Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas
-
Upload
nur-masruroh -
Category
Documents
-
view
217 -
download
3
Transcript of Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas
Topik : Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas
Sub Topik : 1. Definisi masa nifas
2. Tujuan asuhan masa nifas
3. Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
4. Tahapan masa nifas
5. Kebijakan nasional masa nifas
6. Kebutuhan dasar ibu nifas
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan III
Waktu : 100 Menit
Dosen : Kristiova Masnita Saragih
Setelah mengikuti perkuliahan ini tanpa melihat hand out diharapkan mahasiswa
dapat :
1. Menjelaskan konsep dasar masa nifas secara benar.
2. Mengidentifikasi kebutuhan dasar ibu masa nifas dengan tepat.
1. Saifuddin AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBPSP. 2000
2. Mochtar R. Sinopsis Obstetri jilid 1 : Jakarta : EGC. 1998
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 1
OBJEKTIF PERILAKU SISWAOBJEKTIF PERILAKU SISWA
REFERENSIREFERENSI
HAND OUTHAND OUT
3. Manuaba IGB.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berenana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 1998
4. JHPIEGO-WHO.Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum. Jakarta :
Pusdiknakes. 2001.
5. Huliana M. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta : Puspaswara, 2003 :
3-11
6. Jones DL.Setiap Wanita. Jakarta : Dela Pratasa, 2005 : 265-282
7. Maternal and child Health Branch WIC Suplemental Food Branch California
Departement of Health Service. Nutrition During Prenancy and the
Postpartum Period, 1990 : 126-127
8. Sellers MC Pauline. Midwifery Vol 1. South Africa : Credda Press, 1993 :
571-691
Asuhan masa nifas sangat diperlukan karena merupakan masa kritis baik ibu
maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi
setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, dua pertiga
kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi
baru lahir terjadi dalam 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan
asuhan pada ibu dan bayi masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini.
Begitu pula, perawatan fisik dan pemenuhan kebutuhan dasar pada masa
puerperium harus mengarah pada tercapainya kesehatan yang baik, dengan upaya
bidan diarahkan pada identifikasi dan penatalaksanaan masalah kesehatan yang
muncul pada masa nifas tersebut.
Untuk itu, para bidan wajib memahami apa yang dinamakan masa nifas dan
bagaimana penatalaksanaan masa ini.
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 2
PENDAHULUANPENDAHULUAN
1. DEFINISI MASA NIFAS
ª Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
ª Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa
nifas ini yaitu 6-8 minggu.
ª Puerperium adalah berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan pada keadaan yang normal.
ª Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada batas
waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah
keluar, sedangkan batas maksimumnya adalah 40 hari.
ª Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta mencakup 6
minggu berikutnya. Asuhan nifas haruslah memberikan tanggapan
terhadap kebutuhan khusus ibu selama masa yang istimewa ini.
ª Wanita yang melalui periode puerperium disebut puerpura.
2. TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS
Tujuan asuhan masa nifas/postpartum :
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 3
URAIAN MATERIURAIAN MATERI
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
e. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi.
f. Memulai dan mendorong pemberian ASI.
Sasaran dari asuhan masa nifas/postpartum :
a. Pencegahan, diagnosa dini dan pengobatan komplikasi pada ibu.
b. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu.
c. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia
melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya khusus.
d. Imunisasi ibu terhadap tetanus.
e. Mendorong agar dilaksanakan metoda yang sehat tentang pemberian
makan anak dan peningkatan pengembangan hubungan antara ibu dan
anak yang baik.
3. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM MASA NIFAS
Bidan harus memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari
setelah persalinan. Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di
puskesmas dan rumah sakit atau melalui kunjungan ke rumah.
Sebagai pelaksana, bidan mempunyai 3 (tiga) kategori tugas dalam asuhan
masa nifas, yaitu :
a. Tugas Mandiri
Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien/keluarga.
Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa
nifas.
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 4
Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah
bersama klien/keluarga.
Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan.
Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.
Membuat catatan dan laporan.
b. Tugas Kolaborasi/Kerjasama
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu masa nifas dengan risiko tinggi
dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawat daruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga.
Mengkaji kebutuhan asuhan kepada ibu dalam masa nifas dengan
risiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi.
Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas sesuai dengan faktor
risiko dan keadaan kegawat daruratan.
Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan risiko
tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
Melaksanakan asuhan kebidanan dengan risiko tinggi dan
memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.
Membuat rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga.
Membuat catatan dan laporan.
c. Tugas rujukan
Merujuk kasus yang bukan wewenangnya.
Keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh bidan menurut kompetensi
inti bidan, adalah :
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 5
Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang terfokus,
termasuk keterangan rinci tentang kehamilan, persalinan dan
kelahiran.
Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu.
Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan perlukaan/luka jahitan.
Merumuskan diagnosa masa nifas.
Menyusun perencanaan.
Memulai dan mendukung pemberian ASI eksklusif.
Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi perawatan diri
sendiri, istirahat, nutrisi dan asuhan bayi baru lahir.
Mengidentifikasi hemtoma vulva dan melaksanakan rujukan bilamana
perlu.
Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai kewenangan atau
merujuk untuk tindakan yang sesuai.
Penatalaksanaan ibu postpartum abnormal : sisa plasenta, renjatan dan
infeksi ringan.
Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB pasca
persalinan.
Melakukan konseling dan memberikan dukungan untuk wanita pasca
aborsi.
Melakukan kolaborasi atau rujukan pada komplikasi tertentu.
Memberikan antibiotika yang sesuai.
Mencatat dan mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi
yang dilakukan.
4. TAHAPAN MASA NIFAS
Menurut Rustam Mochtar dalam bukunya (sinopsis obstetri, 1998) masa nifas
terbagi menjadi :
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 6
a. Puerperium Dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium Intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote Puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil/waktu persalinan mempunyai
komplikasi.
Waktu untuk sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau bahkan
tahunan.
5. KEBIJAKAN NASIONAL MASA NIFAS
Asuhan postpartum hendaknya merupakan upaya kolaboratif antara
orangtua, keluarga, pemberi asuhan yang sudah terlatih atau tradisional,
profesi kesehatan, dan lain-lain, termasuk kelompok anggota masyarakat,
pembuat kebijakan, perencana kesehatan, dan administrator. Bidan memiliki
peranan yang sangat penting dalam penyediaan asuhan postpartum.
Kunjungan nifas yang diprogamkan oleh pemerintah paling sedikit 4 kali
kunjungan. Dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Kesimpulan dari kunjungan ini diisi pada kartu ibu dan juga kartu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
KUNJUNGAN WAKTU TUJUAN
1 6-8 jam setelah
persalinan
ª Mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
ª Mendeteksi dan merawat penyebab
lain perdarahan : rujuk bila
perdarahan berlanjut.
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 7
ª Memberikan konseling pada ibu
atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
ª Pemberian ASI awal.
ª Melakukan hubungan antara ibu
dan bayi baru lahir.
ª Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermia.
Jika petugas kesehatan menolong
peralinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran, atau sampai ibu dan
bayi dalam keadaan stabil.
2 6 hari setelah
persalinan
ª Memastikan involusi uterus
berjalan normal : uterus
berkontraksi, fundus dibawah
umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.
ª Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
ª Memastikan ibu mendapat cukup
makanan, cairan dan istirahat.
ª Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
ª Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan bayi, tali pusat,
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 8
menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari.
3 2 minggu setelah
persalinan
ª Sama seperti kunjungan ke 2.
4 6 minggu setelah
persalinan
ª Menanyakan pada ibu tentang
penyulit-penyulit yang ia atau bayi
alami.
ª Memberikan konseling KB secara
dini.
6. STANDAR PELAYANAN NIFAS
6.1 Perawatan bayi baru lahir
Tujuan
Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu terlaksananya pernafasan
spontan serta mencegah hipotermi
Pernyataan standar
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan
dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan
juga harus mencegah atau menangani hipotermi.
Hasil
1. Bayi baru lahir dengan kelainan atau kecacatan dapat segera
menerima perawatan yang tepat
2. BBL mendapatkan perawatan yang tepat untuk dapat bernafas dengan
baik
3. Penurunan angka kejadian hipotermi
Prasyarat
1. Bidan harus mampu :
a. Memeriksa dan menilai BBL
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 9
b. Menolong bayi bernafas spontan dan melakukan resusitasi
c. Mengenal tanda-tanda hipotermi serta melakukan pencegahan dan
penanganan.
2. Adanya alat atau bahan yang diperlukan, misalnya thermometer, kain
untuk bayi
3. Obat tetes mata
4. Kartu ibu
Proses
Bidan harus :
1. Segera sesudah bayi lahir, menilai apakah bayi bernafas
2. Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih dan hangat
3. Klem tali pusat
4. Cuci tangan
5. Sesudah 5 menit lakukan penilaian APGAR
6. Periksa bayi (head to too)
7. Timbang dan ukur panjang bayi
8. Periksa TTV
9. Berikan bayi pada ibu untuk disusui
10. Pastikan bayi tetap hangat
11. Berikan salep mata
12. Perhatikan pengeluaran urin dan mekonium dalam 24 jam
13. Lakukan pencatatan
Ingat
1. Jaga bayi tetap hangat
2. Bersihkan jalan nafas jika bayi tidak segera menangis
3. Berikan ASI secepatnya
4. Berikan salep mata
5. Rujuk segera bila dalam 24 jam bayi tidak mengeluarkan urin dan
mekonium
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 10
6.2 Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan
Tujuan
Memulihkan kesehatan ibu dan bayi pada masa nifas serta memulai
pemberian ASI dalam 2 jam pertama setelah persalinan
Pernyataan standar
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam 2 jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan
yang diperlukan. Disamping itu bidan memberikan penjelasan tentang
hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu dan membantu ibu
untuk memulai pemberian ASI.
Hasil
1. Komplikasi segera dideteksi dan dirujuk
2. Penurunan kejadian infeksi nifas dan neonatal
3. Penurunan kematian akibat perdarahan post partum primer
4. Pemberian ASI segera dimulai
Prasarat
1. Ibu dan bayi dijaga oleh bidan selama 2 jam setelah persalinan
2. Bidan terlatih dalam merawat ibu dan bayi
3. Ibu termotivasi untuk menyusui
4. Tersedia alat/bahan, misalnya air, sabun
5. Tersedianya oksitosin dan obat lain yang dibutuhkan
6. Adanya sarana pencatatan
Proses
1. Keringkan bayi dan perhatikan nafas
2. Jika KU bayi baik letakkan bayi di dada ibu (IMD)
3. Raba fundus uteri
4. Jika terjadi perdarahan segera lakukan kompresi bimanual
5. Secepatnya bantu ibu agar dapat menyusui
6. Lakukan pemeriksaan pada bayi
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 11
7. Bila penjelasan pada orang tua jika tidak ada perbaikan KU setelah
resusitasi
8. Minta ibu BAK dalam 2 jam pertama setelah melahirkan
9. Bantu ibu membersihkan tubuhnya
10. Dokumtesi
11. Sebelum meninggalkan ibu, beritahu keluarga bagaimana caranya dan
kapan meminta pertolongan jika terjadi gangguan
12. Jangan meninggalkan ibu dan bayi sebelum dalam keadaan baik
Yang perlu diingat
1. Jaga bayi tetap hangat
2. Segera berikan ASI
3. Kolostrum penting untuk bayi
4. Periksa uterus dan kandung kemih secara teratur
5. Jika dilakukan episiotomy, lakukan pemeriksaan secara teratur
6.3 Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Tujuan
Memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi sampai 42 hari
setelah persalinan dan memberikan penyuluhan ASI eksklusif
Pernyataan standar
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah
pada hari ketiga, minggu ke 2 dan minggu keenam setelah persalinan,
untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui PTT yang benar,
penemuan dini, penangan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi
pada masa nifas serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara
umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru
lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB
Hasil
1. Komplikasi pada masa nifas dapat segera dirujuk
2. Mendorong pemberian ASI eksklusif
3. Mendorong kebiasaan yang bermanfaat
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 12
4. Menurunkan angka kejadian infeksi pada ibu dan bayi
5. Masyarakat semakin mengerti tentanng pentingnya menjarangkan
kelahiran
6. Meningkatnya imunisasi pada bayi
Prasyarat
1. Bidan telah terampil :
a. Perawatan nifas
b. Membantu ibu memberikan ASI
c. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi
d. Penyuluhan dan pelayanan KB
2. Bidan dapat memberikan pelayanan KB
3. Tersedia alat/ bahan
4. Kartu ibu
Proses
1. Pada kunjungan rumah, sapalah ibu dan keluarga
2. Tanyakan masalah pada ibu dan bayi
3. Cuci tangan
4. Lakukan pemeriksaan pada ibu
5. Periksa ibu jika riwayat anemia
6. Berikan penyuluhan
7. Cuci tangan, lalu periksa bayi
8. Perhatikan KU bayi dan tanyakan pemberian ASI
9. Perhatikan warna kulit bayi
10. Bicarakan pemberian ASI pada ibu
11. Nasehati ibu untuk memberikan ASI dan menghindari pemberian
makanan sebelum 6 bulan
12. Bicarakan tentang KB
13. Dokumentasi
14. Rujuk bila perlu
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 13
HASIL PENELITIAN MEMBUKTIKAN
1. Memberikan makanan tambahan selain kolostrum atau ASI
membahayakan bayi
2. Ibu yang baru bersalin harus menggunakan pembalut yang bersih atau kain
yang bersih yang telah di jemur. Menjemur kain di bawah sinar matahari
dapat mengurangi bakteri
3. Menggunakan minyak atau bahan-bahan lain untuk tali pusat bayi adalah
berbahaya.
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 14
7. KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS
a. NUTRISI DAN CAIRAN
Dahulu biasa untuk membatasi diet wanita masa nifas yang melahirkan
pervaginam, tetapi sekarang diet umum yang menarik dianjurkan. Kalau
pada akhir 2 jam setelah melahirkan per vaginam tidak ada kemungkinan
komplikasi yang memerlukan anestesi, pasien hendaknya diberikan
minum dan makan jika ia lapar dan haus. Sebaiknya selama menyusui ibu
tidak melakukan diet untuk menghilangkan kelebihan berat badan.
Konsumsi makanan dengan menu seimbang, bergizi dan mengandung
cukup kalori berguna untuk produksi ASI dan mengembalikan tenaga
setelah persalinan. Jika ibu menyusui bayi, sebaiknya tidak
mengkonsumsi makanan yang mengandung alkohol. Obat-obatan
dikonsumsi sebatas yang dianjurkan dan tidak berlebihan. Sebaiknya
penggunaan obat tradisional dan obat-obatan selain vitamin
dikonsultasikan dengan dokter/bidan.
Ibu menyusui harus :
ª Mengkonsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari.
Jumlah kalori yang dikonsumsi pada ibu menyusui mempengaruhi
kuantitas dari ASI yang diproduksi. Untuk menghasilkan setiap 100
ml susu, ibu memerlukan asupan kalori 85 kalori. Pada saat minggu
pertama dari 6 bulan menyusui (ASI eksklusif) jumlah susu yang
harus dihasilkan oleh ibu sebanyak 750 ml setiap harinya. Dan mulai
minggu kedua susu yang harus dihasilkan adalah sejumlah 600 ml,
jadi tambahan jumlah kalori yang harus dikonsumsi oleh ibu adalah
510 kalori.
ª Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral
dan vitamin yang cukup.
ª Minum sedikitnya 1-1,5 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk
minum setelah setiap kali selesai menyusui).
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 15
Makanan yang dikonsumsi haruslah makanan yang sehat, makanan yang
sehat adalah makanan dengan menu seimbang yaitu yang mengandung
unsur-unsur, seperti sumber tenaga, pengatur dan pelindung.
1. Sumber tenaga (energi)
Sumber tenaga diperlukan untuk pembakaran tubuh, pembentukan
jaringan baru serta penghematan protein (jika sumber tenaga kurang
protein digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan
energi). Zat gizi yang termasuk sumber tenaga adalah, yaitu beras,
sagu, jagung dan tepung terigu, havermount dan ubi.
2. Sumber pembangun
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel-sel yang
rusak dan mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam
amino sebelum diserap dalam darah. Pencernaannya dibantu oleh
enzim dalam lambung dan pankreas sebelum diserap oleh sel mukosa
usus dan di bawa ke hati (hepar) melalui pembuluh darah (vena porta).
Sumber protein dapat diperoleh dari protein nabati dan hewani.
Protein nabati antara lainikan, udang, kerang, kepiting, daging ayam,
hati telur, susus, dan keju. Protein nabati banyak terkandung dalam
kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang merah, kacang hijau,
kacang kedelai, tahu dankeju. Ketiga makanan tersebut juga
mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B.
3. Sumber pengatur dan pelindung
Unsur-unsur tersebut digunakan untuk melindungi kelancaran
metabolisme di dalam tubuh dari serangan penyakit dan mengatur
kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Sumber buah pengatur dan
pelindung bisa diperoleh dari semua jenis sayur dan buah-buahan
segar. Berikut ini beberapa mineral penting :
a. Zat kapur
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 16
Zat kapur dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Sumbernya
antara lain susu, keju, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun
hijau.
b. Fosfor
Fosfor dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak.
Sumbernya antara lain susu, keju, kacang-kacangan dan sayuran
berdaun hijau.
c. Zat besi
Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena
dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel darah merah
sehingga daya angkut oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber zat
besi antara lain kuning telur, hati, daging, kerang, ikan, kacang-
kacangan, dan sayur-sayuran berwarna hijau.
d. Yodium
Yodium sangat penting untuk mencegah timbulnya kelemahan
mental (terbelakang) dan kekerdilan fisik yang serius. Sumber
yodium adalah minyak ikan, ikan laut, dan garam beryodium.
e. Kalsium
Ibu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan gigi dan
anak sebagai sumbernya yaitu susu dan keju.
Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari pasca persalinan.
Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
PERBANDINGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI
WANITA TIDAK HAMIL, HAMIL DAN MENYUSUI
Makanan Normal Hamil Menyusui
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 17
Kalori (kal) 2500 2500 3000
Protein (gram) 60 85 100
Kalsium (gram) 0,8 1,5 2
Feerum (FE) (mg) 12 15 15
Vitamin A 5000 6000 8000
Vitamin B (mg) 1,5 1,8 2,3
Vitamin C (mg) 70 100 150
Vitamin D (SI) 2,2 2,5 3
Riboflavin 15 18 23
Asam Nikotin - 600 700
KEBUTUHAN MAKAN IBU MENYUSUI DALAM SEHARI
Bahan Makanan Ibu-Menyusui bayi/anak
Bayi umur Bayi umur Bayi umur
0-6 bulan 7-12 bulan 13-24 bulan
Nasi 5 piring 4 ½ piring 4 piring
Ikan 2 ½ potong 2 potong 3 potong
Tempe 5 potong 4 potong 5 potong
Sayuran 3 mangkuk 3 mangkuk 3 mangkuk
Buah 2 potong 2 potong 2 potong
Gula 5 sdm 5 sdm 5 sdm
Susu 1 gelas 1 gelas 1 gelas
Air 8 gelas 8 gelas 8 gelas
Contoh kebutuhan dasar nutrisi ibu masa nifas
Nama Bahan Berat (gram) Ukuran Rumah Tangga
Beras 300 4 gelas nasi
Daging 75 3 potong sedang
Tempe 75 3 potong kecil
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 18
Sayuran 300 3 gelas
Buah 200 2 potong
Susu 200 1 gelas
Gula 10 1 sendok makan
Minyak 25 5 sendok makan
Selingan 2X
Nilai gizi :
Kalori : 2500
Protein : 85
Lemak : 82
H.A : 414
Waktu Jenis Makanan Jumlah (gram) Ukuran
Pagi Nasi 200 1¼ gelas
Daging 50 1 potong
Telur 25 ½ butir
Tempe -
Sayuran 50 ½ gelas
Minyak 10 1 sdm
Gula 10 1 sdm
10.00 Susu 200 1 gelas
Gula 10 1 sdm
Siang Nasi 250 1 ¾ gelas
Daging 50 1 potong
Telur 50 1 butir
Tempe 50 1 potong
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 19
Sayuran 75 ¾ gelas
Minyak 15 1 ½ sdm
Buah 100 1 buah
16.00 Kacang Hijau 25 2 sdm
Gula 15 1 ½ sdm
Sore Nasi 250 1 ¾ gelas
Daging 50 1 potong
Telur 25 ½ butir
Tempe 50 1 potong
Sayuran 75 ¾ potong
Minyak 10 1 sdm
Buah 100 1 buah
b. AMBULASI
ª Perubahan penting mulai terjadi dalam penatalaksanaan masa nifas.
Ibu nifas dianjurkan untuk turun dari tempat tidur dalam 24 jam
pertama setelah kelahiran pervaginam.
ª Mobilisasi/ambulasi sangat bervariasi, sangat tergantung, pada
komplikasi persalinan, nifas, atau sembuhnya luka (jika ada luka). Jika
tidak ada kelainan lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu dua jam
setelah persalinan normal.
ª Pada ibu dengan partus normal ambulasi dini dilakukan paling tidak 6-
12 jam post partum, sedangkan pada ibu dengan partus sectio secarea
ambulasi dini dilakukan paling tidak setelah 12 jam post partum
setelah ibu sebelumnya beristirahat (tidur).
ª Ambulasi dilakukan oleh ibu dengan tahapan miring kiri atau kanan
terlebih dahulu, kemudian duduk dan apabila ibu sudah cukup kuat
berdiri maka ibu dianjurkan untuk berjalan (mungkin ke toilet untuk
berkemih).
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 20
ª Banyaknya keuntungan dari ambulasi dini dibuktikan oleh sejumlah
penelitian. Para wanita menyatakan bahwa mereka lebih baik dan
lebih kuat setelah ambulasi awal.
ª Dengan ambulasi dini :
Faal usus dan kandung kencing lebih baik
Yang paling penting ambulasi dini juga menurunkan banyak
frekuensi trombosis dan emboli paru pada masa nifas
Memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina
(lochea)
c. ELIMINASI
ª Buang Air Kecil (BAK)
Pengeluaran urin akan meningkat pada 24-48 jam pertama sampai
sekitar hari ke-5 setelah melahirkan. Ini terjadi karena volume darah
ekstra yang dibutuhkan waktu hamil tidak diperlukan lagi setelah
persalinan. Oleh karena itu, ibu belajar berkemih secara spontan
setelah melahirkan. Sebaiknya, ibu tidak menahan buang air kecil
ketika ada rasa sakit pada jahitan. Menahan buang air akan
menyebabkan terjadinya bendungan air seni. Keadaan ini dapat
menghambat uterus berkontraksi dengan baik sehingga menimbulkan
perdarahan yang berlebihan. Dengan mengosongkan kandung kemih
secara adekuat, tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali
dalam 5-7 hari postpartum.
ª Buang Air Besar (BAB)
Sulit buang air besar (konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan akan
rasa sakit, takut jahitan terbuka, atau karena haemorrhoid. Kesulitan
ini dapat dibantu dengan mobilisasi dini, mengkonsumsi makanan
tinggi serat dan cukup minum sehingga bisa buang air besar dengan
lancar. Sebaiknya pada hari kedua ibu sudah bisa buang air besar. Jika
sudah pada hari ketiga ibu masih belum bisa buang air besar, ibu bisa
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 21
menggunakan pencahar berbentuk supositoria. Ini penting untuk
menghindarkan gangguan pada kontraksi uterus yang dapat
menghambat pengeluaran cairan vagina.
d. KEBERSIHAN DIRI
Untuk mencegah terjadinya infeksi baik pada luka jahitan dan maupun
kulit, maka ibu harus menjaga kebersihan diri secara keseluruhan.
(Anjurkan kebersihan seluruh tubuh).
1. Perawatan Perineum
ª Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk
membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan
ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Nasihatkan kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali
selesai BAK/BAB.
ª Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah
dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau
disetrika.
ª Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
2. Pakaian
Sebaiknya, pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat
karena produksi keringat menjadi banyak (disamping urine). Produksi
keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat
hamil. Sebaiknya pakaian agak longgar di daerah dada sehingga
payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian
dalam, agar tidak terjadi iritasi pada daerah sekitarnya akibat lochea.
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 22
3. Kebersihan Rambut
Setelah bayi lahir mungkin ibu akan mengalami kerontokan pada
rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya
menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan
lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita
lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih kembali setelah
beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup,lalu sisir
menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering
rambut.
4. Kebersihan Kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil
akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk
menghilangkan pebengkakan pada wajah, kaki, betis dan tangan ibu.
Oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan,
ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari
biasanya.Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.
5. Perawatan Payudara
Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan tetapi
juga dilakukan setelah melahirkan. Perawatan yang dilakukan
terhadap payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar
pengeluaran susu.
Agar tujuan perawatan ini dapat tercapai, perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
ª Lakukan perawatan payudara secara teratur.
ª Pelihara kebersihan sehari-hari.
ª Pemasukkan gizi ibu harus lebih baik dan lebih banyak untuk
mencukupi produksi ASI.
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 23
ª Ibu harus percaya diri akan kemampuan dirinya menyusui bayi.
ª Ibu harus merasa nyaman dan santai.
ª Hindari rasa cemas dan stress karena akan menghambat refleks
oksitosin.
Perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari
setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali sehari.
e. ISTIRAHAT
ª Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
ª Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara
perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi
tidur.
ª Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
Mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi.
Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan.
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
bayinya dan diri sendiri.
f. SEKSUAL
Pada banyak pasangan, perubahan karena kehamilan dapat
mengganggu keseimbangan dalam hubungan mereka, terutama dalam
hubungan seksual. Begitu juga setelah persalinan. Pada masa ini, ibu
menghadapi peran baru sebagai orang tua sehingga sering melupakan
perannya sebagai pasangan. Namun segera setelah ibu merasa percaya diri
dengan peran barunya, ia akan menemukan waktu dan melihat sekeliling
serta menyadari bahwa ia sudah kehilangan aspek lain dalam
kehidupannya yang juga penting. Oleh karena itu, suami perlu memahami
perubahan dalam diri istri sehingga tidak merasa diabaikan. Kerjasama
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 24
dengan pasangan dalam merawat dan memberikan kasih sayang pada
bayinya sangat dianjurkan. Hubungan seksual dapat dilanjutkan setiap
saat ibu merasa nyaman untuk memulai dan aktivitas itu dapat dinikmati.
ª Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu
tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami
istri kapan saja ibu siap.
ª Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami
istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6
minggu setelah persalinan. Keputusan bergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
KEBUTUHAN WANITA DALAM NIFAS
1. Dukungan
Ibu dalam masa nifas membutuhkan dukungan dari petugas pemberi asuhan
kesehatan terutama untuk masalah yang sudah nyata atau yang mencurigai.
Selain daripada itu, mereka juga memerlukan dukungan emosional dan
psikologis dari pasangan dan keluarga mereka, dengan jalan membantu dalam
menyelesaikan tugas-tugas rumah agar supaya ibu mempunyai lebih banyak
waktu untuk mengasuh bayinya. Ibu dalam masa nifas juga memerlukan cuti
hamil serta perlindungan dari kesewenangan/kekerasan dosmetik.
2. Informasi dan Konseling
Ibu memerlukan informasi dan konseling mengenai pengasuhan anak dan
pemberian ASI, perubahan fisik, tanda-tanda infeksi, asuhan bagi diri sendiri,
kebersihan dan penyembuhan, kehidupan seksual, kontrasepsi serta gizi.
3. Rasa Takut
Ibu dalam masa ini bisa merasa takut, oleh karena itu akan memerlukan
dukungan dan dorongan dengan perasaan ketidakmampuan serta rasa
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 25
kehilangan hubungan yang erat dengan suaminya, dan juga tanggung jawab
yang terus menerus untuk mengasuh bayi dan lain-lainnya.
Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta mencakup enam
minggu berikutnya. Asuhan nifas haruslah memberikan tanggapan terhadap
kebutuhan khusus ibu selama masa yang istimewa ini. Tahapan dalam masa nifas
menurut Roestam terdiri dari : puerperium dini, puerperium intermedial dan
remote puerperium. Tujuan asuhan pada masa ini adalah untuk menjaga kesahatan
ibu dan bayi, melaksanakan skrining dan mendiagnosa komplikasi sedini
mungkin, memberikan pendidikan kesehatan serta memberikan pelayanan KB.
Peran dan tanggung jawab bidan meliputi tugas mandiri, tugas kolaborasi dan
rujukan, serta memiliki keterampilan dasar yang harus dimiliki berdasarkan
kompetensi inti bidan Indonesia. Kunjungan asuhan menurut kebijakan nasional
adalah 4 kali selama masa nifas.
Perawatan fisik dan pemenuhan kebutuhan dasar pada masa puerperium harus
mengarah pada tercapainya kesehatan yang baik, dengan upaya bidan diarahkan
pada identifikasi dan penatalaksanaan masalah kesehatan yang muncul pada masa
nifas.
Innama Sakinah - Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas 26
KESIMPULANKESIMPULAN