Laporan Pendahuluan Tumor Uterus

17
LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR UTERUS Mioma uteri Pengertian. Mioma Uteri adalah tumor jinak otot rahim dengan berbagai komposisi jaringan ikat. Nama lain : Leimioma Uteri dan Fibroma Uteri (Manuaba, 2001). Mioma uteri adalah Neoplasma jinak berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah Fibromioma, Leimioma ataupun Fibroid (Saifuddin, 1999). Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya,sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dn lunak Karen otot rahimnya dominan. Kejadian mioma uteri sukr ditetapkan karena tidak semua mioma uteri menimbulkan keluhan dan memerlukan tindakan operasi. Sebagian penderita mioma uteri tidak memberikan keluhan apapun dan ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan. Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi karena adanya rangsangan estrogen. Dengan demikian mioma uteri tidk dijumpai sebelum datang haid( menarch) dan akan mengalami pengecilan setelah mati haid ( menapouse). Bila pada masa menopause tumor yang berasal dari mioma uteri tetap membesar atau bertambah besar, kenungkinan degradasi ganas menjadi sarcoma uteri. Bila dijumpai pembesaran

Transcript of Laporan Pendahuluan Tumor Uterus

Page 1: Laporan Pendahuluan Tumor Uterus

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR UTERUS

Mioma uteri

Pengertian.

Mioma Uteri adalah tumor jinak otot rahim dengan berbagai komposisi jaringan ikat.

Nama lain : Leimioma Uteri dan Fibroma Uteri (Manuaba, 2001).

Mioma uteri adalah Neoplasma jinak berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang

menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah Fibromioma, Leimioma

ataupun Fibroid (Saifuddin, 1999). Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim,

disertai jaringan ikatnya,sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya

dominan dn lunak Karen otot rahimnya dominan. Kejadian mioma uteri sukr ditetapkan

karena tidak semua mioma uteri menimbulkan keluhan dan memerlukan tindakan

operasi. Sebagian penderita mioma uteri tidak memberikan keluhan apapun dan

ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan.

Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi karena adanya

rangsangan estrogen. Dengan demikian mioma uteri tidk dijumpai sebelum datang

haid( menarch) dan akan mengalami pengecilan setelah mati haid ( menapouse). Bila

pada masa menopause tumor yang berasal dari mioma uteri tetap membesar atau

bertambah besar, kenungkinan degradasi ganas menjadi sarcoma uteri. Bila dijumpai

pembesaran abdomen sebelum menarch, hal ini berarti bukan mioma uteri tetapi kista

ovarium dan kemungkinan besar menjadi ganas.

Penyebab Mioma Uteri

Etiologi belum jelas tetapi asalnya disangka dan sel-sel otot yang belum matang.

a. Faktor-faktor yang berpengaruh

1. Tak pernah dijumpai sebelum menarche

2. Atropi setelah menopause

3. Cepat membesar saat hamil

4. Sebagian besar masa reproduksi

(Manuaba, 2001)

Page 2: Laporan Pendahuluan Tumor Uterus

b. Nulipara

c. Keturunan

(Saifuddin, 1999)

Jenis-jenis Mioma Uteri

1. Mioma Submokosum

5% berada di bawah endometrium dan menonjol kedalam angka kejadian rongga

uterus. Paling sering menyebabkan perdarahan yang banyak, sehingga memerlukan

histerektomi walaupun ukurannya kecil. Adanya mioma submukosa dapat dirasakan

sebagai suatu “Curet Bump” (benjolan waktu kuret). Kemungkinan terjadinya degenerasi

sarkoma juga lebih besar pada jenis ini. Sering mempunyai tangkai yang panjang

sehingga menonjol melalui vagina, disebut sebagai mioma submukosa bertungkai yang

dapat menimbulkan “Myomgeburt” sering mengalami nekrose atau ulserasi

(Sastrawinata, 1988).

2.Mioma Intramural

Mioma terdapat didinding uterus diantara serabut miometrium. Kalau besar atau multiple

dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-benjol (Sastrawinata, 1988).

(Saifuddin, 1999).

3 Mioma Subserosum

Letaknya di bawah tunika serosa, kadang-kadang vena yang ada dipermukaan pecah dan

menyebabkan perdarahan intra abdominal. Dapat tumbuh diantara kedua lapisan

ligamentum latum menjadi Mioma Intra Ligamenter. Dapat tumbuh menempel pada

jaringan lain, misalnya ke ligametrium atau omentum dan kemudian membebaskan diri

dari uterus, sehingga disebut Wedering/Parasitik Fibroid. Mioma subserosa yang

bertangkan dapat menimbulkan torsi (Saifuddin, 1999).

Perubahan Sekunder Mioma

1. Atrofi

Setelah menopause ataupunb sesudah mioma uteri menjadi kecil.

2. Degenerasi Hialin

Sering terjadi pada penderita usia lanjut. Tumor kehilangan struktu aslinya menjadi

homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripadanya seolah-

Page 3: Laporan Pendahuluan Tumor Uterus

olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.

Jaringan ikat bertambah, berwarna putih keras, disebut juga sebagian mioma uteri.

3. Degenerasi Kistik

Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian mioma menjadi cair, sehingga

terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi

pembengkakan yang luas dan bendungan lime sehingga menyerupai Limfangioma.

Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu

kehamilan.

4. Degenerasi Membaku (Cakireus Degeneration)

Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut. Oleh karena adanya gangguan dalam

sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma

menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen. Terdapat timbunan kalsium

pada mioma uteri padat dan keras berwarna putih.

5. Degenerasi Merah (Caineous Degeneration)

Biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis : diperkirakan karena suatu

nekrosis sub akut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang

mioma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen hemosiserin dan

hemofifusi. Degenrasi merah nampak khas apabila terjadi kehamilan muda diserta emisis,

haus, sedikit demam, kesakitan tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan.

a. Estrogen merangsang tumbuh kembang mioma.

b. Aliran darah tidak seimbang

c. Edema sekitar tungkai

d. Tekanan hamil

6. Degenarasi Lemak

Jarang terjadi merupakan kelanjutan degenerasi hialin. Pada kasus-kasus lain mungkin

disebabkan karena tumornya merupakan variasi campuran.

7. Degenerasi Sarcomateus

Jarang terjadi.

8. Infeksi dan Suppurasi

Banyak terjadi pada jenis submukosa oleh karena adanya Ulcerasi.

9. Terjadi kekurangan darah menimbulkan

Page 4: Laporan Pendahuluan Tumor Uterus

- Nekrosis

- Pembentukan Trombus

- Bendungan darah dalam mioma

- Warna merah hemosiderin/hemofuksin

(Manuaba, 2001)

Patologi pertumbuhan mioma uteri

Berdasarkan teori genitoblast ( sel nest) meyer dan de snood an rangsangan terus –

menerus tiap bulan dari estrogen, maka pertumbuhan mioma uteri menjadi :

1. Berlapis seperti berambang

2. Lokalisasi brvariasi

a. Subserosa

Di bawah lapisan peritoneum

Dapat bertangkai dan melayang dalam kavum (ruangan ) abdoment

b. Intramural

Di dalam otot rahim dapat besar, padat ( jaringan ikat abdomen), lunak ( jaringan

otot rahim dominan.

c. Submukosa

Di bawah lapisan dalam rahim

Memperluas permukaan dalam rahim

Bertangkai dan dapat dikeluarkan melalui kanalis servikalis

d. Servikal mioma

Tumbuh di daerah serviks uteri

Gejala klinik mioma uteri adalah

1. Perdarahan tidak normal

Hipermenorea perdarahan banyak saat menstruasi karena meluasnya permukaan

endometrium dalam proses menstruasi

Gangguan kontraksi otot rahim

Page 5: Laporan Pendahuluan Tumor Uterus

Perdarahan berkepanjangan

Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah,

pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi.

2. Penekanan rahim yang membesar

Penekanan rahim karena pembesaran mio uteri dapat terjadi :

Terasa berat di abdomen bagian bawah

Sukar miksi atau defekasi

Terasa nyeri karena tertekannya urat saraf

3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan.

Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling meempengaruhi :

Kehamilan dapat mengalami keguguran

Persalinan prematuritas

Gangguan saat proses persalinan

Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infertilitas

Kala ketiga terjadi gngguan pelepsan plasenta dan perdarahan.

Diagnosis mioma uteri

Secara sederhana bidan dapat memperkirakan kemungkinan mioma uteri dengan

memperhatikan gejala klinik, yaitu terdapat perdarahan menstruasi yang tidak normal,

terdapat gangguan miksi atau buang air besar, dan terasa nyeri terutama saat menstruasi.

Pada pemeriksaan dalam bidan dapat dijumpai teraba tumor padat pada abdomen bagian

bawah dan pergerakan tumor terbatas. Pada pemeriksaan dalam bidan dapat meraba

tumor berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas. Penanganan

mioma uteri dan melakukan rujukan ke puskesmas , dokter ahli, atau ke rumah sakit.

Penatalaksanaan mioma uteri

a. Hasil pemeriksaan

Teraba tumor abdoment bagian bawah

Tumor berasal dari rahim

b. Keluhan klinis

Page 6: Laporan Pendahuluan Tumor Uterus

Gangguan menstruasi

Keluhan pendesakan ( terasa kemeng di bagian bawah, keluhan ak punya anak)

Penanganan :

a. 55% dan semua mioma tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun,

terutama bila :

1.Tanpa keluhan

2. Menjelang menopause

3. Besar mioma < 12 minggu kehamilan

Walaupun demikian mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3 – 6 bulan. Apabila

terlihat adanya suatu perubahan yang berbahaya dapat terdeteksi dengan cepat dan

dapat dilakukan tindakan segera.

b. Dalam decade terakhir ini ada usaha mengobati mioma uterus dengan Gurh Agonis

(Gurha) selama 16 minggu

c. Pengobatan Operatif

1. Miometomi (Enukliasi Mioma) adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa

pengangkatan uterus.

2. Histerektomi adalah pengangkatan uterus yang umumnya merupakan tindakan

terpilih.

d. Keadaan khusus tidak operasi/menjelang menopause:

1. Radiasi

2. Pasangan radium

3. Hormonal anti estrogen/Tapro 5 (Saifuddin, 1999)

Pada kehamilan yaitu:

a. Mioma uteri kurang dari hamil 14 mg

Tanpa keluhan

Kebetulan

Menjelang mati haid

b. Mioma uteri diatas hamil 14 minggu

Perdarahan

Page 7: Laporan Pendahuluan Tumor Uterus

Tumor dengan pendesakan

Nyeri menstruasi

Keluhan sekunder ( anemis)

c. Tindakan yang diberikan

1. Memberikan KIE dan motivasi tentang mioma uteri

2. Konsultasi / merujuk

- Puskesmas

- Dokter ahli

- Rumah sakit

II. KONSEP ASUHAN KEBIDANAN MENURUT VARNEY

Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil dilakukan dengan pendekatan

manajemen Varney. Penerapan 7 langkah manajemen menurut Varney di dalam memberi

asuhan kebidanan pada ibu hamil secara sistematis sebagai berikut:

I. Pengumpulan Data

Mengumpulkan data subyektif dan data obyektif, berupa data focus yang dibutuhkan

untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya, menggunakann anamnesa,

pemeriksaan fisik, penimbangan berat badan, tinggi badan, dan pemeriksaan

laboratorium. Jenis data yang dikumpulkan adalah :

a. Data subyektif yang terdiri dari :

- Biodata ibu dan suami

- Alasan ibu memeriksakan diri

Ibu biasanya mengeluh adanya perdarahan yang abnormal : hipermenore,

menorargia, metrorargia, menometorargia. Mengeluh nyeri pada perut, retensio

ufing, poli uri, edema pada tungkai dan pusing.

- Riwayat menstruasi

Page 8: Laporan Pendahuluan Tumor Uterus

Menarche. Siklus : tidak teratur. Lamanya haid 7-8 hari. Banyaknya : 3-4 x ganti

pembalut tiap hari. Warna darah : merah kehitaman kadang bergumpal. Dismenore :

ya, pada saat sebelum, selama maupun setelah haid. Flor albus : kadang-kadang

terdapat flour albus. HPHT

- Riwayat perkawinan

Kawin/tidak, usia pertama kali menikah, lamanya menikah, berapa kali menikah.

- Riwayat kehamilan sekarang (jika ada)

- Riwayat kebidanan yang lalu

- Riwayat pemakaian alat kontrasepsi

- Riwayat kesehatan

Klien : Jantung, DM, TBC, Hepatitis, Ginjal, Asma, (tidak ada). Biasanya

mengalami gangguan dalam siklus haid seperti Hipermenore, Menorargia,

Metrorargia, Menometrorargia.

Keluarga : Jantung, DM, TBC, Hepatitis, Ginjal, Asma, (tidak ada). Biasanya dalam

keluarga terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita sakit yang sama

seperti tumor

- Riwayat biopsikososial spiritual

Pola nutrisi, pola eliminasi : nyeri pada saat BAK, poli uri, retensi urine, pola

istirahat : pola aktivitas, pola spritual, pola hubungan seksual.

- Pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan.

Tehnik yang digunakan untuk mengumpulan data subyektif yaitu dengan anamnesa.

Keadaan Umum

Kesadaran

Page 9: Laporan Pendahuluan Tumor Uterus

Tanda-tanda Vital

Tekanan darah, nadi, suhu, berat badan, tinggi badan

Pemeriksaan Fisik

1. Kepala dan muka : tidak ada masalah

2. Mata : kalau perdarahan banyak biasanya konjungtiva pucat, sklera putih.

3. Telinga : tidak terdapat masalah

4. Hidung : tidak terdapat masalah

5. Mulut dan Gigi : tidak terdapat masalah

6. Leher : tidak terdapat masalah

7. Dada : biasanya terdapat sesak nafas karena pembesaran mioma menekan

diafragma

8. Abdomen : terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah, teraba massa pada

uterus

9. Genetalia : adanya keluaran darah

10. Anus : timbul rasa sakit saat defekasi

11. Ekstremitas : atas : kadang terdapat oedem

bawah : kadang terdapat edema tungkai

Pemeriksaan Dalam

Teraba massa pada uterus dan terdapat nyeri tekan.

Pemeriksaan Penunjang

1. USG

2. Biopsi

3. Hb

II. Interpretasi data dasar/analisa data

Dalam langkah ini data subjektif dan data objektif yang sudah dikaji kemudian

dianalisa menggunakan teori-teori fisiologis dan teori-teori patologis sesuai dengan

perkembangan kehamilan berdasarkan umur kehamilan ibu pada saat diberi asuhan. Hasil

analisis dan interpretasi data menghasilkan rumusan diagnosis kehamilan.

Page 10: Laporan Pendahuluan Tumor Uterus

a. Diagnosa kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah merupakan kesimpulan yang ditegakkan oleh bidan dalam

lingkup praktik kebidanan dengan memenuhi standar diagnosa nomenklatur

kebidanan.

b. Masalah

Masalah merupakan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan perkembangan fisiologis

kehamilan, adaptasi ibu yang tidak positif terhadap kehamilannya.

c. Kebutuhan

Merupakan hal-hal yang dibutuhkan oleh ibu atau menurut bidan hal itu harus

diketahui oleh ibu tapi tidak dirasakn oleh ibu hamil. Hal yang dibutuhkan oleh ibu

hamil dapat berupa informasi/tindakan.

III. Merumuskan diagnosa/masalah potensial

Pada tahap ini setelah bidan merumuskan diagnosa atau masalah dituntut untuk

memikirkan masalah atau diagnosa potensial yang merupakan akibat dari

masalah/diagnosa yang ada. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah

potensial ini benar-benar terjadi.

IV. Merumuskan kebutuhan akan tindakan segera, tindakan kolaborasi dan

rujukan

Kebutuhan akan tindakan segera untuk mengantisipasi ancaman yang fatal, sehingga

nyawa ibu dan janin dapat terselamatkan. Tindakan segera bisa merupakan intervensi

langsung oleh bidan bisa juga berdasarkan hasil kolaborasi dengan profesi lain.

V. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Dalam menyusun rencana asuhan yang menyeluruh mengacu kepada diagnosa,

masalah asuhan serta kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi klien saat diberi

asuhan.

Page 11: Laporan Pendahuluan Tumor Uterus

VI. Pelaksanaan asuhan sesuai dengan perencanaan secara efisien

Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan

pada langkah sebelumnya, baik yang bersifat antisipasi, tindakan segera, support,

kolaborasi, bimbingan konseling, pemeriksaan dan follow up.

VII. Evaluasi

Pada langkah terakhir ini melakukan evaluasi terhadap keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan. Hal ini menyangkut apakah kebutuhan klien terpenuhi, masalah

yang ada terpecahkan, masalah potensial dihindari, klien dan keluarga mengetahui

kondisi kesehatannya dank lien mengetahui apa yang harus dilakukan dalam rangka

menjaga kesehatannya.

Gambar mioma uteri

SUMBER

Page 12: Laporan Pendahuluan Tumor Uterus

Bobak, Jensen, 2005, Perawatan Maternitas dan Ginekologi, Jakarta : EGC

Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.

Jakarta. EGC

Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2, Jakarta Buku Kedokteran

EGC

Prayetni, 1996. Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Gangguan Sistem

Reproduksi. Jakarta. Pusdiknakes : Depkes RI.

Prawiroharjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kandungan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Prawiroharjo, Sarwono, 2006, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Saifuddin, AB. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Sastrawinata, Sulaiman, 1983, Obstetri Patologi, Bandung : bagian Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung