laporan pendahuluan dbd,anc,diare

36
PRENATAL 1. DEFINISI • Kehamilan adalah saat-saat krisis, saat terjadinya gangguan, perubahan identitas dan peran bagi setiap orang, ibu, bapak dan anggota keluarga. Serta terjadinya perubahan fisiologis meliputi berbagai system dalam tubuh. ( Homilton, 1995 ) • Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang dapat mengancam keadaan ibu dan janin sehingga tujuan pemeriksaan antenatal adalah mengenal perubahan yang mungkin terjadi sejak dini, menyiapkan fisik dan mental ibu serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas agar sehat dan normal setelah ibu melahirkan. 2. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN a. Tanda Subjektif ( Resunitif Sign ) • Mual, Muntah • Mengidam • Lelah • Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri • Konstipasi dan obstipasi • Pigmentasi kulit • Adanhya varises • Tanda chadwik ( Bercak keunguan pada vagina ) • Leukore ( Keputihan ) • Amenore ( Tidak Haid ) b. Tanda Objektif ( Probabilitas Sign ) • Tanda Hegar adalah melunaknya segmen bawah uterus • Tanda Gadles adalah melunaknya cerviks • Ballottement adalah pantulan yang terjadi ketika jari pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang, mengapung dalam posisinya. • Uterine Soffie ( Desiran ) : Goyangan, desiram nadi yang terdengar diatas uterus normal

Transcript of laporan pendahuluan dbd,anc,diare

Page 1: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

PRENATAL

1. DEFINISI

• Kehamilan adalah saat-saat krisis, saat terjadinya gangguan, perubahan identitas dan peran bagi setiap orang, ibu, bapak dan anggota keluarga. Serta terjadinya perubahan fisiologis meliputi berbagai system dalam tubuh. ( Homilton, 1995 )• Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang dapat mengancam keadaan ibu dan janin sehingga tujuan pemeriksaan antenatal adalah mengenal perubahan yang mungkin terjadi sejak dini, menyiapkan fisik dan mental ibu serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas agar sehat dan normal setelah ibu melahirkan.

2. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN

a. Tanda Subjektif ( Resunitif Sign )• Mual, Muntah• Mengidam• Lelah• Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri• Konstipasi dan obstipasi• Pigmentasi kulit• Adanhya varises• Tanda chadwik ( Bercak keunguan pada vagina )• Leukore ( Keputihan )• Amenore ( Tidak Haid )

b. Tanda Objektif ( Probabilitas Sign )• Tanda Hegar adalah melunaknya segmen bawah uterus• Tanda Gadles adalah melunaknya cerviks• Ballottement adalah pantulan yang terjadi ketika jari pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang, mengapung dalam posisinya.• Uterine Soffie ( Desiran ) : Goyangan, desiram nadi yang terdengar diatas uterus normal• Kontraksi Braxton Hicks adalah kontraksi intermiten yang mungkin terjadi selama hamil dan tidak terasa sakit• Strice Gravidarum, akibta tegangan terdapat garis tak teratur pada abdomen.

c. Tanda Pasti ( Positif ) pada kehamilanGerakan janin yang dapat dilihat, diras dan diraba bagian janin, denyut jantung janin (DJJ), terlihat tulang-tulang janin dalam fhoto Rontgen ( Mochtar, 1998 )

3. USIA KEHAMILAN

a. Usia Kehamilan berdasarkan Tinggi Fundus Uteri, secara tradisional :• Sebelum minggu ke 3 Fundus uterus belum teraba dari luar

Page 2: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

• Akhir bulan ke 3 ( 12 minggu ) : 1-2 jari diatas simpisis• Akhir bulan ke 4 ( 16 minggu ) : Pertengahan antara simpisis dan pusat• Akhir bulan ke 5 ( 20 minggu ) : 3 jari dibawah pusat ( Pinggir bawah pusat )• Akhir bulan ke 6 ( 24 minggu ) : Setinggi Pusat ( Pinggir pusat )• Akhir bulan ke 7 ( 28 minggu ) : 3 jari diatas pusat• Akhir bulan ke 8 ( 32 minggu ) : pertengahan pusat dan Prosesus Xifoideus• Akhir bulan ke 9 ( 36 minggu ) : 3 jari di bawah Prosesus Xifoideus• Akhir bulan ke 10 ( 40 minggu ) : pertengan antara Prosesus Xifoideus dan pusatb. Mc. Donald1. untuk menentukan usia kehamilan dalam bulan :Tinggi Fundus Uteri x ……....Bulan3,5

2. Untuk menentukan usia kehamilan dalam minggu :Tinggi Fundus Uteri x 8 ……....Minggu7

c. HPHTHPHP di hitung dari hari pertama Haid terakhir ibu.

4. ADAPTASI FISIK DAN PSIKOLOGIS KEHAMILAN

a. Perubahan / adaptasi fisik1) Uterus• Ukuran untuk memodifikasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertropi oto polos rahim• Berat : berat uterus naik drastis dari 30 gr menjadi 1000 gr pada akhir kehamilan• Bentuk dan konsistensi : pada bulan pertama kehamilan bentuk rahim seperti buah alpukat, pada kehamilan keempat berbentuk bulat dan akhir kehamilan seperti telur. Uterus yang tidak hamil kira-kira sebesar telur bebek dan kehamilan sebesar telur angsa.2) Indung TelurOvulasi terhenti, masa terdapat korpus liteum graviditas sampai terbentuknya, yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesterone.

3) Vagina dan vulvaKarena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan yang disebut tanda chadwik.4) Dinding perutPembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastis dibawah kulit.5) System sirkulasi darah• Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama, volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25 % dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung yang meningkat sebanyak ± 30 %• Protein darah, gambaran protein dalam serum berubah, jumlah protein albumin dan gama globulin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan.

Page 3: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

• Hitung jenis volume plasma darah, jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transportasi O2 yang sangat diperlukan selama kehamilan.• Nadi dan Tekanan darah cenderung menurun terutama selama trimester kedua dan kemudian akan meningkat lagi seperti pada pra-hamil.• Jantung, pompa jantung mulai naik kira-kira 30 % setelah kehamilan 3 bulan menurun lagi, pada minggu-minggu akhir kehamilan.6) System pernafasanWanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak nafas dan pendek. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran uterus.7) Saluran pencernaanSalvias meningkat pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah, tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga mortilitas dan makanan lebih lama berada dalam saluran pencernaan. Absorbsi makanan baik namun akan menimbulkan obstipasi, gejala muntah.8) Tulang dan gigiPersendia panggul akan terasa longgar, karena ligament-ligamen melunak. Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang sendi apabila pemberian makanan dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium cukup tinggi tidak akan kekurang kalsium. Gingivitis kehamilan adalah gangguan yang disebabkan oleh factor lain seperti hygiene yang buruk disekitar mulut.9) Kulit Pada kulit terdapat pigmentasi :• Wajah : disebut topeng kahmilan (Cloasma Gravidarum )• Payudara : Putting susu dan aerola mamae• Perut : Line Nigra, Strice10) Kalenjar Endokrin• Kalenjar Tiroid : dapat membesar sendiri• Kalenjar Hipofisis : dapat membesar terutama lobus anterior• Kalenjar Adrenal : Tidak dapat dipengaruhi11) MetabolismeUmumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena itu wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi :• Tingkat metabolisme basal (BMR) pada wanita hamil meningkat 10-20 %, terutama pada trimester akhir• Keseimbangan asam alkali sedikit mengalami perubahan konsentrasi alkali.

b. Reaksi Psikologis

• TRIMESTER IUmumnya wanita hamil pada periode ini mengalami reaksi psikologis dan emosional. Wanita yang pertama hamil ditunjukan adanya rasa kecemasan dan kegusaran.• TRIMESTER IIPerubahan psikologis pada trimester II. Sudah menerima kehamilan dengan baik, perasaan cemas kembali muncul kembali kertika melihat keadaan perut yang semakin membesar.

Page 4: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

• TRIMESTER IIIPerubahan psikologis pada trimester III. Bertambahnya usia kehamilan akan mengakibatkan perasaan tidak nyaman, dan pada saat akan melahirkan akan muncul dan mulai dirasakan bayangan negative mulai mengahantui.

5. MASALAH YANG SERING TERJADI PADA KEHAMILAN

1. TRIMESTER I• Perubahan pada payudara, hiperpigmentasi pada aerola• Peningkatan frekuensi BAK• Kelelahan , lemas dan capek• Nausea , Vomitting, mual, muntah2. TRIMESTER II• Peningkatan Intake nutrisi• Konstipasi • Varises vena• Leokoirhen• Nyeri persendian dan pinggang• Meningkatnya frekuensi BAK• Rasa tidak nyaman/ tertekan pada area perineum• Oedema kaki.3. TRIMESTER III• Oedema • Sesak nafas• Hemoroid• Kram kaki

6. ANTENATAL CARE

Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu dengan kehamilan normal (Prawirohardjo, 2001)Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ( Manuaba, 1998)• Tujuan Antenatal Care adalah : Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayar penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.\ Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi. Mempersiapkan cukup bulan, melahirkan dengan selamat Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif Mempersiapkan peran ibu, keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Saifudin, 2001).

Kebijaksaan ProgramKunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu :1 kali pada trimester I

Page 5: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

1 kali pada trimester II2 kali pada trimester IIIPemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.Kunjungan ANC yang saint adalah :- setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu- setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu- setiap 1 minggu sejak kehamilan 32 minggu sampai terjadi kelahiran.Pemeriksaan khusus jika ada keluhan tertentu.

Pelayanan Asuhan Standar Minimal “7T”1. Timbang berat badan2. Tekanan Darah3. Tinggi Fundus Uteri (TFU)4. TT lengkap (imunisasi)5. Tablet Fe minimal 90 paper selama kehamilan6. Tengok / periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai ujung kaki7. Tanya (temu wicara) dalam rangka persiapan rujukan

Konsep Pemeriksaan Kehamilan1. Anamnesa2. Pemeriksaan- Pemeriksaan Umum- Pemeriksaan khusus obstetri- Pemeriksaan penunjang3. Diagnosis / kesimpulan4. Diagnosis banding5. Prognosis

7. PENGKAJIAN

• IdentitasNama, Umur, pendidikan, agama, suku bangsa, alamat• Keluhan UtamaApa yang dirasakan oleh Klien• Riwayat Kesehatan SekarangKeadaan klien pada sata sekarang• Riwayat Kesehatan DahuluPenyakit yang pernah diderita oleh klien• Riwayat Kesehatan KeluargaPenyakit keturunan yang pernah diderita oleh anggota keluarga• Data Kehamilan dan Persalinan Riwayat MenstruasiHPHT ( Hukum Klegel, siklus 28 hari : +3 – 7 +1 ), siklus dan lama haid Riwayat Perkawinan

Page 6: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

Usia pernikahan, Usia Suami / Istri pada saat menikah., status perkawinan Riwayat KBMenggunakan Kontrasepsi, Jenis KB Riwayat ANCJumlah ANC, Jumlah T, tempat persalinan yang memeriksa keluhan saat hamil. Riwayat PersalinanPersalinan yang lalu, jenis partus, penolong, penuyulit, persalinan bayi lahir, persalianan yang lalu, keadaan saat lahir. Pola Kegiatan sekari-hariMakan, minum, pola eliminasi, (BAK,BAB), istirahat dan tidur, hygiene prenatal, aktivitas, keluhan konstipasi / sering BAK PsikologisPerasaan kedua pasangan atas kehamilan sekarang.

8. PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan UmumPenampilan umum, kesadaran (Compos mentis, Somnolen, Delirium, Apatis, semi koma, koma), Tanda-tanda Vital.• RambutInspeksi warna kulit kepala, Distribusi rambut, ada lesi atau tidak, palpasi tekstur, ada masa/tidak, rontok atau tidak, kaji nyeri tekan.• MataKonjungtiva anemis/tidak, Skelera ikterik/tidak, ada masa/tidak, adanya nyeri tekan/tidak, reflek kornea dan pupil.• HidungBentuk, secret, potensi nasal, mukosa, saliva, penciuman, dan ada mas atau tidak.• Mulut dan GigiBentuk bibir, mukosa bibir lembab/tidak, sianosis/tidak, lidah bersih atau kotor, adanya caries atau tidak, kelengkapan gigi.• DadaBentuk pergerakan dada, Respirasi Rate, Taktil fremitus, suara nafas, bunyi jantung, • PayudaraBengkak, hiperpigmentasi, putting susu keluar / tidak, ada masa / tidak.• AbdomenBentuk simetris / tidak, ada lesi/tidak, Strice, Scrine Gravidarum.(+), TFU, Leopold I,II,III,dan IV.• EktremitasJumlah Jari tangan dan kaki, oedema, kesimetrisan, varises, oedema, reflek patella, reflek babinsky.

Page 7: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, 2000, Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGCDoengoes, A. Marylin, 2000, Rencana Perawatan Maternal dan Bayi, Jakarta : EGChttp://www.lenterabiru.com/2010/01/antenatal-care.htm

A. PengertianBeberapa pengertian diare:1. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).2. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.3. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).

B. Penyebab1. Faktor infeksia. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

2. Faktor MalabsorbsiMalabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

3. Faktor Makanan:Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.

4. Faktor PsikologisDiare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

C. PatofisiologiMekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:

Page 8: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

1. Gangguan osmotikAdanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresiAkibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.

3. Gangguan motilitas ususHiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

D. Manifestasi KlinisDiare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

E. PenatalaksanaanPrinsip PenatalaksanaanPenatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas:1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.2. Tata kerja terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi.3. Memberikan terapi simtomatik4. Memberikan terapi definitif.

ad.1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu:

Page 9: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

1) Jenis cairan yang hendak digunakan.Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.

2) Jumlah cairan yang hendak diberikan.Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan cara/rumus:

- Mengukur BJ PlasmaKebutuhan cairan dihitung dengan rumus:BJ Plasma – 1,025———————- x BB x 4 ml0,001

- Metode PierceBerdasarkan keadaan klinis, yakni:* diare ringan, kebutuhan cairan = 5% x kg BB* diare sedang, kebutuhan cairan = 8% x kg BB* diare ringan, kebutuhan cairan = 10% x kg BB

- Metode DaldiyonoBerdasarkan skoring keadaan klinis sebagai berikut:* Rasa haus/muntah = 1* BP sistolik 60-90 mmHg = 1* BP sistolik <60 mmHg = 2* Frekuensi nadi >120 x/mnt = 1* Kesadaran apatis = 1* Kesadaran somnolen, sopor atau koma = 2* Frekuensi napas >30 x/mnt = 1* Facies cholerica = 2* Vox cholerica = 2* Turgor kulit menurun = 1* Washer women's hand = 1* Ekstremitas dingin = 1* Sianosis = 2* Usia 50-60 tahun = 1* Usia >60 tahun = 2Kebutuhan cairan =Skor——– x 10% x kgBB x 1 ltr15

Page 10: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

3) Jalan masuk atau cara pemberian cairanRute pemberian cairan pada orang dewasa meliputi oral dan intravena. Larutan orali dengan komposisi berkisar 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2,5 g NaBik dan 1,5 g KCl stiap liternya diberikan per oral pada diare ringan sebagai upaya pertama dan juga setelah rehidrasi inisial untuk mempertahankan hidrasi.

4) Jadual pemberian cairanJadual rehidrasi inisial yang dihitung berdasarkan BJ plasma atau sistem skor diberikan dalam waktu 2 jam dengan tujuan untuk mencapai rehidrasi optimal secepat mungkin. Jadual pemberian cairan tahap kedua yakni untuk jam ke-3 didasarkan pada kehilangan cairan selama 2 jam fase inisial sebelumnya. Dengan demikian, rehidrasi diharapkan lengkap pada akhir jam ke-3.

2. Tata kerja terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi.Untuk mengetahui penyebab infeksi biasanya dihubungkan dengan dengan keadaan klinis diare tetapi penyebab pasti dapat diketahui melalui pemeriksaan biakan tinja disertai dengan pemeriksaan urine lengkap dan tinja lengkap.Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa diperjelas melalui pemeriksaan darah lengkap, analisa gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin dan BJ plasma.Bila ada demam tinggi dan dicurigai adanya infeksi sistemik pemeriksaan biakan empedu, Widal, preparat malaria serta serologi Helicobacter jejuni sangat dianjurkan. Pemeriksaan khusus seperti serologi amuba, jamur dan Rotavirus biasanya menyusul setelah melihat hasil pemeriksaan penyaring.Secara klinis diare karena infeksi akut digolongkan sebagai berikut:1) Koleriform, diare dengan tinja terutama terdiri atas cairan saja.2) Disentriform, diare dengan tinja bercampur lendir kental dan kadang-kadang darah.Pemeriksaan penunjang yang telah disinggung di atas dapat diarahkan sesuai manifestasi klnis diare.

3. Memberikan terapi simtomatikTerapi simtomatik harus benar-benar dipertimbangkan kerugian dan keuntungannya. Antimotilitas usus seperti Loperamid akan memperburuk diare yang diakibatkan oleh bakteri entero-invasif karena memperpanjang waktu kontak bakteri dengan epitel usus yang seyogyanya cepat dieliminasi.

4. Memberikan terapi definitif.Terapi kausal dapat diberikan pada infeksi:1) Kolera-eltor: Tetrasiklin atau Kotrimoksasol atau Kloramfenikol.2) V. parahaemolyticus,3) E. coli, tidak memerluka terapi spesifik4) C. perfringens, spesifik5) A. aureus : Kloramfenikol6) Salmonellosis: Ampisilin atau Kotrimoksasol atau golongan Quinolon seperti Siprofloksasin7) Shigellosis: Ampisilin atau Kloramfenikol Helicobacter: Eritromisin9) Amebiasis: Metronidazol atau Trinidazol atau Secnidazol10) Giardiasis: Quinacrine atau Chloroquineitiform atau Metronidazol

Page 11: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

11) Balantidiasis: Tetrasiklin12) Candidiasis: Mycostatin13) Virus: simtomatik dan suportif

G. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian (Anak Usia 3 Tahun)a. Keluhan Utama : Buang air berkali-kali dengan konsistensi encer

b. Riwayat Kesehatan SekarangPada umumnya anak masuk Rumah Sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik disertai atau tanpa dengan muntah, tinja dpat bercampur lendir dan atau darah, keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran

c. Riwayat Kesehatan Masa LaluMeliputi pengkajian riwayat :1) PrenatalKehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur, post matur), abortus atau lahir hidup, kesehatan selama sebelumnya/kehamilan, dan obat-obat yang dimakan serta imunisasi.

2) NatalLamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang menolong persalinan, penyulit persalinan.

3) Post natalBerat badan nomal 2,5 Kg – 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm, kondisi kesehatan baik, apgar score , ada atau tidak ada kelainan kongenital.

4) FeedingAir susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal makan/jumlahnya, pengenalan makanan lunak pada usia 4-6 bulan, peubahan berat-badan, masalah-masalah feeding (vomiting, colic, diare), dan penggunaan vitamin dan mineral atau suplemen lain.

5) Penyakit sebelumnyaPenyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit, penyembuhan, kompliksi, insiden penyakit dalam keluarga atau masyarakat, respon emosi terhadap rawat inap sebelumnya.

6) AlergiApakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan, binatang, tumbuh-tumbuhan, debu rumah

7) Obat-obat terakhir yang didapatNama, dosis, jadwal, lamanya, alasan pemberian.

Page 12: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

ImunisasiPolio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun, reaksi yang terjadi adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain, gamma globulin/transfusi, pemberian tubrkulin test dan reaksinya.

9) Tumbuh KembangBerat waktu lahir 2, 5 Kg – 4 Kg. Berat badan bertambah 150 – 200 gr/minggu, TB bertambah 2,5 cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6 bulan. Gigi mulai tumbuh pada usia 6-7 bulan, mulai duduk sendiri pada usia 8-9 bulan, dan bisa berdiri dan berjalan pada usia 10-12 bulan.

d. Riwayat PsikososialAnak sangat menyukai mainannya, anak sangat bergantung kepada kedua orang tuanya dan sangat histeris jika dipisahkan dengan orang tuanya. Usia 3 tahun (toddlers) sudah belajar bermain dengan teman sebaya.

e. Riwayat SpiritualAnak sudah mengenal beberapa hal yang bersifat ritual misalnya berdoa.

f. Reaksi Hospitalisasi1. Kecemasan akan perpisahan : kehilangan interaksi dari keluarga dan lingkungan yang dikenal, perasaan tidak aman, cemas dan sedih2. Perubahan pola kegiatan rutin3. Terbatasnya kemampuan untuk berkomunikasi4. Kehilangan otonomi5. Takut keutuhan tubuh6. Penurunan mobilitas seperti kesempatan untuk mempelajari dunianya dan terbatasnya kesempatan untuk melaksanakan kesenangannya

g. Aktivitas Sehari-Hari1. Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 110-120 ml/kg/hari2. Output cairan :(a) IWL (Insensible Water Loss)(1) Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam(2) Suhu tubuh meningkat : 10 cc / Kg BB + 200 cc (suhu tubuh – 36,8 oC)(b) SWL (Sensible Water Loss) adalah hilangnya cairan yang dapat diamati, misalnya berupa kencing dan faeces. Yaitu :(1) Urine : 1 – 2 cc / Kg BB / 24 jam(2) Faeces : 100 – 200 cc / 24 jam3. Pada usia 3 tahun sudah diajarkan toilet training.

h. Pemeriksaan Fisika) Tanda-tanda vitalSuhu badan : mengalami peningkatanNadi : cepat dan lemahPernafasan : frekuensi nafas meningkatTekanan darah : menurun

Page 13: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

b) AntropometriPemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare mengalami penurunan berat badan.c) PernafasanBiasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak ditemukan bunyi nafas tambahan.d) CardiovasculerBiasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.e) PencernaanDitemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering, peristaltik usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi encerf) PerkemihanVolume diuresis menurun.

g) MuskuloskeletalKelemahan fisik akibat output yang berlebihan.

h) Integumenlecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek

i) EndokrinTidak ditemukan adanya kelaianan.

J) PenginderaanMata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan

k) ReproduksiTidak mengalami kelainan.

l) NeorologisDapat terjadi penurunan kesadaran.

2. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan1) Motorik KasarSudah bisa naik/turun tangga tanpa dibantu, mamakai baju dengan bantuan, mulai bisa bersepeda roda tiga.

2) Motorik HalusMenggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi

3) Personal SosialSudah belajar bermain dengan teman sebayanya.

4. Diagnosa Keperawatan

Page 14: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual).b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.c. Nyeri (akut) b.d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.d. Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan anaknyae. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b.d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.f. Kecemasan anak b.d perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang baru

5. Rencana Keperawatan

Dx.1  Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual)

Tujuan   :    Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda dehidrasi    

Intervensi Rasional

Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasiPantau intake dan output.

Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses.Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan kebutuhan cairan pengganti.

 Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium

Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa

Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif

Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui

Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.

Tujuan   :  Kebutuhan nutrisi  terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan bera badan

Intervensi Rasional

Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.

Menurunkan kebutuhan metabolik

Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan

Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi. Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien memungkinkan.

Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet

Memenuhi kebutuhan nutrisi klien

Kolaborasi pemberian nutrisi Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan

Page 15: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

parenteral sesuai indikasi mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi lebih lanjut

Dx.3  : Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.

Tujuan :     Nyeri berkurang dengan kriteria tidak terdapat lecet pada perirektal

Intervensi Rasional

Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.

Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri

Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase punggung dan kompres hangat abdomen

Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian kliendan meningkatkan kemampuan koping

Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan berikan perawatan kulit

Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi

Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi

Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis

Kaji keluhan nyeri dengan Visual Analog Scale (skala 1-5), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan non verbal

Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya

Dx.4 : Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya.

Tujuan   :  Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang.

Intervensi Rasional

Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik tentang mekanisme koping yang tepat.

Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan masalah

Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien yang anaknya mengalami masalah yang sama

Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya orang yang mengalami masalah yang demikian

Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam membantu klien.

Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasan

Dx.5  : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.

Tujuan   :    Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta mampu mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.

Page 16: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

Intervensi Rasional

Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang penyakit dan perawatan anaknya.

Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar belakang pengetahuan sebelumnya.

Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari.

Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga klien dan keluarga dalam proses perawatan klien

Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek samping yang mungkin timbul

Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam pengobatan.

Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi

Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan diri anaknya

Dx. 6 : Kecemasan anak b.d Perpisahan dengan orang tua, lingkugan yang baru

Tujuan     :    Kecemasan anak berkurang dengan kriteria memperlihatkan tanda-tanda kenyamanan

Intervensi Rasional

Anjurkan pada keluarga untuk selalu mengunjungi klien dan berpartisipasi dalam perawatn yang dilakukan

Mencegah stres yang berhubungan dengan perpisahan

Berikan sentuhan dan berbicara pada anak sesering mungkin

Memberikan rasa nyaman dan mengurangi stress

Lakukan stimulasi sensory atau terapi bermain sesuai dengan ingkat perkembangan klien

Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan secara optimun

6. ImplementasiMelaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah direncanakan sebelumnya

7. EvaluasiEvaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut tercapai. Bila ada yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana, kemudian dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai.

Reference

A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI

Ngastiyah, 997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta

Page 17: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

Price & Wilson 1995, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Ed.4, EGC, Jakarta

Soetjiningsih 1998, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta

Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI, Jakarta.

Suharyono, 1986, Diare Akut, lembaga Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta

Whaley & Wong, 1995, Nursing Care of Infants and Children, fifth edition, Clarinda company, USA.

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE

A. PENGERTIANDHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever ( DHF ).

B. PATOFISIOLOGISetelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler ibuktikan dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit.Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi disebabkan

Page 18: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu oleh aktifasi system koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama pada pasien dengan perdarahan hebat.

C. KLASIFIKASI DHFWHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :Derajat IDemam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.Derajat IISama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.Derajat IIIDitandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat ( >120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( ? 120 mmHg ), tekanan darah menurun, ( 120/80 ? 120/100 ? 120/110 ? 90/70 ? 80/70 ? 80/0 ? 0/0 )Derajat IVNadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur ( denyut jantung ? 140x/mnt ) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

D. TANDA DAN GEJALASelain tanda dan gejala yang ditampilkan berdasarkan derajat penyakitnya, tanda dangejala lain adalah :- Hati membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi perabaan.- Asites- Cairan dalam rongga pleura ( kanan )- Ensephalopati : kejang, gelisah, sopor koma.

E. PEMERIKSAAN DAN DIGNOSIS- Trombositopeni ( ? 100.000/mm3)- Hb dan PCV meningkat ( ? 20% )- Leukopeni ( mungkin normal atau lekositosis )- Isolasi virus- Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder- Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali ( setiap jam atau 4-6 jam apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto dada, BUN, creatinin serum.

F. ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian1.1 IdentitasDHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa ( Effendy, 1995 )1.2 Keluhan UtamaPasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.1.3 Riwayat penyakit sekarang

Page 19: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.1.4 Riwayat penyakit terdahuluTidak ada penyakit yang diderita secara specific.1.5 Riwayat penyakit keluargaRiwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegipty.1.6 Riwayat Kesehatan LingkunganBiasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.1.7 Riwayat Tumbuh Kembang1.8 Pengkajian Per Sistem1.8.1 Sistem PernapasanSesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.1.8.2 Sistem PersyarafanPada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi DSS1.8.3 Sistem CardiovaskulerPada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.1.8.4 Sistem PencernaanSelaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.1.8.5 Sistem perkemihanProduksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.1.8.6 Sistem Integumen.Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.

2. Diagnosa Keperawatan2.1 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue2.2 Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya ciran intravaskuler ke ekstravaskuler2.3 Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler2.4 Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekwat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.2.5 Resiko terjadi perdarahn berhubungan dnegan penurunan factor-fakto pembekuan darah ( trombositopeni )2.6 Kecemasan berhubungan dengan kondisi klien yang memburuk dan perdaahan2.7 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangya informasi.

Page 20: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

B. Diagnosa Keperawatan1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.2. Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.3. Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.4. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah (trombositopeni).6. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi anak.7. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit, prognosis, efek prosedur, dan perawatan anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat informasi.

C. Rencana Asuhan Keperawatan.DP 1 : Hipertermie berhubungan dengan proses infeksi virus dengueTujuan : Suhu tubuh normalKriteria : - Suhu tubuh antara 36 – 37- Nyeri otot hilangIntervensi :a. Kaji suhu tubuh pasienRasional : mengetahui peningkatan suhu tubuh, memudahkan intervensib. Beri kompres air hangatRasional : mengurangi panas dengan pemindahan panas secara konduksi. Air hangat mengontrol pemindahan panas secara perlahan tanpa menyebabkan hipotermi atau menggigil.c. Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai toleransi)Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.d. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringatRasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.e. Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) tiap 3 jam sekali atau sesuai indikasiRasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.f. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnya untuk menurunkan panas tubuh pasien.

DP 2 : Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.Tujuan : Tidak terjadi defisit voume cairanKriteria : - Input dan output seimbang- Vital sign dalam batas normal- Tidak ada tanda presyok- Akral hangat- Capilarry refill < 2 detikIntervensi :

Page 21: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

a. Awasi vital sign tiap 3 jam/sesuai indikasiRasional : Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskulerb. Observasi capillary RefillRasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi periferc. Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi, BJRasional : Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.d. Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi )Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh perorale. Kolaborasi : Pemberian cairan intravenaRasional : Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemic syok.

DP 3 : Resiko Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemikKriteria : - Tanda Vital dalam batas normalIntervensi :a. Monitor keadaan umum pasienRasional ; Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat terdi perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok /syok.b. Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebihRasional : Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan tidak terjadi presyok / syok.c. Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi perdarahanRasional : Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan dapat segera diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera diberikan.d. Kolaborasi : Pemberian cairan intravenaRasional : Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh secara hebat.e. Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombositRasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut.

DP 4 : Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.Tujuan : Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisiKriteria : - Tidak ada tanda-tanda malnutrisi- Menunjukkan berat badan yang seimbang.Intervensi :a. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukaiRasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensib. Observasi dan catat masukan makanan pasienRasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi makananc. Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan)Rasional : Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.

Page 22: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

d. Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makanRasional : Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster.e. Berikan dan Bantu oral hygiene.Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroralf. Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.

DP 5 : Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah (trombositopeni)Tujuan : Tidak terjadi perdarahanKriteria : - TD 100/60 mmHg, N: 80-100x/menit reguler, pulsasi kuat- Tidak ada tanda perdarahan lebih lanjut, trombosit meningkat.

Intervensi :a. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis.Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, ptike.b. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest )Rasional : Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.c. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan seperti : hematemesis, melena, epistaksis.Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penaganan dini bila terjadi perdarahan.d. Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah.Rasional : Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.e. Kolaborasi, monitor trombosit setiap hariRasional : Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami pasien.

DP 6 : Kecemasan orangtua berhubungan dengan kondisi anak.Tujuan : ansietas berkurang/terkontrol.Kriteria : - klien melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik.- tidak ada manifestasi perilaku akibat kecemasan.a. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien.Rasional : memudahkan intervensi.b. Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi ansietas di masa lalu.Rasional : mempertahankan mekanisme koping adaftif, meningkatkan kemampuan mengontrol ansietas.c. Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.Rasional : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan.d. Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini, harapan-harapan yang positif terhadap terapy yang di jalani.

Page 23: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

Rasional : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan.e. Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan aktivitas sehari-hari meskipun dalam keadaan cemas.Rasional : menciptakan rasa percaya dalam diri pasien bahwa dirinya mampu mengatasi masalahnya dan memberi keyakinan pada diri sendri yang dibuktikan dengan pengakuan orang lain atas kemampuannya.f. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.Rasional : menciptakan perasaan yang tenang dan nyaman.g. Sediakan informasi factual (nyata dan benar) kepada pasien dan keluarga menyangkut diagnosis, perawatan dan prognosis.Rasional : meningkatkan pengetahuan, mengurangi kecemasan.h. Kolaborasi pemberian obat anti ansietas.Rasional : mengurangi ansietas sesuai kebutuhan.

DP 7 : Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit, prognosis, efek prosedur, dan perawatan anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat informasi.Tujuan : orang tua mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.Kriteria : - melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.- memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan.a. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.Rasional : mengetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.b. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.c. Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya.Rasional : diet dan pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan.d. Anjurkan keluarga untuk memperhatikan perawatan diri dan lingkungan bagi anggota keluarga yang sakit. Lakukan/demonstrasikan teknik perawatan diri dan lingkungan klien.Rasional : perawatan diri (mandi, toileting, berpakaian/berdandan) dan kebersihan lingkungan penting untuk menciptakan perasaan nyaman/rileks klien sakit.e. Minta klien/keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

3. Rencana Asuhan Keperawatan.DP : Hipertermie berhubungan dengan proses infeksi virus dengueTujuan : Suhu tubuh normalKriteria hasil : Suhu tubuh antara 36 – 37Nyeri otot hilangIntervensi :a. Beri komres air kranRasional : Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksib. Berika / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi )

Page 24: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.c. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringatRasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.d. Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali atau lebih sering.Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.e. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien.

DP 2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.Tujuan : Tidak terjadi devisit voume cairanKriteria : Input dan output seimbangVital sign dalam batas normalTidak ada tanda presyokAkral hangatCapilarry refill < 3 detikIntervensi :a. Awasi vital sign tiap 3 jam/lebih seringRasional : Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskulerb. Observasi capillary RefillRasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi periferc. Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi, BJRasional : Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.d. Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi )Rasional : Untuk memenuhi kabutuhan cairan tubuh perorale. Kolaborasi : Pemberian cairan intravenaRasional : Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemic syok.

DP. 3 Resiko Syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemikKriteria : Tanda Vital dalam batas normalIntervensi :a. Monitor keadaan umum pasienRaional ; Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat terdi perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok / syokb. Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebihRasional : Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan tidak terjadi presyok / syokc. Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi

Page 25: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

perdarahanRasional : Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan dapat segera diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera diberikan.d. Kolaborasi : Pemberian cairan intravenaRasional : Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh secara hebat.e. Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, tromboRasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut.

DP. 4 Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.Tujuan : Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisiKriteria : Tidak ada tanda-tanda malnutrisiMenunjukkan berat badan yang seimbang.Intervensi :a. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukaiRasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensib. Observasi dan catat masukan makanan pasienRasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi makananc. Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan )Rasional : Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.d. Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makanRasional : Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster.e. Berikan dan Bantu oral hygiene.Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroralf. Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.

DP. 5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah ( trombositopeni )Tujuan : Tidak terjadi perdarahanKriteria : TD 100/60 mmHg, N: 80-100x/menit reguler, pulsasi kuatTidak ada tanda perdarahan lebih lanjut, trombosit meningkatIntervensi :a. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis.Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, ptike.b. Monitor trombosit setiap hariRasional : Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami pasien.c. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest )Rasional : Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.d. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan

Page 26: laporan pendahuluan dbd,anc,diare

spt : hematemesis, melena, epistaksis.Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penaganan dini bila terjadi perdarahan.e. Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah.Rasional : Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.

D. Evaluasi1. Suhu tubuh normal2. Tidak terjadi devisit voume cairan3. Tidak terjadi syok hipovolemik4. Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi5. Tidak terjadi perdarahan6. Ansietas berkurang/terkontrol7. orang tua memahami tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak jilid.2. Salemba Medika : JakartaNasrul, Effendi. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC : JakartaNoer, Sjaifoellah dkk. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta.Suriadi & Yuliani, Rita. 2001. Buku Pegangan Praktek Klinik : Asuhan Keperawatan pada Anak. Sagung Seto : Jakarta