Laporan Pendahuluan Dan Konsep Dasar Asuhan Kperawatan

17
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIN DENGAN OTITIS EKSTERNA A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. DEFINISI Otitis eksterna adalah radang telinga bagian luar yang disebabkan oleh jamur parasitic, ditandai dengan pengerasan struktur telinga. (Dongoes, 1998) Otitis eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga luar. Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali disebut sebagai telinga perenang (swimmer's ear). Otitis eksterna adalah radang teling akut maupun kronik yang di sebabkan bakteri yang sering timbul bersama penyebab lain seperti jamur, elergi atau virus, sehingga sulit dibedakan.( Kapital Selekta Kedokteran,halaman:83 ) Otitis eksterna adalah radang merata kulit telinga yang disebabkan oleh kuman maupun jamur ( otomikosis ) dengan tanda – tanda khas yaitu rasa tidak enak diliang telinga. Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang

Transcript of Laporan Pendahuluan Dan Konsep Dasar Asuhan Kperawatan

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIN DENGAN OTITIS EKSTERNAA. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISI

Otitis eksterna adalah radang telinga bagian luar yang disebabkan oleh jamur parasitic, ditandai dengan pengerasan struktur telinga. (Dongoes, 1998)Otitis eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga luar. Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali disebut sebagai telinga perenang (swimmer's ear).Otitis eksterna adalah radang teling akut maupun kronik yang di sebabkan bakteri yang sering timbul bersama penyebab lain seperti jamur, elergi atau virus, sehingga sulit dibedakan.( Kapital Selekta Kedokteran,halaman:83 )Otitis eksterna adalah radang merata kulit telinga yang disebabkan oleh kuman maupun jamur ( otomikosis ) dengan tanda tanda khas yaitu rasa tidak enak diliang telinga.Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna dibagi menjadi 3 jenis :a. Otitis eksterna sirkumsripta

Otitis eksterna lokal yang bermula dari infeksi folikel rambut dan menimbulkan furunkel pada sepertiga luar dari liang telinga luar (meatus akustikus eksternus). Kuman penyebabnya biasanya Staphilococcus aureus dan Staphilococcus albus. Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat yang tidak sesuai dengan besarnya bisul.b. Otitis eksterna difus

Biasanya mengenai kulit liang telinga dua per tiga dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema dengan tidak jelas batasnya, serta tidak terdapat furunkel.c. Otitis eksterna malignaAdalah suatu infeksi khusus pada liang telinga yang biasanya pada penderita diabetes mellitus dan orang tua. Peradangan dapat meluas ke lapisan sub kutis dan organ sekitarnya. Gejala utamanya ialah rasa gatal pada liang telinga, nyeri hebat, secret yang banyak serta pembengkakan liang telinga.2. ETIOLOGI

Pada umumnya penyebab dari otitis eksterna adalah infeksi bakteri seperti Staphyilococcus aureus, Staphylococcus albus, E. colli. Selain itu juga dapat disebabkan oleh penyebaran yang luas dari proses dermatologis yang non-infeksius (Sander, 2001). Adapun faktor predisposisi dari otitis eksterna, yaitu :a. PH (PH yang basa akan menurunkan proteksi terhadap infeksi).b. Udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh.c. Trauma ringan (ketika mengorek telinga) atau karena berenang yang menyebabkan perubahan kulit karena kena air.3. EPIDEMIOLOGI

Otitis eksterna sering dijumpai, didapati 4 dari 1000 orang, kebanyakan pada usia remaja dan dewasa muda.Terdiri dari inflamasi, iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar. Kejadian lebih tinggi selama musim panas, mungkin karena partisipasi dalam kegiatan air lebih tinggi. Secara umum di dunia frekuensi otitis eksterna tidak diketahui, namun insidennya meningkat di Negara tropis seperti Indonesia.Tidak ada ras ataupun jenis kelamin yang berpengaruh terhadap angkakejadian otitis eksterna. Umumnya, tidak ada hubungan antara perkembangan otitis eksterna dan usia. Sebuah studi epidemiologi tunggal di Inggris menemukan prevalensi selama 12-bulan yang sama untuk individu yang berusia 5-64 tahun dan prevalensinya meningkat pada usia lebih dari 65 tahun.4. PATOFISIOLOGI

Pada stadium preinflamasi, telinga terpapar dengan faktor predisposisi, termasuk panas, kelembaban, luka (maserasi), absennya serumen, dan pH yang basa.. Pada stadium inflamasi, terjadi pertumbuhan bakteri, disertai dengan edema progresif dan nyeri yang semakin berat. Resolusi yang tidak sempurna atau inflamasi persisten selama lebih dari 3 bulan dikategorikan sebagai stadium inflamasi kronik.

Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana. Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.5. PATHWAY

6. MANIFESTASI KLINIS

Pasien dengan otitis eksterna biasanya mengeluh adanya nyeri telinga (otalgia) dari yang sedang sampai berat, berkurangnya atau hilangnya pendengaran, tinnitus atau dengung, demam, cairan yang keluar dari telinga, gatal-gatal (khususnya pada infeksi jamur atau otitis eksterna kronik), rasa nyeri yang sangat berat (biasanya pada pasien yang imunocompopromais, diabetes, otitis eksterna maligna). Selain itu juga ditemukan adanya tanda nyeri tekan pada tragus. Pada keadaan yang berat, penderita sering mengeluh sakit pada saat mengunyah atau membuka mulut.Sedangkan gejala klinis otitis eksterna berdasarkan jenisnya yaitu :

a. Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel atau bisul) Adanya benjolan di telinga Nyeri yang hebat saat membuka mulut Pendengaran berkurang Abses berisiskan pus yang dapat pecah dan sendirinya

b. Otitis Eksterna Difus

Adanya benjolan di telinga Telinga nyeri Pendengaran berkurang Telinga terasa ada cairan Nyeri saat membuka mulut

c. Otitis Ekterna MalignaGejalanya dapat dimulai dengan rasa gatal pada liang telinga yang dengan cepat diikuti oleh nyeri yang hebat dan sekret yang banyak dan pembengkakan liang telinga. Rasa nyeri tersebut semakin meningkat menghebat, liang telinga tertutup oleh tumbuhnya jaringan granulasi secara subur. Saraf fasial dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis dan paralisis fasial. Kelainan patologik yang penting adalah osteomielitis yang progresif, yang disebabkan akibat oleh infeksi kuman pseudomonas aeroginosa. Penebalan endotel yang mengiringi diabetes melitus berat bersama-sama dengan kadar gula darah yan tinggi yang diakibatkan oleh infeksi yang sedang aktif menimbulkan kesulitan pengobatan yang adekuat.7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Tes laboratorium, pemeriksaan kultur dan sensitifitas antibiotik.b) Tes audiometrik, memperlihatkan dan mendokumentasikan jumlah kehilangan pendengaran dan gangguan pada telinga luar.c) CT-Scan tulang tengkorakDengan kriteria hasil : mastoid terlihat kabur dan ada kerusakan tulang.8. PENATALAKSANAAN

a. Otitis eksternaPemberian analgetik selama 48-92 jam pertama. Pasang sumbu untuk menjaga kanalis tetap terbuka sehingga cairan obat dapat dimasukan bila edema. Kombinasi antibiotik dan kortikosteroid. Bahan anti jamur jika diindikasikan. Pasien dilarang untuk berenang. Klien diingatkan untuk tidak membersihkan kanalis auditorius eksternus sendiri dengan lidi kapas.Wool kambing atau kapas dapat diolesi jel yang tak larut air dan letakkan di telinga untuk mencegah kontaminasi air. Pasien dapat mencegah infeksi dengan menggunakan preparat antiseptik telinga sehabis berenang.b. Otitis Eksterna Sirkumskripta

Melakukan aspirasi steril untuk mengeluarkan nanah. Memberikan salep antibiotik misalnya polymixin B dan bacitracin. Memberikan asam asetat 2-5% dalam alkohol 2%. Melakukan pada furunkel (bisul) yang berdinding tebal. Pasang drain untuk mengalirkan nanah. Memberikan analgetik dan penenang.c. Otitis Eksterna DifusMembersihkan liang telinga dengan penghisap atau kapas dengan hati-hati.Penilaian terhadap sekret, edema dinding kanalis, dan membrana timpani dalam menggunakan alat dalam mengoleskan obat.Pemilihan pengobatan lokal yang sering digunakan adalah Cortisporin (polimiksinB, neomisin, hidrokortison), coli Mysin (kolistin, neomisin, hidrokortison), pyocidin (polimiksin B, hidrokortison), vasol HC (as. Asetat-nonakues 2%, hidrokortison), dan chloromycetin (kloramfenikol).)d. Otitis Ekterna MalignaAwalnya, pembedahan merupakan pilihan utama untuk penanganan pasien dengan otitis eksterna nekrotikans. Tetapi sejak ditemukannya aminoglikosida, penisilin sintetik, generasi ketiga Cephalosporin dan quinolon, maka penggunaan antibiotik merupakan pilihan utama pengobatan. Sejak teknik pembedahan pada dasar tulang tengkorak berkembang, beberapa ahli otologi mulai menggunakan teknik radikal sebagai pilihan terapi.

Ada tiga aspek dalam pengobatan otitis eksterna nekrotikans. Yang paling penting adalah mengontrol gula darah pada pasien diabetes mellitus.

Mastoidektomi atau reseksi parsial pada dasar tengkorak mungkin diperlukan jika ada gangguan saraf fasial. Antibiotik sebaiknya diberikan sejak awal, dalam dosis yang adekuat dan dalam waktu yang lama.

Pengobatan harus cepat diberikan sesuai dengan hasil kultur dan resistensinya. Karena kuman penyebab tersering adalah Pseudomonas aeruginosa, maka diberikan antibiotik dosis tinggi yang sesuai dengan Pseudomonas aeruginosa. Sementara menunggu hasil kultur dan resistensi, diberikan golongan fluoroquinolone (ciprofloxasin) dosis tinggi per oral. Pada keadaan yang lebih berat diberikan antibiotika parenteral kombinasi dengan antibiotika golongan aminoglikosida yang diberikan selama 6 8 minggu.KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN OTITIS EKSTERNA1. PENGKAJIANa. Data Subyektif Klien mengeluh tentang gejala gejalan misalnya; sakit/nyeri, gatal, bengkak pada telinga Klien mengatakan sering mengorek telinga dengan jari atau dengan penjepit. Tanyakan pada klien tentang adanya cairan yang keluar dari telinga, termasuk warna, jumlah dan konsistensi Klien mengatakan sering berolahraga renang atau klien sering menyiram telinganya dengan air.b. Data Obyektif

Tampak adnya sekret/kotoran saat dilakukan pemeriksaan pada telingan terkadang disertai dengan bau.

Pasien nampak merasa nyeri/kesakitan saat daun telinga disentuh.

Klien tampak menggaruk-garuk telinganya atau meringis kesakitan. Klien sering mendekatkan telinganya kepada perawat saat perawat berbicara. Adanya benjolan atau furunkel pada telinga atau filamen jamur yang berwarna keputih-putihan. Liang telinga tampak sempit, hiperemesis dan edema tanpa batas yang jelas.2. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan adanya ungkapan nyeri secara verbal, adanya gerakan untuk melindungi bagian tubuh yang nyeri dan tampak meringis.b. Gangguan sensori persepsi : pendengaran yang berhubungan dengan perubahan sensori persepsi pendengaran yang ditandai dengan distorsi pendengaran, perubahan pola komunikasi dan gelisah.c. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan adanya kendala dalam berkomunikasi ditandai dengan pasien tidak dapat mendengar dengan jelas, penumpukan serumen, penyempitan liang telinga, hiperemesis.

d. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi yang ditandai dengan wajah pucat,meriang,mukosa bibir kering dan mengalami kenaikan suhu tubuh diatas normal.e. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam kondisi kesehatan ditandai dengan pasien tampak gelisah, mengekspresikan kekhawatiran, pasien mengatakan bingung dengan penyakit yang sedang diderita.3. RENCANA KEPERAWATANNo.Dx.Tujuan/ KHIntervensiRasional

1.INyeri pasien berkurang dan dapat teratasi1. Kaji tingkat nyeri klien / dan skala nyeri2. Beri KIE kepada klien tentang penyebab nyeri dan penyakit yang dideritanya / demamnya3. Lakukan aspirasi secara steril (bila terjadi abses) untuk mengeluarkan nanah.4. Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik dan antibiotic.1. Memberi informasi untuk menentukan intervensi selanjutnya.2. Supaya pasien mengerti tentang penyebab penyakit yang di derita, sehingga tau apa yang di lakukan supaya tidak timbul penyakit yang sama.3. Untuk mengurangi adanya penekanan pada telinga.4. Untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi nyeri pada pasien

2.IIMemperbaiki fungsi pendengaran1. Kaji kemampuan mendengar klien2. Mengambil serumen dengan irigasi, atau suction.3. Menberikan anti biotic / hidrogen piroksida1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan mendengar pasien2. Agar kotoran tidak melekat dan menumpuk3. Usaha untuk mematikan bakteri dalam telinga luar

3.IIIPasien mampu untuk berinteraksi social.1. Beri alat bantu pendengaran2. Ajari klien untuk menggunakan tanda non verbal dan bentuk komunikasi lainnya3. Ajari keluarga atau orang terdekat praktik komunikasi yang efektif4. Mengurangi kegaduhan lingkungan1. Untuk membantu pendengaran klien2. Merupakan alternative lain untuk mempermudah komunikasi dengan orang lain3. Mampu berkomunikasi yang baik dengan klien4. Ketenangan lingkungan dapat membantu kelancaran komunikasi

4.IVSuhu tubuh pasien dapat kembali normal1. Pantau suhu tubuh pasien2. Beri kompres hangat3. Anjurkan pasien memakai pakaian tipis dan menyerap keringat4. Kolaborasi pemberian obat antipiretik1. Suhu 38,9 C -41 oC menunjukan proses inflamasi2. Membantu menurunkan demam secara bertahap3. Pakaian tipis dan menyerap keringat, sehingga keringat yang di keluarkan bisa terserap4. Untuk mengurangi demam

5. VPasien tidak merasakan cemas terhadap kondisi penyakitnya

1. Dengarkan dengan cermat apa yang dikatakan klien tentang penyakit dan tindakannya.2. Berikan penjelasan singkat ttg organisme penyebab; sasarn penaganan; jadwal tindak lanjut; dan pencegahan penularan thd orang lain.

3. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya dan berdiskusi1. Mendengar memungkinkan deteksi dan koreksi mengenai kesalahpahaman dan kesalahan informasi.2. Pengetahuan ttg diagnosa spesifik dan tindakan dapat meningkatkan kepatuhan3. Pertanyaan klien menandakan masalah yg perlu diklarifikasi.

4. PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI

Pelaksanaan atau implementasi disesuaikan dengan intervensi yang telah dibuat.

5. EVALUASI

Perkembangan keadaan pasien setelah diberikan asuhan keperawatan selama rencana yang telah dibuat.LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN OTITIS EKSTERNA

OLEH:

SANG AYU PUTU WIDYA WISTARANI

P07120012055

2.2 REGULER

KELOMPOK V RSUD WANGAYA DENPASAR

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2013Perubahan tekanan udara tiba-tiba (alergi, infeksi, sumbatan : sekret, tampon, tumor)

Gangguan tube eustachius

Pencegahan invasi kuman terganggu

Kuman masuk ke telinga

Tekanan udara negative di telinga luar

Efusi

Retraksi membrane timpani

Peradangan

Pengobatan tidak tuntas

Risiko Infeksi

Meningkatkan produksi cairan serosa

Akumulasi cairan mukosa serosa

Hantaran udara yang diterima menurun

Gangguan Persepsi Sensori

Rupture membrane timpani karena desakan

Sekret keluar dan berbau tidak enak (otorrhoe)

Terjadi erosi pada kanalis semisirkularis

Risiko cidera

Tindakan mastoidektomi

Ansietas

Nyeri akut

Terjadi erosi pada kanalis semisirkularis

Infeksi berlanjut dpt sampai ke telinga dalam

Gangguan Body Image

Pening / vertigo

Keseimbangan tubuh menurun

Risiko cedera / trauma

Kurangnya informasi

Defisiensi pengetahuan