LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13...

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Magang adalah kegiatan mandiri mahasiswa yang dilakukan diluar lingkungan kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang berhubungan dengan bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, terutama dalam bidang Epidemiologi, melalui metode observasi dan partisipasi (FKM,2014). Kegiatan magang dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan fungsional pada Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang. Melalui pelaksanaan kegiatan magang yang berbobot 3 SKS sebagai salah satu mata kuliah wajib dalam kurikulum Sarjana Kesehatan Masyarakat diharapkan para lulusan Fakultas Keshatan Masyarakat memiliki bekal pengalaman yang bersifat akademik dan profesional sehingga lebih kompetitif atau mampu bersaing dalam pasar kerja yang ada (FKM,2014). Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Azwar, 2010). Seiring dengan perkembagan zaman, perhatian terhadap perkembangan penyakit tidak menular semakin meningkat seiring dengan meningkatnya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri 1

description

Internship report

Transcript of LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13...

Page 1: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Magang adalah kegiatan mandiri mahasiswa yang dilakukan diluar lingkungan

kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang berhubungan dengan

bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, terutama dalam bidang Epidemiologi, melalui

metode observasi dan partisipasi (FKM,2014).

Kegiatan magang dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan

fungsional pada Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang. Melalui

pelaksanaan kegiatan magang yang berbobot 3 SKS sebagai salah satu mata

kuliah wajib dalam kurikulum Sarjana Kesehatan Masyarakat diharapkan para

lulusan Fakultas Keshatan Masyarakat memiliki bekal pengalaman yang bersifat

akademik dan profesional sehingga lebih kompetitif atau mampu bersaing dalam

pasar kerja yang ada (FKM,2014).

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual dan sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

(Azwar, 2010). Seiring dengan perkembagan zaman, perhatian terhadap

perkembangan penyakit tidak menular semakin meningkat seiring dengan

meningkatnya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Perubahan pola struktur

masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil pada perubahan

pola fertilitas, gaya hidup dan sosial ekonomi, yang akhirnya memicu peningkatan

penyakit tidak menular (Bustan,2007).

Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang patut di waspadai.

Di Indonesia, selain karena prevalensinya yang tinggi, hipertensi merupakan

masalah yang serius karena penyakit yang diakibatkan sangat fatal, seperti

penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan lain-lain (Sugiharto dkk,2006).

Hipertensi merupakan penyakit degeneratif dengan prevalensi 8-18% di Asia dan

Indonesia sebesar 15-20% pada tahun 2009 (Ariani,2013). Hipertensi merupakan

silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan

hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Diperkirakan terdapat 15 juta

penderita dan hanya 4% dengan hipertensi terkontrol, 50% penderita hipertensi

1

Page 2: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

tidak menyadari diri bahwa menderita hipertensi. Sebanyak 90% adalah penderita

hipertensi esensial yang tidak diketahui seluk-beluk penyebabnya (Bustan,2007).

1.2 Tujuan Magang

1. Tujuan Umum

Diharapkan selesai mengikuti kegiatan magang, peserta mgang telah mampu dan

terampil dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan praktik yang diperoleh

pselama menempuh pendidikan di FKM-Unsrat, serta memperoleh gambaran

mengenai tugas, fungsi dan tanggung jawab Sarjana Kesehatan Masyarakat di

instansi/unit kerja pemerintah maupun swasta.

2. Tujuan Khusus

a. Bagi Peserta Magang

1. Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan tentang organisasi, sistem

manajemen, prosedur kerja dan ruang lingkup pelayanan di tempat

magang khususnya di Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa Prof.

dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara.

2. Mampu mengidentifikasi masalah, merumuskan dan memberikan

alternatif pemecahan masalah (problem solving) di tempat magang.

3. Mampu melakukan tindakan-tindakan standar yang umum dilaksanakan

dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, ditekankan pada bidang

minat yang digeluti.

4. Mampu bekerja sama dengan orang lain dalam satu tim sehingga

diperoleh manfaat bersama baik bagi peserta magang maupun instansi

tempat magang.

b. Bagi Fakultas dan Tempat Magang

1. Fakultas mendapat masukan yang berguna untuk penyempurnaan

kurikulum dalam upaya mendekatkan diri dengan kebutuhan pasar

kerja.

2. Memberikan masukan yang bermanfaat bagi tempat magang.

2

Page 3: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

3. Membina dan meningkatkan kerja sama antara FKM dengan

instansi/unit kerja pemerintah maupun swasta tempat mahasiswa

melaksanakan magang.

4. Membuka peluang kerja bagi para lulusan untuk berkarir di instansi/unit

kerja pemerintah maupun swasta.

1.3 Manfaat Magang

a. Bagi Mahasiswa

1. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang berhubungan dengan

Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, terutama di bidang Epidemiologi.

2. Terpapar dengan kondisi dan pengalaman kerja di lapangan.

3. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang

tepat terhadap permasalahan yang ditemukan di tempat magang.

4. Memperkaya kajian dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat

terutama sesuai bidang minat yang digeluti.

5. Penemuan baru mengenai analisis permasalahan dan kiat-kiat

pemecahan masalah kesehatan.

6. Memperoleh gambaran peluang kerja bagi Sarjana Kesehatan

Masyarakat.

7. Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi/karya ilmiah.

b. Bagi Tempat Magang

1. Tempat magang dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu

penyelesaian tugas-tugas yang ada sesuai kebutuhan di unit kerja

masing-masing.

2. Tempat magang mendapatkan alternatif calon pegawai/karyawan yang

telah dikenal kualitas dan kredibilitasnya.

3. Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan

tinggi dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, terampil dan

memiliki pengalaman kerja.

c. Bagi Fakultas

1. Laporan magang dapat menjadi salah satu bahan audit internal kualitas

pengajaran.

3

Page 4: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

2. Memperkenalkan program kepada stakeholders terkait.

3. Mendapatkan masukan bagi pengembangan program.

4. Terbinanya jaringan kerja sama dengan tempat magang dalam upaya

meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik

dengan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam

pembangunan kesehatan masyarakat (FKM,2014).

4

Page 5: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Analisis Situasi Umum

2.1.1 Sejarah

Rumah Sakit Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara bermula dari

sebuah rumah sakit yang didirikan sekitar tahun 1934 dengan nama

“Doorgangshuis Voor Krankzinnigen” dengan kapasitas keseluruhan 46 tempat

tidur (TT), yang oleh masyarakat lebih dikenal dengan “Rumah Putih” atau “Witte

Huis” yang tenaganya terdiri dari tentara Belanda dibantu oleh para petugas dari

Rumah Sakit Umum Manado. Tempat perawatan ini merupakan tempat

penampungan sementara para penderita gangguan jiwa, karena sewaktu-waktu

para pasien diangkut/dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa Lawang (Annonymous.

2011)

Pada tahun 1951, atas perjuangan Prof. dr. V.L. Ratumbuysang sebagai

Psikiater pertama putra daerah ini, Rumah Sakit memperoleh status menjadi

Rumah Sakit Jiwa Manado (RSJ Manado) dan Prof. dr. V.L. Ratumbuysang

diangkat menjadi Direktur pertama (Annonymous. 2011).

Dalam perkembangannya RSJ Manado menjadi Rumah Sakit Jiwa Pusat

(RSJP) Manado Kelas A, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal

Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, dengan kapasitas 250 tempat tidur

(TT). Tahun 2000 RSJP Manado diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi

Utara sebagai tindak lanjut pemberlakuan otonomi daerah. Dalam Perda Provinsi

Sulawesi Utara No.15 tahun 2002 yang mengatur legalitas lembaga ini sebagai

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Sulawesi Utara maka ditetapkan

nomenklatur Rumah Sakit Umum Prof. dr. V.L. Ratumbuysang. Nama

Ratumbuysang dipakai untuk menghormati Prof. dr. V.L. Ratumbuysang sebagai

tokoh yang berjasa dalam merintis keberadaan lembaga ini (Annonymous. 2012).

Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah melalui Surat Keputusan

Gubernur No. 74 tahun 2003, rumah sakit telah berupaya mengembangkan

pelayanan menjadi dua bagian besar yakni pelayanan kesehatan jiwa dan napza

dan pelayanan kesehatan umum sebagai jawaban atas tuntutan masyarakat.

5

Page 6: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

Sebagai rumah sakit rujukan bidang kesehatan jiwa di Provinsi Sulawesi Utara,

Rumah Sakit Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara memiliki

wilayah cakupan meliputi daerah lintas Provinsi Sulawesi Utara antara lain

Provinsi Gorontalo, Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Papua Bagian Utara

(Annonymous, 2012).

Dalam pemberlakuan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 dan

Peraturan Daerah No. 4 tahun 2008, telah ditetapkan pembentukan Rumah Sakit

Khusus Daerah Kelas A dengan tingkat Eselon II B sebagai Satuan Kerja

Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Utara dengan direktur yang bertanggung

jawab terhadap Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi. Pada tahun 2012

melalui Peraturan Daerah No. 6 tahun 2011 nomenklatur kembali berubah dengan

nama Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara

(Annonymous, 2012).

2.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit

Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara memiliki

Visi dan Misi sebagai berikut:

a. Visi :

“Terwujudnya Rumah Sakit yang Bermutu dan Mandiri”

b. Misi :

1) Menjadikan Rumah Sakit unggulan dan terakreditasi dalam pelayanan

kesehatan, khususnya kesehatan jiwa.

2) Memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas.

3) Menciptakan lingkungan rumah sakit yang aman, nyaman dan sehat.

Dengan komitmen Visi dan Misi Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L.

Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara tersebut dituntut untuk semakin peka

terhadap segala bentuk keluhan masyarakat, khususnya di wilayah cakupannya

sehingga secara terus menerus dapat meningkatkan mutu pelayanan dan pada

akhirnya pelayanan yang diberikan akan berorientasi pada kepuasan pelanggan

(Costumer Satisfaction).

6

Page 7: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

Pelayanan kesehatan rumah sakit berkembang dari wahana pengobatan

menjadi pemeliharaan kesehatan sebagai tuntutan agar semakin proaktif dalam

menunjang upaya kesehatan.Pelayanan yang dilakukan tidak hanya di lingkungan

rumah sakit tetapi juga memberikan bimbingan dan rujukan kepada pelayanan

kesehatan dasar. Dengan demikian Rumah Sakit berfungsi sebagai pusat sumber

daya yang bertanggung jawab terhadap pembinaan jaringan rujukan di wilayah

kerjanya (Center of Excellence).

Seiring dengan kemajuan teknologi sebagai informasi yang diterima

dengan cepat oleh masyarakat, bidang kesehatan pun menjadi perhatian tersendiri.

Informasi tentang pelayanan kesehatan merupakan salah satu kemajuan bidang

kesehatan yang diharapkan masyarakat. Pelayanan rumah sakit yang lebih maju

menjadi tolak ukur masyarakat untuk pelayanan kesehatan di rumah sakit lainnya

atau di setiap institusi pelayanan yang ada. Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L.

Ratumbuysang dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat berusaha

untuk dapat memberikan pelayanan yang diharapkan berdasarkan kemampuan

yang ada sesuai visi dan misi (Annonymous, 2012).

2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai ketentuan Peraturan Daerah No. 4 tahun 2008 Rumah Sakit Jiwa Prof. dr.

V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara dengan tingkat eselon II B sebagai

Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan Direktur yang bertanggung jawab kepada

Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi memiliki tugas pokok dalam

melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya saing dan berhasil guna promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif di bidang kesehatan jiwa, napza dan umum serta

upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan tugas

pokok seperti tersebut diatas, Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang

Provinsi Sulawesi Utara memiliki fungsi sebagai berikut :

1) Perumusan kebijakan teknis,

2) Penyusunan perencanaan, pengkoordinasian, dan pembinaan pelaksanaan

tugas,

3) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara,

7

Page 8: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

4) Penyelenggaraan pelayanan medik jiwa, napza dan umum,

5) Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik,

6) Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan,

7) Penyelenggaraan pelayanan rujukan,

8) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan,

9) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan,

10) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan,

11) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur (Annonymous.

2012).

2.1.4 Struktur Organisasi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L.

Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara memiliki struktur organisasi sebagai

berikut :

1. Direktur : dr. Jemmy J.R. Lampus

2. Wakil Direktur Umum dan keuangan : Herry Pohajow, S.Sos, M.Si

3. Wakil direktur pelayanan medis dan perawatan : dr. Enricho H. Rawung,

MARS

4. Kepala bagian tata usaha: Deane G. Suwuh, S.Sos

Kepala sub bagian hukum dan kepegawaian : Marhana Piay, S.Sos

Kepala sub bagian umum dan perlengkapan : Ruddy H. Karundeng

5. Kepala bagian perencanaan dan program: Dra. Helena Kano

Kepala sub bagian perencanaan dan penyusunan anggaran :

Jantje Rantung, S.Sos

Kepala sub bagian pengolahan data dan pelaporan : E. Ratnawati, S.Psi, M.Si

6. Kepala bagian keuangan : Jurike G.P. Moningka, S.Sos, M.Si

Kepala sub bagian perbendaharaan : Veronika Piri, SE

Kepala sub bagian akuntansi dan verifikasi : Johan Walangitan, SE

7. Kepala bidang pelayanan medis : dr. Jefry Dengah

Kepala seksi pelayanan rekam medis : Arman Bukasa, AMdKep

Kepala seksi pelayanan medis : dr. Earlyna Ombuh

8. Kepala bidang keperawatan : Ns. Nofie Rumampuk, S.Kep

8

Page 9: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

Kepala seksi asuhan dan mutu perawatan : Ns.Telly Pola, S.Kep

Kepala seksi tenaga dan sarana keperawatan : Melania Lumeno, S.Kep

9. Kepala bidang penunjang medis : Didik Djunaedi, SE

Kepala seksi penunjang medis : Linda Paudi, S.Psi

Kepala seksi pengembangan rumah sakit : Ineke Ratulolos, M.Kes

10. Komite medik dan komite perawatan

11. Satuan pengawas intern

12. Instalasi penunjang medik dan non medik

2.1.5 Sumber Daya Kesehatan

2.1.5.1 Sarana Prasarana

Gedung yang tersedia di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi

Sulawesi Utara menempati lahan seluas ± 4,34 Ha (43.420 m2) dengan perincian

masing-masing gedung sebagai berikut:

Tabel 1. Luas Gedung Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang

No Nama Gedung Luas

Kondisi

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat

1 Instalasi Rawat Inap Psikiatri 2011 √

2 Instalasi R. Inap Med Umum 300 √

3 Instalasi Obsgin 334,5 √

4 Instalasi Rawat Darurat 529 √

5 Instalasi Gawat Darurat Umum 246 √

6 Instalasi Gawat Darurat Psikiatri 470 √

7 Instalasi Rawat Rawat Jalan 381 √

8 Ruang Poli Kesehatan Gigi &

Mulut

112 √

9 Instalasi Rawat Inap Anak 275 √

10 Instalasi Farmasi 300 √

11 Instalasi Laboratorium 80 √

12 Instalasi Radiologi 72 √

9

Page 10: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

13 Instalasi Gizi & Dapur 228 √

14 Rehabilitasi Psikiatri & IPSRS 200 √

15 Gedung Klinik Aesculap (Napza) 240 √

16 Laundry & Linen 60 √

17 Kamar Jenazah (Pemulasaraan) 12 √

18 Gudang Perlengkapan 60 √

19 Ruang Kantor & Aula 260 √

20 Rumah Kompleks 1940 √

21 Pos Jaga 24 √

Jumlah 8134,5

Sumber : LPPD 2012

Untuk kendaraan bermotor Rumah Sakit yang layak pakai relatif sedikit yaitu 6

(enam) unit mobil, 4 (empat) unit mobil diantaranya dalam kondisi baik

sedangkan 2 (dua) unit mobil lainnya mengalami rusak ringan, namun masih

dapat digunakan (Annonymous. 2012).

2.1.5.2 Ketenagaan

Terselenggaranya seluruh kegiatan didukung oleh ketersediaan tenaga sebagai

berikut :

Tabel 2. Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V. L. Ratumbuysang

Pendidikan Jumlah

Spesialis Penyakit Jiwa 2 orang

Spesialis Anak 5 orang

Spesialis OBS-GIN (Kebidanan dan kandungan) 3 orang

Spesialis Mata 2 orang

Spesialis Saraf 2 orang

Spesialis Radiologi 1 orang

Spesialis Penyakit Dalam 2 orang

Spesialis Kulit Kelamin 1 orang

Dokter Umum 29 orang

Dokter Gigi 3 orang

Sarjana Keperawatan 9 orang

Nurse 10 orang

10

Page 11: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

D3 Keperawatan 54 orang

D1 SPK Spesialis Jiwa 3 orang

SPRB 1 orang

SPK 54 orang

Pembantu Paramedis 1 orang

Penjenang Kesehatan 1 orang

D3 Kebidanan 9 orang

D1 Bidan 1 orang

Bidan 12 orang

SPR Gigi 7 orang

Apoteker 5 orang

SMF 13 orang

D3 Fisioterapi 3 orang

D3 Kesehatan Lingkungan 5 orang

D3 Gizi 7 orang

D3 Analisis Kesehatan 1 orang

D3 Teknik Elektromedik 1 orang

SPAG 1 orang

Pekarya Kesehatan 2 orang

Magister Kesehatan 3 orang

Magister Sains 3 orang

Magister Pendidikan 1 orang

Sarjana Psikologi 3 orang

Sarjana Kesehatan Masyarakat 4 orang

Sarjana Sains 1 orang

Sarjana Hukum 2 orang

Sarjana Ekonomi 5 orang

Sarjana Ilmu Komunikasi 1 orang

Sarjana Sosial 6 orang

Sarjana Pendidikan 2 orang

D3 Teknik Elektro 2 orang

D3 Perbankan 1 orang

11

Page 12: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

D3 Komputer 1 orang

SMA 24 orang

STM Listrik 2 orang

SKKA/Tata Boga 1 orang

KPAA 2 orang

SMP 2 orang

Jumlah 317 Orang

Sumber : Profil Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V. L. Ratumbuysang Manado 2011

2.1.6 Pokok Kegiatan

Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit sebagaimana

tersebut diatas, maka dijabarkan pokok-pokok kegiatan Rumah Sakit sebagai

berikut :

1. Kegiatan Intramural (di dalam tembok Rumah Sakit) :

a. Pelayanan kedaruratan

b. Pelayanan rawat jalan

c. Pelayanan rawat inap

d. Pelayanan rehabilitasi pasien mental / psikososial

e. Pelayanan penunjang lainnya.

2. Kegiatan Ekstramural (di luar tembok Rumah Sakit) :

a. Pelayanan kesehatan jiwa konsultatif di RSU dan Puskesmas

b. Penyuluhan kesehatan jiwa

c. Kunjungan rumah

d. Penjaringan dan penanggulangan gelandangan psikotik

e. Pendidikan pelatihan dan penelitian kesehatan jiwa

f. Kerjasama lintas sektor

2.1.7 Fasilitas Pelayanan

Fasilitas pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit Jiwa Prof.dr. V.L.

Ratumbuysang antara lain:

1. Pelayanan rawat jalan

a. Psikiatri dan Ketergantungan Napza

12

Page 13: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

b. Gigi dan Mulut

c. Umum dan Spesialistik (Penyakit Dalam, Kebidanan & Kandungan,

Anak, Saraf, THT, Bedah, Kulit& Kelamin dan Mata).

d. Poliklinik Psikologi

e. Poliklinik fisioterapi/Rehabilitasi Medik

f. Gawat Darurat Psikiatri

g. Gawat Darurat Umum

2. Pelayanan rawat inap

a. Kesehatan jiwa dewasa dan usia lanjut

b. Kesehatan jiwa anak dan remaja

c. Kesehatan jiwa gangguan mental organik

d. Kebidanan dan Kandungan

e. Perawatan Penyakit dalam

f. Perawatan Bedah

3. Pelayanan Penunjang

a. Penunjang Diagnostik (Radiologi dan Laboratorium)

b. Apotik / Farmasi

c. Instalasi Gizi

d. Laundry

e. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)

f. Pemulasaran jenazah

g. Pendidikan dan latihan di bidang kesehatan (khususnya bidang kesehatan

jiwa)

h. Pelatihan Teknis Kesehatan Jiwa untuk tenaga kesehatan umum

i. Pelatihan Untuk Pendidikan Tenaga Kesehatan (Annonymous. 2011).

2.2 Analisis Situasi Khusus

2.2.1 Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan Rekam Medik

a. Visi :

“Terciptanya penyelenggaraan sistem rekam medis yang berkualitas, up to

date, dan terpercaya.”

b. Misi :

13

Page 14: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

1. Memberikan kepuasan pelayanan bagi pengguna jasa Rumah Sakit

2. Menjaga kualitas data rekam medis

3. Membantu manajemen Rumah Sakit dalam pengambilan

keputusan.

c. Falsafah : Mengutamakan pelayanan bagi pengguna jasa Rekam Medis.

d. Tujuan : Menjadikan Rekam Medis sebagai pusat data dan informasi

(Annonymous, 2011)

2.2.2 Penyelenggaraan Rekam Medis

Untuk memberi mutu layanan yang baik dan benar, rumah sakit perlu

ditunjang oleh Rekam Medis yang baik dan benar, agar indikator pelayanan medis

yang diberikan oleh rumah sakit menjadi baik dan benar. Organisasi

penyelenggaraan Rekam Medis memiliki lingkup kerjasama antara satuan kerja

yang sangat luas, dimulai dengan pimpinan rumah sakit, komite medik, dokter dan

perawat sampai dengan tenaga kesehatan lainnya. Selain lingkup satuan kerja,

ruang lingkup kegiatan Rekam Medis juga luas yaitu mulai saat pertama

menerima pasien di Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan, Gawat Darurat,

maupun Rawat Inap, diteruskan dengan kegiatan pencatatan data rekam medis

pasien selama mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L.

Ratumbuysang, setelah itu dilanjutkan dengan perakitan rekam medis, pemberian

kode diagnosa dan pengelolaannya (Annonymous, 2011).

2.2.3 Jumlah Pegawai Instalasi Rekam Medik

Tabel 3. Distribusi Jumlah Pegawai Instalasi Rekam Medik Berdasarkan Jenis

Kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 9 52.94

Perempuan 8 47.06

Jumlah 17 100

14

Page 15: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

Berdasarkan tabel 3, jumlah pegawai di Instalasi Rekam Medik terdiri atas 9

orang laki-laki dan 8 orang perempuan dengan tugas dan tanggung jawab yang

berbeda.

2.2.4 Struktur Organisasi

Tugas dan fungsi penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr.

V.L. Ratumbuysang dilakukan oleh satuan kerja dalam bentuk instalasi yang

terdiri atas 3 orang penanggungjawab dan staf. Berikut struktur organisasi

Instalasi Rekam Medik di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang :

Gambar 1. Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Jiwa

Prof. dr. V. L. Ratumbuysang Manado

15

DIREKTURdr. Jemmy J. R. Lampus

WAKIL DIREKTUR dr. Enrico H. Rawung, MARS

KA. INSTALASI REKAM MEDISYousi F. Tendean, A.Md.PK, S.Psi

P.J. PENDAFTARAN PASIEN, PENYIMPAN

AN RM & PRODUKSI

Christin Moningka

TPP RJ, RI & GD

Christin Moningka

Andre LopePENYIMPAN

AN RM & DISTRIBUSI

RMTreisye

RumenganAnton

MamahitDona

Kaunang, Amd.AK

PRODUKSIDebby

ManoppoJeifi Mintje

P.J. PENGOLAHA

N DATA & BERKAS REKAM MEDIS

Sri Setyawati, SE

ASSEMBLING &

ANALISAJeifi Mintje

Debby Manopo

KODING & INDEKSINGY. Tendean, A.Md.PK,

S.PsiJusuf Esing,

SKM

SENSUS HARIAN R. I.Sri Setyawati,

SE

P.J. PENGUMPUL

AN DATA, PELAPORAN, PENYAJIAN

DATA & SKMJusuf Esing,

SKM

RL 1 & RL 2Christian

Temponbuka

RL 3, RL 4, RL 5, RL 6Michael

KomimbinDona

Kaunang, Amd.AK

STATISTIKSri Setyawati,

SE

SURAT KETERANGA

N MEDISMichael

Komimbin

Page 16: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

2.2.5 Distribusi Penyakit Menonjol di Poliklinik Interna Rumah Sakit Jiwa Prof.

dr. V.L. Ratumbuysang selama bulan Juli – Desember 2013

Berdasarkan data registrasi yang dilakukan di Poliklinik Interna, diperoleh

distribusi penyakit menonjol selama bulan Juli – Desember 2013, yaitu sebagai

berikut :

Tabel 4. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan Juli 2013

No. Penyakit Jumlah1 Hipertensi 2432 Diabetes Melitus 803 ISPA 584 Dyspepsia 425 Hiperurisemia 396 Dislipidemia 287 Tuberculosis Paru 248 Myalgia 239 Hiperkolesterolemia 2210 Asthma Bronchiale 20

Tabel 5. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan Agustus 2013

No. Penyakit Jumlah

1 Hipertensi 216

2 Diabetes Melitus 78

3 Dyspepsia 43

4 ISPA 35

5 Tuberculosis Paru 20

6 Asthma Bronchiale 15

7 Hiperurisemia 11

8 Myalgia 10

9 Hiperkolesterolemia 7

10 Dislipidemia 6

16

Page 17: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

Tabel 6. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan September 2013

No. Penyakit Jumlah1 Hipertensi 1732 Diabetes Melitus 803 ISPA 534 Dyspepsia 295 Dislipidemia 276 Tuberculosis Paru 267 Hiperurisemia 158 Asthma Bronchiale 149 Myalgia 1210 CKD 10

Tabel 7. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan Oktober 2013

No. Penyakit Jumlah1 Hipertensi 1672 Diabetes Melitus 893 Dyspepsia 264 ISPA 195 Hiperurisemia 186 Dislipidemia 167 Tuberculosis Paru 158 Asthma Bronchiale 139 Myalgia 1110 CKD 8

Tabel 8. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan November 2013

No. Penyakit Jumlah1 Hipertensi 952 Diabetes Melitus 583 Dislipidemia 284 Tuberculosis Paru 175 ISK/UTI 136 Hiperurisemia 127 ISPA 128 Asthma Bronchiale 119 Dyspepsia 810 Gastritis 7

17

Page 18: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

Tabel 9. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan Desember 2013

No. Penyakit Jumlah1 Hipertensi 1482 Diabetes Melitus 493 Dislipidemia 234 ISPA 145 Tuberculosis Paru 126 Dyspepsia 127 Asthma Bronchiale 118 Hiperurisemia 119 ISK/UTI 910 CKD 7

Sumber: Data Registrasi Poliklinik Interna RSJ Prof. dr. V.L. Ratumbuysang

2013

18

Page 19: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

BAB III

HASIL KEGIATAN

3.1 Uraian Kegiatan

Pelaksanaan magang yang dilaksanakan selama empat minggu, yaitu mulai dari

tanggal 13 Januari 2014 - 13 Februari 2014 di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L.

Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara, penulis ditempatkan di Instalasi Rekam

Medis. Kegiatan magang ini dilaksanakan 6 hari per minggu yaitu dari hari Senin-

Kamis pada pukul 08.00-14.00 dan pada hari Jumat-Sabtu pada pukul 08.00-

12.00.Adapun kegiatan yang dilakukan Penulis selama magang sebagai berikut:

1. Melapor ke bagian Diklit Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang

2. Menerima pengarahan yang disampaikan oleh bagian Diklit Rumah Sakit

Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang

3. Observasi dan diskusi di tempat magang

4. Membersihkan ruangan rekam medik

5. Membantu registrasi pasien di Instalasi Rekam Medik sebagai bentuk

partisipasi terhadap tempat magang, kegiatan ini dilakukan setiap hari.

6. Membantu mencatat berkas rekam medik yang di kembalikan oleh

poliklinik jiwa, poliklinik gigi, poliklinik obs-gyn dan UGD

7. Membantu pengambilan berkas rekam medik dan mengantarkannya ke

poliklinik, kegiatan ini dilakukan hampir setiap hari sebagai bentuk

partisipasi terhadap tempat magang

8. Membantu mengetik rekapitulasi kebutuhan rekam medik dan

9. Melakukan konsultasi dengan DPL selama pelaksanaan kegiatan magang,

diantaranya mengenai kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan

magang, masalah yang ditemukan di instalasi rekam medik, dan

lingkungan rumah sakit

10. Melakukan tanya jawab dengan pasien umum tentang jaminan kesehatan

yang digunakan, pelayanan yang didapatkan

11. Bakti Sosial bersama staf Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang

membersihkan kota Manado pasca bencana banjir bandang.

19

Page 20: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

3.2 Identifikasi dan Prioritas Masalah

Hasil kegiatan magang yang dilakukan dari tanggal 13 Januari – 13 Februari 2014

di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Manado adalah ditemukannya

kasus penyakit tertinggi sesuai data 10 penyakit menonjol selama bulan Juli-

Desember 2013 di Poliklinik Interna.

Tabel 10. Distribusi kasus penyakit menonjol selama bulan Juli-Desember 2013 di

Poliklinik Interna.

No. Penyakit Jumlah1 Hipertensi 10422 Diabetes Melitus 4343 ISPA 1914 Dispepsia 1605 Dislipidemia 1286 Tuberculosis Paru 1147 Hiperurisemia 1068 Asthma Bronchiale 849 Myalgia 5610 Hiperkolesterolemia 29

Sumber: Data Registrasi Poliklinik Interna RSJ Prof. dr. V.L. Ratumbuysang

2013

Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Prof.

dr. V.L Ratumbuysang Manado, dengan melalui wawancara, observasi dan

penelusuran dokumen kepada perawat di Poliklinik Interna maka penulis

mengambil judul tentang Frekuensi Kasus Hipertensi di Poliklinik Interna Juli-

Desember 2013.

20

Page 21: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

Juli Agustus September Oktober November Desember

243216

173 167

95

148

Distribusi Kasus Hipertensi Juli-De-sember 2013

Hipertensi

Sumber: Data Registrasi Poliklinik Interna RSJ Prof. dr. V.L. Ratumbuysang

2013

Gambar 2. Distribusi Kasus Hipertensi Juli-Desember 2013

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat jumlah kasus hipertensi yang

tinggi dengan jumlah penderita selama bulan Juli-Desember 2013 sejumlah 1.042,

dimana pada bulan Juli terdapat 243 penderita, bulan Agustus terdapat 216

penderita, bulan September 173 penderita, Oktober 167 penderita, dan menurun

menjadi 95 penderita di bulan November dan meningkat kembali di bulan

Desember menjadi 148 penderita.

21

Page 22: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

HIPERTENSI

Meningkatnya angka kematianMeningkatnya biaya kesehatan

Meningkatnya angka kesakitan Menurunya produktifitas kerja

Kebiasaan merokok& minum alkoholKurang aktifitas fisik

Obesitas

Tingginya konsumsi garam& makanan tinggi lemak, serta kurang konsumsi makanan berserat Stress

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hipertensi

Kurangnya sosialisasi

Kurangnya penyuluhanGaya hidup masyarakat

Budayamasyarakat

Tidak ada pekerjaan tetap

Masalah ekonomi

Genetik

3.3 Alternatif Pemecahan Masalah

Analisis pohon masalah (problem tree analysis) terhadap kasus hipertensi adalah

sebagai berikut :

Gambar 3. Analisis Pohon Masalah Terhadap Kasus Hipertensi

Berdasarkan analisis pohon masalah terhadap kasus hipertensi di Poliklinik

Interna Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang, ditemukan empat

penyebab terjadinya penyakit hipertensi, yaitu :

22

Page 23: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

1. Budaya masyarakat, yang mendorong perubahan gaya hidup masyarakat

seperti tinginya konsumsi garam dan makanan tinggi lemak serta kurang

mengkonsumsi makanan berserat, kurangnya aktifitas fisik masyarakat

yang lebih banyak menggunakan kendaraan dibandingkan berjalan kaki,

serta tingkat kesibukan masyarakat yang cukup tinggi sehingga tak

memiliki cukup waktu untuk berolahraga, yang akhirnya menyebabkan

obesitas, serta konsumsi rokok dan minuman beralkohol yang juga

merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi yang cukup tinggi.

2. Pekerjaan yang tidak tepat bagi masyarakat memicu munculnya masalah

ekonomi guna pemenuhan kebutuhan keluarga, karena kebutuhan keluarga

tidak terpenuhi seluruhnya maka menyebabkan masyarakat mengalami

stress. Stress yang tidak terkontrol dapat memicu terjadinya hipertensi.

3. Kurangnya sosialisasi berupa penyuluhan oleh petugas kesehatan

menyebabkan masyarakat kurang mengetahui tentang hipertensi, baik

faktor risiko, tanda dan gejala sehingga upaya pencegahan sulit dilakukan.

4. Faktor genetik atau riwayat keluarga hipertensi

Berdasarkan hasil yang didapatkan dengan menggunakan metode analisis pohon

masalah terhadap kasus hipertensi di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V. L.

Ratumbuysang, maka alternatif pemecahan masalah yang didapatkan adalah

sebagai beikut :

1. Mendorong masyarakat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri

(secara mandiri) guna pemenuhan kebutuhan keluarga, dan menghindari

keadaan stress karena ekonomi.

2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan

kepada masyarakat tentang hipertensi, yang bertujuan untuk mengubah

gaya hidup masyarakat dalam hal konsumsi makanan, meningkatkan

aktifitas fisik, menghindari konsumsi rokok dan minuman beralkohol, serta

mengajak masyarakat dengan riwayat keluarga hipertensi untuk rutin

melakukan pemeriksaan tekanan darah.

3. Menyediakan poster dan leaflet mengenai faktor risiko hipertensi sebagai

upaya promotif dan preventif.

23

Page 24: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

3.4 Kontribusi bagi Instansi dan Peserta Magang

3.4.1 Bagi Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang

1. Instansi mendapat tenaga terdidik yang dapat membantu penyelesaian

tugas-tugas yang ada di Instalasi Rekam Medik

2. Instansi mendapatkan alternatif calon pegawai/karyawan yang telah

dikenal kualitas dan kredibilitasnya.

3. Instansi dapat menjalin kerjasama yang saling membutuhkan dan

bermanfaat dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam

Ratulangi Manado.

3.4.2 Bagi peserta magang

1. Melalui kegiatan magang ini mahasiswa mampu mendapat pengetahuan

dan pengalaman belajar di lapangan khususnya bidang Epidemiologi serta

mendapat bahan perbandingan antara ilmu yang didapatkan di kampus dan

kenyataan dilapangan.

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memberikan

alternatif pemecahan masalah yang telah dipaparkan.

24

Page 25: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hipertensi

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140mmHg dan

tekanan diastoliknya lebih dari 90 mmHg, yang diukur menggunakan

spymomanometer (Anggreany dkk,2009).

4.2 Jenis dan Klasifikasi Hipertensi

Jenis Hipertensi :

Dikenal berbagai pengelompokan hipertensi :

1. Menurut kausanya

a. Hipertensi esensil (hipertensi primer), hipertensi yang tidak jelas

penyebabnya

b. Hipertensi sekunder, hipertensi kausa tertentu

2. Menurut gangguan tekanan darah

a. Hipertensi sistolik, peningkatan tekanan darah sistolik saja

b. Hipertensi diastolik, peningkatan tekanan diastolik saja

3. Menurut beratnya atau tingginya peningkatan tekanan darah

a. Hipertensi ringan

b. Hipertensi sedang

c. Hipertensi berat

Dikenal berbagai macam batasan tingginya tekanan darah untuk dapat

disebut hipertensi. Untuk itu WHO memakai batasan berikut. HT jika TDS > 160

mm Hg atau TDD > 95 mm Hg. Macam hipertensi yaitu : HT ringan : TDD 90-

110, HT sedang : TDD 110-130, HT berat : TDD >130.

Menurut WHO, tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85

mmHg, dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg, da diantara nilai

tersebut digolongkan normal tinggi. Seventh Report of the Joint National

Committee VII (JNC VII) on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of

High Blood Pressure memberikan klasifikasi tekanan darah tinggi dan tidak

menderita penyakit serius dalam jangka waktu tertentu.

25

Page 26: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

Tabel 11. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII

KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK

Normal <120 <80

Pra Hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi ≥140 ≥90

Stadium 1 140-159 90-99

Stadium 2 160-≥180 100-≥110

4.3 Epidemiologi

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi

gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit

jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit

ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di

Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Semakin meningkatnya

populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar

juga akan bertambah. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi

terutama di negara berkembang pada tahun 2025. Menurut WHO dan the

International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita

hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya.

Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara

adekuat.

Dalam penelitian Ekowati Rahajeng, Sulistyowati Tuminah tentang

Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia yang merupakan hasil

analisis data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 dimana ditemukan bahwa

prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran termasuk kasus yang sedang minum

obat, secara nasional adalah 32,2% dan prevalensi tertinggi ditemukan di Provinsi

Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%).Prevalensi

hipertensi nasional berdasarkan pengukuran saja adalah 28,3%, Provinsi dengan

prevalensi tertinggi tetap Kalimantan Selatan (35,0%) dan terendah Papua Barat

(17,6). Berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau minum obat,

prevalensi secara nasional hanya 7,7% dan yang tertinggi didapatkan di Provinsi

Sulawesi Utara (11,4%) serta yang terendah di Papua (4,2%). Sedangkan untuk

26

Page 27: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

cakupan tenaga kesehatannya secara nasional sebesar 24,2% dimana Sulawesi

Utara (37,4%) dan Papua Barat (35,3%) adalah cukup tinggi dibandingkan

Sulawesi Barat yang hanya sebesar 13,9% (Rahajeng,Tuminah,2009). Sebagian

besar kasus hipertensi belum terdiagnosis, dapat dilihat dari pengukuran tekanan

darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia

sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% saja yang sudah mengetahui tentang hipertensi

dan hanya 0,4 kasus yang minum obat hipertensi (Kemenkes,2012).

4.4 Faktor Risiko

Dalam berbagai penelitian faktor risiko hipertensi dapat di bedakan menjadi dua

yaitu faktor yang dapat dikontrol seperti konsumsi makanan yang mengandung

natrium dan lemak, perilaku merokok, obesitas, dan kurangnya aktifitas fisik, dan

untuk faktor yang tidak dapat dikontrol yaitu riwayat keluarga, jenis kelamain,

dan umur (Kartikasari,2009). Dalam penelitian Sigarlaki (2006) di Desa Bocor,

Jawa Tengah, faktor risiko hipertensi adalah umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, pekerjaan, jumlah penghasilan, jumlah anak dan faktor stress.

Dari hasil penelitian diungkapkan bahwa jika seseorang mempunyai orang

tua atau salah satunya menderita hipertensi maka orang tersebut mempunyai risiko

lebih besar untuk terkena hipertensi. Jenis kelamin juga berpengarih terjadinya

hipertensi karena laki-laki secara umum memiliki tekanan darah lebih tinggi

dibandingkan wanita, hal ini berkaitan dengan hormone seks yang mempengaruhi

sistem rennin angiotensin. Umur pasien yang telah memasuki usia lanjut

mendukung terjadinya hipertensi akan bertambah seiring bertambahnya umur.

Riwayat merokok menjadi faktor penyebab hipertensi selanjutnya, sebab merokok

dapat meningkatkan beban kerja jantung serta menaikkan tekanan darah

(Ariani,2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Margaret M. Harris, dkk.

menunjukkan bahwa orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi lemak

jenuh akan berisiko terserang hipertensi sebesar 7,72 kali dibandingkan orang

yang tidak biasa mengkonsumsi lemak jenuh. Untuk aktifitas fisik, dalam

penelitian Aris Sugiharto bahwa orang yang tidak biasa berolahraga memiliki

risiko terkena hipertensi sebesar 4,73 kali dibandingkan dengan orang yang

27

Page 28: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

memiliki kebiasaan olahraga ideal dan orang yang biasa melakukan olahraga tidak

ideal memiliki risiko terkena hipertensi sebesar 3,46 kali dibandingkan dengan

orang yang memiliki kebiasaan olahraga ideal (Kartikasari,2009).

Berdasarkan analisis po

4.5 Pencegahan Hipertensi

Tabel 12. Pencegahan Hipertensi Berdasarkan Level Patogenesis

Level Patogenesis

Level Pencegahan Perjalanan HT Intervensi Pencegahan

Prepatogenesis

Level I :- Primordial- Promotif- Proteksi

spesifik

-Sehat/normal-Interaksi trias epidemiolgi-Belum ada gejala tapi ada resiko

-Meningkatkan derajat kesehatan dengan gizi dan perilaku hidup sehat-Pertahankan keseimbangan trias epidemiologi-Turunkan atau hindari risiko

Patogenesis

Level II :-Diagnosa awal-Pengobatan yang tepat

- HT Ringan

- Ht Sedang

- Ht Berat

- Pemeriksaan periodik tekanan darah

- Hindari lingkungan yang stres

Post-Patogenesis

Level III :Rehabilitasi

- Komplikasi - Kronis - Meninggal

- Jaga Kualitas hidup optimum

Sumber : Bustan,2007

Adapun perencanaan manajemen pelayanan kesehatan dalam upaya

pencegahan dan manajemen hipertensi dalam komunitas dapat dilihat pada Tabel

13 berikut.

Tabel 13. Perencanaan Manajemen Pelayanan Kesehatan

1 Besar masalah Survei populasi tekanan darah dan kontrol hipertensi2 Etiologi Penelitian ekologi (garam dan tekanan darah)

   Penelitian observasional (berat badan dan tekanan darah)

    Penelitian eksperimental (penurunan berat badan)    Randomized controlled trials

28

Page 29: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

3 Efektivitas Evaluation program screening    Studi kepatuhan (complience)4 Efisiensi Penelitian cost-effectiveness5 Implementasi Pengendalian pelaksanaannya di lapangan6 Monitoring Program kontrol nasional7 Reassesment Assessment personal dan peralatan    Efek kualitas hidup    Pengukuran kembali tingkat tekanan darah populasi

Sumber : Bustan,2007

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah membuat kebijakan untuk

mengelolah penyakit hipertensi dan penyakit tidak menular lainnya yaitu:

1. Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi secara

aktif (skrining)

2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini melalui

Posbindu PTM

3. Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan hipertensi melalui

revitalisasi Puskesmas untuk pengendalian PTM melalui peningkatan

sumberdaya tenaga kesehatan yang professional dan kompeten dalam

upaya pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM di fasilitas

pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas, peningkatan manajemen

pengendalian PTM secara komprehensif (terutama promotif dan preventif)

dan holistik, serta peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana

promotif-preventif, maupun sarana diagnostik dan pengobatan (Kemenkes

RI, 2012).

29

Page 30: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang paling tinggi berdasarkan data

yang diperoleh dari Poliklinik Interna Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L.

Ratumbuysang selama bulan Juli-Desember 2013 yaitu sebanyak 1042

penderita.

2. Adapun alternatif pemecahan masalah yang perlu dilakukan oleh Rumah

Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang melalui hasil analisis pohon masalah

adalah sebagai berikut:

a) Bagi Rumah Sakit, Dinas Kesehatan dan pihak terkait lainnya,

mendorong masyarakat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri

(secara mandiri) guna pemenuhan kebutuhan keluarga, dan

menghindari keadaan stress karena ekonomi, serta dapat

meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan

penyuluhan kepada masyarakat tentang hipertensi, yang bertujuan

untuk mengubah gaya hidup masyarakat dalam hal konsumsi

makanan, meningkatkan aktifitas fisik, menghindari konsumsi rokok

dan minuman beralkohol, serta mengajak masyarakat dengan riwayat

keluarga hipertensi untuk rutin melakukan pemeriksaan tekanan

darah.

b) Bagi Rumah Sakit, kiranya dapat menyediakan poster dan leaflet

mengenai faktor risiko hipertensi sebagai upaya promotif dan

preventif.

5.2 Saran

Melalui laporan pelaksanaan magang ini, saran penulis bagi oleh Rumah Sakit

Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang serta kepada instansi terkait dalam

menanggulangi penyakit hipertensi, yaitu dengan

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan di Poliklinik Interna, khususnya

kepada pasien hipertensi yang berkunjung dalam hal melakukan kontrol

rutin dan pengobatan secara tepat,

30

Page 31: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

2. Memanfaatkan sumber daya kesehatan di Instalasi Rekam Medis untuk

ikut serta melaksanakan upaya promotif dan preventif seperti pembagian

leaflet yang berisi informasi hipertensi bagi pasien yang berkunjung di

Instalasi Rekam Medis RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang.

31

Page 32: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, A D dkk. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas

Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008. Riau: Fakultas

Kedokteran Universitas Riau

Annonymous. 2011. Profil Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang.

Manado.

Annonymous. 2011. Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis RSJ. Prof.

Dr. V.L. Ratumbuysang, Buku 1. Manado

Annonymous. 2012. LPPD Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang.

Manado.

Ariani,AD.2013. Hipertensi Grade II dengan Prediabetes pada Pasien Laki-Laki

Lanjut Usia. Lampung : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Azwar, Azrul.2007.Pengantar Administrasi Kebijakan Kesehatan Edisi Ketiga.

Tangerang: Bina Rupa Aksara.

Bustan M M. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta

Data Registrasi Poliklinik Interna RSJ Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Tahun 2013

Fakultas Kesehatan Masyarakat. 2014. Buku Panduan Magang Fakultas

Kesehatan Masyarakat Unsrat. Manado: FKM Unsrat.

Kartikasari,A.N.2009.Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa

Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang. Semarang: Universitas

Diponogoro

Kementerian Kesehatan RI.2012. Masalah Hipertensi di Indonesia. (online)

diakses http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=1909 pada 27

Februari 2013

Rahajeng, Tuminah.2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di

Indonesia. Jakarta : Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan

Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

32

Page 33: LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO 13 JANUARI – 13 FEBRUARI 2014 FREKUENSI KASUS HIPERTENSI DI POLIKLINIK INTERNA JULI-DESEMBER 2013

Sugiharto, Aris dkk. 2013. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II pada

Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar). Semarang :

Universitas Diponogoro

33