Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo
-
Upload
subhan-maulana-s -
Category
Documents
-
view
190 -
download
1
description
Transcript of Modelling SIG Wilayah Kesesuaian Pisang Di Provinsi Gorontalo
Wilayah Kesesuaian Tanaman Pisang di Provinsi Gorontalo
Oleh : Subhan Maulana Syifa (1006679301)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Provinsi Gorontalo adalah salah satu dari 32 provinsi di wilayah Republik Indonesia
yang memanjang dari Timur ke Barat di Bagian Utara Pulau Sulawesi. Wilayah Gorontalo
juga sangat strategis bila dipandang secara ekonomis, karena berada pada poros tengah wilayah
pertumbuhan ekonomi, yaitu antara 2 (dua) Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Batui
Provinsi Sulawesi Tengah dan Manado – Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Letaknya yang
strategis ini dapat dijadikan sebagai daerah transit seluruh komoditi dari dan menuju kedua
KAPET tersebut. Akibat kegiatan arus barang antara kedua KAPET tadi, maka berdampak
positif terhadap peningkatan aktivitas ekonomi di Daerah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah
dan bahkan Sulawesi Tenggara dan Gorontalo.
Selain itu, Gorontalo juga berada pada “mulut” Lautan Pasifik yang menghadap pada
negara Korea, Jepang dan Amerika Latin. Sudah barang tentu “kelebihan posisi” ini dapat
memberikan peluang yang baik dalam pengembangan perdagangan. Menurut data
Produktivitas buah-buahan Provinsi Gorontalo Tahun 2008, produksi buah pisang sebanyak
8.359 ton. Ini merupakan produksi buah-buahan terbanyak di Provinsi Gorontalo.
Perkebunan pisang yang permanen (diusahakan terus menerus) dengan mudah dapat
ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador dan Filipina.
Di negara tersebut, budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung oleh kultur
teknis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan pengepakan yang memenuhi
standard internasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa pisang memang komoditas
perdagangan yang sangat tidak mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat
besar terutama jenis pisang Cavendish yang meliputi 80% dari permintaan total dunia. Selain
berpeluang dalam ekspor pisang utuh, saat ini ekspor pure pisang juga memberikan peluang
yang baik. Pure pisang biasanya dibuat dari pisang cavendish dengan kadar gula 21-26 % atau
dari pisang lainnya dengan kadar gula < 21%.
Di Indonesia pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun yang sangat
kecil. Standard internasional perkebunan pisang kecil adalah 10-30 ha. Angka ini belum
dicapai di Indonesia. Tanah dan iklim kita sangat mendukung penanaman pisang, karena itu
secara teknis pendirian perkebunan pisang mungkin dilakukan. Begitu beragam manfaat yang
dapat diambil dari buah pisang ini sehingga buah ini berpotensi sebagai penghasil devisa
negara, dapat dijadikan komoditas ekspor ke pasar internasional.
I.2 Tujuan
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui wilayah kesesuaian tanaman pisang
di Propinsi Gorontalo.
I.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka pertanyaan masalah yang diajukan adalah sebagai
berikut : Dimana wilayah yang sesuai untuk menanam pisang yang berkualitas khususnya di
Gorontalo?
I.4 Batasan Penelitian
Batasan pada penelitian ini adalah batas administrasi Provinsi Gorontalo. Batasan materi yang
dikaji adalah variabel yang digunakan untuk mengetahui kesesuaian lahan tanaman pisang,
yaitu ketinggian, kemiringan lereng, dan curah hujan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Konsep Kesesuaian Lahan
Pengertian yang luas digunakan tentang lahan ialah suatu daerah permukaan daratan
bumi yang ciri-cirinya mencakup segala tanda pengenal, baik yang bersifat cukup mantap
maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur, dari biosfer, atmosfer, tanah, geologi,
hidrologi dan populasi tumbuhan dan hewan, serta hasil kegiatan manusia pada masa lampau
dan masa kini, sejauh tanda-tanda pengenal tersebut memberikan pengaruh murad atas
penggunaan lahan oleh manusia pada masa kini dan masa mendatang (FAO, 1977). Lahan
merupakan kesatuan berbagai sumber daya daratan yang saling berinteraksi membentuk suatu
sistem struktural dan fungsional. Sifat dan perilaku lahan ditentukan oleh macam sumber daya
yang merajai dan serta macam-macam intensitas interaksi yang berlangsung antar sumber daya.
Faktor-faktor sifat dan perilaku lahan tersebut berkaitan erat dengan ruang dan waktu.
Penilaian kesesuaian lahan bertujuan untuk menduga tingkat kesesuaian suatu lahan
untuk berbagai kemungkinan penggunaan lahan. Penilaian ini berdasarkan beberapa sifat-sifat
lahan (land characteristic) yang dihubungkan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang akan
dikembangkan. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian
lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial). Kesesuaian lahan
aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan
sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala.
Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan
persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan
kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang
dievaluasi dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan
pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat
ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai (Evaluasi Kesesuain
Lahan, Balai Penelitian Tanah dan 2007 World Agroforestry Centre).
II.2 Gambaran Umum Tanaman Pisang
Menurut sejarah, pisang berasal dari Asia Tenggara yang oleh para penyebar agama
Islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Selanjutnya pisang
menyebar ke seluruh dunia, meliputi daerah tropis dan sub tropis. Negara-negara pengahsil
pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama, Honduras, India, Equador, Thailand,
Karibia, Columbia, Meksiko, Venezuela dan Hawai. Indonesia merupakan negara penghasil
pisang nomor empat di dunia (Suyanti Satuhu, Achmad Supriyadi, 2000).
Tanaman pisang selalu melakukan regenerasi sebelum berbuah dan mati, yaitu melalui
tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya. Dengan cara itulah tanaman pisang
mempertahankan eksistensinya untuk memberikan manfaat kepada manusia.
Berikut adalah manfaat dari buah pisang :
Pisang Kaya akan Nutrisi dan vitamin. Pisang mengandung vitamin A, vitamin B6,
vitamin C, vitamin E, dan vitamin G. Buah ini mengandung mineral kalium, kalsium,
magnesium, fosfor, dan selenium. Kalsium dan magnesium diperlukan untuk tulang
kuat dan mencegah insomnia.
Menurunkan tekanan darah.
Mengobati Katarak.
Anti-kanker usus besar.
Syarat tumbuh
Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun
demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih
tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat
diharapkan. Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun dan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering. Variasi
curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang. Tanaman
ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran
rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 mdpl. Pisang ambon, pisang dan tanduk tumbuh
baik sampai ketinggian 1.000 mdpl.
Tanaman pisang tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, namun pertumbuhan optimum
terjadi pada tanah alluvial, mengandung kapur, dan kaya akan bahan organik (humus) dan pH
tanah berkisar antara 5 - 7 serta suhu harian berkisar antara 25 o - 27 o C. Kemiringan lereng
yang cocok untuk tanaman pisang yaitu 0 - 8%.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Kajian Literatur
Untuk mengetahui wilayah yang sesuai untuk menanam pisang di Gorontalo adalah
dengan melakukan identifikasi variabel yang menyangkut kesesuaian hidup tanaman pisang,
seperti ketinggian, lereng, dan curah hujan. Variabel tersebut digambarkan dalam suatu peta
yang kemudian diolah dengan menggunakan teknik overlay peta yang kemudian akan
menghasilkan peta kesesuaian lahan tanaman pisang.
III.2 Wilayah Penelitian
Wilayah penelitian yang dijadikan tempat untuk mengetahui wilayah kesesuaian
tanaman pisang adalah di provinsi Gorontalo.
III.2 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :
1. Curah hujan
2. Wilayah ketinggian
3. Kemiringan lereng
III.3 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder, yaitu data yang di dapat dari
instansi terkait dengan data yang diperlukan. Data yang termasuk dalam kategori tersebut
adalah:
1. Data SRTM Gorontalo untuk mendapatkan data wilayah ketinggian dan kemiringan
lereng
2. Peta Administrasi Provinsi Gorontalo
3. Peta Curah Hujan Provinsi Gorontalo
III.4 Pengolahan Data dan Peta
Semua data yang diperoleh akan disusun dan diolah dalam sistem data yang berbasis
GIS dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS 9.3, dimana semua data tersebut akan
diinformasikan melalui visualisasi peta yang mengandung informasi database spatial.
Data-data yang harus diolah, yaitu:
a. Pembuatan peta tematik
Peta tematik yang dibutuhkan yaitu peta wilayah ketinggian, peta kemiringan lereng
dan peta curah hujan rata-rata tahunan.
b. Klasifikasi kesesuaian
Setelah mendapatkan data-data/ peta-peta tematik yang diperlukan, langkah
selanjutnya adalah membuat klasifikasi penentuan jenis lahan yang akan digunakan
untuk menentukan wilayah yang sesuai untuk tanaman pisang di Gorontalo.
Klasifikasi data untuk unsur fisik dibagi menjadi 3 kelas wilayah kesesuaian, yaitu
sangat sesuai, sesuai, dan tidak sesuai, menurut syarat tumbuh tanaman pisang.
- Klasifikasi Lereng
Pengklasifikasian dibentuk berdasarkan 3 kelas yakni sangat sesuai, sesuai, dan tidak
sesuai. Untuk wilayah yang memiliki areal yang sangat sesuai terdapat pada
kemiringan lereng <8% sedangkan pada wilayah yang memiliki kategori sesuai
terdapat pada kemiringan lereng 8% – 16%, sedangkan untuk wilayah yang kategori
tidak sesuai berada pada kemiringan lereng >16%.
- Klasifikasi wilayah ketinggian
Untuk wilayah yang sangat sesuai terdapat pada ketinggian 0-1000 mdpl, pada wilayah
yang memiliki kategori sesuai terdapat pada ketinggian 1000-2000 mdpl sedangkan
untuk wilayah yang kategori tidak sesuai berada pada ketinggian <0 mdpl dan >2000
mdpl.
- Klasifikasi curah hujan
Untuk wilayah yang sangat sesuai terdapat pada wilayah dengan curah hujan >1520
mm/tahun, pada wilayah yang memiliki kategori sesuai terdapat pada wilayah dengan
curah hujan 750-1520 mm/tahun sedangkan untuk wilayah yang kategori tidak sesuai
terdapat pada wilayah dengan curah hujan 300-750 mm/tahun.
c. Matriks Kesesuaian
Variabel Sangat sesuai Sesuai Tidak sesuai
Ketinggian (mdpl) 0-1000 1000-2000 >2000
Lereng (%) <8 8-16 16-30
Curah Hujan (mm/tahun) 1.520 - 3.800 750-1520 300-750
III.5 Analisa Data
Analisis yang digunakan untuk menentukan wilayah yang sesuai penanaman pisang adalah
dengan menggunakan metode analisis overlay yang digambarkan sebagai berikut :
III.5.1 Model builder
III.5.2 Modelling SIG
Keterangan :
- Peta ketinggian dan peta lereng dioverlay sehingga menghasilkan peta bentuk medan.
- Peta bentuk medan dan peta CH dioverlay menghasilkan peta kesesuaian lahan pisang.
III.5.3 Query
Sangat sesuai :
"Ketinggian" = '0 - 1000 mdpl' AND ( "Lereng" = '< 8%' OR "Lereng" = '8% - 16%' )
AND "CH" = '> 1520'
Sesuai:
"Ketinggian" = '1000 - 2000 mdpl' AND ( "Lereng" = '8% - 16%' OR "Lereng" = '< 8%' )
OR "Ketinggian" = '0 - 1000 mdpl' AND ( "Lereng" = '< 8%' OR "Lereng" = '8% - 16%' )
AND "CH" = '750 - 1520'
Tidak Sesuai:
"Ketinggian" = '< 0 mdpl' OR "Ketinggian" = '> 2000 mdpl' OR "Lereng" = '> 16%'
Ketinggian Lereng
Overlay
Bentuk Medan
Overlay
Kesesuaian Lahan Pisang
Curah Hujan
BAB IV
FAKTA WILAYAH
IV. 1 Letak Wilayah
Provinsi Gorontalo terletak antara 0° 19' - 1° 15' Lintang Utara dan 121° 23' - 123° 43'
Bujur Timur. Wilayah provinsi ini berbatasan langsung dengan :
Barat : Provinsi Sulawesi Tengah
Timur : Provinsi Sulawesi Utara
Utara : Laut Sulawesi
Selatan : Teluk Tomini.
Luas Provinsi Gorontalo secara keseluruhan adalah 11.967,64 km2. Jika dibandingkan
dengan wilayah Indonesia, luas wilayah provinsi ini hanya sebesar 0,63 persen. Provinsi
Gorontalo terdiri dari 5 (lima) kabupaten dan 1 (kota), yaitu Kabupaten Boalemo, Kabupaten
Gorontalo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara, dan
Kota Gorontalo.
IV. 2 Topografi
Permukaan tanah di Provinsi Gorontalo sebagian besar adalah perbukitan. Oleh
karenanya, provinsi ini mempunyai banyak gunung dengan ketinggian yang berbeda-beda.
Gunung Tabongo yang terletak di Kabupaten Boalemo merupakan gunung yang tertinggi di
Provinsi Gorontalo. Sedangkan Gunung Litu-Litu yang terletak di Kabupaten Gorontalo
merupakan gunung terendah.
Di samping mempunyai banyak gunung, provinsi ini juga dilintasi banyak sungai.
Sungai terpanjang adalah Sungai Paguyaman yang terletak di Kabupaten Boalemo dengan
panjang aliran 99,3 km. Sedangkan sungai yang terpendek adalah Sungai Bolontio dengan
panjang aliran 5,3 km yang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara.
IV. 3 Iklim
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut
dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Dengan kondisi wilayah Provinsi Gorontalo yang
letaknya di dekat garis khatulistiwa, menjadikan daerah ini mempunyai suhu udara yang cukup
panas.
Suhu minimum terjadi di bulan Februari yaitu 23,0°C. Sedangkan suhu maksimum
terjadi di bulan Maret dengan suhu 33,9°C. Jadi pada tahun 2010, suhu udara rata rata Provinsi
Gorontalo berkisar antara 24,4 - 28,0°C.
Provinsi Gorontalo mempunyai kelembaban udara yang relatif tinggi, rata rata
kelembaban pada tahun 2010 mencapai 83,5 persen. Sedangkan untuk curah hujan tertinggi
terdapat di bulan Mei dengan 378 mm, tetapi jumlah hari hujan terbanyak ada pada bulan Juli
sebanyak 22 hari. Rata rata kecepatan angin pada tahun 2010 yang tercatat di stasiun
meteorologi umumnya merata untuk setiap bulannya, yaitu berkisar antara 1,0 - 3,0 m/detik.
IV. 4 Geomorfologi
Wilayah Gorontalo yang ditempati oleh Cekungan Air Tanah Limboto berada pada
bagian lengan utara Sulawesi, sebagian besar daerah ini ditempati oleh satuan batuan Gunung
Api Tersier. Di wilayah bagian tengah daerah ini dijumpai dataran rendah berbentuk
memanjang yang terbentang dari arah barat-barat laut ke timur-tenggara yang diduga semula
merupakan danau dengan pusatnya berada di Danau Limboto.
Wilayah Cekungan Limboto dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) satuan morfologi,
yaitu : satuan morfologi satuan pegunungan berlereng terjal, satuan morfologi perbukitan
bergelombang dan satuan morfologi dataran rendah. Satuan morfologi pegunungan berlereng
terjal, terutama menempati wilayah bagian tengah dan utara wilayah Gorontalo, yang menjadi
pembatas sebelah timur dan sebelah utara dari Cekungan Air Tanah Limboto yaitu di dengan
beberapa puncaknya berada di Pegunungan Tilongkabila, antara lain : G. Gambut (1954 m),
G. Tihengo (1310 m),G. Pombolu (520 m) dan G. Alumolingo (377 m), satuan morfologi ini
terutama dibentuk oleh satuan batuan Gunung api tersier dan batuan Plutonik.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian. Di dalam proses
penentuan suatu wilayah kesesuaian tanaman pisang di Provinsi Gorontalo maka perlu
diketahui beberapa variabel yang berpengaruh, diantaranya adalah wilayah ketinggian,
kemiringan lereng, dan besaran curah hujan.
Sebagian besar wilayah di Provinsi Gorontalo mempunyai potensi untuk budidaya
tanaman pisang karena dalam peta wilayah kesesuaian tanaman pisang terlihat klasifikasi
sangat sesuai terdapat di sebagian besar wilayah Propinsi Gorontalo.
V.1 Variabel
V.1.1 Curah Hujan
Data curah hujan Provinsi Gorontalo didapatkan dari BMKG ( Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika) dari stasiun-stasiun pengukur curah hujan yang ada. Data dalam
bentuk shapefile tersebut diubah menjadi bentuk raster, setelah itu membuat klasifikasi yang
sesuai dengan syarat tumbuh pisang, lalu diubah kembali dalam bentuk shapefile. Curah hujan
yang sangat sesuai untuk tanaman pisang di Provinsi Gorontalo yaitu antara 1500-3800
mm/tahun. Berikut ini adalah peta distribusi curah hujan di provinsi Gorontalo :
V.1.2 Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng merupakan salah satu komponen lahan dan faktor yang menentukan
kemampuan produktivitas lahan bagi pengembangan tanaman pisang. Data kemiringan lereng
Provinsi Gorontalo diperoleh dengan cara mengambil data dari Citra SRTM (Shuttel Raddar
Topographic Mission). Citra dalam bentuk raster tersebut diubah menjadi bentuk Slope,
setelah itu membuat klasifikasi yang sesuai dengan syarat tumbuh pisang, lalu diubah dalam
bentuk shapefile. Lereng yang memiliki kemiringan landai sangat sesuai untuk budidaya
tanaman pisang, sedangkan lereng yang terjal biasanya sulit untuk ditanami pisang.
Kemiringan lereng yang terdapat di Provinsi Gorontalo sangat bervariasi, karena hampir
keseluruhannya terdapat penggolongan kelas lereng yang sudah ditentukan sebelumnya. Dan
yang mendominasi adalah kemiringan lereng pada ukuran < 8%. Berdasarkan klasifikasi
kesesuaian untuk variabel kemiringan lereng maka bentuk lereng yang demikian sangat sesuai
untuk budidaya tanaman pisang, berikut peta kemiringan lereng Gorontalo :
V.1.3 Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat dari permukaan laut sangat menentukan pertumbuhan suatu
tanaman. Data ketinggian Provinsi Gorontalo diperoleh dengan cara mengambil data dari Citra
SRTM (Shuttel Raddar Topographic Mission). Citra dalam bentuk raster tersebut
diklasifikasikan sesuai dengan syarat tumbuh pisang, lalu diubah dalam bentuk shapefile.
Wilayah yang sangat sesuai terdapat pada ketinggian 0-1000 mdpl, pada wilayah yang
memiliki kategori sesuai terdapat pada ketinggian 1000-2000 mdpl sedangkan untuk wilayah
yang kategori tidak sesuai berada pada ketinggian <0 mdpl atau >2000 mdpl. Berikut peta
wilayah ketinggian:
V.1.3 Wilayah Kesesuaian Tanaman Pisang
Setelah semua variabel di overlay dapat dilihat bahwa wilayah yang sangat sesuai
untuk tanaman pisang sebagian besar berada di bagian Barat propinsi Gorontalo. Kesesuaian
wilayah tanaman pisang di Provinsi Gorontalo terbentuk dari tiga variabel yakni, wilayah
ketinggian, kemiringan lereng, dan curah hujan. Kesesuaian wilayah tanaman pisang
diklasifikasikan atas wilayah yang sangat sesuai, sesuai, dan tidak sesuai untuk budidaya
tanaman pisang.
Dengan kriteria wilayah yang sangat sesuai adalah wilayah dengan wilayah ketinggian
0-1000 mdpl, curah hujan 1520-3800 mm/tahun, dan kemiringan lereng 0-8%. Wilayah yang
sesuai untuk lokasi tanaman pisang adalah wilayah dengan wilayah ketinggian 1000-2000
mdpl, curah hujan 750-1520 mm/tahun, dan kemiringan lereng 8-16%. Dan wilayah yang tidak
sesuai untuk lokasi tanaman pisang adalah wilayah dengan wilayah ketinggian <0 mdpl
atau >2000 mdpl, curah hujan 300-750 mm/tahun, dan kemiringan lereng >16%.
Hasil yang didapat didominasi oleh wilayah yang sangat sesuai dan sesuai. Wilayah
yang tidak sesuai hanya sedikit yang tampak. Dengan demikian sebagian besar wilayah di
propinsi Gorontalo berpotensi untuk tanaman pisang tumbuh dengan baik. Berikut peta
wilayah kesesuaian pisang di Gorontalo :
Dari hasil calculate Geometry, di dapat luasan untuk masing-masing kelas wilayah
kesesuaian, yaitu :
Wilayah Kesesuaian Luas (km2)
Sangat Sesuai 9719,921564
Sesuai 1694,531303
Tidak Sesuai 472,2729481 Sangat Sesuai
82%
Sesuai14%
Tidak Sesuai
4%
Persentase Kesesuaian Tanaman Pisang
Sangat Sesuai
Sesuai
Tidak Sesuai
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dengan metode overlay didapatkan hasil bahwa sebagian besar
wilayah di Gorontalo memiliki potensi untuk penanaman pisang. Hal ini dikarenakan wilayah
ketinggian, curah hujan, dan kemiringan lereng memenuhi kriteria untuk pertumbuhan
tanaman pisang. Dengan wilayah yang sangat sesuai untuk pertumbuhan tanaman pisang
adalah wilayah dengan wilayah ketinggian 0-1000 mdpl, curah hujan 1520-3800 mm/tahun,
dan kemiringan lereng 0-8%.
Melalui perhitungan yang telah dilakukan di hasil dan pembahasan, luas wilayah di
Provinsi Gorontalo yang sangat sesuai untuk perkembangan tanaman pisang adalah sebesar
9719,92 km2. Kemudian luas wilayah yang sesuai untuk menumbuhkan tanaman ini sebesar
1694,53 km2 dan yang tidak sesuai sebesar 472,27 km2. Dengan kata lain tanaman pisang
dapat tumbuh optimal di sebagian besar wilayah propinsi Gorontalo.
DAFTAR PUSTAKA
Suyanti & Supriyadi, Ahmad. (2008). Pisang, Budi Daya dan Prospek Pasar. Jakarta
Rismunandar (1990). Bertanam Pisang. Bandung: C.V. Sinar Baru. 11
Pemerintah Provinsi Gorontalo (2012). Profil Daerah, Kondisi Geografis. From:
http://www.gorontaloprov.go.id/profil/kondisi-geografis, 25 Desember 2012.
BMKG, PU, Swasta (1970-2004). Stasiun-stasiun pengamatan hujan, Interpolasi krigging.
Citra SRTM 90m DEM version 4 (2004). CGIAR - Consortium for Spatial Information
(CGIAR-CSI)..
km.