Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Fraktur Antebrachii

10
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN FRAKTUR ANTEBRACHII (PRE DAN INTRA ORIF) DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL A.PENGERTIAN Fraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna, pada anak biasanya tampak angulasi anterior dan kedua ujung tulang yang patah masih berhubungan satu sama lain. Gambaran klinis fraktur antebrachii pada orang dewasa biasanya tampak jelas karena fraktur radius ulna sering berupa fraktur yang disertai dislokasi fragmen tulang. B.JENIS DAN ETIOLOGI Menurut Mansjoer (2000), ada empat jenis fraktur antebrachii yang khas beserta penyebabnya yaitu : 1.Fraktur Colles Deformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan (dinner fork deformity). Pasien terjatuh dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan berputar ke ke dalam (endorotasi). Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah berputar keluar (eksorotasi/supinasi). 2.Fraktur Smith Fraktur Smith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu sering disebut reverse Colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh dengan tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi. Garis patahan biasanya transversal, kadang-kadang intraartikular. 3.Fraktur Galeazzi Fraktur Galeazzi merupakan fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna distal. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi. 4.Fraktur Montegia Fraktur Montegia merupakan fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi radius ulna proksimal. Terjadi karena trauma langsung.

description

status

Transcript of Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Fraktur Antebrachii

Page 1: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Fraktur Antebrachii

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN FRAKTUR ANTEBRACHII (PRE DAN INTRA ORIF) DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL

A.PENGERTIANFraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna, pada anak biasanya tampak angulasi anterior dan kedua ujung tulang yang patah masih berhubungan satu sama lain. Gambaran klinis fraktur antebrachii pada orang dewasa biasanya tampak jelas karena fraktur radius ulna sering berupa fraktur yang disertai dislokasi fragmen tulang.

B.JENIS DAN ETIOLOGIMenurut Mansjoer (2000), ada empat jenis fraktur antebrachii yang khas beserta penyebabnya yaitu :1.Fraktur CollesDeformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan (dinner fork deformity). Pasien terjatuh dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan berputar ke ke dalam (endorotasi). Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah berputar keluar (eksorotasi/supinasi).2.Fraktur SmithFraktur Smith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu sering disebut reverse Colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh dengan tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi. Garis patahan biasanya transversal, kadang-kadang intraartikular.3.Fraktur GaleazziFraktur Galeazzi merupakan fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna distal. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi.4.Fraktur MontegiaFraktur Montegia merupakan fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi radius ulna proksimal. Terjadi karena trauma langsung.

C.PATOFISIOLOGIApabila tulang hidup normal mendapat tekanan yang berlebihan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan tersebut mengakibatkan jaringan tidak mampu menahan kekuatan yang mengenainya. Maka tulang menjadi patah sehingga tulang yang mengalami fraktur akan terjadi perubahan posisi tulang, kerusakan hebat pada struktur jaringan lunak dan jaringan disekitarnya yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan yang mengelilinginya (Long, B.C, 1996). Periosteum akan terkelupas dari tulang dan robek dari sisi yang berlawanan pada tempat terjadinya trauma. Ruptur pembuluh darah didalam fraktur, maka akan timbul nyeri. Tulang pada permukaan fraktur yang tidak mendapat persediaan darah akan mati sepanjang satu atau dua millimeter.Setelah fraktur lengkap, fragmen-fragmen biasanya akan bergeser, sebagian oleha karena kekuatan cidera dan bias juga gaya berat dan tarikan otot yang melekat. Fraktur dapat tertarik dan terpisah atau dapat tumpang tindih akibat spasme otot, sehingga terjadi pemendekkan tulang (Apley, 1995), dan akan menimbulkan derik atau krepitasi karena adanya gesekan antara

Page 2: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Fraktur Antebrachii

fragmen tulang yang patah (Long, B.C, 1996).

D.MANIFESTASI KLINIKBerikut adalah manifestasi klinik dari fraktur antebrachii menurut Mansjoer (2000) :-Fraktur Collesa.Fraktur metafisis distal radius dengan jarak _+ 2,5 cm dari permukaan sendi distal radiusb.Dislokasi fragmen distalnya ke arah posterior/dorsalc.Subluksasi sendi radioulnar distald.Avulsi prosesus stiloideus ulna.-Fraktur SmithPenonjolan dorsal fragmen proksimal, fragmen distal di sisi volar pergelangan, dan deviasi ke radial (garden spade deformity).

-Fraktur GaleazziTampak tangan bagian distal dalam posisi angulasi ke dorsal. Pada pergelangan tangan dapat diraba tonjolan ujung distal ulna.-Fraktur MontegiaTerdapat 2 tipe yaitu tipe ekstensi (lebih sering) dan tipe fleksi. Pada tipe ekstensi gaya yang terjadi mendorong ulna ke arah hiperekstensi dan pronasi. Sedangkan pada tipe fleksi, gaya mendorong dari depan ke arah fleksi yang menyebabkan fragmen ulna mengadakan angulasi ke posterior.

E.PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan radiologis dilakukan untuk menentukan ada/tidaknya dislokasi. Lihat kesegarisan antara kondilus medialis, kaput radius, dan pertengahan radius.Pemeriksaan penunjang menurut Doenges (2000), adalah1.Pemeriksaan rontgen2.Scan CT/MRI3.Kreatinin4.Hitung darah lengkap5.Arteriogram

F.PENATALAKSANAANBerikut adalah penatalaksanaan fraktur antebrachii menurut Mansjoer (2000) :-Fraktur CollesPada fraktur Colles tanpa dislokasi hanya diperlukan imobilisasi dengan pemasangan gips sirkular di bawah siku selama 4 minggu. Bila disertai dislokasi diperlukan tindakan reposisi tertutup. Dilakukan dorsofleksi fragmen distal, traksi kemudian posisi tangan volar fleksi, deviasi ulna (untuk mengoreksi deviasi radial) dan diputar ke arah pronasio (untuk mengoreksi supinasi). Imobilisasi dilakukan selama 4 - 6 minggu.

-Fraktur SmithDilakukan reposisi dengan posisi tangan diletakkan dalam posisi dorsofleksi ringan, deviasi ulnar, dan supinasi maksimal (kebalikan posisi Colles). Lalu diimobilisasi dengan gips di atas

Page 3: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Fraktur Antebrachii

siku selama 4 - 6 minggu.-Fraktur GaleazziDilakukan reposisi dan imobilisasi dengan gips di atas siku, posisi netral untuk dislokasi radius ulna distal, deviasi ulnar, dan fleksi.-Fraktur MontegiaDilakukan reposisi tertutup. Asisten memegang lengan atas, penolong melakukan tarikan lengan bawah ke distal, kemudian diputar ke arah supinasi penuh. Setelah itu, dengan jari kepala radius dicoba ditekan ke tempat semula. Imobilisasi gips sirkuler dilakukan di atas siku dengan posisi siku fleksi 90° dan posisi lengan bawah supinasi penuh. Bila gagal, dilakukan reposisi terbuka dengan pemasangan fiksasi interna (plate-screw).

G.KOMPLIKASIMenurut Long (2000), komplikasi fraktur dibagi menjadi :1.Immediate complication yaitu komplikasi awal dengan gejalaa.Syok neurogenikb.Kerusakan organ syaraf2.Early complicationa.Kerusakan arterib.Infeksic.Sindrom kompartemend.Nekrosa vaskulere.Syok hipovolemik3.Late complicationa.Mal unionb.Non unionc.Delayed union

H.PATHWAYS

Trauma langsungtrauma tidak langsung

jaringan tidak kuat atau tidak dapat menahankekuatan dari luar

FRAKTUR

Perubahan letak fragmen kerusakan bagian-bagian lunak

Kehilangan fungsi kerusakan jaringan saraf

Page 4: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Fraktur Antebrachii

Keterbatasan gerak

Imobilitas Tindakan

Sirkulasi perifer berkurang Konservatif Operatif Prosedur pembedahan

Iskemik Gips Traksi OREF ORIF

Nekrosis jaringan Luka

I.ASUHAN KEPERAWATANPENGKAJIAN1.Pemeriksaan Fisika.Nyeri pada lokasi fraktur terutama pada saat digerakkanb.Pembengkakanc.Pemendekan ekstremitas yang sakitd.Paralysise.Angulasi ekstremitas yang sakitf.Krepitasig.Spasme ototh.Parestesiai.Tidak ada denyut nadi pada bagian distal pada lokasi fraktur bila aliran darah arteri terganggu oleh frakturj.Kulit terbuka atau utuhk.Perdarahan, hematoma2.Riwayat imunisasi tetanus bila ada fraktur yang terbuka3.Pemeriksaan DiagnostikFoto sinar X dari ekstremitas yang sakit dan lokasi fraktur4.Pengkajian kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari

Page 5: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Fraktur Antebrachii

PERSIAPAN PRE OPERASI1.Diet8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4 jam sebelum operasi pasien tidak diperbolehkan minum, (puasa) pada operasi dengan anaesthesi umum.Pada pasien dengan anaesthesi lokal atau spinal anaesthesi makanan ringan diperbolehkan.2.Persiapan perutPemberian leuknol/lavement sebelum operasi dilakukan pada bedah saluran pencernaan atau pelvis daerah periferal. Untuk pembedahan pada saluran pencernaan dilakukan 2 kali yaitu pada waktu sore dan pagi hari menjelang operasi.

3.Persiapan kulitDaerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut. Pencukuran dilakukan pada waktu malam menjelang operasi. Rambut pubis dicukur bila perlu saja, lemak dan kotoran harus terbebas dari daerah kulit yang akan dioperasi. Luas daerah yang dicukur sekurang-kurangnya 10-20 cm2.4.Pemeriksaan penunjangMeliputi hasil laboratorium, foto roentgen, ECG, USG dan lain-lain.5.Persetujuan operasi/informed consentIzin tertulis dari pasien / keluarga harus tersedia. Persetujuan bisa didapat dari keluarga dekat yaitu suami / istri, anak tertua, orang tua dan kelurga terdekat. Pada kasus gawat darurat ahli bedah mempunyai wewenang untuk melaksanakan operasi tanpa surat izin tertulis dari pasien atau keluarga, setelah dilakukan berbagai usaha untuk mendapat kontak dengan anggota keluarga pada sisa waktu yang masih mungkin.INTRA OPERASI1.Anggota Tim Asuhan Keperawatan Intra OperasiAnggota sterila.Ahli bedah utama / operatorb.Asisten ahli bedah.c.Scrub Nurse / Perawat InstrumenAnggota tim yang tidak steril, terdiri dari :a.Ahli atau pelaksana anaesthesi.b.Perawat sirkulasic.Anggota lain (teknisi yang mengoperasikan alat-alat pemantau yang rumit).2.Prinsip Tindakan Keperawatan Selama Pelaksanaan Operasi.a.Persiapan Psikologis Pasienb.Pengaturan Posisic.Membersihkan dan Menyiapkan Kulit.d.Penutupan Daerah Sterile.Mempertahankan Surgical Asepsisf.Menjaga Suhu Tubuh Pasien dari Kehilangan Panas Tubuhg.Monitor dari Malignant Hyperthermiah.Penutupan luka pembedahani.Perawatan Drainasej.Pengangkatan Pasien Ke Ruang Pemulihan, ICU atau PACU.

DIAGNOSA KEPERAWATANPre Operasi

Page 6: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Fraktur Antebrachii

a.Nyeri berhubungan dengan fraktur tulang, spasme otot, edema, kerusakan jaringan lunakb.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan, imobilisasic.Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan imobilisasi, penurunan sirkulasi, fraktur terbukad.Ansietas berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan dan hasil akhir pembedahane.Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer, kerusakan kulit, trauma jaringanIntra Operasia.Cemasb.Resiko perlukaan/injuryc.Resiko penurunan volume cairan tubuhd.Resiko infeksie.Kerusakan integritas kulit

INTERVENSI KEPERAWATAN1.Nyeri berhubungan dengan fraktur tulang, spasme otot, edema, kerusakan jaringan lunakTujuan : nyeri berkurangKriteria hasil : klien mengatakan nyeri berkurang

Intervensi :a.Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeriRasional : Untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepatb.Imobilisasi bagian yang sakitRasional : Untuk mempertahankan posisi fungsional tulangc.Tingikan dan dukung ekstremitas yang terkenaRasional : Untuk memperlancar arus balik venad.Dorong menggunakan teknik manajemen relaksasiRasional : Agar klien rilekse.Berikan obat analgetik sesuai indikasiRasional : Untuk mengurangi nyeri2.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan, imobilisasiTujuan : mobilitas fisik tidak tergangguKriteria : meningkatkan /mempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkinIntervensi :a.Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan oleh cideraRasional : Untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepatb.Dorong partisipasi pada aktivitas terapeutikRasional : Melatih kekuatan otot klienc.Bantu dalam rentang gerak pasif/aktif yang sesuaiRasional : Melatih rentang gerak aktif/pasif klie secara bertahapd.Ubah posisi secara periodikRasional : Untuk mencegah terjadinya dekubituse.Kolaborasi dengan ahli terapis/okupasi dan atau rehabilitasi medikRasional : Melatih rentang gerak aktif/pasif klien secara bertahap3.Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan imobilisasi, penurunan sirkulasi, fraktur terbuka

Page 7: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Fraktur Antebrachii

Tujuan : tidak terjadi kerusakan integritas kulitKriteria : klien memperlihatkan integritas kulit tetap baikIntervensi :a.Kaji kulit untuk luka terbuka terhadap benda asing, kemerahan, perdarahan, perubahan warnaRasional : Memberikan informasi mengenai keadaan kulit klien saat inib.Massage kulit, pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutanRasional : Menurunkan tekanan pada area yang peka dan berisiko rusakc.Ubah posisi dengan seringRasional : Untuk mencegah terjadinya dekubitusd.Bersihkan kulit dengan air hangat/naclRasional : Mengurangi kontaminasi dengan agen luare.Lakukan perawatan luka secara sterilRasional : Untuk mengurangi resiko gangguan integritas kulit4.Ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahanTujuan : cemas berkurangKriteria : menggunakan mekanisme koping yang efektifIntervensi :a.kaji tingkat kecemasan klien (ringan, sedang, berat, panik).Rasional : untuk mengetahui tingkat kecemasaan klienb.Dampingi klienRasional : agar klien merasa aman dan nyamanc.Beri support system dan motivasi klienRasional : meningkatkan pola koping yang efektifd.Beri dorongan spiritualRasional : agar klien dapat menerima kondisinya saat inie.Jelaskan jenis prosedur dan tindakan pengobatanRasional : informasi dapat menurunkan ansietas5.Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer, kerusakan kulit, trauma jaringanTujuan : tidak terjadi infeksiKriteria : mencapai penyembuhan luka sesuai waktuIntervensi :a.Inspeksi kulit adanya iritasi atau robekan kontinuitasRasional : Untuk mengkaji adanya iritasi atau robekan kontinuitasb.Kaji kulit yang terbuka terhadap peningkatan nyeri, rasa terbakar, edema, eritema dan drainase/bau tak sedapRasional : Untuk mengetahui ada/tidaknya tanda-tanda infeksic.Berikan perawatan kulit dengan steril dan antiseptikRasional : Untuk mengurangi resiko infeksid.Tutup dan ganti balutan dengan prinsip steril setiap hariRasional : Untuk mengurangi resiko penyebaran infeksie.Berikan obat antibiotic sesuai indikasiRasional : Untuk mencegah terjadinya infeks