Laporan magang

30
TUGAS KEWIRAUSAHAAN MAGANG BAKSO PRESIDENT KHAS MALANG Disusun oleh: Dhesy Galuh Ratnawati (0810920002) Findia Rumhaini (0810923010) Alvi Hafsah Nurfirahma (0810923034) Vonny Siranda (0810923082) JURUSAN KIMIA

Transcript of Laporan magang

Page 1: Laporan magang

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

MAGANG

BAKSO PRESIDENT KHAS MALANG

Disusun oleh:

Dhesy Galuh Ratnawati (0810920002)

Findia Rumhaini (0810923010)

Alvi Hafsah Nurfirahma (0810923034)

Vonny Siranda (0810923082)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011

Page 2: Laporan magang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bakso merupakan salah satu makanan yang merakyat atau dengan kata lain dapat

dinikmati oleh kalangan bawah sampai kalangan menengah ke atas. Bakso sendiri sebenarnya

makanan yang berasal dari China, namun bakso yang berasal dari China mengandung daging

babi sesuai namanya yaitu bak, yang berarti daging babi. Oleh karena itu di Indonesia daging

babi diganti dengan daging sapi namun tetap menggunakan kata bakso sebagai nama

makanannya. Oleh karena itu, dengan modifikasi tersebut bakso dijual secara merakyat di

Indonesia.

Bakso merupakan salah satu makanan khas kota Malang. Hal ini dibuktikan dengan

tingginya minat masyarakat untuk mengkosumsi bakso kota Malang. Bahkan masyarakat dari

luar kota Malang kadang sengaja datang ke kota Malang hanya untuk sekedar mencicipi

makanan khas Kota Malang tersebut. Salah satu wirausahawan yang berwirausaha menjual

makanan bakso di kota Malang adalah H. Abdul Ghoni Sugito yang sering dipanggil Abah

Sugito. Beliau merupakan pendiri wirausaha makanan bakso terlama di kota Malang, yaitu

Bakso President Khas Malang. Abah Sugito terus menjual bakso dengan tetap menjaga

kualitas produksi bakso yang dihasilkannya sehingga rasa dan kualitas dari baksonya tetap

terjaga hingga sekarang. Bakso President ini dikenal oleh masyarakat dari mulut ke mulut

hingga sukses sampai saat ini. Kesuksesan ini pun juga diikuti oleh para wirausahawan lain,

sehingga membuat banyaknya wirausahawan menjual makanan bakso. Banyaknya penjual

bakso di Malang membuat kota Malang yang terkenal sebagai kota pelajar, juga terkenal

sebagai kota penghasil bakso yang enak.

Bakso President merupakan bakso tertua di Malang yang telah sukses sejak tahun 1983

sampai saat ini. Hal inilah yang membuat kami tertarik untuk magang di tempah Abah Sugito

tersebut. Dari magang di sana kami berharap dapat mengetahui bagaimana cara Abah Sugito

dapat memperoleh ide untuk berjualan bakso sampai sukses sekarang ini.

1.2 Tujuan

Tujuan dari dilakukannya kegiatan magang kewirausahaan ini adalah:

1. Menambah wawasan mahasiswa dalam berwirausaha, secara langsung dari orang yang

berpengalaman dalam membangun suatu wirausaha.

2. Mengetahui cara untuk menentukan ide bisnis yang baik.

Page 3: Laporan magang

3. Mengetahui strategi pemasaran produk.

4. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta bersosialisasi dengan orang lain.

5. Meningkatkan motivasi mahasiswa untuk berwirausaha.

6. Mengetahui cara untuk meningkatan dan mempertahankan suatu usaha.

7. Mengetahui manajemen dari suatu usaha.

1.3 Manfaat

Manfaat dari kegiatan magang kewirausahaan ini bagi mahasiswa adalah:

1. Mahasiswa dapat tumbuh jiwa kewirausahaan.

2. Mahasiswa dapat mengetahui cara untuk mempertahankan kualitas produk untuk menarik

minat pelanggan.

3. Mahasiswa dapat mengetahui strategi untuk pemasaran produk.

4. Mahasiswa dapat mengetahui cara untuk meningkatkan dan mempertahankan usaha yang

telah berjalan.

5. Mahasiswa dapat mengetahui suatu manajemen yang digunakan dalam suatu usaha.

Page 4: Laporan magang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan,

manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha berarti

perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang

berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru,

menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur

permodalan operasinya serta memasarkannya (Trunodipo, 2009).

Bakso berasal dari kata berbahasa China yakni “bak” yang berarti daging babi dan “so”

yang berarti mie atau soup. Dalam perkembangannya, bakso dikenal luas di seluruh dunia

dengan nama dan cara penyajian yang beragam (Anonim, 2010), tapi kemudian di indonesia

sendiri daging babi itu dirubah menjadi daging sapi tapi tetap menggunakan kata Bak. Bakso

atau yang dikenal dengan meatball mempunyai nama dan cara penyajian yang berbeda beda

di setiap Negara (Shinobi, 2009).

Selain berbahan daging sapi, bakso juga dibuat dari daging ayam, udang, ikan, bahkan

cumi dan kepiting. Pengertian bakso di masyarakat saat ini adalah segala sesuatu terbuat dari

daging yang dibentuk bulat dengan berbagai ukuran. Variasi pun muncul dalam cara

menyajikan bakso. Dari bakso kuah, nasi goreng bakso, mi goreng dengan bakso (Hida,

2007).

Berbicara soal bakso, tidak semua pedagang bakso yang laris dengan pembeli. Hanya

penjual bakso yang mempunyai formulasi bakso yang bermutu saja yang akan lebih laris.

Tekstur bakso yang bermutu yang paling disukai adalah yang halus, kenyal, empuk, dan

kompak. Bakso yang halus jika di lidah tidak kasar, bakso yang kenyal jika ditekan dengan

jari akan kembali ke bentuk semula, bakso yang empuk jika digigit akan mudah pecah, dan

bakso yang kompak teksturnya terintegrasi antar semua komponen pembentuk bakso dan

tidak pecah-pecah (Rahman, 2009).

Bahan utama peembentuk bakso adalah daging yang dilumatkan dan dicampur dengan

bahan-bahan lain, lalu direbus. Secara umum, jenis dan takaran daging yang digunakan, bakso

dapat dikelompokan menjadi tiga macam yaitu bakso daging, bakso urat, dan bakso aci.

Bakso daging terbuat dari dengan kandungan urat sedikit, sementara bakso urat terbuat dari

daging yang banyak mengandung urat atau jaringan ikat misalnya iga. Jika formula bakso

daging dan urat menggunakan tepung lebih sedikit dari jumlah daging, maka pada bakso aci

Page 5: Laporan magang

jumlah tepung lebih banyak dari jumlah daging yang digunakan. Ada satu tambahan bakso

lagi yaitu bakso telor, bakso yang terbuat dari telor yang dilumatkan dengan daging dan aci

(Rahman, 2009).

Bahan tambahan yang digunakan adalah bahan pengisi, garam, polifosfat, rempah dan

penyedap rasa serta es/ air es (Rahman, 2009).

1. Protein, merupakan komponen daging terpenting dalam pembuatan bakso yang berfungsi

sebagai pengikat hancuran daging selama pemasakan, dan mengelmusi lemak sehingga

produk menjadi empuk, kompak, dan kenyal.

2. Pati, merupakan bahan pengisi yang umum dipakai dalam pembuatan bakso. Pati yang

umum digunakan adalah tapioka, dan pati aren.

3. Garam dapur (NaCl) berfungsi sebagai pelarut protein dan meningkatkan daya ikat air

protein daging.

4. Monosodium glutamat (MSG) bersama-sama dengan garam dapur berfungsi sebagai

pemberi rasa.

5. Sodium Tripolifosfat (STPP), berfungsi mencegah terjadinya permukaan kasar dan

rekahan pada bakso.

6. Air berfungsi untuk melarutkan garam dan mendispersikannya secara merata keseluruh

bagian masa daging, memudahkan ekstraksi protein dan membantu pembentukan emulsi.

Penambahan air pada adonan bakso diberikan dalam bentuk es batu atau air es, supaya

suhu adonan dalam pendinginan tetap rendah sehingga tidak terjadi kontaminasi mikroba.

Prinsip pembuatan bakso adalah penghancuran daging dan pencampuran dengan bahan-

bahan tambahan membentuk adonan daging, dicetak, dan dimasak. Tujuan penghancuran

daging adalah untuk mencegah serabut daging, sehingga protein larut garam lebih mudah

terekstrak. Penghancuran daging dapat dilakukan dengan cara mencacah, menggiling, atau

mencincang sampai lumat. Alat yang biasa digunakan antara lain pisau, alat pencincang

(chopper) atau penggiling (grinder) (Rahman, 2009).

Untuk mendapatkan hasil terbaik, penambahan NaCl dan fosfat dilakukan di awal

penghancuran daging, sementara bumbu ditambahkan terakhir. Tujuannya untuk

mengoptimalkan jumlah protein miofibril yang terekstrak dan mengembang shingga daya ikat

air dan daya emulsi optimal. Pemasakan dilakukan dua tahap, hal ini dimaksudkan agar bakso

yang dihasilkan tidak keriput dan tidak pecah akibat perubahan suhu yang terlalu cepat. Pada

tahap pertama, bakso dipanaskan dalam air hangat (suhu sekitar 60-800C) sampai bakso

mengeras dan mengambang dipermukaan air. Pada pemasakan selanjutnya, bakso direbus

sampai matang di dalam air mendidih, biasanya sekitar 10 menit (Rahman, 2009).

Berikut ini adalah proses pembuatan bakso secara detail (Tarwiyah, 2010):

Page 6: Laporan magang

A. BAHAN

1. Daging. Segala jenis daging dapat dijadikan baso. Daging harus segar, semakin segar

semakin baik. Daging segar yang baru keluar dari rumah potong paling baik digunakan.

Daging yang akan dijadikan bakso lebih baik dibekukan secara cepat sebelum digiling.

Daging beku akan memberikan rasa dan aroma bakso yang lebih gurih.

2. Tapioka

3. Bumbu-bumbu. Rempah-rempah apa saja dapat dijadikan bumbu. Akan tetapi biasanya

pengusaha bakso menggunakan bawang merah, bawang putih, merica bubuk dan garam.

4. Telur. Telur digunakan agar adonan lebih halus, dan rasanya lebih enak. Walaupun

demikian, telur tidak selalu digunakan dalam pembuatan bakso. Telur ayam, itik dan

puyuh dapat digunakan.

5. Sodium tripolifosfat. Bahan kimia ini berfungsi sebagai pengemulsi sehingga dihasilkan

adonan yang lebih rata (homogen). Adonan yang lebih rata akan memberikan tekstur

bakso yang lebih baik.

B. PERALATAN

1. Penggiling dan Pencampur. Alat ini terdiri dari bagian penggiling bakso berupa extruder

dan pencampur adonan. Pencampur adonan berupa piring baja yang dilengkapi pengaduk

sentrifugal yang dipasang mendatar. Pengaduk tersebut berputar dengan kecepatan tinggi

sehingga bahan-bahan yang tidak liat dan tidak keras akan dihancurkan.

2. Ketel Perebus. Alat ini digunakan untuk merebus bakso mentah menjadi matang.

Pengusaha bakso biasanya menggunakan panci sebagai ketel perebus.

C. CARA PEMBUATAN

1. Pembekuan Daging dan Penggiling Daging

Daging dibekukan secara cepat. Kemudian digiling sampai halus menjadi bubur daging.

Proses ini tidak harus dilakukan. Daging segar bisa langsung digiling tanpa pembekuan

terlebih dahulu.

Tabel 1. Komposisi Bahan-Bahan Penyusun Bakso

Page 7: Laporan magang

2. Penyusunan Bahan Bakso

Komposisi bahan penyusun bakso tergantung kepada rasa bakso yang diinginkan.

Semakin banyak kandungan ikan, semakin enak rasa baksonya.

3. Pembuatan Adonan Bakso

Bubur daging diaduk dan lebih dihaluskan di dalam bagian alat pencampur adonan.

Setelah bubur ikan benar-benar rata dan halus ditambah bumbu, sodium tripolifosfat, dan

tepung sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan kecepatan tinggi. Selama

pengadukan, ditambahkan butiran atau bongkahan es. Pengadukan dianggap selesai jika

terbentuk adonan yang rata, halus dan dapat dibulatkan bila diremas dengan tangan,

kemudian dikeluarkan melalui lubang yang dibentuk oleh telunjuk dan ibu jari.

4. Pembuatan Bulatan Bakso Mentah dan Perebusan

Adonan diremas-remas dengan telapak tangan, kemudian dibuat bulatan dengan

meremas-remas adonan, kemudian dikeluarkan melalui lubang yang dibentuk oleh

telunjuk dan ibu jari. Setelah itu dengan bantuan ujung sendok terbalik, bulatan adonan

secara cepat dimasukkan ke dalam air mendidih. Bila sudah matang, bakso akan

mengapung. Bakso ini dibiarkan mengapung selama 5 menit, kemudian diangkat untuk

ditiriskan. Hasil yang diperoleh disebut bakso daging.

5. Penyimpanan

Bakso merupakan bahan basah yang mudah rusak. Agar dapat tahan lama, bakso harus

disimpan di dalam ruang pembeku (freezer) dalam kemasan plastik tertutup rapat. Suhu

freezer hendaknya di bawah –180C.

6. Pembuatan Kuah Bakso

Kuah bakso merupakan kaldu daging yang dibumbui untuk memakan bakso. Kebanyakan

kuah bakso berupa kaldu yang sangat encer karena sangat sedikit menggunakan daging.

Kuah bakso seperti ini biasanya ditambah monosodium glutamat (MSG) dalam jumlah

tinggi (sampai 2% atau 20 gram per liter kuah). Agar kuah bakso terasa enak, daging

digunakan untuk membuat bakso sekurang-kurangnya 10% dari jumlah kuah bakso yang

dihasilkan. Kuah bakso seperti itu tidak perlu ditambah MSG.

a) Bahan

Air (4 liter)

Daging cincang kasar (300 gram)

Tulang cincang kasar (250 gram)

Bawang putih digiling halus (150 gram)

Bawang merah digiling halus (150 gram)

Page 8: Laporan magang

Merica halus (25 gram)

Seledri segar (5 tangkai)

Pala cacahan kasar (10 gram)

Kapulaga/ gardamungu (4 buah)

Garam (secukupnya)

b) Cara Pengolahan

Daging cincang dan tulang direbus di dalam air mendidih selama 30 menit.

Bawang putih, bawang merah dan merica yang telah digiling halus di tumis dengan

sedikit minyak sampai harum.

Semua bumbu, kecuali seledri dimasukkan ke dalam rebusan daging dan tulang

yang mendidih. Sepuluh menit kemudian ditambahkan irisan seledri, dan kuah

bakso tetap dibiarkan mendidih sebentar, kemudian diangkat. Hasil yang diperoleh

adalah kuah bakso yang enak dan gurih tanpa bahan kimia tambahan.

Page 9: Laporan magang

BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Lokasi Magang dan Waktu Kegiatan

Lokasi magang kewirausahaan yang kami lakukan adalah di Pusat Bakso President

Khas Malang yang terletak di Jalan Batanghari No. 5, Malang - Jawa Timur. Waktu

pelaksanaan magang kewirausahaan ini adalah 2 kali yaitu pada tanggal 29 April 2011 dan 6

Mei 2011.

3.2 Metode dan Tahapan Kegiatan

Metode pelaksanaan kegiatan magang kewirausahaan ini ada dua tahap, yaitu

melakukan survey lokasi magang dan menyerahkan surat pengantar magang dari jurusan,

kemudian melakukan peninjauan lokasi pemasaran dan produksi serta wawancara secara

langsung dengan pemilik Pusat Bakso Presiden.

Hari/ tanggal Kegiatan

Jumat, 29 April 2011 - Survey lokasi magang

- Menyerahkan surat pengantar magang dari jurusan

Jumat, 6 Mei 2011 - Peninjauan lokasi pemasaran

- Melihat proses penyajian dan penjualan produk

- Wawancara dan diskusi tentang pelaksanaan bisnis Bakso

Presiden

3.3 Evaluasi Kegiatan

Hasil evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan adalah:

1. Dapat mengetahui tentang bagaimana menumbuhkan ide dan perencanaan awal untuk

mendirikan suatu usaha

2. Dapat mengetahui bagaimana metode pemasaran produk yang tepat

3. Dapat mengetahui bagaimana strategi dalam pemilihan bahan baku untuk tetap menjaga

kualitas produk agar dapat mempertahankan pelanggan

4. Dapat mengetahui bagaimana melakukan manajemen wirausaha yang baik

5. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan usaha ini dan dapat mempelajari bagaimana

mengatasi masalah – masalah yang dialami selama menjalankan suatu usaha

Page 10: Laporan magang

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Berdirinya Bakso Presiden

Awal mula berdirinya bakso ini bermula dari bakso keliling pada tahun 1977 yang

dijalankan oleh H. Abdul Ghoni Sugito, pendiri dan pemilik Bakso President. Pada tahun

1980, beliau sudah memiliki 15 gerobak keliling. Usahanya semakin maju dan akhirnya

dimulailah untuk berjualan menetap. Awalnya dengan warung tenda di Pasar Senggol (Pasar

Burung sekarang) pada tahun 1983. Kemudian karena lokasi itu terkena proyek bangunan,

lokasi berjualan diputuskan pindah ke tempat lain, dengan pertimbangan mencari lokasi yang

ramai pengunjungnya maka dipilihlah berjualan di belakang Bioskop President (Mitra 2

Departement Store sekarang). Untuk mempermudah pelanggan mengingat nama warung

bakso itu, nama Bioskop President pun dipakainya. Hingga ketika Bioskop President dialih

fungsi menjadi Mitra 2 Department Store pada 1990, nama President tetap digunakan sebagai

merek bakso yang makin ternama ini.

Keinginan H. Abah Ghoni Sugito untuk maju dan berkembang tidak berhenti ketika

warungnya telah berjalan, dengan tekun dan teliti beliau tak pernah lelah untuk melakukan

inovasi produk bakso buatannya, bahkan untuk menciptakan satu varian bakso saja, beliau

memerlukan waktu hingga 1 minggu untuk melakukan eksperimen hingga dihasilkan varian

yang dapat diterima oleh konsumen, sampai pada akhirnya tercipta berbagai variasi produk

hingga saat ini. Sebenarnya bakso Malang asli hanya terdiri dari 4 jenis produk, yaitu baso,

tahu, siomay basah dan kering. Oleh karena inovasi H. Abdul Ghoni Sugito itulah Kota

Malang pun makin terkenal sebagai pusat bakso di Indonesia. Hingga pedagang bakso lain

yang mengikuti dan meniru variasi bakso ciptaannya menjuluki ‘President’ sebagai BAKSO

PELOPOR. Oleh sebab itu, mungkin tidaklah terlalu muluk apabila H. Abdul Ghoni Sugito

pun memakai motto “PELOPOR BAKSO MALANG ASLI FULL VARIASI”.

Varian produk yang dibuat di bakso President ini tidak semuanya dapat ditemui di

restoran bakso lain, karena memang tak semua pedagang mampu meniru produk yang bakso

President miliki. Kalaupun ada yang coba membuat varian sama, maka dapat dipastikan

bahwa rasa varian Bakso President tetap yang terbaik dan memiliki ciri khas tersendiri dan

harga dari beberapa menu di bakso presiden ini sangat terjangkau.

Pada tahap selanjutnya, H. Abdul Ghoni Sugito tak mau kecolongan terhadap merek

ternama yang dimilikinya. Pada 1994 hak merek atas Bakso President pun didaftarkannya

secara resmi di Dirjen HAKI dan dengan niat untuk mewujudkan impian beliau memiliki

Page 11: Laporan magang

cabang usaha di seluruh Indonesia, beliau juga melakukan legalisasi terhadap usaha yang

dimilikinya dalam sebuah perseroan.

4.2 Ide dan Rencana Bisnis

Ide berjualan bakso oleh Abah Sugito ini muncul dari keberaniannya untuk mencoba.

Ide berjualan bakso ini ia temukan dari pengalamannya menjual bakso orang secara

berkeliling pada tahun 1977. Pada tahun 1979 Abah Sugito memulai peruntungannya dengan

mencoba berjualan bakso buatannya sendiri dengan cara berkeliling. Melihat minat pembeli

yang cukup besar dan peluangnya untuk membuka usaha yang lebih besar maka muncul ide

untuk berjualan Bakso secara mandiri dan menetap di suatu tempat, yaitu di Pasar Senggol.

Namun kegagalan itu tidak menyurutkan niat Abah Sugito untuk berjualan Bakso. Ia pun

akhirnya memulai usahanya yang kedua untuk berjualan Bakso, yaitu di belakang Bioskop

President pada tahun 1983 yang diberi nama Bakso President, sama seperti nama bioskop di

belakangnya. Abah sugito berani untuk mengambil ide berjualan bakso ini dengan alasan

ujarnya, “semuanya ya berasal dari berani mencoba, pokoknya berani mencoba ya lama-lama

bisa berhasil”.

Melihat minat konsumen yang semakin tinggi, maka Abah Sugito berencana

memperluas usahanya dengan cara membuka suatu usaha yang menetap untuk mempermudah

konsumen mengetahuinya. Ia membuka usahanya yang pertama di Jalan Batanghari No. 5

dengan memperkerjakan beberapa karyawan. Namun dengan semakin bertambahnya

konsumen yang berminat menikmati baksonya maka ia berniat memperluas usahanya dengan

membuka cabang. Sampai saat ini cabang yang masih berdiri ada empat cabang di kota

Malang, yaitu di Jalan Batanghari No. 5 sebagai pusat produksi, di Pandean, di Pulosari, dan

di depan Mitra I (Foodcourt Toko Buku Siswa) . Dengan menambah karyawan di tiga cabang

yang lain 3-4 orang untuk cabang yang ramai dan 2-3 orang untuk cabang yang agak sepi.

Menurut Abah Sugito sampai saat ini karyawan yang dimilikinya antara 20 sampai 25 orang

dengan pembagian kerjanya dengan sistem part time.

Abah Sugito juga sempat memperluas usahanya di luar kota, seperti kota Palembang

namun cabang di Palembang tersebut tidak sebaik di Kota Malang karena kecenderungan kota

Palembang terkenal dengan makanannya yang berupa “pempek” sehingga wisatawan

domestik dan mancanegara pun lebih cenderung mencari pempek sebagai buah tangan

daripada bakso dan ia pun kemudian memutuskan untuk menutup usahanya yang di

Palembang tersebut dengan mengembangkan cabangnya yang ada di Malang.

Pusat Bakso Presiden yang ada di jalan Batanghari merupakan awal dari usaha Abah

Sugito. Untuk mengenalkan usahanya tersebut ia menempelkan pamflet ke tempat-tempat

Page 12: Laporan magang

yang ramai seperti pasar dan bioskop serta tempai ramai lainnya. Selain itu untuk

mempertahankan usahanya tersebut tak lupa Abah Sugito tetap menjaga kualitas dari bakso

yang diproduksinya sehingga dengan kualitasnya yang baik maka ia dapat memanfaatkan cara

pemasaran yang tidak langsung, yaitu dari mulut ke mulut konsumen yang satu dengan yang

lainnya.

Selain dengan membuka cabang, sebelumnya Abah Sugito sempat melakukan

pemasaran terhadap baksonya dengan cara berkeliling. Namun cara tersebut dianggap kurang

efisien bagi Abah Sugito dan cenderung menimbulkan kerugian bagi dirinya karena

kemungkinan barang dagangannya berupa bakso belum tentu habis semua. Untuk

meningkatkan usahanya ia juga melakukan sejumlah eksperimen untuk membuat menu-menu

baru untuk menarik minat konsumennya. Dengan menu yang baru dibanding pesaingnya yang

lain. Abah Sugito berharap agar usahanya semakin berkembang pesat dibanding pedagang

bakso yang lain.

4.3 Sistem Produksi

Sistem produksi bakso Presiden ini diawali dari pembelian bahan hingga pengolahan

bahan menjadi produk jadi, dimana bahan utama dari pembuatan bakso ini adalah daging sapi

yang memang perlu pemilihan yang tepat agar dihasilkan produk bakso yang nikmat. Jika

daging yang digunakan terlalu tua, maka akan didapatkan produk yang banyak tapi produk

baksonya menjadi keras. Namun, jika daging yang digunakan terlalu muda, maka akan

didapatkan produk yang sedikit tapi produk baksonya lebih lunak. Oleh karena itulah,

pembelian bahan baku ini dilakukan sendiri oleh Abah Sugito dengan mendatangi secara

langsung tempat penjualannya setiap pagi pada pukul 04.00 di pasar untuk dapat tetap

menjaga kualitas dari produknya. Namun, bahan baku ini harus dipilih yang benar – benar

tepat agar dihasilkan produk yang enak sehingga penjual bahan baku yang merupakan tukang

jagal ini tidak menetap, karena kualitas bahan yang diberikan tidak pernah tetap, sehingga

Abah Sugito harus berpindah – pindah penjual agar kualitas produknya tetap terjaga.

Bahan baku yang diperlukan untuk produksi bakso setiap harinya tidak tentu. Pada hari-

hari biasa jumlah daging sapi yang diperlukan biasanya sebanyak 30 kg, tapi pada malam

minggu dan pada hari libur biasanya diperlukan daging sapi yang lebih banyak yaitu sebanyak

50 kg. Pengolahan bahan ini hingga menjadi produk jadi dilakukan oleh sekitar 20 – 25

pekerja yang tugasnya dibagi secara part time. Para pekerja ini bekerja baik dalam proses

produksinya maupun dalam proses penjualannya. Pengolahan bahan dilakukan di suatu

tempat yang berdekatan dengan tempat penjualannya, sehingga lebih mudah dalam

mendistribusikan produk yang telah jadi. Proses pengolahan bahan baku ini tidak lagi

Page 13: Laporan magang

dilakukan secara manual oleh tangan manusia, tapi juga dibantu dengan mesin sehingga

proses produksinya menjadi lebih cepat dan efisien. Mesin yang dipergunakan dalam proses

produksinya ada tiga jenis, yaitu mesin untuk memotong bahan – bahan, untuk menggiling

daging dan mencampur bahan – bahan yang lain serta mesin untuk mencetak bakso menjadi

bentuk bulat dengan ukuran yang sama. Mesin – mesin ini baru bisa dimiliki oleh Abah

Sugito setelah menjalankan usaha ini selama beberapa tahun. Salah satu mesin yang

dimilikinya yaitu mesin untuk mencetak bakso menjadi bentuk bulat dengan ukuran yang

sama, yang diperolehnya dari Taiwan, dimana beliau dapat membeli mesin tersebut bekerja

sama dengan pemilik Rumah Makan Kaliurang.

Produk yang telah jadi kemudian didistribusikan keempat cabang Bakso Presiden yang

ada di Malang pada pagi hari. Produk tersebut kemudian akan dijual mulai pagi hari hingga

malam hari. Jika ada produk yang tidak habis maka akan disimpan di dalam freezer,

kemudian akan dipanaskan lagi pada keesokan harinya dan dijual lebih dulu. Namun untuk

kuah baksonya dimasak setiap hari dan tidak pernah disimpan untuk keesokan harinya, karena

rasanya akan berubah menjadi asam.

Berikut ini adalah produk bakso yang disajikan di Bakso Presiden:

Menu Harga

Bakso Kecil Rp 1.500,-

Bakso Tulang Muda Rp 1.500,-

Bakso Besar Rp 3.500,-

Bakso Telur Ayam Rp 5.500,-

Bakso Telur Puyuh Rp 3.500,-

Bakso Goreng Udang Rp 1.500,-

Siomay Basah Rp 1.500,-

Siomay Goreng Rp 1.500,-

Goreng Panjang Rp 1.500,-

Rempelo Ati Rp 3.500,-

Jerohan Rp 1.500,-

Tahu Rp 1.500,-

Mie Rp 1.000,-

Lontong Rp 1.000,-

Bakso Saja Rp 7.500,-

Bakso Urat Rp 7.500,-

Campur Biasa Rp 9.000,-

Campur Hemat Rp 6.000,-

Page 14: Laporan magang

Campur Jerohan Rp 10.500,-

Campur Super Rp 12.500,-

Campur Komplit Rp 14.000,-

Campur Spesial Rp 17.500,-

Teh Panas Rp 2.000,-

Jeruk Panas Rp 3.000,-

Kopi Rp 2.500,-

Soft Drink Botol Rp 5.000,-

Es Dawet Rp 3.000,-

Es Campur/ Buah Rp 5.000,-

Es Soda Gembira Rp 5.000,-

Juice Rp 6.000,-

Es Teh Rp 3.000,-

Es Jeruk Rp 4.000,-

4.4 Sistem dan Strategi Pemasaran

Pada awal mula berdirinya, pemasaran Bakso Presiden ini dilakukan secara berkeliling

dengan menggunakan gerobak dan juga tidak langsung dikenal oleh banyak orang tapi

bertahap melalui pelanggan dari mulut ke mulut. Selain itu proses pengenalan bakso presiden

ini mulai dilakukan kembali melalui pembagian selebaran atau brosur kepada setiap

pelanggan, dan menempelkan pamflet di tempat umum yang banyak dikunjungi orang seperti

pasar maupun bioskop. Pada akhirnya sekitar tahun 1983 sudah dapat membangun tempat

yang telah menetap, yang telah berkembang hingga saat ini. Selain itu proses pengenalan

bakso presiden ini mulai dilakukan kembali melalui pembagian selebaran atau brosur kepada

setiap pelanggan, dan menempelkan pamflet di tempat umum yang banyak dikunjungi orang

seperti pasar maupun bioskop. Sistem pemasaran Bakso Presiden ini tidak hanya dilakukan

dengan melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen, tapi juga melayani

pembelian khusus untuk acara-acara keluarga seperti ulang tahun, pernikahan, dan lain-lain.

Pesanan tidak dibatasi jumlahnya karena pasti akan diantar langsung ke tempat. Sewaktu

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Malang, Bakso President juga menjadi

menu khusus yang dipesan dan disajikan untuk rombongan presiden.

Ketika usaha yang telah dijalankan secara berlanjut-lanjut mulai berhasil dan sukses,

beliau mulai mengenmbangkan usahanya dengan membuka beberapa cabang yang tersebar di

dalam maupun di luar kota yaitu di Palembang dan Jakarta. Tetapi karena adanya faktor

kepercayaan konsumen yang berada di luar kota mulai menurun dan lebih memilih untuk

Page 15: Laporan magang

mengunjungi tempat asli yang berada di malang, maka cabang yang berada di luar kota

malang tersebut mulai di tutup.

4.5 Manajemen Wirausaha dan Keuangan

Abah Sugito adalah salah seorang yang berasal dari Gunung Kawi yang jauh-jauh ke

kota dengan bermodal “dengkul” berniat untuk mencari pekerjaan. Pada awalnya ia bekerja

kepada seorang penjual bakso keliling pada tahun 1977, dari hasil kerjanya tersebut lantas ia

membuka usahanya sendiri yang lama kelamaan berkembang menjadi usaha dengan empat

cabang.

Pada awal sebelum membuka cabang di beberapa tempat, Abah Sugito sempat

memperkerjakan karyawannya untuk berjualan berkeliling dengan memberikan 20% hasil

penjualan terhadap karyawannya tersebut. Namun cara penjualan bakso ini dirasa kurang

menguntungkan bagi Abah Sugito. Karena kemungkinan bakso yang dikelilingkan

karyawannya tidak selalu 100% habis. Sehingga sisa dari bakso yang tak terjual harus dijual

lagi keesokan harinya. Hal ini kemungkinan dapat menurunkan kualitas dari bakso yang

diproduksinya. Sehingga ia memutuskan membuka cabang yang menetap di suatu tempat

tertentu.

Pengelolaan cabang sendiri dilakukan oleh beberapa karyawan dan anaknya sendiri.

Untuk cabang yang tingkat konsumennya banyak dipekerjakan 3-4 orang dan untuk cabang

yang agak sepi dipekerjakan 2-3 orang. Untuk menjaga keberlangsungan usahanya di cabang-

cabang yang ada maka digunakan sistem kontrol untuk menjaga kualitas tiap cabangnya yang

meliputi kualitas pelayanan dan kebersihan tempat. Sedangkan untuk keuangannya, yaitu

hasil penjualan langsung dipusatkan di pusatnya di Jalan Batanghari. Karena sebagian besar

karyawan menginap di tempat yang telah disediakan oleh Abah Sugito sendiri. Sehingga hasil

penjualan langsung disetorkan ke pusat dan dikelola langsung oleh pimpinan yang ada di

pusat yang sekarang ini adalah salah seorang dari anak Abah Sugito sendiri.

Usaha penjualan bakso ini tidak setiap hari memiliki keuntungan yang sama. Menurut

Abah Sugito penjualan baksonya biasanya meningkat pada hari jumat, sabtu, dan minggu.

Khusunya pada hari sabtu, malam minggu penjualan bakso cukup tinggi sehingga ia harus

memproduksi lebih banyak dari hari yang biasanya. Dari hasil penjualan Abah Sugito

mengeruk keuntungan kotor kira-kira 25% dari modal. Keuntungan berjualan bakso ini tidak

bisa banyak menurut Abah Sugito, ”kalau untungnya berjualan bakso sendiri memang tidak

bisa banyak, karena kan harus menjaga kualitas juga. “Ya selama ini untungnya yang banyak

dari minumannya”, kata Abah Sugito. Dari minuman sendiri Abah Sugito dapat memperoleh

keuntungan sampai 100%.

Page 16: Laporan magang

Namun dibalik kesuksesannya ini, ternyata juga terdapat banyak kendala selama

menjalankan usaha ini. Beberapa diantaranya adalah sulitnya untuk dapat mengambil

keuntungan dari berjualan bakso ini, karena Abah Sugito ingin tetap menjaga kualitas

produknya sehingga bahan bakunya pun juga dipilih yang terbaik yang secara otomatis juga

harganya mahal, sehingga Abah Sugito pun tidak dapat mengambil keuntungan yang terlalu

besar. Selain itu juga pusat penjualan Bakso Presiden ini yang memiliki lahan parkir yang

kurang, padahal seharusnya untuk usaha yang sudah sangat maju seperti Bakso Presiden ini

dapat menyediakan fasilitas – fasilitas yang lebih memadai untuk melayani konsumen.

Bahkan menurut Abah Sugito, suatu hari pernah ada rombongan dari Bogor yang datang

dengan menggunakan 4 bus, yang tentunya tidak akan cukup jika harus ditemmpatkan di

pusat Bakso Presides, akhirnya Abah Sugito pun harus membawa konsumennya tersebut ke

warung cabang yang ada di Pulosari karena tempat parkir yang lebih luas. Disamping itu juga,

pada saat hari Jumat, Sabtu dan Minggu dimana hari – hari ini adalah hari yang ramai

pengunjung, karyawannya sering kewalahan karena keterbatasan jumlah karyawan.

Page 17: Laporan magang

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil magang yang telah dilakukan di Pusat Bakso Presiden Khas Malang

banyak hal yang telah didapatkan oleh mahasiswa, diantaranya adalah menambah wawasan

mahasiswa dalam berwirausaha, menumbuhkan ide dan perencanaan bisnis yang baik,

mengetahui strategi pemasaran produk untuk menarik konsumen, mengetahui manajemen dari

suatu usaha serta meningkatkan motivasi mahasiswa untuk melakukan wirausaha.

5.2 Saran

Saran yang dapat kami berikan untuk kegiatan magang kewirausahaan ini yaitu nantinya

diharapkan mahasiswa lebih tepat dalam memilih tempat untuk praktek magang, agar

diperoleh banyak ilmu kewirausahaan dari orang yang telah berpengalaman.

Page 18: Laporan magang

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010, SEJARAH BAKSO, http://matanews.com/2010/03/08/sejarah-bakso-

ditelusuri/, diakses pada tanggal 7 Mei 2011

Hida, 2007, BAKSO, http://qwalikoelo.blogspot.com/2007/11/bakso.html/, diakses pada

tanggal 7 Mei 2011

Rahman, 2009, BAKSO, http://arrahmanholic.multiply.com/journal/item/6/BAKSO, diakses

pada tanggal 7 Mei 2011

Shinobi, 2009, BAKSO, http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=59102&page=1,

diakses pada tanggal 7 Mei 2011

Tarwiyah, 2010,BAKSO, http://www.ristek.go.id, diakses pada tanggal 7 Mei 2011

Trunodipo, T. W., 2009, PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN, http://teddywirawan.

wordpress.com/2009/08/04/pengertian-kewirausahaan/, diakses pada tanggal 7 Mei

2011

Page 19: Laporan magang

LAMPIRAN

Gambar 1. Semangkok Bakso Presiden

Gambar 2. H. Abdul Ghoni Sugito, Pemilik Bakso Presiden

Page 20: Laporan magang

Gambar 3. Bersama dengan Pemilik Bakso Presiden

Gambar 4. Produk Varian Bakso Presiden

Page 21: Laporan magang

Gambar 5. Tempat Bakso

Gambar 5. Menu yang Disajikan

Page 22: Laporan magang

Gambar 6. Suasana di Dalam Ruangan Warung Bakso Presiden

Gambar 7. Penghargaan Festival Bakso Kategori Bakso Terlama di Universitas

Barwijaya

Page 23: Laporan magang

Gambar 8. Sertifikat Halal Oleh Lembaga Perlindungan Konsumen Jawa Timur

Gambar 9. Piagam Penghargaan MURI Atas Rekor Pemrakarsa dan Penyelenggara

Pembuatan Bakso Bakar Terbanyak