Lipoma Pada Regio Antebrachii Dekstra Bagian Dorsal

12
Lipoma pada Regio Antebrachii Dekstra Bagian Dorsal  Nella 1  NIM : 10201118 Mahasis!i "ak#ltas $edokteran %ni&ersitas $risten $rida 'acana (endah#l#an )#mor adalah ben*olan ata# pembengkakan abnormal dalam t#b#h+ sedangkan neoplasma ,kanke r- adala h masa *aringan .ang abnormal+ t#mb#h berle bihan+ tidak terkordina si dengan  *aringan normal dan t#mb#h ter#s/mener#s secara tidak terkendali sehingga sel ini dapat mer#sak bent#k dan #ngsi organ tempat t#mb#hn.a )#mor *inak k#lit mer#pakan ben*olan  pada k#lit .ang bersiat *inak+ tidak berh#b#ngan dengan keganasan k#lit .ang berdierensiasi normal+ pert#mb#hann.a lambat dan ekspansi dengan mendesak *aringan normal disekitarn.a )#mor k#lit dapat berkembang dari str#kt#r histologis .ang men.#s#n k#lit seperti epidermis+  *aringan ikat+ kelen*ar+ otot+ dan elemen/elemen sara . (ada makalah ini akan dibahas salah sat# contoh dari t#mor *inak+ .ait# lipoma Lipoma mer#pakan t#mor mesenkim *inak , benign mesenchymal tumors - .ang berasal dari *aringan lemak ,adipocytes - Diharapkan dengan adan.a makalah ini dapat menambah !a!asan kita mengenai pen.akit lipoma dan bagaimana cara menanganin.a 1 Alamat $orespondensi: "ak#ltas $edokteran %ni&ersitas $risten $rida 'acana Ar*#na %tara No 3akarta 1110 )elephone: ,021- 45/201 ,h#nting-+ "a6: ,021- 7/171 9mail:   pricillanell agmailcom (embahasan 1

description

PBL

Transcript of Lipoma Pada Regio Antebrachii Dekstra Bagian Dorsal

Lipoma pada Regio Antebrachii Dekstra Bagian DorsalNella1NIM : 102011185

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

PendahuluanTumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal dalam tubuh, sedangkan neoplasma (kanker) adalah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus-menerus secara tidak terkendali sehingga sel ini dapat merusak bentuk dan fungsi organ tempat tumbuhnya. Tumor jinak kulit merupakan benjolan pada kulit yang bersifat jinak, tidak berhubungan dengan keganasan kulit yang berdiferensiasi normal, pertumbuhannya lambat dan ekspansif dengan mendesak jaringan normal disekitarnya. Tumor kulit dapat berkembang dari struktur histologis yang menyusun kulit seperti epidermis, jaringan ikat, kelenjar, otot, dan elemen-elemen saraf. Pada makalah ini akan dibahas salah satu contoh dari tumor jinak, yaitu lipoma. Lipoma merupakan tumor mesenkim jinak (benign mesenchymal tumors) yang berasal dari jaringan lemak (adipocytes). Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai penyakit lipoma dan bagaimana cara menanganinya.

1 Alamat Korespondensi:

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510

Telephone: (021) 5694-2061 (hunting),

Fax: (021) 563-1731

Email: [email protected] PembahasanA. Anamnesis

Anamnesis merupakan salah satu cara untuk mendiagnosis suatu penyakit. Secara umum anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan serangkaian wawancara yang dapat langsung dilakukan terhadap pasien (auto-anamnesis) atau terhadap keluarganya atau pengantarnya (alo-anamnesis).1 Pada scenario, kasus yang didapat mengenai seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan pada lengan kananya sejak satu tahun yang lalu, benjolan awalnya berukuran sekitar 1x1 cm lalu semakin membesar dan tidak ada keluhan nyeri. Pada anamnesis perlu ditanyakan beberapa hal seperti:

1. Identitas Nama Umur/ usia Jenis kelamin Alamat Pekerjaan 2. Keluhan utamaMenanyakan apa keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien datang berobat.3. Riwayat penyakit sekarang (RPS) Cerita kronologis yang terperinci dan jelas tentang keadaan pasien sebelum ada keluhan sampai dibawa berobat

Pengobatan sebelumnya dan hasilnya

Perkembangan penyakit

4. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

Untuk mengetahui apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya serta riwayat penyakit lain yang pernah diderita pasien.5. Riwayat Keluarga

Untuk mengetahui bagaimana status kesehatan keluarga serta mencari tahu apakah terdapat anggota keluarga yang memiliki penyakit yang sama.6. Riwayat psychosocial (sosial)

Mengetahui bagaimana lingkungan kerja, sekolah atau tempat tinggal serta faktor resiko gaya hidup.1B. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan tanda-tanda vital

a. Tekanan Darah

Normal: 120/80 mmHg

b. Heart Rate

Normal: 70-75 kali/menit.

Suhu

Normal: 37 C/98,6 F.

c. Pernafasan

Normal: 15-20 kali/menit.22. Status lokalis Pada region antebrachii dekstra bagian dorsal :a. Inspeksi Setelah anamnesis, tindakan yang dilakukan adalah melakukan inpeksi. Bantuan permeriksaan dengan kaca pembesar dapat dilakukan. Pemeriksaan ini mutlak dilakukan dalam ruangan yang terang. Anamnesis terarah biasanya ditanyakan pada penderita bersamaan dilakukan inpeksi untuk melengkapi data diagnosis.3Pada inpeksi diperhatikan lokalisasi, warna, bentuk, ukuran, penyebaran, batas dan efleresensi yang khusus. Bila terdapat kemerahan pada kulit ada tiga kemungkinan: eritema, purpura, dan telangiektasis. Cara membedakannya yakni ditekan dengan jari dan digeser. Pada eritema warna kemerahan akan hilang dan warna tersebut akan kembali setelah jari dilepaskan karena terjadi vasodilatsi kapiler. Sebaliknya pada purpura tidak menghilang sebab terjadi pendarahan dikulit, demikian pula telangekstasis akibat pelebaran kapiler yang menetap. Cara lain ialah yang disebut diakopi yang berarti menekan dengan benda tranparan (diaskop) pada tempat kemerahan tersebut, diakopi disebut positif, jika warna merah menghilang (eritema), disebut negatif bila warna merah tidak menghilang (purpura atau telangiektasis). Pada telangiektasis akan tampak kapiler yang berbentuk seperti tali yang berkelok-kelok dapat berwarna merah atau biru.3Pada kasus tampak benjolan dengan ukuran 3x4 cm yang terletak pada region antebrachii dekstra bagian dorsal.b. Palpasi Setelah inpeksi selesai, dilakukan palpasi. Pada pemeriksaan ini diperhatikan adanya tanda-tanda radang akut atau tidak, misalnya dolor, kalor, fungsiolesa (rubor dan tumor dapat pula dilihat), ada tidaknya indurasi, fluktuasi, dan pemebesaran kelenjar regional maupun generalisata.3Pada kasus teraba massa dengan konsistensi kenyal, tidak melekat pada kulit, memiliki batas yang tidak tegas serta tidak ditemukan adanya nyeri tekan. C. Pemeriksaan penunjang

Pada lipoma yang letaknya subkutan biasanya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang diperlukan jika lipoma terletak ditempat yang tidak seperti biasa atau ingin menyingkirkan liposarcoma.4Pemeriksaan penunjang yang biasanya dilakukan adalah USG, CT Scan, MRI. Pemeriksaan lain yang dianjurkan adalah pemeriksaan patologi anatomi.4D. Diagnosis Kerja Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit yang terdiri dari lemak. Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun). Karena lipoma merupakan lemak, maka dapat muncul dimanapun pada tubuh ini. Jenis yang paling sering adalah yang berada lebih ke permukaan kulit (superficial). Biasanya lipoma berlokasi di kepala, leher, bahu, badan, punggung, atau lengan. Jenis yang lain adalah yang letaknya lebih dalam dari kulit seperti dalam otot, saraf, sendi, ataupun tendon. Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri. Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi ganas. Gambaran lipoma dapat dilihat pada gambar nomer satu.4Gambar 1. Lipoma

( sumber : www.klikdokter.com )E. Diagnosis Differential1. Krista ganglion Kista Ganglion atau biasa disebut Ganglion merupakan kista yang terbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendo. Kista ini berisi cairan kental jernih yang mirip dengan jelly yang kaya protein. Kista merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada tangan. Ganglion biasanya melekat pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan tangan atau melekat pada suatu sendi, namun ada pula yang tidak memiliki hubungan dengan struktur apapun. Kista ini juga dapat ditemukan di kaki.5Ukuran kista bervariasi, dapat bertambah besar atau mengecil seiring berjalannya waktu dan bahkan menghilang. Selain itu kadang dapat mengalami inflamasi jika teriritasi. Konsistensi dapat lunak hingga keras seperti batu akibat tekanan tinggi cairan yang mengisi kista sehingga kadang didiagnosis sebagai tonjolan tulang. Penyebabnya antara lain pemakaian berlebihan, kista ganglion, proliferasi synovial, kehamilan, arthritis rheumatoid, dan hipotiroidisme. Gejala kista ganglion yang khas adalah nyeri, parestesia, mati rasa, atau sensasi seperti tertusuk-tusuk saat pulih dari kesemutan (pins and needles sensation) dalam distrubusi saraf medianus tangan, biasanya di ibu jari, telunjuk dan jari tengah, serta bagan radial jari manis. Parestesia nocturnal bersifat khas. Gambaran kista ganglion dapat dilihat pada gambar nomor dua.5Gambar 2. Kista Ganglion

( sumber : santricipasung.blogspot.com )2. Krista epidermalKista epidermal atau juga disebut dengan kista sebasea adalah kumpulan material seperti keratin, biasanya putih, licin, mudah digerakkan, dancheesydi dalam dinding kista. Jenis kista ini merupakan yang paling umum. Secara klinis, kista epidermal muncul sebagai nodul bulat, keras berwarna daging. Kista epidermal umumnya memiliki lubang kecil yang berhubungan dengan kulit namun tidak selalu tampak jelas.5Kista epidermal dapat terjadi di bagian kulit mana saja, akan tetapi lebih banyak ditemui di bagian wajah, scalp, telinga, dada, dan punggung. Tulang, payudara, genital, dan intracranial jarang ditemukan pada kista epidermal. Mukosa okuler dan oral juga bisa terkena serta di konjungtiva palpebra, bibir, mukosa mulut, lidah, skrotum, dan uvula.5Kista epidermal merupakan tumor jinak yang tidak perlu dihilangkan kecuali mengganggu secara kosmetik atau terinfeksi. Kista epidermal yang terinfeksi berwarna merah, bengkak, dan terasa nyeri. Bila hal ini terjadi, harus diterapi dengan antibiotik dan dieksisi bila sudah tidak mengalami inflamasi. Kunci dari penghilangan kista epidermal adalah menghilangkan seluruh dinding kista. Gambaran kista epidermal dapat dilihat pada gambaran nomor tiga.5

Gambar 3. Kista Epidermal

( sumber : kewanitaan.net )F. Etiologi

Penyebab lipoma masih belum diketahui. Banyak orang menghubungkan penyebab dari lipoma adalah konsumsi lemak yang berlebihan dan obesitas, tetapi tak ada satupun yang terbukti secara ilmiah. Lipoma terkadang bisa diturunkan dalam satu keluarga. Namun ada suatu sindrom yang disebut hereditary multiple lipomatosis, yaitu seseorang yang mempunyai lebih dari 1 lipoma pada tubuhnya.4G. EpidemiologiLipoma adalah tumor jaringan lunak yang paling umum terjadi pada 1% penduduk dengan tingkatprevalensi 1/5000 padaorangdewasa. Penyakit ini dapat ditemukan baik pada wanita maupun pria. Gejala klinis biasanya ditemukan sebagai efusi yang terletak dekat dengan sendi. Hanya 12% kasus yang disertai dengan fraktur.4H. Patofisiologi

Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transparmasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu sel di suatu tempat (unisentrik) atau dari beberapa sentral (multilokuler) pada waktu yang sama. Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ dasarnya maka tumor disebut masih dalam fase lokal. Tetapi kalau sudah terjadi infiltrasi ke organ sekitarnya, maka tumor telah mencapai fase lokal infasif atau lokal infiltratif. Penyebaran lokal ini disebut penyebaran perkontinuitatum, karena masih berhubungan dengan sel induknya.6Sel tumor ini bertambah terus tanpa batas, sehingga tumor makin lama makin besar dan mendesak jaringan sekitarnya sehingga dapat menyumbat saluran tubuh dan menimbulkan obstruksi. Bila tumor ini ganas dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan umumnya fatal bila dibiarkan karena merusak organ yang bersangkutan dan menyebabkan kematian.6I. Manifestasi klinik

Lipoma berbentuk seperti benjolan dengan diameter 2-10 cm, terasa kenyal dan lembut. Serta bergerak bebas di kulit (free mobility of overlying skin) namun overlying skin ini secara khas normal. Sering terdapat pada leher, lengan dan dada. Tetapi bisa muncul di bagian tubuh manapun. Pada umumnya orang-orang tidak menyadari jika mereka mengidap lipoma sampai benjolannya tumbuh besar dan terlihat. 7Lipoma seringkali tidak memberikan gejala (asymptomatic). Gejala yang muncul tergantung dari lokasi, misalnya, pasien dengan lipoma kerongkongan (esophageal lipoma) dapat disertai obstruction, nyeri saat menelan (dysphagia), regurgitation, muntah (vomiting), dan reflux. Esophageal lipomas dapat berhubungan dengan aspiration dan infeksi saluran pernapasan yang berturutan (consecutive respiratory infections). Lipoma di saluran napas utama (major airways) dapat menyebabkan gagal napas (respiratory distress) yang berhubungan dengan gangguan bronkus (bronchial obstruction). Pasien datang dengan lesi parenkim (parenchymal lesions) atau endobronchial. Lipoma juga sering terjadi pada payudara, namun tak sesering yang diharapkan mengingat luasnya jaringan lemak. Lipoma di usus (intestines), misalnya: duodenum, jejunum, colon dapat menyebabkan nyeri perut (abdominal pain) dari obstruksi atau intussusception, atau dapat menjadi jelas melalui perdarahan(hemorrhage). Lipoma jantung (cardiac lipomas) terutama berlokasi di subendocardial, jarang intramural, dan normalnya tidak berkapsul (unencapsulated). Terlihat sebagai suatu massa kuning di kamar/bilik jantung (cardiac chamber). Lipoma juga dapat muncul di jaringan subkutan vulva. Biasanya pedunculated dan dependent.4,7Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri. Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi ganas. Lipoma kebanyakan berukuran kecil, namun dapat tumbuh hingga mencapai lebih dari diameter 6 cm. Memiliki batas dengan jaringan yang tidak nyata. Kapsul yang membungkus merupakan pseudokapsul yang berasal dari jaringan normal yang terdesak oleh pertumbuhan jaringan tumor. Oleh karena berasal dari jaringan lemak yang tidak rata maka akan muncul gambaran pseudolobulated pada palpasi. Oleh karena sifat sel lemak yang lunak seperti cairan maka sering dikatakan sebagai pseudokistik.4,7J. Jenis-jenis lipoma

Melalui mikroskop, lipoma terdiri atas sel-sel adiposit yang sudah dewasa berbentuk lobus-lobus, dan diliputi oleh kapsul fibrous. Yang adakalanya, suatu lipoma tidak berkapsul menyusup ke dalam otot.

Empat jenis lain lipoma mungkin dicatat di atas suatu spesimen biopsi:

1. Angiolipoma

Angiolipoma pada umumnya muncul tidak lama sesudah pubertas.2. Pleomorphiclipoma

Pleomorphiclipoma adalah varian lain di mana bizarre, sel raksasa multinucleated adalah admixed dengan adipocytes. Sebagian besar terjadi pada laki-laki usia 50 70 tahun.

3. Adipocytes

Sepertiga varian, sel gelendong lipoma, mempunyai gelendong langsing sel yang admixed di dalam suatu bagian yang dilokalisir muncul adipocytes.4. Adenolipoma

Adenolipoma ditandai oleh kehadiran kelenjar di dalam tumor yang gemuk, jenis ini sering ditempatkan terletak di proximial dari empedu.5K. Penatalaksanaan Pada dasarnya lipoma tidak perlu dilakukan tindakan apapun, kecuali berkembang menjadi nyeri dan mengganggu pergerakan. Biasanya seseorang menjalani operasi bedah untuk alasan kosmetik. Operasi yang dijalani merupakan operasi kecil, yaitu dengan cara menyayat kulit diatasnya dan mengeluarkan lipoma yang ada. Namun hasil luka operasi yang ada akan sesuai dengan panjangnya sayatan. Untuk mendapatkan hasil operasi yang lebih minimal dapat dilakukan liposuction. Sekarang ini dikembangkan tehnik dengan menggunakan gelombang ultrasound untuk menghansurkan lemak yang ada. Yang perlu diingat adalah jika lipoma yang ada tidak terangkat seluruhnya, maka masih ada kemungkinan untuk berkembang lagi di kemudian hari. Jika lipoma tersebut sudah mengganggu, menyakitkan atau bertambah besar, penatalaksanaan dapat berupa : 1. Steroid Injection

Perawatan ini mengecilkan lipoma tetapi tidak dengan sepenuhnya menghilangkan tumor itu. Tetapi ini mungkin tidak berguna untuk lipoma yang sudah berukuran besar.2. Liposuction

Perawatan ini menggunakan suatu jarum dan suatu semprotan besar untuk memindahkan lipoma yang besar. Tindakan ini dilakukan dalam keadaan pasien terbius local. Liposuction biasa dilakukan untuk menghindari suatu jaringan parut yang besar. Namun masih tetap sukar untuk memindahkan keseluruhan lipoma dengan menggunakan tehnik ini.3. Surgical Removal

Perawatan ini dilakukan dengan operasi lebih besar yaitu lipoma dipindahkan dengan memotong lipoma tersebut. Pasien yang menjalani tehnik ini dilkukan pembiusan secara local maupun general anesthesia. Dan biasanya lipoma hilang setelah pembedahan.5Indikasi pembedahan pada lipoma antara lain :

1. Alasan kosmetik

2. Untuk mengevaluasi histology (adakah keganasan pada jaringan) sehingga dapat menyingkirkan kemungkinan liposarcoma.

3. Jika menimbulkan gejala yang mengganggu

4. Jika berkembang menjadi lebh dari 5 cm.5L. Komplikasi

1. Bisa menjadi kista epidermoid

2. Tumor subcutaneus

3. Nodular fascitis

4. Liposarcoma

5. Metastatic disease

6. Erythema nodosum,vasculitis nodules

7. Sarcoidis,infeksi dan hematoma.5M. Prognosis Prognosis pada lipoma baik, jika letak lipoma semakin superficial maka prognosis juga akan semakin baik. Selain itu lipoma juga jarang mengancam jiwa dan umumnya limpoma subkutan bukan kondisi yang serius.6Kesimpulan Dari pembahasan diatas, dapat dibuktikan bahwa hipotesis kami yang tentang laki-laki berusia 35 tahun dengan keluhan terdapat benjolan pada lengan kanannya menderita lipoma, hal ini dikarenakan gejala klinis yang terdapat pada kasus sesuai dengan manifestasi klinik dari limpoma, yaitu bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri. Kesimpulannya lipoma merupakan tumor jinak yang tidak membahayakan jiwa dan dapat ditangani dengan operasi jika dirasa mengganggu fungsi kerja atau karena adanya faktor kosmetik.

Daftar Pustaka :

1. Jonathan G. At a glance : anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta : Erlangga; 2007. hlm. 196-8.2. Uliyah M, Hidayat AAA. Buku saku kebutuhan dasar manusia : nilai normal tanda vital. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2005.h.2793. Manning, Delp. Major diagnosis fisik : kulit. Edisi ke-9. Jakarta: EGC; 2006.72-7.4. Darmstadt GL, Lane A. Nelson ilmu kesehatan anak : tumur tumor kulit. Edisi ke-15. Jakarta : EKG;2000.h.2324-6

5. Sabiston DC. Buku ajar bedah : tumor jinak yang lazim. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2004.h.365-7

6. Robbin, Cotran. Buku saku dasar patologis penyakit. Edisi ke-7. Jakarta: EGC; 2006.h.693-4.

7. Borley NR, Grace PA. At a glance ilmu bedah. Edisi ke-3. Jakarta : Erlangga; 2006.h.7-8.

1