Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

36
BAB I PENDAHULUAN Fraktur atau patah tulang adalah terputus atau hilangnya kontinuitas dari struktur tulang “epiphtseal plate” serta “cartilage” (tulang rawan sendi). Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah. Akibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan dan arahnya. (1) Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang, yang disebut patah tulang terbuka. Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi. Fraktur pada kedua batang tulang lengan bawah amat sering terjadi dalam kecelakaan lalu lintas. Daya pemuntir (biasanya jatuh pada tangan) menimbulkan fraktur spiral dengan kedua tulang patah pada tingkat yang berbeda. Pukulan langsung atau daya tekukan menyebabkan fraktur melintang kedua tulang pada tingkat yang sama. Deformitas rotasi tambahan dapat ditimbulkan oleh 1

Transcript of Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

Page 1: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

BAB I

PENDAHULUAN

Fraktur atau patah tulang adalah terputus atau hilangnya kontinuitas dari

struktur tulang “epiphtseal plate” serta “cartilage” (tulang rawan sendi). Trauma

yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan

pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat

berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang

menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah. Akibat trauma pada tulang

bergantung pada jenis trauma, kekuatan dan arahnya. (1)

Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat

menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang, yang disebut

patah tulang terbuka. Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat

menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi.

Fraktur pada kedua batang tulang lengan bawah amat sering terjadi dalam

kecelakaan lalu lintas. Daya pemuntir (biasanya jatuh pada tangan) menimbulkan

fraktur spiral dengan kedua tulang patah pada tingkat yang berbeda. Pukulan

langsung atau daya tekukan menyebabkan fraktur melintang kedua tulang pada

tingkat yang sama. Deformitas rotasi tambahan dapat ditimbulkan oleh tarikan

otot-otot yang melekat pada radius. Perdarahan dan pembengkakan kompartemen

otot pada lengan bawah dapat menyebabkan gangguan peredaran darah. (2)

1

Page 2: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Fraktur atau patah tulang adalah terputus atau hilangnya kontinuitas dari

struktur tulang “epiphiseal plate” serta “cartilage” (tulang rawan sendi). (1)

2.2 Anatomi

Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang

diperkuat oleh ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius dan di distal

oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamen radioulnar yang mengandung

fibrokartilago triangularis. Membrana interosea memperkuat hubungan ini

sehingga radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat. Oleh karena itu,

patah yang hanya mengenai satu tulang agak jarang terjadi atau bila patahnya

hanya mengenai satu tulang, hampir selalu disertai dislokasi sendi radioulnar yang

dekat dengan patah tersebut. Selain itu, radius dan ulna dihubungkan oleh otot

antar tulang, yaitu m. supinator, m.pronator teres, m.pronator kuadratus yang

membuat gerakan pronasi-supinasi. Ketiga otot itu bersama dengan otot lain yang

berinsersi pada radius dan ulna menyebabkan patah tulang lengan bawah disertai

dislokasi angulasi dan rotasi, terutama pada radius. (1)

Radius bagian distal bersendi dengan tulang karpus, yaitu tulang lunatum

dan navikulare ke arah distal, dan dengan tulang ulna bagian distal ke arah medial.

Bagian distal sendi radiokarpal diperkuat dengan simpai di sebelah volar dan

dorsal, dan ligamen radiokarpal kolateral ulnar dan radial. Antara radius dan ulna

selain terdapat ligamen dan simpai yang memperkuat hubungan tersebut, terdapat

pula diskus artikularis, yang melekat dengan semacam meniskus yang berbentuk

segitiga, yang melekat pada ligamen kolateral ulnar.

Ligamen kolateral ulnar bersama dengan meniskus homolognya dan

diskus artikularis bersama ligamen radioulnar dorsal dan volar. yang kesemuanya

menghubungkan radius dengan ulna, disebut kompleks rawan fibroid triangularis

(TFCC = triangularjibro cartilage complex). Gerakan sendi radiokarpal adalah

fleksi dan ekstensi pergelangan tangan serta gerakan deviasi radial dan ulnar.

2

Page 3: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

Gerakan fleksi dan ekstensi dapat mencapai 90º oleh karena adanya dua sendi

yang bergerak yaitu sendi radiolunatum dan sendi lunatum-kapitatum dan sendi

lain di korpus. Gerakan pada sendi radioulnar distal adalah gerak rotasi. (1)

2.3 Patofisiologi dan diagnosis.

Trauma yang menyebabkan fraktur di daerah pergelangan tangan biasanya

merupakan trauma langsung, yaitu jatuh pada permukaan tangan sebelah volar

atau dorsal. Jatuh pada permukaan tangan sebelah volar menyebabkan dislokasi

fragmen fraktur sebelah distal ke arah dorsal. Dislokasi ini menyebabkan bentuk

lengan bawah dan tangan bila dilihat dari samping menyerupai garpu, seperti yang

terjadi pada fraktur Colles*. Sebaliknya, jatuh pada permukaan tangan sebelah

dorsal menyebabkan dislokasi fragmen distal ke arah volar seperti yang terjadi

pada fraktur Smith*. Pada keduanya masih terdapat komponen gaya ke arah

deviasi radial dan deviasi ulna yang dapat menyebabkan patahnya tulang karpus.

Jatuh pada permukaan tangan bagian volar dengan tangan dalam posisi deviasi

radial dapat menyebabkan fraktur pada tulang navikulare (os skafoid) sedangkan

Jatuh dengan tangan dorsofleksi maksimal dapat menyebabkan dislokasi tulang

lunatum. (1)

Diagnosis fraktur dengan fragmen terdislokasi tidak menimbulkan

kesulitan. Secara klinis, dengan mudah dapat dibuat diagnosis patah tulang Colles

atau fraktur Smith. Bila fraktur terjadi tanpa dislokasi fragmen patahannya,

diagnosis klinis dibuat berdasarkan tanda klinis patah tulang. Hal yang mungkin

terlewat dalam diagnosis adalah adanya fraktur tulang navikulare atau adanya

dislokasi tulang lunatum. Secara klinis pada fraktur navikulare didapati nyeri

tekan pada tabatier anatomik. Diagnosis kedua kelainan ini ditegakkan dengan

foto Rontgen. Pada foto antero-posterior biasa sering tidak terlihat adanya fraktur

navikulare. Untuk ini perlu foto dengan proyeksi oblik 45° dan 135° atau foto

diulang setelah satu minggu karena mungkin retak tidak kelihatan pada cedera

baru. (1)

Pemeriksaan radiologik juga diperlukan untuk mengetahui derajat

remuknya fraktur kominutif dan mengetahui letak persis patahannya. Fraktur

radius distal intraartikuler, dengan patahan distal radius terdislokasi ke arah volar

3

Page 4: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

disebut fraktur Barton volar, sedangkan bila patahan distal pindah ke arah dorsal,

disebut fraktur Barton dorsal. (1)

2.4 Klasifikasi Fraktur Antebrachii

Menurut Arif Mansjoer (2000: 351) ada 4 klasifikasi fraktur antebrachii

antara lain:

1. Fraktur Colles

Deformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan (dinner fork

deformity). Pasien terjatuh dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi,

tubuh beserta lengan berputar ke dalam (endorotasi). Tangan terbuka

terfiksasi di tanah berputar keluar (eksorotasi supinasi).

2. Fraktur Smith.

Fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu sering disebut reverse

colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh

dengan tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar

fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi.

3. Fraktur Galeazzi.

Fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius radius ulna distal. Saat

pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula

rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan berat badan

yang memberi gaya supinasi.

4. Fraktur Montegia.

Fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi radius ulna

proksimal.(6)

2.5 Fraktur Antebrachii Secara Umum

2.5.1 Fraktur pada kepala dan leher radius. Fraktur ini terjadi karena terjatuh dalam posisi out stretched. Klasifikasi :

1. Tipe 1 : terbelah vertikal

2. Tipe 2 : terbelah miring

3. Tipe 3 : terbelah

4. Tipe 4 : remuk

4

Page 5: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

Pengobatan

1. Tipe 1 & 2 : istirahatkan sendi siku dengan mitela

2. Tipe 3 & 4 : eksisi

Komplikasi :

1. Kekakuan sendi

2. Osteoarthritis

2.5.2 Fraktur prosesus koronoid

Biasanya terjadi bersama dengan dislokasi sendi siku.Pasien

biasanya mempunyai riwayat jatuh dengan posisi tangan outstretched dan

mengalami deformitas dari elbow. Fraktur koronoid pada anak – anak

sering berhubungan dengan dislokasi elbow, fraktur olecranon, fraktur

epicondylus medial, atau fraktur condylus lateral.

Penanganan :

1. Bila fragmen besar difiksasi

2. Bila fragmen kecil dan tidak mengganggu pergerakan, tidak diperlukan

tindakan.

5

Page 6: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

2.5.3 Fraktur prosesus olekranon

Etiologi : Trauma langsung sendi siku

Klasifikasi :

Tipe 1 : keretakan olekranon tanpa adanya pemisahan

Tipe 2 : keretakan disertai pemisahan

Tipe 3 : fraktur komunitif tidak stabil

Gejala klinis : bengkak, nyeri tekan pada siku

Px Radiologi : untuk mengetahui tipe fraktur

Pengobatan

Tipe 1 : konservatif

Tipe 2 : operatif dan fiksasi interna mempergunakan screw/tension

bandwiting

6

Page 7: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

Tipe 3 : eksisi fragmen dan melekatkan kembali trisep pada olekranon

Komplikasi :

1. Nonunion

2. Osteoarthritis

Pemeriksaan

Pada pemeriksaan fisik didapati tanda fraktur, Pemeriksa harus

memperhitungkan kemungkinan adanya gangguan syaraf atau kerusakan

pembuluh darah. Pada pemeriksaan radiologis yang perlu diperhatikan

adalah adanya luksasl sendi radioulnar proksimal atau distal yang lebih

dicurigai apabila ditemukan fraktur hanya pada salah satu tulang disertai

dislokasi. (1)

Pemeriksaan Penunjang

Menurut Doegoes,dkk (1999) pemeriksaan penunjang pada kasus fraktur :

1. Scan tulang, tomogram, magnetic resonance imaging (MRI)

memperlihatkan fraktur, juga dapat digunakan untuk

mengidentifikasikan kerusakan jaringan lunak.

2. Arteriogram, dilakukan bila dicurigai adanya kerusakan vaskuler

3. Profil koagulasi

4. Perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, tranafusi multiple atau

cairan hati.(6)

Penanganan

Pada fraktur yang tidak berubah posisinya dilakukan pemasangan gips di

atas siku. Pada fraktur yang posisinya berubah harus dilakukan reposisi

tertutup untuk kemudian dipasang gips di atas siku. Untuk fraktur radius

ulnar proksimal, lengan bawah diimobilisasi dalam gips pada posisi

supinasi. Posisi ini dimaksudkan untuk mengatasi rotasi radius dan

mengendurkan otot supinator. Fraktur bagian distal umumnya

diimobilisasi dalam posisi pronasi dan patah tulang bagian tengah dalam

posisi netral. Akan tetapi, pada umumnya fraktur kedua tulang radius dan

7

Page 8: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

ulna sulit untuk dilakukan reposisi tertutup dengan baik sehingga

diperlukan operasi reposisi terbuka dan fiksasi interna. Reposisi terbuka

juga lebih sering diperlukan pada patah tulang yang disertai dislokasi

sendi. (1)

Penyulit

Lesi saraf jarang terjadi pada fraktur tertutup. Apabila terjadi, bisa

mengenai saraf radialis, ulnaris maupun medianus atau cabangnya. Cedera

saraf radialis ditemukan pada fraktur Monteggia. sedangkan cedera saraf

medianus sering terjadi pada fraktur radius distal. (1) Karena di lengan

bawah terdapat banyak pembuluh darah kolateral, kerusakan pembuluh

darah jarang berakibat berat terhadap lengan bawah.

Penyulit yang segera tampak berupa sindrom kompartemen juga relatif

jarang. Apabila terdapat sindrom ini, biasanya sulit didiagnosis atau

terlambat karena denyut nadi sering masih teraba. Pengobatannya adalah

fasiotomi yang cukup luas. Pada pembedahan memang tidak boleh

dilakukan penjahitan kembali fasia. (1)

Komplikasi

Komplikasi lambat yang tersering adalah salah-taut dan apabila salah-

tautnya berupa angulasi disertai dengan ketidaksejajaran radius dan ulna,

akan terjadi gangguan gerak pronasi dan supinasi. Komplikasi lain adalah

terbentuknya sinostosis atau jembatan kalus, yaitu kalus antara radius dan

ulna sehingga kemungkinan supinasi dan pronasi hilang. Sinostosis ini

dapat terjadi pada fraktur dislokasi, seperti fraktur Monteggia atau fraktur

Galeazzi. (1)

Komplikasi yang tidak jarang terjadi adalah pseudartrosis karena gagal

bertaut, misalnya akibat terjadinya infeksi, operasi yang terlalu merusak

periost, atau terselipnya otot di antara fragmen patahan tulang. Komplikasi

infeksi yang menyebabkan osteomielitis biasanya merupakan akibat dari

fraktur terbuka meskipun tidak jarang terjadi setelah reposisi terbuka. (1)

2.5.4 Fraktur Satu Tulang

8

Page 9: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

Fraktur radius saja biasanya terjadi akibat suatu trauma langsung dan

sering terjadi pada bagian proksimal radius. Fragmen fraktur akan terdislokasi ad

latitudinem dan ad periferam. Untuk penantalaksanaan dapat dilakukan reposisi

tertutup kemudian imobilisasi dengan lengan pronasi pada fraktur 1/3 distal, netral

pada fraktur 1/3 tengan dan supinasi pada fraktur 1/3 proksimal, imobilisasi

selama 4-6 minggu. . Fraktur ini sulit direposisi secara tertutup atau akan

mengalami redislokasi bila reposisi berhasil. Oleh karena itu, dianjurkan reposisi

terbuka dan biasanya dipasang fiksasi interna dengan plat jenis kompresi.

Fraktur ulna biasanya disebabkan oleh trauma langsung, misalnya

menangkis pukulan dengan lengan bawah. Relatif sering terjadi fraktur yang tidak

berubah posisinya. Pada gejala klinis : didapatkan adanya tanda-tanda fraktur

seperti edema, deformitas. “false movement”, krepitasi dan nyeri. Radiologis :

anteroposterior dan lateral, akan didapakan adanya diskontinuitas tulang.

Pengobatan biasanya konservatif dengan pemasangan gips (long arm cast), jika

reposisi tertutup gagal atau terjadi komplikasi nonunion, malunion, maka dapat

dilakukan reposisi secara tertutup. Kadang Juga terjadi fraktur yang terdislokasi,

dalam hal Ini harus diteliti apakah ada juga fraktur tulang radius atau dislokasi

sendi radioulnar. Pada fraktur yang kominutif dapat terjadi penyatuan lambat atau

pseudoartrosis dan ini memerlukan tindak operatif disertai cangkok tulang. (1)

2.5.5 Fraktur Antebrachii Yang Khas

a. Fraktur Monteggia

Definisi

Monteggia mempublikasikan fraktur ini sebagai fraktur sepertiga

proksimal ulna disertai dislokasi ke anterior dari kapitulum radius(1,2). Ternyata

kemudian terbukti bahwa dislokasi ini dapat terjadi ke lateral dan juga ke poste-

rior. Penyebabnya biasanya trauma langsung terhadap ulna, misalnya sewaktu

melindungi kepala pada pukulan, sehingga disebut patah tulang tangkis. (1)

Gambaran klinik

9

Page 10: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

Pada umumnya menyerupai fraktur pada lengan bawah dan apabila

terdapat dislokasi ke anterior, kapitulum radius akan dapat diraba pada fosa

kubitus. (1). Pergelangan tangan dan tangan harus diperiksa untuk mencari ada

tidaknya tanda-tanda cedera pada saraf radialis. (2) . Terdapat 2 tipe yaitu tipe

ekstensi (lebih sering) dan tipe fleksi. Pada tipe ekstensi gaya yang terjadi

mendorong ulna kearah hiperekstensi dan pronasi. Sedangkan pada tipe fleksi,

gaya mendorong dari depan kearah fleksi yang menyebabkan fragmen ulna

mengadakan angulasi ke posterior. (3)

Gambaran radiologis

Gambaran radiologis jelas memperlihatkan adanya fraktur ulna yang

disertai dislokasi sendi radio-humeral. (1) Pada kasus biasa kaput radius

berdislokasi kedepan, dan terdapat fraktur pada sepertiga bagian atas ulna dengan

pelengkungan kedepan. Kadang-kadang dislokasi radius disertai dengan fraktur

olekranon. Kadang-kadang kapur radius berdislokasi keposterior dan fraktur ulna

melengkung kebelakang ( Monteggia kebelakang). Pada fraktur ulna yang

terisolasi, selalu diperlukan pemeriksaan sinar X pada siku. (2)

Pengobatan

Dengan cara konservatif biasanya berhasil pada anak, tetapi metode

operatif sering menjadi pilihan pada fraktur Monteggia pada orang dewasa. (1) .

Petunjuk untuk keberhasilan terapi adalah memulihkan panjangnya ulna yang

mengalami fraktur, hanya setelah itu sendi yang berdislokasi dapat sepenuhnya

direduksi. Pada anak-anak kadang-kadang dapat dilakukan manipulasi, tetapi pada

orang dewasa lebih baik dilakukan reduksi terbuka dan pemasangan flat. Kalau

kaput radius dapat direduksi secara tertutup, begitu lebih baik dan bila tidak harus

diterapi dengan operasi. Lengan diimobilisasi dalam gips dengan siku yang

difleksikan selama 6 minggu. Setelah itu dianjurkan gerakan aktif. (2)

b. Fraktur Galeazzi

Definisi

Fraktur ini merupakan fraktur distal radius disertai dislokasi atau

subluksasi sendi radioulnar distal. Terjadinya fraktur ini biasanya akibat trauma

langsung sisi lateral ketika jatuh. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang

10

Page 11: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

menahan badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu

menahan berat badan yang memberi gaya supinasi. (1,3)

Gambar 2.1. Fraktur Galeazzi

Gambaran klinis

Fraktur Galeazzi jauh lebih sering terjadi daripada fraktur Monteggia.

Ujung bagian bawah ulna yang menonjol merupakan tanda yang mencolok. Perlu

dilakukan pemeriksaan untuk lesi saraf ulnaris yang sering terjadi. (2). Gambaran

klinisnya bergantung pada derajat dislokasi fragmen fraktur. Bila ringan. nyeri

dan tegang hanya dirasakan pada daerah fraktur; bila berat, biasanya terjadi

pemendekan lengan bawah. Tampak tangan bagian distal dalam posisi angulasi ke

dorsal. Pada pergelangan tangan dapat diraba tonjolan ujung distal ulna.(1)

Gambaran radiologis

Fraktur melintang atau oblique yang pendek ditemukan pada sepertiga

bagian bawah radius, dengan angulasi atau tumpang-tindih. Sendi radioulnar

inferior bersubluksasi atau berdislokasi. (2)

11

Page 12: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

Gambar 2.2 Radiologi fraktur Galeazzi

Pengobatan

Dilakukan reposisi dan imobilisasi dengan gips di atas siku, posisi netral

untuk dislokasi radius ulna distal, deviasi ulnar, dan fleksi. Secara konservatif

mungkin kurang memuaskan dan bila demikian. terapi bedah menjadi pilihan. (1)

c. Fraktur Colles

Definisi

Cedera yang diuraikan oleh Abraham Colles pada tahun 1814 adalah

fraktur melintang pada radius tepat diatas pergelangan tangan dengan pergeseran

dorsal fragmen distal. Ini adalah fraktur yang paling sering ditemukan pada

manula, insidennya yang tinggi berhubungan dengan permulaan osteoporosis

pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh

pada tangan yang terentang.(5)

12

Page 13: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

Gambar 2.3 Fraktur Colles

Klasifikasi

Ada banyak sistem klasifikasi yang digunakan pada fraktur ekstensi dari

radius distal. Namun yang paling sering digunakan adalah sistem klasifikasi oleh

Frykman. Berdasarkan sistem ini maka fraktur Colles dibedakan menjadi 4 tipe

berikut : (4)

Tipe IA : Fraktur radius ekstra artikuler

Tipe IB : Fraktur radius dan ulna ekstra artikuler

Tipe IIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal

Tipe IIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal

Tipe IIIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radioulnar

Tipe IIIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radioulnar

Tipe IVA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal dan

sendi radioulnar

Tipe IVB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal

dan sendi radioulnar

13

Page 14: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

Gambar 2.4 Klasifikasi Fraktur Colles

Trauma / Kelainan yang Berhubungan

Fraktur ekstensi radius distal sering terjadi bersamaan dengan trauma atau

luka yang berhubungan, antara lain : (4)

1. Fraktur prosesus styloideus (60 %)

2. Fraktur collum ulna

3. Fraktur carpal

4. Subluksasi radioulnar distal

5. Ruptur tendon fleksor

6. Ruptur nervus medianus dan ulnaris

Manifestasi Klinis

Kita dapat mengenali fraktur ini (seperti halnya Colles jauh sebelum

radiografi diciptakan) dengan sebutan deformitas garpu makan malam, dengan

penonjolan punggung pergelangan tangan dan depresi di depan. Pada pasien

dengan sedikit deformitas mungkin hanya terdapat nyeri tekan lokal dan nyeri bila

pergelangan tangan digerakkan. (2) Selain itu juga didapatkan kekakuan, gerakan

yang bebas terbatas, dan pembengkakan di daerah yang terkena. (4)

Gambar 2.5. Dinner fork deformity

14

Page 15: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

Diagnosis

Diagnosis fraktur dengan fragmen terdislokasi tidak menimbulkan

kesulitan. Secara klinis dengan mudah dapat dibuat diagnosis patah tulang Colles.

Bila fraktur terjadi tanpa dislokasi fragmen patahannya, diagnosis klinis dibuat

berdasarkan tanda klinis patah tulang. (1,3)

Pemeriksaan radiologik juga diperlukan untuk mengetahui derajat

remuknya fraktur kominutif dan mengetahui letak persis patahannya. (1) Pada

gambaran radiologis dapat diklasifikasikan stabil dan instabil. Stabil bila hanya

terjadi satu garis patahan, sedangkan instabil bila patahnya kominutif. Pada

keadaan tipe tersebut periosteum bagian dorsal dari radius 1/3 distal tetap utuh. (4).

Terdapat fraktur radius melintang pada sambungan kortikokanselosa, dan

prosesus stiloideus ulnar sering putus. Fragmen radius :

1. Bergeser dan miring ke belakang

2. Bergeser dan miring ke radial

3. Terimpaksi. Kadang-kadang fragmen distal mengalami peremukan dan

kominutif yang hebat. (4)

Gambar 2.6 (a) Deformitas garpu makan malam,

(b) Fraktur tidak masuk dalam sendi pergelangan tangan

(c) Pergeseran ke belakang dan ke radial

Penatalaksanaan (2)

- Fraktur tak bergeser (atau hanya sedikit sekali bergeser), fraktur dibebat

dalam slab gips yang dibalutkan sekitar dorsum lengan bawah dan

pergelangan tangan dan dibalut kuat dalam posisinya.

15

Page 16: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

- Fraktur kominutif berat dan tak stabil tidak mungkin dipertahankan

dengan gips; untuk keadaan ini sebaiknya dilakukan fiksasi luar, dengan

pen proksimal yang mentransfiksi radius dan pen distal, sebaiknya

mentransfiksi dasar-dasar metakarpal kedua dan sepertiga. (2)

- Fraktur yang bergeser harus direduksi di bawah anestesi. Tangan dipegang

dengan erat dan traksi diterapkan di sepanjang tulang itu (kadang-kadang

dengan ekstensi pergelangan tangan untuk melepaskan fragmen; fragmen

distal kemudian didorong ke tempatnya dengan menekan kuat-kuat pada

dorsum sambil memanipulasi pergelangan tangan ke dalam fleksi, deviasi

ulnar dan pronasi.

Posisi kemudian diperiksa dengan sinar X. Kalau posisi memuaskan,

dipasang slab gips dorsal, membentang dari tepat di bawah siku sampai

leher metakarpal dan 2/3 keliling dari pergelangan tangan itu. Slab ini

dipertahankan pada posisinya dengan pembalut kain krep. Posisi deviasi

ulnar yang ekstrim harus dihindari; cukup 20 derajat saja pada tiap arah.

Gambar 2.7 Reduksi : (a) Pelepasan impaksi

(b) Pronasi dan pergeseran ke depan,

(c) Deviasiulnar

Pembebatan :

a. penggunaan sarung tangan

16

Page 17: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

b. slab gips yang basah

c. slab yang dibalutkan dan reduksi dipertahankan hingga gips mengeras.

Lengan tetap ditinggikan selama satu atau dua hari lagi; latihan bahu dan

jari segera dimulai setelah pasien sadar. Kalau jari-jari membengkak, mengalami

sianosis atau nyeri, harus tidak ada keragu-raguan untuk membuka pembalut.

Setelah 7-10 hari dilakukan pengambilan sinar X yang baru; pergeseran ulang

sering terjadi dan biasanya diterapi dengan reduksi ulang; sayangnya, sekalipun

manipulasi berhasil, pergeseran ulang sering terjadi lagi.

Fraktur menyatu dalam 6 minggu dan, sekalipun tak ada bukti penyatuan secara

radiologi, slab dapat dilepas dengan aman dan diganti dengan pembalut kain krep

sementara.

Fraktur Colles, meskipun telah dirawat dengan baik, seringnya tetap

menyebabkan komplikasi jangka panjang. Karena itulah hanya fraktur Colles tipe

IA atau IB dan tipe IIA yang boleh ditangani oleh dokter IGD. Selebihnya harus

dirujuk sebagai kasus darurat dan diserahkan pada ahli orthopedik. Dalam

perawatannya, ada 3 hal prinsip yang perlu diketahui, sebagai berikut :

• Tangan bagian ekstensor memiliki tendensi untuk menyebabkan

tarikan dorsal sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran fragmen

• Angulasi normal sendi radiokarpal bervariasi mulai dari 1 sampai 23

derajat di sebelah palmar, sedangkan angulasi dorsal tidak.

• Angulasi normal sendi radioulnar adalah 15 sampai 30 derajat. Sudut

ini dapat dengan mudah dicapai, tapi sulit dipertahankan untuk waktu

yang lama sampai terjadi proses penyembuhan kecuali difiksasi.

Bila kondisi ini tidak dapat segera dihadapkan pada ahli orthopedik, maka

beberapa hal berikut dapat dilakukan :

1. Lakukan tindakan di bawah anestesi regional

2. Reduksi dengan traksi manipulasi. Jari-jari ditempatkan pada Chinese

finger traps dan siku dielevasi sebanyak 90 derajat dalam keadaan

fleksi. Beban seberat 8-10 pon digantungkan pada siku selama 5-10

menit atau sampai fragmen disimpaksi. Kemudian lakukan penekanan

fragmen distal pada sisi volar dengan menggunakan ibu jari, dan sisi

17

Page 18: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

dorsal tekanan pada segmen proksimal menggunakan jari-jari lainnya.

Bila posisi yang benar telah didapatkan, maka beban dapat diturunkan.

3. Lengan bawah sebaiknya diimobilisasi dalam posisi supinasi atau

midposisi terhadap pergelangan tangan sebanyak 15 derajat fleksi dan

20 derajat deviasi ulna. Lengan bawah sebaiknya dibalut dengan

selapis Webril diikuti dengan pemasangan anteroposterior long arms

splint. Lakukan pemeriksaan radiologik pasca reduksi untuk

memastikan bahwa telah tercapai posisi yang benar, dan juga

pemeriksaan pada saraf medianusnya

4. Setelah reduksi, tangan harus tetap dalam keadaan terangkat selama 72

jam untuk mengurangi bengkak. Latihan gerak pada jari-jari dan bahu

sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan pemeriksaan radiologik pada

hari ketiga dan dua minggu pasca trauma.

5. Immobilisasi fraktur yang tak bergeser selama 4-6 minggu, sedangkan

untuk fraktur yang bergeser membutuhkan waktu 6-12 minggu.

Gambar 2.8 Reduksi pada fraktur Colles

18

Page 19: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

Komplikasi (4)

Dini

Sirkulasi darah pada jari harus diperiksa; pembalut yang menahan slab

perlu dibuka atau dilonggarkan.

Cedera saraf jarang terjadi dan yang mengherankan tekanan saraf

medianus pada saluran karpal pun jarang terjadi. Kalau hal ini terjadi,

ligamen karpal yang melintang harus dibelah sehingga tekanan saluran

dalam karpal berkurang.

Distrofi refleks simpatetik mungkin amat sering ditemukan, tetapi

untungnya ini jarang berkembang lengkap menjadi keadaan atrofi sudeck.

Mungkin terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada sendi-sendi jari,

waspadalah jangan sampai melalaikan latihan setiap hari. Pada sekitar 5 %

kasus, pada saat gips dilepas tangan akan kaku dan nyeri serta terdapat

tanda-tanda ketidakstabilan vasomotor. Sinar X memperlihatkan

osteoporosis dan terdapat peningkatan aktivitas pada scan tulang.

Lanjut

Malunion sering ditemukan, baik karena reduksi tidak lengkap atau karena

pergeseran dalam gips yang terlewatkan. Penampilannya buruk,

kelemahan dan hilangnya rotasi dapat bersifat menetap.

Penyatuan lambat dan non-union pada radius tidak terjadi, tetapi

processus stiloideus ulnra sering hanya diikat dengan jaringan fibrosa saja

dan tetap mengalaminyeri dan nyeri tekan selama beberapa bulan.

Kekakuan pada bahu, karena kelalaian adalah komplikasi yang sering

ditemukan. Kekakuan pergelangan tangan dapat terjadi akibat pembebatan

yang lama.

Atrofi Sudeck, kalau tidak diatasi dapat mengakibatkan kekakuan dan

pengecilan tangan dengan perubahan trofik yang berat.

Ruptur tendon biasanya terjadi beberapa minggu setelah fraktur radius

bawah yang tampaknya sepele dan tidak bergeser. (2)

d. Fraktur Smith

19

Page 20: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

Definisi

Fraktur smith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena

itu sering disebut reverse Colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang

muda. Pasien jatuh dengan tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam

keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi. Garis patahan biasanya

transversal, kadang-kadang intraartikular. Penggeseran bagian distal radius bukan

ke dorsal, melainkan ke arah palmar. Patah tulang ini lebih jarang terjadi. (1)

Manifestasi klinik

Penonjolan dorsal fragmen proksimal, fragmen distal di sisi volar

pergelangan, dan deviasi tangan ke radial (garden spade devormity). (1)

Gambaran radiologis

Terdapat fraktur pada metafisis radius distal; foto lateral menunjukkan

bahwa fragmen distal bergeser dan miring ke anterior-sangat berlawanan dengan

fraktur colles.

Penatalaksanaan

Pengobatannya merupakan kebalikan dari pengobatan patah tulang Colles

dan pascareduksi, posisi dipertahankan dalam posisi dorsofleksi ringan, deviasi

ulnar, dan supinasi maksimal. Lalu diimobilisasi dengan gips di atas siku selama

4-6 minggu. (3)

e. Fraktur Barton volar

Fraktur Barton volar sebetulnya masih bagian dari fraktur Smith. Reduksi

biasanya cukup dengan tarikan dan supinasi, tetapi karena garis patah tulang

miring reposisi yang dicapai biasanya tetap tidak stabil sehingga kadang

pembedahan akan lebih baik hasilnya. Epalsiolisis harus diusahakan untuk

reposisi secara anatomis mungkin agar tidak terjadi gangguan pertumbuhan. Hal

ini dapat dilakukan secara tertutup, kadang secara terbuka. Dengan atau tanpa

reposisi operatif dapat dipakai kawat K yang kecil yang cukup kuat untuk fiksasi

intern sehingga fiksasi dapat dicapai tanpa merusak cakram epiflsis. (1)

20

Page 21: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

f. Fraktur atau dislokasi tulang karpus

Patah tulang os navikulare yang agak jarang, sering terlewat diagnosisnya,

baik karena tidak terperhatikan maupun karena tidak dibuat foto Rontgen oblik

khusus. Seperti halnya tulang yang lain, vaskularisasi tulang skafoid sebagian

besar melalui simpal sendi dan karena sebagian besar permukaan tulang ini

merupakan bagian tulang rawan sendi, vaskularisasi yang masuk relatif sedikit.

Oleh karena itu, komplikasi nekrosis avaskuler dan kegagalan pertautan cukup

sering. (1)

Gambaran Klinis

Gambaran klinis sering kurang jelas. Biasanya ada keluhan nyeri di

pergelangan tangan. Pada pemeriksaan didapatkan empat tanda yang jelas, ialah

nyeri tekan di tabatiere* pada posisi deviasi ulna yang menyebabkan penonjolan

tulang skafoid di tabatiere, nyeri tekan pada penonjolan navikulare di sebelah

volar pada deviasi radier, nyeri sumbu pada pukulan martil perkusi pada kaput

metakarpale pada tangan sikap tinju dan nyeri di dalam pergelangan tangan pada

fleksi maupun ekstensi ekstrem. (1)

Biasanya patah tulang os navikulare tidak terdislokasi sehingga tidak perlu

direposisi. Posisi dalam gips yang meliputi lengan bawah bagian distal sampai

batas sendi metakaipofalangeal, termasuk metakarpus I, dipertahankan tiga bulan

untuk menghindari pseudoartrosis. Bila lambat bertaut atau gagal-bertaut, perlu

dilakukan operasi cangkok tulang.Pada patali leher tulang bagian proksimal os

skafoid terancam nekrosis avaskuler karena sebagian besar per mukaannya ditutup

oleh tulang rawan sendi sehingga darah dari bagian proksimal tidak mungkin

sampai. (1)

Dislokasi lunatum agak jarang ditemukan, tetapi sering juga terlewat

diagnosisnya. Dislokasi yang terjadi adalah akibat trauma jatuh pada tangan dalam

posisi dorsifleksi maksimal. Pada pemeriksaan klinis didapati pembengkakan

pada pergelangan tangan dan pasien sangat kesakitan bila jari secara pasif

diekstensikan. Bisa ditemukan adanya lesi saraf medianus oleh adanya penekanan

saraf di dalam kanalis karpal. Pada foto Rontgen akan terlihat adanya dislokasi

lunatum ataupun perilunatum. Akan tetapi, ternyata dislokasi ini sering terlewat

21

Page 22: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

karena kurangnya pengalaman pemeriksa foto. Penanganannya adalah reposisi,

yang pada dislokasi baru biasanya akan berhasll. diikuti dengan imobilisasi.

Komplikasi lambat yang bisa terjadi adalah nekrosis avaskuler dan artritis

degeneratif. (1)

2.6 Dislokasi sendi siku

Dislokasi sendi siku merupakan dislokasi sendi humeroulnar

dan humeroradial. Biasanya terjadi dislokasi fragmen distal ke posterior dan

lateral terhadap fragmen proksimal. Paling sering terjadi pada anak – anak karena

proses ossifikasinya belum sempurna. Penyebabnya karena terjadi trauma

tidak langsung, benturan pada tangan dan lengan bawah dengan siku dalam posisi

ekstensi disertai sedikit fleksi dan lengan atas terdorong kearah volar dan medial.

Pada pemeriksaan klinis terdapat bengkak, nyeri spontan, nyeri sumbu, dan gerakan

abnormal sangat terbatas pada posisi kurang dari 30°. Pada pemeriksaan dari dorsal siku,

didapatkan perubahan pada segitiga sama kaki yang dibentuk oleh olekranon,

epikondilus lateral, dan epikondilus medial. Segitiga yang normalnya sama kaki,

berubah menjadi segitiga yang tidak sama kaki. Dislokasi siku ini

dapat menyebabkan robeknya ligamentum yang mempertahankan stabilitas sendi

siku dan ini mempengaruhi cara pengobatannya. Bila tidak terjadi instabilitas,

setelah reposisi dapat dimulai dengan imobilisasi selama tiga minggu dalam gips sebelum

mobilisasi. Luksasi caput radius yang disebut “siku tertarik”  dapat terjadi karena

siku ditarik sehiingga caput ditarik lepas dari lingkaran ligamentum. Hal ini

terjadi pada anak yang jatuh ketika tangannya ditarik secara abnormal.

 

Gejalanya berupa nyeri dan gangguan ekstensi, fleksi dan pronasi, dan

supinasi.diagnosismenjadi jelas dari anamnesa dan pemeriksaan fisik. Terapi

dengan reposisi pada siku fleksi dengan tekanan di arah sumbu supinasi dan reposisi caput

ke arah ulnar

22

Page 23: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

23

Page 24: Refrat Fraktur Antebrachii -Jj Ind (1)

DAFTAR PUSTAKA

1. De Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. 2005. Jakarta: EGC

2. Apley A, Graham & Solomon, Louis. BukuAjar Ortopedi & Fraktur

Sistem Apley Edisi VII. 1995. Jakarta: Widya Medika.

3. Mansjoer, Arief, ed. Kapita Selekta Kedokteran. 2000. Jakarta: Media

Aesculapius

4. http://medlinux blogspot.com, diakases tanggal 18 Juni 2011

5. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/9205.htm , diakses

tanggal 18 Juni 2011

6. http://www.trinoval.web.id/2010/04/fraktur-antebrachii.html , diakses

tanggal 19 Juni 2011

24