Laporan Magang Minggu i

download Laporan Magang Minggu i

of 40

description

lkdjsdsdkkd

Transcript of Laporan Magang Minggu i

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PUSKESWAN BANYUPUTIH

Oleh :Bona Ari Swasti M 125130100111037Getty Amura Lafali125130101111019

PROGRAM KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2016 LAPORAN MINGGUAN PKL

Selasa, 19 Januari 20161. Kasus I Sinyalement: Sapi potong (pedet) Jenis kelamin: Jantan Umur: 5 hari Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)b. B Sanplex secara IM (sebagai B kompleks)c. Sulpidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik) Catatan: untuk pedet sebaiknya diberi minum susu dari induk jika mengalami sakit, karena susu induk mengandung colostrum yang tinggi untuk antibodi tubuh pedet. Jika induk tidak mau menyusui, pemilik harus memerah susu untuk pedet. BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 41 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. adanya pembesaran limfonodus (limfondus inguinalis dan limfonodus poplitea)f. adanya keropeng berwarna hitam bulat (akibat caplak) Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) parah Pengobatan:a. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)b. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)c. B sanplex secara IM (sebagai vitamin b kompleks)d. Limoxyn spray (untuk luka sekitar kebengkakan di limfonodus)e. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: sapi ini diduga sebelumnya sering diberikan DEXA M sebagai suplemen makan dan minum sehingga sapi menjadi senang makan dan minum dalam jumlah banyak. Kemudian pemberian DEXA M yang terus menerus menyebabkan kerusakan pada organ dalam sapi dan mendepress sistem imun yang ada pada jaringan, sehingga ketika sapi terkena infeksi BEF limfoglandula bekerja lebih ekstra dalam menghasilkan antibodi yang menyebabkan pembesaran limfoglandula. BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis namun karena rendahnya sistem imun pada sapi ini perlu diberi pengetahuan lebih lanjut terhadap pemilik untuk berjaga-jaga dengan kemungkinan yang mungkin terjadi kedepannya.3. Kasus III Sinyalement: Domba Jenis kelamin: Betina Umur: 1,5 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 39 ob. habis melahirkan 4 ekor anakc. susah berdirid. termin hidung keringe. kurang nafsu makan dan nafsu minum Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)b. Vitolsecara IM (vitamin A,D,E,K)c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah domba, hal itu dipengaruhi akibat jumlah anak domba yang dilahirkan banyak yaitu 4 ekor. Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu pada domba berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).4. Kasus IV Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 38,5 oCb. bunting 6 bulanc. susah berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh)d. ada luka pada bagian kaki Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)b. Vitolsecara IM (vitamin A,D,E,K)c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).5. Kasus V Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. adanya bloat (kembung)f. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:f. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)g. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)h. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)i. Untuk kembung diberikan minyak goreng dan minyak kayu putih (masing-masing setengah cangkir) secara oralj. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis. Bloat terjadi akibat sapi rebah lateral terlalu lama dan tidak mau makan.

Rabu, 20 Januari 20161. Kasus I Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2,5 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 38,5 oCb. ada bekas darah di ekorc. saat dilakukan palpasi rektal uterus masih teraba kencang Diagnosa: Metestrus Pengobatan: dilakukan palpasi rektal Catatan: bercak darah dikarenakan sapi memasuki fase metestrus, dimana pembuluh darah disekitar sistem reproduksi peca akibat penurunan hormon yang tiba-tiba secara cepat.2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 39 oCb. bunting 7 bulanc. susah berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh)d. ada luka pada bagian kaki Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)b. Vitolsecara IM (vitamin A,D,E,K)c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).3. Kasus III Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. Adanya plasenta yang tidak lepas dan menggantung keluar melalui vulvab. Pasca melahirkan 12 jam Diagnosa: retensi Pengobatan:a. Dilakukan anastesi epidural (lidocain) sebanyak 4 ccb. Disiapkan flusing (betadin+antibiotik+air) dengan perbandingan 1:10c. Dilakukan pengikisan lapisan kotiledon, setelah semuanya terkelupas barulah ditarik hingga ikatan dengan karunkula terlepasd. Injeksi antibiotik (colibac) secara IMe. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)f. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)g. Calcidex secara subkutan (untuk mencegah hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P) Catatan: retensi biasanya baru bisa ditangani jika placenta tidak lepas dengan sendirinya lebih dari 8 jam pasca melahirkan. Retensi ini diduga terjadi karena hipokalsemia pada sapi sehingga menyebabkan kontraksi antara karunkula dan kotiledon tidak dapat terjadi, dimana kegagalan kontraksi tersebut menyebabkan placenta tidak dapat lepas dengan sendirinya. Ternak yang mengalami retensi harus dicek secara terus menerus selama tia hari untuk mengontrol terjadi tidaknya prolaps.4. Kasus IV Sinyalement: Sapi potong (pedet) Jenis kelamin: betina Umur: 7 hari Gejala klinis: a. Adanya manifestasi larva lalat dibagian umbilikus (saluran bekas persambungan dengan plasenta induk) Diagnosa: Miasis Pengobatan:a. Pembersihan dengan flusing (betadin+air dengan perbandingan 1:10)b. Vitol secara IM (sebagai vitamin A,D,E,K)c. B Sanplex secara IM (sebagai B kompleks)d. Limoxyn spray (antibiotik spray) Catatan: pengobatan dilanjutkan secara terus menerus dengan dilakukan pemberian antibiotik yang sudah dilarutkan dengan air dengan cara ditaruh dikapas dan dioleskan setiap pagi dan sore. Pada kasus ini harus terus diawasi untuk berjaga-jaga jika tejadi hernia umbilikalis.5. Kasus V Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.6. Kasus VI Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: d. suhu tubuh 39 oCe. sudah di IB 4 bulan sebelumnya Diagnosa: Pemeriksaan kebuntingan Pengobatan: dilakukan palpasi rektal Catatan: saat dilakukan palpasi rektal teraba adanya kepala dari fetus.7. Kasus VII Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 3 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 38,5 oCb. pasca melahirkan c. susah berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh)d. ada luka pada bagian kaki Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)b. Vitol secara IM (vitamin A,D,E,K)c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi pasca partus. Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).

Kamis, 21 Januari 2016 1. Kasus I Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 38,5 oCb. adanya leleran keruh di vulvac. sapi merejan secara terus menerus Diagnosa: infeksi pada uterus dan diduga adanya corpus luteum persistent Pengobatan: a. Dilakukan flushing ke dalam uterus dengan larutan flushing betadin, air, dan penstrep.b. Injeksi Antibitiotik (Oxytetrscyclin) e. Pemberian Sulpidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)e. Pemberian Vitol secara IM (vitamin A,D,E,K)f. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)g. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: pengobatan harus dilakukan berulang setiap empat hari dengan metode pengobatan yang sama.2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Jantan Umur: 2 tahun Gejala klinis: f. suhu tubuh 41 oCg. ada leleran di hidungh. nafas tersengal-sengali. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)j. adanya luka di bagian kaki belakangk. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:h. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)i. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)j. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)k. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis. Luka pada kaki diakibatkan adanya gesekan dengan lantai saat hewan rebahan pada lantai kandang dan hewan pada kasus ini diperparah akibat tumpuan yang terlalu berat dari berat badan ternak tersebut.3. Kasus III Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2,5 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 38 oCb. bunting 6 bulanc. tidak bisa berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh) Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)b. Vitolsecara IM (vitamin A,D,E,K)c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).4. Kasus IV Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 41 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.5. Kasus VPada hari kamis kami melakukan observasi lapangan di pasar hewan asembagus (kamisan) untuk mengetahui keadaan jual beli hewan di pasar hewan, khususnya sapi dan kambing.

Jumat, 22 Januari 2016 1. Kasus I Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 39 oCb. bunting sembilan bulanc. saat dilakukan palpasi, cervix masih menutup rapat namun vulva sudah melebar, ambing sudah mengeras dan berwarna merah. Diagnosa: Pemeriksaan kebuntingan Pengobatan: dilakukan palpasi rektal Catatan: -2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. adanya leleran keruh di vulvab. sapi merejan secara terus menerusc. bagian vulva terdapat bintik-bintik merah Diagnosa: vaginitis Pengobatan: a. Dilakukan flushing ke dalam uterus dengan larutan flushing betadin, air, dan penstrep.b. Injeksi Antibitiotik (Oxytetrscyclin)c. Pemberian Sulpidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)d. Pemberian Vitol secara IM (vitamin A,D,E,K)e. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)f. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: pengobatan harus dilakukan berulang setiap empat hari dengan metode pengobatan yang sama.3. Kasus III Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2,5 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 38,5 oCb. bunting 7 bulanc. tidak bisa berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh) Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)b. Vitolsecara IM (vitamin A,D,E,K)c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).4. Kasus IV Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 1 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.5. Kasus V Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Jantan Umur: 1,5 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 41 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.6. Kasus VI Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Jantan Umur: 1 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 38,5 oCb. nafas tersengal-sengalc. diare cair Diagnosa: Diare Pengobatan:a. Colibact secara IM (sebagai antibiotik)b. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)c. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)d. Vitol secara IM (sebagai vitamin A,D,E,K) Catatan: -7. Kasus VII Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 1,5 tahun Gejala klinis: a. Keluar darah setiap bulannyab. sudah di IB 7 bulan sebelumnya Diagnosa: Pemeriksaan kebuntingan Pengobatan: dilakukan palpasi rektal Catatan: sapi tidak bunting, darah setiap bulan bersifat normal karena merupakan ciri dari fase metestrus dari sapi.

Selasa, 26 Januari 20161. Kasus I Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: l. suhu tubuh 40 oCm. ada leleran di hidungn. nafas tersengal-sengalo. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)p. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:l. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)m. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)n. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)o. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 4 tahun Gejala klinis: q. suhu tubuh 41 oCr. ada leleran di hidungs. nafas tersengal-sengalt. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)u. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:p. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)q. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)r. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)s. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.3. Kasus III Sinyalement: Domba Jenis kelamin: Betina Umur: 1,5 tahun Gejala klinis: f. suhu tubuh 38,5 og. habis melahirkan 4 ekor anakh. susah berdirii. termin hidung keringj. kurang nafsu makan dan nafsu minum Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:e. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)f. Vitolsecara IM (vitamin A,D,E,K)g. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)h. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah domba, hal itu dipengaruhi akibat jumlah anak domba yang dilahirkan banyak yaitu 4 ekor. Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu pada domba berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).4. Kasus IV Sinyalement: Sapi perah Jenis kelamin: Betina Umur: 3 tahun Gejala klinis: e. suhu tubuh 38,5 oCf. bunting 8 bulang. susah berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh)h. ada luka pada bagian kaki Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:e. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)f. Vitolsecara IM (vitamin A,D,E,K)g. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)h. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).

Rabu, 27 Januari 20161. Kasus I Sinyalement: Sapi perah Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: fetus susah keluar saat partus, posisi normal hanya induk tidak kuat merejan Diagnosa: Distokia Pengobatan:a. Calcidex secara subkutan (untuk mencegah hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)b. Vitolsecara IM (vitamin A,D,E,K)c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: distokia diduga terjadi karena ukuran fetus yang terlalu besar dan induk tidak kuat dalam merejan.2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 38,5 oCb. bunting 7 bulanc. susah berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh)d. ada luka pada bagian kaki Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)b. Vitolsecara IM (vitamin A,D,E,K)c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).3. Kasus III Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 3 tahun Gejala klinis: f. suhu tubuh 39 oCg. sudah di IB 5 bulan sebelumnya Diagnosa: Pemeriksaan kebuntingan Pengobatan: dilakukan palpasi rektal Catatan: saat dilakukan palpasi rektal teraba adanya kepala dari fetus.4. Kasus IV Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Jantan Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 41 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis. 5. Kasus V Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2,5 tahun Gejala klinis: d. suhu tubuh 38 oCe. bunting 6 bulanf. tidak bisa berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh) Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:e. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)f. Vitolsecara IM (vitamin A,D,E,K)g. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)h. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).6. Kasus VI Sinyalement: Sapi potong (pedet) Jenis kelamin: Jantan Umur: 5 hari Gejala klinis: e. suhu tubuh 40 oCf. ada leleran di hidungg. nafas tersengal-sengalh. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:d. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)e. B Sanplex secara IM (sebagai B kompleks)f. Sulpidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik) Catatan: untuk pedet sebaiknya diberi minum susu dari induk jika mengalami sakit, karena susu induk mengandung colostrum yang tinggi untuk antibodi tubuh pedet. Jika induk tidak mau menyusui, pemilik harus memerah susu untuk pedet. BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.

Kamis, 28 Januari 2016 1. Kasus I Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 4 tahun Gejala klinis: c. Adanya plasenta yang tidak lepas dan menggantung keluar melalui vulvad. Pasca melahirkan 12 jam Diagnosa: retensi Pengobatan:h. Dilakukan anastesi epidural (lidocain) sebanyak 4 cci. Disiapkan flusing (betadin+antibiotik+air) dengan perbandingan 1:10j. Dilakukan pengikisan lapisan kotiledon, setelah semuanya terkelupas barulah ditarik hingga ikatan dengan karunkula terlepask. Injeksi antibiotik (colibac) secara IMl. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)m. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)n. Calcidex secara subkutan (untuk mencegah hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P) Catatan: retensi biasanya baru bisa ditangani jika placenta tidak lepas dengan sendirinya lebih dari 8 jam pasca melahirkan. Retensi ini diduga terjadi karena hipokalsemia pada sapi sehingga menyebabkan kontraksi antara karunkula dan kotiledon tidak dapat terjadi, dimana kegagalan kontraksi tersebut menyebabkan placenta tidak dapat lepas dengan sendirinya. Ternak yang mengalami retensi harus dicek secara terus menerus selama tia hari untuk mengontrol terjadi tidaknya prolaps.2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong (pedet) Jenis kelamin: Jantan Umur: 10 hari Gejala klinis: i. suhu tubuh 41 oCj. ada leleran di hidungk. nafas tersengal-sengall. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:g. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)h. B Sanplex secara IM (sebagai B kompleks)i. Sulpidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik) Catatan: untuk pedet sebaiknya diberi minum susu dari induk jika mengalami sakit, karena susu induk mengandung colostrum yang tinggi untuk antibodi tubuh pedet. Jika induk tidak mau menyusui, pemilik harus memerah susu untuk pedet. BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.

3. Kasus III Sinyalement: Sapi potong (pedet) Jenis kelamin: betina Umur: 6 hari Gejala klinis: b. Adanya manifestasi larva lalat dibagian umbilikus (saluran bekas persambungan dengan plasenta induk) Diagnosa: Miasis Pengobatan:e. Pembersihan dengan flusing (betadin+air dengan perbandingan 1:10)f. Vitol secara IM (sebagai vitamin A,D,E,K)g. B Sanplex secara IM (sebagai B kompleks)h. Limoxyn spray (antibiotik spray) Catatan: pengobatan dilanjutkan secara terus menerus dengan dilakukan pemberian antibiotik yang sudah dilarutkan dengan air dengan cara ditaruh dikapas dan dioleskan setiap pagi dan sore. Pada kasus ini harus terus diawasi untuk berjaga-jaga jika tejadi hernia umbilikalis.4. Kasus IV Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.

Jumat, 29 Januari 2016 1. Kasus I Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 3 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 41 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.3. Kasus III Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Jantan Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.4. Kasus IV Sinyalement: Sapi perah Jenis kelamin: Betina Umur: 3 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 38 oCb. bunting 7 bulanc. tidak bisa berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh) Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)b. Vitolsecara IM (vitamin A,D,E,K)c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).5. Kasus V Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Jantan Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.Kamis, 4 Februari 20161. Kasus I Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 3 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 41 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.3. Kasus III Sinyalement: Sapi potong (pedet) Jenis kelamin: betina Umur: 15 hari Gejala klinis: a. Adanya manifestasi larva lalat dibagian umbilikus (saluran bekas persambungan dengan plasenta induk) Diagnosa: Miasis Pengobatan:a. Pembersihan dengan flusing (betadin+air dengan perbandingan 1:10)b. Vitol secara IM (sebagai vitamin A,D,E,K)c. B Sanplex secara IM (sebagai B kompleks)d. Limoxyn spray (antibiotik spray) Catatan: pengobatan dilanjutkan secara terus menerus dengan dilakukan pemberian antibiotik yang sudah dilarutkan dengan air dengan cara ditaruh dikapas dan dioleskan setiap pagi dan sore. Pada kasus ini harus terus diawasi untuk berjaga-jaga jika tejadi hernia umbilikalis.4. Kasus IV Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 3 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.Jumat, 5 Februari 20161. Kasus I Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.3. Kasus III Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 4 tahun Gejala klinis: e. suhu tubuh 38,5 oCf. pasca melahirkan g. susah berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh)h. ada luka pada bagian kaki Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:f. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)g. Vitol secara IM (vitamin A,D,E,K)h. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)i. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi pasca partus. Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).4. Kasus IV Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: d. suhu tubuh 38,5 oCe. adanya leleran keruh di vulvaf. sapi merejan secara terus menerus Diagnosa: infeksi pada uterus dan diduga adanya corpus luteum persistent Pengobatan: a. Dilakukan flushing ke dalam uterus dengan larutan flushing betadin, air, dan penstrep.b. Injeksi Antibitiotik (Oxytetrscyclin) c. Pemberian Sulpidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)d. Pemberian Vitol secara IM (vitamin A,D,E,K)e. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)f. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: pengobatan harus dilakukan berulang setiap empat hari dengan metode pengobatan yang sama.5. Kasus V Sinyalement: Sapi potong (pedet) Jenis kelamin: Jantan Umur: 5 hari Gejala klinis: a. suhu tubuh 41 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)b. B Sanplex secara IM (sebagai B kompleks)c. Sulpidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik) Catatan: untuk pedet sebaiknya diberi minum susu dari induk jika mengalami sakit, karena susu induk mengandung colostrum yang tinggi untuk antibodi tubuh pedet. Jika induk tidak mau menyusui, pemilik harus memerah susu untuk pedet. BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.6. Kasus VI Sinyalement: Sapi potong (pedet) Jenis kelamin: Betina Umur: 15 hari Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)b. B Sanplex secara IM (sebagai B kompleks)c. Sulpidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik) Catatan: untuk pedet sebaiknya diberi minum susu dari induk jika mengalami sakit, karena susu induk mengandung colostrum yang tinggi untuk antibodi tubuh pedet. Jika induk tidak mau menyusui, pemilik harus memerah susu untuk pedet. BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.Selasa, 9 Februari 20161. Kasus I Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 38,5 oCb. bunting 7 bulanc. susah berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh)d. ada luka pada bagian kaki Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)b. Vitolsecara IM (vitamin A,D,E,K)c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 3 tahun Gejala klinis: g. suhu tubuh 40 oCh. ada leleran di hidungi. nafas tersengal-sengalj. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)k. adanya bloat (kembung)l. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:k. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)l. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)m. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)n. Untuk kembung diberikan minyak goreng dan minyak kayu putih (masing-masing setengah cangkir) secara oralo. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis. Bloat terjadi akibat sapi rebah lateral terlalu lama dan tidak mau makan.3. Kasus III Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 41 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. adanya bloat (kembung)f. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Untuk kembung diberikan minyak goreng dan minyak kayu putih (masing-masing setengah cangkir) secara orale. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis. Bloat terjadi akibat sapi rebah lateral terlalu lama dan tidak mau makan.Rabu, 10 Februari 20151. Kasus I Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 4 tahun Gejala klinis: e. suhu tubuh 39 oCf. bunting 7 bulang. susah berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh)h. ada luka pada bagian kaki Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:e. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)f. Vitolsecara IM (vitamin A,D,E,K)g. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)h. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore)Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2,5 tahun Gejala klinis: h. suhu tubuh 38,5 oCi. ada bekas darah di ekorj. saat dilakukan palpasi rektal uterus masih teraba kencang Diagnosa: Metestrus Pengobatan: dilakukan palpasi rektal Catatan: bercak darah dikarenakan sapi memasuki fase metestrus, dimana pembuluh darah disekitar sistem reproduksi peca akibat penurunan hormon yang tiba-tiba secara cepat.3. Kasus III Sinyalement: Sapi potong (pedet) Jenis kelamin: jantan Umur: 7 hari Gejala klinis: a. Adanya manifestasi larva lalat dibagian umbilikus (saluran bekas persambungan dengan plasenta induk) Diagnosa: Miasis Pengobatan:a. Pembersihan dengan flusing (betadin+air dengan perbandingan 1:10)b. Vitol secara IM (sebagai vitamin A,D,E,K)c. B Sanplex secara IM (sebagai B kompleks)d. Limoxyn spray (antibiotik spray) Catatan: pengobatan dilanjutkan secara terus menerus dengan dilakukan pemberian antibiotik yang sudah dilarutkan dengan air dengan cara ditaruh dikapas dan dioleskan setiap pagi dan sore. Pada kasus ini harus terus diawasi untuk berjaga-jaga jika tejadi hernia umbilikalis.Kamis, 11 Februari 2016 1. Kasus I Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 5 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 41 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.3. Kasus III Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Jantan Umur: 4 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 41 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.4. Kasus IV Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 3 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 41 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. adanya bloat (kembung)f. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Untuk kembung diberikan minyak goreng dan minyak kayu putih (masing-masing setengah cangkir) secara orale. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis. Bloat terjadi akibat sapi rebah lateral terlalu lama dan tidak mau makan.Jumat, 12 Februari 2016 1. Kasus I Sinyalement: Sapi potong (pedet) Jenis kelamin: Jantan Umur: 5 hari Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)b. B Sanplex secara IM (sebagai B kompleks)c. Sulpidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik) Catatan: untuk pedet sebaiknya diberi minum susu dari induk jika mengalami sakit, karena susu induk mengandung colostrum yang tinggi untuk antibodi tubuh pedet. Jika induk tidak mau menyusui, pemilik harus memerah susu untuk pedet. BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 38,5 oCb. bunting 6 bulanc. susah berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh)d. ada luka pada bagian kaki Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)b. Vitolsecara IM (vitamin A,D,E,K)c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).Selasa, 16 Februari 2016 1. Kasus I Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 6 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 38 oCb. bunting 8 bulanc. susah berdiri (rebah lateral, menumpu pada salah satu sisi tubuh)d. ada luka pada bagian kaki Diagnosa: Hipokalsemia Pengobatan:a. Calcidex secara subkutan (untuk mengatasi hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P)b. Vitolsecara IM (vitamin A,D,E,K)c. B Sanplex secara IM (vitamin B kompleks)d. Pemberian mineral bubuk (diberikan kepada pemilik, penggunaan dengan cara mencampurkan satu sendok mineral dengan satu ember air setiap pagi dan sore) Catatan: Hipokalsemia diduga terjadi karena kekurangan protein dalam serum darah sapi, hal itu dipengaruhi akibat kebutuhan kalsium yang tinggi menjelang kebuntingan (karena kalsium untuk pembentukan tulang fetus dan pembentukan air susu induk). Pemberian calcidex secara subkutan bertujuan untuk menghindari kemungkinan kepincangan jika diberikan secara IM dan pemberian injeksi secara sc dapat menyerapkan penyerapan obat lebih lama sehingga efek obat yang diberikan dapat lebih lama. Pemilik diberi advice agar ternak diberikan mineral secara teratur, diberi pakan hijau yang baik, dan diberikan jamu berupa kunyit dan gula. Untuk menambah tenaga dari induk perlu diberi pula air gula kepada indukan (gula satu genggam dan air satu ember).2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong (pedet) Jenis kelamin: Jantan Umur: 5 hari Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)b. B Sanplex secara IM (sebagai B kompleks)c. Sulpidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik) Catatan: untuk pedet sebaiknya diberi minum susu dari induk jika mengalami sakit, karena susu induk mengandung colostrum yang tinggi untuk antibodi tubuh pedet. Jika induk tidak mau menyusui, pemilik harus memerah susu untuk pedet. BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.3. Kasus III Sinyalement: Sapi potong (pedet) Jenis kelamin: Jantan Umur: 8 hari Gejala klinis: a. suhu tubuh 41 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)b. B Sanplex secara IM (sebagai B kompleks)c. Sulpidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik) Catatan: untuk pedet sebaiknya diberi minum susu dari induk jika mengalami sakit, karena susu induk mengandung colostrum yang tinggi untuk antibodi tubuh pedet. Jika induk tidak mau menyusui, pemilik harus memerah susu untuk pedet. BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis.4. Kasus IV Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. adanya bloat (kembung)f. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Untuk kembung diberikan minyak goreng dan minyak kayu putih (masing-masing setengah cangkir) secara orale. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis. Bloat terjadi akibat sapi rebah lateral terlalu lama dan tidak mau makan.Rabu. 17 Februari 2016 1. Kasus I Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. Adanya plasenta yang tidak lepas dan menggantung keluar melalui vulvab. Pasca melahirkan 3 hari Diagnosa: retensi Pengobatan:a. Dilakukan anastesi epidural (lidocain) sebanyak 4 ccb. Disiapkan flusing (betadin+antibiotik+air) dengan perbandingan 1:10c. Dilakukan pengikisan lapisan kotiledon, setelah semuanya terkelupas barulah ditarik hingga ikatan dengan karunkula terlepasd. Injeksi antibiotik (colibac) secara IMe. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)f. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)g. Calcidex secara subkutan (untuk mencegah hipokalsemia, berisi calcium glukoronat, Mg, dan P) Catatan: retensi biasanya baru bisa ditangani jika placenta tidak lepas dengan sendirinya lebih dari 8 jam pasca melahirkan. Retensi ini diduga terjadi karena hipokalsemia pada sapi sehingga menyebabkan kontraksi antara karunkula dan kotiledon tidak dapat terjadi, dimana kegagalan kontraksi tersebut menyebabkan placenta tidak dapat lepas dengan sendirinya. Ternak yang mengalami retensi harus dicek secara terus menerus selama tia hari untuk mengontrol terjadi tidaknya prolaps.2. Kasus II Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Betina Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 40 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. adanya bloat (kembung)f. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Untuk kembung diberikan minyak goreng dan minyak kayu putih (masing-masing setengah cangkir) secara orale. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis. Bloat terjadi akibat sapi rebah lateral terlalu lama dan tidak mau makan.

Kamis, 18 Januari 2016 1. Kasus I Sinyalement: Sapi potong Jenis kelamin: Jantan Umur: 2 tahun Gejala klinis: a. suhu tubuh 41 oCb. ada leleran di hidungc. nafas tersengal-sengald. adanya gangguan lokomotif pada ekstremitas (sapi sering rebah sternal)e. adanya bloat (kembung)f. tidak mau makan dan minum Diagnosa: BEF (Bovine Epheral Fever) Pengobatan:a. B sanplex secara IM (sebagai vitamin B kompleks)b. Sulfidon secara IM (sebagai analgesi, antipiretik, dan antispasmodik)c. Vetadryl secara IM (sebagai antihistamin)d. Untuk kembung diberikan minyak goreng dan minyak kayu putih (masing-masing setengah cangkir) secara orale. Air rebusan daun sirih (diberikan oleh pemilik sebagai antibiotik) Catatan: BEF biasanya akan sembuh sendiri setelah tiga-empat hari pasca infeksi yang menampakkan gejala klinis. Bloat terjadi akibat sapi rebah lateral terlalu lama dan tidak mau makan.