Laporan Pendahuluan Isk c

download Laporan Pendahuluan Isk c

of 14

Transcript of Laporan Pendahuluan Isk c

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Isk c

    1/14

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Isk c

    2/14

    b. Pielonefritis Kronis (PNK), akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan

    atau infeksi sejak masa kecil. Biasanya dijumpai pada individu yang mengidap

    batu, obstruksi lain atau refluks vesikoureter.

    c. ETIOLOGI

    Sebagian besar infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri, tetapi jamur dan virus

    juga dapat menjadi penyebabnya. Infeksi bakteri tersering adalah yang disebabkan

    E.coli, organisme yanag sering ditemukan di daerah anus. ISK sering terjadi pada wanita.

    Penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih

    mudah memperoleh akses ke kandung kemih, kecenderungan untuk menahan urin, iritasi

    kulit lubang uretra pada wanita sewaktu berhubungan kelamin.

    Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:

    a. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)

    b. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated

    c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.

    d. PATOFISIOLOGI

    Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam

    traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat

    infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya ISK, asending dan

    hematogen. Secara asending yaitu:

    a. Masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: factor anatomi dimana

    pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden

    terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal,

    pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian

    kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.

    b. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal. Secara hematogen yaitu: sering terjadi

    pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran

    infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi

    ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan

    total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat

    jaringan parut, dan lain-lain.

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Isk c

    3/14

    e. PATHWAYF.Predisposisi F.Presipitasi

    Imunitas bakteri:E.Colli, kehamilan obstruksi kandung kemih diabetes

    Klebsielle, streptococcus (batu uretra)

    Kadar esterogen mengalami penekanan urine mengandung

    Tubuh rentan memasuki saluran pd vesika urinaria urin yg keluar hanya sedikit glukosa

    Terinfeksi bakteri kemih bawah

    vasodilatasi P. Darah obstruksi sal.kemih sebagian tertampung bakteri yg ada di

    pada uretra sal.kemih dgn mudah

    Permeabilitas kapiler sering menahan urine dpt berkembangbiak

    Bakteri berkembang biak Bakteri dapat

    Perpindahan protein perkembangbiakan berkembangbiak menimbulkan

    Plasma ke interstitial bakteri peradangan

    Infeksi

    Konsentrasi protein

    Plasma dlm filrasi glomerulus tinggi

    Tekanan onkotik plasma

    ISK bawah (uretritis, sistitis)

    Bakteri terus naik dan menginfeksi

    Saluran kemih bagian atas

    Glomerulonefritis, pielonefritis stress tubuh

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Isk c

    4/14

    Terjadi reaksi inflamasi pengeluaran hormon

    Stress katekolamin

    Reaksi antigen-antibody

    Asam lambung

    Pelepasan mediator inflamasi

    Mual-muntah

    Endogen-pirogen histamin kalekrein

    Pengaktifan prostaglandin vasodilatasi P.darah merangsang pusat

    Sensori nyeri

    Perangsangan pusat aliran darah P.renal

    Thermostat di hipotalamus

    Thermostat tubuh volume darah aa.afferen nyeri akibat peradangan

    Parenkim ginjal

    Suhu tubuh suplai darah filtrasi

    Tg: Panas(demam) nyeri menyebar ke pinggang

    GFR tg: nyeri pinggang

    Gangguan dlm laju filtrasi > kecepatan Defisiensi reabsorpsi

    Pemekatan kemih reabsorpsi

    Transport cairan ke sel reabsorpsi K + dan ion lainnya

    Dx: Hipertermi

    Dx: Nyeri Akut

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Isk c

    5/14

    Urine encer elektrolit dan air

    Hanya sedikit dapat dehidrasi sel-sel tubuh kontraktilitas otot polos

    Volume diserap & peristaltik

    Tg: anoreksia, mual-muntah

    Frekuensi berkemih cairan banyak dlm lumen

    Dan banyak

    Tg: Poliuria

    Dx: kekuranganvolume cairan

    Dx: ketidakseimbangannutrisi < kebutuhan

    Dx: gangguaneliminasi

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Isk c

    6/14

    f. TANDA DAN GEJALA

    Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah :

    1. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih

    2. Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis

    3. Hematuria

    4. Nyeri punggung dapat terjadi

    Tanda dan gejala ISK bagian atas :

    1. Demam

    2. Menggigil

    3. Nyeri panggul dan pinggang

    4. Nyeri ketika berkemih

    5. Malaise

    6. Pusing

    7. Mual dan muntah

    g. Pemeriksaan Diagnostik

    1. Urinalisis

    Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.

    Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB)

    sediment air kemih

    Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih.

    Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan

    glomerulus ataupun urolitiasis.

    2. Bakteriologis

    Mikroskopis

    Biakan bakteri

    3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik

    4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin

    tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria

    utama adanya infeksi.

    5. Metode tes

    Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka pasien mengalami piuria. Tes

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Isk c

    7/14

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Isk c

    8/14

    dengan hasil uji resistensi dan Tx profilaksis dilanjutkan selama 6 bulan, bila perlu

    sampai 2 tahun.

    3. Koreksi bedah : bila pada pemeriksaan radiologis ditemukan obstruksi, perlu

    dilakukan koreksi bedah. Penanganan terhadap refluks tergantung dari stadium.

    Refluks stadium I sampai III bisanya akan menghilang dengan pengobatan terhadap

    infeksi pada stadium IV dan V perlu dilakukan koreksi bedah dengan reimplantasi

    ureter pada kandung kemih (ureteruneosistostomi). Pada pionefrosis atau pielonefritis

    atsopik kronik, nefrektami kadang-kadang perlu dilakukan

    i. PENCEGAHAN

    a. Jaga kebersihan

    b. Sering ganti celana dalam

    c. Banyak minum air putih

    d. Tidak sering menahan kencing

    e. Setia pada satu pasangan dalam melakukan hubungan

    j. Diagnosa Keperawatan

    1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi urethra, kandung kemih dan

    struktur

    traktus urinarius lainnya

    2. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan sering berkemih, urgency dan

    hesistancy

    3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan nokturia

    4. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi inflamasi

    5. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia

    6. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan evaporasi berlebihan dan

    Muntah

    7. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, mekanisme coping tidak efektif

    8. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d adanya factor resiko nosocomial

    9. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

    berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

    k. Intevensi Keperawatan

    1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan sruktur

    traktus urinarius lainTujuan : Nyeri hilang dengan spasme terkontrol

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Isk c

    9/14

    KH : Nyeri menghilang ditandai dengan klien melaporkan tidak nyeri waktu

    berkemih, tidak nyeri pada daerah suprapubik

    Intervensi :

    a. Pantau perubahan warna urin, pantau pola berkemih, masukan dan keluaran setiap

    8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang

    Rasional: Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil

    yang diharapkan

    b. Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) nyeri

    Rasional: Membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyeri

    c. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan.

    Rasional: Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.

    d. Berikan perawatan perineal

    Rasional: Untuk mencegah kontaminasi uretra

    e. Jika dipasang kateter, perawatan kateter 2 kali per hari.

    Rasional: Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasuki kandung kemih dan

    naik ke saluran perkemihan.

    f. Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan

    Rasional : Relaksasi, menghindari terlalu merasakan nyeri

    g. Kolaborasi pemberian analgetik

    Rasional: untuk mengontrol nyeri

    2. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan sering berkemih, urgensi dan

    hesitancy

    Tujuan : Pola eliminasi urine membaik

    KH : Pola eliminasi urine membaik ditandai dengan klien melaporkan

    berkurangnya frekuensi ( sering berkemih) urgensi dan hesistensi.

    Intervensi :

    a. Kaji pola eliminasi klien

    Rasional: sebagai dasar dalammenentukan intervensi selanjutnya

    b. Dorong pasien untuk minum sebanyak mungkin dan mengurangi minum pada sore

    Hari

    Rasional :Untuk mendukung aliran darah renal dan untuk membilas bakteri dari

    traktus urinarius. Cairan yang dapat mengiritasi kandung kemih ( misalnya: kopi,

    teh,

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Isk c

    10/14

    kola, alcohol) dihindari. Agar tidak terlalu sering bangun berkemih pada malam

    hari

    c. Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-3 jam dan bila tiba- tiba dirasakan.

    Rasional : Karena hal ini secara signifikan menurunkan jumlah bakteri dalam urin,

    mengurangi status urin dan mencegah kekambuhan infeksi

    d. Siapkan / dorongan dilakukan perawatan perineal setiap hari.

    Rasional : Mengurangi resiko kontaminasi / peningkatan infeksi.

    3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan nokturia

    Tujuan : Pola tidur membaik

    KH : Pola tidur membaik ditandai dengan klien melaporkan dapat tidur, klien

    nampak segar

    Intervensi :

    a. Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi

    Rasional : Mengkaji dan mengidentifikasi intervensi yang tepat.

    b. Berikan tempat tidur yang nyaman

    Rasional : Meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis/psikologis.

    c. Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur misalnya, mandi hangat dan

    masase,segelas susu hangat

    Rasional : Meningkatkan efek relaksasi.catatan ; susu mempunyai kualitas sopofik,

    menigkatkan sintesis serotonin, neutransmitter yang membantu pasien dan tidur

    lebih lama.

    d. Kurangi kebisingan dan lampu

    Rasional : Memberikan situasi kondusif untuk tidur.

    e. Instruksikan tindakan relaksasi

    Rasional : Membantu mengiduksi tidur

    f. Kolaborasi pemberian obat

    Analgetik

    Rasional: Untuk mengontrol nyeri

    Sedatif

    Rasional : Untuk membantu klien tidur

    4. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi iflamasi

    Tujuan : Suhu tubuh kembali normal

    KH : Suhu tubuh kembali normal ditandai dengan klien melaporkan tidakdemam,

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Isk c

    11/14

    tidak terba panas, TTV dalam batas normal

    Intervensi :

    a. Kaji adanya keluhan atau tanda-tanda perubahan peningkatan suhu tubuh

    Rasional: Peningkatan sh tbh akan meunjukkan berbagai grejala sprt mt merah dan

    badan terasa hanat

    b. Observasi TTV terutama suhu tubuh sesuai indikasi

    Rasional: Untuk menentukan int.selanjutnya

    c. Kompres air hangat pada dahi dan kedua aksilla

    Rasional :Merangsang hipothalamus ke pusat pengaturan suhu

    d. Kolaborasi pemberian obat-obatan antipiretik

    Rasional :Mengontrol demam

    5. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia

    Tujuan : Tidak terjadi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

    KH : Kebutuhan nutrisi adekuat ditandai dengan peningkatan berat badan,

    menunjukkan peningkatan selera makan, klien menghabiskan porsi makanan yang

    diberikan.

    Intervensi :

    a. Kaji intake makanan klien

    Rasional: Sebagai dasar dalam menentukan intervensi selanjutnya

    b. Dorong tirah baring/atau pembatasan aktivitas

    Rasional : Mempertahankan simpanan energi yang cukup

    c. Berikan kebersihan oral

    Rasional: Mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan

    d. Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan, dengan

    situasi tidak terburu-buru, temani

    Rasional :Lingkungan yang menyenangkan menurunkan stres dan lebih kondusif

    untuk makan

    e. kolaborasi pemberian obat-obatan antiemetik

    Rasional: Menghilangkan gejala mual muntah

    6. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan evaporasi dan

    muntah

    Tujuan : Cairan tubuh tetap seimbang

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Isk c

    12/14

    KH : Mempertahankan volume cairan yang adekuat dibuktikan oleh membran

    mukosa lembab,turgor kulit bagus, keseimbangan intake dan haluaran dengan urine

    normal dalam konsentrasi jumlah.

    Intervensi :

    a. Awasi masukan dan haluaran cairan. Perkirakan kehilangan cairan melalui keringat

    Rasional: Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, merupakan

    pedoman untuk penggantian cairan

    b. Anjurkan unruk mempertahankan intake peroral

    Rasional: mengganti cairan yang hilang

    c. Observasi penurunan turgor kulit

    Rasional :Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan/dehidrasi

    d. Kolaborasi

    Berikan cairan parenteral jika diperlukan

    Rasional :Membantu masukan cairan peroral

    Berikan obat antiemetik

    Rasional : mengontrol mual dan muntah

    Berikan obat antipeuretik

    Rasional: Mengontrol panas

    7. Ansietas berhubungan dengan koping individu tidak efektif, kurang pengetahuan

    tentang penyakitnya

    Tujuan : Ansietas berkurang atau hilang

    KH : Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat yang

    dapat

    diatasi.

    Intervensi :

    a. Kaji tingkat ansietas. Bantu pasien mengidentifikasi keterampilan koping yang

    telah

    dilakukan dengan berhasil pada masa lalu.

    Rasional:Memandukan intervensi terapeutik dan partisipatif dalam perawatan diri,

    keterampilan koping pada masa lalu dapat mengurangi ansietas.

    b. Dorong menyatakan perasaan. Berikan umpan balik

    Rasional: Membuat hubungan terapeutik. Membantu orang terdekat dalam

    mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stresc. Beri informasi yang akurat dan nyata tentang apa tindakan yang dilakukan

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Isk c

    13/14

    Rasional: Keterlibatan pasien dalam perencanaan perawatan memberikan rasa

    control dan membantu menurunkan ansietas

    d. Berikan lingkungan tenang dan istirahat

    Rasional: Memindahkan pasien dari stress luar, meningkatkan relaksasi, membantu

    menurunkan ansietas

    e. Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan perhatian, perilaku perhatian

    Rasional: Tindakan dukungan dapat membantu pasien merasa stres berkurang,

    memungkinkan energi untuk ditujukan pada penyembuhan

    f. Beri dorongan spiritual

    Rasional: Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME

    g. Berikan informasi tentang proses penyakit dan antisipasi tindakan

    Rasional : Mengetahui apa yang diharapkan dapat menurunkan ansietas

    h. Kolaborasi pemberian obat sedatif

    Rasional : Dapat digunakan untuk menurunkan ansietas dan memudahkan istirahat

    8. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d adanya factor resiko nosokomial

    Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat berkemih tanpa khawatir

    terinfeksi dengan kriteria hasil berkemih dengan urine jernih tanpa

    ketidaknyamanan,kultur urine menunjukkan tidak ada bakteri.

    Intervensi :

    a. Berikan perawatan perineal.

    Rasional : untuk mencegah kontaminasi uretra.

    b. Berikan perawatan kateter jika terpasang kateter.

    Rasional : kateter memberikan jalan pada bakteri untuk memasuki kandung

    kemih dan naik ke saluran perkemihan.

    c. Lakukan universal precaution.

    Rasional : untuk mencegah kontaminasi.

    d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obat untuk memelihara asam

    urine.

    Rasional : asam urine menghalangi tumbuhnya kuman.

    9. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

    berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

    Tujuan : Pengetahuan meningkat

    KH : Menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik, rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.

  • 8/12/2019 Laporan Pendahuluan Isk c

    14/14

    ervensi:

    a. Berikan waktu kepada pasien untuk menanyakan apa yang tidak di ketahui tentang

    penyakitnya.

    Rasional : Mengetahui sejauh mana ketidak tahuan pasien tentang penyakitnya.

    b. Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan dating

    Rasional: Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan beradasarkan

    informasi.

    c. Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran, jelaskan

    pemberian antibiotik, pemeriksaan diagnostik: tujuan, gambaran singkat, persiapan ynag

    dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan.

    Rasional: Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan membantu mengembankan

    kepatuhan klien terhadap rencan terapetik.

    d. Anjurkan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, minum sebanyak kurang lebih

    delapan gelas per hari.

    Rasional: Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda. Cairan menolong

    membilas ginjal.

    e. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang

    rencana pengobatan.

    Rasional: Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhan dan membantu

    mengembangkan penerimaan rencana terapeutik