Hasil Riset Provinsi Gorontalo

147

Transcript of Hasil Riset Provinsi Gorontalo

Page 1: Hasil Riset Provinsi Gorontalo
Page 2: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

iii Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

KATA PENGANTAR

Penerbitan Buku Laporan Riset Partisipasi Pemilih dalam Pemilihan Umum

Tahun 2014 diharapkan dapat menambah hasanah naskah ilmiah akademik

terhadap tingkat partisipasi khususnya di Provinsi Gorontalo yang tentunya dapat

membantu bagaimana ukuran pembangunan demokrasi secara luas berjalan baik

atau tidak.

Riset Partisipasi Pemilih ini menggunakan metodologi pendekatan kuantitatif

melalui teknik survei dengan pengujian hasil riset mendeskripsikan sesuai atau

tidaknya sebuah teori/ kerangka pemikiran dan konsep dasar pelaksanaan pemilu

2014. Dengan melibat 4.338 responden berada di 77 kecamatan dan 218 kelurahan/

desa di Provinsi Gorontalo yang dipilih secara stratifed random sampling dengan

margin error ±3% dan tingkat kepercayaan 95%.

Semoga data yang disajikan dalam buku Riset Partisipasi Pemilih ini akan

bermanfaat bagi semua stakeholder dan masyarakat sebagai informasi dan

dokumentasi hasil Pemilihan Umum Tahun 2014. Akhir kata, dengan segala

keterbatasan dan kekurangan penyajian laporan Hasil Riset Partisipasi Pemilih

Tahun 2014 ini, kami memohon maaf dan demi kesempurnaan kegiatan serupa

kedepan diharapkan masukan dari semua pihak kearah yang lebih baik.

Gorontalo, November 2015

Tim Penyusun

Page 3: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

iii Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

SAMBUTANKETUA KPU PROVINSI GORONTALO

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji Syukur kita panjatkan kepada Allat SWT, karena atas rahmat dan

karunia-Nya Buku Hasil Riset Partisipasi Pemilih dalam Pemilihan Umum Tahun

2014 ini dapat diselesaikan dengan baik. Hasil riset ini tentunya adalah kegiatan

yang dilaksanakan oleh KPU Provinsi Gorontalo beserta jajarannya sebagai upaya

pengkajian secara ilmiah dengan menggunakan medote penelitian yang terukur

secara akademik untuk menilai tingkat partisipasi pemilih di Provinsi Gorontalo

dari apa yang melatar belakangi, hal-hal mempengaruhi dan bagaimana proses

partisipasi politik terjadi pada Pemilihan Umum Tahun 2014.

Saya berharap hasil Riset Partisipasi Pemilih ini dapat berguna dan

bermanfaat untuk bahan refesensi dan dokumentasi dalam peningkatan proses

partisipasi pemilih dan perbaikan demokrasi di Provinsi Gorontalo kearah yang

lebih baik dan berkualitas.

Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

terlibat secara langsung maupun tidak, baik sebagai mitra kerja, surveyor, para

responden dan stakholder lainya dalam pelaksanaan Riset Partisipasi Pemilih dalam

Pemilihan Umum Tahun 2014 di Provinsi Gorontalo.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

Ketua KPU Provinsi Gorontalo

Drs. H. Muh. N. Tuli, M.Ag

iii Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

SAMBUTANKETUA KPU PROVINSI GORONTALO

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji Syukur kita panjatkan kepada Allat SWT, karena atas rahmat dan

karunia-Nya Buku Hasil Riset Partisipasi Pemilih dalam Pemilihan Umum Tahun

2014 ini dapat diselesaikan dengan baik. Hasil riset ini tentunya adalah kegiatan

yang dilaksanakan oleh KPU Provinsi Gorontalo beserta jajarannya sebagai upaya

pengkajian secara ilmiah dengan menggunakan medote penelitian yang terukur

secara akademik untuk menilai tingkat partisipasi pemilih di Provinsi Gorontalo

dari apa yang melatar belakangi, hal-hal mempengaruhi dan bagaimana proses

partisipasi politik terjadi pada Pemilihan Umum Tahun 2014.

Saya berharap hasil Riset Partisipasi Pemilih ini dapat berguna dan

bermanfaat untuk bahan refesensi dan dokumentasi dalam peningkatan proses

partisipasi pemilih dan perbaikan demokrasi di Provinsi Gorontalo kearah yang

lebih baik dan berkualitas.

Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

terlibat secara langsung maupun tidak, baik sebagai mitra kerja, surveyor, para

responden dan stakholder lainya dalam pelaksanaan Riset Partisipasi Pemilih dalam

Pemilihan Umum Tahun 2014 di Provinsi Gorontalo.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

Ketua KPU Provinsi Gorontalo

Drs. H. Muh. N. Tuli, M.Ag

iii Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

SAMBUTANKETUA KPU PROVINSI GORONTALO

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji Syukur kita panjatkan kepada Allat SWT, karena atas rahmat dan

karunia-Nya Buku Hasil Riset Partisipasi Pemilih dalam Pemilihan Umum Tahun

2014 ini dapat diselesaikan dengan baik. Hasil riset ini tentunya adalah kegiatan

yang dilaksanakan oleh KPU Provinsi Gorontalo beserta jajarannya sebagai upaya

pengkajian secara ilmiah dengan menggunakan medote penelitian yang terukur

secara akademik untuk menilai tingkat partisipasi pemilih di Provinsi Gorontalo

dari apa yang melatar belakangi, hal-hal mempengaruhi dan bagaimana proses

partisipasi politik terjadi pada Pemilihan Umum Tahun 2014.

Saya berharap hasil Riset Partisipasi Pemilih ini dapat berguna dan

bermanfaat untuk bahan refesensi dan dokumentasi dalam peningkatan proses

partisipasi pemilih dan perbaikan demokrasi di Provinsi Gorontalo kearah yang

lebih baik dan berkualitas.

Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

terlibat secara langsung maupun tidak, baik sebagai mitra kerja, surveyor, para

responden dan stakholder lainya dalam pelaksanaan Riset Partisipasi Pemilih dalam

Pemilihan Umum Tahun 2014 di Provinsi Gorontalo.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

Ketua KPU Provinsi Gorontalo

Drs. H. Muh. N. Tuli, M.Ag

Page 4: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

iii Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

DAFTAR ISI

Page 5: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

1 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

BAB I

Pendahuluan

Gambar : Pelaksanaan Pemungutan Suara di TPS.

Proses pemungutan suara di TPS VI Kel. Tomulabutao Selatan

Page 6: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

2 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

A. Rasionalitas Riset

Riset pemilu merupakan salah satu elemen strategis dalam manajemen

pemilu. Riset tidak hanya memberikan rasionalitas akademik mengenai suatu

substansi pemilu. Riset lebih jauh memberikan pijakan empirik mengenai

persoalan atas hal yang menjadi perdebatan. Hasil riset memastikan program

dan kebijakan kepemiluan tidak dibangun atas postulat spekulatif, tetapi

dikonstruksi berlandaskan pada argumen empirik dan rasional dengan proses

yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam negara demokrasi, partisipasi pemilih menjadi elemen penting

demokrasi perwakilan. Ia adalah fondasi praktik demokrasi perwakilan.

Persoalannya, terdapat sejumlah masalah menyangkut partisipasi pemilih yang

terus menggelayut dalam setiap pelaksanaan pemilu. Sayangnya, persoalan itu

tidak banyak diungkap dan sebagian menjadi ruang gelap yang terus

menyisakan pertanyaan. Beberapa persoalan terkait dengan partisipasi dalam

pemilu diantaranya adalah fluktuasi kehadiran pemilih ke TPS, suara tidak sah

yang tinggi, gejala politik uang, misteri derajat melek politik warga, dan

langkanya kesukarelaan politik.

Masalah tersebut perlu dibedah sedemikian rupa untuk diketahui akar

masalah dan dicari jalan keluarnya. Harapannya, partisipasi dalam pemilu

berada pada idealitas yang diimajinasikan. Oleh karena itu, program riset

menjadi aktivitas yang tidak terhindarkan dalam manajemen pemilu.

B. Tujuan

Tujuan dari Riset Pemilu 2014 adalah untuk mentradisikan kebijakan

berbasis riset atas persoalan-persoalan yang berkaitan dengan manajemen

pemilu serta menjadi bahan penyusunan kebijakan untuk meningkatkan dan

memperkuat partisipasi warga dalam pemilu dan setelahnya.

Secara khusus riset ini bermaksud untuk menemukan akar masalah atas

persoalan-persoalan yang terkait dengan partisipasi dalam pemilu serta

Page 7: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

3 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

terumuskannya rekomendasi kebijakan atas permasalahan yang dihadapi

dalam kaitannya dengan partisipasi dalam pemilu.

C. Tema Riset

Terdapat sejumlah persoalan ditemukan dari setiap periode pemilu.

Potret persoalan itu dilihat dalam rentang waktu pemilu-pemilu pada masa

reformasi sampai dengan saat ini. Persoalan-persoalan yang dapat dijadikan

tema potensial untuk diriset menyangkut partisipasi pemilih diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Masalah Sosial Ekonomi menjadi bagian penting dari partisipasi

masyarakat. Rasionalitas pemilih untuk ikut serta dalam event demokrasi

berkorelasi dengan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat, oleh karena itu

gambaran kondisi sosial ekonomi merupakan bagian informasi mengawali

pembahasan kajian – kajian / tema tentang partisipasi masyarakat pada pemilu

2014 di Provinsi Gorontalo.

2. Kehadiran dan Ketidakhadiran Pemilih di TPS (Voter turn-out) Partisipasi

pemilih sejak pemilu 1999 sampai dengan pemilu 2014 bergerak fluktuatif. Pada

pemilu legislatif, penurunan partisipasi pemilih sekitar 10% konsisten terjadi

sampai pada pemilu 2009. Sementara itu pada pemilu 2014, angka

partisipasinya naik sebesar 5%. Pada kasus pilpres, tercatat dalam pemilu 2014

pertama kalinya dalam sejarah angka partisipasinya lebih rendah dibandingkan

pemilu legislatif. Pertanyaannya, kenapa angka partisipasi pemilu legislatif naik

dibandingkan pemilu sebelumnya? Kenapa angka partisipasi Pilpres

menyimpang dari pola pada pemilu-pemilu sebelumnya? Selain itu kenapa

golput tetap saja hadir dalam setiap pemilu? Apa penyebabnya?

3. Perilaku memilih (Voting behaviour) Perilaku memilih adalah terkait

dengan keputusan pemilih untuk memilih kandidat atau peserta pemilu tertentu.

Kenapa seorang pemilih menjatuhkan pilihannya kepada kandidat atau peserta

pemilu tertentu. Tentu beragam alasan yang dapat dikemukakan oleh setiap

Page 8: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

4 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

pemilih. Persoalannya adalah, sejauh mana pilihan-pilihan itu bersifat rasional?

Dengan kata lain, sejauh mana pilihan politik mereka berdasarkan pertimbangan

rasional menyangkut kandidat atau peserta pemilu itu. Apakah rekam jejak,

program atau janji peseta pemilu menjadi bahan pertimbangan atau faktor lain.

Riset ini penting untuk mengetahui tingkat rasionalitas pemilih dalam pemilu.

4. Politik uang (Money politics/Vote buying) Politik biaya tinggi menjadi

keluhan sebagian peserta pemilu. Salah satu penyebabnya adalah fenomena

politik uang. Peserta pemilu mengeluarkan sejumlah uang untuk mendapatkan

dukungan pemilih, atau pemilih aktif meminta imbalan dari dukungan yang

diberikannya. Fenomena ini sudah pasti menjadikan demokrasi kita tidak sehat.

Pertanyaannya, bagaimana politik uang terjadi? Polanya seperti apa? Kenapa

disebagian tempat terjadi politik uang, disebagian tempat kebalikannya? Faktor

apa yang mempengaruhi? Kebijakan apa yang perlu ditempuh untuk mengatasi

mengatasi fenomena politik uang?

5. Tingkat melek politik warga (Political literacy) Terdapat keyakinan bahwa

tingkat melek politik warga berpengaruh pada sikap dan perilaku politik warga

negara. Muaranya adalah pada tingkat kedewasaan perilaku berdemokrasi.

Relasi itu bersifat perbandingan lurus, yaitu semakin tinggi tingkat melek politik

warga semakin matang perilaku demokrasinya, dan sebaliknya. Dengan kata

lain, wajah demokrasi sebuah negara sebagian ditentukan oleh tingkat melek

politik warga. Pertanyaannya adalah seberapa tinggi/dalam melek politik warga

negara? bagaimana melek politik warga selama ini terbentuk? faktor apa saja

yang mempengaruhi terbentuknya melek politik warga? kebijakan apa saja yang

perlu dirumuskan untuk meningkatkan melek politik warga?

6. Kesukarelaan Warga dalam politik (Political voluntarism) Kesukarelaan

warga dalam politik berpengaruh luas dalam kehidupan politik. Absennya

kesukarelaan warga dapat merusak sendi-sendi demokrasi. Dalam jangka

pendek, biaya politik mahal menjadi resiko yang harus ditanggung karena

segalanya serba berbayar. Dalam jangka panjang, korupsi menjadi virus

endemik yang pasti menyerang. Sebaliknya, tatanan demokrasi semakin kuat

Page 9: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

5 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

apabila kesukarelaan warga tumbuh dan hidup didalam masyarakat. Dari pemilu

ke pemilu kesukarelaan warga mengalami pasang surut. Kesukarelaan warga

yang kehadirannya ditandai dengan munculnya relawan dari berbagai kalangan

kuat muncul dalam pemilu 2014. Pertanyaannya, apa faktor yang

mempengaruhi munculnya kesukarelaan politik warga dan faktor apa yang

menghambatnya? Kebijakan apa saja yang dapat ditempuh untuk

menumbuhkan dan memperkuat kesukarelaan warga dalam politik? Potensial

tema riset lain dapat ditambahkan sepanjang berkaitan dengan partisipasi

pemilih dalam pemilu dan dikoordinasikan/disampaikan pilihan temanya dengan

KPU pada struktur diatasnya.

7. Media Sosial menjadi trend pelaksanaan pemilu dalam lima tahun terakhir,

berbagai kejutan dan efektifitas penggunaan media menjadi hal yang perlu

dicermati dalam riset ini berikut efesiensi pemanfaatannya oleh Komisi

Pemilihan Umum.

D. Metode Riset

Survey dilaksanakan tanggal 01 sampai dengan 30 September 2015.

Survey mewawancarai 4.338 responden target sebagai sampel yang tersebar di

77 kecamatan dan 218 kelurahan dan desa yang dipilih secara Stratifed

Random Sampling pada tingkat kecamatan, kelurahan dan acak sederhana bagi

kepala keluarga terpilih. Sampling error sebesar -/+ 3.0 persen dengan taraf

kepercayaan 95 persen.

Pengumpulan data lapangan melibatkan 60 surveyor yang berintegritas

dan insya Allah amanah. Selain itu 3 orang peneliti politik lokal Gorontalo

dilibatkan dalam Focus Group Discussion (FGD).

Metode riset menggunakan Pendekatan Kuantitatif melalui teknik Survey

yang berusaha mencari generalisasi atas masalah yang diteliti. Kerangka

konsep Demokrasi, Pemilu dan preferensi pemilih dimaksudkan untuk diuji

kebenarannya sehingga hasil akhir dari survey ini penelitian adalah

mendeskripsikan sesuai atau tidaknya sebuah teori/kerangka pemikiran dan

Page 10: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

6 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

konsep dasar pelaksanaan Pemilu 2014.

Disamping data hasil survey dilapangan dilakukan penelusuran secara

mendalam mengenai temuan kuantitatif hasil survey melalui teknik wawancara

mendalam dan wawancara fokus, hal ini dimaksudkan untuk mencari

pemaknaan atau kedalaman atas sebuah fakta dan permasalahan pemilu 2014

di Provinsi Gorontalo. Adapun kerangka konsep/teori yang diajukan dalam

referensi demokrasi dan kepemiluan menjadi pijakan untuk analisis yang

membantu peneliti merangkai dan memberi makna atas berbagai fakta yang

ditemukan dalam survey.

Teknik pengumpulan data dalam survey ini memperhatikan beberapa

aspek penting terkait validitas & realbilitas data survey yakni :

1. Sumber data. Sumber data dapat berupa data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan data yang diperoleh sendiri melalui wawancara,

observasi, tes, kuesioner, dan sebagainya. Data sekunder adalah data yang

diperoleh dari sumber kedua, seperti buku, dokumentasi, data dari

lembaga/institusi, dsb. Sumber data pada metode kuantitatif dilakukan secara

random, sedangkan pada kualitatif bersifat purposive atau snowball.

2. Pengumpulan data. Pada metode kuantitatif ini menggunakan teknik ;

wawancara, FGD, kuisioner, observasi, dsb. Pada metode kualitatif melalui

participant observation, in depth interview, dokumentasi, maupun teknik

triangulasi.

3. Pengolahan data. Bagaimana data diklasifikasikan atau dikumpulkan

untuk kebutuhan membangun argumen, serta pemilahan data menurut

relevansinya.

4. Analisis/Interpretasi data. Analisis data disesuaikan dengan pilihan

metode riset yang digunakan. Pada metode kuantitatif, analisis dilakukan

dengan menggunakan statistic sedangkan pada kualitatif menginterpretasikan

pola, model, atau pun teori yang digunakan.

Page 11: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

7 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

BAB II

KONDISI SOSIAL EKONOMI

Page 12: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

8 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

A. Kondisi Sosial Ekonomi Responden

Kemiskinan di Provinsi Gorontalo yang hingga saat ini masih

berada dibawah rata-rata nasional (17,51 persen ; Gorontalo dalam angka,

2014) penting untuk diperhatikan dalam survey ini. Survey memperdalam

informasi mengenai kondisi ekonomi rumah tangga masyarakat sebagai pilar

ketahanan masyarakat.

Bagaimana keadaan ekonomi rumah tangga B/I/S saat ini.?(1) Lebih baik dari tahun lalu(2) Sama saja dari tahun lalu(3) Lebih buruk dari tahun lalu

Gambar 1

Kondisi Ekonomi rumah tangga Responden

Dari gambar grafik di atas dapat dicermati bahwa sebagian besar (58%)

responden hanya mengalami/merasakan kondisi ekonomi yang stagnan. Selain

itu, terdapat 31% responden yang mengalami/merasakan adanya perubahan

kondisi ekonomi dan terdapat pula 11% responden yang justru

sama saja daritahun lalu

58%

lebih buruk dariyang lalu

11%

8 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

A. Kondisi Sosial Ekonomi Responden

Kemiskinan di Provinsi Gorontalo yang hingga saat ini masih

berada dibawah rata-rata nasional (17,51 persen ; Gorontalo dalam angka,

2014) penting untuk diperhatikan dalam survey ini. Survey memperdalam

informasi mengenai kondisi ekonomi rumah tangga masyarakat sebagai pilar

ketahanan masyarakat.

Bagaimana keadaan ekonomi rumah tangga B/I/S saat ini.?(1) Lebih baik dari tahun lalu(2) Sama saja dari tahun lalu(3) Lebih buruk dari tahun lalu

Gambar 1

Kondisi Ekonomi rumah tangga Responden

Dari gambar grafik di atas dapat dicermati bahwa sebagian besar (58%)

responden hanya mengalami/merasakan kondisi ekonomi yang stagnan. Selain

itu, terdapat 31% responden yang mengalami/merasakan adanya perubahan

kondisi ekonomi dan terdapat pula 11% responden yang justru

lebih baik daritahun lalu

31%

sama saja daritahun lalu

58%

lebih buruk dariyang lalu

11%

Kondisi Ekonomi

8 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

A. Kondisi Sosial Ekonomi Responden

Kemiskinan di Provinsi Gorontalo yang hingga saat ini masih

berada dibawah rata-rata nasional (17,51 persen ; Gorontalo dalam angka,

2014) penting untuk diperhatikan dalam survey ini. Survey memperdalam

informasi mengenai kondisi ekonomi rumah tangga masyarakat sebagai pilar

ketahanan masyarakat.

Bagaimana keadaan ekonomi rumah tangga B/I/S saat ini.?(1) Lebih baik dari tahun lalu(2) Sama saja dari tahun lalu(3) Lebih buruk dari tahun lalu

Gambar 1

Kondisi Ekonomi rumah tangga Responden

Dari gambar grafik di atas dapat dicermati bahwa sebagian besar (58%)

responden hanya mengalami/merasakan kondisi ekonomi yang stagnan. Selain

itu, terdapat 31% responden yang mengalami/merasakan adanya perubahan

kondisi ekonomi dan terdapat pula 11% responden yang justru

Page 13: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

9 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

mengalami/merasakan adanya penurunan kondisi ekonomi dari tahun

sebelumnya.

Gambar 2

Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Responden

Kabupate/kota

Stagnasi perubahan ekonomi rumah tangga jika dilihat antar

Kabupaten/Kota dalam Provinsi Gorontalo tidak jauh berbeda. Dari gambar di

atas dapat dicermati bahwa pada umumnya masyarakat Kabupaten/Kota di

Provinsi Gorontalo yang menjadi responden merasakan tidak adanya

perubahan signifikan dalam kondisi kehidupan ekonominya. Secara spesifik di

Kota Gorontalo terdapat 50% responden yang merasakan tidak adanya

perubahan dalam kondisi ekonominya, terdapat 42% responden yang

merasakan adanya perubahan kondisi ekonomi yang lebih baik, dan terdapat

8% responden yang merasakan penurunan kondisi ekonomi dari tahun

sebelumnya; khusus untuk Kabupaten Bone Bolango, terdapat sebagian besar

(60%) responden yang merasakan tidak adanya perubahan signifikan dalam

kondisi ekonominya, terdapat 30% yang merasakan adanya perubahan kondisi

42%30% 28%

16% 26%41%

50%60% 63%

51%

64%53%

8% 10% 9%33%

10% 6%

Kota Gtlo Kab BoneBolango

Kab Gtlo Kab Gorut Kab Boalemo Kab Pohuato

Kondisi Ekonomi(Base Line : Kab/Kota)

lbh baik dri thn lalu sama saja dari tahun lalu lbih buruk dari yg lalu

Page 14: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

10 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

ekonomi yang lebih baik, dan terdapat 10% responden yang merasakan

penurunan kondisi ekonomi dari tahun sebelumnya; khusus untuk Kabupaten

Gorontalo, terdapat sebagian besar (63%) responden yang merasakan tidak

adanya perubahan dalam kondisi ekonominya, terdapat 28% responden yang

merasakan adanya perubahan kondisi ekonomi yang lebih baik, dan terdapat

9% responden yang merasakan penurunan kondisi ekonomi dari tahun

sebelumnya; khusus untuk Kabupaten Gorontalo Utara, terdapat 51%

responden yang merasakan tidak adanya perubahan dalam kondisi

ekonominya, terdapat 16% responden yang merasakan adanya perubahan

kondisi ekonomi yang lebih baik, dan terdapat 33% responden yang merasakan

penurunan kondisi ekonomi dari tahun sebelumnya; khusus untuk Kabupaten

Boalemo, terdapat sebagian besar (64%) responden yang merasakan tidak

adanya perubahan dalam kondisi ekonominya, terdapat 26% responden yang

merasakan adanya perubahan kondisi ekonomi yang lebih baik, dan terdapat

10% responden yang merasakan penurunan kondisi ekonomi dari tahun

sebelumnya, serta khusus untuk Kabupaten Pohuwato, terdapat 53%

responden yang merasakan tidak adanya perubahan dalam kondisi

ekonominya, terdapat 41% responden yang merasakan adanya perubahan

kondisi ekonomi yang lebih baik, dan terdapat 6% responden yang merasakan

penurunan kondisi ekonomi dari tahun sebelumnya.

Lebih jauh. Bila kita membandingkan kondisi ekonomi yang dialami

responden (masyarakat) di masing-masing Kabupaten/Kota, maka dapat

dicermati adanya perubahan kondisi ekonomi yang signifikan di Kota Gorontalo,

dalam artian masyarakat Kota Gorontalo lebih merasakan adanya peningkatan

kondisi ekonomi dibanding masyarakat di daerah lainnya. Namun, tidak

demikian halnya dengan Kabupaten Gorontalo Utara, dalam hal ini masyarakat

di daerah tersebut justru lebih merasakan adanya penurunan kondisi ekonomi

dibanding masyarakat di daerah lainnya.

Hal di atas secara kontekstual dapat dipahami mengingat Kota

Gorontalo merupakan pusat perekonomian, pendidikan, dan pemerintahan di

Provinsi Gorontalo bahkan jauh ketika masih bergabung dengan Sulawesi

Page 15: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

11 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Utara. Tentu saja sebagai daerah yang menjadi episentrum tiga sektor tersebut

memberikan keuntungan tersendiri kepada Kota Gorontalo, antara lain arus

investasi yang relatif besar, peningkatan orang-orang terampil (SDM) yang

menunjang pembangunan, bahkan alokasi pembelanjaan pemerintah (publik

expenditure) yang cenderung lebih besar; atau dengan kata lain hal-hal yang

menguntungkan secara ekonomi cenderung terkonsentrasi di daerah yang

menjadi pusat suatu wilayah (central) dibanding daerah pinggiran atau periphery

(Lipton, 1977). Selain itu, dari sejumlah daerah di Provinsi Gorontalo adalah

Kota Gorontalo yang berada dalam status sebagai daerah “terentaskan”

(kpdt.go.id, 2014). Dengan demikian maka wajar bila masyarakat Kota

Gorontalo cenderung merasakan perubahan kondisi ekonomi yang jauh lebih

baik dari tahun sebelumnya dibanding daerah lainnya.

Gambar 3Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Responden

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dari grafik di atas dapat dicermati adanya relasi antara tingkat

pendidikan responden (masyarakat) dengan kondisi ekonomi yang

dialami/dirasakan. Responden (masyarakat) yang berlatar belakang pendidikan

SD/sederajat atau tidak sekolah cenderung merasakan/mengalami kondisi

lbh baik dri thn lalu sama saja dari tahun lalu lbih buruk dari yg lalu

Kondisi Ekonomi(Base Line : Tingkat Pendidikan)

Tidak Sekolah SD Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat

Diploma/Akdmk Sarjana/SI/S2/S3

Page 16: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

12 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

ekonomi yang jauh lebih buruk dari tahun sebelumnya; responden (masyarakat)

yang berlatar belakang pendidikan menengah (SLTP dan SLTA) cenderung

mengalami/merasakan stagnasi ekonomi; sementara responden (masyarakat)

yang berlatar belakang pendidikan tinggi (Diploma/Sarjana) cenderung

mengalami/merasakan adanya perubahan kondisi ekonomi yang lebih baik

dibanding tahun sebelumnya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa tingkat

pendidikan masyarakat cenderung berbanding lurus dengan kondisi ekonomi

yang dirasakan/dialaminya; atau dengan kata lain, semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, maka semakin besar kemungkinan perbaikan kondisi

ekonomi yang dialami/dirasakan; dan begitupun sebaliknya. Hal ini tentunya

tidak terlepas dari peluang untuk mendapatkan pekerjaan/peningkatan karir

lebih baik yang lebih dimiliki oleh masyarakat yang berlatar belakang pendidikan

tinggi di era modern, yang notabene menuntut spesifikasi keahlian dan disiplin

ilmu yang mumpuni yang diperoleh lewat jalur pendidikan formal.

Gambar 4.

Kondisi Ekonomi Rumah Tangga RespondenBerdasarkan tingkat Pendapatan

lbh baik dri thn lalu sama saja dari tahun lalu lbih buruk dari yg lalu

Kondisi Ekonomi(Base Line : Tingkat Pendapatan)

< 100.000 100.000-500.000 500.000-1 juta 1 juta - 5 juta > 5 juta

Page 17: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

13 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa pada umumnya masyarakat

yang dijadikan responden tidak merasakan adanya peningkatan pendapatan

dibanding tahun sebelumnya. Satu-satunya hal signifikan yang terjadi justru

dialami responden (masyarakat) rentang pendapatan 500.000-1 Juta (golongan

menengah), dalam hal ini terdapat kecenderungan peningkatan pendapatan

masyarakat dalam rentang tersebut. Sekalipun demikian, kondisi ekonomi

masyarakat tetap berada pada track yang positif, dalam artian terdapat lebih

banyak masyarakat yang merasakan adanya kecenderungan peningkatan

dibanding penurunan pendapatan untuk masing-masing kategori rentang

pendapatan.

Kondisi ekonomi rumah tangga tersebut jika dicermati mengenai

struktur kebutuhan mendesak masyarakat maka diperoleh bahwa terdapat

empat kebutuhan urgen yang dirasakan sebagian besar responden

(masyarakat), yakni pembukaan lapangan kerja (36%), perbaikan jalan (13%),

pelayanan kesehatan (12%), dan pendidikan (9%). Kondisi ini secara inheren

dapat menunjukkan sejumlah hal: (1) tingkat pengangguran yang relatif tinggi;

(2) kondisi infrastruktur yang masih belum memadai; dan (3), kondisi pelayanan

yang belum mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Gambar 5. Kebutuhan Mendesak Responden

3%

6%

8%

9%

9%

12%

13%

36%

lainnya

penyediaan jaringan listrik

penyediaan air bersih

Mahyani

pendidikan grtis

pelayanna kesehatan

prbaikan jalan

pmbkaan lapngan kerja

Kebutuhan Mendesak

Page 18: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

14 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Sebaliknya masalah keamanan daerah separuh responden menyatakan

rasa aman. 56% responden (masyarakat) yang menanggapi pertanyaan

penelitian dengan kategori “aman”, terdapat 34% responden (masyarakat) yang

menanggapi pertanyaan penelitian dengan kategori “cukup aman”, terdapat 9%

responden (masyarakat) yang menanggapi pertanyaan penelitian dengan

kategori “kurang aman”, dan terdapat 1% responden (masyarakat) yang

menanggapi pertanyaan penelitian dengan kategori “tidak aman”. Berdasarkan

hal ini dapat dipahami bahwa kebutuhan masyarakat akan rasa aman relatif

terpenuhi dikarenakan pada umumnya masyarakat merasakan kondisi

kehidupan yang cenderung aman.

Gambar 6. Kondisi Rasa Aman Responden

14 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Sebaliknya masalah keamanan daerah separuh responden menyatakan

rasa aman. 56% responden (masyarakat) yang menanggapi pertanyaan

penelitian dengan kategori “aman”, terdapat 34% responden (masyarakat) yang

menanggapi pertanyaan penelitian dengan kategori “cukup aman”, terdapat 9%

responden (masyarakat) yang menanggapi pertanyaan penelitian dengan

kategori “kurang aman”, dan terdapat 1% responden (masyarakat) yang

menanggapi pertanyaan penelitian dengan kategori “tidak aman”. Berdasarkan

hal ini dapat dipahami bahwa kebutuhan masyarakat akan rasa aman relatif

terpenuhi dikarenakan pada umumnya masyarakat merasakan kondisi

kehidupan yang cenderung aman.

Gambar 6. Kondisi Rasa Aman Responden

cukup aman34%

aman56%

kurang aman9%

tdk aman1%

Kondisi Keamanan

14 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Sebaliknya masalah keamanan daerah separuh responden menyatakan

rasa aman. 56% responden (masyarakat) yang menanggapi pertanyaan

penelitian dengan kategori “aman”, terdapat 34% responden (masyarakat) yang

menanggapi pertanyaan penelitian dengan kategori “cukup aman”, terdapat 9%

responden (masyarakat) yang menanggapi pertanyaan penelitian dengan

kategori “kurang aman”, dan terdapat 1% responden (masyarakat) yang

menanggapi pertanyaan penelitian dengan kategori “tidak aman”. Berdasarkan

hal ini dapat dipahami bahwa kebutuhan masyarakat akan rasa aman relatif

terpenuhi dikarenakan pada umumnya masyarakat merasakan kondisi

kehidupan yang cenderung aman.

Gambar 6. Kondisi Rasa Aman Responden

Page 19: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

15 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

BAB III

PERILAKU PEMILIH

Proses penghitungan suara di TPS sampai dinihari

Page 20: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

16 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Perilaku Pemilih

Perilaku pemilih menurut Surbakti adalah : “Akivitas pemberian suara

oleh individu yang bekaitan erat dengan kegiatan pengambilan keputusan untuk

memilih atau tidak memilih (to vote or not to vote) didalam suatu pemilihan

umum (Pilkada secara langsung-pen. Bila voters memutuskan untuk memilih (to

vote) maka voters akan memilih atau mendukung kandidat tertentu (Surbakti,

2002 : 105) Keputusan untuk memberikan dukungan dan suara tidak akan

terjadi apabila tidak terdapat loyalitas pemilih yang cukup tinggi kepada calon

pemimpin jagoannya. Begitu juga sebaliknya, pemilih tidak akan memberikan

suaranya kalau mereka menganggap bahwa sebuah partai atau calon

pemimpin tidak loyal serta tidak konsisten dengan janji dan harapan yang telah

mereka berikan. Perilaku pemilih juga sarat dengan ideology antara pemilih

dengan partai politik atau kontestan pemilu. Masing-masing kontestan

membawa ideology yang saling berinteraksi. Selama periode kampanye pemilu,

muncul kristalisasi dan pengelompokkan antara ideology yang dibawa

kontestan. Masyarakat akan mengelompokkan dirinya kepada kontestan yang

memiliki ideologi sama dibawa dengan yang mereka anut sekaligus juga

menjauhkan diri dari ideologi yang berseberangan dengan mereka.

Perilaku memilih adalah terkait dengan keputusan pemilih untuk memilih

kandidat atau peserta pemilu tertentu. Kenapa seorang pemilih menjatuhkan

pilihannya kepada kandidat atau peserta pemilu tertentu. Tentu beragam alasan

yang dapat dikemukakan oleh setiap pemilih. Persoalannya adalah, sejauhmana

pilihan-pilihan itu bersifat rasional? Dengan kata lain, sejauhmana pilihan politik

mereka berdasarkan pertimbangan rasional menyangkut kandidat atau peserta

pemilu itu. Apakah rekam jejak, program atau janji peseta pemilu menjadi bahan

pertimbangan atau faktor lain. Riset ini penting untuk mengetahui tingat

rasionalitas pemilih dalam pemilu.

Page 21: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

17 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Pertanyaannya, kenapa angka partisipasi pemilu legislatif naik

dibandingkan pemilu sebelumnya? Kenapa angka partisipasi Pilpres

menyimpang dari pola pada pemilu-pemilu sebelumnya? Selain itu kenapa

golput tetap saja hadir dalam setiap pemilu? Apa penyebabnya?

Gambar 7.

Keikutsertaan Responden Pada Pemilihan Legislatif tahun 2014

Apakah B/I/S menggunakan hak Pilih pada Pemilihan Umum tahun 2014 (Pileg & Pipres )

(1) Ya (2) Tidak

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa dari sejumlah responden

(masyarakat) yang dijadikan sampel penelitian terdapat mayoritas (83%)

responden yang mengaku ikut berpartisipasi dalam pemilihan legislatif,

sementara jumlah responden (masyarakat) yang mengaku tidak berpartisi

dalam pemilihan legislatif pada tahun 2004 relatif sedikit, yakni sebesar 17%.

Hal ini pada dasarnya menunjukkan hal yang positif karena tingkat partisipasi

masyarakat dalam memilih relatif tinggi, yang juga merupakan salah satu tolak

17 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Pertanyaannya, kenapa angka partisipasi pemilu legislatif naik

dibandingkan pemilu sebelumnya? Kenapa angka partisipasi Pilpres

menyimpang dari pola pada pemilu-pemilu sebelumnya? Selain itu kenapa

golput tetap saja hadir dalam setiap pemilu? Apa penyebabnya?

Gambar 7.

Keikutsertaan Responden Pada Pemilihan Legislatif tahun 2014

Apakah B/I/S menggunakan hak Pilih pada Pemilihan Umum tahun 2014 (Pileg & Pipres )

(1) Ya (2) Tidak

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa dari sejumlah responden

(masyarakat) yang dijadikan sampel penelitian terdapat mayoritas (83%)

responden yang mengaku ikut berpartisipasi dalam pemilihan legislatif,

sementara jumlah responden (masyarakat) yang mengaku tidak berpartisi

dalam pemilihan legislatif pada tahun 2004 relatif sedikit, yakni sebesar 17%.

Hal ini pada dasarnya menunjukkan hal yang positif karena tingkat partisipasi

masyarakat dalam memilih relatif tinggi, yang juga merupakan salah satu tolak

ya83%

tidak17%

Ikut Pileg

17 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Pertanyaannya, kenapa angka partisipasi pemilu legislatif naik

dibandingkan pemilu sebelumnya? Kenapa angka partisipasi Pilpres

menyimpang dari pola pada pemilu-pemilu sebelumnya? Selain itu kenapa

golput tetap saja hadir dalam setiap pemilu? Apa penyebabnya?

Gambar 7.

Keikutsertaan Responden Pada Pemilihan Legislatif tahun 2014

Apakah B/I/S menggunakan hak Pilih pada Pemilihan Umum tahun 2014 (Pileg & Pipres )

(1) Ya (2) Tidak

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa dari sejumlah responden

(masyarakat) yang dijadikan sampel penelitian terdapat mayoritas (83%)

responden yang mengaku ikut berpartisipasi dalam pemilihan legislatif,

sementara jumlah responden (masyarakat) yang mengaku tidak berpartisi

dalam pemilihan legislatif pada tahun 2004 relatif sedikit, yakni sebesar 17%.

Hal ini pada dasarnya menunjukkan hal yang positif karena tingkat partisipasi

masyarakat dalam memilih relatif tinggi, yang juga merupakan salah satu tolak

Page 22: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

18 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

ukur sistem partisipasi politik warga negara yang menunjukkan pemilih yang

berdaulat (Surbakti dkk, 2011).

Tingkat Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014(Pileg & Pilpres)

Sumber : KPU Provinsi Gorontalo Tahun 2015

KOTA GORONTALO

KAB. GORONTALO

KAB. GORONTALO UTARA

KAB. POHUWATO

KAB. BOALEMO

KAB. BONE BOLANGO

PEMILU PRESIDEN

18 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

ukur sistem partisipasi politik warga negara yang menunjukkan pemilih yang

berdaulat (Surbakti dkk, 2011).

Tingkat Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014(Pileg & Pilpres)

Sumber : KPU Provinsi Gorontalo Tahun 2015

73,118%

74,333%

72,938%

72,471%

78,433%

80,751%

79,298%

80,077%

80,718%

83,359%

84,551%

87,764%

KOTA GORONTALO

KAB. GORONTALO

KAB. GORONTALO UTARA

KAB. POHUWATO

KAB. BOALEMO

KAB. BONE BOLANGO

Partisipasi Pemilu 2014

PEMILU PRESIDEN PEMILU LEGISLATIF

18 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

ukur sistem partisipasi politik warga negara yang menunjukkan pemilih yang

berdaulat (Surbakti dkk, 2011).

Tingkat Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014(Pileg & Pilpres)

Sumber : KPU Provinsi Gorontalo Tahun 2015

84,551%

87,764%

Page 23: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

19 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 8

Alasan Keikutsertaan pada Pemilu Legislatif 2014

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa pada umumnya responden

(masyarakat) yang berpartisipasi dalam pemilihan legislatif pada Tahun 2004

hanya didasari atas alasan/argumentasi bahwa mereka adalah “warga yang

baik”. Secara kuantitas hal ini cukup membanggakan mengingat tingkat

partisipasi politik yang tinggi merupakan salah satu ciri/tolak ukur kehidupan

demokrasi di suatu wilayah/negara. Jadi, kesadaran masyarakat akan haknya

dalam memilih wakil-wakilnya dan kebiasaan mereka setiap periode pemilihan

merupakan faktor utama yang mendorong masyarakat untuk memilih. Namun,

secara kualitas hal ini cukup disayangkan mengingat partisipasi belum

didasarkan atas alasan bahwa pileg mampu memberikan harapan perubahan

tatanan kehidupan sosial, ekonomi, dan politik ke arah yang lebih baik. Selain

itu, hal di atas secara tidak langsung menunjukkan feromena yang miris, yakni

figur yang hadir sebagai pihak yang dipilih secara relatif belum/kurang

dipercayai masyarakat, sehingga wajar bila harapan masyarakat akan

perubahan kehidupan yang lebih baik melalui pileg relatif rendah pula.

Berdasarkan hal di atas dapat dipahami bahwa faktor utama yang mendorong

masyarakat Gorontalo untuk berpartisipasi dalam pileg adalah alasan “sekedar

0%

1%

4%

8%

13%

74%

dapat uang

lainnya

caleg dipercaya

biasa memilih

ada perubahan

warga yang baik

Alasan Ikut Pileg

Page 24: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

20 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

menggugurkan kewajiban” semata. Kondisi ini belum berubah sejak pertama

kali Indonesia melaksanakan pemilihan langsung pada Tahun 2004, yang

sebagaimana digambarkan Syafiie (2005), bahwa masyarakat Indonesia pada

umumnya telah melaksanakan demokrasi namun belum sepenuhnya

memahami bagaimana cara hidup berdemokrasi.

Gambar 9

Alasan Ketidak Ikutsertaan Pada Pemilu Legislatif 2014

Pada dasarnya, responden (masyarakat) yang tidak berpartisipasi

dalam Pileg relatif sedikit. Namun ketidaksertaan mereka dalam pileg tersebut

justru didasarkan atas alasan/argumentasi yang krusial. Dari grafik di atas dapat

dilihat bahwa alasan responden (masyarakat) yang tidak berpartisipasi dalam

pileg didasarkan atas alasan : pileg hanya untungkan elit (33%), tidak ada

gunanya (24%), tidak terdaftar (15%), parpol tidak dipercaya (7%), dan caleg

tidak baik (5%). Di sinilah letak signifikansi hal ini. Bila persepsi negatif

masyarakat dalam pileg yang demikian terus berkembang dan didukung dengan

realitas yang tidak sesuai harapan, maka terdapat kemungkinan peningkatan

signifikan masyarakat yang memilih tidak berpartisipasi/golput secara sadar

(undecided voters by rational reason), yang secara minimal kemungkinan

5%

7%

15%

16%

24%

33%

caleg tdk baik

parpol tdk dipercaya

tdk terdaftar

lainnya

tidak ada gunanya

untungkan elit

Alasan tidak ikut pileg

Page 25: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

21 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

menurun sebesar 17% (dari 13% pemilih karena alasan ada perubahan dan 4%

pemilih karena asalan caleg dipercaya). Belum lagi jika penyelenggaraan

pileg/pemilihan lainnya tidak dipersiapkan dengan baik khususnya pendataan

pemilih, maka terdapat kemungkinan penurunan partisipasi masyarakat

terutama dari massa mengambang (swing voters) dan pemilih yang tidak

terdaftar (undecided voters by system). Kondisi yang terjadi ini sebagaimana

digambarkan Rodee dkk. (2004), bahwa golput di Indonesia berbeda dengan di

USA, dalam hal ini angka golput di Indonesia dipengaruhi oleh faktor

ketidakpuasaan/ketidakpercayaan masyarakat (atas calon, parpol, sistem, dsb),

sementara di golput di USA cenderung didasarkan atas alasan bahwa memilih

atau tidak memilih USA tetap sebagaimana adanya (negara super power).

Dalam perspektif political economy, tingginya angka “partisipasi politik”

masyarakat Gorontalo yang mencapai 83%, alasan memilih karena merasa

sebagai warga negara yang baik”, dan alasan tidak ikut pileg perlu

dipertanyakan lebih jauh, “apakah hal tersebut merupakan tindakan yang

rasional” (rational acts)? ataukah tindakan yang strategis (strategically act)?.

Downs (dalam Godin dan Klingeman, 1996) mengemukakan bahwa jika warga

negara bertindak secara rasional dalam definisi “kepentingan pribadi” (self

interest), maka pada dasarnya mereka tidak akan memilih. Hal itu dikarenakan

terdapat harga cukup besar yang harus dibayar untuk berpartisipasi secara

rasional (paham dan melek informasi politik), dibanding keuntungan dalam skala

kecil (mikro)/individual yang didapatkan dari suaranya tersebut. Bukankah suara

seorang pemilih tidak berarti dalam sistem suara terbanyak? Apakah suara

minoritas dalam pemilu memiliki makna atau menghasilkan keuntungan bagi

mereka? Apakah ada jaminan perubahan dan perbaikan hidup lewat setiap

suara yang diberikan? Faktanya hanya segelintir orang yang mampu

menentukan kebijakan strategis di republik ini yang justru menentukan nasib

mayoritas warga negara. Sebagai “warga negara yang baik”, pemilih hanya

mampu mempengaruhi hasil pemerintahan setiap lima tahun sekali dan itupun

setiap pemilihan tidak lebih daripada sekedar melegitimasi otoritas. Berdasarkan

perspektif ini, maka kecenderungan masyarakat Gorontalo belum berada pada

Page 26: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

22 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

kategori masyarakat yang menentukan pilihan secara rasional (masih berada

pada kategori tindakan kolektif strategis (collective strategically acts).

Gambar 10

Tingkat Pengenalan Responden terhadapAnggota Legislatif 2014

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya figur yang

berpartisipasi sebagai calon yang dipilih pada umumnya dikenal masyarakat.

Pada dasarnya, dengan tingkat pengenalan caleg sebesar 81% dapat ditarik

sejumlah kemungkinan argumentasi: (1) calon dapat merupakan figur yang

secara relatif dikenal masyarakat karena posisi/jabatannya atau keterlibatannya

dalam kegiatan kemasyarakatan yang luas/dekat dengan masyarakat; (2) calon

dapat familiar karena keberhasilan sosialisasi KPU, media, dan calon itu sendiri;

atau (3) masyarakat memang aktif mencari informasi terkait calon.

kenal orangnya35%

tahu fotonya saja15%

22 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

kategori masyarakat yang menentukan pilihan secara rasional (masih berada

pada kategori tindakan kolektif strategis (collective strategically acts).

Gambar 10

Tingkat Pengenalan Responden terhadapAnggota Legislatif 2014

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya figur yang

berpartisipasi sebagai calon yang dipilih pada umumnya dikenal masyarakat.

Pada dasarnya, dengan tingkat pengenalan caleg sebesar 81% dapat ditarik

sejumlah kemungkinan argumentasi: (1) calon dapat merupakan figur yang

secara relatif dikenal masyarakat karena posisi/jabatannya atau keterlibatannya

dalam kegiatan kemasyarakatan yang luas/dekat dengan masyarakat; (2) calon

dapat familiar karena keberhasilan sosialisasi KPU, media, dan calon itu sendiri;

atau (3) masyarakat memang aktif mencari informasi terkait calon.

ya46%

kenal orangnya35%

tahu fotonya saja15%

tidak tahu4%

Pengenalan Aleg

22 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

kategori masyarakat yang menentukan pilihan secara rasional (masih berada

pada kategori tindakan kolektif strategis (collective strategically acts).

Gambar 10

Tingkat Pengenalan Responden terhadapAnggota Legislatif 2014

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya figur yang

berpartisipasi sebagai calon yang dipilih pada umumnya dikenal masyarakat.

Pada dasarnya, dengan tingkat pengenalan caleg sebesar 81% dapat ditarik

sejumlah kemungkinan argumentasi: (1) calon dapat merupakan figur yang

secara relatif dikenal masyarakat karena posisi/jabatannya atau keterlibatannya

dalam kegiatan kemasyarakatan yang luas/dekat dengan masyarakat; (2) calon

dapat familiar karena keberhasilan sosialisasi KPU, media, dan calon itu sendiri;

atau (3) masyarakat memang aktif mencari informasi terkait calon.

Page 27: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

23 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 11

Tingkat Harapan Masyarakat Terhadap Pemilu

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa pada umumnya (77%)

responden (masyarakat) menilai bahwa pileg yang dilangsungkan pada tahun

2014 relatif sesuai dengan harapan mereka, sementara hanya terdapat sedikit

(23%) responden (masyarakat) yang mengganggap bahwa penyelenggaraan

pileg tidak sesuai harapan mereka. Hal ini tentunya menunjukkan sisi positif

dalam keberhasilan penyelenggaraan pileg di Gorontalo.

23 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 11

Tingkat Harapan Masyarakat Terhadap Pemilu

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa pada umumnya (77%)

responden (masyarakat) menilai bahwa pileg yang dilangsungkan pada tahun

2014 relatif sesuai dengan harapan mereka, sementara hanya terdapat sedikit

(23%) responden (masyarakat) yang mengganggap bahwa penyelenggaraan

pileg tidak sesuai harapan mereka. Hal ini tentunya menunjukkan sisi positif

dalam keberhasilan penyelenggaraan pileg di Gorontalo.

ya77%

tidak23%

Pileg sesuai harapan

23 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 11

Tingkat Harapan Masyarakat Terhadap Pemilu

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa pada umumnya (77%)

responden (masyarakat) menilai bahwa pileg yang dilangsungkan pada tahun

2014 relatif sesuai dengan harapan mereka, sementara hanya terdapat sedikit

(23%) responden (masyarakat) yang mengganggap bahwa penyelenggaraan

pileg tidak sesuai harapan mereka. Hal ini tentunya menunjukkan sisi positif

dalam keberhasilan penyelenggaraan pileg di Gorontalo.

Page 28: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

24 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 12

Keseteraan Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilu

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa responden/masyarakat yang

berpartisipasi dalam pileg 2014 cenderung didominasi oleh laki-laki, yakni

sebanyak 1760 orang; sementara jumlah responden/masyarakat yang

berpartisipasi dalam pileg hanya sebanyak 1641 orang.

1760

1641

Ikut PilegLaki-Laki Perempuan

Page 29: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

25 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 13

Partisipasi Kelompok terdidik Masyarakat dalam Pemilu 2014

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa pada umumnya jumlah

responden/masyarakat yang berpartisipasi dalam pileg 2014 relatif berimbang

dalam hal tingkat pendidikan. Jumlah responden/masyarakat dengan tingkat

pendidikan dasar (SD dan SMP) sedikit lebih banyak, yakni dengan total 1666

orang, sementara responden/masyarakat dengan tingkat pendidingan

menengah ke atas (SMA dan PT) hanya sebanyak 1587 orang.

72

100

349

556

1110

1138

Tidak Sekolah

Diploma/Akdmk

Sarjana/SI/S2/S3

SLTP/Sederajat

SD Sederajat

SLTA/Sederajat

Ikut Pileg(baseline: Latar belakang pendidikan)

Page 30: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

26 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 14

Segmentasi pekerjaan terhadap Partisipasi dalam Pemilu

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa responden/masyarakat yang

berpartisipasi dalam pileg pada umumnya didominasi oleh kalangan ibu rumah

tangga (IRT), buruh, dan petani. Hal ini tentunya relevan dengan kebutuhan

mendesak responden/masyarakat yang terdiri dari pembukaan lapangan kerja,

perbaikan/peningkatan infrastruktur, serta peningkatan kualitas hidup melalui

layanan kesehatan dan pendidikan. Berdasarkan hal ini, program-program yang

ditawarkan calon yang terpilih pada pileg 2014 lalu kemungkinan menyentuh hal

tersebut.

0 200 400 600 800 1000 1200

Wiraswasta

Masih Sekolah/kuliah

PNS / Pensiunan

Nelayan

Petani

Buruh

Ibu RumahTangga

Ikut Pileg(baseline: Pekerjaan )

Page 31: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

27 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 15

Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu berdasarkan segmen Usia

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa partisipasi responden

(masyarakat) pada pileg 2014 lalu di Provinsi Gorontalo lebih banyak didominasi

oleh tiga kelompok usia, yakni pemilih rentang usia 35-44 tahun, rentang usia

25-34 tahun, dan rentang usia 45-55 tahun. Kondisi ini tentunya dapat

menggambarkan sejumlah hal: (1) pemilih pada kelompok rentang tersebut

relatif telah mengikuti pileg/berpartisipasi dalam kegiatan pemilihan lainnya lebih

dari satu kali, sehingga dapat dikategorikan sebagai pemilih berpengalaman; (2)

pemilih pada rentang kelompok tersebut relatif mengetahui/memiliki informasi

mengenai calon yang dipilih atau bahkan telah memiliki pilihan sebelumnya; (3)

pemilih pada rentang kelompok tersebut dapat dianggap telah mengetahui

kapasitas dan kinerja caleg yang maju dalam pileg 2014; dan (4) sehubungan

dengan penelitian, pemilih pada rentang usia tersebut secara relatif mampu

memberikan informasi yang diharapkan terkait tujuan penelitian.

0

200

400

600

800

1000

1200

35-44 thn 25-34 thn 45-55 thn 17-24 thn > 55 thn < 17 tahun

Ikut Pileg(baselineUsia)

Page 32: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

28 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 16

Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa responden (masyarakat) yang

berpartisipasi dalam pileg 2014 lebih didominasi oleh kelompok penduduk

berpenghasilan >5 Juta. Berdasarkan hal ini dapat dipahami bahwa partisipasi

kalangan ekonomi menengah ke atas relatif cukup tinggi pada pileg 2014 di

Provinsi Gorontalo. Selain itu, partisipasi pemilih pada kelompok ekonomi

tersebut disadari secara relatif terpengaruh atas hasil pileg, dalam artian

aktivitas sosial yang dijalankan pemilih baik secara langsung maupun tidak

langsung berkepentingan dengan kebijakan yang nantinya dihasilkan calon

terpilih, sehingga wajar jika partisipasi kelompok penghasilan ini cukup tinggi

dalam pileg 2014 di Provinsi Gorontalo

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600

rahasia/ tdk djwb

1 juta - 5 juta

500.000-1 juta

100.000-500.000

< 100.000

> 5 juta

Tingkat Pendapatan(baseline: ikut Pileg)

Page 33: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

29 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 17

Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu Berdasarkan Aktivitas sosial

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa responden (masyarakat) yang

berpartisipasi dalam pileg 2014 di Provinsi Gorontalo didominasi oleh kelompok

pemilih yang tergabung dalam aktivitas arisan (35%), serikat buruh/pekerja

(13%), serta karangtaruna dan organisasi kepemudaan (masing-masing 9%).

Hal ini di satu sisi dapat bermanfaat bagi caleg bila mereka mampu

mengorganisasi kelompok sosial tersebut, karena tentunya di dalam masing-

masing kelompok terdapat aktivitas saling mempengaruhi lewat interaksi sosial

yang relatif intens; sementara di sisi lain bagi penyelenggara, kelompok sosial

ini dapat menjadi saluran yang relatif efektif dalam mensosialisasikan

pileg/pemilu.

1%

3%

3%

9%

9%

13%

parpol

senbud

orlab

orpemuda

karangtaruna

serikat

lainnya

arisan

29 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 17

Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu Berdasarkan Aktivitas sosial

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa responden (masyarakat) yang

berpartisipasi dalam pileg 2014 di Provinsi Gorontalo didominasi oleh kelompok

pemilih yang tergabung dalam aktivitas arisan (35%), serikat buruh/pekerja

(13%), serta karangtaruna dan organisasi kepemudaan (masing-masing 9%).

Hal ini di satu sisi dapat bermanfaat bagi caleg bila mereka mampu

mengorganisasi kelompok sosial tersebut, karena tentunya di dalam masing-

masing kelompok terdapat aktivitas saling mempengaruhi lewat interaksi sosial

yang relatif intens; sementara di sisi lain bagi penyelenggara, kelompok sosial

ini dapat menjadi saluran yang relatif efektif dalam mensosialisasikan

pileg/pemilu.

9%

9%

13%

26%

35%

Aktifitas Sosial(baseline: ikut Pileg)

29 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 17

Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu Berdasarkan Aktivitas sosial

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa responden (masyarakat) yang

berpartisipasi dalam pileg 2014 di Provinsi Gorontalo didominasi oleh kelompok

pemilih yang tergabung dalam aktivitas arisan (35%), serikat buruh/pekerja

(13%), serta karangtaruna dan organisasi kepemudaan (masing-masing 9%).

Hal ini di satu sisi dapat bermanfaat bagi caleg bila mereka mampu

mengorganisasi kelompok sosial tersebut, karena tentunya di dalam masing-

masing kelompok terdapat aktivitas saling mempengaruhi lewat interaksi sosial

yang relatif intens; sementara di sisi lain bagi penyelenggara, kelompok sosial

ini dapat menjadi saluran yang relatif efektif dalam mensosialisasikan

pileg/pemilu.

Page 34: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

30 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

BAB IV

MONEY POLITIK ; Bagai BuahSimalakama

Page 35: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

31 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Money Politik

Politik biaya tinggi menjadi keluhan sebagian peserta pemilu. Salah satu

penyebabnya adalah fenomena politik uang. Peserta pemilu mengeluarkan

sejumlah uang untuk mendapatkan dukungan pemilih, atau pemilih aktif

meminta imbalan dari dukungan yang diberikannya. Fenomena ini sudah pasti

menjadikan demokrasi kita tidak sehat. Pertanyaannya, bagaimana politik uang

terjadi? Polanya seperti apa? Kenapa disebagian tempat terjadi politik uang,

disebagian tempat kebalikannya? Faktor apa yang mempengaruhi? Kebiajakan

apa yang perlu ditempuh untuk mengatasi mengatasi fenomena politik uang?

Gambar 18

Toleransi Money Politik Responden

MENURUT B/I/S, Apakah Pemberian sejumlah UANG, BARANG untukmempengaruhi pilihan pemilih adalah hal yang WAJAR?

(1) Ya, wajar di TERIMA(2) Tidak bisa di TERIMA

Tidak bisa diterima75%

Toleransi Money Politik

31 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Money Politik

Politik biaya tinggi menjadi keluhan sebagian peserta pemilu. Salah satu

penyebabnya adalah fenomena politik uang. Peserta pemilu mengeluarkan

sejumlah uang untuk mendapatkan dukungan pemilih, atau pemilih aktif

meminta imbalan dari dukungan yang diberikannya. Fenomena ini sudah pasti

menjadikan demokrasi kita tidak sehat. Pertanyaannya, bagaimana politik uang

terjadi? Polanya seperti apa? Kenapa disebagian tempat terjadi politik uang,

disebagian tempat kebalikannya? Faktor apa yang mempengaruhi? Kebiajakan

apa yang perlu ditempuh untuk mengatasi mengatasi fenomena politik uang?

Gambar 18

Toleransi Money Politik Responden

MENURUT B/I/S, Apakah Pemberian sejumlah UANG, BARANG untukmempengaruhi pilihan pemilih adalah hal yang WAJAR?

(1) Ya, wajar di TERIMA(2) Tidak bisa di TERIMA

Ya, Wajar diterima25%

Tidak bisa diterima75%

Toleransi Money Politik

31 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Money Politik

Politik biaya tinggi menjadi keluhan sebagian peserta pemilu. Salah satu

penyebabnya adalah fenomena politik uang. Peserta pemilu mengeluarkan

sejumlah uang untuk mendapatkan dukungan pemilih, atau pemilih aktif

meminta imbalan dari dukungan yang diberikannya. Fenomena ini sudah pasti

menjadikan demokrasi kita tidak sehat. Pertanyaannya, bagaimana politik uang

terjadi? Polanya seperti apa? Kenapa disebagian tempat terjadi politik uang,

disebagian tempat kebalikannya? Faktor apa yang mempengaruhi? Kebiajakan

apa yang perlu ditempuh untuk mengatasi mengatasi fenomena politik uang?

Gambar 18

Toleransi Money Politik Responden

MENURUT B/I/S, Apakah Pemberian sejumlah UANG, BARANG untukmempengaruhi pilihan pemilih adalah hal yang WAJAR?

(1) Ya, wajar di TERIMA(2) Tidak bisa di TERIMA

Page 36: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

32 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa pada umumnya responden

(masyarakat) tidak memiliki toleransi terhadap money politic, yang bila

dipersentasekan mencapai 75%. Hal ini tentunya positif bagi perkembangan

kehidupan d emokrasi di Provinsi Gorontalo dikarenakan pemilih-pemilihnya

secara relatif sadar, cerdas, dan rasional; dalam artian memahami efek negatif

money politic, dalam hal ini praktik koruptif yang terjadi di lingkungan eksekutif

politik dan legislatif kecenderungan bermula dari praktik ini. Caleg yang telah

mengeluarkan banyak sumber daya (terutama finansial), tentunya secara logis

akan berupaya mengembalikan sumber daya yang hilang tersebut sekaligus

menghasilkan surplus sebagai cadangan untuk pemilihan berikutnya, sehingga

wajar jika caleg yang melakukan money politic cenderung terlibat dalam praktik

koruptif. Namun di sisi lain, sikap sementara responden (masyarakat) yang

memiliki toleransi terhadap money politic tetap perlu dicermati dan diwaspadai

karena mampu mencapai angka 25%, terlebih bila pengaruh kelompok tersebut

signifikan bagi kelompok lainnya.

Dalam paradigma cultural dijelaskan bahwa proses terbentuknya

budaya masyarakat di suatu wilayah/daerah dimulai dari aktivitas tertentu yang

dilakukan oleh banyak orang secara intens dan bahkan berulang-ulang,

sehingga cenderung menjadi kebiasaan yang dapat diterima dan pada

gilirannya mampu berafiliasi bahkan menggantikan tatanan normatif yang sudah

ada (Koentjaraningrat, 2007; Soekanto, 2007). Herkovits dan Malinowski dalam

pandangan cultural-determinism menjelaskan bahwa kebudayaan sangat erat

dengan masyarakat. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat

ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

kebudayaan merupakan sesuatu yang turun temurun dari generasi ke generasi

(Herkovits dan Malinowski dalam Umar dkk., 2008). Berdasarkan perspektif

tersebut maka dapat dipahami bahwa praktik money politic dapat dimungkinkan

oleh budaya masyarakat Gorontalo yang mulai ke arah materialism, pengaruh

praktik money politic pada pemilihan-pemilihan terdahulu, dan/atau bahkan

kemungkinan terdapat benih-benih budaya koruptif. Dengan demikian, jika kita

tidak ingin money politic bahkan praktif koruptif membudaya di Provinsi

Page 37: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

33 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gorontalo maka perlu dilakukan upaya preventif secara massif, terstruktur, dan

sistematis baik dalam bentuk regulasi maupun sosialisasi yang holistik dan

komprehensif kepada masyarakat.

Gambar 19

Sikap terhadap Praktek Money Politik

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa sikap responden (masyarakat)

terhadap money politic di Provinsi Gorontalo memang cukup menghawatirkan

sebagaimana yang dikemukakan pada bagian sebelumnya, terlebih karena

sikap menerima responden (masyarakat) mampu mencapai 63% (terima-pilih

40%, terima-pilih banyak uang 16%, terima-pilih hari H 7%). Secara sosial hal ini

tentunya memiliki efek negatif bagi perkembangan kehidupan demokrasi di

Indonesia karena money politic merupakan salah satu faktor penyebab biaya

ekonomi tinggi dalam penyelenggaraan pemilu, sehingga pada gilirannya

menimbulkan stigma bahwa hanya calon dengan kekuatan finansial tinggi yang

dapat maju dalam pileg/pemilu (yang belum tentu berkapasitas), sekaligus

mereduksi keinginan/semangat/bahkan peluang calon berkapasitas namun tidak

memiliki kekuatan finansial untuk mencalonkan diri. Di satu sisi, praktik money

7%

11%

16%

25%

40%

Terima - Pilih saathari H

lainnya

Terima - Pilih Calon byk uang

Terima - tdk pilih calon

Terima - Pilih Calon

Sikap terhadap Money Politik

Page 38: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

34 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

politic dapat memberikan ruang kepada “makelar” dan “pemodal” untuk masuk

dalam peta pertarungan melalui calon berkapasitas namun lemah finansial,

karena mereka berkepentingan dengan kebijakan dari calon yang nantinya

terpilih; sementara di sisi lain money politic “sedikit menguntungkan” bagi

masyarakat terutama mereka yang sedang dilanda kegalauan ekonomi,

sehingga uang yang didapatkan dari calon sedikit banyak dapat menjadi

pelepas dahaga di tengah kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Mereka inilah

yang dalam perspektif political economy tergolong bertindak secara rasional,

karena terdapat keuntungan pribadi yang didadapatkan dari suara yang

nantinya diberikan. Namun terlepas dari itu semua, hal di atas dapat

memberikan kita pemahaman bahwa money politic sebagai cara konvensional

dalam mempengaruhi afiliasi pemilih sekaligus meningkatkan elektabilitas calon

masih relevan di Provinsi Gorontalo.

Gambar 20

Sikap Responden Menyaksikan Praktek Money Politik

Tidak66%

34 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

politic dapat memberikan ruang kepada “makelar” dan “pemodal” untuk masuk

dalam peta pertarungan melalui calon berkapasitas namun lemah finansial,

karena mereka berkepentingan dengan kebijakan dari calon yang nantinya

terpilih; sementara di sisi lain money politic “sedikit menguntungkan” bagi

masyarakat terutama mereka yang sedang dilanda kegalauan ekonomi,

sehingga uang yang didapatkan dari calon sedikit banyak dapat menjadi

pelepas dahaga di tengah kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Mereka inilah

yang dalam perspektif political economy tergolong bertindak secara rasional,

karena terdapat keuntungan pribadi yang didadapatkan dari suara yang

nantinya diberikan. Namun terlepas dari itu semua, hal di atas dapat

memberikan kita pemahaman bahwa money politic sebagai cara konvensional

dalam mempengaruhi afiliasi pemilih sekaligus meningkatkan elektabilitas calon

masih relevan di Provinsi Gorontalo.

Gambar 20

Sikap Responden Menyaksikan Praktek Money Politik

Ya34%

Tidak66%

Melihat Money Politik

34 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

politic dapat memberikan ruang kepada “makelar” dan “pemodal” untuk masuk

dalam peta pertarungan melalui calon berkapasitas namun lemah finansial,

karena mereka berkepentingan dengan kebijakan dari calon yang nantinya

terpilih; sementara di sisi lain money politic “sedikit menguntungkan” bagi

masyarakat terutama mereka yang sedang dilanda kegalauan ekonomi,

sehingga uang yang didapatkan dari calon sedikit banyak dapat menjadi

pelepas dahaga di tengah kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Mereka inilah

yang dalam perspektif political economy tergolong bertindak secara rasional,

karena terdapat keuntungan pribadi yang didadapatkan dari suara yang

nantinya diberikan. Namun terlepas dari itu semua, hal di atas dapat

memberikan kita pemahaman bahwa money politic sebagai cara konvensional

dalam mempengaruhi afiliasi pemilih sekaligus meningkatkan elektabilitas calon

masih relevan di Provinsi Gorontalo.

Gambar 20

Sikap Responden Menyaksikan Praktek Money Politik

Page 39: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

35 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa praktik money politic di

Provinsi Gorontalo mulai dilakukan secara massif, terstruktur, dan sistematis

karena terdapat 34% responden (masyarakat) yang mengakui melihat praktif

tersebut dilakukan. Sedangkan yang menyatakan tidak sebanyak 66%

responden.

Gambar 21Bentuk Money Politik

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa praktik money politic di

Provinsi Gorontalo kian memprihatinkan karena mayoritas dilakukan secara

terang-terangan dalam bentuk pembangian uang secara langsung, yang tidak

jauh berbeda dengan transaksi keseharian penjual dan pembeli di pasar, yakni

sebesar 57%. Hal ini memberikan kita pemahaman bahwa praktik money

politics di Provinsi Gorontalo sangat mudah dilakukan karena tidak perlu

dibungkus dengan seni kreativitas tinggi. Bahkan ada pengamat yang

memprediksi bahwa kedepannya rumah-rumah penduduk akan dilabeli dengan

kalimat “di sini terima serangan fajar” atau bahkan pada stiker/pamflet calon

akan tertera jumlah uang yang akan dibagikan kepada masyarakat yang

memilihnya.

6%

7%

7%

24%

57%

Lainnya

Pembagian Pakaian

perbaikan Fasilitas Umum

Pembagian Sembako

Pemberian Uang

Bentuk Money Politik(baseline : melihat Money Politik)

Page 40: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

36 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 22

Tingkat kesadaran responden Terhadap Money Politik

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa sikap responden (masyarakat)

ketika melihat praktik money politic terjadi disekitarnya cukup memprihatinkan.

Terdapat 40% responden (masyarakat) yang mengambil sikap apatis atau

“cukup menyaksikan saja” bak hiburan lewat telenovela, sementara terdapat

23% responden (masyarakat) yang siap terlibat aktif dalam praktik tersebut. Hal

ini tentunya tidak sejalan dengan sikap penolakan atau sikap

responden/masyarakat yang tidak mentoleransi money politic sebesar 75%

pada bagian sebelumnya. Nampaknya sikap intoleransi yang terbangun di

masyarakat Provinsi Gorontalo hanya berupa sikap “diam” yang pada gilirannya

menunjukkan bahwa praktik money politic mulai mengakar bahkan mulai

membudaya.

Tindakan melihat Money Politik

36 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 22

Tingkat kesadaran responden Terhadap Money Politik

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa sikap responden (masyarakat)

ketika melihat praktik money politic terjadi disekitarnya cukup memprihatinkan.

Terdapat 40% responden (masyarakat) yang mengambil sikap apatis atau

“cukup menyaksikan saja” bak hiburan lewat telenovela, sementara terdapat

23% responden (masyarakat) yang siap terlibat aktif dalam praktik tersebut. Hal

ini tentunya tidak sejalan dengan sikap penolakan atau sikap

responden/masyarakat yang tidak mentoleransi money politic sebesar 75%

pada bagian sebelumnya. Nampaknya sikap intoleransi yang terbangun di

masyarakat Provinsi Gorontalo hanya berupa sikap “diam” yang pada gilirannya

menunjukkan bahwa praktik money politic mulai mengakar bahkan mulai

membudaya.

menegur &melaporkan kpd

pngawas37%

cukupmenyaksikan saja

40%

Akan membantujika dibutuhkan

23%

Tindakan melihat Money Politik

36 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 22

Tingkat kesadaran responden Terhadap Money Politik

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa sikap responden (masyarakat)

ketika melihat praktik money politic terjadi disekitarnya cukup memprihatinkan.

Terdapat 40% responden (masyarakat) yang mengambil sikap apatis atau

“cukup menyaksikan saja” bak hiburan lewat telenovela, sementara terdapat

23% responden (masyarakat) yang siap terlibat aktif dalam praktik tersebut. Hal

ini tentunya tidak sejalan dengan sikap penolakan atau sikap

responden/masyarakat yang tidak mentoleransi money politic sebesar 75%

pada bagian sebelumnya. Nampaknya sikap intoleransi yang terbangun di

masyarakat Provinsi Gorontalo hanya berupa sikap “diam” yang pada gilirannya

menunjukkan bahwa praktik money politic mulai mengakar bahkan mulai

membudaya.

Tindakan melihat Money Politik

Page 41: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

37 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 23

Toleransi Money Politik berdasarkan Latar belakang Geografis

Dari grafik diatas dapat dicermati perbandingan sikap toleransi-

intoleransi atas praktik money politik di masing-masing Kabupaten/Kota Provinsi

Gorontalo. Sikap intoleransi/penolakan atas praktik money politic tertinggi

ditunjukkan oleh masyarakat Kabupaten Pohuwato, yakni mencapai 82%;

sementara sikap toleransi/menerima praktik tersebut tertinggi ditunjukkan

masyarakat Kabupaten Bone Bolango, yakni mencapai 35%. Berdasarkan hal

ini dapat dipahami bahwa di Kabupaten Bone Bolango praktik tersebut relatif

populer bagi calon dan masyarakatnya.

21%

35%

26%

21%

20%

18%

79%

65%

74%

79%

80%

82%

Kota Gtlo

Kab Bone Bolango

Kab Gtlo

Kab Gorut

Kab Boalemo

Kab Pohuato

Sikap terhadap Money Politik(basline : kab/kota)

Ya, Wajar diterima Tidak bisa diterima

Page 42: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

38 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 24

Toleransi Money Politik berdasarkan jenis kelamin

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa sikap persetujuan masyarakat

berjenis kelamin laki-laki sebesar 54%, sementara sikap persetujuan

masyarakat berjenis kelamin perempuan mencapai 46%. Berdasarkan hal ini

dapat dipahami bahwa masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki jauh lebih

toleran/setuju terhadap praktik money politic tersebut dibanding masyarakat

yang berjenis kelamin perempuan.

Sikap setuju terhadap Money Politik(basline : jenis kelamin)

38 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 24

Toleransi Money Politik berdasarkan jenis kelamin

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa sikap persetujuan masyarakat

berjenis kelamin laki-laki sebesar 54%, sementara sikap persetujuan

masyarakat berjenis kelamin perempuan mencapai 46%. Berdasarkan hal ini

dapat dipahami bahwa masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki jauh lebih

toleran/setuju terhadap praktik money politic tersebut dibanding masyarakat

yang berjenis kelamin perempuan.

Laki-Laki54%

Perempuan46%

Sikap setuju terhadap Money Politik(basline : jenis kelamin)

38 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 24

Toleransi Money Politik berdasarkan jenis kelamin

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa sikap persetujuan masyarakat

berjenis kelamin laki-laki sebesar 54%, sementara sikap persetujuan

masyarakat berjenis kelamin perempuan mencapai 46%. Berdasarkan hal ini

dapat dipahami bahwa masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki jauh lebih

toleran/setuju terhadap praktik money politic tersebut dibanding masyarakat

yang berjenis kelamin perempuan.

Sikap setuju terhadap Money Politik(basline : jenis kelamin)

Page 43: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

39 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 25

Toleransi Money Politik berdasarkanLatar belakang Pekerjaan Responden

Dari gambar grafik di atas dapat dicermati bahwa responden

(masyarakat) yang cenderung memberikan persetujuan terhadap praktik money

politic berasal dari kalangan berlatarbelakang ibu rumah tangga (IRT) sebesar

31%, buruh 24%, petani 19%, dan nelayan 11%; yang secara sosial, ekonomi,

dan kultural relatif mengalami marginalisasi. Kelompok masyarakat ini pada

umumnya dalam realitas berada pada kategori ekonomi menengah ke bawah,

sehingga dalam politik termasuk dalam kategori rentan terlibat dalam praktik

dimaksud.

Petani19%

Wiraswasta4%

Sikap setuju terhadap Money Politik(basline pekerjaan responden)

39 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 25

Toleransi Money Politik berdasarkanLatar belakang Pekerjaan Responden

Dari gambar grafik di atas dapat dicermati bahwa responden

(masyarakat) yang cenderung memberikan persetujuan terhadap praktik money

politic berasal dari kalangan berlatarbelakang ibu rumah tangga (IRT) sebesar

31%, buruh 24%, petani 19%, dan nelayan 11%; yang secara sosial, ekonomi,

dan kultural relatif mengalami marginalisasi. Kelompok masyarakat ini pada

umumnya dalam realitas berada pada kategori ekonomi menengah ke bawah,

sehingga dalam politik termasuk dalam kategori rentan terlibat dalam praktik

dimaksud.

PNS / Pensiunan6%

Ibu RumahTangga31%

MasihSekolah/kuliah

5%

Buruh24%

Petani19%

Wiraswasta4% Nelayan

11%

Sikap setuju terhadap Money Politik(basline pekerjaan responden)

39 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 25

Toleransi Money Politik berdasarkanLatar belakang Pekerjaan Responden

Dari gambar grafik di atas dapat dicermati bahwa responden

(masyarakat) yang cenderung memberikan persetujuan terhadap praktik money

politic berasal dari kalangan berlatarbelakang ibu rumah tangga (IRT) sebesar

31%, buruh 24%, petani 19%, dan nelayan 11%; yang secara sosial, ekonomi,

dan kultural relatif mengalami marginalisasi. Kelompok masyarakat ini pada

umumnya dalam realitas berada pada kategori ekonomi menengah ke bawah,

sehingga dalam politik termasuk dalam kategori rentan terlibat dalam praktik

dimaksud.

Sikap setuju terhadap Money Politik(basline pekerjaan responden)

Page 44: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

40 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 26

Toleransi Money Politik berdasarkan Usia Responden

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa sikap persetujuan responden

(masyarakat) atas praktik money politic didominasi oleh kalangan usia 35 tahun

ke atas dengan total 75% (usia 45-55 sebanyak 32%, 35-44 sebanyak 22%, dan

>55 tahun sebanyak 21%), yang notabene merupakan kategori pemilih

berpengalaman karena relatif terlibat lebih dari satu kali dalam aktivitas

pemilihan politik. Hal ini tentunya cukup mengkhawatirkan mengingat kategori

kelompok tersebut seharusnya dapat memberikan panutan/teladan (role model)

bagi kalangan pemilih pemula agar menentukan pilihan secara rasional dan

bukan dikarenakan money politic.

Sikap setuju terhadap Money Politik(basline; usia responden)

40 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 26

Toleransi Money Politik berdasarkan Usia Responden

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa sikap persetujuan responden

(masyarakat) atas praktik money politic didominasi oleh kalangan usia 35 tahun

ke atas dengan total 75% (usia 45-55 sebanyak 32%, 35-44 sebanyak 22%, dan

>55 tahun sebanyak 21%), yang notabene merupakan kategori pemilih

berpengalaman karena relatif terlibat lebih dari satu kali dalam aktivitas

pemilihan politik. Hal ini tentunya cukup mengkhawatirkan mengingat kategori

kelompok tersebut seharusnya dapat memberikan panutan/teladan (role model)

bagi kalangan pemilih pemula agar menentukan pilihan secara rasional dan

bukan dikarenakan money politic.

< 17 tahun0% 17-24 thn

9%25-34 thn

16%

35-44 thn22%

45-55 thn32%

> 55 thn21%

Sikap setuju terhadap Money Politik(basline; usia responden)

40 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 26

Toleransi Money Politik berdasarkan Usia Responden

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa sikap persetujuan responden

(masyarakat) atas praktik money politic didominasi oleh kalangan usia 35 tahun

ke atas dengan total 75% (usia 45-55 sebanyak 32%, 35-44 sebanyak 22%, dan

>55 tahun sebanyak 21%), yang notabene merupakan kategori pemilih

berpengalaman karena relatif terlibat lebih dari satu kali dalam aktivitas

pemilihan politik. Hal ini tentunya cukup mengkhawatirkan mengingat kategori

kelompok tersebut seharusnya dapat memberikan panutan/teladan (role model)

bagi kalangan pemilih pemula agar menentukan pilihan secara rasional dan

bukan dikarenakan money politic.

Sikap setuju terhadap Money Politik(basline; usia responden)

Page 45: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

41 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 27

Toleransi Money Politik berdasarkan Latar belakang Pendidikan

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa baik responden (masyarakat)

yang berada pada kategori menengah ke bawah maupun kalangan yang berada

pada kategori menengah ke atas menunjukkan sikap persetujuan yang relatif

besar atas praktik money politic. Untuk kategori pendapatan <100.000, sikap

persetujuan dan penolakan relatif berimbang yakni sebesar 26%; untuk kategori

pendapatan 100.000-500.000 juga berimbang sebesar 14%; dan bahkan untuk

kategori pendapatan >5 Juta, perbandingan penerimaan-penolakan tidak

berbeda jauh yakni 35%:40%. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sikap

persetujuan-penerimaan terhadap praktik money politic secara relatif tidak

dipengaruhi oleh tingkat pendapatan responden (masyarakat).

26%

14%

8%

1%

35%

0%

26%

14%

10%

0%

40%

0%

< 100.000

100.000-500.000

500.000-1 juta

1 juta - 5 juta

> 5 juta

rahasia/ tdk djwb

Sikap terhadap Money Politik(basline : tingkat Pendapatan)

Ya, Wajar diterima Tidak bisa diterima

Page 46: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

42 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Tabel 1. Tindak Pidana Pemilu Yang Memuat Unsur Uang

Pasal Perbuatan

Pasal 297 `

Setiap orang yang dengan sengaja melakukanperbuatan curang untuk menyesatkan seseorang,dengan memaksa, dengan menjanjikan atau denganmemberikan uang atau materi lainnya untuk memperolehdukungan bagi pencalonan anggota DPD dalam Pemilu

Pasal 301 (1)

Setiap pelaksana Kampanye Pemilu yang dengansengaja menjanjikan atau memberikan uang atau materilainnya sebagai imbalan kepada peserta KampanyePemilu secara langsung ataupun tidak langsung

Pasal 301 (2)

Setiap pelaksana, peserta, dan/atau petugas KampanyePemilu yang dengan sengaja pada Masa Tenangmenjanjikan atau memberikan imbalan uang atau materilainnya kepada Pemilih secara langsung ataupun tidaklangsung

Pasal 301 (3)

Setiap orang yang dengan sengaja pada haripemungutan suara menjanjikan atau memberikan uangatau materi lainnya kepada Pemilih untuk tidakmenggunakan hak pilihnya atau memilih Peserta Pemilu

Pasal 303 (1)Setiap orang, kelompok, perusahan, dan/atau badanusaha nonpemerintah yang memberikan danaKampanye Pemilu melebihi batas yang ditentukan

Pasal 303 (2)

Setiap Peserta Pemilu yang menggunakan kelebihansumbangan, tidak melaporkan kelebihan sumbangankepada KPU, dan/atau tidak menyerahkan kelebihansumbangan kepada kas negara paling lambat 14 (empatbelas) hari setelah masa Kampanye Pemilu berakhir

Pasal 304 (1)Setiap orang, kelompok, perusahan, dan/atau badanusaha nonpemerintah yang memberikan danaKampanye Pemilu melebihi batas yang ditentukan

Page 47: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

43 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Pasal 304 (2)

Setiap Peserta Pemilu yang menggunakan kelebihansumbangan, tidak melaporkan kelebihan sumbangankepada KPU, dan/atau tidak menyerahkan kelebihansumbangan kepada kas negara paling lambat 14 (empatbelas) hari setelah masa Kampanye Pemilu berakhir

Pasal 305

Peserta Pemilu yang terbukti menerima sumbangandana Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalamPasal 139 (pihak asing; penyumbang yang tidak jelasidentitasnya; Pemerintah, pemerintah daerah, badanusaha milik negara, dan badan usaha milik daerah; ataupemerintah desa dan badan usaha milik desa)

Sumber: Diolah Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebenarnya regulasi yang ada

sudah cukup mumpuni untuk meng-cover tindak pidana pemilu yang memuat

unsur “uang”. Baik yang mengatur mengenai politik uang, penyuapan, hingga

yang berkaitan dengan pelanggaran atas dana kampanye dan sumbangan dana

kampanye. Hanya saja mengapa praktiknya masih marak terjadi? Pertanyaan

ini secara otomatis tidak selesai dengan menyinggung aspek penegakan hukum

pemilu yang ada tetapi juga diperlukan konstruksi baru untuk mencegah

terjadinya money in crime in election process.

Korupsi politik dan korupsi pemilu memang memiliki pengertian yang

berbeda. Korupsi politik secara definitif adalah penyelewengan kekuasaan yang

dilakukan politisi untuk keuntungan pribadi dengan tujuan melanggengkan

kekuasaan atau peningkatan kesejahteraan. Korupsi politik terjadi pada wilayah

yang luas dalam berbagai bentuk kegiatan kriminal dan praktek-praktek haram

yang dilakukan sebelum, pada saat dan sesudah menjabat sebagai pejabat

publik. Sedangkan korupsi pemilu adalah kurupsi yang dilakukan pada saat

penyelenggaraan pemilu. Dengan demikian, korupsi pemilu adalah bagian dari

korupsi politik yang dilakukan oleh politisi sebelum mendapatkan kekuasaan.

dalam hal ini, umumnya, Politisi melakukan praktek-praktek haram pada saat

pemilu untuk mempengaruhi pemilih. Manifestasi yang paling mencolok dari

Page 48: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

44 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

korupsi politik pada saat pemilu adalah menyuap pemilih secara langsung.

Korupsi pemilu terjadi pada relasi antara partai politik dan kandidat

dengan penyumbang pada satu sisi dan partai politik dengan penyelenggara

pemilu juga pemilih pada sisi yang lain. Manipulasi dana politik terjadi pada

relasi antar penyumbang dengan partai politik dan kandidat dan politik uang

terjadi pada relasi antara partai politik dan kandidat dengan penyelenggara

pemilu dan juga pemilih (voters).

Pada kasus-kasus tertentu memang kedua hal ini sulit dibedakan,

misalnya ketika penyumbang memberikan sejumlah uang atau kebaikan kepada

pemilih secara langsung. Hal ini bisa dikatakan bahwa manipulasi pendanaan

politik dan politik uang terjadi secara bersamaan, karena disatu sisi, sumbangan

kepada kandidat harus dilakukan lewat mekanisme tertentu yang diatur oleh

Undang-Undang (misalnya lewat rekening dana kampanye) sehingga sudah

terjadi pelanggaran tertentu dan pada sisi lain telah terjadi praktek beli suara.

Hal yang sama juga terjadi ketika penyumbang adalah kandidat atau elit partai

itu sendiri

Sumber : Jurnal Pemilu & Demokrasi #3 Mei 2012

Page 49: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

45 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

BAB V

MEDIA SOSIAL ; Menembus BatasTPS

45 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

BAB V

MEDIA SOSIAL ; Menembus BatasTPS

45 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

BAB V

MEDIA SOSIAL ; Menembus BatasTPS

Page 50: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

46 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Media Sosial Pemilih

Terdapat keyakinan bahwa tingkat melek politik warga

berpengaruh pada sikap dan perilaku politik warga negara. Muaranya adalah

pada tingkat kedewasaan perilaku berdemokrasi. Relasi itu bersifat

perbandingan lurus, yaitu semakin tinggi tingkat melek politik warga semakin

matang perilaku demokrasinya, dan sebaliknya. Dengan kata lain, wajah

demokrasi sebuah negara sebagian ditentukan oleh tingkat melek politik warga.

Pertanyaannya adalah seberapa tinggi/dalam melek politik warga negara?

Bagaimana melek politik warga selama ini terbentuk? Faktor apa saja yang

mempengaruhi terbentuknya melek politik warga? Kebijakan apa saja yang

perlu dirumuskan untuk meningkatkan melek politik warga?

Kesukarelaan warga dalam politik berpengaruh luas dalam

kehidupan politik. Absennya kesukarelaan warga dapat merusak sendi-sendi

demokrasi. Dalam jangka pendek, biaya politik mahal menjadi resiko yang harus

ditanggung karena segalanya serba berbayar. Dalam jangka panjang, korupsi

menjadi virus endemik yang pasti menyerang. Sebaliknya, tatanan demokrasi

semakin kuat apabila kesukarelaan warga tumbuh dan hidup didalam

masyarakat. Dari pemilu kepemilu kesukarelaan warga mengalami pasang

surut. Kesukarelaan warga yang kehadirannya ditandai dengan munculnya

relawan dari berbagai kalangan kuat muncul dalam pemilu 2014.

Pertanyaannya, apa faktor yang mempengaruhi munculnya kesukarelaan politik

warga dan faktor apa yang menghambatnya? Kebijakan apa saja yang dapat

ditempuh untuk menumbuhkan dan memperkuat kesukarelaan warga dalam

politik?

Page 51: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

47 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 28

Sumber Informasi Pemilu 2014

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa informasi yang berkaitan

dengan penyelenggaraan pileg 2014/pemilihan politik di Provinsi Gorontalo lebih

banyak diperoleh responden (masyarakat) dari spanduk (39%), dialog publik

(22%) dan stiker (14%). Berdasarkan hal ini dapat dipahami bahwa sarana

konvensional seperti spanduk, stiker, dan bahkan dialog masih menjadi media

efektif dalam mensosialisasikan informasi terkait penyelenggaraan pemilu oleh

KPU di satu sisi; sekaligus masih menjadi media kampanye efektif bagi calon

dalam menyebarluaskan visi-misi dan meningkatkan popularitas-elektablitas di

sisi lain.

dialog22%

spanduk39%

stiker14%

radio8%

koran5% TV

12%

Sumber Informasi

Page 52: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

48 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Gambar 29

Jenis Kampanye yang diminati Responden

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa jenis kampanye/metode

kampanye yang cenderung diminati responden (masyarakat) di Provinsi

Gorontalo masih berkutat pada hal-hal yang sifatnya bakti sosial (33%),

kegiatan keagamaan (26%), serta hobi dan keolahragaan yang masing-masing

sebesar 13%. Pada titik ini dapat dipahami bahwa pola/karakteristik

masyarakat/pemilih di Provinsi Gorontalo masih bergerak pada arus

konvensional namun efektif bagi calon. Berdasarkan hal ini dapat dipahami pula

bahwa praktik konvensional terutama money politic masih relevan

dilakukan/terjadi di Provinsi Gorontalo karena baik sarana informasi maupun

teknik/jenis kampanye yang diminati pun masih bersifat konvensional.

Baksos33%

keagamaan26%

olahraga13%

wirausaha5%

hobi13%

budaya7%

lainnya3%

Jenis Kampanye yang diminati

Page 53: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

49 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

BAB VI

KINERJA PENYELENGGARA PEMILU ;Sukses Bersama

Page 54: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

50 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Kinerja Penyelenggara Pemilu

Netralitas KPU adalah hal yang krusial dalam pemilu ke Pemilu sebab

konsistensi Sikap Netralitas Komisioner KPU dan para penyelenggara hingga

tingkat KPPS akan berpengaruh siginifikan terhadap hasil pemilu dan

kepercayaan masyarakat mengikuti pemilu berikutnya. Berikut ini beberapa

tanggapan responden di Provinsi Gorontalo terkait netralitas KPU tersebut.

Apakah B/I/S PERCAYA bahwa Penyelenggara Pemilu (KPU) TIDAK terlibatdalam kepentingan Politik?

(1) Ya (2) Ragu-ragu (3) Tidak

Gambar 30

Sikap Responden Terhadap Netralitas Penyelenggaran Pemilu

Dari grafik di atas dapat dicermati pandangan responden (masyarakat)

terhadap independensi/netralitas penyelenggara pemilu (KPU), yang sekalipun

menunjukkan angka positif (67% menyatakan netral), namun cukup

menghawatirkan dikarenakan angka keraguan dan pandangan yang

menyatakan bahwa KPU tidak lagi netral cukup tinggi, yakni mencapai angka

Ragu-Ragu22%

50 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Kinerja Penyelenggara Pemilu

Netralitas KPU adalah hal yang krusial dalam pemilu ke Pemilu sebab

konsistensi Sikap Netralitas Komisioner KPU dan para penyelenggara hingga

tingkat KPPS akan berpengaruh siginifikan terhadap hasil pemilu dan

kepercayaan masyarakat mengikuti pemilu berikutnya. Berikut ini beberapa

tanggapan responden di Provinsi Gorontalo terkait netralitas KPU tersebut.

Apakah B/I/S PERCAYA bahwa Penyelenggara Pemilu (KPU) TIDAK terlibatdalam kepentingan Politik?

(1) Ya (2) Ragu-ragu (3) Tidak

Gambar 30

Sikap Responden Terhadap Netralitas Penyelenggaran Pemilu

Dari grafik di atas dapat dicermati pandangan responden (masyarakat)

terhadap independensi/netralitas penyelenggara pemilu (KPU), yang sekalipun

menunjukkan angka positif (67% menyatakan netral), namun cukup

menghawatirkan dikarenakan angka keraguan dan pandangan yang

menyatakan bahwa KPU tidak lagi netral cukup tinggi, yakni mencapai angka

Ya67%

Ragu-Ragu22%

Tidak11%

Netralitas KPU

50 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Kinerja Penyelenggara Pemilu

Netralitas KPU adalah hal yang krusial dalam pemilu ke Pemilu sebab

konsistensi Sikap Netralitas Komisioner KPU dan para penyelenggara hingga

tingkat KPPS akan berpengaruh siginifikan terhadap hasil pemilu dan

kepercayaan masyarakat mengikuti pemilu berikutnya. Berikut ini beberapa

tanggapan responden di Provinsi Gorontalo terkait netralitas KPU tersebut.

Apakah B/I/S PERCAYA bahwa Penyelenggara Pemilu (KPU) TIDAK terlibatdalam kepentingan Politik?

(1) Ya (2) Ragu-ragu (3) Tidak

Gambar 30

Sikap Responden Terhadap Netralitas Penyelenggaran Pemilu

Dari grafik di atas dapat dicermati pandangan responden (masyarakat)

terhadap independensi/netralitas penyelenggara pemilu (KPU), yang sekalipun

menunjukkan angka positif (67% menyatakan netral), namun cukup

menghawatirkan dikarenakan angka keraguan dan pandangan yang

menyatakan bahwa KPU tidak lagi netral cukup tinggi, yakni mencapai angka

Page 55: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

51 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

33%. Berdasarkan hal ini maka tidak mengherankan jika responden

(masyarakat) lebih menekankan perlunya sikap dan posisi penyelenggara

pemilu khususnya KPU untuk berlaku adil (92%); mandiri, terbuka, dan

profesional (masing-masing 91%), jujur dan akuntabel (masing-masing 90%),

serta proporsional (88%). Hal ini sebagaimana dapat ditelusuri pada gambar

grafik berikut.

Aspek Ya

Mandiri 91%Jujur 90%Adil 92%

Terbuka 91%Profesional 91%

Proporsional 88%Akuntabilitas 90%

Gambar 31

Tanggapan Responden terhadap Kinerja KPU

Kinerja KPU sesuai harapan

51 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

33%. Berdasarkan hal ini maka tidak mengherankan jika responden

(masyarakat) lebih menekankan perlunya sikap dan posisi penyelenggara

pemilu khususnya KPU untuk berlaku adil (92%); mandiri, terbuka, dan

profesional (masing-masing 91%), jujur dan akuntabel (masing-masing 90%),

serta proporsional (88%). Hal ini sebagaimana dapat ditelusuri pada gambar

grafik berikut.

Aspek Ya

Mandiri 91%Jujur 90%Adil 92%

Terbuka 91%Profesional 91%

Proporsional 88%Akuntabilitas 90%

Gambar 31

Tanggapan Responden terhadap Kinerja KPU

ya76%

Ragu-ragu19%

Tidak5%

Kinerja KPU sesuai harapan

51 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

33%. Berdasarkan hal ini maka tidak mengherankan jika responden

(masyarakat) lebih menekankan perlunya sikap dan posisi penyelenggara

pemilu khususnya KPU untuk berlaku adil (92%); mandiri, terbuka, dan

profesional (masing-masing 91%), jujur dan akuntabel (masing-masing 90%),

serta proporsional (88%). Hal ini sebagaimana dapat ditelusuri pada gambar

grafik berikut.

Aspek Ya

Mandiri 91%Jujur 90%Adil 92%

Terbuka 91%Profesional 91%

Proporsional 88%Akuntabilitas 90%

Gambar 31

Tanggapan Responden terhadap Kinerja KPU

Page 56: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

52 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa pada umumnya responden

(masyarakat) menilai bahwa kinerja penyelenggaraan pemilu oleh KPU di

Provinsi Gorontalo cukup sesuai harapan, yakni mencapai angka 76%. Hal ini

cukup membanggakan mengingat netralitas KPU pada bagian sebelumnya yang

berada pada posisi yang cukup mengkhawatirkan. Dengan demikian, KPU

hendaknya senantiasa berupaya meningkatkan kinerja demi menjaga citra

sekaligus meningkatkan netralitas demi terselenggaranya praktik politik yang

jujur, adil, dan bermartabat.

Gambar 32

Tanggapan Responden terhadap Netralitas PNS

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa PNS dalam pemilu cenderung

berada pada posisi tidak netral, yakni mencapai angka 53% berdasarkan

penilaian responden (masyarakat). Hal ini tentunya merisaukan kita, mengingat

secara ideal-normatif PNS selaku birokrasi seharusnya bersikap netral bahkan

menjadi role model bagi masyarakat di tengah fungsinya sebagai pelayan

publik. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa keterlibatan PNS secara aktif (baik

secara laten maupun massif) secara relatif didorong oleh posisinya yang dapat

dipengaruhi/ditentukan oleh lingkungan politik disekitarnya; atau dengan kata

ya47%

Ragu-ragu38%

Tidak15%

Netralitas PNS

Page 57: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

53 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

lain, karir seorang PNS sedikit banyak dapat ditentukan oleh

hubungan/relasinya dengan legislatif dan terutama dengan eksekutif

politik/pimpinan; dan bahkan terkadang PNS dalam politik terjebak pada situasi

“keterpaksaan”, yakni diam atau salah menentukan posisi/pilihan berarti karir

terhambat (dalam banyak kasus populer dengan istilah non job atau “dilempar

ke pedalaman”, sementara apabila berjuang dan menang maka hal itu

kemungkinan besar berarti “karir yang gemilang”.

Dalam perspektif konseptual-teoritik terdapat perdebatan perihal

netralitas PNS (birokrasi) dalam politik. Di satu sisi terdapat pandangan

sementara scholars yang mendukung posisi birokrasi sebagai kekuatan politik,

seperti Almond dan Powell (1978). Hal ini didasarkan pada fungsi birokrasi yang

selain bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam hubungan pelayanan

juga sebagai aktor strategis yang membuat kebijakan teknis. Selain itu, birokrasi

dalam sistem politik juga menjalankan peran sebagai aktor yang terlibat dalam

input politik, yakni sosialisasi, rekruitment, artikulasi dan agregasi kepentingan,

dan komunikasi politik. Berdasarkan perspektif ini maka wajar bila PNS tidak

netral dalam pemilu karena mereka merupakan salah satu kekuatan politik yang

diperhitungkan.

Tidak itu saja. PNS (Birokrasi) dalam perspektif political economy

merupakan aktor yang bertindak secara rasional, maximum utilizer, yang

bertindak berdasarkan tujuan tertentu termasuk didalamnya kepentingan pribadi

(Downs, 1967). Dengan demikian, PNS yang terlibat baik secara laten maupun

massif dalam pemilu dan tidak netral lah yang bertindak secara rasional karena

mereka memperjuangkan kepentingan pribadinya masing-masing yang tentunya

memberikan keuntungan yang diharapkan.

Dalam ranah aktual-empirik, kondisi keterlibatan PNS dalam politik di

Provinsi Gorontalo pada umumnya terjadi secara laten, dan tidak jarang

dilakukan secara terstruktur dan sistematis. Observasi dan penelitian yang

banyak dilakukan scholars selama ini justru menunjukkan bahwa

kegiatan/program seperti bakti sosial instansi, desa binaan, government mobile,

dan aktivitas pemerintahan serupa (apapun nomenklaturnya) cenderung

Page 58: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

54 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

dilakukan sebagai upaya jangka panjang legislatif/eksekutif politik dalam rangka

menjaga basis suara politiknya. Bahkan tidak jarang pola keterlibatan PNS di

Provinsi Gorontalo dalam politik telah menyentuh ranah keagamaan, seperti

ceramah agama, khutbah Jum’at, dzikir akbar, dan sebagainya yang baik

dilakukan oleh PNS secara personal maupun instansi. Selain itu, kebijakan

eksekutif politik sebelum dan sesudah pemilu di Provinsi Gorontalo, seperti

mutasi, promosi, penyegaran, rolling, atau apapun istilahnya cenderung menjadi

faktor yang mendorong PNS untuk mau tidak mau melibatkan diri dalam politik.

Gambar 33

Netralitas KPU berdasarkan keikutsertaan Responden pada Pemilu 2014

[

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa pandangan responden yang

ikut dalam pileg cenderung menunjukkan bahwa independensi/netralitas KPU

selaku penyelenggara pemilu cenderung kurang memuaskan, yakni dapat

mencapai angka 70%. Hal ini tentunya dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor:

(1) kegagalan terpilih dalam pileg; (2) keluhan/laporan kurang mendapatkan

tanggapan, tidak dan/atau ditindaklanjuti, namun belum sesuai harapan; (3)

54 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

dilakukan sebagai upaya jangka panjang legislatif/eksekutif politik dalam rangka

menjaga basis suara politiknya. Bahkan tidak jarang pola keterlibatan PNS di

Provinsi Gorontalo dalam politik telah menyentuh ranah keagamaan, seperti

ceramah agama, khutbah Jum’at, dzikir akbar, dan sebagainya yang baik

dilakukan oleh PNS secara personal maupun instansi. Selain itu, kebijakan

eksekutif politik sebelum dan sesudah pemilu di Provinsi Gorontalo, seperti

mutasi, promosi, penyegaran, rolling, atau apapun istilahnya cenderung menjadi

faktor yang mendorong PNS untuk mau tidak mau melibatkan diri dalam politik.

Gambar 33

Netralitas KPU berdasarkan keikutsertaan Responden pada Pemilu 2014

[

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa pandangan responden yang

ikut dalam pileg cenderung menunjukkan bahwa independensi/netralitas KPU

selaku penyelenggara pemilu cenderung kurang memuaskan, yakni dapat

mencapai angka 70%. Hal ini tentunya dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor:

(1) kegagalan terpilih dalam pileg; (2) keluhan/laporan kurang mendapatkan

tanggapan, tidak dan/atau ditindaklanjuti, namun belum sesuai harapan; (3)

Memuaskan30%

KurangMemuaskan

41%

Tidak Memuaskan29%

Netralitas KPU(baseline: ikut Pileg)

54 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

dilakukan sebagai upaya jangka panjang legislatif/eksekutif politik dalam rangka

menjaga basis suara politiknya. Bahkan tidak jarang pola keterlibatan PNS di

Provinsi Gorontalo dalam politik telah menyentuh ranah keagamaan, seperti

ceramah agama, khutbah Jum’at, dzikir akbar, dan sebagainya yang baik

dilakukan oleh PNS secara personal maupun instansi. Selain itu, kebijakan

eksekutif politik sebelum dan sesudah pemilu di Provinsi Gorontalo, seperti

mutasi, promosi, penyegaran, rolling, atau apapun istilahnya cenderung menjadi

faktor yang mendorong PNS untuk mau tidak mau melibatkan diri dalam politik.

Gambar 33

Netralitas KPU berdasarkan keikutsertaan Responden pada Pemilu 2014

[

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa pandangan responden yang

ikut dalam pileg cenderung menunjukkan bahwa independensi/netralitas KPU

selaku penyelenggara pemilu cenderung kurang memuaskan, yakni dapat

mencapai angka 70%. Hal ini tentunya dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor:

(1) kegagalan terpilih dalam pileg; (2) keluhan/laporan kurang mendapatkan

tanggapan, tidak dan/atau ditindaklanjuti, namun belum sesuai harapan; (3)

Page 59: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

55 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

kecurangan yang terjadi; (4) kebijakan KPU yang dianggap merugikan; dan

sebagainya, yang kesemuanya itu perlu untuk didalami lebih jauh dalam

penelitian lanjutan.

Pengangkatan anggota KPU Provinsi Gorontalo masa jabatan 2013 –

2018, setelah mengikuti seleksi panjang rekrutmen calon anggota KPU Provinsi

Gorontalo, ditetapkan 5 (lima) orang anggota KPU Provinsi Gorntalo sesuai

dengan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor :

435/Kpts/KPU/TAHUN/2013 tentang Pembehentian dan Pengangkatan Anggota

Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo Masa Jabatan 2013 – 2018 masing-

masing :

1) Sdr. Ahmad Abdullah, S.Ag

2) Sdr. Selvi Katili, SE

3) Sdr. Drs. H. Muh. N. Tuli, M.Ag

4) Sdr. Verrianto Madjowa, S.IK

5) Sdr. Maspa Mantulangi, S.Ag, M.Pd.I

Dari kelima anggota tersebut memilih ketua KPU Provinsi Gorontalo atas

nama Drs. H. Muh. N. Tuli, M.Ag sesuai dengan keputusan Komisi Pemilihan

Umum Nomor: 469/Kpts/KPU/TAHUN 2013 Tentang Penetapan Ketua Komisi

Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo.

Page 60: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

56 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

STRUKTUR, PENANGGUNGJAWAB DIVISI DAN KOORDINATORWILAYAH

KPU PROVINSI GORONTALO

Gambar 34

Tanggapan Responden terhadap Netralitas KPU berdasarkan Geografi

61%

53%

72%

72%

71%

77%

26%

35%

19%

19%

17%

14%

14%

12%

8%

9%

12%

9%

Kota Gtlo

Kab Bone Bolango

Kab Gtlo

Kab Gorut

Kab Boalemo

Kab Pohuato

Netralitas KPU(baseline: kab/kota)

Ya Ragu-Ragu Tidak

No Nama Penangungjawab Divisi Koordinator Wilayah

1. Drs. H. Muh. N.Tuli, M,Ag

Hukum dan Pengawasan Kota Gorontalo

2. Ahmad Abdullah,S.Ag

Teknis Penyelengaraan Kabupaten BoalemoKabupaten Pohuwato

3. Selvi Katili, SE Perencanaan,Keuangan, Logistik,

Umum, Rumah Tanggadan Organisasi

Kabupaten GorontaloUtara

4. VerriantoMadjowa, S.IK

Humas, Data Informasidan Hubungan Antar

Lembaga

Kabupaten Gorontalo

5. MaspaMantulangi, S.Ag,M.Pd.I

Sosialisasi PendidikanPemilih dan

Pengembangan SDM

Kabupaten BoneBolango

Page 61: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

57 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa responden (masyarakat)

cenderung menilai independensi/sikap netral yang cukup tinggi ditunjukkan oleh

pihak penyelenggara pemilu (KPU) di Kabupaten Pohuwato (77%), Kabupaten

Gorut dan Kabupaten Gorontalo (72%), serta Kabupaten Boalemo sebesar

71%. Hal yang paling menghawatirkan terjadi di Kabupaten Bone Bolango dan

Kota Gorontalo, karena keyakinan masyarakat atas netralitas KPU hanya

mampu mencapai angka masing-masing 53% dan 61%. Hal ini tentunya

menjadi bahan evaluasi penyelenggara pemilu khususnya KPU di masing-

masing Kabupaten/Kota guna meningkatkan kinerja dan independensinya

ditengah kepercayaan dan keyakinan masyarakat atas lembaga tersebut yang

mulai tereduksi.

Gambar 35

Tanggapan terhadap Netralitas KPU berdasarkan Pekerjaan Responden

70%

72%

64%

74%

64%

58%

69%

21%

18%

26%

17%

25%

27%

21%

9%

11%

10%

10%

11%

14%

11%

PNS / Pensiunan

Ibu RumahTangga

Masih Sekolah/kuliah

Buruh

Petani

Wiraswasta

Nelayan

Netralitas KPU(baseline: Pekerjaan Responden)

Ya Ragu-Ragu Tidak

Page 62: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

58 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa pandangan/sikap/keyakinan

akan independensi/netralitas KPU selaku penyelenggara pemilu cukup tingi

untuk kalangan berlatarbelakang buruh (74%), ibu rumah tangga (72%), dan

PNS/pensiunan (70%); sementara pandangansikap/keyakinan bahwa KPU

kurang memiliki independensi atau netralitas cenderung berasal dari kalangan

berlatarbelakang wiraswasta (42%), petani dan siswa/mahasiswa (36%), serta

nelayan (31%).

Gambar 36

Tanggapan terhadap Netralitas KPU berdasarkan Usia Responden

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa sikap/pandangan/keyakinan

bahwa KPU kurang memiliki independensi/kurang netral justru ditunjukkan tidak

saja oleh kalangan pemilih pemula (<17 tahun sebesar 45% dan 17-24 tahun

sebesar 32%), tetapi juga oleh kalangan pemilih sangat berpengalaman (>55

tahun sebesar 35%). Hal ini tentunya sangat menghawatirkan dikarenakan bila

kepercayaan kalangan pemilih pemula terus tereduksi, maka potensi

55%

68%

71%

70%

70%

65%

25%

23%

20%

19%

20%

20%

20%

9%

9%

11%

10%

15%

< 17 tahun

17-24 thn

25-34 thn

35-44 thn

45-55 thn

> 55 thn

Netralitas KPU(baseline: Usia Responden)

Ya Ragu-Ragu Tidak

Page 63: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

59 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

peningkatan golput di Provinsi Gorontalo dapat meningkat. Selain itu, bila

kepercayaan kalangan berpengalaman pun kian tereduksi, maka hal tersebut

dapat memberikan ‘trickle down effect” bagi generasi yang lebih muda.

Gambar 37

Aktor Kecurangan Pemilu 2014

Dari grafik di atas dapat dicermati bahwa responden (masyarakat)

berpandangan/menilai bahwa kecurangan dalam pemilu tidak saja dilakukan

oleh calon/tim sukses atau Parpol pengusung, bahkan sampai mencapai aktor-

aktor krusial dalam penyelenggaraan pemilu, seperti PPS dan KPUD (2%), PPK

(1%), serta Panwas (1%). Hal ini bila terus terjadi, maka akan mereduksi tingkat

kepercayaan masyarakat terhadap kualitas penyelenggaraan pemilu, yang pada

gilirannya menurunkan kualitas demokrasi di Provinsi Gorontalo.

Tingginya angka presentase pelaku kecurangan adalah akumulasi

beragam persoalan yang muncul sepanjang Pemilu 2014 baik Legislatif dan

Pemilihan Presiden. Berikut ini beberapa permasalahan yang berhasil di

selesaikan oleh penyelenggaran Pemilu di Kabupaten/Kota pada pemilihan

1%

1%

1%

2%

2%

13%

37%

Panwas

kades

PPK

KPUD

PPS

Parpol

Lainnya

kecurangan pemilu

Page 64: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

60 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Presiden RI Tahun 2014. Sepanjang Pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014

terdapat sejumlah permasalahan yang diajukan ke KPU diantaranya yang

diajukan oleh pemohon Partai demokrat, PPP dan calon anggota DPD Umar

Karim, S.IP. Adapun rincian gugatan atas hasil Pileg tersebut adalah :

Partai Demokrat untuk DPR RI yang digugat adalah Dapil 6 (Kabupaten

Boalemo – Pohuwato) serta DPRD Provinsi semua dapil provinsi

Partai Keadilan Sejahtera dalam hal ini DPRD Kota Gorontalo untuk Dapil

3

Partai Persatuan Pembangunan untuk dapil 2 (Kabupaten Bone Bolango)

Calon Anggota DPD yang menggugat adalah Umar Karim,S.I.P

Berikut ini jenis permasalahan Pemilu sepanjang pelaksanaan

Pemilihan Anggota Legislatif dan Pemilihan Presiden & Wakil Presiden tahun

2014.

Tabel 4

Jenis permasalahan & Penyelesaian Pilpres 2014

No Permasalahan Tindakan Penyelesaian /Hasil Lokasi

1 Perbedaan/selisih antaraDPT, DPTB, DPK, DPKTB,jumlah pengguna hak pilih,jumlah surat suara yangdigunakan, serta jumlahsurat suara sah/tidak sah

Gugatan tidak berdasarkarena hanyalah kesalahanpenulisan dan telah diperbaikipada jenjang rekapitulasi

BoneBolango

2 Kejanggalan dalam formulirC1 PPWP yang tersebardalam 55 TPS atau 46 Desaatau 18 Kecamatan yangberindikasi kecurangansecara sistematis dan masif

Secara Umum Gugatan tidakterbukti meskipun diakui telahterjadi kesalahan pengisianFormulir C1 PPWP namuntelah dilakukan perbaikansecara berjenjang

Kab.Gorontalo

3 kejanggalan dalam formulirC1 PPWP yang tersebardalam 9 TPS atau 8 Desaatau 9 Kecamatan yangberindikasi kecurangansecara sistematis dan masif

Pemohon tidak cermatmelihat Form C1 PPWPkarena tidak terjadiperbedaan antara jumlahpengguna hak pilih denganjumlah surat suara yang tidak

GorontaloUtara

Page 65: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

61 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

terpakai meskipun diakuitelah terjadi kesalahanpengisian Formulir C1 PPWPdan telah dilakukan perbaikansecara berjenajang

4 Kejanggalan Dalam dalamformulir C1 PPWP sebanyak30 masalah yang tersebardalam 27 TPS, 21 Desa, 6kecamatan yang berindikasikecurangan secarasistematis dan masif

Ditemukan bahwa telahterjadi kesalahan pengisianpada beberapa Formulir C1PPWP dan telah dilakukanperbaikan & kesepakatansecara berjenjang

KabBoalemo

5 kejanggalan dalam formulirC1 PPWP yang tersebardalam 19 TPS atau 18 Desaatau 10 Kecamatan yangberindikasi kecurangansecara sistematis dan masif

Ditemukan bahwa telahterjadi kesalahan pengisianpada beberapa Formulir C1PPWP dan telah dilakukanperbaikan & kesepakatansecara berjenjang

KabPohuato

6 Tim pemenangan masing-masing pasangan calonPresiden dan Wakil PresidenNomor urut 1 dan Nomorurut 2 tidak memasukandaftar tim kampanye ke KPU

Menyurati tim kampanyepasangan calon Presiden danWakil Presiden

Boalemo

7 Adanya gugatan daripasangan Capres danCawapres nomor urut 1mengenai Daftar PemilihKhusus (DPK) dan DaftarPemilih Khusus Tambahan(DPKTB).

Mahkamah Konstitusimemutuskan melalui putusannomor : 01/PHPU.PRES-XII/2014 menolak seluruhgugatan pemohon atasgugatan yang diajukan olehpasangan Calon PresidenDan Wakil Presiden nomorurut 1 (satu).

Boalemo

8 NIK ganda dan NIK Invalidyang sulit untuk diperbaiki

Mengoptimalkan AplikasiSidalih dan berkoordinasidengan Dinas Kependudukandan Catatan Sipil

Boalemo

9 Terjadinya perampinganTPS yang tidak memenuhisyarat untuk dirampingkanyaitu jarak masing - masingTPS berjauhan

Melakukan Mobilisasi Pemilihdari tempat tinggal ke TPSdimana pemilih tersebut didaftar

Boalemo

Sumber : Laporan Pelaksanaan Pemilu 2014 KPU Provinsi dan Kab/Kota

Page 66: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

62 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Tabel 5

Jenis Permasalahan & Penyelesaian Pileg 2014

No Permasalahan Tindakan Penyelesaian Lokasi

1 Partai politik yangmengajukan gugatan keMahkamah konstitusi yaituPartai Demokrat ProvinsiGorontalo yaknipermasalahan dalam halpenetapan hasil perolehansuara 18 TPS di 12desa/kelurahan sekabupaten Gorontaloterdapat.Beberapa TPS yangmenjadi pokok gugatanyaitu : TPS 1Bolihuangga,TPS 4dan 10 Hunggaluwa,TPS 3 Bongohulawa, TPS 4kayumerah, TPS 1,2 dan 3Molalahu, TPS 1,2,3,4,dan 5Suka Mamkmur serta TPS1,2,3,4 dan 5 Ulapato A.

Berdasarkan pelaporan pihakyang menggugat dengannomor laporan 10-07/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 TANGGAL15 MEI 2014, PARTAIDEMOKRAT, maka KomisiPemilihan Umum KabupatenGorontalo membuat jawabanatas gugatan dan hasilnyasebagian besar gugatan ataspengurangan jumlah suaraberdasarkan laporanpemohon tidak terbukti

Kab

Gorontalo

Sumber : Laporan Pelaksanaan Pemilu 2014 KPU Provinsi dan Kab/Kota

Page 67: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

63 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

BAB VII

PENUTUP

Page 68: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

64 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

A. KESIMPULAN

Survey Partisipasi Masyarakat di Provinsi Gorontalo yang dilaksanakan

sepanjang bulan Agustus – September Tahun 2015 menghasilkan beberapa

temuan penting diantaranya :

Pertama bahwa masih tingginya angka kemiskinan di Gorontalo menjadi bagian

kumulatif dari sebab mengapa pemilih menunjukan sikap acuh tak acuh

terhadap praktek Money Politik di lingkungan sekitar. Kesadaran akan

pentingnya pemilu yang Jujur dan adil oleh pemilih tidak dikuti oleh kerelaan

untuk berpartisipasi mewujudkan pemilu yang berkualitas dan berintegritas.

Lebih dari separuh responden (63 persen) yang mengambil sikap pembiaran

terhadap praktek money politik dilingkungan sekitar mereka menjadi realitas

lapangan bahwa kesadaran akan pemilu berkualitas masih bersifat parsial.

Tindakan terhadap Pelanggaran pemilu direspon sebatas tugas para

penyelenggaran Pemilu ( Panwas) dan bukan masyarakat. Adalah menjadi

pekerjaan rumah bagi penyelenggara untuk menumbuhkan kesadaran kolektif

ini.

Kedua, 83 persen responden yang menyatakan ikut dalam pemilu 2014 dalam

survey ini tidak jauh berbeda dengan hasil Pileg tahun 2014 yakni sebesar

81,97 persen dan Partisipasi Pemilu Presiden & Wakil Presiden sebesar 75

persen. Hasil survey ini menunjukan bahwa semakin dekat kepentingan/

kedekatan calon legislatif dan presiden maka semakin tinggi pula responsitas

terhadap keikutsertaan untuk ikut pada pemilu. Paling tidak terdapat dua faktor

penyebab masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu di

Gorontalo. Pertama faktor politik yakni terkait dengan kinerja aktor-aktor produk

pemilu seperti eksekutif dan legislatif. Apakah aktor-aktor ini mampu memenuhi

janji politik atau kebutuhan masyarakat dengan menghadirkan kebijakan yang

pro publik atau tidak. Jika tidak mampu memenuhinya maka akan menimbulkan

apatisme masyarakat terhadap pemilu. Kedua, faktor teknis yakni terkait dengan

penyelenggaraan pemilu. Berdasarkan hal itu, tidak semua persoalan partisipasi

pemilih dibebankan dan menjadi tanggung jawab penyelenggara pemilu. Oleh

Page 69: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

65 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

karenanya ini berkolerasi terhadap strategi pendidikan pemilih oleh

penyelenggara yakni dalam rangka memudahkan pemilih menggunakan hak

pilihnya.

Penggunaan media sosial hendaknya segera dikelola secara massif

sehingga akan menunjang dan memperluas upaya penyebaran informasi.

Mengingat penggunaan media sosial memiliki karakteristik yang jauh berbeda

maka pelibatan komunitas yang aktif dalam penggunaan media sosial bisa

dilakukan.

Kehadiran media sosial merupakan peluang baik bagi penyelenggara

pemilu dalam melakukan pendidikan pemilih dan penyampaian informasi

pemilu. Media sosial bisa menjadi instrumen baik untuk melengkapi strategi

pendidikan dan penyampaian informasi pemilih yang sekarang sedang berjalan.

Ketiga, Media sosial menjadi episentrum pembentukan opini publik, olehnya

pengelolaan dan penguasaan Informasi Teknologi bagi para penyelenggara

pemilu dimasa akan datang sangat dibutuhkan. Meskipun demikian simpul –

simpul organisasi kemasyarakatan, agama, pemuda dan budaya perlu

diperhatikan untuk menjaring informasi dan media sosialisasi pelaksanaan

pemilu secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Keempat, meskipun jeratan atas praktek Money Politik cukup diatur oleh

regulasi pemilu 2014 (baca : UU No 8 tahun 2012), praktek ini tidak meyulut

sebagian responden untuk menilainya sebagai sesuatu yang wajar diterima.

Lebih dari sepertiga responden menyaksikan prakek Money Politik itu terjadi,

namun pemberian yang mayoritas dalam bentuk uang tersebut disikapi oleh

hamper mayoritas menerima pemberian sejumlah uang / barang tersebut dan

selanjutnya menjatuhkan pilihannya pada calon yang memberi uang / barang

tersebut, sebuah fakta Demokrasi yang cukup merisaukan.

Kelima, membaiknya responsitas publik akan kinerja KPU di Gorontalo

menunjukan siginifikansi terhadap tingkat partisipasi masyarakat. Tingkat

Page 70: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

66 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

kepercayaan publik terhadap penyelenggara Pemilu dalam survey ini

menemukan korelasi positif, yakni semakin baik tata kelola penyelenggaraan

Pemilu maka tingkat partisipasi masyarakat mengikuti pemilu makin meningkat,

sebaliknya makin rendahnya kepercayaan publik terjadap penyelenggara

Pemilu, menyebabkan rendahnya partisiapsi publik pada pelaksanaan pemilu.

Akumulasi tanggapan publik yang manyatakan ikut pemilu 2014 atas netralitas

KPU menunjukan tingkat presentase yang tidak jauh berbeda yakni 71 persen.

B. REKOMENDASI KEBIJAKAN

Berdasarkan beberapa temuan penting dalam survey ini, maka

rekomendasi strategis untuk perbaikan tingkat partisipasi pemilu dimasa yang

akan datang adalah :

Pertama, perlunya partisipasi semua pihak untuk mendorong perbaikan

kebijakan pembangunan daerah & nasional, khususnya terkait dengan

pemenuhan janji-janji politik anggota legislatif maupun kinerja Presiden terpilih

(pemerintahan pusat). Perencanaan dan penganggaran pembangunan yang Pro

poor (Masyarakat Miskin) akan membantu percepatan realisasi janji dan

proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan perbaikan ekonomi local/

nasional. Membaiknya pelayanan publik dan makin terpenuhinya hak-hak

kebutuhan & pelayanan dasar masyarakat sewajarnya akan meningkatkan

partisipasi publik dalam pemilu ke pemilu. Perbaikan ekonomi masyarakat

menumbuhkan kesadaran partisipasi pemilih dan bukan karena mobilisasi oleh

kepentingan yang sama yaitu uang.

Kedua, semakin terbukanya praktek Politik uang yang terjadi, maka

menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi penyelenggara pemilu untuk

menemukan formula terbaik meminimalisir praktek kotor ini. Fakta yang cukup

memprihatinkan jika kehadiran pemilih di TPS lebih dominan karena faktor

money politik dan kekerabatan, pertimbangan rasional pemilih akan perubahan

Page 71: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

67 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

dan kualitas calon menjadi tidak prioritas. Patut kiranya mempertimbangkan

kemitraan pengawasan oleh masyarakat luas (LSM, Ormas, Orpol dan lain-lain)

untuk digairahkan dikembangkan secara sehat, proporsional dan obyektif, untuk

mengurangi secara optimal kasus suap menyuap.

Ketiga, perlunya sosialisasi yang inovatif, kreatif dalam pelaksanaan

Pemilu dimasa-masa akan datang terutama melalui jaringan Media Sosial.

Partisipasi masyarakat pada seluruh tahapan pemilu dapat di tingkatkan melalui

pemanfaatan Media Informasi dan Tekonologi yang cukup tersedia.

Keempat, perlunya meningkatkan koordinasi di antara penyelenggara

pemilu dalam melakukan sosialisasi pemilu. Dalam hal ini sinergi antara KPU

dan Bawaslu dalam segi materi-materi tertentu dan kelompok sasaran

sosialisasi pemilu. Termasuk dengan pihak pemerintah daerah yang juga

memiliki program dan anggaran sosialisasi pemilu. Koordinasi dan sinergi dalam

hal materi, waktu, metode, dan kelompok sasaran sosialisasi pemilu antara

berbagai instansi yang memiliki anggaran sosialisasi pemilu dapat menghimpun

kekuatan yang besar sehingga kesadaran dan partisipasi pemilih bisa terus

meningkat, bukan hanya jumlah yang menggunakan hak pilih melainkan juga

kualitas partisipasi politiknya. Rintisan kerjasama didaerah perlu digairahkan

melalui Memorandum of Understanding (MoU) partisipasi masyarakat dengan

Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan pilkada khususnya dan pemilu pada

umumnya.

Kelima, riset terkait partisipasi masyarakat ini agar dapat menjadi catatan

perbaikan menyelesaikan berbagai persoalan terkait dengan partisipasi

masyarakat untuk pemilu yang lebih baik. Informasi permasalahan Pemilu 2014

secara spesial akan memudahkan penyiapan program pendidikan Politik yang

lebih bermakna dan terarah.

Page 72: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

68 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Keenam, regulasinya tentang kepemiluan harus terbit tepat waktu agar

pelaksanaannya lebih efektif dan efisien. Faktor geografi dan multi etnik

keragaman budaya memungkinkan terjadinya perbedaan presepsi mengani

hukum /peraturan kepemiluan, oleh karena itu dukungan yang memadai

mengenai peraturan teknis kepemiluan menjadi penting agar pemahaman

/pengetahuan kepemiluan akan dikuasai dengan baik. Ketiadaan regulasi teknik

pemilu ke pemilu berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan masyarakat

terhadap pemilu termasuk keikutsertaan mereka dalam pemilu. Bagi kontestan

Pemilu 2014 perlu upaya terobosan hukum (Raward and Punsihment) kepada

peserta pemilu yang tidak melakukan sosialisasi kepada konstituennya

(masyarakat pemilih).

Ketujuh, perlunya mendorong alokasi anggaran yang memadai dalam

kerangka menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengikuti Pemilu.

Anggaran hendaklah berbasis kewilayahan tingkat kerawanan pemilu seperti

keamanan dan praktek money politik. Selain itu akuntabilitas pengelolaan

anggaran Pemilu perlu ditingkatkan kualitasnya khususnya transparansi

pemanfaatn dana publik.

Page 73: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

69 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

DAFTAR RUJUKAN

Umar, Arif Alauddin dkk. 2008. Pengaruh Kultural Terhadap Partisipasi Politik

Masyarakat Kota Makassar dalam Pemilihan Walikota Tahun 2008.

Makassar: Hasanuddin University.

Syafiie, Inu Kencana. 2005. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung: PT Refika

Aditama.

Surbakti, Ramlan dkk. 2011. Merancang Sistem Politik Demokratis: Menuju

Pemerintahan Presidensial yang Efektif. Jakarta: Kemitraan

Partnership.

Soekanto, Soerdjono. 2007. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali

Press.

Rodee dkk. 2004. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: Rajawali Press.

Lipton, Michel. 1977. The Poor People Stay Poor: Urban Bias in World

Development. Cambride: Harvard University Press.

Koentjaraningrat. 2007. Pengantar Antropologi Sosial. Jakarta: Rajawali Press.

Goodin, Robert E. dan Hans-Dieter Kligemann. 1996. A New Handbook of

Political Science. New York: Oxford University Press.

Downs, Anthony. 1967. Inside Bureaucracy. Boston: Little, Brown and

Company.

Almond, Gabriel dan Bingham Powell Jr. 1978. Comparative Politics. Boston:

Little, Brown and Company.

Regulasi & Surat Keputusan terkait lainnyaUndang – undang Nomor 08 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan PerwakilanRakyat Daerah tahun 2014

Peraturan KPU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Perubahan Kedelapan Atas PeraturanKPU Nomor 07 Tahun 2012 tentang Tahapan, Program, dan JadualPenyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Tahun2014 Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah, Terakhir denganPeraturan KPU Nomor 22 Tahun 2014

Page 74: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

70 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Lampiran

70 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Lampiran

70 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Lampiran

Page 75: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

71 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo1

Nomor Kuesioner ;

RESPONDEN ADALAH WAJIB PILIH

1 Tgl wwcr : - -

2 Nama Resp : …………………………..…………

3 Kec. : ……………………….……………

4 Kel / Desa : ……………………….……………

1. Bagaimana keadaan ekonomi rumah tangga B/I/S saat ini.?(1) Lebih baik dari tahun lalu(2) Sama saja dari tahun lalu(3) Lebih buruk dari tahun lalu

2. Menurut B/I/S kebutuhan apa yang paling mendesak untuk ditanganioleh pemerintah daerah (sebut Daerah Kab/Kota) saat ini?

(1) Pembukaan Lapangan Kerja(2) Masalah Kesehatan(3) Masalah Pendidikan(4) Listrik / PLN(5) Perbaikan Jalan(6) Penyediaan Air bersih(7) Penyediaan Rumah Layak Huni(8) Lainnya ................................................................

3. Menurut B/I/S bagaimana kondisi keamanan daerah setahun terakhirini?(1) Cukup aman(2) Aman(3) Kurang aman(4) Tidak Aman

4. Bagaimana penilaian B/I/S tentang Kinerja Anggota Legislatifselama ini .?

(1) Memuaskan(2) Cukup Memuaskan

(3) Tidak Memuaskan(88) TT / TJ

5. Bagaimana penilaian B/I/S tentang Kinerja Pemerintah Daerahselama ini .?

(1) Memuaskan(2) Cukup Memuaskan

(3) Tidak Memuaskan(88) TT / TJ

6. Apakah B/I/S aktif menggunakan media Sosial ?(1) Ya ( 2) Tidak Pert 8

7. Jika YA Seberapa sering B/I/S menggunakan Media Sosial tersebut?( beri tanda (V) pada bagian yang dipilih

No Jenis MediaSosial

SeringSetiap Hari/jam (1)

Jarang(SetiapMinggu)(2)

Kadang-kadang(sebulan 1-2kali) (3)

1 Facebook2 BBM3 Email4 Tweeter5 Instagram6 Fandpage7 Lainnya

8. Apakah Bapak/Ibu aktif dalam kegiatan sosial-keagamaan berikutini ?

(1) Arisan Sosial- Keagamaan (Mis ; NU, Muhammadiyah, SIdll)

(2) Serikat pekerja/buruh, tani & nelayan(3) Perhimpunan /klub olah raga(4) Organisasi Pemuda(5) Karang Taruna(6) Kelompok seni-Budaya(7) Partai Politik(8) Lainnya

9. Apakah B/I/S mengikuti berita-berita yang berkaitan denganmasalah-masalah sosial kemasyarakatan atau politik di tingkat daerahataupun nasional?

1. Selalu2. Sering3. Jarang4. Kadang-kadang5. Tidak pernah

10. Dari mana B/I/S memperoleh Informasi tersebut?(1) Dialog tatap muka sosialisasi(2) Spanduk/baliho(3) Kalender/stiker/poster(4) Radio/ Majalah / Buletin(5) Media social Internet (FB,Tw,dll)(6) Pengumuman / selebaran(7) Lainnya…______________________

11. Siaran Radio mana yang Paling Sering di dengar ?1. RRI2. Selebes Radio3. STAR FM4. POLIYAMA FM5. Lainnya………

12. Apa jenis acara/program di Radio Yang paling sering B/I/Sdengarkan?

1. Berita / Informasi2. Acara keagamaan (pengajian dan kerohanian)3. Dialog / talkshow (rumah kopi dll)4. Musik5. Lainnnya........................................

13. Apakah selama Pileg 2014 ini B/ I/S menggunakan Hak pilihsecara Bebas (tanpa tekanan) ?

(1) Ya (2) Tidak

14. Apakah B/I/S menggunakan hak Pilih pada Pemilihan Umum tahun2014 (Pileg)

(1) Ya Pert 15 (2) Tidak Pert 16

15. Jika YA apa alasan B/I/S memilih.?1.) Menjadi warga negara yang baik2.) Ada perubahan Kondisi Bangsa & Daerah3.) Calon Legislatif baik dan dipercaya4.) Sudah biasa memilih5.) Karena diberi sejumlah Uang6.) Lainnya …………….

16. Jika TIDAK Apa alasan B/I/S tidak IKUT Pemilihan Legislatif 9April 2014?

1) Pemilu tidak ada gunanya untuk perbaikan ekonomimasyarakat

2) Pemilu hanya menguntungkan calon tertentu dan elit-elitpolitik

3) Partai politik tidak bisa dipercaya lagi4) Calon Legislatif tidak ada yang dinginkan5) Tidak terdaftar sebagai pemilih6) Lainnya .................................................

17. Apakah B/I/S mengenal Calon Anggota Legislatif yang dipilihtersebut ?

(1) Ya..sudah lama mengenal dan sangat dekat(2) Ya hanya mengenal orangnya(3) Hanya Tahu Fotonya & Tidak Mengenal Orangnya(4) Tidak Tahu /mengenal sama sekali

18. Menurut B/I/S Apakah hasil Pemilu Legislatif 2014 lalu sesuaiharapan ?

(1) Ya (2) Tidak

19. Apakah B/I/S menggunakan hak Pilih pada Pemilihan Umum tahun2014 (Pilpres )

(1) Ya (2) Tidak Pert 20

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROPINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

Page 76: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

72 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

2

20. . Jika TIDAK Apa alasan B/I/S tidak IKUT Pemilihan Presiden 9Juni 2014?

1) Pilpres tidak ada gunanya untuk perbaikan ekonomimasyarakat

2) Piplres hanya menguntungkan orang-orang tertentu dan elit-elit politik

3) Partai politik tidak bisa dipercaya lagi4) Calon Presiden tidak ada yang dinginkan5) Tidak terdaftar sebagai pemilih6) Lainnya ................................................

21. Dari mana sumber Informasi Partai Politik & Calon AnggotaLegislatif diperoleh ?

1) Dialog tatap muka2) Spanduk/baliho3) Kalender/stiker/poster4) Radio5) Koran6) Televisi

22 Pada massa kampanye jenis kegiatan mana paling B/I/S sukai ?

1) Konvoi2) Berdialog Dgn Warga3) Panggung Hiburan4) Acara Keagamaan5) Jalan Santai6) Acara Tradisonal7) Kerja Bakti8) Konser Musik / Band

9) Pelayanan Kesehatan10) Pasar Murah11) Bagi Bagi Uang12) Bagi Bagi Sembako13) Blusukan14) Acara Olah Raga15) Pemutaran Film16) Lainnya ____________

23 Jika ada Partai / Calon yang ingin mengadakan kegiatan berikut inikegiatan apa yang B/I/S ingin ikuti ?.

1) Kegiatan Bakti Sosial2) Kegiatan Keagamaan3) Kegiatan Olahraga4) Kegiatan Pendidikan

5) Kegiatan Wirausaha6) Kegiatan yang sesuai

dengan Hobi7) Kegiatan Budaya Daerah8) Lainnya………

24. MENURUT B/I/S, Apakah Pemberian sejumlah UANG,BARANG untuk mempengaruhi pilihan pemilih adalah hal yangWAJAR?

(1) Ya, wajar di TERIMA(2) Tidak bisa di TERIMA Pert 26

25. Jika YA, Apakah B/I/S akan menerima bila ada orang yangmemberi UANG atau HADIAH tersebut?

(1) Akan menerima dan Memilih Calon yang memberi Uang(2) Akan menerima dan memilih calon yang memberi Uang

lebih Banyak(3) Akan menerima dan memilih yang memberikan Uang saat

menjelang pemungutan Suara(4) Akan menerima, dan tidak memilih Calonnya(5) Lainnya _____________________(TULISKAN)

26 Jika tidak apa alasan B/I/S1) Saya sudah memiliki pilihan (keluarga / teman dekat)2) Sudah dari dulu mempunyai pilihan Partai tertentu3) Saya takut dan/tangkap Panwas4) Saya tahu bahwa Pemberian sejumlah UANG, BARANG

adalah Pelanggaran5) Lainnya _____________________(TULISKAN)

27. Apakah B/I/S pernah melihat, menyaksikan Pemberian sejumlahUANG, BARANG untuk mempengaruhi pilihan pemilih?

(1) Ya (2) Tidak Pert 28

28. Jika YA, bentuk pemberian tersebut berupa(1) Pemberian Uang(2) Pembagian Sembako(3) Pembagian Pakaian(4) Perbaikan Fasilitas Umum(5) Lainnya .................

29. Apakah tindakan B/I/S B/I/S Jika melihat, menyaksikan Pemberiansejumlah UANG, BARANG untuk mempengaruhi pemilih ?

(1) Menegur dan atau Melaporkan kepada Pengawas Pemilu(2) Cukup Menyaksikan saja(3) Tak mempedulikannya(4) Akan membantu jika di butuhkan

30. Apakah B/I/S SETUJU bahwa Pengawasan PenyelenggaraanPemilu adalah tanggungjawab bersama?

(1) Ya (2) Tidak

31 Apakah B/I/S PERCAYA bahwa Penyelenggara Pemilu (KPU)TIDAK terlibat dalam kepentingan Politik?

(1) Ya (2) Ragu-ragu (3) Tidak ( 88) TT/TJ

32 Bagaimana Penilaian B/I/S tentang Integritas KPU dalamPenyelenggaraan Pemilu Legislatif 9 April 2014 ? (beri tanda (V)pada bagian yang dipilih

No Aspek Ya (1) Tidak (2)1 Mandiri2 Jujur3 Adil4 Keterbukaan5 Profesionalitas6 Proporsionalitas7 Akuntabilitas

33. Dari berbagai pihak berikut ini, manakah menurut B/I/S yangmelakukan kecurangan PEMILU 2014.?

(1) Petugas PPS(2) PPK dan(3) KPUD(4) Panwas

(5) Partai Politik(6) Kepala kelurahan / Desa(7)Tim Sukses Partai /CALEG(8) Lainnya _____________

34 Menurut B/I/S Apakah Penyelenggara Pemilu telah bekerja sesuaiHarapan ?

(1) Ya (2) Ragu-ragu (3) Tidak ( 88) TT/TJ

35 Apakah B/I/S YAKIN bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidakterlibat dalam kepentingan Politik Praktis?

(1) Ya (2) Ragu-ragu (3) Tidak ( 88) TT/TJ

PROFIL RESPONDEN1. Jenis kelamin

(1) Laki-laki(2) Perempuan

2. Pendidikan1.) Tidak sekolah2.) SD/Sederajat3.) SLTP/sederajat4.) SLTA / sederajat5.) Diploma/Akademik6.) Sarjana (S1, S2, S3)

3 Pekerjaan1.) PNS/Pensiunan2.) Ibu Rumah Tangga3.) Sekolah / Kuliah4.) Petani5.) Swasta6.) Nelayan7.) Tak bekerja

4 Usia(1) < 17 tahun(2) 17- 24 tahun(3) 25 – 34 tahun(4) 35 – 44 tahun(5) 45 – 55 tahun(6) > 55 tahun

5. Agama(1) Islam(2) Katholik(3) Protesta(4) Hindu(5) Budha

6. Pendapatan perbulan1.) 250.000 – 500.0002.) 500.000 – 1juta3.) 1juta – 5 juta4.) 5 juta5.) Rahasia / tidak jawab

7. Apakah B/I/S mempunyaiKartu Pemilih

(1) Ya(2) Tidak

8. Apakah B/I/S mempunyaiHandphone

(1) Ya(2) Tidak

Berkenan kami tahu?

No Hp ………………………...

Surveyor : …………………………….Ttd : _________

Kuesioner ini tidak diperkenankan dimiliki dengan caraapapun oleh siapapun, KERAHASIAN RESPONDEN

DIJAMIN SEPENUHNYATerimakasih atas Kerjasama yang Baik

Page 77: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

73 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Profil Responden

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin

laki-laki sedikit lebih banyak, yakni mencapai angka 51% dibanding responden

yang berjenis kelamin perempuan yang hanya sebesar 49%.

SLTA/Sederajat34%

Diploma/Akdmk3%

Sarjana/SI/S2/S311%

73 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Profil Responden

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin

laki-laki sedikit lebih banyak, yakni mencapai angka 51% dibanding responden

yang berjenis kelamin perempuan yang hanya sebesar 49%.

Laki-Laki51%

Perempuan49%

Jenis kelamin

Tidak Sekolah2%

SD Sederajat33%

SLTP/Sederajat17%

SLTA/Sederajat34%

Diploma/Akdmk3%

Pendidikan Responden

73 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Profil Responden

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin

laki-laki sedikit lebih banyak, yakni mencapai angka 51% dibanding responden

yang berjenis kelamin perempuan yang hanya sebesar 49%.

Tidak Sekolah2%

Page 78: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

74 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden

lebih banyak berada pada rentang pendidikan dasar dan menengah, yakni SMA

sebesar 34%, SLTP sebesar 17%, dan SD/Sederajat sebesar 33%.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden penelitian lebih

didominasi oleh masyarakat berlatarbelakang ibu rumah tangga (32%), buruh

(23%), dan petani (21%).

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini

lebih didominasi oleh masyarakat kalangan usia 25-55 tahun (25-34 sebanyak

Wiraswasta2%

74 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden

lebih banyak berada pada rentang pendidikan dasar dan menengah, yakni SMA

sebesar 34%, SLTP sebesar 17%, dan SD/Sederajat sebesar 33%.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden penelitian lebih

didominasi oleh masyarakat berlatarbelakang ibu rumah tangga (32%), buruh

(23%), dan petani (21%).

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini

lebih didominasi oleh masyarakat kalangan usia 25-55 tahun (25-34 sebanyak

PNS / Pensiunan8%

IbuRumahTangga

32%

MasihSekolah/kuliah

5%

Buruh23%

Petani21%

Wiraswasta2%

Nelayan9%

Pekerjaan Responden

< 17 tahun1%

17-24 thn14%

25-34 thn25%

35-44 thn30%

45-55 thn19%

> 55 thn11%

Usian Responden

74 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden

lebih banyak berada pada rentang pendidikan dasar dan menengah, yakni SMA

sebesar 34%, SLTP sebesar 17%, dan SD/Sederajat sebesar 33%.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden penelitian lebih

didominasi oleh masyarakat berlatarbelakang ibu rumah tangga (32%), buruh

(23%), dan petani (21%).

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini

lebih didominasi oleh masyarakat kalangan usia 25-55 tahun (25-34 sebanyak

Page 79: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

75 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

25%, 35-44 sebanyak 30%, dan 45-55 sebanyak 19%), yang notabene

berpengalaman dalam pemilu, dalam artian telah mengikuti lebih dari satu kali

kegiatan pemilu, sehingga diharapkan mampu memberikan informasi yang

tepat, akurat, holistik, dan komprehensif terkait tujuan penelitian.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini

didominasi oleh masyarakat kalangan ekonomi menengah ke atas (>5 Juta)

sebanyak 44% dan kalangan ekonomi menengah ke bawah (<100.000)

sebanyak 30%, sehingga diharapkan data/informasi yang didapatkan relatif

berimbang dan mampu menggambarkan kondisi riil seobjektif mungkin.

500.000-1 juta10%

1 juta - 5 juta0%

Pendapatan Responden

75 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

25%, 35-44 sebanyak 30%, dan 45-55 sebanyak 19%), yang notabene

berpengalaman dalam pemilu, dalam artian telah mengikuti lebih dari satu kali

kegiatan pemilu, sehingga diharapkan mampu memberikan informasi yang

tepat, akurat, holistik, dan komprehensif terkait tujuan penelitian.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini

didominasi oleh masyarakat kalangan ekonomi menengah ke atas (>5 Juta)

sebanyak 44% dan kalangan ekonomi menengah ke bawah (<100.000)

sebanyak 30%, sehingga diharapkan data/informasi yang didapatkan relatif

berimbang dan mampu menggambarkan kondisi riil seobjektif mungkin.

< 100.00030%

100.000-500.00016%

500.000-1 juta10%

> 5 juta44%

rahasia/ tdk djwb0%

Pendapatan Responden

75 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

25%, 35-44 sebanyak 30%, dan 45-55 sebanyak 19%), yang notabene

berpengalaman dalam pemilu, dalam artian telah mengikuti lebih dari satu kali

kegiatan pemilu, sehingga diharapkan mampu memberikan informasi yang

tepat, akurat, holistik, dan komprehensif terkait tujuan penelitian.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini

didominasi oleh masyarakat kalangan ekonomi menengah ke atas (>5 Juta)

sebanyak 44% dan kalangan ekonomi menengah ke bawah (<100.000)

sebanyak 30%, sehingga diharapkan data/informasi yang didapatkan relatif

berimbang dan mampu menggambarkan kondisi riil seobjektif mungkin.

Page 80: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

76 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian

berasal dari masyarakat yang sebagian besar terdaftar sebagai pemilih dan

memiliki kartu pemilih, yakni mencapai 81%, yang besar kemungkinannya

berpartisipasi dalam pileg 2014 lalu. Dengan angka demikian diharapkan

data/informasi penelitian yang didapatkan lebih akurat dan objektif.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa persebaran masyarakat yang

memiliki kartu pemilih tertinggi berada di Kabupaten Bone Bolango, yakni

sebesar 90,15%, sementara yang terendah berada di Kabupaten Boalemo,

90,149%85,404%

Kab Bone Bolango Kab Gtlo

76 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian

berasal dari masyarakat yang sebagian besar terdaftar sebagai pemilih dan

memiliki kartu pemilih, yakni mencapai 81%, yang besar kemungkinannya

berpartisipasi dalam pileg 2014 lalu. Dengan angka demikian diharapkan

data/informasi penelitian yang didapatkan lebih akurat dan objektif.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa persebaran masyarakat yang

memiliki kartu pemilih tertinggi berada di Kabupaten Bone Bolango, yakni

sebesar 90,15%, sementara yang terendah berada di Kabupaten Boalemo,

ya81%

tidak19%

Kartu Pemilih

85,404% 83,962%79,455%

Kab Gtlo Kab Gorut Kab Pohuato Kab Boalemo

Kartu Pemilih(baseline : Kab/kota)

76 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian

berasal dari masyarakat yang sebagian besar terdaftar sebagai pemilih dan

memiliki kartu pemilih, yakni mencapai 81%, yang besar kemungkinannya

berpartisipasi dalam pileg 2014 lalu. Dengan angka demikian diharapkan

data/informasi penelitian yang didapatkan lebih akurat dan objektif.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa persebaran masyarakat yang

memiliki kartu pemilih tertinggi berada di Kabupaten Bone Bolango, yakni

sebesar 90,15%, sementara yang terendah berada di Kabupaten Boalemo,

71,333%

Kab Boalemo

Page 81: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

77 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

yakni sebesar 71,33%. Hal ini juga turut menunjukkan kinerja penyelenggara

pemilu dalam melakukan pendataan pemilih sekaligus penyebaran kartu pemilih

di satu sisi, sekaligus tingkat kesadaran politik masyarakat untuk terdaftar

secara resmi dalam pemilu di sisi lain.

Grafik di atas pada dasarnya menunjukkan tingkat kepemilikan alata

komunikasi-informasi (HP) masyarakat di Provinsi Gorontalo. Dari data tersebut,

tingkat kepemilikan HP masyarakat baru mencapai angka 59%. Sekalipun

demikian, dari angka yang mampu melebihi separuh jumlah masyarakat dapat

dipahami bahwa HP bagi masyarakat Provinsi Gorontalo bukan lagi merupakan

barang mewah, melainkan sudah menjadi kebutuhan dasar bagi sebagian

kalangan. Selain itu dengan angka tersebut dapat dipahami bahwa HP di

Provinsi Gorontalo dapat menjadi salah satu sarana informasi-komunikasi yang

efektif, baik bagi penyelenggara pemilu maupun calon dalam menyebarluaskan

informasi/agendanya.

77 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

yakni sebesar 71,33%. Hal ini juga turut menunjukkan kinerja penyelenggara

pemilu dalam melakukan pendataan pemilih sekaligus penyebaran kartu pemilih

di satu sisi, sekaligus tingkat kesadaran politik masyarakat untuk terdaftar

secara resmi dalam pemilu di sisi lain.

Grafik di atas pada dasarnya menunjukkan tingkat kepemilikan alata

komunikasi-informasi (HP) masyarakat di Provinsi Gorontalo. Dari data tersebut,

tingkat kepemilikan HP masyarakat baru mencapai angka 59%. Sekalipun

demikian, dari angka yang mampu melebihi separuh jumlah masyarakat dapat

dipahami bahwa HP bagi masyarakat Provinsi Gorontalo bukan lagi merupakan

barang mewah, melainkan sudah menjadi kebutuhan dasar bagi sebagian

kalangan. Selain itu dengan angka tersebut dapat dipahami bahwa HP di

Provinsi Gorontalo dapat menjadi salah satu sarana informasi-komunikasi yang

efektif, baik bagi penyelenggara pemilu maupun calon dalam menyebarluaskan

informasi/agendanya.

ada59%

tidak ada41%

Kepemilikan HP

77 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

yakni sebesar 71,33%. Hal ini juga turut menunjukkan kinerja penyelenggara

pemilu dalam melakukan pendataan pemilih sekaligus penyebaran kartu pemilih

di satu sisi, sekaligus tingkat kesadaran politik masyarakat untuk terdaftar

secara resmi dalam pemilu di sisi lain.

Grafik di atas pada dasarnya menunjukkan tingkat kepemilikan alata

komunikasi-informasi (HP) masyarakat di Provinsi Gorontalo. Dari data tersebut,

tingkat kepemilikan HP masyarakat baru mencapai angka 59%. Sekalipun

demikian, dari angka yang mampu melebihi separuh jumlah masyarakat dapat

dipahami bahwa HP bagi masyarakat Provinsi Gorontalo bukan lagi merupakan

barang mewah, melainkan sudah menjadi kebutuhan dasar bagi sebagian

kalangan. Selain itu dengan angka tersebut dapat dipahami bahwa HP di

Provinsi Gorontalo dapat menjadi salah satu sarana informasi-komunikasi yang

efektif, baik bagi penyelenggara pemilu maupun calon dalam menyebarluaskan

informasi/agendanya.

Page 82: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

78 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa persebaran kepemilihan sarana

informasi komunikasi (HP) di Provinsi Gorontalo lebih banyak berada di Kota

Gorontalo, yakni sebanyak 74%, sementara yang terendah berada di Kabupaten

Gorontalo yakni hanya mencapai 52%. Sekalipun demikian, dengan angka yang

mampu melampaui 50% di masing-masing daerah dapat dipahami bahwa HP

kini menjadi kebutuhan rata-rata masyarakat sekaligus sebagai sarana efektif

penyebarluasan informasi/agenda politik.

74%66%

62%54% 53% 52%

Kota Gtlo Kab Pohuato Kab BoneBolango

Kab Boalemo Kab Gorut Kab Gtlo

Kepemilikan HP(baseline : Kab/kota)

Page 83: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

79 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN GORONTALO UTARA = 398 SamplingError = 5 %

KEC KEC NO NAMA DESASAMPEL

JLHSAMPE

L1 KWANDANG 100

KWANDANG ALATA KARYAKWANDANG BOTUWOMBATAKWANDANG CISADANEKWANDANG LEBOTOKWANDANG MOLINGGAPOTOKWANDANG MOOTINELOKWANDANG PONTOLO

2 TOMILITO 30TOMILITO LEYAOTOMILITO MOLANTADUTOMILITO BULANGGOTOMILITO HUIDU MELITO

TOMILITO JEMBATANMERAH

3 ANGGREK 55ANGGREK DATAHUANGGREK HELUMOANGGREK ILANGATAANGGREK LANGGEANGGREK PUTIANAANGGREK TUTUWOTO

4 MONANO MONANO 21MONANO ZURIATYMONANO TOLITE HUYUMONANO PILOHULATAMONANO GARAPIA

5 SUMALATA TIMUR SUMALATATIMUR 23

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

79 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN GORONTALO UTARA = 398 SamplingError = 5 %

KEC KEC NO NAMA DESASAMPEL

JLHSAMPE

L1 KWANDANG 100

KWANDANG ALATA KARYAKWANDANG BOTUWOMBATAKWANDANG CISADANEKWANDANG LEBOTOKWANDANG MOLINGGAPOTOKWANDANG MOOTINELOKWANDANG PONTOLO

2 TOMILITO 30TOMILITO LEYAOTOMILITO MOLANTADUTOMILITO BULANGGOTOMILITO HUIDU MELITO

TOMILITO JEMBATANMERAH

3 ANGGREK 55ANGGREK DATAHUANGGREK HELUMOANGGREK ILANGATAANGGREK LANGGEANGGREK PUTIANAANGGREK TUTUWOTO

4 MONANO MONANO 21MONANO ZURIATYMONANO TOLITE HUYUMONANO PILOHULATAMONANO GARAPIA

5 SUMALATA TIMUR SUMALATATIMUR 23

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

79 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN GORONTALO UTARA = 398 SamplingError = 5 %

KEC KEC NO NAMA DESASAMPEL

JLHSAMPE

L1 KWANDANG 100

KWANDANG ALATA KARYAKWANDANG BOTUWOMBATAKWANDANG CISADANEKWANDANG LEBOTOKWANDANG MOLINGGAPOTOKWANDANG MOOTINELOKWANDANG PONTOLO

2 TOMILITO 30TOMILITO LEYAOTOMILITO MOLANTADUTOMILITO BULANGGOTOMILITO HUIDU MELITO

TOMILITO JEMBATANMERAH

3 ANGGREK 55ANGGREK DATAHUANGGREK HELUMOANGGREK ILANGATAANGGREK LANGGEANGGREK PUTIANAANGGREK TUTUWOTO

4 MONANO MONANO 21MONANO ZURIATYMONANO TOLITE HUYUMONANO PILOHULATAMONANO GARAPIA

5 SUMALATA TIMUR SUMALATATIMUR 23

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

Page 84: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

80 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

SUMALATA TIMUR BUBALANGOSUMALATA TIMUR MOTIHELUMOSUMALATA TIMUR WUBUDUSUMALATA TIMUR DEME 2

6 SUMALATA SUMALATA 36

SUMALATA BULONTIOBARAT

SUMALATA MEBONGOSUMALATA PULOHENTISUMALATA TUMBA

7 BIAU BIAU 17BIAU SEMBIHINGANBIAU DIDINGGABIAU OMUTOBIAU BOHULO

8 TOLINGGULA TOLINGGULA 33TOLINGGULA ILOMANGGATOLINGGULA PAPUALANGITOLINGGULA CEMPAKA PUTIHTOLINGGULA TOLITE JAYATOLINGGULA ILOTUNGGULO

9 PONELO PONELO 13PONELO PONELOPONELO TIHENGO

10 GENTUMA RAYA GENTUMA RAYA 31GENTUMA RAYA DURIANGENTUMA RAYA IPILOGENTUMA RAYA LANGKEGENTUMA RAYA MOTOMINGOGENTUMA RAYA PASALAE

11 ATINGGOLA ATINGGOLA 38ATINGGOLA WAPALOATINGGOLA PINONTOYONGAATINGGOLA MONGGUPOATINGGOLA IMANAATINGGOLA ILOHELUMAATINGGOLA buata

Page 85: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

81 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN BOALEMO = 621 Sampling Error = 4 %

KECKODEDESA DESA

JLHSAMPEL

Paguyaman 1 BONGO NOL 25Paguyaman 2 MUTIARA 21Paguyaman 3 TANGKOBU 23Paguyaman 4 MUSTIKA 14Paguyaman 5 KARYA MURNI 10Paguyaman 6 BUALO 18Paguyaman 7 HULAWA 13Paguyaman 8 DILOATO 19Wonosari 9 HARAPAN 29Wonosari 10 BONGO TIGA 16Wonosari 11 PANGEYA 34Wonosari 12 SUKAMULYA 11Wonosari 13 DIMITO 19Wonosari 14 RAHARJA 6Wonosari 15 DULOHUPA 8Dulupi 16 DULUPI 31Dulupi 17 KOTARAJA 15Dulupi 18 PANGI 8Dulupi 19 TANGGA BARITO 17Tilamuta 20 LIMBATO 19Tilamuta 21 AYUHULALO 21Tilamuta 22 MODELOMO 28Tilamuta 23 BAJO 12Tilamuta 24 MOHUNGO 25Tilamuta 25 LAMU 16Tilamuta 26 TENILO 7Mananggu 27 KAARUYAN 7Mananggu 28 BENDUNGAN 21

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

81 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN BOALEMO = 621 Sampling Error = 4 %

KECKODEDESA DESA

JLHSAMPEL

Paguyaman 1 BONGO NOL 25Paguyaman 2 MUTIARA 21Paguyaman 3 TANGKOBU 23Paguyaman 4 MUSTIKA 14Paguyaman 5 KARYA MURNI 10Paguyaman 6 BUALO 18Paguyaman 7 HULAWA 13Paguyaman 8 DILOATO 19Wonosari 9 HARAPAN 29Wonosari 10 BONGO TIGA 16Wonosari 11 PANGEYA 34Wonosari 12 SUKAMULYA 11Wonosari 13 DIMITO 19Wonosari 14 RAHARJA 6Wonosari 15 DULOHUPA 8Dulupi 16 DULUPI 31Dulupi 17 KOTARAJA 15Dulupi 18 PANGI 8Dulupi 19 TANGGA BARITO 17Tilamuta 20 LIMBATO 19Tilamuta 21 AYUHULALO 21Tilamuta 22 MODELOMO 28Tilamuta 23 BAJO 12Tilamuta 24 MOHUNGO 25Tilamuta 25 LAMU 16Tilamuta 26 TENILO 7Mananggu 27 KAARUYAN 7Mananggu 28 BENDUNGAN 21

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

81 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN BOALEMO = 621 Sampling Error = 4 %

KECKODEDESA DESA

JLHSAMPEL

Paguyaman 1 BONGO NOL 25Paguyaman 2 MUTIARA 21Paguyaman 3 TANGKOBU 23Paguyaman 4 MUSTIKA 14Paguyaman 5 KARYA MURNI 10Paguyaman 6 BUALO 18Paguyaman 7 HULAWA 13Paguyaman 8 DILOATO 19Wonosari 9 HARAPAN 29Wonosari 10 BONGO TIGA 16Wonosari 11 PANGEYA 34Wonosari 12 SUKAMULYA 11Wonosari 13 DIMITO 19Wonosari 14 RAHARJA 6Wonosari 15 DULOHUPA 8Dulupi 16 DULUPI 31Dulupi 17 KOTARAJA 15Dulupi 18 PANGI 8Dulupi 19 TANGGA BARITO 17Tilamuta 20 LIMBATO 19Tilamuta 21 AYUHULALO 21Tilamuta 22 MODELOMO 28Tilamuta 23 BAJO 12Tilamuta 24 MOHUNGO 25Tilamuta 25 LAMU 16Tilamuta 26 TENILO 7Mananggu 27 KAARUYAN 7Mananggu 28 BENDUNGAN 21

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

Page 86: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

82 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Mananggu 29 MANANGGU 16Mananggu 30 KRAMAT 13Botumoito 31 HUTAMONU 15Botumoito 32 TAPADAA 15Botumoito 33 POTANGA 16Botumoito 34 RUMBIA 20Paguyaman Pantai 35 LITO 20Paguyaman Pantai 36 APITALAWO 9Paguyaman Pantai 37 TOWAYU 5

JLH 621

Page 87: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

83 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN BONE BOLANGO = 1.100 Sampling Error =3 %

No Nama Desa Jlh Sampel1 OLUHUTA 272 PAUWO 533 DUTOHE 164 TOTO SELATAN 245 TALANGO 216 DUTOHE BARAT 267 BONGOIME 488 TOTO UTARA 399 LONUO 1610 BUTU 1411 BERLIAN 1012 TIMBUOLO TIMUR 3413 SUKMA 1314 HUANGOBOTU 3715 OLELE 2516 BINTALAHE 1817 BILUNGALA 3618 LEMBAH HIJAU 1519 KEMIRI 920 MAMUNGAA 1121 KAIDUNDU 2422 TOMBULILATO 1923 MOOPIYA 1524 BUNGA 1325 TALUDAA 2726 SOGITIA 2427 ILOHUUUWA 1328 BOLUDAWA 4729 TINELO 2730 HELUMO 13

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

83 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN BONE BOLANGO = 1.100 Sampling Error =3 %

No Nama Desa Jlh Sampel1 OLUHUTA 272 PAUWO 533 DUTOHE 164 TOTO SELATAN 245 TALANGO 216 DUTOHE BARAT 267 BONGOIME 488 TOTO UTARA 399 LONUO 1610 BUTU 1411 BERLIAN 1012 TIMBUOLO TIMUR 3413 SUKMA 1314 HUANGOBOTU 3715 OLELE 2516 BINTALAHE 1817 BILUNGALA 3618 LEMBAH HIJAU 1519 KEMIRI 920 MAMUNGAA 1121 KAIDUNDU 2422 TOMBULILATO 1923 MOOPIYA 1524 BUNGA 1325 TALUDAA 2726 SOGITIA 2427 ILOHUUUWA 1328 BOLUDAWA 4729 TINELO 2730 HELUMO 13

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

83 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN BONE BOLANGO = 1.100 Sampling Error =3 %

No Nama Desa Jlh Sampel1 OLUHUTA 272 PAUWO 533 DUTOHE 164 TOTO SELATAN 245 TALANGO 216 DUTOHE BARAT 267 BONGOIME 488 TOTO UTARA 399 LONUO 1610 BUTU 1411 BERLIAN 1012 TIMBUOLO TIMUR 3413 SUKMA 1314 HUANGOBOTU 3715 OLELE 2516 BINTALAHE 1817 BILUNGALA 3618 LEMBAH HIJAU 1519 KEMIRI 920 MAMUNGAA 1121 KAIDUNDU 2422 TOMBULILATO 1923 MOOPIYA 1524 BUNGA 1325 TALUDAA 2726 SOGITIA 2427 ILOHUUUWA 1328 BOLUDAWA 4729 TINELO 2730 HELUMO 13

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

Page 88: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

84 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

31 TULABOLO 1032 DUMBAYA BULAN 1733 PANGI 1134 MOLINTOGUPO 2035 BONEDAA 1036 PANCURAN 637 DUANO 3438 TAPADAA 1039 PINOGU 1540 TALULOBUTU 2341 LANGGE 1942 MERANTI 1143 BOIDU 1844 LONGALO 1945 SUKA DAMAI 1846 MONGIILO 1747 PILOLAHEYA 1048 AYULA SELATAN 1649 HUNTU SELATAN 2050 TINELO AYULA 1651 HUNTU BARAT 2452 BULOTALANGI 1753 POPODU 24

JUMLAH 1100

Page 89: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

85 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN GORONTALO = 1.107 Sampling Error = 3%

KecKodeDesa Desa

JlhSa,pel

Telaga 1 BULILA 17Telaga 2 MONGOLATO 18Telaga 3 PILOHAYANGA 16Telaga 4 DULOHUPA 11Batudaa 5 ILUTA 16Batudaa 6 ILOHUNGAYO 13Batudaa 7 DUNGGALA 12Tibawa 8 TOLOTIO 20Tibawa 9 LABANU 21Tibawa 10 REKSONEGORO 10Tibawa 11 BUHU 26Tibawa 12 ISIMU RAYA 21Tibawa 13 BALAHU 21Btda Pantai 14 KAYUBULAN 16Btda Pantai 15 BONGO 15Btda Pantai 16 LANGGULA 4BOLIYOHUTO 17 SIDOMULYO 11BOLIYOHUTO 18 PARUNGI 11BOLIYOHUTO 19 DILONIYOHU 11BOLIYOHUTO 20 MOTODUTO 9BOLIYOHUTO 21 MONGGOLITO 7Telaga Biru 22 ULAPATO A 15Telaga Biru 23 TALUMELITO 8Telaga Biru 24 TULADENGGI 26Telaga Biru 25 PENTADIO TIMUR 18Telaga Biru 26 DUMATI 11Bongomeme 27 DULAMAYO 14Bongomeme 28 MOLAS 14Bongomeme 29 BATULORENG 11Bongomeme 30 LIYODU 7Bongomeme 31 KAYUMERAH 9Tolangohula 32 SUKAMAKMUR 25Tolangohula 33 POLOHUNGO 13

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

85 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN GORONTALO = 1.107 Sampling Error = 3%

KecKodeDesa Desa

JlhSa,pel

Telaga 1 BULILA 17Telaga 2 MONGOLATO 18Telaga 3 PILOHAYANGA 16Telaga 4 DULOHUPA 11Batudaa 5 ILUTA 16Batudaa 6 ILOHUNGAYO 13Batudaa 7 DUNGGALA 12Tibawa 8 TOLOTIO 20Tibawa 9 LABANU 21Tibawa 10 REKSONEGORO 10Tibawa 11 BUHU 26Tibawa 12 ISIMU RAYA 21Tibawa 13 BALAHU 21Btda Pantai 14 KAYUBULAN 16Btda Pantai 15 BONGO 15Btda Pantai 16 LANGGULA 4BOLIYOHUTO 17 SIDOMULYO 11BOLIYOHUTO 18 PARUNGI 11BOLIYOHUTO 19 DILONIYOHU 11BOLIYOHUTO 20 MOTODUTO 9BOLIYOHUTO 21 MONGGOLITO 7Telaga Biru 22 ULAPATO A 15Telaga Biru 23 TALUMELITO 8Telaga Biru 24 TULADENGGI 26Telaga Biru 25 PENTADIO TIMUR 18Telaga Biru 26 DUMATI 11Bongomeme 27 DULAMAYO 14Bongomeme 28 MOLAS 14Bongomeme 29 BATULORENG 11Bongomeme 30 LIYODU 7Bongomeme 31 KAYUMERAH 9Tolangohula 32 SUKAMAKMUR 25Tolangohula 33 POLOHUNGO 13

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

85 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN GORONTALO = 1.107 Sampling Error = 3%

KecKodeDesa Desa

JlhSa,pel

Telaga 1 BULILA 17Telaga 2 MONGOLATO 18Telaga 3 PILOHAYANGA 16Telaga 4 DULOHUPA 11Batudaa 5 ILUTA 16Batudaa 6 ILOHUNGAYO 13Batudaa 7 DUNGGALA 12Tibawa 8 TOLOTIO 20Tibawa 9 LABANU 21Tibawa 10 REKSONEGORO 10Tibawa 11 BUHU 26Tibawa 12 ISIMU RAYA 21Tibawa 13 BALAHU 21Btda Pantai 14 KAYUBULAN 16Btda Pantai 15 BONGO 15Btda Pantai 16 LANGGULA 4BOLIYOHUTO 17 SIDOMULYO 11BOLIYOHUTO 18 PARUNGI 11BOLIYOHUTO 19 DILONIYOHU 11BOLIYOHUTO 20 MOTODUTO 9BOLIYOHUTO 21 MONGGOLITO 7Telaga Biru 22 ULAPATO A 15Telaga Biru 23 TALUMELITO 8Telaga Biru 24 TULADENGGI 26Telaga Biru 25 PENTADIO TIMUR 18Telaga Biru 26 DUMATI 11Bongomeme 27 DULAMAYO 14Bongomeme 28 MOLAS 14Bongomeme 29 BATULORENG 11Bongomeme 30 LIYODU 7Bongomeme 31 KAYUMERAH 9Tolangohula 32 SUKAMAKMUR 25Tolangohula 33 POLOHUNGO 13

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

Page 90: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

86 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

Tolangohula 34 SIDOHARJO 17Tolangohula 35 TAMAILA UTARA 11MOOTILANGO 36 PARIS 21MOOTILANGO 37 KARYAMUKTI 10MOOTILANGO 38 SUKAMAJU 8MOOTILANGO 39 HUYULA 14Pulubala 40 PULUBALA 20Pulubala 41 BAKTI 20Pulubala 42 MOLALAHU 10Pulubala 43 PUNCAK 24Limboto Barat 44 HUIDU 14Limboto Barat 45 DAENAA 20Limboto Barat 46 HUTABOHU 24Limboto Barat 47 HAYA-HAYA 15Tilango 48 TILOTE 12Tilango 49 TENGGELA 14Tilango 50 TINELO 14Bilato 51 TOTOPO 6Bilato 52 BILATO 9Bilato 53 BUMELA 12Dunggaliyo 54 AMBARA 16Dunggaliyo 55 BONGOMEME 22Dunggaliyo 56 DUWANGA 11Tabongo 57 TABONGO TIMUR 26Tabongo 58 ILOMANGGA 18Tabongo 59 LIMEHU 8Telaga Jaya 60 LUWOO 19Telaga Jaya 61 BULOTA 14Limboto 62 KAYUBULAN 42Limboto 63 BOLIHUANGGA 25Limboto 64 HEPUHULAWA 30Limboto 65 HUTUO 33Limboto 66 BIYONGA 9Biluhu 67 LOBUTO 11Biluhu 68 BILUHU TENGAH 13Asparaga 69 BULULI 15Asparaga 70 MOHIYOLO 16Asparaga 71 BIHE 7Jumlah 35% Desa 1,107

Page 91: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

87 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

KOTA GORONTALO

NO KELURAHAN JLH n KecJlh ndesa

1 Kota Barat 56DEMBE I 19% 11

LEKOBALO 16% 9PILOLODAA 9% 5

BULIIDE 12% 7TENILO 13% 7

MOLOSIPAT W 15% 8BULADU 17% 9

2 Kota Selatan 61BIAWAO 10% 6

BIAWU 15% 9LIMBA B 28% 17

LIMBA U I 22% 14LIMBA U II 25% 15

3 Kota Utara 47DEMBE II 12% 6

WONGKADITI TIMUR 22% 10WONGKADITI BARAT 13% 6

DULOMO SELATAN 23% 11DULOMO UTARA 14% 7

DEMBE JAYA 16% 74 Dungingi 61

HUANGOBOTU 36% 22LIBUO 22% 13

TOMULABUTAO 12% 7TULADENGGI 9% 6

TOMULABUTAOSELATAN 21% 13

5 Kota Timur 65

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

87 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

KOTA GORONTALO

NO KELURAHAN JLH n KecJlh ndesa

1 Kota Barat 56DEMBE I 19% 11

LEKOBALO 16% 9PILOLODAA 9% 5

BULIIDE 12% 7TENILO 13% 7

MOLOSIPAT W 15% 8BULADU 17% 9

2 Kota Selatan 61BIAWAO 10% 6

BIAWU 15% 9LIMBA B 28% 17

LIMBA U I 22% 14LIMBA U II 25% 15

3 Kota Utara 47DEMBE II 12% 6

WONGKADITI TIMUR 22% 10WONGKADITI BARAT 13% 6

DULOMO SELATAN 23% 11DULOMO UTARA 14% 7

DEMBE JAYA 16% 74 Dungingi 61

HUANGOBOTU 36% 22LIBUO 22% 13

TOMULABUTAO 12% 7TULADENGGI 9% 6

TOMULABUTAOSELATAN 21% 13

5 Kota Timur 65

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

87 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

KOTA GORONTALO

NO KELURAHAN JLH n KecJlh ndesa

1 Kota Barat 56DEMBE I 19% 11

LEKOBALO 16% 9PILOLODAA 9% 5

BULIIDE 12% 7TENILO 13% 7

MOLOSIPAT W 15% 8BULADU 17% 9

2 Kota Selatan 61BIAWAO 10% 6

BIAWU 15% 9LIMBA B 28% 17

LIMBA U I 22% 14LIMBA U II 25% 15

3 Kota Utara 47DEMBE II 12% 6

WONGKADITI TIMUR 22% 10WONGKADITI BARAT 13% 6

DULOMO SELATAN 23% 11DULOMO UTARA 14% 7

DEMBE JAYA 16% 74 Dungingi 61

HUANGOBOTU 36% 22LIBUO 22% 13

TOMULABUTAO 12% 7TULADENGGI 9% 6

TOMULABUTAOSELATAN 21% 13

5 Kota Timur 65

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

Page 92: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

88 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

HELEDULAA UTARA 19% 12HELEDULAA

SELATAN 12% 8IPILO 24% 16

MOODU 16% 10PADEBUOLO 16% 11

TAMALATE 13% 96 Kota Tengah 68

WUMIALO 20% 14DULALOWO 12% 8

LILUWO 19% 13PULUBALA 22% 15

PAGUYAMAN 11% 8DULALOWO TIMUR 15% 10

7 Sipatana 44TANGGIKIKI 14% 6

TAPA 26% 11BULOTADAA BARAT 24% 11BULOTADAA TIMUR 17% 8

MOLOSIPAT U 19% 88 Dumboraya 46

LEATO UTARA 15% 7LEATO SELATAN 15% 7

TALUMOLO 30% 14BOTU 11% 5

BUGIS 29% 149 Hulonthalangi 44

TANJUNG KERAMAT 7% 3POHE 15% 7

TENDA 37% 16DONGGALA 19% 8SIENDENG 22% 10

KOTA GORONTALO 492 - 492

Page 93: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

89 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

RISET PARTISIPASI PEMILU 2014JUMLAH SAMPEL POHUWATO

KodeDesa Kode Kec Desa Jlh Sampel

1 1 TOROSIAJE JAYA 152 1 POPAYATO 123 1 TRIKORA 94 1 DAMBALO 85 2 HULAWA 126 2 TALUDUYUNU 137 2 BUNTULIA UTARA 148 2 SIPATANA 109 3 DUDEWULO 14

10 3 MOLOSIPAT 911 3 PERSATUAN 912 4 LEMITO 2413 4 LEMITO UTARA 1814 4 SUKA DAMAI 915 5 MOTOLOHU 2216 5 MANUNGGAL KARYA 1917 5 HUYULA 1318 5 PATUHU 1319 5 MOTOLOHU SELATAN 820 6 MARISA SELATAN 1721 6 TERATAI 1522 6 POHUWATO 1223 6 BOTU BILOTAHU 1824 6 POHUWATO TIMUR 1425 6 BULANGITA 426 7 LIBUO 1927 7 BUNUYO 1428 7 BUMBULAN 2129 7 BUHU JAYA 1730 8 ILOHELUMA 2431 8 SUKA MAKMUR 1332 8 DUDEPO 633 9 PANCA KARSA II 15

89 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

RISET PARTISIPASI PEMILU 2014JUMLAH SAMPEL POHUWATO

KodeDesa Kode Kec Desa Jlh Sampel

1 1 TOROSIAJE JAYA 152 1 POPAYATO 123 1 TRIKORA 94 1 DAMBALO 85 2 HULAWA 126 2 TALUDUYUNU 137 2 BUNTULIA UTARA 148 2 SIPATANA 109 3 DUDEWULO 14

10 3 MOLOSIPAT 911 3 PERSATUAN 912 4 LEMITO 2413 4 LEMITO UTARA 1814 4 SUKA DAMAI 915 5 MOTOLOHU 2216 5 MANUNGGAL KARYA 1917 5 HUYULA 1318 5 PATUHU 1319 5 MOTOLOHU SELATAN 820 6 MARISA SELATAN 1721 6 TERATAI 1522 6 POHUWATO 1223 6 BOTU BILOTAHU 1824 6 POHUWATO TIMUR 1425 6 BULANGITA 426 7 LIBUO 1927 7 BUNUYO 1428 7 BUMBULAN 2129 7 BUHU JAYA 1730 8 ILOHELUMA 2431 8 SUKA MAKMUR 1332 8 DUDEPO 633 9 PANCA KARSA II 15

89 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

RISET PARTISIPASI PEMILU 2014JUMLAH SAMPEL POHUWATO

KodeDesa Kode Kec Desa Jlh Sampel

1 1 TOROSIAJE JAYA 152 1 POPAYATO 123 1 TRIKORA 94 1 DAMBALO 85 2 HULAWA 126 2 TALUDUYUNU 137 2 BUNTULIA UTARA 148 2 SIPATANA 109 3 DUDEWULO 14

10 3 MOLOSIPAT 911 3 PERSATUAN 912 4 LEMITO 2413 4 LEMITO UTARA 1814 4 SUKA DAMAI 915 5 MOTOLOHU 2216 5 MANUNGGAL KARYA 1917 5 HUYULA 1318 5 PATUHU 1319 5 MOTOLOHU SELATAN 820 6 MARISA SELATAN 1721 6 TERATAI 1522 6 POHUWATO 1223 6 BOTU BILOTAHU 1824 6 POHUWATO TIMUR 1425 6 BULANGITA 426 7 LIBUO 1927 7 BUNUYO 1428 7 BUMBULAN 2129 7 BUHU JAYA 1730 8 ILOHELUMA 2431 8 SUKA MAKMUR 1332 8 DUDEPO 633 9 PANCA KARSA II 15

Page 94: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

90 Laporan Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu 2014KPU Provinsi Gorontalo

34 9 KALIMAS 1035 9 TIRTO ASRI 1136 10 POPAYA 1637 10 PADENGO 1038 11 BUNTULIA BARAT 1939 11 DUHIADAA 1440 11 BUNTULIA JAYA 1441 11 PADENGO 842 12 BUKIT HARAPAN 543 12 LIMBULA 1144 12 TUWEYA 645 13 LONDOUN 1446 13 BUNTO 847 13 MALEO 1248 13 KELAPA LIMA 5

Jumlah 621

Page 95: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

DokumentasiDokumentasiDokumentasi

Page 96: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

1

Nomor Kuesioner ;

RESPONDEN ADALAH WAJIB PILIH

1 Tgl wwcr : - -

2 Nama Resp : …………………………..…………

3 Kec. : ……………………….……………

4 Kel / Desa : ……………………….……………

1. Bagaimana keadaan ekonomi rumah tangga B/I/S saat ini.?(1) Lebih baik dari tahun lalu(2) Sama saja dari tahun lalu(3) Lebih buruk dari tahun lalu

2. Menurut B/I/S kebutuhan apa yang paling mendesak untuk ditanganioleh pemerintah daerah (sebut Daerah Kab/Kota) saat ini?

(1) Pembukaan Lapangan Kerja(2) Masalah Kesehatan(3) Masalah Pendidikan(4) Listrik / PLN(5) Perbaikan Jalan(6) Penyediaan Air bersih(7) Penyediaan Rumah Layak Huni(8) Lainnya ................................................................

3. Menurut B/I/S bagaimana kondisi keamanan daerah setahun terakhirini?(1) Cukup aman(2) Aman(3) Kurang aman(4) Tidak Aman

4. Bagaimana penilaian B/I/S tentang Kinerja Anggota Legislatifselama ini .?

(1) Memuaskan(2) Cukup Memuaskan

(3) Tidak Memuaskan(88) TT / TJ

5. Bagaimana penilaian B/I/S tentang Kinerja Pemerintah Daerahselama ini .?

(1) Memuaskan(2) Cukup Memuaskan

(3) Tidak Memuaskan(88) TT / TJ

6. Apakah B/I/S aktif menggunakan media Sosial ?(1) Ya ( 2) Tidak Pert 8

7. Jika YA Seberapa sering B/I/S menggunakan Media Sosial tersebut?( beri tanda (V) pada bagian yang dipilih

No Jenis MediaSosial

SeringSetiap Hari/jam (1)

Jarang(SetiapMinggu)(2)

Kadang-kadang(sebulan 1-2kali) (3)

1 Facebook2 BBM3 Email4 Tweeter5 Instagram6 Fandpage7 Lainnya

8. Apakah Bapak/Ibu aktif dalam kegiatan sosial-keagamaan berikutini ?

(1) Arisan Sosial- Keagamaan (Mis ; NU, Muhammadiyah, SIdll)

(2) Serikat pekerja/buruh, tani & nelayan(3) Perhimpunan /klub olah raga(4) Organisasi Pemuda(5) Karang Taruna(6) Kelompok seni-Budaya(7) Partai Politik(8) Lainnya

9. Apakah B/I/S mengikuti berita-berita yang berkaitan denganmasalah-masalah sosial kemasyarakatan atau politik di tingkat daerahataupun nasional?

1. Selalu2. Sering3. Jarang4. Kadang-kadang5. Tidak pernah

10. Dari mana B/I/S memperoleh Informasi tersebut?(1) Dialog tatap muka sosialisasi(2) Spanduk/baliho(3) Kalender/stiker/poster(4) Radio/ Majalah / Buletin(5) Media social Internet (FB,Tw,dll)(6) Pengumuman / selebaran(7) Lainnya…______________________

11. Siaran Radio mana yang Paling Sering di dengar ?1. RRI2. Selebes Radio3. STAR FM4. POLIYAMA FM5. Lainnya………

12. Apa jenis acara/program di Radio Yang paling sering B/I/Sdengarkan?

1. Berita / Informasi2. Acara keagamaan (pengajian dan kerohanian)3. Dialog / talkshow (rumah kopi dll)4. Musik5. Lainnnya........................................

13. Apakah selama Pileg 2014 ini B/ I/S menggunakan Hak pilihsecara Bebas (tanpa tekanan) ?

(1) Ya (2) Tidak

14. Apakah B/I/S menggunakan hak Pilih pada Pemilihan Umum tahun2014 (Pileg)

(1) Ya Pert 15 (2) Tidak Pert 16

15. Jika YA apa alasan B/I/S memilih.?1.) Menjadi warga negara yang baik2.) Ada perubahan Kondisi Bangsa & Daerah3.) Calon Legislatif baik dan dipercaya4.) Sudah biasa memilih5.) Karena diberi sejumlah Uang6.) Lainnya …………….

16. Jika TIDAK Apa alasan B/I/S tidak IKUT Pemilihan Legislatif 9April 2014?

1) Pemilu tidak ada gunanya untuk perbaikan ekonomimasyarakat

2) Pemilu hanya menguntungkan calon tertentu dan elit-elitpolitik

3) Partai politik tidak bisa dipercaya lagi4) Calon Legislatif tidak ada yang dinginkan5) Tidak terdaftar sebagai pemilih6) Lainnya .................................................

17. Apakah B/I/S mengenal Calon Anggota Legislatif yang dipilihtersebut ?

(1) Ya..sudah lama mengenal dan sangat dekat(2) Ya hanya mengenal orangnya(3) Hanya Tahu Fotonya & Tidak Mengenal Orangnya(4) Tidak Tahu /mengenal sama sekali

18. Menurut B/I/S Apakah hasil Pemilu Legislatif 2014 lalu sesuaiharapan ?

(1) Ya (2) Tidak

19. Apakah B/I/S menggunakan hak Pilih pada Pemilihan Umum tahun2014 (Pilpres )

(1) Ya (2) Tidak Pert 20

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROPINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

Page 97: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

2

20. . Jika TIDAK Apa alasan B/I/S tidak IKUT Pemilihan Presiden 9Juni 2014?

1) Pilpres tidak ada gunanya untuk perbaikan ekonomimasyarakat

2) Piplres hanya menguntungkan orang-orang tertentu dan elit-elit politik

3) Partai politik tidak bisa dipercaya lagi4) Calon Presiden tidak ada yang dinginkan5) Tidak terdaftar sebagai pemilih6) Lainnya ................................................

21. Dari mana sumber Informasi Partai Politik & Calon AnggotaLegislatif diperoleh ?

1) Dialog tatap muka2) Spanduk/baliho3) Kalender/stiker/poster4) Radio5) Koran6) Televisi

22 Pada massa kampanye jenis kegiatan mana paling B/I/S sukai ?

1) Konvoi2) Berdialog Dgn Warga3) Panggung Hiburan4) Acara Keagamaan5) Jalan Santai6) Acara Tradisonal7) Kerja Bakti8) Konser Musik / Band

9) Pelayanan Kesehatan10) Pasar Murah11) Bagi Bagi Uang12) Bagi Bagi Sembako13) Blusukan14) Acara Olah Raga15) Pemutaran Film16) Lainnya ____________

23 Jika ada Partai / Calon yang ingin mengadakan kegiatan berikut inikegiatan apa yang B/I/S ingin ikuti ?.

1) Kegiatan Bakti Sosial2) Kegiatan Keagamaan3) Kegiatan Olahraga4) Kegiatan Pendidikan

5) Kegiatan Wirausaha6) Kegiatan yang sesuai

dengan Hobi7) Kegiatan Budaya Daerah8) Lainnya………

24. MENURUT B/I/S, Apakah Pemberian sejumlah UANG,BARANG untuk mempengaruhi pilihan pemilih adalah hal yangWAJAR?

(1) Ya, wajar di TERIMA(2) Tidak bisa di TERIMA Pert 26

25. Jika YA, Apakah B/I/S akan menerima bila ada orang yangmemberi UANG atau HADIAH tersebut?

(1) Akan menerima dan Memilih Calon yang memberi Uang(2) Akan menerima dan memilih calon yang memberi Uang

lebih Banyak(3) Akan menerima dan memilih yang memberikan Uang saat

menjelang pemungutan Suara(4) Akan menerima, dan tidak memilih Calonnya(5) Lainnya _____________________(TULISKAN)

26 Jika tidak apa alasan B/I/S1) Saya sudah memiliki pilihan (keluarga / teman dekat)2) Sudah dari dulu mempunyai pilihan Partai tertentu3) Saya takut dan/tangkap Panwas4) Saya tahu bahwa Pemberian sejumlah UANG, BARANG

adalah Pelanggaran5) Lainnya _____________________(TULISKAN)

27. Apakah B/I/S pernah melihat, menyaksikan Pemberian sejumlahUANG, BARANG untuk mempengaruhi pilihan pemilih?

(1) Ya (2) Tidak Pert 28

28. Jika YA, bentuk pemberian tersebut berupa(1) Pemberian Uang(2) Pembagian Sembako(3) Pembagian Pakaian(4) Perbaikan Fasilitas Umum(5) Lainnya .................

29. Apakah tindakan B/I/S B/I/S Jika melihat, menyaksikan Pemberiansejumlah UANG, BARANG untuk mempengaruhi pemilih ?

(1) Menegur dan atau Melaporkan kepada Pengawas Pemilu(2) Cukup Menyaksikan saja(3) Tak mempedulikannya(4) Akan membantu jika di butuhkan

30. Apakah B/I/S SETUJU bahwa Pengawasan PenyelenggaraanPemilu adalah tanggungjawab bersama?

(1) Ya (2) Tidak

31 Apakah B/I/S PERCAYA bahwa Penyelenggara Pemilu (KPU)TIDAK terlibat dalam kepentingan Politik?

(1) Ya (2) Ragu-ragu (3) Tidak ( 88) TT/TJ

32 Bagaimana Penilaian B/I/S tentang Integritas KPU dalamPenyelenggaraan Pemilu Legislatif 9 April 2014 ? (beri tanda (V)pada bagian yang dipilih

No Aspek Ya (1) Tidak (2)1 Mandiri2 Jujur3 Adil4 Keterbukaan5 Profesionalitas6 Proporsionalitas7 Akuntabilitas

33. Dari berbagai pihak berikut ini, manakah menurut B/I/S yangmelakukan kecurangan PEMILU 2014.?

(1) Petugas PPS(2) PPK dan(3) KPUD(4) Panwas

(5) Partai Politik(6) Kepala kelurahan / Desa(7)Tim Sukses Partai /CALEG(8) Lainnya _____________

34 Menurut B/I/S Apakah Penyelenggara Pemilu telah bekerja sesuaiHarapan ?

(1) Ya (2) Ragu-ragu (3) Tidak ( 88) TT/TJ

35 Apakah B/I/S YAKIN bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidakterlibat dalam kepentingan Politik Praktis?

(1) Ya (2) Ragu-ragu (3) Tidak ( 88) TT/TJ

PROFIL RESPONDEN1. Jenis kelamin

(1) Laki-laki(2) Perempuan

2. Pendidikan1.) Tidak sekolah2.) SD/Sederajat3.) SLTP/sederajat4.) SLTA / sederajat5.) Diploma/Akademik6.) Sarjana (S1, S2, S3)

3 Pekerjaan1.) PNS/Pensiunan2.) Ibu Rumah Tangga3.) Sekolah / Kuliah4.) Petani5.) Swasta6.) Nelayan7.) Tak bekerja

4 Usia(1) < 17 tahun(2) 17- 24 tahun(3) 25 – 34 tahun(4) 35 – 44 tahun(5) 45 – 55 tahun(6) > 55 tahun

5. Agama(1) Islam(2) Katholik(3) Protesta(4) Hindu(5) Budha

6. Pendapatan perbulan1.) 250.000 – 500.0002.) 500.000 – 1juta3.) 1juta – 5 juta4.) 5 juta5.) Rahasia / tidak jawab

7. Apakah B/I/S mempunyaiKartu Pemilih

(1) Ya(2) Tidak

8. Apakah B/I/S mempunyaiHandphone

(1) Ya(2) Tidak

Berkenan kami tahu?

No Hp ………………………...

Surveyor : …………………………….Ttd : _________

Kuesioner ini tidak diperkenankan dimiliki dengan caraapapun oleh siapapun, KERAHASIAN RESPONDEN

DIJAMIN SEPENUHNYATerimakasih atas Kerjasama yang Baik

Page 98: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

Profil Responden

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin

laki-laki sedikit lebih banyak, yakni mencapai angka 51% dibanding responden

yang berjenis kelamin perempuan yang hanya sebesar 49%.

SLTA/Sederajat34%

Diploma/Akdmk3%

Profil Responden

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin

laki-laki sedikit lebih banyak, yakni mencapai angka 51% dibanding responden

yang berjenis kelamin perempuan yang hanya sebesar 49%.

Laki-Laki51%

Perempuan49%

Jenis kelamin

Tidak Sekolah2%

SD Sederajat33%

SLTP/Sederajat17%

SLTA/Sederajat34%

Diploma/Akdmk3%

Sarjana/SI/S2/S311%

Pendidikan Responden

Profil Responden

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin

laki-laki sedikit lebih banyak, yakni mencapai angka 51% dibanding responden

yang berjenis kelamin perempuan yang hanya sebesar 49%.

Page 99: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden

lebih banyak berada pada rentang pendidikan dasar dan menengah, yakni SMA

sebesar 34%, SLTP sebesar 17%, dan SD/Sederajat sebesar 33%.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden penelitian lebih

didominasi oleh masyarakat berlatar belakang ibu rumah tangga (32%), buruh

(23%), dan petani (21%).

Wiraswasta2%

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden

lebih banyak berada pada rentang pendidikan dasar dan menengah, yakni SMA

sebesar 34%, SLTP sebesar 17%, dan SD/Sederajat sebesar 33%.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden penelitian lebih

didominasi oleh masyarakat berlatar belakang ibu rumah tangga (32%), buruh

(23%), dan petani (21%).

PNS / Pensiunan8%

IbuRumahTangga

32%

MasihSekolah/kuliah

5%

Buruh23%

Petani21%

Wiraswasta2%

Nelayan9%

Pekerjaan Responden

< 17 tahun1%

17-24 thn14%

25-34 thn25%

35-44 thn30%

45-55 thn19%

> 55 thn11%

Usia Responden

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden

lebih banyak berada pada rentang pendidikan dasar dan menengah, yakni SMA

sebesar 34%, SLTP sebesar 17%, dan SD/Sederajat sebesar 33%.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden penelitian lebih

didominasi oleh masyarakat berlatar belakang ibu rumah tangga (32%), buruh

(23%), dan petani (21%).

Page 100: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini

lebih didominasi oleh masyarakat kalangan usia 25-55 tahun (25-34 sebanyak

25%, 35-44 sebanyak 30%, dan 45-55 sebanyak 19%), yang notabene

berpengalaman dalam pemilu, dalam artian telah mengikuti lebih dari satu kali

kegiatan pemilu, sehingga diharapkan mampu memberikan informasi yang

tepat, akurat, holistik, dan komprehensif terkait tujuan penelitian.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini

didominasi oleh masyarakat kalangan ekonomi menengah ke atas (>5 Juta)

sebanyak 44% dan kalangan ekonomi menengah ke bawah (<100.000)

sebanyak 30%, sehingga diharapkan data/informasi yang didapatkan relatif

berimbang dan mampu menggambarkan kondisi riil seobjektif mungkin.

1 juta - 5 juta0%

Pendapatan Responden

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini

lebih didominasi oleh masyarakat kalangan usia 25-55 tahun (25-34 sebanyak

25%, 35-44 sebanyak 30%, dan 45-55 sebanyak 19%), yang notabene

berpengalaman dalam pemilu, dalam artian telah mengikuti lebih dari satu kali

kegiatan pemilu, sehingga diharapkan mampu memberikan informasi yang

tepat, akurat, holistik, dan komprehensif terkait tujuan penelitian.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini

didominasi oleh masyarakat kalangan ekonomi menengah ke atas (>5 Juta)

sebanyak 44% dan kalangan ekonomi menengah ke bawah (<100.000)

sebanyak 30%, sehingga diharapkan data/informasi yang didapatkan relatif

berimbang dan mampu menggambarkan kondisi riil seobjektif mungkin.

< 100.00030%

100.000-500.00016%

500.000-1 juta10%

1 juta - 5 juta0%

> 5 juta44%

rahasia/ tdk djwb0%

Pendapatan Responden

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini

lebih didominasi oleh masyarakat kalangan usia 25-55 tahun (25-34 sebanyak

25%, 35-44 sebanyak 30%, dan 45-55 sebanyak 19%), yang notabene

berpengalaman dalam pemilu, dalam artian telah mengikuti lebih dari satu kali

kegiatan pemilu, sehingga diharapkan mampu memberikan informasi yang

tepat, akurat, holistik, dan komprehensif terkait tujuan penelitian.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini

didominasi oleh masyarakat kalangan ekonomi menengah ke atas (>5 Juta)

sebanyak 44% dan kalangan ekonomi menengah ke bawah (<100.000)

sebanyak 30%, sehingga diharapkan data/informasi yang didapatkan relatif

berimbang dan mampu menggambarkan kondisi riil seobjektif mungkin.

Page 101: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian

berasal dari masyarakat yang sebagian besar terdaftar sebagai pemilih dan

memiliki kartu pemilih, yakni mencapai 81%, yang besar kemungkinannya

berpartisipasi dalam pemilu legislatif 2014 lalu. Dengan angka demikian

diharapkan data/informasi penelitian yang didapatkan lebih akurat dan objektif.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa persebaran masyarakat yang

memiliki kartu pemilih tertinggi berada di Kabupaten Bone Bolango, yakni

90,149%85,404%

Kab Bone Bolango Kab Gtlo

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian

berasal dari masyarakat yang sebagian besar terdaftar sebagai pemilih dan

memiliki kartu pemilih, yakni mencapai 81%, yang besar kemungkinannya

berpartisipasi dalam pemilu legislatif 2014 lalu. Dengan angka demikian

diharapkan data/informasi penelitian yang didapatkan lebih akurat dan objektif.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa persebaran masyarakat yang

memiliki kartu pemilih tertinggi berada di Kabupaten Bone Bolango, yakni

ya81%

tidak19%

Kartu Pemilih

85,404% 83,962%79,455%

Kab Gtlo Kab Gorut Kab Pohuato Kab Boalemo

Kartu Pemilih(baseline : Kab/kota)

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian

berasal dari masyarakat yang sebagian besar terdaftar sebagai pemilih dan

memiliki kartu pemilih, yakni mencapai 81%, yang besar kemungkinannya

berpartisipasi dalam pemilu legislatif 2014 lalu. Dengan angka demikian

diharapkan data/informasi penelitian yang didapatkan lebih akurat dan objektif.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa persebaran masyarakat yang

memiliki kartu pemilih tertinggi berada di Kabupaten Bone Bolango, yakni

71,333%

Kab Boalemo

Page 102: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

sebesar 90,15%, sementara yang terendah berada di Kabupaten Boalemo,

yakni sebesar 71,33%. Hal ini juga turut menunjukkan kinerja penyelenggara

pemilu dalam melakukan pendataan pemilih sekaligus penyebaran kartu pemilih

di satu sisi, sekaligus tingkat kesadaran politik masyarakat untuk terdaftar

secara resmi dalam pemilu di sisi lain.

Grafik di atas pada dasarnya menunjukkan tingkat kepemilikan alata

komunikasi-informasi (HP) masyarakat di Provinsi Gorontalo. Dari data tersebut,

tingkat kepemilikan Handphone (HP) masyarakat baru mencapai angka 59%.

Sekalipun demikian, dari angka yang mampu melebihi separuh jumlah

masyarakat dapat dipahami bahwa HP bagi masyarakat Provinsi Gorontalo

bukan lagi merupakan barang mewah, melainkan sudah menjadi kebutuhan

dasar bagi sebagian kalangan. Selain itu dengan angka tersebut dapat dipahami

bahwa HP di Provinsi Gorontalo dapat menjadi salah satu sarana informasi-

komunikasi yang efektif, baik bagi penyelenggara pemilu maupun calon dalam

menyebarluaskan informasi/agendanya.

sebesar 90,15%, sementara yang terendah berada di Kabupaten Boalemo,

yakni sebesar 71,33%. Hal ini juga turut menunjukkan kinerja penyelenggara

pemilu dalam melakukan pendataan pemilih sekaligus penyebaran kartu pemilih

di satu sisi, sekaligus tingkat kesadaran politik masyarakat untuk terdaftar

secara resmi dalam pemilu di sisi lain.

Grafik di atas pada dasarnya menunjukkan tingkat kepemilikan alata

komunikasi-informasi (HP) masyarakat di Provinsi Gorontalo. Dari data tersebut,

tingkat kepemilikan Handphone (HP) masyarakat baru mencapai angka 59%.

Sekalipun demikian, dari angka yang mampu melebihi separuh jumlah

masyarakat dapat dipahami bahwa HP bagi masyarakat Provinsi Gorontalo

bukan lagi merupakan barang mewah, melainkan sudah menjadi kebutuhan

dasar bagi sebagian kalangan. Selain itu dengan angka tersebut dapat dipahami

bahwa HP di Provinsi Gorontalo dapat menjadi salah satu sarana informasi-

komunikasi yang efektif, baik bagi penyelenggara pemilu maupun calon dalam

menyebarluaskan informasi/agendanya.

ada59%

tidak ada41%

Kepemilikan HP

sebesar 90,15%, sementara yang terendah berada di Kabupaten Boalemo,

yakni sebesar 71,33%. Hal ini juga turut menunjukkan kinerja penyelenggara

pemilu dalam melakukan pendataan pemilih sekaligus penyebaran kartu pemilih

di satu sisi, sekaligus tingkat kesadaran politik masyarakat untuk terdaftar

secara resmi dalam pemilu di sisi lain.

Grafik di atas pada dasarnya menunjukkan tingkat kepemilikan alata

komunikasi-informasi (HP) masyarakat di Provinsi Gorontalo. Dari data tersebut,

tingkat kepemilikan Handphone (HP) masyarakat baru mencapai angka 59%.

Sekalipun demikian, dari angka yang mampu melebihi separuh jumlah

masyarakat dapat dipahami bahwa HP bagi masyarakat Provinsi Gorontalo

bukan lagi merupakan barang mewah, melainkan sudah menjadi kebutuhan

dasar bagi sebagian kalangan. Selain itu dengan angka tersebut dapat dipahami

bahwa HP di Provinsi Gorontalo dapat menjadi salah satu sarana informasi-

komunikasi yang efektif, baik bagi penyelenggara pemilu maupun calon dalam

menyebarluaskan informasi/agendanya.

Page 103: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa persebaran kepemilihan sarana

informasi komunikasi Handphone (HP) di Provinsi Gorontalo lebih banyak

berada di Kota Gorontalo, yakni sebanyak 74%, sementara yang terendah

berada di Kabupaten Gorontalo yakni hanya mencapai 52%. Sekalipun

demikian, dengan angka yang mampu melampaui 50% di masing-masing

daerah dapat dipahami bahwa Handphone (HP) kini menjadi kebutuhan rata-

rata masyarakat sekaligus sebagai sarana efektif penyebarluasan

informasi/agenda politik.

74%66%

62%54% 53% 52%

Kota Gtlo Kab Pohuato Kab BoneBolango

Kab Boalemo Kab Gorut Kab Gtlo

Kepemilikan HP(baseline : Kab/kota)

Page 104: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN GORONTALO UTARA = 397 SamplingError = 5 %

KEC KEC NO NAMA DESASAMPEL

JLHSAMPE

L1 KWANDANG 100

KWANDANG 1 ALATA KARYAKWANDANG 2 BOTUWOMBATAKWANDANG 3 CISADANEKWANDANG 4 LEBOTOKWANDANG 5 MOLINGGAPOTOKWANDANG 6 MOOTINELOKWANDANG 7 PONTOLO

2 TOMILITO 30TOMILITO 8 LEYAOTOMILITO 9 MOLANTADUTOMILITO 10 BULANGGOTOMILITO 11 HUIDU MELITO

TOMILITO 12 JEMBATANMERAH

3 ANGGREK 55ANGGREK 13 DATAHUANGGREK 14 HELUMOANGGREK 15 ILANGATAANGGREK 16 LANGGEANGGREK 17 PUTIANAANGGREK 18 TUTUWOTO

4 MONANO MONANO 21MONANO 19 ZURIATYMONANO 20 TOLITE HUYUMONANO 21 PILOHULATAMONANO 22 GARAPIA

5 SUMALATA TIMUR SUMALATATIMUR 23

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN GORONTALO UTARA = 397 SamplingError = 5 %

KEC KEC NO NAMA DESASAMPEL

JLHSAMPE

L1 KWANDANG 100

KWANDANG 1 ALATA KARYAKWANDANG 2 BOTUWOMBATAKWANDANG 3 CISADANEKWANDANG 4 LEBOTOKWANDANG 5 MOLINGGAPOTOKWANDANG 6 MOOTINELOKWANDANG 7 PONTOLO

2 TOMILITO 30TOMILITO 8 LEYAOTOMILITO 9 MOLANTADUTOMILITO 10 BULANGGOTOMILITO 11 HUIDU MELITO

TOMILITO 12 JEMBATANMERAH

3 ANGGREK 55ANGGREK 13 DATAHUANGGREK 14 HELUMOANGGREK 15 ILANGATAANGGREK 16 LANGGEANGGREK 17 PUTIANAANGGREK 18 TUTUWOTO

4 MONANO MONANO 21MONANO 19 ZURIATYMONANO 20 TOLITE HUYUMONANO 21 PILOHULATAMONANO 22 GARAPIA

5 SUMALATA TIMUR SUMALATATIMUR 23

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN GORONTALO UTARA = 397 SamplingError = 5 %

KEC KEC NO NAMA DESASAMPEL

JLHSAMPE

L1 KWANDANG 100

KWANDANG 1 ALATA KARYAKWANDANG 2 BOTUWOMBATAKWANDANG 3 CISADANEKWANDANG 4 LEBOTOKWANDANG 5 MOLINGGAPOTOKWANDANG 6 MOOTINELOKWANDANG 7 PONTOLO

2 TOMILITO 30TOMILITO 8 LEYAOTOMILITO 9 MOLANTADUTOMILITO 10 BULANGGOTOMILITO 11 HUIDU MELITO

TOMILITO 12 JEMBATANMERAH

3 ANGGREK 55ANGGREK 13 DATAHUANGGREK 14 HELUMOANGGREK 15 ILANGATAANGGREK 16 LANGGEANGGREK 17 PUTIANAANGGREK 18 TUTUWOTO

4 MONANO MONANO 21MONANO 19 ZURIATYMONANO 20 TOLITE HUYUMONANO 21 PILOHULATAMONANO 22 GARAPIA

5 SUMALATA TIMUR SUMALATATIMUR 23

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

Page 105: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

SUMALATA TIMUR 23 BUBALANGOSUMALATA TIMUR 24 MOTIHELUMOSUMALATA TIMUR 25 WUBUDUSUMALATA TIMUR 26 DEME 2

6 SUMALATA SUMALATA 36

SUMALATA 27 BULONTIOBARAT

SUMALATA 28 MEBONGOSUMALATA 29 PULOHENTISUMALATA 30 TUMBA

7 BIAU BIAU 17BIAU 31 SEMBIHINGANBIAU 32 DIDINGGABIAU 33 OMUTOBIAU 34 BOHULO

8 TOLINGGULA TOLINGGULA 33TOLINGGULA 35 ILOMANGGATOLINGGULA 36 PAPUALANGITOLINGGULA 37 CEMPAKA PUTIHTOLINGGULA 38 TOLITE JAYATOLINGGULA 39 ILOTUNGGULO

9 PONELO PONELO 13PONELO 40 PONELOPONELO 41 TIHENGO

10 GENTUMA RAYA GENTUMA RAYA 31GENTUMA RAYA 42 DURIANGENTUMA RAYA 43 IPILOGENTUMA RAYA 44 LANGKEGENTUMA RAYA 45 MOTOMINGOGENTUMA RAYA 46 PASALAE

11 ATINGGOLA ATINGGOLA 38ATINGGOLA 47 WAPALOATINGGOLA 48 PINONTOYONGAATINGGOLA 49 MONGGUPOATINGGOLA 50 IMANAATINGGOLA 51 ILOHELUMAATINGGOLA 52 BUATA

JUMLAH

Page 106: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN BOALEMO = 621 Sampling Error = 4 %

KECKODEDESA DESA

JLHSAMPEL

Paguyaman 1 BONGO NOL 25Paguyaman 2 MUTIARA 21Paguyaman 3 TANGKOBU 23Paguyaman 4 MUSTIKA 14Paguyaman 5 KARYA MURNI 10Paguyaman 6 BUALO 18Paguyaman 7 HULAWA 13Paguyaman 8 DILOATO 19Wonosari 9 HARAPAN 29Wonosari 10 BONGO TIGA 16Wonosari 11 PANGEYA 34Wonosari 12 SUKAMULYA 11Wonosari 13 DIMITO 19Wonosari 14 RAHARJA 6Wonosari 15 DULOHUPA 8Dulupi 16 DULUPI 31Dulupi 17 KOTARAJA 15Dulupi 18 PANGI 8Dulupi 19 TANGGA BARITO 17Tilamuta 20 LIMBATO 19Tilamuta 21 AYUHULALO 21Tilamuta 22 MODELOMO 28Tilamuta 23 BAJO 12Tilamuta 24 MOHUNGO 25Tilamuta 25 LAMU 16Tilamuta 26 TENILO 7Mananggu 27 KAARUYAN 7Mananggu 28 BENDUNGAN 21

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN BOALEMO = 621 Sampling Error = 4 %

KECKODEDESA DESA

JLHSAMPEL

Paguyaman 1 BONGO NOL 25Paguyaman 2 MUTIARA 21Paguyaman 3 TANGKOBU 23Paguyaman 4 MUSTIKA 14Paguyaman 5 KARYA MURNI 10Paguyaman 6 BUALO 18Paguyaman 7 HULAWA 13Paguyaman 8 DILOATO 19Wonosari 9 HARAPAN 29Wonosari 10 BONGO TIGA 16Wonosari 11 PANGEYA 34Wonosari 12 SUKAMULYA 11Wonosari 13 DIMITO 19Wonosari 14 RAHARJA 6Wonosari 15 DULOHUPA 8Dulupi 16 DULUPI 31Dulupi 17 KOTARAJA 15Dulupi 18 PANGI 8Dulupi 19 TANGGA BARITO 17Tilamuta 20 LIMBATO 19Tilamuta 21 AYUHULALO 21Tilamuta 22 MODELOMO 28Tilamuta 23 BAJO 12Tilamuta 24 MOHUNGO 25Tilamuta 25 LAMU 16Tilamuta 26 TENILO 7Mananggu 27 KAARUYAN 7Mananggu 28 BENDUNGAN 21

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN BOALEMO = 621 Sampling Error = 4 %

KECKODEDESA DESA

JLHSAMPEL

Paguyaman 1 BONGO NOL 25Paguyaman 2 MUTIARA 21Paguyaman 3 TANGKOBU 23Paguyaman 4 MUSTIKA 14Paguyaman 5 KARYA MURNI 10Paguyaman 6 BUALO 18Paguyaman 7 HULAWA 13Paguyaman 8 DILOATO 19Wonosari 9 HARAPAN 29Wonosari 10 BONGO TIGA 16Wonosari 11 PANGEYA 34Wonosari 12 SUKAMULYA 11Wonosari 13 DIMITO 19Wonosari 14 RAHARJA 6Wonosari 15 DULOHUPA 8Dulupi 16 DULUPI 31Dulupi 17 KOTARAJA 15Dulupi 18 PANGI 8Dulupi 19 TANGGA BARITO 17Tilamuta 20 LIMBATO 19Tilamuta 21 AYUHULALO 21Tilamuta 22 MODELOMO 28Tilamuta 23 BAJO 12Tilamuta 24 MOHUNGO 25Tilamuta 25 LAMU 16Tilamuta 26 TENILO 7Mananggu 27 KAARUYAN 7Mananggu 28 BENDUNGAN 21

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

Page 107: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

Mananggu 29 MANANGGU 16Mananggu 30 KRAMAT 13Botumoito 31 HUTAMONU 15Botumoito 32 TAPADAA 15Botumoito 33 POTANGA 16Botumoito 34 RUMBIA 20Paguyaman Pantai 35 LITO 20Paguyaman Pantai 36 APITALAWO 9Paguyaman Pantai 37 TOWAYU 5

JUMLAH 621

Page 108: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

Jumlah Sampel Kabupaten Bone Bolango = 1.100 Sampling Error = 3 %

No Nama Desa Jlh Sampel1 OLUHUTA 272 PAUWO 533 DUTOHE 164 TOTO SELATAN 245 TALANGO 216 DUTOHE BARAT 267 BONGOIME 488 TOTO UTARA 399 LONUO 1610 BUTU 1411 BERLIAN 1012 TIMBUOLO TIMUR 3413 SUKMA 1314 HUANGOBOTU 3715 OLELE 2516 BINTALAHE 1817 BILUNGALA 3618 LEMBAH HIJAU 1519 KEMIRI 920 MAMUNGAA 1121 KAIDUNDU 2422 TOMBULILATO 1923 MOOPIYA 1524 BUNGA 1325 TALUDAA 2726 SOGITIA 2427 ILOHUUUWA 1328 BOLUDAWA 4729 TINELO 2730 HELUMO 1331 TULABOLO 10

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

Jumlah Sampel Kabupaten Bone Bolango = 1.100 Sampling Error = 3 %

No Nama Desa Jlh Sampel1 OLUHUTA 272 PAUWO 533 DUTOHE 164 TOTO SELATAN 245 TALANGO 216 DUTOHE BARAT 267 BONGOIME 488 TOTO UTARA 399 LONUO 1610 BUTU 1411 BERLIAN 1012 TIMBUOLO TIMUR 3413 SUKMA 1314 HUANGOBOTU 3715 OLELE 2516 BINTALAHE 1817 BILUNGALA 3618 LEMBAH HIJAU 1519 KEMIRI 920 MAMUNGAA 1121 KAIDUNDU 2422 TOMBULILATO 1923 MOOPIYA 1524 BUNGA 1325 TALUDAA 2726 SOGITIA 2427 ILOHUUUWA 1328 BOLUDAWA 4729 TINELO 2730 HELUMO 1331 TULABOLO 10

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

Jumlah Sampel Kabupaten Bone Bolango = 1.100 Sampling Error = 3 %

No Nama Desa Jlh Sampel1 OLUHUTA 272 PAUWO 533 DUTOHE 164 TOTO SELATAN 245 TALANGO 216 DUTOHE BARAT 267 BONGOIME 488 TOTO UTARA 399 LONUO 1610 BUTU 1411 BERLIAN 1012 TIMBUOLO TIMUR 3413 SUKMA 1314 HUANGOBOTU 3715 OLELE 2516 BINTALAHE 1817 BILUNGALA 3618 LEMBAH HIJAU 1519 KEMIRI 920 MAMUNGAA 1121 KAIDUNDU 2422 TOMBULILATO 1923 MOOPIYA 1524 BUNGA 1325 TALUDAA 2726 SOGITIA 2427 ILOHUUUWA 1328 BOLUDAWA 4729 TINELO 2730 HELUMO 1331 TULABOLO 10

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

Page 109: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

32 DUMBAYA BULAN 1733 PANGI 1134 MOLINTOGUPO 2035 BONEDAA 1036 PANCURAN 637 DUANO 3438 TAPADAA 1039 PINOGU 1540 TALULOBUTU 2341 LANGGE 1942 MERANTI 1143 BOIDU 1844 LONGALO 1945 SUKA DAMAI 1846 MONGIILO 1747 PILOLAHEYA 1048 AYULA SELATAN 1649 HUNTU SELATAN 2050 TINELO AYULA 1651 HUNTU BARAT 2452 BULOTALANGI 1753 POPODU 24

JUMLAH 1100

Page 110: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN GORONTALO = 1.107 Sampling Error = 3 %

KecKodeDesa Desa

JlhSampel

Telaga 1 BULILA 17Telaga 2 MONGOLATO 18Telaga 3 PILOHAYANGA 16Telaga 4 DULOHUPA 11Batudaa 5 ILUTA 16Batudaa 6 ILOHUNGAYO 13Batudaa 7 DUNGGALA 12Tibawa 8 TOLOTIO 20Tibawa 9 LABANU 21Tibawa 10 REKSONEGORO 10Tibawa 11 BUHU 26Tibawa 12 ISIMU RAYA 21Tibawa 13 BALAHU 21Btda Pantai 14 KAYUBULAN 16Btda Pantai 15 BONGO 15Btda Pantai 16 LANGGULA 4BOLIYOHUTO 17 SIDOMULYO 11BOLIYOHUTO 18 PARUNGI 11BOLIYOHUTO 19 DILONIYOHU 11BOLIYOHUTO 20 MOTODUTO 9BOLIYOHUTO 21 MONGGOLITO 7Telaga Biru 22 ULAPATO A 15Telaga Biru 23 TALUMELITO 8Telaga Biru 24 TULADENGGI 26Telaga Biru 25 PENTADIO TIMUR 18Telaga Biru 26 DUMATI 11Bongomeme 27 DULAMAYO 14Bongomeme 28 MOLAS 14Bongomeme 29 BATULORENG 11Bongomeme 30 LIYODU 7Bongomeme 31 KAYUMERAH 9Tolangohula 32 SUKAMAKMUR 25Tolangohula 33 POLOHUNGO 13

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN GORONTALO = 1.107 Sampling Error = 3 %

KecKodeDesa Desa

JlhSampel

Telaga 1 BULILA 17Telaga 2 MONGOLATO 18Telaga 3 PILOHAYANGA 16Telaga 4 DULOHUPA 11Batudaa 5 ILUTA 16Batudaa 6 ILOHUNGAYO 13Batudaa 7 DUNGGALA 12Tibawa 8 TOLOTIO 20Tibawa 9 LABANU 21Tibawa 10 REKSONEGORO 10Tibawa 11 BUHU 26Tibawa 12 ISIMU RAYA 21Tibawa 13 BALAHU 21Btda Pantai 14 KAYUBULAN 16Btda Pantai 15 BONGO 15Btda Pantai 16 LANGGULA 4BOLIYOHUTO 17 SIDOMULYO 11BOLIYOHUTO 18 PARUNGI 11BOLIYOHUTO 19 DILONIYOHU 11BOLIYOHUTO 20 MOTODUTO 9BOLIYOHUTO 21 MONGGOLITO 7Telaga Biru 22 ULAPATO A 15Telaga Biru 23 TALUMELITO 8Telaga Biru 24 TULADENGGI 26Telaga Biru 25 PENTADIO TIMUR 18Telaga Biru 26 DUMATI 11Bongomeme 27 DULAMAYO 14Bongomeme 28 MOLAS 14Bongomeme 29 BATULORENG 11Bongomeme 30 LIYODU 7Bongomeme 31 KAYUMERAH 9Tolangohula 32 SUKAMAKMUR 25Tolangohula 33 POLOHUNGO 13

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

JUMLAH SAMPEL KABUPATEN GORONTALO = 1.107 Sampling Error = 3 %

KecKodeDesa Desa

JlhSampel

Telaga 1 BULILA 17Telaga 2 MONGOLATO 18Telaga 3 PILOHAYANGA 16Telaga 4 DULOHUPA 11Batudaa 5 ILUTA 16Batudaa 6 ILOHUNGAYO 13Batudaa 7 DUNGGALA 12Tibawa 8 TOLOTIO 20Tibawa 9 LABANU 21Tibawa 10 REKSONEGORO 10Tibawa 11 BUHU 26Tibawa 12 ISIMU RAYA 21Tibawa 13 BALAHU 21Btda Pantai 14 KAYUBULAN 16Btda Pantai 15 BONGO 15Btda Pantai 16 LANGGULA 4BOLIYOHUTO 17 SIDOMULYO 11BOLIYOHUTO 18 PARUNGI 11BOLIYOHUTO 19 DILONIYOHU 11BOLIYOHUTO 20 MOTODUTO 9BOLIYOHUTO 21 MONGGOLITO 7Telaga Biru 22 ULAPATO A 15Telaga Biru 23 TALUMELITO 8Telaga Biru 24 TULADENGGI 26Telaga Biru 25 PENTADIO TIMUR 18Telaga Biru 26 DUMATI 11Bongomeme 27 DULAMAYO 14Bongomeme 28 MOLAS 14Bongomeme 29 BATULORENG 11Bongomeme 30 LIYODU 7Bongomeme 31 KAYUMERAH 9Tolangohula 32 SUKAMAKMUR 25Tolangohula 33 POLOHUNGO 13

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

Page 111: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

Tolangohula 34 SIDOHARJO 17Tolangohula 35 TAMAILA UTARA 11MOOTILANGO 36 PARIS 21MOOTILANGO 37 KARYAMUKTI 10MOOTILANGO 38 SUKAMAJU 8MOOTILANGO 39 HUYULA 14Pulubala 40 PULUBALA 20Pulubala 41 BAKTI 20Pulubala 42 MOLALAHU 10Pulubala 43 PUNCAK 24Limboto Barat 44 HUIDU 14Limboto Barat 45 DAENAA 20Limboto Barat 46 HUTABOHU 24Limboto Barat 47 HAYA-HAYA 15Tilango 48 TILOTE 12Tilango 49 TENGGELA 14Tilango 50 TINELO 14Bilato 51 TOTOPO 6Bilato 52 BILATO 9Bilato 53 BUMELA 12Dunggaliyo 54 AMBARA 16Dunggaliyo 55 BONGOMEME 22Dunggaliyo 56 DUWANGA 11Tabongo 57 TABONGO TIMUR 26Tabongo 58 ILOMANGGA 18Tabongo 59 LIMEHU 8Telaga Jaya 60 LUWOO 19Telaga Jaya 61 BULOTA 14Limboto 62 KAYUBULAN 42Limboto 63 BOLIHUANGGA 25Limboto 64 HEPUHULAWA 30Limboto 65 HUTUO 33Limboto 66 BIYONGA 9Biluhu 67 LOBUTO 11Biluhu 68 BILUHU TENGAH 13Asparaga 69 BULULI 15Asparaga 70 MOHIYOLO 16Asparaga 71 BIHE 7Jumlah 35% Desa 1,107

Page 112: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

KOTA GORONTALO

NO KELURAHAN JLH n KecJlh ndesa

1 Kota Barat 56DEMBE I 19% 11

LEKOBALO 16% 9PILOLODAA 9% 5

BULIIDE 12% 7TENILO 13% 7

MOLOSIPAT W 15% 8BULADU 17% 9

2 Kota Selatan 61BIAWAO 10% 6

BIAWU 15% 9LIMBA B 28% 17

LIMBA U I 22% 14LIMBA U II 25% 15

3 Kota Utara 47DEMBE II 12% 6

WONGKADITI TIMUR 22% 10WONGKADITI BARAT 13% 6

DULOMO SELATAN 23% 11DULOMO UTARA 14% 7

DEMBE JAYA 16% 74 Dungingi 61

HUANGOBOTU 36% 22LIBUO 22% 13

TOMULABUTAO 12% 7TULADENGGI 9% 6

TOMULABUTAOSELATAN 21% 13

5 Kota Timur 65HELEDULAA UTARA 19% 12

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

KOTA GORONTALO

NO KELURAHAN JLH n KecJlh ndesa

1 Kota Barat 56DEMBE I 19% 11

LEKOBALO 16% 9PILOLODAA 9% 5

BULIIDE 12% 7TENILO 13% 7

MOLOSIPAT W 15% 8BULADU 17% 9

2 Kota Selatan 61BIAWAO 10% 6

BIAWU 15% 9LIMBA B 28% 17

LIMBA U I 22% 14LIMBA U II 25% 15

3 Kota Utara 47DEMBE II 12% 6

WONGKADITI TIMUR 22% 10WONGKADITI BARAT 13% 6

DULOMO SELATAN 23% 11DULOMO UTARA 14% 7

DEMBE JAYA 16% 74 Dungingi 61

HUANGOBOTU 36% 22LIBUO 22% 13

TOMULABUTAO 12% 7TULADENGGI 9% 6

TOMULABUTAOSELATAN 21% 13

5 Kota Timur 65HELEDULAA UTARA 19% 12

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

KOTA GORONTALO

NO KELURAHAN JLH n KecJlh ndesa

1 Kota Barat 56DEMBE I 19% 11

LEKOBALO 16% 9PILOLODAA 9% 5

BULIIDE 12% 7TENILO 13% 7

MOLOSIPAT W 15% 8BULADU 17% 9

2 Kota Selatan 61BIAWAO 10% 6

BIAWU 15% 9LIMBA B 28% 17

LIMBA U I 22% 14LIMBA U II 25% 15

3 Kota Utara 47DEMBE II 12% 6

WONGKADITI TIMUR 22% 10WONGKADITI BARAT 13% 6

DULOMO SELATAN 23% 11DULOMO UTARA 14% 7

DEMBE JAYA 16% 74 Dungingi 61

HUANGOBOTU 36% 22LIBUO 22% 13

TOMULABUTAO 12% 7TULADENGGI 9% 6

TOMULABUTAOSELATAN 21% 13

5 Kota Timur 65HELEDULAA UTARA 19% 12

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

Page 113: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

HELEDULAASELATAN 12% 8

IPILO 24% 16MOODU 16% 10

PADEBUOLO 16% 11TAMALATE 13% 9

6 Kota Tengah 68WUMIALO 20% 14

DULALOWO 12% 8LILUWO 19% 13

PULUBALA 22% 15PAGUYAMAN 11% 8

DULALOWO TIMUR 15% 107 Sipatana 44

TANGGIKIKI 14% 6TAPA 26% 11

BULOTADAA BARAT 24% 11BULOTADAA TIMUR 17% 8

MOLOSIPAT U 19% 88 Dumboraya 46

LEATO UTARA 15% 7LEATO SELATAN 15% 7

TALUMOLO 30% 14BOTU 11% 5

BUGIS 29% 149 Hulonthalangi 44

TANJUNG KERAMAT 7% 3POHE 15% 7

TENDA 37% 16DONGGALA 19% 8SIENDENG 22% 10

KOTA GORONTALO 492 - 492

Page 114: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

RISET PARTISIPASI PEMILU 2014JUMLAH SAMPEL POHUWATO

KodeDesa Kode Kec Desa Jlh Sampel

1 1 TOROSIAJE JAYA 152 1 POPAYATO 123 1 TRIKORA 94 1 DAMBALO 85 2 HULAWA 126 2 TALUDUYUNU 137 2 BUNTULIA UTARA 148 2 SIPATANA 109 3 DUDEWULO 14

10 3 MOLOSIPAT 911 3 PERSATUAN 912 4 LEMITO 2413 4 LEMITO UTARA 1814 4 SUKA DAMAI 915 5 MOTOLOHU 2216 5 MANUNGGAL KARYA 1917 5 HUYULA 1318 5 PATUHU 1319 5 MOTOLOHU SELATAN 820 6 MARISA SELATAN 1721 6 TERATAI 1522 6 POHUWATO 1223 6 BOTU BILOTAHU 1824 6 POHUWATO TIMUR 1425 6 BULANGITA 426 7 LIBUO 1927 7 BUNUYO 1428 7 BUMBULAN 2129 7 BUHU JAYA 17

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

RISET PARTISIPASI PEMILU 2014JUMLAH SAMPEL POHUWATO

KodeDesa Kode Kec Desa Jlh Sampel

1 1 TOROSIAJE JAYA 152 1 POPAYATO 123 1 TRIKORA 94 1 DAMBALO 85 2 HULAWA 126 2 TALUDUYUNU 137 2 BUNTULIA UTARA 148 2 SIPATANA 109 3 DUDEWULO 14

10 3 MOLOSIPAT 911 3 PERSATUAN 912 4 LEMITO 2413 4 LEMITO UTARA 1814 4 SUKA DAMAI 915 5 MOTOLOHU 2216 5 MANUNGGAL KARYA 1917 5 HUYULA 1318 5 PATUHU 1319 5 MOTOLOHU SELATAN 820 6 MARISA SELATAN 1721 6 TERATAI 1522 6 POHUWATO 1223 6 BOTU BILOTAHU 1824 6 POHUWATO TIMUR 1425 6 BULANGITA 426 7 LIBUO 1927 7 BUNUYO 1428 7 BUMBULAN 2129 7 BUHU JAYA 17

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

RISET PARTISIPASI PEMILU 2014JUMLAH SAMPEL POHUWATO

KodeDesa Kode Kec Desa Jlh Sampel

1 1 TOROSIAJE JAYA 152 1 POPAYATO 123 1 TRIKORA 94 1 DAMBALO 85 2 HULAWA 126 2 TALUDUYUNU 137 2 BUNTULIA UTARA 148 2 SIPATANA 109 3 DUDEWULO 14

10 3 MOLOSIPAT 911 3 PERSATUAN 912 4 LEMITO 2413 4 LEMITO UTARA 1814 4 SUKA DAMAI 915 5 MOTOLOHU 2216 5 MANUNGGAL KARYA 1917 5 HUYULA 1318 5 PATUHU 1319 5 MOTOLOHU SELATAN 820 6 MARISA SELATAN 1721 6 TERATAI 1522 6 POHUWATO 1223 6 BOTU BILOTAHU 1824 6 POHUWATO TIMUR 1425 6 BULANGITA 426 7 LIBUO 1927 7 BUNUYO 1428 7 BUMBULAN 2129 7 BUHU JAYA 17

KOMISI PEMILIHAN UMUMPROVINSI GORONTALO

SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014

Page 115: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

30 8 ILOHELUMA 2431 8 SUKA MAKMUR 1332 8 DUDEPO 633 9 PANCA KARSA II 1534 9 KALIMAS 1035 9 TIRTO ASRI 1136 10 POPAYA 1637 10 PADENGO 1038 11 BUNTULIA BARAT 1939 11 DUHIADAA 1440 11 BUNTULIA JAYA 1441 11 PADENGO 842 12 BUKIT HARAPAN 543 12 LIMBULA 1144 12 TUWEYA 645 13 LONDOUN 1446 13 BUNTO 847 13 MALEO 1248 13 KELAPA LIMA 5

Jumlah 621

Page 116: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

RAPAT RISET DENGAN AGENDA PEMETAAN SAMPLE

DAN PENYERAHAN KUISIONER KEPADA KPU KABUPATEN/KOTA

Rabu, 17 Juni 2015

Tenaga Profesional Bapak DR. Razak Umar, S.Ag, M.Pd sedang menjelaskan pemetaan sampel kepada KPU Kab/Kota

Peserta Rapat Riset terdiri dari Komisioner KPU Kab/Kota Divisi Sosialisasi dan Kasubag Teknis dan Hupmas

Page 117: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

RAPAT RISET DENGAN AGENDA PEMAPARAN HASIL RISET OLEH

MASING-MASING KPU KABUPATEN/KOTA SEKALIGUS PENYERAHAN LAPORAN RISET

Selasa, 10 November 2015

Pembukaan oleh Ketua KPU Provinsi Gorontalo, Drs. H. Muh. N. Tuli, M.Ag

Pengarahan oleh Anggota KPU Provinsi Gorontalo Divisi Sosialisasi, Maspa Mantulangi, S.Ag, M.PdI

Tanggapan dan Koreksi Perbaikan Atas Hasil Riset KPU Kab/Kota oleh Tenaga Profesional Bapak DR. Razak Umar, S.Ag, M.Pd

Page 118: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

KEGIATAN SOSIALISASI YANG DILAKSANAKAN KPU PROVINSI GORONTALO

DALAM RANGKA MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PEMILU 2014

Sosialisasi Kepada Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Kota Gorontalo

Sosialisasi Kepada Warga Lansia Penghuni Panti Sosial Tresna Werdha “ILOMATA” Kota Gorontalo

Sosialisasi Kepada Kelompok Masyarakat Petani dan Masyarakat Pinggiran di Desa Bulota Kabupaten Gorontalo

Page 119: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

KEGIATAN SOSIALISASI YANG DILAKSANAKAN KPU PROVINSI GORONTALO

DALAM RANGKA MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PEMILU 2014

Sosialisasi Kepada Pemilih Pemula di SMA Negeri I Paguyaman, Kabupaten Boalemo

Sosialisasi Kepada Mahasiswa di Kampus IAIN Sultan Amay Gorontalo

Sosialisasi Kepada Ibu – Ibu Persit di Aula Kodim 1304 Gorontalo

Page 120: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

KEGIATAN SOSIALISASI YANG DILAKSANAKAN KPU PROVINSI GORONTALO

DALAM RANGKA MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PEMILU 2014

Sosialisasi kepada Pemilih Pemula, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat di Aula Kantor Camat Paguat, Kabupaten Pohuwato

Sosialisasi kepada berbagai elemen Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat di Gedung BKPM

Desa Bongoime Kec. Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango

Sosialisasi kepada Kelompok Masyarakat Nelayan di Kantor Desa Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara

Page 121: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

NOTULEN RAPAT PEDOMAN RISET TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

DALAM PEMILU DENGAN AGENDA PEMETAAN SAMPEL DAN PENYERAHAN

KUISIONER KEPADA KPU KAB/KOTA

Rapat : Notulen Rapat Pedoman Riset Tentang Partisipasi

Masyarakat Dalam Pemilu Dengan Agenda Pemetaan

Sampel Dan Penyerahan Kuisioner Kepada KPU

Kabupaten/Kota

Hari/Tanggal : Rabu, 17 Juni 2015

Waktu : 10.00 Wita

Tempat : Ruang Rapat KPU Provinsi Gorontalo

Peserta Rapat :

1. Anggota KPU Provinsi Gorontalo : Maspa Mantulangi, S.Ag,M.Pdi

2. Anggota KPU Provinsi Gorontalo : Selvi Katili, SE

3. DR Razak Umar, SE, M.Pd : DR Razak Umar, SE, M.Pd

4. Anggota KPU Kab. Pohuwato : Kadrin Lasantu

5. Kasubag Teknis KPU Pohuwato : Idris Pakaya

6. Anggota KPU Kab. Boalemo : Asra Djibu

7. Kasubag Teknis KPU Boalemo : Saipul Kaku

8. Ketua KPU Kab. Gorontalo Utara : Fadliyanto Koem

9. Anggota KPU Kab. Gorontalo Utara : Moh Gandhi A. Tapu

10. Kasubag Teknis Gorontalo Utara : Ali Opaladu

11. Anggota KPU Kab. Gorontalo : Iwan K Usman

12. Kasubag Teknis Kab. Gorontalo : Husna Tilahunga

13. Anggota KPU Kota. Gorontalo : Lapandri Ilahude

14. Kasubag Teknis Kota Gorontalo : Misrah Djaka

15. Anggota KPU Bone Bolango : Oneng R Madjid

16. Kasubag Teknis KPU Bone Bolango : Awaludin Kadullah

17. Kabag Teknis Dan Hupmas : Aniki S. Suleman, S.Sos, M.Si

18. Kasubag Hukum : Sjukri Hala, SH

19. Kasubag Teknis Dan Hupmas : Hendrawati Saliko, SH, MM

Page 122: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

20. Staf Bagian Teknis dan Hupmas : Rifat Yusuf, A.Md

21. Staf Bagian Teknis dan Hupmas : Mohamad Hasan

22. Staf Bagian Teknis dan Hupmas : Ramin Hunow

Aniki. S. Suleman, S.Sos, M.Si : Bismillahirrahmanirrahim, Ass. Wr.Wb. yang

kami Hormati Ibu Maspa anggota KPU selaku divisi

Sosialisasi, Pak DR. Razak Umar selaku konsultan,

Ketua dan Anggota KPU Kab/Kota. Serta Pejabat

Eselon III dan IV dilingkungan KPU Se-Provinsi

Gorontalo yang saya hormati. Sebagaimana

pertemuan kita kali ini, dimana kita akan melihat

hasil survey tingkat partisipasi pemilih pada

Pemilihan Umum Tahun 2014, baik untuk pemilu

legislatif maupun pemilu Presiden dan Wakil

Presiden. Khusus saya atas nama Komisi Pemilihan

umum Provinsi Gorontalo mengucapkan terima kasih

banyak kepada teman-teman saya yang telah

membantu dalam melakukan survey. Bapak-bapak

saudara-saudara sekalian, sebagaimana kita selalu

publikasikan bahwa ada satu keberhasilan dari KPU

Provinsi yang diangkat ditingkat nasional, salah

satunya adalah tingkat partisipasi pemilih di Provinsi

Gorontalo itu tinggi, maka pada hari ini ada beberapa

hal yang akan disampaikan oleh Pak DR Razak dan

Ibu Maspa, dimana hari ini penyerahan kuisioner

yang akan dilakukan oleh teman-teman KPU

Kab/Kota selaku surveyor didalam melaksanakan

pengambilan data atau sampel terhadap riset

partisipasi pemilih. Untuk itu sebelum acara dibuka,

kami menyampaikan kesediaan kepada Ketua KPU

Provinsi Gorontalo dalam hal ini diwakili oleh

Anggota KPU Provinsi Gorontalo yakni Ibu Maspa

Mantulangi selaku Divisi Sosialisasi untuk

menyampaikan arahan –arahan atau penjelasan

Page 123: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

terhadap pelaksanaan riset partisipasi pemilih di KPU

Kab/Kota Se-Provinsi Gorontalo. Kepada ibu

dipersilahkan. Terima kasih, wassalam alaikum,

wr.wb.

Maspa Mantulangi, S.Ag, M.Pdi : Bismillahirrahmanirrahim, As.Al.Wr.Wb. yang saya

hormati, Ibu Selvi Katili sebagai Anggota KPU

Provinsi Gorontalo, yang saya Hormati Pejabat

Eselon III dan Eselon IV yang hadir pada saat ini,

Bapak Ibu Anggota KPU Kab/Kota Divisi Sosialisasi

dan para Kepala Sub Bagian Kab/Kota, lebih khusus

yang saya hormati rekan saya Pak DR Razak.

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur

kehadirat Allah Swt, karena dengan izin dan kuasa-

Nyalah sehingga kita masih sempat bertemu pada hari

ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada

junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, para

keluarga, sahabatnya dan insya Allah akan sampai

kepada kita sekalian. Bapak Ibu yang saya hormati,

menindaklanjuti pertemuan kita kurang lebih sebulan

yang lalu, tentang riset pendidikan pemilih

khususnya di KPU Provinsi Gorontalo, yang

melibatkan juga teman-teman dari KPU

Kabupaten/Kota, pada saat itu juga saya

menyampaikan bahwa akan ada satu kali pertemuan

dan mengundang Bapak Ibu sekalian yang

membidangi Divisi Sosialisasi atau diwakili oleh

ketuanya atau yang lain karena ada urusan penting

tapi bukan berarti bahwa riset ini tidak dilakukan,

atau maksudnya divisinya tidak bertanggung jawab

terhadap riset ini. Tetapi perlu diketahui dan

dipahami bahwa di KPU Kabupaten yang pada hari

ini melakukan Pilkada itu banyak pekerjaan yang

tidak boleh ditinggalkan, sehingga kami memaklumi

walaupun ada yang mewakili. Perlu juga kami

Page 124: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

sampaikan bahwa Pak DR Razak ini kami sudah

kontak tentang kesiapan dari pada penelitian dari

kuisioner dan kesiapan teman-teman melakukan

pengambilan data dimasing-masing KPU Kab/Kota,

yakni melibatkan sampai ketingkat desa sesuai

dengan sampel yang akan disampaikan oleh Pak DR

Razak. Nanti insya Alah kita akan melihat seperti

apa dan mekanismenya juga seperti apa yang

dilakukan oleh Pak DR Razak sebagai tenaga ahli /

pendamping pada Riset kita ini. Beliau akan

memaparkan sampel – sampel yang sudah diambil

datanya dari kami, selanjutnya metodenya seperti apa

pada saat kita memberikan kuisioner sekaligus

mungkin ada metode wawancara yang akan

diselipkan, yang selanjutnya tentang pengisian data.

Sehingganya data yang akan kembali itu bukan lagi

data mentah, tetapi sudah ada skornya didalam, jadi

kami tinggal merekap atau menghitung prosentase itu

dari masing-masing kuisioner yang disampaikan.

Olehnya mungkin mengapa kami meminta kepada

KPU Kab / Kota untuk membawa laptop,

sehingganya nanti akan disampaikan tata cara

menghitungnya dan dimasukkan pada format

pengisiannya. Saya kira mungkin ini yang dapat saya

sampaikan, selanjutnya saya serahkan kepada DR.

Razak, sehingga mungkin ini lebih dimaksimalkan

pekerjaan riset yang akan dilakukan oleh KPU Kab /

Kota. Terimakasih.

DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd : Bismillahirrahmanirrahim As. Wr. Wb. Bapak Ibu

kami ucapkan terima kasih sudah bersama-sama lagi

disini, menindaklanjuti meeting kita kemarin , bulan

yang lalu. Ada beberapa hal yang kita tindak lanjuti,

pertama adalah meping sampel, kemudian yang

berikut untuk distribusi kuisionernya. Beberapa

Page 125: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

pertanyaan dan diskusi yang kemarin saya sudah

rekap, lalu kemudian dilakukan perbaikan dibeberpa

teks dan kuisioner yang nanti kita edarkan bersama.

Hanya yang kendala kami adalah pemilihan desa

yang menjadi sampel itu agar sesuai dengan kaidah

ilmiah yang sama-sama kita yakini, dan kemudian

nantipun orang melakukan hal yang sama dengan

metodologi yang sama, mudah-mudahan tidak jauh

berbeda. Ujung tombak dari riset ini adalah pada

keakuratan pengambilan sampel seperti yang kami

sampaikan pada pertemuan awal, layaknya kita

minum kopi terus kopi itu diaduk secara baik dan

cukup akurat, mudah-mudahan satu sendok kopi

sudah bisa mewakili satu cerek kopi. Logikanya

adalah ketika kita cukup akurat dan cukup cermat

memilih sampel, terutama distribusi sampel disetiap

kecamatan dan desa, mudah-mudahan itu dapat

mewakili populasi pemilih yang sudah kita sasar.

Bapak Ibu ada beberapa kabupaten yang kami kirim

formnya, kebebetulan kita sudah kirim lewat email.

Nah hasilnya yang seperti ditampilkan di layar ini,

dimana Bapak Ibu kami butuh informasi misalnya

untuk Kabupaten Bone Bolango, nah data yang kami

sadurkan di sini adalah data yang kami peroleh dari

Sekretariat KPU Provinsi. Di Kab. Bone Bolango ini

ada beberapa kecamatan, lalu breakdown kecamatan

itu, dimana ada desa, lalu disana ada DPT. Nah kami

ingin informasi yang pertama kolom jumlah TPS

perdesa itu, kemudian kode geografi. Nah kode

geografi ini menjadi penting, sebab kode geografi itu

ada empat kategori. Misalnya Padengo, kalau

Padengo itu jadi ibu kota kecamatan maka Bapak Ibu

tulis kode satu. Kalau padengo itu termasuk

pemekaran itu diberi kode pada kolom geografi itu

Page 126: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

dua. Wilayah padengo ini berada dijalan trans

sulawesi maupun jalan trans Provinsi dan Kabupaten

atau diwilayah pusaran kota di beri kode tiga. Kalau

padengo ini berada diwilayah terpencil / pedalaman

seperti halnya Pinogu dan sebagainya maka diberi

kode empat. Ini menjadi penting karena kami akan

menstrukturisasi pengambilan sampel berdasarkan

kategori ini. Agar kemudian pemilihan sampel desa

itu tidak terdistribusi hanya diwilayah Ibu Kota ,

hanya diwilayah mewakili pemekaran, hanya

diwilayah jalan trans, dan hanya diwilayah terpencil.

Metode ini kami pilih sebab pengalaman Tahun 2005,

ketika kami melakukan survey di Bone Bolango,

alhamdulillah sampel yang kita ambil itu sampel

desa-desa dan kelurahan berada di jalan trans Bone

Bolango, lalu kemudian diwilayah terluar dari jalan

trans. Hasil survey kami dengan hasil aktual KPU,

padahal hasil survey itu masi jedah satu bulan itu

erornya tidak sampai 3 %. Keakurantannya

mendekati sisi akurasinya. Nah kami berharap kalau

kita disini insyaallah bisa merefresentasikan bahwa

sebenarnya bahwa rakyat dikabupaten Bone Bolango

cukup toleran dengan money politik. Ini merupakan

contoh, nah mungkin kita minta waktu beberapa

menit, 20 menit atau 10 menit untuk mengisi kode ini

dulu, lalu kemudian kami akan masukkan yang

didatabase kami, lalu kita melakukan acak distribusi

sampel. Dari situ kemudian kita bisa menyampaikan,

misalnya kabila pemilih 15.000, dia dapat jatah

sampel berapa, misalnya dia dapat jatah disini untuk

Kota Gorontalo itu dia dapat jatah sampel kurang

lebih 451 sampel, nah sampel ini tersebar dimana

saja. nah ini sesuai dengan isian ini. Sambil

menunggu isian Bapak Ibu kami akan berdiskusi

Page 127: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

lebih lanjut dengan teman – teman komisioner

terutama dengan Ibu Maspa, terutama untuk distribusi

tentang presentase erornya. Bapak Ibu dengan

sampel level provinsi yang erornya 2 %, sebenarnya

sampel yang dibutuhkan teman – teman Provinsi itu

hanya 2492 resposponden , nah kalau 2492 responden

ini kita distribusi ke Kab / Kota komposisinya kurang

lebih seperti ini , dimana pemilih terbanyak itu ada di

Kabupten gorontalo, dan ada beberapa dapil, kurang

lebih distribusinya sampel provinsi dikabupaten

Gorontalo kurang lebih butuh 452 dan sebagian itu

252 . tapi nanti hanya teman-teman Kabupaten / Kota

hanya berpatokan disini, konsekuensinya adalah eror

di Kab/Kota menjadi besar. Karenanya kita negosiasi

disini adalah negosiasinya distandar eror saja. Nah

kalau misalnya kita lihat Kota Gorontalo, sampel

provinsi itu hanya 422 sampel responden, tetapi kita

lebihkan dia kurang lebih 29 responden. Karena bisa

saja ada sampel yang tidak tercapai, sehingga kita

beri jatah 451 responden, atau 4,7 % erornya. Nah

kalau kota punya kepentingan yang besar, tidak mau

eror 4,7 %, saya minta eror 3 %. Ok kita akan

simulasi sekarang. Kota kita masukan eror 3 %, kita

lihat sampelnya dapat berapa, 1102 sehingga ini

tergantung di anggan karena negosiasi ada disini,

kalau anggarannya hanya 500, itu konsekuensi

erornya tinggi. Nah biasanya murah dan mahalnya

sebuah survey, negosiasinya ada disini. Nanti kalau

ada survey yang murah sebaiknya tidak usah

dipercaya. Diragukan karena konsekuensinya pasti

mendapat eror yang tinggi. Baiklah ini Bapak Ibu

Kabupaten Gorntalo dapat 3 %. Karena kita butuh

880 responden. Nah respondennya itu seperti 1107.

Dia ada 19 kecamatan, karena ini mau Pilkada.nah

Page 128: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

untuk Pilkada-pilkada ini erornya kita kurangi,

supaya ini untuk kepentingan teman-teman di KPU

Kab / Kota. Pohuwato 4 % dapat responden 621, tapi

terserah Bapak ibu oleh sehingga itu kita sepakati

dulu disini. Baik yang mau Pilkada atau Non Pilkada,

negosiasinya gampang aja bu. Apabila Bapak Ibu

merasakan bahwa hai itu agak berat, saya akan naikan

erornya. Bisa langsung ketahuan sehingganya nanti

kita distribusi ke Kecamatan-kecamatan dan desa.

Baiklah kota 3 %, tinggi skali pak, logika mengapa

tinggi skali adalah misalnya ternyata kinerja Walikota

ini dinilai oleh 50 responden memilih tidak puas,

kalau erornya 3 % berarti hasil aktualnya bisa 53 %.

Atau bisa 47 %itu rilnya. Jadi kalaupun hasil

aktualnya bisa mencapai 53 % atau 47 %. Jadi

erornya itu plus minus. Sehingga itu kita

negosiasinya disini. negosiasinya ingat, satu;

ketersediaan dana, kedua; survey dibulan puasa,

ketiga; tetap dana juga. Nanti kalau sedikit

sampelnya, kita harus disiplin itu saja taruhannya.

Fadlianto Koem, S.Ag : Begini Pak, yang kita pakai ini standar provinsi atau

standar Kab / Kota. Itu yang perlu dipertegas dulu.

Karena kalau memang dasar hitungannya dari Kab /

Kota maka standarisasi yang ada di Provinsi otomatis

akan meningkat presentas erornya. Yang berikut saya

kaget, kita akan turun dibulan Ramadhan, dimana

pada bulan ramadan ini akan ada variable

interpending yang mungkin bisa mempengaruhi hal-

hal yang tidak bisa kita hindari. Itu mungkin perlu

dipertimbangkan Pak DR Razak.

Maspa Mantulangi, S.Ag, M.Pdi : Baik bagi Kab / Kota yang mau melakukan pada saat

puasa atau bukan bulan puasa itu bisa

DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd : Untuk pelaporannya kira-kira itu persiapan

pelaksanaannya maju di bulan Juni Juli. Berarti

Page 129: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

setelah bulan Puasa bisa. Untuk KPU Provinsi itu

Agustus-November . Bapak Ibu karena Kab / Kota

diminta laporan masing-masing, sehingganya tolong

dipertimbangkan ketercukupan sampel. Nah kalau ini

apa yang menjadi pertanyaan Pak Fadli tadi kalau kita

mengambil ini sampel yang dibutuhkan oleh provinsi

komposisi Kab / kotanya adalah seperti yang ada

dalam layar ini. Dia tinggal 2492. Atau posisi standar

erornya 2 %. Ketika nanti angka 422 dan sebagainya

ini dikonversi ke sampel Kab / Kota. Maka Kab / kota

ini otomatis sampelnya akan membesar. Menjadi 4

s/d 5 %. Agar kemudian Kab / Kota memperoleh

refresentasi sampel yang baik, sebaiknya jangan

berpatokan disampel Provinsi. Sebaiknya dilebihkan.

Oleh sebab itu disini kami skenariokan ada yang 3 %,

jadi ini selisih lebih. Nah yang dibutuhkan oleh

teman-teman diprovinsi hanya yang disini. karenanya

negosiasi ini tinggal dipresentasi, coba Bone

Bolango, kita simulasi 3 %, dapatnya 1100. Tapi

masih lebih tinggi provinsi hanya 2 %. Coba kalau

sama-sama dengan Provinsi 2100. Jadi

konsekuensinya beda tipis. Kalau kita simulasi 3 %,

trus kita konversi ke provinsi ini kemukinan hasilnya

1,20 % . Eror. Kalau kita rata-ratakan seluruh Kab /

Kota 3 %, dapatnya kan 6000, kemudian kita

konversi ke distribusi sampel Provinsi. 6000 itu

ekivalennya adalah itu hasilnya 1, 20 %. Jadi semakin

tinggi sampel teman-teman Kab / Kota, semakin

mengecil eror di Provinsi. Logikanya begitu. Provinsi

itu hanya terbantu dari pekerjaan Kab / Kota.

Fadlianto Koem, S.Ag : Kalau pelaporannya Ke KPU Provinsi, jadi skalian

saja KPU Provinsi Melaporkan ke KPU RI. Dan saya

melihat ini laporan riset jadi 2, laporan riset kab /

kota dan laporan riset KPU Provinsi.

Page 130: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd : Kita hanya beririsan sampel, jadi sampel yang

digunakan oleh KPU Kab / Kota itu akan menjadi

sampel Provinsi. Jadi sehingga itu sampel Kab / Kota

menjadi bagian sampel Provinsi. tapi laporannya

masing-masing, tapi ketika rekap diprovinsi kami

hanya memberi kode desa-desa, itu yang kami ambil

menjadi presentase sampel.

Maspa Mantulangi, S.ag, M.Pdi : Jadi sampel ini menjadi tanggung jawaban teman –

teman yang melakukan riset di Kab / Kota.

Laporannya sudah akan kelihatan, itu kan tidak sama

laporannya. Itu akan terhimpun di KPU. Nah KPU

Kab / Kota dengan hasil riset itu akan bisa dilihat

oleh Pak Razak, mana yang lebih dominan dari 5

tema yang ada dalam kuisioner. Sehingganya saya

sampaikan tadi sama Pak Aniki bahwa kesepakatan

kita kemarin itu kita yang membuat kuisioner

kemudian disebarkan ke KPU Kab / Kota. Kalau kita

merujuk diaturan itu artinya KPU Kab / Kota yang

membuat sendiri. Sehingganya apa yang disampaikan

oleh Pak Razak tadi bahwa

mempertanggungjawabkan sesuai dengan jumlah

hasil riset. Kami juga sudah menyusun jadwalnya

sesuai tahapan karena publikasi terakhir itu pada

bulan agustus. Kami juga melaporkan ini sampai pada

bulan september ke KPU RI. Kalaupun teman –

teman berkeinginan untuk tidak turun pada bulan

puasa berarti bekerja keras pada bulan juli akhir.

Pasca lebaran. Adapun tawaran kami kita juga turun

bulan puasa tetapi jangan full, misalnya kita turun di

safari ramadhan, atau pada kuliah subuh dengan

sampel yang telah ditentukan . kalau umpamoneya

kelipatan 100, nanti kita lihat didatanya. Yaitu data

dimasing –masing TPS. Kan itu sudah jelas datanya.

Persoalannya kemudian kalau KPU yang lagi pilkada

Page 131: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

itu agak gampang. Yang masalahnya adalah KPU

yang tidak Pilkada. Melihat lagi dan mengkroscek

lagi didesa. Yang berikut adalah ketersediaan

anggaran, karena saya tau persis ada anggaran yang

untuk riset itu yang sudah di revisi. Contohnya KPU

Kota. Nah itu yang tadi disampaikan oleh Pak Razak,

apakah ketersediaan anggaran ini bisa

mengakumulasi semua jumlah responden yang akan

kita sebarkan kuisioner tersebut. Jadi terserah Bapak

Ibu sekalian, kalaupun kita akan sama ratakan seluruh

hasil erornya itu 3 % dimasing-masing KPU Kab /

Kota maka akan seperti itu hasilnya. Tapi saya

sepakat dengan apa juga yang dilakukan oleh KPU

Gorut kemarin dimana semakin tinggi sampelnya,

maka akurasi datanya itu bagus. Jadi tingkat erornya

rendah dan lebih bagus bagus hasil risetnya. Dari

pada sampelnya sedikit lebih fatal lagi bila hasil

erornya tinggi. Oleh sebab itu saya sepakat kalau

yang disampaikan oleh Pak Razak , apakah kita sudah

sepakat 3 % erornya masing – masing KPU Kab /

Kota. Atau dari kabupaten yang lain menginginkan

lebih banyak sampelnya.

Fadlianto Koem, S.Ag : Begini Ibu Maspa apabila kita melihat sesuai aturan

ini yang saya pertimbangkan, kalau gorut insyaalah

bisa ya. analisisnya mudah tidak terfokus diprovinsi.

Pemikiran kita adalah kita hanya melaporkan laporan

rekap, kemudian Provinsi yang akan menganalisis

data dan Provinsi yang akan melahirkan hasil

penelitian. Nah kalau laporannya ada dua, berarti kita

melakukan rekapitulasi data kita provinsi, disisi lain

Kab / Kota kita juga harus melakukan analisis data

berdasarkan hasil penelitian.

Maspa Mantuilangi, S.ag, M.Pdi : Pak Razak bisakah data yang sudah terhimpun di

KPU Kab / Kota di analisis sekaligus, maksudnya itu

Page 132: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

hasinya itu kan harus dimasukkan di format datanya,

jadi kan tidak dilihat, tetapi yang menganalisisnya itu

provinsi dan dikembalikan ke KPU Kab / Kota. Dari

data itu masing – masing Kab /Kota itu ada , dan dari

data itu mereka sudah sampaikan disitu, maksudnya

sudah ada Format itu di Kab / Kota, nah itu kan sudah

bisa terbaca, setelah di akumulasi oleh KPU Provinsi,

jadi kesimpulannya bahwa di Kab / kota ini hasilnya

seperti ini.

Fadlianto Koem, S.Ag : Bukan saya mempersulit ya. Tapi ini logikanya untuk

memenuhi tuntutan sesuai SE itu ketika KPU Kab /

Kota juga akan melakukan .analisis data, karena

dalam pemikiran kita itu kita hanya menyampaikan

rekap ke Provinsi. Dan nantinya Provinsi yang akan

mengolah data dan menganalisis data atau

menyampaikan laporan presentasi yang ada diseluruh

Kab / Kota. Apabila dibuat seperti ini untuk KPU

Kab / Kota menyampaikan laporan tersendiri itu

artinya bahwa kita juga punya analisis dan penelitian

laporan tersendiri. Persoalannya Ibu Maspa ketika

kita mau ini, jelas nggak mungkin dari kita. Karena

tidak tercukup data kita. yang saya pertanyakan disini

adalah ketika kita menyampaikan laporan tersndiri.

Bisa tidak kita melakukan rekapitulasi kemudian

Provinsi yang akan mengolah dan menganalisis serta

menyampaikan hasil penelitian. Karena tidak

mungkin hasil akumulasi provinsi itu di breakdown

lagi di KPU Kab / Kota

Maspa Mantuilangi, S.ag, M.Pdi : Saya mau tanya apakah di KPU Kab / Kota itu ada

biaya untuk swakelola. ada tidak pembiayaan untuk

pihak ke tiga. yaitu swakelola, yang jelas jasa itu

kalau tidak salah itu 3,6 juta. Saya ada tawaran bisa

tidak seperti apa yang saya tawarkan ke pak razak

tadi , dimana kuisioner tetap kepada Bapak / ibu

Page 133: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

sekalian untuk pengadaan ATK dan lain sebagainya

itu ada, nah untuk pengolahan dta yang terakhir atau

hasil riset yang anggaran jasa sama Bapak / ibu

sekalian itu kita kumpul, tapi dalam pertanggung

jawabannya itu adalah jasa, tetapi untuk laporannya /

olah data itu kita serahkan sama Pak razak semua.

Sehingga terakhir hasil risetnya merupakan hasil

kelola dari pihak ketiga. Dlam DIPA itu ada

namoneya jasa Profesi. Bisa tidak Bapak Ibu sekalian

kalaupun disepakati jasa profesi itu kita alihkan

semua ke Pak razak, tetapi Pak Razak itu yang akan

mengolah datanya, jadi hasil olah data nanti akan

disampaikan oleh pak Razak kemasing – masing

KPU Kab / kota. Supaya teman-teman tidak

disibukkan lagi siapa yang akan mengolah data kita

nanti. Kalau kita melihat DIPA yang ada anggaran

jasa profesi Bapak Ibu lebih tinggi dari kami. Nah

bisa kita masukkan dalam tim tenaga akhli. Jadi

diambil dari profesi jasa lainnya. Nah disepakati saja

disitu, nanti pembicaraan kami nanti dengan Pak

razak. Yang beda itu Pohuwato dan Bone bolango,

karena disana ada Pilot project itu beda juga dengan

riset. Jadi ambil anggaran pada riset bukan Pilot

project

Aniki S. Suleman, S. Sos, M.Si : Kalau di POK itu kan pusat pendidikan penmilih,

terus ada yang namanya satu untuk Pilot project dan

satunya untuk riset. Tapi dia satu Mata anggaran.

Maspa Mantuilangi, S.ag, M.Pdi : mengenai kota itu nanti dibicarakan dengan Pak

Sekretaris, kira-kira itu seperti apa.

MoH. Gandhi : Itu total 27. Ada pokja dan jasa lainnya.

DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd : Bapak Ibu sebelum melakukan survey kita

perhatikan dalam layar ini, mulai dari desa, nanti ada

kategori berapa jumlah TPSnya, kemudian penduduk

dapilnya berapa, serta informasi kondisi geografis.

Page 134: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

Contohnya begini Bapak ibu misalnya Kabila bone

itu dapat data 20 responden, ini nanti dia tersebar

dibeberapa desa. Desa apa saja. Kami akan melihat

konfigurasi berdasarkan informasi dikolom geografi,

takutnya kami apabila bapak ibu sendiri yang

memilih, ini nantinya mau tidak mau kita akan

berkonsentrasi pada satu kategori. misalnya Bapak

Ibu hanya memilih dijalan tras semua, padahal masih

ada desa-desa yang terpencil yang harus disurvey.

Lalu yang berikut bapak ibu kami ingatkan mohon

diliat dalam survey biasanya kita ada suverviser tahap

dua, kita lakukan acak terhadap survey yang

diperlukan. Jadi diacak secara lapangan kita pastikan

bahwa survey memang benar-benar turun lapangan

serta kita mampu mengidentifikasi hal itu. Nah kira-

kira begitu bapak ibu. Nanti contoh laporan dan

kedalaman analisis yang nanti kita akan buat. kalau

teman-teman Diprovinsi yang akan melakukan

rekap. Misalnya hasil survey menunjukan bahwa

toleransi money politik itu seperti ini. Jadi hasil

laporan KPU Provinsi adalah hasil survey KPU

Kabupaten/Kota. Jadi ada konsistensi data. kalau

nanti analisinya akan terpilah-pilah nanti datanya

tidak akan konsisten. Oleh karena kita itu

mengerjakan secara statistik. Kerja statistic itu

dimana rekap-rekap Provinsi yang dari Kabupaten /

Kota itu mereka tinggal pilah-pilah, agar konsistensi

dan kepastian data, besarnya sampel Kabuapaten/kota

menjadi sangat penting. Itu yang kita sepakati. Nah

konfigurasi Kabupaten / Kota seperti ini. Misalnya

untuk Kabupaten Gorontalo ternyata yang paling

banyak mentoleransi money politik itu ternyata ada di

Dapil berapa, ini akan ketahuan disini. Karenanya

dapil tidak bisa kita prosentasi apabila dapil itu tidak

Page 135: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

berkonsentrasi pada sampelnya. Apabila analisis

bapak ibu kalau sampelnya sedikit kemungkinan kita

tidak bisa membreakdown analisisnya sampai pada

level dapil, karena ketercukupan sampel tidak

memadai. sehingganya laporan teman-teman

Kabupaten/Kota dengan konfigurasi sampel yang

kedua, misalnya Kota, mungkin hanya mencakup ini.

Jadi saya tidak bisa cerita yang dikota, sebab sampel

itu tidak disetujui bapak ibu. Untuk kita cover dilevel

dapil. Kecuali teman-teman yang dikisaran 3 % ini

boleh. Seluruh sampel ini megeneralisasi populasi,

kalau sampel tidak mencerminkan populasi itu tidak

bisa digeneralisir. Kabupaten Bone Bolango sekitar 3

% sekitar 1100, yang kabupaten 3 % juga, Gorontalo

Utara mereka sudah punya gerakan sampel,

Kerangka Sampel untuk teman-teman di gorut itu

sudah ada, jadi mereka tinggal turun. .kemarin Gorut

itu itu posisi sampel itu 1500, tinggi skali. Baik

Bapak Ibu kita sepakati satu-satu saja, kalau

Kabupaten Gorontalo oke. Kota Gorontalo juga sudah

oke ya, Bone Bolango sudah oke, Kabupaten oke,

kemudian Gorontalo Utara 3 %. Kemudian Kab.

Boalemo 5 %, kemudian Pohuwato 1000, ini

kabupaten yang akan ikut Pilkada. Nanti angka-

angka ini Bapak ibu kami akan distribusi ke desa-

desa ini . Jadi tidak semua desa ini yang kami akan

ambil. Jadi kalau misalnya ada 12 desa, yang kami

pilih hanya 5 desa. Jadi untuk pemilihan 5 desa ini

berdasarkan kategori ini. Kalau kabupaten Gorontalo

juga sudah ada panduan, sampelnya juga sudah ada.

Bapak Ibu dalam pedoman riset ini kita diwajibkan

melaporkan 5 tema pokok yang ada dalam kuisioner.

Nanti kita akan diskusi dengan teman-teman

komisoner, jadi nanti kita akan kembangkan, jadi ini

Page 136: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

untuk pertanyaan diskusi terbatas. Jadi kita buat

FGD nya, nanti dijadwalkan saja ibu Maspa atau

sambil sosialisasi ini akan di Verifikasi, sebab isu-isu

ini tidak bisa kita tangkap dari survey, karena survey

itu hanya menunjukan kualifikasi hasil. Misalnya 20

%, apa makna 20 % itu didatangi dari hasil FGD dan

Wawancara teman-teman komisioner alhamdulillah,

ini informasi yang dihimpun dari teman-teman

Komisioner dapat memperlancar kami terutama

diskusi dan narasi. Kita mengajukan pertanyaan pada

responden. Kira-kira seperti itu. Tantangan kita

adalah melaksanakan 5 tema pokok dalam kuisioner

ini . dan mudah-mudahan 5 item ini sudah tercover

dari kuisioner yang sudah kita siapkan. Kuisionernya

sudah saya kopikan ke file masing-masing. Tetapi

saya mohon waktu untuk pembahasan kuisioner ini.

Terutama dalam menata table ini . kalau ada

pertanyaan dalam bentuk ini , ini akan dihitung 7

pertanyaan . kalau ini nanti di tabulasi data kami, ini

dihitung 7 pertanyaan. Jadi walaupun dia hanya satu

pertanyaan ketika tabulasi data ini nanti dalam satu

kolom dibagi lagi jadi 7 kolom, jadi setiap kolom

ada kode-kodenya. jadi analisis terhadap kuisioner

tidak hanya sendiri-sendiri , tetapi konsekuensi

bagaimana proses tabulasi data lalu analisisnya.

Misalnya untuk pertanyaan yang nomor satu ini, ini

kaitannya kemana saja, dan ini yang perlu kita

kroscek lebih jauh lagi, terutama ini bapak ibu tema-

tema ini yang kebetulan kami meminjam dokumen

dan referensi tentang politik dari ibu maspa, kami

juga sejak rapat disini, terus mendalami teori-teori

soal ini meskipun itu kita terus diskusi ,karena

analisis itu jauh lebih berarti apabila kita ada

informasi konsep dan teoritik serta laporan yang

Page 137: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

faktual .saya kira bapak ibu apabila sudah mengisi

data berdasarkan ini , saya akan balas email Bapak

Ibu dengan balasan desa dan jumlah responden yang

diwawancarai serta bilangan pembagi untuk

membaca responden pada daftar TPS. misalnya di

kecamatan Kabila yang terpilih desa padengo TPS

sekian, bilangan pembaginya sekian, misalnya

padengo mendapat 5 responden, terpilh di TPS 3,

jadi langsung dicari jumlah pemilih di TPS 3 berapa,

misalnya 300 di bagi 3 hasilnya 100. Itulah cara

pengambilan sampel berdasarkan data yang sudah

ada. Sehingga itu Bapak Ibu perlu memiliki data

pemilih ya, yang by name by address itu, baik TPS.

Karena data itu diperlukan untuk mengecek.

Fadlianto Koem , S.Ag : begini pak Maksudnya kita bukan mencari orangnya.

Yang jelas dia dalam satu lokasi kita menggantinya

dengan surveyor lain. yang kedua ada satu yang

ditampilkan dalam layar yaitu penggunaan media

sosial misalnya facebook, BBM, Email, Tweeter,

Instagram, mungkin kita pikirkan juga soal ini

Maspa Mantulangi, S.Ag, M.Pdi : Pak Razak mungkin saya sepakat dengan apa yang

disampaikan oleh Pak fadli. kita gunakan kelipatan

100, 200, 300 misalnya didesa padengo, dilingkungan

IV, kita mau menemui calon responden yang ada

dalam data kita, dia berada pada urutan nomor 100,

akan tetapi orang tersebut tidak ada ditempatnya,

berarti kita langsung temui saja responden lain. yang

jelas orang yang kita akan temui selanjutnya masih

penduduk padengo dan masih berada dilingkungan

IV. Apakah itu kira-kira bisa pak Razak.?

DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd : Jadi untuk itu kita persiapkan 10, yang akan

dieksekusi 5, cadangan yang dipersiapkan juga 5.

Cuma mungkin yang dimaksud Bapak/ ibu bukan

Page 138: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

acak data, tapi dia acak .lapangan. masalahnya kita

itu berbasis data pemilih

Asra Djibu : Persoalannya itu yang jadi pertanyaan di boalemo pak

kemarin sudah di ACC, boleh kita acak lapangan, ada

beberapa kabupaten/ kota yang sekarang ini tidak

sedang dalam tahapan pilkada , misalnya yang bapak

katakan kemarin bahwa .misalnya satu rumah disini,

kemudian 10 rumah lagi. Kalau kita memakai data

dari TPS, kita juga kesulitan.

DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd : Jadi kalau begitu kita sepakati saja .jadi kita tidak

menggunakan database TPS itu, by name by adress.

misalnya yang kita dapat dari desa padengo ada 5,

misalnya dilingkungan satu atau di TPS 1. Biar saja

dia dilingkungan satu, maping dilingkungan satu kita

ambil 5 orang .yang penting jaraknya haru diatur, lalu

rasio laki-laki dan perempuan harus berimbang.

Fadlianto Koem, S.Ag : sebetulnya saya sepakat, apabila by name by address

per TPS, Cuma jangan ditentukan orangnya.

misalnya ada 5 sampel disitu ,kita memilih kan per

TPS itu ada sekitar 200 orang ya kita tetapkan saja

siapa yang kita temui di TPS tersebut. .kalau sudah

mencapai 5 nah itu sudah selesai. Dari pada kalau

misalnya kita berdasarkan geografis Yang penting

ada nomornya distatistik. Jadinya setengah acak

lapangan, setengahnya by name by adress.

DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd : Mungkin menurut bapak yang penting sudah ada

namoneya. Bapak ibu yang kita diskusikan bersama

ini adalah menyangkut metodologi, Boalemo

menggunakan acak lapangan, tapi daerah lain

menggunakan acak data berdasarkan By Name by

adress. Menurut saya Secara metodologi nanti ini

akan ada perbedaan hasilnya. Kalau kita sepakati

acak lapangan sudah kita pilih saja secara acak

Page 139: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

lapangan. Kalau kita memilih by name by adress jadi

kita pilih itu. Sehingga itu kita silahkan, nanti hati-

hati ketika nanti. Kalau by name by adress sudah kan.

Misalnya 500 pemilih di TPS 5 .disitu kita ambil 5

responden. Jadi 5 bahagi 500 dapat 100. yang jadi

angka kelipatan 100 itu yang diambil. Jadi bukan

cuma lima, siapkan cadangan 5 lagi. Jadi ketika

teman-teman survey datang kelapangan yang nomor

satu tidak ditemui langsung masuk kenomor 2 atau

kalau lebih memungkinkan ada mantan PPS disitu,

kita menanyakan alamat kepadanya. Dimana alamat

si A jadi mana yang kita anggap gampang kita temui

duluan itu yang kita datangi, trus mencari responden

berikutnya kalu ada sih. Tapi kalau itu agak susah dan

ini pengalaman kami juga susah ditemui kita lakukan

saja acak lapangan. Nah acak lapangan itu yang

penting kita sudah mendapat 5 responden, disitu

dilihat saja misalnya dia dijalan trans. Responden

pertama laki-laki dia diambil diseberang jalan

kelipatan 10 rumah kemudian yang perempuan

diambil diseblah sini jalan .jadi dia zig zag, atau

kalau jalannya tidak lurus kita tinggal pilih secara

terpencar, misalnya pencaran 1 dan pencaran 2 dan

pencaran 3. Kemudian ada 6 responden yang

terbanyak, lalu kita acak saja disitu. Boleh juga

melakukan seperti itu, jadi silahkan pilih yang mana.

Fadlianto Koem, S.Ag : kalau menurut saya untuk kesulitan kalau acak

lapangan jarak survey itu cukup jauh. Kalau dia acak

by data per TPS, misalnya 300 kemudian dibagi 5,

nama – nama kita ambil disitu, trus menemui mereka

ternyata tidak ada ditempat, nah kita rubah lagi. Tapi

kalau yang namoneya basis TPS itu perwilayah pak

Razak . Jadi siapa yang ada didata itu, dan dia kita

temui, kita eksekusi.

Page 140: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd : Kalau saya memahami apa yang disampaikan pak

fadli itu, dimana hal itu akan menimbulkan

pertanyaan dari surveyor lain, mengapa hanya yang

lain yang diwawancarai, saya juga punya hak

aspirasi, lalu alasan apa yang akan disampaikan oleh

survey .

Fadlianto Koem, S.Ag : Kalau secara acak lapangan, misalnya dalam satu

wilayah .kita mendatangi salah satu kios, dan di kios

ada banyak orang yang sementara berkumpul, tapi

kita memilih salah satu yang berada disitu untuk kita

wawancarai, . Kemudian kita sampaikan kebetulan

hanya ibu yang terpilih dalam data acaknya kita.

kira-kira itu bagaimana ???

DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd : Kalau itu sih iya, tapi yang saya inginkan agar bapak

ibu nyaman dalam melakukan survey dilapangan

ketika misalnya sampel disitu 5 orang , lalu yang lima

itu berdasarkan acak strativive yang disampaikan

tadi, trus kita dapatkan 5 orang responden, trus ada

cadangannya 5 orang, misalnya nomor 1 tidak

ditemui, cari yang nomor 2. dan seterusnya begitu.

Ketika nanti saya terpilih, ya sampaikan ibu terpilih

secara metodologis, dan dilakukan acak berdasarkan

data base di TPS secara stratifive atau random

sampling. Kalau seperti itu kami akan kesulitan

menjelaskan metodenya, pasti akan mengumpul

respondennya. kalau prinsip metodologi acak itu kan

semua mendapatkan kesempatan yang sama. Saya

khawatirkan kesempatan itu kita yang cederai ,

karena subjektifitas kita . Tetapi bukan objektifitas

metodologi . Subjektifitas itu kan ada dikita. Hanya

karena kita malas kesana jadi sudahlah. Yang penting

mereka sudah terdaftar. Akhirnya kita mengumpul

disiini akhirnya jadi bias . akhirnya ketika kita

menganalisis data. Loh calon ini yang tidak terpilih

Page 141: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

mengapa dia yang paling banyak merespon ini. Itu

erornya jadi disitu, sehingga itu kita akan eror dalam

pelaporan data kita juga akan eror dalam wawancara.

Asra Djibu : misalnya pak kita tidak temui responden nomor satu,

kemudian kita ambil responden yang nomor 2,

kemudian kita ambil lagi yang 101, 102 yang ada

disitu. Secara kebetulan mereka terkumpul dalam satu

lokasi. .misalnya kita tidak harus menentukan nomor

berapa” yang penting dia masih berada dalam satu

lokasi tersebut.

DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd : Buat saya tidak masalah, yang penting mereka

teracak secara metodologi didalam data, dan dia

masuk dalam data. karena ada juga metodelogi yang

kita lakukan kemarin itu ada yang namoneya people

to list dan list to people. Jadi kita menemui orang kita

cek data basenya atau sebaliknya.. ini untuk masukan

ke KPU. Misalnya dalam hal pendataan hati-hati

biasanya. Yang laki-laki ditulis didata perempuan,

yang umur belum cukup kita masukan, nah itu ada

metodologi people to list. Tapi ini tidak disini. Ok

cukup pak sudah jelas pak ya. Ok skenario

dilapangan sudah ok . jadi laki-laki dan perempuan

itu berimbang

Fadlianto Koem, S.Ag : Tadinya pak menyebut soal FGD. Kira-kira FGD

akan dilaksanakan seperti apa, bisa tidak FGD hanya

dilakukan pada saat finalisasi??

DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd : Kalau perlu FGD itu dilaksanakan 2 kali, saat data

sudah terekap dan pada saat final report kita juga

melakukan FGD. Jangan nanti terakhir pak . apa yang

akan saya tulis dilaporan kalau data FGD tidak ada .

saya hanya menghayal itu

Maspa Mantulangi, S.Ag, M.Pdi : Jujur untuk KPU Provinsi itu tidak ada biaya FGD.

Jadi maksud saya kalau boleh dibuat dikabupaten

yang melaksanakan pilkada dan di undang kab/kota

Page 142: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

yang tidak melaksanakan pilkada. Boleh ya. Jadi

FGD kita buat di acara sosialisasi. Bapak ibu yang

saya hormati saya kira cukup sekian dulu, nanti ada

hal-hal yang belum dimengerti tolong dikonsultasikan

lansung ke pak DR Razak.

Notulen

Mardia A. Napay, SH

Page 143: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

NOTULEN RAPAT PEMAPARAN HASIL RISET TINGKAT PARTISIPASIMASYARAKAT HASIL PEMILU TAHUN 2014

Rapat : Notulen Rapat Pemaparan Hasil Riset Tingkat

Partisipasi Masyarakat Hasil Pemilu Tahun 2014

Hari/Tanggal : Selasa, 10 November 2015

Waktu : 10.00 Wita

Tempat : Ruang Rapat KPU Provinsi Gorontalo

1. Ketua KPU Provinsi Gorontalo : Drs. Muh. N. Tuli, M.Ag

2. Anggota KPU Provinsi Gorontalo : Maspa Mantulangi, S.Ag,M.Pdi

3. Anggota KPU Provinsi Gorontalo : Selvi Katili, SE

4. Pemateri : DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd

5. Anggota KPU Kab. Pohuwato : Kadrin Lasantu

6. Kasubag Teknis KPU Pohuwato : Idris Pakaya

7. Anggota KPU Kab. Boalemo : Asra Djibu

8. Kasubag Teknis KPU Boalemo : Saiful Kaku

9. Anggota KPU Kab. Gorontalo Utara : Moh Gandhi A. Tapu

10. Kasubag Teknis Gorontalo Utara : Ali Opaladu

11. Anggota KPU Kab. Gorontalo : Iwan K Usman

12. Kasubag Teknis Kab. Gorontalo : Husna Tilahunga

13. Anggota KPU Kota. Gorontalo : Lapandri Ilahude

14. Kasubag Teknis Kota Gorontalo : Misrah Djaka

15. Anggota KPU Bone Bolango : Oneng R Madjid

16. Kabag Hukum dan Tekmas : Aniki S. Suleman, S.Sos, M.Si

17. Kasubag Hukum : Sjukri Hala, SH

18. Kasubag Teknis Dan Hupmas : Hendrawati Saliko, SH. MM

19. Staf Bagian Teknis dan Hupmas : Rifat Yusuf

20. Staf Bagian Teknis dan Hupmas : Ramin Hunow

Page 144: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

21. Staf Bagian Hukum : Mardia A. Napay, SH

22. Staf Bagian Hukum : Rhonal Makuta, SH

Drs. Muh. N . Tuli, M.Ag ( Ketua KPU Provinsi Gorontalo) :

1. Perlu ada penelitian yang lebih lanjut kira-kira faktor apa yang mendominasi

partisipasi masyarakat.

2. Dilakukan pendekatan psikologis

3. Diharapkan agar dari ke 6 Kab/Kota agar ditonjolkan mana tema yang paling dominan

dalam riset ini.

Maspa Mantulangi, S.Ag. M.Pdi (KPU Provinsi Gorontalo):

1. Kalau saya melihat tingkat netralisasi pada pemilihan yang paling rendah itu di KPU

Kota dan KPU Kabupaten Bone Bolango. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

penyelenggara sangat rendah.

2 Paradigma kasta di KPU Kabupaten Bone Bolango masih berlaku, dimana masyarakat

harus memilih orang yang berasal dari daerahnya.

3. Kalau dikota hanya orang yang berpendidikan tinggi yang saling berhadapan.

4. Para penyelenggara terlalu banyak menafsirkan peraturan. Dan ini merupakan hasil

riset pengalaman dari responden dan merupakan kondisi yang sebenarnya.

5. Tingkat partisipasi pemilih yang tidak dipengaruhi oleh money politik adalah Kab.

Pohuwato. Dimana daerah pesisir tingkat partisipasinya lebih tinggi.

6. Catatan kecil dari hasil riset, yang pertama yaitu metode riset, kami mengamati hanya

ulasan secara umum. Kami tidak bisa menarik kesimpulannya apakah riset ini

menggunakan metode kualitatif atau kuantitatif ataupun campuran. Analisisnya

menggunakan apa. Dan untuk menguji hasil riset itu diuji pakai apa. Jadi Pak Razak

ini tolong digambarkan dalam penelitian ini.

DR. Razak Umar, S.Ag, M.Pd :

1. Dibalik tingginya partisipasi politik, ternyata money politik juga tinggi. Dimana

mereka datang ke TPS bukan atas kesadaran, tapi karena dimobilisasi.

Page 145: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

2. Money politik ini temuan kita secara keseluruhan yang terjadi di Kabupaten/Kota.

Money politik terjadi di daerah-daerah yang miskin. Tapi kenyataannya ada juga di

daerah yang masyarakatnya berpendidikan tinggi.

3. Diperlukan rumusan dari teman-teman KPU Kab/Kota untuk rekomendasi, kita harus

mampu mengidentifikasi hal apa yang perlu diberi rekomendasi perbaikan.

Oneng Rauf Madjid (KPU Kabupaten Bone Bolango) :

1. Tingkat partisipasi masyarakat lebih tinggi itu disebabkan oleh money politik.

2. Tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah sudah sangat rendah. Dan

sosialisasi yang kita laksanakan bukan hanya pada masyarakat yang berpendidikan

rendah, tapi juga masyarakat yang berpendidikan tinggi.

3. Kami berharap kepada teman-teman di KPU kab/kota yang lain untuk dapat

merumuskan kiat-kiat yang bisa mengurangi money politik.

4. Masyarakat pinggiran di Kab. Bone Bolango ternyata lebih tinggi partisipasinya

walaupun tanpa money politik dibandingkan dengan daerah yang berbatasan dengan

daerah perkotaan.

5. Karena tingginya kecerdasan masyarakat didaerah perkotaan lebih cenderung banyak

menuntut. Kalau didaerah pinggiran itu lebih mengharapkan agar fasilitas jalan itu

lebih diperbaiki.

Iwan K. Usaman, M.Ag (KPU Kab. Gorontalo) :

1. Kondisi ekonomi ini yang berpengaruh terhadap perilaku. Masyarakat yang

melakukan pekerjaan yang tidak menetap, menginginkan adanya lapangan kerja.

2. Dalam partisipasinya masyarakat, di Dapil yang paling tertinggi yaitu di Dapil 6, di

daerah batudaa, padahal kita melihat masyarakat semakin marjinal. Untuk Dapil I dan

II yang masih didaerah perkotaan tingkat partisipasinya rendah. Semakin terdidik

orang, semakin enggan untuk memilih.

3. Banyak jalan yang rusak dan mereka tidak memiliki tempat tinggal.

Page 146: Hasil Riset Provinsi Gorontalo

Lapandri Ilahude ( KPU Kota Gorontalo) :

Faktor yang mempengaruhi partisipasi pemilih yaitu :

1. Sikap apatis dari masyarakat itu sendiri

2. Perasaan jenuh karena rentan waktu terlalu dekat antara Pileg dan pilpres,

3. Sosialisasi bagi pemilih - pemula yang tidak menarik

4. Hasil survey belum bisa digambarkan secara keseluruhan karena belum diolah secara

sempurna.

Moh. Gandhi. A. Tapu ( Anggota KPU Kabupaten Gorontalo Utara) :

Tingkat partisipasi yang lebih tinggi yaitu yang berada diseberang pulau, dkepulauanponelo, kemungkinan disana hanya tertuju pada satu pasangan calon.

Asra Djibu ( KPU Kabupaten Boalemo) :

Yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat, karena kurangnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap pimpinan.

Idris Pakaya (KPU Kabupaten Pohuwato) :

1. Money politik tidak berpengaruh pada partisipasi masyarakat

2. Masyarakat Pohuwato hanya membutuhkan perbaikan daerah

Notulen

Mardia A. Napay, SH

Page 147: Hasil Riset Provinsi Gorontalo