satgas dan Dewan Ketahanan Pangan untuk menjaga praktek bisnis

yang baik dan juga menjaga ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan pasokan dan

tingkat harga;

8. Upaya koordinasi Program pengembangan distribusi dan cadangan pangan, berupa

kegiatan lumbung pangan masyarakat dan Toko Tani Indonesia (bekerjasama dengan

Gapoktan dan BULOG);

9. Polda Gorontalo akan membackup kegiatan operasi pasar dari sisi keamanan, koordinasi

pihak satgas pangan akan melakukan pengawasan dan keamanan distribusi pangan dari

hulu sampai hilir yang akan berpotensi pada gangguan kamtibmas;

10. Melakukan upaya pengendalian harga daging ayam ras dan ikan segar, yang tercatat

persisten menjadi pendorong tekanan inflasi selama beberapa tahun terakhir melalui

berbagai upaya, seperti dukungan terhadap pelaksanaan operasi pasar, pengadaan

operasional cold storage, bantuan operasional kapal tangkap dan upaya lainnya;

11. Penyediaan beras oleh Bulog Sub Divisi Regional (subdivre) Gorontalo untuk ketahanan

selama lima bulan ke depan. Selain itu melaksanakan arahan Kementerian Perdagangan

untuk melakukan Operasi Pasar;

12. PT Pertamina Gorontalo mengeluarkan larangan bagi SPBU untuk melayani pembelian

oleh pengecer BBM terutama dalam jumlah besar. Serta meminta SPBU untuk

menambahkan waktu operasional menjadi 24 jam apabila dibutuhkan sesuai dengan tren

kebutuhan di lapangan;

13. PT. Pertamina Gorontalo bersama dengan PT. Hiswana Migas melakukan penambahan

pasokan LPG 3 Kg dan bright gas 5 Kg serta pengawasan distribusi LPG yang disalurkan

BAB 3 INFLASI DAERAH

50 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

oleh agen kepada pengecer melalui pangkalan siaga serta melakukan sosialisasi

penggunaan LPG Non Subsidi kepada rumah makan dan industri kecil sehingga jika

terdapat pelanggaran, pihak Pertamina bersama dengan PT Hiswana Migas akan

memberikan pembinaan hingga sanksi berupa skorsing tidak dapat menjual LPG kepada

agen tersebut atau melakukan pencabutan izin sebagai agen LPG Pertamina;

14. Memperbaiki manajemen produksi melalui penguatan kelembagaan petani (corporate/

cooperative farming), pengelolaan produksi dan pascapanen khususnya pengeringan dan

pergudangan, seperti penggunaan Integrated Cold Storage (ICS) untuk penyimpanan

komoditas ikan segar dan penggunaan CAS (Control Atmosphare Storage) untuk

penyimpanan komoditas hortikultura (cabai rawit dan bawang merah) yang mempunyai

karakter tidak tahan lama;

15. Meningkatkan tingkat rendemen dan kualitas beras melalui revitalisasi penggilingan,

untuk memperbaiki kualitas dan pasokan beras;

16. Menyalurkan Rastra Bansos dan Bantuan Pangan Non Tunai sesuai dengan jadwal dan

dengan kualitas yang terjaga.

17. Mendorong peningkatan produktivitas petani, dengan meningkatkan kualitas SDM petani.

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN

SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 51

4 BAB 4: STABILITAS KEUANGAN DAERAH,

PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN

UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM

PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG

RUPIAH

Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat, kondisi stabilitas keuangan Gorontalo

pada triwulan I 2019 membaik. Kinerja perbankan Gorontalo yang baik dan optimal tercermin

dari peningkatan kinerja intermediasi dimana volume aset, penyaluran kredit dan

penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan relatif meningkat. Namun demikian, risiko

kredit (NPL) mengalami peningkatan dari triwulan IV 2018 sebesar 2,55% menjadi sebesar

3,18% pada periode laporan.

Stabilitas keuangan juga didukung oleh ketahanan sektor korporasi seiring dengan

membaiknya penjualan dan rentabilitas sektor korporasi. Pada triwulan I 2019, risiko

rentabilitas, solvabilitas, dan interest service coverage ratio masih terjaga. Di sisi lain, tingkat

risiko likuiditas, turn over aset dan persediaan dari korporasi relatif stabil dibandingkan periode

sebelumnya. Masih terjaganya kinerja korporasi pada triwulan I 2019 didorong oleh perbaikan

kinerja korporasi pada triwulan sebelumnya dan adanya strategi mitigasi risiko kredit dan

likuiditas oleh korporasi di tengah kinerja perekonomian yang melambat.

Sementara itu, pada triwulan I 2019, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang

melambat transaksi pembayaran baik tunai maupun nontunai mengalami penurunan

dibandingkan triwulan IV 2018. Selain itu, penurunan juga disebabkan oleh peningkatan

kecenderungan menabung sektor rumah tangga dalam rangka persiapan menghadapi bulan

suci Ramadhan serta Hari Raya Idul Fitri. Hal tersebut juga tercermin dari, kondisi net-intflow

pengelolaan uang Rupiah seiring dengan banyaknya dana yang masuk dibandingkan dengan

dana yang keluar.

4.1 PERKEMBANGAN PERBANKAN GORONTALO

Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat, kondisi stabilitas keuangan

Gorontalo pada triwulan I 2019 membaik. Kinerja perbankan Gorontalo yang baik dan optimal

tercermin dari peningkatan kinerja intermediasi dimana volume aset, penyaluran kredit dan

penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan relatif meningkat. Namun demikian, risiko

kredit (NPL) mengalami peningkatan dari triwulan IV 2018 sebesar 2,55% menjadi sebesar

3,18% pada periode laporan.

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

52 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Ketahanan sektor Rumah Tangga (RT) masih cukup kuat yang didukung oleh daya beli

yang terjaga. Kondisi tersebut sejalan dengan menurunnya harga-harga yang bahkan tercatat

deflasi selama 3 bulan berturut-turut (Februari s.d April), sedangkan pendapatan RT

diperkirakan membaik sejalan dengan peningkatan UMP di tahun 2019. Peningkatan

penghasilan ini mendorong peningkatan konsumsi RT di Gorontalo pada triwulan I 2019,

dimana tumbuh sebesar 7,55% (yoy) atau meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 7,29%

(yoy).

Stabilitas keuangan juga didukung oleh ketahanan sektor korporasi seiring dengan

membaiknya penjualan dan rentabilitas sektor korporasi. Perbaikan ini mendorong

meningkatnya penyaluran kredit kepada sektor korporasi dengan risiko kredit yang terjaga.

Pendorong perbaikan pada kinerja korporasi di triwulan I 2019 adalah implementasi strategi

mitigasi risiko kredit dan likuiditas oleh korporasi di tengah kinerja perekonomian yang

melambat.

Kinerja sektor UMKM pada triwulan I 2019 secara keseluruhan juga mengalami

perbaikan. Penyaluran kredit UMKM di triwulan I 2019 tumbuh sebesar 7,62% (yoy) meningkat

dari triwulan IV 2018 sebesar 4,22% (yoy). Kondisi tersebut mendorong porsi kredit UMKM

terhadap total kredit perbankan meningkat menjadi 27,93% dari sebelumnya sebesar 27,75%,

di atas persyaratan minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (20%). Namun tekanan

finansial di sektor UMKM patut dicermati seiring dengan NPL yang mencapai 7,57%, jauh di

atas target indikatif 5%.

Mengingat peran UMKM yang cukup penting dalam perekonomian, Bank Indonesia

terus melakukan berbagai program kerja untuk pengembangan UMKM. Di sisi lain, Bank

Indonesia juga terus melakukan inovasi, sinergi dan kolaborasi untuk mendukung tercapainya

ketahanan dan kemandirian pangan dengan melakukan pengembangan klaster serta

mendukung UMKM unggulan Gorontalo untuk dapat menembus pasar Nasional dan

Internasional.

Tabel 4.1 Indikator Perbankan Provinsi Gorontalo

Sumber: LBU bank Indonesia

2019

I II III IV I II III IV I

Aset Rp Miliar 10,103 10,694 10,785 11,571 11,697 12,064 12,118 12,634 13,119

Growth Aset % yoy 8.18 8.66 9.96 15.30 15.78 12.80 12.36 9.19 12.16

Kredit Rp Miliar 11,376 12,494 13,654 13,710 13,581 13,685 14,315 14,549 14,727

Growth Kredit % yoy 37.16 44.60 24.93 22.36 19.38 9.53 4.84 6.12 8.44

DPK Rp Miliar 4,709 5,071 5,009 4,628 4,790 4,671 5,302 4,694 5,104

Growth DPK % yoy 3.92 6.94 7.42 4.08 1.73 -7.89 5.85 1.42 6.54

NPL Kredit % 3.48 3.31 3.10 2.78 3.03 2.92 2.87 2.55 3.18

LDR % 241.59 246.38 272.60 296.22 283.50 292.98 270.00 309.96 288.55

INDIKATOR SATUAN2017 2018

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN

SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 53

4.1.1 Aset Perbankan

Pada triwulan I 2019 aset perbankan Gorontalo mencapai Rp13,12 triliun. Dengan

demikian, pertumbuhan aset perbankan di Gorontalo tercatat sebesar 12,16% (yoy) atau

meningkat dari 9,19% (yoy) pada triwulan sebelumnya seiring dengan peningkatan DPK dan

Kredit. Pertumbuhan DPK di triwulan I 2019 meningkat dari 1,42% (yoy) pada triwulan lalu

menjadi 6,54% (yoy), sedangkan kredit tumbuh sebesar 8,44% (yoy) meningkat dari triwulan

lalu sebesar 6,12% (yoy).

Berdasarkan kelompoknya, bank persero masih memiliki aset terbesar di antara bank

lainnya, dengan pangsa sebesar 62,37%, diikuti bank pemerintah daerah dan swasta nasional

dengan pangsa masing-masing sebesar 19,55% dan 17,43%. Sementara itu, bank asing dan

campuran yang beroperasi di Gorontalo sebesar 0,64%.

4.1.2 Intermediasi Perbankan Konvensional

Peran intermediasi perbankan di Gorontalo termasuk sangat tinggi secara nasional. Hal

tersebut tercermin LDR yang terealisasi selama ini dimana mencapai rata-rata 277,97% selama

5 tahun terakhir. Tingginya LDR tersebut menunjukan kebutuhan pembiayaan Gorontalo yang

sangat tinggi namun tidak dapat dipenuhi oleh penghimpunan DPK-nya sendiri. Sehingga,

mayoritas kredit yang terealisasi, dananya berasal dari luar provinsi Gorontalo. Pada triwulan I

tahun 2019, LDR Gorontalo mencapai 288,55% atau menurun dari triwulan sebelumnya

sebesar 309,96%. Melambatnya LDR di Gorontalo tersebut disebabkan oleh pertumbuhan

kredit yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan DPK.

4.1.3 Pertumbuhan Kredit Perbankan

Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat, kinerja penyaluran kredit perbankan

pada triwulan I 2019 mengalami perbaikan. Kredit di Gorontalo pada triwulan I 2019 tumbuh

sebesar 8,44% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 6,12% (yoy).

Peningkatan tersebut terutama didorong oleh seluruh kategori kredit baik kredit konsumsi,

kredit investasi dan kredit modal kerja. Berdasarkan tujuan penggunaan, kredit terbesar

digunakan untuk konsumsi dengan proporsi 55,76%, diikuti oleh kredit modal kerja 28,53%

dan kredit investasi 15,70%. Proporsi ini relatif sama dengan triwulan sebelumnya dengan

sedikit peningkatan pada pangsa kredit investasi.

Kredit konsumsi pada triwulan I 2019 tercatat sebesar 2,61% (yoy) atau meningkat dari

1,69% (yoy) pada triwulan IV 2018. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh

meningkatnya PDRB konsumsi RT pada triwulan laporan sebesar 7,55% (yoy) dari 7,29% (yoy)

pada triwulan sebelumnya. Sejalan dengan hal tersebut kredit investasi juga tercatat mengalami

peningkatan menjadi sebesar 19,27% (yoy) dari 8,50% (yoy) pada triwulan IV 2018 seiring

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

54 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

realisasi PDRB Investasi triwulan I 2019 yang meningkat. Kredit modal kerja juga mengalami

peningkatan dari 14,56% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 15,51% (yoy) di triwulan I

2019. Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan kredit pada sektor pertanian seiring

dengan masuknya musim tanam di triwulan laporan.

Grafik 4.1 Proporsi Kredit per Jenis Penggunaan

Sumber: LBU bank Indonesia

Berdasarkan sektor ekonominya, peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit di

Gorontalo terutama didorong oleh adanya akselerasi pertumbuhan penyaluran kredit pada

sektor LU utama yaitu sektor pertanian, Perdagangan Besar dan Eceran (PBE), dan industri

pengolahan dari masing-masing sebesar 22,76% (yoy), 8,85% (yoy) dan 28,70% (yoy) menjadi

masing-masing sebesar 25,77% (yoy), 10,80% (yoy) dan 33,60% (yoy). Peningkatan

pertumbuhan penyaluran kredit, tidak diiringi dengan perbaikan kualitas kredit, terpantau

mengalami peningkatan tekanan.

Tabel 4.2 Data Kredit per Penggunaan dan Sektoral

Sumber: LBU Bank Indonesia

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN

SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 55

Pada triwulan I 2019, NPL perbankan Gorontalo mengalami peningkatan tekanan

mencapai 3,18% dari triwulan IV 2018 yang mencapai 2,55%. Berdasarkan sektor ekonomi,

NPL 3 sektor utama Gorontalo yaitu pertanian dan industri pengolahan cenderung aman, yaitu

masing-masing sebesar 1,03% dan 4,45%. Sedangkan sektor Perdagangan Besar dan Eceran

(PBE) yang harus menjadi catatan dikarenakan mengalami peningkatan tekanan dan melewati

batas indikatif NPL mencapai sebesar 5,66%. Dengan demikian, kondisi akselerasi pertumbuhan

ekonomi Gorontalo yang terjadi pada periode triwulan I 2018 cukup kuat dan stabil dengan

dukungan terjaganya risiko kredit perbankan namun dengan beberapa catatan perhatian.

Meskipun demikian, kondisi tersebut masih dapat meningkatkan optimisme masyarakat dan

pelaku dunia usaha di Gorontalo.

Secara spasial pada triwulan I 2019, kredit perseorangan masih terkonsentrasi di Kota

Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo dengan pangsa sebesar masing-masing 35,28% dan

31,17%. Pertumbuhan kredit perseorangan tertinggi pada triwulan I 2019 dimiliki oleh

Kabupaten Bone Bolango yang tumbuh sebesar 8,42% (yoy). Dari sisi jumlah rekening, jumlah

rekening kredit otomotif memiliki rekening dengan jumlah rekening kredit terbesar sebanyak

21.347 rekening (Tabel 4.3).

Tabel 4.3. Komposisi dan Jumlah Rekening Kredit Perseorangan di Gorontalo

Sumber: LBU BI (diolah)

4.1.4 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

Kegiatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh perbankan di Gorontalo pada

triwulan I 2019 mengalami peningkatan dari sebesar 1,42% (yoy) pada triwulan IV 2018

menjadi 6,54% (yoy). Peningkatan tersebut disinyalir disebabkan oleh tradisi masyarakat

Gorontalo dalam persiapan menghadapi bulan Ramadhan pada triwulan II 2019, dimana

Masyarakat cenderung menyimpan uangnya untuk dikonsumsi pada bulan Ramadhan. Hal ini

juga terkonfirmasi oleh Survei Konsumen Bank Indonesia dimana preferensi menabung

masyarakat pada triwulan I 2019 cenderung meningkat. Berdasarkan jenisnya pertumbuhan

DPK terutama didorong oleh meningkatnya giro dimana pada triwulan I 2019 Giro di Gorontalo

tumbuh sebesar 27,87% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 13,08% (yoy).

Perumahan dan

ApartemenOtomotif Elektronik Multiguna Lainnya

Kota Gorontalo (1.11) 35.28 3,401 13,937 193 3,995 4,818

Kab. Gorontalo 7.91 31.17 4,311 4,764 569 523 4,092

Kab. Pohuwato 2.08 9.90 569 505 65 20 3,504

Kab. Boalemo 5.87 9.17 384 878 29 9 2,121

Kab. Bone Bolango 8.42 9.00 535 1,060 172 241 2,442

Kab. Gorontalo Utara (0.99) 5.47 20 197 98 13 2,031

Provinsi 3.35 100.00 9,220 21,341 1,126 4,801 19,008

DAERAHPertumbuhan Kredit

Perseorangan (%, yoy)

Pangsa Kredit

Perseorangan

(%)

Jumlah Rekening

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

56 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Selain itu, tabungan juga terpantau tumbuh meningkat menjadi sebesar 9,40% (yoy) dari

3,03% (yoy) pada triwulan IV 2019. Di sisi lain, kinerja deposito semakin memburuk dimana

pada triwulan I tercatat terkontraksi sebesar -23,35% (yoy), lebih dalam dari triwulan

sebelumnya sebesar -9,72% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, struktur pangsa DPK di

perbankan Gorontalo saat ini menjadi tabungan sebesar 53,48%, giro sebesar 27,87% dan

deposito sebesar 23,01%.

Grafik 4.2 Proporsi DPK di Gorontalo Triwulan IV 2018

Grafik 4.3 Proporsi DPK di Gorontalo Triwulan I 2019

Sumber: LBU bank Indonesia Sumber: LBU bank Indonesia

4.1.5 DPK Perseorangan

Berdasarkan golongan nasabah, proporsi nasabah perorangan pada perbankan

Gorontalo masih dominan yakni mencapai 68,78% dari total DPK. Dengan demikian, kinerja

penghimpunan dana sangat cukup terpengaruh pada kinerja DPK nasabah perorangan. Perilaku

masyarakat untuk menahan pengeluarannya dalam rangka persiapan menghadapi bulan suci

Ramadhan pada triwulan II 2019 menjadi faktor pendorong peningkatan DPK di triwulan I

2019. Hal tersebut tercermin pada kinerja DPK perseorangan yang tumbuh sebesar 4,71% (yoy)

meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 2,08% (yoy). Disisi lain, DPK non-perseorangan

terkontraksi yaitu dari 1,62% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi -4,37% (yoy).

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN

SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 57

Grafik 4.4 Proporsi DPK Gorontalo

Sumber: LBU BI (diolah)

Grafik 4.5.Perkembangan dan Laju Pertumbuhan DPK

Sumber: LBU BI (diolah)

Grafik 4.6. Perkembangan DPK perseorangan Gorontalo

Sumber: LBU BI (diolah)

4.1.6 Akses Keuangan kepada UMKM

Sejalan dengan kondisi kredit perbankan secara umum, laju pertumbuhan kredit UMKM

juga tercatat mengalami peningkatan. Pertumbuhan kredit UMKM dari yang semula tumbuh

sebesar 4,22% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi sebesar 7,62% (yoy) pada triwulan I 2019.

Peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit UMKM dipengaruhi oleh meningkatnya

kebutuhan pelaku usaha UMKM akan modal dalam mempersiapkan momentum bulan suci

Ramadhan dan Pilpres serta Pileg 2019 sehingga meningkatkan aktifitas dunia usaha.

Dari sisi ketahanan risiko kredit, tekanan risiko kredit UMKM mengalami peningkatan.

Kredit UMKM pada triwulan I 2019 mengalami peningkatan tekanan yang tercermin pada NPL

kredit UMKM menjadi sebesar 7,57% (yoy) dari sebesar 6,82% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Perlu menjadi catatan, tekanan risiko kredit pada kredit UMKM harus menjadi perhatian

bersama karena NPL UMKM masih cukup tinggi.

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

58 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Grafik 4.7. Pertumbuhan Kredit UMKM Gorontalo

Sumber: LBU BI (diolah)

Grafik 4.8. Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit

Sumber: LBU BI (diolah)

Pangsa kredit UMKM di Gorontalo cukup stabil. Pangsa UMKM Gorontalo mengalami

peningkatan menjadi sebesar 27,93% pada triwulan I 2019 dari 27,75% pada triwulan

sebelumnya. Berdasarkan kelompok nominal kreditnya, mayoritas pangsa realisasi kredit UMKM

pada triwulan I 2019 tersalurkan pada rentang nominal < 10jt yaitu sebesar 22,83% dan

rentang nominal >100 juta Rp500 juta sebesar 22,04%. Di sisi lain, berdasarkan sebaran

wilayah per Kabupaten dan Kota di Gorontalo, pada periode laporan konsentrasi realisasi kredit

UMKM terbesar masih berada di Kota Gorontalo dengan pangsa mencapai 38,43% dan diikuti

oleh Kabupaten Gorontalo sebesar 31,63%.

Grafik 4.9. Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Nominal

Sumber: LBU BI (diolah)

Grafik 4.10. Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Kota/Kabupaten

Sumber: LBU BI (diolah)

Eksistensi UMKM terus didorong oleh Bank Indonesia melalui kebijakan persentase

kredit yang harus disalurkan kepada UMKM dengan porsi kredit UMKM minimal 20%. Porsi

tersebut pada triwulan I tahun 2019 telah ditingkatkan menjadi 27% dari total kredit di provinsi

Gorontalo. Bank Indonesia menilai kebijakan ini akan mampu mendorong pertumbuhan UMKM

yang berkualitas, akan tetapi NPL UMKM yang cenderung lebih tinggi dari kredit non-UMKM

perlu mendapat perhatian, khususnya pada saat seleksi debitur yang mengajukan kredit.

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN

SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 59

Dalam rangka mendorong peningkatan kinerja sektor UMKM Gorontalo, Bank

Indonesia telah melakukan berbagai bentuk langkah dan upaya, diantaranya adalah sebagai

berikut :

Pengembangan beragam klaster pertanian dan peternakan di beberapa wilayah Gorontalo.

Melaksanakan program pelatihan eceng gondok kepada para kelompok usaha UMKM.

Monitoring pengembangan klaster sapi potong

Refreshment materi pelatihan pembuatan pupuk organik menggunakan kotoran sapi

kepada klaster sapi potong binaan BI dalam rangka meningkatkan kompetensi dan

memberikan ide pengembangan inovasi kepada kelompok. Hasil pelatihan ini diharapkan

dapat mendorong produktivitas dari kelompok tersebut.

Telah dilakukan persiapan awal pembangunan kawasan pertanian terintegrasi di

Kelompok Lamuta III, salah satu klaster beras organik binaan BI yang sudah mendapatkan

sertifikasi beras organik dari Succofindo. Pembangunan kawasan pertanian terintegrasi

diharapkan semakin meningkatkan kapasitas produksi beras organik.

4.2 STABILITAS KEUANGAN DAERAH

4.2.1 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA2

Konsumsi Rumah Tangga memiliki peran besar dalam ekonomi Gorontalo, hal ini

tercermin dari pangsa konsumsi rumah tangga terhadap perekonomian Gorontalo yang

mencapai 60,55%. Pada triwulan I 2019, konsumsi rumah tangga Gorontalo meningkat dari

7,26% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 7,50% (yoy).

Grafik 4.11 Kontribusi Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga

Grafik 4.12 Pangsa Konsumsi RT terhadap PDRB

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Besarnya peran rumah tangga dalam pertumbuhan ekonomi Gorontalo diiringi dengan

kerentanan yang rendah. Adapun sumber kerentanan tersebut umumnya berasal dari keyakinan

2 Rumah tangga di dalam sistem keuangan memiliki 2 (dua) fungsi yaitu sebagai penyedia dana dan sebagai penerima pendanaan dari

institusi keuangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan rumah tangga adalah tingkat pendapatan, tingkat pengangguran, tingkat konsumsi dan kondisi pembiayaan/kredit oleh rumah tangga.

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

60 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun yang akan datang dimana

pada akhirnya akan mempengaruhi pola belanja rumah tangga. Hasil Survei Konsumen Bank

Indonesia mengindikasikan bahwa level optimisme konsumen Gorontalo pada triwulan I 2019

tetap terjaga dan cenderung cukup optimis, yang tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)

dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih di atas level optimis 100. Indeks IKE dan IEK

pada triwulan I 2019 tercatat sebesar 111.34 dan 138.92.

Grafik 4.13 Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi

Saat Ini Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Grafik 4.14 Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi 6 Bulan Mendatang

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah

4.2.2 ASESMEN SEKTOR KORPORASI

Kinerja Lapangan Usaha (LU) utama Provinsi Gorontalo yang melambat turut menahan

laju pertumbuhan keuangan serta menurunkan kerentanan sektor korporasi. Perlambatan

kinerja pertumbuhan ekonomi Lapangan Usaha utama Provinsi Gorontalo seperti LU Konstruksi,

LU pertanian, Perdagangan Besar Eceran (PBE) dan Industri Pengolahan. Kinerja LU Konstruksi

mengalami deselerasi sebesa -9,03% (yoy) yang disebabkan oleh proyek-proyek infrastruktur

pemerintah belum beroperasi secara optimal sesuai dengan siklus tahunan.

Perlambatan LU pertanian didorong oleh jatuhnya periode musim tanam dari tanaman

pangan utama sehingga korporasi pertanian belum beroperasi maksimal dalam penyerapan

hasil panen. Di sisi lain, LU PBE melambat sejalan dengan kembali normal level persediaan

setelah peningkatan di akhir tahun. Adanya panen raya beberapa komoditas holtikultura di

awal triwulan I 2019 cukup mendorong pertumbuhan kinerja sektor pertanian yang merupakan

sektor ekonomi terbesar di Gorontalo dengan pertumbuhan sebesar 8,59% (yoy). Selanjutnya,

masih bergairahnya perdagangan lokal Gorontalo pasca perayaan hari Natal dan tahun baru

mampu membantu kinerja sektor perdagangan eceran dan besar mencapai sebesar 2,79%

(yoy). Sedangkan LU industri pengolahan semakin semarak dengan mengalami peningkatan

pertumbuhan sebesar 31,55%(yoy).

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN

SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 61

Kinerja Korporasi dan Penilaian Risiko

Pada triwulan I 2019, sejalan dengan perlambatan ekonomi, kegiatan dunia usaha di

Gorontalo juga melambat. Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) selama

triwulan I 2019 yang diukur berdasarkan Saldo Bersih Tertimbang (SBT), kondisi kegiatan usaha

mengalami penurunan dari 35,02% menjadi 13,41% pada triwulan laporan. Penurunan

tersebut disebabkan oleh melambatnya aktivitas perekonomian pada siklus musiman pasca

perayaan hari raya Natal dan tahun baru. Namun demikian, berdasarkan hasil Liaison Bank

Indonesia, ke depan pelaku usaha memiliki optimisme yang cukup tinggi pada perbaikan kinerja

ekonomi di triwulan II 2019.

Dari sisi eksposur perbankan, sektor korporasi di Gorontalo memanfaatkan kredit

perbankan terbesar pada kredit modal kerja. Porsi kredit modal kerja korporasi memiliki pangsa

yang cukup besar terhadap total kredit yang disalurkan oleh perbankan pada korporasi yaitu

sebesar 27,92%. Hal ini mencerminkan bahwa banyak korporasi menggunakan modal dari

perbankan untuk kegiatan operasional hariannya. Di sisi lain, kredit investasi memiliki pangsa

sebesar 14,81% yang merupakan tambahan pembiayaan rencana pengembangan usaha sektor

korporasi ke depan.

Melihat pada sisi pertumbuhannya, pertumbuhan kredit korporasi untuk modal kerja

mengalami perlambatan pertumbuhan di akhir periode triwulan I 2019. Terjadinya perlambatan

pertumbuhan kredit korporasi didorong oleh penurunan gairah bisnis pasca siklus musiman

perayaan hari Natal dan tahun baru sehingga adanya penurunan tingkat konsumsi masyarakat

Gorontalo. Sedangkan di sisi kredit korporasi investasi, stance korporasi untuk menjaga

kesehatan balance sheet nya membuat korporasi cenderung berhati-hati dalam berinvestasi

khususnya dalam rangka menunggu pergerakan arah ekonomi dengan adanya Pilpres dan

Pileg.

Grafik 4.15 Pertumbuhan Kredit Korporasi di Gorontalo

Grafik 4.16 Proporsi Kredit Sektoral Korporasi

Sumber : SKDU BI Gorontalo Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

62 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Secara keseluruhan risiko kredit korporasi dalam batas aman sejalan dengan level NPL

yang membaik. Tekanan risiko kredit gagal bayar yang tercermin pada indikator Non

Performing Loan (NPL) menunjukkan bahwa kerentanan korporasi masih dalam batas aman.

NPL korporasi masih terjaga dan mengalami perbaikan dari 2,55% pada triwulan IV 2018

menjadi 2,99% pada triwulan I 2019.

Grafik 4.17 Non Performing Loan Korporasi menurut jenis penggunaan

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

Meskipun tekanan risiko kredit cenderung aman, namun kerentanan yang terjadi pada

sektor ini perlu untuk diwaspadai agar stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan tetap

terjaga mengingat eratnya keterkaitan antarsektor. Keterkaitan sektor korporasi terhadap sektor

rumah tangga dalam hal penyerapan tenaga kerja yang kemudian berpengaruh terhadap

penghasilan.

4.3 SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

4.3.1 SISTEM PEMBAYARAN

Transaksi non tunai yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Gorontalo adalah Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, yang mencakup kliring kredit dan

kliring debet. Transaksi yang diproses oleh SKNBI meliputi akumulasi data keuangan elektronik

transaksi card based melalui mesin Electronic Data Capture (EDC) berupa kartu kredit dan kartu

debet, dan transaksi paper based (cek, bilyet giro dan nota debet).

Pada triwulan I 2019, transaksi kliring melalui SKNBI provinsi Gorontalo mengalami

penurunan. Transaksi kliring melalui SKNBI secara volume tercatat sebesar 8.614 warkat dengan

nilai nominal transaksi sebesar Rp240,9 miliar. Volume tersebut menunjukkan penurunan

sebesar -12,18% (qtq) dibandingkan volume transaksi SKNBI pada triwulan IV yang mengalami

penurunan sebesar -7,99% (qtq) atau tercatat sebanyak 9.809 warkat. Penurunan volume

transaksi juga diikuti oleh penurunan nilai transaksi sebesar -14,86% mencapai Rp240,8 miliar

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN

SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 63

dari sebelumnya sebesar Rp282,9 miliar. Sementara itu, rata-rata harian transaksi SKNBI di

Gorontalo pada triwulan I 2019 tercatat 141,6 warkat dengan nilai sebesar Rp3,94 miliar per

hari.

Bank Indonesia Provinsi Gorontalo senantiasa melakukan upaya menjaga kelancaran

transaksi pembayaran nontunai. Upaya yang dilakukan yaitu dengan mendorong Gerakan

Nasional Non Tunai (GNNT) melalui Layanan Keuangan Digital (LKD) dan elektronifikasi berbagai

jenis transaksi baik Goverment to People (G to P), People to Government (P to G) dan People to

People (P to P).

Grafik 4.18 Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara

4.3.2 PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Transaksi Tunai

Pergerakan aliran masuk uang kartal dari masyarakat ke kas Bank Indonesia pada

triwulan I 2019 masih mengikuti pola historisnya yaitu menunjukkan adanya peningkatan net

inflow. Sesuai dengan polanya, pada triwulan laporan penarikan uang kartal menurun disertai

kenaikan penyetoran seiring dengan persiapan kebutuhan masyarakat akan uang tunai dalam

persiapan menghadapi momentum perayaan Bulan Ramadhan pada periode triwulan II 2019

serta adanya panen raya. Hal ini didukung dengan tingginya hasil survei SKDU Bank Indonesia

khususnya pada perkiraan pengeluaran untuk konsumsi 3 bulan mendatang dibandingkan saat

ini dengan indeks sebesar 195.

Hal ini tercermin dari aktivitas setoran-bayaran uang tunai yang tercatat net inflow

sebesar Rp200,7 miliar. Angka tersebut berbanding terbalik dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat net outflow (lebih besar uang kartal yang keluar dari Bank Indonesia) sebesar

Rp49,5 miliar. Net inflow pada triwulan I 2019 tercatat lebih rendah dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya yang net inflow sebesar Rp255,5 miliar.

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

64 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Penanganan Uang Palsu

Dalam menjaga kelancaran sistem pembayaran di Gorontalo, Bank Indonesia senantiasa

melakukan berbagai tindakan yang bersifat preventif maupun represif, agar sistem pembayaran

berjalan lancar, aman, efektif dan efisien.

Uang Rupiah yang beredar di masyarakat terus-menerus dijaga kualitasnya oleh Bank

Indonesia. Uang Rupiah perlu dijaga kualitasnya agar uang yang beredar dalam kondisi baik dan

layak sehingga masyarakat nyaman dalam menggunakan uang Rupiah sehari-hari. Uang Rupiah

memiliki ciri-ciri berupa tanda-tanda tertentu yang bertujuan mengamankan uang Rupiah dari

upaya pemalsuan. Secara umum, ciri-ciri keaslian uang Rupiah dapat dikenali dari unsur

pengaman yang tertanam pada bahan uang. Adapun terkait temuan uang palsu (UPAL) di

KpwBI Gorontalo, pada periode I triwulan 2019 ditemukan 5 lembar uang palsu yang terdiri

dari 3 lembar pecahan Rp100.000 dan 2 lembar pecahan Rp50.000.

Masyarakat memiliki peran besar dalam memutus mata rantai kejahatan pemalsuan

uang Rupiah, diantaranya dengan melaporkan dugaan tindak pidana pemalsuan yang dialami

atau diketahui kepada Polisi. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo bekerja sama

dengan Kepolisian Daerah Gorontalo senantiasa melakukan koordinasi terkait penanganan

uang Rupiah seperti Dugaan Pelanggaran Kewajiban Penggunaan Uang Rupiah di Wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Dugaan Tindak Pidana terhadap Uang Rupiah.

Kegiatan edukasi kepada masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah terus dilakukan

dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat akan keaslian uang Rupiah.

Grafik 4.19 Perkembangan Inflow Outflow

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 4.20 Data Temuan Uang Palsu Gorontalo

Sumber : Bank Indonesia

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN

SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 65

BOKS 1 : PROGRAM INTEGRASI PENGEMBANGAN PRODUK UMKM

KPWBI PROVINSI GORONTALO

secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging

dalam perekonomian. Lebih lanjut bentuk kontribusi Bank Indonesia untuk turut mendorong

pertumbuhan sektor riil adalah peran dalam pengembangan sektor Usaha Menengah, Kecil,

dan Mikro (UMKM) sebagai sektor ekonomi informal terbesar dan memiliki karakter resilient

terhadap kondisi krisis. Secara umum, definisi sektor UMKM berdasarkan pada Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah jenis usaha

yang dipisahkan berdasarkan kriteria aset dan omset sebagai berikut:

Tabel 1. Klasifikasi Sektor UMKM berdasarkan Aset dan Omset

No Usaha Kriteria

Aset Omset

1 Usaha Mikro maks Rp 50 juta maks Rp 300 juta

2 Usaha Kecil > Rp 50 Juta s.d. Rp 500 Juta > Rp 300 juta s.d. Rp 2,5 Milyar

3 Usaha Menengah > Rp 500 juta s.d. 10 Milyar > Rp 2,5 Milyar s.d. Rp 50 Milyar

Dalam rangka mendorong pengembangan UMKM di Indonesia, Bank Indonesia memiliki

empat dasar kebijakan pengembangan UMKM yaitu: i) Mendukung Terjaganya Inflasi Volatile

food; ii) Mendukung Ekspor dan Pariwisata; iii) Meningkatkan Akses Keuangan; dan iv)

Menerapkan Prinsip Syariah. Adanya arah kebijakan pengembangan tersebut mendorong

munculnya jenis pengembangan UMKM berbasis ekonomi lokal untuk komoditas pangan

strategis inflasi seperti cabai rawit, bawang, beras, dan tomat, serta komoditas Local Economic

Development (LED) seperti Sulaman Karawo, Kerajinan Eceng Gondok, dan Produk Kelapa.

Lebih dalam mengenai kelompok UMKM LED yang saat ini masih terus dibina oleh KPwBI

Provinsi Gorontalo adalah kelompok UMKM unggulan yang dipilih karena kesesuaiannya

terhadap satu atau lebih lima (5) tema pengembangan UMKM Unggulan yaitu: i) Daerah

Perbatasan/Tertinggal; ii) Pemberdayaan Perempuan; iii) Nelayan; iv) Industri Kreatif; dan v)

Komoditi Ekspor/Subsitusi Impor.

Hingga saat ini peran aktif pengembangan sektor UMKM telah dilakukan oleh seluruh

kantor perwakilan dalam negeri Bank Indonesia baik pada tingkat provinsi maupun tingkat

kota, termasuk diantaranya di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo (KPwBI

Provinsi

BAB 4 STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

66 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Gorontalo). Peran KPwBI Provinsi Gorontalo dalam melakukan pengembangan UMKM terbagi atas 16 kelompok UMKM Pangan, dan 8

kelompok UMKM LED.

KPwBI Provinsi Gorontalo telah melakukan berbagai program pengembangan UMKM yang terdiri atas tahap riset & edukasi

produk, pengembangan akses permodalan, pengembangan infrastruktur bisnis, kesesuaian terhadap regulasi dan HKI, dan kegiatan

pemasaran. Sejak tahun 2017, program pengembangan kelompok ekonomi yang dilakukan baik kepada UMKM pangan maupun UMKM

LED adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Timeline PSBI Tematik Bank Indonesia

Sumber : PSBI Bank Indonesia

BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem

Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 65

Program pengembangan UMKM di KPwBI Provinsi Gorontalo merupakan kegiatan yang

terintegrasi dan berjenjang sesuai kondisi dari klaster UMKM binaan BI. Secara umum hingga saat ini

sudah dilaksanakan beberapa kegiatan pengembangan UMKM yang tidak terbatas pada penyediaan

fasilitas produksi namun juga peningkatan kapasitas SDM. Program pengembangan UMKM sejak

Desember 2017 dan berlanjut hingga Mei 2019 untuk berbagai klaster yang dikembangkan seperti

klaster Sapi Potong, klaster Cabai Rawit, klaster kerajinan sulaman Karawo, klaster kerajinan Eceng

Gondok, klaster Bawang Merah, dan klaster Beras Organik.

Beberapa highlight kegiatan pengembangan UMKM yang telah dilakukan oleh KPwBI Provinsi

Gorontalo terutama untuk pengembangan UMKM Unggulan Sulaman Karawo dan Eceng Gondok yang

dilaksanakan adalah partisipasi dalam berbagai gelaran acara nasional maupun dunia seperti Karnaval

Karawo setiap tahun, International Couture New York Fashion Week 2017, Artisan & Product

Exhibition 2018 di New York Amerika Serikat, Pameran IMF-WB Bali 2018, Indonesia Fashion Week

2019, dan Kunjungan Ibu Wakil Presiden ke KPwBI Provinsi Gorontalo.

Karnaval Karawo 2018

IMF-WB Exhibiton Bali 2018 International Couture New York Fashion Week 2017

Indonesia Fashion Show 2019

KunKer Ketua Dekranas 2019

Gambar 2. Dokumentasi berbagai kegiatan Pameran yang diikuti UMKM Unggulan KPwBI Prov. Gorontalo

Berbagai keikutsertaan UMKM Unggulan KPwBI provinsi Gorontalo dalam berbagai kegiatan

pameran bertujuan sebagai bentuk strategi pemasaran lanjut dengan menyasar pembentukan brand lokal

BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

66 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

yang berkualitas tinggi. Sesuai dengan strategi manajemen pemasaran yang dikembangkan oleh KPwBI

provinsi Gorontalo menganut sistem 4P yaitu terdiri dari Product, Price, Place dan Promotion. Dengan

berlandaskan pada strategi 4P dibangun sebuah brand kerajinan Sulaman Karawo dan Kerajinan Eceng

Gondok dengan kriteria:

a. Produk, dibuat sesuai dengan spesifikasi target konsumen yang disasar (high end, medium high,

dan middle low consumer).

Penentuan kelompok konsumen yang disasar oleh UMKM berimplikasi pada kualitas produk,

lokasi pemasaran, dan metode pemasaran yang dilakukan. Pada 5 kelompok UMKM Unggulan

Sulaman Karawo memiliki segmen konsumen yang beragam sesuai dengan kapasitas yang

dimiliki. Kelompok Rumah Karawo dan Kelompok Tiar Handmade menyasar high-end consumer

dengan jenis produk yang dihasilkan berkarakter eksklusif dari segi motif, desain, serta jumlah

produk yang terbatas. Sementara Kelompok Seruni, Kelompok Sumber Usaha, Kelompok

Nirwana, Kelompok Sartin, Kelompok Alata, dan Kelompok Usaha Jaya menyasar medium high

consumer dengan jumlah produksi yang lebih masal dan tingkat harga yang relatif lebih

terjangkau.

b. Price, harga dibentuk berdasarkan pada asas competitiveness, dan kelas konsumen yang disasar.

Penentuan harga produk melihat sisi persaingan pasar dan sesuai dengan tingkat konsumen

yang disasar. Harga lebih banyak dibentuk berdasarkan sisi penawaran untuk high-end consumer

dimana penciptaan harga dipengaruhi oleh nilai seni yag dijual, tingkat kerumitan pekerjaan, dan

subjektivitas pembeli. Sementara itu untuk medium high consumer dan middle low consumer,

penentuan harga dipengaruhi oleh tingkat harga barang sejenis di pasaran.

c. Place, pemilihan lokasi penjualan sebagai selling point yang memiliki foot traffic tinggi, tingkat

aksesibilitas tinggi, dan fasilitas yang memadai seperti lahan parkir, ketersediaan jaringan

internet, maupun pekerja yang ramah dan profesional.

Selling point merupakan aspek yang penting sebagai brand image dari produk yang dijual,

penentuan selling point seperti butik, mall, toko, dan lainnya menyesuaikan dan dapat bervariasi.

Karakteristik seperti tingginya foot traffic berpegaruh terhadap jumlah pengunjung yang

berpotensi sebagai pembeli. Ketersediaan berbagai fasilitas pendukung seperti lahan parkir,

aksesibilitas juga berpengaruh terhadap foot traffic dari lokasi penjualan.

d. Promotion, keikutsertaan Kelompok UMKM Unggulan dalam berbagai gelaran pameran nasional

dan internasional yang juga didukung oleh strategi endorsement dari berbagai public figure.

Bentuk promosi yang dilakukan tidak hanya terbatas pada metode promosi konvensional tapi

juga bentuk promosi yang melibatkan kemajuan industri telekomunikasi seperti menggunakan

platform market place, dan social media untuk menjangkau berbagai lapisan audience yang

beragam. Bank Indonesia melalui program UMKM Digital mendorong setiap UMKM binaan

untuk memiliki online shop, website untuk mengakses potensi pasar nasional maupun

internasional.

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 67

5 BAB 5 : KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan Gorontalo pada periode Februari 2019 mengalami perbaikan

dibandingkan periode Agustus 2018. Terjadinya perbaikan kondisi ketenagakerjaan tercermin

dari Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan peningkatan Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK). TPT pada Februari 2019 sebesar 3,47% menurun signifikan

dibandingkan Agustus 2018 sebesar 4,03%, sedangkan TPAK mengalami peningkatan menjadi

72,43% dibandingkan Agustus 2018 sebesar 67,34%. Kondisi perbaikan ketenagakerjaan

didorong oleh membaiknya Lapangan Usaha (LU) konstruksi sejalan keberlanjutan pelaksanaan

Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti Jalan GORR, RS Habibie Ainun dan pembangunan PSN

baru Bendungan Bolango Ulu.

Dari sisi kesejahteraan masyarakat, pada triwulan I 2019 daya beli masyarakat terpantau

masih solid tercermin dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang tercatat sebesar 105,63.

Meskipun lebih rendah dari triwulan sebelumnya, optimisme konsumsi masyarakat masih tetap

terjaga seiring nilai ITK-nya yang masih bernilai di atas 100.

Sejalan dengan hal tersebut, jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo hingga

September 2018 mengalami penurunan menjadi sebanyak 188,3 ribu jiwa (15,83%) dari

198,51 ribu jiwa (16,81%) pada bulan Maret 2018. Penurunan penduduk miskin tersebut

terjadi baik di pedesaan maupun perkotaan seiring semakin gencarnya program bantuan sosial

pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Selain itu, inflasi yang rendah dan stabil hingga

periode September 2019 juga turut mendorong perbaikan tersebut.

Namun demikian, perbaikan tingkat kemiskinan Gorontalo pada periode September

2018, belum diiringi dengan perbaikan kondisi ketimpangan pendapatan. Rasio gini Gorontalo

pada September 2018 tercatat sebesar 0,42 atau meningkat dari 0,40 pada Maret 2018.

Peningkatan tingkat ketimpangan tersebut mengindikasikan kualitas pembangunan yang belum

merata.

5.1 KETENAGAKERJAAN

Kinerja ketenagakerjaan Gorontalo sampai dengan Februari 2019 mengalami perbaikan

dibandingkan Agustus 2018. Perbaikan tersebut tercermin dari peningkatan Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) dan perlambatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada triwulan

berjalan. Jumlah angkatan kerja Gorontalo hingga Februari 2019 tercatat sebesar 629.691

orang dengan TPAK sebesar 72,43% meningkat dibandingkan periode Agustus 2018 sebesar

578.880 orang dengan TPAK sebesar 67,34%. Peningkatan TPAK didorong oleh terjadinya

peningkatan jumlah penduduk angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. Selain itu,

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

68 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

pertumbuhan kebutuhan pegawai dari sisi lapangan usaha terutama pada sektor informasi

komunikasi, real estate dan jasa-jasa juga mendorong peningkatan TPAK.

Perbaikan kinerja ketenagakerjaan Provinsi Gorontalo pada triwulan I 2019, sejalan

dengan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Pada triwulan I 2019,

ekspektasi ketersediaan lapangan kerja tercatat sebesar 126,33 meningkat dibandingkan

triwulan IV 2018 sebesar 108,33. Kondisi tersebut mencerminkan masih tingginya optimisme

masyarakat akan ketersediaan lapangan pekerjaan di Gorontalo terutama pada LU konstruksi,

LU informasi komunikasi dan LU jasa.

Grafik 5.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Grafik 5.2 Perkembangan Indeks Ekspektasi

Ketersediaan Tenaga Kerja Hasil Surbei Konsumen

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Meskipun menurun, peran sektor informal terhadap penyerapan tenaga kerja di

Gorontalo hingga Februari 2019 masih mendominasi terutama yang berasal dari sektor UMKM.

Porsi tenaga kerja informal di Gorontalo mencapai 57,27% atau 362.802 orang menurun dari

Agustus 2018 yang mencapai 61,27%. Sementara itu, porsi tenaga kerja sektor formal

cenderung meningkat dari bulan Februari 2019 yakni dari 37,66% atau 225.901 orang menjadi

40,40% atau 244.924 orang. Peningkatan jumlah karyawan formal baik secara pangsa maupun

nominal mengindikasikan mulai berkembangnya pertumbuhan sektor industri dan jasa di

Provinsi Gorontalo.

478

.81

520

.64

500

.06

534

.01

517

.79

563

.40

562

.20

590

.06

547

.77

622

.40

578

.88

629

.69

30

0.2

7

26

5.2

8

29

5.7

6

27

0.6

2

29

5.7

2

25

7.8

5

26

5.9

4

24

7.6

4

29

7.8

0

23

1.3

6

28

0.7

2

23

9.6

0

55

57

59

61

63

65

67

69

71

73

75

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1,000

Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2014 2015 2016 2017 2018 2019Bukan Angkatan Kerja

Ribu Orang %

108.33

126.33

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 69

Tabel 5.1. Klasifikasi Pekerjaan Provinsi Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Ke depan, proyeksi ketersediaan lapangan kerja pada triwulan II 2019 diperkirakan

meningkat dibandingkan triwulan I 2019. Berdasarkan pada hasil SK Bank Indonesia pada

triwulan II 2019 menyatakan bahwa perkiraan kondisi ketersediaan lapangan kerja dan tingkat

pendapatan diperkirakan akan mengalami peningkatan. Peningkatan ekspektasi ketersediaan

lapangan kerja mengindikasikan potensi peningkatan penyerapan tenaga kerja sejalan

optimisme perbaikan ekonomi secara umum. Perayaan Idul Fitri pada triwulan II 2019 akan

mendorong peningkatan daya beli masyarakat dan akan mendorong LU utama seperti LU

perdagangan, dan LU transportasi.

5.1.1 PENGANGGURAN

Tingkat pengangguran pada Februari 2019 tercatat sebesar 3,47%, lebih rendah

dibandingkan Agustus 2018 sebesar 4,03%. Penurunan TPT di Gorontalo didorong oleh

peningkatan penyerapan tenaga kerja dibeberapa sektor utama. Hasil liaison Bank Indonesia

kepada pelaku usaha menyatakan bahwa peningkatan kegiatan penambahan jumlah pegawai

seiring dengan peningkatan permintaan domestik untuk lapangan usaha seperti konstruksi,

komunikasi, dan jasa. Peningkatan realisasi tenaga kerja tersebut, diiringi dengan peningkatan

pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja di Gorontalo pada triwulan I 2019 yang tercermin

pada indeks penghasilan dari hasil SK Bank Indonesia sebagaimana dijelaskan pada paragraf

sebelumnya.

Secara spasial, penyumbang penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada

Februari 2019 adalah TPT perkotaan yakni sebesar 3,88% atau menurun dibandingkan

Agustus 2018 sebesar 5,08%. Hal ini selaras dengan informasi mengenai penyumbang

peningkatan penyerapan ketenagakerjaan lapangan usaha konstruksi, komunikasi dan jasa

yang terfokus di wilayah perkotaan. Sejalan dengan itu, kinerja TPT pedesaan juga mengalami

penurunan di Februari 2019 sebesar 3,13% dibandingkan Agustus 2018 sebesar 3,33%.

orang persen orang persen orang persen orang persen

Formal 222,168 39.08 225,875 37.66 244,924 40.40 19,059 2.65

Buruh/Karyawan/Pegawai 196,754 34.61 201,403 33.58 219,518 36.12 18,125 2.55

Berusaha dibantu buruh tetap 25,414 4.47 24,472 4.08 25,406 4.28 934 0.10

Informal 346,371 60.92 373,969 62.34 362,802 59.70 14,327 (2.64)

Berusaha sendiri 134,610 23.68 139,048 23.18 157,898 25.98 18,850 2.80

Berusaha dibantu buruh tidak tetap 89,793 15.79 97,590 16.27 85,518 14.07 (12,072) (2.20)

pekerja bebas pertanian 46,807 8.23 34,519 5.75 32,642 5.37 (1,877) (0.38)

pekerja bebas non pertanian 16,200 2.85 25,825 4.31 19,190 3.16 (7) (1.15)

pekerja keluarga 58,961 10.37 76,987 12.83 67,554 11.12 9,433 (1.71)

Jumlah 568,539 599,844 607,726

Feb-19 perubahan 1 tahun

Status pekerjaan formal/informal

Keadaan Penduduk BekerjaFeb-17 Feb-18

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

70 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Berdasarkan tingkat pendidikan, TPT tertinggi terjadi pada tingkat pendidikan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), perguruan tinggi (diploma dan universitas), dan Sekolah Menegah

Atas (SMA) yang masing-masing tercatat sebesar 9,99%, 4,89%, dan 4,72%. Sementara,

tingkat pendidikan rendah yakni SMP dan SD masing-masing tercatat sebesar 1,84% dan

2,02%. Karakteristik perekonomian Provinsi Gorontalo yang ditopang oleh sektor informal

menyebabkan banyaknya ketersediaan lapangan pekerjaan bagi pekerja berpendidikan rendah.

Selain itu, tenaga kerja berpendidikan rendah cenderung menerima apapun jenis pekerjaan

yang tersedia.

Grafik 5.3 Indeks Ketenagakerjaan dan Penghasilan Saat ini

Grafik 5.4 SBT Jumlah Karyawan Dunia Usaha Gorontalo

Sumber: Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia

5.2 KESEJAHTERAAN

5.2.1 DAYA BELI MASYARAKAT

Dari sisi kesejahteraan masyarakat, pada triwulan I 2019 daya beli masyarakat terpantau

masih solid tercermin dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang tercatat sebesar 105,63.

Meskipun lebih rendah dari triwulan sebelumnya, optimisme konsumsi masyarakat masih tetap

terjaga seiring nilai ITK-nya yang masih bernilai di atas 100. Tingginya optimisme masyarakat

juga tercermin dari hasil SK Bank Indonesia mengindikasikan bahwa level optimisme konsumen

Gorontalo pada triwulan I 2019 masih tetap terjaga. Hal ini tercermin dari Indeks Kondisi

Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekpektasi Konsumsi (IEK) yang masih di atas level optimis 100. Indeks

IKE dan IEK pada triwulan I 2019 tercatat sebesar sebesar 158,61 dan 161,39. Masih tingginya

nilai IEK tersebut juga mengindikasikan ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan

kerja dan ekspektasi kondisi ekonomi ke depan akan meningkat sehingga diharapkan

terciptanya kesinambungan dalam tingkat konsumsi masyarakat ke depan.

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Tidak Bekerja (Pengangguran)

Tingkat Pengangguran Terbuka (%)

2.05

3.05

5.24

3.13 3.33 3.17

3.94

4.55

3.74

4.36

5.08

3.88

Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2017 2018 2019

gPedesaan gPerkotaan

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 71

Grafik 5.5 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Menurut Variabel Pembentuknya

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Grafik 5.6 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di Sulawesi

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

5.2.2 NILAI TUKAR PETANI

Tingkat kesejahteraan petani pada triwulan I 2019 mengalami penurunan dibandingkan

triwulan sebelumnya, tercermin dari penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) Gorontalo sebesar -

0,31% (qtq), yaitu dari 103,91 menjadi 103,59. Penurunan tersebut disebabkan oleh

penurunan indeks harga yang diterima (It) yang turun -0,60% (qtq) sementara indeks yang

dibayar (Ib) turun lebih rendah sebesar -0,30% (qtq).

Indeks harga yang diterima (It) petani menggambarkan fluktuasi harga komoditas

pertanian yang dihasilkan oleh petani. Nilai It petani di Gorontalo pada triwulan ini sebesar

136,54, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 137,36. Penurunan

didorong oleh NTP tanaman pangan, perkebunan rakyat, perikanan dan peternakan ditengah

kenaikan NTP tanaman hortikultura.

Sementara itu, Indeks Harga yang dibayar (Ib) petani menggambarkan fluktuasi harga

barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan

jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada triwulan I 2019, Ib petani turun

menjadi 131,8 dari triwulan sebelumnya 132,19, atau menurun -0,3% (qtq). dampak

penurunan indeks yang dibayar petani tidak berdampak pada kenaikan NTP karena lebih kecil

dari kenaikan indeks yang dibayar petani.

0

20

40

60

80

100

120

IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Ind

eks

Pendapatan rumah tangga -Rhs Pengaruh Inflasi

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

72 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Tabel 5.2 Nilai Tukar Petani Provinsi Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Grafik 5.7 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Grafik 5.8 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo per

Subsektor

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Jika dilihat per subsektornya, penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) terjadi di hampir

seluruh subsektor. Penurunan paling tinggi terjadi pada sektor perikanan yang NTP-nya turun

sebesar -1,69% (qtq) dari 100,84 pada triwulan I 2019 menjadi 99,14 pada triwulan I 2019.

Kondisi tersebut mencerminkan tingkat kesejahteraan nelayan di triwulan laporan yang

mengalami kerugian/defisit (NTP di bawah 100), sehingga dibutuhkan bantuan pemerintah

dalam penyediaan alat mesin pertanian dan sarana produksi perikanan untuk mendorong

penurunan biaya produksi. Selanjutnya, meskipun masih surplus (di atas nilai 100) NTP yang

mengalami penurunan adalah nilai tukar padi dan palawija, perkebunan rakyat, peternakan,

dan perikanan yang masing-masing tercatat sebesar 108,21, 93,72, 101,08 dan 99,14.

Sementara itu, NTP hortikultura meningkat dari 111,32 menjadi 113,04.

5.2.3 KEMISKINAN

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo hingga September 2018 mengalami

penurunan menjadi sebanyak 188,3 ribu jiwa (15,83%) dari 198,51 ribu jiwa (16,81%) pada

bulan Maret 2018. Penurunan penduduk miskin tersebut terjadi baik di pedesaan maupun

perkotaan seiring semakin gencarnya program bantuan sosial pemerintah dalam pengentasan

2019

I II III IV I II III IV I

Nilai Tukar P etani (NTP ) 104,43 105,22 105,48 105,38 103,1 103,68 105,71 103,91 103,59

Indeks yang Diterima (It) 132,11 134,21 134,24 132,94 132,78 136,37 137,53 137,36 136,54

Indeks yang Dibayar (Ib) 126,51 127,55 127,27 126,15 128,79 131,53 130,11 132,19 131,8

1. Tanaman P adi dan palawija 105,29 108,55 108,3 110,61 105,61 106,37 109,86 108,87 108,21

2. Holtikultura 116,78 113,44 112,05 106,68 107,72 108,28 107,47 111,32 113,04

3. Tanaman P erkebunan Rakyat 97,5 100,18 102,56 103,91 99,25 99,18 102,13 94,62 93,72

4. P eternakan 101,67 101,2 101,47 100,47 100,81 101,87 103,29 101,59 101,08

5. P erikanan 103,18 100,59 100,53 101,22 100,9 100,78 102,19 100,84 99,14

NTP2017 2018

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 73

kemiskinan. Selain itu, inflasi yang rendah dan stabil hingga periode September 2018 juga turut

mendorong perbaikan tersebut.

Tabel 5.3 Garis Kemiskinan Gorontalo Tahun 2018 (dalam rupiah)

Tahun 2018 Makanan (GKM) Non Makanan (GKNM) Total

Perkotaan

Maret 237,890 80,305 318,195

September 246,148 81,220 327,368

Pedesaan

Maret 249,937 64,790 314,727

September 255,887 67,247 323,134

Total

Maret 245,508 70,788 316,296

September 252,118 73,012 325,129

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Pada September 2018 terjadi penyesuaian nilai Garis Kemiskinan (GK) yang tercatat

mengalami kenaikan sebesar 2,79% dari Rp316.296/kapita/bulan pada bulan Maret 2018

menjadi Rp325.129/kapita/bulan pada bulan September 2018. Disagregasi GK berdasarkan

pada komponennya yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan

Non Makanan (GKNM). Peningkatan GKNM untuk perkotaan dan pedesaan per September

2018 terekam jauh lebih besar dibandingkan GKM. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pola

konsumsi kebutuhan nonmakanan lebih banyak dan relatif lebih tinggi seperti untuk komoditas

perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, pakaian, serta jasa. Pada September 2018,

sumbangan GKM terhadap GK cenderung stabil menjadi sebesar 77,54% dibandingkan Maret

2018 sebesar 77,62%. Stabilnya tingkat inflasi dari kenaikan harga beberapa komoditas

pangan strategis seperti daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan tomat

sayur mendorong stabilnya GKM.

Tabel 5.4 Perkembangan Kemiskinan Gorontalo

Periode Kemiskinan (%) Indeks Kedalaman

Kemiskinan

Indeks Keparahan

Kemiskinan

Maret 2017 17.65 3.68 1.01

September 2017 17.14 3.31 0.85

Maret 2018 16.81 3.06 0.75

September 2018 15.83 3.03 0.83

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Dari sisi tingkat kedalaman kemiskinan (P1) dan keparahan kemiskinan (P2), pada

September 2018 indeks P1 mengalami penurunan dari 3,06 pada Maret 2018 menjadi 3,03.

Sementara itu, indeks P2 mengalami peningkatan dari 0,75 pada Maret 2018 menjadi 0,83

pada September 2018. Penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengindikasikan bahwa

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

74 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati garis kemiskinan.

Sementara itu, peningkatan nilai Indeks Keparahan Kemiskinan menunjukan bahwa

ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin semakin besar.

Dalam menanggulangi kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan sosial, pemerintah

Provinsi Gorontalo melalui Dinas Sosial Provinsi Gorontalo telah menjalankan berbagai program

melalui Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPPKD) yang

dipimpin oleh Bappeda Provinsi dan masing-masing Kabupaten/Kota. Lebih lanjut, program

penanggulangan kemiskinan yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Gorontalo periode 2018

s.d. 2022 adalah 1) Program penanganan fakir miskin yang mendapatkan bantuan sosial KUBE

meningkat setiap tahun dengan target pada tahun 2022 adalah 95% dari total fakir miskin; 2)

Program Pemberdayaan Sosial dengan target di akhir tahun 2022 adalah sebanyak 90% dari

total rakyat miskin; 3) Program Perlindungan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial; 4) Program

Rehabilitasi Sosial untuk kelompok Persentase PMKS anak, lanjut usia terlantar, penyandang

disabilitas, dan PMKS lainnya yang memperoleh layanan rehabilitasi sosial dalam lembaga dan

LKS termasuk KPO; dan 5) Program Ketersediaan dan Penanganan Kerawanan Pangan.

5.2.4 KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN (RASIO INDEKS GINI)

Perbaikan tingkat kemiskinan Gorontalo pada periode September 2018, tidak diiringi

dengan perbaikan kondisi ketimpangan pendapatan. Jumlah penduduk miskin di Provinsi

Gorontalo hingga September 2018 mengalami penurunan menjadi sebanyak 188,30 ribu jiwa

atau sebesar 15,83% dari jumlah penduduk. Namun demikian rasio gini Gorontalo pada

September 2018 tercatat sebesar 0,42 atau sedikit meningkat dari 0,40 di Maret 2018.

Peningkatan tingkat ketimpangan tersebut mencerminkan kualitas pembangunan yang belum

merata.

Grafik 5.9 Perkembangan Rasio Gini Gorontalo

Grafik 5.10 Perkembangan Kemiskinan Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 75

Ketimpangan di Gorontalo juga tercermin dari distribusi pendapatan3 yang tidak merata.

Pada periode September 2018, 20% penduduk dengan pendapatan tertinggi mempunyai porsi

pendapatan sebesar 47,46% (terhadap total pendapatan), sedangkan 40% berpendapatan

menengah mempunyai porsi sebesar 37,19% dan 40% berpendapatan rendah hanya

mempunyai porsi sebesar 15,35%. Hal tersebut menunjukan distribusi pendapatan di Gorontalo

dikuasai oleh masyarakat dengan penghasilan tinggi (high income people).

Dalam perkembangannya ketimpangan distribusi pendapatan tersebut cenderung

melebar yang tercermin dari bentuk kurva Lorenz4 yang menjauhi perfect distribution line.

Penguasan pendapatan oleh 20% penduduk berpendapatan tertinggi meningkat dari 46,25%

di Maret 2018 menjadi 47,46% pada September 2018. Sementara itu, penguasaan pendapatan

oleh penduduk berpendapatan menengah dan berpendapatan kecil cenderung menurun

dimana pada periode Maret 2018 tercatat sebesar 38,03% dan 15,72% turun menjadi 37,19%

dan 15,35% pada periode September 2018..

Grafik 5.11 Porsi Distribusi Pendapatan Gorontalo

Sumber: BPS Gorontalo, diolah

Grafik 5.12 Kurva Lorenz Gorontalo

Sumber: BPS Gorontalo, diolah

Di daerah pedesaan Gorontalo, ketimpangan pendapatan pada periode September

2018 juga memburuk dibandingkan periode Maret 2018. Hal ini terlihat dari kurva Lorenz yang

menjauhi perfect distribution. Penguasaan pendapatan oleh 20% penduduk berpendapatan

tertinggi meningkat dari 44,27% di Maret 2018 menjadi 46,13% pada September 2018.

Sementara itu, penguasaan pendapatan oleh penduduk berpendapatan menengah dan

berpendapatan kecil cenderung menurun dimana pada periode Maret 2018 tercatat sebesar

39,15% dan 16,58% turun menjadi 38,71% dan 15,16% pada periode September 2018.

3 Merujuk pada konsep perhitungan Bank Dunia, BPS menghitung distribusi pendapatan dengan membagi populasi menjadi tiga kelompok, yakni 20% penduduk dengan pendapatan tertinggi (High income), 40% penduduk dengan pendapatan menengah (middle income) dan 40% dengan pendapatan terendah (low income). 4 Kurva Lorenz (Max O. Lorenz, 190) merupakan diagram yang menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan menurut kelompok

penduduk. Semakin dekat Kurva Lorenz dengan garis diagonal, menunjukkan distribusi pendapatan yang semakin merata. Sebaliknya, kurva yang semakin jauh dari garis diagonal menunjukan distribusi pendapatan penduduk yang semakin timpang.

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

76 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Grafik 5.13 Porsi Distribusi Pendapatan Pedesaan Gorontalo (% thd total)

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Grafik 5.14 Kurva Lorenz Pedesaan Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Di daerah perkotaan, ketimpangan pendapatan pada periode September 2018 juga

memburuk dibandingkan periode Maret 2018. Hal ini terlihat dari kurva Lorenz yang mendekati

perfect distribution. Penguasaan pendapatan oleh 20% penduduk berpendapatan tertinggi

meningkat dari 44,88% di Maret 2018 menjadi 46,79% pada September 2018. Sementara itu,

penguasaan pendapatan oleh penduduk berpendapatan menengah cenderung menurun

dimana pada periode Maret 2018 tercatat sebesar 38,82%, turun menjadi 36,51% pada

periode September 2018. Namun demikian, distribusi pendapatan untuk penduduk

berpendapatan rendah meningkat dari 16,30% pada Maret 2018 menjadi 16,70% pada

September 2018.

Grafik 5.15 Porsi Distribusi Pendapatan Perkotaan Gorontalo (% thd total)

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Grafik 5.16 Kurva Lorenz Perkotaan Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Untuk mencapai pemerataan pembangunan yang lebih berkualitas dan pertumbuhan

ekonomi yang lebih inklusif diperlukan upaya pemerintah untuk memperbaiki aspek

pemerataan (equity) dalam distribusi pendapatan. Perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan

dengan intervensi langsung untuk pembangunan modal manusia. Peran aktif pemerintah

dibutuhkan untuk dapat menjamin seluruh penduduk agar dapat mengakses kebutuhan

mendasar agar mampu mengembangkan potensinya. Hal ini, tercermin dari perkembangan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam perkembangannya, IPM Gorontalo terus meningkat

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 77

setiap tahunnya dan pada tahun 2017 mencapai 67,01. Namun demikian, level IPM Gorontalo

tersebut termasuk ke dalam kategori menengah ke bawah atau lebih rendah dibandingkan

dengan provinsi lain di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua. Oleh karena itu, diperlukan

kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan kualitas pengembangan manusia seperti

memperbaiki kualitas pendidikan, kesehatan dan pendapatan, sehingga kesejahteraan akan

merata dan jurang kesenjangan antara kaya dan miskin dapat dipersempit.

Tabel 5.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Gorontalo

Sumber: BPS Gorontalo, diolah

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

78 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB 6 Prospek Perekonomian

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 79

6 BAB 6: PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Gorontalo pada triwulan III 2019 diperkirakan akan tumbuh pada kisaran

6,0-6,4% (yoy) tau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sumber pertumbuhan

ekonomi diperkirakan akan ditopang oleh permintaan domestik seiring dengan realisasi

anggaran pemerintah yang semakin meningkat. Peningkatan belanja pemerintah tersebut

didorong oleh rampungnya proses pengadaan dan lelang sehingga belanja terutama modal dan

infrastuktur dapat terealisir secara optimal. Sementara itu, konsumsi masyarakat diperkirakan

akan lebih rendah dari triwulan sebelumnya seiring dengan berakhirnya puncak aktivitas

konsumsi masyarakat saat bulan Ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri. Di sisi eksternal,

kinerja ekspor terutama perdagangan antar daerah diperkirakan akan melambat karena faktor

seasonal pasca Lebaran. Namun, ekspor luar negeri diperkirakan akan meningkat seiring

dengan dimulainya ekspor beberapa komoditas baru seperti minyak kelapa (VCO).

Secara keseluruhan tahun, kinerja perekonomian Gorontalo di 2019 diperkirakan akan

lebih baik dari tahun 2018 dan berada dalam kisaran 6,7%-7,1% (yoy). Perbaikan tersebut

terutama didorong oleh peningkatan konsumsi pemerintah dan LNPRT seiring dengan

pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Legislatif tahun 2019. Sejalan dengan hal tersebut, belanja

pemerintah khususnya belanja barang dan modal diperkirakan akan meningkat. Selain itu,

pembangunan infrastruktur strategis juga akan terus berlanjut di tahun 2019. Namun demikian,

net ekspor diperkirakan akan melambat karena ekspor yang melambat, sementara impor masih

meningkat. Ekspor diperkirakan menurun seiring dengan perekonomian global yang

diperkirakan akan melambat, sedangkan impor diperkirakan meningkat seiring peningkatan

konsumsi dan investasi. Dari sektortal, lapangan usaha yang diperkirakan akan meningkat

adalah lapangan usaha pertanian, lapangan usaha perdagangan dan lapangan usaha

konstruksi.

Tekanan inflasi pada triwulan III 2019 diperkirakan mengalami penurunan dan berada

pada batas target inflasi nasional sebesar 3,5%±1% (yoy). Penurunan ini disebabkan kembali

normalnya permintaan masyarakat pasca bulan Ramadhan dan Idul Fitri pada triwulan II 2019.

Koreksi harga diperkirakan akan terjadi pada komoditas pangan strategis seperti daging ayam

ras, ayam hidup, telur ayam ras dan juga ikan segar. Selain itu, dari sisi supply, berlangsungnya

aktivitas panen gadu di triwulan III juga akan mendorong penurunan tekanan inflasi. Namun,

akan terdapat tekanan pada inflasi inti seiring adanya tahun ajaran baru di awal triwulan III

2019.

Secara keseluruhan, inflasi Gorontalo tahun 2019 diperkirakan akan terjangkar pada

target inflasi nasional yakni 3,5±1%. Namun demikian risiko peningkatan tekanan inflasi masih

cukup tinggi. Potensi peningkatan inflasi tahun 2019 diperkirakan berasal dari sisi volatile food

dan administered prices. Kembali normalnya harga komoditas volatile food setelah rendahnya di

BAB 6 Prospek Perekonomian

80 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

tahun lalu akan mendorong tekanan dari inflasi volatile food. Di sisi lain, inflasi administered

prices akan dipengaruhi oleh inflasi tiket pesawat terbang dimana sampai dengan bulan April

sudah mencapai 27,82% (ytd). Selain itu, pergerakan harga minyak mentah dunia yang

berfluktuasi perlu diwaspadai sebagai potensi risiko kenaikan harga BBM ke depan. Oleh karena

itu, sinergi seluruh stakeholder dalam melakukan upaya monitoring pasokan dan harga bahan

harus terus ditingkatkan guna memonitor tingkat inflasi di Gorontalo. Upaya stabilisasi harga

melalui berbagai kegiatan seperti peningkatan produksi dan pasokan barang, serta pelaksanaan

operasi pasar harus dijalankan dengan lebih efektif. Strategi pengendalian inflasi sesuai dengan

roadmap pengendalian inflasi melalui koordinasi antar instansi melalui rapat TPID perlu terus

dilaksanakan untuk mencapai target inflasi nasional sebesar 3,5% ± 1% (yoy).

6.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI

Perekonomian Gorontalo pada triwulan III 2019 diperkirakan akan cenderung melambat

dibandingkan Triwulan II 2019. Pertumbuhan ekonomi di triwulan III 2019 diperkirakan kisaran

6,0-6,4% (yoy) didorong oleh permintaan domestik seiring dengan realisasi anggaran

pemerintah yang semakin meningkat. Sementara itu, konsumsi masyarakat diperkirakan akan

lebih rendah dari triwulan sebelumnya seiring dengan berakhirnya puncak aktivitas konsumsi

masyarakat saat bulan Ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri. Di sisi eksternal, kinerja

ekspor terutama perdagangan antar daerah diperkirakan akan melambat karena faktor seasonal

pasca lebaran. Namun, untuk ekspor luar negeri diperkirakan akan meningkat seiring dengan

dimulainya ekspor beberapa komoditas baru seperti minyak kelapa (VCO). Dari sisi lapangan

usaha, sektor konstruksi diperkirakan akan tumbuh stabil, sedangkan sektor utama lainnya

seperti pertanian, perdagangan, dan transportasi pergudangan diperkirakan akan melambat.

Di sisi konsumsi, optimisme konsumen diperkirakan terjaga namun tidak setinggi pada

triwulan sebelumnya seiring dengan berakhirnya puncak aktivitas konsumsi masyarakat pada

perayaan Idul Fitri. Pesimisme penurunan tingkat konsumsi masyarakat tersebut juga tercermin

dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia. Dimana, ekspektasi terhadap penghasilan, lapangan

kerja dan kondisi ekonomi pada triwulan III 2019 diperkirakan akan menurun. Namun,

pedagang lebih optimis dalam melihat ekspektasi peningkatan kinerja konsumsi masyarakat ke

depan. Berdasarkan hasil Survei Perdagangan Eceran (SPE) ekspektasi penjualan dalam 6 bulan

ke depan diperkirakan akan meningkat.

Dari sisi pemerintah, konsumsi pemerintah di triwulan III 2019 juga diperkirakan akan

membaik dari triwulan sebelumnya seiring dengan rampungnya proses pengadaan dan lelang

sehingga belanja terutama modal dan infrastuktur dapat terealisir secara optimal. Selain itu,

prioritas pemerintah dalam penyelesaian pembangunan infrastruktur strategis juga akan

mendorong pertumbuhan konsumsi pemerintah.

BAB 6 Prospek Perekonomian

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 81

Sejalan dengan realisasi belanja modal pemerintah, kinerja investasi juga diperkirakan

akan ikut terakselerasi. Berlanjutnya pembangunan proyek-proyek strategis nasional akan

mendorong investasi terutama investasi bangunan. Adanya pelaksanaan pembangunan proyek

strategis besar seperti Bendungan Bone, Jalan GORR, Gorontalo Islamic Center dan

pengembangan RS. H. Ainun Habibie, serta proyek investasi rutin pembangunan irigasi,

pembangunan dan perbaikan jalan, serta berbagai proyek lainnya, akan menjadi pendorong

investasi di triwulan III 2019.

Namun demikian, perbaikan kinerja perekonomian Gorontalo diperkirakan akan

tertahan oleh kinerja eksternal yang melambat. Di sisi eksternal, kinerja ekspor terutama

perdagangan antar daerah diperkirakan akan melambat karena faktor seasonal pasca lebaran.

Namun, untuk ekspor luar negeri diperkirakan akan meningkat seiring dengan dimulainya

ekspor beberapa komoditas baru seperti minyak kelapa (VCO). Disisi lain, adanya peningkatan

impor seiring meningkatnya barang modal untuk pelaksanaan investasi, diperkirakan menjadi

faktor penahan akselerasi pertumbuhan ekonomi Gorontalo yang lebih tinggi.

Dari sisi lapangan usaha, sektor kontruksi diperkirakan akan tumbuh stabil, sedangkan

sektor utama lainnya seperti pertanian, perdagangan, dan transportasi pergudangan

diperkirakan akan melambat. Berakhirnya musim panen raya di triwulan II 2019 menyebabkan

perlambatan di sektor pertanian. Meskipun diperkirakan terdapat panen gadu di triwulan III

2019, hasil produksi tanaman pangan tidak akan seoptimal dari triwulan sebelumnya. Namun,

tingginya intensi pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi ditandai dengan tingginya

penyaluran bantuan dalam bentuk alat atau benih diharapkan mampu menahan perlambatan

produksi lebih lanjut.

Sementara itu, berakhirnya puncak aktivitas konsumsi pasca bulan Ramadhan dan

perayaan Idul Fitri juga turut menahan kinerja kategori Perdagangan Besar dan Eceran (PBE).

Selain itu, melambatnya kategori perdagangan juga disebabkan oleh penurunan kinerja

perdagangan antar daerah. Selanjutnya, menurunnya aktivitas perdagangan tersebut akan

menyebabkan perlambatan sektor transportasi dan pergudangan.

Namun, meningkatnya realisasi belanja infrastruktur pemerintah akan meningkatkan

kinerja kategori konstruksi. Peningkatan belanja pemerintah seiring dengan selesainya proses

pengadaan yang diperkirakan sudah dalam tahap penyelesaian diharapkan juga mampu

mendorong perbaikan iklim investasi di Gorontalo. Sejalan dengan itu, aktivitas pembangunan

proyek pemerintah yang terus berjalan seperti pembangunan jalan GORR, proyek

pengembangan Rumah Sakit provinsi H. Ainun Habibie, pembangunan Waduk Randangan, dan

aktivitas revitalisasi Danau Limboto dapat turut mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

Melihat prospek dan risiko ke depan, perekonomian Gorontalo untuk keseluruhan

tahun 2019 diperkirakan lebih baik dari tahun 2018 dengan tingkat pertumbuhan pada kisaran

BAB 6 Prospek Perekonomian

82 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

6,7%-7,1% (yoy). Sumber utama peningkatan pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada tahun

2019 berasal dari peningkatan permintaan domestik yaitu konsumsi dan investasi. Konsumsi

rumah tangga diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya seiring

meningkatnya pendapatan masyarakat bersumber dari peningkatan kinerja pertanian sebagai

lapangan usaha utama, peningkatan UMP, peningkatan aktivitas ekonomi secara umum, dan

terjaganya tekanan inflasi. Selain itu, konsumsi pemerintah dan LNPRT diperkirakan akan

meningkat seiring dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Legislatif tahun 2019. Sejalan

dengan hal tersebut, belanja pemerintah khususnya belanja barang dan modal diperkirakan

akan meningkat. Selain itu pembangunan infrastruktur strategis juga akan terus berlanjut di

tahun 2019.

6.2 PROSPEK INFLASI

Berakhirnya puncak aktivitas konsumsi pasca bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri

mendorong meredanya inflasi pada triwulan III 2019. Tekanan inflasi diperkirakan berada pada

sasaran nasional yang telah ditetapkan, yaitu 3,5±1%. Penurunan tekanan inflasi tersebut

diperkirakan terjadi pada seluruh komponen inflasi baik volatile foods, administered prices

maupun inti.

Meredanya tekanan inflasi volatile foods pada triwulan III 2019 terutama didorong oleh

menurunnya permintaan masyarakat dan aktivitas panen komoditas tanaman pangan maupun

hortikultura. Kondisi ini merupakan perkembangan yang positif setelah terjadinya anomali

cuaca yang menggeser periode tanam tanaman pangan maupun hortikultura. Meski risiko

tekanan inflasi volatile foods pada triwulan III diperkirakan masih rendah, koordinasi TPID masih

terus diintensifkan dalam merealisasikan program yang telah disusun dalam roadmap

pengendalian inflasi. Persediaan komoditas pangan strategis BULOG diperkirakan sangat cukup

untuk meredam tekanan inflasi.

Dari sisi inflasi administered prices, meredanya permintaan angkutan udara seiring

dengan berakhirnya euforia mudik dalam perayaan Idul Fitri mampu menopang stabilitas harga

pada kelompok ini. Meskipun demikian, risiko tekanan inflasi pada kelompok ini masih cukup

tinggi terkait dengan masih berlanjutnya tren peningkatan harga minyak dunia yang dapat

mendorong kenaikan harga bahan bakar pesawat (avtur).

Sementara itu, tekanan inflasi inti juga diperkirakan akan mereda seiring permintaan

yang menurun. Namun, peningkatan inflasi pendidikan yang terjadi pada triwulan III

diperkirakan akan menahan penurunan inflasi inti lebih lanjut. Di sisi lain, ekspektasi inflasi

masih terkendali dimana hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia

menunjukan bahwa pada triwulan III 2019 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) menurun

dibandingkan triwulan II 2019.

BAB 6 Prospek Perekonomian

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 83

Secara keseluruhan, inflasi Gorontalo tahun 2019 diperkirakan akan terjangkar pada

target inflasi nasional yakni 3,5±1%. Namun demikian risiko peningkatan tekanan inflasi masih

cukup tinggi. Potensi peningkatan inflasi tahun 2019 diperkirakan berasal dari sisi volatile food

dan administered prices. Kembali normalnya harga komoditas volatile food setelah rendahnya di

tahun lalu akan mendorong tekanan dari inflasi volatile food. Di sisi lain, inflasi administered

prices akan dipengaruhi oleh inflasi tiket pesawat terbang dimana sampai dengan bulan April

sudah mencapai 27,82% (ytd). Selain itu, pergerakan harga minyak mentah dunia yang

berfluktuasi perlu diwaspadai sebagai potensi risiko kenaikan harga BBM ke depan. Oleh karena

itu, sinergi seluruh stakeholder dalam melakukan upaya montoring pasokan dan harga bahan

harus terus ditingkatkan guna memonitor tingkat inflasi di Gorontalo. Upaya stabilisasi harga

melalui berbagai kegiatan seperti peningkatan produksi dan pasokan barang, serta pelaksanaan

operasi pasar harus dijalankan dengan lebih efektif. Strategi pengendalian inflasi sesuai dengan

roadmap pengendalian inflasi melalui koordinasi antar instansi melalui rapat TPID perlu terus

dilaksanakan untuk mencapai target inflasi nasional sebesar 3,5% ± 1% (yoy).

84 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

LAMPIRAN

Ekonomi Makro-Inflasi-Perbankan

Daftar Istilah dan Singkatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 85

1. EKONOMI MAKRO

Tabel 1.A. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas

Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Menurut Pengeluaran atau Dari Sisi

Penggunaan (Miliar Rupiah)

Komponen (Rp miliar) 2016 2017 2018

2018 2019

I II III IV I Konsumsi Rumah Tangga 19.292 21.223 5.531 5.778 5.925 5.999 23.240 6.065 Konsumsi Lembaga Nonprofit RT 220 246 67 69 69 70 274 75 Konsumsi Pemerintah 7.199 7.754 1.488 2.135 2.218 2.421 8.246 1.358 Pembentukan Modal Tetap Bruto 9.715 10.309 2.618 2.676 2.811 2.941 11.046 2.797 Perubahan Persediaan 676 787 405 178 191 96 870 493 Total Ekspor (LN + AD) 6.083 7.916 2.497 2.085 4.121 4.164 9.485 2.876 Total Impor (LN + AD) 12.810 13.581 3.445 3.694 4.121 4.164 15.424 3.695 PDRB 31.861 34.655 9.161 9.227 9.620 9.735 37.736 9.970

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Tabel 1.B. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas

Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Pengeluaran atau Dari Sisi

Penggunaan (Miliar Rupiah)

Kategori/Lapangan Usaha (%, yoy) 2016 2017 2018

2018 2019

I II III IV I

Konsumsi Rumah Tangga 14.286 15.261 3.918 4.069 4.146 4.178 16.312 4.214 Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga 169 184 49 50 50 52 210 54

Konsumsi Pemerintah 4.933 5.151 976 1.383 1.458 1.717 5.534 890

Pembentukan Modal Tetap Bruto 7.721 7.957 1.989 2.014 2.101 2.285 8.389 2.069

Perubahan Persediaan 393 429 216 94 101 34 445 256

Total Ekspor (LN + AD) 5.106 5.422 1.660 1.351 1.612 1.110 427 1.773

Total Impor (LN + AD) 9.102 9.310 2.282 2.411 4.284 2.472 9.838 2.296

PDRB 23.507 25.095 6.522 6.551 6.795 6.904 26.773 6.959 Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Tabel 1.C. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas

Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha atau Dari Sisi

Penawaran (Miliar Rupiah)

Kategori/Lapangan Usaha (%, yoy) 2016 2017 2018

2018 2019

I II III IV I

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 11.955 13.193 3.603 3.619 3.840 3.558 13.193 3.864

Pertambangan dan Penggalian 380 400 101 101 104 113 400 106

Industri Pengolahan 1.334 1.414 381 388 389 392 1.414 427

Pengadaan Listrik dan Gas 13 16 4 4 4 5 16 4

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

17 20 5 5 5 4 20 6

Konstruksi 3.819 3.979 988 999 1.058 788 3.979 1.070

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

3.484 3.943 1.040 1.056 1.104 703 3.943 1.250

Transportasi dan Pergudangan 1.976 2.093 530 541 551 379 2.093 587

Penyediaan Akomodasi dan Makan 718 816 212 213 223 149 816 238

86 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Minum

Informasi dan Komunikasi 828 922 238 239 257 200 922 265

Jasa Keuangan dan Asuransi 1.316 1.490 412 415 379 393 1.490 393

Real Estate 618 662 171 172 175 125 662 189

Jasa Perusahaan 31 33 9 9 9 6 33 9

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

2.423 2.427 611 615 628 508 2.427 614

Jasa Pendidikan 1.289 1.443 388 389 417 279 1.443 435

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.145 1.217 324 324 335 242 1.217 359

Jasa lainnya 514 540 136 137 141 109 540 152

PDRB 31.861 34.607 9.161 9.227 9.620 6.392 34.607 9.970

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Tabel 1.D. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas

Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha atau Dari Sisi

Penawaran (Miliar Rupiah)

Kategori/Lapangan Usaha (%, yoy)

2016 2017 2018

2018 2019

I II III IV I

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8.541 9.314 2.481 2.494 2.633 2.436 10.026 2.614

Pertambangan dan Penggalian 294 308 77 76 79 86 318 80

Industri Pengolahan 942 974 256 260 261 262 1.039 284

Pengadaan Listrik dan Gas 18 20 5 5 5 5 21 5

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

12 14 4 4 4 4 16 4

Konstruksi 2.849 2.920 715 716 753 753 2.992 750

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

2.500 2.741 712 715 744 758 2.016 832

Transportasi dan Pergudangan 1.412 1.485 379 380 387 387 1.554 406

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

523 581 149 149 156 156 625 165

Informasi dan Komunikasi 711 786 202 204 218 218 863 224

Jasa Keuangan dan Asuransi 969 1.062 288 288 262 261 1.108 270

Real Estate 464 489 126 126 128 128 517 137

Jasa Perusahaan 23 24 6 6 6 6 25 6

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1.977 1.978 497 499 508 508 2.016 497

Jasa Pendidikan 995 1.057 278 278 294 294 1.156 305

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 872 915 242 242 250 250 993 266

Jasa lainnya 406 421 105 105 108 108 437 116

PDRB 23.506 25.091 6.526 6.551 6.795 6.796 26.773 6.959

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 87

2. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

Kelompok/Sub Kelompok 2016 2017 2018 2019

IV I II III IV I II III IV I

U M U M / T O T A L 121,78 123,79 126,20 126,32 127,07 127,29 128,51 128,58 129,80 129,28

BAHAN MAKANAN 127,98 131,67 135,37 134,73 136,29 136,41 138,39 133,91 135,58 130,24

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya

129,46 129,87 129,15 126,92 126,88 128,05 127,87 128,27 127,70 127,96

Daging dan Hasil-hasilnya 141,33 131,07 139,67 147,23 147,17 147,37 161,26 149,31 160,34 158,76

Ikan Segar 130,33 131,52 141,34 145,54 158,84 132,07 146,80 145,88 143,64 127,89

Ikan Diawetkan 109,25 118,03 115,04 119,91 115,52 118,25 118,28 113,47 115,15 113,18

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 113,52 112,61 114,75 112,77 120,02 120,58 119,00 118,67 121,00 119,98

Sayur-sayuran 151,21 164,37 184,14 161,04 143,43 118,44 180,28 146,41 163,69 148,31

Kacang - kacangan 124,15 124,68 125,94 39,21 137,16 114,99 138,95 141,52 141,52 140,39

Buah - buahan 123,82 108,25 116,45 127,46 119,28 155,53 116,13 121,84 124,79 121,24

Bumbu - bumbuan 112,15 152,34 141,56 126,10 115,68 164,05 129,00 120,68 117,72 123,52

Lemak dan Minyak 106,68 110,56 108,74 108,67 109,77 144,30 107,09 107,82 107,07 106,58

Bahan Makanan Lainnya 119,92 119,92 123,32 119,92 119,92 173,44 128,12 136,22 137,24 137,24

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU

128,86 130,11 131,63 131,69 132,05 116,88 134,62 137,06 137,68 140,39

Makanan Jadi 123,29 123,94 125,39 125,72 126,09 100,00 127,50 129,27 129,38 133,57

Minuman yang Tidak Beralkohol 128,08 123,93 119,23 119,94 119,70 113,78 118,79 120,43 120,41 121,85

Tembakau dan Minuman Beralkohol 142,07 148,66 153,54 153,83 154,62 114,44 162,38 166,95 169,17 169,46

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR

116,12 118,12 120,51 120,69 121,42 115,98 122,01 122,56 123,46 123,87

Biaya Tempat Tinggal 112,26 112,84 113,36 113,34 114,19 114,19 114,92 115,52 116,72 116,86

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 128,4 136,52 148,27 148,26 148,43 130,34 148,49 148,50 148,51 149,08

Perlengkapan Rumah tangga 117,24 118,24 118,30 118,49 118,28 125,85 118,51 119,32 119,48 120,20

Penyelenggaraan Rumah tangga 117,85 117,99 116,86 118,17 120,01 128,10 118,51 122,22 123,45 125,40

SANDANG 113,53 114,34 115,10 115,69 116,31 197,2 118,20 118,49 119,82 120,13

Sandang Laki-laki 113,52 115,37 115,78 116,32 116,21 151,99 118,06 119,55 121,03 121,20

Sandang Wanita 108,35 108,75 108,27 109,12 110,18 136,69 111,54 109,85 110,70 111,04

Sandang Anak-anak 114,46 115,77 116,51 117,05 118,61 147,99 119,91 120,18 122,00 122,20

Barang Pribadi dan Sandang Lain 122,82 121,41 123,38 125,80 125,37 87,50 129,49 131,44 132,57 133,30

KESEHATAN 120,69 122,64 125,39 125,93 127,77 142,11 127,88 128,39 128,73 128,95

Jasa Kesehatan 103,7 103,70 105,45 105,45 105,45 140,67 105,45 105,45 105,45 105,45

Obat-obatan 114,34 119,47 121,54 123,34 127,08 114,64 124,49 125,72 126,45 126,88

Jasa Perawatan Jasmani 159,6 159,60 168,00 172,82 172,82 100,00 173,28 173,42 173,42 173,42

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 129,48 131,31 131,67 133,75 136,09 143,03 137,70 138,21 138,61 138,93

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA

109,01 109,34 109,58 111,92 111,98 130,2 113,02 121,38 121,41 121,54

Pendidikan 107,55 107,55 107,55 111,65 111,65 125,62 111,65 120,25 120,25 120,25

Kursus-kursus / Pelatihan 112,69 112,69 112,69 112,69 113,37 111,28 124,57 124,57 124,57 124,57

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 116,32 118,04 117,52 117,57 117,64 151,23 122,40 123,36 123,64 124,13

Rekreasi 107,11 107,51 107,71 108,69 108,82 122,52 108,93 122,39 122,35 122,60

Olahraga 118,71 118,11 119,52 121,05 121,05 101,71 121,53 121,53 121,53 121,53

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN

123,17 124,61 127,18 127,33 127,38 100 128,64 129,16 131,31 132,12

Transpor 128,15 129,05 131,76 132,49 132,56 107,85 134,10 133,28 135,92 136,94

Komunikasi Dan Pengiriman 101,56 103,45 103,41 103,67 103,67 139,35 103,78 110,48 111,22 111,34

88 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Sarana dan Penunjang Transpor 107,55 118,57 119,23 119,23 119,01 145,10 120,64 122,69 122,74 122,82

Jasa Keuangan 130,2 130,20 130,20 130,50 130,50 130,14 130,50 130,50 130,50 105,45

Sumber : BPS Prov. Gorontalo

3. PERBANKAN

Indikator Perbankan (dalam miliar) 2017 2018 2019

IV I II III IV I

1 Total Asset 11.571,23 11.425,43 12.063,70 12.117,66 12.634,47 12.697,15

2 DPK 4.628,29 5.018,71 4.671,06 5.301,72 4.693,80 5.103,87

- Giro 520,61 1.139,73 897,17 1.232,31 614,08 1.009,24

- Deposito 2.911,50 1.354,39 1.169,99 1.444,29 1.079,89 1.422,59

- Tabungan 1.196,18 2.524,59 2.603,89 2.625,12 2.999,83 2.672,04

3 Kredit Berdasarkan Penggunaan 13.709,98 13.580,75 13.685,22 14.314,55 14.548,67 14.725,47

- Investasi 1.941,49 1.938,76 1.991,42 2.082,17 2.106,49 2.312,36

- Modal Kerja 3.688,99 3.637,92 3.711,28 4.089,31 4.225,94 4.202,15

- Konsumsi 8.079,50 8.004,07 7.982,52 8.143,07 8.216,23 8.210,96

4 Kredit Sektoral 13.709,98 13.580,75 13.685,22 14.314,55 14.548,67 14.725,47

- Pertanian, Perburuan & Kehutanan 1.303,23 1.324,11 1.403,88 1.536,29 1.599,83 1.665,35

- Perikanan 57,60 55,93 54,72 62,33 59,21 58,80

- Pertambangan & Penggalian 9,83 12,32 12,46 36,96 47,07 36,23

- Industri Pengolahan 187,14 180,33 229,50 235,10 240,84 240,93

- Listrik, Gas, & Air 65,92 58,97 57,89 52,83 52,06 48,83

- Konstruksi 249,42 179,73 216,98 274,80 193,78 184,18

- Perdagangan Besar & Eceran 3.091,18 3.133,34 3.089,61 3.254,28 3.364,66 3.471,65

- Akomodasi & Penyediaan Makan Minum 278,26 217,30 225,15 225,83 227,12 217,69

- Transportasi, Pergudangan, & Komunikasi

80,56 82,60 79,44 90,08 99,16 84,11

- Perantara Keuangan 8,81 9,69 9,93 15,73 15,62 17,47

- Real Estate, Usaha Persewaan, & Jasa Perusahaan

79,54 82,87 85,58 115,08 122,81 127,77

- Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, & Jaminan Sosial

0,18 0,27 0,75 13,40 42,58 75,66

- Jasa Pendidikan 13,26 11,36 10,70 10,14 10,85 14,97

- Jasa Kesehatan & Keg. Sosial 26,90 28,68 26,27 35,28 35,04 44,59

- Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan, & Lainnya

168,32 189,79 188,39 199,48 208,12 212,64

- Jasa Perorangan yg Melayani Rumah Tangga

10,01 9,32 9,35 13,84 12,56 12,40

- Badan Internas. & Badan Ekstra Internas. Lainnya

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

- Kegiatan yg Belum Jelas Batasannya 0,32 0,06 0,21 0,05 1,13 1,24

- Bukan Lapangan Usaha 8.079,50 8.004,07 7.982,52 8.143,07 8.216,23 8.210,96

Sumber : LBU Bank Indonesia

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 89

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Administered price

Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya bahan bakar, penerangan, dan air

serta transportasi ataupun harga barang/jasa yang dipengaruhi oleh ketentuan pemerintah

misalnya tembakau dan minuman beralkohol.

Base Effect

Efek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level

variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup

rendah/tinggi.

BEC

Pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka yang dikelompokkan berdasarkan

kegunaan utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut.

Barang Modal (Capital Goods)

Barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi, biasanya bernilai guna lebih dari 1

tahun.

Bahan Baku (Raw Material)

Barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses kembali oleh sektor industri.

BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR)

Suku bunga referensi (suku bunga kebijakan) yang mencerminkan sikap atau arah kebijakan

moneter yang ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap bulannya dan

diumumkan kepada publik.

BI-RTGS

Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, merupakan proses penyelesaian akhir transaksi (settlement)

pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed / gross settlement) dan bersifat real time

(electronically processed), di mana rekening peserta dapat didebit/ dikredit berkali-kali dalam sehari

sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Ceteris paribus

Semua variabel di luar sistem/model dianggap konstan.

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan, dan simpanan berjangka

(deposito).

90 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

Disposable income

Sejumlah uang yang dapat dapat dibelanjakan dan ditabung setelah dikurangi dengan pajak

penghasilan.

Ekspor dan Impor

Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar

daerah.

Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam

rupiah maupun valas. Terminologi FDR untuk bank syariah sementara LDR untuk bank

konvensional.

Harga Minyak WTI

Harga minyak mentah dunia yang mengacu pada sebuah ukuran kualitas bernama West Texas

Intermediate atau Texas light sweet.

Indeks Penjualan Barang Konstruksi

Indeks yang merepresentasikan nilai penjualan dari barang-barang konstruksi.

Indeks Keyakinan Konsumen

Indeks yang dihasilkan oleh Survei Konsumen Bank Indonesia yang menggambarkan tingkat

keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian, baik saat ini maupun masa mendatang.

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu indeks pembentuk Indeks Keyakinan Konsumen Bank Indonesia yang

menggambarkan persepsi konsumen akan kondisi perekonomian pada saat ini.

Inflasi IHK

Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahan indeks

harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi

oleh masyarakat luas.

Inflasi Inti

Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.

Inflow

Aliran masuk uang kartal ke Kantor Bank Indonesia.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 91

Kredit

Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Kredit Investasi

Kredit jangka menengah dan panjang untuk investasi barang modal seperti pembangunan

pabrik dan pembelian mesin.

Kredit Modal Kerja

Kredit jangka pendek atau menengah yang diberikan untuk pembiayaan/pembelian bahan baku

produksi.

Kredit Konsumsi

Kredit bagi perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti rumah (KPR-Kredit

Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), dan lain-lain seperti Kredit

tanpa agunan.

Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Kredit yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM memiliki prospek bisnis yang baik

(feasible) tapi belum memiliki kemampuan mengembalikan (bankable). Dana KUR berasal dari

bank pelaksana, namun dijamin sebagian besarnya oleh Pemerintah.

Leading Indicators

Indikator yang digunakan untuk memprediksi pergerakan atau titik balik dari suatu siklus bisnis.

Liaison

Suatu kegiatan pengumpulan data statistik dan informasi yang dilaksanakan secara periodik

melalui wawancara langsung kepada pelaku usaha mengenai perkembangan dan arah kegiatan

usaha.

Loan to Value (LTV)

Sebuah dasar atau metode yang digunakan untuk menentukan seberapa besar pinjaman yang

dapat diberikan kepada debitur berdasarkan aset yang dijadikan jaminan.

Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF)

Persentase kredit/pembiayaan yang masuk dalam kategori kurang lancar, diragukan, dan macet

terhadap total kredit. Terminologi NPL untuk bank konvensional sementara NPF untuk bank

syariah

92 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019

NTP (Nilai Tukar Petani)

Rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang

dinyatakan dalam persentase.

Outflow

Aliran keluar uang kartal dari Kantor Bank Indonesia.

Passthrough effect

Efek dari perubahan kondisi ekonomi terhadap ongkos produksi yang pada akhirnya akan

berdampak pada harga retail suatu produk.

Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja atau beberapa serikat

pekerja (yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan)

dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat

syarat syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Quarter on Quarter (qtq)

Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi triwulan tertentu terhadap posisi triwulan

sebelumnya.

PDRB Riil

Produk Domestik Bruto Regional yang nilainya menggunakan harga konstan. Hal ini untuk

menghilangkan pengaruh inflasi dalam mengukur pertumbuhan antar waktu.

Seasonal event

Kejadian yang terjadi secara musiman yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan

cenderung terjadi berulang antar tahun.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

SKNBI adalah sistem transfer dana elektronik yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang

penyelesaian setiap transaksinya dilakukan secara nasional. Sejak dioperasikan oleh Bank

Indonesia pada tahun 2005, SKNBI berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi

pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk Retail Value

Payment System (RVPS) atau transaksi bernilai kecil (retail) yaitu transaksi di bawah Rp100 juta.

SurveI Konsumen

Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang dilakukan secara bulanan untuk mengetahui

persepsi atau tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 93

Survei Penjualan Eceran

Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk merefleksikan pergerakan dari penjualan

eceran dan dilakukan secara bulanan.

Uang Kartal

Alat pembayaran yang sah yang dikeluarkan dan dijamin oleh Bank Indonesia, baik berupa

kertas maupun logam.

Volatile foods

Komoditas yang termasuk kelompok bahan makanan, kecuali subkelompok ikan diawetkan dan

bahan makanan lainnya, yang pergerakan naik turunnya harga cukup besar (volatile).

Year on year (yoy)

Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi satu titik waktu (misal bulan atau triwulan)

terhadap posisi satu titik waktu yang sama tahun sebelumnya.