Laporan Pendahuluan Oksigen Fitri
description
Transcript of Laporan Pendahuluan Oksigen Fitri
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
(KEBUTUHAN OKSIGEN)
Disusun oleh:
NAMA : Rr. Fitriyana Kesumaningsih
NPM....: 3208100
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL AHMAD YANI
YOGYAKARTA
2009/2010
Kebutuhan Oksigenasi
A. Anatomi dan Fisiologi
1. Saluran Nafas Atas
a. Hidung
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-
paru. Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan
serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru. Hidung juga
bertanggung jawab terhadap olfaktori karena reseptor olfaktori terletak dalam
mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia.
b. Faring
Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang
menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring. Faring dibagi menjadi
tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring).
Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan
digestif
c. Laring
Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang
menghubungkan faring dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk
memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga berfungsi melindungi jalan
nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu
d. Trakea
Disebut juga batang tenggorok. Ujung trakea bercabang menjadi dua
bronkus yang disebut karina
2. Saluran Nafas Bawah
a. Bronkus
a. Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
b. Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2
bronkus)
b. Bronkiolus
a. Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
b. Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir
yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan
nafas
c. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2. Terdiri atas 3 tipe :
- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding
alveoli
- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan
mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam
dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel
fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan
d. PARU
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut dan terletak dalam
rongga dada atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral
yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap paru
mempunyai apeks dan basis. Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3
lobus oleh fisura interlobaris, sedangkan paru kiri lebih kecil dan terbagi
menjadi 2 lobus. Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa
segmen sesuai dengan segmen bronkusnya
e. PLEURA
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis.
Terbagi mejadi 2 :
- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang
berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama
pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru.
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk
mencegah kolap paru-paru
FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
Struktur anatomi sistem pernafasan dibagi menjadi dua bagian yaitu saluran
pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah. Saluran pernafasan atas terdiri dari
hidung, faring, dan laring. Sedangkan saluran pernafasan bagian bawah terdiri dari
trakea, bronkus, bronkeolus, dan alveoli. Fungsi dari saluran pernafasan atas adalah
menghangatkan, menyaring, dan melembabkan udara yang masuk. Sedangkan fungsi
dari saluran pernafasan bawah adalah untu mengantar udara masuk dan produksi
surfaktan.
Proses oksigenasi dalam respirasi meliputi ventilasi paru, difusi paru, dan
perfusi paru.
a. Ventilasi paru merupakan keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru yang
terdiri dari inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah suatu fase aktif dimana
melibatkan otot pernafasan dan thorax sehingga udara masuk ke dalam rongga
paru. Ekspirasi adalah suatu fase pasif dimana udara keluar dari rongga paru.
Ventilasi paru tergantung dari kebersihan jalan nafas, adekuatnya sistem saraf
pusat dan pusat pernafasan, adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-
paru, dan kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma interkosta, internal
interkosta dan otot abdominal.
b. Difusi merupakan bagian dari pertukaran gas yang ada di sistem kapiler alveolus.
Difusi terjadi antara alveolus dengan membran kapiler akibat perbedaan tekanan.
Perubhan dari tekanan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah mengakibatkan
CO2 keluar dan O2 masuk ke dalam sistem kapiler atau pembuluh darah. Darah
dari arteri pulmonari membawa banyak CO2, maka PCO2 konsentrasi lebih tiggi
daripada di alveolus maka terjadilah pengeluaran CO2. Hal ini terjadi
kebalikannya ketika oksigen masuk, PO2 konsentrasinya lebih tinggi dari kapiler,
sehingga oksigen masuk ke kapiler.
c. Perfusi adalah suatu prose dimana terjadi pengangkutan oksigen sampai di tingkat
jaringan atau sel. Pada proses ini dipengaruhi oleh jumlah darah yang sampai
dengan paru-paru. Sehingga proses perfusi akan dipengaruhi oleh cadiac output.
Aktivitas seseorang akan mempengaruhi cardiac output. Semakin tinggi katiivitas
seseorang, kardiac output semakinbanyak sehingga perfusi jaringan terpenuhi.
PERUBAHAN FUNGSI PERNAFASAN
a. Hiperventilasi
Merupaakan upaya untuk meningkatkan jumlah O2. Hiperventilasi dapat disebabkan
oleh kecemasan, infeksi/sepsis, keracunan obat-obatan, ketidakseimbangan asam basa
pada asidosis metabollik. Tanda dan gejala hiperventilasi antara lain takikardi, nafas
pendek, nyeri daada, penurunan konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
b. Hipoventilasi
Ventilasi alveolar inadekuat untuk [ppenggunaan O2 tubuh dan mengeluarkan CO2
dengan cukup. Hipoventilasi biasa terjadi pada ateletaksis (kolaps paru). Tanda dan
gejala hpoventilasi antara lain nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi,
kardiakdisritmia, ketidakseimbangan caira dan elektrolit, kejang
c. Hipoksia
Inadekuat pemenuhan O2 seluler akibat defisiensi O2 yang diinspirasi atau
meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia disebabkan oleh Hb
menurun, berkurangnya konsentrasi O2, ketidakmampuan jaringan mengikat oksigen
seperti pneumonia, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, kerusakan/
gangguan ventilasi. Tanda dan gejala hipoksia antara lain kelelahan, kecemasan,
kemampuan konsentrasi menurun, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam,
sianosis, sesak nafas.
Hipoksia ringan : PaO2 < 80 mmHg
Hipoksia sedang : PaO2 < 60 mmHg
Hipoksia berat : PaO2 < 40 mmHg
B. KONSEP DASAR
Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis. Kebutuhan
oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Oksigen sangat berperan dalam metabolisme
tubuh, oleh karena itu kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila
kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak
dan apabila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian. Untuk mencegah hal
tersebut maka dilakukan terapi oksigen atau yang disebut dengan oksigenasi
Oksigenasi merupakan pemberian aliran O2 tambahan untuk mencukupi kebutuhan
oksigen dalam tubuh. Tujuan oksigenasi adalah :
a. Mempertahankan oksigen yang adekuat dalam jaringan
b. Menurunkan beban kerja paru
c. Menurunkan beban kerja jantung
Metode pemberian oksigen :
Metode pemberian FiO2 (Fraction Inspired Oxygen)
Kanul nasal Aliran rendah
1L/min=24%
2L/min=28%
3L/min=32%
4L/min=36%
5L/min=40%
6L/min=44%
Simple Mask Aliran rendah
6-10 L/min = 35-60%
(5L/min minimum)
Parsial rebreather mask Aliran rendah
6-15L/min =70%-90%
Nonrebreather mask Aliran rendah
6-15L/min =60%-100%
Venturi mask Aliran tinggi
4-10L/min = 24%-55%
C. NILAI-NILAI NORMAL
1. Suara nafas
d. Suara paru normal
Tracheal : suara yang dihasilkan saat udara melewati glotis, lokasi di
atas trakea
Bronkial : udara yang melewati bronkus, lokasi di atas manubrium
Vesikuler : udara saat melewati duktus alveolar dan alveoli, suara
terdengar diseluruh lapang paru, suaranya halus, rendah, terdengar
paling jelas di perifer paru-paru
e. Suara tambahan paru/ abnormal
Rales (crekles) adalah suara yang dihasilkan saat udara melewai jalan
nafas yang penuh eksudat, biasanya terdengar saat inspirasi, tidak
hilang saat dibatukkan
Ronchi adalah suara yang dihasilkan saat udara melewati jalan nafas
yang penuh cairan/ mukus, terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi
Wheezing adalah bunyi “ngik” yang terdengar saat inspirasi maupun
ekspirasi karena penyempitan bronkus eksudat yang lengket pada
pasien asma dan bronkitis
Pleura friction rub adalah suara kering yang terdengar saat inspirasi
maupun ekspirasi pada peradangan pleuraa
2. Frekuensi pernafasan
BBL = 30-50x/ menit
Anak-anak = 15-30x / menit
Dewasa P : 12-20x.menit
L : 15-24x/menit
3. Tidal volumee (TV) : jumlah udara keluar masuk paru pada saat pernafasan biasa, pada
orang sehat volume 500cc.
4. Cadangan hisap (IRV) : jumlah udara yang masih bisa dihiruo secara maksimal setelah
menghirup udara pernafasan biasa. Volume : 3000cc
5. Cadangan hembus (ERV)) : jumlah udara yang masih bisa dihembuskan secara
maksimal setelah pernafasan biasa. Volume : 1100 cc
6. Volume sisa (RV) : jumlah udara masih tertinggal di dalam paru meskipun telah
menghembuskan nafas secara maksimal. Volume 1200cc
D. ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama
3. Riwayat perkembangan
a. Neonatus : 30 - 60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt
c. Anak : 20 - 25 x/mnt
d. Dewasa : P: 12-20 x/mnt
L: 15-24 x/menit
e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
4. Riwayat kesehatan keluarga
5. Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok,
pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.
6. Riwayat psikologis
Disini perawat perlu mengetahui tentang :
a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya
b. Pengaruh sakit terhadap cara hidup
c. Perasaan klien terhadap sakit dan therapi
d. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi
7. Riwayat spiritual
8. Pemeriksaan fisik
a. Hidung dan sinus
Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak,
eksudat, darah), kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
b. Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
c. Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah
pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping
sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.
d. Thoraks
Inspeksi :
• Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis
klavikulanya menjadi elevasi ke atas.
• Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk
bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter
tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior
dan tranversal adalah 1 : 2
Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya :
- Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal
sempit, diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol
ke depan.
- Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan
dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter
antero-posterior mengecil.
- Barrel chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal sama
atau perbandingannya 1 : 1.
Kelainan tulang belakang diantaranya : Kiposis atau bungkuk dimana
punggung melengkung/cembung ke belakang. Lordosis yaitu dada
membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung. Skoliosis yaitu
tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.
e. Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji kecepatan/frekuensi pernapasan apakah
pernapasan klien eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 24
x/mnt, klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya, atau
tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau
bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt,
ataukah apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.
- Perlu juga dikaji volume pernapasan apakah hiperventilasi yaitu
bertambahnya jumlah udara dalam paru-paru yang ditandai dengan
pernapasan yang dalam dan panjang ataukah hipoventilasi yaitu
berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan
yang lambat.
- Perlu juga dikaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan
pernapasan dada yaitu pernapasan yang ditandai dengan
pengembangan dada, ataukah pernapasan perut yaitu pernapasan yang
ditandai dengan pengembangan perut.
- Perlu juga dikaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah
reguler atau irreguler, ataukah klien mengalami pernapasan cheyne
stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan
kadang diselingi apnea, atau pernapasan kusmaul yaitu pernapasan
yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu pernapasan yang
ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode apnea.
- Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak
napas yang menetap dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah
ortopnea yaitu kemampuan bernapas hanya bila dalam posisi duduk
atau berdiri.
- Perlu juga dikaji bunyi napas, dalam hal ini perlu dikaji adanya
stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas
bagian atas, atau stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan
didengar saat inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas seperti orang
bersiul, atau rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan
didengar saat inspirasi, ataukah ronchi yaitu bunyi napas yang kasar
dan kering serta di dengar saat ekspirasi.
- Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami batuk
produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi, atau batuk non
produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi, ataukah hemoptue
yaitu batuk yang mengeluarkan darah
f. Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi apakah
takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah bradikhardi yaitu
denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.
- Juga perlu dikaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu tekanan darah arteri
yang tinggi, ataukah hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah.
- Kaji tentang oksigenasi pasien apakah terjadi anoxia yaitu suatu keadaan
dengan jumlah oksigen dalam jaringan kurang, atau hipoxemia yaitu suatu
keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah kurang, atau hipoxia yaitu
berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan akibat kelainan internal atau
eksternal, atau cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran,
kuku atau kulit akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb, ataukah clubbing
finger yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen dalam
waktu yang lama.
Palpasi :
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa,
peradangan, kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem
bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya getaran lebih terasa
pada apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus kanan lebih besar.
Pada pria lebih mudah terasa karena suara pria besar
II. DIAGNOSA
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Batasan Karakteristik :
Dispneu, Penurunan suara nafas
Orthopneu
Cyanosis
Kelainan suara nafas (rales, wheezing)
Kesulitan berbicara
Batuk, tidak efekotif atau tidak ada
Mata melebar
Produksi sputum
Gelisah
Perubahan frekuensi dan irama nafas
Etiologi :
o Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, perokok pasif, infeksi
o Fisiologis : disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan
nafas, asma.
o Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus,
adanya jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya
benda asing di jalan nafas.
2. Pola nafas tidak efektif
Batasan karakteristik :
Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
Penurunan pertukaran udara per menit
Menggunakan otot pernafasan tambahan
Nasal flaring
Dyspnea
Orthopnea
Perubahan penyimpangan dada
Nafas pendek
Assumption of 3-point position
Pernafasan pursed-lip
Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama
Peningkatan diameter anterior-posterior
Pernafasan rata-rata/minimal
i. Bayi : < 25 atau > 60
ii. Usia 1-4 : < 20 atau > 30
iii. Usia 5-14 : < 14 atau > 25
iv. Usia > 14 : < 11 atau > 24
Kedalaman pernafasan
i. Dewasa volume tidalnya 500 ml saat istirahat
ii. Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg
Timing rasio
Penurunan kapasitas vital
Etiologi :
- Hiperventilasi
- Deformitas tulang
- Kelainan bentuk dinding dada
- Penurunan energi/kelelahan
- Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal
- Obesitas
- Posisi tubuh
- Kelelahan otot pernafasan
- Hipoventilasi sindrom
- Nyeri
- Kecemasan
- Disfungsi Neuromuskuler
- Kerusakan persepsi/kognitif
- Perlukaan pada jaringan syaraf tulang belakang
- Imaturitas Neurologis
3. Gangguan pertukaran gas
Batasan karakteristik :
Takikardi
Hiperkapnea
Kelelahan
Somnolen
Iritabilitas
Hipoksia
Kebingungan
Dispnea
AGD abnormal
Sianosis (pada neonatus)
Warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman)
Hipoksemia
Hiperkarbia
Sakit kepala ketika bangun
Abnormal frekuensi, iraa, kedalaman nafas
Abnormal pH arteri
Nafas cuping hidung
Etiologi :
- Ketidakseimbangan perfusi ventilasi
- Perubahan membran kapiler-alveoli
4. Perfusi jaringan tidak efektif
Batasan karakteristik :
Frekuensi nafas berubah tak dapat ditolerir
Penggunaan otot bantu nafas
Pengisian kapiler >3 detik
AGD abnormal
Nyeri dada
Perasaan akan mati
Bronkospasme
Dispnea
Aritmia
Nasal faring (nafas cuping hidung)
Retraksi dada
Etiologi :
- Hipovolemia
- Hipervolemia
- Aliran arteri terhambat
- Peningkatan masalah
- Reduksi mekanis dari aliran darah vena dan atau arteri
- Hipoventilasi
- Kerusakan transportasi oksigen melewati membran kapiler dan atau alveolar
- Tidak sebanding antara ventilasi pertukaradengan aliran darah
- Penurunan konsentrasi Hb darah
- Keracunan enzim
- Perubahan afinitas Hb-oksigen
5. Intoleransi aktivitas
Batasan karakteristik
Laporan verbal : kelelahan atau kelemahan
Respon terhadap aktivitas menunjukan nadi dan tekanan darah abnormal
Perubahan EKG menunjukkan aritmia atau disritmia
Dispnea dan ketidaknyamanan yang sangat
Etiologi :
- Tirah baring atau immobilisasi
- kelemahan secara menyeluruh
- ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen
- gaya hidup yang menetap
III. DIAGNOSA
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Pola nafas tidak efektif
3. Gangguan pertukaran gas
4. Perfusi jaringan tidak efektif
5. Intoleransi aktivitas
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan criteria Hasil Intervensi
1 Bersihan Jalan Nafas tidak
Efektif
Definisi : Ketidakmampuan
untuk membersihkan sekresi
atau obstruksi dari saluran
NOC :
Respiratory status :
Ventilation
Respiratory status :
Airway patency
Aspiration Control
NIC :
Airway suction
Pastikan
kebutuhan oral /
tracheal suctioning
Auskultasi
pernafasan untuk
mempertahankan kebersihan
jalan nafas.
Batasan Karakteristik :
- Dispneu, Penurunan
suara nafas
- Orthopneu
- Cyanosis
- Kelainan suara nafas
(rales, wheezing)
- Kesulitan berbicara
- Batuk, tidak efekotif
atau tidak ada
- Mata melebar
- Produksi sputum
- Gelisah
- Perubahan frekuensi
dan irama nafas
Faktor-faktor yang
berhubungan:
- Lingkungan :
merokok, menghirup asap
rokok, perokok pasif,
infeksi
- Fisiologis : disfungsi
neuromuskular,
hiperplasia dinding
bronkus, alergi jalan
nafas, asma.
- Obstruksi jalan
nafas : spasme jalan
Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed
lips)
Menunjukkan jalan
nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal, tidak
ada suara nafas
abnormal)
Mampu
mengidentifikasikan dan
mencegah factor yang
dapat menghambat jalan
nafas
suara nafas
sebelum dan
sesudah suctioning.
Informasikan
pada klien dan
keluarga tentang
suctioning
Minta klien
nafas dalam
sebelum suction
dilakukan.
Berikan O2
dengan
menggunakan nasal
untuk memfasilitasi
suksion nasotrakeal
Gunakan alat
yang steril sitiap
melakukan
tindakan
Anjurkan pasien
untuk istirahat dan
napas dalam
setelah kateter
dikeluarkan dari
nasotrakeal
Monitor status
oksigen pasien
Ajarkan
keluarga
bagaimana cara
melakukan suksion
Hentikan
nafas, sekresi tertahan,
banyaknya mukus,
adanya jalan nafas
buatan, sekresi bronkus,
adanya eksudat di
alveolus, adanya benda
asing di jalan nafas.
suksion dan
berikan oksigen
apabila pasien
menunjukkan
bradikardi,
peningkatan
saturasi O2, dll.
Airway Management
Buka jalan
nafas, guanakan
teknik chin lift atau
jaw thrust bila
perlu
Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
Identifikasi
pasien perlunya
pemasangan alat
jalan nafas buatan
Pasang mayo
bila perlu
Lakukan
fisioterapi dada
jika perlu
Keluarkan
sekret dengan
batuk atau suction
Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
Lakukan suction
pada mayo
Berikan
bronkodilator bila
perlu
Berikan
pelembab udara
Kassa basah NaCl
Lembab
Atur intake
untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor
respirasi dan status
O2
2 Pola Nafas tidak efektif
Definisi : Pertukaran udara
inspirasi dan/atau ekspirasi
tidak adekuat
Batasan karakteristik :
- Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi
- Penurunan pertukaran
udara per menit
- Menggunakan otot
pernafasan tambahan
- Nasal flaring
- Dyspnea
- Orthopnea
NOC :
Respiratory status :
Ventilation
Respiratory status :
Airway patency
Vital sign Status
Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara
nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
mampu bernafas
dengan mudah, tidak
ada pursed lips)
NIC :
Airway Management
Buka jalan
nafas, guanakan
teknik chin lift atau
jaw thrust bila
perlu
Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
Identifikasi
pasien perlunya
pemasangan alat
jalan nafas buatan
Pasang mayo
- Perubahan penyimpangan
dada
- Nafas pendek
- Assumption of 3-point
position
- Pernafasan pursed-lip
- Tahap ekspirasi
berlangsung sangat lama
- Peningkatan diameter
anterior-posterior
- Pernafasan
rata-rata/minimal
Bayi :
< 25 atau > 60
Usia
1-4 : < 20 atau > 30
Usia
5-14 : < 14 atau > 25
Usia >
14 : < 11 atau > 24
- Kedalaman pernafasan
Dewas
a volume tidalnya 500
ml saat istirahat
Bayi
volume tidalnya 6-8
ml/Kg
- Timing rasio
- Penurunan kapasitas vital
Faktor yang berhubungan :
- Hiperventilasi
- Deformitas tulang
Menunjukkan jalan
nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal, tidak
ada suara nafas
abnormal)
Tanda Tanda vital
dalam rentang normal
(tekanan darah, nadi,
pernafasan)
bila perlu
Lakukan
fisioterapi dada
jika perlu
Keluarkan
sekret dengan
batuk atau suction
Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
Lakukan suction
pada mayo
Berikan
bronkodilator bila
perlu
Berikan
pelembab udara
Kassa basah NaCl
Lembab
Atur intake
untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor
respirasi dan status
O2
Terapi Oksigen
o Bersihkan mulut,
hidung dan secret
trakea
o Pertahankan jalan
nafas yang paten
- Kelainan bentuk dinding
dada
- Penurunan
energi/kelelahan
- Perusakan/pelemahan
muskulo-skeletal
- Obesitas
- Posisi tubuh
- Kelelahan otot pernafasan
- Hipoventilasi sindrom
- Nyeri
- Kecemasan
- Disfungsi Neuromuskuler
- Kerusakan
persepsi/kognitif
- Perlukaan pada jaringan
syaraf tulang belakang
- Imaturitas Neurologis
o Atur peralatan
oksigenasi
o Monitor aliran
oksigen
o Pertahankan posisi
pasien
o Onservasi adanya
tanda tanda
hipoventilasi
o Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
Monitor TD, nadi,
RR, sebelum,
selama, dan setelah
aktivitas
Monitor kualitas dari
nadi
Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola
pernapasan
abnormal
Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis
perifer
Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital sign
3 Gangguan pertukaran gas
Definisi :Lebih atau kurang
dalam eliminasi oksigenasi
dan atau karbondioksida di
membran kapiler-alveolar.
Batasan karakteristik :
- Takikardi
- Hiperkapnea
- Kelelahan
- Somnolen
- Iritabilitas
NOC
- Respiratory status : gas
exchange
- Respiratory status :
vetilation
- Vital sign status
Kriteria hasil :
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara
nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
NIC
Airway Management
Buka jalan
nafas, guanakan
teknik chin lift atau
jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
Identifikasi
pasien perlunya
pemasangan alat
- Hipoksia
- Kebingungan
- Dispnea
- AGD abnormal
- Sianosis (pada
neonatus)
- Warna kulit abnormal
(pucat, kehitam-
hitaman)
- Hipoksemia
- Hiperkarbia
- Sakit kepala ketika
bangun
- Abnormal frekuensi,
iraa, kedalaman nafas
- Abnormal pH arteri
- Nafas cuping hidung
Faktor yang berhubungan
- Ketidakseimbangan
perfusi ventilasi
- Perubahan membran
kapiler-alveoli
mampu bernafas
dengan mudah, tidak
ada pursed lips)
Menunjukkan jalan
nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal, tidak
ada suara nafas
abnormal)
Tanda Tanda vital
dalam rentang normal
(tekanan darah, nadi,
pernafasan)
jalan nafas buatan
Pasang mayo
bila perlu
Lakukan
fisioterapi dada jika
perlu
Keluarkan
sekret dengan batuk
atau suction
Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
Lakukan suction
pada mayo
Berikan
bronkodilator bila
perlu
Berikan
pelembab udara
Kassa basah NaCl
Lembab
Atur intake
untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor
respirasi dan status
O2
Respiratory
Monitoring
Monitor rata-rata,
kedalaman, irama,
dan usaha respirasi
Catat pergerakan
dada, amati
kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi
otot supraclavicular
dan intercostatis
Monitor suara nafas
Monitor pola nafas :
bradipnea, takipnea,
hiperventilaasi,dll
Catat loksi, biot
Catat loksi trakea
Monitor kelelahan
ott diafragma
Auskultasi suara
nafas, catat area
penurunan/tidak
adanya ventilasi dan
suara tambahan
Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi
crakles dan ronkhi
pada jalan nafas
utama.
Auskultasi suara
paru setelah
tindakan untuk
mengetahui hasil
4 Perfusi jaringan tidak efektif NOC
- Circulation status
NIC
Manajemen sensasi
Definisi : penurunan kadar
oksigen sebagai akibat dari
kegagalan dalam memelihara
jaringan di tingkat kapiler
Batasan karakteristik :
- Frekuensi nafas berubah
tak dapat ditolerir
- Penggunaan otot bantu
nafas
- Pengisian kapiler >3
detik
- AGD abnormal
- Nyeri dada
- Perasaan akan mati
- Bronkospasme
- Dispnea
- Aritmia
- Nasal faring (nafas
cuping hidung)
- Retraksi dada
Faktor yang berhubungan :
- Hipovolemia
- Hipervolemia
- Aliran arteri terhambat
- Peningkatan masalah
- Reduksi mekanis dari
aliran darah vena dan
atau arteri
- Hipoventilasi
- Kerusakan transportasi
oksigen melewati
- Tissue prefusion :
cerebral
Kriteria :
- Mendemonstrasikan
statussirkulasi ditandai
dengan : tekanan sistol
dan diastol dalam
rentang yang diharapkn,
tidak ada
ortostatik/hipertensi,
tidak ada tanda-tanda
peningkatan tekanan
intrakranial (tidak lebih
dari 15 mmHg)
- Mendemonstrasikan
kemampuan kognitif
yang ditandai dengan :
berkomunikasi dengan
jelas dan sesuai dengan
kemampuan,
menunjukkan perhatian,
konsentrasi dan
orientasi, memproses
informasi, membuat
keputusan dengan
benar.
- Menunjukkan fungsi
sensori motor cranial
yang utuh : tingkt
kesadaran membaik,
tidak ada gerakan
involunter.
perier
- monitor adanya
daerah tertentu yang
hanya peka teradap
panas/ dingin, tajam,
tumpul
- monitor adanya
paretese
- instruksikan
keluarga untuk
mengobservasi kulit
jika ada isi alat atau
laserisasi.
- Batasi gerakan pada
kepala, leher,
punggung
- Diskusikan
mengenai penyebab
perubahan sensasi
membran kapiler dan atau
alveolar
- Tidak sebanding antara
ventilasi pertukaradengan
aliran darah
- Penurunan konsentrasi
Hb darah
- Keracunan enzim
- Perubahan afinitas Hb-
oksigen
5 Intoleransi aktivitas
Definisi : Ketidakcukupan
energi secara fisiologis atau
psikologis dalam pemenuhan
aktivitas sehari-hari yang
dibutuhkan atau diperlukan
Batasan karakteristik
- Laporan verbal :
kelelahan atau kelemahan
- Respon terhadap aktivitas
menunjukan nadi dan
tekanan darah abnormal
- Perubahan EKG
menunjukkan aritmia atau
disritmia
- Dispnea dan
ketidaknyamanan yang
sangat
Faktor yang berhubungan
NOC
- energy conservation
- self care : ADLs
kriteria :
- berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan
tekanan darah, nadi,
dan RR
- mampu melakukan
aktivitas sehari-hari
NIC:
Energy management
- observasi adanya
pembatasan klien
dalam melakukan
aktivitas
- Kaji adanya faktor
yang m
- enyebabkan
kelelahanMonitor
nutrisi dan sumber
energi yang adekuat
- Monitor pasien akan
adanya kelelahan
fisik dan emosi
secara berlebih
- Monitor respon
kardiovaskuler
terhadap aktivitas
- Monitor tidur dan
lamanya tidur/
istirahat pasien
- Tirah baring atau
immobilisasi
- kelemahan secara
menyeluruh
- ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan suplai
oksigen
- gaya hidup yang menetap
Terapi aktivitas
- Kolaboarasikan
dengan tenaga
medik dalam
merencanakan
program terapi yang
tepat
- Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
mampu dilakukan
- Bantu untuk
memilih aktivitas
konsisten yang
sesuai dengan
kemampuan
fisik,psikologi dan
sosial
- Bantu untuk
mengidentifikasi
dan mendapatkan
sumber yang
diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
- Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas
- Bantu
mengidentifikasi
aktivitas yang
disukai
- Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
- Sediakan penguatan
positif bagi yang
aktif beraktivitas
- Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dari
penguatan
- Monitor respon
fisik, emosi, sosial,
dan spiritual.
-
DAFTAR PUSTAKA
Johnson. M.Maas.M.Moorhead. S. Nursing Outcome Classification. (NOC).
Mosby.Philadelpia
Mc.Closky J. Dan Bulaceck. 2000. Nursing Intervention Classification (NIC). Mosby.
Philaelpia
Musrifatul. 2005 .Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :EGC
Nanda (2000). Nursing Diagnosis : Definisi dan Classification. 2005-2006.Philadelpia.USA
Potter. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.
http://iwansain.wordpress.com/2007/08/22/kebutuhan-oksigenasi
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/kebutuhan oksigen/
LEMBAR PENGESAHAN
Klaten, ....................2010
Mahasiswa Pembimbing Klinik
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
............................................. ................................................
Pembimbing Akademik
.........................................................