Laporan Pendahuluan Tumor Mamae
-
Upload
ranny-sermatan -
Category
Documents
-
view
1.423 -
download
223
description
Transcript of Laporan Pendahuluan Tumor Mamae
LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR MAMAE (CA PAYUDARA)
LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR MAMAE(CA PAYUDARA)
A. KONSEP MEDIS
Defenisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker
bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi
pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu
sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah
kulit. (Erik T, 2005)
EtiologiTidak ada satupun sebab spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian factor
genetic, hormonal dan kemudian kejadian lingkiungan dapat menunjang
terjadinya cancer payudara.
Faktor resiko1. Riwayat pribadi Ca payudara
2. Menarche dini
3. Nullipara/ usia lanjut pada kelahiran anak pertama
4. menopause pada usia lanjut
5. Riwayat penyakit payudara jinak
6. Riwayat keluarga dengan ca mamae
7. Kontrasepsi oral
8. Terapai pergantian hormone
9. Pemajanan radiasi
10. Masukan alcohol
11. Umur > 40 tahun
PatofisiologiTumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti
pengaruh struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan
proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal
dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak
sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan
secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas
tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan
berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi factor
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker
pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi
bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung
dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang
dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-
karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. fase in situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous
yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran
cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu
sampai beberapa tahun.
4. fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-
tempat lain bertambah.
Tanda dan gejalaPenemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih
sulit ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah
teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri.
1. Terdapat massa utuh (kenyal)
Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan,
bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan)
2. Nyeri pada daerah massa
3. Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada
area mammae.Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau
akibat distorsi ligamentum cooper.
Cara pemeriksaan: kulit area mammae dipegang antara ibu jari dan jari
telunjuk tangan pemeriksa l;alu didekatkan untuk menimbulkan dimpling.
4. Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput
seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya
cairan secara spontan kadang disertai darah.
7. ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.
PENENTUAN UKURAN TUMOR, PENYEBARAN KE KELENJAR LIMFE DAN TEMPAT LAIN PADA CARCINOMA MAMMAE
TUMOR SIZE (T)
TX Tidak ada tumor
T0 Tidak dapat ditunjukkan adanya tumor primer
T1 Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang
T1a diameter 0,5cm atau kurang, tanpa fiksasi terhadap
fascia dan/muskulus pectoralis
T1b >0,5 cm tapi kurang dari 1 cm, dengan fiksasi
terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T1c >1 cm tapi < 2 cm, dengan fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T2 Tumor dengan diameter antar 2-5cm
T2a tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus
pectoralis
T2b dengan fiksasi
T3 Tumor dengan diameter >5 cm
T3a tan pa fiksasi, T3b dengan fiksasi
T4 Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan
perluasan secar langsung ke dalam dinding thorak dan
kulit
REGIONAL LIMFE NODES (N)
NX Kelenjar ketiak tidak teraba
N0 Tidak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
N1 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa
digerakkan
N2 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral yang melekat
terfiksasi satu sama lain atau terhadap jaringan
sekitarnya
N3 Metastase ke kelenjar homolateral supraklavikuler atau
intraklavikuler terhadap edema lengan
METASTASE JAUH (M)
M0 Tidak ada metastase jauh
M1 Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar
payudara
STADIUM KLINIS KANKER PAYUDARA
STADIU
M
T N M
0 T1s N0 M0
I T1 N0 M0
IIA T0
T1
T2
N1
N1
N0
M0
M0
M0
IIB T2 N1 M0
T3N2
M0
IIIA T0
T1
T2
T3
N2
N2
N2
N1, N2
M0
M0
M0
M0
IIIB T4
Semua T
Semua N
N3
M0
M0
IV Semua T Semua N M1
Pemeriksaan penunjang1. Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau
plasma
e. Pemeriksaan sitologik
2. Tes diagnosis lain
a. Non invasif
1). Mamografi
Yaitu radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang
penting. Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat
diraba. Dalam beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada tidaknya
sifat keganasan dari massa yang teraba. Mamografi dapat digunakan
sebagai pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang asimptomatis
dan memberikan keterangan untuk menuntun diagnosis suatu kelainan.
2). Radiologi (foto roentgen thorak)
3). USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara
massa yang solit dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat
menginterpretasikan hasil mammografi terhadap lokasi massa pada
jaringan patudar yang tebal/padat.
4). Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra
vena, bahan ini akan diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor.
Kerugian pemeriksaan ini biayanya sangat mahal.
5). Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui
metastase ke sisi lain. Menggunakan bahan radioaktif mengandung
molekul glukosa, pemeriksaan ini mahal dan jarang digunakan.
b. Invasif
1). Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara untuk
pemeriksaan histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4 tipe
biopsy, 2 tindakan menggunakan jarum dan 2 tindakan menggunakan insisi
pemmbedahan.
a). Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik
atau padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil
mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa
srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika massa
menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung
darah,maka ini merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy pembedahan.
b). Tru-Cut atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic biopsy
mammografi dan computer untuk memndu jarum pada massa/lesi tersebut.
Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah ataupun pasien karena lebih
cepat, tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan dan biaya tidak mahal.
c). Insisi biopsy
Sebagian massa dibuang
d). Eksisi biopsy
Seluruh massa diangkat
Hasil biopsy dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan
histologik secara frozen section.
KomplikasiKomplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-
organ lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh adalah paru-paru,
pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan
fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru
akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak
mengalami gangguan persepsi sensori.
Penatalaksanaan medisPenanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua
macam yaitu kuratif (dengan pembedahan) dan paliatif (non pembedahan)
Tabel Penanganan Cancer MammaePenanganan KeteranganPembedahan (kuratif)Mastektomi parsial
(eksisi tumor local dan
penyinaran)
Mastektomi total
dengan diseksi aksila
rendah
Mastektomi radikal
yang dimodifikasi
Mastektomi radikal
Mastektomi radikal
yang diperluas
Mulai dari lumpektomi (pengangkatan
jaringan yang luas dengan kulit yang
terkena) sampai kuadranektomi
(pengangkatan seperempat payudara),
pengangkatan atau pengambilan contoh
jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk
penentuan stadium; radiasi dosis tinggi
mutlak perlu (5000-6000 rad)
Seluruh payudara, semua kelenjar limfe di
lateral otot pektoralis minor
Seluruh payudara, semua atau sebagian
jaringan aksila
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor
dan minor di bawahnya, seluruh isi aksila
Sama seperti masektomi radikal ditambah
kelenjar limfe mamaria interna
Non Pembedahan Pada payudara dan kelenjar limfe
(paliatif)Penyinaran
Kemoterapi
Terapi hormaon dan
endokrin
regional yang tidak dapat direseksi pada
kanker lanjut, pada metastase tulang,
metastase kelenjar limfe, aksila,
kekambuhan tumor local atau regional
setelah mastektomi
Adjuvan sistemik setelah mastektomi;
paliatif pada penyakit yang lanjut
Kanker yang telah menyebar, memakai
estrogen, androgen, progesterone, anti
estrogen, ooforektomi, adrenalektomi,
hipofisektomi
B. ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan
yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada,
ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
b. Rambut :
biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
c. Mata :
biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga :
normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan
tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung :
bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut :
mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher :
biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada :
adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-
tanda radang.
i. Hepar :
biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas:
biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah
dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi
makanan mengandung MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena,
nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan
akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan
haknya sebagai wanita normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam
melakukan perannya dalam berinteraksi social.
i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada
tingkat kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus
asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan
lapang dada.
5. Pemeriksaan Diagnostik
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk
diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi.
2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
6. sinar X dada
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan,
mis; anoreksia
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah
jaringan
4. Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .
5. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan
kurang pemajanan informasi
6. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi
tubuh
7. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh,
perubahan dalam citra diri
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEP. NOC NIC
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia
NOC :
v Nutritional Status :
food and Fluid Intake
NIC :
Nutrition Management
§ Kaji adanya alergi
Kriteria Hasil :
v Adanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tujuan
v Berat badan ideal
sesuai dengan tinggi
badan
v Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
v Tidak ada tanda
tanda malnutrisi
v Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
makanan
§ Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
§ Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
§ Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
vitamin C
§ Berikan substansi gula
§ Yakinkan diet yang
dimakan mengandung tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
§ Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
§ Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
§ Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
§ Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
§ Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas
normal
§ Monitor adanya
penurunan berat badan
§ Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
§ Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
§ Monitor lingkungan
selama makan
§ Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak selama
jam makan
§ Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
§ Monitor mual dan muntah
§ Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht
§ Monitor makanan
kesukaan
§ Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
§ Monitor pucat,
kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
§ Monitor kalori dan intake
nuntrisi
§ Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
§ Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan
NOC :
v Pain Level,
v Pain control,
v Comfort level
Kriteria Hasil :
v Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
v Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
v Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
v Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
v Tanda vital dalam
NIC :
Pain Management
§ Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
§ Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
§ Gunakan teknik
komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman
nyeri pasien
§ Kaji kultur yang
mempengaruhi respon nyeri
§ Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau
§ Evaluasi bersama pasien
dan tim kesehatan lain
tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
§ Bantu pasien dan
rentang normal keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan
§ Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
§ Kurangi faktor presipitasi
nyeri
§ Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
§ Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi
§ Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
§ Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
§ Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
§ Monitor penerimaan
pasien tentang manajemen
nyeri
Analgesic Administration
§ Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
§ Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
§ Cek riwayat alergi
§ Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
§ Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
§ Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian, dan
dosis optimal
§ Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
§ Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
§ Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
§ Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan
NOC : Tissue Integrity :
Skin and Mucous
Membranes
Kriteria Hasil :
v Integritas kulit yang
baik bisa dipertahankan
(sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi,
pigmentasi)
v Tidak ada luka/lesi
pada kulit
v Perfusi jaringan baik
v Menunjukkan
pemahaman dalam
proses perbaikan kulit
dan mencegah
terjadinya sedera
berulang
v Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
NIC : Pressure
Management
Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian yang
longgar
Hindari kerutan padaa
tempat tidur
Jaga kebersihan kulit agar
tetap bersih dan kering
Mobilisasi pasien (ubah
posisi pasien) setiap dua
jam sekali
Monitor kulit akan adanya
kemerahan
Oleskan lotion atau
minyak/baby oil pada derah
yang tertekan
Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
Monitor status nutrisi pasien
Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .
NOC :
v Anxiety control
v Coping
Kriteria Hasil :
v Klien mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala
cemas
NIC :
Anxiety Reduction
(penurunan kecemasan)
· Gunakan pendekatan
yang menenangkan
· Nyatakan dengan
jelas harapan terhadap
pelaku pasien
v Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik
untuk mengontol
cemas
v Vital sign dalam
batas normal
v Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
· Jelaskan semua
prosedur dan apa yang
dirasakan selama prosedur
· Temani pasien untuk
memberikan keamanan dan
mengurangi takut
· Berikan informasi
faktual mengenai diagnosis,
tindakan prognosis
· Dorong keluarga
untuk menemani anak
· Lakukan back / neck
rub
· Dengarkan dengan
penuh perhatian
· Identifikasi tingkat
kecemasan
· Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
· Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
· Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
· Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
Kurang pengetahuan
tentang penyakit,
perawatan,pengobatan
kurang paparan
NOC :
v Kowlwdge : disease
process
v Kowledge : health
Teaching : Dissease
Process
- Kaji tingkat pengetahuan
klien dan keluarga tentang
terhadap informasi Behavior
Kriteria Hasil :
v Pasien dan keluarga
menyatakan
pemahaman tentang
penyakit, kondisi,
prognosis dan program
pengobatan
v Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan secara benar
v Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
proses penyakit
-Jelaskan tentang patofisiologi
penyakit, tanda dan gejala
serta penyebabnya
-Sediakan informasi tentang
kondisi klien
-Berikan informasi tentang
perkembangan klien
-Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau
kontrol proses penyakit
-Jelaskan alasan
dilaksanakannya tindakan
atau terapi
-Gambarkan komplikasi yang
mungkin terjadi
-Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping
dari penyakit
-Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
-Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas kesehatan
Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh
1) Klien tidak malu
dengan keadaan
dirinya.
2) Klien dapat menerima efek
Diskusikan dengan klien
atau orang terdekat respon
klien terhadap penyakitnya.
Rasional : membantu dalam
pembedahan. memastikan masalah untuk
memulai proses pemecahan
masalah
Tinjau ulang efek
pembedahan
Rasional : bimbingan
antisipasi dapat membantu
pasien memulai proses
adaptasi.
Berikan dukungan emosi
klien.
Rasional : klien bisa
menerima keadaan dirinya.
Anjurkan keluarga klien
untuk selalu mendampingi
klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta :
EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media
Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman
untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan
edisi 10.Jakarta:EGC