KEBERHASILAN & TANTANGAN PEREKONOMIAN PROVINSI …
Transcript of KEBERHASILAN & TANTANGAN PEREKONOMIAN PROVINSI …
This presentation uses a free template provided by FPPT.com www.free-power-point-templates.com
KEBERHASILAN & TANTANGAN PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU (TELAAH PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU DI MASA PANDEMI COVID-19)
Kamis, 23 Juli 2020
Sumber: Bloomberg, diolah Sumber: Oxford Univ, WHO, diolah Update per 25 Mei 2020
Penambahan Harian Kasus Positif COVID-19 di Indonesia
Penambahan Harian Kasus Positif COVID-19 di India
Estimasi Berakhirnya COVID-19 di Beberapa Negara
Penambahan Harian Kasus Positif COVID-19 di Eropa
Penambahan Harian Kasus Positif COVID-19 di Tiongkok Kurva pandemic COVID-19 Global
PERKEMBANGAN COVID-19 DI NEGARA TUJUAN EKSPOR RIAU
Sumber : Bank Indonesia
Jepang
2017: 1.9 2018: 0.3 2019: 0.7 2020: --5.8 (5.2) 2021: 2.4 (3.0)
Dunia
2017: 3.8
2018: 3.6
2019: 2.9
2020: -4.9 (-3.0)
2021: 5.4 (5.8)
Eropa 2017: 2.4 2018: 1.8 2019: 1.2 2020: -10.2 –(7.5) 2021: 6.0 (4.7)
Tiongkok 2017: 6.9 2018: 6.6 2019: 6.1 2020: 1.0 (1.2) 2021: 8.2 (9.2)
AS 2017: 2.2 2018: 2.9 2019: 2.3 2020: -8.0 (-5.9) 2021: 4.5 (4.7) India
2017: 6.7 2018: 5.3 2019: 4.8
2020: -4.5 (1.9) 2021: 6.0 (7.4)
Sumber: IMF (WEO April 2020) Sumber : Bank Indonesia
EKONOMI GLOBAL 2020 MENGARAH PADA KONTRAKSI
• Pertumbuhan ekonomi nasional diprakirakan menurun pad a triwulan II 2020 dipengaruhi kont raksi ekonomi global dan dampak
penanggulangan penyebaran COV/0-19 . Ekspor menurun sejalan dengan kont raksi perekonomian global, sedangkan konsumsi rumah tangga dan investasi menurun sejalan dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengurangi akitivitas ekonomi
Bank Ind onesia mempr ak irakan pr oses pemul ihan ekonomi mulai menguat pada tr iw ulan Ill 2020 sejalan relaksasi PSBB sejak
pertengahan Juni 2020 ser ta st imulus kebijakan yang ditempuh
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan menurun pada kisaran 0,9%-1,9% pada 2020 dan kembali meningkat pada
•
•
kisaran 5,0%-6,0% pada 2021 didorong dampak perbaikan Indonesia
ekonomi global dan stimulus kebijakan Pemerintah dan Bank
Sumber: BPS
PANDEMI COVID-19 MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL
Data per 30 Juni 2020 Sumber : Gugus tugas percepatan penanganan covid-19 Sumber : Bank Indonesia
r,
taan
k
•
Permin
Domesti
1,03%
Ekspor LN
15,19%
Impor LN
-7,50% PMTB
2,71%
•
Sisi Lapangan Usaha
PERDAGANGAN Sejalan
dengan berkurangnya aktivitas luar rumah akibat COVID-19, sektor perdagangan (pangsa 9,8%) mengalami kontraksi yang cukup dalam.
Sisi Lapangan Usaha
KONSTRUKSI Seiring dg menurunnya
intensitas konstruksi Tol Pku – Dumai yang telah mencapai 96%. Adapun konstruksi Tol Pku – Bukittinggi baru memasuki konstruksi.
Sisi Lapangan Usaha
TRANSPORTASI & PERGUDANGAN Seiring dg menurunnya penumpang penerbangan domestik dan berhentinya penerbangan internasional akibat COVID-19.
Pengadaan Listrik, Gas Peningkatan konsumsi listrik akibat
berkurangnya
aktivitas luar rumah
Informasi &
Komunikasi Sejalan dengan beralihnya
berbagai aktivitas dari
offline ke online
Penyediaan Akomodasi &
Mamin Pembatalan reservasi kama event, dan berkurangnya
aktivitas restoran
Jasa Pendidikan Sejalan
dengan berhentinya belajar tatap muka, termasuk kursus
Sumber: BPS Riau, diolah Sumber: BPS Riau, diolah Sumber : Bank Indonesia
EKONOMI RIAU TW-I 2020 TUMBUH MELAMBAT
Pertanian, kehutanan dan Perikanan 144.218.913 156.234.407 165.988.017 169.702.742 177.353.446 5,33%
Pertambangan dan Penggalian 201.796.798 191.970.567 182.685.670 210.105.119 185.444.600 -1,61%
Industri Pengolahan 155.685.924 168.241.897 178.660.845 185.170.748 194.795.065 5,77%
Total PDRB 652.761.631 681.699.030 704.705.027 755.435.017 765.198.299 4,07%
Pertumbuhan / tahun (%)20192018201720162015SEKTOR PDRB
• Sektor Industri Pengolahan, share
tertinggi (25,46 %) terhadap PDRB
Riau, dengan pertumbuhan 5,33
%/tahun.
• Sektor Pertambangan dan
Penggalian, share sebesar 24,23 %
terhadap PDRB Riau, dengan
pertumbuhan -1,61 %/Tahun.
• Sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan, share 23,18 % terhadap
PDRB Riau, dengan pertumbuhan
5,77 %/tahun
PADA TAHUN 2019
EKONOMI RIAU SANGAT TERGANTUNG PADA SUMBER DAYA ALAM
1. Semua Masyarakat yang masuk ke Provinsi Riau, akan mendapatkan Kartu Kewaspadaan Kesehatan/Health Alert Card (HAC) dan menjadi ODP termasuk yang tidak bergejala dipantau oleh Puskesmas
2. Semua PDP dirawat di RS Rujukan dan mendapatkan treatment sesuai Protokol pengobatan dan diizinkan pulang apabila hasil swab 2 x negatif.
3. Pasien PDP hasil swab yang konfirmasi positif langsung di rawat di RSUD Arifin Ahmad atau Rumah Sakit Rujukan Lainnya dan mendapatkan penanganan pengobatan sebagai pasien positif sesuai Protokol pengobatan pasien konfirmasi Positif COVID19 dan baru diizinkan pulang apabila hasil swab 2 x negatif.
4. Beroperasinya Laboratorium Bio Molekuler dapat mepercepat penanganan pasien, sehingga mampu mengefisienkan biaya, waktu serta tenaga.
5. Penerapan PSBB Provinsi Riau untuk 5 Kab/Kota (Kampar, Pelalawan, Siak, Bengkalis, Dumai) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01/07/Menkes/308/2020 Tanggal 12 Mei 2020 yang telah dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2020 sampai dengan tanggal 28 Mei 2020.
6. Pemberian bantuan keuangan khusus ke Kab/Kota untuk percepatan penanganan Covid-19, Bankeu khusus desa 159.1 M, Bankeu khusus kab/kota untuk kelurahan 26.8 M dan Bankeu alokasi khusus kecamatan 16.9 M
7. Total alokasi anggaran percepatan penanganan Covid-19 di Pemerintah Provinsi Riau sebesar Rp. 474.3723865.827,27
8. Dalam hal kebijakan BLT, Pemerintah Provinsi Riau Bekerjasama dengan Perwakilan BPKP Provinsi Riau, untuk:
1. Verifikasi data calon penerima BLT agar tidak tumpang tindih dengan bantuan lainnya. 2. Meluncurkan Aplikasi Monitoring Data Bantuan Sosial (Mata Bansos) Provinsi Riau 3. Penawasan dan pelaksanaan pengelolaan BLT 1. Pemerintah Provinsi Riau bekerjasama dengan Kab/Kota, penanganan masyarakat
terdampak Covid-19, dimana Pemerintah Provinsi membrikan Rp.300 ribu/KK dan Kab/Kota memberikan sembako senilai Rp.300 ribu
2. Check Point pemeriksaan Covid-19 di perbatasan Riau, di 5 Titik (Kemuning, Lubuk Jambi, XIII Koto Kampar, Dalu-Dalu dan Bagan Batu) terhadap kendaraan keluar masuk Riau.
PERKEMBANGAN COVID-19 DI RIAU
Sumber : corona.riau.go.id
(ditunjukkan dengan Perdagangan dunia
permintaan Rumah Tangga (Daya komoditas produksi/ pabrik tutup Value Chain
Share Konsumsi Rumah Share Industri Proxy Komoditas Coal Share Ekspor Total
7
COVID-19 semakin memburuk
Penurunan Aktivitas Aktivitas PSBB
penurunan mobilitas)
Penurunan Harga Turun
Disrupsi Global Penurunan Konsumsi
Penurunan Aktivitas
barang Beli)
Share Ekspor
Transmisi dan CPO Tangga Pengolahan
Ekspor Nonmigas Share di Provinsi Share di Provinsi Share di Provinsi
Provinsi Riau: Riau: Riau: Riau: 98,3% dari total ekspor 23,5 % PDRB 38,2 % PDRB 27,5 % PRDB
(2020:jan-mei) (2020:Q1) (2020:Q1) (2020:Q1)
Penurunan Aktivitas Perdagangan Dunia menyebabkan turunnya permintaan barang dari luar negeri.
3
Penurunan Aktivitas Produksi/Tutupnya Pabrik akibat adanya PSBB
Penurunan Konsumsi Rumah Tangga (Daya Beli) akibat adanya penurunan mobilitas
1
2
Dampak COVID-19 diperkirakan akan terjadi melalui
TRANSMISI DAMPAK COVID-19 KE PROVINSI RIAU
1
PERKEMBANGAN PARIWISATA
Highlight Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar Hotel Bintang (%)
tingkat penghunian hotel juga mengalami tren penurunan dari awal tahun 2020. Rata-rata tingkat penghunian kamar hotel berbintang di Provinsi Riau mengalami penurunan yang siginifikan pada tahun 2020 jika dibandingkan dengan tahun 2019 secara komulatif dari Januari hingga Mei.
60 49.67 49.6
50 44.09 43.73 40.57
40 42.63 42.49
30
26.71 20 21.34
10 14.73
0 Secara komulatif, rata-rata penurunan tingkat penghunian kamar hotel bintang pada tahun 2020 adalah sebesar 29,9 persen, turun signfikan dibandingkan pada tahun 2019 yang mencapai 45,24 persen.
Januari Februari Maret April Mei
2019 2020
PENYEBAB RESIKO PERLAMBATAN EKONOMI RIAU Low Scenario High Scenario
2020 2020
ASUMSI MAKRO PROVINSI
Pertumbuhan PDRB (%,yoy)
1,43 2,14
1,43 – 2,14
Sumber : KEM Bappedalitbang
EKONOMI RIAU KE DEPAN DIPERKIRAKAN TUMBUH MELAMBAT
ESTIMASI BIAYA DAN LOOS COVID-19 TERHADAP EKSPOR PROVINSI RIAU
Ekspor Pulp and Paper pada TW I 2020 , mengalami akselerasi sebesar 27,5 % (yoy), masih kuatnya permintaan ekspor Pulp and Paper akibat meningkatkanya kebutuhan tissue, kardus dan kertas untuk penanganan COVID-19.
• Ekspor Karet Riau pada periode Januari – Februarai 2020 , mengalami kontraksi sebesar 3,87 % (ctc). • Dampak Covid-19 terhadap ekspor karet, tergambar dari ekspor Karet Riau ke Tiongkok pada periode Januari-Februari
2020 terkontraksi sebebsar 66,6 % (ctc), sehingga diperkirakan terdapat potensial loss ekspor sebanyak 680 ton, akibat perlambatan industry otomotif Tiongkok.
3. MINYAK BUMI
• Sekitar 86 % dari lifting minyak bumi Riau untuk memenuhi kebutuhan BBM Nasional. • Dampak Covid-19 terjadi penurunan konsusmsi BBM Nasional mencapai 13 %, sehingga Riau mengalami potensial loss
sebesar 14,8 % atau Rp, 8,7 Triliun.
4. KELISTRIKAN • Kebijakan Pemerintah Pusat menggratiskan tarif pelanggan 450 VA dan diskon 50 % bagi pelanggan 900 VA mengurangi
loss sekitar Rp, 2,97 Milyar/Triwulan.
5. TRANSPORTASI Total loss akibat berkurannya penumpang (dan penutupan rute internasional) terhadap sektor transportasi udara dan air antara Rp. 66,8 Milyar – Rp. 112,7 Milyar
1. PULP AND PAPER
2. KARET
Perkembangan Ekspor Provinsi Riau
PERKEMBANGAN EKSPOR PROVINSI RIAU
Ekspor Komulatif (Apr-Mei) – Dalam Juta USD
Turun 6 persen
Ekspor Komulatif (Jan-Mar) – Dalam Juta USD
Naik 12,1 persen
Sejak bulan April, ekspor Provinsi Riau mengalami (Dalam Juta USD) andingkan dengan tahun sebelumnya
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1.03 .97
0.96 .92
2019 2020 2019 2020 April Mei
Perkembangan Ekspor Menurut Negara Tujuan (%)
India, 14.32
Tiongkok, 17.9
Lainnya, 34.79
Lainnya, 35.99
Banglades h, 3.43
Amerika Serikat,
4.03
Italia, 4.04
Malaysia, 4.28
Tiongkok, 13.08
Mesir, 3.02
Singapura, 3.07
Spanyol, 3.19
Banglades h, 3.78
India, 12.97 Mei
2020 Belanda, 6.88
Singapura, 4.87
2019 Belanda,
6.83 Amerika Serikat,
3.84
Pakistan, 4.73
Spanyol, 4.35
Malaysia, 5.8
Pakistan, 4.81
3
Negara tujuan ekspor utama di Provinsi Riau mengalami pergeseran pada hingga Mei 2020 dibandingkan dengan tahun 2019 dengan 3 besar tujuan ekspor utama tetap yaitu India, Tiongkok 1
dan Belanda 1
2 Negara tujuan ekspor utama terbesar Provinsi Riau pada tahun 2019 adalah Tiongkok (17,90 persen), India (12,97 persen), dan Belanda (6,83persen)
1
Kinerja ekspor Provinsi Riau mengalami penurunan sejak April 2020. Ekspor kumulatif dari bulan Januari hingga Mei 2020 mengalami kenaikan sebesar 4,7 persen (YoY).
Highlight
2.00
1.88
3.24
2.89
penurunan dib 1.07 1.12 1.05 0
0.99 0.93 0.97 0
Januari Februari Maret
2019 2020
TANTANGAN PEMBANGUNAN PASCA COVID-19
*) Sumber : Bank Indonesia, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau
4. Meningkat angka kemiskinan dan pengangguran ditahun 2020 *)
Periode Jumlah Orang Miskin/%
2020 (Berat) 498.825 / 7,1
2020 (Sangat Berat) 533.086 / 7,6
Selisih 34.261 / 0,5
Periode Jumlah Pengangguran/%
2020 (Berat) 199.132 / 6,2
2020 (Sangat Berat) 203.542 / 6,4
Selisih 4.410 / 0,2
Jumlah penduduk miskin berpotensi meningkat sebesar 14,9 rb orang (berat) dan 49,1 rb orang (sgt berat) sehingga akan meningkatkan & penduduk miskin hingga mencapai 7,1% (berat) dan 7,6% (sgt berat).
Pengangguran berpotensi meningkat sebesar 8,9 rb orang (berat) dan 13,4 rb orang (sgt berat) sehingga akan meningkatkan TPK hingga mencapai 6,2% (berat) dan 6,4% (sgt berat)
5. Meningkatkan perekonomian sektor rill seperti, restoran, hotel, UMKM yang terkena imbas pendemi covid-19
PRIORITAS DAN FOKUS PEMBANGUNAN PROVINSI RIAU TAHUN 2021
MEMANTAPKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI, PERTANIAN, PARIWISATA YANG MENDORONG PERDAGANGAN DAN JASA UNTUK MENINGKATKAN
DAYA SAING EKONOMI
MEPERCEPAT PEMULIHAN EKONOMI DAN REFORMASI SOSIAL MELALUI PEMANTAPAN PENGEMBANGAN INDUSTRI, PERTANIAN,
PARIWISATA YANG MENDORONG PERDAGANGAN DAN JASA
SEMULA MENJADI
RANCANGAN PENYESUAIAN TEMA RKPD PROVINSI RIAU TAHUN 2021
PENGEMBANGAN INDUSTRI
FOKUS 1. Revitaliasi dan Kemitraan Industri Kecil
Menengah dan Koperasi 2. Hilirisasi Industri yang Mengolah Hasil-hasil
Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Kelautan dan Pertambangan
3. Pemulihan Produktivitas Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah (SIKIM)
4. Percepatan Kawasan Industri Prioritas 5. Bantuan UMKM
PENGEMBANGAN PERTANIAN
FOKUS 1. Peningkatan Ketahanan Pangan 2. Pemenuhan Ketersediaan Pangan 3. Peningkatan Kegiatan Padat Karya
PENGEMBANGAN PARIWISATA
FOKUS 1. Penyelenggaraan event pariwisata
berskala Nasional dan Internasional yang telah terbukti memiliki tingkat kunjungan Wisman dan Wisnus yang tinggi
2. Pembangunan infrastruktur difokuskan pada destinasi wisata yang telah siap untuk dikunjungi
3. Diversifikasi destinasi dan atraksi belum diperlukan pada masa pemulihan namun lebih di fokuskan pada penguatan destinasi dan atraksi wisata yang telah eksis
4. Penguatan sektor pariwisata melalui kerjasama dengan industri dan jasa kepariwisataan
5. Pemulihan usaha ekonomi kreatif terutama di sektor UMKM
INFRASTRUKTUR DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKELANJUTAN
FOKUS 1. Infrastruktur untuk mendukung pemulihan ekonomi
sektor industri, pariwisata dan investasi 2. Infrastruktur untuk mendukung penguatan kesehatan
masyarakat 3. Infrastruktur untuk pengelolaan Lingkungan hidup
yang berkelanjutan
PENGEMBANGAN SDM YANG BERIMAN, BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING
FOKUS 1. Peningkatan pelayanan dasar Pendidikan. 2. Peningkatan pelayanan dasar kesehatan. 3. Penurunan Tingkat Pengangguran
ASUMSI INDIKATOR MAKRO
TAHUN 2021
PERTUMBUHAN EKONOMI
INFLASI SUKU BUNGA
SBN 10 TAHUN NILAI TUKAR
RUPAIH
HARGA MINYAK MENTAH
INDONESIA
LIFTING MINYAK BUMI
LIFTING GAS BUMI
4,5-5,5% 2-4% 6,67-956% Rp.14.900-Rp.15.300 per
US$
40 - 50 US$ per Barel
677-737 Ribu Barel per hari
1.081-1.173 Ribu Barel setara
minyak per hari
Sumber : Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF Tahun 2021), Kementerian Keuangan RI
INDIKATOR EKONOMI MAKRO INDONESIA
SUMBER PERTUMBUHA
N EKONOMI INFLASI
TINGKAT KEMISKINA
N (%)
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
(POIN)
TINGKAT PENGANGGURA
N TERBUKA (%)
REKOMENDASI 1,8-2,49% *) 2,8-2,6% *) 6,77-6,79 *) 73,49-73,89 *) 5,78-6,84 *)
TARGET AWAL 2,93 - 3,2 2-4% 6,62 73,13 5,96
Keterangan: *) Perhitungan sementara TIM KEM Provinsi Riau
INDIKATOR MAKRO PROVINSI RIAU
Perhitungan Indikator Makro Ekonomi Riau Tahun 2021, dengan Metode :
1. Data Ekonomi, Data exixting dan proyeksi yg selaras dgn asumsi ekonomi makro pusat.
2. Permodelan dan Program Konsisten, Penyajian data baseline sebagai dasar perhitungan awal untuk proyeksi dilengkapi model satelit dengan metode program konsistensi FPP.
3. Diskusi/Koordinasi kebijakan, Informasi penyusunan KEM dgn Metode Financial Programming and Policies (FPP).
Memperkuat Basis Data Profil Masyarakat
Peningkatan Pelayanan Sarana Prasarana Kesehatan
Meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan memperhatikan segala aspek mitigasi Bencana, baik bencana alam maupun non alam
Tetap menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Protokol Kesehatan
Meningkatkan ketahanan pangan, baik peningkatan produksi dalam rangka swasembada dan memperlancar akses pasar terhadap pangan, demi menjaga kebutuhan masyarakat.
REFORMASI SOSIAL
Dalam rangka melaksanakan Reformasi Sosial, maka Pemerintah Provinsi Riau akan melakukan langkah-langkah:
Reformasi Sosial, meliputi :
1. Reformasi Sistem Kesehatan Nasional
2. Reformasi Sistem Jaring Pengaman Sosial
3. Reformasi Sistem Ketahanan Bencana
TABEL ISIAN HASIL SIMULASI KEMD PROVINSI RIAU ASUMSI DAN FAKTOR PENGHAMBAT & PENDORONG PERTUMBUHAN
Resiko Penghambat Pertumbuhan
Resiko Pendorong Pertumbuhan
1 Penurunan produksi minyak bumi yang mengakibatkan koreksi sektor pertambangan yang cukup besar.
1 Kebijakan nasional mengenai biosolar (B.30 – B.50).
2 Penurunan Nilai Ekspor CPO ke Cina karena melambatnya perekonomian Cina akibat terdampak virus Corona
2 Ditetapkannya dua kawasan industri di Riau (Tenayan, KITB) sebagai 9 pengembangan Kawasan industri diluar pulau jawa
3 Lambatnya pertumbuhan industri hilirisasi CPO 3 Pembangunan infrastruktur Tol Trans Sumatera
4 Adanya kebijakan PP No.57/2016 tentang Perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut.
4 Mulai berproduksinya Serat Rayon (Asia Pacific Rayon)
Mendorong Konsumsi Rumah Tangga Penumbuhan Investasi
Peningkatan Kapasitas Pendanaan Daerah Ekspansi Ekspor
Konsumsi RT & LNPRT: 2,85 – 4,13 PMTB: 2,80 – 3,39
Ekspor : 1,52 – 2,03
ARAH KEBIJAKAN SISI PERMINTAAN 2021
Konsumsi Pemerintah : 0,90 – 1,58
- Meningkatkan pendapatan fiskal melalui sumber pendanaan yang produktif
- Kebijakan belanja yang produktif dan bantuan sosial tepat sasaran
- Penguatan pemasaran hasil industri Rayon ke berbagai negara
- Penguatan kerjasama bidang palm oil - Ekspansi jasa melalui sektor pariwisata
Untuk tumbuh lebih tinggi, konsumsi perlu ditingkatkan dengan berbagai upaya diantaranya :
- Program pembangunan padat karya, penggunaan tenaga kerja lokal konstruksi
- Pengendalian inflasi khususnya pada komponen volatile food
- Mendorong pengembangan Kawasan industri Tenayan dan Tanjung Buton
- Meningkatkan enabling environment for growth melalui kemudahan berusaha, meningkatkan dukungan infrastruktur termasuk menciptakan lingkungan yang kondusif
(0,1
7,7
PERTANIAN
- Meningkatkan produksi dan produktifitas Pertanian dan Perikanan
- Meningkatkan produksi daging sapi
ARAH KEBIJAKAN SEKTORAL 2021
4,7
INDUSTRI
- Mendorong industri tekstil dari rayon
- Mendorong peningkatan kapasitas produksi biodiesel
- Produktifitas tenaga kerja - Peningkatan infrastruktur
menuju Kawasan Industri - Mendorong sentra industri kecil
menengah berbasis sumber daya lokal
1,5
PERTAMBANGAN
- Eksplorasi sumber minyak bumi baru
7,2
PERDAGANGAN
- Penumbuhan pusat distribusi logistik daerah
- Efisiensi jalur logistik
5,9
6
KONSTRUKSI
- Percepatan penyediaan infrastruktur pendukung menuju pusat pertumbuhan ekonomi baru
- Mendorong konektivitas antar moda transportasi
- Mendorong tumbuhnya sentra pergudangan dan jasa pendukungnya
5,9
6
JASA PENDIDIKAN
- Mendorong Pendidikan vokasi berbasis potensi lokal
5,9
6
-Pemilihan tempat wisata -Pasca PSBB, untuk menghilangkan kejenuhan masa PSBB
JASA LAINNYA TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN
THANK YOU