Konsep Dasar Asuhan Kep

28
1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN NUTRISI “KWARSHIORKOR” 2. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi adalah tindakan kegiatan atau proses dalam praktik keperawatan yang diberikan langsung kepada klien (pasien) untuk memenuhi kebutuhan pasien dalam mengatasi masalah gangguan nutrisi yang sedang dihadapi oleh pasien. PENGERTIAN ASKEP PADA KLIEN GANGGUAN NUTRISI 3. SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI Sistem Pencernaan ▪ Mulut ▪ Gigi ▪ Lidah ▪ Pharink ▪ Esofagus ▪ Lambung ▪ Usus halus Usus besar Colon Rectum Organ Aseksoris ▪ Hati ▪ Kantong Empedu ▪ Pankreas Gambar.1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan 4. PROSES PADA SALURAN PENCERNAAN 5. DEFINISI ▪ Gangguan nutrisi disebut dengan istilah “malnutrisi” ▪ Nama internasional KKP yaitu Calori Protien Malnutrition atau CPM adalah suatu penyakit difisiensi gizi dari keadaan ringan sampai berat, disebut juga Protien Energi Malnutrisi ( PEM ). ▪ Malnutrisi adalah kekurangan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kebutuhan energi tubuh. JENIS-JENIS MALNUTRISI 1. Undernutrisi, yang terjadi akibat konsumsi makanan yang kuantitasnya tidak memadai selama periode waktu yang lama. Marasmus dan inanisi yang sinonim dengan undernutrisi yang parah. Kelaparan menyiratkan hampir tidak adanya makanan sama sekali. Contohnya: Marasmus, Kwashiorkor, dan Campuran Marasmus-Kwashiorkor. 2. Overnutrisi, yang terjadi akibat konsumsi makanan yang berlebihan selama periode waktu yang lama. Contohnya: Obesitas Gambar.3. malnutrisi energi dan protein (MEP) 6. FOTO-FOTO UNDERNUTRISI 7. Untuk Menghitung Status Gizi, Kita Dapat Menggunakan Beberapa Jenis Rumus. Diantaranya Adalah: 1. Dan Interprestasi Persen Deviasi Dari UBW (Usual Body Weight/Berat Badan Biasanya) Dan Persen Penurunan Berat Badan MENGHITUNG STATUS GIZI KOTAK A-1 Menghitung dan Menafsirkan Persentase Deviasi dari Berat Badan Biasa dan Persentase Penurunan Berat Badan Menghitung Persentase Berat Badan Biasa % berat badan biasa = x 100 Malnutrisi ringan 85-90% Mallnutrisi sedang 75-84% Malnutrisi berat krang dari 74% Menghitung

description

Konsep Dasar Asuhan Kep

Transcript of Konsep Dasar Asuhan Kep

Page 1: Konsep Dasar Asuhan Kep

1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN NUTRISI “KWARSHIORKOR”

2. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan nutrisi adalah tindakan kegiatan atau proses dalam praktik keperawatan yang diberikan langsung kepada klien (pasien) untuk memenuhi kebutuhan pasien dalam mengatasi masalah gangguan nutrisi yang sedang dihadapi oleh pasien. PENGERTIAN ASKEP PADA KLIEN GANGGUAN NUTRISI

3. SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI Sistem Pencernaan ▪ Mulut ▪ Gigi ▪ Lidah ▪ Pharink ▪ Esofagus ▪ Lambung ▪ Usus halus Usus besar Colon Rectum Organ Aseksoris ▪ Hati ▪ Kantong Empedu ▪ Pankreas Gambar.1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan

4. PROSES PADA SALURAN PENCERNAAN 5. DEFINISI ▪ Gangguan nutrisi disebut dengan istilah “malnutrisi” ▪ Nama

internasional KKP yaitu Calori Protien Malnutrition atau CPM adalah suatu penyakit difisiensi gizi dari keadaan ringan sampai berat, disebut juga Protien Energi Malnutrisi ( PEM ). ▪ Malnutrisi adalah kekurangan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kebutuhan energi tubuh. JENIS-JENIS MALNUTRISI 1. Undernutrisi, yang terjadi akibat konsumsi makanan yang kuantitasnya tidak memadai selama periode waktu yang lama. Marasmus dan inanisi yang sinonim dengan undernutrisi yang parah. Kelaparan menyiratkan hampir tidak adanya makanan sama sekali. Contohnya: Marasmus, Kwashiorkor, dan Campuran Marasmus-Kwashiorkor. 2. Overnutrisi, yang terjadi akibat konsumsi makanan yang berlebihan selama periode waktu yang lama. Contohnya: Obesitas Gambar.3. malnutrisi energi dan protein (MEP)

6. FOTO-FOTO UNDERNUTRISI 7. Untuk Menghitung Status Gizi, Kita Dapat Menggunakan Beberapa Jenis Rumus.

Diantaranya Adalah: 1. Dan Interprestasi Persen Deviasi Dari UBW (Usual Body Weight/Berat Badan Biasanya) Dan Persen Penurunan Berat Badan MENGHITUNG STATUS GIZI KOTAK A-1 Menghitung dan Menafsirkan Persentase Deviasi dari Berat Badan Biasa dan Persentase Penurunan Berat Badan Menghitung Persentase Berat Badan Biasa % berat badan biasa = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 x 100 Malnutrisi ringan 85-90% Mallnutrisi sedang 75-84% Malnutrisi berat krang dari 74% Menghitung Persentase Penurunan Berat Badan % berat badan biasa = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 −𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 x 100 Penurunan berat badan signifikan 5% dalam 1bulan 7,5% dalam 3 bulan 10% dalam 6 bulan Penurunan berat badan berat >5% dalam 1bulan >7,5% dalam 3 bulan >10% dalam 6 bulan

8. Rumus ini digunakan untuk Individu Yang Berusia Lebih Dari 18 Tahun 2. INDEKS MASSA TUBUH (IMT) Indeks Massa Tubuh (IMT) Adalah Sebuah Indikator Perubahan Dalam Simpanan Lemak Tubuh Dan Apakah Berat Seseorang Sesuai Dengan Tingginya, Dan Dapat Dipakai Untuk Memperkirakan Malnutrisi. Keterangan: Panduan untuk Evaluasi IMT <16 malnutrisi 26-30 Berat Badan Lebih 19-19 Berat Badan Kurang 31-40 Kegemukan sedang-berat 20-25 Normal >40 kegemukan tidak wajar

9. CONTOH SOAL: ▪ Ani adalah seorang pasien di salah satu rumah sakit wilayah Bogor, Kecamatan rawa bangun. Ani memiliki berat badan 70 kg dengan tinggi badan 165 cm. Untuk membuat asuhan keperawatan, maka perawat membutuhkan status gizi pasien sebagai langkah awal pengkajian. Maukah anda membantu perawat tersebut untuk menghitung Indeks Massa Tubuh pasien Ani? berapakah IMT untuk Ani ?

Page 2: Konsep Dasar Asuhan Kep

JAWAB: IMT = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔) 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚2) IMT = 70 𝑘𝑔 1,652 IMT = 25,7116 Jadi, Berat Badan Lebih

10. HITUNGLAH SOAL DIBAWAH INI : Seorang mahasiswi ilmu gizi yang bernama Rosella melakukan penelitian kesalah satu desa di Nusa Tenggara Timur. Untuk sasaran pertama, Ia menemukan seorang balita yang bernama Tilahahu yang berumur 3 tahun. Pada tanggal 12 april 2013, ibu Rosella menimbang berat badan tilahahu dengan hasil timbangan 9kg. Setahun kemudian, pada tanggal 12 april 2014, ibu Rosella kembali menimbang berat badan Tilahahu. Sungguh miris, berat badan Tilahahu turun menjadi 6,3kg. Untuk mendapatkan data anak malnutrisi sebagai data pendukung karya tulisnya, maka ibu Rosella harus menghitung persentase berat badan biasa. Jika anda ibu Rosella, berapakah persentase berat badan biasa Tilahahu?????

11. JAWABAN % berat badan biasa = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 x 100 % berat badan biasa = 6,3 𝑘𝑔 9 x 100 % berat badan biasa = 70% Jadi, Tilahahu mengalami malnutrisi berat FOTO TILAHAHU

12. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN KWASHIORKOR DEFINISI ▪ Kwashiorkor adalah suatu sindroma klinik yang timbul akibat adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yang dibutuhkan. ETIOLOGI ▪ Kurangnya masukan protein. ▪ Diare anak. ▪ Malabsorpsi protein. ▪ Infeksi. ▪ Luka bakar/ Pendarahan. ▪ Kegagalan melakukan sintetis protein. ▪ Proteinuria. ▪ Faktor sosial, ekonomi, budaya. PATOFISIOLOGI terjadi edema perlemakan hati

13. Gejala Kwashiorkor ▪ Pertumbuhan terganggu, BB dan TB kurang dibandingkan dengan yang sehat ▪ Pada sebagian penderita terdapat edema baik ringan dan berat ▪ Gejala gastrointestinal seperti anoreksia dan diare ▪ Rambut mudah dicabut, tampak kusam kering, halus jarang dan berubah warna ▪ Kulit kering dengan menunjukan garis – garis kulit yang mendalam dan lebar, terjadi persisikan dan hiperpigmentasi ▪ Terjadi pembesaran hati, hati yang teraba umumya kenyal, permukaannya licin dan tajam. ▪ Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita ▪ Kelainan kimia darah yang selalu ditemukan ialah kadar albumin serum yang rendah, disamping kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi

14. 1. PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK “KWASHIORKOR” a. Anamnese 1) Identitas pasien 2) Riwayat penyakit sekarang 3) Riwayat kesehatan 4) Riwayat penyakit dahulu 5) Riwayat keluarga 6) Pola-pola fungsi kesehatan meliputi; - Pola nutrisi - Pola Eliminasi - Pola aktivitas 7) Pola istirahat dan tidur b. Pengkajian Fisik 1) Keadaan Umum 2) Kepala 3) Muka : - Mata -Telinga - Hidung –Mulut 4) Tenggorokan 5) Leher 6) Torax 7) Abdomen 8) Extremitas Atas 9) Kulit

15. C.DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. b. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan s/d diare, muntah, tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan. c. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan nutrisi.

16. a. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Tujuan: Kebutuhan Nutrisi. Terpenuhi Kriteria Hasil: 1) Berat Badan Sesuai Dengan Umur. 2) Nafsu Makan Kembali Normal. 3) Tanda-tanda Kwashiorkor Berkurang/Hilang. Intervensi : 1) Kaji Faktor Penyebab Gangguan Kebutuhan Gizi. 2) Berikan Makanan Bertahap Dan Formula Mudahdicerna, Pekat Protein. 3) Berikan Modisco ½, 1, Atau 2, Atau 3 Sesuai Kebutuhan 4) Observasi Berat Badan Setiap Hari. 5) Kolaborasi Dengan Tim Medis Dalam Pemberian Terapi Sesuai Dengan Kondisi Pasien D. ASUHAN KEPERAWATAN

17. Implementasi 1) Melakukan pengkajian terhadap pasien tentang penyebab gangguan kebutuhhan gizi 2) Memberikan makanan bertahap dan formula yang

Page 3: Konsep Dasar Asuhan Kep

mudah di cerna dan tinggi akan protein 3) Memberikan modisco dengan melakukan kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberiian terapi yang tepat 4) Menimbang berat badan setiap pagi 5) Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi sesuai dengan kondisi pasien. Evaluasi : Berat badan menjadi normal, nafsu makan kembali normal dan tidak terdapat tanda tanda kwashiorkor pada pasien

18. Tujuan : Mempertahankan Keseimbangan Elektrolit Dan Volume Cairan. Kriteria Hasil: 1) Pasien Tidak Diare. 2) Muntah Teratasi. 3) Tanda-tanda Dehidrasi Tidak Nampak. 4) Turgor Kulit Baik. Intervensi : 1) Observasi Tanda-tanda Vital. 2) Kaji Status Hidrasi (Turgor Kulit). 3) Observasi Jumlah Dan Tipe Masukan Cairan. 4) Observasi Diare. 5) Atur Pola Diit Untuk Mengatasi Muntah Dengan Cara Makan Sedikit-sedikit Tapi Sering, Bila Masih Muntah, Pasang Sonde. b. Resiko Terjadinya Kekurangan Volume Cairan S/D Diare, Muntah, Tidak Adekuatnya Masukan Makanan Dan Cairan.

19. 1) Melakukan Pemeriksaan Tanda Tanda Vital Pada Pasien Tiap 4 Jam Sekali 2) Mengkaji Hidrasi Pasien Dengan Melihat Tuirgor Kulit, Balance Intake Output. 3) Melakukan Observasi Jumlah Dan Tipe Masukan Cairan Yang Dikonsumsi Oleh Pasien 4) Melakukan Pengkajian Apakah Pasien Masih Diare 5) Lakukan Kolaborasi Dengan Tim Gizi Dalam Pemberian Diit Yang Tepat Sesuai Dengan Kondisi Pasien Evaluasi : Pasien menunjukkan hidrasi yang baik dengan di tandai oleh kondisi pasien yang semakin baik, pasien tidak diare, turgor kulit baik dan berat badan pasien stabil. Implementasi

20. c. Kurangnya Pengetahuan Tentang Kondisi, Prognosi Dan Kebutuhan Nutrisi. Tujuan: Pengetahuan keluarga bertambah. Kriteria hasil: 1) Keluarga mengerti dan memahami isi penyuluhan. 2) Dapat mengulangi isi penyuluhan. 3) Mampu menerapkan isi penyuluhan di rumah sakit dan nanti sampai dirumah. Intervensi : 1) Tentukan tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar. 2) Jelaskan tentang: - Nama penyakit anak. - Penyebab penyakit. - Akibat yang ditimbulkan. - Pengobatan yang dilakukan.

21. 3) Jelaskan tentang: - Pengertian nutrisi dan pentingnya. - Pola makan yang betul untuk anak sesuai umurnya. - Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin terutama banyak mengandung protein. 4) Beri kesempatan keluarga untuk mengulangi isi penyuluhan. 5) Anjurkan keluarga untuk membawa anak kontrol di poli gizi setelah pulang dari rumah sakit.

22. Implementasi : 1) Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluaga tentang penyakit yang di derita pasien dan juga kesiapan pasien dan keluarga untuk belajar. 2) Membeikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit yang diderita, penyebab, akibat dari penyakit dan pengobatan yang bisa dilakukan untuk penyakit pasien. 3) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga nya tentang pola makan yang baik untuk pasien dengan penyakit tersebut. 4) Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengulang materi yang telah di berikan 5) Menganjurkan kepada keluarga untuk melakukan kontrol secara rutin ke tempat kesehatan terdekat, agar pengobatan tuntas. Evaluasi : Pasien lebih mengerti tentang penyakit yang diderita oleh pasien, dan keluarga tidak bertanya tanya lagi tentang penyakit yang diderita pasien.

23. THANK YOU... By: Kelompok 1 Pembimbing: Drs. Zulkifli Risyad, AK,. M.Kes.

Page 4: Konsep Dasar Asuhan Kep

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATANJul 9

 

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

 

 

A.  Pengertian        

      Asuhan keperawatan (DPP PPNI, 1999):

Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan KDM, dengan menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

 

Asuhan keperawatan dilaksanakan dalam bentuk proses keperawatan yang meliputi tahap:

-                  pengkajian

-                  diagnosa keperawatan

-                  perencanaan (intervensi)

-                  pelaksanaan (implementasi)

-                  evaluasi (formatif/proses dan sumatif)

 

Page 5: Konsep Dasar Asuhan Kep

Proses keperawatan sebagai salah satu pendekatan utama dalam pemberian asuhan keperawatan, pada dasarnya suatu proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah (Nursalam, 2001:6).

 

B. Tujuan Asuhan Keperawatan

      untuk mengidentifikasi masalah klien,  apakah keadaan klien sehat atau sakit.

 

C. Standar Asuhan Keperawatan.

.        Standar Asuhan Keperawatan secara resmi telah diberlakukan untuk diterapkan di seluruh rumah sakit melalui SK Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993. Standar asuhan keperawatan terdiri dari :

Standar I        : Pengkajian keperawatan.

            Standar II       : Diagnosa keperawatan.

            Standar III      : Perencanaan keperawatan.

            Standar IV     : Intervensi keperawatan.

            Standar V      : Evaluasi keperawatan.

            Standar VI     : Catatan asuhan keperawatan.

 

1.      Standar I.

Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan secara terus menerus, tentang keadaannya untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Data kesehatan harus bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan. Komponen pengkajian keperawatan meliputi :

a.      Pengumpulan data dengan kriteria : menggunakan format yang  baku, sistematis, diisi sesuai item yang tersedia, aktual (baru), absah (valid).

b.      Pengelompokan data dengan kriteria : data biologis, data  psikologis, data sosial, data spiritual.

c.      Perumusan masalah dengan kriteria : kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan, perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah dikumpulkan.

 

Page 6: Konsep Dasar Asuhan Kep

2.      Standar II.

Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien dengan kriteria :  diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien, dibuat sesuai dengan wewenang perawat, komponennya terdiri dari masalah, penyebab/gejala (PES) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE), bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata terjadi, bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besar akan terjadi, dapat ditanggulangi oleh perawat.

 

3.      Standar III.

         Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan . Komponen  perencanaan keperawatan meliputi :

a.      Prioritas masalah dengan kriteria : masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas pertama., masalah-masalah yang mengancam kesehatan seseorang adalah prioritas kedua, masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas ketiga.

b.      Tujuan asuhan keperawatan dengan kriteria : spesifik, bisa diukur, bisa dicapai, realistik, ada batas waktu.

c.      Rencana tindakan dengan kriteria : disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan, melibatkan pasien/keluarga, mempertimbangkan latar belakang budaya pasien/keluarga, menentukan alternative tindakan yang tepat, mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku, lingkungan, sumberdaya dan fasilitas yang ada, menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien, kalimat instruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya mudah dimengerti.

 

 

4.      Standar IV.

         Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang diten tukan  dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan mengikut sertakan pasien dan keluarganya dengan kriteria :

a.      Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan.

b.     Menyangkut keadaan bio, psiko, social, spiritual pasien.

c.  Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien/keluarga.

d.     Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Page 7: Konsep Dasar Asuhan Kep

e.     Menggunakan sumber daya yang ada.

f.      Menerapkan prinsip aseptic dan antiseptic.

g    Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy, dan mengutamakan keselamatan pasien.

h.     Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien.

i.   Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan pasien.

j.      Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan.

k.     Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan.

l.     Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis yang telah ditentukan. 

Intervensi keperawatan berorientasi pada 14 komponen keperawatan dasar meliputi:

1. Memenuhi kebutuhan oksigen.2. Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit.3. Memenuhi kebutuhan eliminasi.4. Memenuhi kebutuhan keamanan.5. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik.6. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur.7. Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani.8. Memenuhi kebutuhan spiritual.9. Memenuhi kebutuhan emosional.10. Memenuhi kebutuhan komunikasi11. Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis.12. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan.13. Memenuhi kebutuhan penyuluhan.14. Memenuhi kebutuhan rehabilitasi.

 

5.      Standar V.

         Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistimatis dan berencana, untuk menilai perkembangan pasien dengan kriteria : setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi terhadap indikator yang ada pada rumusan tujuan, selanjutnya hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan, evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan, evaluasi dilakukan sesuai standar.

 

6.      Standar VI.

Page 8: Konsep Dasar Asuhan Kep

         Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual dengan kriteria : dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawat jalan, dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan, dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan, penulisannya harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang baku, sesuai pelaksanaan proses keperawatan, setiap pencatatan harus mencantumkan initial/paraf/nama perawat yang melaksanakan tindakan dan waktunya, menggunakan formulir yang baku dan disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

 

2.2    Proses Keperawatan.

2.2.1.Pengertian.

         Proses keperawatan adalah suatu metoda di mana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu, tehnik dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien / keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan : pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Iyer et al, 1996)

         Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pasa klien, berorentasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan. ( Hidayat, 2004. 95).

 

Karakteristik / Ciri Khas Proses Keperawatan.

 

Adapun karakteristik proses keperawatan menurut Hidayat (2004.97) sebagai berikut

1. Proses keperawatan merupakan metode pemecahan masalah yang bersifat terbuka dan fleksibel dalam memenuhi kebutuhan klien, juga selalu berkembang terhadap masalah yang ada dan mengikuti perkembangan zaman.

2. Proses keperawatan dapat dilakukan melalui pendekatan secara individual dari pemenuhan kebutuhan pasien.

3. Melalui proses keperawatan terdapat beberapa permasalahan yang sangan perlu direncanakan.

4. Melalui proses keperawatan akan diarahkan tujuan pelayanan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

5. Proses keperawatan itu sendiri merupakan suatu siklus yang saling berhubungan antara tahap satu dengan yang lain dan tidak berdiri sendiri.

6. 6.        Adanya proses keperawatan penentuan masalah akan lebih cepat diatasi mengingat didalam proses keperawatan terdapat penekanan validasi data serta adanya

Page 9: Konsep Dasar Asuhan Kep

pembuktian masalah dan menekankan pada umpan balik atau pengkajian ulang dalam mengetahui kebutuhan dasar secara komperhensif.

 

Manfaat Proses Keperawatan.

Manfaat proses keperawatan menurut Gaffar (1999)  meliputi beberapa aspek yaitu :

1.      Aspek Administrasif.

         Kegiatan dokumentasi keperawatan yang berupa pencatatan dan pelaporan akan menjamin kualitas asuhan keperawatan karena dari kegiatan ini dapat dikomunikasikan dan dievaluasi perkembangan klien.

2.      Aspek Hukum.

Asuhan keperawatan didasarkan pada investigasi, observasi dan analisa, yang bertujuan untuk memberikan jaminan agar masalah kesehatan klien teridentifikasi sehingga intervensi yang dilakukan lebih efektif dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga akan memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi klien.

1. 3.        Aspek Ekonomi.

Proses keperawatan akan menjamin asuhan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan kesehatan klien, sehingga lebih efisien dari segi biaya karena lebih proposional dalam arti sesuai kebutuhan klien.

4.      Aspek Pendidikan dan Pelatihan.

Keperawatan tidak dapat diterapkan tanpa pendidikan dan pelatihan, sebaliknya pendidikan keperawatan tidak akan berkembang dengan baik tanpa asuhan dari proses keperawatan sebagai metoda ilmiah pemberian asuhan keperawatan.

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: Konsep Dasar Asuhan Kep

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Konsep Dokumentasi Asuhan Keperawatan

 

Pengertian.

Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat.

Dokumentasi ini penting karena pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien membutuhkan catatan dan pelaporan  yang dapat digunakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai kemungkinan masalah yang dialami klien baik masalah kepuasan maupun ketidak puasan terhadap pelayanan yang diberikan.

 

Kegunaan Dokumentasi.

Dokumentasi keperawatan menurut Hidayat (2002. 6-7) mempunyai beberapa kegunaan bagi perawat dan klien antara lain:

1. 1.        Sebagai Alat Komunikasi.

         Dokumentasi dalam memberian asuhan keperawatan yang terkoordinasi dengan baik akan menghindari atau mencegah informasi yang berulang. Kesalahan juga akan berkurang sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. Disamping itu komunikasi juga dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Page 11: Konsep Dasar Asuhan Kep

1. 2.        Sebagai Mekanisme Pertanggung Gugatan.

Standar dokumentasi memuat aturan atau ketentuan tentang pelaksanaan pendokumentasian. Oleh karena itu kualitas kebenaran standar pendokumentasiaan akan mudah dipertanggung jawabkan dan dapat digunakan sebagai perlindungan atas gugatan karena sudah memiliki standar hukum.

1. 3.        Metode Pengumpulan Data.

         Dokumentasi dapat digunakan untuk melihat data-data pasien tentang kemajuan atau perkembangan dari pasien secara objektif dan mendeteksi kecenderungan yang mungkin terjadi dapat digunakan juga sebagai bahan penelitian, karena data-datanya otentik dan dapat dibuktikan kebenarannya. Selain itu dokumentasi dapat digunakan sebagai data statistik.

1. 4.        Sarana Pelayanan Keperawatan Secara Individual.

         Tujuan ini merupakan integrasi dari berbagai aspek klien tentang kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan yang meliputi kebutuhan bio, spiko, sosial dan spiritual sehingga individu dapat merasakan manfaat dari pelayanan keperawatan.

1. 5.        Sarana Evaluasi.

         Hasil akhir dari asuhan keperawatan yang telah didokumentasikan adalah evaluasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.

1. 6.        Sarana Meningkatkan Kerjasama Antar Tim Kesehatan.

Melalui dokumentasi, tenaga dokter, ahli gizi, fisioterapi dan tenaga kesehatan akan saling kerjasama dalam memberikan tindakan yang berhubungan dengan klien. Karena hanya lewat bukti-bukti otentik dari tindakan yang telah dilaksanakan kegiatan tersebut akan berjalan secara professional.

1. 7.        Sarana Pendidikan Lanjutan.

         Bukti yang telah ada menuntut adanya sistem pendidikan yang lebih baik dan terarah sesuai dengan program yang diinginkan klien. Khusus bagi tenaga perawat bukti tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pendidikan lanjutan tentang keperawatan.

1. 8.        Dokumentasi Berguna Untuk Memantau Kualitas Pelayanan Keperawatan.

         Yang telah diberikan sehubungan dengan kompetensi dalam melaksanakan asuhan keperawatan.  

        

Model Dokumentasi Keperawatan

Page 12: Konsep Dasar Asuhan Kep

         Ada beberapa model dokumentasi keperawatan menurut Nursalam (2001, 125-133)  antara lain :

1. 1.        SOR ( Source – Oriented Record ) / Catatan Berorientasi pada Sumber.

Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau yang mengelola pencatatan. Bagian penerimaan klien mempunyai lembar isian tersendiri, dokter menggunakan lembar untuk mencatat instruksi, lembaran riwayat penyakit dan perkembangan penyakit, perawat menggunakan catatan keperawatan, begitu pula disiplin lain mempunyai catatan masing-masing.

Catatan berorientasi pada lima komponen yaitu :

1. Lembar penerimaan berisi biodata.2. Lembar order dokter.3. Lembar riwayat medik / penyakit.4. Catatan perawat.5. Catatan dan laporan khusus.

 

1. 2.        POR ( Problem – Oriented Record ) / Catatan Berorientasi pada Masalah.

Model ini memusatkan data tentang didokumentasikan dan disusun menurut masalah klien. Sistem dokumentasi jenis ini mengintegrasikan semua data mengenai masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian layanan kepada klien.

Model ini terdiri dari empat komponen yaitu :

1. Data dasar, ini berisi semua informasi yang telah didapat dari klien ketika masuk rumah sakit yang mencakup pengkajian, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium.

2. Daftar masalah, ini berisi tentang masalah yang telah diidentifikasi dari data dasar. Selanjutnya masalah disusun secara kronologis sesuai tanggal identifikasi masalah.

3. Daftar awal rencana asuhan, ditulis oleh tenaga yang menyusun daftar masalah, dokter menulis instruksi, perawat menulis instruksi keperawatan atau rencana asuhan keperawatan.

4. Catatan perkembangan, berisi perkembangan / kemajuan dari tiap-tiap masalah yang telah dilakukan tindakan dan disusun oleh semua anggota yang terlibat.

 

1. 3.        PROGRES NOTE. (Catatan Berorientasi pada Perkembangan/ Kemajuan ).

Catatan perkembangan  adalah catatan perawat “ Flowsheet “ dan catatan pemulangan atau ringkasan rujukan. Ketiga jenis ini digunakan baik pada sistem dokumentasi yang berorientasi pada sumber maupun berorientasi pada masalah.

Page 13: Konsep Dasar Asuhan Kep

1. Catatan perawat harus ditulis tiap 24 jam meliputi : Pengkajian, tindakan keperawatan yang bersifat mandiri, tindakan keperawatan yang bersifat pendelegasian, evaluasi dari tiap tindakan keperawatan, tindakan yang dilakukan dokter dan kunjungan dari beberapa tim kesehatan yang lain.

2. Lembar alur (Flowsheet) merupakan cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat informasi. Selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang terdapat pada flowsheet.

3. Catatan pemulangan dan ringkasan rujukan, dipersiapkan ketika klien akan dipulangkan atau dipindahkan ketempat perawatan lainnya guna perawatan lanjutan. Dokumen ini meliputi masalah kesehatan yang masih aktif, pengobatan terachir, penanganan yang harus diteruskan, kebiasaan makanan  dan istirahat kemampuan untuk asuhan mandiri. Pencatatan pemulangan ini ditujukan  untuk tenaga kesehatan yang akan meneruskan home care dan juga informasi pada klien.

 

1. 4.        CBE ( Charting By Exception ).

Sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dari hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal atau standar.

CBE mengintegrasikan 2 komponen yaitu :

1. Folwsheet yang berupa kesimpulan penemuan yang penting dan menjabarkan indikator pengkajian dan penemuan termasuk instruksi dokter/perawat, grafik, catatan pendidikan dan pencatatan pemulangan klien.

2. Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktek keperawatan, sehingga mengurangi pencatatan tentang hal rutin secara berulang kali.

 

 

 

 

1. 5.        PIE ( Problem Intervention & Evaluation ).

Sistem pencatatan adalah suatu pendekatan orientasi-proses pada dokumentasi dengan penekanan pada proses keperawatan dan diagnosa keperawatan.

 

1. 6.        FOCUS ( Proces Oriented System ).

Suatu proses–orientasi dan klien-fokus. Hal ini digunakan proses keperawatan untuk mengorganisir dokumentasi asuhan.

 

Page 14: Konsep Dasar Asuhan Kep

2.4    Pedoman Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada Tahun 1995 telah menetapkan petunjuk tentang Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit yang terdiri dari :

 

2.4.1   Instrumen Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan (Instrumen A). meliputi :

1.      Petunjuk penggunaan instrument A terdiri :

a.  Aspek yang dinilai dalam instrument ini adalah :

(1).  Pengkajian Keperawatan.

(2).  Diagnosa Keperawatan.

(3).  Perencanaan Keperawatan.

(4).  Tindakan Keperawatan.

(5).  Evaluasi Keperawatan.

(6).  Catatan Asuhan Keperawatan.

b   Pengisian instrument dilakukan oleh perawat dengan kriteria sebagai berikut:

(1).  Perawat terpilih dari ruangan tempat dilakukan evaluasi.

(2).  Perawat yang telah menguasai / memahami proses perawatan.

(3). Telah mengikuti pelatihan penerapan standar asuhan keperawatan di Rumah Sakit.

c.            Rekam medik pasien yang dinilai harus memenuhi kriteria sebagai berikut

(1).  Rekam medik pasien yang telah pulang dan telah dirawat minimal 3 (tiga) hari diruangan yang bersangkutan.

(2).  Data dikumpulkan sebelum berkas rekam medik pasien dikembalikan pada bagian Medical Recort Rumah Sakit.

(3).  Khusus untuk kamar operasi dan UGD penilaian dilakukan setelah pasien dipindahkan ke ruang lain / pulang.

(4).  Rekam medik pasien yang memenuhi kriteria selama periode evaluasi berjumlah 20 untuk setiap ruangan.

Pada setiap akhir penilaian dibuat rekapitulasinya.

Page 15: Konsep Dasar Asuhan Kep

d.     Bentuk instrument A terdiri dari :

(1).  Kolom 1     : No urut yang dinilai.

(2).  Kolom 2     : Aspek yang dinilai.

(3).  Kolom 3     : No kode rekam medik yang dinilai.

(4).  Kolom 4     : Keterangan.

e.  Cara pengisian instrument A.

(1).   Perawat penilai mengisi kolom 3 dan 4.

(2).   Kolom 3 terdiri dari 10 sub kolom yang diisi denagn kode berkas pasien (1, 2, 3, …… dst), sesuai dengan urutan waktu pulang, pada periode evaluasi.

Tiap sub kolom hanya digunakan untuk penilaian terhadap satu rekam medik pasien.

Contoh : Sub kolom 01 digunakan untuk mengisi hasil penilaian rekam medik dengan kode berkas 01.

Rekam medik yang telah digunakan untuk penilaian harus diberi tanda dengan kode berkas agar tidak dinilai ulang.

(3).  Pada tiap sub kolom diisi dengan tanda “ V “ bila aspek yang dinilai ditemukan dan tanda “ O “ bila aspek yang dinilai tidak ditemukan pada rekam medik pasien yang bersangkutan.

(4).  Kolom keterangan diisi bila penilai menganggap perlu mencantumkan penjelasan atau bila ada keraguan penilaian.

(5).  Sub total diisi sesuai dengan hasil penjumlahan jawaban nilai “ V “ yang ditemukan pada masing-masing kolom.

(6).  Total diisi dengan hasil penjumlahan sub total, 01 + 02 + 03 …… dan seterusnya.

(7).  Tiap variable dihitung prosentasenya dengan cara :

T o t a l

Prosentase    =                                                                      x 100 %

      Jumlah berkas x jumlah aspek yang dinilai.

 

2.      Instrumen Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan.

Aspek yang dinilai :

Page 16: Konsep Dasar Asuhan Kep

a.                Pengkajian.

(1).  Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian.

(2).  Data dikelompokkan (bio, psiko, sosial, spiritual).

(3).  Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang.

(4). Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan.

b.     Diagnosa.

(1).  Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.

(2).  Diagnosa keperawatan mencerminkan PE / PES.

(3).  Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial.

c.    Perencanaan.

(1).  Berdasarkan diagnosa keperawatan.

(2).  Disusun menurut urutan prioritas.

(3). Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subyek, perubahan, perilaku, kondisi pasien dan atau kriteria.

(4).  Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah, terinci dan jelas atau melibatkan pasien/keluarga.

(5).  Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga.

(6). Rencana tindakan menggambarkan kerja sama dengan tim kesehatan lain.

d.    Tindakan.

(1).  Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana perawatan.

(2).  Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan.

(3).  Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi.

(4).  Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas.

e.     Evaluasi.

(1).  Evaluasi mengacu pada tujuan.

(2).  Hasil evaluasi dicatat.

Page 17: Konsep Dasar Asuhan Kep

f.    Catatan Asuhan Keperawatan.

(1).  Menulis pada format yang baku.

(2).  Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan.

(3).  Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar.

(4).         Setiap melakukan tindakan/kegiatan perawat mencantumkan paraf/nama jelas, dan tanggal jam dilakukannya tindakan.

(5).  Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 

2.4.2   Instrument Evaluasi Persepsi Pasien Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit ( Instrumen B ) meliputi :

1.      Petunjuk penggunakan instrumen B.

2.      Instrumen evaluasi persepsi pasien terhadap asuhan keperawatan di Rumah Sakit.

2.4.3 Instrumen Observasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan di Rumah Sakit (Instrumen C) meliputi :

1. Petunjuk penggunaan instrumen C.2. Instrumen observasi pelaksanaan tindakan keperawatan di ruang medical surgical atau

ruang penyakit dalam / ruang bedah.3. Instrumen observasi pelaksanaan tindakan keperawatan di ruang kebidanan.4. Instrumen observasi pelaksanaan tindakan keperawatan di kamar operasi.5. Instrumen observasi pelaksanaan tindakan keperawatan di instalasi gawat darurat.6. Instrumen observasi pelaksanaan tindakan keperawatan di ruang perawatan intensif.7. Instrumen observasi pelaksanaan tindakan keperawatan di ruang perinatologi.

 

2.5    Konsep Keperawatan.

2.5.1   Pengertian.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan  bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komperhensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan  keperawatan berupa bantuan, diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan  pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri (PPNI cit Gartinah, 1999).

Keperawatan terutama berfungsi membantu individu (sehat atau sakit) dalam menjalankan  kegiatan yang mengkontribusi kesehatan atau pemulihan (atau kematian secara damai) yang

Page 18: Konsep Dasar Asuhan Kep

dapat mereka lakukan tanpa bantuan apabila mereka memiliki kekuatan, kemauan, atau pengetahuan yang diperlukan, keperawatan juga membantu individu melaksanakan terapi yang disarankan dan secepat mungkin mandiri kembali (Eugenia dan fay, 1994).

Perawat Profesional adalah perawat yang mengikuti pendidikan keperawatan pada jenjang pendidikan tinggi keperawatan, sekurang-kurangnya D III keperawatan (PPNI cit Gartinah, 1999).

Perawat professional bertanggung jawab dan berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya (Depkes RI, 2002).

Dalam menyelenggarakan pelayanan keperawatan, perhatian utama seorang perawat adalah mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia melalui pengkajian yang seksama tentang hal-hal yang melatar belakangi, serta mempelajari berbagai bentuk upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut melalui pemanfaatan berbagai sumber yang tersedia (Konsorsium Ilmu-Ilmu Kesehatan, Depdikbud RI, 1991).

2.5.2 Peran Perawat.

Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari:

1.      Peran Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan.

         Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.

2.      Peran Sebagai Advokat Klien.

         Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hal atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

1. 2.        Peran Edukator.

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

1. 3.        Peran Koordinator.

Page 19: Konsep Dasar Asuhan Kep

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.

1. 4.        Peran Kolaborator.

Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

1. 5.        Peran Konsultan.

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

1. 6.        Peran Pembaharu.

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

2.5.3 Fungsi Perawat.

Menurut Hidayat (2004.30-32) Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya :

1. 1.        Fungsi Independen.

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia.

1. 2.        Fungsi Dependen.

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan.

1. 3.        Fungsi Interdependen.

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lain. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang mempunyai penyakit komplek.

2.5.4 Tugas Perawat.

Tugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan.

Page 20: Konsep Dasar Asuhan Kep

 

2.6    Penerapan.

2.6.1   Pengertian.

Penerapan adalah perihal mempraktekkan. (Kamus Bahasa Indonesia, 1999. 1044). Sedangkan penerapan asuhan keperawatan adalah mempraktekkan asuhan keperawatan dalam pelayanan keperawatan kepada Pasien.

 

 

2.6.2Fartor-Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan.

Penerapan standar asuhan keperawatan  akan merubah system dalam pemberian asuhan keperawatan menjadi lebih terencana, berdasarkan pada pedoman yang jelas dan lebih bisa dipertanggung jawabkan.

Faktor pendukung dari proses perubahan dalam penerapan asuhan keperawatan dapat dilihat dari aspek kebutuhan dasar manusia dan kebutuhan dasar interpretasi (Nursalam, 2002).

Faktor penghambat bisa dilihat dari beberapa aspek yaitu mengancam kepentingan pribadi, persepsi yang kurang tepat, sebagai reaksi psikologi dan toleransi untuk berubah yang rendah (Nursalam, 2002).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Rumah Sakit TNI Malang, tentang Standar Asuhan Keperawatan dan Sikap Terhadap Penerapan Standar Asuhan Keperawatan pada Dokter dan Perawat (Anggreini, 2005) diketahui :.

1.      Factor-Faktor Yang Mendukung Penerapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Meliputi :

a.      Sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung gugat.

b.      Sebagai metode dalam melayani pasien.

1. Sebagai alat untuk dokumentasi, untuk mengetahui perkembangan pasien.2. Sebagai alat pertanggung jawaban perawat dalam menjalankan tugas.

 

2.      Faktor-Faktor Yang Menghambat Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Meliputi :

a.      Teori tentang Asuhan Keperawatan terlalu sulit, rumit dan agak susah.

b.      Sumber Daya Manusia masih kurang jumlahnya diruang keperawatan.

Page 21: Konsep Dasar Asuhan Kep

c.      Tidak adanya penilaian dari supra system.

d.      Dalam pelaksanaannya masih mencontoh askep yang dulu-dulu.

e.      Masih adanya pekerjaan non perawatan yang dikerjakan perawat.